› xmlui › bitstream › handle... bab ii tinjauan pustaka kerangka pemikiran …untuk lebih...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Promosi Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi merupakan salah satu komponen dari bauran pemasaran. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan konsumen. Pengertian promosi menurut Kotler dan Armstrong (2012:76), promosi merupakan kegiatan yang mengomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut. Menurut Rangkuti (2011), Promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Promosi menurut Hamdani dikutip oleh Sunyoto (2012:154) adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keiinginannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan definisi Promosi menurut para ahli dan peneliti pada tabel berikut ini:

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Promosi

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan

sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi merupakan salah satu

komponen dari bauran pemasaran. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah

untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan konsumen. Pengertian promosi

menurut Kotler dan Armstrong (2012:76), promosi merupakan kegiatan yang

mengomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan membujuk target konsumen

untuk membeli produk tersebut. Menurut Rangkuti (2011), Promosi adalah kegiatan

penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong

permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi

konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Promosi menurut Hamdani dikutip oleh Sunyoto (2012:154) adalah salah satu

variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan

dalam memasarkan produk dan alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keiinginannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan definisi Promosi menurut para ahli

dan peneliti pada tabel berikut ini:

9

Tabel 2.1

Perbandingan Definisi Promosi

Dari table 2.1 definisi menurut penulis adalah kegiatan mengkomunikasikan

atau menginformasikan Ngorea bistro kepada konsumen untuk mendorong dan

membujuk konsumen untuk datang dan membeli produk.

SUMBER DEFINISI

Kotler dan Amstrong (2012) Promosi merupakan kegiatan yang

mengomunikasikan manfaat dari sebuah

produk dan membujuk target konsumen

untuk membeli produk tersebut.

Rangkuti (2011) Promosi adalah kegiatan penjualan dan

pemasaran dalam rangka

menginformasikan dan mendorong

permintaan terhadap produk, jasa, dan

ide dari perusahaan dengan cara

memengaruhi konsumen agar mau

membeli produk dan jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan.

Sunyoto (2012) adalah salah satu variabel dalam bauran

pemasaran yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan dalam

memasarkan produk dan alat untuk

mempengaruhi konsumen dalam kegiatan

pembelian atau penggunaan produk

sesuai dengan kebutuhan dan

keiinginannya.

Peneliti

kegiatan mengomunikasikan atau

menginformasikan Ngorea bistro kepada

konsumen untuk mendorong dan

membujuk konsumen untuk datang dan

membeli produk.

10

Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur Promosi yaitu

melalui Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi alat-

alat promosi yang digunakan oleh perusahaan. sehingga diantaranya tidak dapat

dipisahkan, karena bersifat saling mendukung dan melengkapi. Menurut Sunyoto

(2012:155) bauran promosi adalah :

1. Penjualan tatap muka

2. Periklanan

3. Promosi penjaulan

4. Publisitas hubungan masyarakat

Adapun Menurut Kotler dan Armstrong (2012:432), bauran promosi terdiri atas 5

(lima) alat-alat promosi, yaitu:

1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi nonpersonal

yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa.

Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan

memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk promosi yang

digunakan mencakup broadcast, print, internet, outdoor, dan bentuk lainnya.

2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk

mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk promosi yang

digunakan mencakup discounts, coupons, displays, demonstrations, contests,

sweepstakes, dan events.

3. Personal selling (penjualan perseorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga

penjualan dengan tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan

dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup presentations, trade

shows, dan incentive programs.

11

4. Public relations (hubungan masyarakat), yaitu membangun hubungan yang baik

dengan berbagai publik perusahaan supaya memperoleh publisitas yang

menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau

meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi

yang digunakan mencakup press releases, sponsorships, special events, dan web

pages.

5. Direct marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan langsung dengan sasaran

konsumen dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan segera dan membina

hubungan yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan

mencakup catalogs, telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan

lainnya.

Sedangkan menurut Morrison (2011) bauran promosi mencakup empat elemen yaitu :

1. Iklan

Yaitu salah satu bentuk promosi yang banyak digunakan perusahaan untuk

mempromosikan produknya.

2. Promosi Penjualan

Yaitu berbagai macam insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian produk.

3. Publikasi/Humas

Yaitu program yang direncanakan guna mempromosikan macam-macam produk

perusahaan.

4. Penjualan perseorangan

Yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan calon pembeli.

12

Berikut perbandingan indikator Promosi menurut para ahli dan menurut

peneliti :

Tabel 2.2

Perbandingan Indikator Promosi

SUMBER DIMENSI

Kotler dan Armstrong (2012) Advertising

Sales Promotion

Personal selling

Public relations

Direct marketing

Sunyoto (2012) Penjualan tatap

Periklanan

Promosi penjualan

Publisitas

Bukti fisik

Morrison (2012) Iklan

Promosi penjualan

Publikasi/humas

Penjualan perseorangan

Peneliti

Advertising

Sales Promotion

Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil dua dimensi Promosi menurut

Kotler dan Armstrong (2012) yaitu Advertising dan Sales Promotion. Karena

dimensi-dimensi tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian ini. Sedangkan

dimensi lainnya tidak digunakan oleh Ngorea dan karena kurang tepat digunakan

dalam penelitian ini.

13

2.1.2 Kualitas Pelayanan

Menurut Setyadi (2015:47) kualitas pelayanan adalah “tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan”. Sedangkan menurut Hardiansyah (2011:42) kualitas pelayanan

adalah “totalitas dari karakteristik barang atau jasa yang menunjang kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan”. Menurut Tjiptono (2012) Kualitas, apabila dikelola

dengan tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas

pelanggan. Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi para

pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang

dengan perusahaan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan (Tjiptono; 2012). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kualitas pelayanan

dapat diketahui dengan cara atau perolehan dengan pelayanan yang sesungguhnya

mereka harapkan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sebaliknya

jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas

pelayanan dipersepsikan buruk/tidak sesuai dengan harapan konsumen. Menurut

Tjiptono (2012) apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka

kualitas layanan akan dinilai baik atau positif. Jika perceived service melebihi

expected service, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal.

Sebaliknya apabila perceived service lebih jelek dibandingkan expected service, maka

kualitas layanan dipersepsikan negatif atau buruk. Baik tidaknya kualitas layanan

tergantung pada kemampuan perusahaan dan stafnya memenuhi harapan pelanggan

secara konsisten. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan definisi Kualitas

Pelayanan menurut para ahli dan peneliti pada tabel berikut ini:

14

Tabel 2.3

Perbandingan Definisi Kualitas Pelayanan

Dari tabel 2.3 definisi Kualitas Pelayanan menurut penulis adalah Tingkat

keunggulan yang di harapkan konsumen Ngorea bistro untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur

Kualitas Pelayanan (Berdasarkan uraian di atas, Zeithaml dalam Hardiyansyah

(2011:41) menjelaskan bahwa ukuran kualitas pelayanan memiliki sepuluh dimensi,

yaitu:

1) Berwujud fisik, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;

2) Kehandalan, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan

yang dijanjikan dengan tepat;

3) Ketanggapan, kemauan untuk membantu konsumen, bertanggungjawab terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan;

SUMBER DEFINISI

Setyodi (2015) Adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan.

Hardiansyah (2011) Kualitas pelayanan adalah totalitas dari

karakteristik barang atau jasa yang

menunjang kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan.

Tjiptono (2012) Pelayanan dapat diartikan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen

Peneliti

Tingkat keunggulan yang di harapkan

konsumen Ngorea bistro untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

15

4) Kompeten, terdiri atas tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan

yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan

5) Ramah, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan

konsumen serta mau melakukan kontak;

6) Dapat dipercaya, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat

7) Merasa aman, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya

atau resiko

8) Akses, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan

9) Komunikasi, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan

atau aspirasi pelanggan;

10) Memahami pelanggan, serta melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan

pelanggan.

Sedangkan menurut (Tjiptono, 2012) menyederhanakan sepuluh dimensi pelayanan

menjadi lima dimensi pokok sebagai berikut:

1. Reliability, berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

2. Responsiveness, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan

untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan dengan segera dan

tanggap.

3. Assurance, berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

kemampuan dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan

(confidence).

4. Empathy, berarti memahami masalah para pelanggan dan bertindak demi

kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para

pelanggan.

5. Tangibles, berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas pelayanan,

peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi/sarana komunikasi.

16

Adapun Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014) indikator atau unsur-unsur kualitas

pelayanan antara lain:

1. Penampilan Penampilan Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan

(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti: wajah harus menawan, badan harus

tegap/tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku, penampilan

penuh percaya diri, busana harus menarik.

2. Tepat waktu dan janji Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam

menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan

bukan sebaliknya selalu ingkar janji.

3. Kesediaan melayani Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada

pelangan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani para

pelanggan.

4. Pengetahuan dan keahlian Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas

harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Petugas pelayanan harus memiliki

tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan dalam jabatan

serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

5. Kesopanan dan ramah tamah Masyarakat pengguna jasa pelayanan dan lapisan

masyarakat baik tingkat status ekonomi sosial rendah maupun tinggi terdapat

perbedaan karakternya maka petugas pelayanan masyarakat dituntut adanya

keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois, dan santun

dalam bertutur kepada pelanggan.

6. Kejujuran dan kepercayaan Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan

berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek

kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam

penyelesaian waktunya.

7. Efisien Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah

efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan

biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi.

17

Berikut perbandingan indikator Kualitas Pelayanan menurut para ahli dan menurut

peneliti :

Tabel 2.4

Perbandingan Indikator Kualitas Pelayanan

SUMBER DIMENSI

Zeithaml dalam Hardiyansyah

(2011)

Berwujud fisik

Kehandalan

Ketanggapan

Kompeten

Ramah

Dapat dipercaya

Merasa aman

Akses

Komunikasi

Memahami pelanggan

Tjiptono (2012) Reliability

Responsiveness

Assurance

Empathy

Tangibles

Daryanto dan Setyobudi (2014)

Penampilan

Tepat waktu

Kesediaan melayani

Pengetahuan

Sopan santun atau ramah tamah

Kejujuran

Efisiensi

Peneliti

Ketanggapan

Ramah

Penampilan

Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil tiga dimensi kualitas pelayanan

menurut Zeithml dalam Hardiansyah (2011) yaitu Ketanggapan, Ramah, dan

Penampilan. Karena dimensi-dimensi tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian

ini. Sedangkan dimensi lainnya, tidak digunakan karena kurang tepat digunakan

dalam penelitian ini.

18

2.1.3 Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2012) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah

studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa ide, atau pengalaman untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) mengatakan

bahwa perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, usaha, uang) guna

membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Berikut teori AIDA

yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses

psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli. Teori keputusan pembelian

(Djatnika; 2007) dalam model AIDA dijelaskan dalam empat dimensi sebagai berikut:

Attention, tahap dimana konsumen menaruh perhatian terhadap barang atau jasa.

Interest, tahap dimana ketertarikan konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang

keistimewaan produk atau jasa.

Desire, tahap dimana konsumen berkeinginan karenan barang atau jasa yang

ditawarkan sesuai dengan kebutuhan kebutuhannya.

Action, tahap dimana konsumen mengambil keputusan dan tindakan untuk membeli.

Dari konsep AIDA diatas, attention dan interest merupakan indikator dari

Minat Beli. Adapun tidak digunakannya tahap desire dan action karena hal tersebut

sudah bukan lagi bagian dari Minat Beli karena pada tahap tersebut konsumen sudah

melakukan suatu keputusan pembelian.

19

2.1.4 Minat Beli

Minat beli merupakan keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap

suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaraan

konsumen atau individu tersebut terhadap suatu produk. Durianto (2013:58),

mengungkapkan bahwa Minat beli adalah keinginan untuk membeli produk, minat

beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan

kualitas suatu produk atau jasa, seputar produk, harga cara membeli dan kelemahan

serta keunggulan produk di banding merek lain. Menurut Simamora (2011:106),

mengatakan bahwa Minat beli (niat beli) suatu produk atau jasa timbul karena adanya

dasar kepercayaan terhadap produk atau jasa yang diiringi dengan kemampuan untuk

membeli produk. Selain itu niat beli terhadap suatu produk juga dapat terjadi dengan

adanya pengaruh dari orang lain yang dipercaya oleh calon konsumen. Niat beli juga

dapat timbul apabila seorang konsumen merasa sangat tertarik terhadap berbagai

informasi seputar produk atau jasa yang diperoleh melalui iklan, pengalaman orang

yang telah menggunakannya, dan kebutuhan terdesak terhadap suatu produk. Menurut

Hasan (2013), minat beli yaitu kecenderungan untuk membeli suatu merek atau

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan

tingkat kemungkinan pelanggan melakukan pembelian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat perbandingan definisi Minat beli menurut para ahli dan peneliti pada tabel

berikut ini:

20

Tabel 2.5

Perbandingan Definisi Minat Beli

Dari tabel 2.5 definisi Minat beli menurut penulis adalah Suatu niat untuk

datang dan membeli produk Ngorea bistro karena kebutuhan dan diiringi dengan

kemampuan membeli konsumen.

SUMBER DEFINISI

Duriyanto (2013) Keinginan untuk membeli produk, minat

beli akan timbul apabila seseorang

konsumen sudah terpengaruh terhadap

mutu dan kualitas suatu produk atau jasa,

seputar produk, harga cara membeli dan

kelemahan serta keunggulan produk di

banding merek lain.

Simamora (2011) Minat beli (niat beli) suatu produk atau

jasa timbul karena adanya dasar

kepercayaan terhadap produk atau jasa

yang diiringi dengan kemampuan untuk

membeli produk.

Hasan (2013) Kecenderungan untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan

pelanggan melakukan pembelian.

Peneliti Suatu niat untuk datang dan membeli

produk Ngorea bistro karena kebutuhan

dan diiringi dengan kemampuan membeli

konsumen.

21

Terdapat beberapa indikator atau dimensi mengenai Minat beli, dapat kita

lihat pada konsep atau model AIDA yang dikembangkan oleh Kotler dan Keller

(2012) yaitu:

Cognitive state Attention

Affective state Interest

Desire

Behaviour Action

Gambar 2.1

Konsep AIDA

Pengertian dari tahap-tahap tersebut diatas, adalah sebagai berikut:

1. Attention Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa

sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga

mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Interest Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau

jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Desire Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai produk atau

jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli mulai timbul

Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau

jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya minat yang kuat dari

calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.

4. Action Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang tinggi

untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

22

Sedangkan menurut Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007) indikator

Minat Beli yaitu:

1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk

2. Mempertimbangkan untuk membeli

3. Tertarik untuk mencoba

4. Ingin mengetahui produk

5. Jadi ingin memiliki produk

Ada pula pendapat mengenai dimensi Minat Beli menurut menurut Hasan (2013)

indikator Minat Beli sebagai berikut:

1. Perencanaan, pelanggan mulai merencanakan untuk mengetahui produk atau

jasa lebih jauh dengan mencari informasi dari berbagai sumber.

2. Pemrakarsa, pelanggan akan mulai membicarakan dan mengusulkan mengenai

suatu produk atau jasa kepada orang-orang disekitarnya.

3. Rekomendasi, pada tingkat ini pelanggan telah mendapat cukup informasi untuk

mempengaruhi orang lain atau menjadi influencer suatu produk atau jasa

4. Pemilihan, tahap sebelum akhirnya pelanggan benar-benar ingin membeli atau

menggunakan suatu produk maupun jasa.

5. Pengambilan keputusan pembelian, bentuk perubahan sikap

pelanggan,pelaksanaan dari minat akan suatu produk atau jasa.

Berikut perbandingan dimensi Minat Beli menurut para ahli dan menurut peneliti :

23

Tabel 2.6

Perbandingan Dimensi Minat Beli

SUMBER DIMENSI

Kotler dan Keller (2012) Attention

Interest

Desire

Action

Schiffman dan Kanuk

(2007)

Tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk

Mempertimbangkan untuk

membeli

Tertarik untuk mencoba

Ingin mengetahui produk

Jadi ingin memiliki produk

Hasan 2013 Perencanaan

Pemrakarsa

Rekomendasi

Pemilihan

Pengambilan keputusan

Peneliti Attention

Interest

Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil dimensi Minat beli menurut

Kolter dan Keller (2012) yaitu Attention dan Interest, Karena dimensi-dimensi

tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian ini. Sedangkan dimensi lainnya, tidak

digunakan karena kurang tepat digunakan dalam penelitian ini.

2.2 Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan anatara variabel Promosi terhadap Minat Beli

Promosi memiliki pengaruh terhadap Minat Beli. Dari hasil penelitian

sebelumnya terbukti bahwa Promosi memiliki pengaruh yang positif terhadap

Minat Beli. Semakin baik promosi yang dilakukan suatu perusahaan maka minat

beli akan semakin baik juga.Penelitian sebelumnya terkait hal ini terangkum pada

tabel berukut ini:

24

Tabel 2.7

Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Promosi dan Minat Beli

JUDUL dan SUMBER HASIL PENELITIAN

Muhammad Fakhru Rizky (2014) Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dari

promosi yang dirasakan oleh pelanggan

memiliki pengaruh signifikan terhadap

minat beli atau berpengaruh positif

terhadap minat beli.

Ismail Razak (2016) Pengaruh Promosi terhadap Minat Beli

Pelanggan IndiHome di Propinsi DKI

Jakarta, Koefisien determinasi (R2 )

sebesar 0,738, artinya promosi memberikan

konstribusi kepada minat beli pelanggan

IndiHome di Propinsi DKI Jakarta

Herry Widagdo (2011) Dapat disimpulkan bahwa secara simultan

Promosi berpengaruh signifikan terhadap

keputusan membeli komputer di PT.

Multikom Palembang. Besarnya pengaruh

Promosi tersebut ditentukan oleh dimensi

Advertising, Sales Promotion, Publicity,

Personal Selling dan Direct Marketing.

Kesimpulan memiliki pengaruh yang signifikan. Dari tabel diatas, maka bisa

digambarkan hubungan antara variabel Promosi dan Minat Beli dari tabel diatas yang

terlihat pada gambar berikut ini:

Ismail Razak (2016)

Gambar 2.2

Hubungan Antara Variabel Promosi dan Minat Beli

b. Hubungan Antara Variabel Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli

Kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap Minat Beli. Dari hasil

penelitian sebelumnya terbukti bahwa Kualitas pelayanan memiliki pengaruh

yang positif terhadap Minat Beli. Penelitian sebelumnya terkait hal ini

terangkum pada tabel berukut ini:

Promosi Minat Beli

25

Tabel 2.8

Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Kualitas Pelayanan dan Minat Beli

JUDUL dan SUMBER HASIL PENELITIAN

Tommy Sidharta (2008) Hasil terbukti bahwa terdapat perbedaan kualitas

pelayanan yang signifikan (bukti langsung,

keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati) antara

yang diharapkan dan yang dirasakan oleh konsumen

jasa service Daihatsu Astra International. Dengan

demikian, ada perbedaan yang nyata antara tingkat

kualitas pelayanan yang diterima/dirasakan dengan

tingkat kualitas pelayanan yang diharapkan

konsumen jasa servis Daihatsu Astra International.

Herry Widagdo (2011) Dapat disimpulkan bahwa secara simultan

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan membeli komputer di PT.

Multikom Palembang. Besarnya pengaruh

kualitas pelayanan tersebut ditentukan oleh

dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness,

Assurance, dan Empathy

Chandra dewi (2014) Berdasarkan hasil dapat dijelaskan bahwa

baiktangible,reliability,responsiveness,ansurance,

Empaty dan kepuasan konsumen berpengaruh

positif terhadap minat beli.

Kesimpulan memiliki pengaruh yang signifikan. Dari tabel diatas, maka bisa

digambarkan hubungan antara variabel Promosi dan Minat Beli dari tabel diatas yang

terlihat pada gambar berikut ini:

Chandra dewi (2014)

Gambar 2.3

Hubungan Antara Variabel Kualitas Pelayanan dan Minat Beli

Kualitas Pelayanan Minat Beli

26

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran dimaksudkan untuk menggambarkan paradigma

sebagai jawaban atas masalah penelitian. Penelitian ini terdapat dua variabel

independen yaitu Promosi dan Kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi variabel

dependen Minat Beli. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh dari

Promosi dan Kualitas Pelayan terhadap Minat Beli Konsumen Ngorea bistro.

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan atau menginformasikan Ngorea

bistro kepada konsumen untuk mendorong dan membujuk konsumen untuk datang

dan membeli produk. Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur

Promosi yaitu melalui Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari

kombinasi alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan.Yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu advertising dan promosi penjualan hal tersebut dianggap dapat

meningkatkan minat beli konsumen Ngorea bistro. Advertising, seperti apakah

promosi melalui iklan yang dilakukan Ngorea bistro memberikan informasi secara

jelas dan dapat mempengaruhi konsumen, dan Sales Promotion seperti promosi

penjualan ngorea bistro berupa pemberian harga paket atau pemberian hadiah kepada

konsumen Ngorea bistro. Selain promosi yang dilakukan Ngorea bistro harus baik

kualitas pelayanan dalam Ngorea bistro juga harus diperhatikan agar konsumen

Ngorea merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh para pegawainya agar

menarik minat beli dari konsumen itu sendiri.

Kualitas Pelayanan adalah Tingkat keunggulan yang di harapkan konsumen

Ngorea bistro untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Terdapat

beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur Kualitas Pelayanan, namun yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Ketanggapan, Ramah, dan Penampilan.

Ketanggapan seperti seberapa cepat pegawai tanggap melayani permintaan konsumen

Ngorea bistro, Ramah seperti bagaimana pegawai menyambut kehadiran konsumen,

Penampilan seperti kebersihan dan kerapihan dari pegawai Ngorea bistro. Maka itu

Kualitas pelayanan juga sangat penting karena dengan para pegawai melakukan

27

pelayanan dengan baik kepada konsumen maka akan muncul minat beli yang baik

dari para pengunjungnya dan konsumen pun akan datang kembali.

Minat beli adalah merupakan Suatu niat untuk datang dan membeli suatu

produk karena kebutuhan dan diiringi dengan kemampuan membeli konsumen

Ngorea bistro. Terdapat dua indikator dalam minat beli yaitu Attention Tahap ini

merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan

calon pelanggan, Interest Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang

lebih terperinci mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh Ngorea Bistro.

Maka itu Promosi dan kualitas pelayanan dari Ngorea bistro harus baik untuk

meningkatkan minat beli para konsumennya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat sejauhmana konsumen

mempertimbangkan untuk datang dan membeli produk Ngorea Bistro dengan

Promosi yang di nilai kuat dan dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan

pada konsumen Ngorea Bistro. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

dibuat paradigma penelitian seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.4

Paradigma Penelitian

Promosi

Advertising

Sales Promotion

Kualitas Pelayanan

Ketanggapan

Ramah

Penampilan

Minat Beli

Attention

Interest

28

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Promosi berpengaruh terhadap Minat beli konsumen Ngorea Bistro.

2. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap Minat beli konsumen Ngorea Bistro.