› xmlui › bitstream › handle... bab ii tinjauan pustaka kerangka pemikiran …untuk lebih...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Promosi
Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan
sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Promosi merupakan salah satu
komponen dari bauran pemasaran. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah
untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi dengan konsumen. Pengertian promosi
menurut Kotler dan Armstrong (2012:76), promosi merupakan kegiatan yang
mengomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan membujuk target konsumen
untuk membeli produk tersebut. Menurut Rangkuti (2011), Promosi adalah kegiatan
penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong
permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi
konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Promosi menurut Hamdani dikutip oleh Sunyoto (2012:154) adalah salah satu
variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan
dalam memasarkan produk dan alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keiinginannya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan definisi Promosi menurut para ahli
dan peneliti pada tabel berikut ini:
9
Tabel 2.1
Perbandingan Definisi Promosi
Dari table 2.1 definisi menurut penulis adalah kegiatan mengkomunikasikan
atau menginformasikan Ngorea bistro kepada konsumen untuk mendorong dan
membujuk konsumen untuk datang dan membeli produk.
SUMBER DEFINISI
Kotler dan Amstrong (2012) Promosi merupakan kegiatan yang
mengomunikasikan manfaat dari sebuah
produk dan membujuk target konsumen
untuk membeli produk tersebut.
Rangkuti (2011) Promosi adalah kegiatan penjualan dan
pemasaran dalam rangka
menginformasikan dan mendorong
permintaan terhadap produk, jasa, dan
ide dari perusahaan dengan cara
memengaruhi konsumen agar mau
membeli produk dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
Sunyoto (2012) adalah salah satu variabel dalam bauran
pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk dan alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan produk
sesuai dengan kebutuhan dan
keiinginannya.
Peneliti
kegiatan mengomunikasikan atau
menginformasikan Ngorea bistro kepada
konsumen untuk mendorong dan
membujuk konsumen untuk datang dan
membeli produk.
10
Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur Promosi yaitu
melalui Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi alat-
alat promosi yang digunakan oleh perusahaan. sehingga diantaranya tidak dapat
dipisahkan, karena bersifat saling mendukung dan melengkapi. Menurut Sunyoto
(2012:155) bauran promosi adalah :
1. Penjualan tatap muka
2. Periklanan
3. Promosi penjaulan
4. Publisitas hubungan masyarakat
Adapun Menurut Kotler dan Armstrong (2012:432), bauran promosi terdiri atas 5
(lima) alat-alat promosi, yaitu:
1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi nonpersonal
yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa.
Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan
memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk promosi yang
digunakan mencakup broadcast, print, internet, outdoor, dan bentuk lainnya.
2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk promosi yang
digunakan mencakup discounts, coupons, displays, demonstrations, contests,
sweepstakes, dan events.
3. Personal selling (penjualan perseorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga
penjualan dengan tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan
dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup presentations, trade
shows, dan incentive programs.
11
4. Public relations (hubungan masyarakat), yaitu membangun hubungan yang baik
dengan berbagai publik perusahaan supaya memperoleh publisitas yang
menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau
meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi
yang digunakan mencakup press releases, sponsorships, special events, dan web
pages.
5. Direct marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan langsung dengan sasaran
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan segera dan membina
hubungan yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan
mencakup catalogs, telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan
lainnya.
Sedangkan menurut Morrison (2011) bauran promosi mencakup empat elemen yaitu :
1. Iklan
Yaitu salah satu bentuk promosi yang banyak digunakan perusahaan untuk
mempromosikan produknya.
2. Promosi Penjualan
Yaitu berbagai macam insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian produk.
3. Publikasi/Humas
Yaitu program yang direncanakan guna mempromosikan macam-macam produk
perusahaan.
4. Penjualan perseorangan
Yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan calon pembeli.
12
Berikut perbandingan indikator Promosi menurut para ahli dan menurut
peneliti :
Tabel 2.2
Perbandingan Indikator Promosi
SUMBER DIMENSI
Kotler dan Armstrong (2012) Advertising
Sales Promotion
Personal selling
Public relations
Direct marketing
Sunyoto (2012) Penjualan tatap
Periklanan
Promosi penjualan
Publisitas
Bukti fisik
Morrison (2012) Iklan
Promosi penjualan
Publikasi/humas
Penjualan perseorangan
Peneliti
Advertising
Sales Promotion
Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil dua dimensi Promosi menurut
Kotler dan Armstrong (2012) yaitu Advertising dan Sales Promotion. Karena
dimensi-dimensi tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian ini. Sedangkan
dimensi lainnya tidak digunakan oleh Ngorea dan karena kurang tepat digunakan
dalam penelitian ini.
13
2.1.2 Kualitas Pelayanan
Menurut Setyadi (2015:47) kualitas pelayanan adalah “tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan”. Sedangkan menurut Hardiansyah (2011:42) kualitas pelayanan
adalah “totalitas dari karakteristik barang atau jasa yang menunjang kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan”. Menurut Tjiptono (2012) Kualitas, apabila dikelola
dengan tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas
pelanggan. Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi para
pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang
dengan perusahaan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan (Tjiptono; 2012). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kualitas pelayanan
dapat diketahui dengan cara atau perolehan dengan pelayanan yang sesungguhnya
mereka harapkan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sebaliknya
jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas
pelayanan dipersepsikan buruk/tidak sesuai dengan harapan konsumen. Menurut
Tjiptono (2012) apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka
kualitas layanan akan dinilai baik atau positif. Jika perceived service melebihi
expected service, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal.
Sebaliknya apabila perceived service lebih jelek dibandingkan expected service, maka
kualitas layanan dipersepsikan negatif atau buruk. Baik tidaknya kualitas layanan
tergantung pada kemampuan perusahaan dan stafnya memenuhi harapan pelanggan
secara konsisten. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan definisi Kualitas
Pelayanan menurut para ahli dan peneliti pada tabel berikut ini:
14
Tabel 2.3
Perbandingan Definisi Kualitas Pelayanan
Dari tabel 2.3 definisi Kualitas Pelayanan menurut penulis adalah Tingkat
keunggulan yang di harapkan konsumen Ngorea bistro untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur
Kualitas Pelayanan (Berdasarkan uraian di atas, Zeithaml dalam Hardiyansyah
(2011:41) menjelaskan bahwa ukuran kualitas pelayanan memiliki sepuluh dimensi,
yaitu:
1) Berwujud fisik, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;
2) Kehandalan, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan
yang dijanjikan dengan tepat;
3) Ketanggapan, kemauan untuk membantu konsumen, bertanggungjawab terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan;
SUMBER DEFINISI
Setyodi (2015) Adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan.
Hardiansyah (2011) Kualitas pelayanan adalah totalitas dari
karakteristik barang atau jasa yang
menunjang kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan.
Tjiptono (2012) Pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen
Peneliti
Tingkat keunggulan yang di harapkan
konsumen Ngorea bistro untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
15
4) Kompeten, terdiri atas tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan
yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan
5) Ramah, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan
konsumen serta mau melakukan kontak;
6) Dapat dipercaya, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan
masyarakat
7) Merasa aman, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya
atau resiko
8) Akses, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan
9) Komunikasi, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan
atau aspirasi pelanggan;
10) Memahami pelanggan, serta melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan.
Sedangkan menurut (Tjiptono, 2012) menyederhanakan sepuluh dimensi pelayanan
menjadi lima dimensi pokok sebagai berikut:
1. Reliability, berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
2. Responsiveness, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan
untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan dengan segera dan
tanggap.
3. Assurance, berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
(confidence).
4. Empathy, berarti memahami masalah para pelanggan dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para
pelanggan.
5. Tangibles, berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas pelayanan,
peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi/sarana komunikasi.
16
Adapun Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014) indikator atau unsur-unsur kualitas
pelayanan antara lain:
1. Penampilan Penampilan Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan
(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti: wajah harus menawan, badan harus
tegap/tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku, penampilan
penuh percaya diri, busana harus menarik.
2. Tepat waktu dan janji Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam
menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan
bukan sebaliknya selalu ingkar janji.
3. Kesediaan melayani Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada
pelangan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani para
pelanggan.
4. Pengetahuan dan keahlian Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas
harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Petugas pelayanan harus memiliki
tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan dalam jabatan
serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.
5. Kesopanan dan ramah tamah Masyarakat pengguna jasa pelayanan dan lapisan
masyarakat baik tingkat status ekonomi sosial rendah maupun tinggi terdapat
perbedaan karakternya maka petugas pelayanan masyarakat dituntut adanya
keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois, dan santun
dalam bertutur kepada pelanggan.
6. Kejujuran dan kepercayaan Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan
berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek
kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam
penyelesaian waktunya.
7. Efisien Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah
efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan
biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi.
17
Berikut perbandingan indikator Kualitas Pelayanan menurut para ahli dan menurut
peneliti :
Tabel 2.4
Perbandingan Indikator Kualitas Pelayanan
SUMBER DIMENSI
Zeithaml dalam Hardiyansyah
(2011)
Berwujud fisik
Kehandalan
Ketanggapan
Kompeten
Ramah
Dapat dipercaya
Merasa aman
Akses
Komunikasi
Memahami pelanggan
Tjiptono (2012) Reliability
Responsiveness
Assurance
Empathy
Tangibles
Daryanto dan Setyobudi (2014)
Penampilan
Tepat waktu
Kesediaan melayani
Pengetahuan
Sopan santun atau ramah tamah
Kejujuran
Efisiensi
Peneliti
Ketanggapan
Ramah
Penampilan
Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil tiga dimensi kualitas pelayanan
menurut Zeithml dalam Hardiansyah (2011) yaitu Ketanggapan, Ramah, dan
Penampilan. Karena dimensi-dimensi tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian
ini. Sedangkan dimensi lainnya, tidak digunakan karena kurang tepat digunakan
dalam penelitian ini.
18
2.1.3 Perilaku Konsumen
Kotler dan Keller (2012) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah
studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) mengatakan
bahwa perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, usaha, uang) guna
membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Berikut teori AIDA
yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses
psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli. Teori keputusan pembelian
(Djatnika; 2007) dalam model AIDA dijelaskan dalam empat dimensi sebagai berikut:
Attention, tahap dimana konsumen menaruh perhatian terhadap barang atau jasa.
Interest, tahap dimana ketertarikan konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang
keistimewaan produk atau jasa.
Desire, tahap dimana konsumen berkeinginan karenan barang atau jasa yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan kebutuhannya.
Action, tahap dimana konsumen mengambil keputusan dan tindakan untuk membeli.
Dari konsep AIDA diatas, attention dan interest merupakan indikator dari
Minat Beli. Adapun tidak digunakannya tahap desire dan action karena hal tersebut
sudah bukan lagi bagian dari Minat Beli karena pada tahap tersebut konsumen sudah
melakukan suatu keputusan pembelian.
19
2.1.4 Minat Beli
Minat beli merupakan keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap
suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaraan
konsumen atau individu tersebut terhadap suatu produk. Durianto (2013:58),
mengungkapkan bahwa Minat beli adalah keinginan untuk membeli produk, minat
beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan
kualitas suatu produk atau jasa, seputar produk, harga cara membeli dan kelemahan
serta keunggulan produk di banding merek lain. Menurut Simamora (2011:106),
mengatakan bahwa Minat beli (niat beli) suatu produk atau jasa timbul karena adanya
dasar kepercayaan terhadap produk atau jasa yang diiringi dengan kemampuan untuk
membeli produk. Selain itu niat beli terhadap suatu produk juga dapat terjadi dengan
adanya pengaruh dari orang lain yang dipercaya oleh calon konsumen. Niat beli juga
dapat timbul apabila seorang konsumen merasa sangat tertarik terhadap berbagai
informasi seputar produk atau jasa yang diperoleh melalui iklan, pengalaman orang
yang telah menggunakannya, dan kebutuhan terdesak terhadap suatu produk. Menurut
Hasan (2013), minat beli yaitu kecenderungan untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan pelanggan melakukan pembelian. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat perbandingan definisi Minat beli menurut para ahli dan peneliti pada tabel
berikut ini:
20
Tabel 2.5
Perbandingan Definisi Minat Beli
Dari tabel 2.5 definisi Minat beli menurut penulis adalah Suatu niat untuk
datang dan membeli produk Ngorea bistro karena kebutuhan dan diiringi dengan
kemampuan membeli konsumen.
SUMBER DEFINISI
Duriyanto (2013) Keinginan untuk membeli produk, minat
beli akan timbul apabila seseorang
konsumen sudah terpengaruh terhadap
mutu dan kualitas suatu produk atau jasa,
seputar produk, harga cara membeli dan
kelemahan serta keunggulan produk di
banding merek lain.
Simamora (2011) Minat beli (niat beli) suatu produk atau
jasa timbul karena adanya dasar
kepercayaan terhadap produk atau jasa
yang diiringi dengan kemampuan untuk
membeli produk.
Hasan (2013) Kecenderungan untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan
pelanggan melakukan pembelian.
Peneliti Suatu niat untuk datang dan membeli
produk Ngorea bistro karena kebutuhan
dan diiringi dengan kemampuan membeli
konsumen.
21
Terdapat beberapa indikator atau dimensi mengenai Minat beli, dapat kita
lihat pada konsep atau model AIDA yang dikembangkan oleh Kotler dan Keller
(2012) yaitu:
Cognitive state Attention
Affective state Interest
Desire
Behaviour Action
Gambar 2.1
Konsep AIDA
Pengertian dari tahap-tahap tersebut diatas, adalah sebagai berikut:
1. Attention Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga
mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Interest Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau
jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci
mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Desire Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai produk atau
jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli mulai timbul
Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya minat yang kuat dari
calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.
4. Action Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang tinggi
untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
22
Sedangkan menurut Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007) indikator
Minat Beli yaitu:
1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
2. Mempertimbangkan untuk membeli
3. Tertarik untuk mencoba
4. Ingin mengetahui produk
5. Jadi ingin memiliki produk
Ada pula pendapat mengenai dimensi Minat Beli menurut menurut Hasan (2013)
indikator Minat Beli sebagai berikut:
1. Perencanaan, pelanggan mulai merencanakan untuk mengetahui produk atau
jasa lebih jauh dengan mencari informasi dari berbagai sumber.
2. Pemrakarsa, pelanggan akan mulai membicarakan dan mengusulkan mengenai
suatu produk atau jasa kepada orang-orang disekitarnya.
3. Rekomendasi, pada tingkat ini pelanggan telah mendapat cukup informasi untuk
mempengaruhi orang lain atau menjadi influencer suatu produk atau jasa
4. Pemilihan, tahap sebelum akhirnya pelanggan benar-benar ingin membeli atau
menggunakan suatu produk maupun jasa.
5. Pengambilan keputusan pembelian, bentuk perubahan sikap
pelanggan,pelaksanaan dari minat akan suatu produk atau jasa.
Berikut perbandingan dimensi Minat Beli menurut para ahli dan menurut peneliti :
23
Tabel 2.6
Perbandingan Dimensi Minat Beli
SUMBER DIMENSI
Kotler dan Keller (2012) Attention
Interest
Desire
Action
Schiffman dan Kanuk
(2007)
Tertarik untuk mencari informasi
mengenai produk
Mempertimbangkan untuk
membeli
Tertarik untuk mencoba
Ingin mengetahui produk
Jadi ingin memiliki produk
Hasan 2013 Perencanaan
Pemrakarsa
Rekomendasi
Pemilihan
Pengambilan keputusan
Peneliti Attention
Interest
Berdasarkan tabel di atas, peneliti mengambil dimensi Minat beli menurut
Kolter dan Keller (2012) yaitu Attention dan Interest, Karena dimensi-dimensi
tersebut dirasa paling sesuai dengan penelitian ini. Sedangkan dimensi lainnya, tidak
digunakan karena kurang tepat digunakan dalam penelitian ini.
2.2 Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan anatara variabel Promosi terhadap Minat Beli
Promosi memiliki pengaruh terhadap Minat Beli. Dari hasil penelitian
sebelumnya terbukti bahwa Promosi memiliki pengaruh yang positif terhadap
Minat Beli. Semakin baik promosi yang dilakukan suatu perusahaan maka minat
beli akan semakin baik juga.Penelitian sebelumnya terkait hal ini terangkum pada
tabel berukut ini:
24
Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Promosi dan Minat Beli
JUDUL dan SUMBER HASIL PENELITIAN
Muhammad Fakhru Rizky (2014) Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dari
promosi yang dirasakan oleh pelanggan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
minat beli atau berpengaruh positif
terhadap minat beli.
Ismail Razak (2016) Pengaruh Promosi terhadap Minat Beli
Pelanggan IndiHome di Propinsi DKI
Jakarta, Koefisien determinasi (R2 )
sebesar 0,738, artinya promosi memberikan
konstribusi kepada minat beli pelanggan
IndiHome di Propinsi DKI Jakarta
Herry Widagdo (2011) Dapat disimpulkan bahwa secara simultan
Promosi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan membeli komputer di PT.
Multikom Palembang. Besarnya pengaruh
Promosi tersebut ditentukan oleh dimensi
Advertising, Sales Promotion, Publicity,
Personal Selling dan Direct Marketing.
Kesimpulan memiliki pengaruh yang signifikan. Dari tabel diatas, maka bisa
digambarkan hubungan antara variabel Promosi dan Minat Beli dari tabel diatas yang
terlihat pada gambar berikut ini:
Ismail Razak (2016)
Gambar 2.2
Hubungan Antara Variabel Promosi dan Minat Beli
b. Hubungan Antara Variabel Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli
Kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap Minat Beli. Dari hasil
penelitian sebelumnya terbukti bahwa Kualitas pelayanan memiliki pengaruh
yang positif terhadap Minat Beli. Penelitian sebelumnya terkait hal ini
terangkum pada tabel berukut ini:
Promosi Minat Beli
25
Tabel 2.8
Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Kualitas Pelayanan dan Minat Beli
JUDUL dan SUMBER HASIL PENELITIAN
Tommy Sidharta (2008) Hasil terbukti bahwa terdapat perbedaan kualitas
pelayanan yang signifikan (bukti langsung,
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati) antara
yang diharapkan dan yang dirasakan oleh konsumen
jasa service Daihatsu Astra International. Dengan
demikian, ada perbedaan yang nyata antara tingkat
kualitas pelayanan yang diterima/dirasakan dengan
tingkat kualitas pelayanan yang diharapkan
konsumen jasa servis Daihatsu Astra International.
Herry Widagdo (2011) Dapat disimpulkan bahwa secara simultan
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan membeli komputer di PT.
Multikom Palembang. Besarnya pengaruh
kualitas pelayanan tersebut ditentukan oleh
dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, dan Empathy
Chandra dewi (2014) Berdasarkan hasil dapat dijelaskan bahwa
baiktangible,reliability,responsiveness,ansurance,
Empaty dan kepuasan konsumen berpengaruh
positif terhadap minat beli.
Kesimpulan memiliki pengaruh yang signifikan. Dari tabel diatas, maka bisa
digambarkan hubungan antara variabel Promosi dan Minat Beli dari tabel diatas yang
terlihat pada gambar berikut ini:
Chandra dewi (2014)
Gambar 2.3
Hubungan Antara Variabel Kualitas Pelayanan dan Minat Beli
Kualitas Pelayanan Minat Beli
26
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran dimaksudkan untuk menggambarkan paradigma
sebagai jawaban atas masalah penelitian. Penelitian ini terdapat dua variabel
independen yaitu Promosi dan Kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi variabel
dependen Minat Beli. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh dari
Promosi dan Kualitas Pelayan terhadap Minat Beli Konsumen Ngorea bistro.
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan atau menginformasikan Ngorea
bistro kepada konsumen untuk mendorong dan membujuk konsumen untuk datang
dan membeli produk. Terdapat beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur
Promosi yaitu melalui Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari
kombinasi alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan.Yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu advertising dan promosi penjualan hal tersebut dianggap dapat
meningkatkan minat beli konsumen Ngorea bistro. Advertising, seperti apakah
promosi melalui iklan yang dilakukan Ngorea bistro memberikan informasi secara
jelas dan dapat mempengaruhi konsumen, dan Sales Promotion seperti promosi
penjualan ngorea bistro berupa pemberian harga paket atau pemberian hadiah kepada
konsumen Ngorea bistro. Selain promosi yang dilakukan Ngorea bistro harus baik
kualitas pelayanan dalam Ngorea bistro juga harus diperhatikan agar konsumen
Ngorea merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh para pegawainya agar
menarik minat beli dari konsumen itu sendiri.
Kualitas Pelayanan adalah Tingkat keunggulan yang di harapkan konsumen
Ngorea bistro untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Terdapat
beberapa indikator atau dimensi untuk mengukur Kualitas Pelayanan, namun yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Ketanggapan, Ramah, dan Penampilan.
Ketanggapan seperti seberapa cepat pegawai tanggap melayani permintaan konsumen
Ngorea bistro, Ramah seperti bagaimana pegawai menyambut kehadiran konsumen,
Penampilan seperti kebersihan dan kerapihan dari pegawai Ngorea bistro. Maka itu
Kualitas pelayanan juga sangat penting karena dengan para pegawai melakukan
27
pelayanan dengan baik kepada konsumen maka akan muncul minat beli yang baik
dari para pengunjungnya dan konsumen pun akan datang kembali.
Minat beli adalah merupakan Suatu niat untuk datang dan membeli suatu
produk karena kebutuhan dan diiringi dengan kemampuan membeli konsumen
Ngorea bistro. Terdapat dua indikator dalam minat beli yaitu Attention Tahap ini
merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
calon pelanggan, Interest Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang
lebih terperinci mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh Ngorea Bistro.
Maka itu Promosi dan kualitas pelayanan dari Ngorea bistro harus baik untuk
meningkatkan minat beli para konsumennya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat sejauhmana konsumen
mempertimbangkan untuk datang dan membeli produk Ngorea Bistro dengan
Promosi yang di nilai kuat dan dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan
pada konsumen Ngorea Bistro. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat
dibuat paradigma penelitian seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.4
Paradigma Penelitian
Promosi
Advertising
Sales Promotion
Kualitas Pelayanan
Ketanggapan
Ramah
Penampilan
Minat Beli
Attention
Interest