a. judul proposal pengembangan represent

Upload: wiji-tri-utari

Post on 03-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    1/15

    1

    A. Judul Proposal

    Pengembangan Representasi Kimia Berbasis Knowledge Building Environment Pada

    Pembuatan Bahan Ajar Pokok Bahasan Elektrokimia

    B. Latar Belakang

    Ilmu kimia dibangun oleh tiga level representasi, yaitu level makroskopik,

    mikroskopik dan simbolik. Untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap kimia,

    pembelajaran harus membimbing mereka menggunakan berbagai representasi dan

    mempertautkan ketiga level representasi yaitu, level makroskopik, level mikroskopik dan

    level simbolik (Wu, 2003). Adanya tiga level representasi tersebut menunjukan bahwa

    untuk mempelajari dan memahami ilmu kimia, siswa dituntut untuk menguasai level

    makroskopik, mikroskopik dan simbolik. Siswa juga dituntut harus mampu

    menghubungkan anatara ketiga level representasi tersebut, sehingga siswa akan

    memperoleh konsep kimia secara utuh. Namun sebagaimana juga diketahui pada saat ini

    pembelajaran kimia sebagian besar hanya mengajarakan level simbolik saja dan hanya

    sedikit memberi penekanan pada level makroskopik dan mikroskopik serta kurangnya

    pembelajaran yang mencoba membuat hubungan diantara tiga level tersebut dengan

    pengetahuan yang sudah tersimpan lama dalam pemikiran siswa (Ozmen, 2011). Kondisi

    ini membuat siswa kesulitan memahami hubungan anatara level makroskopik,mikroskopik dan simbolik.

    Secara umum siswa sekolah menengah yang sudah belajar kimia mengalami

    kesulitan dalam mengkaitkan konsep kimia yang sudah mereka pelajari di kelas dengan

    fenomena yang sering mereka jumpai pada kehidupan sehari-hari. Hasil temuan

    (Kozma,2007) menyebutkan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan menghubungkan

    konsep materi dan perubahannya serta materi proses reaksi kimia dengan fenomena nyata

    yang mereka jumpai pada lingkungan tempat tinggal mereka. Hal tersebut memberikan

    gambaran bahwa siswa tidak memahami penerapan konsep kimia pada lingkungan

    tempat mereka tinggal sehari-hari, dalam artian pengetahuan lingkungan mereka masih

    dapat dikatakan kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

    lingkungan siswa sebesar 62% termasuk kategori sedang (Florida, 2008).

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    2/15

    2

    Kimia sebagai salah satu kelompok mata pelajaran ilmu alam memiliki peran

    penting dalam membangun pengetahuan lingkungan siswa, apalagi fenomena-fenomena

    yang terjadi di alam banyak yang merupakan fenomena-fenomena kimia. Sehingga ilmu

    kimia secara tidak langsung harus mengarahkan pada pembangunan pengetahuan

    lingkungan. Pembangunan pengetahuan lingkungan ini merupakan tugas dari berbagai

    pihak diantaranya sekolah yang meliputi elemen terkecilnya yaitu guru. Guru diharapkan

    mampu mengarahkan siswanya pada pembangunan pengetahuan lingkungan ketika dalam

    menyajikan pelajaran, maksudnya guru kimia khususnya harus mampu menyampaikan

    fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan yang dikaitkan dengan konsep

    kimia yang sedang dipelajari.

    Salah satu komponen penting dalam pembelajaran di sekolah adalah bahan ajar

    (buku pelajaran), buku pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang memiliki

    tingkat interaksi dengan siswnya paling tinggi, dalam artian siswa akan banyak membaca

    dan mengembangkan pemikirannya lewat buku pelajaran ini. Untuk membantu

    pembangunan pengetahuan lingkungan siswa diperlukan suatu bahan ajar yang

    mengarahkan pada pembangunan pengetahuan lingkungan. Untuk mempermudah

    penyajian pembangunan pengetahuan lingkungan dalam bahan ajar diperlukan cara yang

    mampu menyajikan materi kimia secara utuh dan mampu mengkaitkannya dengan

    fenomena yang sering terjadi pada lingkungan hidup, cara yang bisa mewakili itu semuaadalah dengan mengembangkan representasi kimia yang memiliki tiga level yaitu level

    makroskopik (fenomena nyata yang teramati oleh mata), level mikroskopik (tingkat

    molekuler) dan level simbolik (berhubungan dengan simbol/rumus-rumus kimia). Pada

    pembangunan pengetahuan lingkungan ini ditekankan pada level makroskopik yang

    menggambarkan fenomena kimia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan

    dapat dijumpai pada lingkungan tempat tinggal Dari uraian tersebut menunjukan

    perlunya pengembangan representasi kimia berbasis knowledge building environment

    pada pembuatan bahan ajar materi-materi kimia.

    C. Perumusan masalah

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    3/15

    3

    Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

    adalah Bagaimanakah cara pengembangan representasi kimia berbasis knowledge

    building environmentpada pembuatan bahan ajar materi elektrokimia?

    Permasalahan yang umum di atas, diuraikan menjadi pertanyaan penelitian

    sebagai berikut :

    1) Bagaimanakah cara pembuatan bahan ajar pokok bahasan elektrokimia dengan

    mengembangkan representasi kimia berbasis knowledge building environment?

    2) Bagaimanakah kualitas bahan ajar pokok bahasan elektrokimia yang dibuat

    melalui pengembangan representasi kimia berbasis knowledge building

    environment?

    3) Bagaimanakah peranan produk (bahan ajar yang dibuat dengan mengembangkan

    representasi kimia berbasis knowledge building environment) terhadap

    pengembanga pengetahua lingkungan siswa dan terhadap pemecahan masalah

    lingkungan yang memiliki kaitan dengan fenomena kimia?

    4) Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar pokok bahasan

    elektrokimia yang dibuat dengan mengembangkan representasi kimia berbasis

    knowledge building environment?

    D. TujuanTujuan dari penelitian ini adalah :

    1) Mengembangkan representasi kimia berbasis knowledge building environment.

    2) Membuat bahan ajar pokok bahasan elektrokimia dengan mengembangkan

    representasi kimia berbasis knowledge building environment.

    3) Meningkatkan pembangunan pengetahuan lingkungan siswa melalui bahan ajar

    yang dibuat.

    4) Mengetahui tingkat pengetahuan lingkungan siswa SMA pada pokok bahasan

    elektrokimia.

    E. Luaran yang diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    4/15

    4

    1) Bahan ajar pada pokok bahasan elektrokimia yang dikembangkan dengan

    representasi kimia berbasis knowledge building environment.

    2) Hasil penelitian ini dapat dituliskan dalam bentuk jurnal pendidikan, sehingga bisa

    menjadi salah satu rujukan untuk mengembangkan pengetahuan lingkungan siswa

    bahan ajar.

    F. Kegunaan

    Kegunaan dari penelitian ini adalah :

    1) Memberikan informasi kepada elemen pendidikan khususnya pengajar dalam hal

    pengembangan representasi kimia berbasis knowledge building environment untuk

    menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan lingkungan yang tinggi.

    2) Memberikan sarana kepada siswa untuk mengembangkan pembangunan

    pengetahuan lingkungan melalui bahan ajar yang sudah dibuat.

    G. Tinjauan Pustaka

    1 Representasi Kimia

    Kimia merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak konsep abstrak

    yang secara keseluruhan tidak dikenal oleh siswa (Chittleborough, 2004).

    Pembelajaran kimia diutamakan pada konsep abstrak mengenai teori atom darimateri yang digambarkan pada berbagai level representasi. Representasi kimia

    adalah macam-macam rumus, struktur dan simbolik dalam ilmu kimia yang

    diciptakan dan terus diperbarui untuk merefleksikan suatu rekontruksi teori dan

    eksperimen kimia (Wu, 2003).

    Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa peneliti dan pendidik

    di bidang pendidikan kimia telah mendiskusikan adanya tiga level representasi

    kimia yang dikatakan Johnstone dalam Chittleborough (2004), yaitu level

    makroskopik, level sub-mikroskopik dan level simbolik.

    1. Level makroskopik adalah sesuatu yang nyata dan dapat dilihat.

    2. Level sub-mikroskopik adalah berdasarkan pengamatan yang nyata tetapi masih

    memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan

    menggunakan representasi model teoritis.

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    5/15

    5

    3. Level simbolik adalah representasi dari suatu kenyataan, bisa berupa gambar,

    simbol atau rumus.

    Berikut representasi kimia yang digambarkan oleh Johnstone dalam

    Chittleborough (2004) :

    Johnstone menekankan pentingnya memulai kimia dari level makroskopik

    dan simbolik karena dapat divisualisasikan dan dikonkretkan dengan sebuah

    contoh nmodel. Level makroskopik merupakan fenomena kimia yang dapat

    diamati, termasuk di dalamnya pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari

    seperti terjadinya perubahan warna, mengamati produk baru yang terbentuk dan

    yang hilang.

    Kemudian Chittleborough (2004) mengatakan bahwa kimia yang kita

    amati atau pelajari pada level makroskopik juga dapat digambarkan dan dijelaskan

    dengan level sub-mikroskopik. Menurut Nelson dalam Chittleborough (2004),

    level sub-mikroskopik adalah yang paling sulit karena menjelaskan teori atom dari

    sebuah materi, termasuk partikel materi seperti elektron, atom dan molekul yang

    pada umumnya ditinjau pada level molekuler. Level sub-mikroskopik tidak dapat

    dilihat secara langsung, komponenya sulit diterima sebagai sesuatu yang benar dan

    nyata. Johnstone juga menggambarkan pula bahwa level ini merupakan kekuatan

    sekaligus kelemahan dari ilmu kimia, memberikan kekuatan karena sebagai dasar

    pengetahuan untuk menjelaskan kimia, tetapi juga dapat menjadi kelemahan ketika

    siswa mulai mencoba belajar dan memahaminya.

    Ciri khas dari skema klasifikasi Johnstone adalah bahwa pemahaman pada

    level makroskopik dan sub-mikroskopik sebuah materi merupakan hal yang nyata,

    bukan sebuah representasi. Level sub-mikroskopik adalah hal yang hal nyata sama

    dengan level makroskopik, hanya skala ukuran yang membedakannya. Kemudian

    Makroskopik (Nyata)

    Simbolik

    (representasi)

    submikroskopik (Nyata dan

    representasi model teoritis)

    Nyata

    Representasi

    Gambar 1: Tiga Level Representasi Kimia dari Jonhnstone

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    6/15

    6

    pada faktanya, level sub-mikroskopik tidak dapat diamati dengan mudah sehingga

    sulit diterima sehingga sulit diterima sebagai hal yang nyata.

    Untuk mengkomunikasikan fenomena makroskopik dan sub-mikroskopik

    ini, para ahli kimia pada umumnya menggnakan representasi level simbolik yang

    meliputi gambar, hitungan, bentuk fisik dan komputasi seperti persamaan kimia,

    grafik, mekanisme reaksi dan serangkaian model.

    Representasi simbolik digunakan secara ektensif dalam kimia dan

    digunakan sebagai media pembelajaran fisik untuk membantu menjelaskan level

    makroskopik dan sub-mikroskopik. Representasi simbolik dalam fenomena kimia

    meliput model kimia seperti model ball and stick, model space filling, rumus

    kimia, reaksi kimia dan model komputer, baik sebagai deskripsi verbal, diagram,

    analogi, kiasan, gambar, gagasan, simulasi, atau segala sesuatu yang dapat

    digunakan untuk mengembangkan model mental siswa pada pemahaman terhadap

    konsep ilmiah yang baru (Chittleborough, 2004).

    2 Representasi Kimia dan Pembangunan pengetahuan Lingkungan

    Pada pembangunan pengetahuan lingkungan diperlukan alat atau cara yang

    mampu menampilkan fenomena-fenomena nyata yang sering terjadi di lingkungan

    sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa bahwakonsep yang mereka pelajari di kelas itu penerapannya dapat dijumpai dalam

    kehidupan sehari-hari sehingga kesadaran akan pengetahuan lingkungannya pun

    menjadi semakin kuat.

    Salah satu cara dalam kimia yang bisa menjelaskan fenomena sehari-hari

    adalah satu dari tiga representasi kimia yaitu level makroskopik, level

    makroskopik berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat oleh mata berupa

    fenomena-fenomena alam yang terjadi dan fenomena yang memang dibuat oleh

    manusia, misalnya praktikum.

    Pembangunan pengetahuan lingkungan yang diharapkan dapat

    digambarkan dan dijelaskan dengan level makroskopik, penjelasannya itu sendiri

    bisa dilakukan dengan memperlihatkan gambar fenomena alam, praktikum dan

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    7/15

    7

    menayangkan video, bisa pula dilakukan dengan cara memberi penjelasan dalam

    bentuk kalimat yang berisikan fenomena kimia.

    3 Bahan Ajar

    Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran

    suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau dapat pula disebut

    sebagai buku teks pelajaran. Buku teks atau buku pelajaran tersebut merupakan

    salah satu bentuk dari bahan ajar. Dalam proses belajar mengajar, peran bahan ajar

    ini dirasa perlu untuk membantu guru dalam menyampaikan suatu materi maupun

    siswa untuk mempelajari suatu materi.

    a Pengertian Bahan Ajar

    Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis

    besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

    siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan

    (Depdiknas, 2006: 4).

    b Tujuan Bahan Ajar

    Bahan ajar disusun dengan tujuan sebagai berikut:

    Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu

    Segala informasi yang didapat dari sumber belajar kemudian disusun dalambentuk bahan ajar. Hal ini kemudian membuka wacana dan wahana baru

    bagi peserta didik, karena materi ajar yang disampaikan adalah sesuatu

    yang baru dan menarik.

    Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar

    Pilihan bahan ajar yang dimaksud tidak terpaku oleh satu sumber saja,

    melainkan dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan

    dalam penyusunan bahan ajar.

    Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

    Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan termudahkan

    karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang

    bervariatif.

    Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    8/15

    8

    Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif diharapkan kegiatan

    pembelajaran tidak monoton hanya terpaku oleh satu sumber buku atau di

    dalam kelas saja.

    c Fungsi Bahan Ajar

    Bahan ajar mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

    Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

    proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnya

    diajarkan kepada siswa

    Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

    proses pembelajaran sekaligus substansi kompetensi yang seharusnya

    dikuasainya.

    Alat evaluasi pencapaian dan penguasaaan hasil pembelajaran yang telah

    dilakukan.

    4 Elektrokimia

    Konsep dalam pokok bahasan elektrokimia merupakan konsep yang

    banyak berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari, dalam

    penyajiannya pun perlu dikemas dengan representasi kimia sehingga siswa akan

    memperoleh pengetahuan atau konsep eletrokimia yang utuh.Dalam pokok bahasan elektrokimia terdiri dari tiga sub pokok bahasan

    yaitu reaksi redoks, sel volta, korosi dan sel elektrolisis.

    a. Sel elektrokimia

    Sel Volta

    Dalam sel ini energi kimia diubah menjadi energi listrik atau reaksi redoks

    menghasilkan arus listrik. Contoh berbagai aplikasi sel volta yang dapatkita

    jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah seagai berikut :

    1) Sel bahan kering (sel leclanche)

    2) Sel perak oksida

    3) Sel aki

    4) Sel bahan bakar

    5) Sel nikel cadmium (Nicad)

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    9/15

    9

    Beberapa contoh diatas merupakan contoh konsep sel volta yang dekat

    dengan kehidupan sehari-hari, jika kurang tersajikan dengan baik dalam

    bahan ajar, maka siswa tidak akan terlalu memahami penerapan konsep

    tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

    Sel elktrokimia

    Dalam sel ini energi listrik diubah menjadi energi kimia atau arus listrik

    menghasilkan reaksi redoks. Konsep elektrolisis banyak berhubungan

    dengan kehidupan sehari-hari bahkan dengan lingkungan. Melalui

    penyajian bahan ajar yang dikembangkan lewat representasi berbasis

    knowledge building environment diharapkan akan timbul pengetauan

    lingkungan dari konsep elektrolisis ini. Berikut beberapa contoh aplikasi

    sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari : Metalurgi, industry bahan

    kimia, industri kerajinan, dan penyepuhan logam.

    Korosi

    Korosi merupakan rusaknya benda-benda logam akibat pengaruh

    lingkungan. Korosi sangat dekat dengan kehidupan kita dan sering kita

    jumpai dalam berbagai kondisi, namun tidak semua mengetahui bahwa

    proses tersebut merupakan penerapan konsep elektrokimia.

    H. Metode Pelaksanaan

    Metode pelaksanaan pada penelitian ini menggunakan metode R&D (Research

    and Development). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

    adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

    menguji keefektifan produk tersebut. Menurut (Sugiyono, 2010) Penelitian dan

    Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau

    langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan

    produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu

    berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu

    pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software),

    seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    10/15

    10

    atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,

    bimbingan, evaluasi, manajemen, dan lain-lain.

    Dari gambar 2 di atas langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan metode

    R&D adalah sebagai berikut :

    1) Potensi dan masalah

    Potensi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang

    memiliki peran penting ketika dalam pembelajaran, sementara masalah yang

    ditemukan telah disampaikan dilatar belakang, secara umum permasalahan yang

    timbul adalah pentingnnya bahan ajar yang mengarahkan siswa pada pemahaman

    konsep secara menyeluruh dan pengembangan pengetahuan lingkungan.

    2) Pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkaji berbagi literatur dari berbagai

    sumber, baik melalui kajian-kajian buku, internet maupun dari jurnal.

    3) Desain Produk

    Pendesainan produk dilakukan sebagai langkah awal untuk merancang produk

    yang akan dihasilkan, dalam hal ini akan membuat desain bahan ajar dengan

    pengembangan representasi berbasis knowledge building environment.

    4) Validasi desain

    Desain produk yang sudah dibuat akan divalidasi oleh minimal dua orang ahli,

    baik ahli dalam hal konsep kimianya maupun seorang yang ahli dalam pembuatan

    bahan ajar.

    5) Revisi desain

    Potensi dan

    masalah

    Pengumpulan

    dataDesain

    produk

    Validasi

    desain

    Revisis desain

    Uji coba

    produkRevisi

    produk

    Revisi

    produkUji coba

    pemakaianProduksi

    masal

    Gambar 2 : Langkah metode pelaksanaan metode R&D

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    11/15

    11

    Hasil validasi dari validator akan direvisi sesuai dengan apa yang disarankan oleh

    validator sehingga produk yang dihasilkan akan maksimal dan sesuai.

    6) Uji coba produk

    Uji coba produk akan dilakasanakan di sekolah, uji coba ini dilaksanakan untuk

    mengetahui kualitas sementara bahan ajar yang sudah dubuat.

    7) Revisi produk

    Hasil uji coba akan ditindak lanjuti dengan melakukan revisi kekurangan-

    kekurangan bahan ajar yang ditemukan selama proses uji coba bahan ajar.

    8) Uji coba pemakaian

    Bahan ajar yang sudah dibuat dan direvisi, akan diuji cobakan pemakaiannya. Hal

    ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari bahan ajar yang telah dibuat ditinjau

    dari berbagai aspek yaitu keterbacaan, kesesuaian konsep, kesesuaian representasi

    kimia dan pembangunan pengetahuan lingkungan.

    9) Revisi produk

    Jika setelah uji coba produk masih ada kekurangan, maka akan dilaksanakan

    kembali revisi sebagai langkah penyempurnaan dari kekurangan yang ada.

    10) Produksi masal

    Langkah terakhir dari penelitian in adalah pemroduksian masal bahan ajar yang

    dibuat dengan mengembangkan representasi berbasis knowledge buildingenvironment.

    I. Rencana kegiatan

    Tabel 1,1 Rencana pelaksanaan kegiatan

    No Kegiatan Bulan ke-

    1 2 3 4 5

    1. Kajian kurikulum SMA kelas XII pada pokok bahasan

    elektrokimia untuk mementukan keseuaian Standar

    kompetensi dan kompetensi dasar.

    2. Studi pustaka tentang representasi kimia dalam bahan

    ajar, knowledge building environmentdalam kimia dan

    cakupan pokok bahasan elektrokimia dalam bahan ajar.

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    12/15

    12

    3. Perancangan desain bahan ajar dengan

    mengembangkan representasi kimia berbasis

    knowledge building environment.

    4. Validasi desain bahan ajar yang sudah dibuat.

    5. Revisis desain bahan ajar.

    6. Uji coba bahan ajar ke sekolah (kepada siswa SMA

    kelas XII).

    7. Revisi bahan ajar yang sudah dibuat.

    8. Uji coba bahan ajar kepada siswa SMA kelas XII

    untuk menentukan kualitas dan kesesuaian materi,

    konsep dan keterbacaan.

    9. Pengolahan data hasil uji coba produk dan revisi bahan

    ajar untuk memaksimalkan kualitas bahan ajar.

    J. Rancangan Biaya

    Tabel 2.1 Rancangan biaya

    No Kebutuhan Harga Banyaknya Jumlah

    Administrasi

    1 Penyediaan Kertas Rp. 30.000 1 Rim Rp. 30.000

    2 Penyediaan ATK Rp. 200.000

    3 Tinta Printer Rp. 35.500 2 injeksi Rp. 70.000Sub Total Rp. 300.000

    Pembuatan bahan ajar

    1 Pembuatan dan penyediaan

    rancangan desain modul

    bahan ajar

    Rp. 20.000/modul 80 modul Rp. 1.600.000

    2 Validasi rancangan desain

    modul bahan ajar

    Rp. 300.000

    3 Revisi rancangan

    modul/bahan ajarelektrokimia

    Rp. 100.000

    4 Pembuatan modul/bahan

    ajar elektrokimia yang akandiuji cobakan

    Rp. 40.000/modul

    bahan ajar (full color)

    120 modul untuk

    120 siswaSMA(subjek

    penelitian)

    Rp. 4.800.000

    5 Transportasi pengantaranmodul/bahan ajar

    Rp. 100.000

    Sub Total Rp. 6.900.000

    Uji coba bahan ajar

    1 Penyiapan instrument Rp. 100.000

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    13/15

    13

    2 Validasi Instrumen Rp. 300.000

    3 Uji coba instrument Rp. 200.000

    4 Revisi Instrumen Rp. 50.000

    5 Perbanyakan instrumen Rp. 3.000/instrumen 120 instrumen Rp. 360.000

    6 Pembuatan pedoman

    wawancara

    Rp. 100.000

    7 Perizinan tempat penelitian Rp. 200.000

    8 Transportasi saat

    pengambilan data

    Rp.2.000/orang 3 orang Rp. 60.000

    9 Penyusunan RPP Rp. 20.000

    Sub total Rp. 1.330.000

    Penunjang program

    1 Biaya Komunikasi Rp. 100.000

    2 Biaya kebutuhan

    transportasiRp. 200.000

    3 Biaya studi pustaka

    (pembelian dan peminjaman

    buku yang menunjangprogram)

    Rp. 250.000

    5 Biaya browsing untuk

    penunjang data programRp. 100.000

    Sub Total Rp. 650.000

    Tahap Akhir

    1 Pengolahan data Rp. 500.000

    2 Penyusunan laporan akhir Rp.30.000/eksemplar 5 eksemplar Rp. 150.000

    3 Revisi Laporan Rp. 150.000

    Sub Total Rp. 800.000

    Total rancangan biaya Rp. 9.980.000

    K. Daftar Pustaka

    Florida, N.S. (2008). Analisis Tingkat Pengetahuan Lingkungan Siswa Kelas XII SMANegeri 1 Kisaran Sebagai Sekolah Berwawasan Lingkungan. Skripsi : tidak

    diterbitkan.

    Schank and Kozma.(2007). Learning Chemistry Through the Use of a Representation-

    Based Knowledge Building Environment. In Journal of Computers in

    Mathematics and Science Teaching, 21(3), 253-279.

    Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung :

    Alfhabeta

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    14/15

    14

    Treagust, Chittleborough dan Mamiala. (2003). The Role of Submicroscopic and

    Simbolic Representasions in Chemical Explanations. International Journal of

    Education. 25 (11), 1353-1368

    Wu, H-K. (2003). Linking The Microscopic Vuew of Chemistry To Real Life

    Experiences : Intertextuality In A High School Science Clasroom. Science

    Education. 87, 868-891

    L. Lampiran

    Biodata Kelompok

    Ketua Kelompok

    Nama Lengkap : Abdul Latif

    NIM : 0800108

    Fakultas/Program Studi : FPMIPA / Pendidikan Kimia

    Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

    Tempat/tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Februari 1990

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat : Kp.Cihonje, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame,

    Kabupaten Tasikmalaya

    Abdul Latif

    0800108

    Biodata Anggota Kelompok

    Nama Lengkap : Siska Novita Sari

    NIM : 0800195

    Fakultas/Program Studi : FPMIPA / Pendidikan Kimia

    Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

    Tempat/tanggal Lahir : Blora, 25 November 1990

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

  • 7/26/2019 A. Judul Proposal Pengembangan Represent

    15/15

    15

    Alamat : Jalan Lapangsari, Rt 02 / Rw 13 Desa Liang Julang

    Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka

    Siska Novita Sari

    0800195

    Biodata Anggota Kelompok

    Nama Lengkap : Fauzi Ahmadi Akbar

    NIM : 1002479

    Fakultas/Program Studi : FPMIPA / Pendidikan Kimia

    Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

    Tempat/tanggal Lahir : Kuningan, 16 Februari 1992

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Bukit Permata blok C7 nomor 8, Cimahi

    Fauzi Ahmadi Akbar

    1002479

    Biodata Dosen Pendamping

    Nama Lengkap : Dr. Wahyu Sopandi, M.ANIP/Golongan/Pangkat : 1966

    Jabatan Fungsional :-

    Fakultas/Program Studi : FPMIPA/Pendidikan Kimia

    Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia

    Bidang Keahlian : Kimia

    Alamat : Komp.

    No. Kontak : 085220129622

    Dr. Wahyu Sopandi, M.A