web viewmakalah. leasing. diajukan dan ... ini berisi tentang bagaimana leasing itu dalam proses dan...
TRANSCRIPT
MAKALAH
LEASING
Diajukan dan dipersentasikan
pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan
Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM
Di Susun Oleh :
Turmudi
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
FAKULTAS EKONOMI – JURUSAN MANAJEMEN
SOLOK - 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan
inayahnya hingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini, dan selanjutnya
Solawat beriring Salam buat Junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membimbing manusia kejalan yang benar.
Makalah yang berjudul LEASING ini berisi tentang bagaimana Leasing
itu dalam proses dan pelaksanaanya antara kontrak yang dilakukan pemilik aktiva
dengan pemakai aktiva dalam jangka waktu tertentu.
Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di
kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................................2
1.4 Sistimatika Penulisan..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leasing......................................................................................4
2.2 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Leasing..................................................5
2.3 Jenis-jenis Transaksi Leasing (sewa guna).................................................5
2.4 Prosedur Mekanisme Leasing (sewa guna)................................................7
2.5 Keunggulan Leasing (sewa guna)...............................................................8
2.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna).................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan
berbagai kesempatan dibidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan
akhir-akhir ini sudah begitu pesat. Leasing sebagai salah satu bentuk
pembiayaan telah menjangkau berbagai objek seperti apartemen, perkantoran,
telepon, mobil, komputer dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Leasing
adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang di sebut dengan Lessor dan
pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang di sebut Lessee untuk jangka
waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa Lessee dapat
memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai
kompensasi manfaat yang dinikmati, maka Lessee mempunyai kewajiban untuk
membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain
adalah bahwea Lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan
asuransi.
Leasing memiliki berbagai bentuk, ada tiga yang paling populer adalah ;
(a) Sale and Lease back, (b) Operating Leases, (c) Financial atau Capital
Leases Bentuk yang pertama adalah sale and lease back di mana perusahaan
yang memiliki aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual
aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva
tersebut untuk periode tertentu. Betuk kedua operating leases yang sering di
sebut dengan service leases atau direct leases. Jenis kedua ini pihak lessor
menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya
tertcakup dalam pembayaran leasing. Dan bentuk ketiga adalah financial atau
capital leasing, pada bentuk ketiga ini lessor tidak menanggung biaya perawatan,
tidak dapat dibatalkan (not cancelable), dan diatmortisasikan secar penuh (full
amortized).
Demikian dalam makalah yang berjudul LEASING ini akan dijelaskan
pengertian leasing dan terapananya dalam kontrak dan pembiayaannya antara
pemilik kativa dengan pemakai aktiva.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah, maka dapat penulis ambil sebagai
rumusan masalah adalah : “bagaimana penerapan leasing dalam kontrak
antara pemilik aktiva dengan pemakai aktiva untuk upaya memilih menyewa
barang aktiva atau membeli aktiva”.
1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Diajukan dan di persentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen
Keuangan.
2. Di harapakan para pembaca / mahasiswa dapat memahami apa itu Leasing
dan bagaimana terapannya dalam kontrak antara pemilik aktiva dengan
pemakai aktiva.
Dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dengan memahami isi makalah ini di harapkan akan menambah pengetahuan
bagi pembaca / mahasiswa
2. Dapat mengetahui bagaimana proses leasing.
1.4 Sistimatika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca mengenai isi makalah ini maka
penulis sertakan sistimatika penulisan :
1. BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penulisan serta Sistimatika Penulisan.
2. BAB II Pembahasan, terdiri dari Pengertian Leasing, Pihak-pihak yang
Terlibat dalam Leasing, Jenis-jenis Transaksi Leasing (sewa guna), Prosedur
Mekanisme Leasing (sewa guna), Keunggulan Leasing (Sewa Guna ) dan
Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)
3. BAB III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan
oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan
jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-
barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh
berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan
serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau
menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu
perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai,
perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang
memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara
tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan
perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih
menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara
tunai.
2.2 Pihak - pihak yang Terlibat Dalam Leasing
Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik /
penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya :
1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal
2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari pihak Lessor
3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor
4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank
yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur
atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk
pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek
sewa guna kepada Lessee atau Lessor.
2.3 Jenis – jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)
1. Finance Lease
Finance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa
benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara berkala
sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.
c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri
masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.
d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli
objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.
Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk
finance lease yang umumnya di jumpai adalah :
a. Direct Financial Lease
Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli
suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan
barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak
lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan
cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat
digunakan dalam proses produksi.
b. Sale and Lease Back
Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual barang
modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa guna
atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini
merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama sewa guna
yang disetujui kedua belah pihak.
2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu :
a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan
jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnya
b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh
lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak
lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah
berakhirnya masa kontrak .
c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi
objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor.
d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh
pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat
dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli
objek sewa guna.
e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan
perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.
2.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)
Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme
yang harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
memuaskan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan kepada
lessor disertai dokumen lengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan
fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak
pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee dapat di
tandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk
peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor,
seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan
asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada
supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
2.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)
Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan
sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain :
1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini
dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru
berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.
2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna
lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan
pihak lessee.
3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off
balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum
sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga
berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.
4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka
waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.
5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan
kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.
2.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)
Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur
bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran
bunga tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya
pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang
modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya
pada akhir masa kontrak.
2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan
semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang
besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.
3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu
barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka
waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang
dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5 tahun.
Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran sewa
5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan
pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh
lessor.
Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
Dimana :
S = besarnya sewa i = tingkat bunga
b = nilai barang modal t = jumlah periode
r = nilai sisa
S=[(b−r ) (1+i )❑t−1](1+ i )❑1−1
Sebagai contoh :
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat
pada akun dibawah ini:
- Nilai barang modal : Rp 400 juta
- Nilai sisa : Rp 40 juta
- Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta
- Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
- Jangka waktu : 12 bulan
- Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000
Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan
sebagai berikut :
S = [ (400.000 .000−40.000 ) (1+0.02 )❑12−1]❑0,02
(1+0,02 )❑12−1
= [ (360.000.000 ) (1,02 )❑11] 0,02
(1,02 )❑12−1
= 33.373.978
Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan
oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Perusahaan pembiayaan di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing.
Kegiatan utama perusahaan sewa guna adalah bergerak dibidang pembiayaan
untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah atau lessee.
Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam
memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Leasing sebagai alternatif sumber
pembiayaan memiliki beberapa kelebihan di bandingkan pembiayaan lainnya,
antara lain :
1. Transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka.
2. Pembiayaan sewa guna lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan
kondisi keuangan perusahaan.
3. Sewa guna bersifat off balance sheet, atau berarti sewa guna tidak tercantum
sebagai komponen utang pada neraca perusahaan.
4. Pembayaran sewa guna memberikan kemudahan bagi pihak lessee dalam
penyusunan anggaran tahunan.
3.2 Saran
Dari pembahasan dalam makalah ini, ada beberapa saran untuk para
pengusaha khususnya :
1. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para
pengusaha karena saat ini banyak para pengusaha cenderung menggunakan
dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing
mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang
modal dengan jangka waktu pengembalian antara tiga tahun hingga lima
tahun atau lebih.
2. Para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti
kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Tiga Cetakan
Ketujuh belas, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta 1994
Bambang Riyanto, Manajemen Pembelanjaan, BPFI-UGM, 1998
Dr. Harmono, SE., M.Si, Manajemen Keuangan, Ed 1, Bumi Aksara, Jakarta
2009
Dr. Sutrisno, Manajemen Keuangan, BPFI-UGM, 2001
http://wartawarga.gunadarma/ac.id/2010/03/leasing-tugas-blk/
http://kamissore.blogspot.com/200perusahaan-leasing-sewa-guna-usaha.html
http://hakim20.wordpress.com/200mekanisme-leasing/
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2008
Lukas Admadjaya, Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Andi Ofset, Edisi
Revisi, Jakarta 2008
M. Narifin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta,
2004