repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 5131 › … · web view...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompleksitas Persaingan pada jasa layanan perbankan menyebabkan setiap
perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan produk dan pelayanan agar
keinginan pelanggan dapat terwujud. Mutu layanan merupakan prioritas utama
dalam jaminan mutu yang memiliki piranti handal mengenai konsumen terhadap
perusahaan. Mutu pelayanan merupakan bentuk penilaian konsumen terhadap
tingkat layanan yang diterima (Perceived Services) dengan tingkat layanan yang
diharapkan (Expected Services), Kotler and Amstrong (2003).
Dalam upaya meningkatkan keunggulan daya saing di industri perbankan,
setiap bank hendaklah mampu membuat suatu strategi yang dapat meningkatkan
produktivitas dan mutu jasa yang diharapkan. Produktivitas dan mutu menjadi faktor
yang sangat penting karena dapat menggambarkan kinerja ekonomis dari
perusahaan jasa tersebut. Kinerja ekonomis dari perusahaan tersebut meliputi dua
hal, yaitu kinerja keuangan dan kinerja operasional. Kinerja keuangan dinilai
berdasarkan aliran dana, sedangkan kinerja operasional dinilai berdasarkan proses
yang sesungguhnya melibatkan konsumen secara langsung dalam bentuk
pelayanan, contohnya pada perusahaan perbankan yang mestinya mengalami
perbaikan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan sebuah usaha perbankan haruslah
mampu memberikan sebuah pelayanan yang prima, dimana pelayanan tersebut
dapat dijadikan sebagai sebuah keunggulan dibandingkan dengan usaha perbankan
lainnya, sehingga mampu bertahan dalam iklim persaingan yang ketat. Sebuah bank
1
2
yang mempunyai keunggulan bersaing dapat terlihat pada kondisi banyaknya jumlah
nasabah dan yang memiliki loyalitas tinggi.
Pada saat ini, konsep pemasaran dalam memenangkan persaingan tidak
hanya fokus pada penjualan produk, tetapi juga membangun hubungan pelanggan
dengan orientasi jangka panjang hingga menuju kesetiaan pelanggan. Keuntungan
dari menaruh perhatian pada hubungan, yakni perusahaan mampu mengkalkulasi
taksiran kasar nilai dari seorang pelanggan, sehingga dapat menaksir kerugian
ekonomi saat kehilangan pelanggan. Selain itu, mampu mempengaruhi keputusan
pelanggan untuk terus berbisnis dengan perusahaan karena telah dipengaruhi oleh
bagaimana pelanggan diperlakukan. Oleh karena itu, dalam suatu bisnis diperlukan
pendekatan berbasis hubungan, agar memperoleh pemahaman tentang apa yang
dibutuhkan dan diinginkan pelanggan dan memandang pelanggan sebagai aset
jangka panjang, Barnes(2003).
Pada industri perbankan, kesetiaan nasabah merupakan salah satu bukti
bahwa bank tersebut telah mampu bersaing dalam memberikan pelayanan prima
pada setiap nasabah. Jika dilihat dari dua sudut pandang antara kinerja keuangan
dalam hal penjualan produk dengan kinerja operasional dalam menjalin hubungan
adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam penilaian bahwa suatu bank itu
lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Kedua kinerja ini hendaknya
terwujud dengan seimbang. Namun kenyataannya, kondisi yang demikian belum
dapat diwujudkan oleh bank-bank yang ada. Sebagian besar bank hanya unggul di
kinerja keuangan dalam hal produk, tetapi tidak pada kinerja operasional dalam hal
layanan, ataupun sebaliknya. Keunggulan produk ini hanya dapat mewujudkan
tujuan jangka pendek perusahaan, sedangkan keunggulan dalam layanan dapat
mewujudkan orientasi jangka panjang perusahaan, yaitu loyalitas nasabah.
3
Bank Negara Indonesi (BNI) adalah salah satu perusahaan persero yang
bergerak dalam bidang pelayanan jasa perbankan dimana kemampuan BNI untuk
beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta
teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang
berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen
BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Memiliki nasabah yang loyal merupakan hal yang sangat diharapkan bagi BNI.
Berbagai upaya yang dilakukan bank dalam mencari dan mempertahankan nasabah
merupakan kunci terpenting dalam memenangkan persaingan. Terkadang dalam
setiap tahunnya loyalitas nasabah mengalami perubahan yang berbeda-beda, hal ini
dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1 : Peringkat 10 terbaik bank dalam memberikan performa pelayanan prima pada periode 2009-2011
NAMA BANK
Overall Loyalty Indeks
Tabungan (%)
Overall Loyalty Indeks
Tabungan (%)
2009 2010 2011 2009 2010 2011
BANK MANDIRI 78.1 NA NA 1 2 1
BANK PERMATA - NA NA - - 2
BII - NA NA - 9 3
BNI 77.0 NA NA 4 3 4
BRI 77.3 NA NA 3 4 5
OCBC NISP 76.3 NA NA 5 8 6
CIMB NIAGA 75.8 NA NA - - 7
DANAMOND NA NA NA - 5 8
BCA 77.6 NA 1 1
BTN NA NA - -
Sumber : MarkPlus Inc. dan Biro Riset Infobank 2012
4
Infobank bersama Marketing Research Indonesia (MRI) kembali menghadirkan
“Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2011-2012”. Tidak ada wajah baru
memang peraih “best service excellence” kali ini. Mereka merupakan pemain lama
yang menghuni 10 besar perbankan nasional. Berdasarkan survey tersebut dapat
dibandingkan dengan survey tahun-tahun sebelumnya, maka diperoleh hasil
peringkat 10 besar bank dengan loyalitas nasabah terbesar, yaitu PT. Bank Madiri
Tbk. Bank ini telah mengalami peningkatan dimana pada tahun sebelumnya hanya
memduduki peringkat kedua. Manakala pada urutan peringkat ke-dua ditempati oleh
Bank Permata, PermataBank naik peringkat dimana pada tahun-tahun sebelumnya
tidak termasuk dalam peringkat 10 besar bank yang mempunyai nasabah yang loyal.
Sementara itu, diurutan ketiga ditempati Bank BII dimana bank ini naik dari peringkat
posisi ke-sembilan tahun lalu. Sedangkan Bank BNI menduduki tempat yang ke
empat dimana BNI mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang berada di
posisi ketiga. Walaupun mengalami penurunan tetapi peningkatan pelayanan yang
dilakukan BNI, dikelas bank pemerintah BNI menjadi rival Bank Mandiri dari segi
pelayanan.
Dalam peningkatan keuntungan yang diperoleh dari menghimpun dana
masyarakat bank ini juga telah melayani nasabahnya dengan baik, sebagaimana visi
BNI adalah berupaya menjadi Bank yang menunjukkan kinerja unggul untuk
memberikan nilai investasi yang memuaskan bagi para pemegang saham, menjadi
the bank of choice dengan menyajikan kualitas layanan yang terbaik, serta menjadi
dominant player (market leader) dengan menyajikan produk/jasa bernilai tinggi di
segmen pasar yang dilayani. Kepuasan nasabah menjadi hal yang paling penting
bagi Bank BNI. Pandangan jangka panjang yang ingin dicapai oleh bank ialah
kepuasan nasabah yang memiliki nilai pada loyalitas nasabah. Suatu tantangan bagi
5
pihak bank untuk memperoleh nasabah yang loyal, dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan keputusan pembelian. Dalam rangka melakukan
penyesuaian terhadap keinginan pelanggan yang rentan terhadap perubahan
dibutuhkannya suatu survei untuk mengetahui atribut apa yang dapat membuat
nasabah memiliki tingkat loyalitas tinggi yang efeknya akan sangat terasa pada bank
yang dapat bertahan dalam persaingan jangka panjang.
Saat ini perusahaan harus mulai fokus pada penyampaian nilai (value) dan
meningkatkan loyalitas pelanggan. Loyalitas berarti konsumen kembali dan kembali
lagi untuk melakukan transaksi bisnis (pembelian), walaupun mungkin produk yang
dimiliki perusahaan bukan produk terbaik dipasaran atau memiliki harga terendah.
Perilaku konsumen yang cukup “tidak rasional” ini dapat dijelaskan dengan suatu
pandangan bahwa “hubungan baik” (good relationship) yang terjalin dengan
konsumen merupakan kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam
mempertahankan pelanggan.
Dengan lingkungan yang ketat persaingan ini, konsumen memiliki peluang
yang luas untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya sehingga untuk memenuhi hal ini, sebuah perusahaan harus mampu
menyediakan produk yang mutunya lebih baik (better in quality), harganya lebih
murah (cheaper in price), informasi yang lebih cepat (faster delivery) dan pelayanan
yang lebih baik (better in service) dibandingkan dengan pesaingnya. Kian
berkembangnya e-business, memaksa perusahaan menggunakan solusi dan
aplikasi yang tepat untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan pendapatan
sehingga kepentingan pelanggann pun menjadi perhatian utama. Oleh sebab itu,
berbagai upaya dilakukan agar hubungan pelanggan dengan perusahaan berjalan
dengan baik.(www. businessweek. com).
6
Customer Relationship Management (CRM) merupakan salah satu peran
manajemen perbankan dalam menciptakan loyalitas pelanggan dengan memberikan
mutu pelayanan kepada nasabahnya. Dalam Industri perbankan, penerapan CRM
dalam menjalin komunikasi dengan pelanggan dipandang sangat efektif dalam
memberikan pelayanan kepada nasabahnya. CRM akan mempermudah perusahaan
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan perilaku pelanggan. Hal
ini dapat menjadi dasar memperoleh pelanggan, mempertahankan dan
pengembangan pelanggan. CRM dapat menjadi sebuah cara yang kuat bagi
perusahaan untuk memastikan bahwa pelanggan menjadi dan tetap setia. CRM
dapat membangun relasi yang erat antara perusahaan dengan para pelanggannya.
Menurut Gordon (2002), ada empat kemampuan utama strategis dalam CRM yaitu:
teknologi (teknologi yang mendukung CRM), orang (keahlian, kemampuan dan sikap
dari orang yang mengatur CRM), proses (cara yang digunakan perusahaan dalam
mengakses dan berinteraksi dengan pelanggan dalam menciptakan nilai baru dan
kepuasan), pengetahuan dan pemahaman (pendekatan yang digunakan perusahaan
untuk menambah nilai pada data konsumen sehingga mereka memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan untuk memperdalam suatu
hubungan). CRM membantu mengendalikan hubungan dengan pelanggan dan
sekaligus meningkatkan penawaran produk dan jasa, Barnes (2003).
Dari uraian latar belakang diatas, untuk dapat meneliti lebih dalam mengenai
bentuk hubungan yang dijalin oleh pihak bank terhadap nasabahnya sehingga dapat
memperoleh nasabah yang loyal, maka penulis merasa tertarik untuk mengajukan
judul “ FAKTOR-FAKTOR CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT YANG
BERPENGARUH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. BNI (persero) Tbk.
Kantor WILAYAH MAKASSAR”
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah Customer Relationship Management (CRM) yang terdiri dari
teknologi, orang, dan proses, berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas nasabah pada PT. BNI (persero) Tbk. Kantor Wilayah Makassar?
2) Antara faktor-faktor CRM tersebut, manakah yang paling dominan
mempengaruhi loyalitas nasabah pada PT. BNI (persero) Tbk. Kantor
Wilayah Makassar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Customer Relationship
Management (CRM) terhapad loyalitas nasabah pada PT. BNI (persero) Tbk.
Kantor Wilayah Makassar.
2) Untuk mengetahui faktor CRM manakah yang paling dominan berpengaruh
terhadap loyalitas nasabah pada PT. BNI (persero) Tbk.Kantor Wilayah
Makassar.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1) Bagi penulis sebagai wahana penerapan ilmu yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan.
2) Bagi Bank dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
8
3) Bagi pihak lain dapat menjadi masukan baru dan referensi khusus bagi
rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan juga
yang membutuhkan suatu informasi.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang dibahas
dalam penulisan ini, maka penulisannya dibagi dalam lima (5) bab yang
komposisinya sebagai berikut:
BAB I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II berisikan landasan pemikiran teoritik yang meliputi tinjauan pustaka/
kerangka teoritik serta mengemukakan kerangka pikir yang mendasari penelitian
dan hipotesis penelitian.
BAB III : mengemukakan metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian,
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode
analisis dan variabel penelitian.
BAB IV : mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah diteliti beserta
pembahasannya.
BAB V : bab ini merupakan penutup dari skripsi ini yang berisikan kesimpulan
dan saran penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PEMASARAN
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan masyarakat secara menguntungkan. Menurut Kotler dan Keller (2007),
asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran sebagai satu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan
cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003), mendefinisikan pemasaran sebagai
proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua
sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan
menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan
memberikan kepuasan.
Sedangkan menurut Willam J. Stanton (Basu Swastha dan Irawan 2003 : 5)
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.”
Kegiatan pemasaran diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepuasan bagi
para konsumen. Hal ini sangat bermanfaat dalam mempertahankan konsumen atau
dapat memberikan sudut pandang yang baik terhadap perusahaan.
9
10
Dalam konteks yang lebih luas, pemasaran merupakan jalan bagi perusahaan
untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk melakukan
pemasaran maka manajer pemasaran sebagai salah satu fungsi perusahaan harus
mengenali seluk-beluk keinginan atau kebutuhan manusia dengan menawarkan
kepuasan bagi konsumen.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau
organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan
dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit,
pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan
pelanggan yang menguntungkan. Jadi, pemasaran dapat didefinisikan sebagai
proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perbedaan pemikiran yang
kontras antara konsep penjualan dan pemasaran: Penjualan berfokus pada
kebutuhan penjualan, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan
kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan
akhirnya mengkonsumsinya, Kotler dan Keller (2009 : 19).
11
2.2 JASA
Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain
produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambahan dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi
pembeli pertamanya.
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual. Sebenarnya perbedaan secara ketat antara barang dan jasa sukar dilakukan,
karena pembelian barang tertentu kerapkali disertai dengan jasa-jasa khusus, dan
pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang-barang yang melengkapinya.
Menurut Kotler, et al. (1996) dalam Tjiptono (2009), mendefinisikan jasa
sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak yang lain yang pada dasrnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik)
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Sedangkan menurut Lovelock dan Wright (2005), terdapat dua pendekatan
mengenai jasa, yaitu:
1) Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat
bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan
mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima
jasa tersebut. Manfaat yang dimaksud adalah keuntungan atau laba yang
diperoleh pelanggan dari kinerja atau pengguna barang fisik.
2) Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lainnya. Walaupun prosesnya terkait dengan produk fiisik, kinerja pada
dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas
faktor-faktor produksi.
12
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang
dapat diberikan.oleh suatu pihak kepada pihak lainnya dan memberikan berbagai
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
2.3 BANK
2.3.1. Pengertian Bank
Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang
berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa
bank. Oleh karena saat ini dan dimasa yang akan datang, kita tidak akan dapat
lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik
perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank
merupakan "nyawa" untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga
keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan
uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat
mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.
Menurut Kasmir, (2006:2) secara sederhana bank diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya
13
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Kasmir (2006:3)
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Menurut Hasibuan (2005) bank sebagai badan usaha yang kekayaannya
dalam bentuk aset keuangan, serta bermotif profit dan juga sosial. Bank secara
umum adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dan penyalur
kredit pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilitas moneter, serta dinamisator
pertumbuhan perekonomian.
Lalu yang dimaksud dengan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya
menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya
menghimpun dan menyalurkan dana.
Prof. G.M Very Stuart mendefinisikan bank sebagai suatu badan yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayaran
sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain maupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
Dari pengertian bank di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :
1) Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi
bagi masyarakat. Tujuan utama masyarkat menyimpan uang biasanya
untuk keamanan uangnya. Tujuan lainnya adalah untuk memperoleh
14
bunga dari hasil simpanannya, dan memudahkan melakukan transaksi
pembayaran. Secara umum, jenis simpanan yang ada di bank adalah
terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving
deposit) dan simpanan deposito (time deposit).
2) Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank
memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat. Pinjaman atau
kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan
keinginan nasabah. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua
bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit perdagangan.
3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang
(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota
(clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota
(inkaso), letter of credit ( L/C), safe deposit box, bank garans, bank notes,
travelers cheque, dan jasa lainnya.
2.3.2 Pengertian Nasabah
Nasabah adalah semua orang yang menuntut dan karena itu memberikan
pengaruh pada kinerja perbankan. Beberapa terminologi tentang nasabah
(Sipahutar, 2002) sebagai berikut :
1) Nasabah adalah orang yang membawa bank pada keinginan.
2) Tidak seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
nasabah.
3) Nasabah orang yang eksistensinya sangat penting, sehingga harus
dipuaskan oleh perbankan.
15
Dalam sistem mutu modern terdapat 3 (tiga) jenis nasabah yang harus
dipuaskan kebutuhannya yaitu internal customer (nasabah internal), intermediate
customer (nasabah antara) dan external customer (nasabah eksternal). Nasabah
internal merupakan orang yang berada di dalam perbankan dan memiliki
pengaruh pada kinerja bank. Nasabah antara merupakan orang yang bertindak
sebagai perantara, bukan sebagai pengguna akhir produk (end user). Nasabah
eksternal merupakan orang yang membayar untuk produk atau jasa yang
dihasilkan. Dalam sistem mutu modern, pihak-pihak yang terlibat atau
melakukan transaksi harus dipuaskan (Sipahutar, 2002).
Dalam Peraturan Bank Indonesia No.7/7/PBI/2005 jo No. 10/10/PBI/2008
tentang penyelesaian pengaduan nasabah Pasal 1 angka 2 yang dimaksud
dengan nasabah adalah Pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak
yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan
transaksi keuangan (walk-in customer).
Di dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dimuat tentang jenis
dan pengertian nasabah. Dalam Pasal 1 angka 17 disebutkan bahwa pengertian
nasabah yaitu pihak yang menggunakan jasa bank. Jenis-jenis nasabah ada 2,
yakni :
1) Nasabah Penyimpan, yakni nasabah yang menempatkan dananya di
bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan.
2) Nasabah Debitur, yakni nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan
16
dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
2.4 Customer Relationship Management (CRM)
2.4.1 Pengertian CRM
Banyak sekali teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran
untuk menjelaskan Konsep Customer Relationship Management (CRM).
Sebenarnya tidak ada definisi yang baku mengenai CRM, masing-masing pakar
pemasaran memberikan definisi yang cakupannya berbeda-beda. Bagi sebagian
perusahaan, CRM adalah cara-cara untuk mengidentifikasikan pelanggan,
mengakuisisi mereka, dan kemudian mempertahankan mereka. Bagi
perusahaan lain, CRM adalah suatu cara otomatisasi fungsi-fungsi lini depan
manajemen pemasaran seperti sales, customer service ataupun promotion. Cara
pandang yang berbeda-beda ini menyebabkan timbulnya perspektif atau cara
pandang yang berbeda-beda pula. Bagi perusahaan yang memakai cara
pandang pertama, perspektif bisnis lebih memegang peranan dengan tujuan
meningkatkan daya saing perusahaan dengan cara memahami selera customer.
Fokus mereka adalah perubahan selera pelanggan. Cara pandang kedua
menimbulkan perspektif keberadaan integrasi fungsi-fungsi pemasaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
CRM merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing
pelanggan dan secara cermat mengelola titik sentuhan pelanggan demi
memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah
kesempatan apapun di mana seorang pelanggan menghadapi merek dan produk
17
mulai dari pengalaman aktual, komunikasi massal sampai observasi kasual.
CRM memungkinkan perusahaan memberikan layanan pelanggan yang unggul
saat diminta melalui penggunaan yang efektif atas informasi laporan individual.
Berdasarkan yang diketahui tentang setiap pelanggan adalah bernilai, maka
perusahaan dapat menyelaraskan tawaran pasar, layanan, program, pesan dan
media. CRM merupakan kombinasi dari proses bisnis dan teknologi yang
tujuannya untuk memahami pelanggan dari berbagai prospektif untuk
membedakan produk dan jasa perusahaan secara kompetitif, Kotler dan Keller
(2007).
Customer Relationship Management menurut Patrick Sue dan Morin dalam
CRM-Forum.com adalah “technology-enabled business strategy” dimana dengan
CRM kita bisa meningkatkan pengetahuan tentang selera dan preferensi
customer guna membangun suatu long-term profitable relationship (hubungan
yang saling menguntungkan dalam jangka panjang).
CRM pada dasarnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
mengelola kegiatan yang berhubungan langsung dengan customer sehingga
customer tetap setia memakai produk yang kita jual, demikian antara lain
menurut MAKOTO OZAWA (Sept 2000, Associate Principal, Mckinsey and
Company) Customer Relationship Management (CRM) is a proven to improve
Customer Loyalty. Tujuan dari CRM adalah meningkatkan nilai dari pelanggan
yaitu yang pertama adalah meningkatkan nilai existing customer (pelanggan
yang eksis) antara lain meningkatkan produk yang dipunyai pelanggan,
meningkatkan produk yang digunakan pelanggan, yang kedua adalah
18
memelihara pelanggan/customer dan yang ketiga adalah meningkatkan
keuntungan kepada para pelanggan baru.
CRM merupakan konsep yang berfokus pada pemeliharaan hubungan
dengan pelanggan untuk membangun hubungan jangka panjang dan
menguntungkan dengan pelanggan, Buttle (2007). CRM menggambarkan
bagaimana perusahaan berinteraksi dan secara aktif mengelola hubungan
dengan pelanggan. Menurut Buttle (2007), secara umum dapat dinyatakan
bahwa CRM bertujuan untuk mengembangkan hubungan menguntungkan dan
mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable dengan
mengintegrasikan proses dan fungsi internal dengan semua jaringan eksternal.
Menurut Storbacka dan Lehtinen dalam Gaffar (2007), CRM merupakan
hubungan kooperatif antara provider dengan pelanggan, sehingga kedua pihak
sama-sama untung dan akhirnya dapat meningkatkan nilai. Dengan
diterapkannya CRM, memungkinkan perusahaan untuk memiliki kapabilitas
memahami perilaku pembelian pelanggan dengan baik dan untuk menentukan
tipe komunikasi yang bagaimana seharusnya dijalankan dalam menghadapi
pelanggan.nMenurut Tjiptono (2007), CRM merupakan proses holistik dalam
mengidentifikasi, menarik, mendiferensiasikan dan mempertahankan pelanggan
dengan jalan mengintegrasikan rantai pasokan perusahaan guna menciptakan
customer value pada setiap langkah dalam proses penciptaan nilai.
Definisi CRM adalah strategi yang dilakukan perusahaan dalam mengelola
pelanggan, yang intinya bagaimana mengidentifikasi pelanggan, mengakuisisi,
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan. Buttle (2007)
19
mengemukakan tiga pandangan utama tentang CRM, yakni pandangan strategi,
operasional dan analitis.
a) CRM Strategi—Pendangan “top down” tentang CRM sebagai strategi
bisnis paling penting yang mengutamakan konsumen dan
mempertahankan konsumen yang menguntungkan.
b) CRM Operasional—Pandangan tentang CRM yang berfokus pada
proyek-proyek otomatisasi seperti otomatisasi armada penjualan dan
otomatisisai pemasaran.
c) CRM Analitis—Pandangan “Buttom up” tentang CRM yang berfokus pada
kegiatan penggalian data konsumen untuk tujuan strategik dan taktis.
Data pelanggan dapat diperoleh dari pusat-pusat informasi atau bank, data
yang dimiliki setiap perusahaan yang relevan, yakni data penjualan (riwayat
pembelian barang atau jasa oleh pelanggan), data finansial (riwayat pembayaran
dan skor kredit), data pemasaran (respon konsumen terhadap kampanye iklan,
data skala loyalitas produk) dan data layanan. Selanjutnya data internal tersebut
dapat dilengkapi dengan data eksternal, misalnya data demografi dan data
tentang gaya hidup pelanggan.
Menurut Newell yang dikutip oleh terapibisnis.com (2009), Customer
Relationship Management (CRM) adalah sebuah modifikasi dan pembelajaran
perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi, perlakuan terhadap
pelanggan dan membangun kekuatan antara konsumen dan
perusahaan.sedangkan menurut Gordon (2002) “CRM is a series of strategies
and processes that create new and mutual value for individual customers, build
20
preference for their organizations and improves business result over a life time of
association with their Customers”.
2.4.2 Aktivitas/ Proses CRM
Menurut Pappers and Roger dalam Kotler dan Keller (2007), empat
aktivitas CRM adalah :
a) Mengidentifikasi (identify)--Mengidentifikasi merupakan langkah awal
yang utama dalam penerapan CRM. Banyak hal yang perlu diidentifikasi
oleh perusahaan, antara lain: (1) mengetahui siapa pelanggan, (2)
mengetahui pelanggan yang potensial dan mana yang merugikan, (3)
mengetahui pelanggan potensial yang bersaing, dan (4) Mengidentifikasi
perlu tidaknya sistem internal terkait dengan pelanggan. Dengan
melakukan identifikasi perusahaan dapat melakukan suatu relasi dengan
pelanggan sehingga efektif untuk mengetahui pelanggan yang tepat dan
mengetahui pelanggan yang harus dilayani karena tidak semua segmen
perlu untuk dilayani dan mungkin tidak realistis untuk dipertahankan.
b) Mengakuisisi (acquire)—Setelah mengidenntifikasi perusahaan harus
mampu mengakuisisi pelanggan secara efektif dan efesien. Setelah
perusahaan memperoleh jumlah pelanggan dalam jumlah besar, maka
perusahaan dapat mendiskriminasi pelanggannya. Diskriminasi yang
dilakukan kepada pelanggan bertujuan agar pelanggan dapat
diperingkatkan berdasarkan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan. Dengan adanya kategorisasi yang dilakukan, perusahaan
21
dapat memberikan perlakuan yang berbeda kepada setiap tingkatan
pelanggan.
c) Mempertahankan (retain)—Langkah selanjutnya membuat pelanggan
menjadi setia atau loyal pada perusahaan, sehingga tidak mudah
bersaing dengan pesaing sejenis. Untuk mempertahankan pelanggan
utama perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif, seperti : (1)
Reward yang sesuai dengan keinginan pelanggan, (2) Memberikan
financial benefit, social benefit dan structural ties, (3) Memberikan
pelayanan secara profesional dan mampu menjaga hubungan baik dalam
jangka panjang.
d) Mengembangkan (develop)—Apabila perusahaan memiliki sistem internal
yang menunjang database pelanggan, perusahaan mampu mempelajari
keinginan konsumen. Pengetahuan ini dapat menjadi keunggulan
kompetitif yang bila diolah dapat dipadukan dan diproses menjadi produk
dan jasa yang memiliki nilai tambah, sehingga perusahaan tidak memiliki
kesulitan dalam memasarkannya. Untuk itu dapat dilakukan fasilitasi
interaksi pelanggan/perusahaan melalui pusat kontrak perusahaan dan
situs web.
Menurut Tjiptono (2007), proses CRM meliputi tiga langkah berikut :
a) Identifikasi pelanggan, yang didasarkan pada informasi mengenai
pelanggan individual yang diperoleh melalui berbagai sumber personal.
b) Diferensiasi pelanggan berdasarkan karakteristik perilaku, kebutuhan dan
customer value.
22
c) Customizing bauran pemasaran yang disesuaikan dengan tuntutan
referensi individual.
Menurut Nyakamp dalam Gaffar (2007), terdapat empat aktivitas dalam
proses pelaksanaan CRM (Gambar 1), yaitu :
a) Pemahaman dan Pemilahan Pelanggan–Mencakup di dalamnya (1)
pembuatan profil pelanggan yang meliputi pencarian informasi,
karakteristik demografi dan geografi pelanggan; (2) segmentasi; (3)
penelitian primer untuk memahami sikap dan kebutuhan pelanggan yang
terkait dengan produk dan layanan yang ditawarkan; (4) penilaian
terhadap kelompok pelanggan yang memberikan kontribusi besar
terhadap organisasi, baik saat ini maupun masa mendatang.
b) Pengembangan pelayanan dan produk, melalui media komunikasi dan
saluran distribusi berdasarkan kebutuhan pelanggan.
c) Penekanan penuh akan pentingnya interaksi terhadap pelanggan yang
tidak hanya dilakukan pada saat penjualan dan pemasaran, namun juga
pada area lain dalam organisasi yang hendaknya mudah diakses oleh
pelanggan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
d) Mencari dan mendapatkan pelanggan yang potensial, serta berusaha
mempertahankan pelanggan yang dianggap menguntungkan
23
Gambar 2.1. Aktivitas CRM
(Gaffar, 2007)
2.4.3 Strategi dan Manfaat CRM
Strategi berhubungan dengan pelanggan dapat diibaratkan seperti
melekatnya bagian satu kain ke kain yang lain. Menurut Storbacka and Lehtinen
dalam Gaffar (2007), strategi hubungan dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori utama, yaitu :
1. The Claps Strate, yaitu suatu strategi CRM di mana pelanggan
menyesuaikan diri dengan proses provider. Dalam hal ini, provider
menawarkan prosesnya pada pelanggan dan pelanggan melakukan
penyesuaian dengan proses tersebut agar terjadi pertemuan.
2. The Zipper Strategy, yaitu strategi CRM dimana baik pelanggan maupun
provider menyesuaikan diri dengan proses agar dapat lebih menyatu.
24
Tujuannya untuk mencegah kegiatan yang tidak diperlukan dalam suatu
hubungan dan untuk memastikan kegiatan itu sesuai.
3. The Velcro Strategy, yaitu strategi CRM dimana provider berusaha untuk
menyesuaikan prosesnya pada proses pelanggan. Perusahaan yang
menggunakan strategi ini berusaha beradaptasi dengan proses
pelanggan agar pelanggan tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan
usaha untuk merubah prosesnya. Berikut pola hubungan dalam strategi
CRM.
Gambar 2.2. Creating competitive advantage through win-win relationship strategies
Claps
The customer adapt
Zipper Velcro
The provider adapt
Gaffar (2007)
Keseluruhan proses dan aplikasi CRM berdasarkan kepada prinsip-prinsip
dasar, yaitu perlakuan pelanggan secara individu, mengingat pelanggan dan
perlakuannya secara individual. CRM didasarkan pada filosofi personalisasi.
Personalisasi berarti tujuan dan pelayanan kepada pelanggan harus dirancang
berdasarkan preferensi pelanggan dan perilaku pelanggan. Personalisasi juga
menciptakan kenyamanan kepada pelanggan dan mempertahankan loyalitas
pelanggan dengan hubungan tersebut.
Menurut Gordon dalam Imasari dan Nursalin (2011), ada empat
kemampuan utama strategis dalam CRM, yaitu :
25
1. Teknologi—teknologi yang mendukung CRM
2. Orang—keahlian, kemampuan dan sikap dari orang yang mengatur CRM
3. Proses—proses atau cara yang digunakan perusahaan dalam mengakses
dan berinteraksi dengan pelanggan dalam menciptakan nilai baru dan
kepuasan.
4. Pengetahuan dan wawasan/pemahaman—pendekatan yang digunakan
perusahaan untuk menambah nilai pada data konsumen sehingga
mereka memperoleh pengetahuan dan pemahaman yand diperlukan
untuk memperdalam auatu hunbungan.
Implementasi CRM menjanjikan sejumlah manfaat utama, seperti cost
effectiveness, kepuasan dan loyalitas pelanggan, profitabilitas, komunikasi
gethok tular positif dan sinergi kemitraan bisnis (Tjiptono, 2007).
a) Efisiensi biaya dalam melayani repeat customer. Biaya yang dibutuhkan
untuk menarik pelanggan cenderung lebih mahal dibandingkan
mempertahankan pelanggan lama.
b) Kepuasan dan loyalitas pelanggan. Adanya dukungan dan kepercayaan
pelanggan menjadi salah satu sumber kekuatan dalam mempengaruhi
daya survival perusahaan.
c) Gethok tular positif, berdasarkan konsep loyalitas, dimana pelanggan
yang puas dan loyal terhadap produk/jasa perusahaan sangat berharga
bagi perusahaan dan berpotensi menyebarluaskan pengalaman positif
kepada orang lain.
d) Perusahaan berusaha menjalin “relasi” dengan pelanggan tujuan
mendapatkan laba melalui penjualan produk dan jasa.
26
Dowling dalam Tjiptono (2007) menyatakan bahwa dampak terbesar
program CRM adalah pada terciptanya pelanggan yang loyal dan peningkatan
brand saliance, yang dapat berkontribusi pada peningkatan share-of market dan
share-of-customer.
2.5 Loyalitas Nasabah/Pelanggan
2.5.1 Pengertian Loyalitas
Memiliki pelanggan yang loyal adalah suatu tujuan akhir dari perusahaan,
karena loyalitas pelanggan dapat menjamin kontinuitas perusahaan dalam
jangka panjang. Pada dasarnya loyalitas pelanggan dapat diartikan sebagai
kesetiaan seseorang terhadap suatu hal.
Ukuran dari loyalitas pelanggan adalah pembelian kembali atau retention
buying. Customer Loyalty atau loyalitas oelanggan menurut John E.G Bateson
dalam bukunya Managing Service Marketing (1995), adalah akibat langsung
yang ditunjukkan oleh pelanggan atas kepuasan yang telah diperolehnya
terhadap jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan. Kepuasan seorang
pelanggan dipengaruhi oleh nilai pelayanan yang diberikan kepada si pelanggan
(customer). Apabila seorang pelanggan merasa puas mereka akan memakai lagi
produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut (Oliva, Oliver dan
MacMillan, 1992). Lebih lanjut dikatakan bahwa Customer (pelanggan) sekarang
ini sangat memperhatikan Value dari pelayanan yang diberikan, value yang
dimaksud menurut John E.G Bateson adalah suatu akibat yang mereka terima
terhadap total biaya yang mereka telah keluarkan (termasuk tarif dan biaya-biaya
lain yang dikeluarkan dalam memperoleh pelayanan tersebut.
27
Menurut Lovelock dan Wright (2005), loyalitas adalah keputusan pelanggan
untuk secara suka rela terus berlangganan dengan perusahaan tertentu dalam
jangka waktu yang lama. Loyalitas akan berlanjut hanya sepanjang pelanggan
merasakan dapat menerima nilai yang lebih baik (termasuk mutu lebih tinggi
dalam kaitannya dengan harga) dibandingkan dengan yang dapat diperoleh
dengan beralih ke penyedia jasa lain.
Menurut Zikmund dalam Gaffar (2007), aspek-aspek yang mempengaruhi
loyalitas adalah :
a) Satisfaction (kepuasan) merupakan pembanding antara harapan sebelum
melakukan dengan kinerja yang dirasakan.
b) Emotional bonding (ikatan emosi), dimana konsumen dapat terpengaruh
dari sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga
konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek. Sebuah merek
dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut.
c) Trust (kepercayaan), yaitu kemauan seseorang untuk mempercayakan
perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan dan menjalankan
sebuah fungsi.
d) Choice reduction and habit (kemudahan), konsumen akan merasa
nyaman dengan sebuah merek ketika dalam melakukan transaksi
memberikan kemudahan.
e) History with the company (pengalaman terhadap perusahaan) yaitu
pengalaman seseorang terhadap perusahaan dapat membentuk perilaku.
Zeithmal and Bitner dalam Gaffar (2007) menyatakan bahwa karakteristik
loyalitas pelanggan didasarkan pada dimensi perilaku dan sikap adalah
28
merekomendasikan hal-hal positif untuk perusahaan kepada orang lain,
melakukan bisnis lebih banyak dengan perusahaan di masa mendatang dan
mempertimbangkan perusahaan sebagai pilihan utama di masa mendatang.
Menurut Griffin (2005), pelanggan yang loyal dapat dilihat dari karakteristik
seperti melakukan pembelian secara teratur (make regular repeat purchases),
membeli diluar lini produk atau jasa (refers other), menunjukkan kekebalan dari
produk sejenis yang ditawarkan pesaing (demonstates immunity to the full of the
competition). Karakteristik pelanggan loyal menurut dua perspektif di atas adalah
a) Melakukan pembelian ulang (repeat purchase) terhadap produk atau jasa
yang telah menjadi pilihannya.
b) Tidak mudah terpengaruh atau tertarik dengan penawaran produk atau
jasa dari pihak lain (refuse).
c) Menarik pelanggan baru untuk perusahaan, penciptaan prospek bagi
perusahaan dengan merekomendasikan kepada orang lain
(recommendation).
d) Membeli diluar lini produk atau jasa (reward).
Menurut Griffin (2005), terdapat empat jenis loyalitas yang muncul, bila
keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasikan silang dengan pola pembelian
ulang yang rendah dan tinggi. Empat jenis loyalitas pelanggan adalah :
a) Tanpa loyalitas—Pelanggan yang tidak mengembangkan loyalitas
terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan harus
menghindari membidik para pembeli jenis ini, karena tidak akan pernah
menjadi pelanggan yang loyal dan hanya berkontribusi sedikit pada
kekuatan keuangan perusahaan.
29
b) Loyalitas yang lemah—Keterikatan yang rendah digabung dengan
pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas lemah (inertia
loyalty). Pelanggan ini membeli karena suatu kebiasaan.
c) Loyalitas tersembunyi—Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung
dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas
tersembunyi (latent loyalty).
d) Loyalitas premium –Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi
bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang
yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk
semua pelanggan di setiap perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2005) indikator
loyalitas nasabah adalah sebagai berikut:
1) Tabungan utama yang dimiliki.
2) Melakukan transaksi berkesinambungan.
3) Mengikuti aturan yang ditetapkan bank.
4) Merekomendasikan kepada orang lain.
Loyalitas adalah sikap dari nasabah dalam menentukan pilihannya untuk
tetap menggunakan produk atau jasa dari suatu perusahaan. Sikap menentukan
pilihan tersebut juga untuk membuat komitmen dan melakukan pembelian ulang
pada perusahaan tersebut (Foster dan Cadogan, 2000). Bagi Foster dan
Cadogan, (2000) loyalitas nasabah akan melahirkan perilaku dan tindakan
nasabah seperti :
30
a) Perilaku nasabah yang bersifat memberikan rekomendasi untuk
mengajak orang lain untuk melakukan pembelian atau menggunakan
produk tersebut.
b) Nasabah akan melakukan aktifitas transaksi atau mempergunakan
segala bentuk layanan yang ditawarkan oleh pihak perbankan.
c) Nasabah akan menjadikan perbankan tersebut sebagai pilihan pertama
dalam mempergunakan jasa keuangan.
d) Word of mouth yaitu perilaku nasabah untuk membicarakan hal-hal yang
bagus terhadap produk dari bank tersebut ke orang lain.
Oleh karena itu, bagi sebagian perusahaan acapkali diidentifikasikan
loyalitas pelanggan sebagai jaminan keuntungan jangka pendek dan jangka
panjang bagi para perusahaan (Pfeifer dan Farris 2006).
Menurut Tjiptono (2001), loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan
terhadap suatu merek, toko, pemasok, berdasarkan sikap positif yang tercermin
dalam pembelian ulang yang konsisten. Kotler dan Keller (2009) juga
mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai “the long term success of the
particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only
once, but on the number who become repeat purchase.” Melalui definisi ini,
Kotler dan Keller ingin menjelaskan bahwa konsumen akan loyal diukur melalui
tiga hal dibawah ini yaitu:
1) Word of mouth : merekomendasikan orang lain untuk membeli atau
mereferensikan kepada orang lain.
2) Reject another : menolak menggunakan produk lain atau menunjukkan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
31
3) Repeat purchasing : berapa sering melakukan pembelian ulang.
Sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan pelanggan yang
loyal sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai
dan secara terus menerus berupaya memperbaikinya. Untuk meningkatkan
kepuasan, perusahaan harus menambah nilai yang dapat membuat para
pelanggannya mendapatkan apa yang mereka bayar atau lebih dari yang
mereka harapkan, sehingga mereka dapat bertahan dan mengarah pada
pembelian ulang, perekomendasian, dan perekomendasian yang meningkat,
Griffin dalam Wirawan (2008).
Kepercayaan dan komitmen menurut Gordon dalam Wirawan (2008)
dibangun ketika perusahaan membuktikan bahwa mereka dapat dipercaya,
sungguh-sungguh tertarik pada keinginan konsumen, dan menyediakan produk
dan jasa yang menciptakan nilai kepada pelanggan. Program CRM yang baik
harus memberikan tujuan mereka dengan membangun komitmen pelanggan dan
meningkatkan hubungan konsumen dan perusahaan dengan memberikan nilai
kepada pelanggan. Salah satu cara untuk menilai program CRM adalah pada
tingkat CRM memiliki orientasi komitmen, demikian juga memberikan nilai
kepada pelanggan sedangkan loyalitas pelanggan adalah puncak pencapaian
perusahaan. Pada tingkat ini hubungan antara merek dan pelanggan bukan lagi
sekedar transaksional dan sebuah transaksi melainkan lebih sebagai hubungan
jangka panjang lengkap dengan ikatan emosinya.
32
2.5.2 Tahap Pertumbuhan Loyalitas Nasabah/Pelanggan
Seorang pembeli untuk menjadi pelanggan yang loyal harus melalui
beberapa tahapan melalui suatu proses yang berlangsung lama seperti yang
dikemukakan oleh Griffin (2005), yaitu :
a) Suspect (tersangka), yaitu orang yang mungkin akan membeli barang
atau jasa perusahaan, dengan asumsi akan membeli, tetapi belum cukup
yakin.
b) Prospect (yang diharapkan), yaitu orang-orang yang memiliki kebutuhan
akan produk dan jasa tertentu, serta mempunyai keyakinan untuk
membeli. Para prospect meskipun belum melakukan pembelian, tetapi
telah mengetahui keberadaan perusahaan yang menawarkan barang dan
jasa.
c) Disqualified Prospect (yang tidak berkemampuan), yaitu prospect yang
telah mengetahui keberadaan barang dan jasa tertentu, tetapi tidak
mempunyai kemampuan untuk membelinya.
d) First Time Customer (pembeli baru), yaitu konsumen yang membeli untuk
pertama kalinya ketika masih menjadi konsumen yang baru.
e) Repeat Customer (pembeli berulang-ulang), yaitu konsumen yang telah
melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih.
f) Clients (pelanggan tetap), yaitu pembeli secara teratur semua barang
atau jasa yang dibutuhkan dan tawarkan perusahaan.
g) Advocates (pelanggan tetap dan pendukung), seperti layaknya clients,
advocates membeli seluruh barang atau jasa yang dibutuhkan, serta
33
membeli secara teratur dan mendorong teman-temannya yang lain agar
membeli barang dan jasa tersebut.
Menurut Barnes (2003), terdapat manfaat pelanggan yang bertahan bagi
perusahaan, diantaranya :
a) Membelanjakan lebih banyak. Semakin lama seorang pelanggan
membangun relasi dengan perusahaan, cenderung membelanjakan lebih
banyak uang.
b) Menjadi nyaman. Ketika pelanggan yang memiliki loyalitas sejati, maka
akan memberikan pernyataan merasa “nyaman” berurusan dengan
perusahaan tersebut.
c) Menyebarkan berita positif. Dapat dikatakan, pelanggan loyal jangka
panjang sebagai sumber iklan gratis. Ketika pelanggan loyal
merekomendasikan bisnis kepada orang lain, maka bisnis tersebut
memperoleh potensi pendapatan baru dan kesempatan untuk
membangun lebih banyak hubungan pelanggan.
d) Lebih murah untuk dilayani. Biaya untuk menarik pelanggan baru sangat
mahal, demikian juga karyawan butuh waktu untuk mengenal pelanggan
baru dan untuk memperbaiki kesalahan, karena belum mengenal
keinginan dan kebutuhannya. Sebaliknya pelanggan yang loyal telah
tercantum dalam database, sehingga dengan mudah mengenal
pelanggan sesuai dengan keinginannya.
e) Tidak begitu sensitif terhadap harga. Kecil kemungkinan pelanggan loyal
untuk mengeluh masalah harga, bahkan dapat mencapai tingkat relasi
dimana tidak lagi menanyakan berapa harganya.
34
f) Lebih memaafkan. Pelanggan yang memiliki loyalitas sejati lebih mungkin
memaafkan dan memberi kesempatan kedua bagi perusahaan untuk
memperbaiki kesalahannya.
g) Membuat perusahaan lebih efisien. Jika memiliki pelanggan yang loyal,
maka perusahaan memiliki kesempatan untuk mengenal pelanggan dan
kebutuhannya dengan sangat baik.
h) Berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih besar, yaitu membantu
perusahaan menjual produk atau jasa dalam harga penuh, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan.
2.6 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kartika Imasari dan Kezia Kurniawati
Nursalin dengan judul “Pengaruh Customer Relationship Management terhadap
Loyalitas Pelanggan Pada PT. BCA Tbk. Penelitian tersebut adalah bertujuan untuk
menguji apakah ada pengaruh Customer Relationship Management (CRM) terhadap
loyalitas pelanggan dan untuk menguji seberapa besar pengaruh CRM terhadap
loyalitas pelanggan. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi dan korelasi sederhana. Hasil penelitian yang dilakukan dengan
analisis regresi sederhana diperoleh nilai yaitu Y= 2,640 + 0,310X, dimana a = 2,640
mempunyai arti pada saat CRM 0 (nol) maka loyalitas pelanggan sebesar 2,640
sedangkan b= 0,310 mempunyai arti pada saat CRM meningkat sebesar 1 maka
35
loyalitas meningkat sebesar 0,002 (<0,05). Hal ini berarti customer relationship
management berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Manakala melalui
pengujian dengan menggunakan korelasi (r), nilai yang diperoleh adalah 0,3 yang
artinya terdapat hubungan posotif yang rendah atau lemah diantara kedua variabel
tersebut. Dari hasil analisa koefisien determinasi diketahui terdapat faktor lain yang
mempengaruhi loyalitas pelanggan. Menurut asumsi dari peneliti faktor lainnya
berasal dari reputasi dan kualitas kinerja perusahaan perbankan tersebut.
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN
PT. BNI (persero) Tbk. merupakan bank pemerintah pertama yang didirikan di
Indonesia, sehingga dituntut untuk mempertahankan posisinya dan memperoleh
keunggulan lebih di tengah persaingan sektor perbankan yang semakin ketat. Pada
penelitian ini penulis memilih PT. BNI (persero) Tbk. Kantor Wilayah Makassar.
Strategi yang dilakukan oleh pihak bank dalam memperoleh pangsa pasar
guna memenangkan persaingan sektor jasa perbankan adalah dengan merebut hati
konsumennya. Faktor akan tingginya persaingan di antara industri perbankan
membuat PT. BNI harus melakukan pengelolaan pelanggan dengan baik.
Sebagaimana diketahui, saat ini pilihan konsumen terhadap bank tidak hanya fokus
pada produk melainkan juga layanan yang ditawarkan. Pelayanan kepada nasabah
menggambarkan bagaimana hubungan baik yang dapat diberikan oleh pihak bank
kepada nasabahnya. Salah satu strategi perusahaan yang berhubungan dengan
pengolahan pelanggan adalah strategi Customer Relationship Management (CRM).
CRM merupakan strategi untuk mengembangkan hubungan yang menguntungkan
dengan nasabah.
36
Definisi CRM adalah strategi yang dilakukan perusahaan dalam mengelola
pelanggan, yang intinya bagaimana mengidentifikasi pelanggan, mengakuisisi,
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan. Menurut Gordon dalam Imasari
dan Nursalin (2011), ada empat kemampuan utama strategis dalam CRM, yaitu:
teknologi, orang, proses, serta pengetahuan dan wawasan.
Pada penelitian ini penulis akan meneliti hanya tiga dari empat faktor, yaitu
teknologi, orang, dan proses. Penulis tidak mengambil faktor CRM yang ke empat
yaitu pengetahuan dan wawasan karena ini terkait dengan data-data pelanggan
yang mungkin sensitif bagi pihak bank untuk di publikasikan
Konsep CRM yang diterapkan oleh bank merupakan konsep hubungan
nasabah yang bertujuan untuk mengelola para nasabah dengan lebih baik melalui
teknologi yaitu dimana nasabah bisa mendapatkan informasi dengan media eletronik
dan tingkat penggunaan aplikasi database pelanggan. Mengetahui profesionalisme
karyawan dan bagaimana karyawan dalam menjaga hubungan baik dengan
pelanggan ketika pelanggan melakukan proses pembelian atau setelah pembelian.
Jika hubungan baik dengan nasabah telah terjadi, dapat menjadi salah satu kunci
dalam membangun loyalitas nasabah. Loyalitas nasabah merupakan salah satu
keunggulan kompetitif yang dimiliki bank dalam menguasai pangsa pasar dan
memenangkan persaingan. Loyalitas melalui tiga hal dibawah ini yaitu: Word of
mouth, Reject another, Repeat purchasing, seperti yang terdapat pada Gambar 2.3.
PT. BNI (persero) Tbk. Wilayah Makassar
Customer Relationship Management (X)
Teknologi (X₁)Teknologi informasiPengunaan aplikasi database pelanggan
Orang (X₂)ProfesionalismeHubungan
Proses (X₃)Sales processAfter Sales Process
Loyalitas nasabah (Y)
Word of mouth,Reject another,
Repeatpurchasing:
37
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian
2.8 Hipotesis
38
Berdasarkan masalah pokok yang telah dibahas di atas, maka hipotesisnya
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Diduga bahwa Customer Relationship Management (CRM) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah pada PT. BNI
(persero) Tbk. Kantor Wilayah Makassar.
2. Diduga bahwa antara faktor-faktor CRM yang telah dijelaskan diatas, faktor
teknologi adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi loyalitas
nasabah PT. BNI (persero) Tbk. Kantor Wilayah Makassar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan obyek penelitan adalah PT. BNI (persero) Tbk.
Kantor Wilayah Makassar.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang dapat dihitung, yang
diperoleh dari perhitungan kuesioner yang akan dilakukan yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas.
2) Data Kualitatif, yaitu data yang bukan dalam bentuk angka, yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan pelanggan yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian
dengan menggunakan instrument kuesionr yang diberikan kepada
responden.
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang menyangkut
obyek penelitian (eksternal).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan angket/kuesioner yang suatu metode pengumpulan data dengan
39
40
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden/customer
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Hussein
Umar, 1999). Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer.
Sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder dilakukan dengan
menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan antara lain studi literature dan
interview kepada yang bersangkutan.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-
benda dan ukuran lainnya yang menjadi obyek perhatian atau kumpulan seluruh
obyek yang menjadi perhatian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu
yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2009).
Menurut Umar (2003), sampel adalah sekelompok unsur populasi yang terpilih
untuk berpartisipasi dalam studi. Sampel dapat diperoleh dari suatu populasi yang
dianggap mewakili dari seluruh anggota populasi tersebut. Sampel pada penelitian
ini adalah wakil dari nasabah bank bersangkutan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh nasabah Bank BNI.
Sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh nasabah BNI. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode non probability sampling, dengan menggunakan
teknik judgmental sampling. Pengambilan sampel secara non probability sampling
dimaksudkan bahwa besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai subjek
penelitian tidak diketahui (Sekaran, 2003) sedangkan yang dimaksud dengan teknik
judgmetal sampling adalah pengambilan sampling dimana sampel yang didpilih
berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika
dijadikan sampel penelitiannya
41
(http://mistercela21.wordpress.com/teknik-sampling/fed). Kriteria yang dimaksud
adalah seluruh nasabah Bank BNI.
Hair et al., (1998) dalam Kartika dan Kezia mengatakan bahwa ukuran sampel
paling sedikit 50 responden atau yang paling baik adalah lebih dari 100 responden,
sehingga jumlah sampel yang akan penulis gunakan adalah sebanyak 105
responden.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Umar (2003), uji validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat
pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jika menggunakan kuesioner
sebagai alat dalam pengumpulan data, kuesioner yang disusun harus mengukur
apa yang ingin diukurnya. Instrumen yang valid dapat diartikan bahwa alat ukur
yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data adalah valid.
Langkah-langkah dalam menguji validitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2) Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden.
3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4) Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan
dengan skor total, dengan menggunakan bantuan software SPSS versi
16,0, atau dengan memakai rumus teknik korelasi Pearson product
moment berikut :
r=n (ΣXY )−(ΣXΣY )
√ {nΣX 2−(ΣX )2 } {nΣ y2− (ΣY )2 }
42
Dimana :
r = korelasi product moment
n = jumlah responden
x = skor masing-masing pernyataan dari tiap responden
Y = skor total semua pernyataan dari tiap responden
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukuran
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsisten. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan
menggunakan teknik Cronbach. Teknik ini digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya memiliki rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-
10 atau dalam bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7. Rumus teknik Cronbach ditulis
sebagai berikut (Umar, 2003) :
r11=( kk−1 )[1− Σσ b ²στ ² ]
Keterangan :
r₁₁ = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
Σσb² = jumlah ragam butir
σt² = (ragam total)
43
3.5.3 Analisis regresi Linear Berganda
Menurut Supranto (2004), manfaat dilakukannya analisis regresi linear
berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap peubah bebas
terhadap peubah tak bebas, serta dapat meramalkan nilai peubah tak bebas Y,
jika seluruh peubah bebas sudah diketahui nilainya. Perhitungan analisis regresi
linear berganda untuk n peubah dilakukan berdasarkan rumus berikut :
Y=a+b1 X 1+b2 X2+b3 X3+e
Keterangan :
Y : Loyalitas nasabah BNI
X : Customer Relationship Management (CRM)
X1 : Teknologi
X2 : Orang
X3 : Proses
b : Koefisien Regresi
3.5.4 Uji t (Uji Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikatnya. Dengan ketentuan : jika t hitung > t tabel maka dapat dikatakan signifikan
yaitu terdapat pengaruh antara variabel bebas yang diteliti dengan variabel
terikatnya. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka dapat dikatakan tidak signifikan.
3.5.5 Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel dependen (X) terhadap variabel independen (Y).
44
3.6 Definisi Operasional
Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CRM (X)
dimana CRM terdiri atas tiga faktor yaitu : teknologi (X1), orang X2), proses (X3),
dan Loyalitas nasabah (Y) dapat dijelaskan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 : Indikator tiap variabelVariabel Indikator Skala
Loyalitas Nasabah, akibat
langsung yang ditunjukkann
oleh pelanggan atas kepuasan
yang telah diperolehnya
terhadap jasa yang diberikan.
Word of mouth,
mereferensikan kepada
orang lain.
Reject another,
menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari
pesaing
Repeat purchase,
melakukan pembelian
ulang secara teratur
Likert
Teknologi, dengan
berkembangnya teknologi
pada saat ini bisa mendukung
kegiatan CRM untuk menjadi
lebih baik.
Teknologi informasi
Penggunaan aplikasi
database nasabah
Likert
Orang, keahlian, kemampuan
dan sikap dari orang yang
mengatur CRM
Tingkat profesionalisme
karyawan.
Tingkat pelayanan
karyawan
Likert
Proses, cara yang digunakan
perusahaan dalam mengakses
dan berinteraksi dengan
pelanggan dalam menciptakan
nilai baru dan kepuasan
Sales process
After sales process
Likert
45
Selanjutnya dari indikator-indikator tersebut disusun pertanyaan yang masing
masing item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Simamora (2005), skala
Likert banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk
mengekspresikan perasaan dalam bentuk persetujuan terhadap pernyataan.
Pertanyaan yang diberikan berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai tingkat
tertinggi. Pada skala Likert diberikan pilihan jawaban dengan skor berikut :
Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Cukup Setuju (CS) = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data
4.1.1 Analisis dan Pembahasan Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi responden
menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan deskripsi
karakteristik responden ini adalah memberikan gambaran yang menjadi sampel
dalam penelitian ini. Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
status, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan/bulan dan lama menabung
dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.7.
1. Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1.Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin
Usia JumlahPresentase
(%)
Pria
Wanita
46
59
43,8
56,2
Total 105 100Sumber : Data primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan hasil olahan data mengenai karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1 diatas, maka responden paling
banyak adalah perempuan yaitu sebesar 59 (56,2 %), sedangkan jumlah
pelanggan laki-laki sebanyak 46 (43,8 %).
2. Komposisi Responden Menurut Status
Dari penyebaran kuesioner dapat diketahui komposisi responden
menurut status yang disajikan pada tabel 4.2. berikut ini :
47
Tabel 4.2.Komposisi Responden Menurut Status
Status Jumlah Presentase (%)
Belum Menikah
Sudah Menikah
49
56
46,7
53,3
Total 105 100
Sumber : Data Primer(kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan hasil olahan data mengenai karakteristik responden
berdasarkan status pada tabel 4.2 diatas, maka responden paling banyak
adalah sudah menikah yaitu sebesar 56 (53,3%), sedangkan jumlah nasabah
yang belum menikah sebanyak 49 (46,7%).
3. Komposisi Responden Menurut Usia
Dari penyebaran kuesioner dapat diketahui komposisi responden
menurut usia yang disajikan pada tabel 4.3. berikut ini :
Tabel 4.3.Komposisi Responden Menurut Usia
Usia Jumlah Presentase (%)
< 20 tahun
21 – 30 tahun
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
> 51 tahun
10
22
28
25
20
9,5
20,9
26,7
23,8
19.1
Total 105 100
Suimber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Dari tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nasabah yang
menjadi responden paling banyak adalah berusia 31 - 40 tahun sebanyak 28
(26,7%), jumlah nasabah berusia 41 – 50 tahun sebanyak 25 (23,8%),
sedangkan jumlah nasabah berusia 21 – 30 tahun sebanyak 22 (20,9%),
48
jumlah nasabah berusia diatas 50 tahun sebanyak 20 (19,1%) dan jumlah
nasabah berusia dibawah 20 tahun sebanyak 10 (9,5%).
4. Komposisi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Dari penyebaran kuesioner dapat diketahui komposisi responden
menurut pendidikan terakhir yang disajikan pada tabel 4.4. berikut ini :
Tabel 4.4.Komposisi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)
SMA
Diploma
Sarjana
Pascasarjana
32
15
36
22
30,5
14,3
34,3
20,9
Total 105 100
Dari tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nasabah yang
menjadi responden paling banyak adalah tingkat pendidikan Sarjana yaitu
sebesar 36 (34,3%), kemudian jumlah nasabah tingkat pendidikan SMA
sebanyak 32 (30,5%), disusul jumlah nasabah tingkat pendidikan Pascasarjana
sebanyak 22 (20,9%), dan jumlah nasabah tingkat pendidikan Diploma
sebanyak 15 (14,3%),.
5. Komposisi Responden Menurut Pekerjaan
Dari penyebaran kuesioner dapat diketahui komposisi responden
menurut pekerjaan yang disajikan pada tabel 4.5. berikut ini
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
49
Tabel 4.5.Komposisi Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
PNS
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan
Lainnya
45
14
32
-
2
12
42,9
13,3
30,5
-
1,9
11,4
Total 105 100
Sumber : Data Primer(kuesioner), diolah 2013
Dari tabel 4.5di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nasabah yang
menjadi responden paling banyak adalah nasabahyang berkerja sebagai
PNSyaitu sebanyak 45 (42,9%), kemudian jumlah nasabah
sebagaipelajar/mahasiswa sebanyak 32 (30,5%), kemudiandisusul
nasabahyang berkerja sebagai wiraswasta sebanyak 14 (13,3%), jumlah
nasabahyang pensiunan sebanyak 2 (1,9%), dan Lainnya sebanyak 12
(11,4%).
6. Komposisi Responden Menurut Pendapatan/bulan
Dari penyebaran kuesioner dapat diketahui komposisi responden
menurut pendapatan/bulan yang disajikan pada tabel 4.6. berikut ini :
50
Tabel 4.6.Komposisi Responden Menurut pendapatan
Pendapatan/bulan Jumlah Presentase (%)
< Rp 500.000
Rp 500.000-1.000.000
Rp 1.000.001-2.500.000
Rp 2.500.001-5.000.000
> Rp 5.000.000
25
15
16
19
30
23,8
14,3
15,2
18,1
28,6
Total 105 100
Sumber : Data Primer(kuesioner), diolah 2013
Dari tabel 4.6, di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nasabah yang
menjadi responden yang terbanyak adalah berpendapatan/bulan diatas Rp
5.000.000 yaitu sebanyak 30 (28,6%), dibawah Rp 500.000 sebanyak 25
(23,8%), Rp 2.500.001 - 5.000.000 sebanyak 19 (18,1%), Rp 1.000.001 -
2.500.000 sebanyak 16 (15,2%) dan Rp 500.000-1.000.000 sebanyak 15
(14,3%). .
7. Komposisi Responden Menurut Lama Menabung
Tabel 4.7.Komposisi Responden Menurut Lama Menabung
Lama Menabung Jumlah Presentase (%)
> 6 Bulan
2 Tahun
5 Tahun
>10 Tahun
10
22
28
45
9,5
20,9
26,7
42,9
Total 105 100
Sumber : Data Primer(kuesioner), diolah 2013
Dari tabel 4.7. di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nasabah yang
lama menabung di Bank BNI yaitu diatas 10 Tahun sebanyak 45 (42,9%),
51
untuk lama menabung 5 tahun sebanyak 28 (26,7%), untuk lama menabung 2
tahun sebanyak 22 (220,9%), dan untuk lama menabung lebih dari 6 bulan
sebanyak10 (9,5%).
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi penelitian adalah hasil penelitian yang menjelaskan mengenai
faktor-faktor Cutomer Relationship Management (teknologi, orang, dan proses)
terhadap Loyalitas Nasabah PT. BNI Makassar berdasarkan tanggapan nasabah
sebagai kelayakan responden dalam memberikan informasi terhadap pertanyaan
kuesioner yang diajukan sesuai tingkat substansi pemahaman responden. Skala
yang digunakan untuk melihat tanggapan nasabah terhadap Cutomer
Relationship Management (teknologi, orang, dan proses) dan Loyalitas Nasabah
PT. BNI Makassar adalah skala Likert.
Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka dibuat kriteria
penilaian sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) : diberi bobot 5
Setuju (S) : diberi bobot 4
Cukup Setuju (CS) : diberi bobot 3
Tidak Setuju (TS) : diberi bobot 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi bobot 1
Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata dari setiap jawaban
responden untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka dibuat
interval sebesar 5. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2010 : 73)
adalah sebagai berikut:
52
P =
Keterangan :
Rentang : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Banyak Kelas Interval : 5
Berdasarkan rumus di atas, maka kita dapat menghitung panjang kelas
interval sebagai berikut:
P = = == 80
Setelah menghitung interval dari kriteria penilaian maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
420 – 500 = Sangat Baik (SB)
340 – 419 = Baik (B)
260 – 339 = Cukup Baik (CB)
180 – 259 = Tidak Baik (TB)
100 – 179 = Sangat Tidak Baik (STB)
Variabel bebas adalah Cutomer Relationship Management yaitu Teknologi
(X1), Orang (X2), dan Proses (X3) dan sebagai variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas
Nasabah, akan dijelaskan di bawah ini:
a. Teknologi (X1)
Teknologi adalah penilaian kognitif nasabah atas berkembangnya
teknologi pada saat ini bisa mendukung kegiatan CRM untuk menjadi lebih
baik, baik itu dalam bentuk teknologi informasi maupun penggunaan aplikasi
database nasabah. Untuk jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada
Tabel 4.8 berikut:
Rentang
Banyak Kelas Interval
500 - 100
5
53
Tabel 4.8Pendapat Nasabah terhdap atribut dimensi Teknologi
Dimensi Kualitas Total
SS S CS TS STS
TEKNOLOGI
1 23 59 14 8 1 105
% 21,9% 56,2% 13,3% 7,6% 1% 100%
Nilai 115 236 42 16 1 410
2 4 24 50 23 4 105
% 3,8% 22,9% 47,6% 21,9% 3,8% 100%
Nilai 20 96 150 46 4 316Sumber : data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa perkembangan
teknologi baik itu teknologi informasi maupun penggunaan aplikasi
database yang dirasakan nasabah sudah sangat baik hal itu di buktikan
dengan nilai persepsi nasabah terhadap atribut tersebut, untuk
pernyataan pertama (1) “sebagai nasabah saya dengan mudah
mendapatkan informasi melalui media elektronik” sebanyak 21,9% memiliki
persepsi sangat setuju, 56,2% menyatakan setuju, 13,3% menyatakan
cukup setuju, 7,6% mengatakan tidak setuju dan 1% menyatakan
sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pernyataan kedua (2) “Bank BNI
menggunakan database nasabah secara lengkap (melalui pengisian formulir
saat registrasi) untuk lebih mengenal nasabah” sebanyak 3,8% memiliki
persepsi sangat setuju, 22,9% menyatakan setuju, 47,6% menyatakan
cukup setuju, 21,9% mengatakan tidak setuju dan 3,8% menyatakan
sangat tidak setuju. Untuk pernyataan (1) diperoleh nilai sebesar 410
yang berarti baik karena berada pada range 340–419. Dan untuk pernyataan
54
(2) diperoleh nilai sebesar 316 yang berarti cukup baik karena berada pada
range 260–339.
b. Orang (X2)
Orang yang diukur dengan melihat keahlian, kemampuan dan
sikap dari orang yang mengatur CRM, baik itu tingkat profesionalisme
karyawan dan tingkat pelayanan karyawan kepada nasabah.Untuk
jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 4.9.berikut:
Tabel 4.9.Presepsi Nasabah terhadap atribut dimensi Orang
Dimensi Kualitas Total
SS S CS TS STS
ORANG
1 16 62 22 4 1 104
% 15,2% 59% 21% 3,8% 1% 100%
Nilai 80 248 66 8 1 403
2 11 66 22 5 1 104
% 10,5% 62,9% 21% 4,8% 1% 100%
Nilai 55 264 66 10 1 396Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa orang/karyawan
yang dirasakan nasabah sudah baik hal itu di buktikan dengan nilai
persepsi nasabah terhadap atribut tersebut, untuk pernyataan pertama
(1) “Bank BNI menyediakan suasana kerja yang baik bagi karyawan (misalnya
penataan interior terlihat rapi, hubungan antar karyawan, terlihat cukup
harmonis, hubungan karyawan dengan atasan cukup harmonis)”, sebanyak
15,2% memiliki persepsi sangat setuju, 59% menyatakan setuju, 21%
menyatakan cukup setuju, 3,8% menyatakan tidak setuju dan 1%
menyatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan kedua (2) “karyawan
Bank BNI bersikap ramah sesuai dengan harapan nasabah”, sebanyak 10,5%
55
memiliki persepsi sangat setuju, 62,9% menyatakan setuju, 21%
menyatakan cukup setuju, 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1%
mengatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan (1) diperoleh nilai
sebesar 403 yang berarti baik karena berada pada range 340–419. Dan
untuk pernyataan (2) diperoleh nilai sebesar 396 yang berarti sangat baik
karena berada pada range 340–419.
c. Proses (X3)
Proses yang digunakan perusahaan dalam mengakses dan berinteraksi
dengan pelanggan dalam menciptakan nilai baru dan kepuasan. Untuk
jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 4.10. berikut:
Tabel 4.10.Presepsi Nasabah terhadap atribut dimensi Proses
Dimensi Kualitas Total
SS S CS TS STS
PROSES
1 4 45 33 17 6 105
% 3,8% 42,9% 31,4% 16,2 5,7% 100%
Nilai 20 180 99 34 6 339
2 23 59 14 8 1 105
% 21,9% 56,2% 13,3% 7,6% 1% 100%
Nilai 115 236 42 16 1 410Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa proses yang
dirasakan nasabah agak baik hal itu di buktikan dengan nilai persepsi
nasabah terhadap atribut tersebut, untuk pernyataan pertama (1)
“karyawan Bank BNI mampu dalam menyelesaikan permasalahan nasabah”,
sebanyak 3,8% memiliki persepsi sangat setuju, 42,9% menyatakan
setuju, 31,4% menyatakan cukup setuju, 16,2% menyatakan tidak
56
setuju dan 5,7% mengatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan
kedua (2) “Bank BNI telah meningkatkan mutu pelayanan sehingga nasabah
mudah dalam melakukan traksaksi”, sebanyak 21,9% memiliki persepsi
sangat setuju, 56,2% menyatakan setuju, 13,3% menyatakan cukup setuju,
7,6% mengatakan tidak setuju dan 1% mengatakan sangat tidak
setuju. Untuk pernyataan (1) diperoleh nilai sebesar 339 yang berarti
cukup baik karena berada pada range 260–339. Untuk pernyataan (2)
diperoleh nilai sebesar 410 yang berarti sangat baik karena berada pada
range 340–419.
d. Loyalitas Nasabah (Y)
Loyalitas Nasabah akibat langsung yang ditunjukkann oleh pelanggan
atas kepuasan yang telah diperolehnya terhadap jasa yang diberikan. Untuk
jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 4.12.berikut:
Tabel 4.11.
57
Presepsi Nasabah terhadap atribut dimensi LoyalitasDimensi Kualitas Total
SS S CS TS STS
L O Y A L I T A S
Word of mouth
1 11 66 22 5 1 105
% 10,5% 62,9% 21% 4,8% 1% 100%
Nilai 55 264 66 10 1 396
Reject another
2 6 55 31 13 - 105
% 5,7% 52,4% 29,5% 12,4% - 100%
Nilai 30 220 93 26 - 369
3 23 59 14 8 1 105
% 21,9% 56,2% 13,3% 7,6% 1% 100%
Nilai 115 236 42 16 1 410
Repeat purchase
4 4 46 33 16 6 105
% 3,8% 43,8% 31,4% 15,2% 5,7% 100%
Nilai 20 184 99 32 6 341
5 4 24 50 23 4 105
% 3,8% 22,9% 47,6% 21,9% 3,8% 100%
Nilai 20 96 150 46 4 316Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa loyalitas yang
dirasakan nasabah dapat di buktikan dengan nilai persepsi nasabah
terhadap atribut tersebut, untuk pernyataan pertama (1) “Anda
merekomendasikan Produk dan Jasa Bank BNI kepada orang lain”, sebanyak
10,5% memiliki persepsi sangat setuju, 62,9% menyatakan setuju, 21%
menyatakan cukup setuju, 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1%
menyatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan kedua (2) “Anda
selalu mengutamakan memakai produk Bank BNI”, sebanyak 5,7% memiliki
persepsi sangat setuju, 52,4% menyatakan setuju, 29,5% menyatakan
cukup setuju dan 12,4 menyatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan
58
ketiga (3) “Anda melakukan transaksi selain menabung di Bank, seperti
tagihan kartu kredit, pembayaran tagihan listrik, telpon dan transfer”,
sebanyak 21,9% memiliki persepsi sangat setuju, 56,2% menyatakan
setuju, 13,3% menyatakan cukup setuju, 7,6% menyatakan tidak setuju
dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan keempat (4)
“Anda tidak tertarik beralih ke bank lain”, sebanyak 3,8% memiliki persepsi
sangat setuju, 43,8% menyatakan setuju, 31,4% menyatakan cukup
setuju, 15,2% menyatakan tidak setuju dan 5,7% menyatakan sangat tidak
setuju. Untuk pernyataan kelima (5) “Anda melakukan pembelian produk
dan jasa Bank BNI secara terus menerus (kontinu)”, sebanyak 3,8% memiliki
persepsi sangat setuju, 22,9% menyatakan setuju, 47,6% menyatakan
cukup setuju, 21,9 menyatakan tidak setuju dan 3,8% menyatakan sangat
tidak sutuju.
Untuk pernyataan (1) diperoleh nilai sebesar 396 yang berarti baik
karena berada pada range 340–419. Untuk pernyataan (2) diperoleh nilai
sebesar 369 yang berarti baik karena berada pada range 340–419. Untuk
pernyataan (3) diperoleh nilai 410 yang berarti baik karena berada pada
range 340–419. Untuk pernyataan (4) diperoleh nilai 341 yang berarti baik
karena berada pada range 340–419. Untuk pernyataan (5) diperoleh nilai
316 yang berarti cukup baik karena berada pada range 260 – 339.
4.2. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
59
4.2.1 Uji Validitas
Analisis data diawali dengan uji validitas. Validitas adalah suatu alat ukur
yang menunjukkan kesesuaian alat ukur tersebut yaitu item-item pertanyaan
dalam kuesioner, dengan apa yang ingin diukur. Oleh karenanya, semua item
pertanyaan yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya.
Uji validitas bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan
akan memiliki nilai korelasi. Dimana suatu butir pertanyaan valid yang digunakan
nilai r tabel. Dimana nilai r tabel dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
R tabel = jumlah responden (n) – 2
R tabel = 105 – 2 = 103
Pada uji validitas, variable dinyatakan valid, bila nilai r hitung > r tabel.
Dengan demikian semua variable dapat dinyatakan valid, karena masing-masing
variable yang diuji memiliki koefisien korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel
(0,192). Berikut ini disajikan hasil uji validitas dengan mengunakan SPSS berikut
ini :
Tabel 4.12Hasil Uji Validitas
60
Variabel Indikator Nilai R
Rstandar
d
Ket
Loyalitas (Y) Word of Mouth 0,787 0,192 ValidReject Another 0,673 0,192 ValidReject Another 0,853 0,192 ValidRepeat purchase 0,668 0,192 ValidRepeat purchase 0,697 0,192 Valid
Teknologi
(X1)
Teknologi Informasi 0,853 0,192 Valid
Penggunaan aplikasi
database nasabah
0,697 0,192 Valid
Orang(X2) Tingkat profesionalisme
karyawan
0,592 0,192 Valid
Tingkat Pelayanan karyawan 0,787 0,192 Valid
Proses(X3) Sales process 0,650 0,192 Valid
After sales process 0,853 0,192 Valid
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan atas Hasil uji validitas, maka dapat disimpulkan bahwa
data kuesioner yang digunakan valid karena nilai tabel r masing-masing
koefisien di atas 0,192
4.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (reliability) adalah tingkat seberapa besar suatu alat ukur
mengukur dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reliabilitas
ditunjukkan oleh koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode alpha cronbach akan
menghasilkan nilai alpha dalam skala 0 – I, yang dapat dikelompokan dalam
lima kelas. Nilai masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya seperti
terlihat pada tabel berikul:
Tabel 4.13. Tingkat Reliabilitas
61
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Dari output pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS 20.0,
diketahui nilai alpha pada tabel sebagai berikut:
.TABEL 4.14Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
X1 0,644 Reliabel
X2 0,585 Cukup Reliabel
X3 0,451 Cukup ReliabelY 0,795 Reliabel
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan seperti nampak pada tabel
4.14 di bawah bahwa dari semua pertanyaan dalam kuesioner diperoleh semua
pertanyaan reliabel dengan standar Cronbach Alpha yang digunakan adalah
0,60.
4.3 Metode Analisis Data
4.3.1 Hasil Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan baik untuk variable terikat
(Y) maupun Variabel bebas (X1, X2, X3) yang diolah dengan menggunakan
bantuan program SPSS version 20.0 for windows, maka diperoleh hasil
perhitungan regresi linear berganda sebagai berikut :
62
Tabel 4.15Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Penelitian Koefisien
Regresi
Nilai t Signifikansi
(Constan) 1,118 2,152 0,034
Teknologi (X1) 0,780 8,724 0,000
Orang (X2) 0,345 3,648 0,000
Proses (X3) 1,166 12,499 0,000
R 0,964
R2 0,928
F test 436,161
F Sig 0,000
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2013
Pada tabel korelasi menunjukkan suatu hubungan. Korelasi antara
Loyalitas Nasabah dengan Teknologi (X1), Loyalitas Nasabah dengan Orang
(X2), dan Loyalitas Nasabah dengan Proses (X3),
Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut :
Y= 1,118 + 0,780 X1 + 0,345 X2 + 1,166 X3 (4.1)
Persamaan regresi di atas terdapat nilai 0 atau nilai konstanta sebesar 1,118.
Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka
tekonologi, orang, dan proses berpengaruh terhadap loyalitas nasabah adalah
sebesar 1,118.
Selain itu persamaan regresi linier berganda di atas, terdapat nilai koefisien
regresi variabel bebas X adalah positif. Nilai koefisien X yang positif artinya
apabila terjadi perubahan pada variabel X, akan menyebabkan perubahan
secara searah pada variabel Y.
Koefisien Regresi X1 (teknologi) sebesar 0,780 yang berarti bahwa jika
variable X1 (Teknologi) naik sebesar satu satuan, akan memberikan pengaruh
63
terhadap Y (Loyalitas Nasabah) sebesar 0,780 satuan, dengan asumsi bahwa
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien Regresi X2 (Orang) sebesar 0,345 yang berarti bahwa jika X2
(Orang) naik sebesar satu satuan, akan memberikan pengaruh terhadap Y
(Loyalitas Nasabah) sebesar 0,345 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lain
dianggap konstan.
Koefisien Regresi X3 (Proses) sebesar 1,166 yang berarti bahwa jika X3
(Proses) naik sebesar satu satuan, akan memberikan pengaruh terhadap Y
(Loyalitas Nasabah) sebesar 1,1 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lain
dianggap konstan.
4.3.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji adanya pengaruh Customer
Relationship Management (CRM) terhadap Loyalitas Nasabah PT. BNI
Makassar. Pengujian dilakukan secara parsial dengan menggunakan uji – t.
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh secara
parsial masing-masing variabel Customer Relationship Management (CRM)
yang terdiri dari variabel teknologi, orang, dan proses, terhadap Loyalitas
Nasabah, pada tingkat signifikansi () = 0,05 (5%).
Hasil uji parsial (uji t) yang tercantum pada tabel 4.15 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Menentukan HO diterima atau ditolak. Dari output regresi pada SPSS
telah di dapatkan Nilai thitung Variabel Teknologi sebesar 8,724,
Variabel Orang sebesar 3,648, dan Variabel Proses 12,499 dengan
64
nilai signifikasi 0,000 < 0,05, sehingga menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara faktor-faktur customer relationship
management terhadap loyalitas nasabah. Selanjutnya dibandingkan
dengan ttabel yang didapatkan pada tingkat signifikansi tertentu dengan
nilai Dk = N – 2. Dalam penelitian ini ditentukan pengujian dua sisi
(two tailed) dengan tingkat signifikansi adalah 5% dan Dk = 105 – 2 =
103, sehingga dengan demikian dapat ditentukan nilai ttabel adalah
1,983 dapat dilihat pada lampiran titik persentase distribusi t.
b. Nilai thitung Teknologi sebesar 8,724 > ttabel 1,983 maka dapat ditentukan
bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian disimpulkan
terdapat pengaruh antara variabel teknologi terhadap loyalitas
nasabah. Berdasarkan tingkat signifikan, apabila tingkat signifikan
berada di bawah atau lebih kecil dari 5%, maka variabel
berpengaruh terhadap variabel dependen dan begitupula
sebaliknya. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat singnifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat signifikan
variabel teknologi berada di bawah standar, artinya variabel ini
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
c. Nilai thitung Orang sebesar 3,648 > ttabel 1,983 maka dapat ditentukan
bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian disimpulkan
terdapat pengaruh antara variabel orang terhadap loyalitas nasabah.
Berdasarkan tingkat signifikan, apabila tingkat signifikan berada di
bawah atau lebih kecil dari 5%, maka variabel berpengaruh
terhadap variabel dependen dan begitupula sebaliknya. Dari hasil
penelitian diperoleh tingkat singnifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jadi
65
dapat dikatakan bahwa tingkat signifikan variabel orang berada di
bawah standar, artinya variabel ini memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.
d. Nilai thitung proses sebesar 12,499 > ttabel 1,983 maka dapat ditentukan
bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian disimpulkan
terdapat pengaruh antara variabel proses terhadap loyalitas
nasabah. Berdasarkan tingkat signifikan, apabila tingkat signifikan
berada di bawah atau lebih kecil dari 5%, maka variabel
berpengaruh terhadap variabel dependen dan begitupula
sebaliknya. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat singnifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat signifikan
variabel proses berada di bawah standar, artinya variabel ini
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Berkaitan dengan hasil tersebut, diperoleh bahwa variabel bebas yang
paling berpengaruh adalah variabel proses, dengan nilai t hitung paling
besar, yaitu sebesar 12,499, hal ini menunjukkan proses pada PT. BNI
Makassar memuaskan dan memberi pengaruh terhadap loyalitas nasabah.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besarnya
persentase pengaruh variabel teknologi, orang, dan proses terhadap
loyalitas nasabah. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.15
sebesar 0,928, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel teknologi,
orang, dan proses, secara bersama-sama mempunyai kontribusi sebesar
92,8% terhadap loyalitas nasabah PT. BNI Makassar, sedangkan sisanya
66
sebesar 7,2% merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diangkat
dalam penelitian ini.
4.4 Pembahasan
Banyak sekali teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran
untuk menjelaskan Konsep Customer Relationship Management (CRM).
Sebenarnya tidak ada definisi yang baku mengenai CRM, masing-masing pakar
pemasaran memberikan definisi yang cakupannya berbeda-beda. Bagi sebagian
perusahaan, CRM adalah cara-cara untuk mengidentifikasikan pelanggan,
mengakuisisi mereka, dan kemudian mempertahankan mereka. Bagi
perusahaan lain, CRM adalah suatu cara otomatisasi fungsi-fungsi lini depan
manajemen pemasaran seperti sales, customer service ataupun promotion. Cara
pandang yang berbeda-beda ini menyebabkan timbulnya perspektif atau cara
pandang yang berbeda-beda pula. Bagi perusahaan yang memakai cara
pandang pertama, perspektif bisnis lebih memegang peranan dengan tujuan
meningkatkan daya saing perusahaan dengan cara memahami selera customer.
Fokus mereka adalah perubahan selera pelanggan. Cara pandang kedua
menimbulkan perspektif keberadaan integrasi fungsi-fungsi pemasaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
CRM merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing
pelanggan dan secara cermat mengelola titik sentuhan pelanggan demi
memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah
kesempatan apapun di mana seorang pelanggan menghadapi merek dan produk
mulai dari pengalaman aktual, komunikasi massal sampai observasi kasual.CRM
memungkinkan perusahaan memberikan layanan pelanggan yang unggul saat
67
diminta melalui penggunaan yang efektif atas informasi laporan individual.
Berdasarkan yang diketahui tentang setiap pelanggan adalah bernilai, maka
perusahaan dapat menyelaraskan tawaran pasar, layanan, program, pesan dan
media. CRM merupakan kombinasi dari proses bisnis dan teknologi yang
tujuannya untuk memahami pelanggan dari berbagai prospektif untuk
membedakan produk dan jasa perusahaan secara kompetitif, Kotler dan Keller
(2007).
Menurut Newell dalam Imasari dan Nursalin (2011), Customer
Relatioship Management (CRM) adalah sebuah modifikasi dan
pembelajaran perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi,
perlakuan terhadap pelanggan dan membangun kekuatan antara
konsumen dan perusahaan.
Menurut Buttle (2007), secara umum dapat dinyatakan bahwa CRM
bertujuan untuk mengembangkan hubungan menguntungkan dan mewujudkan
nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable dengan mengintegrasikan
proses dan fungsi internal dengan semua jaringan eksternal.
Implementasi CRM menjanjikan sejumlah manfaat utama, seperti:
a)Efisiensi biaya dalam melayani repeat customer. Biaya yang dibutuhkan
untuk menarik pelanggan cenderung lebih mahal dibandingkan
mempertahankan pelanggan lama.
b)Kepuasan dan loyalitas pelanggan. Adanya dukungan dan kepercayaan
pelanggan menjadi salah satu sumber kekuatan dalam mempengaruhi
daya survival perusahaan.
c)Gethok tular positif, berdasarkan konsep loyalitas, dimana pelanggan yang
puas dan loyal terhadap produk/jasa perusahaan sangat berharga bagi
68
perusahaan dan berpotensi menyebarluaskan pengalaman positif kepada
orang lain.
d)Perusahaan berusaha menjalin “relasi” dengan pelanggan yang bertujuan
tujuan mendapatkan laba melalui penjualan produk dan jasa.
Adanya pengaruh secara serempak Customer Relationship Management
(CRM) terhadap Loyalitas menunjukan Customer Relationship Management
(CRM) merupakan salah satu peran manajemen perbankan dalam menciptakan
loyalitas pelanggan dengan memberikan mutu pelayanan kepada nasabahnya.
Konsep Customer Relationship Management (CRM) merupakan faktor penilaian
yang merefleksikan persepsi nasabah terhadap tiga dimensi spesifik dari
Customer Relationship Management (CRM) yaitu:
1. Pengaruh variabel teknologi terhadap loyalitas nasabah.
Teknologi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah.Teknologi
merupakan salah satu faktor Customer Relationship Management (CRM) PT.
BNI Makassar, seperti tingkat kemudahan pelanggan mendapatkan
informasi melalui media elektronik dan penggunaan aplikasi database
pelanggan/nasabah. Teknologi ini bisa memengaruhi Loyalitas
Nasabah. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden yang
menyatakan persetujuannya, artinya semakin bagus Teknologi pada PT. BNI
Makassar maka akan memengaruhi loyalitas nasabah.
2. Pengaruh variabel orang terhadap loyalitas nasabah.
Orang berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas nasabah. Orang
merupakan tingkat kemampuan karyawan dalam menjalin dan menjaga
hubungan baik dengan pelanggan/nasabah serta tingkat pelayanan
karyawan kepada nasabah di PT. BNI Makassar seperti keahlian,
69
kemampuan, dan sikap dari orang yang mengatur CRM. Semakin tinggi
tingkat pelayanan orang/karyawan, maka akan mempengaruhi loyalitas
nasabah PT. BNI Makassar.
3. Pengaruh variabel proses terhadap loyalitas nasabah.
Proses berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah. Proses
merupakan cara yang digunakan perusahaan dalam mengakses dan
berinteraksi dengan nasabah dalam menciptkan nilai baru dan kepuasan.
Proses di sini dapat berarti bagaimana penanganan keluhan nasabah
dan tingkat ketersediaan pelayanan konsumen/nasabah. Semakin
tinggi atau baik proses yang diperoleh para nasabah maka akan
memengaruhi kinerja loyalitas nasabah PT. BNI Makassar.
BAB V
PENUTUP
70
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi antara dimensi Customer
Relationship Management (CRM) berpengaruh positif terhadap loyalitas
nasabah. Dimana pengaruh perubahan naik/turunnya variabel CRM terhadap
loyalitas nasabah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
dimensi CRM yang meliputi teknologi, orang, dan proses, maka akan
semakin tinggi pula tingkat loyalitas nasabah. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor CRM yaitu orang/karyawan terdiri atas tingkat
suasana kerja yang baik bagi karyawan dan sikap ramah karyawan
terhadap nasabah. Dari perhitungan menunjukkan hasil variabel orang
merupakan yang paling rendah.
2. Dari ketiga faktor CRM yang memengaruhi loyalitas nasabah pada PT.
BNI (persero) Tbk. Makassar, yang paling dominan adalah variabel proses
mempunyai nilai thitung (12,499 ) > ttabel (1,983) paling besar dibandingkan
dengan variabel lainnya, dengan signifikan yang disyaratkan. Apabila bank
BNI mampu dalam menyelesaikan permasalahan nasabah dan serta
meningkatkan mutu pelayanan sehingga nasabah dapat mempercayai
Bank BNI maka nasabah akan tertarik untuk bertransaksi, sehingga
customer relationship management (proses} yang menjadi kepercayaan
pertama untuk menarik nasabah menjadi loyal.
5.2 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang diambil, maka dapat diusulkan beberapa
saran yang mungkin dapat dilakukan dan mungkin bermanfaat bagi PT. BNI
71
(persero) Tbk. Wilayah Makassar. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
1. Bank BNI harus memperhatikan kembali karyawan dalam hal tingkat suasana
kerja yang baik bagi karyawan dan sikap ramah karyawan terhadap nasabah.
Karena variabel orang (karyawan) dari CRM ini sangatlah penting guna
meningkatkan loyalitas
2. nasabah.
3. Pihak Bank BNI harus meningkatkan lagi Costumer Relationship Management
(CRM) yang terdiri dari teknologi, orang dan proses guna mendapatkan trust dari
nasabah Bank BNI sehingga bisa meningkatkan loyalitas nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Hendra Prasojo, 2002. Analisis Konsep Customer Relationship Management (CRM) dalam rangka Peningkatan Loyalitas Nasabah (Studi Kasus pada PT. Merpati Nusantara Airlines).Tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Dipanegoro.
72
Ashari & Santosa, (2005).Analisis Statistik dengan Microsoft Exel & SPSS, Andi.Yogyakarta
Buttle, F. 2007. Customer Relationship Management Concepts and Tools (terjemahan), Bayumedia, Jakarta.
Fandy Tjiptono. 1997. Total Quality Service. Edisi V. Andi.Yogyakarta:
Gary Leonard Hendrik, 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Elim Kab. Toraja Utara. Tidak diterbitkan. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uneiversitas Hasanuddin, Makassar:
Gordon, Ian. 2002,.Best Practice: Customer Relationship Management. Ivey Business Journal
Griffin, Jill. 2003, Customer Loyalty: Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, H. Malayu. 2005, Dasar-dasar Perbankan , PT Bumi Aksara, Jakarta.
Herry Arianto Lestari Wibowo.Pengaruh Customer Relationship Management yang berpengaruh terhasdap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan pada PT Astra Internasional.Tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi UPN “Vetran” Jawa Timur.
Kartika Imasari, Kezia Kurniawati Nursalin, 2011. Pengaruh Customer Relationship Management terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT BCA Tbk. Journal focus ekonomi. Program Studi Manajemen Universitas Kristen Maranatha.
Kasmir, 2003. Dasar-dasar Perbankan, edisi 1, Jakarta, PT RajaGrafindo, Persada.
Kotler, Philip. Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. 1 jld.Edisi 12.: Indeks, Jakarta.
Vanessa Gaffar, 2007. CRM (Customer Relationship Marketing) : Hubungan yang Abadi dengan Pelanggan dalam Prof. Dr. H. Buchari Alma (Ed) Manajemen Bisnis (Berbasis Hasil Penelitian) (hlm: 126-137)., ALFABETA. Bandung
http://mistercela21.wordpress.com/2009 /10 /04 /teknik-sampling/ diakses pada tanggal 07 maret 2013 jam 12:31 Wita.