repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3257 › sk… · web...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT BANK SULSELBAR
M.ADAM IKHSAN
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
i
SKRIPSI
PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT BANK SULSELBAR
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
M.ADAM IKHSANA21108276
kepada
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
ii
iii
iv
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan karunia yang senantiasa
menyertai kita sebagai umatNya.Dan dengan rahmatNya juga sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini yang merupakan bagian dari prasyarat untuk
menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Penulisan skripsi ini tidak akan berjalan tanpa adanya bantuan berbagai
pihak.Untuk itu maka izinkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang-
orang baik yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini bisa berjalan
dengan lancar :
1. Orang tua penulis Bapak Alfian NK dan Mama Suryanti Qalsum yang tidak
hanya dengan dukungan materi tetapi juga memberikan masukan,semangat
dan doa yang tidak berputus kepada penulis.Tidak ada kebaikan yang
melebihi apa yang beliau berdua telah berikan
2. Bapak Dr Muhammad Ismail Pabo SE.,M.Si selaku pembimbing 1 dan Bapak
HM Sobarsyah SE.,M.Si selaku pembimbing 2 yang telah membimbing
dengan sangat-sangat baik sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis bapak Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE.,
MS dan jajaran dosen yang telah memberikan pembelajaran yang baik selama
penulis menjalani kuliah
vi
4. Bapak/ibu penguji Prof Dr H Syamsu Alam SE.,M.Si ,Dr Djumidah Maming
SE.,M.Si ,Drs Mukhtar M.Si yang tidak hanya menguji tetapi memberikan
arahan agar penulis lebih baik kedepannya
5. Ketua Jurusan Manajemen Dr Muhammad Yunus Amar SE.,MT dan jajaran
pegawai akademik jurusan manajemen.Terimakasih atas segala bantuannya
selama ini
6. Keluarga besar Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.Kebanggan tersendiri bagi penulis menjadi bagian dari
organisasi ini
7. Ikatan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(IMMAJ).Tempat penulis berjalan berkarya dan tumbuh bersama dengan
orang-orang hebat di dalamnya Adalah sebuah kehormatan memiliki darah
biru IMMAJ dalam diri penulis,
8. Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2008 IVOlution
(Iconic Voume dan 08stackle) .Terima kasih untuk hari-hari luar biasa
“Ospek,Inaugurasi,Bebas dll”
9. Kepada adik Ibot dan keluar besar yang lain atas bantuan dan doanya
selama ini yang membuat penulisan skripsi ini tidak terasa memberatkan
10. Mentor/Guru/Pembimbing 3 Dyah Ayu Anisha Pradipta (DEVI) atas
pengorbanan waktu pikiran dan tenaga dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan tulisan ini.Karma baik bagi penulis sehingga kita bisa
sekampus dan dekatan rumah
11. Manusia-manusia bacucul yang selama ini berjuang bersama selama kurang
lebih 4 tahun Jean, Upi, Fery, Iwan, Adnan, Wahyu, Richard, Sella, Ical,
vii
Galih, Hilman, Ocyi, Agung, Bondan, Hendro, Dito, Weldy, Azur, Andika,
Rebok, Dede, Momoy, Audi, Julian, dan Uga. Semoga kesuksesan semakin
menyertai kita dalam setiap langkah kedepannya
12. Gadis-gadis baik Adis, Tyta, Mba Ia, Nadia, Uli, Charli, Dila, Gisca, Dije,
Cyntong, Rafda, Mala, Tuti, Iswi. Semoga kebaikan menyertai kalian dalam
waktu-waktu berikutnya.
13. Keluarga besar penghuni Lobe yang dengan kebaikan hati tetap memberikan
konsumsi dan print kepada penulis walau terkadang harus rela diutangi dulu
Mama Rohani,Kak Tia,Mama Rabia,Dahlia,Muis,Tante Ria,Tante Eda,Ria.
14. Keluarga besar Indonesia Marketing Association Sub-Chapter UNHAS
15. Keluarga besar Bank Sulselbar Kantor Cabang Utama Makassar
Banyak pembelajaran dan pengetahuan baru yang penulis dapatkan selama
proses penulisan skirpsi sampai ujian meja .Semoga bisa bermanfaat bagi diri
penulis sendiri dan khayalak yang turut membaca skirpsi ini
Makassar,7 Desember 2012
M.Adam Ikhsan
viii
ABSTRAK
PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT BANK SULSELBAR
M Adam IkhsanMuhammad Ismail Pabo
HM Sobarsyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari relationship marketing yang terdiri dari financial benefit (x1) social benefits (x2) dan structural benefits (X3) terhadap loyalitas nasabah (X4) PT Bank Sulselbar. Data penelitian ini diperoleh dari kuisoner (data primer) dan beberapa observasi dan wawancara langsung dengan bagian pelayanan (CS,Teller,Kasi Pelayanan) dari PT Bank Sulselbar.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel relationship marketing dengan dimensinya (financial benefits,social benefits,dan structural benefits) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan (uji F) terhadap loyalitas nasabah PT Bank Sulselbar sebesar 5.077 dan dimensi yang paling dominan adalah financial benefits sebesar 3.432. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,110 yang berarti variabel relationship marketing berpengaruh sebesar 11 persen terhadap loyalitas nasabah sedangkan sisanya sebesar 89 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini
Kata Kunci : relationship marketing,financial benefits,social benefits,structural benefits,loyalitas nasabah
This study aimed to determine the effect of relationship marketing which consists of financial benefit (x1) social benefits (x2) and structural benefits (X3) to customer loyalty (X4) in PT Bank Sulselbar. The data were obtained from questionnaires (primary data) and some of the observations and interviews with service division (CS, Teller, Head of Services) of PT Bank Sulselbar.The result of this study shows that the relationship marketing variables with dimensions (financial benefits, social benefits, and structural benefits) along have positive and significant effect (F test) to customers loyalty in PT Bank Sulselbar for 5077 and the most dominant dimensions are financial benefits with amount 3432. Adjusted R Square values obtained from this study is 0.110, which means relationship marketing variables affect 11 percent of the customer loyalty while the remaining 89 percent is influenced by other variables outside of the study
Keywords: relationship marketing, financial benefits, social benefits, structural benefits, customer loyalty
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. iHALAMAN JUDUL...................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... vPRAKATA .................................................................................................. viABSTRAK .................................................................................................. viiDAFTAR ISI................................................................................................ viiiDAFTAR TABEL ........................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR .................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiBAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................... 61.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 61.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
2.1 Pemasaran ................................................................................ 82.1.1 Tujuan Pemasaran ......................................................... 92.1.2 Tujuan Pemasaran di Lembaga Perbankan ................... 102.1.3 Strategi Pemasaran ........................................................ 132.1.4 Komunikasi Pemasaran ................................................ 14
2.2 Relationship Marketing ........................................................... 162.2.1 Pengertian Relationship Marketing ............................. 172.2.2 Tujuan Relationship Marketing ................................... 24
2.3 Loyalitas Konsumen ................................................................ 252.4 Hubungan Relationship Marketing dan Loyalitas Nasabah .... 292.5 Penelitian Terdahulu ................................................................ 312.6 Kerangka Pikir ......................................................................... 322.7 Hipotesis .................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 343.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 343.2 Tempat dan Waktu .................................................................. 353.3 Populasi dan Sampel ................................................................ 353.4 Jenis Data ................................................................................. 373.5 Sumber Data ............................................................................ 373.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 373.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 383.8 Instrumen Penelitian ................................................................ 40
x
3.8.1 Uji Validitas ................................................................. 40......................................................................................
3.8.2 Uji Realibitas................................................................ 413.9 Analisis Data ........................................................................... 43
3.9.1 Analisis Koefisien Determinasi ................................... 443.9.2 Uji F ............................................................................ 463.9.3 Uji T ............................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................. 48BAB V PENUTUP ..................................................................................... 63Daftar Pustaka ...................................................................................... 66Lampiran ...................................................................................... 68
xi
Daftar Tabel
Tabel Halaman
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .……………............. 28
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin …… 48
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ……………… 49
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan …….. 49
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Financial Benefits…….. 51
4,5 Tanggapan Responden terhadap Social Benefits …….. 52
4.6 Tanggapan Responden terhadap Structural Benefits…….. 52
4.7 Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Konsumen …. 53
4.8 Hasil Uji Validitas ………………………………………… 54
4.9 Hasil Uji Realibitas ………………………………………… 55
4.10 Hasil Perhitungan Regresi ……………………………..… 56
4.11 Koefisien Determinasi………………………………………… 58
4.12 Hasil Perhitungan Uji F ……………………………..… 58
4.13 Hasil Perhitungan Uji t ……………………………..… 60
xii
Daftar Gambar
Gambar Halaman
2.1 The Customer Royalty Pyramid ……………………. 29
2.2 Kerangka Pikir Penelitian ………………………. 33
xiii
Daftar Lampiran
Lampiran Halaman
1 Biodata …………………..……………………. 68
2 Kuisoner ………………………………………… 70
3 SPSS ………………………………………… 73
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Tingkat persaingan dalam dunia perbankan di Indonesia pada umumnya dan
di Sulawesi Selatan pada khususnya terus mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Bank-bank baru baik dari dalam dan dari luar negeri terus bermunculan
merambah pasar perekonomian di Sulawesi Selatan. Peningkatan ini jelas memaksa
bank-bank yang telah ada sebelumnya untuk berupaya lebih maksimal lagi dalam
merebut dan mempertahankan pasar yang ada, perusahaan dituntut untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik untuk dapat merebut dan
mempertahankan pasar, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
Banyaknya pilihan perbankan mengakibatkan konsumen dapat bebas
memilih jasa bank mana yang akan mereka pilih untuk digunakan, pesaing yang
muncul dengan segala keunggulan produk yang dimiliki menyebabkan perusahaan
kesulitan untuk merebut pasar baru, ditambah dengan adanya kemungkinan
konsumen akan berpindah ke perusahaan lain karena keunggulan produk tadi.
Menyikapi kondisi di atas, maka banyak perusahaan berupaya untuk
mencari alternatif strategi yang tepat dalam lapangan persaingan baru. Perusahaan
pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakan dapat
dipertahankan selamanya karena pelanggan yang loyal merupakan aset terbesar
yang harus dijaga perusahaan. Mempertahankan pelanggan menjadi hal yang
sangat penting bagi perusahaan sesuai dengan defenisi yang dipaparkan Griffin
dalam Abdul Musowir, (2009:48) yang mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai
berikut “loyalty is defined as non random purchase expressed overtime by some decision
15
making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih
mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu
perusahaan yang dipilih. Melihat kondisi tersebut, maka upaya yang dilakukan oleh
suatu bank untuk mempertahankan nasabahnya dimaksudkan agar nasabah mau
kembali dan membeli produk yang ditawarkan oleh bank tersebut. Mempertahankan
pelanggan adalah salah satu faktor dari peningkatan keuntungan, hal ini didasarkan
pada hasil penelitian Winer bahwasanya jika perusahaan berhasil mendorong
retensi (tingkat belanja ulang) 1% saja dari jumlah pelanggan lama, perusahaan
tersebut akan mengalami peningkatan keuntungan sebesar 5%, Housny dalam
Abdul Musowir, (2009:17). Selain itu, mempertahankan semua pelanggan yang ada
pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian
pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya
mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2007:207)
Terdapat keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan
apabila memiliki konsumen yang loyal (Griffin, 2005:11), antara lain:
1. Biaya pemasaran menjadi berkurang (biaya pengambilalihan pelanggan
lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan
2. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan
pemrosesan order
3. Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang
(lebih
sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan)
4. Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa
16
pelanggan yang lebih besar
5. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif dengan asumsi
parapelanggan yang loyal juga merasa puas
6. Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang,
klaim
garansi, dan sebagainya
Memenangkan dan menjaga loyalitas pasar bukanlah perkara yang datang
tanpa didasari strategi cermat yang dibuat oleh perusahaan, perusahaan harus
memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen di masa sekarang
atau di masa yang akan datang. Dalam hal ini konsumen diasumsikan telah memiliki
pengetahuan dan informasi yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya, pengetahuan dan informasi yang didapat bisa melalui citra iklan
perusahaan atau informasi dari mulut ke mulut antar sesama konsumen. Melalui
informasi yang dimiliki, konsumen akan membandingkan antara produk satu dengan
produk lainnya. Salah satu yang dapat dipakai untuk mempertahankan loyalitas
konsumen adalah melalu strategi relationship marketing yang cermat.
Relationship marketing telah berkembang menjadi salah satu senjata
perusahaan untuk terus dapat bertahan di pasar dengan memenangkan loyalitas
dari pelanggan yang telah mereka miliki. Tujuan perusahaan untuk terus bertahan
dalam dunia bisnis memerlukan adanya kesinambungan kerja sama antara
konsumen dan perusahaan, relationship marketing diartikan sebagai menarik,
memelihara, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan, Berry dalam Abdul
Musowir, (2009:37) melalui definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa menarik
pelanggan baru dipandang sebagai “langkah antara” dalam proses pemasaran.
17
Sedangkan menguatkan hubungan, merubah konsumen yang acuh menjadi loyal,
dan melayani pelanggan sebagai klien harus menjadi pertimbangan penting bagi
kegiatan pemasaran. Tujuan relationship marketing adalah menjalin hubungan yang
saling memuaskan dalam jangka panjang, seperti yang diutarakan Kotler dalam
Abdul Musowir,(2009:18) bahwa relationship marketing bertujuan untuk membangun
hubungan yang saling memuaskan dalam jangka panjang dengan konsumen,
pemasok, distributor, dan lainnya. Ini penting untuk meningkatkan dan memelihara
bisnisnya dalam jangka panjang. Outcome dari relationship marketing berupa suatu
jaringan pemasaran antara perusahaan dengan stakeholder-nya (konsumen,
karyawan, pemasok, distributor, dan lainnya).
Apabila perusahaan mempunyai dan dapat menjalankan relationship
marketing dengan baik, maka perusahaan tersebut dapat mempertahankan
pelanggan yang telah dimiliki dan menambah pelanggan atau nasabah baru.
Relationship marketing itu sendiri dapat dikembangkan melalui tiga langkah, yaitu
financial benefits, social benefits, dan structural benefits sesuai dengan yang telah
dikemukakan oleh Boone dan Kurtz ( dalam Abdul Musowir, 2009:18).
Sulawesi Selatan dewasa ini seolah menjadi magnet tersendiri bagi dunia
perbankan, hal ini dipengaruhi oleh tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Selatan yang mencapai 8,45% pada triwulan kedua tahun 2012, lebih tinggi dari
tingkat pertumbuhan perekonomian nasional yang hanya 6,40% (Sumber: bi.go.id).
Pertumbuhan perekonomian yang pesat menggambarkan bagaimana
menjanjikannya lapak bisnis di daerah ini, terdapat puluhan bank yang membuka
kantornya di kota Makassar sebagai ibukota provinsi, hal ini menandakan
18
persaingan dalam merebut nasabah antar bank akan terus berjalan dan meningkat
seiring berjalannya roda perekonomian yang terus tumbuh di daerah ini.
Bank SulSelBar sebagai bank milik pemerintah daerah Sulawesi Selatan dan
Barat dituntut untuk terus dapat bersaing dalam dunia perbankan di kawasan Timur
Indonesia pada umumnya dan di Sulawesi Selatan pada khususnya sesuai dengan
visi mereka “Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan
Timur Indonesia” untuk mewujudkan visi perusahaan itu, maka Bank SulSelBar
harus cermat dalam membuat strategi umum pemasaran sehingga bisa merebut dan
mempertahankan pasar dari bank-bank lain yang menjadi competitor mereka. Salah
satu langkah yang dipakai untuk mewujudkan strategi pemasaran tersebut adalah
strategi relationship marketing dimana bank akan berusaha untuk menjalin
hubungan yang baik dan berkesinambungan dengan konsumennya, sehingga timbul
loyalitas dari konsumen itu sendiri. Loyalitas nasabah perbankan di Indonesia
menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey dalam Abdul Musowir, (2009:16)
terhadap 427 responden dari kelompok berpenghasilan menengah dan tinggi
menunjukkan bahwa mereka sangat loyal dengan banknya dan sangat puas dengan
layanannya, tetapi mereka juga tetap mau pindah ke bank lain yang memberikan
layanan yang sesuai dengan keinginannya atau lebih baik. Dari penelitian tersebut
bisa ditarik kesimpulan bahwa kita harus tetap menjaga jarak kesenjangan antar
harapan konsumen dan kenyataan yang mereka terima
Mencermati fenemona di atas, maka bisa disimpulkan relationship marketing
mempunyai peranan yang penting dalam membangun loyalitas dari konsumen
sebuah perusahaan. Dengan dasar itu, maka penulis tertarik melakukan penelitian
19
dengan judul “Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Nasabah
pada PT Bank SulSelBar”.
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah relationship marketing dengan dimensinya social benefits,
structural benefits, dan financial benefits berpengaruh posititf terhadap
loyalitas nasabah pada PT Bank SulSelBar?
2. Dimensi apakah dari relationship marketing dengan dimensinya social
benefits, structural benefits, dan financial benefits yang dominan
berpengaruh terhadap loyalitas nasabah pada PT Bank SulSelBar?
1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari relationship marketing dengan dimensi
financial benefits, social benefits, dan structural benefits berpengaruh
posititf terhadap loyalitas nasabah pada PT Bank SulSelBar..
2. Untuk mengetahui yang manakah diantara dimensi dari relationship
marketing yang memeliki pengaruh paling dominan terhadap loyalitas
nasabah PT Bank SulSelBar
Manfaat penelitian adalah:
1. Sebagai gambaran bagi perusahaan-perusahaan untuk memberikan
pertimbangan dan masukan mengenai konsep pemasaran, khususnya
pada relationship marketing dalam mempertahankan konsumennya.
20
2. Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta memperkaya
khazanah ilmu pemasaran pada khususnya dan manajemen pada
umumnya.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi
bagi peneliti berikutnya.
1. 4. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-
tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing, yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini penulis menjelaskan teori-teori yang diperlukan untuk
menjelaskan variabel-variabel pada penelitian ini. Selain itu dalam bab ini
diuraikan pula mengenai penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan
hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan tentang obyek/subyek penelitian, populasi
dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, uji
validitas dan uji reliabilitas, metode analisis, serta lokasi dan objek
penelitan.
21
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah diperoleh. Analisis
data yang dilakukan meliputi analisis statistik yang digunakan untuk
melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian.
BAB V Penutup
Dalam bab ini merupakan bagian penutup dari skripsi ini, disajikan
kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang relevan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pemasaran
Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan,
mempromosikan, dan menyalurkan barang dan jasa kepada konsumen dan unit-unit
bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dan merangsang permintaan akan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Definisi pemasaran menurut Kotler (2007:6) dapat dibedakan menjadi definisi
sosial, yaitu suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain, sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan
sebagai seni menjual produk.
Menurut William J.Stanton dalam Ritcha Widyangtias. (2010:36) Pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan
merencanakan,menentukan harga,mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial
Sedangkan menurut Lamb Jr. et al dalam Ogi Sulistian, (2011:21),
pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep harga,
promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
23
Sedangkan menurut Swastha,(2008:4) Manajemen pemasaran adalah
penganalisaan,perencanaan,pelaksanaan,dan pengawasan program-programyang
bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep
pemasaran bukan hanya sekedar menjual dan mempromosikan produk atau jasa,
tetapi merupakan proses yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan individu maupun kelompok melalui pertukaran serta merupakan kegiatan
perusahaan dalam melalui alat pemasaran, yaitu merancang konsep, menentukan
harga, dan mendistribusikan barang atau jasa.
2.1.1Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami konsumen sedemikian
rupa, sehingga produk cocok dengannya dan dapat dijual dengan sendirinya.
Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli, sehingga produsen
harus berusaha agar produknya tetap tersedia.
Perusahaan bertujuan untuk bisa membaca prilaku konsumennya dimana
seperti yang diutarakan Nugroho Setiadi (2003:4),bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini.
Menurut Fandy Tjiptono dalam Ogi Sulistian, (2011:22) ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai melalui pemasaran diantaranya:
24
1. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui produk-produk yang
berkualitas
2. Meningkatkan kompetensi perusahaan terkait dengan pemasaran
3. Menjawab tantangan kompetisi dalam dunia bisnis
4. Menjalin relasi jangka panjang antara perusahaan dengan konsumen
5. Memperoleh laba melalui perubahan dunia bisnis yang pesat
Sedangkan menurut Philip Kotler (2007:6), tujuan pemasaran adalah
menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi dan agar konsumen memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Selanjutnya, Peter Drucker dalam Philip Kotler, (2007:6) mengemukakan
bahwa tujuan dari pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan
sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan
selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari pemasaran itu adalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan
agar produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat cocok di hati konsumen
maupun pelanggan.
2.1.2 Tujuan Pemasaran di Lembaga Perbankan
Dalam UU RI No. 10 Tahun 1998 “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
25
Menurut kasmir (2010:96) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit,
kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah
merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan
diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu,
bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan
pemasarannya secara terpadu dan terus-menerus melakukan riset pasar.
Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan
keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan. Pengelolaan
pemasaran bank yang profesional inilah yang disebut dengan nama manajemen
pemasaran bank. Kasmir dalam Abdul Musowir, (2009:31) menyatakan bahwa
pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan
produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah dengan cara memberikan kepuasan. Dari definisi ini beberapa pengertian
yang perlu untuk diketahui adalah sebagai berikut:
1. Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk
mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Produk bank terdiri dari
produk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit) atau
jasa-jasa bank lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, safe deposit box,
kartu kredit, letter of credit, bank garansi, traveller cheque, bank draf, dan
jasa-jasa bank lainnya.
26
2. Permintaan suatu keinginan manusia yang didukung oleh daya belinya.
Artinya, permintaan akan terjadi apabila konsumen memiliki sejumlah
dana atau barang pengganti untuk memperoleh barang yang lain.
Besarnya permintaan nasabah tergantung dari daya beli nasabah
tersebut di samping harus didukung oleh minat dan akses
mendapatkannya.
3. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sesuatu barang yang
diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
penggantinya.
4. Pasar adalah himpunan nasabah (pembeli nyata dan pembeli potensial)
atas suatu produk, baik barang maupun jasa. Pasar dapat diartikan pula
sebagai tempat penjual dan pembeli melakukan transaksi. Arti lainnya
dapat pula berarti pasar tidak memiliki tempat pertemuan, akan tetapi
lewat alat-alat lain seperti telepon, faks, internet.
5. Kebutuhan nasabah bank adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak
ada dalam diri seseorang.
6. Keinginan nasabah bank adalah merupakan kebutuhan yang dibentuk
oleh kultur dan kepribadian individu.
Selanjutnya Kasmir dalam Abdul Musowir, (2009:33) menyatakan bahwa
tujuan pemasaran bank secara umum adalah untuk:
1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
27
2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak
pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada
nasabah lainnya melalui ceritanya (word of mouth).
3. Memaksimukan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan
pula.
4. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
.
2.1.3 Strategi Pemasaran
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat
penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang
memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan
hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena
itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam mengembangkan strategi.
Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk
mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama,
bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat
dimasuki di masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut
dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar
28
perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk
melayani pasar sasaran.
Menurut Benet dalam Ogi Sulistian, (2011:23) mengemukakan bahwa
strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit)
mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.
Sementara itu, Tull dan Kahle dalam Ogi Sulistian, (2011:23) mendefinisikan
bahwa strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Menurut Philip Kotler (2007:30), inti pemasaran strategis modern terdiri atas
tiga langkah pokok, yaitu segmentasi, targeting, dan positioning. Ketiga langkah ini
sering disebut STP (Segmentation, Targetting, Positioning).
Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yaitu mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan
produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Merupakan upaya pengelompokan
konsumen ke dalam beberapa kriteria baik dari segi usia, status, golongan, dan lain-
lain. Langkah kedua adalah menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu
atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani. Langkah ketiga adalah
positioning, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok
yang istimewa dari produk di dalam pasar. Ketiga upaya ini perlu dilakukan melalui
penelitian yang cermat agar mampu meminimalisir kegagalan berupa salah sasaran.
2.1.4 Komunikasi Pemasaran
29
Salah satu karakteristik fundamental dari sebuah hubungan yang bekerja
dengan baik adalah komunikasi, khususnya komunikasi yang tepat waktu dapat
mempercepat kepercayaan dengan membantu penyelesaian perselisihan dan
menyamakan persepsi dan harapan pelanggan-perusahaan. Ketika komunikasi
terhambat, kemungkinan hubungan akan memburuk demikian juga yang terjadi
dalam hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya.
Menurut Swastha dalam Abdul Musowir, (2009:29) secara luas komunikasi
pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan
keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih
memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Sedangkan promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah, dan hanya
dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi
pemasaran yang bertujuan memuaskan semua pihak.
Menurut Kotler-Keller,(2007:204) Komunikasi pemasaran adalah sarana
yang digunakan perusahaan dalam membujuk dan mengingatkan konsumen secara
langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual
Pelanggan seringkali mengacu pada keberadaan komunikasi sebagai bukti
dari adanya sebuah hubungan. Relationship tanpa komunikasi adalah hal yang tidak
mungkin. Beberapa ahli pemasaran relasional setuju bahwa komunikasi adalah
aspek fundamental dalam mengembangkan relationship. Komunikasi merupakan hal
penting bagi koordinasi dalam organizational setting termasuk dalam pemasaran
relasional. Komunikasi dikatakan menjadi perekat dalam personal contact.
komunikasi antara penyedia jasa dengan kliennya merupakan bagian integral dari
30
fungsi pemasaran interaktif. Apa yang dikatakan karyawan, bagaimana mereka
mengatakannya, bagaimana perilaku mereka, bagaimana outlet jasa, tampilan
mesin dan sumberdaya fisikal, dan bagaimana mereka mengkomunikasikan sesuatu
kepada pelanggan. Efek komunikasi dapat positif maupun negatif. Hasil komunikasi
adalah meningkatnya persentase pelanggan yang bertahan dan nilai mereka
meningkat.Salah satu tujuan dari komuikasi pemasaran adalah loyalitas merek
(Ujang Sumarwan 2011:390)
2.2 Relationship Marketing
Badan usaha tidak hanya mengandalkan kinerja dari layanan yang
dimilikinya tetapi juga harus membangun hubungan yang baik dengan konsumen
dalam jangka panjang. Dengan kata lain, konsumen menerima relational benefits
(manfaat relasi) dari hubungan yang erat dengan penyedia layanan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Zeithaml dalam Abdul Musowir, (2009:34)
bahwa relational benefits menunjukkan manfaat yang diterima oleh konsumen dari
hubungan jangka panjang dengan penyedia layanan, dimana nilainya diatas dan
dimana diantara kinerja inti dari hubungan jangka panjang dengan penyedia
layanan, dimana nilainya diatas dan diantara kinerja inti dari layanan yang diberikan.
Pelanggan dalam hubungannya dengan badan usaha berharap
mendapatkan reward atau penghargaan yang digunakan untuk meningkatkan
penghematan atas waktu dan uang dimana hubungan tersebut tidak terlepas dari
hubungan pemasaran (relationship marketing) yang dilakukan badan usaha dalam
menarik minat membeli konsumen. Relationship marketing merupakan kunci dari
proses menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan yang kuat,
31
bernilai tinggi dengan pelanggan dan pihak yang berkepentingan yang lain (Kotler
dan Amstrong dalam Abdul Musowir, 2009:34).
Semakin lama pemasaran semakin bergeser dari berfokus pada transaksi
individual ke arah berfokus pada menjalin hubungan bernilai tinggi untuk
memberikan kepuasan. Pemasaran yang membangun hubungan, lebih berorientasi
pada jangka panjang kepada pelanggan. Pemasaran yang membangun hubungan
menuntut semua bagian dalam perusahaan bekerja sama dengan pemasaran untuk
melayani pelanggan
.
2.2.1 Pengertian Relationship Marketing
Haryanto dalam Abdul Musowir, (2009:35) menyatakan relationship
marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang menekankan pada penjagaan
hubungan antara konsumen dan perusahaan melalui komunikasi yang efektif antara
perusahaan dan konsumen.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat terlihat bahwa komunikasi yang efektif
antara konsumen dan perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari konsep relationship marketing. Hal ini mengingat komunikasi yang efektif
mampu meningkatkan keeratan atau keakraban hubungan antara konsumen dan
perusahaan.
Winer dalam Abdul Musowir, (2009:35) mendefinisikan relationship marketing
sebagai strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dalam
jangka panjang dengan mengkombinasikan kemampuan untuk merespon secara
langsung dan untuk melayani pelanggan dengan interaksi yang tinggi.
32
Menurut Winer dalam Abdul Musowir, (2009:35), tujuan dari pelaksanaan
program-program dalam relationship marketing adalah untuk menghantarkan
kepuasan pelanggan dalam tingkat yang lebih tinggi daripada yang dihantarkan oleh
pesaingnya. Untuk mendukung penerapan strategi relationship marketing,
diperlukan suatu perangkat berupa pendekatan manajemen, yaitu customer
relationship management (CRM).
Zeithaml dan Bitner dalam Abdul Musowir, (2009:36) mendefinisikan
relationship marketing (atau relationship management) adalah suatu filosofi dalam
menjalankan bisnis, orientasi strategis, yang memfokuskan pada mempertahankan
dan mengembangkan pelanggan yang ada, lebih daripada menarik pelanggan baru.
Sedangkan menurut Keegan, Moriarty, dan Duncan dalam Abdul Musowir,
(2009:36) “Relationship marketing is an approach to marketing in which a company
endeavors to build continuing relationship with its customer that promote both the
company’s longterm growth and the customer’s maximum satisfaction”. Pernyataan
ini menjelaskan bahwa relationship marketing ialah suatu pendekatan dalam
pemasaran dimana untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang bagi
perusahaan dan kepuasan pelanggan perlu dibangun hubungan yang berkelanjutan
atau interaksi antara perusahaan dan pelanggannya.
Pengertian relationship marketing menurut Boone dan Kurtz dalam Abdul
Musowir, (2009:36) adalah “Relationship marketing is the development and
maintenance of longterm, cost effective relationships with individual customers,
suppliers, employees, and other partner for mutual benefit”. Dari pernyataan tersebut
dapat dijelaskan bahwa relationship marketing merupakan suatu pengembangan
dan pemeliharaan dalam jangka panjang untuk hubungan yang efektif dengan
33
pelanggan secara individu, pemasok, karyawan, dan untuk kerjasama lain yang
saling menguntungkan. Menurut Berry dan Parasuraman dalam Abdul Musowir,
(2009:37), “Relationship marketing concerns attracting, developing and retaining
customerrelationship”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa relationship
marketing pada dasarnya menarik, membangun dan mempertahankan hubungan
dengan pelanggan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa relationship
marketing itu adalah suatu pendekatan dan pengembangan serta pemeliharaan
yang menarik, membangun, dan mempertahankan hubungan jangka panjang antara
perusahaan dengan pelanggannya. Boone dan Kurtz dalam Abdul Musowir,
(2009:37) menyatakan bahwa relationship marketing dapat dikembangkan melalui
tiga tingkatan, yaitu:
1. Financial Benefits
Pendekatan yang pertama untuk membangun suatu hubungan yang
menambah nilai bagi pelanggan adalah dengan memberikan manfaat
keuangan. Manfaat keuangan yang dimaksud yaitu perusahaan
memberikan intensif harga kepada pelanggan sehingga memberikan
keuntungan bagi pelanggan. Hal ini dilakukan dengan memberikan
reward dalam bentuk harga khusus, diskon, atau pemberian voucher
yang dimaksudkan untuk melakukan penghematan biaya yang
dikeluarkan oleh pelanggan. Pada tingkatan pertama ini dapat
memotivasi pelanggan untuk mengadakan hubungan dengan
perusahaan tetapi kemungkinan untuk menciptakan hubungan dalam
jangka panjang ialah rendah karena kelemahan pada tingkatan pertama
34
ini adalah dapat ditiru oleh para pesaing. Menurut Kotler dan Amstrong
dalam Abdul Musowir, (2009:38), financial benefits yang diterima oleh
konsumen dapat meningkatkan hubungan dengan penyedia layanan, dan
penyedia layanan berpendapat bahwa financial benefits merupakan
motivasi dasar dalam membangun hubungan dengan penyedia layanan
tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong, financial benefits yang dapat
diperoleh konsumen tidak hanya dapat berupa harga khusus, diskon, dan
pemberian voucher, tetapi juga dapat berupa program “ Buy one get one
free ” atau “ Pay one for two “.
Sedangkan bentuk dari penerapan financial benefits di Bank SulSelBar
adalah dengan memberikan bagi hasil yang menguntungkan nasabah,
pemberian hadiah kepada nasabah, dan pemberian fasilitas bebas biaya
administrasi bulanan.
2. Social Benefits
Pada tingkatan kedua yaitu social benefits, perusahaan membangun
suatu hubungan sosial dengan para pelanggan melalui jalinan
komunikasi yang baik. Melalui komunikasi ini, perusahaan mengetahui
dan mempelajari kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan secara
individu. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Abdul Musowir, (2009:39),
karyawan suatu perusahaan meningkatkan ikatan sosial mereka dengan
pelanggan dengan jalan meneliti kebutuhan dan keinginan individual
pelanggan kemudian menyesuaikan produk dan jasa dengan kebutuhan
dan keinginan itu. Hal ini menunjukkan bahwa social benefits merupakan
hasil dari membangun hubungan dengan perusahaan secara khusus.
35
Manfaat sosial yang diperoleh pelanggan, biasanya dijadikan ukuran
untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diterima pelanggan,
seperti yang dikatakan oleh Zeithaml dalam Abdul Musowir, (2009:39),
“social benefits have been presumed toinclude feelings of familiarity,
personal recognition, friendship, rapport, andsocial rapport”. Maksudnya
adalah social benefits mencakup perasaan kekeluargaan, pengakuan
secara individual, dan dukungan sosial. Ukuran yang dapat dijadikan
patokan untuk mengetahui seberapa besarmanfaat sosial yang diperoleh
pelanggan adalah (Zeithaml dalam Abdul Musowir, 2009:39):
a. Adanya hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan,
dimana perusahaan mengenal pelanggan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa persahabatan sering terjadi dalam hubungan
antara perusahaan dengan pelanggan, yang merupakan bonus yang
tidak tampak sebagai layanan tambahan dari layanan inti.
b. Menerima apa adanya semua pola tingkah laku dan emosi yang unik
dari setiap pelanggan. Perusahaan harus berusaha untuk selalu
mengembangkan hubungan sosial antara perusahaan dengan
pelanggan. Salah satunya dengan berusaha mengenal pelanggan
dengan baik sehingga perusahaan akan mampu memenuhi segala
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Bentuk dari penerapan social benefits di Bank SulSelBar adalah dengan
pemberian pelayanan yang sangat baik, pemberian senyuman yang
diberikan karyawan setiap kali melayani nasabah dan adanya ruang
tunggu yang nyaman.
36
3. Structural Benefits
Pada tingkatan terakhir, yaitu perusahaan membangun ikatan struktural
dengan pelanggan agar pelanggan mudah dalam berinteraksi dengan
perusahaan yang bersangkutan. Melalui ikatan struktural ini hubungan
perusahaan dan pelanggan yang semula sebatas seller and buyer
berubah menjadi partner dalam bisnis. Dalam ikatan struktural ini
perusahaan berusaha untuk membantu pelanggan dan selalu
memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan,
sehingga pelanggan yang dibantu dan diperhatikan akan merasa sangat
dihargai dan lebih puas pada perusahaan. Ikatan ini dikembangkan
dengan menawarkan layanan yang memberikan nilai tambah dengan
memberi beberapa jenis hubungan yang bersifat pribadi melalui perhatian
secara individual oleh badan usaha. Dengan kata lain, perusahaan
berusaha untuk menjalin hubungan yang intim dengan pelanggan.
Ukuran dari seberapa besar ikatan struktural yang dirasakan oleh
pelanggan dapat dilihat dari (Kotler dan Amstong dalam Abdul Musowir,
2009:41):
a. Perasaan aman atau perasaan nyaman pelanggan terhadap badan
usaha. Jika pelanggan merasa tidak nyaman dalam berhubungan
dengan perusahaan, maka pelanggan dapat meninggalkan
perusahaan tersebut dan akan beralih ke pesaing. Semakin aman
atau nyaman seorang pelanggan berinteraksi dengan perusahaan
maka semakin besar ikatan struktural yang dirasakan oleh pelanggan.
37
b. Badan usaha memberikan perlakuan kepada pelanggan atas
kesetiaan pelanggan. Beberapa diantaranya yaitu dengan pemberian
special service, berupa layanan tambahan yang tidak nampak secara
fisik yang diberikan kepada pelanggan dan pemberian extra attention,
berupa perhatian yang lebih terhadap pelanggan yang diberikan oleh
penyedia layanan.
Sedangkan bentuk dari penerapan structural benefits di Bank SulSelBar
adalah dengan pemberian jaminan keamanan tabungan nasabah,
pemberian informasi yang baik, dan tersedianya media berkomunikasi
antara nasabah dan bank tanpa harus datang ke kantor.
Ketiga tingkatan tersebut yaitu financial benefits, social benefits, dan
structural benefits dapat dijadikan sebagai suatu kunci keberhasilan dalam menjaga
hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Selain itu, menurut Kotler dalam
Abdul Musowir, (2009:42), terdapat dua cara untuk memperkuat ketahanan
pelanggan. Pertama, dengan mendirikan rintangan beralih yang tinggi. Para
pelanggan lebih enggan untuk beralih ke pemasok lainnya jika melibatkan biaya
modal yang tinggi, biaya pencarian yang tinggi, kehilangan potongan harga, dan
sebagainya.
Pendekatan yang lebih baik adalah dengan memberikan kepuasan tinggi
kepada pelanggan. Hal ini mempersulit pesaing untuk meruntuhkan rintangan
beralih dengan hanya menawarkan harga yang lebih rendah atau perangsang lain
untuk beralih. Untuk menciptakan kesetiaan pelanggan yang kuat, perusahaan perlu
melakukan relationship marketing. Relationship Marketing mencakup semua
38
langkah-langkah yang dilakukan perusahaan untuk mengenal dan melayani
pelanggan potensial mereka dengan lebih baik
.
2.2.2 Tujuan Relationship Marketing
Chan dalam Abdul Musowir, (2009:43) menyatakan bahwa tujuan utama
pemasaran relasional sebenarnya adalah untuk menemukan lifetime value (LTV)
dari pelanggan. Setelah LTV didapat, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar
LTV masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke
tahun. Setelah itu, tujuan ketiga adalah bagaimana menggunakan profit yang
didapat dari dua tujuan pertama tadi untuk mendapatkan pelanggan baru dengan
biaya yang relatif murah. Dengan demikian tujuan jangka panjangnya adalah
menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok pelanggan: pelanggan
sekarang dan pelanggan baru.
Zeithaml dan Bitner dalam Abdul Musowir, (2009:43) menyatakan bahwa
tujuan utama dari pemasaran relasional adalah untuk membangun dan
mempertahankan pelanggan yang komit yang menguntungkan bagi perusahaan dan
pada waktu yang sama meminimumkan waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk
pelanggan yang kurang menguntungkan.
Relationship Marketing ini menekankan betapa pentingnya unsur sentuhan,
partisipasi, pengindraan, dan emosi dalam memelihara hubungan. Hubungan itu
harus didasarkan oleh prinsip-prinsip ketulusan dan saling mendukung, bukan hanya
sekadar hubungan transaksional yang semu dan semata-mata karena perintah kerja
39
atau hitung-hitungan cost-benefit. Prinsip sederhana dari konsep pemasaran ini,
bangunlah suatu jaringan hubungan emosional yang efektif dengan stakeholder, dan
laba akan menyusul
.
2.3 Loyalitas Konsumen
Menurut Ujang Sumarwan (2011:105), istilah konsumen sering diartikan
sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen
organisasi membeli barang dan jasa yang akan digunakan oleh anggota yang lain.
Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek
tertentu dibandingkan merek yang lain dalam kategori produk. (Giddens dalam Farid
Yuniar Nugroho, 2011:16).
Menganalisa loyalitas konsumen akan lebih berhasil apabila mampu
memahami aspek psikologis manusia. Persepsi merupakan salah satu aspek
tersebut dan sebelum persepsi konsumen terbentuk terhadap suatu objek, dalam hal
ini kualitas, harga, dan suasana toko merupakan faktor yang memotivasi konsumen
dalam suatu produk.
Konsumen mempunyai rasa suka dan tidak suka setelah mereka membeli
produk dan kemudian persepsi terbentuk dan akan menentukan perilaku terhadap
merek produk tersebut. Hal ini dikarenakan persepsi menjelaskan evaluasi kognitif,
perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan
(Kartawidjaja dalam Farid Yuniar Nugroho, 2011:16).
40
Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian barang atau jasa secara terus menerus harus selalu diperhatikan oleh
perusahaan atau produsen. Bagi perusahaan, loyalitas konsumen dapat
memberikan nilai yang tinggi bagi inisiatif kepedulian para pelanggan, yaitu lebih
mudah dan lebih murah untuk mempertahankan pelanggan kunci, daripada menarik
pelanggan baru yang loyalitasnya belum terbukti.
Dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta tercapainya tujuan suatu
perusahaan. Loyalitas adalah loyalitas konsumen akan suatu barang atau jasa
tersebut secara terus-menerus, kebiasaan ini termotivasi sehingga sulit dirubah dan
sering berakar dalam keterlibatan yang sangat tinggi. (Engel, dkk dalam Farid Yuniar
Nugroho, 2011:16).
Selanjutnya Griffin (2005:5) berpendapat bahwa seorang pelanggan
dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku
pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan
membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan
kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan
konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada
sikap dari pelanggan.
Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam
untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa
terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan
41
usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan
perilaku. (Arnould, Price, dan Zinkan dalam Ogi Sulistian, 2011:34)
Konsumen dengan loyalitas tinggi akan memberitahukan keunggulan dan
kualitas layanan tersebut kepada orang lain bahkan sering memberikan saran
untuk menggunakan layanan jasa yang diberikan kepada konsumen. Fullerton dan
Taylor dalam Farid Yuniar Nugroho, (2011:17). membagi tingkat loyalitas
konsumen dalam tiga tahap, antara lain:
1. Loyalitas advokasi, merupakan sikap pelanggan untuk memberikan
rekomendasi kepada orang lain untuk melakukan pembelian ulang
terhadap produk atau jasa. Loyalitas advokasi pada umumnya disertai
dengan pembelaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dipakai.
2. Loyalitas repurchase, loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku
pembelian pelanggan terhadap layanan baru yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan, yang ditunjukkan dengan keinginan untuk membeli kembali.
3. Loyalitas paymore, loyalitas pelanggan untuk kembali melakukan
transaksi untuk menggunakan produk atau jasa yang telah dipakai oleh
konsumen tersebut dengan pengorbanan yang lebih besar.
Ciri-ciri loyalitas konsumen, yaitu:
1. Memiliki komitmen pada merek tersebut
2. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan
merek lain
3. Merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain
4. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut, tidak melakukan
pertimbangan
42
5. Selain mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek tersebut, juga
selalu mengikuti perkembangannya
6. Dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan selalu
mengembangkan hubungan dengan merek tersebut
Untuk menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui
beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian
yang berbeda-beda untuk masing-masing tahapan, karena setiap tahap mempunyai
kebutuhan yang berbeda.
Dengan memperhatikan masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan
dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk
membentuk calon pembeli menjadi konsumen yang loyal dan klien perusahaan. Hill
dalam Sugiyono, (2010:154) menggambarkan tingkatan loyalitas konsumen sebagai
berikut:
43
Sumber: Nigel Hill, (Sugiyono, 2010:154)
Gambar 2. 1 The Customer Loyalty Pyramid
Menurut Nigel Hill dalam Sugiyono, (2010:152), tahap loyalitas konsumen
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Suspect, meliputi semua orang yang diyakini akan membeli
(membutuhkan) barang/jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang
barang/jasa perusahaan.
2. Prospect, adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa
tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini
meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui
keberadaan perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi
pihak lain (Word of Mouth).
3. Customer, pada tahap ini pelanggan sudah melakukan hubungan
transaksi dengan perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif
terhadap perusahaan, loyalitas pada tahap ini belum terlihat.
4. Clients, meliputi semua pelanggan yang telah membeli barang/jasa yang
dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini
berlangsung lama dan mereka telah memiliki sifat retention.
5. Advocates, pada tahap ini, clients secara aktif mendukung perusahaan
dengan memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli
barang/jasa di perusahaan tersebut.
6. Partners, pada tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling
menguntungkan antara penyedia jasa dengan pelanggan, dan pada
tahap ini pula pelanggan berani menolak barang/jasa dari perusahaan
lain.
44
2.4 Hubungan Antar Konsep Relationship Marketing dengan Loyalitas Nasabah
Relationship marketing merupakan salah satu prinsip pemasaran yang
menekankan dan berusaha untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka
panjang dengan pelanggannya. Tujuan relationship marketing menurut Chan dalam
Abdul Musowir, (2009:55) adalah untuk mempertahankan pelanggan karena pada
umumnya biaya badan usaha untuk mendapatkan pelanggan jauh lebih besar
dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan.
Pelanggan adalah salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan, karena
pelanggan yang membeli barang dan jasa yang perusahaan jual. Dengan terjualnya
barang dan jasa yang perusahaan jual maka perusahaan akan mendapatkan
keuntungan. Perusahaan menyadari bahwa pelanggan merupakan salah satu faktor
yang penting, karena itu perusahaan membutuhkan suatu cara untuk dapat
mempertahankan pelanggan tersebut, salah satu caranya perusahaan menerapkan
program-program dari relationship marketing.
Program relationship marketing akan memberikan keuntungan baik bagi
perusahaan maupun bagi pelanggan. Boone dan Kurtz dalam Abdul Musowir,
(2009:56) menyatakan bahwa relationship marketing itu sendiri terdiri financial
benefits, social benefits, dan structural benefits.
Bank SulSelBar sebagai salah satu bank yang tentu saja mempunyai
nasabah yang tidak sedikit menyadari pentingnya memelihara hubungan jangka
panjang dengan nasabahnya, karena itu Bank SulSelBar menerapkan program
45
relationship marketing, dimana semua program tersebut bertujuan untuk
mempertahankan nasabah agar tetap loyal kepada Bank SulSelBar.
2.5 Penelitian Terdahulu
NO. TAHUN NAMA
PENELITI
JUDUL
PENELITIANKETERANGAN
1. 2009 ABDUL MUSOWIR
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH (STUDI PADA BANK BRI SYARIAH MALANG)
Dari hasil analisis regresi linier berganda, peneliti menemukan bahwa secara serempak ada pengaruh yang signifikan antara variabel financial benefits, social benefits dan structural benefits terhadap peningkatan Terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank BRI Syariah Malang. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap Terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank BRI Syariah Malang adalah social benefits.
2. 2005 DIDIK ISNADI, SE
ANALISIS PENGARUH CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING
Sampel penelitian ini adalah nasabah PT. Bank BRI kantor cabang
Pekalongan, sejumlah 100 orang. Structural Equation
46
Tabel 2. 1Daftar Penelitian Terdahulu
TERHADAP NILAI NASABAH DAN KEUNGGULAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK BRI CABANG PEKALONGAN)
Modeling (SEM) yang
dijalankan dengan perangkat lunak AMOS, digunakan untuk menganalisis data,
Hasil analisis menunjukkan bahwa customer relationship marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai nasabah dan keunggulan produk, nilai nasabah
dan keunggulan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah, kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
nasabah.
2.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penulisan ini dapat digambarkan secara sistematis,
sebagai berikut:
47
Gambar 2. 2Kerangka Pikir Penelitian
Bank SulSelBar
Relationship Marketing
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. (Sugiyono, 2010:93).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga bahwa relationship marketing dengan dimensi financial benefits,
social benefits, dan structural benefits berpengaruh positif terhadap
loyalitas nasabah PT Bank SulSelBar
2. Diduga bahwa dimensi financial benefits adalah dimensi yang paling
dominan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah PT Bank SulSelBar
48
FinancialBenefits
SocialBenefits
StructuralBenefits
Loyalitas NasabahBank SulSelBar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel merupakan suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sugiyono,
(2010:59). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Variabel Independen/Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah relationship
marketing yang didefinisikan oleh Boone dan Kurtz dalam Abdul Musowir,
(2009:36) sebagai suatu pengembangan dan pemeliharaan dalam
jangka panjang untuk hubungan yang efektif dengan pelanggan secara
individu, pemasok, karyawan, dan untuk kerjasama lain yang saling
menguntungkan.. Komponen relationship marketing terdiri atas tiga
bagian, yaitu financial benefits, social benefits, dan structural benefits.
2. Variabel Dependen/Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam
penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah loyalitas
nasabah/ konsumen.
49
3. 2 Tempat dan Waktu
Penelitian berlokasi di Bank SulSelBar bertempat di Jl. Dr. Sam Ratulangi
No. 16 Makassar dan di beberapa tempat umum di Makassar dikarenakan penelitian
ini berdomisili di Makassar.
Objek penelitian adalah nasabah Bank SulSelBar yang berdomisili di
Makassar yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti
dengan waktu penelitian selama 1 (satu) bulan.
3. 3 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2010:115) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang merupakan nasabah Bank
SulSelBar.
Sampel menurut Sugiyono (2010:116) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, peneliti
menghadapi kasus dimana jumlah populasi yang ada sangat banyak (sulit diketahui
secara pasti), sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
Non-Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel dan dengan metode Purposive Sampling, yaitu pengambilan
sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif
dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Pelaksanaan pengambilan sampel secara
purposive ini antara lain sebagai berikut: Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua
karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan/dengan
50
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti
menetapkan berdasarkan pertimbangannya sebagian dari anggota populasi menjadi
sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini dida-
sarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri.
Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah Bank SulSelBar dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Merupakan masyarakat yang berdomisili di Makassar
b. Memiliki tabungan di Bank SulSelBar
Adapun jumlah sampel tersebut diperoleh dari perhitungan yang
dikemukakan oleh Wibisono (Anonym, 2010:31) jika populasinya tidak diketahui
secara pasti, sebagai berikut:
n=( Zα/2σ
e )¿( (1,96 ) . (0,25 )0,05 )¿96,04=100 sampel
Dimana:
n = ukuran sampel
Zα = α = 0,05, maka Z0,05 = 1,96
σ = standar deviasi populasi
e = tingkat kesalahan
3. 4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Jenis data
51
1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik
secara lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka
yang dapat dihitung, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
b. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari responden berupa data opini dan kuesioner yang
disebarkan. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang terstruktur dan
materinya berhubungan dengan relationship marketing dan pengaruhnya
terhadap loyalitas nasabah/konsumen.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data
tersebut diperoleh dan diolah dari sumber PT Bank SulSelBar.
3. 6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan
adalah:
1. Studi kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu yang dilakukan dengan
membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, skripsi maupun thesis sebagai acuan penelitian terdahulu,
dan dengan cara browsing di internet untuk mencari artikel-artikel serta
jurnal-jurnal atau data-data yang dapat membantu hasil dari penelitian.
2. Studi lapangan (Field Research)
52
Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara langsung ke perusahaan, untuk mendapatkan data primer
melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat
mengenai pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas
nasabah/konsumen. Responden diminta menanggapi pertanyaan yang
diberikan dengan cara menjawab daftar pertanyaan tentang seberapa
besar penilaian mereka atas pengaruh relationship marketing terhadap
loyalitas nasabah/konsumen. Jenis kuesioner yang akan digunakan
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta untuk menjawab
pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dengan
Skala Likert yang berisi lima tingkatan pilihan jawaban mengenai
kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan.
Dalam pengukuran aspek pengaruh relationship marketing dan loyalitas
nasabah/konsumen digunakan Skala Tingkat (Likert) dengan keterangan
sebagai berikut:
1) Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
2) Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
3) Skor 3 untuk jawaban Biasa Saja (BS)
4) Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
5) Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
3. 7 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka
perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah
53
yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci,
operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut:
VARIABEL(1)
KONSEP(2)
INDIKATOR(3)
X1
Financial benefits, yaitu perusahaan
memberikan intensif harga kepada pelanggan
sehingga memberikan keuntungan bagi
pelanggan.
Boone dan Kurtz (dalam Abdul Musowir,
2009:37)
1. Pemberian bagi hasil yang
mengutungkan
2. Pemberian hadiah pada
nasabah
3. Pemberian bebas biaya
adminstrasi bulanan
X2
Social benefits, yaitu membangun suatu
hubungan sosial dengan para pelanggan
melalui jalinan komunikasi yang baik.
Boone dan Kurtz (dalam Abdul Musowir,
2009:37)
1. Memberikan pelayanan
terbaik kepada nasabah
2. Karyawan selalu senyum
ketika melayani nasabah
3. Menyediakan ruang
tunggu yang nyaman
X3
Structural benefits, yaitu membangun ikatan
struktural dengan pelanggan agar pelanggan
mudah dalam berinteraksi dengan perusahaan
yang bersangkutan.
Boone dan Kurtz (dalam Abdul Musowir,
2009:37)
1. Penyampaian informasi
dengan baik
2. Adanya akses informasi
via telepon dan internet
3. Jaminan keamanan atas
simpanan nasabah
Y
Loyalitas konsumen adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa terpilih
secara konsisten dimasa yang akan datang,
meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku. (Arnould,
Price, dan Zinkan dalam Ogi Sulistian,
2011:34)
1) Melakukan pembelian berulang
secara teratur, minimal 2 kali
pembelian
2) Mereferensikan kepada orang
lain
3) Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing
Sumber: Griffin (2005:31)
54
Tabel 3. 1Operasionalisasi Variabel Penelitian
3. 8 Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan
pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang
disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, maka untuk
itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen penelitian
(kuisioner).
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Imam
Ghozali dalam Dyah Ayu Anisha Pradipta, 2012:41).
Misalnya dalam mengukur loyalitas nasabah/konsumen suatu produk di mata
konsumen diukur dalam tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator.
Untuk mengukur variabel loyalitas konsumen, jawaban responden dikatakan valid
apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik
korelasi Product Moment (Husein Umar dalam Dyah Ayu Anisha Pradipta, 2012:41):
r=n (∑ X )−(∑ X∑Y )
√¿¿¿
Dimana:
r = koefisien korelasi
n = jumlah observasi/responden
55
X = skor pertanyaan
Y = skor total
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-
masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur, yaitu dengan
menggunakan Coefficient Correlation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi (P
Value) > 0,05, maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan, apabila nilai
signifikansi (P Value) < 0,05, maka terjadi hubungan yang signifikan.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. (Imam Ghozali dalam Dyah Ayu Anisha Pradipta, 2012:42).
Selain menggunakan bantuan SPSS, uji reliabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach:
r11=( kk−1 )(1−
Σ σb2
σb2 ) dan σ=Σ X2¿¿¿
Dimana:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
Σ σb2 = jumlah varian butir
σ b2 = varian total
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih
56
Dalam penelitian ini misalnya variabel loyalitas nasabah/konsumen diukur
dalam tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur
variabel loyalitas konsumen 1 jawaban responden dikatakan reliable jika masing-
masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan Cronbach Alpha. Koefisien Cronbach Alpha yang > 0,60
menunjukkan kehandalan (reliabilitas) instrumen (bila dilakukan penelitian ulang
dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang
sama) dan jika koefisien Cronbach Alpha yang < 0,60 menunjukkan kurang
handalnya instrumen (bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang
dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang
berbeda). Selain itu, Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan
semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.
3. 9 Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan
metode analisis, yaitu:
1. Analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang bertujuan mengubah
kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam
bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisanya
diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut
akan dibentuk suatu kesimpulan.
2. Analisis kuantitatif dengan regresi berganda untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X)
terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Dalam penelitian ini, analisis
regresi berganda berperan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk
57
menguji ada tidaknya pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen. Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi
berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono (2010:277), yaitu:
Y=a+b1 X1+b2 X2+b3 X 3+e
Dimana:
Y = loyalitas nasabah/konsumen terhadap Bank SulSelBar (variabel
dependen/terikat)
X1 = financial benefits (variabel independen/bebas)
X2 = social benefits (variabel independen/bebas)
X3 = structural benefits (variabel independen/bebas)
a = nilai konstan atau tetap, yang merupakan rata-rata nilai Y pada
saat nilai X1, X2, dan X3 sama dengan nol
b1 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X1 dengan menganggap X2 dan X3 konstan
b2 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X2 dengan menganggap X1 dan X3 konstan
b3 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X3 dengan menganggap X1 dan X2 konstan
e = standar error
3.9.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat
besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1
(satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan
58
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0
(nol), maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Karena variabel independen pada penelitian ini lebih dari 2 (dua), maka
koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square,Imam Ghozali
dalam Dyah Ayu Anisha Pradipta, (2012:44). Dari koefisien determinasi (R2) ini
dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa
variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan
dalam persentase.
3.9.2 Uji F (Uji Serempak)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas
terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima atau secara
bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara
serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-
sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas
terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05).
Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.
Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.
3.7.2. Uji T (Uji Parsial)
59
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap dependen
yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan
membandingkan antara nilai Ttabel dengan nilai Thitung.
Apabila nilai Thitung > Ttabel maka variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel independen, sebaliknya jika nilai Thitung < Ttabel maka variabel
independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
Thitung > Ttabel berarti H0 ditolak dan menerima H1
Thitung < Ttabel berarti H0 diterima dan menolak H1
Uji T juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya:
Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika tingkat signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Deskripsi Objek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah nasabah PT BANK SULSELBAR
yang berdomisili di Makassar sebanyak 100 orang yang ditemui oleh penulis pada
saat penelitian berlangsung. Terdapat karakteristik responden yang dimasukkan
dalam penelitian, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Pada tabel
berikut ini menunjukkan pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin:
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Laki-laki
Perempuan
67
33
67%
33%
Total 100 100%
Dari tabel di atas yang berdasarkan jenis kelamin, responden terdiri dari 67
orang atau 67% berjenis kelamin laki-laki dan 33 orang atau 33% berjenis kelamin
perempuan.
Pada tabel berikut ini menunjukkan pengelompokan responden berdasarkan
usia:
61
Tabel 4. 1Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2012)
Tabel 4. 2Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase
22-27 tahun27-33 tahun33-38 tahun>38 tahun
9162848
9%16%28%48%
Total 100 100%
Dari tabel di atas yang berdasarkan usia, responden yang berumur lebih tua
dari 38 tahun merupakan yang paling banyak, yaitu terdiri dari 48 orang atau 48%
dan yang paling sedikit berumur antara 22-27 tahun, yaitu terdiri dari 9 orang atau
9%.
Pada tabel berikut ini menunjukkan pengelompokan responden berdasarkan
pekerjaan:
Pekerjaan Jumlah Responden Persentase
Pegawai NegeriWiraswastaPegawai SwastaLain-lain
512112
16
51%21%12%16%
Total 100 100%
Dari tabel di atas yang berdasarkan pekerjaan, responden yang paling
dominan adalah pegawai negeri yang terdiri dari 51 orang atau 51%, diikuti
Wiraswasta sebanyak 21 orang atau 21%, kemudian pegawai swasta sebanyak 12
orang atau 12%, dan lain-lain sebanyak 16 orang atau 16%.
4. 2. Penentuan Range
62
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2012)
Tabel 4. 3Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2012)
Survey ini menggunakan skala Likert dengan bobot tertinggi di tiap
pernyataan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden
sebanyak 100 orang, maka:
range= skor tertinggi−skor terendahrange skor
Skor tertinggi : 100 x 5 = 500
Skor terendah : 100 x 1 = 100
Sehingga range untuk hasil survey, yaitu : 500−100
5=80
Range skor:
100-180 = Sangat rendah
181-260 = Rendah
261-340 = Cukup
341-420 = Tinggi
421-500 = Sangat tinggi
4. 3. Deskripsi Variabel Relationship Marketing dan Perhitungan Skor
Variabel Independen (X)
Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga
perhitungan skor untuk variabel relationship marketing yang terdiri dari beberapa
dimensi, yaitu financial benefits, social benefits, dan structural benefits dapat dilihat
sebagai berikut:
4.3.1. Pernyataan mengenai Dimensi Financial Benefits
Indikator-indikator dari dimensi ini terdiri atas tiga, yaitu pemberian bagi hasil
yang menguntungkan, pemberian hadiah pada nasabah, dan pemberian bebas
63
biaya administrasi bulanan, dimana setiap indikator direpresentasikan oleh satu
pernyataan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tanggapan Sangat Setuju Setuju Ragu-
raguTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju Skor
Pernyataan F % F % F % F % F %
1Bank Sulselbar memberikan bagi hasil yang menguntungkan
11 11 84 84 5 5 0 0 0 0 406
2Bank Sulselbar memberikan hadiah kepada nasabah
4 4 49 49 34 34 13 13 0 0 344
3Bank Sulselbar memberikan fasilitas bebas biaya administrasi bulanan
0 0 58 58 16 16 26 26 0 0 332
Rata-rata 360,67
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap
dimensi Financial Benefits berada pada range keempat, yaitu tinggi.
4.3.2. Pernyataan mengenai Dimensi Social Benefits
Indikator-indikator dari dimensi ini terdiri atas tiga, yaitu memberikan
pelayanan terbaik kepada nasabah, karyawan selalu senyum ketika melayani
nasabah, dan menyediakan ruang tunggu yang nyaman, dimana setiap indikator
direpresentasikan oleh satu pernyataan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tanggapan Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skor
64
Tabel 4. 4Tanggapan Responden Terhadap Financial Benefits
Tabel 4. 5Tanggapan Responden terhadap Dimensi Social Benefits
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2012)
Pernyataan F % F % F % F % F %
1Bank SulSelBar memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah
9 9 67 67 24 24 0 0 0 0 385
2Karyawan Bank Sulselbar memberikan selalu tersenyum ketika melayani nasabah
24 24 75 75 1 1 0 0 0 0 423
3 Bank SulSelBar menyediakan ruang tunggu yang nyaman 27 27 70 70 3 3 0 0 0 0 424
Rata-rata 410,67
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap
dimensi Social Benefits berada pada range keempat, yaitu tinggi.
4.3.3. Pernyataan mengenai Dimensi Structural Benefits
Indikator-indikator dari dimensi ini terdiri atas tiga, yaitu penyampaian
informasi dengan baik, adanya akses informasi via telepon dan internet, dan jaminan
keamanan atas simpanan nasabah, dimana setiap indikator direpresentasikan oleh
satu pernyataan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
TanggapanSanga
t Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuj
u
Sangat
Tidak Setuju
Skor
Pernyataan F % F % F % F % F %
1Bank SulSelBar selalu memberikan informasi dengan baik
15 15 6
4 64 12
12 9 9 0 0 385
2Bank SulSelBar memberikan layanan customer service via telepon atau internet
10 10 6
1 61 19
19
10 10 0 0 371
3Bank SulSelBar memberikan jaminan keamanan atas tabunngan nasabah
14 14 8
5 85 0 0 1 1 0 0 412
Rata-rata 389,33
65
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2012)
Tabel 4. 6Tanggapan Responden terhadap Dimensi Structural Benefits
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap
dimensi Structural Benefits berada pada range keempat, yaitu tinggi.
4. 4. Deskripsi Variabel Loyalitas Konsumen dan Perhitungan Skor Variabel
Dependen (Y)
Indikator-indikator dari variabel ini terdiri atas tiga, yaitu melakukan
pembelian secara berulang, mereferensikan produk ke orang lain, dan menunjukkan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing dimana setiap indikator direpresentasikan
oleh satu pernyataan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tanggapan Sangat Setuju Setuju Ragu-
raguTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju Skor
Pernyataan F % F % F % F % F %
1Anda mempunyai keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain untuk bertransaksi di Bank SulSelBar
9 9 89 89 2 2 0 0 0 0 407
2Anda mempunyai keinginan untuk menambah jumlah transaksi di Bank SulSelBar
11 11 87 87 2 2 0 0 0 0 409
3 Anda akan bersedia menerima tingkat bagi hasil tinggi atau rendah 5 5 66 66 26 26 3 3 0 0 373
Rata-rata 396,33
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap
variabel Loyalitas Konsumen berada pada range keempat, yaitu tinggi.
4. 5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4.5.1. Pengujian Validitas
66
Tabel 4. 7Tanggapan Responden terhadap Variabel Loyalitas Konsumen
Setelah mengumpulkan kuesioner dari responden, kemudian dilakukan uji
validitas kembali terhadap data yang diperoleh. Validitas menunjukkan sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. r hitung diperoleh dari hasil output, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan nilai r tabel dari buku statistik.
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-
masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur, yaitu
menggunakan Coefficient Correlation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi (P
Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila nilai
signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan. Penelitian ini
menggunakan alat analisis berupa SPSS 19 (Statistical Package for Social Science
19). Hasil uji validitas data dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Indikator r hitung r tabel Keterangan
1
Financial Benefits- X1.1- X1.2- X1.3
0,7910,7850,766
0,1950,1950,195
ValidValidValid
2
Social Benefits- X2.1- X2.2- X2.3
0,9100,8950,808
0,1950,1950,195
ValidValidValid
3
Structural Benefits- X3.1- X3.2- X3.3
0,7330,7990,772
0,1950,1950,195
ValidValidValid
4
Loyalitas Konsumen- Y1- Y2- Y3
0,8150,8180,847
0,1950,1950,195
ValidValidValid
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua item pernyataan yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai
koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Untuk sampel sebanyak 100 orang,
yaitu 0,195. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan
(indikator) adalah valid.
67
Tabel 4. 8Hasil Uji Validitas
4.5.2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
ukur dapat diandalkan untuk digunakan lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan koefisien cronbach alpha, dimana instrument dikatakan
reliable jika memiliki koefisien cronbach alpha sama dengan 0,60 atau lebih. Hasil uji
reliabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut.
Variabel Alpha KeteranganFinancial Benefits 0,668 ReliabelSocial Benefits 0,842 ReliabelStructural Benefits 0,649 ReliabelLoyalitas Konsumen 0,749 Reliabel
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar, yaitu di atas 0,6 sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua item-item pengukur variabel dari kuesioner adalah reliable yang
berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner
yang handal.
4. 6. Analisis dan Pembahasan Regresi Linear Berganda
Analisis hasil penelitian mengenai pengaruh Relationship Marketing terhadap
Loyalitas Nasabah pada PT Bank SULSELBAR dianalisis dengan menggunakan
metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan dengan menggunakan model analisis regresi linear
berganda, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menelaah pembuktian
analisis kuantitatif.
Pembuktian ini dimaksudkan untuk menguji variasi suatu model regresi yang
digunakan dalam menerangkan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
dengan cara menguji kemaknaan dari koefisien regresinya.
68
Tabel 4. 9Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Adapun hasil olahan data dengan menggunakan program SPSS 19
(Statistical Package for Social Science 19) dapat dirangkum melalui tabel berikut.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.767 1.547 4.375 .000
FinancialBenefits .216 .063 .327 3.432 .001
SocialBenefits .163 .088 .175 1.844 .068
StructuralBenefits .067 .066 .096 1.004 .318
Dari tabel di atas, dapat diketahui persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y=0 ,327 X1+0 ,175 X2+0 , 096 X3
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam
bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut:
1. Koefisien regresi (β) X1 sebesar 0,327 memberikan arti bahwa Financial Benefits
(X1) berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah untuk menggunakan layanan
perbankan dari BANK SULSELBAR (Y). Hal ini menunjukkan bahwa dengan
penambahan satu satuan financial benefits, maka akan terjadi peningkatan
loyalitas konsumen sebesar 0,327 dan begitu pun sebaliknya.
2. Koefisien regresi (β) X2 sebesar 0,175 memberikan arti bahwa Social Benefits
(X2) berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah untuk menggunakan layanan
perbankan dari PT BANK SULSELBAR (Y). Hal ini menunjukkan bahwa dengan
69
Tabel 4. 10Hasil Perhitungan Regresi
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
penambahan satu satuan social benefits, maka akan terjadi peningkatan loyalitas
konsumen sebesar 0,175 dan begitu pun sebaliknya.
3. Koefisien regresi (β) X3 sebesar 0,096 memberikan arti bahwa structural Benefits
(X3) berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah untuk menggunakan layanan
perbankan dari PT BANK SULSELBAR (Y). Hal ini menunjukkan bahwa dengan
penambahan satu satuan structural benefits, maka akan terjadi peningkatan
loyalitas konsumen sebesar 0,096 dan begitu pun sebaliknya.
Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling
berpengaruh adalah variabel financial benefits dengan koefisien 0,327 dan yang
berpengaruh paling rendah adalah variabel structural benefits dengan koefisien
0,096.
4. 7. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap varibel dependen.
Pengujian hipotesis ini tersiri atas uji hipotesis secara parsial dan uji hipotesis secara
simultan. Adapun hasil dari pengujian tersebut juga akan dijelaskan.
4.7.1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.
Nilai koefisien determinasi untuk varibel bebas lebih dari 2 (dua) digunakan Adjusted
R Square, sebagai berikut:
70
Tabel 4. 11Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .370a .137 .110 .76907
a. Predictors: (Constant), FinancialBenefits, SocialBenefits, StructralBenefits
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 19 dapat
diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar
0,110. Hal ini berarti 11% loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel financial
benefits, social benefits, dan structural benfits, sedangkan sisanya yaitu 89%
loyalitas konsumen dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
4.7.2. Uji Serempak/Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
71
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Tabel 4. 12Hasil Perhitungan Uji F (secara simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.009 3 3.003 5.077 .003a
Residual 56.781 96 .591
Total 65.790 99
a. Predictors: (Constant), FinancialBenefits, SocialBenefits, StructralBenefits
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 5.077 dengan nilai signifikansi
(sig) sebesar 0,003. Karena nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi loyalitas konsumen atau dapat
dikatakan bahwa financial benefits, social benefits, dan structural benefits secara
bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Sehingga hipotesis
yang menyatakan Relationship Marketing yang terdiri dari Financial Benefits,
Social Benefits, dan Structural Benefits secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap Loyalitas Konsumen dapat diterima.
4.7.3. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara
parsial variabel independen (financial benefits, social benefits, dan structural
benefits) terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen). Sementara itu secara
parsial pengaruh dari ketiga variabel independen tersebut terhadap loyalitas
konsumen ditunjukkan pada tabel berikut:
72
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.767 1.547 4.375 .000
FinancialBenefits .216 .063 .327 3.432 .001
SocialBenefits .163 .088 .175 1.844 .068
StructuralBenefits .067 .066 .096 1.004 .318
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Pengaruh dari masing-masing variabel Financial Benefits, Social Benefits,
dan Structural Benefits terhadap Loyalitas Konsumen dapat dilihat dari arah tanda
dan tingkat signifikansi (probabilitas). Variabel Financial Benefits, Social Benefits,
dan Structural Benefits mempunyai arah yang positif,. Variabel Financial Benefits
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen karena nilai signifikan < 0,05,
sedangkan variabel Social Benefits dan Structural Benefits berpengaruh tidak
signifikan terhadap Loyalitas Konsumen karena nilai signifikan > 0,05.
1. Pengaruh Financial Benefits terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Financial Benefits terhadap variabel
Loyalitas Konsumen menunjukkan nilai t hitung sebesar 3.432 koefisien regresi
sebesar 0,327 dan nilai probabilitas sebesar 0,001 yang lebih besar dari 0,05 hal
ini berarti bahwa Financial Benefits berpengaruh positif terhadap Loyalitas
73
Tabel 4. 13Hasil Perhitungan Uji t
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Konsumen dan mempunyai nilai yang konstan di setiap kenaikan 1% Financial
Benefits yang mempengaruhi Loyalitas Konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata Financial Benefits
dengan indikator pembagian hasil yang menguntungkan,pemberian hadiah
kepada nasabah,dan pembebasan biaya administrasi bulanan telah dapat
memberikan kepuasan terhadap nasabahnya sehingga terbangunlah loyalitas
dari nasabah PT BANK SULSELBAR
2. Pengaruh Social Benefits terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Social Benefits terhadap variabel
Loyalitas Konsumen menunjukkan nilai t hitung sebesar 1.844 koefisien regresi
sebesar 0,175 dan nilai probabilitas sebesar 0,068 yang lebih besar dari 0,05 hal
ini berarti bahwa Social Benefits berpengaruh positif terhadap Loyalitas
Konsumen dan mempunyai nilai yang tidak konstan (fluktuatif) di setiap kenaikan
1% Social Benefits yang mempengaruhi Loyalitas Konsumen,
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata Social benefits memberikan
pengaruh yang positif terhadap loyalitas nasabah hal ini dipengaruhi oleh Bank
Sulselbar telah berhasil memberikan pelyanan yang terbaik,karyawan yang
selalu tersenyum dan ruang tunggu yang nyaman
3. Pengaruh Structural Benefits terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Structural Benefits terhadap variabel
Loyalitas Konsumen menunjukkan nilai t hitung sebesar 1.044 koefisien regresi
sebesar 0,096 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,318 yang lebih besar dari 0,05
hal ini berarti bahwa Structural Benefits berpengaruh positif terhadap Loyalitas
74
Konsumen dan mempunyai nilai yang tidak konstan (fluktuatif) di setiap kenaikan
1% Structural Benefits yang mempengaruhi Loyalitas Konsumen.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Structural Benefits memberikan
pengaruh yang positif terhada[ loyalitas nasabah pada PT BANK SULSELBAR
hal ini dipengaruhi oleh kebrhasilan Bank Sulselbar dalam menjamin keamanan
tabungan nasabah,memberikan layanan customer service kepada nasabah via
telepon dan internet dan memberikan informasi yang baik kepada nasabah
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Financial Benefits
(X1), Social Benefits (X2), dan Structural Benefits (X3) memiliki pengaruh yang positif
dengan tingkat signifikan masing-masing terhadap variabel Loyalitas Konsumen (Y),
sehingga hipotesis kedua pada penelitian ini yang menyatakan bahwa dimensi
variabel Relationship Marketing, yaitu Financial Benefits berpengaruh positif
dan dominan terhadap Loyalitas Konsumen terbukti dan dapat diterima.
75
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Realitionship Marketing dengan
dimensi Financial benefit,Social Benefit,Structural benefits terhadap loyalitas
nasabah di PT Bank Sulselbar dan untuk mengetahui dimensi dari variabel
Relationship Marketing yang paling berpengaruh.Dari rumusan masalah yang telah
telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut
1. Berdasarkan uji serempak/simultan (uji F) ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa semua dimensi (financial benefit,social benefit,dan
structural benefit) dari variabel Relationship Marketing mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap loyalitas nasabah
2. Berdasarkan analisis secara parsial (Uji t), ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa tidak semua dimensi dari variabel independen
relationship marketing, yaitu financial benefit,social benefit,structural benefit
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen
loyalitas nasabah PT Bank Sulselbar,sebagai berikut
a. Dimensi financial benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas konsumen atau dapat dikatakan financial benefit berpengaruh
terhadap loyalitas konsumen.
76
b. Dimensi social benefits berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap
loyalitas konsumen atau dapat dikatakan social benefit berpengaruh
terhadap loyalitas konsumen.
c. Dimensi structural benefits berpengaruh positif tapi tidak signifikan
terhadap loyalitas konsumen atau dapat dikatakan structural benefit
berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan
saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel
lain di luar variabel yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif
yang dapat berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.
2. Perusahaan harus mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan segala
dimensi dari variabel relationship marketing yang terbentuk untuk para nasabah PT
Bank Sulselbar, misalnya dengan meningkatkan standart mutu pelayanan baik itu
pelayanan secara langsun(tatap muka) ataupun melalui saranan lain sperti
komunikasi telepon dan internet
Perlu untuk disadari bahwa mempertahankan pelanggan jauh lebih baik dan
menguntungkan dibanding mencari konsumen baru untuk dijadikan pelanggan, oleh
karenanya perusahaan perlu untuk lebih memerhatikan layanan terhadap
pelanggannya.
77
5.3 Keterbatasan penelitian
Penulis tidak berinteraksi langsung dengan korespondennya melainkan
melalui perantara unsur karyawan dari perusahaan sehingga dirasa kurang bisa
menjelaskan tentang isi kuisonernya
Koresponden yang didominasi oleh unsur pegawai negeri yang saat
pengisian kuisoner masih dalam jam kerja berakibat pada keterburu-buruan dalam
menjawab pertanyaan kuisoner
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Musowir. 2009. Analisis Pengaruh Penerapan Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Bank BRI Syariah Malang). Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Anonym, 2010, Kuliah 10: Sampling, http://www.google.com diakses pada tanggal
15 September 2012 pukul 22.55
Anonym, 2012, Pertumbuhan Perekonomian Nasional, http://www.bi.go.id diakses
pada tanggal 14 September 2012 pukul 21.40
Dyah Ayu Anisha Pradipta. 2012. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli Pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4T di Makassar. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin.
Farid Yuniar Nugroho. 2011. Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”.
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kasmir.2010. Kewirausahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid I. Jakarta: Indeks-Prentice Hall.
Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller.2007.Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2 Jakarta; Indeks-Prentice Hall
Nugroho Setiadi.2003.Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Prenada Medoa
79
Ogi Sulistian. 2011. Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan Rokok Gudang Garam Filter. Kuningan: Fakultas Ekonomi Universitas
Kuningan
Ritcha Widyaningtyas.2010 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Serta Dampaknya pada Kepuasan Konsumen dalam Menggunakan Jasa
Kereta Api Harina, Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Dipenegoro
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Basu Swastha dan Handoko Hani.2008.Manajemen Pemasaran : Analisi Perilaku Konsumen,Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia
80
YAMINA JAYAPhotocopy & PrintingKANTIN RAMSIS UNHASPhone: 081342933050
81
Lampiran 1
BIODATA
Identitas Diri
Nama : M.Adam Ikhsan Alfian
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 10 maret 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Rumah : Jl. Toddopuli Raya, komp.Taman Sari 28/11
Telepon Rumah dan HP : 081241277211
Alamat Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal Tahun
- TK Merpati Pos 1995
- SD Nusantara 1996
- SMP Negeri 6 Makassar 2002 – 2005
- SMA Negeri 3 Makassar 2005 – 2008
- Universitas Hasanuddin 2008 – sekarang
Pendidikan Non Formal
82
Pengalaman
Organisasi
- Ikatan Mahasiswa Manajemen
- Indonesian Marketing Association
Makassar,21 November 2012
M.Adam Ikhsan
83
Lampiran 2
KUISIONER
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan dalam rangka penyelesaian
skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Penerapan Relationship Marketing
Terhadap Loyalitas Pelanggan”, mohon kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang diajukan.
Atas perhatiannya, bantuan dan kesediaannya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
M. Adam Ikhsan
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ...............................................
2. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
3. Usia .............. tahun
4. Pendidikan Terakhir
□SD □SMP □ SMU □Diploma □Sarjana □ Pascasarjana
5. Pekerjaan
□Pegawai Negeri □Wiraswasta □Pegawai Swasta □Lain-lain........
84
B. PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda dengan cara memberi
tanda cek ( √ ) pada kolom yang telah disediakan, dengan ketentuan :
1. Dalam angket ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang anda berikan
adalah benar.
2. Kami akan merahasiakan identitas dan jawaban anda.
3. Pada angket ini ada jawaban alternatif jawaban antara lain:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S RR TS STS
Financial Benefits
1. Bank Sulselbar memberikan
bagi hasil yang menguntungkan.
2. Bank Sulselbar memberikan
hadiah kepada nasabah
3. Bank Sulselbar memberikan
fasilitas bebas biaya administrasi
bulanan.
Social Benefits
4. Bank Sulselbar memberikan
pelayanan yang terbaik kepada nasabah.
5. Karyawan Bank Sulselbar
selalu tersenyum ketika melayani nasabah.
85
6. Bank Sulselbar menyediakan
ruang tunggu yang nyaman.
Structural Benefits
7. Bank Sulselbar selalu memberikan
informasi dengan baik.
8. Bank Sulselbar memberikan layanan
customer service via telepon atau internet.
9. Bank Sulselbar memberikan jaminan
keamanan atas tabungan nasabah.
Loyalitas Pelanggan
10. Anda mempunyai keinginan untuk
merekomendasikan kepada orang lain
untuk bertransaksi di Bank Sulselbar.
11. Anda mempunyai keinginan untuk
menambah jumlah transaksi di Bank Sulselbar
12. Anda akan bersedia menerima
tingkat bagi hasil tinggi atau rendah.
86
Lampiran 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.767 1.547 4.375 .000
FinancialBenefits .216 .063 .327 3.432 .001
SocialBenefits .163 .088 .175 1.844 .068
StructuralBenefits .067 .066 .096 1.004 .318
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .370a .137 .110 .76907
a. Predictors: (Constant), FinancialBenefits, SocialBenefits, StructralBenefits
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.009 3 3.003 5.077 .003a
Residual 56.781 96 .591
Total 65.790 99
87
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.767 1.547 4.375 .000
FinancialBenefits .216 .063 .327 3.432 .001
SocialBenefits .163 .088 .175 1.844 .068
StructuralBenefits .067 .066 .096 1.004 .318
88
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Sumber: Output SPSS 19 (Statistical Package for Social Science 19), 2012