repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · bab...

89
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat senantiasa memerlukan organisasi pemerintah sebagai salah satu fungsi pemerintah yang vital yaitu menyelanggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Semenjak berlakunya otonomi daerah yang dilaksanakan secara serentak mulai awal januari tahun 2001, dimana dalam tahap pelaksanaan otonomi daerah telah membawa wajah pemerintahan kita dari yang senantiasa sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah diberikan otonom yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam artian otonomi daerah memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan diri. Salah satu tujuan pemberian otonom tersebut adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan daerah dan demokratisasi yang mendorong lahirnya keputusan politik. Implikasi dari kondisi ini, maka pemerintah telah meresponnya dengan menerbitkan UU N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah serta UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang tercantum dalam PP No.58 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1, yang menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

1  

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, masyarakat senantiasa memerlukan organisasi

pemerintah sebagai salah satu fungsi pemerintah yang vital yaitu menyelanggarakan

pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintah dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Semenjak berlakunya otonomi daerah yang

dilaksanakan secara serentak mulai awal januari tahun 2001, dimana dalam tahap

pelaksanaan otonomi daerah telah membawa wajah pemerintahan kita dari yang

senantiasa sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah diberikan otonom

yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam artian otonomi daerah memberi

kesempatan yang seluas-luasnya kepada masing-masing daerah untuk

mengembangkan diri. Salah satu tujuan pemberian otonom tersebut adalah untuk

mempercepat laju pertumbuhan daerah dan demokratisasi yang mendorong lahirnya

keputusan politik. Implikasi dari kondisi ini, maka pemerintah telah meresponnya

dengan menerbitkan UU N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah serta UU No.33

tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan

otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota

karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini

sejalan dengan yang tercantum dalam PP No.58 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1, yang

menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

2  

dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban suatu daerah.

Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, prestasi

kerja (kinerja), pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui

otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi keanekaragaman daerah.

Suatu instansi (organisasi) pemerintahan yang mampu menjalankan tugas

dan menjalankan serangkaian misi organisasi akan berdampak pada efesiensi dan

efektifitas dalam peningkatan pembangunan daerah. Dengan keinofativan tersebut

memungkinkan jasa lembaga instansi tersebut akan selalu mendapat tempat bagi

masyarakat, sehingga nilai tambah dan output instansi akan semakin meningkat dan

dapat dirasakan bagi masyarakat yang terlibat. Hal yang tak kalah pentingnya

adalah antisipasi pegawai secara individu maupun organisasi. Antisipasi dapat

meramalkan tindakan apa yang sesuai untuk diambil, sehingga akan memberikan

hasil yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.

Dalam konsep kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Bastian (2001;329)

bahwasanya kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran,

tujuan, misi,dan visi organisasi suatu organisasi. Sedangkan Menurut Gordon

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

3  

B.Davis yang dikutip dalam (Achmad Ruky,2001:13) mengemukakan bahwa kinerja

adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang

tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian kinerja baru akan diketahui apabila

seseorang atau sekelompok orang dapat menghasilkan suatu pekerjaan sesuai

dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi

pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan

secara objektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada

kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran atau mengerjakan tugas-

tugas pokok yang telah digariskan. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan

suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat

diukur yang meliputi input (masukan), output(keluaran), outcomes(hasil),

benefits(manfaat) dan impact (Mohammad Mahsun,2006:77). Hal tersebut sejalan

dengan yang tercantum dalam modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah(LAN-BPKP,2003:11) yang menjelaskan bahwa indikator pengukuran

kinerja organisasi yaitu, indicator masukan, indicator proses, indicator keluaran,

indicator hasil,indicator manfaat, dan indicator dampak. Sementara menurut Agus

Darma (1991:1), mengatakan bahwa pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal

berikut,yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, serta ketetapan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD)

Kabupaten Pinrang, yang merupakan organisasi / instansi pemerintah yang memiliki

tugas dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah daerah dalam

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

4  

melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintah daerah berdasarkan

azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang Pendapatan,Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah yang menjadi tanggung jawabnya dan kewenangan lain yang

diserahkan oleh Bupati kepadanya.(Perda No.18 Tahun 2008 Pasal 363).

Dalam pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, maka upaya pelaksanaan

tugasnya berdasar pada mekanisme dan prosedur yang digariskan organisasi. Maka

para aparatur yang bertugas dikantor Dinas tersebut di tuntut memiliki keterampilan

teknis serta mampu meningkatkan kualitas kerja dalam melaksanakan

tugasnya.(Profil Dinas PPKAD)

Disisi lain, menurut Samsul Alam(Skripsi;2010) mengemukakan dalam hasil

penelitiannya bahwa kinerja di instansi pemerintah daerah, masih kurang baik dalam

hal pelaksanaan tugasnya terkhusus dalam pengelolaan keuangan daerah.

Terkadang dalam pelaksanaan tugas tidak memperhatikan kualitas dan tidak sesuai

dengan apa yang di targetkan sebelumnya. Suatu Instansi seharusnya

menghasilkan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan karena instansi pemerintah

memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan daerah.

Berhasil atau tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada prestasi kerja atau

kinerja suatu instansi pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian

terhadap hal tersebut dengan mengangkat judul : “Kinerja Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang”.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

5  

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah :

“Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya.

I.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan maka tujuan

penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis kinerja Dinas PPKAD di Kabupaten Pinrang dalam

melaksanakan tugasnya.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian diatas yang mempunyai dua dimensi utama yaitu:

a) Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

perkembangan ilmu administrasi dan manajemen terutama teori dan

konsep manajemen kinerja organisasi.

b) Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi upaya-upaya peningkatan prestasi kerja (kinerja)

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

6  

organisasi Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di

Kabupaten Pinrang .

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

7  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Konsep Kinerja

II.1.1.Pengertian Kinerja

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329).

Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan

jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai

maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai

sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan

atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di

atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti

sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan,(3) kemampuan

kerja. Hal ini seiring dengan Prawirosentono (1992 :2) yang menyatakan bahwa:

“hasil kerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi,sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

8  

Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu

organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi

atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh

organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu dari sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai

yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi

tersebut.

Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-

fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

suatu pameran umum ketrampilan”.

Mengacu pada konsep tersebut diatas, bahwa unsur kinerja terdiri dari

efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Hubungan dengan kepentingan penelitian

maka “performance dapat diartikan sebagai kinerja juga dapat diartikan sebagai

pencapaian kerja atau penampilan prestasi individu dengan memanfaatkan potensi

sumber daya untuk menghasilkan berupa produk akhir dan atau bentuk perilaku,

kompetensi dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan

dan sasaran organisasi.

Selanjutnya menurut Gordon B.Davis dikutip dalam (Achmad Ruky 2001:13)

kinerja adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang

tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian, kinerja baru akan diketahui

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

9  

apabila seseorang atau sekelompok orng dapat menghasilkan suatu pekerjaan

sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Memperhatikan pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa konsep

pengukuran kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, ini

terjadi karena antara satu ahli dengan yang lainnya memiliki dasar ilmu yang

berbeda walaupun tujuan akhir kinerja adalah peningkatan kemampuan untuk

melaksanakan fungsi-fungsinya.

II.1.2.Manajemen Kinerja

Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang

dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian kinerja

dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaaan dan hukuman. Rangkaian

kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.

Menurut definisinya, manajemen kinerja adalah suatu proses strategis dan

terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan

performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai contributor

individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara

manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan dari pada intruksi.

Kesepakatan ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan, serta pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan

pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang

berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan dan

potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi. Sifatnya yang

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

10  

interaktif ini akan meningkatkan motivasi dan memberdayak SDM dan membentuk

suatu kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat

menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai sasaran

organisasi melalui penjjabran sasaran individu maupun kelompok sekaligus

mengembangkan potensinya agar dapat mencapai sasarannya itu. Berdasarkan

tugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan landasan bagi promosi, mutasi dan

evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan penyusunan program pelatihan.

Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan karier

dan pengembangan karier SDM dalam suatu organisasi.

Menurut Achmad Ruky(2001:13) Manajemen kinerja merupakan seluruh

kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses manajemen harus terjadi, dimulai

dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian tahap

pembuatan rencana, pengorganisasian, pengarahan, dan akhirnya evaluasi atas

hasilnya.

Adapun fungsi manajemen kinerja adalah mencoba memberikan suatu

pencerahan dan jawaban dari berbagai permasalahan yang terjadi di suatu

organisasi baik yang disebabkan oleh factor internal dan eksternal, sehingga apa

yang dialami pada saat ini tidak membawa pengaruh yang negative bagi aktifitas

organisasi pada saat ini dan yang akan datang.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi agar

berfungsi dan berperannya manajemen kinerja dengan baik, yaitu:

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

11  

1. Pihak manajemen organisasi harus mengedepankan konsep komunikasi

yang bersifat multi komunikasi. Multi komunikasi artinya pihak manajemen

organisasi tidak menutup diri dengan berbagai informasi yang masuk dan

mengkomunikasi berbagai informasi tersebut namun tetap mengedepankan

konsep filter information.

2. Perolehan berbagai informasi yang diterima dari proses filter information

dijadikan sebagai bahan kajian pada forum berbagai pertemuan dalam

pengembangan manajemen kinerja terhadap pencapaian hasil kerja dan

sebagainya

3. Pihak manajemen suatu organisasi menerpakan system standar prosedur

yang bersertifikasi dan diakui oleh lembaga yang berkompeten dalam

bidangnya.

4. Pihak manajemen organisasi menyaediakan anggaran khusus untuk

pengembangan manajemen kinerja yang diharapkan

5. Pembuatan time schedule kerja yang realistis dan layak. Pembuatan time

schedule kerja bertujuan agar tercapainya pekerjaan yang sesuai apa yang

ditargetkan. Manfaat dari time schedule kerja ini yaitu : pihak organisasi

dapat menjadikan time schedule kerja sebagai salah satu acuan dalam

melihat prestasi kerja pegawai, para pegawai dapat bekerja secara lebih

focus dan bias mengantisipasi berbagai permasalahan yang akan timbul

bahkan mereka bias melaksanakan serta menyelesaikan pekerjaan lebih

cepat dari waktu yang ditentukan.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

12  

II.1.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pendidikan,

pelatiahan, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Untuk lebih

jelasnya keenam factor tersebut diatas dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan,

pengertian atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih

menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan

dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh

lingkungan kerkja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how

(bagaimana) dan why(mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak

berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sekaligus bahwa pendidikan

merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari

seorang tenaga kerja.

2. Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap

peningkatan kecakapan. Karena itu, perlu dipelajari bagaimana caranya

melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu proses ini

terikat dengan berbagai tujuan organsasi. Pelaatihan dapat dipandang

secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para

pegawai pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan

yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan

yang ditarik antara pelatihan dan pengembangan, dengan pengembangan

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

13  

yang bersifat lebih luas dalam cakupannya serta memfokuskan pada individu

untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat

ini maupun di masa mendatang.

3. Motivasi

Menurut Veitzel Rivai (2004:455) mengemukakan bahwa motivasi

adalah serangkain sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada dasarnya

motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat

mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan prudiktivitas kerja

pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi

4. Kompensasi

Masalah kompensasi selain sensitive karena menjadi pendorong

seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan

disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat

memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul

oleh tenaga kerja/pegawai. Dengan demikian, tujuan pembinaan tenaga

kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan

berhasil guna dapat terwujud. Lebih dari itu, tujuan organisasi untuk

meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang.

Dari pengertian diatas, kompensasi merupakan bentuk penghargaan,

member penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Kebijakan organisasi

dalam hal kompensasi member penguatan perilaku kerja yang telah

memberikan kontribusi positif bagi organisasi.

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

14  

5. Lingkungan kerja

Organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu

yang berada di dalam organisasi tersebut. Sehingga diharapkan dengan

perkembangan tersebut organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan

zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh organisasi dipengaruhi oleh

factor-faktor lingkungan yang bersifat internal dan eksternal. Sejauh mana

tujuan organisasi tersebut telah tercapai dapat dilihat dari beberapa besar

organisasi memenuhi tuntutan lingkungannya. Memenuhi tuntutan

lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan atau mengatasi

tantangan lingkungan atau ancaman dari lingkungan dalam rangka

menghadapi atau memenuhi tuntutan dan pearubahan-perubahan

dilingkungan organisasi.

6. Kepemimpinan

Kepemimpinan suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola

sumber daya manusianya, sehingga diperlukan sekali prinsip-prinsip atau

teori-teori manajemen, termasuk prinsip dan teori kepemimpinan. Setiap

kemampuan dalam kepemimpinan harus melekat erat pada seorang

manajer, apapun ruang lingkup tanggung jawabnya. Karena tanpa

kemampuan memimpin, lebih-lebih dalam hal manajemen sumber daya

manusia, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik dalam melaksanakan

tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan manajer

sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpinnya, bahkan

dapat berpengaruh terhadap produktifitas organisasinya.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

15  

II.1.4.Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan akuntabilitas Sebenarnya pengukuran kinerja

mempunyai makna ganda yaitu pengukuran sendiri dan evaluasi kinerja dimana

kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program

secara jelas. Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategik

dengan akuntabilitas sehingga pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat

inidkator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada misi tanpa

adanya pengukuran kinerja yang sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas

pencapaian misi organisasi instansi.

Menurut Ike Kusdyah Rachmawati(2008;123),pengukuran kinerja merupakan

evaluasi formal terhadap prestasi pegawai. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara

informal. Evaluasi kinerja secara formal mempunyai beberapa fungsi. Pertama,

evaluasi kinerja digunakan untuk menilai evektifitas pegawai. Kedua, evaluasi

kinerja sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang

diperlukan.

Berkaitan dengan kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan

masyarakat maka pemerintah dan birokrasi yang ada harus memberdayakan

masyarakat dalam pemberian layanan.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh David Osborne dan

Ted Gaebler yang dikutip dalam (sedarmayanti, 2003 : 52-53) tentang konsep

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

16  

reveinting government, yang menawarkan suatu konsep yang bisa dijalankan oleh

lembaga public

Adapun prinsip konsep tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pemerintah dan birokrasi berperan sebagai katalisator.

b. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam

pemberian layanan.

c. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap

layanan

d. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang

baik

e. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan

pada peraturan-peraturan

f. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan

masyarakat bukan kebutuhan sendiri

g. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tau cara yang tepat

dengan menghasilkan uang untuk organisasinya disamping pandai

menghemat biaya

h. Pemerintah dan birokrasi antisipatif

i. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan

j. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar.

Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan

yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

17  

kesesuaian antara program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang tertuang

dalam perencanaan strategik pemerintah yang bersangkutan.

Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator yang ada pada suatu

instansi pemerintah dan selanjutnya dievaluasi dengan cara menghitung nilai

capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan atau program.

Menurut Robert Bacal(2005;112) ada tiga pendekatan dalam evaluasi kinerja

yaitu system penilaian(rating system), system peringkat(ranking system), serta

pengukuran berdasarkan tujuan dan dasar.

II.1.5.Manfaat Pengukuran Kinerja

Melalui pengukuran kinerja diharapakan instansi pemerintah dapat

mengetahui kinerja dalam suatu periode tertentu. Dengan adanya suatu pengukuran

kinerja maka kegiatan dan program instansi pemerintahan dapat diukur dan

dievaluasi (LAN RI 2003:3). Selanjutnya dari pengukuran kinerja setiap instansi

dapat diperbandingkan dengan instansi yang sejenis sehingga penghargaan dan

tindakan dan disiplin dapat dilakukan secara lebih objektif.

LAN RI (2003 :3) pengukuran kinerja penting peranannya sebagai alat

manajemen untuk:

a) Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

untuk pencapaian kinerja

b) Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

18  

c) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan

unutk memperbaiki kinerja

d) Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas pelaksan yang

telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah

disepakati

e) Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka

upaya memperbaiki kinerja organisasi

f) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

g) Memastikan bahwa penngambilan keputusan dialakukan secara objektif

h) Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan

i) Mengungkapkan permasalahan yang terjadi

j) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah

k) Tolok ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap

unit kerja untuk setiap jenis pelayanan pada bidang kewenangan yang

diselenggarakan oleh unit organisasi.

l) Penetapan standar pelayanan merupakan cara untuk menjamin dan

mendukung kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan oleh

daerah dan sekaligus merupakan akuntabilitas daerah.

Penetapan standar playanan minimal unutk daerah provinsi mengacu pada

indicator-indikator pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Standar pelayanan untuk daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepala

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

19  

Daerah yang bersangkutan berpedoman pada standar pelayanan yang ditetapkan

oleh Gubernur.

II.1.6.Indikator Kinerja

LAN-BPKP dalam modul Sistem Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP), (2003 : 11) mengkategorikan indikator kinerja dalam pelaksanaan

pengukuran kinerja organisasi yaitu :

a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaa kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan keluaran.

Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,

kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya

b. Indkator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang

dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indkator

proses menggambarkan perkembangan atau aktifitas yang terjadi atau

dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam

proses mengolah masukan menjadi keluaran.

c. Indikator keluaran adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung

dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/dan atau non fisik

d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

e. Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dari pelaksanaan kegiatan

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

20  

f. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif, maupun

negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah

ditetapkan.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mohamad Mahsun (2006 : 77) jenis

indikator pemerintah meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat

dan dampak.

1) Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana),

sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang

dipergunakan untuk melaksankan kegiatan.

2) Indikator proses (process) dalam indikator proses organisasi merumuskan

ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun ketepatan

pelaksanaan kegiatan tersebut.

3) Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung

dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik.

Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran

yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Indikator keluaran dijadikan landasan

untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan

dengan sasaran kegiatan yang terdefenisi dengan baik dan terukur.

4) Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

21  

hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat memberikan kegunaan

yang besar bagi masyarakat banyak.

5) Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan

tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat

menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Indikator

manfaat menunjukkan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan

berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu)

6) Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

maupun negatif.

Menurut Agus Darma (1991: 1), mengatakan bahwa hampir semua cara

pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

2. Kualitas, adalah mutu yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran

mencerminkan pengukuran tingkat “kepuasan“, yakni seberapa baik

penyelesaiannya.

3. Ketepatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang

direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus

penyelesaian suatu kegiatan.

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

22  

II.2.Konsep Organisasi

II.2.1.Pengertian organisasi

Organisasi di masyarakat yang satu berbeda dengan organisasi di

masyarakat yang lainnya. Menurut Etizioni (1982) yang mengartikan organisasi

sebagai unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk

kembali penuh dengan pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurutnya organisasi umumnya ditandai oleh ciri-ciri :

1) Adanya pembagian dalam pekerjaan yang merupakan bentuk-bentuk

pembagian yang tidak dipolakan begitu saja, tetapi pola pembagian

tersebut direncanakan untuk mewujudkan tujuan tertentu.

2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi

pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi

mencapai tujuannya

3) Penggantian tenaga, yakni tenaga yang dianggap tidak bekerja

sebagaimana diharapkan, dapat digantikan oleh tenaga lain. Penggantian

ini dilakukan dengan pengalihan maupun promosi.

Organisasi dapat dikelompokan menjadi organisasi formal (pemerintah) dan

organisasi nonformal (swasta). Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (PPKAD) sebagai organisasi formal melaksanakan tugas pemerintah yaitu di

bidang pengelolaan keuangan daerah. Mengenai organisasi formal ini, Louis A Allen

dikutip dalam (Susanto, 2000 : 28) mengemukakan bahwa: “The formal organization

is a system of well defined jobs, each bearing a definite measure of authority

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

23  

responsibility, and accountability, the whole consciously designed to eneble the

people of the enterprise to work most effectively together in accomplishment their

objectives ( organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan yang dirumuskan

dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas

dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya disusun secara sadar untuk

memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerjasama secara paling efektif

dalam mencapai tujuan mereka).

Menurut Mulyono (1993 : 41) bahwa :Walaupun terdapat perbedaan yang

cukup mendasar diantara organisasi-organisasi dalam masyarakat kita, tetapi masih

banyak kesamaan-kesamaan yang dimilikinya pada hakikatnya, setiap organisasi

adalah kumpulan dari masyarakat yang melakukan tugas-tugas tertentu yang

dikoordinasi untuk meningkatkan nilai kegunaanya dari beberapa barang dan jasa

yang diinginkan oleh dan atau disediakan untuk masyarakat.

Demikian pula dengan Nicholas Henry (1998 : 73) mengemukakan bahwa:

Beberapa karakteristik yang pasti dari suatu organisasi adalah bahwa organisasi:

1) Punya maksud tertentu dan merupakan kumpulan bernagai macam

manusia

2) Punya hubungan sekunder (impersonal)

3) Punya tujuan yang khusus dan terbatas

4) Terintegrasi dalam system sosial yang lebih luas

5) Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungan

6) Sangat berpengaruh atas setiap perubahan lingkungan

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

24  

Pada umumnya organisai ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :

1) Adanya pembagian dalam pekerjaan, keluasan dan tanggung jawab

komunikasi yang merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak

dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional,

melainkan sengaja direncanakan unutk dapat lebih meningkatkan usaha

mewujudkan tujuan tertentu.

2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi

pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi

mencapai tujuannya, pusat kekuasaan harus juga secara kontinu

mengkaji sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh organisasi dan

apabila wewenang diperlukan harus juga menyusun pola-pola baru guna

meningkatkan efisiensi.

3) Penggantian tenaga,dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak bekerja

sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, demikian juga

organisasi dapat mengkombinasikan lagi anggotanya melalui proses

pengalihan maupun promosi

II.2.2.Kinerja Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang didalamnya tercermin

adanya komponen-komponen dengan sub-sub komponen sebagai berikut : input

yang mencapai material, perlengkapan, failitas, sumber daya manusia, kebijakan

dan aturan.

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

25  

Sebagai sistem terbuka organisasi mentransformasikan sumber daya

manusia dan sumber daya selebihnya kemudian diterima sebagai input dari

lingkungan untuk menghasilkan suatu produksi berupa barang dan jasa. Sebagai

sistem terbuka organisasi harus mendapatkan sumber-sumber untuk mengadakan

pertukaran outputnya dengan lingkungan luar baik yang sifatnya umum maupun

yang spesifik berupa pemasok, pendistribusi, unit-unit atau wakil pemerintah, yaitu

lingkungan dimana organisasi melakukan kerjasama suatu organisasi yang telah

dibentuk baik organisasi swasta maupun pemerintah masing-masing mempunyai visi

dan misi yang ingn dicapai. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai apa

yang mencapai misinya adalah tergantung kemampuan organisasi itu dalam

mewujudkan tugas-tugas dalam operasionalnya.

Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

dan visi organisasi ( Dalam Pedoman Penerapan Pelaporan Kinerja Instansi

Pemerintah ( AKIP) yang diterbitkan oleh LAN di Jakarta pada tahun 2003).

Pengertian kinerja organisasi juga dikemukakan oleh Bastian (2001) sebagai

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam

upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.

Satu hal yang perlu dipahami bahwa keberhasilan organisasi tergantung dari

pada penampilan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Keberhasilan kelompok

kerja merupakan salah satu contoh keberhasilan organisasi, sekaligus sebagai

ukuran tercapainya suatu tingkat tertinggi penampilan kerja organisasi. Akan tetapi

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

26  

memang tidak serta merta organisasi mampu memberikan penampilan tanpa melalui

suatu proses dan tahapan.

Penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,

penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi

dalam kurun waktu tertentu, dan penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi

perbaikan atau peningkatan.

Untuk menilai apakah organisasi yang dipimpinnya telah berhasil dalam

melaksanakan tugasnya atau belum, Kepala Dinas Pendapatan pengelolaan

Keuangan dan asset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dapat menggunakan

criteria keberhasilan suatu organisasi sebagai berikut:

1) Tercapainya tujuan organisasi

2) Organisasi mampu memenuhi dan memanfaatkan segala sumber daya

yang ada secara optimal

3) Bawahan dan mitra kerja merasa puas

4) Munculnya kesepakatan antara anggota dalam organisasi dari berbagai

tingkatan terhadap apa yang sedang dan akan dilakukan

5) Organisasi memberikan pengalaman terhadap kepentingan yang paling

baik dari masyarakat

II.2.3.Kinerja Organisasi / Instansi Pemerintah

Kinerja instansi pemerintah dalam mencapai sasarannya tidak terlepas dari

masyarakat (LAN – RI (2003)

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

27  

1) Rencana Strategik

Dalam sosialisai AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)

yang diterbitkan oleh LAN – BPKP dijelaskan bahwa perencanaan

strategis merupakan proses secara sistematis berkelanjutan dari

pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-

banyaknya pengetahuan antisipatif secara sistematis usaha-usaha

melaksanakan keputusan terssebut dan mengukur hasilnya melalui

umpan balik yang secara terorganisir dan sistematis.

Inpres nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan bahwa perencanaan

strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hal yang ingin

dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan

memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau

mungkin timbul. Rencana strategi mengandung visi, misi, tujuan,

sasaran, kebijaksanaan, program, atau kegiatan yang realistis dengan

mengantisipasi perkembangan masa depan. Pandangan yang

dikemukaakan sebagai bentuk kebijakan pemerintah ini lebih

menekankan pada renstra sebagai suatu proses yang harus dilakukan

secara bertahap dan berkelanjutan (setiap lima tahun) didalamnya

tergambarkan mengenai suatu yang ingin dicapai, yang ditentukan

berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, serta

upaya yang harus dilakukan untuk mencapai sebagai suatu strategis

yang harus dilaksanakan secara konsisten.

2) Rencana Kerja

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

28  

Berdasarkan UU RI No. 25 Tahun 2004 tentang system

perencanaan pembangunan nasional pasal 5 ayat 3 menjelaskan bahwa

rencana kerja pemerintah daerah merupakan penjabaran terinci dari

rencana pembangunan jangka menengah daerah. Rencana kerja

pemerintah daerah dilaksanakan dalam waktu satu tahun anggaran

dengan tujuan (a) berupaya menciptakan keterpaduan rencana proyek

lintas sektoral, alokasi pembiayaan dan keterpaduan penentuan lokasi

pembangunan, (b) menciptakan keterpaduan antara perencanaan

dengan berdasar pada aspirasi bawah, dan (c) terciptanya tujuan

pembangunan daerah.

3) Anggaran Kinerja

Anggaran kinerja adalah anggaran yang menghitungkan

pengeluaran dengan hasil yang diinginkan. Melalui proses anggaran

kinerja instansi pemerintah kota/kabupaten menetapkan keluaran

danhasil dari masing-masing program dan pelayanan, kemudian instansi

pemerintah dapat membuat target untuk pencapaiannya.

Berdasarkan ketentuan dalam pasal 8 PP 105/2000 APBD disusun

dengan pendekatan kinerja anggaran yang mengutamakan supaya

pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan

APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja, memuat:

a) Sasaran yang diharapkan memuat fungsi belanja

b) Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satu tahun

kegiatan yang bersangkutan

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

29  

c) Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi

umum, belanja oerasional dan pemeliharaan modal.

Uraian tersebut merupakan sasaran kinerja pemerintah daerah yang menjadi

acuan laporan pertanggung jawaban tentang kinerja daerah tersebut.

4) Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP)

Dalam pedoman penerapan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) yang diterbitkan oleh LAN RI Jakarta pada tahun

2003 dijelaskan bahwa:

a) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung

jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seorang badan hokum/kewenangan untuk meminta

keterangan atau pertanggung jawaban

b) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dengan

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.

c) Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif bagi satuan organisasi

departemen, lembaga pemerintah non departemen dan instansi

pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah

d) Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung

jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui

alat pertanggung jawaban secara periodic

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

30  

e) System akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah instrument

pertanggungjawaban yang meliputi berbagai indikator dan

mekanisme kegiatan pengukuran penilaian dan pelaporan kinerja

secara menyeluruh dan tepadu untuk memenuhi kewajiban suatu

instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan

keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaan tupoksi serta misi

organisasi.

II.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan konsep yang dikemukakan Agus Darma (1991: 1),

mengemukakan bahwa ada tiga indikator dalam menilai kinerja yaitu Kuantitas

pekerjaan, Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu. Untuk menganalisis kinerja Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang,

maka penulis menggunanakan tiga indikator tersebut. Dari segi kuantitas diukur dari

hasil pekerjaan, dari segi kualitas pekerjaan diukur dari hasil pekerjaan yang sesuai

dengan harapan masyarakat, dan dari segi ketepatan waktu diukur dari ketepatan

waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Lebih jelasnya digambarkan sebagai

berikut:

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

31  

Gambar 1 :kerangka pikir penelitian

KUALITAS

Mutu /Hasil Pekerjaan

KETEPATAN WAKTU 

Ketepatan waktu dalam melakukan pekerjaan 

KINERJA DINASPPKAD 

KUANTITAS 

Volume Pekerjaan 

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

32  

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana

dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui

atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan

penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan

menganalisis kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(PPKAD) Kabupaten Pinrang.

III.2. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian

Deskriptif, dimana tipe penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkam variabel satu dengan variabel yang

lain.

Selain itu penelitian Deskriptif juga terbatas pada usaha mengungkapkan

suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat

sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara objektif

tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.

Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian Deskriptif dengan dasar

penelitian study kasus, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

33  

jelas mengenai Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) Kabupaten Pinrang..

III.3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang.

III.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu kantor Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten pinrang

dimana berfokus pada prestasi kerja atau kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang..

III.5. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang

diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap sangat berpotensi

dalam memberikan data yang relevan dan sebenarnya dilapangan.

2. Data Sekunder

Data selokasi penelitian sekunder adalah sebagai data pendukung data

primer dari litelature dan dokumen serta data yang diambil dari suatu

organisasi atau perusahaan dengan permasalahan di lapangan yang

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

34  

terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka dan

laporan-laporan penelitian.

III.6. Narasumber atau Informan

Narasumber atau informan merupakan orang-orang yang berpotensi untuk

memberikan informasi tentang bagaimana Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten pinrang..

Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan Kinerja Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang adalah

1. Sekretaris Kepala Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang

2. Kepala Bidang Akuntansi

3. Kepala Bidang Pembiayaan

4. Kepala Bidang asset

5. Kepala Bidang Pendapatan Daerah

6. Anggota DPRD Kabupaten Pinrang

7. Inspektorat Kabupaten Pinrang

III.7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti

menggunakan beberpa teknik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

35  

Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh

keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait

dengan Kinerja Dinas pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(PPKAD) Kabupaten Pinrang.

2. Wawancara

Wawancara yakni kegitan tanya jawab lisan antara dua (2) orang atau

lebih secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data

guna kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya.

3. Dokumentasi

Telaah dokumen yaitu mengkaji dokumen-dokumen baik berupa buku

referensi maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan

penelitian ini guna melengkapi materi-materi yang berhubungan dengan

penelitian yang penulis lakukan.

III.8. Teknik Analisis Data.

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan

sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisis data

peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang terdiri dari beberapa tahapan

antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara tehadap key informan yang

compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

36  

untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber

data yang diharapkan.

2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan di lapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkrip data untuk

memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan

masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan

mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih

kemudian disajikan dengan tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang

mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab

akibat atau proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat

dengan menggunakan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-

catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

III.9.Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data,

sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan

pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka akan memberikan

penjelasan mengenai maksud dan focus penelitian terhadap penulisan karya ilmiah

ini.

Kinerja adalah pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi atau

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

37  

kegiatan tertentu selama kurung waktu tertentu, Sedangkan Kinerja organisasi

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu

organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi

tersebut (Bastian, 2001:329)

Menurut Agus Darma (1991:1), ada tiga indicator kinerja yaitu:

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

2. Kualitas, yaitu mutu atau hasil Pekerjan

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

38  

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Lokasi

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)

terletak di jalan Bintang Nomor 01 Kabupaten Pinrang.

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan

sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan

Daerah tingkat II Sulawesi Selatan(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 74)

Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 Ha atau dengan Batas-

batas sebagai berikut

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tator

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten

Sidrap

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Madya Pare-Pare

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sulawesi Barat

IV.2. Gambaran Demografi

Penduduk Kabupaten pinrang Pada tahun 2011 berjumlah 315.874 jiwa

(dengan komposisi laki-laki sebanyak 152.080 jiwa dengan perempuan 163.794

jiwa)

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

39  

IV.3. Renstra (Rencana Strategik) dan Rencana Kerja(Renja) Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang

IV.3.1.Rencana Strategik

1. Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah Kabupaten Pinrang

Berdasarkan peraturan Bupati Kabupaten pinrang No.10 Tahun 2008

tentang pelaksanaaan Peraturan Daerah No.18 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata kerja Lembaga teknis daerah pemerintah Kabupaten

Pinrang, Tugas pokok (Bagian pertama tiugas pokok dan fungsi, pasal

363) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah

Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan Pemerintahan Daerah

berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan asset yang menjadi tanggung jawabnya dan

kewenangan lain yang diserahkan oleh Bupati kepadanya.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan dibidang

pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pendapatan, pengelolaan keuangan daerah.

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

40  

c. Pembinaaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan

kewenangannya

d. Pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan dan peralatan

e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi dan tata kerja untuk melakukan tugas pokok

dan fungsi yang berwenang dalam menangani Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang,

Institusi ini memiliki Struktur Organisasi dan tata kerja yang terdiri

dari:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

a. Sub Bagian Perencanaan

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Umum

3. Bidang Pendapatan Daerah

a. Seksi Dana Perimbangan

b. Seksi PAD

c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

4. Bidang Asset

a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

41  

b. Seksi Penilaian

c. Seksi Penghapusan

5. Bidang Pembiayaan

a. Seksi Anggaran

b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi

c. Seksi Perbendaharaan

6. Bidang Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset

c. Seksi Monitoring, Evaluasi Keuangan dan Asset

7. Unit Pelaksana Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Berikut Uraian Tugas Lingkup Dinas yang memiliki kewenangan dalam

mengurusi Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dari semua

lini.

1) Kepala Dinas

Kepala Dinas Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah

mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan

Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud

pasal 363 dan 364 serta memimpin dan mengkoordinasikan seluruh

kegiatan staf pelaksana Dinas pengelolaaan keuangan dan Aset

Daerah

2) Sekretariat

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

42  

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan

menyurat, pendistribusian, perlengkapan kantor, kepegawaian,

keuangan dan urusan umum.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada poin

diatas secretariat mempunyai fungsi:

• Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, perlengkapan

rumah tangga, dan pemeliharaan Kantor Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

• Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

• Pengumpulan hasil penyusunan rencana , program kerja dan

pelaporan serta pembinaaan organisasi dan tata laksana

a. Sub Bagian Perencanaan

Sub bagian perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana

operasi dan pemeliharaan kantor serta pembiayaan kantor, menyusun

data informasi organisasi dan tata laksana Dinas, rencana pelatihan

pegawai danpengembangan SDM dilingkungan Dinas, menyusun

Program Kerja strategis dan laporan pelaksanaan Kinerja Dinas

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

diatas, sub bagian perencanaan mempunyai fungsi:

• Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan kantor serta

pembiayaan kantor

• Penyusunan data informasi organisasi dan tata laksana Dinas

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

43  

• Penyusunan rencana pelatihan pegawai dan pengembangan

SDM di lingkungan Dinas

• Penyusunan program kerja strategi dan laporan pelaksanaan

kinerja Dinas

b. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan

belanja Dinas, pembukuan anggaran dan verifikasi serta pengurusan

pembendaharaan

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

poin diatas, sub bagian keuangan mempunyai fungsi:

• Penyusunan rencana anggaran Dinas

• Pengelolaan administrasi keuangan Dinas

• Pembuatan laporan penggunaan keuangan Dinas

• Pelaksanaan evaluasi anggaran dan penggunaan keuangan

Dinas

• Pemberian usulan untuk perbaikan anggaran dan pengelolaan

keuangan Dinas

• Pembantuan kegiatan sub Dinas dalam administrasi keuangan

c. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas mengelola kegiatan

administrasi perkantoran kegiatan surat menyurat, tatausaha perjalanan

Dinas,melakukan penginvestasian, pembelian, pendistribusian, dan

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

44  

pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, menyusun rencana

penempatan dan mutasi pegawai dilingkungan Dinas, melaksanakan

administrasi kepegawaian dan pengembangan kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

poin diatas maka sub bagian umum memilik fungsi:

• Pengelolaan kegiatan administrasi perkantoran

• Penatausahaan perjalanan Dinas

• Penginventarisasian barang kantor

• Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas

3. Bidang Pendapatan Daerah

Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang meliputi pendapatan

asli daerah dan perimbangan serta lain-lain pendapatan yang sah.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, maka bidang pendapatan daerah memiliki fungsi

• Penyusunan kebijakan teknis pendapatan

• Penyelanggaraan program dan kegiatan pendapatan

• Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan

kegiatan kepada seksi dalam lingkungan bidang.

• Pelaksanaan penelitian dan pendataan subjek dan objek-

objek pajak dan retribusi daerah

• Pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah

• Pelaksanaaan pembinaan peningkatan PAD

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

45  

• Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepada

seksi dalam lingkungan bidang.

a. Seksi Dana Perimbangan

Seksi dana perimbangan mempunyai tugas melaksanakan

perhitungan, penagihan, penatausahaan dana perimbangan yang berasal

dari pusat maupun dari propinsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, maka seksi dana perimbangan mmemiliki fungsi:

• Pelaksanaan perhitungan besarnya dana perimbangan yang

berasala dari pusat dan propinsi

• Penyiapan administrasi penagihan dan pembayaran

• Pelaksanaan pencatatan penatausahaan dana perimbangan

• Pelaksanaan pelaporan realisasi dana perimbangan

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan

b. Seksi PAD

Seksi PAD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendataan,

pendaftaran, pemantapan, dan pungutan oajak atas revisi data tentang

sumber – sumber penerimaan dana lainnya.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman yang dimaksud diatas,

maka seksi PAD mamiliki fungsi:

• Penyusunan bahan rencana perumusan pendapatan asli

daerah

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

46  

• Penyusunan kebijakan tekhnis dalam melakukan pencatatan

pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah

• Pelaksanaan perhitungan dan penetapan pajak dan retribusi

daerah

• Pendefinisian data calon wajib pajak dan retribusi daerah

• Pengumpulan dan pengelolaan data serta pencatatan data

objek dan subjek pajak daerah serta mengumpulkan formulir

pendaftaran

• Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pajak

dan retribusi daerah

• Pembuatan dan melayangkan surat keberatan dan surat

permohonan banding atas penetapan pajak dan retribusi

daerah

• Pengumpulan data sumber pelaporan administrasi lainnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

Seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik tugas melaksanakan

perhitungan, penagihan, pendataan, dan penatausahaan atas sumber lain

pendapatan yang sah

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

maka seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik fungsi:

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

47  

• Pelaksanaan perhitungan besarnya lain-lain pendapatan yang

sah

• Penyiapan dokumen penagihan

• Pelaksanaan pencatatan dan penatausahaan

• Penyiapan laporan relisasi penerimaan

• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

4. Bidang Asset

Bidang aset mempunyai tugas melakasanakan perumusan

kebijaksanaan tekhnis dan menyusun pedoman standarisasi, perancanaan,

pengadaan, penghapusan pelelangan inventerisasi dan

pengendalian/pengawasan/pengelolaan aset serta pembelian administrasi

barang ;

Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud ayat diatas,

bidang aset mempunyai fungsi ;

• Penyusun kebijakan tekhnis pengelolaan aset daerah;

• Penyiapan bahan penyusunan tender dan program

pengadaan aset dan inventerisasi barang;

• Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program

pengelolaan aset daerah ;

• Penyiapan bahan bibmbingan dan petunjuk tekhnis dalam

rang penyimpanan dan pemeliharaan barang;

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

48  

• Penyiapan bahan bimbingan dan petunjuk tekhnis dalam

rangka pembinaan bendahara barang;

• Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemanfaatan dengan

pengelolaan aset aset daerah;

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya dan di berikan oleh

pimpimnan;

a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi

Seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai tugas menyusun program

rencana kebutuhan barang pemerintah daerah dan melakasakan

pendistribusian;

Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,

seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai fungsi ;

• Penyusunan rencana kebutuhan barang unit [KBU];

• Penbuatan daftar kebutuhan barang [DKB] pemerintah daerah

;

• Pembuatan rencana tahunan unit [RTU]

• Pelaksanaan perendistribusian barang unit kepada masing-

masing SKPD;

• Pelaksanaan pengelolan,pemanfaatan penyampaian;

• Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam

rangka penyusunan standarisasi harga barang dan jasa

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh

pimpinan ;

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

49  

b. Seksi Penilaian

Seksi penilaian mempunyai tugas melaksanakan penilaian terhadap

pengadaan kebutuahan baarang / aset pemerintah daerah baik barang

bergerak maupun barang tidak bergerak serta melaksanakan sertifikasi aset;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud ayat 1,

seksi penilaian mempunyai fungsi :

• Perumusan program dan kegiatan dalam bidang infestasi dan

aset penjabaran neraca barang daerah

• Pelaksanaan proses administrasi pencaatatan dan

pembiayaan barang daerah;

• Pelaksanaan kordinasi dengan unit unit kerja dalam

mengefaluasi dan memberikan data laporan barang unit dan

mutasi barang unit dalam lingup pemda;

• Perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kebijakan tekhnis

perubahan status hukum aset daerah;

• Pelaksaan pemamfaatan aset aset daerah;

• Pelaksanaan monitoring unit kerja secara berkala tengtang

pengelolaan infentalisasi barang

• Pemeriksaan dan penelitan semua pengadaan barang / aset;

• Pembuatan daftar infestarisasi aset barang;

• Pembuatan data dasar neraca barang daerah;

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

50  

• Pelaksanaan perawatan dan pengendalian pemamfaaatan

aset daerah;

• Pelaksanaan sensus daerah;

• Pelaksanaan legal audit aset pemerintah daerah;

• Pelaksanaan tugas kedinasan yang diperuntukkan oleh

pimpianan;

c. Seksi Pengahapusan

Seksi penghapuasan mempunyai tugas merencanakan dan

merumuskan kebijakan dalam rangka penghapusan aset;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,

seksi penghapusan mempunyai fungsi:

• Pembuatan bahan kebijakan standart penyuluhan dan

penghapusan aset pemerintah daerah;

• Persiapan administrasi dalam rangka penyerahan dan

penghapusan barang / aset daerah;

• Pengecekan / penelitian atas kebenaran usul perbaikan dan

penghapusan aset daerah;

• Pelaksanaan pengawasan monitoring penghapusan aset

barang daerah;

• Pelaksanaan tugas kedinasan yang di peruntukkan oleh

pimpinanan;

5. Bidang Pembiayaan ( pengelolaan keuangan )

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

51  

Bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai tugas

menghimpun dan menyiapkan serta mengkoordinasikan penyusunan

program, penyusunan anggaran pokok dan perubahan APBD,

menatausahan perbendaharaan dan gaji serta membina administrasi

pengelolaan keuangan;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagai mana di maksud diatas,

bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai fungsi :

• Penyiapan barang perumusan kebijakan tekhnis penyusunan

APBD pokok dan APBD perubahan;

• Penyiapan bahan penyusunan rencana program administrasi di

bidang anggaran dan pengeluaran;

• Penyiapan barang penerbitan surat penyediaan dana ( SPD

)

• Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian, pengujian

kebenaran pengeluaran melalui surat permintaan pembayaran (

SPP ) dan surat perintah pembayaran ( SPM ) yang diajukan oleh

SKPD

• Penyiapan penerbitan surat perintah pencairan dana ( SP2D)

• Melakukan penelitian dan perifikasi dan penata usaha gaji

• Melakukan penata usahaan pada kuasa bendara umum daerah (

but )

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

52  

• Menyiapkan bahan pembinaan bimbingan dan penyusunan

pedoman serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan di bidang

anggaran, perbendaharaan dan pengeluaran

• Melaksnakan utang piutang dan pinjaman daerah

• Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran ( DPA )

• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh

pimpinan.

a. Seksi Anggaran

Seksi anggaran mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan

pengumpulah bahan penyusunan RAPBD dan perubahan APBD serta nota

keuangan dan dokumen perencenaan di bidang keuangan petunjuk

pelaksanaan APBD

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas ,

seksi anggaran mempunyai fungsi :

• Penyaiapan data / bahan penyusunan naskah arah kebijakan

umum ( AKU ) dan PPAS bersama dengan tim anggaran

pemerintah daerah ( TAPD )

• Penyiapan bahan, data dan petunjuk tekhnis penysunan

rencana kerja anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran

( DPA )

• Penyiapan bahan / data penyusunan naskah RAPBD,

perubahan APBD dan nota keuangan

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

53  

• Pelaksaanaan evaluasi terhadap RKA yang disusun oleh

SKPD dan mempersiapkan keputusan kepala daerah tentang

pengesahan DPA – SKPD

• Penyiapan keputusan kepala daerah untuk menetapkan

pejabat pelaksanaan APBD

• Penyiapan penyediaan kredit aran SKPD melalui pembuatan

SPD

• Menyiapkan bahan / data dan menyusun laporan relisasi

penyediaan kredit anggaran secara berkala

• Penyiapan bahan dan menyusun surat edaran tentang

petunjuk tekhnis pelaksanaan APBD

• Penelitian keputusan kepala daerah yang berkaitan dengan

pembebanan APBD

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh

pimpiinan.

b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi

Seksi otorisasi dan ferifikasi mempunyai tugas meneliti dan menguji

serta memeriksa terhadap realisasi anggaran pendapatan dan belanja

daerah serta pembiayaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebaimana yang di maksud diatas,

seksi otoritas dan ferifikasi mempinyai fungsi :

• Penelitian dan pemeriksaan kelengkapan data pada

dokumen serta pertanggung jawaban ( SPJ ) anggaran

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

54  

yang di ajukan oleh bendara penerimaan dan pengeluaran

masing masing SKPBD

• Penelitian dan pemeriksaan bukti bukti pembellian dan

pembayaran ;

• Pemeriksaan bukti bukti pendapatan daerah yang dilakukan

oleh bendara penerima serta bukti pernyataan untuk ke

khas daerah ;

• Pembuatan catatan hasil pemerikasaan atas pertanggung

jawaban bendahara ( SPJ fengsional ) :

c. Seksi Perbendaharaan

Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas meneliti dan menguji

kebenaran setiap perintah permintaan pembayaran yang membebani APBD

dengan membuat SP2D, daftar penguji serta penyelanggaraan Pembinaan

perbendaharaan dan penatausahaan gaji PNS

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, sseksi perbendaharaan mempunyai fungsi:

• Pemeriksaan dan penelitian serta pengujian kebenaran dan

keabsahan surat perintah pembayaran (SPP) dan (SPM)

dari bendaharawan pengeluaran

• Penelitian kebenaran penggunaan anggaran menurut tugas

berdasarkan DPA

• Pengelolaan kartu dan daftar sesuai dengan contoh/format

yang telah ditetapkan

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

55  

• Pembuatan laporan realisasi bulanan anggaran kode

rekening anggaran

• Persiapan data / bahan dalam rangka pelaksanaan untutan

ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan

• Pelaksanaan penatausahaan, memproses bahan data di

dokumen yang diperlukan untuk pembagian sumbangan,

hibah dan bagi hasil kepada pemerintah desa

• Penelitian dan pendataan gaji dan tunjangan lainnya

• Penelitian daftar tunjangan keluarga (KP-4) yang diajukan

oleh SKPD

• Penelitian surat keterangan pemberhentian pembayaran

(SKPP) yang digunakan oleh SKPD

• Penelitian surat setoran pajak (SSP), surat salinan Bank

pengelola (SSBP), atas pendapatan sisa daftar gaji

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan

6. Bidang Akuntansi

Bidang akuntansi mempunyai tugas melaksanakan penelitian ,

pencatatan dan melakukan kepada bendahara, mengkoordinasikan

pengelolaan data penerimaan dan pengeluaran baik secara manual maupun

secara elektronis yang berbasis pada system akuntansi serta menyusun

laporan keuangan

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

56  

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

maka bidang akuntansi memiliki fungsi:

• Penyiapan bahan permintaan kebijakan tekhnis penyusunan

laporan-laporan perhitungan dan LRA

• Penyiapan bahan penyusunan dan petunjuk tekhnis di bidang

akuntansi

• Pelaksanaan pembayaran kepada bendahara penerima

maupun bendahara pengeluaran

• Penyiapan perangkat lunak (software) dan jaringan

pengelolaan data keuangan

• Pelaksanaan penelitian asas tindak neraca bendahara

• Penyiapan laporan kas

• Penyiapan laporan realisai anggaran per semester dan

laporan perhitungan

• Penyiapan bahan pertimbangan dan penyusunan pedoman

serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan dibidang

akuntansi

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan

a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

Seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki tugas

menyusun laporan keuangan secara sistematik dan kronologis atau system

akuntansi atas APBD.

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

57  

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, maka seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki fungsi:

• Penyelenggaraan tata pembukuan secara sistematik dan

kronologis atau system akuntansi penerimaan atas APBD

• Penilaian terhadap pelaporan penerimaan pengeluaran

uang serta kaitannya dari pada saldo kas daerah

• Penyiapan bahan laporan realisasi APBD perlunya kas dan

arus kas

• Pelaksanaan pencatatan / pembukuan terhadap penerimaan

dan pengeluaran yang sifatnya administrative

• Pembukuan semua surat ketetapan pajak daerah/retribusi

daerah serta penyetoran kedalam kertas perjenis pajak dan

retribusi daerah

• Penyiapan bahan dan pelaksanaan rekonsiliasi realisasi

APBD dan secara berkala melalui jurnal koreksi

• Penyampaian pembetulan pembukuan kepada

bendaharawan penerimaan / pengeluaran dan pemegang

kas daerah bila terjadi kesalahan pembukuan atas laporan

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan

b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

58  

Seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset mempunyai tugas

menyusun laporan keuangan secara sistematis atas realisasi pendapatan

belanja pembiayaan serta asset daerah

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, maka seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset memiliki fungsi:

• Persiapan data/bahan penyusunan rancangan laporan

pertanggung jawaban pelaksanaaan APBD yang terdiri atas:

laporan realisasi anggaran, catatan atas laporan keuangan,

neraca daerah, laporan arus kass

• Penyiapan penyusunan laporan keuangan secra berkala.

• Pelaksanaan penjurnalan anggaran dan realisasi yang

berasal dari mutasi pendapatan belanja, pembiayaaan serta

asset daerah

• Pelaksanaan posting kebuku besar terhadap transaksi

pendapatan,belanja dan pembiayaan serta asset dan

menyusun neraca saldo

• Pelaksanaan pencatatan terhadap aliran kas meliputi

aktivitas operasi,aktivitas investasi, dan aktifitas pembiayaan

serta aktifitas non anggaran

• Pelaksanaan penctatan dan penetausahaan terhadap akun-

akun pada kas, neraca yang meliputi aktiva, utang dan

ekuitas

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

59  

• Penyelanggaraan penatausahaan penyusunan

pemerintahan daerah

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan

c. Seksi monitoring, evaluasi keuangan dan Aset

Seksi monitoring evaluasi keuangan dan aset memilik tugas

melakukan entitas, evaluasi dan pengawasan tehadap pwlaksanaan APBD

dan aset daerah melakukan pengembangan dan pemeriksaan aplikasi

jaringan sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang

berbasis pada sistem akuntansi yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

diatas, seksi monitoring,evaluasi keuangan dan Aset mempunyai fungsi:

• Penyiapan perangkat lunak dan keras dengan

menggunakan sjaringan system informasi setiap SKPD

• Penyiapan bahan petunjuk tekhnis cara pengoperasian

jaringan aplikasi

• Penyiapan bahan bimbingan dan pengeendalian tekhnis,

pengawasan intern dan ekstern yang efektif dalam

menunjang peningkatan pengelolaan keuangan

• Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian tekhnis

penyusunan perundang-undangan dibidang pengelolaan

keuangan dan asset daerah

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

60  

• Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan.

2. Sistem, Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas

Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Pinrang.

Sistem Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mengacu pada :

a. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi

Daerah

b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah.

Berikut mekanisme kerja pengelolaan pendapatan keuangan dan

asset daerah (dari hasil Wawancara Sekretaris Dinas, 18 April 2012)

a. APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

setiap tahun dengan peraturan daerah

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah tahun berikutnya

c. Penyusunan APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja

dan pembiayaan

d. Pendapatan daerah yang dikelola berasal dari pendapatan asli daerah,

dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah

e. Perincian belanja daerah menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

61  

f. Penyusunan APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah

g. Penyampaian rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikut

sejalan dengan SKPD sebagai landasan RAPBD kepada kepala daerah

untuk diajukan kepada DPRD

h. Menjadwalkan pembicaraan pendahuluan tentang pembahasan KUA

tahun anggaran berikutnya untuk diajukan kepada DPRD

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang

A. Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana organisasi

harus dibawah agar dapat eksis, antisipatif dan partisipatif. Visi adalah

suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan oleh organisasi.

Dengan mengacu dan berpedoman kepada Visi Kabupaten

Pinrang sebagai berikut: “Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Melalui

Penataan Program Pembangunan Pro Rakyat Menuju Terciptanya

Kawasan Agropolitan yang Didukung oleh Penerapan Prinsip-

Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik(Good Governance)”.

Ada 3 (tiga) hal pokok yang menjadi agenda daerah 5 (lima)

tahun kedepan yaitu berkaitan dengan:

1. Pencapaian masyarakat sejahtera pada batas-batas tertentu

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

62  

2. Pembangunan berorientasi pemerdayaan masyarakat melalui

pendekatan agropolitan.

3. Penyelanggaraan kepemerintahan yang baik.

Untuk mendukung ketiga hal pokok tersebut, dilihat dari sudut

pandang lingkup tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta kondisi

objektif yang melekat pada DPPKAD, maka formulasi Visi-Misi DPPKAD

adalah:

“Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Asset

Daerah Yang Profesional, Akuntabel, Transparan Berdasarkan

Peraturan Perundang-Undangan Yang Bertumpu Pada Kepentingan

Rakyat”

Makna dan kriteria yang terkandung dari Visi terwujudya

Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Profesional

Aparatur DPPKAD yang diarahkan untuk bekerja penuh Dedikasi,

Mumpuni, Memiliki keahlian, Kapabel, dan Kompeten di bidangnya

dengan hasil kerja yang optimal efektif serta hal lain adalah

menempatkan aparatur institusi bekerja dengan mengedepankan

metode berfikir ilmiah, tanggap dan progresif terhadap tuntutan

perkembangan.

2. Akuntabel

Page 63: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

63  

Mengetengahkan kinerja hasil kerja aparatur DPPKAD yang dapat

terlihat wujudnya serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya kepada

masyarakat.

3. Transparan

Mengetengahkan hasil kerja aparatur DPPKAD dilakukan secara

wajjar dan terbuka sesuai dengan regulasi dan peraturan yang berlaku

4. Bertumpu pada kepentingan rakyat

Kebijakan hasil kerja institusi, semata-mata ditujukan untuk

pemenuhan kebutuhan mendasar yang memeadai dan dapat

memberikan stimulant terhadap perkembangan kesejahteraan

masyarakat.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, SKPD Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mengupayakan langkah-

langkah strategis yang diformulasikan kedalam Misi.

B. Misi

Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

Daerah Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut:

1. Merumuskan Kebijakan Umum dan Teknis Pengelolaan Pendapatan,

Keuangan Dan Asset Daerah

Misi ini dimaksudkan bahwa institusi dapat dirumuskan beragam

kebijakan partisipatif dibidangnya untuk mengelola pendapatan

keuangan dan asset daerah tepat sasaran dan berorientasi pada

kepentingan masyarakat.

Page 64: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

64  

2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan

Asset Daerah

Misi ini dimaksudkan untuk memperoleh kinerja institusi dalam

mengelola hasil kerja dibidangnya. Demikian pula mengenai

pengelolaan asset daerah terlihat nyata manfaatnya dalam

penyelanggaraan pemerintahan serta dirasakan manfaat asset

daerah tersebut terhadap masyarakat sebagai penerima manfaat.

3. Mengoptimalkan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan

Pelaksana Tugas Lain Yang Diberikan oleh Bupati Sesuai Dengan

Tugas dan Fungsinya.

Misi ini diarahkan pada peran UPTD sebagai unit terdepan yang

secara langsung dalam memperkuat kinerja basis peran institusi tepat

sasaran dan berhasil guna.

4. Professional Dalam Tugas Sesuai Dengan Keahliannya Masing-

Masing

Misi ini berupaya untuk memperkokoh dan mendorong

kemampuan SDM aparatur institusi sebagai operator sesuai dengan

tugas dan fungsinya yang professional, kompeten, dan partisipatif

bersama-sama masyarakat dalam kerangka pembangunan daerah.

C. Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang

Tujuan dan sasaran atau hasil akhir yang hendak dicapai dalam

kerangka pencapaian Visi-Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Page 65: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

65  

Keuangan dan Asset Daerah dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif

dengan memperhatikan kondisi objektif yang ada.

Tujuan dan sasaran tersebut diarahkan pada formulasi

penjabaran dari masing-masing Misi. Oleh karena itu, formulasi tujuan

yang hendak dituju adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Pencapaian Visi-Misi DPPKAD Kab.Pinrang

No Misi Tujuan Sasaran & Target 1 Merumuskan kebijakan

umum dan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah

Disiapkannya beragam kebijakan umum untuk mengelola PAD pemanfaatannya efektif,tepat sasaran, dan berhasil guna mempersiapkan dan menyusun regulasi/keputusan untuk memperkuat tugas pokok dan fungsi DPPKAD sebagai bagian dari pemerintahan kabupaten

• Institusi DPPKAD, • masyarakat kab.pinrang

yang dikenai wajib pajak dan retribusi daerah dan yang memenuhi kewajiban lainnya (100% wajib pajak/retribusi,dll)

• Masyarakat luar yang menikmati jasa (wil) kab.pinrang (100% masyarakat penerima jasa)

2 Mengoptimalisasikan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Pelaksana Tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Tugas dan fungsinya.

Disiapkannya kebijakan yang member ruang gerak yang lebih luas kepada UPTD namun dalam koridor regulasi profesionalisme dan kompetensi SDM UPTD serta Efektifitas hasil kerja UPTD

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) DPPKAD (100% aparat) Rasio efisiensi 80-100 %

3 Professional dalam tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing

• Pengembangan profesionalisme, kapabel dan kompetensi SDM DPPKAD

• Kinerja dan efisiensi pemanfaatan hasil yang masuk kategori baik.

UPTD (100%) sebagai sub ordinat kelembagaan DPPKAD 100% staf UPTD Rasio efisiensi 80-100 %

4 Meningkatkan kualitas pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah

Penguatan manajemen DPPKAD. Hasilnya dirasakan oleh masyarakat

Institusi DPPKAD

Sumber: Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Page 66: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

66  

4. Strategi Dan Kebijakan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang

1. Strategi

Strategi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Kab.Pinrang dipersiapkan untuk menetapkan langkah-langkah dalam

kerangka pencapaian tujuan dan sasaran dari Visi-Misi DPPKAD.

Ada beberapa pilihan strategis sebagai suatu kesatuan yang

terintegrasi yaitu:

• Memperkuat Institusi DPPKAD

• Memperkuat manajemen institusi yang lebih professional

• Pemberdayaan, profesionalisme dan kompenensi SDM

Institusi

• Penyebarluasan Hak dan Kewajiban serta partisipasi

Masyarakat kepada Daerah melalui peran DPPKAD

• Perumusan kebijakan – kebijakan yang menyangkut

peran daerah melalui kewenangan DPPKAD

• Memperkuat peran UPTD sebagai Sub Kelembagaan

Dinas yang diberi Tugas sesuai dengan tupoksi dan

peraturan yang berlaku

• Koordinasi dan sinkronisasi antar Institusi di lingkunghan

Kab.pinrang

• Memperkuat pengawasan dan evaluasi untuk

memperoleh hasil yang efektif dan efisien

Page 67: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

67  

• Memperkuat pengelolaan asset daerah yang dirasakan

manfaatnya bagi masyarakat.

2. Kebijakan

Beberapa pilihan – pilihan strategi tersebut selanjutnya

diformulasikan kedalam penetapan kebijakan yang memberikan

momentum kearah mana program / kegiatan yang dipersiapkan

DPPKAD tepat sasaran dengan tingkat efisiensi yang baik. Kebijakan

yang dimaksud sesuai dengan strategi yang ditetapkan,

diformulasikan dalam bentuk:

• Mempersiapkan perencanaan strategis SKPD sebagai

acuan untuk melakukan suatu tindakan

• Konsolidasi internal institusi DPPKAD yang

menyangkut manajemen dan pemberdayaan aparatur

• Penyertaan masyarakat dalam mempersiapkan suatu

peraturan maupun kebijakan yang menyangkut peran

institusi dengan metode pendekatan tertentu

• Memberdayakan unit-unit kerja institusi yang

berhadapan langsung dengan masyarakat yang lebih

kondusif, partisipatif, serta elegan

• Memperkuat koordinasi dan kemitraan diantara

institusi Unit Kerja untuk memperoleh kinerja yang

optimal.

Page 68: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

68  

IV.3.2.Rencana Kerja

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kerja sebagai

penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik,

yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan

tahunan.

Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang,

maka ditetapkan Program dan Kegiatan Tahun 2011 sebagai berikut :

1. Program peningkatan dan pengembangan dengan didukung 12 kegiatan

yaitu:

• Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi

• Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD

• Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

APBD

• Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD

• Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

perubahan APBD

• Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

• Penyusunan rancangan peraturan Daerah tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

• Penyusunan system pengelolaan keuangan daerah

• Sosialisasi paket dan regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah

Page 69: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

69  

• Peningkatan manajemen asset / barang daerah

• Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD

• Fasilitas penyaluran bantuan keuangan social

2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

• Penyediaan jasa surat menyurat

• Penyedian jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik

• Penyediaan jasa peralatan dan perlangkapan kantor

• Penyediaan jasa administrasi keuangan

• Penyediaan jasa kebersihan kantor

• Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

• Penyediaan alat tulis kantor

• Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

• Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan

• Penyediaan makan dan minuman

• Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatu

• Pengadan kendaraan Dinas/operasional

• Pengadaan perlengkapan gedung kantor

• Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

• Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas/operasional

4. Program peningkatan dan pengembangan system capaian kinerja dan

keuangan

Page 70: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

70  

• Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

SKPD

• Penyusunan pelaporan keuangan semesteran

5. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

• Pendidikan dan pelatihan

IV.4. Sarana dan Prasarana

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam

menjalankan tugasnya, dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa :

a. Gedung.

Gedung Kantor yang terletak di Jln.Bintang No.01 Pinrang

b. Transportasi.

Transportasi Dinas (Mobil) yang diberikan kepada Kepala Dinas

c. Ruang Administrasi.

IV.5. Ketenagaan

Ketenagaan yang dimiliki Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah, terdiri dari 85 orang pegawai tetap dan 3 orang dengan kualifikasi

tingkat pendidikan sebagai berikut :

a. Kepala Dinas , dengan tingkat Pendidikan Magister Hukum (MH)

b. Sekretaris Dinas, dengan pendidikan Sarjana Hukum (S.H)

c. Kabid.Pembiayaan, dengan tingkat pendidikan Magister Manajemen

(MM)

d. Kabid. Asset, dengan tingkat pendidikan Magister Manajemen (MM)

Page 71: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

71  

e. Kabid. Akuntansi, dengan tingkat pendidikan Sarjana Ekonomi

Pembangunan (SE)

f. Kabid. Pendapatan, dengan tingkat pendidikan Sarjana Adm.Negara

(Drs)

g. Kepala Sub Bag 3 (tiga) orang, dengan tingkat pendidikan Sarjana

Pendidikan 1 (satu) orang, Sarjana Sosial 1 orang dan lulusan SMA 1

(satu) orang

h. Kepala Seksi sebanyak 12 orang, dengan tingkat pendidikan Sarjana

Ekonomi 4 (empat) orang, Sarjana Sosial 5 (lima) orang, Sarjana

Pertanian 1 (satu) orang, Sarjana Teknik Elektro 1 (satu) orang, Sarjana

Pendidikan Agama 1 (satu) orang.

i. Staf Pegawai Sebanyak 64 orang, dengan tingkat pendidikan Lulusan

SMA/SMK 32 orang, Diploma III 3 (tiga) orang, Sarjana 29 orang.

Page 72: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

72  

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V.1.Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Kabupaten Pinrang

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas

atau program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan keuangan dan

Asset Daerah , penulis menggunakan tiga indicator yang dikemukakan oleh Agus

Dharma (1991:1) yaitu Kuantitas, Kualitas, dan Ketepatan Waktu.

V.1.1.Kuantitas

Kuantitas adalah jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan atau dicapai,

Dalam hal ini tugas pokok DPPKAD adalah Pengelola Keuangan Daerah. Agar

kegiatan Pengelolaan Keuangan daerah dan program kerja di Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang bisa tercapai dengan

baik, maka terbagi beberapa sub bagian. Dimana semua pegawai bekerja sama

dalam mengerjakan tugas. Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset daerah Kabupaten Pinrang terdapat tiga Sub Bagian, lima Bidang dan

masing-masing Bidang membawahi tiga seksi. Masing-masing Bidang dan Seksi-

seksi memiliki tugas yang berbeda dan dibagi secara rata dan sesuai dengan

kapasitas dan jumlah pegawai.

Berikut hasil pencapain kegiatan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang.

1. Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah

Page 73: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

73  

Yang melaksanakan tugas Pada Program Peningkatan dan Pengembangan

Keuangan Daerah adalah Sekretariat, Bidang Akuntansi, Bidang

Pendapatan, dan Bidang Asset. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

selama tahun 2011 program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2 Hasil Pencapaian Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah Tahun 2011

No Kegiatan Target Realisasi Presentase Hasil

Waktu

1 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi

2 Rancangan 2 Rancangan 100% Triwulan I-III

2 Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

4 Buku :

4. Buku

100% Triwulan I-III

3 Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD

2 Rancangan 2 Rancangan 100% Triwulan I-III

4 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan APBD

2 Rancangan 2 Rancangan 100% Triwulan I-III

5 Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Tentang Penjabaran Perubahan APBD

1 Rancangan 1 Rancangan 100% Triwulan I-III

6 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

1 paket 1 paket 100% Triwulan I-III

7 Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

1 paket 1 paket 100% Triwulan I-III

8 Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

1 kegiatan 1 kegiatan 100% Triwulan I-III

9 Sosialisasi Paket regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Terlaksananya Sosialisasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebanyak 3 kali pelaksanaan dan diikuti oleh 80 orang

Terlaksananya Sosialisasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebanyak 3 kali pelaksanaan dan diikuti oleh 80 orang

100% Triwulan I-III

10. Bimbingan Teknik Implementasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Terlaksananya Bintek Implementasi Paket regulasi Pemerintah Daerah tentang pengelolaan Keuangan Daerah yang diikuti oleh 75 orang

Terlaksananya Bintek Implementasi Paket regulasi Pemerintah Daerah tentang pengelolaan Keuangan Daerah yang diikuti oleh 75 orang

100% Triwulan I-III

11 Peningkatan Manajemen Aset / Barang Daerah

Terkumpulnya Dana Aset/Barang Daerah senilai Rp.154.390.000

Dana asset / Barang Daerah yang terkumpul senilai Rp.149.787.000

97.26% Triwulan I-IV

12 Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber PAD

Terlaksananya Intensifikasi dan Ekstensifikasi melalui operasi sisir PAD, SPPT, dan Penyuluhan PBB selama 12 bulan Pendapatan Rp.337.888.000

Terlaksananya Intensifikasi dan Ekstensifikasi melalui operasi sisir PAD, SPPT, dan Penyuluhan PBB selama 12 bulan Pendapatan Rp.324.895.000

96.15% I-IV

`13 Pengembangan sistem Tersedianya Panggung Reklame Panggung Reklame 2 unit 100% Triwulan I

Page 74: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

74  

Informasi Manajemen Reklame 2 unit 14 Penyaluaran Bantuan Keuangan

Sosial 288 kali 288 kali 100% Triwulan I-

IV

Sumber: Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Kegiatan pertama dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, penyusunan rancangan Peraturan Daerah

tentang Pajak Daerah dan Retribusi. Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak

dan Retribusi Daerah dibutuhkan 2(dua) rancangan, yaitu Rancangan Peraturan

Daerah tentang Pajak Daerah dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Retribusi

Daerah.

Kegiatan yang kedua dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, Penyusunan rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

menargetkan terbitnya 4(empat) buku Peraturan Daerah yaitu,Perda tentang APBD

T.A 2011, Raperda tentang APBD T.A 2012, Nota Keuangan APBD T.A 2011, dan

Nota Keuangan APBD T.A 2012. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu, agar

Dinas/Unit dapat melaksanakan program kerjanya sesuai dengan Perda APBD serta

memungkinkan pengendalian anggaran daerah.

Kegiatan yang ketiga dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala

Daerah tentang Penjabaran APBD. Kegiatan penyusunan rancangan Peraturan

Kepala Daerah tentang APBD menargetkan terbitnya 2 buku tentang penjabaran

APBD yaitu, buku peraturan Bupati tentang penjabaran APBD, dan Peraturan Bupati

tentang APBD. Kegiatan penyusunan rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang

Page 75: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

75  

penjabaran APBD bertujuan agar Dinas/Unit kerja dapat melaksanakan program

kerjanya sesuai dengan peraturan Bupati tentang penjabaran APBD serta

memungkinkan pengendalian anggaran daerah.

Kegiatan yang keempat dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Perubahan APBD. Kegiatan penyusunan rancangan Peraturan Daerah

tentang perubahan APBD menargetkan terbitnya 2(dua) tentang perubahan APBD

yaitu, Buku Peraturan Daerah tentang perubahan APBD T.A 2011, dan buku nota

keuangan perubahan APBD T.A 2011. Kegiatan penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang perubahan APBD bertujuan agar Dinas/Unit kerja dapat

melaksanakan program kerjanya sesuai dengan peraturan daerah tentang

perubahan APBD serta memungkinkan pengendalian anggaran daerah.

Kegiatan yang kelima darii program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, penyusunan rancangan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran perubahan APBD. Kegiatan penyusunan rancangan

peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD menargetkan

terbitnya 1(satu) buku yaitu, buku peraturan kepala daerah tentang penjabaran

perubahan APBD. Kegiatan penyusunan rancangan peraturan kepala daerah

tentang penjabaran perubahan APBD bertujuan agar Dinas/Unit kerja dapat

melaksanakan program kerjanya sesuai dengan peraturan daerah tentang

perubahan APBD serta memungkinkan pengendalian anggaran daerah.

Page 76: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

76  

Kegiatan yang keenam dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Kegiatan penyusunan rancangan

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menargetkan

terbitnya 1(satu) paket peraturan daerah yaitu, peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD T.A 2010 yang disertakan dengan Laporan

semesteran pertama dan prognisi pemda untuk 6 bulan berikutnya.. Kegiatan

penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD bertujuan agar penggunaan anggaran daerah tahun 2010 dapat

dipertanggung jawabkan.

Kegiatan yang ketujuh dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, penyusunan rancangan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Kegiatan

penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menargetkan terbitnya 1(satu) paket

peraturan kepala daerah yaitu, peraturan Bupati tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2010. Kegiatan ini bertujuan agar

penggunaan anggaran Daerah tahun 2010 dapat dipertanggung jawabkan.

Kegiatan yang kedelepan dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu pengembangan sistem informasi pengelolaan

keuangan daerah. Target pelaksanaan kegiatan ini yaitu, terpenuhinya dan

terlaksananya pelatihan pengoperasian SIKPD, serta system informasi jaringan

keuangan yang terintegrasi. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah

Page 77: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

77  

agar aparat dapat terampil dalam mengoperasikan SIPKD sehingga laporan

keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan tepat waktu.

Kegiatan yang kesembilan dari program penigkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan

keuangan daerah. Target dari Kegiatan sosialisasi paket regulasi tentang

pengelolaan keuangan daerah yaitu terselenggaranya sosialisasi paket regulasi

pemerintah (UU, Perpres, PP) dan atau Pemerintah Daerah(Perda) tentang

pengelolaan keuangan daerah kepada aparat pengelola keuangan daerah. Tujuan

dari kegiatan ini yaitu, agar penatausahaan keuangan daerah di setiap SKPD dapat

sejalan dengan peraturan {Perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan yang kesepuluh dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, bimbingan teknik implementasi paket regulasi

tentang pengelolaan keuangan daerah.target dari kegiatan bimbingan teknik

implementasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah adalah

terlaksananya Bintek Implementasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan

daerah yang diikuti oleh 75 orang. Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar penatausahaan

keuangan daerah di setiap SKPD dapat sejalan dengan pertauran perundang-

undangan yang berlaku.

Kegiatan selanjutnya dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, pengembangan manajemen asset/barang

daerah. Target dari kegiatan pengembangan manajemen asset/barang daerah ini

adalah terkumpulnya dana Asset/barang daerah yang senilai Rp. 154.390.000 dan

Page 78: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

78  

yang terealisasi hanya Rp.149.787.000, jadi tingkat pencapaian manajemen

Aset/barang daerah yaitu 97.26%. tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk

menungkatkan pengelolaan inventarisasi asset yang mampu mendorong

terkontrolnya kondisi akhir pendapatan dari asset daerah.

Kegiatan selanjutnya dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu, Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber

PAD. Target dari pelaksanaan kegiatan ini adalah telaksananya intensifikasi dan

ekstensifikasi melalui operasi sisir PAD, SPPT, dan penyuluhan PBB serta target

pendapatan dari sumber pendapatan asli daerah yaitu Rp.337.888.000 dan yang

terealisasi Rp.324.895.000, jadi tingkat pencapaian pendapatan dari sumber PAD

yaitu 96.15%. tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan

daerah dari sektor bagi hasil pajak.

Kegiatan selanjutanya dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu pengembangan system informasi manajemen

reklame. Target dari kegiatan ini menargetkan pendirian 2(dua) unit panggung

reklame. Kegiatan ini bertujuan agar penyelenggaraan kain dapat terawasi serta

meningkatkan ketertiban dan keindahan daerah.

Kegiatan selanjutnya dari program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan keuangan daerah yaitu penyaluran bantuan keuangan sosial. Kegiatan

penyaluran bantuan keuangan sosial menargetkan 288 kali pelaksanaan. Tujuan

dari pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan keuangan social yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Page 79: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

79  

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

pada Dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Pinrang masih ada yang belum mencapai 100%, seperti kegiatan

Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber PAD, Pendapatan yang ditargetkan

dari sumber-sumber PAD yaitu Rp.337.888.000 tetapi yang terealisasi hanya

Rp.324.895.000, jadi capaian presentase hasil dari kegiatan Intensifikasi dan

Ekstensifikasi PAD adalah 96.15%. Begitu pula dengan kegiatan Peningkatan

Manajemen Barang/Asset Daerah yang hanya mencapai 97.26%.

Menurut Sekretaris Dinas, “adanya beberapa kegiatan yang belum terealisasi 100% disebabkan karena adanya beberapa masalah, seperti:

1. Dalam aktifitas ekstensifikasi belum dapat dilaksanakan diversifikasi dari berbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang ada, karena kondisi masyarakat pada umumnya belum bisa menerima terjadinya peningkatan aktivitas pada suatu kegiatan yang dapat secara langsung berdampak kepada peningkatan pajak atau retribusi daerah.

2. Belum terpenuhinya kegiatan yang khusus untuk mengikutsertakan pegawai pada kegiatan pelatihan, lokakarya, seminar bidang perpajakan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga penyelenggara lainnya.

Menurut Kepala Bidang Asset, tidak tercapainya 100% pada kegiatan

Peningkatan Manajemen Barang/Asset Daerah disebabkan karena Terbatasnya potensi daerah merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam mencari dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah.(wawancara,25 juli2012)

Menurut Kepala Bidang Pendapatan, bahwa tidak tercapainya 100% pada

kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD disebabkan karena Terbatasnya potensi daerah merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam mencari dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah(wawancara 25 juli 2012)

2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Yang melaksanakan tugas pada Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran adalah Sekretariat dan Bidang Pembiayaan. Hasil kegiatan yang

Page 80: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

80  

telah dilaksanakan selama tahun 2011 program Pelayanan Administrasi

Perkantoran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3 Hasil Pencapaian Program Pelayanan Administrasi PerkantoranTahun 2011

No Kegiatan Sasaran Target Realisasi Presentase hasil waktu 1 Penyedian jasa surat

menyurat Seluruh Dinas/Unit kerja perangkat daerah

Terpenuhinya pengadaan photocopy, laporan-laporan kegiatan Dinas, dan penyampaian surat-surat Dinas yang penting.

Terpenuhinya pengadaan photocopy, laporan-laporan kegiatan Dinas,dan penyampaian surat-surat Dinas yang penting.

100% Triwulan I-IV

2 Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik

Seluruh Dinas/Unit kerja perangkat daerah

Terpenuhinya jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik

Terpenuhinya jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik 100% Triwulan I-IV

3 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan Dinas Operasional

Seluruh Dinas/Unit kerja perangkat daerah

Tersedianya 6 unit mobil dan 26 unit motor

6 unit mobil dan 26 unit motor 100% Triwulan I-IV

4 Penyediaan jasa administrasi keuangan

DPPKAD Terpenuhinya pembiayaan honorarium bulanan dan tunjangan kepada non PNS sebanyak 8 orang

Terpenuhinya pembiayaan honorarium bulanan dan tunjangan kepada non PNS sebanyak 8 orang

100% Triwulan I-IV

5 Penyediaan jasa kebersihan kantor

DPPKAD Tersedianya peralatan kebersihan di semua unit kerja

Peralatan kebersihan disemua unit kerja tersedia 100% Triwulan I-IV

6 Penyediaan jasa perbaikan dan peralatan kerja

DPPKAD Tersedianya fasilitas perbaikan alat-alat kerja di di DPPKAD meliputi mesin ketik, mesin forporasi, printer kerja, computer PC, dan computer jaringan SIMPATDA

Tersedianya fasilitas perbaikan alat-alat kerja di di DPPKAD meliputi mesin ketik, mesin forporasi, printer kerja, computer PC, dan computer jaringan SIMPATDA

100% Triwulan I-IV

7 Penyediaan alat tulis kantor

DPPKAD Terpenuhinya alat-alat tulis kantor yang memadai

Terpenuhinya alat tulis kantor yang memadai 100% Triwulan I-IV

8. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

DPPKAD Terpenuhinya keperluan barang cetakan dan penggandaan berupa cetakan keperluan umum kantor, dan cetakan administrasi pengelolaan keuangan

Terpenuhinya keperluan barang cetakan dan penggandaan berupa cetakan keperluan umum kantor, dan cetakan administrasi pengelolaan keuangan

100% Triwulan I_IV

9 Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan

DPPKAD Terpenuhinya bahan bacaan bagi DPPKAD

Bahan bacaan DPPKAD terpenuhi 100% Triwulan I-IV

10 Penyediaan makanan dan minuman

DPPKAD Terpenuhinya jamuan makanan dan minuman harian pegawai

Terpenuhinya jamuan makanan dan minuman harian pegawai

100% Triwulan I-IV

11 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

DPPKAD Terlaksananya rapat konsultasi kedinasan baik dalam daerah maupun dalam daerah

Terlaksananya rapat konsultasi kedinasan baik dalam daerah maupun dalam daerah

100% Triwulan I-IV

Sumber : Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Kegiatan pertama dari program pelayanan administrasi perkantoran adalah

penyedian jasa surat menyurat. Kegiatan ini menargetkan pengadaan photocopy ,

laporan kegiatan Dinas, dan penyampaian surat-surat Dinas yang penting. Kegiatan

penyediaan jasa surat menyurat bertujuan agar komunikasi antar instansi lewat

surat menyurat dapat berjalan lancer.

Page 81: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

81  

Kegiatan yang kedua dari program pelayanan administrasi perkantoran yaitu

penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik. Kegiatan ini menargetkan

terpenuhinya jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik di setiap instansi. Kegiatan

ini bertujuan untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan instansi lain, b

eroperasinya alat-alat elektronik pendukung kinerja dan terpenuhinya kebutuhan

sarana air bersih.

Kegiatan yang ketiga dari program pelayanan administrasi perkantoran yaitu,

penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan Dinas Operasional. Target

dari kegiatan ini yaitu terpenuhinya jasa kendaraan Dinas Operasianal sebanyak 6

unit mobil dan 25 unit motor. Kegiatan penyediaan jasa dan perizinan kendaraan

Dinas Operasional ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

Kegiatan yang keempat dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu, penyediaan jasa administrasi keuangan. Target dari kegiatan ini yaitu,

terpenuhinya fasilitas administrasi keuangan dan pembiayaan honorarium bulanan

dan tunjangan lainnya kepada non PNS. Tujuan dari kegiatan penyediaan jasa

administrasi keuangan adalah untuk mensejahterakan pegawai non PNS.

Kegiatan yang kelima dari program pelayanan administrasi perkantoran yaitu,

penyediaan jasa kebersihan kantor. Pelaksanaan kegiatan ini menargetkan

tersedianya peralatan kebersihan dan bahan pembersih sehingga kebersihan ruang

kantor dapat terjaga. Tujan dari kegiatan ini yaitu agar kenyamanan dan keindahan

kantor dapat terjaga.

Page 82: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

82  

Kegiatan yang keenam dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu penyediaan jasa perbaikan dan peralatan kerja. Pelaksanaan kegiatan ini

menargetkan tersedianya fasilitas perbaikan alat-alat kerja di DPPKAD yang meliputi

mesin ketik, mesin forporasi, printer kerja, computer PC, dan computer jaringan

SIMPATDA. Tujuan dari klegiatan ini yaitu untuk memelihara alat-alat kerja dalam

kondisi layak pakai.

Kegiatan yang ketujuh dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu penyediaan alat tulis kantor. kegiatan penyediaan alat tulis kantor menargetkan

terpenuhinya alat-alat tulis kantor yang memadai sebanyak 64 jenis. Kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan administrasi dan pelayanan

pada masyarakat.

Kegiatan yang kedelapan dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu penyediaan barang cetakan dan penggandaan. Kegiatan ini menargetkan

terpenuhinya keperluan barang cetakan dan penggandaan berupa cetakan

keperluan umum kantor, dan cetakan administrasi pengelolaan keuangan. Tujuan

dari kegiatan ini yaitu agar urusan administrasi dan pengelolaan keuangan dapat

tertib dan teratur.

Kegiatan yang kesembilan dari program pelayanan administrsi perkantoran

yaitu penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan yang befrlaku.

Kegiatan ini menargetkan terpenuhinya bahan bacaan bagi DPPKAD sebanyak

2952 eksampler. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan

Page 83: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

83  

pengetahuan dan wawasan aparat terhadap implementasi peraturan perundang-

undangan.

Kegioatan yang kesepuluh dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu penyediaan makanan dan minuman. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu

unt7uk menciptakan suasana kekeluargaan dalam rapat-rapat intern DPPKAD.

Kegiatan yang kesebelas dari program pelayanan administrasi perkantoran

yaitu rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah. Kegiatan ini bertujuan

agar terbentuknya kesamaan persepsi terhadap regulasi mengenai pengelolaan

keuangan daerah serta meningkatkan koordinasi atas penggunaan dana dari

provinsi maupun pusat.

Menurut Sekretaris Dinas, bahwa seluruh kegiatan pada program peningkatan administrasi perkantoran sudah terlaksana sesuai dengan yang ditargetkan sebelumnya. Karena loyalitas pegawai dan kemampuan manajemen keuangan terlaksana dengan baik.(wawancara 25 juli 2012)

Menurut Bidang Pembiayaan, biaya yang digunakan untuk seluruh kegiatan pada program pelayanan administrasi perkantoran bersumber dari dana APBD pemerintah Kabupaten pinrang Tahun 2011(wawancara,25 juli 2012)

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Yang melaksanakan kegiatan pada Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur adalah Bidang Asset dan Sekretariat. Hasil kegiatan

yang dilaksanakan pada program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur tahun 2011 dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

Page 84: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

84  

Tabel 4 Hasil Pencapaian Program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur Tahun 2011 No Kegiatan Target realisasi Presentase

Hasil Waktu

1 Pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung kantor

Terpenuhinya perlengkapan gedung kantor berupa 46 unit

PC, 16 unit Laptop, 46 unit

printer tinta, dan 2 unit printer dot

matrik.

Terpenuhinya perlengkapan gedung kantor berupa 46 unit

PC, 16 unit Laptop, 46 unit

printer tinta, dan 2 unit printer dot

matrik

100% Triwulan I-IV

2 Pengadaan Meubeluer

Tersedianya Meubeluar DPPKAD

sebanyak 220 unit

Meubeluer sebanyak 220 unit tersedia

100% Triwulan I-IV

3 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

Dinas operasional

Terpenuhinya fasilitas

pemeliharaan, perawatan, perbaikan kendaraan

Dinas Operasioanal

DPPKAD

fasilitas pemeliharaan,

perawatan, perbaikan kendaraan

Dinas Operasioanal

DPPKAD terpenuhi

100% Triwulan I-IV

4 Pemeliharaan rutin/berkala

perlengkapan gedung kantor

Terlaksananya pemeliharaan

dan perawatan gedung kantor

DPPKAD

pemeliharaan dan perawatan gedung kantor

DPPKAD terlaksana

100% Triwulan I-IV

Sumber : Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Kegiatan yang pertama dari program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur yaitu pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung

kantor. kegiatan ini menargetkan terpenuhinya 46 unit PC,10 unit laptop, 45

unit printer tinta, dan 2 unit printer dot matrik. Tujuan dari pelaksanaan

kegiatan adalah untuk memudahkan dan melancarkan dalam

penyelenggaraan aktivitas perkantoran.

Kegiatan yang kedua dari program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur yaitu pengadaan meubeluer. Kegiatan pengadaan

meubeluer ini menargetkan tersedianya meubeluer DPPKAD sebanyak 220

Page 85: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

85  

unit. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk melancarkan dalam

mendukung efektifitas pelaksanaan tugas.

Kegiatan yang ketiga dari program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur yaitu pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas

Operasional. Kegiatan pemeliharaan rutin kendaraan Dinas Operasional ini

menargetkan terpenuhinya fasilitas pemeliharaan, perawatan, perbaikan

kendaraan Dinas Operasional DPPKAD. Kegiatan ini bertujuan agar

kendaraan Dinas Operasional layak jalan untuk perjalanan Dinas.

Kegiatan yang keempat dari program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur yaitu pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung

kantor. kegiatan ini menargetkan tertatanya gedung kantor DPPKAD. Tujuan

dari kegiatan ini yaitu untuk menciptakan kondisi gedung yang terpelihara

dan layak pakai.

4. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

Yang melaksanakan kegiatan pada Program Peningkatan dan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan adalah

Sekretariat. Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada program Peningkatan

dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan tahun

2011 dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

Page 86: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

86  

Tabel 5 Hasil Pencapaian Program peningkatan dan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tahun 2011 No Kegiatan Target Realisasi Presentase Hasil Waktu 1 Penyusunan laporan

capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

SKPD

3 laporan 3 laporan 100% Triwulan IV

2 penyusunan laporan keuangan semesteran dan laporan SPT tahun

2010

4 laporan 4 laporan 100% triwulan II-IV

Sumber: Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Kegiatan yang pertama dari program peningkatan dan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan yaitu

penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.

Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan realisasi kinerja SKPD

menargetkan terbitnya 3(tiga) laporan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

memudahkan dalam evaluasi hasil kinerja dan evaluasi hasil pencapaian

program SKPD dalam 1 tahun.

Kegiatan yang kedua yaitu penyusunan laporan keuangan

semesteran. Kegiatan penyusunan laporan keuangan semesteran

menargetkan 4 laporan keuangan dan laporan SPT tahun 2010. Tujuan dari

kegiatan ini adalah agar posisi keuangan dan jumlah wajib pajak dapat

terpantau.

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Yang melaksanakan kegiatan pada Program Peningkatan Kapasitas

Sumberdaya Aparatur adalah Sekretariat. Hasil kegiatan yang dilaksanakan

pada program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur tahun 2011

dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

Page 87: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

87  

Tabel 6 Hasil Pencapaian Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya

Aparatur No Kegiatan Target Realisasi Presentase

Hasil Waktu

1 Pendidikan dan pelatihan

2 kegiatan 0 0% Triwulan II

Sumber : Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Kegiatan dari program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

yaitu pendidikan dan pelatihan. Kegiatan pendidikan dan pelatihan pada

tahun 2011 belum terlaksana. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan sumberdaya aparatur.

Menurut Sekretaris Dinas, bahwa tidak terlaksananya pendidikan dan pelatihan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang disebabkan karena menumpuknya program kegiatan yang dibebankan kepada DPPKAD serta kurangnya ketersediaan dana, karena kegiatan pendidikan dan pelatihan ini hanya bersifat Internal Kantor Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang jadi dana yang digunakan tidak termasuk dalam APBD.(wawancara 25 juli 2012)

V.1.2.Kualitas

Kualitas adalah hasil atau mutu pekerjaan yang dihasilkan, dalam hal ini

pengukuran tingkat kepuasan kerja yang dihasilkan. Untuk mengukur kinerja Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten

Pinrang dari segi kualitas, maka penulis menganalisis penilaian yang dilakukan oleh

Eksternal DPPKAD dalam hal ini DPRD dan Inspektorat Kabupaten Pinrang selaku

Pengawas hasil Kerja Dinas.

Untuk mengukur kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang dari segi kualitas, maka penulis

mengukur berdasarkan Indikator Kualitas Kinerja yang dikemukakan oleh

Page 88: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

88  

Mangkunegara (2002:69) bahwa Kualitas Kinerja meliputi Ketepatan, Ketelitian

dalam melakukan pekerjaan,

Berikut Tabel Penilaian Kualitas Kerja DPPKAD Kabupaten Pinrang yang

dinilai oleh DPRD dan Inspektorat.

1. DPRD

Tabel 7 Penilaian Kualitas Kerja DPPKAD

No Program Kegiatan 2011 Target Realisasi Hasil (%)

1 Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

12 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

12 kegiatan Baik Baik

100%

2 Pelayanan Administrasi perkantoran

12 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

12 kegiatan Baik Baik

100%

3 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

5 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

5 kegiatan Baik Baik

100%

4 Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja keuanganm

2 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

2 kegiatan Baik Baik

100%

5 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

1 kegiatan

__ 0%

Sumber : Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

2. Inspektorat Kabupaten Pinrang

Inspektorat adalah Unsur Pengawas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah. Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan

Page 89: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2036 › 1-89.pdf?seque… · BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangtugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan

89  

program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan,

pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan,

pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang

pengawasan (Peraturan Bupati No.05 Tahun 2011). Berikut Penilaian Inspektorat

Kabupaten Pinrang sebagai berikut:

Tabel 8 Penilaian Kualitas Kerja DPPKAD

No Program Kegiatan 2011 Target Realisasi Hasil (%)

1 Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

12 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

12 kegiatan Baik Baik

100%

2 Pelayanan Administrasi perkantoran

12 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

12 kegiatan Baik Baik

100%

3 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

5 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

5 kegiatan Baik Baik

100%

4 Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja keuanganm

2 kegiatan Indikator: Ketepatan Ketelitian

2 kegiatan Baik Baik

100%

5 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

1 kegiatan

__ 0%

Sumber : Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

Untuk lebih mengakuratkan penilaian kinerja DPPKAD dari Segi Kualitas,

penulis meminta keterangan penilaian Laporan Pertanggung Jawaban DPPKAD

terhadap DPRD dan Inspektorat. Adapun Penilaian DPRD dan Inspektorat

berdasarkan hasil pelaksanaan tugas DPPKAD yang dilaporkan dalam Laporan

Pertanggung Jawaban DPPKAD yaitu sebagai berikut: