99 pengertian filsafat

6
 1. Pengertian Filsafat Istilah filsafat berasal dari bahasa Yu nani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, elanda, dan !erancis" #philosophy” dalam bahasa Inggris" #philosophia” dalam bahasa $atin" dan #falsafah” dalam bahasa %rab.!ara filsuf memberi batasan yang berbeda&beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi. Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa %rab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia ' philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bah(a filsafat berarti cinta kebijaksanaan. )an seorang filsuf adalah pencari k ebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.!engertian filsafat secara terminologi sangat beragam. !ara filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pe mikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang !lato mengatakan bah(a : *ilsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan keben aran yang asli. Sedangkan muridnya %ristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu + pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu& ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. $ain halnya dengan %l *arabi yang berpendapat bah(a filsafat adalah ilmu + pengetahuan tentang alam maujud  bagaimana hakikat yang sebenarnya. erikut ini disajikan beberapa pengertian *ilsafat menurut  beberapa para ahli: -enurut hasbullah bahri, filsafat adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan sebagainya. -enurut Socrates, filsafat merupakan cara berpikir secara radikal dan menyeluruh holistic/ atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam&dalamnya. eberapa ahli mendefinisikan filsafat sebagai berikut : 1. !lato + 0 2 &302 S- : *i lsafa t tidak l ain dari p engeta huan tent ang segal a yang ada. . %ris totel es + +320 ' 3 S - : ah(a ke(aji ban fil safat a dalah meny elidi ki sebab da n asas segala benda. )engan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. 4ugas  penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. 3. 5asbullah akry : *ilsaf at adalah il mu yang meny elidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai 6e&4uhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan  pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai  pengetahuan itu. )ari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bah(a filsafat adalah “ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan  sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut”.  

Upload: dahlia-tambajong

Post on 05-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengertian Filsafat

TRANSCRIPT

1. Pengertian FilsafatIstilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : philosophic dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; philosophy dalam bahasa Inggris; philosophia dalam bahasa Latin; dan falsafah dalam bahasa Arab.Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:Menurut hasbullah bahri, filsafat adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan sebagainya. Menurut Socrates, filsafat merupakan cara berpikir secara radikal dan menyeluruh [holistic] atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.Beberapa ahli mendefinisikan filsafat sebagai berikut :1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.2. Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.3. Hasbullah Bakry: Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.1. B. Pengertian IlmuIlmu adalah suatu teori melalui penelitian yang merupakan pengetahuan yang benar dan criteria menentukan kebenaran secara ilmiah.Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahw tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.Ditinjau dari KBBI, Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu .Beberapa ahli mendefinisikan ilmu sebagai berikut :1. M. Izuddin Taufik : Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.2. Thomas Kuhn : Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.3. Poespoprodjo : Ilmu adalah proses perbaikan diri secara berkesinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris.4. Yaya Suanarya : Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sisstematis, melalui metode ilmiah, dan dapat dipertanggung jawabkan.Secara umum dapat disimpulkan, bahwa ilmu adalah Seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meingkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh darhi keterbatasannya.Ilmu bukan sekedar pengetahuan (Knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.1. C. Pengerian Filsafat IlmuFilsafat Ilmu adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi prulalitas ilmu pengetahuan. Sementara objek formalnya yaitu berupa hakekat ilmu pengetahuan. Jadi Filsafat Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang benar secara hakiki mengenai objek pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan atau sudut pandang metode atau sistem yang filosofis.Menurut Yaya Sunarya , Filsafat ilmu merupakan sebuah tinjauan kritris yang membicarakan tentang hakikat dan sejarah perkembangan ilmu, metode ilmiah, serta sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.Bervariasinya objek materinya, jika dicermati mengandung identitas yang saling berdekatan atau identik antara yang satu dengan yang lainnya. Sedemikian rupa sehingga semua objek itu berada dalam suatu hubungan yang sistematik dan tak terpisahkan. Akibatnya, pemahaman mengenai suatu hal mengharuskan pertimbangan-pertimbangan terhadap yang lain. Di antara objek tersebut, memberi arti, kedudukan dan fungsi. Dengan demikian dapat dilihat, misalnya benda-benda alam memberi arti, kedudukan dan fungsi terhadap manusia dan masyarakatnya serta terhadap Tuhan Sang Pencipta, demikian sebaliknya.Persoalan kemudian adalah mengapa Filsafat Ilmu itu ada. Dalam hal ini ada dua hal : yaitu faktor intern dan ekstern. Pertama, faktor intern dan ilmu pengetahuan itu sendiri, maksudnya historisitas ilmu pengetahuan, sampai dewasa ini berkembang menjadi banyak jenis dan semakin pragmatis. Terdorong oleh penemuan pengetahuan yang pasti kebenarannya, maka dilakukan pembatasan lingkaran objek (objek formal), dan penggunaan metode dan sistem yang tepat. Kedua, faktor ekstern yang juga terkait dengan faktor intern, diduga keras penyebabnya adalah faktor ekstern. Kenyataannya, laju perkembangan manusia sudah tidak imbang lagi dengan jumlah persediaan sumber daya alam. Maka berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengetahuan yang benar dan pasti, yang bersifat praktis teknis pengetahuan seperti ini dapat berdaya guna dalam kehidupan manusia.Kedua faktor tersebut dalam perkembangannya menghasilkan teknologi yang berkemampuan luar biasa. Agaknya manusia sebagai penghasil teknologi diarahkan menuju kemudahan. Akan tetapi dibalik semua itu manusia menjadi tamak, serakah dan manusia alpa terhadap tugasnya. Sebagai khalifah. Bahkan manusia kehilangan moral dan imannya, bersifat individual, egoistic dan eksploitatif, dalam lingkungan, bahkan terhadap Tuhan. Dengan kenyataan seperti itu filsafat hadir di tengah keragaman ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meluruskan sehingga terarah pada pencapaian tujuannya. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya bernilai ilmiah saja melainkan bernilai ilmiah keilahian.Dengan demikian, ilmu pengetahuan harus berdasarkan diri pada aspek ontology, epistemology dan axiology. Dengan demikian filsafat dapat menetralisir kemungkinan-kemungkinan yang dimunculkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.Berdasar pada uraian-uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Filsafat Ilmu hadir dengan memikul tanggung jawab yang berat, karena di samping menetralisir temuan-temuan ilmu pengetahuan, juga memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan berdaya guna dalam kehidupan manusia.1. D. Tujuan Filsafat IlmuPada dasarnya filsafat ilmu bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana hakekat, sifat dan kedudukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam cakrawala pengetahuan manusia. Disamping itu filsafat ilmu juga memperluas wawasan ilmiah sebagai kesiapan dalam menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung dan maju dengan begitu cepat, spektakuler, mendasar, yang secara intensif menyentuh semua segi dan sendi kehidupan dan secara intensif merombak budaya manusia. Dengan begitu filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan.Menurut Fauzan Arrasyid, terdapat beberapa tujuan filsafat ilmu :1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.4. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.5. mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.6. Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah7. Usaha merefleksi , menguji, menkritik asumsi dan metode keilmuan8. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Karena setiap metode ilmiah keilmuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan rasional.1. E. Manfaat Filsafat IlmuFilsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (Pengetahuan Ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologi ilmu tidak membedakan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu social. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu social, dan tidak merincikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social, dimana keduanya mempunyai cirri-ciri kelimuan yang sama.Menurut Radakrishnan pada Buku history of Filoshohy pungsi pilsafat yaitu Kreatif,menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan jalan baru.Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan pada kita untuk menopang dunia baru, yaitu mencetak manusia manusia yang menjadikan penggolongan berdasarkan nation, rasi dan keyakinan keagamaan mengabdi pada cita mulia kemanusiaan.Berikut ini merupakan beberapa manfaat filsafat ilmu :1. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan.2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah3. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan axiology. Melalui paradigma axiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan unntuk kepentungan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek alam sebagai sumber kehidupan4. Menyadarkan seorang-orang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir menara gading, yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengkaitkan dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Kenyataan sesungguhnya bahwa setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan sosial kemasyarakatan5. Agar terlatih berfikir serius5. Untuk mengetahui objek apa saja yang ditelaah dalam ilmu6. untuk mengetahui tentang proses mendapatkan ilmu7. untuk mengethui kegunaan dari ilmu tersebut8. untuk mengetahui cirri ciri tertentu dari cabang cabang pengetahuan yang termasuk kedalam objek kajian dari filsafat ilmu.10. Agar mampu memahami filsafat11. Agar mungkin menjadi filsapat12. Agar menjadi warga Negara yang baik13. Semakin kritis dalam sikap ilmiah dan aktivitas ilmu/keilmuan14. Menambah pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.15. Memecahkan masalah dan menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.16. Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual17. Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)18. Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional19. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid20. Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)Manfaat mempelajari filsafat secara umum yakni mampu mengungkap hakikat kebenaran, baik secara logika (kebenaran berfikir), etika (Berprilaku), maupun secara ,metafisika (hakikat keaslian).