pengertian filsafat ilmu

22
FILSAFAT ? FILSAFAT ? Фі λοσο Ф і α Philosophia Philosophy Filsafat Фі λοσ Philos Love Cinta σο Фі α Sophia Wisdom Kebijakasanaan

Upload: asshater

Post on 30-Jun-2015

325 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Filsafat Ilmu

FILSAFAT ?FILSAFAT ?

ФіλοσοФіαPhilosophiaPhilosophy

Filsafat

ФіλοσPhilosLoveCinta

σοФіαSophiaWisdom

Kebijakasanaan

Page 2: Pengertian Filsafat Ilmu

Definisi FilsafatDefinisi Filsafat

• Filsafat adalah disiplin pemikiran yang Filsafat adalah disiplin pemikiran yang berusaha menginvestigasi dan memahami berusaha menginvestigasi dan memahami segala sesuatu, baik yang ada maupun segala sesuatu, baik yang ada maupun mungkin ada, secara rasional, kritis, mungkin ada, secara rasional, kritis, mendasar-mendalam, spekulatif-abstrak, mendasar-mendalam, spekulatif-abstrak, kontemplatif, dan terbuka-komunikatif untuk kontemplatif, dan terbuka-komunikatif untuk membangun pengetahuan tentangnya secara membangun pengetahuan tentangnya secara utuh-menyeluruh bukan secara parsial, atau utuh-menyeluruh bukan secara parsial, atau untuk menyingkap pengetahuan sejati untuk menyingkap pengetahuan sejati tentangnya. tentangnya.

Page 3: Pengertian Filsafat Ilmu

Definisi FilsafatDefinisi Filsafat

• Spirit filsafat adalah salah satu dari suatu penyelidikan bebas. Ia mencurigai semua Spirit filsafat adalah salah satu dari suatu penyelidikan bebas. Ia mencurigai semua otoritas. Fungsinya adalah melacak atau menelusuri asumsi-asumsi dari pemikiran otoritas. Fungsinya adalah melacak atau menelusuri asumsi-asumsi dari pemikiran manusia yang tidak kritis sampai pada tempat-tempatnya yang tersembunyi, dan manusia yang tidak kritis sampai pada tempat-tempatnya yang tersembunyi, dan dalam pengejaran ini, ia akhirnya bisa berakhir pada penolakan atau penerimaan dalam pengejaran ini, ia akhirnya bisa berakhir pada penolakan atau penerimaan secara jujur terhadap ketidakmampuan akal murni untuk menjangkau realitas mutlak. secara jujur terhadap ketidakmampuan akal murni untuk menjangkau realitas mutlak.

Muhammad IqbalMuhammad Iqbal

The spirit of philosophy is one of a free inquiry. It suspects all authority. Its function is to trace the uncritical assumptions of human thought to their hiding places, and in this pursuit it may finally end in denial or a frank admission of the incapacity of pure reason to reach the ultimate reality

Page 4: Pengertian Filsafat Ilmu

Karakter Dasar FilsafatKarakter Dasar Filsafat

Page 5: Pengertian Filsafat Ilmu

For being own sake For being own sake (demi ada atau realitas itu (demi ada atau realitas itu sendiri)sendiri)

• Filsafat selalu terfokus pada kebenaran sesuatu Filsafat selalu terfokus pada kebenaran sesuatu di dalam dirinya sendiri (di dalam dirinya sendiri (thing in itselfthing in itself); klaim-); klaim-klaim kebenaran tentangnya terus-menerus klaim kebenaran tentangnya terus-menerus dipertanyakan demi pemurnian atau dipertanyakan demi pemurnian atau penyingkapan kebenaran sejatinya. penyingkapan kebenaran sejatinya. Pemahaman atas realitas dengan demikian Pemahaman atas realitas dengan demikian selalu terbuka bagi kemungkinan baru, dan selalu terbuka bagi kemungkinan baru, dan karenanya tidak bisa “ditutupi” klaim-klaim karenanya tidak bisa “ditutupi” klaim-klaim kebenaran. Pemaksaan kepada suatu klaim kebenaran. Pemaksaan kepada suatu klaim kebenaran berarti menghilangkan kebenaran kebenaran berarti menghilangkan kebenaran sesuatu atau realitas dalam dirinya sendiri. sesuatu atau realitas dalam dirinya sendiri.

Page 6: Pengertian Filsafat Ilmu

Critical attention Critical attention (perhatian kritis)(perhatian kritis)

• Sikap dan berpikir kritis merupakan faktor Sikap dan berpikir kritis merupakan faktor utama dalam pengembangan kemungkinan-utama dalam pengembangan kemungkinan-kemungkinan baru tentang kebenaran kemungkinan baru tentang kebenaran pengetahuan. Ketiadaan kritik menjadikan pengetahuan. Ketiadaan kritik menjadikan filsafat bersifat ideologis. Bersikap dan filsafat bersifat ideologis. Bersikap dan berpikir kritis merupakan cara selalu berpikir kritis merupakan cara selalu membuka “pintu gerbang” ke dalam membuka “pintu gerbang” ke dalam sesuatu atau realitas di dalam dirinya sesuatu atau realitas di dalam dirinya sendiri. sendiri.

Page 7: Pengertian Filsafat Ilmu

Intellectual OpennessIntellectual Openness (Keterbukaan dalam berpikir)(Keterbukaan dalam berpikir)• Sikap dan berpikir kritis hanya bisa dibangun apabila ada Sikap dan berpikir kritis hanya bisa dibangun apabila ada

keterbukaan pada suatu paham atau aliran, ketertutupan keterbukaan pada suatu paham atau aliran, ketertutupan hanya akan menjadikan filsafat bersifat ideologis dan hanya akan menjadikan filsafat bersifat ideologis dan bahkan politis. Keterbukaan di sini lebih sebagai metode bahkan politis. Keterbukaan di sini lebih sebagai metode membangun kemurnian pemahaman, bukan sebagai membangun kemurnian pemahaman, bukan sebagai produk pengetahuan. Tidak terbuka berarti tertutup pada produk pengetahuan. Tidak terbuka berarti tertutup pada suatu klaim kebenaran dan menutup kemungkinan adanya suatu klaim kebenaran dan menutup kemungkinan adanya kebenaran yang lain. Dengan sikap ini, berfilsafat berarti kebenaran yang lain. Dengan sikap ini, berfilsafat berarti mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan mendengarkan dan memahami secara terbuka-komunikatif-mendengarkan dan memahami secara terbuka-komunikatif-akomodatif klaim-klaim kebenaran yang lain yang ada di akomodatif klaim-klaim kebenaran yang lain yang ada di luar dirinya untuk tujuan menyingkap hakikat kebenaran luar dirinya untuk tujuan menyingkap hakikat kebenaran dari suatu realitas. Sikap ini menempatkan klaim-klaim dari suatu realitas. Sikap ini menempatkan klaim-klaim kebenaran sebagai kemungkinan kebenaran sejati yang kebenaran sebagai kemungkinan kebenaran sejati yang diinginkan tentang sesuatu. diinginkan tentang sesuatu.

Page 8: Pengertian Filsafat Ilmu

Understanding A Reality as A WholeUnderstanding A Reality as A Whole(Memahami suatu Realitas sebagai suatu (Memahami suatu Realitas sebagai suatu Keseluruhan yang utuhKeseluruhan yang utuh

• Dengan selalu terfokus pada Dengan selalu terfokus pada being or thing or reality being or thing or reality itselfitself, bersikap dan berpikir kritis, dan bersikap dan , bersikap dan berpikir kritis, dan bersikap dan berpikir terbuka, filosof sebenarnya tidak bermaksud berpikir terbuka, filosof sebenarnya tidak bermaksud mengabaikan klaim-klaim tersebut tetapi justru mengabaikan klaim-klaim tersebut tetapi justru menempatkan klaim-klaim tersebut sebagai suatu menempatkan klaim-klaim tersebut sebagai suatu kemungkinan, bukan kepastian, yang masih bisa kemungkinan, bukan kepastian, yang masih bisa dicoba untuk dipertanyakan, didalami, dikembangkan, dicoba untuk dipertanyakan, didalami, dikembangkan, dan disintesis kembali. Dengan cara seperti ini, upaya-dan disintesis kembali. Dengan cara seperti ini, upaya-upaya untuk mengkontemplasikan, mengabstraksikan, upaya untuk mengkontemplasikan, mengabstraksikan, dan mensintesiskan ulang sesuatu atau realitas yang dan mensintesiskan ulang sesuatu atau realitas yang dipahami menjadi selalu terbuka. Dengan demikian, dipahami menjadi selalu terbuka. Dengan demikian, pemahaman filosofis selalu terfokus pada konstruksi pemahaman filosofis selalu terfokus pada konstruksi pengetahuan sesuatu atau realitas secara utuh pengetahuan sesuatu atau realitas secara utuh sebagai suatu keseluruhan, bukan memahaminya sebagai suatu keseluruhan, bukan memahaminya secara parsial atau sepotong-sepotong. secara parsial atau sepotong-sepotong.

Page 9: Pengertian Filsafat Ilmu

Relevansi Praktis bagi Relevansi Praktis bagi FilosofFilosof• Intelectual independence Intelectual independence (Kemandirian berpikir)(Kemandirian berpikir)

Dengan kembali pada kebenaran realitas dalam Dengan kembali pada kebenaran realitas dalam dirinya sendiri, filosof memiliki kemandirian dalam dirinya sendiri, filosof memiliki kemandirian dalam memberikan jawaban yang mungkin bagi memberikan jawaban yang mungkin bagi persoalan yang sama. Mencoba menjawab sendiri persoalan yang sama. Mencoba menjawab sendiri bukan berarti arogan, melainkan mencoba bukan berarti arogan, melainkan mencoba kemungkinan lain agar kemurniah objek yang kemungkinan lain agar kemurniah objek yang dikaji selalu bisa diakses langsung oleh siapapun dikaji selalu bisa diakses langsung oleh siapapun yang ingin memahaminya.yang ingin memahaminya.

• Freedom from ideologism Freedom from ideologism (kebebasan dari (kebebasan dari ideologisme)ideologisme)Bersikap dan berpikir kritis membuat filosof tidak Bersikap dan berpikir kritis membuat filosof tidak mudah begitu saja menerima pandangan-mudah begitu saja menerima pandangan-pandangan yg sudah ada, dan dgn sikap seperti pandangan yg sudah ada, dan dgn sikap seperti ini dia tidak bermaksud membela suatu ideologi.ini dia tidak bermaksud membela suatu ideologi.

Page 10: Pengertian Filsafat Ilmu

Relevansi Praktis bagi Relevansi Praktis bagi FilosofFilosof

• Tolerance for the different points of view Tolerance for the different points of view (bisa menerima adanya (bisa menerima adanya perbedaan pandangan)perbedaan pandangan)Dengan bersikap dan berpikir terbuka atau tidak tertutup (sebagai Dengan bersikap dan berpikir terbuka atau tidak tertutup (sebagai metodemetode bukanbukan sebagai produk berpikir), filosof harus selalu sebagai produk berpikir), filosof harus selalu membuka diri dari kemungkinan salah, dan karenanya selalu membuka diri dari kemungkinan salah, dan karenanya selalu menghargai perbedaan pandangan, demi tidak lepasnya fokus menghargai perbedaan pandangan, demi tidak lepasnya fokus pada pada thing in itselfthing in itself-nya.-nya.

• Being Aware that Philosophical Understanding of A Reality is Joint Being Aware that Philosophical Understanding of A Reality is Joint Program of All PhilosophersProgram of All Philosophers (menjadi sadar bahwa pemahaman (menjadi sadar bahwa pemahaman filosofis suatu realitas adalah program bersama semua filosof) filosofis suatu realitas adalah program bersama semua filosof) Dengan mencoba bertanya, mendalami, mengembangkan, dan Dengan mencoba bertanya, mendalami, mengembangkan, dan mensistesiskan ulang secara terus-menerus, filosof sangat mensistesiskan ulang secara terus-menerus, filosof sangat menghargai hasil-hasil pemahaman filosofis yang telah dilakukan menghargai hasil-hasil pemahaman filosofis yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu dan mencoba meneruskan dan oleh orang-orang terdahulu dan mencoba meneruskan dan mengembangkan proses tersebut. Oleh karena itu, karena filosof mengembangkan proses tersebut. Oleh karena itu, karena filosof adalah sang pencari kebenaran, upaya memahami realitas secara adalah sang pencari kebenaran, upaya memahami realitas secara utuh-menyeluruh hanya bisa diraih apabila ada komunikasi dan utuh-menyeluruh hanya bisa diraih apabila ada komunikasi dan pengembangan dialektis di antara para pemikir filsafat dan filosof.pengembangan dialektis di antara para pemikir filsafat dan filosof.

Page 11: Pengertian Filsafat Ilmu

Tingkatan PengetahuanTingkatan Pengetahuan

• Realitas pertamaRealitas pertama

• Realitas keduaRealitas kedua

• Realitas ketigaRealitas ketiga

• Realitas keempatRealitas keempat

• Realitas kelimaRealitas kelima

Page 12: Pengertian Filsafat Ilmu

Realitas Pertama Realitas Pertama PengetahuanPengetahuan• Pengetahuan dalam realitas pertama atau Pengetahuan dalam realitas pertama atau

the first realitythe first reality yang dimaksud adalah yang dimaksud adalah objek pengetahuan yang belum tersentuh objek pengetahuan yang belum tersentuh oleh subjek yang sadar, baik melalui oleh subjek yang sadar, baik melalui pengeindraan, penalaran rasional, pengeindraan, penalaran rasional, ataupun pengintuisian. Dalam filsafat, ataupun pengintuisian. Dalam filsafat, pengetahuan jenis ini secara ontologis pengetahuan jenis ini secara ontologis sering disebutsering disebut sesuatu atau benda-benda sesuatu atau benda-benda atau objek atau realitas yang ingin atau objek atau realitas yang ingin dipahami itu sendiri. dipahami itu sendiri.

Page 13: Pengertian Filsafat Ilmu

Realitas Kedua Realitas Kedua PengetahuanPengetahuan• Pengetahuan dalam realitas kedua atau Pengetahuan dalam realitas kedua atau the the

second realitysecond reality yang dimaksud adalah yang dimaksud adalah sesuatu atau benda-benda atau objek atau sesuatu atau benda-benda atau objek atau realitas yang telah masuk dalam kesadaran realitas yang telah masuk dalam kesadaran subjek. Pengetahuan sehari-hari orang subjek. Pengetahuan sehari-hari orang tentang benda-benda dan hal-hal di tentang benda-benda dan hal-hal di sekitarnya, yang sering disebut sekitarnya, yang sering disebut pengetahuan biasa atau pengetahuan biasa atau the ordinary the ordinary knowledgeknowledge, merupakan pengetahuan dalam , merupakan pengetahuan dalam pengertian realitas kedua. pengertian realitas kedua.

Page 14: Pengertian Filsafat Ilmu

Realitas Ketiga Realitas Ketiga PengetahuanPengetahuan

• Pengetahuan dalam realitas ketiga Pengetahuan dalam realitas ketiga atau atau the third realitythe third reality yang dimaksud yang dimaksud adalah pembangunan pengetahuan adalah pembangunan pengetahuan tentang benda-benda atau hal-hal tentang benda-benda atau hal-hal tersebut dengan metode-metode tersebut dengan metode-metode tertentu yang tersistematisasi secara tertentu yang tersistematisasi secara empiris dan rasional. Ilmu atau empiris dan rasional. Ilmu atau sciencescience masuk ke dalam realitas ini. masuk ke dalam realitas ini.

Page 15: Pengertian Filsafat Ilmu

Realitas Keempat PengetahuanRealitas Keempat Pengetahuan• Pengetahuan dalam realitas keempat atau Pengetahuan dalam realitas keempat atau the forth realitythe forth reality

yang dimaksud adalah pembangunan pengetahuan dengan yang dimaksud adalah pembangunan pengetahuan dengan cara menghubungkan satu fenomena informasi cara menghubungkan satu fenomena informasi pengetahuan dengan fenomena informasi pengetahuan pengetahuan dengan fenomena informasi pengetahuan lainnya dan/atau mengkaitkan satu pandangan dengan lainnya dan/atau mengkaitkan satu pandangan dengan pandangan-pandangan lain mengenai objek pengetahuan pandangan-pandangan lain mengenai objek pengetahuan yang sama dengan tujuan untuk membangun pengetahuan yang sama dengan tujuan untuk membangun pengetahuan tentangnya secara utuh dan menyeluruh. Dunia tentangnya secara utuh dan menyeluruh. Dunia pengetahuan seperti ini adalah dunia filsafat. Konstruksi pengetahuan seperti ini adalah dunia filsafat. Konstruksi pengetahuan yang utuh dan menyeluruh adalah bahasa pengetahuan yang utuh dan menyeluruh adalah bahasa pengetahuan filosofis sebagai pengganti pengertian pengetahuan filosofis sebagai pengganti pengertian pengetahuan dari subjek yang sadar atas objek pengetahuan dari subjek yang sadar atas objek pengetahuan tertentu yang identik atau sama dengan pengetahuan tertentu yang identik atau sama dengan objek pengetahuan itu sendiri. Untuk semakin mendekati, objek pengetahuan itu sendiri. Untuk semakin mendekati, atau jika mungkin bahkan sama dengan, objek atau jika mungkin bahkan sama dengan, objek pengetahuan itu sendiri, filosof selalu menganjurkan untuk pengetahuan itu sendiri, filosof selalu menganjurkan untuk meninjau dan meninjau secara kritis cara-cara manusia meninjau dan meninjau secara kritis cara-cara manusia dalam mengkonstruksi pengetahuan suatu objek atau suatu dalam mengkonstruksi pengetahuan suatu objek atau suatu realitas, termasuk cara-cara yang dipakainya sendiri. realitas, termasuk cara-cara yang dipakainya sendiri.

Page 16: Pengertian Filsafat Ilmu

lanjutanlanjutan

• Dalam konteks hubungan pengetahuan, ilmu, dan filsafat, filsafat Dalam konteks hubungan pengetahuan, ilmu, dan filsafat, filsafat selalu mencoba menyoal secara kritis cara-cara ilmuwan atau metode-selalu mencoba menyoal secara kritis cara-cara ilmuwan atau metode-metode yang dipakai dalam ilmu dalam proses mengonstruksi metode yang dipakai dalam ilmu dalam proses mengonstruksi pengetahuan tentang suatu realitas atau suatu objek pengetahuan. pengetahuan tentang suatu realitas atau suatu objek pengetahuan. Penyoalan kritis ini juga menyangkut masalah problem-problem Penyoalan kritis ini juga menyangkut masalah problem-problem filosofis ilmu dengan disiplin ilmu lain, dengan filsafat itu sendiri, dan filosofis ilmu dengan disiplin ilmu lain, dengan filsafat itu sendiri, dan bahkan dengan agama. Filsafat ingin membawa ilmuwan melihat bahkan dengan agama. Filsafat ingin membawa ilmuwan melihat kembali metodenya dengan cara mendialogkan dengan metode-kembali metodenya dengan cara mendialogkan dengan metode-metode para saintis lain, mendialogkan problem-problem filosofisnya metode para saintis lain, mendialogkan problem-problem filosofisnya dengan disiplin ilmu lain, filsafat, dan bahkan agama.Tujuan dengan disiplin ilmu lain, filsafat, dan bahkan agama.Tujuan penyoalan secara kritis ini adalah untuk menunjukkan kemungkinan penyoalan secara kritis ini adalah untuk menunjukkan kemungkinan ilmu di dalam membangun pengetahuan suatu realitas justru jauh dari ilmu di dalam membangun pengetahuan suatu realitas justru jauh dari realitas itu sendiri atau jauh dari realitas pertama dari pengetahuan. realitas itu sendiri atau jauh dari realitas pertama dari pengetahuan. Dari penyoalan filsafat, ilmu berkembang dengan cara-cara baru hasil Dari penyoalan filsafat, ilmu berkembang dengan cara-cara baru hasil dari respon atas kritik-kritik yang diterima, yang cara-cara baru ilmu dari respon atas kritik-kritik yang diterima, yang cara-cara baru ilmu ini akan terus terbuka bagi penyoalan-penyoalan akan kemungkinan-ini akan terus terbuka bagi penyoalan-penyoalan akan kemungkinan-kemungkinan salah. Sekali lagi, tujuannya adalah agar hasil kemungkinan salah. Sekali lagi, tujuannya adalah agar hasil konstruktinya sedekat mungkin dengan, untuk tidak mengatakan konstruktinya sedekat mungkin dengan, untuk tidak mengatakan seratus persen identik dengan, realitas atau objek pengetahuan itu seratus persen identik dengan, realitas atau objek pengetahuan itu sendiri.sendiri.

Page 17: Pengertian Filsafat Ilmu

Realitas Kelima Realitas Kelima PengetahuanPengetahuan• Pengetahuan dalam pengertian realitas kelima yang Pengetahuan dalam pengertian realitas kelima yang

dimaksud adalah pengetahuan yang ingin dikonstruksi lebih dimaksud adalah pengetahuan yang ingin dikonstruksi lebih jauh oleh filsafat yang menyoal secara kritis juga filsafat-jauh oleh filsafat yang menyoal secara kritis juga filsafat-filsafat ilmu yang ada. Cara filsafat memahami dan filsafat ilmu yang ada. Cara filsafat memahami dan mengritik ilmu dan dinamikanya juga terbuka mendapatkan mengritik ilmu dan dinamikanya juga terbuka mendapatkan kritik sedemikian rupa sehingga filsafat ilmu juga terus kritik sedemikian rupa sehingga filsafat ilmu juga terus berkembang seiring dengan dinamika usaha-usaha berkembang seiring dengan dinamika usaha-usaha manusia membangun pengetahuan. Realitas pengetahuan manusia membangun pengetahuan. Realitas pengetahuan ini bisa disebut filsafat tentang filsafat-filsafat ilmu atau ini bisa disebut filsafat tentang filsafat-filsafat ilmu atau philosophy of the philosophies of sciencesphilosophy of the philosophies of sciences. Hal ini wajar . Hal ini wajar karena baik ilmu maupun filsafat, sebagai usaha karena baik ilmu maupun filsafat, sebagai usaha mengonstruksi pengetahuan secara sistematis, merupakan mengonstruksi pengetahuan secara sistematis, merupakan konstruksi sadar manusia sebagai subjek pengetahuan. konstruksi sadar manusia sebagai subjek pengetahuan. Ilmu merupakan Ilmu merupakan thing in the construction of scientistthing in the construction of scientist, , benda atau realitas dalam konstruksi saintis atau ilmuwan, benda atau realitas dalam konstruksi saintis atau ilmuwan, dan filsafat merupakan dan filsafat merupakan thing in the construction of thing in the construction of philosopherphilosopher, benda atau realitas dalam konstruksi filosof. , benda atau realitas dalam konstruksi filosof.

Page 18: Pengertian Filsafat Ilmu

Level Level Pengetahuan,Ilmu,FilsafatPengetahuan,Ilmu,FilsafatLevelLevel DisciplineDiscipline Subject-MatterSubject-Matter

22 Philosophy of Philosophy of ScienceScience

Analysis of the Analysis of the procedures and logic procedures and logic of scientific of scientific explanationexplanation

11 ScienceScience Explanation of factsExplanation of facts

00 KnowledgeKnowledge FactsFacts

Page 19: Pengertian Filsafat Ilmu

Objek Material dan Formal Filsafat IlmuObjek Material dan Formal Filsafat Ilmu

• Objek MaterialObjek Materialsegala macam ilmu (ilmu alam, sosial, segala macam ilmu (ilmu alam, sosial, humaniora, agama, dsb yg mungkin ada)humaniora, agama, dsb yg mungkin ada)

• Objek FormalObjek FormalKajian filosofis (mengkaji ilmu secara kritis, Kajian filosofis (mengkaji ilmu secara kritis, radiks, mendalam, dan komprehensif/utuh-radiks, mendalam, dan komprehensif/utuh-menyeluruh yang bisa difokuskan pada menyeluruh yang bisa difokuskan pada aspek ontologi, epistemologi, aksiologi, aspek ontologi, epistemologi, aksiologi, metodologi, dan strategi pengembangannyametodologi, dan strategi pengembangannya

Page 20: Pengertian Filsafat Ilmu

Ilmu :Ilmu alamIlmu sosialIlmu humanioraIlmu agamaIlmu lain yg mungkin ada

FILSAFAT ILMU

Ontologis

Epistemologis

Aksiologis

Metodologis

Strategi Pengembangan

Hakikat Ilmu Bg manusia dan kehidupan

Mengkaji

Fokus analisis

Menekankan

Page 21: Pengertian Filsafat Ilmu

Persoalan Epistemologi Persoalan Epistemologi

• what is knowledge? That is, what what is knowledge? That is, what are the essential characteristics of are the essential characteristics of this concept?this concept?

• can we know anything at all? Or are can we know anything at all? Or are we doomed to ignorance about the we doomed to ignorance about the most important subjects in life?most important subjects in life?

• How do we obtain knowledge? How do we obtain knowledge? Through the use our senses, or our Through the use our senses, or our intellect, or both?intellect, or both?Louis P. Pojman, The Theory of Knowledge, Classical & Contemporary

Readings (Belmont, Albany,Boston, etc.: Wadsworth Publishing Company, A Division of International Thomson Publishing Inc., 1999), 1.

Page 22: Pengertian Filsafat Ilmu

Persoalan dalam EpistemologiPersoalan dalam Epistemologi– Apakah pengetahuan itu?Apakah pengetahuan itu?– Apakah yang dapat saya ketahui? Adakah sesuatu Apakah yang dapat saya ketahui? Adakah sesuatu

itu? Haruskah saya tetap skeptis atau ragu itu? Haruskah saya tetap skeptis atau ragu terhadap realitas? Dapatkah saya salah tentang terhadap realitas? Dapatkah saya salah tentang kebanyakan keyakinan-keyakinan saya?kebanyakan keyakinan-keyakinan saya?

– Dapatkan dipercaya persepsi inderawi itu? Dapatkan dipercaya persepsi inderawi itu? Dapatkah persepsi inderawi itu memberi saya Dapatkah persepsi inderawi itu memberi saya kebenaran tentang dunia ini?kebenaran tentang dunia ini?

– Apakah kebenaran itu?Apakah kebenaran itu?– Dapatkan saya menjstifikasi atau membenarkan Dapatkan saya menjstifikasi atau membenarkan

kepercayaan-kepercayaan saya?kepercayaan-kepercayaan saya?– Apakah batas-batas akal itu, jika ada?Apakah batas-batas akal itu, jika ada?– Adakah cara lain untuk memperoleh kebenaran di Adakah cara lain untuk memperoleh kebenaran di

samping penyelidikan rasional, misalnya melalui samping penyelidikan rasional, misalnya melalui iman? iman?

Louis P. Pojman, Philosophy the Pursuit of Wisdom (Belmont dll: Wadsworth Publishing Company, 1998), 7 – 8.