97 bab iv hasil penelitian dan...

61
97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian 4.1.1.1 Sejarah Singkat Priangan Priangan atau Parahyangan berasal dari kata rahyang atau hyang yang berarti roh leluhur atau dewa. Priangan atau Parahyangan berasal dari gabungan kata para-hyang-an. Para menunjukkan bentuk jamak, sedangkan akhiran –an menunjukkan tempat. Jadi Parahyangan berarti tempat para hyang bersemayam. Masyarakat Sunda kuno percaya bahwa roh leluhur atau para dewa menghuni tempat-tempat yang luhur dan tinggi, maka wilayah pegunungan dianggap sebagai tempat hyang bersemayam. Sejak zaman kerajaan Sunda, wilayah jajaran pegunungan di tengah Jawa Barat dianggap sebagai kawasan suci tempat hyang bersemayam. Menurut legenda Sunda, tanah Priangan tercipta ketika para dewa tersenyum dan mencurahkan semua berkah dan restunya. Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar Sunda yang subur dan makmur. Pada masa kekuasaan Kerajaan Sunda, wilayah Priangan mencakup wilayah antara sungai Cipamali di sebelah timur dan sungai Cisadane di sebelah barat, kecuali wilayah Pakuan Pajajaran dan Cirebon. Setelah kekuasaan Kerajaan Sunda di Pakuan diruntuhkan oleh Kesultanan Banten (1579/1580), wilayah peninggalannya terbagi ke dalam dua kekuasaan. Kerajaan Sumedang Larang dan

Upload: lamdieu

Post on 31-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

97

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Singkat Priangan

Priangan atau Parahyangan berasal dari kata rahyang atau hyang yang

berarti roh leluhur atau dewa. Priangan atau Parahyangan berasal dari gabungan

kata para-hyang-an. Para menunjukkan bentuk jamak, sedangkan akhiran –an

menunjukkan tempat. Jadi Parahyangan berarti tempat para hyang bersemayam.

Masyarakat Sunda kuno percaya bahwa roh leluhur atau para dewa menghuni

tempat-tempat yang luhur dan tinggi, maka wilayah pegunungan dianggap sebagai

tempat hyang bersemayam.

Sejak zaman kerajaan Sunda, wilayah jajaran pegunungan di tengah Jawa

Barat dianggap sebagai kawasan suci tempat hyang bersemayam. Menurut

legenda Sunda, tanah Priangan tercipta ketika para dewa tersenyum dan

mencurahkan semua berkah dan restunya. Kisah ini bermaksud untuk

menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar Sunda yang subur dan

makmur.

Pada masa kekuasaan Kerajaan Sunda, wilayah Priangan mencakup

wilayah antara sungai Cipamali di sebelah timur dan sungai Cisadane di sebelah

barat, kecuali wilayah Pakuan Pajajaran dan Cirebon. Setelah kekuasaan Kerajaan

Sunda di Pakuan diruntuhkan oleh Kesultanan Banten (1579/1580), wilayah

peninggalannya terbagi ke dalam dua kekuasaan. Kerajaan Sumedang Larang dan

Page 2: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

98

Kerajaan Galuh. Sumedang Larang yang pusat pemerintahannya di Kutamaya

(wilayah barat kabupaten Sumedang saat ini) dipimpin oleh Prabu Geusan Ulun

(1580-1608).

Setelah jatuh ke dalam kekuasaan Mataram, Sumedang Larang diubah

menjadi Kabupaten Sumedang di bawah kekuasaan Mataram, demikian pula

wilayah lainnya yang kemudian menjadi bawahan Mataram yang diawasi oleh

Wedana Bupati Priangan. Untuk jabatan Wedana Bupati Priangan, Sultan Agung

memilih Aria Suriadiwangsa dengan gelar Pangeran Rangga Gempol

Kusumadinata (Rangga Gempol I, 1620-1624).

Ketika kekuasaan Priangan dipegang oleh Pangeran Rangga Gede

(mewakili Rangga Gempol yang ditugaskan untuk menaklukkan daerah Sampang,

Madura), Sumedang diserang Banten. Karena tidak mampu mengatasi serangan

Banten, Rangga Gede kemudian ditahan di Mataram, sedangkan Priangan

diserahkan kepada Dipati Ukur, dengan syarat harus merebut Batavia dari VOC.

Dipati Ukur saat itu menjabat Wedana Bupati Priangan di wilayah Bandung saat

ini, yang membawahi wilayah Sumedang, Sukapura, Bandung, Limbangan, serta

sebagian Cianjur. Namun, karena gagal memenuhi syarat merebut Batavia (1628),

dan sadar bahwa dirinya akan dihukum oleh Sultan Agung, Dipati Ukur berontak .

Pemberontakan Dipati Ukur baru bisa dilumpuhkan pada tahun 1632, setelah

Mataram dibantu oleh beberapa pemimpin Priangan. Jabatan Wedana Bupati

Priangan selanjutnya diserahkan kembali kepada Rangga Gede.

Akibat pemberontakan Dipati Ukur, dalam Piagam Sultan Agung

bertanggal 9 Muharam tahun Alip (menurut F. de Haan, tahun Alip sama dengan

tahun 1641 Masehi, tetapi ada beberapa keterangan lain yang menyebutkan bahwa

Page 3: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

99

tahun Alip identik dengan tahun 1633), daerah Priangan di luar Galuh dibagi lagi

menjadi empat kabupaten :

1. Sumedang (Rangga Gempol II, sekaligus Wedana Bupati Priangan)

2. Sukapura (Ki Wirawangsa Umbul Sukakerta, bergelar Tumenggung

Wiradadaha)

3. Bandung (Ki Astamanggala Umbul Cihaurbeuti, Tumenggung

Wiraanggun-anggun)

4. Parakan Muncang (Ki Somahita Umbul Sindangkasih, bergelar

Tumenggung Tanubaya)

Wilayah Priangan jatuh ke dalam kekuasaan VOC sebelum Mataram

benar-benar takluk kepada VOC (1757). Berdasarkan perjanjian antara Mataram

dan VOC tahun 1677 (perjanjian 19-20 Oktober), Priangan Barat dan Tengah

diserahkan kepada VOC, sedangkan Priangan Timur tahun 1705 (perjanjian 5

Oktober). Pada masa Hindia Belanda (setelah VOC bangkrut), Gubernur H.W.

Daendels menggiatkan penanaman kopi di Priangan, terutama di daerah Cianjur,

Bandung, Sumedang, dan Parakan Muncang (1808-1809). Pada masa

pemerintahan Hindia Belanda (1808-1942), status Priangan adalah Karesidenan

yang beribukota Cianjur (namun kemudian sejak tahun 1864 dipindahkan ke

Bandung). Dengan masuknya Galuh (awal abad ke-20), Wilayah Karesidenan

Priangan bertambah : Priangan menjadi enam kabupaten : Cianjur, Bandung,

Sumedang, Limbangan, Sukapura, dan Galuh.

Page 4: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

100

4.1.1.2 Letak Geografis Priangan

Saat ini Priangan merupakan salah satu wilayah Propinsi Jawa Barat yang

mencakup wilayah :

Tabel 4.1 Wilayah Priangan Jawa Barat

No. Wilayah Priangan

1 Kota Bandung

2 Kota Cimahi

3 Kota Tasikmalaya

4 Kota Banjar

5 Kabupaten Bandung

6 Kabupaten Bandung Barat

7 Kabupaten Garut

8 Kabupaten Sumedang

9 Kabupaten Tasikmalaya

10 Kabupaten Ciamis

Sumber : Perda Prov.Jabar No. 2 Tahun 2009

Luas wilayah Priangan mencapai seperenam pulau Jawa (kurang lebih

21.524 km persegi). Bagian utara Priangan berbatasan dengan Karawang,

Purwakarta, Subang dan Indramayu. Sebelah selatan dengan Majalengka,

Kuningan dan Jawa Tengah. Sebelah timur dibatasi oleh sungai citanduy. Di

sebelah barat berbatasan dengan Bogor dan Sukabumi. Sedangkan di selatan

berhadapan dengan Samudera Indonesia.

Page 5: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

101

Relief tanah daerah Priangan dibentuk oleh dataran rendah, bukit-bukit

dan rangkaian gunung : Gunung Kancana, Gunung Masigit (Cianjur), Gunung

Tangkuban Peraru, Gunung Burangrang, Gunung Malabar, Gunung Bukit

Tunggul (Bandung); Gunung Tampomas, Gunung Calancang, Gunung Cakra

Buana (Sumedang) ; Gunung Guntur, Gunung Haruman, Gunung Talagabodas,

Gunung Karacak, Gunung Galunggung (Garut) ; Gunung Cupu, Gunung Cula

Badak, Gunung Bongkok (Tasikmalaya) ; Gunung Syawal (Ciamis).

4.1.2 Deskripsi Data Responden

Adapun yang menjadi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah

Kepala Bagian Akuntansi pada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang mengisi

kuesioner untuk variabel Penerapan standar akuntansi pemerintahan dan variabel

Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah. Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah dipilih, karena menurut Permendagri 59 tahun 2007, Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah sebagai instansi yang berwenang menyusun dan menyajikan

serta mengkonsolidasikan laporan keuangan pemerintah daerah serta yang

melaksanakan sistem akuntansi keuangan daerah. Responden berjumlah 10 orang,

masing-masing satu responden untuk setiap bagian yang mewakili pemerintahan

daerahnya di wilayah Priangan Jawa Barat.

Sedangkan responden yang mengisi kuesioner untuk variabel Kualitas

laporan keuangan daerah adalah Instansi Inspektorat. Inspektorat dipilih karena

lembaga yang memiliki wewenang untuk melakukan review dan menilai kualitas

laporan keuangan daerah secara intern untuk pemerintah daerahnya. Hal ini sesuai

dengan ketentuan dalam PP. No. 2 Tahun 2008 tentang wewenang Inspektorat.

Page 6: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

102

Responden berjumlah 10 orang, masing-masing satu responden untuk

setiap bagian yang mewakili pemerintahan daerahnya di wilayah Priangan Jawa

Barat. Untuk lebih jelasnya tentang deskripsi data responden Kepala Bagian

Akuntansi pada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan Inspektorat pada

pemerintahan kabupaten kota di wilayah Priangan Jawa Barat dapat dilihat pada

sub bab berikut ini :

1. Deskripsi Data Responden Kepala Bagian Akuntansi PPKD

Tabel 4.2 Profil Responden Kepala Bagian Akuntansi PPKD

Keterangan Kabag Akuntansi PPKD Jumlah (Orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin Pria 9 90

Wanita 1 10 Jumlah 10 100

Pendidikan S1 7 70 S2 3 30 S3 0 0

Jumlah 10 100 Lama Bekerja

< 1 tahun 0 0 1 – 5 tahun 8 80 > 5 tahun 2 20

Jumlah 10 100 Sumber : Data primer diolah

Dari tabel 4.8 di atas, dapat dilihat terdapat 10 responden Kepala Bagian

Akuntansi PPKD yang mengisi kuesioner. Setiap responden mewakili setiap

daerah yang ada di wilayah Priangan Jawa Barat. Responden dari Kepala Bagian

Akuntansi PPKD terdiri dari 9 orang Pria dan 1 orang wanita dengan persentase

pria 90% dan wanita 10%. Dari kategori jenis kelamin, jelas menunjukkan bahwa

pria jauh lebih banyak atau dominan sebagai responden yang berpartisipasi dalam

mengisi kuesioner.

Page 7: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

103

Pada tingkat pendidikan, untuk Kepala Bagian Akuntansi PPKD

persentase terbesar adalah pada sarjana S1 yaitu 7 orang S1 dan 3 orang S2. Hal

ini memungkinkan responden lebih menguasai dan memahami dalam penerapan

standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

Dari kategori lamanya bekerja, persentase terbesar adalah lama antara

bekerja 1-5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa perputaran kerja pada instansi

PPKD selaku lembaga yang melaksanakan penerapan standar akuntansi

pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah ini sangat cepat.

Dari segi positifnya, masa jabatan atau lama bekerja yang tergolong relatif singkat

dapat menghindari atau meminimalisir terjadinya tingkat kecurangan atau

penyalahgunaan wewenang. Dari segi negatifnya, masa jabatan atau lama bekerja

yang tergolong relatif singkat adalah belum memiliki pengalaman yang baik dan

memadai atas jabatan yang diembannya.

2. Deskripsi Data Inspektorat

Tabel 4.3 Profil Responden Inspektorat

Keterangan Inspektorat Jumlah (Orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin Pria 10 100

Wanita 0 0 Jumlah 10 100

Pendidikan S1 5 50 S2 5 50 S3 0 0

Jumlah 10 100 Lama Bekerja

< 1 tahun 0 0 1 – 5 tahun 4 40 > 5 tahun 6 60

Jumlah 10 100 Sumber : Hasil pengolahan data

Page 8: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

104

Responden yang berpartisipasi untuk mengisi variabel Kualitas laporan

keuangan daerah adalah Inspektorat sebagai lembaga yang berwenang melakukan

review dan menilai kinerja serta kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh

pemerintah daerahnya. Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa total responden

yang terlibat untuk mengisi kuesioner Kualitas laporan keuangan daerah adalah

berjumlah 10 orang. Masing-masing responden mewakili pemerintah daerahnya

yang ada di wilayah Priangan Jawa Barat. Dilihat dari kategori jenis kelamin,

seluruh responden yang mengisi kuesioner Kualitas laporan keuangan daerah

adalah pria.

Pada tingkat pendidikan, terlihat persentase terbesar adalah pada sarjana

S1dan S2, sehingga memungkin responden lebih mampu dan memahami dalam

memberikan penilaian terhadap Kualitas lapoan keuangan daerah di pemerintah

daerah di wilayah Priangan Jawa Barat.

Dari kategori lamanya bekerja, rata-rata lama bekerja untuk Inpektorat

sendiri adalah lebih dari 5 tahun, hal ini menunjukkan dengan masa jabatan atau

lama bekerja yang tergolong lama telah memiliki banyak pengalaman dan

pengetahuan yang baik dan memadai atas jabatan yang diembannya.

4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.3.1 Uji Validitas Variabel X1, X2 dan Y

Uji validitas bertujuan untuk mengukur kualitas instrumen yang

digunakan, dan menunjukkan tingkat kevaliditasan suatu instrumen, serta

seberapa baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh suatu ukuran. Instrumen

dikatakan valid jika instrumen sudah mampu mengukur apa yang diinginkan dan

Page 9: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

105

mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Hal ini berarti apabila peneliti

menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner

yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.

Menurut Saifuddin Azwar dalam Widi Lestari (2010:55) ditetapkan

patokan besaran koefisien item total dikorekksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai

batas minimal valid tidaknya sebuah item. Artinya, semua item pertanyaan dan

pernyataan yang meiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sama atau lebih

besar dari 0,25 atau 0,30 diindikasikan memiliki validitas internal yang memadai

dan kurang dari 0,25 atau 0.30 diindikasikan item tersebut tidak valid.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS

16.0 dengan koefisien korelasi Rank Spearman.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X 1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan) Item

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0.554 0.300 Valid 2 0.814 0.300 Valid 3 0. 393 0.300 Valid 4 0. 730 0.300 Valid 5 0. 883 0.300 Valid 6 0. 789 0.300 Valid 7 0. 454 0.300 Valid 8 0. 812 0.300 Valid 9 -0.129 0.300 Tidak Valid 10 0. 624 0.300 Valid 11 0. 771 0.300 Valid 12 0. 848 0.300 Valid 13 0. 748 0.300 Valid 14 0. 937 0.300 Valid 15 0. 447 0.300 Valid 16 -0.132 0.300 Tidak Valid 17 0.815 0.300 Valid 18 0.789 0.300 Valid 19 0.428 0.300 Valid 20 -0.193 0.300 Tidak Valid

Page 10: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

106

21 0.660 0.300 Valid 22 0.755 0.300 Valid 23 0.784 0.300 Valid 24 0.766 0.300 Valid 25 0.887 0.300 Valid 26 0.773 0.300 Valid 27 0.150 0.300 Tidak Valid 28 0.344 0.300 Valid 29 0.716 0.300 Valid 30 0.901 0.300 Valid 31 -0.440 0.300 Tidak Valid 32 0.699 0.300 Valid 33 0.646 0.300 Valid 34 0.820 0.300 Valid 35 0.680 0.300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel X 2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah) Item

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0.751 0.300 Valid 2 0.769 0.300 Valid 3 0.877 0.300 Valid 4 0.907 0.300 Valid 5 0.847 0.300 Valid 6 0.924 0.300 Valid 7 0.595 0.300 Valid 8 0.060 0.300 Tidak Valid 9 0.605 0.300 Valid 10 0.847 0.300 Valid 11 -0.045 0.300 Tidak Valid 12 0.696 0.300 Valid 13 0.676 0.300 Valid 14 0.877 0.300 Valid 15 0.690 0.300 Valid 16 0.396 0.300 Valid 17 -0.300 0.300 Tidak Valid 18 0.940 0.300 Valid 19 0.773 0.300 Valid 20 0.651 0.300 Valid 21 0.078 0.300 Tidak Valid 22 0.833 0.300 Valid 23 0.755 0.300 Valid 24 0.563 0.300 Valid

Page 11: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

107

25 0.421 0.300 Valid 26 0.406 0.300 Valid 27 0.924 0.300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y

(Kualitas Laporan Keuangan Daerah) Item

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 0.800 0.300 Valid 2 0.616 0.300 Valid 3 0.698 0.300 Valid 4 0.744 0.300 Valid 5 0.541 0.300 Valid 6 -0.224 0.300 Tidak Valid 7 0.750 0.300 Valid 8 0.781 0.300 Valid 9 0.815 0.300 Valid 10 0.657 0.300 Valid 11 0.877 0.300 Valid 12 0.635 0.300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa untuk variabel X1 (Penerapan standar

akuntansi pemerintahan), dari 35 item pernyataan ada 30 item pernyataan

dinyatakan Valid dan 5 item pernyataan dinyatakan Tidak Valid. Pada tabel 4.3,

dapat dilihat bahwa untuk variabel X2 (Penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah), dari 27 item pernyataan ada 23 item pernyataan dinyatakan Valid dan 4

item pernyataan dinyatakan Tidak Valid. Pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa

untuk variabel Y (Kualitas laporan keuangan daerah), dari 12 item pernyataan ada

11 item pernyataan dinyatakan Valid dan 1 item pernyataan dinyatakan Tidak

Valid. Selanjutnya item yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan tidak dipakai.

Page 12: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

108

4.1.3.2 Uji Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Y

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Uji

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 dengan uji statistik

Cronbach Alpha (α ). Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60. Hasil perhitungan uji reliabilitas pada variabel X

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah) dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X 1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan)

Cronbach's Alpha N of Items

.973 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X 2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)

Cronbach's Alpha N of Items

.982 23

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan

nilai Cronbach Alpha, yaitu 0,973 > 0,60, dan 0,982 > 0,60 sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa 30 pernyataan valid yang diajukan dalam kuesioner

untuk variabel X1 (Penerapan standar akuntansi pemerintahan) dan 23 pernyataan

valid yang diajukan dalam kuesioner untuk variabel X2 (Penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah) adalah reliabel.

Page 13: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

109

Sedangkan perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Y (Kualitas laporan

keuangan daerah) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.9 Hasil Uji ReliabilitasVariabel Y

(Kualitas Laporan Keuangan Daerah)

Cronbach's Alpha N of Items

.923 11

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.7, rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai

Cronbach Alpha, yaitu 0,923 > 0,60, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

11 pernyataan valid yang diajukan dalam kuesioner untuk variabel Y (Kualitas

laporan keuangan daerah) adalah reliabel.

4.1.4 Deskripsi Data Variabel X1 (Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan)

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari indikator-

indikator variabel X1 berdasarkan kriteria rentang pengklasifikasian dan

perhitungannya yang dijelaskan pada sub bab 3.2.5 teknik analisis data pada Bab

III. Data kuesioner variabel X1 yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner

kepada 10 responden tentang “Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan” yang

terdiri dari 12 dimensi. Dimensi dan indikator diambil dari 12 Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang terkandung dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Dari dimensi dan indikator tersebut dijabarkan ke dalam 35

pernyataan yang ada di dalam kuesioner variabel X1.

Page 14: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

110

4.1.4.1 Deskripsi Data Variabel X1 Per Indikator

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap pernyataan yang

diuraikan per-indikator :

1. PSAP No. 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 01

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 1 Komponen laporan

keuangan 5 3 2 0 0 43 Sangat Efektif

2 Identifikasi laporan keuangan

3 6 1 0 0 42 Sangat Efektif

3 Periode pelaporan 5 4 1 0 0 44 Sangat Efektif TOTAL 129

Rata-rata 43 Sangat Efektif Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel tersebut untuk indikator komponen laporan keuangan

sebagian besar pemerintah daerah telah menyajkan akun-akun ke dalam tujuh

komponen laporan keuangan, hal ini mengindikasikan mayoritas pemerintah

daerah telah memahami fungsi dan tujuan penyajian akun-akun ke dalam

komponen laporan keuangan, meskipun demikian ternyata ada dua pemerintah

daerah yang belum sepenuhnya menyajikan akun-akun pada seluruh komponen

laporan keuangan yang terdiri dari Laporan realisasi anggaran, Laporan perubahan

saldo anggaran lebih, Neraca, Laporan operasional, Laporan arus kas, Laporan

perubahan ekuitas, Catatan atas laporan keuangan berdasarkan PP No. 71 Tahun

2010 tentan SAP berbasis akrual.

Pelaksanaan identifikasi laporan keuangan sebagian besar telah

dilaksanakan oleh pemerintah daerah namun ternyata ada satu pemerintah daerah

yang kadang-kadang mengidentifikasi dan membedakan laporan keuangan dengan

Page 15: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

111

jelas, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tersebut belum sepenuhnya

mengidentifikasi dan membedakan secara jelas laporan keuangan dari informasi

lainnya dalam dokumen terbitan yang sama. Kemudian untuk indikator periode

pelaporan sebagian besar pemerintah daerah telah dengan baik menyajikan

laporan keuangan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, namun demikian

terdapat satu pemerintah daerah yang ternyata masih kadang-kadang mampu

menyajikan laporan keuangan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

2. PSAP No. 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 02

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 4 Basis kas 5 3 1 1 0 42 Sangat Efektif 5 Periode pelaporan 2 6 2 0 0 40 Efektif 6 Isi laporan realisasi

anggaran 3 4 3 0 0 40 Efektif

TOTAL 122 Rata-rata 40,66 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas skor item yang dipeoleh indikator periode

pelaporan dan indikator isi laporan realisasi anggaran berada di bawah rata-rata.

Pada indikator periode pelaporan enam pemerintah daerah sebagian besar telah

menyajikan laporan keuangan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, namun

demikian tenyata terdapat dua pemerintah daerah yang masih belum tepat waktu

menyajikan laporan keuangan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Sedangkan pada indikator isi laporan realisasi anggaran terdapat tiga pemerintah

daerah yang belum sepenuhnya menyajikan isi laporan realisasi anggaran yang

terdiri dari Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, Surplus/defisit-LRA, Penerimaan

Page 16: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

112

pembiayaan, Pengeluaran pembiayaan, Pembiayaan neto, Sisa lebih/kurang

pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

3. PSAP No. 03 Tentang Laporan Arus Kas

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 03

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 7 Aktivitas operasi kas

masuk 2 6 1 1 0 39 Efektif

8 Aktivitas operasi kas keluar

3 3 4 0 0 39 Efektif

10 Aktivitas investasi kas keluar

1 7 2 0 0 39 Efektif

11 Aktivitas pendanaan kas masuk

2 3 3 2 0 35 Efektif

12 Aktivitas pendanaan kas keluar

1 3 5 1 0 34 Efektif

13 Aktivitas transitoris kas masuk

6 4 0 0 0 46 Sangat Efektif

14 Aktivitas transitoris kas keluar

4 2 4 0 0 40 Sangat Efektif

TOTAL 272

Rata-rata 38,85 Efektif Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas skor item yang diperoleh indikator aktivitas

pendanaan kas masuk dan indikator aktivitas pendanaan kas keluar berada di

bawah rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa pada indikator aktivitas

pendanaan kas masuk pemerintah daerah belum sepenuhnya menyajikan laporan

arus kas masuk dari aktivitas pendanaan yang terdiri dari : Penerimaan utang luar

negeri, Penerimaan dari utang obligasi, Penerimaan kembali pinjaman kepada

pemerintah daerah, Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara.

Begitu juga pada skor item yang diperoleh indikator aktivitas pendanaan kas

keluar mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya menyajikan

Page 17: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

113

laporan arus kas keluar dari aktivitas pendanaan yang terdiri dari : Pembayaran

pokok utang luar negeri, Pembayaran pokok utang obligasi, Pengeluaran kas

untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah, Pengeluaran kas untuk

dipinjamkan kepada perusahaan negara belum sepenuhnya diterapkan dengan

baik.

4. PSAP No. 04 Tentang Catatan Atas Laporan Keuangan

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 04

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 15 Susunan catatan atas

laporan keuangan 2 6 1 1 0 39 Efektif

TOTAL 39 Rata-rata 39 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tanggapan responden pada tabel di atas sebagian besar

pemerintah daerah telah menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan baik

yang meliputi : kebijakan fiskal, ekonomi makro, pencapaian kinerja keuangan,

kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan, namun demikian

terdapat dua pemerintah daerah yang masih belum sepenuhnya menerapkan atau

menyajikan kelima komponen yang terdapat dalam PSAP No. 4 tentang catatan

laporan keuangan tersebut.

5. PSAP No. 05 Tentang Akuntansi Persediaan

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 05

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 17 Pengukuran persediaan 1 7 1 1 0 38 Efektif

TOTAL 38 Rata-rata 38 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Page 18: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

114

Berdasarkan tabel di atas tanggapan responden terhadap pernyataan

standar akuntansi pemerintahan (PSAP) No.05 menggambarkan bahwa PSAP No.

05 tentang akuntansi persediaan sebagian besar telah diterapkan oleh tujuh

pemerintah daerah, hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah telah

mampu mencatat dan mengukur persediaan berdasarkan biaya perolehan apabila

diperoleh dengan pembelian, akan tetapi terdapat dua pemerintah daerah yang

belum mampu mencatat dan mengukur persediaan berdasarkan biaya perolehan

apabila diperoleh dengan pembelian dengan efektif.

6. PSAP No. 06 Tentang Akuntansi Investasi

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 06

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 18 Klasifikasi investasi 3 4 3 0 0 40 Efektif 19 Pengakuan investasi 4 6 0 0 0 44 Sangat

Efektif TOTAL 84

Rata-rata 42 Sangat Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas skor item yang dipeoleh indikator klasifikasi

investasi menunjukkan berada di bawah rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah masih belum sepenuhnya mampu dengan baik dalam

mengklasifikasikan investasi pemerintah ke dalam investasi jangka pendek yang

merupakan kelompok aset lancar, dan membagi investasi jangka panjang. menurut

sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi

Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki

secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka

panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Page 19: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

115

7. PSAP No. 07 Tentang Akuntansi Aset Tetap

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 07

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 21 Klasifikasi aset tetap 2 5 2 1 0 38 Efektif 22 Pengakuan aset tetap 1 3 6 0 0 35 Efektif 23 Pengukuran aset tetap 2 6 1 1 0 39 Efektif

TOTAL 112 Rata-rata 37,33 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator pengakuan aset. Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah belum mampu sepenuhnya mengakui aset tetap pada saat

manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan

handal. Karena untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria

sebagai berikut : (a) Berwujud; (b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan; (c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; (d) Tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan (e) Diperoleh atau

dibangun dengan maksud untuk digunakan.

8. PSAP No. 08 Tentang Akuntansi Kontruksi Dalam Pengerjaan

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 08

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 24 Pengakuan kontruksi

dalam pengerjaan 5 3 2 0 0 43 Sangat Efektif

25 Pengukuran kontruksi dalam pengerjaan

2 6 1 1 0 39 Efektif

TOTAL 82 Rata-rata 41 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Page 20: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

116

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator pengukuran kontruksi dalam pengerjaan hal ini

mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya mencatat

konstruksi dalam pengerjaan dengan biaya perolehan.

9. PSAP No. 09 Tentang Akuntansi Kewajiban

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 09

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 26 Klasifikasi kewajiban 2 6 2 0 0 40 Efektif 28 Pengukuran kewajiban 3 6 1 0 0 42 Sangat Efektif

TOTAL 82 Rata-rata 41 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator klasifikasi kewajiban. Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah belum sepenuhnya mampu mengklasifikasikan sebagai

kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas)

bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan semua kewajiban lainnya

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

10. PSAP No. 10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak

dilanjutkan

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 10

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 29 Koreksi kesalahan 4 5 1 0 0 43 Sangat Efektif 30 Perubahan kebijakan 5 2 3 0 0 42 Sangat Efektif

Page 21: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

117

akuntansi 32 Operasi yang tidak

dilanjutkan 4 3 3 0 0 41 Efektif

TOTAL 126 Rata-rata 42 Sangat Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator operasi yang tidak dilanjutkan. Hal ini mengindikasikan

bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya mampu mengungkapkan pada

Catatan atas Laporan Keuangan mengenai informasi penting dalam operasi yang

tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang

dihentikan.

11. PSAP No. 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 11

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 33 Penyajian laporan

keuangan konsolidasian 2 6 1 1 0 39 Efektif

TOTAL 39 Rata-rata 39 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel tanggapan responden di atas sebagian besar pemerintah

daerah telah menyajikan laporan keuangan konsolidasian, namun terdapat dua

pemerintah daerah yang dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian belum

sepenuhnya memasukkan semua komponen laporan keuangan konsolidasian yang

terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan

atas Laporan Keuangan.

Page 22: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

118

12. PSAP No. 12 Tentang Laporan Operasional

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Tentang PSAP No. 12

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 34 Periode pelaporan

operasional 4 4 2 0 0 42 Sangat

Efektif 35 Struktur dan isi laporan

operasional 0 5 3 2 0 33 Cukup

Efektif TOTAL 75

Rata-rata 37,5 Efektif Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator struktur dan isi laporan operasional. Hal ini

mengindikasikan bahwa laporan operasional yang terdiri dari : Pendapatan-LO,

Beban, Surplus/defisit dari operasi, Surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

Surplus/defisit sebelum pos luar biasa, Pos luar biasa, Surplus/defisit-LO belum

semua komponen-komponen tersebut disajikan dengan baik.

4.1.4.2 Deskripsi Data Variabel X1 (Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan) Secara Keseluruhan

Tabel 4.22 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel X1

No. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Rata-Rata 1 PSAP No.01 Penyajian Laporan Keuangan 43 2 PSAP No.02 Laporan Realisasi Anggaran

Berbasis Kas 40,66

3 PSAP No.03 Laporan Arus Kas 39,75 4 PSAP No.04 Catatan Atas Laporan Keuangan 39 5 PSAP No.05 Akuntansi Persediaan 38 6 PSAP No.06 Akuntansi Investasi 42 7 PSAP No.07 Akuntansi Aset Tetap 37,33 8 PSAP No.08 Akuntansi Kontruksi Dalam

Pengerjaan 41

9 PSAP No.09 Akuntansi Kewajiban 41

Page 23: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

119

10 PSAP No.10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan

42

11 PSAP No. 11 Laporan Keuangan Konsolidasian 39 12 PSAP No.12 Laporan Operasional 37,50 Jumlah 480,24 Rata-Rata 40,02 Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan perhitungan rekapitulasi rata-rata jawaban untuk variabel X1

yaitu penerapan standar akuntansi pemerintahan, total skor yang diperoleh adalah

480,24 dengan rata-rata 40,02 dari 12 (dua belas) dimensi pernyataan standar

akuntansi pemerintahan (PSAP). Berdasarkan kriteria rentang pengklasifikasian

total skor 40,02 berada pada kategori efektif, sehingga hal ini menunjukkan

bahwa penerapan 12 (duabelas) pernyataan standar akuntansi pemerintahan pada

pemerintahan Kabupaten Kota wilayah Priangan Jawa Barat sudah diterapkan

dengan baik atau efektif pada proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan

pemerintah daerah. Dari 12 (duabelas) PSAP terlihat bahwa total skor tertinggi

terdapat pada PSAP No.01 tentang penyajian laporan keuangan. Hal ini

mengindikasikan bahwa pemerintah daerah telah memahami dan menerapkan

dengan baik indikator-indikator yang terdapat dalam PSAP No. 01, sehingga hal

ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah mampu mengidentifikasi dan

membedakan secara jelas laporan keuangan dari informasi lainnya dalam

dokumen terbitan yang sama, menyajikan tujuh komponen laporan keuangan dan

menyajikan laporan keuangan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Namun

total skor yang paling terendah dari 12 PSAP dan berada di bawah rata-rata

terdapat pada PSAP No. 07 akuntansi aset tetap yaitu sebesar 37,33. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah di wilayah Priangan Jawa Barat untuk

PSAP No. 07 tentang akuntansi aset tetap belum sepenuhnya dapat dipahami dan

Page 24: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

120

diimplementasikan dengan baik oleh aparatur pemerintah daerah, terutama hal

pengakuan, penilaian, dan penyajian aset tetap yaitu mengakui aset tetap pada saat

manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan

handal dan menilai aset tetap berdasarkan harga perolehan dan mencantumkan

dalam neraca setelah ada bukti kepemilikan aset tersebut.

4.1.5 Deskripsi Data Variabel X2 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah)

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari indikator-

indikator variabel X2 berdasarkan kriteria rentang pengklasifikasian dan

perhitungannya yang dijelaskan pada sub bab 3.2.5 teknik analisis data pada Bab

III. Data kuesioner variabel X2 yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner

kepada 10 (sepuluh) responden tentang “Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah” yang terdiri dari lima indikator. Indikator diambil dari Prosedur

akuntansi keuangan daerah yang terdapat dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007.

Kelima indikator tersebut terdiri dari :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

3. Prosedur Akuntansi Aset

4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

5. Penyajian Laporan Keuangan

Dari lima indikator tersebut dijabarkan ke dalam 27 (dua puluh tujuh)

pernyataan yang ada di dalam kuesioner variabel X2.

Page 25: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

121

4.1.5.1 Deskripsi Data Variabel X2 Per Indikator

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap pernyataan yang

diuraikan per-indikator :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 1 Dilaksanakan oleh

fungsi akuntansi SKPKD

6 3 1 0 0 45 Sangat Efektif

2 Menggunakan bukti transaksi : surat ketetapan pajak daerah (SKP-daerah), STS dll.

5 3 1 1 0 42 Sangat Efektif

3 Disertai dengan bukti transfer

6 3 0 1 0 44 Sangat Efektif

4 Disertai dengan nota kredit bank

4 5 1 0 0 43 Sangat Efektif

5 Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas

5 4 1 0 0 43 Sangat Efektif

6 Dicatat dalam buku besar kas

5 3 0 2 0 41 Efektif

7 Dicatat dalam buku besar pembantu

6 3 1 0 0 45 Sangat Efektif

TOTAL 303 Rata-rata 43,28 Sangat Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tujuh indikator prosedur

akuntansi penerimaan kas sebagian besar sudah diterapkan dengan baik oleh

pemerintah daerah. Namun total skor indikator yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator dicatat dalam buku besar kas, hal ini mengindikasikan

bahwa pemerintah daerah secara periodik jurnal atas transaksi penerimaan kas

diposting ke dalam buku besar kas rekening berkenaan belum dilakukan dengan

sepenuhnya dengan baik.

Page 26: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

122

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Tentang Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 9 Bukti transaksi berupa

SP2D 4 5 0 1 0 42 Sangat Efektif

10 Disertai dengan bukti transfer

4 5 0 1 0 42 Sangat Efektif

12 Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas

4 5 0 1 0 42 Sangat Efektif

13 Dicatat dalam buku besar kas

7 2 1 0 0 46 Sangat Efektif

14 Dicatat dalam buku besar pembantu

6 3 1 0 0 45 Sangat Efektif

TOTAL 217 Rata-rata 43,4 Sangat Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tujuh dari indikator

prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagian besar sudah diterapkan dengan baik

oleh pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa prosedur akuntansi

pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. Berdasarkan

bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal

pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan asal pengeluaran

kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut diposting kedalam buku besar

rekening berkenaan. Namun indikator yang berada di bawah rata-rata terdapat

pada indikator Bukti transaksi berupa SP2D, Disertai dengan bukti transfer, dan

Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas. Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah belum sepenuhnya menggunakan bukti transaksi SP2D dalam

melakukan pencairan dana, menggunakan bukti transaksi SP2D dalam melakukan

pencairan dana, dan melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas

dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal pengeluaran kas berkenaan.

Page 27: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

123

3. Prosedur Akuntansi Aset

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Prosedur Akuntansi Aset

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item

Kategori

5 4 3 2 1 15 Dilaksanakan oleh

fungsi akuntansi SKPKD

5 3 1 1 0 42 Sangat Efektif

16 Bukti transaksi 3 5 2 0 0 41 Efektif 18 Pencatatan ke dalam

jurnal 4 4 1 1 0 41 Efektif

19 Dicatat dalam buku besar selain kas

6 2 2 0 0 44 Sangat Efektif

20 Dicatat dalam buku besar pembantu

3 5 1 1 0 40 Efektif

TOTAL 208 Rata-rata 41,6 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tujuh dari indikator

prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagian besar sudah diterapkan dengan baik

oleh pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa prosedur akuntansi aset

dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. Fungsi akuntansi pada SKPKD

berdasarkan bukti transaksi membuat bukti memorial. Bukti memorial sekurang-

kurangnya memuat informasi mengenai jenis/nama aset tetap, kode rekening,

klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi dan/atau kejadian. Bukti

memorial dicatat ke dalam jurnal umum, dan secara periodik jurnal tersebut

diposting ke dalam buku besar rekening berkenaan.

Namun indikator yang berada di bawah rata-rata terdapat pada indikator

dicatat dalam buku besar pembantu, Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah

daerah belum sepenuhnya menggolongkan transaksi-transaksi aktiva tetap

menurut rincian yang dianggap perlu dicatat dalam buku besar pembantu.

Page 28: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

124

4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Tentang Prosedur Akuntansi Selain Kas

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 22 Bukti memorial 4 4 2 0 0 42 Sangat Efektif 23 Koreksi kesalahan

pembukuan 7 1 1 1 0 44 Sangat Efektif

24 Penyesuaian terhadap akun tertentu

3 6 1 0 0 42 Sangat Efektif

25 Reklasifikasi belanja modal

3 4 2 1 0 39 Efektif

26 Reklasifikasi akibat koreksi

2 6 1 1 0 39 Efektif

TOTAL 206 Rata-rata 41,2 Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tujuh dari indikator

prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagian besar sudah diterapkan dengan baik

oleh pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa prosedur akuntansi selain

kas dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. Fungsi akuntansi pada

SKPKD berdasarkan bukti transaksi membuat bukti memorial. Bukti memorial

sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau

kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.

Bukti memorial dicatat ke dalam jurnal umum, dan secara periodik jurnal tersebut

diposting ke dalam buku besar rekening berkenaan

Namun indikator yang berada di bawah rata-rata terdapat pada indikator

Reklasifikasi belanja modal dan Reklasifikasi akibat koreks, Hal ini

mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya melaksanakan

reklasifikasi belanja modal menjadi aset tetap dan melaksanakan reklasifikasi

akibat koreksi yang ditemukan di kemudian hari.

Page 29: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

125

5. Penyajian Laporan Keuangan

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Tentang Penyajian Laporan Keuangan

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 27 Laporan keuangan

terdiri dari : LRA, neraca, CALK, Laporan arus kas

5 3 2 0 0 43 Sangat Efektif

TOTAL 43 Rata-rata 43 Sangat

Efektif

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tujuh dari indikator prosedur

akuntansi pengeluaran kas sebagian besar sudah diterapkan dengan baik oleh

pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pemerintah

daerah telah menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari : LRA, neraca,

CALK, Laporan arus kas. Dan hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah

daerah telah memahami tujuan penyajian laporan keuangan yaitu: Memberikan

informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca,

dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.

Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan

peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain

yang diisyaratkan. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran,

Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

Namun demikian masih terdapat dua pemerintah daerah yang kadang-

kadang menerapkan, yang artinya bahwa komponen laporan keuangan yang terdiri

dari : LRA, neraca, CALK, Laporan arus kas belum sepenuhnya disajikan dengan

baik oleh pemerintah daerah tersebut.

Page 30: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

126

4.1.5.2 Deskripsi Data Variabel X2 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah ) Secara Keseluruhan

Tabel 4.28 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel X2

No. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah

Rata-Rata Kategori

1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

43,28 Sangat Efektif

2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

43,4 Sangat Efektif

3 Prosedur Akuntansi Aset 41,6 Efektif 4 Prosedur Akuntansi Selain

Kas 41,2 Efektif

5 Penyajian Laporan Keuangan 43 Sangat Efektif Jumlah 212,48 Rata-Rata 42,49 Sangat Efektif

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan perhitungan rekapitulasi rata-rata jawaban untuk variabel X2

yaitu penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, total skor yang diperoleh

adalah 212,48 dengan rata-rata 42,49 dari lima dimensi penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah Berdasarkan kriteria rentang pengklasifikasian total

skor 42,49 berada pada sangat kategori efektif, sehingga hal ini menunjukkan

bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan telah diimplementasikan dengan

baik oleh pemerintah daerah wilayah Priangan Jawa Barat. Skor tertinggi terdapat

pada indikator prosedur akuntansi pengeluaran kas, hal ini mengindikasikan

bahwa Prosedur akuntansi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi akuntansi

pada SKPKD. Berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan

ke dalam jurnal pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan

asal pengeluaran kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut diposting

kedalam buku besar rekening berkenaan.

Page 31: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

127

Namun demikian, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada

indikator prosedur akuntansi aset dan prosedur akuntansi selain kas mendapat

total skor di bawah rata-rata. Hal ini mengindkasikan bahwa pemerintah daerah di

wilayah Priangan Jawa Barat belum sepenuhnya mampu menggolongkan semua

transaksi aktiva tetap dalam buku besar aktiva tetap dan melaksanakan

reklasifikasi belanja modal menjadi aset tetap serta Melaksanakan reklasifikasi

akibat koreksi yang ditemukan di kemudian hari.

4.1.6 Deskripsi Data Variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah)

Deskripsi data variabel penelitian menjelaskan secara rinci dari indikator-

indikator variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah) berdasarkan kriteria

rentang pengklasifikasian dan perhitungannya yang dijelaskan pada subbab 3.2.5

teknik analisis data pada Bab III. Data kuesioner variabel Y (Kualitas Laporan

Keuangan Daerah) yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada sepuluh

responden tentang “Kualitas Laporan Keuangan Daerah” yang terdiri dari empat

indikator dengan duabelas pernyataan. Indikator diambil dari karakteristik

kualitatif laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Dari empat indikator tersebut dijabarkan ke dalam

duabelas pernyataan yang ada di dalam kuesioner variabel Y (Kualitas Laporan

Keuangan Daerah). Dan berikut di bawah ini deskripsi data variabel Y (Kualitas

Laporan Keuangan Daerah).

Page 32: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

128

4.1.6.1 Deskripsi Data Variabel Y Per Indikator

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap pernyataan yang

diuraikan per-indikator :

1. Relevan

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Tentang Relevan

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item

Kategori

5 4 3 2 1 1 Digunakan sebagai alat

evaluasi dan koreksi 3 7 0 0 0 43 Sangat berkualitas

2 Digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya

1 7 2 0 0 39 Berkualitas

3 Disampaikan tepat waktu

2 8 0 0 0 42 Sangat berkualitas

4 Dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

0 7 2 1 0 36 Berkualitas

TOTAL

200

Rata-rata 40 Berkualitas

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa empat indikator relevan

pada kualitas laporan keuangan daerah sebagian besar sudah dimiki oleh

pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa laporan keuangan yang

dihasilkan pemerintah daerah dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan koreksi

dan disampaikan tepat waktu.

Namun indikator yang berada di bawah rata-rata terdapat pada indikator

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini mengindikasikan bahwa

informasi akuntansi keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah belum

sepenuhnya disajikan selengkap mungkin yaitu mencakup semua informasi

akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

Page 33: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

129

2. Andal

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Tentang Andal

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 5 Disajikan secara jujur

dan wajar 3 4 3 0 0 37 Berkualitas

7 Dapat diverifikasi oleh pihak yang berbeda

3 5 1 1 0 40 Berkualitas

8 Disajikan untuk kebutuhan umum dan tidak berpihak kepada pihak tertentu

4 4 2 0 0 42 Sangat Berkualitas

TOTAL 119 Rata-rata 39,66 Berkualitas

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tiga indikator andal pada

kualitas laporan keuangan daerah sebagian besar sudah dimiki oleh laporan

keuangan pemerintah daerah wilayah Priangan Jawa Barat. Hal ini

mengindikasikan bahwa laporan keuangan yang yang disajikan pemerintah daerah

dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang

berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda. Dan

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan

pihak tertentu.

Berdasarkan tabel di atas total skor item yang berada di bawah rata-rata

terdapat pada indikator disajikan secara jujur dan wajar. Hal ini mengindikasikan

bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya menyajikan laporan keuangan secara

jujur dan wajar. Artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan

pemerintah daerah belum sepenuhnya memberikan Informasi yang

menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya

disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

Page 34: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

130

3. Dapat Dibandingkan

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Tentang Dapat Dibandingkan

No Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 9 Laporan keuangan

dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya

7 1 1 1 0 44 Sangat Berkualitas

10 Konsistensi laporan antar periode

3 4 2 1 0 39 Berkualitas

TOTAL 83 Rata-rata 41,5 Berkualitas

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar laporan

keuangan yang dihasilkan pemerintah daerah wilayah Priangan Jawa Barat dapat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun demikian indikator yang berada

di bawah rata-rata terdapat pada indikator konsistensi laporan antar periode. Hal

ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya menyajikan dan

mengklasifikasi pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan antar periode

secara konsisten

4. Dapat Dipahami

Tabel 4.32 Tanggapan Responden Tentang Dapat Dipahami

No. Item

Pernyataan Frekuensi Jawaban

Skor Item Kategori

5 4 3 2 1 11 Penyajian laporan

keuangan 4 5 1 0 0 43 Sangat

Berkualitas 12 Atribut laporan

keuangan 4 5 1 0 0 43 Sangat

Berkualitas TOTAL 86

Rata-rata 43 Sangat Berkualitas

Sumber : Data primer diolah

Page 35: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

131

Berdasarkan tanggapan responden pada tabel 4.32 tanggapan responden

tentang dapat dipahami, sebagian besar terlihat bahwa laporan keuangan yang

dihasilkan disajikan dengan bentuk istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna dan disajikan dalam bentuk tabel, diagram ataupun

grafik hasil kinerja pemerintah yang mudah dipahami, hal ini ditunjukkan dengan

pernyataan dapat dipahami dan atribut laporan keuangan yang menghasilkan skor

43 dan masuk dalam kategori sangat sangat berkualitas. Namun demikian masih

terdapat satu pemerintah daerah yang masih kadang-kadang bisa menyajikan

laporan keuangan dengan bentuk istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna.

4.1.6.2 Deskripsi Data Variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah)

Secara Keseluruhan

Tabel 4.33 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel Y

No. Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Rata-Rata Kategori

1 Relevan 40 Berkualitas 2 Andal 39,66 Berkualitas 3 Dapat dibandingkan 41,5 Berkualitas 4 Dapat dipahami 43 Sangat Berkualitas Jumlah 164,16 Rata-Rata 41,04 Berkualitas

Sumber :Data primer diolah

Berdasarkan perhitungan rekapitulasi rata-rata jawaban untuk variabel Y

yaitu kualitas laporan keuangan daerah, total skor yang diperoleh adalah 164,16

dengan rata-rata 41,04 dari empat dimensi kualitas laporan keuangan daerah.

Berdasarkan kriteria rentang pengklasifikasian total skor 41,04 berada pada

kategori berkualitas. Skor tertinggi terdapat pada indikator dapat dipahami, hal ini

Page 36: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

132

mengindikasikan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Namun demikian skor terendah terdapat pada indikator andal. Hal ini

mengindikasikan bahwa pemerintah daerah di wilayah Priangan Jawa Barat belum

sepenuhnya mampu menyajikan laporan keuangan yang andal yang memenuhi

kriteria penyajian jujur, dapat diverifikasi, dan netralitas. Yaitu dalam hal

menyajikan laporan keuangan secara jujur dan wajar, Menguji informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan, Menunjukan kesimpulan yang sama apabila

diuji dan diverifikasi lebih dari satu kali oleh pihak yang berbeda, Menyajikan

setiap informasi dalam laporan keuagan yang ditujukan untuk kebutuhan umum

dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak pihak tertentu.

4.1.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

4.1.7.1 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS 16,0. Untuk mengetahui pengaruh penerapan standar akuntansi

pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan daerah dan penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah, terlebih

dahulu menganalisis pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan

terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

Sehingga dalam pengujian dilakukan dua tahap pengujian, yaitu tahap

pertama pengujian pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan (X1)

terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (X2), tahap kedua

Page 37: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

133

pengujian pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan (X1) dan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (X2) terhadap kualitas laporan

keuangan daerah. Berikut dilakukan analisis korelasi dan regresi variabel-variabel

penelitian, yang hasilnya ialah sebagai berikut :

1. Analisis Jalur Sub Struktur 1

Persamaan analisis jalur sub struktur 1 dinyatakan oleh :

X2 = ρx2x1X1 + e1.

Diagram jalur untuk model sub struktur 1 adalah sebagai berikut :

ρx2x1

e1

Gambar 4.1

Diagram Analisis Jalur Sub Struktur 1

Gambar 4.1 di atas menjelaskan hubungan kausal antara penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah yang ditunjukkan dengan koefisien jalur antara variabel X1

(penerapan standar akuntansi pemerintahan) dan variabel X2 (penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah).

X1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintaan)

X2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)

Page 38: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

134

a. Koefisien Korelasi Antara Variabel X1 dengan X2

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variabel-

variabel independen (X1) dengan variabel dependen (X2) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.34

Hasil Uji Korelasi Antar Variabel X 1 Terhadap X2

Correlations

Penerapan SAP

Penerapan

SAKD

Penerapan SAP Pearson Correlation 1 .918**

Sig. (2-tailed) .000

N 10 10

Penerapan SAKD Pearson Correlation .918** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil pengolahan data

Tabel 4.35 Matriks Korelasi Antar Variabel X 1 Dengan Variabel X2

X1 X2

X1 1,000 0,918

X2 0,918 1,000

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 16,0

Dari tabel 4.37 menunjukkan hubungan variabel X1 dengan variabel X2.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hubungan variabel X1 dengan

variabel X2 yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,918. Hal ini

menunjukkan hubungan yang kuat antara penerapan standar akuntansi

pemerintahan dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

Page 39: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

135

b. Koefisien Jalur Variabel X1 Terhadap Variabel X2

Tabel 4.36 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Antar Variabel X 1 dengan X2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.709 8.813 .648 .535

Penerapan SAP .767 .117 .918 6.568 .000

a. Dependent Variable: Penerapan SAKD

Sumber : Hasil pengolahan data

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien jalur X1 terhadap X2 sebesar

ρx2x1 = 0,918. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana di

atas, dapat diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah sebesar 5,709 dan nilai

koefisien regresi (b) sebesar 0,767. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat

dibuat model regresi linear sederhana dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 5,709 +0,767X

Dimana :

Y = Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

a = 5,709 (Nilai peningkatan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah jika

tidak ada penerapan standar akuntansi pemerintahan)

b = 0,767 (Jumlah penerapan sistem akuntansi keuangan daerah untuk setiap

peningkatan penerapan standar akuntansi pemerintahan)

Berdasarkan koefisien regresi yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa

pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah berbanding lurus (positif). Nilai koefisien regresi

Page 40: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

136

adalah 0,767, artinya apabila rata-rata skor penerapan standar akuntansi

pemerintahan meningkat satu satuan, maka rata-rata skor penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah naik sebesar 0,767. Hasil ini menunjukkan bahwa

semakin baik penerapan standar akuntansi pemerintahan maka akan semakin baik

pula penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

2. Analisis Jalur Sub Struktur II

Persamaan analisis jalur sub struktur 2 dinyatakan oleh :

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + e2

Diagram jalur untuk model sub struktur 2 adalah sebagai berikut :

Keterangan :

X1 = Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

X2 = Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Y = Kualitas Laporan Keuangan Daerah

e2 = Faktor Residual

ρyx1

e2 ρyx2

Gambar 4.2 Diagram Analisis Jalur Sub Struktur 2

X1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintaan)

X2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)

Y

(Kualitas Laporan Keuangan Daerah)

Page 41: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

137

a. Koefisien Korelasi Variabel X1 dengan Y dan Variabel X2 dengan Y

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variabel-

variabel independen (X1) dengan variabel dependen (X2) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.37 Hasil Uji Korelasi

Variabel X1 dan X2 Terhadap Y Correlations

Penerapan SAP Penerapan SAKD

Kualitas Laporan Keuangan

Daerah

Penerapan SAP Pearson Correlation 1 .918** .972**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 10 10 10

Penerapan SAKD Pearson Correlation .918** 1 .968**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 10 10 10

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Pearson Correlation .972** .968** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1. Variabel X1 dengan Y

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi variabel

independent (X1) dengan variabel dependent (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.38 Matriks Korelasi Antar Variabel X1 Dengan Variabel Y X1 Y

X1 1,000 0,972 Y 0,972 1,000

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 16,0

Dari tabel 4.40 menunjukkan hubungan variabel X1 dengan variabel Y.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hubungan variabel X1 dengan

variabel Y yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,972. Hal ini

Page 42: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

138

menunjukkan hubungan yang kuat antara Penerapan standar akuntansi

pemerintahan dengan Kualitas laporan keuangan daerah.

2. Variabel X2 dengan Y

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi variabel

independent (X2) dengan variabel dependent (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.41 Matriks Korelasi Antar Variabel X2 Dengan Variabel Y X2 Y

X2 1,000 0,968 Y 0,968 1,000

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 16,0

Dari tabel 4.11 menunjukkan hubungan variabel X2 dengan variabel Y.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hubungan variabel X2 dengan

variabel Y yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,968. Hal ini

menunjukkan hubungan yang kuat antara Penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah dengan Kualitas laporan keuangan daerah.

b. Koefisien Jalur Variabel X1 Terhadap Y dan Variabel X2 Terhadap Y

Tabel 4.39 Hasil Uji Regresi Antara Variabel X1 dan X2 Terhadap Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.184 1.448 -.127 .902

Penerapan SAP .188 .047 .525 3.972 .005

Penerapan SAKD .208 .057 .486 3.683 .008

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Sumber : Hasil pengolahan data

Dari hasil perhitungan data di atas, diperoleh koefisien jalur X1 terhadap Y

sebesar ρyx1X1 = 0,525 dan koefisien jalur X2 terhadap Y sebesar ρyx2X2 = 0,486

Page 43: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

139

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana di atas,

dapat diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah sebesar -0,184 dan nilai koefisien

regresi (b1) sebesar 0,188 dan nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,208

Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat dibuat model regresi linear sederhana

dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = -0,184 + 0,188 X1 + 0,208 X2

Dimana :

Y = Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

a = -0,184 (Nilai peningkatan kualitas laporan keuangan daerah jika tidak ada

penerapan standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah )

b1 = 0,188 (Jumlah kualitas laporan keuangan daerah untuk setiap peningkatan

penerapan standar akuntansi pemerintahan)

b2 = 0,208 (Jumlah kualitas laporan keuangan daerah untuk setiap peningkatan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah)

Berdasarkan koefisien regresi yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa

pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah berbanding

lurus (positif). Nilai koefisien regresi adalah 0,188, artinya apabila rata-rata skor

penerapan standar akuntansi pemerintahan meningkat satu satuan, maka rata-rata

skor kualitas laporan keuangan daerah naik sebesar 0,188. Hasil ini menunjukkan

bahwa semakin baik penerapan standar akuntansi pemerintahan maka akan

semakin baik pula kualitas laporan keuangan daerah.

Page 44: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

140

3. Uji Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung

Tabel 4.40 Pengaruh Langsung dan Tidal Langsung

Pengaruh Antar

Variabel

Koefisien Jalur

Pengaruh Total Langsung Tidak Langsung

Melalui X2 X1→X2 0,918 (ρx2x1)

2 = (0,918)2 =

0,8427

- 84,27%

X1→Y 0,525 (ρyx1)2 =

(0,525)2 = 0,2756

(0,525)(0,486)(0,486) = 0,1240

39,96%

X2→Y 0,486 (ρyx2)2 =

(0,486)2 = 0,2361

- 23,61%

Sumber : Hasil perhitungan SPSS 16,0

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa kontribusi langsung

penerapan standar akuntansi pemerintahan (X1) terhadap penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah (X2) adalah sebesar 84,27%. Pengaruh langsung

penerapan standar akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan

keuangan daerah (Y) adalah sebesar 27,56%, sedangkan pengaruh tidak langsung

penerapan standar akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan

keuangan daerah (Y) melalui penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (X2)

adalah sebesar 12,40%. Sehingga pengaruh total penerapan standar akuntansi

pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan keuangan daerah (Y) adalah sebesar

39,96%. Pengaruh langsung penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (X2)

terhadap kualitas laporan keuangan daerah (Y) adalah sebesar 23,61%. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum penerapan standar akuntansi pemerintahan dan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan daerah.

Page 45: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

141

4.1.7. 2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya pengaruh positif dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun

kriteria pengujian hipotesis berdasarkan perhitungan koefisien jalur (ρyx). Apabila

nilai koefisien jalur (ρyx) memiliki nilai negatif atau ρyx < 0 maka artinya variabel

yang diteliti tidak memiliki pengaruh yang positif, begitu sebaliknya Apabila nilai

koefisien jalur (ρyx) memiliki nilai positif atau ρyx ≥ 0 maka artinya variabel yang

diteliti memiliki pengaruh yang positif.

Berdasarkan perhitungan koefisien jalur maka pengujian hipotesis statistik

dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Hipotesis berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh positif antara penerapan

standar akuntansi pemerintahan terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah yaitu sebagai berikut :

a. H0 : ρx2x1 < 0 : Penerapan standar akuntansi pemerintahan

tidak berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah.

b. Ha : ρx2x1 ≥ 0 : Penerapan standar akuntansi pemerintahan

berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah.

Berdasarkan tabel 4.44 hasil perhitungan koefisien jalur antara X1

(Penerapan standar akuntansi pemerintahan) terhadap X2 ( Penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah) diperoleh ρx2x1 sebesar 0,918. Nilai koefisien jalur

ρx2x1 memiliki nilai positif maka artinya variabel yang diteliti memiliki pengaruh

yang positif sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Penerapan

Page 46: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

142

standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah” dapat diterima.

2. Hipotesis berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh positif antara penerapan

standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan daerah

yaitu sebagai berikut :

a. H0 : ρyx1 < 0 : Penerapan standar akuntansi pemerintahan tidak

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

b. Ha : ρyx1 ≥ 0 : Penerapan standar akuntansi pemerintahan

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Berdasarkan tabel 4.44 hasil perhitungan koefisien jalur antara X1

(Penerapan standar akuntansi pemerintahan) terhadap Y (Kualitas laporan

keuangan daerah) diperoleh ρyx1 sebesar 0,525. Nilai koefisien jalur ρyx1

memiliki nilai positif maka artinya variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang

positif, sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

daerah” dapat diterima.

3. Hipotesis berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh positif antara penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah

yaitu sebagai berikut :

a. H0 : ρyx2 < 0 : Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah tidak

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

b. Ha : ρyx2 ≥ 0 : Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Page 47: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

143

Berdasarkan tabel 4.45 hasil perhitungan koefisien jalur antara X2

(Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah) terhadap Y (Kualitas laporan

keuangan daerah) diperoleh ρyx2 sebesar 0,486. Nilai koefisien jalur ρyx2

memiliki nilai positif maka artinya variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang

positif, sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan daerah” dapat diterima.

4.1.6.3 Uji R 2 (Koefisien Determinasi Majemuk)

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk menunjukkan

besarnya pengaruh secara bersama-sama serempak variabel eksogen yang terdapat

dalam model struktural yang dianalisis. Adapun ketentuannya sebagai berikut :

a) Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen

dengan endogen semakin erat atau model tersebut dinilai baik.

b) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen

dengan endogen jauh atau model tersebut dinilai kurang baik Berikut hasil uji

R2 model struktural yang dianalisis :

Tabel 4.41 Hasil Uji Koefisien Determinasi

X1 Terhadap X2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .918a .844 .824 7.263401

a. Predictors: (Constant), Penerapan SAP

b. Dependent Variable: Penerapan SAKD

Page 48: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

144

Tabel 4.42 Hasil Uji Koefisien Determinasi

X1 dan X2 Terhadap Y

Tabel 4.43 Ringkasan Hasil Uji R2

Model R Square Adjusted R Square X1 terhadap X2 0,844 0,824

X1 dan X2 terhadap Y 0,981 0,975 Sumber : Hasil perhitungan SPSS 16,0

Dari tabel 4.17 dapat dijelaskan bahwa :

a) Model 1 (X1 terhadap X2), R2 diperoleh sebesar 0,844 artinya bahwa R2

semakin mendekati angka 1, maka hubungan variabel X1 terhadap X2

dekat, maka model 1 dinilai baik

b) Model 2 (X1 dan X2 terhadap Y), R2 diperoleh sebesar 0,981 artinya

bahwa R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan variabel X1 dan

X2 terhadap Y dekat, maka model 2 dinilai baik

4.1.6.4 Pengaruh Variabel Residu (ρXk, ei)

Pengaruh variabel residu menunjukkan besarnya pengaruh variabel lain

yang tidak diteliti yang dinyatakan dengan rumus :

ρY, ei = �1 − �����

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .990a .981 .975 1.162898

a. Predictors: (Constant), Penerapan SAKD, Penerapan SAP

b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Page 49: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

145

Tabel 4.44 Hasil Variabel Residu

Model Variabel Residu X1 terhadap X2 ρY, ei = �1 − 0,844 = 0,156

X1 dan X2 terhadap Y ρY, ei = �1 − 0,981 = 0,019

Sumber : Hasil perhitungan SPSS 16,0

Jadi dari tabel 4.18 dapat disimpulkan besarnya pengaruh variabel lain di

luar model sub-struktur 1 (X1 terhadap X2) sebesar 0,156 dan besarnya pengaruh

variabel lain di luar model sub-struktur 2 (X1 dan X2 terhadap Y) sebesar 0,019

Dengan demikian diagram jalur sub-struktur 1 sebagai berikut :

X2 = ρx2x1X1 + e1

X2 = 0,918X1 + 0,156 e1

0,918

0,156

Gambar 4.3

Diagram Jalur Empiris Model Sub-struktur 1

Sedangkan diagram jalur sub-struktur II sebagai berikut :

Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + e2

Y = 0,525X1 + 0,486X2 + 0,019e2

X1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintaan)

X2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)

Page 50: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

146

0,525

0,019

0,486

Gambar 4.4

Diagram Jalur Empiris Model Sub-struktur 2

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam analisis data dan pengujian

hipotesis bahwa ada dua sub struktur yang diajukan untuk diuji. Analisis tahap

pertama yaitu menganalisis pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan

terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (model sub struktur 1).

Analisis tahap kedua yaitu menganalisis pengaruh penerapan standar akuntansi

pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas

laporan keuangan daerah (model sub struktur 2).

Dari analisis data dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa model sub

struktur 1 yaitu penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif

terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan model sub struktur 2

yaitu penerapan standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Sehingga hubungan kausal antara variabel dapat digambarkan seperti pada gambar

sebagai berikut :

X1

(Penerapan Standar Akuntansi Pemerintaan)

X2

(Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)

Y

(Kualitas Laporan Keuangan Daerah)

Page 51: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

147

0,525

0,918 0,019

0,486

0,156

Gambar 4.5 Hubungan Kausal Antara Variabel Independen

dengan Variabel Dependen

X1 Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan

X2 Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah

Y Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Page 52: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

148

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi

yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah,

jadi penerapan standar akuntansi pemerintahan yaitu bagaimana perlakuan dan

pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah. Sementara sistem akuntansi keuangan

daerah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data,

pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan. Sehingga untuk

melakasanakan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah diperlukan suatu

standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dan berlaku secara

umum untuk diterapkan dan diimplementasikan dalam penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS seri 16.0 for windows

pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,918 dan

nilai koefisien jalur tersebut menunjukkan pengaruh yang positif karena sesuai

dengan kriteria pengujian hipotesis yaitu jika koefisien jalur menunjukkan nilai

yang positif atau ρx2x1 > 0 maka variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang

positif. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah”. Dapat diterima.

Page 53: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

149

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah. Besarnya kontribusi pengaruh penerapan standar akuntansi

pemerintahan yang secara langsung berkontribusi terhadap penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah adalah sebesar 84,27%. Temuan dalam penelitian ini

juga diperkuat sebagaimana yang dinyatakan dalam PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengatakan bahwa:

“Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan Pemerintah. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan”.

Oleh karena itu temuan dalam penelitian mengindikasikan bahwa

penerapan standar akuntansi yang baik dan efektif akan menyebabkan penerapan

sistem akuntansi keuangan yang baik dan efektif pula begitu juga berlaku

sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 12 (duabelas) pernyataan

standar akuntansi pemerintahan sebagian besar telah diterapkan dengan baik pada

pemerintahan Kabupaten Kota wilayah Priangan Jawa Barat. Namun demikian

dari 12 (duabelas) pernyataan standar akuntansi pemerintahan yang telah

diterapkan, PSAP No. 7 tentang akuntansi aset tetap yang menjelaskan bagaimana

penilaian, pengukuran, pengklasifikasian aset tetap belum sepenuhnya diterapakan

dengan baik pada pemerintahan Kabupaten Kota wilayah Priangan jawa Barat,

karena PSAP No. 07 berada pada skor terendah diantara PSAP lainnya.

Page 54: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

150

Temuan dalam penelitian ini, diperkuat oleh hasil pemeriksaan BPK atas

delapan LKPD di wilayah Priangan Jawa Barat yang menyatakan bahwa

“Penyajian aset tetap tidak didukung dengan rincian daftar aset maupun dokumen

berupa daftar inventarisasi dan penilaian asset tersebut. Jikapun daftar

inventarisasi tersebut dimiliki, data tersebut sudah tidak mutakhir dan tidak valid

yang disebabkan mutasi barang antar SKPD tidak diikuti dengan mutasi

pencatatannya. Bahkan sebagian pemda belum melakukan inventarisasi atas aset

tetapnya. Selain itu, terkait dengan pengamanan aset tetap tanah, pemerintah

daerah belum melakukan pen-sertifikat-an atas semua tanah yang dimilikinya.

(Sumber : Siaran Pers BPK, Bandung, Jumat 13 Agustus 2010)”

Sehingga hal ini berdampak pada penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah pada prosedur akuntansi aset. Karena temuan dalam penelitian ini

menunjukkan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pada prosedur

akuntansi aset belum sepenuhnya diterapkan dengan baik pada pemerintahan

Kabupaten Kota wilayah Priangan Jawa Barat. Oleh karena itu penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah, temuan dalam penelitian ini diperkuat dengan PP No. 71 Tahun

2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengatakan bahwa :

“Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan Pemerintah. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan”.

Page 55: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

151

4.2.2 Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi

yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah,

jadi penerapan standar akuntansi pemerintahan yaitu bagaimana perlakuan dan

pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah. Sementara pengertian Kualitas laporan

keuangan menurut PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang dipelukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikendaki :

Karekteristik kualitas laporan keuangan daerah dijelaskan secara rinci

pada PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah dan

memiliki karakteristik kualitas laporan keuangan daerah diperlukan penerapan

standar akuntansi pemerintahan karena karekteristik kualitas laporan keuangan

dijelaskan pada pada PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS seri 16.0 for windows

pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan

keuangan daerah menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,525 dan nilai

koefisien jalur tersebut menunjukkan pengaruh yang positif karena sesuai dengan

Page 56: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

152

kriteria pengujian hipotesis yaitu jika koefisien jalur menunjukkan nilai yang

positif atau ρyx1 > 0 maka variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang positif.

Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah”.

Dapat diterima.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas keuangan daerah.

Besarnya kontribusi pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan yang

secara langsung berkontribusi terhadap kualitas keuangan daerah adalah sebesar

27,56%. Temuan dalam penelitian ini diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Pengantar,

menyatakan :

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

Oleh karena itu temuan dalam penelitian mengindikasikan bahwa

penerapan standar akuntansi yang baik dan efektif akan menghasilkan kualitas

laporan keuangan yang baik dan berkualitas begitu juga berlaku sebaliknya.

Karakteristik kualitas laporan keuangan daerah menurut PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari : Relvan, Andal, Dapat

Dibandingkan, Dapat Dipahami. Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan

daerah adalah sebagai berikut : 1) Laporan keuangan bisa dikatakan relevan

apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan

pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa

Page 57: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

153

kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengkoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu. 2) Laporan keuangan bisa dikatakan andal apabila

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.

Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan. 3) Laporan keuangan bisa dikatakan dapat dibandingkan apabila

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan

secara internal dan eksternal. 4) Laporan keuangan bisa dikatakan dapat dipahami

apabila Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan daerah

yang dihasilkan oleh pemerintah daerah wilayah Priangan Jawa Barat sebagian

besar telah memiliki karakteristik relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat

dipahami. Namun demikian untuk karakteristik kualitas laporan keuangan daerah

pada indikator andal mendapat skor terendah Hal ini mengindikasikan bahwa

pemerintah daerah di wilayah Priangan Jawa Barat belum sepenuhnya mampu

menyajikan laporan keuangan yang andal yang memenuhi kriteria penyajian jujur,

dapat diverifikasi, dan netralitas. Yaitu dalam hal menyajikan laporan keuangan

secara jujur dan wajar, Menguji informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan, Menunjukan kesimpulan yang sama apabila diuji dan diverifikasi lebih

Page 58: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

154

dari satu kali oleh pihak yang berbeda, Menyajikan setiap informasi dalam

laporan keuagan yang ditujukan untuk kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak pihak tertentu.

Temuan penelitian ini diperkuat juga berdasarkan hasil pemeriksaan BPK

pada laporan keuangan keuangan Kabupaten Bandung dua tahun berturut-turut

(2007-2008) selalu ditemukan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang

berlaku, kecurangan, dan ketidakpatuhan yang material oleh BPK, sedangkan

dalam standar akuntansi pemerintahan, laporan keuangan yang berkualitas salah

satunya adalah harus disajikan secara andal. Andal disini berarti bebas dari

pengertian menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan secara jujur dan

dapat diverifikasi.

Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan yang

memenuhi kriteria relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami diperlukan

penerapan standar akuntansi pemerintahan Hubungan tersebut djuga iperkuat oleh

Belkaoui (1985) yang menyatakan bahwa,

“Standar akuntansi bertujuan menghasilkan informasi keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat dibandingkan”. Oleh karena itu penerapan standar akuntansi pemerintahan yang baik maka akan menghasilkan kriteria kualitas laporan keuangan daerah yang terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami”

Page 59: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

155

4.2.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 232 mengatakan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah adalah :

Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sementara pengertian Kualitas laporan keuangan menurut PP. No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang dipelukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikendaki :

Proses penyusunan laporan keuangan daerah sampai pada tahap pelaporan

dikerjakan oleh sistem akuntansi keuangan daerah. Mulai dari proses

pengumpulan data, pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan

keuangan. Sehingga bagaimana penerapan sistem akuntansi keuangan daerah akan

berdampak pada kualitas laporan keuangan daerah yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS seri 16.0 for windows

pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan

keuangan daerah menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,486 dan nilai

koefisien jalur tersebut menunjukkan pengaruh yang positif karena sesuai dengan

kriteria pengujian hipotesis yaitu jika koefisien jalur menunjukkan nilai yang

positif atau ρyx2 > 0 maka variabel yang diteliti memiliki pengaruh yang positif.

Page 60: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

156

Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah”.

Dapat diterima.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas keuangan

daerah. Besarnya kontribusi pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan

yang secara langsung berkontribusi terhadap kualitas keuangan daerah adalah

sebesar 23,61%. Temuan dalam penelitian ini diperkuat oleh Mardiasmo (2004

:35) mengatakan bahwa :

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.

Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan laporan keuangan daerah yang

berkualitas diperlukan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik.

Dan Hal ini menunjukkan bahwa berkualitas atau tidak kualitasnya laporan

keuangan daerah daerah dijelaskan oleh bagaimana penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah pada prosedur akuntansi aset dan prosedur akuntansi selain kas

belum sepenuhnya diterapkan dengan baik pada pemerintah daerah di wilayah

Priangan Jawa Barat yaitu masih belum akurat melaksanakan pencatatan ke dalam

jurnal untuk pencatatan transaksi/kejadian dan menggolongkan semua transaksi

aktiva tetap dalam buku besar aktiva tetap dan menggolongkan transaksi-transaksi

aktiva tetap menurut rincian yang dianggap perlu dicatat dalam buku besar

Page 61: 97 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter4(1).pdf · Kisah ini bermaksud untuk menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar

157

pembantu. Temuan hasil penelitian ini juga diperkuat berdasarkan hasil

pemeriksaan BPK yang termuat dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II

Tahun 2010 sebanyak 1.256 kasus kelemahan sistem akuntansi dan pelaporan

yaitu sebanyak 579 kasus pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat,

sebanyak 439 kasus proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan, sebanyak

25 kasus entitas terlambat menyampaikan laporan, sebanyak 186 kasus sistem

informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai.

Sehingga hal ini berpengaruh terhadap proses peyusunan dan penyajian

laporan keuangan daerah dan pada akhirnya berpengaruh pada kualitas laporan

keuangan daerah. Oleh karena itu kualitas laporan keuangan daerah yang baik

perlu didukung oleh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik pula

hal ini diperkuat dengan teori dari Mardiasmo (2004 :35) yang mengatakan bahwa

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.