93625593-31108066-3b-tri-ratna-rejeki

21
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALITIK PERCOBAAN 8 (IDENTIFIKASI CAMPURAN 2) 27 Desember 2010 Disusun Oleh TRI RATNA REJEKI 31108066 3 B PRODI FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2010

Upload: chitra-septinia-ashidiqi

Post on 10-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALITIK

PERCOBAAN 8

(IDENTIFIKASI CAMPURAN 2)

27 Desember 2010

Disusun Oleh

TRI RATNA REJEKI

31108066

3B

PRODI FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2010

Page 2: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

PERCOBAAN 8

IDENTIFIKASI CAMPURAN 2

I. Tujuan Percobaan

Mahasiswa diharapkan mampu menganalisa dan mengidentifikasi sampel

suatu campuran obat.

II. Dasar Teori

Analisis kimia farmasi dapat didefinisikan sebagai penerapan metode–

metode dan prosedur –prosedur kimia. Analisis kualitatif dan kuantitatif

terhadap bahan –bahan atau sediaan farmasi. Tujuan dari analisa kulitatif

adalah untuk mengetahui atau memastikan identitas sutu bahan obat dengan

mengetahui unsure atau senyawa dalam contoh tersebut. Dalam analisis

kulitatif metode yang sering digunakan adalah metode kimia , metode

fisika, dan metode biologi.

a. Metode Kimia

Cara kimia merupakan cara yang paling tua, dilakukan dengan

penggunaan siuatu pereaksi yang dapat bereaksi dengan senyawa yang

dapat menghasilkan produk reaksi yang spesifik (warna, endapan ,

pembentukan gas ,dan bau).

Tidak semua reaksi kimia dapat digunakan dalam keperluan identifikasi.

Reaksi kimia yang dibutuhkan harus memenuhi persyaratn sebagai

berikut:

1) Reaksi tersebut harus khas, artinya pereaksi itu hanya bereaksi

dengan senyawa/ion atau segolongan saja.

2) Reaksi dapat diulang (reproduksibel), artinya reaksi yang terjadi

harus menghasilkan gejala yang sama pada waktu pengulangan

dalam waktu dan keadaan yang berbeda –beda. Reaksi tersebut harus

peka, arting pereaksi tersebut masih dapat memberikan gejala yang

diamati walau konsentasi senyawa yang sangat kecil sekali.

Page 3: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

b. Metode Fisika

Cara fisika memiliki beberapa keuntungan :

1) hasil yang diperoleh lebih eksak

2) Dalam beberapa hal bahan yang diperiksa tidak mengalami

kerusakan sehingga bahan tersebut dapat dipakai dalam perngujian

selanjutnya cara kimia ataupun cara biologi

Salah satu kerugiannya cara ini memerlukan peralatan yang mahal dan

langka. Cara ini meliputi: adsorpsi, mikroskopi, kromatografi,

polarografi, spektroskopi, aktivasi netron, penetapan konstanta fisika

(titik leleh, titik didih, dan lain –lain) dan lain –lain.

c. Metode Biologi

Metode ini memiliki keuntungan dalam hal kecepatan dalam

memberikan respon, akan tetapi tidak spesifik. Cara ini menggunakan

hewan percobaan atau organ jaringan yang diisolasi.

Pemisahan

a. Stass-Otto-Gary

Prinsip:

Pemisahan berdasarkan distribusi kedalam fasa air dan fasa pelarut

organik.

Pembentukan/penguraian garam.

(Perbedaan kelarutan-garam lebih hidrofil, asam/basa lebih lipofil,

keragaman sifat lipofil/hidrofil memungkinkan pemisahan lebih

lanjut).

b. Cara lain (Sudjadi)

Distilasi.

Pelelehan.

Larutan cairan dalam cairan.

Sublimasi.

Ekstraksi/penyaringan.

Kromatografi (cairan-cairan, cairan-padatan, penukar ion,

KLT/KCKT, KG, dll).

Page 4: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Identifikasi dilakukan terhadap sampel golongan alkohol, fenol, asam,

sulfonamid, barbital, alkaloid, vitamin, dan antiniotik.

a. Alkohol

Alkohol adalah persenyawaan yang terdiri atas rantai hidrokarbon

(jenuh atau tak jenuh) dengan gugus hidroksil (-OH) satu atau lebih.

Berdasarkan gugus –OH, alkohol dapat dibagi menjadi dua, yaitu

alcohol monovalen dan alcohol polivalen. Alkohol monovalen (mono

hidroksi alcohol) mengandung 1 gugus –OH. Sedangkan alcohol

polivalen (poli hidroksi alcohol) mengandung lebih dari satu gugus –

OH. Alkohol monovalen dibagi menjadi 3 bagian, alifatik, aromatic, dan

siklik. Sedangkan alcohol polivalen dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang

berbentuk cairan dan berbentuk padatan. Berdasarkan tempat terikatnya

gugus –OH, alcohol dapat dibagi menjadi tiga, yaitu alcohol primer,

alcohol sekunder, dan alcohol tersier. Alkohol primer, dimana –OH

terikat pada atom C primer. Alkohol sekunder, -OH terikat pada atom c

sekunder. Alkohol tersier, -OH terikat pada atom C tersier. (Riawan,

1990)

Sifat-sifat alcohol

1) Index bias : makin besar jika jumlah atom karbon makin

banyak.

2) Kelarutan : umumnya lebih mudah larut dalam pelarut polar. Makin

besar molekulnya makin baik larutnya dalam air (atom karbon

banyak). Makin banyak gugus –OH makin mudah larut dalam air.

Dan makin kurang dalam PAE (Petroleum Aether). Alkohol tinggi

larut dalam alcohol rendah.

3) Bobot jenis : makin rendah makin bagus larut dalam PAE.

4) Titik didih : makin pendek rantai karbon makin rendah titik

didihnya.

b. Fenol

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat Kristal tak

berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan

Page 5: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan

cincin fenil.

Struktur resonansi fenol

Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur

aromatik dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Jadi

pada fenol gugus OH langsung terikat pada inti benzene.

c. Asam

Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang

mengandung gugus karboksil, -COOH. Gugus karboksil mengandung

gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus

ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam

karboksilat (Fessenden, 1997)

Dalam kimia organik, turunan asam karboksilat adalah kelompok

senyawa organik yang memiliki gugus karbonil dan memiliki sebuah

atom elektronegatif (oksigen, nitrogen atau halogen yang terikat pada

atom karbon karbonil. Turunan senyawa karboksilat berbeda dengan

keton dan aldehida yang memiliki gugus karbonil tapi tidak terikat

dengan atom elektronegatif. Keberadaan atom elektronegatif ini

menyebabkan perubahan signifikan pada reaktivitas senyawa ini.

Struktur dan ikatan asam karboksilat,

O

H

O

H

O

H

O

H

O

H

Page 6: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

d. Sulfonamid

Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam

air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah

sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR)

dan substitusi gugs amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik,

kimia dan daya antibaktreri sulfonamida.

Rumus umum sulfonilamid :

R1 – H atau sisa ftalat atau suksinat

R2- H radikal alifatis atau heterosiklik

Sifat-sifat golongan sulfonamide, diantaranya yaitu :

1) Bersifat ampoter, karena itu sukar dpindahka dengan acara

pengocokan yang digunakan dalam analisa organik

Page 7: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

2) Mudah larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan

Elkosin

e. Barbital

Barbiturat mempunyai inti hasil kondesasi etilester dan asam

dietilmalonal dengan ureum. Rumus umum : R1, R2, R3, dan R4, adalah

subtitusi-subtitusi yang menentukan struktur Barbiturat.

Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya

tidak bersisat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hydrogen

pada atom C 5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau

aril.

Sifat-sifat Barbiturat, diantaranya yaitu :

1) Sukar larut dalam air, kecuali garamnya (Na) bereaksi asam

lemah. Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut

dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut non polar seperti

minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh

kebanyakan obat yang mampu menekan ssp. Dengan

meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan mengganti atom

oksigen pada atom C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan

lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya

diperkuat pula.

2) Dalam bentuk keto tidak larut dalam air.

3) Dalam bentuk etanol larut dalam air.

4) Bentuk keto larut dalam CHCL3, eter dan etilasetat.

5) Garam natriumnya mudah terhidrolisa, apalagi kalau dipanaskan.

Mis. Luminal Natrium.

f. Alkaloid

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang

kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi ini tidak

mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino,

peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik

biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang

Page 8: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan

alkaloid termasuk golongan ini.

Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai

struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya

(pembawa sifat basa/alkalis). Sifat umum yang dimiliki oleh golongan

senyawa ini adalah: basa, rasa pahit, umumnya berasal dari tumbuhan

dan berkhasiat secara farmakologis.

Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang sederhana

sampai yang rumit. Koniina dan nikotin adalah dua contoh yang

sederhana. Koniina diambil dari tanaman keluarga :hemlok beracun

(Conius maculata). Nikotin adalah salah satu alkaloid dalam tembakau,

dalam takaran rendah, seperti yang diperoleh perokok, merangsang

sistem syaraf secara tak sengaja, sedangkan takaran tinggi dapat

meracuni. Nikotina adalah obat yang menyebabkan kebiasaan, yaitu

penyebab ketergantungan faali. Obat yang menyebabkan keracunan

adalah yang mengakibatkan perubahan faali apabila si pecandu tidak

menerimanya dalam suatu jangka waktu.

g. Vitamin

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses

kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup

lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan

vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit

pada tubuh kita.

h. Antibotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik,

yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses

biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh

bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang

bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan

dan reproduksi bakteri dan fungi.

Page 9: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam

pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau

menghambat pertumbuhan bakteri. Sebelum penemuan antibiotik yang

pertama, penisilin, pada tahun 1928, jutaan orang di seluruh dunia tak

terselamatkan jiwanya karena infeksi-infeksi yang saat ini mudah

diobati. Ketika influenza mewabah pada tahun 1918, diperkirakan 30

juta orang meninggal, lebih banyak daripada yang terbunuh pada Perang

Dunia I.

III. Alat dan Bahan

a. Alat

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Beaker glass

Gelas ukur

Batang pengaduk

Penjepit kayu

Pembakar spirtus

b. Bahan

Sampel nomor 25

Aquadest K2Cr2O7

Etanol 95 % fehling

Diazo A

Diazo B

H2SO4 P

HNO3 P

Formaldehid

FeCl3

KMnO4

CuSO4

Cu asetat

Page 10: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

IV. Prosedur Percobaan

Sampel

Uji Organoleptik

1. Bentuk Makroskopik

2. Bentuk Mikroskopik

3. Warna

4. Bau

5. Rasa

Uji Kelarutan

1. Air

2. Asam

3. Basa

4. Pelarut Organik

Fluoresensi

Reaksi Nyala

Pirolisa

Reaksi Warna

Reaksi penggolongan

Reaksi Penegasan

Page 11: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

a. Organoleptik

Bentuk, warna, bau, rasa

b. Pemisahan

1) Berdasarkan kebasaan

2) Berdasarkan kelarutan

3) Berdasarkan Makrografi

Untuk molekul/ partikel

4) Berdasarkan BJ

sentrifuga

5) Titik didih

Destilasi

Page 12: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

c. Kelarutan

Dilihat kelarutannya dalam air, asam, basa, dan dalam pelarut organic

d. Uji Golongan

Reaksi dengan pereaksi Diazo A, diazo B (1:4)

Reaksi dengan H2SO4 p

Reaksi dengan HNO3 p

Reaksi dengan fehling

Reaksi dengan FeCl3

e. Uji Penegasan

Reaksi dengan AgNO3

Reaksi dengan KMnO4

Reaksi Cuprifil

Reaksi dengan aqua Iod

V. Data Hasil Pengamatan

a. Organoleptik

Sampel 25

Penentuan Pengamatan Kemungkinan

Makroskopik Serbuk, kristal Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Bau Tidak berbau Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Warna Putih Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Rasa Asam, pahit Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

b. Pemisahan

Sampel nomor 24 dipisahkan secara makroskopik. Ada yang berbentuk

serbuk warna putih, dan Kristal. Selanjutnya yang bentuk serbuk putih

dipisahlan berdasarkan kelarutannya.

Page 13: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

c. Kelarutan

Sampel 25 bentuk serbuk warna putih

Penentuan Pengamatan Kemungkinan

Air Sukar larut Alkohol, asam, alkaloid,

vitamin

Asam Larut Alkohol, asam, alkaloid,

vitamin

Basa larut Alkohol, asam, alkaloid,

vitamin

Pelarut Organik Sukar larut Alkohol, asam, alkaloid,

vitamin

Sampel 25 bentuk serbuk warna putih tulang

Penentuan Pengamatan Kemungkinan

Air Ada yang larut,

ada yang tidak

Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Asam Larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Basa Tidak larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Pelarut Organik Larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Sampel 25 bentuk Kristal

Penentuan Pengamatan Kemungkinan

Air larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Asam Larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Basa Larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Pelarut Organik Larut Alkohol, asam,

alkaloid, vitamin

Page 14: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

d. Uji Golongan

Sampel 25

Sampel 25 + H2SO4 p (ungu kehitaman)

Sampel 25 + HNO3 p (kuning)

Sampel 25 + FeCl3 (coklat muda)

Sampel 25 + Diazo A + Diazo B (coklat)

e. Reaksi Penegasan

Sampel 25

Sampel 25 + NaOH + Cu asetat (kuning jingga)

Sampel 25 + fehling A + fehling B (merah bata)

Sampel + H2SO4 p + K2Cr2O7 (hijau)

Sampel 25 + CuSO4 + NaOH (biru membentuk gel)

Page 15: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Sampel 25 + KMnO4 ungu (warna ungu

hilang, kemudian

coklat

VI. Pembahasan

Untuk mengidentifikasi suatu sampel secara kualilatif ada beberapa

prosedur yang harus dilakukan, diantaranya yaitu uji pendahuluan, uji

kelarutan, fluoresensi, uji nyala api, pirolisa, reaksi warna, reaksi

penggolongan, dan reaksi penegasan.

Sebelum identifikasi sampel dari suatu campuran obat terlebih

dahulu harus dilakukan pemisahan. Supaya matriks tidak mengganggu

reaksi.

Sampel 25, mempunyai bentuk makroskopik serbuk berwarna

putih, putih tulang, kristal, tidak berbau, rasa asam dan pahit.

Setelah organoleptik dari zat yang akan diidentifikasi diketahui,

selanjutnya dilihat kelarutannya. Sampel tersebut, larut dalam air, asam,

basa, atau dalam pelarut organik. Dari kelarutan sampel dalam pelarut

tertentu, kita dapat membuat hipotesis.

Sampel 25, bentuk kristal larut dalam air, asam, basa, dan pelarut

organic. Sampel bentuk serbuk berwarna putih sukar larut dalam air, larut

dalam asam dan basa, sukar larut dalam pelarut oganik. Sampel bentuk

serbuk putih tulang ada yang larut dalam air, ada yang tidak larut dalam

air, pelarut organik dan ada yang tidak, larut dalam asam dan pelarut

organik, dan tidak larut dalam basa.

Selanjutnya dilakukan uji penggolongan. Berdasarkan uji

penggolongan sampel nomor 25 merupakan golongan alkaloid,

antihistamin, dan vitamin.

Page 16: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Pengujian yang terakhir, yaitu uji penegasan. Uji penegasan

dilakukan untuk lebih meyakinkan dalam memberikan kesimpulan. Uji

penegasan merupakan uji yang spesifik untuk masing-masing zat.

Berdasarkan uji penegasan, sampel nomor 25 merupakan teofilin,

vitamin C, CTM, dan kofein. Seharusnya sampel nomor 34 merupakan

teofilin, vitamin C, vitamin K, dan efedrin HCl. Hasil reaksi kimia untuk

masing-masing uji penegasan menunjukkan reaksi positif untuk teofilin,

vitamin C, CTM, dan kofein. Kesalahan terjadi karena hasil reaksi

terutama yang menghasilkan warna memberikan warna-warna yang

hampir dekat, sehingga praktikan salah dalam memberikan kesimpulan.

Teofilin

Struktur teofilin

Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma

dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi

akut pada penyakit paru obstruktif kronik. Teofilin dapat meningkatkan

resiko efek samping jika digunakan bersamaan dengan agonis reseptor

beta, seperti munculnya hipokalemia. Teofilin dimetabolisme oleh hati.

Pada pasien perokok atau gangguan fungsi hati dapat menyebabkan

perubahan kadar teofilin dalam darah. Kadar teofilin dalam darah dapat

meningkat pada gagal jantung, sirosis, infeksi virus dan pasien lanjut usia.

Kadar teofilin dapat menurun pada perokok, pengkonsumsi alkohol, dan

obat-obatan yang meningkatkan metabolisme di hati.

Teofilin mempunyai bentuk serbuk hablur, putih, tidak berbau,

pahit, mantap di udara. Teofilin larut dalam lebih kurang 180 bagian air,

lebih mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian

Page 17: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

bagian etanol (95%)P, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida, dan

dalam ammonia encer P. (FI EDISI III, 1979)

Dalam pemeriksaan teofin terdeteksi dengan reaksi cuprifil.

Teofilin akan membentuk kompleks Cu berbentuk seperti gel pada saat

direaksikan dengan CuSO4 dan NaOH.

Vitamin C

Struktur vitamin C

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini

juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.

.Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal

berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain

sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan,

seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.

Vitamin (asam askorbat) berbentuk serbuk atau hablur,putih atau

agak kuning, tidak berbau, rasa asam, oleh pengaruh cahaya lambat laun

menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat

teroksidasi. Vitamin C mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam

benzene P. (FI EDISI III, 1979)

Page 18: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Dalam pemeriksaan vitamin C terdeteksi dengan reaksi dengan

KMnO4. Vitamin C dapat mereduksi KMNO4. Warna KMNO4 yang

berwarna ungu akan hilang dan lama-kelamaan larutan akan menjadi

coklat. Vitamin C juga dapat mereduksi fehling A dan fehling B. hasil

reduksinya membentuk endapan merah bata.

Kofeina

Kofeina mempunyai bentuk serbuk atau hablur bentuk jarum

mengkilat biasanya menggumpal, putih, tidak berbau, rasa pahit. Kofeina

agak sukar larut dalam air, dan dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam

kloroform P, sukar larut dalam eter P. (FI EDISI III, 1979)

Sampel 25 diduga mengandung kofeina karena memberikan hasil

positif dengan reaksi cuprifil menghasilkan warna hijau. Hasil analisis

tidak sesuai dengan data sebenarnya. Sampel nomor 25 tidak mengandung

kaffeina.

CTM

Sampel 25 diduga mengandung CTM karena memberikan hasil

positif pada saat direaksikan dengan H2SO4 dengan K2Cr2O7 menghasilkan

Page 19: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

warna hijau. Hasil analisis tidak sesuai dengan data sebenarnya. Sampel

nomor 25 tidak mengandung CTM.

Efedrin HCl

OH

NH

H

Cl

ephedrine HCl

. Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra

yang biasa tumbuh di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau

sepanjang tahun dan biji keringnya digunakan sebagai obat. Efedrin

biasanya digunakan sebagai obat asma dan penurun berat badan. Efedrin

dijual dalam bentuk garam hidroklorida dan sulfat. Efedrin pertama kali

diisolasi dari tanaman Ephedra vulgaris pada tahun 1885 oleh Nagayoshi

Nagai.

Sampel 25 diduga tidak mengandung efedrin HCl karena memberikan

hasil negative dengan reaksi cuprifil. Efedrin akan menghasilkan warna

ungu dengan reaksi cuprifil. Sampel 25 menghasilkan warna hijau dengan

reaksi cuprifil.

Vitamin K

Page 20: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan

Bahasa DenmarkMmerujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan

hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasi dari berbagai

macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah. Secara kimia

vitamin ini adalah turunan 2-metil-1,4-naftokuinona. Vitamin K bersifat

tahan panas, tetapi akan segera rusak apabila terpapar senyawa asam, basa,

dan cahaya matahari.

Pada manusia, vitamin K didapat dari nutrisi asupan makanan dan

mikroflora pada saluran pencernaan. Di dalam hati, vitamin K dibutuhkan

untuk mengaktivasi protrombin dengan reaksi karboksilasi gugus Glu pada

residu protein prekursornya. Asam glutamat yang mengalami reaksi

karboksilasi akan berubah menjadi asam karboksiglutamat gamma.

Vitamin K berbentuk serbuk hablur, kuning cerah, bau khas lemah,

oleh pengaruh cahaya warna menjadi coklat muda. Vitamin K praktis tidak

larut dalam air, agak sukar larut dalam kloroform P, dan dalam etanol (95%)

P, larut dalam benzene P, dan dalam minyak nabati. (FI EDISI III, 1979)

Sampel 25 diduga tidak mengandung vitamin K karena memberikan

hasil negative pada saat direaksikan dengan H2SO4 p dan HNO3 p. Vitamin

K bereaksi dengan H2SO4 p menghasilkan warna kuning coklat. Sampel 25

menghasilkan bening dengan H2SO4 p. Vitamin K bereaksi dengan HNO3 p

menghasilkan warna kuning. Sampel 25 menghasilkan warna jingga dengan

HNO3 p

Page 21: 93625593-31108066-3b-Tri-Ratna-Rejeki

VII. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji organoleptik, uji kelarutan, uji golongan, dan uji

penegasan.

a. Sampel 25 merupakan golongan alkaloid dan vitamin.

b. Sampel 25 merupakan teofilin, efedrin HCl, vitamin C, dan vitamin K.

VIII. Daftar Pustaka

Farmakope Indonesia Edisi III.1979. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Ibrahim, Selamet(1983) Cara Cepat Identifikasi Obat. Bandung : ISFI

JABAR

Wikipedia (2010) efedrin HCl [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/efedrin HCl. [29 Desember 2010]

Wikipedia (2010) kofeina [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/kofeina.[29 Desember 2010]

Wikipedia (2010) teofilin [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/teofilin.[29 Desember 2010]

Wikipedia (2010) vitamin C [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/vitamin C. [28 Desember 2010]

Wikipedia (2010) vitamin K [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/vitamin K. [28 Desember 2010]