9. integrasi numerik

33
METODE NUMERIK 9. INTEGRASI NUMERIK

Upload: jefry-jansen

Post on 19-Jan-2016

280 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9. Integrasi Numerik

METODE NUMERIK

9. INTEGRASI NUMERIK

Page 2: 9. Integrasi Numerik

TUJUAN

- Mahasiswa memahami arti Integrasi Numerik

- Mahasiswa memahami penggunaan Integrasi Numerik

- Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah menghitung Integrasi Numerik

Page 3: 9. Integrasi Numerik

Materi Integrasi Numerik

1. Pengertian Integrasi Numerik2. Metode:

- Metode Trapesium- Metode Trapesium Dengan Banyak

Bias- Metode Simpson- Metode Kuadratur

Page 4: 9. Integrasi Numerik

INTEGRASI NUMERIK Umum

Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk :

(6.1)

Dan merupakan integral suatu fungsi f(x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi

adalah dari x = a dan x = b. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.1 dan persamaan 6.1

yang dimaksud dengan integral nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f(x) dan

sumbu x, serta antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analistis, persamaan 6.1 dapat

diselesaikan menjadi :

𝐼= ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯ሻ 𝑑π‘₯π‘π‘Ž

ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯π‘π‘Ž = ሾ𝐹ሺπ‘₯αˆ»αˆΏπ‘π‘Ž = πΉαˆΊπ‘Žαˆ»βˆ’ 𝐹(𝑏)

Page 5: 9. Integrasi Numerik

Integral numerik apabila :

1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analistis

2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analistis, tetapi secara numerik dalam

bentuk angka.

Metoda integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada

hitungan perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan mendekati fungsi yang

diintegralkan dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasar data tersedia. Bentuk paling

sederhana adalah apabila tersedia dua titk data yang dapat dibentuk fungsi polinomial order

satu yang merupakan garis lurus (linier). Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal

dengan metode trapesium.

Page 6: 9. Integrasi Numerik

a b

F1(x)

F(x)

y

x a b c

F(c)

F(x)F(b)

F(a)

y

x

a b

F2(x)F(x)

y

x

Gambar 6.2 metode integrel numerik

Page 7: 9. Integrasi Numerik

Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode trapesium.

Dengan pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan luas bidang yang diarsir

(gambar 6.2) sedang kesalahan.nya sama dengan luas bidang yang tidak diarsir.

Apabila hanya terdapat dua data f(a) dan f(b) hanya bisa dibentuk satu trapesium,

dan cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika tersedia lebih dari dua data dapat

dilakukan pendekatan dengan lebih dari satu trapesium,dan luas total adalah jumlah dari

trapesium-trapesium yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias.

Seperti terlihat dalam gambar 6.2.b. Dangan tiga data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas

kedua trapesium (bidang yang diarsir) adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil

pendekatan ini lebih baik daripaada pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih

banyak trapesium hasilnya akan lebih baik.

Page 8: 9. Integrasi Numerik

Metode Trapesium

Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan

persamaan polinominal orde satu. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi f(x)

digantikan oleh garis lurus.

seperti terlihat dalam gambar 6.2. luasan bidang dibawah fungsi f(x) antara x=a

dan x=b didekati oleh luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang

menghubungkan f(a) dan f(b) dan sumbu x serta antara x=a dan x=b.pendekatan dilakukan

dengan satu pias (trapesium). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi

rerata, yang berbentuk :

(6.2)𝐼= (π‘βˆ’ π‘Ž)π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ 𝑓(𝑏)2

Page 9: 9. Integrasi Numerik

Seperti terlihat dalam gambar 6.3, penggunaan garis lurus untuk mendekati garis

lengkung menyebabkan terjadinya kesalahan sebesar luasan yang tidak diarsir.

Besarnya kesalahan yang terjadi dapat diperkirakan dari persamaan berikut :

Dengan ΞΎ adalah titik yang terletak didalam interval a dan b.

𝐸= βˆ’ 112π‘“β€²β€²αˆΊπœ‰αˆ»(π‘βˆ’ π‘Ž) (6.3)

a b

y

x

F(x)

F(a)

F(b)

Gambar 6.3 metode trapesium

Page 10: 9. Integrasi Numerik

Contoh 1

Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung

Penyelesaian

Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analistis :

Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan (6.2):

𝐼= ࢱ𝑒π‘₯𝑑π‘₯.40

𝐼= ࢱ𝑒π‘₯𝑑π‘₯= αˆΎπ‘’π‘₯ሿ40 = αˆΊπ‘’4 βˆ’ 𝑒0ሻ= 53,59815040

𝐼= αˆΊπ‘βˆ’ π‘Žαˆ»π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»2 = ሺ4βˆ’ 0αˆ»π‘’0 + 𝑒42 = 111,1963

Page 11: 9. Integrasi Numerik

Untuk mengutahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan numerik

dibandingkan dengan hitungan analistis. Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah

Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan

sangat besar (lebih dari 100%)

ℇ = 53,598150 βˆ’ 111,196353,598150 Γ— 100% = βˆ’107,46%

Page 12: 9. Integrasi Numerik

Metode Trapesium Dengan Banyak Pias

dari contoh 1 terlihat bahwa pendekatan dengan menggunakan satu pias

(trapesium) menimbulkan kesalahan yang sangat besar. Untuk mengurangi kesalahan yang

terjadi maka kurva lengkung didekati oleh sejumlah garis lurus, sehingga terbentuk banyak

pias (gambar 6.4). Luas bidang adalah jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil

pias yang digunakan, hasil yang didapat semakin teliti.

Dalam gambar 6.4 panjang tiap pias adalah βˆ†x. Apabila terdapat n pias, berarti

panjang masing-masing pias adalah :βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Žπ‘›

x0=a x1 x2 x3 xn-3 xn-2 xn-1 x0=b

y

x

Gambar 6.4. metode trapesium dengan banyak pias

Page 13: 9. Integrasi Numerik

Batas-batas pias diberi notasi :

x0 = a, x1, x2. . . . . . ,xn = b

Integral total dapt ditulis dalam bentuk :

Subtitusi persamaan (6.2) ke dalam persamaan (6.4) akan didapat :

Atau :

Atau :

𝐼= ΰΆ± π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯+ ΰΆ± π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯+π‘₯2π‘₯1

π‘₯1π‘₯0

……………+ ΰΆ± π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯π‘₯𝑛π‘₯π‘›βˆ’1

(6.4)

𝐼= βˆ†π‘₯𝑓(π‘₯1) + 𝑓(π‘₯0)2 + βˆ†π‘₯𝑓(π‘₯2) + 𝑓(π‘₯1)2 + …………+ βˆ†π‘₯𝑓(π‘₯𝑛) + 𝑓(π‘₯π‘›βˆ’1)2

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘₯0ሻ+ 2 π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ 𝑓π‘₯𝑛)]π‘›βˆ’1𝑖=1

(6.5)

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 2 π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»]π‘›βˆ’1𝑖=1

(6.6)

Page 14: 9. Integrasi Numerik

Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan banyak pias adalah :

Yang merupakan kesalahan orde dua. Apabila kesalahan tersebut diperhitungkan dalam

perhitungan integral, maka akan didapat hasil yang lebih teliti.

Bentuk persamaan trapesium dengan memperhitungkan koreksi adalah :

Untuk kebanyakan fungsi, bentuk dapat didekati oleh :

Subtitusi persamaan (6.9) kedalam persamaan (6.8) didapat :

𝐸𝑑 = βˆ’βˆ†π‘₯212 αˆΊπ‘βˆ’ π‘Žαˆ»π‘“β€²β€²(π‘₯𝑖) (6.7)

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 2 𝑓(π‘₯𝑖)] βˆ’ βˆ†π‘₯212 αˆΊπ‘βˆ’ π‘Žαˆ»π‘“β€²β€²(πœ‰) βˆ’ 𝑂(βˆ†π‘₯4)π‘›βˆ’1𝑖=1

𝑓′′(ΞΎ)

π‘“β€²β€²αˆΊΞΎαˆ»= π‘“β€²αˆΊπ‘αˆ»βˆ’ 𝑓′(π‘Ž)π‘βˆ’ π‘Ž

(6.8)

(6.9)

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 2 𝑓(π‘₯𝑖)] βˆ’ βˆ†π‘₯212 [π‘“β€²αˆΊπ‘αˆ»βˆ’ 𝑓′(π‘Ž)]π‘›βˆ’1𝑖=1

(6.10)

Page 15: 9. Integrasi Numerik

Contoh 2

Gunakan metode trapesium empat pias dengan lebar pias adalah βˆ†x=1 untuk menghitung :

Penyelesaian :

Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah :

Luas bidang dihitung dengan persamaan (6.6) :

𝐼= ΰΆ± 𝑒π‘₯𝑑π‘₯40

βˆ†π‘₯= (π‘βˆ’ π‘Ž)𝑛 = (4βˆ’ 0)4 = 1

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 2 π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»]π‘›βˆ’1𝑖=1

= 12αˆΎπ‘’0 + 𝑒4 + 2αˆΊπ‘’1 + 𝑒2 + 𝑒3ሻሿ= 57,991950

Page 16: 9. Integrasi Numerik

Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :

Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, maka integral dihitung dengan

persamaan (6.10). Dalam persamaan tersebut koreksi ujung mengandung turunan pertama dari

fungsi. Apabila f(x) = ex turunan pertamanya adalah f’= ex, sehingga :

= 57,991950 - 4,466513 = 53,525437

Kesalahan relatif terhadap nilai eksak :

πœ€= 53,598150βˆ’ 57,99195053,598150 Γ— 100% = βˆ’8,2%

𝐼= βˆ†π‘₯2 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 2 𝑓(π‘₯𝑖)] βˆ’ βˆ†π‘₯212 [π‘“β€²αˆΊπ‘αˆ»βˆ’ 𝑓′(π‘Ž)]π‘›βˆ’1𝑖=1

= 12αˆΎπ‘’0 + 𝑒4 + 2αˆΊπ‘’1 + 𝑒2 + 𝑒3αˆ»αˆΏβˆ’ 112αˆΊπ‘’4 βˆ’ 𝑒0ሻ= 57,991950

πœ€= 53,598150 βˆ’ 53,52543753,598150 Γ— 100% = 0,14%

Page 17: 9. Integrasi Numerik

Metode simpson

Disamping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih kecil, cara

lain untuk mendapatkan perkiraan yang lebihtinggi untuk menghubungkan titik-titik data.

Misalnya, apabila ada suatu titik tambahn diantara f(a) dan f(b), maka ketiga titik dapat

dihubungkan dengan fungsi parabola (Gambar 6.5.a). Apabila terdapat dua titik tambahan

dengan jarak yang sama anatara f(a) dan f(b), maka keempat titik tersebut dapat dihubungkan

dengan polinomial orde tiga (Gambar 6.5.b). Rumus yang dihasilkan oleh integral di bawah

polinomial tersebut dikenal dengan metode aturan simpson.

a b a b

y y

x x(a) (b)Gambar 6.5. aturan Simpson

Page 18: 9. Integrasi Numerik

Aturan simpson 1/3

Di dalam aturan simpson 1/3 digunakan aturan polinomial orde dua (persamaan

parabola)yang melalui titik f(xi-1) , f(xi) dan f(xi+1) untuk mendekati fungsi. Rumus simpson

dapat diturunkan berdasarkan deret taylor. Untuk itu, dipandang bentuk integral berikut ini.

Apabila bentuk tersebut dideferensialkan terhadap xi akan menjadi :

Dengan memperlihatkan gambar 6.6 dan persamaan (6.12) maka persamaan deret taylor adalah :

𝐼ሺπ‘₯ሻ= ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯π‘₯π‘Ž

πΌβ€²αˆΊπ‘₯ሻ= 𝑑 𝐼(π‘₯)𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯)

𝐼(π‘₯𝑖+1) = 𝐼ሺπ‘₯𝑖 + βˆ†π‘₯ሻ= 𝐼ሺπ‘₯π‘–αˆ»+ βˆ†π‘₯π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ βˆ†π‘₯22 π‘“β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ βˆ†π‘₯33! 𝑓′′ + βˆ†π‘₯44! π‘“β€²β€²β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ 𝑂(βˆ†π‘₯5)

𝐼ሺπ‘₯π‘–βˆ’1ሻ= 𝐼ሺπ‘₯𝑖 βˆ’ βˆ†π‘₯ሻ= 𝐼ሺπ‘₯π‘–αˆ»βˆ’ βˆ†π‘₯π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»βˆ’ βˆ†π‘₯22 π‘“β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»βˆ’ βˆ†π‘₯33! 𝑓′′ βˆ’ βˆ†π‘₯44! π‘“β€²β€²β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»βˆ’ 𝑂(βˆ†π‘₯5)

(6.11)

(6.12)

(6.13)

(6.14)

Page 19: 9. Integrasi Numerik

Seperti terlihat dalam Gambar 6.6 nilai I (xi+1) adalah luasan di bawah fungsi f(x)

anatara batas a dan xi+1. Sedangkan nilai I (xi-1) adalah luasan antara batas a dan xi-1. Dengan

demikian luasan di bawah fungsi antara batas x i-1 dan xi+1 yaitu (Ai ) adalah luasan I (xi+1)

dikurangi I (xi-1) atau persamaan (6.13) dikurangi (6.14).

Ai = I(xi+1) – (xi-1)

Atau

a xi-1 xi xi+1

f(x)

x

f(x)

I(xi-1)I(xi+1)

Gambar 6.6. Penurunan metode simpson

𝐴𝑖 = 2βˆ†π‘₯π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ βˆ†π‘₯33 π‘“β€²β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ 𝑂(βˆ†π‘₯5)

Page 20: 9. Integrasi Numerik

Nilai f’’(xi) ditulis dalam bentuk differensial terpusat :

Kemudian bentuk di atas disubtitusikan ke dalam persamaan (6.15). Untuk

memudahkan penulisan, selanjutnya notasi f(x i) ditulis dalam bentuk fb sehingga persamaan

(6.15) menjadi :

Atau :

Persamaan (6.16) dikenal dengan metode Simpson 1/3. Diberi tambahan nama 1/3

karena βˆ†x dibagi dengan 3. Pada pemakaian satu pias,

π‘“β€²β€²αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»= π‘“αˆΊπ‘₯π‘–βˆ’1αˆ»βˆ’ 2π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ 𝑓(π‘₯𝑖+1)βˆ†π‘₯2 + 𝑂(βˆ†π‘₯2)

𝐴𝑖 = 2βˆ†π‘₯𝑓𝑖 + βˆ†π‘₯3 (π‘“π‘–βˆ’1 βˆ’ 2𝑓𝑖 + 𝑓𝑖+1) + βˆ†π‘₯33 π‘‚αˆΊβˆ†π‘₯2ሻ+ 𝑂(βˆ†π‘₯5)

𝐴𝑖 = βˆ†π‘₯3 αˆΊπ‘“π‘–βˆ’1 + 4𝑓𝑖 + 𝑓𝑖+1ሻ+ 𝑂(βˆ†x5) (6.16)

βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Ž2

Page 21: 9. Integrasi Numerik

Sehingga persamaan (6.16) dapat ditulis dalam bentuk :

Dengan titik c adalah titik tengah antara a dan b

Kesalahan pemotongan yang terjadi dari metode Simpson 1/3 untuk satu pias adalah :

Oleh karena , maka :

𝐴𝑖 = π‘βˆ’ π‘Ž6 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ 4π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»]

𝐸𝑑 = βˆ’ 190βˆ†π‘₯5𝑓′′′′ (ΞΎ)

βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Ž2

𝐸𝑑 = βˆ’(π‘βˆ’ π‘Ž)52880 𝑓′′′′ (ΞΎ)

Page 22: 9. Integrasi Numerik

Contoh 3

Hitung dengan aturan simpson 1/3

Penyelesaian :

Dengan menggunakan persmaan (6.17) maka luas bidang adalah :

Kesalahan terhadap nilai eksak :

Terlihat bahwa pada pemakaian satu pias, metode Simpson 1/3 memberikan hasil

lebih baik dari rumus trapesium.

𝐼= ࢱ𝑒π‘₯𝑑π‘₯.40

𝐴𝑖 = π‘βˆ’ π‘Ž6 αˆΎπ‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ 4π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»αˆΏ= 4βˆ’ 06 αˆΊπ‘’0 + 4𝑒2 + 𝑒4ሻ= 56,7696

𝐸𝑑 = 53,598150 βˆ’ 56769653,598150 Γ— 100% = 5,917%

Page 23: 9. Integrasi Numerik

Aturan Simpson 1/3 dengan banyak pias

Seperti dalam metode trapesium, metode simpson dapat diberikan dengan

membagi luasan dalam sejumlah pias dengan panjang interval yang sama :

Dengan n adalah jumlah pias.

βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Žπ‘›

a 1 2 3 4 5 n-1 b

A1 A3 A5 An-1

f(x)

x

f(x)

Gambar 6.7. MetodeSimpson dengan banyak pias

Page 24: 9. Integrasi Numerik

Luas total diperoleh dengan menjumlahkan semua pias, seperti terlihat dalam gambar 6.7

Dalam metode simpson ini jumlah interval adalah genap. Apabila persamaan (6.16)

disubtitusikan ke dalam persamaan (6.18) akan diperoleh :

Atau :

Seperti terlihat dalam gambar (6.7) dalam penggunaan metode simpson dengan

banyak pias ini jumlah interval adalah genap. Dalam persamaan (6.19) suku 4βˆ‘f(x i) adalah

untuk nilai i ganjil (i=1,3,5,....), sedang 2βˆ‘f(xi) adalah untuk nilai i genap (i=2,4,6,....).

Perkiraan kesalahan yang terjadi pada aturan simpson untuk banyak pias adalah :

ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯= 𝐴1 + 𝐴3 + ………+ π΄π‘›βˆ’1𝑏

π‘Ž (6.18)

ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯= βˆ†π‘₯3 αˆΊπ‘“0 + 4𝑓1 + 𝑓2ሻ+ βˆ†π‘₯3 (𝑓2 + 4𝑓3 + 𝑓4 + ………+ βˆ†π‘₯3 (π‘“π‘›βˆ’2 + 4π‘“π‘›βˆ’1 + 𝑓𝑛)π‘π‘Ž

ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯= βˆ†π‘₯3 [π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ π‘“αˆΊπ‘αˆ»+ 4 π‘“αˆΊπ‘₯π‘–αˆ»+ 2 𝑓(π‘₯𝑖)]π‘›βˆ’2𝑖=2

π‘›βˆ’1𝑖=1

π‘π‘Ž

πΈπ‘Ž = βˆ’(π‘βˆ’ π‘Ž)5180𝑛4 𝑓′′′′

Page 25: 9. Integrasi Numerik

Dengan f’’’’ adalah rerata dari turunan keempat untuk setiap interval.

Contoh 4

Hitung dengan metode Simpson dengan βˆ†x=1

Penyelesaian :

Dengan menggunakan persamaan (6.19) maka luas bidang adalah :

Kesalahan nilai eksak :

ࢱ𝑒π‘₯𝑑π‘₯40

𝐼= 13αˆΎπ‘’0 + 𝑒4 + 4αˆΊπ‘’1 + 𝑒3ሻ+ 2𝑒2ሿ= 53,863846

𝐸𝑑 = 53,598150 βˆ’ 53,86384653,598150 Γ— 100% = 0,5%

Page 26: 9. Integrasi Numerik

Metode Simpson 3/8

Metode simpson 3/8 diturunkan dengan menggunakan persamaan polinomial orde tiga yang

mempunyaiempat titik

Dengan cara yang sama seperti dalam penurunan aturan simpson 1/3, akhirnya diperoleh :

Dengan :

Persamaan (6.20) disebut dengan metode Simpson 3/8 karena βˆ†x dikalikan dengan 3/8.

metode Simpson 3/8 dapat juga ditulis dalam bentuk :

𝐼= ΰΆ±π‘“αˆΊπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯β‰ˆ ࢱ𝑓3ሺπ‘₯αˆ»π‘‘π‘₯π‘π‘Ž

π‘π‘Ž

𝐼= 3βˆ†π‘₯8 [π‘“αˆΊπ‘₯0ሻ+ 3π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 3π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ+ π‘“αˆΊπ‘₯3ሻ]

βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Ž3

𝐼= (π‘βˆ’ π‘Ž) [π‘“αˆΊπ‘₯0ሻ+ 3π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 3π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ+ 𝑓(π‘₯3)8

(6.20)

(6.21)

Page 27: 9. Integrasi Numerik

Metode Simpson 3/8 mempunyai kesalahan pemotongan sebesar :

Mengingat , maka :

Contoh 5

Dengan aturan simpson 3/8 hitung . Hitung integral tersebut dengan menggunakan

gabungan dari metode simpson 1/3 dan 3/8, apabila digunakan lima pias dengan βˆ†x=0,8

Penyelesaian :

a. Metode simpson 3/8 dengan satu pias.

Intgral dihitung dengan persamaan (6.21) :

𝐸𝑑 = βˆ’ 380βˆ†π‘₯3𝑓′′′′ (ΞΎ)

βˆ†π‘₯= π‘βˆ’ π‘Ž3

𝐸𝑑 = βˆ’(π‘βˆ’ π‘Ž)56480 𝑓′′′′ (ΞΎ)

(6.22.a)

(6.22.b)

ࢱ𝑒π‘₯𝑑π‘₯40

𝐼= ሺ4βˆ’ 0ሻ(𝑒0 + 3𝑒1,3333 + 3𝑒2,6667 + 𝑒4)8 = 55,07798

Page 28: 9. Integrasi Numerik

Besarnya kesalahan adalah :

b. Apabila digunakan lima pias, maka data untuk kelima pias tersebut adalah :

Integral untuk dua pias pertama dihitung dengan metode simpson 1/3 (persamaan 6.17)

Tiga pias terakhir digunakan aturan Simpson 3/8 :

Integral total adalah jumlah dari kedua hasil di atas :

ℇ = 53,598150 βˆ’ 55,0779853,598150 Γ— 100% = βˆ’2,761%

π‘“αˆΊ0ሻ= 𝑒0 = 1 π‘“αˆΊ0,8ሻ= 𝑒0,8 = 2,22554 π‘“αˆΊ1,6ሻ= 𝑒1,6 = 4,95303

π‘“αˆΊ2,4ሻ= 𝑒2,4 = 11,02318

π‘“αˆΊ3,2ሻ= 𝑒3,2 = 24,53253 π‘“αˆΊ4ሻ= 𝑒4 = 54,59815

𝐼= 1,66 ሺ1+ 4Γ— 2,22554 + 4,95303ሻ= 3,96138

𝐼= 2,4(4,95303 + 3Γ— 11,02318 + 3Γ— 24,53253 + 54,59815)8 = 49,865549

ℇ = 53,598150 βˆ’ 53,82687353,59815 Γ— 100% = βˆ’0,427

Page 29: 9. Integrasi Numerik

Integral dengan panjang pias tidak sama

Di dalam praktek sering dijumpai suatu keadaan dimana diperlukan pembagian

pias dengan panjang tidak sama, seperti terlihat dalam gambar6.8. pada kurva yang

melengkung dengan tajam diperlukan jumlah pias yang lebih banyak sehingga panjang pias

lebih kecil dibanding dengan pada kurva yang relatif datar.

Gambar 6.8. Integral dengan panjang pias tidak sama

X0 X1 X2 Xn

y

x

Page 30: 9. Integrasi Numerik

Diantara beberapa aturan yang telah dibicarakan, yang digunakan untuk keadaan

ini adalah metode trapesium dengan banyak pias, dan bentuk persamaannya adalah :

dengan :

Metode Kuadratur

Dimana dalam metode trapesium dan simpson, fungsi yang diintegralkan secara

numerik terdiri dari dua bentuk yaitu tabel data atau fungsi. Didalam metode kuadratur,

terutama yang akan dibahas dalam sub bab ini adalah metode Gauss Kuadatur, data yang

diberikan berupa fungsi.

Pada aturan trapesium dan simpson, integral didasarkan pada nilai-nilai diujung-

ujung pias. Seperti tampak dalam Gambar 6.9.a. Metode trapesium didasarkan pada luasan

dibawah garis lurus yang menggambarkan nilai-nilai dari fungsi pada ujung-ujung interval

integrasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung luasan adalah :

𝐼=βˆ†π‘₯1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+𝑓(π‘₯0)2 +βˆ†π‘₯2π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ+𝑓(π‘₯1)2 + ………..+βˆ†π‘₯𝑛 ሺπ‘₯π‘›αˆ»+ (π‘₯π‘›βˆ’1)2

βˆ†π‘₯𝑖 = π‘₯π‘–βˆ’π‘₯𝑖 βˆ’ 1

𝐼= (π‘βˆ’ π‘Ž) π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ 𝑓(𝑏)2 (6.24)

(6.23)

Page 31: 9. Integrasi Numerik

Dengan a dan b adalah batasan integrasi dan (b-a) adalah lebar dari interval integrasi. Karena

metode trapesium harus melalui titik-titik ujung, maka seperti terlihat dalam gambar 6.9.a.

Rumus trapesium memberikan kesalahan cukup besar.

Dalam metode trapesium, persamaan integral seperti diberikan oleh persamaan (6.24) dapat

ditulis dalam bentuk :

dengan c adalah konstanta. Dari persamaan tersebut akan dicari koefisien c1 dan c2

(a) (b)

f(x) f(x)

x x

Gambar 6.9. bentuk grafis metode trapesium dan Gauss Kuadratur

𝐼= 𝑐1π‘“αˆΊπ‘Žαˆ»+ 𝑐2𝑓(𝑏) (6.25)

Page 32: 9. Integrasi Numerik

Seperti halnya dengan metode trapesium, dalam metode gauss kuadratur juga akan dicari

koefisien-koefisien dari persamaan yang berbentuk :

Dalam hal ini variabel x1 dan x2 adalah tidak tetap, dan akan dicari, seperti terlihat dalam

Gambar 6.10

𝐼= 𝑐1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 𝑐2𝑓(π‘₯2) (6.26)

f(x1)

f(x)f(x2)

-1 x1 x2 1

π‘“αˆΊπ‘₯ሻ= π‘₯3:𝑐1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 𝑐2)π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ= ΰΆ±π‘₯3𝑑π‘₯= 0 = 𝑐1π‘₯13 + 𝑐2π‘₯231

βˆ’1

π‘“αˆΊπ‘₯ሻ= π‘₯2:𝑐1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 𝑐2)π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ= ΰΆ±π‘₯2𝑑π‘₯= 23 = 𝑐1π‘₯12 + 𝑐2π‘₯221

βˆ’1

Page 33: 9. Integrasi Numerik

Sehingga didapat sistem persamaan :

π‘“αˆΊπ‘₯ሻ= π‘₯:𝑐1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 𝑐2)π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ= ΰΆ±π‘₯𝑑π‘₯= 0 = 𝑐1π‘₯1 + 𝑐2π‘₯21

βˆ’1

π‘“αˆΊπ‘₯ሻ= 1:𝑐1π‘“αˆΊπ‘₯1ሻ+ 𝑐2)π‘“αˆΊπ‘₯2ሻ= ΰΆ±π‘₯𝑑π‘₯= 2 = 𝑐1 + 𝑐21

βˆ’1

𝑐1π‘₯13 + 𝑐2π‘₯23 = 0 𝑐1π‘₯12 + 𝑐2π‘₯22 = 23 𝑐1π‘₯1 + 𝑐2π‘₯2 = 0 𝑐1 + 𝑐2 = 2