88413459-lp-snnt-kariadi-a2-firdaus-dwi-k.pdf

7
Defenisi Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid. Toksik dan non toksik merujuk pada ada tidaknya kelainan fisiologi seperti hipertiroidisme. Nodusa atau diffusa merupakan gambaran anatomi struma. Struma nodusa non toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid berbatas jelas yang tanpa disertai dengan hipertiroidisme. Etiologi Penyebab kelainan ini bermacam-macam. Pada setiap orang dapat dijumpai masa dimana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi atau stres lain. Pada msa tersebut dapat ditemui hiperplasia dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia (Mansjoer, 2001). Penyebab struma nodusa non toxic antara lain (Lee, 2004) : 1. Kekurangan iodium Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism. 2. Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun 3. Goitrogen : Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara. Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar. 4. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid

Upload: vianna-queen

Post on 05-Dec-2014

186 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

sindroma nodusa non toksik

TRANSCRIPT

Page 1: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

Defenisi

Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid. Toksik dan non toksik merujuk pada ada

tidaknya kelainan fisiologi seperti hipertiroidisme. Nodusa atau diffusa merupakan

gambaran anatomi struma. Struma nodusa non toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid

berbatas jelas yang tanpa disertai dengan hipertiroidisme.

Etiologi

Penyebab kelainan ini bermacam-macam. Pada setiap orang dapat dijumpai masa

dimana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pertumbuhan, pubertas,

menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi atau stres lain. Pada msa tersebut

dapat ditemui hiperplasia dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan

nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan

berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia (Mansjoer, 2001).

Penyebab struma nodusa non toxic antara lain (Lee, 2004) :

1. Kekurangan iodium

Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50

mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d

dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.

2. Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit

tiroid autoimun

3. Goitrogen :

Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide,

expectorants yang mengandung yodium

Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol

berasal dari tambang batu dan batubara.

Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina,

brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam

rumput liar.

4. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid

Page 2: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

5. Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak

mengakibatkan nodul benigna dan maligna

Pathway

Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan

hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi

darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.

Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan

hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam

pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis

mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-

sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel,

dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium

maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih

besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram.

Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa

hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium,

gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma non toksik (struma endemik).

Pembesaran Kelenjar

Tiroid

Masa pertumbuhan, pubertas, laktasi,

menstruasi, kehamilan, infeksi

Kerja kelenjar

tiroid dipacu

Tanpa

hipertiroid

Kebutuhan tiroksin

meningkat

Goitrogen

Menghambat

sintesa hormon

Page 3: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

Tanda dan Gejala

Tanda :

1. Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat

2. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin

3. Batas jelas

4. Konsistensi kenyal sampai keras

Gejala :

1. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan

gangguan pada respirasi

2. Esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.

3. Biasanya tanpa nyeri

Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara

keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan

masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan

fisik meliputi :

1. Aktivitas dan latihan : kelelahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, letargi

2. Istirahat dan tidur : Insomnia

3. Eliminasi : klien mengalami konstipasi

4. Stres dan Koping : mengalami stres baik emosional maupun fisik, emosi

labil, depresi.

5. Nutrisi dan Cairan : kehilangan berat badan yang mendadak, sensasi sussh

menelan, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan,

mual dan muntah, asupan Iodium (garam, makanan laut) rendah

6. Nyeri/Kenyamanan : Nyeri tekan pada kelenjar tiroid

7. Oksigenasi : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea

8. Sistem Integritas : kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,

mengkilat dan lurus, kuku rapuh, rambut rontok.

9. Kepala dan leher : Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran

kelenjar tiroid berbatas jelas, konsistensi kenyal hingga keras

Page 4: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

Pemeriksaan Penunjang

Pencitraan

1. Foto X-Ray, didapatkan gambar hiperplasia tiroid nodular

2. USG untuk mengetahui nodular atau difus

3. Tes iodium radioaktif

Pemeriksaan Laboratorium

1. Pasien dengan struma nodular toksik akan didapatkan TSH yang rendah.

2. Tes serum T3 dan T4

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan obstruksi jalan napas: trakea

2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan

3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik

4. Resiko cidera(tetani)

Intervensi Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan obstruksi jalan napas: trakea

Posisikan pasien dengan posisi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

Monitor respirasi pasien : frekuensi, irama, kedalaman

Monitor adanya dispnea, stridor

Bersihkan sekret jika ada dengan suction atau batuk efektif

Ajarkan pasien untuk batuk efektif

2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan

Kaji nyeri dengan prinsip PQRST

Kaji respon nonverbal ketidaknyamanan

Atur kenyamanan lingkungan, kurangi faktor yang dapat memperburuk nyeri

(suhu, cahaya, kebisingan)

Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi, nafas dalam, guided imagery,

kompres dingin)

Berikan minuman sejuk untuk mengurangi nyeri

Page 5: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

Kolaborasi : analgetik

3. Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hambatan fisik

Kaji kemampuan berbicara

Anjurkan pasien untuk tidak berbicara terus-menerus

Pertahankan komunikasi sederhana, beri pertanyaan yang jawabannya ya atau

tidak

Minta bantuan keluarga dalam memahami komunikasi klien

Berdiri di depan klien saat bicara

Gunakan bahasa isyarat

4. Resiko cidera(tetani)

Pantau tanda-tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia,

disritmia, sianosis

Evaluasi refleks secara periodik, catat adanya peka rangsang

Kolaborasi:

Pantau kadar kalsium darah

Berikan obat sesuai indikasi

Page 6: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah,volume 2. Jakarta: EGC.

Doengoes et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Dotcherman dan Bulecheck. 2008. Nursing Intervention Classification, Fifth Edition.

St.Missouri: Mosby.

Lee, Stephanie L. 2004. Goiter, Non Toxic. eMedicine.

http://www.emedicine.com/med/topic919.htm.

Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III. Jakarta: Media

Aesculapius FK UI.

Rismadi. 2010. Struma. http://www.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdf.

Page 7: 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS STRUMA NODUSA NON TOXIC

Oleh:

Firdaus Dwi Kuncara G2B009027

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI

SEMARANG

2012