84 2013 sk kebijakan kewaspadaan isolasi (tidak dipakai lagi)
DESCRIPTION
hjbkTRANSCRIPT
SURAT KEPUTUSAN No. 84/13/IX/SK_DIR_Keb/2013
TENTANGKEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI
DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH
MENIMBANG : a. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan harus didukung dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan profesional khususnya dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian infeksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a sampai c, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU William Booth.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 ttg Pedoman PPI di RS dan Fas. Yankes Lainnya.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 875 / Menkes / SK / PER / VII / 2004 tentang penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 876 / Menkes / SK / PER / VII / 2004 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1204 / Menkes / SK / PER / XI / 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1087 tahun 2010 tentang Standar kesehatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
9. Keputusan Direktur RSU William Booth No. …………… Tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi.
M E M U T U S K A N :
MENETAPKAN :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU WILLIAM BOOTH
KEDUA : Kebijakan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU William
Booth sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi RSU William Booth dilaksanakan oleh Komite dan tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi .
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : SemarangPada tanggal : 13 September 2013Direktur RSU William Booth
Dr. Sri Kadarsih, MM
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSU William Booth
No. 84/13/IX/SK_DIR_Keb/2013
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSU WILLIAM BOOTH
Kebijakan Umum :
1. Pengendalian Infeksi merupakan salah satu program peningkatan mutu rumah sakit
yang diintegrasikan dalam program PMKP.
2. Program pengendalian infeksi harus mencakup seluruh unit di rumah sakit.
3. Pengendalian infeksi merupakan program kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan serta pendidikan untuk menurunkan angka kejadian
infeksi nosokomial.
4. Program Pengendalian Infeksi disetujui oleh Direktur Rumah Sakit ,wajib
disosialisasikan dan dilaksanakan oleh Team Pengendalian infeksi.
a. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi memiliki otoritas untuk meninjau,
merevisi dan merekomendasikan pelayanan disetiap area di rumah sakit.
5. Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Infeksi merupakan pedoman kerja bagi setiap
staff dalam upaya mencegah dan menurunkan kejadian infeksi di rumah sakit.
6. Pedoman dan SOP pencegahan infeksi harus disusun, disosialisasikan, dilaksanakan
dan dievaluasi secara berkala.
7. Setiap karyawan baru wajib mendapatkan materi pengendalian infeksi dalam program
orientasi.
Kebijakan khusus :
1. Menerapkan Prinsip Kewaspadaan Rutin Pengendalian infeksi seperti :
a. Kewaspadaan Standar ( Standard Precautions).
b. Kewaspadaan Tambahan ( Additional Precautions ) yaitu kewaspadaan isolasi
yang diterapkan berdasarkan penularan penyakit :
- Airborne ( udara )
- Droplet
- Kontak
2. Melakukan surveilens Infeksi Nosokomial yang meliputi :
a. Infeksi Daerah Operasi ( Surgical Site Infection ).
b. Infeksi Saluran Kemih (CaUTI).
c. Infeksi Luka infus ( Phlebitis /Blood Stream Infection ).
d. Infeksi Saluran Napas ( pemakaian ventilator ).
3. Melaksanakan Program Kesehatan Karyawan sesuai Kebijakan Rumah Sakit :
a. Skrening karyawan baru.
b. Memastikan sistem pendukung proteksi staff ditempat kerja.
c. Infection Control berkolaborasi dengan K3 dalam pemantauan , rekomendasi dan
manajemen kerahasiaan staff dengan penyakit infeksi/kronis.
4. Program Hand Hygyene di evaluasi secara terus menerus.
5. Kolaborasi dengan Komite Medis & farmasi dalam pengumpulan data , pemantauan
tren penulisan resep antibiotika dan melaporkan ke manajemen rumah sakit.
a. Memperbaharui Kebijakan pemakaian antibiotika.
b. Mengembangkan sistem edukasi pemakaian antibiotika untuk staff (hasil kultur
mikriobiologi).
6. Memastikan fasilitas dan lingkungan rumah sakit aman bagi pasien, petugas dan
pengunjung :
a. Gedung (penambahan / renovasi / rekonstruksi).
b. Pengadaan air bersih.
c. Pengadaan makanan.
d. Penatalaksanaan sampah ( padat/cair ).
e. Penatalaksanaan linen.
f. Pembersihan fasilitas & lingkungan.
g. Disinfeksi dan sterilisasi peralatan.
h. Udara dan sistem ventilasi.
i. Ruang khusus (isolasi / kamar operasi / unit perawatan intensive /
hemodialisis/dll).
7. Berperan aktif dalam investigasi terhadap kejadian KLB (kejadian Luar Biasa) yang
berhubungan dengan penyakit menular di lingkungan Rumah sakit.
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dan melaporkan secara tertulis ke manajemen :
a. Direktur.
b. Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi.
c. IPCLN.
9. Pelaksanaan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi harus dilaksanakan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
10. Program Edukasi & Pelatihan harus diselenggarakan secara berkala dan wajib diikuti
oleh staff baru dan semua staff di setiap divisi dan departemen setiap tahun.
11. Kebijakan dan Prosedur Pencegahan dan pengendalian infeksi dibuat, direvisi dan
dikembangkan dengan mengacu pada referensi nasional dan internasional (CDC
website dan organisasi lainnya).
12. Pembiayaan kegiatan PPI disesuaikan dengan program anggaran yang disetujui oleh
manajemen RS.
Ditetapkan di : SemarangPada tanggal : 13 September 2013Direktur RSU William Booth
Dr. Sri Kadarsih, MM