83226358b24a87c75e124a73df06dde0
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MODEL KERJASAMA SMK DENGAN DUNIA
USAHA/INDUSTRI (DU/DI) DALAM PEMBELAJARAN PROGRAM
PRODUKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN
Aris Budiyono, dkk.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang
efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan
kewirausahaan lulusan; (2) mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan
lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development)
melaui studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan, tahun
pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota
Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa
dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya yang
melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di
(3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran program produktif SMK dapat
dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju
oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk
meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan
penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin
kerjasama SMK dengan Du/Di; (2) Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat
adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola
yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release
namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour
release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju;
untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77%
sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model
tersebut ditanggapi secara bervariasi.
Kesimpulannya, model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif
berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah
mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job
description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme
kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6)
perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran
program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing.
Kata kunci: kerjasama SMK dengan Du/Di, pembelajaran program produktif, kewirausahaan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SMK mengacu kepada tiga
pilar pengembangan kompetensi, yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3) produktif.
Kompetensi normatif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata
pelajaran yang memuat dimensi normatif (Agama, Pancasila, PPKn); kompetensi adaptif
dikembangkan melalui kelompok mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai
adaptabilitas (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia). Sedangkan
kompetensi produktif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata diklat
produktif yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi
kewirausahaan dan kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI).
Pembelajaran program produktif merupakan unsur penting dalam sistem
penyelenggaraan pembelajaran (diklat) di SMK. Pembelajaran ini dalam penerapannya
memiliki dua ciri pokok berupa pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis
produksi. Secara umum pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran
yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan
kompetensi yang telah diprogramkan antara SMK dengan institusi pasangannya
(Du/Di). Pembelajaran berbasis produksi mengandung arti proses pembelajaran keahlian
atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar
bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai
tuntutan pasar atau konsumen.
Dalam penyelenggaraannya saat ini, pembelajaran program produktif SMK
masih terjebak pada pembekalan dan pencapaian hard skill, yakni keterampilan teknis
siswa dalam membuat/memproduksi barang atau jasa sesuai tuntutan pasar. Kecakapan
soft skill, utamanya keterampilan kewirausahaan belum diberikan pengembangan secara
optimal. Hal ini dikarenakan pengelola SMK (kepala sekolah, guru, dan komite sekolah)
belum memiliki strategi yang tepat dalam mengoptimalkan kerjasama dengan Du/Di
sebagai sarana pengembangan soft skill lulusan. Pada dasarnya potensi kerjasama antara
SMK dengan dunia usaha/industri (Du/Di) yang telah berjalan selama ini dapat didesain
sebagai wahana pengembangan soft skill utamanya pengembangan keterampilan
kewirausahaan, khususnya dalam penyelenggaraan program produktif. Namun, dalam
banyak kasus SMK belum mimiliki model kerjasama dengan Du/Di yang fokus
terhadap pengembangan kewirausahaan lulusan.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan soft skill khususnya kewirausahaan dapat terintegrasikan
dalam pembelajaran produktif di SMK ?.
2. Bagaimana potensi kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran produktif
berbasis kewirausahaan ?.
3. Bagaimana motoda dan mekanisme kerjasama dengan Du/Di dalam penyelenggaraan
program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan ?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan
Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan
kewirausahaan lulusan;
2. Mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan
SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang
lain.
II. STUDI PUSTAKA
A. Pengembangan Kewirausahaan
Kewirausahaan, menurut Tedjasutisna (2004:14) sejatinya mengandung beberapa
makna sebagai berikut: (1) kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu
aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan; (2)
kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna memperoleh peluang-peluang
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya
yang mereka kendalikan; (3) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang
lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko, serta
menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.
Dalam Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
keuntungan yang lebih besar.
Secara formal, pengembangan kewirausahaan di Indonesia sejatinya telah
memasuki masa yang cukup panjang, sekurang-kurangnya sejak dikeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 4 tahun 1995. Tujuan Inpres tersebut adalah untuk menumbuhkan
semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan.
Dengan mengacu kepada rujukan yang ada, dapat dikatakan bahwa
pengembangan kewirausahaan bagi negerasi muda, utamanya siswa sejatinya telah
memiliki landasan formal.
B. Esensi Kewirausahaan bagi Siswa SMK
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional
mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem
perekonomian yang bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi
krisis sekalipun. Untuk mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu
ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan
terhadap perubahan. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya
memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana untuk mengembangkan calon
pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya tahan terhadap
perubahan.
Belajar dari banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dalam lapangan
kerja (tahun 2007 lulusan SMK yang terserap di lapangan kerja sebesar 385.986 orang
dari 628.285 orang lulusan atau sekitar 61,43%) (Depdiknas, 2008). Jika dikaitkan
dengan lapangan kerja yang terbatas, sementara jumlah lulusan yang meningkat tajam
setiap tahun, maka pengembangan kewirausahaan SMK memiliki nilai strategis, karena
melalui pengembangan kewirausahaan berarti penyelenggaraan pendidikan di SMK
tidak difokuskan pada penyiapan lulusan menjadi tenaga kerja dunia usaha/industri,
melainkan penekanan pada minat yang kuat untuk menjadi wirausaha.
Salah satu tugas pendidikan, utamanya SMK adalah menumbuh-kembangkan
minat dan semangat kewirausahaan. Namun menurut penelitian Winarno (2007), materi
dan strategi pembelajaran kewirausahaan yang diberikan SMK saat ini tidak cukup
efektif dalam mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan siswa. Demikian pula
pemahaman masalah kewirausahaan para pengelola (wali kelas, guru dan pembimbing)
ternyata belum mendukung pencapaian tujuan pengembangan kewirausahaan.
Untuk mengembangkan kewirausahaan utamanya di SMK diperlukan
pendekatan yang tepat dalam pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk itu terdapat
beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kejuruan.
Sudarmiatin (2009:110) menjelaskan beberapa pendekatan yang sesuai dalam
pembelajaran kewirausahaan di SMK, yakni: (1) pembelajaran berbasis masalah
(problem based lerning); (2) pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based
learning); (3) pembelajaran berbasis kerja (work based learning); dan (4) pembelajaran
berbasis jasa layanan (service learning).
Dalam pelaksanaannya beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan tersebut
dapat berdiri sendiri secara independen, ataupun terintegrasi antara beberapa
pendekatan. Hal penting yang perlu dikembangkan adalah peran Du/Di sebagai mitra
potensial dalam pengembangan kewirausahaan siswa. Pengembangan kewirausahaan
bagi siswa SMK secara esensial diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
beberapa hal antara lain: (1) peningkatan kompetensi lulusan; (2) penajaman kompetensi
produktif melalui pengembangan keterampilan kewirausahaan sesuai bidang
keahliannya; (3) kemampuan meraih dan menciptakan peluang atas dasar informasi
yang diperoleh; (4) kebiasaan untuk bekerja mandiri dan penuh inisiatif; (5) memiliki
sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan. (Depdiknas, 2003:3)
D. Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di)
Model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri hingga saat ini masih
dikenal sebagai bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dual
system, yakni pendidikan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dua perspektif
yaitu sekolah dan dunia usaha/industri. Secara ideal, pelaksanaan pendidikan sistem
ganda seyogyanya memberikan ruang lingkup kerjasama antara SMK dengan Du/Di
yang mencakup tiga hal, yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2)
pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi hasil pembelajaran.(Samsudi, 2005).
Dalam pelaksanaan saat ini, kerjasama SMK-Du/Di lebih dikenal dalam bentuk
praktik kerja industri/usaha (prakerin) bagi siswa-siswa SMK. Artinya, implementasi
kerjasama SMK-Du/Di hingga saat ini lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk
prakerin. Menurut Depdiknas (1995), ada empat pola yang dapat dilaksanakan dalam
strategi link and match melalui praktik kerja industri/usaha, yakni: hour release, day
release, block release, atau kombinasi ketiganya. Secara garis pola hour release
mengatur jam pembelajaran secara bergantian antara belajar di sekolah dengan di Du/Di.
Sedangkan day release mengatur hari secara bergantian antara belajar di sekolah dan di
Du/Di; block release mengatur belajar dalam ukuran 1 – 3 bulan secara bergantian.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research
and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu untuk
menghasilkan suatu model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industria
(Du/Di). Dengan demikian, penelitian ini berupaya menghasilkan suatu komponen
dalam sistem pendidikan, melalui pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh
Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process
used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk
pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud
material seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan
dengan pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda mengajar,
pengembangan instrumen/perangkat pembelajaran, atau metoda untuk mengorganisasi
pembelajaran.
Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan langkah, dari
sepuluh langkah (Borg & Gall, 1983:773), menjadi tiga tahap, yaitu: studi pendahuluan,
pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan. Tahun pertama,
dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model.
Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan
secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan
menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya. Setiap bidang
keahlian diambil satu SMK beserta dua institusi pasangan (satu Du/Di menengah atau
besar, dan satu Du/Di kecil). Dengan demikian dalam penelitian ini, baik dalam rangka
pengembangan desain model maupun validasi model, melibatkan tiga SMK (teknologi
dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di
menengah/besar dan 3 Du/Di kecil).
Pada tahap studi pendahuluan, penelitian dan pengembangan ini direncanakan
menempuh alur/tahap sebagai berikut: studi literatur, studi/pengumpulan data
lapangan, dan deskripsi serta analisis temuan lapangan (model faktual). Secara rinci
studi pendahuluan dan pengembangan ini menempuh kegiatan sebagai berikut: (1)
pendeskripsian karakteristik dunia usaha/industri yang potensial mendukung
penyelenggaraan program produktif; (2) identifikasi dan pendeskripsian komponen
kerjasama masing-masing Du/Di sesuai dengan jenis bidang dan program keahlian
teknologi, bisnis dan manajemen, serta pariwisata.
Berdasarkan deskripsi dan analisis temuan secara faktual, berikutnya disusun
langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:
a. Mengembangkan rumusan awal (desain) tentang model kerjasama SMK dengan
Du/Di.
b. Melakukan justifikasi desain model melalui kegiatan focus group discussion (FGD).
c. Pengumpulan data dalam langkah pengembangan ini dilakukan melalui teknik
angket dan dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian penelitian pada langkah ini
menggunakan pendekatan kualitatif.
d. Hasil yang dicapai dalam tahap ini adalah deskripsi desain model hipotetis, yang
akan diujicoba pada tahap validasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di)
dalam Pembelajaran Program Produktif untuk Mengembangkan Kewirausahaan
Lulusan dapat dapat dipilah menjadi dua kategori yaitu (1) karakteristik/potensi Du/Di
untuk bekerjasama dengan SMK dan Du/Di dalam pengembangan kewirausahaan
lulusan dan (2) komponen dan konten kerajasama SMK yang sesuai dengan bidang
keahliaan (Bidang Keahlian: Teknologi-Rekayasa, Pariwisata, Bisnis-Manajemen).
Selanjutnya dari karakteristik/potensi dan komponen dan konten kerjasama dapat
ditemukan draf desain model kerjasama.
A. Karakteristik/Potensi Du/Di untuk Bekerjasama dengan SMK
Karakteristik kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis
terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian
yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-
Manajemen serta dari Du/Di (tabel 1). Indikator untuk mendeskripsikan karakteristik
kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk
mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 10 indikator yaitu:
1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana
pengembangan kewirausahaan lulusan
2. Dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu dijalin
kerjasama SMK dengan Du/Di
3. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik
kerja industri/usaha
4. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola hour release
5. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola day release
6. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola week release
7. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola block release
8. Pola praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah kombinasi
hour, day, week release, dan block release
9. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif
seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi
pasangan
10. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program
produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan
menengah (U/IKM)
Tabel 1. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK tiga bidang kehlian
(Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen)
Indikator Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 32
(82,05%)
6
(15,38%)
1
(2,56%)
0
-
39 (100%)
2 31
(79,49%)
8
(20,51%)
0
-
0
-
39 (100%)
3 20
(51,28%)
16
(41,03%)
3
(7,69%)
0
-
39 (100%)
4 3
(7,69%)
20
(51,28%)
13
(33,33%)
3
(7,69%)
39 (100%)
5 2
(5,13%)
20
(51,28%)
15
(38,46%)
2
(5,13%)
39 (100%)
6 3
(7,69%)
19
(48,72%)
16
(41,03%)
1
(2,56%)
39 (100%)
7 12
(30,77%)
23
(58,97%)
4
(10,26%)
0
-
39 (100%)
8 12
(30,77%)
14
(35,90%)
13
(33,33%)
0
-
39 (100%)
9 19
(48,72%)
12
(30,77%)
8
(20,51%)
0
-
39 (100%)
10 25
(64,10%)
11
(28,21%)
3
(7,69%)
0
-
39 (100%)
Indikator karakteristik bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat
dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui
(82,05% menyatakan sangat setuju ) oleh guru beserta Du/Di, hal ini mengindikasikan
pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui
kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran
program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK
dengan Du/Di.
Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik
kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan
pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release
dan block release namun demikian pola ini disetuju berbeda-beda sesuai dengan bidang
keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk
day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju
dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97%
setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model
tersebut ditanggapi secara bervariasi.
Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program
produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai
institusi pasangan, ternyata tidak semua sependapat dengan penyataan ini (48,72%
sangat setuju, 30,77% setuju dan 20,51% tidak setuju), sedangkan pengembangan
kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK
menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) hal ini terlihat
dari jawaban instrumen bahwa 64,10% responden menyatakan sangat setuju dan 28,21%
responden menyatakan setuju)
Adapun untuk karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut
Du/Di, guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa, guru bidang keahlian Bisnis
Manajemen dan guru bidang keahlian dapat dirangkum seperti yang terlihat tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 2. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut Du/Di
Indikator Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
2 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
4 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
5 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
6 (0,00%) 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
7 (0,00%) 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
10 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
Pendapat responden dari Du/Di khususnya yang terkait dengan pola kerjasama yang
dilaksanakan adalah pada pola block realease yang paling diinginkan (100% responden
menyatakan setuju).
Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan
Du/Di menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa.
Tabel 3. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian
Teknologi Rekayasa
Indikator Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%)
2 14 (77,78%) 4 (22,22%) (0,00%) (0,00%) 18 (100,00%)
3 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%)
4 2 (11,11%) 9 (50,00%) 6 (33,33%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)
5 1 (5,56%) 7 (38,89%) 9 (50,00%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)
6 2 (11,11%) 7 (38,89%) 8 (44,44%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)
7 8 (44,44%) 8 (44,44%) 2 (11,11%) (0,00%) 18 (100,00%)
8 4 (22,22%) 7 (38,89%) 7 (38,89%) (0,00%) 18 (100,00%)
9 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%)
10 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%)
Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian
Teknologi-Rekayasa adalah model day realease (38,89% setuju dan 50,00% responden
menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease.
Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan
Du/Di menurut guru bidang keahlian Bisnis Manajemen.
Tabel 4. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian
Bisnis-Manajemen
Indikator Sangat
Setuju (SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 15 (93,75%) 1 (6,25%)
(0,00%)
(0,00%) 16 (100,00%)
2 14 (87,50%) 2 (12,50%)
(0,00%)
(0,00%) 16 (100,00%)
3 8 (50,00%) 8 (50,00%)
(0,00%)
(0,00%) 16 (100,00%)
4
(0,00%) 8 (50,00%) 6 (37,50%) 2 (12,50%) 16 (100,00%)
5
(0,00%) 10 (62,50%) 5 (31,25%) 1 (6,25%) 16 (100,00%)
6
(0,00%) 9 (56,25%) 7 (43,75%)
(0,00%) 16 (100,00%)
7 3 (18,75%) 12 (75,00%) 1 (6,25%)
(0,00%) 16 (100,00%)
8 5 (31,25%) 5 (31,25%) 6 (37,50%)
(0,00%) 16 (100,00%)
9 6 (37,50%) 5 (31,25%) 5 (31,25%)
(0,00%) 16 (100,00%)
10 9 (56,25%) 5 (31,25%) 2 (12,50%)
(0,00%) 16 (100,00%)
Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian
Teknologi-Rekayasa adalah model week realease (56,25% setuju dan 43,75%
responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week
realease.
Sedangkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru
bidang keahlian Pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian
Pariwisata
Indikator Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
2 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
4 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
5 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
6 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
7 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%0 (0,00%) 5 (100,00%)
9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
10 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)
Menurut responden yang berasal dari guru SMK bidang keahlian Pariwisata
menyatakan bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai
wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (100,00% menyatakan
sangat setuju ), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk
meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di
dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK.
Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik
kerja industri/usaha bagi siswa SMK (40,00% sangat setuju, 60,00% setuju) dengan
pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release
dan block release. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran
program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama tidak hanya dengan
industri/usaha besar sebagai institusi pasangan tetapi juga untuk UIKM (80% setuju).
B. Komponen dan Konten Kerjasama SMK
Komponen dan konten kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar
dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari
tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa,
Pariwisata dan Bisnis-Manajemen serta dari Du/Di (tabel 6). Indikator untuk
mendeskripsikan komponen dan konten kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran
program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 7 indikator yaitu:
1. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran
program produktif diutamakan dalam pengembangan kurikulum/pemetaan
kompetensi
2. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran
program produktif diutamakan dalam pelaksanaan pembelajaran
3. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran
program produktif diutamakan dalam evaluasi dan uji kompetensi hasil
pembelajaran
4. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran
program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan
kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi
dan uji kompetensi hasil pembelajaran
5. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program
produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning)
6. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program
produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis proyek/tugas
(project based learning)
7. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program
produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis kerja (work based
learning).
Tabel 6. Komponen dan konten kerjasama SMK dengan Du/Di
Indikator Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju(STS) Jumlah
1 22 (56,41%)
16 (41,03%)
1 (2,56%)
0 (0,00%)
39 (100%)
2 14 (35,90%)
22 (56,41%)
3 (7,69%)
0 (0,00%)
39 (100%)
3 12 (30,77%)
24 (61,54%)
3 (7,69%)
0 (0,00%)
39 (100%)
4 24 (61,54%)
15 (38,46%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
39 (100%)
5 7 (17,95%)
28 (71,79%)
3 (7,69%)
1 (2,56%)
39 (100%)
6 9 (23,08%)
28 (71,79%)
2 (5,13%)
0 (0,00%)
39 (100%)
7 18 (46,15%)
21 (53,85%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
39 (100%)
Responden menyatakan bahwa kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam
penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni:
(1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi (56,41% menyatakan sangat setuju,
41,03% setuju namun ada 2,56% menyatakan tidak setuju); (2) pelaksanaan
pembelajaran (35,90% sangat setuju, 56,41 setuju tetapi 7,69% tidak setuju); dan (3)
evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran (61,54% setuju), sedangkan secara
akumulatif menunjukkan bahwa 61,54% responden menyantakan sangat setuju dan
sisanya 38,46% menyatakan setuju.
Metode pembelajaran untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam
pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) (71,79% menyatakan setuju); metode pembelajaran
berbasis proyek/tugas (project based learning) (71,79% menyatakan setuju;) serta
metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning) (46,15% sangat setuju dan
yang menyatakan setuju (53,85%).
C. Desain Model Kerjasama SMK dengan Du/Di
Model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif
berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat
dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan
kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan
dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari
(1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6)
perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan
pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan
oleh pembimbing sebagaimana terlihat pada bagan berikut.
MODEL KERJASAMA SMK DAN DU/DI
DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
Kementrian
Pendidikan
Nasional/Direktorat
Pembinaan SMK
SM
K
Du/Di UKM
1. MATERI
DIKLAT 2. MEKANISME
PRINSIP:
Learning by
doing/
Magang
KEGIATAN:
Berlatih
langsung
Evaluasi
Uji Kompetensi
MATERI:
Kurikulum/pen
etapan
kompetensi
Job description
OPERSIONAL:
Modeling
Pendampingan
Internship
METODA:
Work-based
Problem-based
Project-based
INSTRUMEN PENGUKURAN
Perilaku Siswa di Du/Di (UIKM)
POLA:
Hour release
Day release
Week release
Block release
Kadin
Gambar . Draf Kerjasama SMK dengan Du/Di
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana
pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh
guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif
untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan
Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK,
sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di.
2. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik
kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan
pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week
release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai
dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33%
tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week
release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release
30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap
penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Borg, Walter R. and Gall, Meredith D. (1993). Educational Research : An Introduction.
New York and London; Longman.
Depdikbud. 1995. Pendidikan Sistem Ganda Strategi Operasional Link and Match pada
SMK. http://www.smkn22-jkt-sch.id (diunduh 9 April 2010)
Depdiknas. 2003. Pola Pengembangan Program Kewirausahaan pada SMK. Jakarta:
Dit. Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan
dan Membudayakan Kewirausahaan
Samsudi. 2001. Pengembangan Kelompok Usaha/Industri Bersama dalam Rangka
Mendukung Pelaksanaan PSG-SMK di Era Krisis. Laporan Penelitian DCRG-
URGE. Dikti-DP3M.
Samsudi. 2005. Pengembangan Model Sinkronisasi Kurikulum Program Produktif SMK
Bidang Rekayasa. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dikti-DP3M.
Sudarmiatin. 2009. Entreprenuership dan Metode Pembelajarannya di SMK. Jurnal
Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 2, Juli 2009.
Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico
Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai
Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14,
Nomor 2, Juli 2009.