83226358b24a87c75e124a73df06dde0

17
PENGEMBANGAN MODEL KERJASAMA SMK DENGAN DUNIA USAHA/INDUSTRI (DU/DI) DALAM PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN Aris Budiyono, dkk. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan; (2) mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan ( research and development) melaui studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan, tahun pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya yang melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di; (2) Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. Kesimpulannya, model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6) perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing. Kata kunci: kerjasama SMK dengan Du/Di, pembelajaran program produktif, kewirausahaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SMK mengacu kepada tiga pilar pengembangan kompetensi, yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3) produktif. Kompetensi normatif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata pelajaran yang memuat dimensi normatif (Agama, Pancasila, PPKn); kompetensi adaptif dikembangkan melalui kelompok mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai adaptabilitas (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia). Sedangkan kompetensi produktif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata diklat

Upload: zuraida-daud

Post on 03-Aug-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

PENGEMBANGAN MODEL KERJASAMA SMK DENGAN DUNIA

USAHA/INDUSTRI (DU/DI) DALAM PEMBELAJARAN PROGRAM

PRODUKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

Aris Budiyono, dkk.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang

efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan

kewirausahaan lulusan; (2) mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan

lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development)

melaui studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan, tahun

pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota

Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa

dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya yang

melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di

(3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran program produktif SMK dapat

dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju

oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk

meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan

penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin

kerjasama SMK dengan Du/Di; (2) Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat

adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola

yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release

namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour

release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju;

untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77%

sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model

tersebut ditanggapi secara bervariasi.

Kesimpulannya, model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif

berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah

mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job

description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme

kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6)

perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran

program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing.

Kata kunci: kerjasama SMK dengan Du/Di, pembelajaran program produktif, kewirausahaan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SMK mengacu kepada tiga

pilar pengembangan kompetensi, yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3) produktif.

Kompetensi normatif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata

pelajaran yang memuat dimensi normatif (Agama, Pancasila, PPKn); kompetensi adaptif

dikembangkan melalui kelompok mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai

adaptabilitas (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia). Sedangkan

kompetensi produktif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata diklat

Page 2: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

produktif yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi

kewirausahaan dan kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI).

Pembelajaran program produktif merupakan unsur penting dalam sistem

penyelenggaraan pembelajaran (diklat) di SMK. Pembelajaran ini dalam penerapannya

memiliki dua ciri pokok berupa pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis

produksi. Secara umum pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran

yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan

kompetensi yang telah diprogramkan antara SMK dengan institusi pasangannya

(Du/Di). Pembelajaran berbasis produksi mengandung arti proses pembelajaran keahlian

atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar

bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai

tuntutan pasar atau konsumen.

Dalam penyelenggaraannya saat ini, pembelajaran program produktif SMK

masih terjebak pada pembekalan dan pencapaian hard skill, yakni keterampilan teknis

siswa dalam membuat/memproduksi barang atau jasa sesuai tuntutan pasar. Kecakapan

soft skill, utamanya keterampilan kewirausahaan belum diberikan pengembangan secara

optimal. Hal ini dikarenakan pengelola SMK (kepala sekolah, guru, dan komite sekolah)

belum memiliki strategi yang tepat dalam mengoptimalkan kerjasama dengan Du/Di

sebagai sarana pengembangan soft skill lulusan. Pada dasarnya potensi kerjasama antara

SMK dengan dunia usaha/industri (Du/Di) yang telah berjalan selama ini dapat didesain

sebagai wahana pengembangan soft skill utamanya pengembangan keterampilan

kewirausahaan, khususnya dalam penyelenggaraan program produktif. Namun, dalam

banyak kasus SMK belum mimiliki model kerjasama dengan Du/Di yang fokus

terhadap pengembangan kewirausahaan lulusan.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan soft skill khususnya kewirausahaan dapat terintegrasikan

dalam pembelajaran produktif di SMK ?.

2. Bagaimana potensi kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran produktif

berbasis kewirausahaan ?.

Page 3: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

3. Bagaimana motoda dan mekanisme kerjasama dengan Du/Di dalam penyelenggaraan

program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan ?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan

Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan

kewirausahaan lulusan;

2. Mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan

SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang

lain.

II. STUDI PUSTAKA

A. Pengembangan Kewirausahaan

Kewirausahaan, menurut Tedjasutisna (2004:14) sejatinya mengandung beberapa

makna sebagai berikut: (1) kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu

aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan; (2)

kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna memperoleh peluang-peluang

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya

yang mereka kendalikan; (3) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang

lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko, serta

menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.

Dalam Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan kewirausahaan

adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

keuntungan yang lebih besar.

Secara formal, pengembangan kewirausahaan di Indonesia sejatinya telah

memasuki masa yang cukup panjang, sekurang-kurangnya sejak dikeluarkan Instruksi

Page 4: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Presiden Nomor 4 tahun 1995. Tujuan Inpres tersebut adalah untuk menumbuhkan

semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan.

Dengan mengacu kepada rujukan yang ada, dapat dikatakan bahwa

pengembangan kewirausahaan bagi negerasi muda, utamanya siswa sejatinya telah

memiliki landasan formal.

B. Esensi Kewirausahaan bagi Siswa SMK

Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional

mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem

perekonomian yang bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi

krisis sekalipun. Untuk mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu

ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan

terhadap perubahan. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya

memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana untuk mengembangkan calon

pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya tahan terhadap

perubahan.

Belajar dari banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dalam lapangan

kerja (tahun 2007 lulusan SMK yang terserap di lapangan kerja sebesar 385.986 orang

dari 628.285 orang lulusan atau sekitar 61,43%) (Depdiknas, 2008). Jika dikaitkan

dengan lapangan kerja yang terbatas, sementara jumlah lulusan yang meningkat tajam

setiap tahun, maka pengembangan kewirausahaan SMK memiliki nilai strategis, karena

melalui pengembangan kewirausahaan berarti penyelenggaraan pendidikan di SMK

tidak difokuskan pada penyiapan lulusan menjadi tenaga kerja dunia usaha/industri,

melainkan penekanan pada minat yang kuat untuk menjadi wirausaha.

Salah satu tugas pendidikan, utamanya SMK adalah menumbuh-kembangkan

minat dan semangat kewirausahaan. Namun menurut penelitian Winarno (2007), materi

dan strategi pembelajaran kewirausahaan yang diberikan SMK saat ini tidak cukup

efektif dalam mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan siswa. Demikian pula

pemahaman masalah kewirausahaan para pengelola (wali kelas, guru dan pembimbing)

ternyata belum mendukung pencapaian tujuan pengembangan kewirausahaan.

Untuk mengembangkan kewirausahaan utamanya di SMK diperlukan

pendekatan yang tepat dalam pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk itu terdapat

beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kejuruan.

Page 5: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Sudarmiatin (2009:110) menjelaskan beberapa pendekatan yang sesuai dalam

pembelajaran kewirausahaan di SMK, yakni: (1) pembelajaran berbasis masalah

(problem based lerning); (2) pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based

learning); (3) pembelajaran berbasis kerja (work based learning); dan (4) pembelajaran

berbasis jasa layanan (service learning).

Dalam pelaksanaannya beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan tersebut

dapat berdiri sendiri secara independen, ataupun terintegrasi antara beberapa

pendekatan. Hal penting yang perlu dikembangkan adalah peran Du/Di sebagai mitra

potensial dalam pengembangan kewirausahaan siswa. Pengembangan kewirausahaan

bagi siswa SMK secara esensial diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

beberapa hal antara lain: (1) peningkatan kompetensi lulusan; (2) penajaman kompetensi

produktif melalui pengembangan keterampilan kewirausahaan sesuai bidang

keahliannya; (3) kemampuan meraih dan menciptakan peluang atas dasar informasi

yang diperoleh; (4) kebiasaan untuk bekerja mandiri dan penuh inisiatif; (5) memiliki

sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan. (Depdiknas, 2003:3)

D. Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di)

Model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri hingga saat ini masih

dikenal sebagai bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dual

system, yakni pendidikan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dua perspektif

yaitu sekolah dan dunia usaha/industri. Secara ideal, pelaksanaan pendidikan sistem

ganda seyogyanya memberikan ruang lingkup kerjasama antara SMK dengan Du/Di

yang mencakup tiga hal, yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2)

pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi hasil pembelajaran.(Samsudi, 2005).

Dalam pelaksanaan saat ini, kerjasama SMK-Du/Di lebih dikenal dalam bentuk

praktik kerja industri/usaha (prakerin) bagi siswa-siswa SMK. Artinya, implementasi

kerjasama SMK-Du/Di hingga saat ini lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk

prakerin. Menurut Depdiknas (1995), ada empat pola yang dapat dilaksanakan dalam

strategi link and match melalui praktik kerja industri/usaha, yakni: hour release, day

release, block release, atau kombinasi ketiganya. Secara garis pola hour release

mengatur jam pembelajaran secara bergantian antara belajar di sekolah dengan di Du/Di.

Sedangkan day release mengatur hari secara bergantian antara belajar di sekolah dan di

Du/Di; block release mengatur belajar dalam ukuran 1 – 3 bulan secara bergantian.

Page 6: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research

and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu untuk

menghasilkan suatu model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industria

(Du/Di). Dengan demikian, penelitian ini berupaya menghasilkan suatu komponen

dalam sistem pendidikan, melalui pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh

Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process

used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk

pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud

material seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan

dengan pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda mengajar,

pengembangan instrumen/perangkat pembelajaran, atau metoda untuk mengorganisasi

pembelajaran.

Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan langkah, dari

sepuluh langkah (Borg & Gall, 1983:773), menjadi tiga tahap, yaitu: studi pendahuluan,

pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan. Tahun pertama,

dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model.

Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan

secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan

menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya. Setiap bidang

keahlian diambil satu SMK beserta dua institusi pasangan (satu Du/Di menengah atau

besar, dan satu Du/Di kecil). Dengan demikian dalam penelitian ini, baik dalam rangka

pengembangan desain model maupun validasi model, melibatkan tiga SMK (teknologi

dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di

menengah/besar dan 3 Du/Di kecil).

Pada tahap studi pendahuluan, penelitian dan pengembangan ini direncanakan

menempuh alur/tahap sebagai berikut: studi literatur, studi/pengumpulan data

lapangan, dan deskripsi serta analisis temuan lapangan (model faktual). Secara rinci

studi pendahuluan dan pengembangan ini menempuh kegiatan sebagai berikut: (1)

pendeskripsian karakteristik dunia usaha/industri yang potensial mendukung

penyelenggaraan program produktif; (2) identifikasi dan pendeskripsian komponen

Page 7: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

kerjasama masing-masing Du/Di sesuai dengan jenis bidang dan program keahlian

teknologi, bisnis dan manajemen, serta pariwisata.

Berdasarkan deskripsi dan analisis temuan secara faktual, berikutnya disusun

langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

a. Mengembangkan rumusan awal (desain) tentang model kerjasama SMK dengan

Du/Di.

b. Melakukan justifikasi desain model melalui kegiatan focus group discussion (FGD).

c. Pengumpulan data dalam langkah pengembangan ini dilakukan melalui teknik

angket dan dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian penelitian pada langkah ini

menggunakan pendekatan kualitatif.

d. Hasil yang dicapai dalam tahap ini adalah deskripsi desain model hipotetis, yang

akan diujicoba pada tahap validasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di)

dalam Pembelajaran Program Produktif untuk Mengembangkan Kewirausahaan

Lulusan dapat dapat dipilah menjadi dua kategori yaitu (1) karakteristik/potensi Du/Di

untuk bekerjasama dengan SMK dan Du/Di dalam pengembangan kewirausahaan

lulusan dan (2) komponen dan konten kerajasama SMK yang sesuai dengan bidang

keahliaan (Bidang Keahlian: Teknologi-Rekayasa, Pariwisata, Bisnis-Manajemen).

Selanjutnya dari karakteristik/potensi dan komponen dan konten kerjasama dapat

ditemukan draf desain model kerjasama.

A. Karakteristik/Potensi Du/Di untuk Bekerjasama dengan SMK

Karakteristik kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis

terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian

yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-

Manajemen serta dari Du/Di (tabel 1). Indikator untuk mendeskripsikan karakteristik

kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk

mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 10 indikator yaitu:

1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana

pengembangan kewirausahaan lulusan

Page 8: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

2. Dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu dijalin

kerjasama SMK dengan Du/Di

3. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik

kerja industri/usaha

4. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola hour release

5. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola day release

6. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola week release

7. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola block release

8. Pola praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah kombinasi

hour, day, week release, dan block release

9. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif

seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi

pasangan

10. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program

produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan

menengah (U/IKM)

Tabel 1. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK tiga bidang kehlian

(Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen)

Indikator Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 32

(82,05%)

6

(15,38%)

1

(2,56%)

0

-

39 (100%)

2 31

(79,49%)

8

(20,51%)

0

-

0

-

39 (100%)

3 20

(51,28%)

16

(41,03%)

3

(7,69%)

0

-

39 (100%)

4 3

(7,69%)

20

(51,28%)

13

(33,33%)

3

(7,69%)

39 (100%)

5 2

(5,13%)

20

(51,28%)

15

(38,46%)

2

(5,13%)

39 (100%)

6 3

(7,69%)

19

(48,72%)

16

(41,03%)

1

(2,56%)

39 (100%)

7 12

(30,77%)

23

(58,97%)

4

(10,26%)

0

-

39 (100%)

8 12

(30,77%)

14

(35,90%)

13

(33,33%)

0

-

39 (100%)

9 19

(48,72%)

12

(30,77%)

8

(20,51%)

0

-

39 (100%)

10 25

(64,10%)

11

(28,21%)

3

(7,69%)

0

-

39 (100%)

Page 9: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Indikator karakteristik bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat

dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui

(82,05% menyatakan sangat setuju ) oleh guru beserta Du/Di, hal ini mengindikasikan

pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui

kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran

program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK

dengan Du/Di.

Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik

kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan

pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release

dan block release namun demikian pola ini disetuju berbeda-beda sesuai dengan bidang

keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk

day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju

dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97%

setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model

tersebut ditanggapi secara bervariasi.

Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program

produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai

institusi pasangan, ternyata tidak semua sependapat dengan penyataan ini (48,72%

sangat setuju, 30,77% setuju dan 20,51% tidak setuju), sedangkan pengembangan

kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK

menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) hal ini terlihat

dari jawaban instrumen bahwa 64,10% responden menyatakan sangat setuju dan 28,21%

responden menyatakan setuju)

Adapun untuk karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut

Du/Di, guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa, guru bidang keahlian Bisnis

Manajemen dan guru bidang keahlian dapat dirangkum seperti yang terlihat tabel-tabel

berikut ini.

Page 10: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Tabel 2. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut Du/Di

Indikator Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

2 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

4 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

5 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

6 (0,00%) 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

7 (0,00%) 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

10 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

Pendapat responden dari Du/Di khususnya yang terkait dengan pola kerjasama yang

dilaksanakan adalah pada pola block realease yang paling diinginkan (100% responden

menyatakan setuju).

Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan

Du/Di menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa.

Tabel 3. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian

Teknologi Rekayasa

Indikator Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%)

2 14 (77,78%) 4 (22,22%) (0,00%) (0,00%) 18 (100,00%)

3 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%)

4 2 (11,11%) 9 (50,00%) 6 (33,33%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)

5 1 (5,56%) 7 (38,89%) 9 (50,00%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)

6 2 (11,11%) 7 (38,89%) 8 (44,44%) 1 (5,56%) 18 (100,00%)

7 8 (44,44%) 8 (44,44%) 2 (11,11%) (0,00%) 18 (100,00%)

8 4 (22,22%) 7 (38,89%) 7 (38,89%) (0,00%) 18 (100,00%)

9 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%)

10 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%)

Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian

Teknologi-Rekayasa adalah model day realease (38,89% setuju dan 50,00% responden

menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease.

Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan

Du/Di menurut guru bidang keahlian Bisnis Manajemen.

Page 11: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Tabel 4. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian

Bisnis-Manajemen

Indikator Sangat

Setuju (SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 15 (93,75%) 1 (6,25%)

(0,00%)

(0,00%) 16 (100,00%)

2 14 (87,50%) 2 (12,50%)

(0,00%)

(0,00%) 16 (100,00%)

3 8 (50,00%) 8 (50,00%)

(0,00%)

(0,00%) 16 (100,00%)

4

(0,00%) 8 (50,00%) 6 (37,50%) 2 (12,50%) 16 (100,00%)

5

(0,00%) 10 (62,50%) 5 (31,25%) 1 (6,25%) 16 (100,00%)

6

(0,00%) 9 (56,25%) 7 (43,75%)

(0,00%) 16 (100,00%)

7 3 (18,75%) 12 (75,00%) 1 (6,25%)

(0,00%) 16 (100,00%)

8 5 (31,25%) 5 (31,25%) 6 (37,50%)

(0,00%) 16 (100,00%)

9 6 (37,50%) 5 (31,25%) 5 (31,25%)

(0,00%) 16 (100,00%)

10 9 (56,25%) 5 (31,25%) 2 (12,50%)

(0,00%) 16 (100,00%)

Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian

Teknologi-Rekayasa adalah model week realease (56,25% setuju dan 43,75%

responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week

realease.

Sedangkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru

bidang keahlian Pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian

Pariwisata

Indikator Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

2 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

4 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

5 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

6 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

7 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%0 (0,00%) 5 (100,00%)

9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

10 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%)

Menurut responden yang berasal dari guru SMK bidang keahlian Pariwisata

menyatakan bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai

wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (100,00% menyatakan

Page 12: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

sangat setuju ), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk

meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di

dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK.

Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik

kerja industri/usaha bagi siswa SMK (40,00% sangat setuju, 60,00% setuju) dengan

pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release

dan block release. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran

program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama tidak hanya dengan

industri/usaha besar sebagai institusi pasangan tetapi juga untuk UIKM (80% setuju).

B. Komponen dan Konten Kerjasama SMK

Komponen dan konten kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar

dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari

tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa,

Pariwisata dan Bisnis-Manajemen serta dari Du/Di (tabel 6). Indikator untuk

mendeskripsikan komponen dan konten kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran

program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 7 indikator yaitu:

1. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran

program produktif diutamakan dalam pengembangan kurikulum/pemetaan

kompetensi

2. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran

program produktif diutamakan dalam pelaksanaan pembelajaran

3. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran

program produktif diutamakan dalam evaluasi dan uji kompetensi hasil

pembelajaran

4. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran

program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan

kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi

dan uji kompetensi hasil pembelajaran

5. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program

produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning)

Page 13: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

6. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program

produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis proyek/tugas

(project based learning)

7. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program

produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis kerja (work based

learning).

Tabel 6. Komponen dan konten kerjasama SMK dengan Du/Di

Indikator Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju(STS) Jumlah

1 22 (56,41%)

16 (41,03%)

1 (2,56%)

0 (0,00%)

39 (100%)

2 14 (35,90%)

22 (56,41%)

3 (7,69%)

0 (0,00%)

39 (100%)

3 12 (30,77%)

24 (61,54%)

3 (7,69%)

0 (0,00%)

39 (100%)

4 24 (61,54%)

15 (38,46%)

0 (0,00%)

0 (0,00%)

39 (100%)

5 7 (17,95%)

28 (71,79%)

3 (7,69%)

1 (2,56%)

39 (100%)

6 9 (23,08%)

28 (71,79%)

2 (5,13%)

0 (0,00%)

39 (100%)

7 18 (46,15%)

21 (53,85%)

0 (0,00%)

0 (0,00%)

39 (100%)

Responden menyatakan bahwa kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam

penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni:

(1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi (56,41% menyatakan sangat setuju,

41,03% setuju namun ada 2,56% menyatakan tidak setuju); (2) pelaksanaan

pembelajaran (35,90% sangat setuju, 56,41 setuju tetapi 7,69% tidak setuju); dan (3)

evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran (61,54% setuju), sedangkan secara

akumulatif menunjukkan bahwa 61,54% responden menyantakan sangat setuju dan

sisanya 38,46% menyatakan setuju.

Metode pembelajaran untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam

pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) (71,79% menyatakan setuju); metode pembelajaran

berbasis proyek/tugas (project based learning) (71,79% menyatakan setuju;) serta

metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning) (46,15% sangat setuju dan

yang menyatakan setuju (53,85%).

Page 14: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

C. Desain Model Kerjasama SMK dengan Du/Di

Model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif

berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat

dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan

kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan

dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari

(1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6)

perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan

pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan

oleh pembimbing sebagaimana terlihat pada bagan berikut.

Page 15: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

MODEL KERJASAMA SMK DAN DU/DI

DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN

Kementrian

Pendidikan

Nasional/Direktorat

Pembinaan SMK

SM

K

Du/Di UKM

1. MATERI

DIKLAT 2. MEKANISME

PRINSIP:

Learning by

doing/

Magang

KEGIATAN:

Berlatih

langsung

Evaluasi

Uji Kompetensi

MATERI:

Kurikulum/pen

etapan

kompetensi

Job description

OPERSIONAL:

Modeling

Pendampingan

Internship

METODA:

Work-based

Problem-based

Project-based

INSTRUMEN PENGUKURAN

Perilaku Siswa di Du/Di (UIKM)

POLA:

Hour release

Day release

Week release

Block release

Kadin

Gambar . Draf Kerjasama SMK dengan Du/Di

Page 16: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana

pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh

guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif

untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan

Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK,

sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di.

2. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik

kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan

pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week

release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai

dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33%

tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week

release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release

30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap

penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Borg, Walter R. and Gall, Meredith D. (1993). Educational Research : An Introduction.

New York and London; Longman.

Depdikbud. 1995. Pendidikan Sistem Ganda Strategi Operasional Link and Match pada

SMK. http://www.smkn22-jkt-sch.id (diunduh 9 April 2010)

Depdiknas. 2003. Pola Pengembangan Program Kewirausahaan pada SMK. Jakarta:

Dit. Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan

dan Membudayakan Kewirausahaan

Samsudi. 2001. Pengembangan Kelompok Usaha/Industri Bersama dalam Rangka

Mendukung Pelaksanaan PSG-SMK di Era Krisis. Laporan Penelitian DCRG-

URGE. Dikti-DP3M.

Samsudi. 2005. Pengembangan Model Sinkronisasi Kurikulum Program Produktif SMK

Bidang Rekayasa. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dikti-DP3M.

Page 17: 83226358b24a87c75e124a73df06dde0

Sudarmiatin. 2009. Entreprenuership dan Metode Pembelajarannya di SMK. Jurnal

Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 2, Juli 2009.

Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico

Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai

Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14,

Nomor 2, Juli 2009.