82509166-konsep-kista-ovarium

18

Click here to load reader

Upload: ina-karania-widhi

Post on 30-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

1. Konsep Kista Ovarium

a. Definisi

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya

memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)

Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda

seperti bubur (Dewa, 2000)

Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang berisi

air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung telur. Tidak ada

keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan kasus justru tak

memerlukan operasi. (http:// suara merdeka.com).

b. Sifat

Kista Fisiologis

Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja. Sasuai suklus

menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya

seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi

dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista

yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak

menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami

pembesaran atau tidak.

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia

masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu,

karena mungkin kstanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak

menimbuklkan nyeri pada saat haid.

Kista Patologis ( Kanker Ovarium )

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium

merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka

kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan

tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%

pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.

Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.

Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak

disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti

Page 2: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

penyakit umumnya. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian

bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah

cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan

melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian

perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan

ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski

jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum

diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal

dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista

abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat

ganas.

c. Jenis

Jenis kista indung telur meliputi:

Kista Fungsional

Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seperti terpuntir/

pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung

telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bulan.

Kista Dermoid

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi

beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua

indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/

pecah.

Kista Cokelat ( Edometrioma )

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan

terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi

melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan

tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan

menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa

sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.

Page 3: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

Kistadenoma

Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini

juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya

akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat

menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama

pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.

Klasifikasi Kistadenoma:

Kistadenoma ovarii serosum

Kistadenoma ovarii musinosum

d. Etiologi

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan

menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan

tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan

folikel ovarium yang tidak terkontrol.

Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan

normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan

sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan

bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.

Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan

yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi

oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista

Dermoid.

Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi:

Gaya Hidup Tidak Sehat

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

Zat tambahan pada makanan

Kurang olah raga

Merokok dan konsumsi alcohol

Terpapar denga polusi dan agen infeksius

Sering stress

Page 4: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

Factor Genetik

Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang

disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang

bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,

protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

e. Epidemiologi

Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan

sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian

terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena

penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah

berada dalam stadium akhir. Kista dermoid yang merupakan bagian dari kista ovarium 80 %

didapati pada penderita yang berusia antara 20-30 tahun. Pada wanita usia muda (biasanya

kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat

dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya

karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. Pada usia rata-rata 30

tahun, tumor rata-rata berukuran 6 cm dan teratoma bilateral kira-kira 10 %. Sebagian besar

wanita dengan teratoma matur bersifat asimptomatik. Pada kista dermoid yang

simptomatik,sebagian besar timbul nyeri perut dan perasan yang tidak menyenangkan.

f. Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan

pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium

tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa

dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan

folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di

dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal

akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan

siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.

Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur

1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus

luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi

fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan

Page 5: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista

fungsional dan selalu jinak.

Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-

lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista

fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas

terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya

ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera

menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah

lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi

cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai

mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah

pelvis.

g. Manifestasi Klinis

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang

lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

Gangguan haid

Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering

berkemih

Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri

spontan dan sakit diperut

Nyeri saat bersenggama

Pada stadium lanjut:

Asites

Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut (usus dan

hati)

Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan

Gangguan buang air besar dan kecil

Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada

Page 6: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

h. Pemeriksaan Diagnostik

Deteksi dini

Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium

berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker

ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar

maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya

akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.

Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy)

untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan

laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan

tumor marker dengan pemeriksaan darah.

i. Penatalaksanaan

Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,

misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista.

Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium

adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu

pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh

pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang

berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai

penyangga.

Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan

pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti

kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan

tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi

luka operasi ( Lowdermilk.dkk. 2005:27 ).

j. Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian umum pada kista:

- ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah?

- ada tidaknya gangguan BAB dan BAK?

Page 7: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

- ada tidaknya asites?

- ada tidaknya perut membuncit?

- ada tidaknya gangguan nafsu makan?

- ada tidaknya kembung?

- ada tidaknya sesak nafas?

Pengkajian diagnostic kista:

- USG: ada tidaknya benjolan > 5 cm

- CT Scan: ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan

Diagnosa

1. Nyeri b.d putaran tangkai tumor atau infeksi pada tumor

2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya

3. Gangguan harga diri b.d perubahan ferminimitas dan efek hubungan seksual

Intervensi keperawatan

Dx 1: Nyeri berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor

Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan nyeri berkurang sampai hilang sama

sekali

Intervensi:

Intervensi Rasional

Kaji tingkat dan intensitas nyeri mengidentifikasi lingkup masalah

Atur posisi senyaman mungkin. Menurunkan tingkat ketegangan pada

daerah nyeri

Kolabarasi untuk pemberian terapi

analgesik

menghilangkan rasa nyeri

Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi Merelaksasi otot – otot tubuh

Dx 2: Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan

penatalaksanaannya

Tujuan: Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman (cemas)

berkurang.

Page 8: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

Intervensi:

Intervensi Rasional

Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan

klien.

mengidentifikasi lingkup masalah secara

dini, sebagai pedoman tindakan

selanjutnya

Berikan kesempatan tentang apa yang

dia rasakan

memberikan minat dan memperbaiki

kesalahan konsep

Berikan penjelasan tentang semua

permasalahan yang berkaitan dengan

penyakitnya

Informasi yang tepat menambah

wawasan klien sehingga klien tahu

tentang keadaan dirinya

Bina hubungan yang terapeutik dengan

klien

Hubungan yang terapeutuk dapat

menurunkan tingkat kecemasan klien

Dx 3: Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminimitas dan efek

hubungan seksual

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperwatan menyatakan penerimaan diri pada

situasi dan adaptasi perubhan pada citra tubuh

Intervensi:

Intervensi Rasional

Kaji stress emosi klien untuk melakukan tindakan selanjutnya

Berikan kesempatan klien untuk

mengungkapkan perasaannya terhadap

perubahan status kesehatannya

Memberikan minat dan perhatian serta

memperbaiki kesalahan konsep

Berikan informasi yang akurat memberikan kesempatan pada pasien

untuk bertanya dan mengasimilasi

informasi

Berikan dukungan spiritual kepada klien agar klien tetap bersemangat dan tidak

berputus asa terhadap perubahan status

kesehatannya

Page 9: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

2. Konsep Myoma Uteri

a. Definisi

Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya sehingga dapat disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid (Ilmu

Kandungan, 1999).

Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos

dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241).

Secara umum, uterus mempunyai 3 lapisan jaringan iaitu lapisan terluar perimetrium,

lapisan tengah miometrium dan yang paling dalam adalah endometrium (Tortora

dan Derrickson, 2006). Miometrium adalah yang paling tebal dan merupakan otot polos

berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua

lapisan ini beranyaman.Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan

berelaksasi (Prawirohardjo, 2007). Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dari

myometrium dipanggil leiomioma. Tetapi kerana tumor ini berbatas tegas maka ianya sering

dipanggil sebagai fibroid ( Kumar,Abbas,Fausto dan Mitchell, 2007). Mioma uteri juga

adalah berasingan, bulat, berbatas tegas, warna putih hingga merah jambu pucat, bersifat

jinak dan terdiri dari otot polos dengan kuantiti jaringan penghubung fibrosa yang berbeda-

beda. Sebanyak 95% mioma uteri berasal dari corpus uteri dan lagi 5% berasal dari serviks.

Mioma uteri juga adalah tumor pelvis yang sering terjadi dan diperkirakan sebanyak 10%

kasus ginekologi umumnya (Martin L, 2001). Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama

sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid atau pun

mioma uteri (Prawirohardjo, 2007).

b. Etiologi

Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang berpendapat:

1. Teori Stimulasi

Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa:

Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil

Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche

Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause

Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri

Page 10: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

2. Teori Cellnest atau genitoblas

Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell

nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.

(Prawirohardjo, 1996:282)

c. Manifestasi Klinis

Gejala yang dikeluhkan tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder, dan

komplikasi. Tanda dan gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

Perdaharahan abnormal seperti dismenore, menoragi, metroragi

Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai

nekrosis dan peradangan

Gejala dan tanda penekanan seperti retensio urine, hidronefrosis,

hidroureter, poliuri

Abortus spontan karena distorsi rongga uterus pada mioma submukosum

Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba.

d. Epidemiologi

Frekwensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-alat genital

dan merupakan tumor pelvis. Angka kejadian tumor ini sulit ditentukan secara tepat karena

tidak semua penderita dengan mioma uteri memiliki keluhan. Berdasarkan otopsi, Novak

menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita

berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi

sebelum menarche.

Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal

myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2 % )dan pada korpus uteri (97 %).

Dari penelitian dilakukan oleh Ran Ok et-al di Pusan St. Benedict Hospital Korea yang

dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri diketahui bahwa kasus mioma uteri tebanyak

terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun dengan usia rata- rata 42,97 tahun. Keluhan utama

terbanyak pada penderita mioma uteri adalah perdarahan pervaginam abnormal (44,1%).

Mioma uteri tipe intramural adalah yang terbanyak dari tipe mioma uteri secara patologi

anatomi (51,3%). Kadar haemoglobin (Hb) rata-rata penderita mioma uteri adalah 10,92 gr%

dan 37,6% diantaranya dilakukan transfusi darah. Histerektomi total ditemukan sebagai

Page 11: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

tindakan penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%) (Ran Ok et-al,

2007 yang dikutip Muzakir, 2008).

e. Patofisiologi

Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding miometrium normal.

Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata

menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot

polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih

sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada

mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke

mioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum, intramular dan

subserosum.

Penyebab belum diketahui

Page 12: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

f. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Darah Lengkap

Haemoglobin : turun

Lekosit : turun/meningkat

Eritrosit : turun

Albumin : turun

Page 13: 82509166-Konsep-Kista-Ovarium

2. USG

Terlihat massa pada daerah uterus

3. Vaginal Toucher

Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.

4. Sitologi

Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut

5. Rontgen

Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan

operasi

6. ECG

Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi

g. Penatalaksanaan

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai.. Pada

mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause

tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga

bulan atau enam bulan.

Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan

operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total

abdominal.

Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy

and Bilateral Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO ). TAH – BSO adalah suatu tindakan

pembedahan untuk mengangkat uterus,serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan

melakukan insisi pada dinding, perut pada malignant neoplasmatic desease, leymyoma dan

chronic endrometriosis .

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu tindakan

pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus,

serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant neoplastic diseas, leymiomas dan

chronic endometriosis

h. Asuhan keperawatan