80520132-identifikasi-forensik

Upload: kurnia-p-andani

Post on 03-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    1/35

    IDENTIFIKASI FORENSIK KORBAN BENCANA MASSAL

    I. DEFINSI

    Dalam beberapa tahun terakhir, banyak terjadi bencana massal yang menyebabkan

    kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga

    cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang

    dijumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.1

    Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan tidak terencana

    atau secara perlahan tetapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan

    normal atau kerusakan ekosistem sehingga diperlukan tindakan darurat dan menyelamatkan

    korban yaitu manusia beserta lingkungannya.1

    Bencana yang terjadi secara akut atau mendadak dapat berupa rusaknya rumah serta

    bangunan, rusaknya saluran air, terputusnya aliran listrik, jalan raya, bencana akibat tindakan

    manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan bencana yang terjadi secara perlahan-lahan atau

    slow onset disaster, misalnya perubahan kehidupan masyarakat akibat menurunnya

    kemampuan memperoleh kebutuhan pokok, atau akibat dari kekeringan yang

    berkepanjangan, kebakaran hutan dengan akibat asap atau hazeyang menimbulkan masalah

    kesehatan.1

    dentifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu

    penyidik untuk menentukan identitas seseorang. dentifikasi personal sering merupakan suatu

    masalah dalam kasus pidana maupun perdata. !enentukan identitas personal dengan tepat

    amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses

    peradilan."

    Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jena#ah tidak

    dikenal, jena#ah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana

    alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh

    manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus

    lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtuanya. dentitas seseorang

    yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif

    $tidak meragukan%."

    . METODE IDENTIFIKASI

    &orban bencana berskala besar diidentifikasi berdasarkan penilaian dari beberapa

    faktor. 'ingkat kerusakan tubuh, waktu dimana tubuh telah dibiarkan di lokasi bencana dan

    1

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    2/35

    perubahan terkait dengan kondisi tubuh mempengaruhi sifat dan kualitas data post mortem

    dan penerapan metode khusus identifikasi.1

    !etode identifikasi yang digunakan dalam kasus-kasus bencana harus bersifat ilmiah,

    dapat diandalkan, dapat diterapkan pada kondisi lapangan dan mampu diimplementasikan

    dalam jangka waktu yang sesuai.1

    (enis metode identifikasi primer dan yang paling dapat diandalkan, yaitu identifikasi

    sidik jari, analisis komparatif gigi dan analisis D)*. (enis metode identifikasi sekunder

    meliputi deskripsi personal, temuan medis serta bukti dan pakaian yang ditemukan pada

    tubuh. (enis identifikasi ini berfungsi untuk mendukung identifikasi dengan cara lain dan

    biasanya tidak cukup sebagai satu-satunya alat identifikasi.1

    Semua metode yang memungkinkan di lapangan seharusnya diterapkan. dentifikasi

    yang hanya berdasarkan foto sangat tidak dapat diandalkan dan harus dihindari. dentifikasi

    +isual oleh saksi mungkin memberikan indikasi identitas tetapi tidak cukup untuk identifikasi

    positif dari korban bencana berskala besar. Dalam hal ini korban sering mengalami trauma

    yang mendalam sehingga perbandingan +isual adalah hal yang mustahil dan karena relatif

    dari korban sering tidak mampu mengatasi tekanan psikologis yang terlibat dalam konfrontasi

    dengan para korban meninggal.1

    Semua data post mortem yang diperoleh dari +isum tubuh korban die+aluasi dengan

    mengacu pada informasi orang hilang yang diperoleh. &arena tidak mungkin untuk

    mengetahui terlebih dahulu data apa yang dapat diperoleh dari tubuh korban dan informasi

    apa yang dapat diperoleh untuk tujuan perbandingan di lokasi bencana. Semua informasi

    yang tersedia $baik *! dan P!% harus dikumpulkan dan didokumentasikan.1

    Dalam pelayanan identifikasi forensik berbagai macam pemeriksaan dapat digunakan

    sebagai sarana identifikasi. Berdasarkan penyelenggaraan penanganan pemeriksaannya, maka

    sarana-sarana identifikasi dapat dikelompokkan

    1. Sarana identifikasi kon+ensional, yaitu berbagai macam pemeriksaan identifikasi yang

    biasanya sudah dapat diselenggarakan penanganannya oleh pihak polisi penyidik antara

    lain

    a. Pemeriksaan secara +isual dan fotografi mengenali ciri-ciri muka atau sinyalemen

    tubuh lainnya.

    b. Pemeriksaan benda-benda milik pribadi seperti pakaian, perhiasan, sepatu dan

    sebagainya.

    c. Pemeriksaan kartu-kartu pengenal seperti &'P,S!, &arpeg, kartu mahasiswa dan

    sebagainya, surat-surat seperti surat tugas jalan atau dokumen-dokumen dsb.d. Pemeriksaan sidik jari dan lain-lain.

    2

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    3/35

    ". Sarana identifikasi medis, yaitu berbagai macam pemeriksaan identifikasi yang

    diselenggarakan penanganannya oleh pihak medis, yaitu apabila pihak polisi penyidik

    tidak dapat menggunakan sarana identifikasi kon+ensional atau kurang memperoleh hasil

    identifikasi yang meyakinkan, antara lain

    a. Pemeriksaan ciri-ciri tubuh yang spesifik maupun yang non-spesifik secara medis

    melalui pemeriksaan luar dan dalam pada waktu otopsi. Beberapa ciri yang spesifik,

    misalnya cacat bibir sumbing atau celah palatum, bekas luka atau operasi luar

    $sikatrik atau keloid%, hiperpigmentasi daerah kulit tertentu $toh%, tahi lalat, tato, bekas

    fraktur atau adanya pin pada bekas operasi tulang atau juga hilangnya bagian tubuh

    tertentu dan lain-lain. Beberapa contoh ciri non-spesifik antara lain misalnya tinggi

    badan, jenis kelamin, warna kulit, warna serta bentuk rambut dan mata, bentuk-bentuk

    hidung, bibir dan sebagainya.

    b. Pemeriksaan ciri-ciri gigi melalui pemeriksaan odontologis.

    c. Pemeriksaan ciri-ciri badan atau rangka melalui pemeriksaan antropologis,

    antroposkopi dan antropometri.

    d. Pemeriksaan golongan darah berbagai sistem *B/, 0hesus, !), &eel, Duffy, 2*

    dan sebagainya.

    e. Pemeriksaan ciri-ciri biologi molekuler sidik D)* dan lain-lain.

    II.3 DASAR DASAR IDENTIFIKASI FORENSIK

    Dasar hukum dan undang-undang bidang kesehatan yang mengatur identifikasi

    jenasah adalah

    A. Berkaitan dengan kewajiban dokter dalam membantu peradilan diatur dalam &3P pasal

    1 4

    1. Dalam hal penyidik untuk membantu kepentingan peradilan menangani seorang

    korban baik luka, keracunan ataupun mati yang di duga karena peristiwa yang

    merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli

    kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

    2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat $1% dilakukan secara

    tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau

    pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

    3. !ayat yang dikirimkan kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah

    sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat

    tersebut dan diberi label yang memuatkan identitas mayat, dilak dengan diberi capjabatan yang diilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

    3

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    4/35

    A. 3ndang-undang &esehatan Pasal 56 7

    1. Selain penyidik pejabat polisi )egara 0epublik ndonesia juga kepada pejabat

    pegawai negeri sipil tertentu di Departemen &esehatan diberi wewenang khusus

    sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam 33 )o 8 tahun 1681 tentang ukum

    *cara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam

    undang-undang ini.

    2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat $1% berwenang

    a. !elakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan.

    b. !elakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan.

    c. !eminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan usaha.

    d. !elakukan pemeriksaan atas surat atau dokumen lain.

    e. !elakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti.

    f. !eminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan.

    g. !enghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti sehubungan dengan

    tindak pidana di bidang kesehatan.

    3. &ewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat $"% dilaksanakan menurut

    33 )o 8 tahun 1681 tentang *P.

    II.4 JENIS JENIS METODE IDENTIFIKASI FORENSIK

    (enis metode identifikasi forensik dapat dibagi menjadi metode identifikasi primer

    dan metode identifikasi sekunder. !etode identifikasi tradisional yaitu metode +isual, dimana

    metode ini tidak bisa dianggap sebagai metode terbaik dan rentan dalam ketidaktelitian.

    !etode ini digolongkan sebagai metode identifikasi sekunder.

    Metode Identifikasi !i"e!

    #. Sidik $a!i.

    1.1. Definisi

    4

    9ambar 1. !etode identifikasi primer.1

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    5/35

    Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari

    epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki,

    yang juga dikenal sebagai :dermal ridges; atau :dermal papillae;, yang terbentuk dari

    satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari bayi pun, kita semua sudah

    mempunyai sidik jari yang sangat identik dan tidak dimiliki orang lain. *lur-alur kulit

    di ujung jari dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh di ujung jari sejak janin

    berusia empat minggu hingga sempurna saat enam bulan di dalam kandungan.

    9igi tetap

    8 5 < 4 " 1 1 " 4 7 < 5 8

    8 5 < 4 " 1 1 " 4 7 < 5 8

    =ontoh P" atas kanan 7 1 bawah kiri 1

    . =ara *merika yaitu dengan menghitung dari atas kiri, ke kanan, ke bawah

    kanan, lalu ke bawah kiri.

    9igi Susu $pakai huruf romawi%

    E E C C C C C

    E E E EC EC EC EC EC EE EE

    =ontoh c bawah kanan E m" atas kiri

    9igi 'etap $pakai angka biasa%

    1< 17 14 1 1" 11 1A 6 8 5 < 7 4 " 1

    15 18 16 "A "1 "" " "4 "7 "< "5 "8 "6 A 1 "

    =ontoh P" atas kanan 1 1 bawah kiri "7

    4. =ara *plegate

    13

  • 8/12/2019 80520132-identifikasi-forensik

    14/35

    &ebalikan dari cara *merika yaitu dengan menghhitung dari atas kanan ke

    kiri, kebawah kiri lalu ke bawah kanan

    9igi Susu

    C C C C C E E

    EE EE EC EC EC EC EC E E E

    =ontoh c bawah kanan EC m" atas kiri E

    9igi 'etap

    1 " 4 7 < 5 8 6 1A 11 1" 1 14 17 1