8 lebih besar, dikti, bah- di - pustaka ilmiah universitas...

1
demikian, menurut Dr. Cecep, atmosfer penelitian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. "Setidaknva, sebagian mahasiswa ada yang terlibat riser dengan tim dosen, ikut lomba-lomba karya tulis yang berbasis riser, dan adanya program PKM Dikti," tuturDr, Cecep yang juga mengatakan bah- wa di kampus, mahasiswa sebenamya sudah diberi rnata kuliah meto'clologi penelitian, sebagai bekal unruk menjadi peneliti. Akan terapi, menurut Dr. Cecep, struktur sosial kampus juga masih belum holistik memandang ak- tivitas mahasiswa, utamanya segala hal yang berla- bel "mahasiswa aktivis". Menufut Dr. Cecep, sudah saatnya menggeser persepsi bahwa mahasiswa ak- rivis hanyalah mereka yang acap melakukan . demonsrrasi dan menggelar parlemen jalanan. Se- mestinva, seorang mahasiswa aktivis lekat dengan budava riser yang menjadi ciri khas dan identitas mereka sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, pihak universitas perlu terus mendorong dan mernfasilitasi mahasiswanya unruk mengasah keterampilan dalam bidang riset. De- . , 'cian, rnata kuliah metodologi penelitian .. :n " ":rihan ridak h.mvn unruk skripsi. Ada hUl\'tk keunrungun yang hisa did.iparkan maha- siswa yang membiasakan diri dengan riser. Dengan membudayakan riset, mahasiswa akan menjadi orang yang berpikir dan betindak ilmiah, sesuai de- ngan data yang ada sehingga hasil bisa diprediksi. Selain itu, riset memungkinkan mahasiswa menjn- di orang yang peka rcrhadap herbagai persoalan masvarakar. "Dengan dernikian, kira punya banyak stok inrelekrual muda yang herpikir dengan basis riser. Masyarakar riser adalah ciri masyarakat ilmi- ah," rambah Or. Cecep. Scnada dengan Dr. Cecep, Dr. Nurhalim juga mengarakan bahwa dunia penelitian di kalangan mahasiswa bclum menjadi tren. Bahkan, bukan hanya di k.ilangan mahasiswa, ternpi juga di kala- ng:m kampus secara umum (dalam hal ini terma- suk dosen-dosennya). "Sekarang, dana penelitian sudah lumayan hanyak. Akan tetapi, hasilnya? I Pcnelirian di kampus masih terbatas untuk meng- hasilkan sarjana sampai doktor," katanya. Dr. Nurhalim berharap pemerintah mernper- hatikan hal ini. Penelitian di kalangan mahasiswa (S-l sampai S-3) mesti dibenahi secara menyelu- ruh, berkesinambungan, dan terintegrasi. "Untuk itu, berilah beban kepada guru besar agar seorang guru besar mempunyai roadmap penelitian. Oengan demikian, guru besar bisa membimbing mahasiswa (S-l sampai S- 3) dengan arah dan capaian yang je- las. Bukan hanya itu, guru besar juga nanti harus mempunyai topik penelitian besar arau andalan, dan pernerintah harus membiayainya," tutumya. Rawan kecurangan? Di kampus, untuk mendorong darrmenstimulasi mahasiswa melakukan penelitian, ada program PKM dan PMW yang diselenggarakan oleh Dikti. Menurut Dr. Illah Sailah dari Dikti, setiap tahun- nya hibah yang diberikan untuk program ini mini- mal 100 miliar rupiah, untuk perguruan tinggi negeri maupun swasta. Setiap mahasiswa dapat mengakses dana sebesar 8 juta rupiah. Adapun jika menginginkan dana yang lebih besar, Oikti men- syaratkan mahasiswa membentuk kelompok riser. Namun, ada kabar yang kurang sedap yang berembus di kalangan mahasiswa, hibah sebesar Rp 8 juta dari Dikti untuk pembiayaan program yang tertulis di proposal ban yak yang disalahgunakan. Beberapa mahasiswa yang tidak bersedia dise- burkan nama dan asal kampusnya mengatakan kepada Kampus bahwa uang tersebut kerap digu- nakan untuk memenuhi keburuhan hidup sehari- hari selama kuliah, bahkan ada yang sampai meng- gunakahnya untuk keperluan yang sifamya lux, seperti mernbeli HP baru, laptop baru, BB, dan se- bagainya. Nanda, mahasiswa Faperta Unpad mengatakan bahwa jika ridak lekas dibenahi dan dilakukan kontrol yang ketat, program hibah semacam ini bukannya mencetak mahasiswa yang inovatif, malah membudayakan korupsi sejak muda. Kerika hal tersehut dikonfirmasi kc Oikri, Dr. 11- lah Sailah mcngarnk.m h;,h\\'a kcmungkin.m itu sangat keci\. Karena rnckunisme yang diherlakukan Dikti ataupun Universitas sangar ketar, Namun, ji- ka terjadi kecurangan atau penyelewengan dana, mekanisme rersebur diserahkan kepada pihak uni- versitas. "Pemherian dana tenru tidak scmbarangan, Ma- hasiswu diherikan pelarihnn terlebih dulu, dosen pembimbingnva pun demikian. Lalu, proposal pengajuan dana dari mahasiswa ditelaah dengan teliti. Kalau kemnngkinannva bazus, baru Dikti akan mendanainva," kata Or. Illah Sailah. Dr. Cccep Darmawan amnt menyayangkan hal tersebut, Menurur dia, kccurangan itu harus dihc- rantas, Oleh karena itu, untuk merninimalisasi hal tersehut, UP! melakukan seleksi yang ketar dcncan menerapkan sistcm konrrol melalui dosen pcm- bimbing masing-masing. "Sebelum pencairan dana, mahasiswa harus mendapatkan rekomendasi dari pembimbing. Tan- pa rekomendasi dari pembimbing bahwa maha- siswa sedang menjalankan program sesuai dengan yang tertulis di proposal, kami tidak akan men- cairkan dana itu. Tentu saja sanksi akan dikenakan sesuai dengan aturan yang berlaku. UPI bahkan memberlakukan prosedur tambahan, yakni surat pemyaraan mahasiswa yang dibubuhi meterai, isinya antara lain tidak akan menyelewengkan dana dan kesiapan menerima sanksi jika melanggar aturan," kata Dr. Cecep. "Kalau itu terjadi, jelas penyelewengan. Pada prinsipnya harus menepati janji. Apa yang dijan- jikan di proposal harus dipenuhi. Penelitian harus dikerjakan benar-benar dan (Iaporahnya) ndak boleh direkayasa," katanya. *** Fatih Zam [email protected] r

Upload: nguyentuyen

Post on 17-Sep-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

demikian, menurut Dr. Cecep, atmosfer penelitianterus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun."Setidaknva, sebagian mahasiswa ada yang terlibatriser dengan tim dosen, ikut lomba-lomba karyatulis yang berbasis riser, dan adanya program PKMDikti," tuturDr, Cecep yang juga mengatakan bah-wa di kampus, mahasiswa sebenamya sudah diberirnata kuliah meto'clologi penelitian, sebagai bekalunruk menjadi peneliti.

Akan terapi, menurut Dr. Cecep, struktur sosialkampus juga masih belum holistik memandang ak-tivitas mahasiswa, utamanya segala hal yang berla-bel "mahasiswa aktivis". Menufut Dr. Cecep, sudahsaatnya menggeser persepsi bahwa mahasiswa ak-rivis hanyalah mereka yang acap melakukan .demonsrrasi dan menggelar parlemen jalanan. Se-mestinva, seorang mahasiswa aktivis lekat denganbudava riser yang menjadi ciri khas dan identitasmereka sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu, pihak universitas perlu terusmendorong dan mernfasilitasi mahasiswanya unrukmengasah keterampilan dalam bidang riset. De-

. , 'cian, rnata kuliah metodologi penelitian.. :n " ":rihan ridak h.mvn unruk skripsi. AdahUl\'tk keunrungun yang hisa did.iparkan maha-siswa yang membiasakan diri dengan riser. Denganmembudayakan riset, mahasiswa akan menjadiorang yang berpikir dan betindak ilmiah, sesuai de-ngan data yang ada sehingga hasil bisa diprediksi.Selain itu, riset memungkinkan mahasiswa menjn-di orang yang peka rcrhadap herbagai persoalanmasvarakar. "Dengan dernikian, kira punya banyakstok inrelekrual muda yang herpikir dengan basisriser. Masyarakar riser adalah ciri masyarakat ilmi-ah," rambah Or. Cecep.

Scnada dengan Dr. Cecep, Dr. Nurhalim jugamengarakan bahwa dunia penelitian di kalanganmahasiswa bclum menjadi tren. Bahkan, bukanhanya di k.ilangan mahasiswa, ternpi juga di kala-ng:m kampus secara umum (dalam hal ini terma-suk dosen-dosennya). "Sekarang, dana penelitiansudah lumayan hanyak. Akan tetapi, hasilnya? I

Pcnelirian di kampus masih terbatas untuk meng-hasilkan sarjana sampai doktor," katanya.

Dr. Nurhalim berharap pemerintah mernper-hatikan hal ini. Penelitian di kalangan mahasiswa(S-l sampai S-3) mesti dibenahi secara menyelu-ruh, berkesinambungan, dan terintegrasi. "Untukitu, berilah beban kepada guru besar agar seorangguru besar mempunyai roadmap penelitian. Oengandemikian, guru besar bisa membimbing mahasiswa(S-l sampai S-3) dengan arah dan capaian yang je-las. Bukan hanya itu, guru besar juga nanti harusmempunyai topik penelitian besar arau andalan,dan pernerintah harus membiayainya," tutumya.

Rawan kecurangan?Di kampus, untuk mendorong darrmenstimulasi

mahasiswa melakukan penelitian, ada programPKM dan PMW yang diselenggarakan oleh Dikti.Menurut Dr. Illah Sailah dari Dikti, setiap tahun-nya hibah yang diberikan untuk program ini mini-

mal 100 miliar rupiah, untuk perguruan tingginegeri maupun swasta. Setiap mahasiswa dapatmengakses dana sebesar 8 juta rupiah. Adapun jikamenginginkan dana yang lebih besar, Oikti men-syaratkan mahasiswa membentuk kelompok riser.

Namun, ada kabar yang kurang sedap yangberembus di kalangan mahasiswa, hibah sebesar Rp8 juta dari Dikti untuk pembiayaan program yangtertulis di proposal ban yak yang disalahgunakan.Beberapa mahasiswa yang tidak bersedia dise-burkan nama dan asal kampusnya mengatakankepada Kampus bahwa uang tersebut kerap digu-nakan untuk memenuhi keburuhan hidup sehari-hari selama kuliah, bahkan ada yang sampai meng-gunakahnya untuk keperluan yang sifamya lux,seperti mernbeli HP baru, laptop baru, BB, dan se-bagainya.

Nanda, mahasiswa Faperta Unpad mengatakanbahwa jika ridak lekas dibenahi dan dilakukankontrol yang ketat, program hibah semacam inibukannya mencetak mahasiswa yang inovatif,malah membudayakan korupsi sejak muda.

Kerika hal tersehut dikonfirmasi kc Oikri, Dr. 11-lah Sailah mcngarnk.m h;,h\\'a kcmungkin.m itusangat keci\. Karena rnckunisme yang diherlakukanDikti ataupun Universitas sangar ketar, Namun, ji-ka terjadi kecurangan atau penyelewengan dana,mekanisme rersebur diserahkan kepada pihak uni-versitas.

"Pemherian dana tenru tidak scmbarangan, Ma-hasiswu diherikan pelarihnn terlebih dulu, dosenpembimbingnva pun demikian. Lalu, proposalpengajuan dana dari mahasiswa ditelaah denganteliti. Kalau kemnngkinannva bazus, baru Diktiakan mendanainva," kata Or. Illah Sailah.

Dr. Cccep Darmawan amnt menyayangkan haltersebut, Menurur dia, kccurangan itu harus dihc-rantas, Oleh karena itu, untuk merninimalisasi haltersehut, UP! melakukan seleksi yang ketar dcncanmenerapkan sistcm konrrol melalui dosen pcm-bimbing masing-masing.

"Sebelum pencairan dana, mahasiswa harusmendapatkan rekomendasi dari pembimbing. Tan-pa rekomendasi dari pembimbing bahwa maha-siswa sedang menjalankan program sesuai denganyang tertulis di proposal, kami tidak akan men-cairkan dana itu. Tentu saja sanksi akan dikenakansesuai dengan aturan yang berlaku. UPI bahkanmemberlakukan prosedur tambahan, yakni suratpemyaraan mahasiswa yang dibubuhi meterai,isinya antara lain tidak akan menyelewengkandana dan kesiapan menerima sanksi jika melanggaraturan," kata Dr. Cecep.

"Kalau itu terjadi, jelas penyelewengan. Padaprinsipnya harus menepati janji. Apa yang dijan-jikan di proposal harus dipenuhi. Penelitian harusdikerjakan benar-benar dan (Iaporahnya) ndakboleh direkayasa," katanya. ***

Fatih [email protected]

r