8. hubungan litologi dengan kandungan kimiawi …

12
HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee Page 191 HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN RELATIONSHIP OF LITHOLOGY WITH CHEMICAL CONTENT OF GROUNDWATER IN DISTRICT BAYAH, BANTEN PROVINCE Ricky Muhammad Akbar, Suherman Dwi Nuryana 1 , Abdurrachman Assegaf 1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia a Email korespondensi: [email protected] Sari. Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari setiap manusia yang termasuk sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan setiap manusia untuk bertahan hidup adalah kebutuhan fisiologis, dimana air termasuk dalam kebutuhan fisiologis setiap manusia Pada penelitian ini air tanah merupakan air yang akan diteliti dan dievaluasi kadar pencemarannya yang biasanya disebabkan oleh curah hujan, air fosil, atau air yang terperangkap di satuan batuan dan terjadi proses infiltrasi yang menyebabkan zat – zat yang terbawa ataupun terlarut oleh airtanah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui kondisi kimiawi dan mengetahui faktor yang mempengaruhi kondisi air tanah pada Formasi Bayah dan Formasi Aluvium yang berlokasi di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Metode yang yg dilakukan untuk penelitian ini dimulai dengan melakukan pengukuran muka airtanah setempat serta pengukuran sifat fisik air di lapangan dengan parameter kadar derajat keasaman (pH), total dissolved solids (TDS), Suhu (°C) dan electric conductivity (s/m)., pengambilan sampel airtanah dengan acuan dari SNI6989.58:2008 Air Dan Limbah – Bagian 58:2008. Metode pengambilan contoh airtanah dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Metode pengambilan contoh airtanah, dan uji laboratorium sampel airtanah dengan Unsur kimia terpilih untuk analisis adalah kandungan besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯) menggunakan parameter Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017 dengan Metode APHA, AWWA, WEF. Dari hasil analisis kedua formasi yang terdapat pada daerah penelitia bahwa airtanah pada daerah penelitian dipengaruhi oleh batuan yang terdapat pada tiap formasi yang ditandai Sejarah Artikel : Diterima 05 Juni 2021 Revisi 05 Juli 2021 Disetujui 07 Juli 2021 Terbit Online 27 Agustus 2021 Kata Kunci : Ø Hidrologi, Ø Hidrogeologi, Ø Kimiawi Airtanah, Ø Formasi Batuan Ø Keywords : Ø Hydrology, Ø Hydrogeology, Ø Groundwater Chemistry, Ø Rock Formation, Ø

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 191

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

RELATIONSHIP OF LITHOLOGY WITH CHEMICAL CONTENT OF GROUNDWATER IN

DISTRICT BAYAH, BANTEN PROVINCE

Ricky Muhammad Akbar, Suherman Dwi Nuryana1, Abdurrachman Assegaf

1Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

aEmail korespondensi: [email protected]

Sari. Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari setiap manusia yang termasuk sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan setiap manusia untuk bertahan hidup adalah kebutuhan fisiologis, dimana air termasuk dalam kebutuhan fisiologis setiap manusia Pada penelitian ini air tanah merupakan air yang akan diteliti dan dievaluasi kadar pencemarannya yang biasanya disebabkan oleh curah hujan, air fosil, atau air yang terperangkap di satuan batuan dan terjadi proses infiltrasi yang menyebabkan zat – zat yang terbawa ataupun terlarut oleh airtanah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui kondisi kimiawi dan mengetahui faktor yang mempengaruhi kondisi air tanah pada Formasi Bayah dan Formasi Aluvium yang berlokasi di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Metode yang yg dilakukan untuk penelitian ini dimulai dengan melakukan pengukuran muka airtanah setempat serta pengukuran sifat fisik air di lapangan dengan parameter kadar derajat keasaman (pH), total dissolved solids (TDS), Suhu (°C) dan electric conductivity (s/m)., pengambilan sampel airtanah dengan acuan dari SNI6989.58:2008 Air Dan Limbah – Bagian 58:2008. Metode pengambilan contoh airtanah dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Metode pengambilan contoh airtanah, dan uji laboratorium sampel airtanah dengan Unsur kimia terpilih untuk analisis adalah kandungan besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯) menggunakan parameter Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017 dengan Metode APHA, AWWA, WEF. Dari hasil analisis kedua formasi yang terdapat pada daerah penelitia bahwa airtanah pada daerah penelitian dipengaruhi oleh batuan yang terdapat pada tiap formasi yang ditandai

Sejarah Artikel : • Diterima

05 Juni 2021 • Revisi

05 Juli 2021 • Disetujui

07 Juli 2021 • Terbit Online

27 Agustus 2021 Kata Kunci : Ø Hidrologi, Ø Hidrogeologi, Ø Kimiawi Airtanah, Ø Formasi Batuan Ø Keywords : Ø Hydrology, Ø Hydrogeology, Ø Groundwater Chemistry, Ø Rock Formation, Ø

Page 2: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 192

dengan perbedaan kandungan kimiawi airtanah pada tiap formasi, serta kondisi morfologi and topografi juga mempengaruhi arah aliran yang terdapat pada daerah penelitian.

Abstract. Water is a very important element for the daily life of every human being which is included as a primary need. The most basic need in the life of every human being to survive is a physiological need, where water is included in the physiological needs of every human being. In this study, groundwater is water that will be studied and evaluated for its level of pollution which is usually caused by rainfall, fossil water, or water that has been polluted. trapped in rock units and an infiltration process occurs which causes substances to be carried or dissolved by the surrounding groundwater. This study aims to determine the chemical conditions and determine the factors that affect groundwater conditions in the Bayah Formation and Alluvium Formation. The method used for this research begins with measuring the local groundwater level and measuring the physical properties of water in the field with parameters such as acidity (pH), total dissolved solids (TDS), temperature (°C) and electric conductivity (s/m). ., groundwater sampling with reference to SNI6989.58:2008 Water and Waste – Section 58:2008. Groundwater sampling method in the Decree of the State Minister of the Environment concerning Methods of taking groundwater samples, and laboratory testing of groundwater samples with selected chemical elements for analysis, namely the content of iron (Fe), Manganese (Mn), and Nitrogen ((NO₂¯ & NO₃¯) using parameters Minister of Health Regulation No.32 of 2017 with the APHA, AWWA, WEF Method.. From the results of the analysis of the two formations found in the research area, groundwater in the study area is influenced by the rocks found in each formation which is characterized by differences in the chemical content of groundwater in each formation, as well as morphological and topographic conditions also affect the direction of flow in the study area.

PENDAHULUAN

Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari setiap manusia yang termasuk sebagai kebutuhan primer, sumber daya air yang umumnya digunakan adalah air tanah (Santosa dan Adji, 2014). Kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan setiap manusia untuk bertahan hidup adalah kebutuhan fisiologis, dimana air termasuk dalam kebutuhan fisiologis setiap manusia (Abraham Maslow, 1943). Oleh karena itu penting dilakukannya pengendalian pencemaran airtanah khususnya yang diakibatkan oleh satuan litologi daerah penelitian (Purwanto Sudadi, 2003). Perkembangan kebutuhan air bersih berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk disuatu daerah (Virssa dan Roh, 2018), sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih demi mewujudkan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu setiap negara diharapkan mampu mewujudkan akses air yang layak bagi tiap penduduk (PBB, 2015). Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan mejadi faktor pendukung khususnya penelitian airtanah daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan di kawasan pesisir Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. (Gambar 1)

Page 3: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 193

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan pesisir Kecamatan Bayah, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai. Menurut Salsabila, Anissa & Irma L.N (2020), Kondisi airtanah yang baik atau tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup, zat tersebut antaralain adalah Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO). Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kimiawi airtanah melalui pengamatan beberapa parameter sifat kimia airtanah yaitu kandungan besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯) dengan menggunakan uji laboratorium sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : - Bagaimana kondisi kimiawi airtanah pada Formasi Bayah dan Formasi Aluvium? - Apa faktor yang mempengaruhi kondisi air tanah pada Formasi Bayah dan Formasi Aluvium?

GEOLOGI REGIONAL

Geologi dan Stratigrafi Regional

Menurut fisiografi regional, daerah penelitian termasuk ke dalam fisiografi Jawa Barat yang terletak di daerah Bayah, Provinsi Banten. Fisiografi Jawa Barat Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi 5 zona, yaitu Zona Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung, Zona Pegunungan Bayah, Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat (Gambar 2).

Page 4: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 194

Gambar 1. Peta Fisiografi Jawa Barat (Bemmelen, 1949)

Menurut Sujatmiko dan Santosa (1992) pada daerah Banten Selatan batuan berumur Eosen sampai Resen tersingkap. Formasi Bayah teredapkan pada kala Eosen dan dibagi menjadi tiga anggota satuan yaitu Anggota Konglomerat (Teb) yang terendapkan dilingkungan paralik yang terdiri dari batuan sedimen klastika kasar hasil dari rombakan batuan granit dan batuan metamorf formasi Ciletuh berumur Pra Tersier. Anggota Batulempung (Tebm) terendapkan di lingkungan Neritik beranggotakan batulempung dan napal. Anggota Batugamping (Tebl) yang terendapkan secara menjemari dengan Batulempung Formasi Bayah Formasi Cimanceuri yang berumur Pliosen Awal yang beranggotakan batuan sedimen klastik terendapkan pada lingkungan laut dangkal-litoral. Batuan Gunungapi Kuarter (Qv) menindih tidak selaras satuan batuan yang lebih tua. Pada kala Holosen sampai Resen, endapan pantai (Qc) dan endapan Aluvium (Qa) terendapkan secara tidak selaras menindih batuan yang lebih tua. Menurut Sujatmiko dan Santosa (1992),beberapa formasi pada daerah penelitian telah tersingkap secara tidak selaras yaitu formasi Anggota Konglomerat Formasi Bayah (Teb), Formasi Cimanceuri (Tpm) dan Endapan Aluvium (Qa) Kondisi Airtanah

Kondisi air dapat diketahui dengan melakukan pemantauan dan interpretasi data kualitas air yang telah di uji laboratorium. Jika hasil pemantauan kualitas air tidak sesuai dengan standar mutu kualitas airtanah maka air dapat dikatakan tercemar, Pencemaran air disebabkan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau bahan lain yang menyebabkan kualitasnya menurun ke tingkat tertentu karena aktivitas manusia Akibatnya, air tidak bisa berfungsi seperti yang diharapkan. Pencemaran air yang disebabkan karena bahan lain yaitu gas, zat terlarut dan Partikel yang menyebabkan air tidak lagi sesuai dengan kondisi natural ketika tidak tercemar. Bahan yang masuk kedalam air dapat melalui berbagai cara, antara lain melalui tanah, udara, limbah domestik, limbah Industri, dll (Effendi, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas atau kondisi airtanah ada 2 (dua) yaitu: 1. Faktor alami, faktor alami terjadi akibat adanya interaksi antara airtanah dengan unsur kimia yang ada

di dalam batuan yang menyimpan airtanah (akuifer), selain interaksi terhadap batuan yang menyimpan airtanah ada faktor alami lainnya yang mempengaruhi kandungan kimia airtanah khususnya pada daerah pantai cenderung akan menghasilkan kandungan ion klorida yang lebih besar dibandingkan

DAERAH

PENELITIAN

Page 5: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 195

dengan daerah yang jauh dari pantai. faktor lainnya yang mempengaruhi kandungan kimia airtanah adalah air hujan, air hujan dapat mengangkap beberapa unsur terutama oksigen, hydrogen, nitrogen, klorida, dan sulfat.

2. Faktor non-alami, faktor non-alami terjadi akibat masuknya unsur kimia tertentu ke dalam airtanah yang disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti pada daerah pertanian yang menggunakan pupuk atau pestisida dengan berlebihan yang berakibat mencemari airtanah di daerah tersebut. Kegiatan industry juga turut mempengaruhi kandungan airtanah yang menghasilkan logam-logam berat berbahaya bagi manusia.

Parameter Penentu Kondisi Airtanah

Sifat Kimia

Airtanah memiliki sifat kimiawi yang dipengaruhi oleh litologi dan tanah yang dilewatinya, proses lewatnya airtanah pada litologi dan tanah disebut dengan infiltrasi, pada proses inilah airtanah dapat melarutkan zat-zat yang terdapat pada litologi dan tanah. Sifat kimia airtanah berbanding lurus dengan sifat fisik. Menurut Salsabila, Anissa & Irma L.N (2020), Kondisi airtanah yang baik atau tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup, zat tersebut antaralain adalah Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO).

1. Kandungan Besi (Fe) Kandungan Besi dapat ditemukan sebagian besar pada batuan beku yang mengandung kandungan

mineral piroksen, amphibol, magnetit, pirit, biotit, dan garnet. Pada batuan sedimen dapat ditemukan pada batuan yang mengandung oksida besi, karbonat, dan sulfida dari mineral lempung. Unsur besi yang berasal dari berbagai mineral tersebut pada umumnya mudah dilarutkan dalam airtanah, terutama airtanah yang bersifat asam.

2. Kandungan Mangan (Mn) Unsur mangan dapat ditemukan pada batuan sedimen lapuk (dalam bentuk tanah/soil) atau batuan

metamorf dari mineral mika, biotit dan hornblende. Dalam air, mangan adalah elemen minor, yang berarti tidak selalu ada. Air di alam mengandung sejumlah kecil mangan (biasanya sekitar 0,02 mg/L atau kurang).

3. Kandungan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯) Unsur nitrogen ini umumnya mudah masuk ke dalam air tanah, terutama air tanah dangkal, karena

senyawa yang mengandung nitrogen mudah larut dalam air hujan dan menjadi air tanah setelah masuk ke dalam tanah. Adanya senyawa nitrogen dalam air tanah, terutama nitrat, menunjukkan bahwa air tanah kemungkinan besar telah tercemar. Hal ini dapat digunakan untuk menilai apakah sumber air yang digunakan pada bahan tersebut dekat dengan tempat pengolahan kotoran (WC), atau apakah ada kemungkinan lain, seperti kemungkinan menggunakan nitrogen untuk pemupukan atau dekat dengan tumpukan sampah organik sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari, air minum dengan kandungan nitrat tinggi rasanya pahit dan astringen. Oleh karena itu, dalam berbagai dokumen, batas baku mutu nitrat 10mg/l ditentukan untuk estetika rasa, bukan untuk kesehatan manusia

Page 6: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 196

METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Pengukuran Muka Airtanah Pengukuran muka airtanah dilakukan untuk mengetahui elevasi atau ketinggian sesungguhnya muka

airtanah di daerah penelitian, dilakuan pada setiap sumur milik masyarakat menggunakan alat Roll meter dan Water Level Meter.

Pengamtan Litologi Pengamatan litologi berfungsi untuk mengetahui kondisi geologi dan batuan pada daerah penelitian.

Pengambilang sampe Airtanah Pengambilang sampel airtanah dilakukan untuk uji laboratorium yang hasilkan untuk mengetahui

kandungan kimia yang ada pada airtanah.

Pembuatan Peta Muka Airtanah Setelah mendapatkan hasil pengukuran muka airtanah yang telah dilakukan, maka haasil data tersebut

diolah menjadi peta muka airtanah daerah penelitian.

Analisis Uji Laboratorium Analisa uji laboratorium dilakukan pada beberapa sampel yang mewakili kondisi airtanah di daerah

penelitian, uji laboratorium menggunakan standar uji baku mutu air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017 menggunakan metode Standar Internasional (APHA, AWWA, WEF).

Pengolahan Data Setelah semua data telah terkumpul, akan dianalisis dan menghasilkan kesimpulan dan kondisi kimiawi

airtanah pada daerah penelitian dipengaruhi oleh litologi lalu siap untuk dipresentasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengolahan Data Setelah melakukan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya maka hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah:

Peta Geologi Peta geologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 formasi, yaitu Formasi Bayah (Teb), Formasi Cimanceuri (Tpm), dan Formasi Aluvium (Qa). Hasi peta geologi ini didapatkan dari hasil pengamatan dilapangan dan didukung oleh peta geologi regional lembar Leuwidamar (Sujatmiko dan Santosa, 1992). (Gambar 3)

Page 7: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 197

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian

Geologi Formasi Bayah Formasi Bayah, Formasi Pertama, Formasi Bayah (Teb) disusun oleh batupasir dan Konglomerat. Formasi ini tersebar di tenggara dan timur laut daerah penelitian, dengan pengamatan secara megaskopis ciri khas berwarna coklat, ukuran butir pasir sedang dengan sortasi moderately sorted, dengan kemas tertutup dan derajat pembundaran rounded – sub rounded. Struktur sedimen pada formasi ini normal graded bedding. Umur Formasi Bayah (Teb) berkisar Eosen awal. Nama batuan ini adalah Konglomerat. (Gambar 4).

Gambar 4. Formasi Bayah Bagian Tenggara

Geologi Formasi Aluvium Formas Aluvium adalah formasi termuda Aluvium (Qa) disusun oleh kerakal, kerikil, pasir, lempung, dan endapan hasil rombakan batuan yang telah terbentuk sebelumnya, formasi ini tersebar luas di kawasan

Page 8: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 198

sepanjang Sungai Cimadur dengan ciri material keseluruhan adalah berwarna coklat, endapan pasir yang memiliki bentuk butir membundar dengan umur Recent. (Gambar 5).

Gambar 5. Formasi Aluvium

Peta Muka Airtanah Peta muka airtanah adalah hasil dari pengukuran muka airtanah di lapangan pada semua sumur gali dengan nilai MAT maksimun 149,02 mdpl dan nilai MAT 0,68 mdpl, arah aliran airtanah dominan mengarah ke arah selatan dan barat daya pada peta. Hal ini karena arah aliran dipengaruhi oleh topografi di daerah penelitian, topografi pada Formasi Bayah cenderung adalah perbukitan, sedangkan pada Formasi Aluvium topografi yang dimiliki formasi ini cenderung datar. (Gambar 6). Dilihat dari topografi yang ada pada daerah penelitian arah alirannya cenderung mengikuti topografi pada bagian timur peta, sedangkan pada bagian tengah peta arah aliran cenderung mengarah kearah aliran sungai yang merupakan titik terendah dari dataran (Gambar 7).

Page 9: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 199

Gambar 6. Peta Topografi Daerah Penelitian

Gambar 7. Peta Muka Airtanah dan Arah Aliran

Kimiawi Airtanah Dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, menggunakan acuan dari Peraturam Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017. Uji laboratorium dilakukan pada sumur gali dengan nomor lokasi SG4, SG6, SG8 SG 12, SG18, dan SG19. Dengan melakukan perhitungan sifat fisik berupa derajat Keasaman (pH), serta kandungan kimia berupa kandungan besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯). Perbedaan kandungan kimiawi pada airtanah pada kedua formasi sangat signifikan, Formasi Bayah memiliki kadar unsur kimia yang sangat tinggi dibandingkan Formasi Aluvium (Tabel 1 & Tabel 2).

Page 10: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 200

Tabel 1. Komposisi Kimia Formasi Bayah

Dari keterangan tabel di atas dapat terlihat bahwa Formas Bayah Memiliki kadar unsur kimia yang tinggi. Komposisi kimia pada SG6, SG8, SG18, DAN SG19 ini berasal dari pelarutan oleh air pada litologi di Formasi Bayah yang merupakan batuan dengan memiliki unsur non-organik yang tinggi seperti batuan konglomerat, batupasir kuarsa, tuff dan batubara.

Tabel 2. Komposisi Kimia Formasi Aluvium

Dari keterangan tabel di atas dapat terlihat bahwa Formas Aluvium memiliki kadar unsur kimia yang rendah dibandingkan dengan Formasi Bayah. Karena komposisi kimia pada SG4 dan SG12 terdapat pada Formasi Aluvium yang memiliki batuan yang berbeda dengan Formasi Bayah, Formasi Aluvium memiliki komposisi batuan yang belum terlitifikasi seperti endapan lumpur, lempung, endapan teras, serta kerakal dan keriki sehingga menyebabkan kandungan kimia pada sumur gali pada formasi ini sangat rendah.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis kedua formasi yang terdapat pada daerah penelitian bahwa airtanah pada daerah penelitian dipengaruhi oleh batuan yang terdapat pada tiap formasi yang ditandai dengan perbedaan kandungan kimiawi airtanah pada tiap formasi, kondisi batuan sangatlah berpengaruh karena airtanah bersifat membawa atau melarutkan unsur kimia pada batuan sekitar yang dilewatinya. Tingginya kandungan besi dan mangan pada SG6, SG8, SG18, dan SG19 tersebut merupakan hasil pelarutan dari batuan pada Formasi Bayah yang berupa batuan konglomerat, batupasir kuarsa, tuff dan batubara. Pada SG4 dan SG12 kandungan kimiawi airtanah sangatlah berbeda dengan SG6, SG8, SG18, dan SG19 pada

SG 6 SG 8 SG 18 SG 191 mg/l 0,825 0,825 < 0.155 < 0.155

Mangan (Mn) 0.5 mg/l 0,618 0,731 0,137 0,122

Nitrit (NO₂¯ ) 10 mg/l 0,119 0,019 0,005 0,005

Nitrat (NO₃¯) 10 mg/l 0,776 2 6,988 8,682

Besi (Fe)

Parameter Standar Baku Sumur gali

SG 4 SG 121 mg/l < 0.155 < 0.155

Mangan (Mn) 0.5 mg/l 0,084 0,06

Nitrit (NO₂¯ ) 10 mg/l 0,022 < 0.004

Nitrat (NO₃¯) 10 mg/l 3,597 0,225

Parameter Standar Baku

Besi (Fe)

Sumur gali

Page 11: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 201

Formasi Bayah. Hal ini disebabkan Formasi Aluvium memiliki komposisi batuan yang belum terlitifikasi seperti endapan lumpur, lempung, endapan teras, serta kerakal dan kerikil sehingga menyebabkan kandungan kimia pada sumur gali pada formasi ini sangat rendah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Bapak Dr. Suherman Dwi Nuryana, ST., MT. dan Bapak Dr. Ir. Abdurrachman Assegaf, MT. yang telah membimbing dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih banyak atas waktu dan kesabaran bapak dalam membimbing penulis untuk dapat menyusun laporan ini dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

1. Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff, Vol. 1A,

Netherlands.

2. Bouwer, Herman, 1978. Groundwater Hydrology. Int. Student Ed., McGraw-Hill Kogakusha Ltd.

3. Dianardi, K., 2018. Pengaruh Morfologi Dan Jenis Litologi Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Air Tanah Pada Sistem Akifer Vulkanik Di Lereng Timur Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran Bandung.

4. Jati, G. P., 2019, Analisis Penentuan Akifer Dan Kualitas Airtanah Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan. Teknik Geologi, Universitas Trisakti.

5. Karwiti, Tiwi, 2012. Gambaran Kadar Fe (Besi) Pada Air Tanah Dangkal (Sumur) Di Kecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012.

6. Maslow, A.H. (1943). "A theory of human motivation". Psychological Review. 50 (4): 370–96.

7. Munfiah, Siti, 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 12 No. 2 / Oktober 2013.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017. Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan Pemandian umum.

9. Refitasari, N., 2019, Kualitas Fisik, Kimia, Dan Bakteriologis Air Kolam Renang Di Wilayah Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo, Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya.

10. Safari, I.H., Djauhari, N., Iit, A. P., 2018, Geologi Dan Sifat Kimia Akuifer Air Tanah Berdasarkan Kandungan Ion-Ion Mayor Penentu Kualitas Bahan Baku Air Minum Daerah Gempol Dan Sekitarnya Kecamatan Jati Kabupaten Blora Jawa Tengah, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

11. Salsabila, A., Irma L.N. 2020. Penghantar Hidrologi. Bandar Lampung.

Page 12: 8. HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI …

HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 191-202, Agustus, 2021 https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 202

12. Santosa, L. W dan T. N. Adji. 2014. Karakteristik Akuifer dan Potensi Airtanah Graben Bantul. UGM Press. Yogyakarta

13. Sudadi, P., Penentuan Kualitas Air tanah Melui Analisis Unsur Kimia Terpilih. Bulettin Geologi Tata Lingkungan., Vol. 13 No.2. 2003:81-89.

14. Sujatmiko., Santosa. S., 2003, Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa, Skala 1:100.000, Pusat Survey Geologi dan Pengembangan Geologi, Bandung.

15. Noperissa, V., Roh, S. B. W. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Domestik Menggunakan Metode Regresi di Kota Bogor. Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.