8 bab ii - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...desain, bentuk...

23
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Produk Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), produk adalah penawaran yang memuaskan terhadap kebutuhan dari suatu organisasi. Menurut Yamit (2003), produk adalah sebuah yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui transaksi jual-beli) dan digunakan oleh manusia karena adanya sifat dan fungsi yang diperoleh melalui sebuah proses transformasi produksi yang memberikan nilai tambah. Menurut Widodo (2003), produk adalah suatu keluaran (output) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transpormasi) yang merupakan pertambahan nilai dari bahan baku (material input), dan merupakan komoditi yang dijual perusahaan kepada konsumen. Disamping itu Bufa (1993), berpendapat bahwa produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun organisasi. Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun idea. Produk yang berwujud, biasa disebut sebagai barang, sedangkan yang tidak berujud disebut jasa. Menurut Ellitan dan Anatan (2007), 3 (tiga) aspek produk yang perlu diketahui antara lain : 1) Produk inti (Core Product) Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta

Upload: dinhtuong

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Produk

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), produk adalah penawaran yang

memuaskan terhadap kebutuhan dari suatu organisasi.

Menurut Yamit (2003), produk adalah sebuah yang digagaskan, dibuat,

dipertukarkan (melalui transaksi jual-beli) dan digunakan oleh manusia karena

adanya sifat dan fungsi yang diperoleh melalui sebuah proses transformasi

produksi yang memberikan nilai tambah.

Menurut Widodo (2003), produk adalah suatu keluaran (output) yang

diperoleh dari sebuah proses produksi (transpormasi) yang merupakan

pertambahan nilai dari bahan baku (material input), dan merupakan komoditi

yang dijual perusahaan kepada konsumen.

Disamping itu Bufa (1993), berpendapat bahwa produk adalah segala

sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun

organisasi. Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat,

organisasi maupun idea. Produk yang berwujud, biasa disebut sebagai barang,

sedangkan yang tidak berujud disebut jasa.

Menurut Ellitan dan Anatan (2007), 3 (tiga) aspek produk yang perlu

diketahui antara lain :

1) Produk inti ( Core Product)

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilan oleh suatu

produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta

Page 2: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

9

keinginannya. Seperti contoh sepotong roti memiliki manfaat inti berupa

memenuhi selera makan konsumen.

2) Produk yang diperluas ( Augmented Product)

Produk yang diperluas merupakan manfaat tambahan diluar produk

inti. Tambahan manfaat itu berupa pemasangan instalasi, pemeliharaan,

pemberian garansi serta pengirimannya.

Deversifikasi produk adalah produk yang diperluas, deversidikasi

produk merupakan upaya untuk memasarkan beberapa produk yang

sejenis dengan produk yang sudah ada dipasar sebelumnya. Seperti

contoh deversifikasi produk, perusahaan mobil toyota mendeversifikasi

produknya dengan mengeluarkan berbagai jenis mobil yaitu corona,

corola, starlet, kijang.

Sedangkan contoh augmented produk, toyota kijang sudah dilengkapi

dengan tambahan-tambahan fasilitas kenyamanan berupa power

steering.

3) Produk Formal ( Formal Product)

Produk formal merupakan “penampilan atau perwujudan” dari produk

inti maupun perluasan produk. Produk formal inilah yang dikenal pembeli

sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer dimata

konsumen.

Terdapat 5 komponen yang terdapat pada produk formal yaitu : 1)

Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya tahan serta mutunya. 3) Daya tarik

serta keistimewaan. 4) Pengemasan atau bungkusan produk. 5) Nama

merek (brand name).

Page 3: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

10

Banyak perusahaan terkemuka menyatakan bahwa produk yang baik di

mulai dari perencanaan pengorganisasian proses yang baik pula, hal ini

berkenaan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas selama pengembangan produk

berlangsung (Widodo, 2003).

2.2 Perancangan Dan Pengembangan Produk

Perancangan dan pengembangan produk dapat didefenisikan sebagai suatu

proses yang berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala

aktifitas mulai dari identifikasi konsumen sampai pada pabrikasi, penjualan dan

deliveri dari produk (Widodo, 2003).

Perancangan dan pengembangan produk menjadi suatu bagian dari proses

inovasi, untuk itu diharapkan dapat mengasilkan inovasi – inovasi produk yang

mampu memberikan keunggulan tertentu didalam mengatasi persaingan produk

(Widodo, 2003).

2.2.1 Perancangan Produk

2.2.1.1 Defenisi Umum Tentang Perancangan Produk

Menurut Handoko (1984), perancangan (designing) adalah upaya tindak

lanjut, penjabaran dan rincian dari perencanaan produk. Perencanaan bisa

dikatakan bersifat makro dan menyeluruh sedangkan perancangan bersifat mikro

dan teknis.

Menurut Ellitan dan Anatan (2007), bahwa perencanaan dan perancangan

saling berhubungan satu sama lain, dalam suatu perancangan dibutuhkan

perencanaan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Perlu diketahui

perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar

Page 4: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

11

dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum

diadakan pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.

Menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia

adalah hal yang ingin yang dicapai dari proses perancangan. Salah satu caranya

adalah dengan merancang, dengan berorientasi terhadap keinginan dan

kebutuhan pelanggan. Keinginan setiap manusia tersebut dalam perancangan

produk melalui penggambaran secara komputer dan analisis teknik, yang dapat

diproses secara teratur, penentuan waktu untuk mengkonsumsinya dan termasuk

dalam memasarkannya (Ginting, 2010).

Perancangan produk berarti sudah termasuk di dalamnya setiap aspek

teknik dari produk, mulai dari pertukaran atau penggantian komponen dalam

pembuatan, perakitan, finishing sampai pada kekurangannya. Sebuah produk

seharusnya dikerjakan lebih dari operasi biasa untuk meningkatkan market

placenya yaitu mempertimbangkan seluruh harga-harga, seluruh kelengkapan

dan target segmen pasar (Ginting, 2010).

Menurut Ginting (2010), perancangan produk baru adalah suatu hal yang

harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya.

Perancangan produk baru dapat ditinjau dari dua sisi antara lain :

1) Produk baru yang benar-benar baru (hasil inovasi).

2) Produk baru yang merupakan hasil modifikasi.

Perancangan produk mempunyai peranan penting dalam mendefenisikan

bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Tugas bagian

perancangan mencakup desain engineering seperti mekanik, elektrik dan

software (Ulrich dan Eppinger, 2001).

Page 5: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

12

Merancang produk merupakan prasyarat untuk produksi. Hasil keputusan

desain produk selanjutnya ditransmisikan ke operasi sebagai spesifikasi

produksi, guna untuk merumuskan karakteristik produk dan memungkinkan

pelaksanaan produksi (Purnomo, 2004).

Banyak konsep atau metode yang dapat diterapkan dalam merancangan

produk seperti contoh metode Quality Function Deployment (QFD). Konsep ini

dibangun serta dikembangkan guna untuk menjamin bahwa produk yang

memasuki tahapan produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan

pelanggan, dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlukan dan

kesesuaian yang maksimum pada setiap tahap pengembangan. Tetapi dalam

perancangan dan pengembangan dalam hal ini lebih cenderung menggunakan

teknik pembangkitan ide yaitu brainstorming (Nasution, 2006).

Merancang produk dilakukan untuk melayani masyarakat dan senantiasa

dikembangkan dari waktu ke waktu. Produk dan jasa dirancang karena ada

orang yang percaya bahwa masyarakat membutuhkan suatu produk (Moore dan

Thomas, 1980).

2.2.1.2 Aktifitas Rancangan

Menurut Ginting (2010), pada perancangan produk dibutuhkan aktifitas

rancangan, esensi aktivitas perancangan adalah deskripsi akhir produk yang

dimengerti oleh pihak lain yang membuat yang diwujudkan dalam gambar teknik

(aturan-aturan, simbol-simbol, dan konversi). Pada saat ini, proses pembuatan

produk sudah menggunakan robot dan terkomputerisasi dan bentuk komunikasi

lain yang juga digunakan adalah dalam bentuk program komputer.

Page 6: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

13

Menurut Ginting (2010), bagian-bagian yang ada pada aktifitas rancangan

antara lain :

1) Komunikasi Rancangan

Setiap ide atau gagasan yang dimiliki oleh setiap orang, senantiasa di

deskripsikan melalui forum komunikasi guna mendapatkan rancangan

yang mempunyai spesifikasi yang jelas.

2) Evaluasi Rancangan

Dari banyaknya rancangan yang telah dideskripsikan pada komunikasi

rancangan, maka dilakukan evaluasi dengan melewati prosedur sekaligus

menggunakan metode analisis pada perancangan, sehingga

mendapatkan rancangan terbaik dari banyaknya rancangan yang ada.

3) Pembentukan Rancangan

Setelah didapat rancangan terbaik, maka rancangan dibuat

menggunakan gambar teknik. Pembentukan rancangan sebagian

tergantung pada kemampuan melihat sesuatu secara mendalam, dalam

mata pikiran, tetapi tergantung lebih banyak pada kemampuan membuat

visualisasi eksternal. Gambar teknik merupakan kunci dari proses

perancangan. Gambar teknik yang dibuat perancang bukanlah

dimaksudkan untuk dikomunikasikan dengan yang lain, tetapi untuk

komunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu.

4) Eksplorasi Rancangan

Pada awal proses perancangan, perancang biasanya dihadapkan

pada masalah yang sangat sulit didefinisikan, dan perancang harus

menghasilkan solusi yang dapat didefinisikan dengan baik. Eksplorasi dari

Page 7: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

14

solusi dan masalah rancangan juga sering diselesaikan melalui gambar-

gambar sketsa ide sementara.

2.2.1.3 Fase-Fase Dalam Perancangan Produk

Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), ada 3 (tiga) fase dalam merancang

produk, yaitu :

1) Functional Design

Functional design bertujuan untuk mengembangkan suatu model

fungsional yang aktif dari suatu produk, tanpa memandang apakah

produk akan berakhir seperti apa.

2) Industrial Design

Industrial desain bertujuan merancang untuk keindahan yang dipakai

pada akhir produk.

3) Design for manufacturability

Design for manufacturability bertujuan untuk memasukkan fungsional

desain produk kedalam produk yang manufacturable. Perancangan harus

memperhatikan banyak aspek serta dapat menggunakan berbagai

metode dan alternatif bahan baku untuk membuat produk.

2.2.1.4 Faktor-Faktor Dalam Melakukan Rancangan Pro duk

Menurut Sayuti (2008), faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

perancangan produk antara lain :

1) Faktor Fungsional

Bagi konsumen, suatu produk harus dapat memberikan kegunaan sesuai

dengan fungsinya.

Page 8: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

15

2) Faktor Keandalan

Produk harus mampu berfungsi untuk jangka waktu yang telah ditetapkan

tanpa mengalami gangguan atau kerusakan.

3) Faktor Pemeliharaan (Maintainability)

Pembuatan produk harus memperhatikan kemudahan dalam melakukan

pemeliharaan.

4) Faktor Mampu Diproduksi (Produceability)

Hasil akhir dari suatu proses perancangan merupakan produk akhir yang

telah melewati tahapan komersialisasi.

5) Faktor Manusia

Perancangan produk perlu mempertimbangkan faktor manusia (human

factors).

6) Faktor Keamanan.

7) Faktor Disposeability.

2.2.2 Pengembangan Produk

2.2.2.1 Defenisi Umum Tentang Pengembangan Produk

Menurut Widodo (2003), pengembangan produk adalah suatu kreativitas

yang dilakukan ketika produk berada pada masa kejenuhan, yang bertujuan

untuk mempertahankan eksistensi dari produk tersebut. Pengembangan produk

akan selalu dilakukan oleh dunia industri untuk menyelaraskan kebutuhan

konsumen dan spesifikasi produk yang dikembangkan. Hal ini menyangkut

beberapa kriteria penting seperti reliabilitas produk, kemampuan perayanan,

ketangguhan atau proses manufakturnya. Disisi lain, biaya produksi merupakan

salah satu kunci utama dari kesuksesan produk dilihat dari segi ekonomisnya.

Page 9: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

16

Sehingga, keseimbangan antara nilai biaya dan pemenuhan kebutuhan

konsumen menjadi bagian yang menentukan kesuksesan suatu produk.

Proses pengembangan merupakan urutan dari langkah-langkah

transformasi sebuah input menjadi output. Sehingga proses tersebut merupakan

urutan serta langkah-langkah perusahaan untuk menyusun, merancang dan

mengkomersialkan suatu produk (Widodo, 2003).

2.2.2.2 Tahapan-Tahapan Dalam Pengembangan Produk

Menurut Ulrich dan Eppinger (2001), proses pengembangan produk memiliki

lima tahapan penting yaitu :

a) Pengembangan konsep merupakan suatu deskripsi tentang bentuk,

fungsi dan fungsi tambahan produk (features).

b) Rancangan tingkatan sistem produk merupakan pendefenisian

architecture produk dan komponennya, serta pendefenisian skema

perakitan terakhir untuk produk tersebut.

c) Rancangan detail merupakan spesifikasi lengkap mengenai bentuk

geometri produk dan komponennya, bahan yang digunakan, serta ukuran

dan toleransinya dari seluruh komponen (bagian) penyusunan komponen

produknya.

d) Uji coba dan evaluasi merupakan pembuatan produk, seperti percontohan

(prototype). Untuk dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi.

e) Uji coba proses produksi merupakan suatu proses untuk melatih para

pekerja dan mengetahui permasalahan yang terjadi ketika produk itu di

coba untuk dibuat.

Page 10: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

17

2.2.2.3 Faktor–Faktor Dalam Pengembangan Produk

Menurut Nasution (2006), ada 2 (dua) faktor yang melatar belakangi

pengembangan produk antara lain :

1) Faktor Eksternal, antara lain :

a) Munculnya produk sejenis dengan berbagai kelebihan.

b) Munculnya produk baru yang dapat menggantikan produk lama

(produk subtitusi).

c) Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk-

produk lama.

d) Siklus hidup produk yang cenderung memendek pada masa modern

ini.

2) Faktor Internal, yang merupakan keinginan manajemen antara lain :

a) Memperbaiki kinerja produk.

b) Melakukan diversivikasi produk.

c) Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru.

d) Memanfaatkan sumber daya manusia yang kemampuannya semakin

bertambah karena proses pembelajaran yang telah dialaminya.

e) Menjaga kelangsungan hidup (keuntungan finansial) perusahaan.

Page 11: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

18

2.3 Desain Dan Kreativitas

2.3.1 Pengertian Desain

Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan seumur dengan

keberadaan manusia didunia. Hal ini sering kali tidak kita sadari. Akibatnya

sebagian dari yang berada didunia berpendapat desain baru di kenal sejak masa

modern serta merupakan bagian dari kehidupan modern. Istilah desain secara

umum dapat berarti potongan, model, moda, bentuk, pola, konstruksi, serta

rencana yang mempunyai maksud (Suwarno dan Nurcahyanie, 2007).

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga

kelangsungan hidup perusahaan, berbagai desain produk baru diciptakan karena

orang parcaya bahwa ada kebutuhan akan produk tersebut (Purnomo, 2004).

Desain produk dikenal dengan produksibilitas atau tingkat kemudahan

untuk diproduksi. Biaya diproduksi minimum yang mungkin untuk suatu produk

pada mulanya ditetapkan oleh pendesain produk. Perekayasa produksi yang

terpandaipun tidak dapat mengubah keadaan ini. Seorang perancang bekerja

hanya dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan sebelumnya, karena saat

yang tepat untuk mulai berpikir tentang cara-cara produksi dasar dari produk

tersebut ialah pada saat desain (Bufaa, 1993).

2.3.2 Kreativitas

2.3.2.1 Defenisi Umum Tentang Kreativitas

Menurut Handoko (1984), kreativitas adalah suatu proses yang

menghasilkan hal yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam

suatu bentuk atau susunan yang baru.

Page 12: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

19

Menurut Wright (2005), kreativitas adalah proses berpikir untuk

menghasilkan ide, solusi, konsep, teori, atau karya seni yang istimewa.

Menurut Harmon di dalam Wright (2005), proses kreatif adalah sembarang

proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, sebuah ide atau benda wujud

baru atau pemanfaatan baru dari elemen-elemen lama.

Disamping itu Arieti di dalam Wright (2005), berpendapat bahwa proses

kreatif merupakan suatu kreativitas manusia dalam memanfaatkan sesuatu yang

telah tersedia lalu mengubahnya dalam cara-cara yang tidak terkira sebelumnya.

Memiliki Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-

ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan

dalam menghadapi peluang, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk

menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan

peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (Situmorang, 2009).

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan

dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat

diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar

(lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri (Ma’arif dan Tanjung, 2003).

Kreatifitas merupakan bagian terpenting pada perancangan, karena di

dalam perancangan dibutuhkan kreatif, baik dari segi individu ataupun kelompok,

kreativitas disini merupakan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru.

Kreatifitas ditinjau dari segi individu merupakan ungkapan unik dari seluruh

pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya (Ginting,

2010).

Page 13: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

20

Proses kreatif muncul dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari

keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan

hidupnya dilain pihak (Nasution, 2006).

Proses kreatifitas sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil perancangan

yang inovatif. Kreatifitas akan membantu dalam membangkitkan altirnatif-

alternatif pemecahan masalah (Sayuti, 2008).

2.3.2.2 Teknik Kreativitas Dalam Perancangan Produk

Menurut Sayuti (2008), teknik kreativitas yang umum diterapkan dalam

perancangan produk dapat dibedakan atas 2 (dua) antara lain :

1) Metode analitis merupakan metode yang bertitik tolak dari kondisi yang

ada pada saat ini kemudian mencari pemecahan masalah atas dasar

prinsip kombinasi, modifikasi dan simulasi. Seperti contoh analisis

morfologi, checklist, matriks input-output.

2) Metode psiko-sosial merupakan metode yang bertitik tolak dari kenyataan

bahwa gagasan kelompok lebih baik dari gagasan individu, karena

dengan dinamika kelompok akan didapatkan interaksi positif. Seperti

contoh teknik sumbang saran (brainstorming) dan teknik sinektik

(analogi).

Page 14: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

21

2.4 Metode Rancangan

Metode perancangan produk merupakan tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat

bantu tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang

digunakan oleh perancang dalam proses total perancangan (Ginting, 2010).

2.4.1 Metode Kreatif

Menurut Ginting (2010), metode perancangan ini bertujuan untuk

membantu menstimulasi pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi

gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas atau dengan cara

memperluas area pencarian solusi. Metode kreatif ini terdiri dari:

2.4.1.1 Brainstorming

Banyak pendapat tentang teknik brainstorming. Menurut Ginting (2010),

teknik brainstorming merupakan sebuah metode yang digunakan untuk

membangkitkan sejumlah besar ide-ide yang kebanyakan dari ide-ide tersebut

akan dibuang.

Tetapi mungkin ada beberapa ide yang telah di kenali sebagai suatu

kemajuan yang berharga dan dipilih. Teknik brainstorming biasanya terbentuk

dari sebuah kelompok yang terdiri dari 4 - 8 orang.

Disamping itu Wright (2005), mengemukakan bahwa salah satu teknik yang

paling populer dalam memecahkan masalah secara berkelompok adalah melalui

brainstorming, sesi brainstorming ini dapat berupa 6 hingga 12 orang yang

secara spontan mengemukakan semua ide atau gagasannya untuk membantu

memecahkan masalah dalam sesi ini seluruh ide-ide termasuk ide-ide yang

nampaknya mustahil diterapkan atau digali.

Page 15: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

22

Menurut Ginting (2010), teknik brainstorming bertujuan sebagai berikut :

a) Untuk menstimulasikan sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah

besar gagasan dengan cepat.

b) Untuk menggali ide sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan apakah hal

tersebut dapat dilaksanakan atau tidak, baik atau buruk.

Pada awalnya kelompok diminta untuk menghabiskan beberapa menit

dalam keheningan untuk menuliskan ide yang masuk dalam pemikiran mereka.

waktu yang digunakan dalam suatu kelompok adalah tidak lebih dari 20-30

menit. Teknik brainstorming membantu seseorang atau kelompok berpikir secara

bebas dan kreatif (Ginting, 2010).

Peranan seorang pemimpin pada suatu kelompok brainstroming adalah

untuk memastikan formasi metode itu diikuti serta tidak hanya sekedar

dibicarakan dimeja diskusi. Tugas utama yang penting dari pemimpin adalah

untuk memformulasikan pernyataan masalah yang digunakan sebagai point

awal, misalnya jika masalah terlalu menyimpang maka ide-ide dari diskusi itu

dapat di batasi, atau mungkin bila masalah yang dihadapi samar-samar maka

dapat di gunakan untuk menyamakan ide yang samar tersebut dan mungkin

merupakan hal yang tidak praktis (Ginting, 2010).

Menurut Ginting (2010), langkah-langkah yang dilakukan dalam

melaksanakan brainstorming adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan Kelompok

Masing-masing anggota kelompok harus saling bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas perancangan produk.

Page 16: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

23

2. Penyampaian lnformasi,

3. Penentuan Pemimpin,

4. Penyampaian Aturan-Aturan yang ada dalam Brainstorming

Adapun aturan-aturan yang ada pada brainstorming, yaitu:

- Pemimpin kelompok berperan sebagai fasilitator,

- Setiap orang diharapkan menghasilkan ide atau gagasan,

- Tidak dibenarkan memberikan kritik terhadap gagasan orang lain,

- Gagasan yang tidak rasional tetap diterima,

- Ide atau gagasan yang ada sebaiknya dinyatakan secara singkat,

- Suasana selama brainstorming berlangsung rileks dan bebas,

- Kegiatan brainstorming dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 20

sampai 30 menit.

5. Kegiatan Brainstorming

Setelah anggota kelompok mengetahui semua aturan-aturan dalam

brainstorming, kegiatan brainstorming pun dimulai. Waktu yang diberikan

berkisar 20 sampai 30 menit. lde-ide yang disampaikan disertai dengan

gambar sketsa dan spesifikasi agar dapat lebih mudah dimengerti.

2.4.1.2 Sinektis

Menurut Ginting (2010), sinektik bertujuan untuk mengarahkan aktivitas

spontan pemikiran ke arah eksplorasi dan transformasi masalah-masalah

perancangan.

Sinektik adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun,

mengkomunikasikan, dan mengembangkan gagasan untuk memberikan solusi

Page 17: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

24

kreatif terhadap permasalahan perancangan. Pada pelaksanaan sinektik tidak

diperkenankan adanya kritik dan dihasilkan satu solusi tunggal (Ginting, 2010).

Menurut Ginting (2010), ciri utama dari sinektik adalah membangkitkan

analogi, yang terdiri dari:

1. Analogi Langsung

2. Analogi Personal

3. Analogi Simbolik

4. Analogi Fantasi

Menurut Ginting (2010), metode pelaksanaan sinektik yakni :

1. Membentuk kelompok yang terdiri dari para anggota yang selektif,

2. Melatih para anggota kelompok dalam menggunakan analogi untuk

membangkitkan aktivitas spontan otak/pikiran terhadap persoalan,

3. Memaparkan masalah perancangan kepada kelompok sama seperti yang

dinyatakan oleh klien atau manajemen perusahaan

4. Menggunakan analogi-analogi untuk mencari solusi.

2.4.2 Metode Rasional

Metode rasional menekankan pada pendekatan sistematik pada

perancangan. Metode ini memiliki kesamaan tujuan dengan metode kreatif,

misalnya dalam memperluas ruang pencarian untuk memperoleh solusi-solusi

yang potensial, dan mengupayakan kerja tim dan dalam hal pengambilan

keputusan secara kelompok (Ginting, 2010).

Banyak perancang beranggapan bahwa metode rasional ini merupakan

hambatan terhadap kreativitas. Hal ini merupakan pandangan yang keliru

Page 18: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

25

terhadap tujuan perancangan yang sistematik, yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas perancangan dan produk akhir (Ginting, 2010).

Menurut Ginting (2010), salah satu metode yang paling sederhana dari

metode rasional adalah checkl list (daftar periksa). Checklist dapat

mengeksternalisasikan apa yang harus kita lakukan sehingga kita tidak perlu

menyimpan semua hal dalam kepala kita, namun kita tidak kehilangan sesuatu.

Checklist juga dapat mengoptimalisasikan proses dan memungkinkan

adanya team work dan partisipasi dari kelompok yang lebih luas serta

memungkinkan adanya pembagian tugas (Ginting, 2010).

Dalam konsep perancangan, check list dapat berupa suatu daftar

pertanyaan yang akan dipertanyakan pada tahap awal perancangan, ataupun

suatu daftar kriteria dan standar yang harus dipenuhi oleh rancangan akhir

(Ginting, 2010).

2.5 Analisa Atribut Produk

Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud maupun sesuatu yang

tidak berwujud. Atribut tersebut terbagi atas dua bagian yaitu atribut yang

berwujud seperti desain produk, bungkus, merek. Sedangkan atribut tidak

berujud seperti nama atau label produk (Yamit, 2003).

Analisa atribut produk merupakan suatu studi masalah yang dilakukan

dalam merancang suatu produk dan dijadikan sebagai dasar pengambilan

keputusan dalam melakukan setiap pengembangan (Ginting, 2010).

Page 19: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

26

Adapun hal–hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa atribut dari

suatu produk antara lain :

a) Desain Produk

Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang

dilakukan, desain dapat diartikan sebagai salah satu aktifitas luas dari

inovasi desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan, dan

juga merupakan hasil kreatifitas budidaya manusia yang mewujudkan

untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang memerlukan perencanaan,

perancangan dan pengembangan desain. Desain atau bentuk produk

merupakan atribut yang penting untuk mempengaruhi konsumen agar

mereka tertarik dan kemudian membelinya (Ginting, 2010).

b) Bahan ( Material)

Kualitas material sangat penting pada kelangsungan suatu produk,

bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat

dikatakan produk tersebut memiliki kualitas yang baik (Nasution, 2006).

c) Kemasan Produk

Seringkali pembeli mengambil keputusan untuk membeli suatu

barang hanya karena kemasannya lebih menarik dari kemasan produk

lain yang sejenis. Jadi, kalau ada produk yang sama mutunya, maupun

bentuknya dan mereknyapun juga sudah sama-sama dikenal oleh

pembeli, maka kecenderungannya pembeli akan memilih produk yang

kemasannya lebih menarik (Ellitan Dan Anatan, 2007).

Page 20: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

27

d) Label

Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), label adalah bagian dari

sebuah produk yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai

barang tersebut atau penjualannya. Label dapat dibedakan atas 3 (tiga)

macam yaitu :

1. Brand label

2. Grand label (tingkatan mutu)

3. Descriptive label (informative label) merupakan label yang

menggambarkan tentang cara penggunaan, formula atau kandungan

isi, pemeliharaan,hasil kerja dari suatu produk dan sebagainya.

2.6 Prototype

2.6.1 Defenisi Umum Tentang Prototype

Menurut Ulrich dan Eppinger (2001), prototype merupakan suatu tiruan dari

produk yang salin berhubungan dengan satu atau lebih dimensi kepentingan

yang meliputi fungsi penampilan, manfaat, dan keamanan produk.

Selain itu Widodo (2003), berpendapat bahwa prototype yakni suatu bentuk

yang skalanya lebih kecil, berfungsi dan bisa digunakan. Adapun tujuan dari

prototype adalah untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang fatal pada proses

perancangan.

Ketika sebuah produk dirancang kemudian akan diproduksi untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan, produk tersebut tidak serta merta langsung

dibuat secara masal atau ditawarkan kepada konsumen, tetapi produk tersebut

harus melalui serangkaian uji agar dapat diketahui kelebihan atau

kekurangannya (Widodo, 2003).

Page 21: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

28

Dalam suatu proses pengujian, suatu produk akan diuji apakah semua

kebutuhan yang diharapkan dari produk telah terpenuhi atau tidak. Proses ini

diharapkan akan mengurangi kesalahan-kesalahan yang fatal daram proses

perancangan dengan perbaikan yang dilakukan jika dirasa perlu (Widodo, 2003).

Semakin banyak perbaikan dilakukan semakin banyak biaya yang

dikeluarkan, karena proses yang dilakukan masih reratif kecil (terutama ditahap

perencanaan konseptual). Jika perbaikan dilakukan pada tahap setelah produk

diproduksi, maka biaya perbaikan akan besar karena perbaikan dilakukan

terhadap produk yang telah dibuat (Widodo, 2003).

2.6.2 Unsur-Unsur Pembuatan Prototype

Menurut Widodo (2003), ada 4 (empat) unsur pembuatan prototype antara

lain :

1) Pembuktian Konsep

Pembuktian konsep merupakan model eksperimen awal yang

dikembangkan untuk memperlihatkan dan menguji produk atau konsep

feature baru.

2) Pembuktian Produk

Pembuktian produk merupakan bentuk eksak disain dibuat untuk

menguji fungsionalitas produk.

3) Pembuktian Kemampuan Produksi

Untuk membuktikan kemampuan produksi dibuat prototype, fungsi

prototype untuk menguji integrasi baik rancangan maupun spesifikasi

dengan kemampuan proses manufaktur untuk kelayakan produksi masal.

Page 22: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

29

4) Pembuktian Produksi

Pembuktian produksi seperti produk yang sudah jadi digunakan untuk

memperkenalkan dan memperbaiki teknik produksi baru untuk menjamin

material terpilih dan untuk mengidentifikasi kegiatan produksi.

Bertolak dari definisi diatas maka sebuah prototype memiliki sebuah

spektrum pengembangan yang sangat jelas guna menghindari beban biaya yang

dibutuhkan berlebihan (Widodo, 2003).

2.7 Nelayan Dan Ikan

2.7.1 Pengertian Nelayan

Menurut Muhtar (2011), nelayan adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan penangkapan ikan. Nelayan merupakan orang yang secara aktif

melakukan operasi penangkapan ikan diperairan umum.

Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut

alat-alat penangkapan ikan ke dalam perahu atau kapal motor atau mengangkut

ikan dari perahu atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Muhtar,

2011).

Istri, anak dan orang tua yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan

tidak dikategorikan sebagai nelayan. Ahli mesin dan ahli listrik yang bekerja di

atas kapal penangkap dikategorikan sebagai nelayan, walaupun mereka tidak

secara langsung melakukan penangkapan ikan (Muhtar, 2011).

Page 23: 8 BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5001/5/2012-1-26401-561309013-bab2...Desain, bentuk dan coraknya. 2) Daya ... yang sesuai dengan kebutuhan manusia adalah hal yang ingin

30

2.7.2 Pengertian Ikan Secara Umum

Menurut Subianto (2009), Ikan secara umum merupakan hewan yang

hidup di air, bertulang belakang, bergerak dengan menggunakan sirip, bernafas

dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ

keseimbangannya, apabila kita mengacu kepada undang-undang 31 tahun 2004,

tentang perikanan sebagaimana telah diubah dalam undang-undang 45 tahun

2009, maka definisi ikan yang dimaksud menjadi berbeda dan luas cakupannya.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang 45 Tahun 2009, ikan adalah segala jenis

organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam

lingkungan perairan (Subianto, 2009).