77991037-kti-katarak

67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satau upaya untuk mewujudkan visi Indonesia ditempuh melalui strategi penurunan angka kebutaan secara bertahap, yakni dari 1,5 % pada tahun 2000 menjadi 1,0% pada tahun 2010, dan ditargetkan turun menjadi 0,5% pada tahun 2020. Dibandingkan dengan angka kebutaan di negara-negara Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,7 persen dari jumlah kebutaan yang mencapai 3 persen dari penduduk dunia. Penyebab utamanya tak lain adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi dan penyakit lain yang berhubungan dengan degeneratif. (Kompas, 2002) Katarak tidak dapat dicegah kecuali pada kebutaannya yaitu dengan tindakan operasi. Katarak merupakan penyakit degenaratif namun saat ini katarak juga telah ditemukan pada usia muda (35-40 1

Upload: -bass-gandhi

Post on 10-Dec-2014

116 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Page 1: 77991037-KTI-Katarak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satau upaya untuk mewujudkan visi Indonesia ditempuh melalui

strategi penurunan angka kebutaan secara bertahap, yakni dari 1,5 % pada

tahun 2000 menjadi 1,0% pada tahun 2010, dan ditargetkan turun menjadi

0,5% pada tahun 2020. Dibandingkan dengan angka kebutaan di negara-

negara Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,7 persen dari

jumlah kebutaan yang mencapai 3 persen dari penduduk dunia. Penyebab

utamanya tak lain adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi dan penyakit

lain yang berhubungan dengan degeneratif. (Kompas, 2002)

Katarak tidak dapat dicegah kecuali pada kebutaannya yaitu dengan

tindakan  operasi. Katarak merupakan penyakit degenaratif namun saat ini

katarak juga telah ditemukan pada usia muda (35-40 tahun). Selama ini

katarak dijumpai pada orang yang berusia diatas 55 tahun sehingga sering

diremehkan kaum muda. Hal ini disebabkan kurangnya asupan Gizi dan

nutrisi yang dibutuhkan tubuh (Irawan, 2008).

Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan kabut pada

lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air,

sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru

pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang menyebabkan daerah di

dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut

tidak bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui

1

Page 2: 77991037-KTI-Katarak

saraf optik ke otak. Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif

atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia

lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas

65 tahun menderita katarak. Sekitar 55% orang berusia 75— 85 tahun daya

penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati,

katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. (Depkes. 2010)

Kebutaan yang terjadi akibat katarak akan terus meningkat karena

penderita katarak tidak menyadarinya, daya penglihatan baru terpengaruh

setalah katarak berkembang sekitar 3-5 tahun dan menyadari penyakitnya

setelah memasuki stadium kritis. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan

mengenai gejala katarak. Salah satu penyebab tingginya kasus kebutaan yang

diakibatkan oleh katarak karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap

kesehatan mata. (FKUI, 2005)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kebutaan di Indonesia

masih tinggi, antara lain yaitu, peningkatan jumlah penduduk, penambahan

usia harapan hidup, kondisi geografis yang tidak menguntungkan terkait

dengan paparan sinar UV yang tinggi, serta kurang meratanya pelayanan dan

tenaga kesehatan mata (Azrul Azwar, 2004).

Pada umumnya gangguan katarak dialami oleh mereka yang berusia di

atas 60 tahun. Namun pada kasus-kasus tertentu, katarak dapat pula terjadi

pada bayi yang disebabkan oleh infeksi virus yang dialami ibu pada saat usia

kehamilan masih dini. Untuk mereka yang mengidap diabetes dari segala usia,

katarak dapat mengganggu penglihatan relatif lebih cepat. Selain itu kasus

2

Page 3: 77991037-KTI-Katarak

katarak juga banyak terjadi di ekuator, daerah yang panas dengan intensitas

paparan sinar ultra violet matahari yang tinggi. (Gizi.net. 2010)

Berbagai faktor yang dideteksi sebagai penyebab katarak, di antaranya

faktor keturunan, cacat bawaan lahir, masalah kesehatan seperti diabetes,

penggunaan obat tertentu (khususnya steroid), eksposur matahari terhadap

mata dalam waktu yang cukup lama, operasi mata sebelumnya, dan trauma

pada mata (misalnya terjadi karena kecelakaan). (Depkes. 2010)

Katarak bukan merupakan penyakit menular namun hingga saat ini

belum ada obat-obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat

menghindari atau menyembuhkan gangguan katarak. Salah satu upaya yang

efektif untuk memperlambat terjadinya gangguan katarak adalah dengan

melindungi mata dari sinar matahari yang berlebihan. (FKUI, 2005)

Kendala yang terjadi dalam penanganan kesehatan mata antara lain

belum memadainya jumlah tenaga kesehatan terkait dibanding jumlah

penduduk, belum meratanya distribusi tenaga kesehatan terkait (70 persen

dokter mata berada di kota besar, terutama di Jawa), terbatasnya puskesmas

(hanya 28 persen) yang memiliki fasilitas pemeriksaan kesehatan mata dasar,

serta lemahnya manajemen penanggulangan gangguan penglihatan dan

kebutaan dari pusat maupun daerah. (Gizi.net, 2010)

WHO memperkirakan jumlah penderita kebutaan akibat katarak di

dunia saat ini mencapai 17 juta orang. Kondisi ini mendapat perhatian besar

lembaga-lembaga internasional sejak awal tahun 2000. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) bekerja sama dengan International Agency for Prevention of

Blindness (IAPB) telah mencanangkan satu inisiatif global untuk

3

Page 4: 77991037-KTI-Katarak

penanggulangan masalah kesehatan mata dan kebutaan di seluruh dunia, yaitu

program ”Vision 2020, The Right To Sight” (hak untuk melihat). Visi ini

kemudian diimplementasikan sesuai dengan kondisi masing-masing negara.

(Kompas. 2010)

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di kebutaan di

Indonesia (0,78%), kemudian diikuti glukoma (0,20%), kelainan refraksi

(0,14%), sedangkan sisanya akibat penyakit kornea, retina, dan kekurangan

vitamin A (xeroftalmia). Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu orang

menjadi buta dan setiap tahun bertambah 500.000 orang buta, terutama bagi

penduduk yang berada di daerah miskin dengan sosial ekonomi lemah. Hal ini

menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kebutaan akibat katarak dari

tahun ke tahun (Gloria Cyber Minister, 2010).

Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 1,7 orang menderita katarak dan

setiap tahun terdapat sekitar 200.000 penderita baru katarak, sedang jumlah

dokter spesialis mata berjumlah 400 orang yang setiap tahun hanya

mengoperasi sekitar 50.000 penderita katarak. Oleh karena itu, untuk dapat

menaggulangi jumlah penderita katarak yang sekitar 1,7 juta orang di

Indonesia, setiap dokter mata harus mampu melakukan operasi mata terhadap

3.420 penderita per tahun. (Depkes, 2010)

Penyakit katarak di Indonesia terjadi pada usia lebih muda, yaitu pada

usia 45 tahun. Sedangkan di negara maju seperti AS, Inggris, dan Jepang,

kasus katarak terjadi pada usia 60 tahun. Ini berarti, orang Indonesia lebih

awal 10-15 tahun mengidap katarak. (Rizatul, 2011)

4

Page 5: 77991037-KTI-Katarak

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat pada

tahun 2008 jumlah penderita buta di Sumbar kini mencapai 67.500 orang,

dominan di antaranya warga miskin. Sementara itu, yang menderita katarak

sebanyak 31.500 orang, dengan pertambahan sekitar 0,1 persen tiap tahun atau

4.500 orang. "Jumlah tersebut terus bertambah tiap tahun. (Kompas, 2010).

Sementara laporan rekam medik dari Poliklinik Mata RSUD Pariaman

pada tahun 2010, jumlah penderita katarak tercatat sebanyak 306 orang,

sementara kunjungan penderita katarak ke Poliklinik Mata RSUD Pariaman

selama tahun 2010 tercatat sebanyak . Jumlah pasien penderita katarak yang

datang berkunjung ke Poliklinik Mata RSUD Pariaman dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1.Jumlah Kunjungan Pasien dengan Kasus Katarak di Poliklinik Mata

RSUD Pariaman pada bulan Januari s/d September 2010

No Bulan Jumlah kunjungan

Kasus

1 Januari 66 322 Februari 47 303 Maret 88 384 April 93 555 Mei 84 426 Juni 58 267 Juli 85 338 Agustus 69 309 September 62 20Jumlah 652 306

Sumber : Rekam Medik Poliklinik Mata RSUD Pariaman 2010

Berdasarkan kasus yang dilihat dari mulai bulan Januari s/d

September 2010 jumlah kasus katarak berjumlah 306 orang dengan rata-rata

kunjungan perbulan 55 orang setiap bulannya. Melihat hal yang demikian,

menunjukkan kasus katarak yang berkunjung ke RSUD Pariaman sangat

5

Page 6: 77991037-KTI-Katarak

tinggi, hal ini apabila diabaikan, setiap bulannya akan selalu bertambah dan

menjadi masalah besar bagi kita yang kurang memperhatikan penyakit

tersebut. Misalnya bisa menyebabkan kebutaan.

Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk

membahasnya lebih lanjut dalam sebuah karya tulis ilmiah yang membahas

tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Poli

Mata RSUD Pariaman.

B. Perumusun Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah penelitan adalah apakah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian katarak di Poli Mata RSUD Pariaman ".

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian katarak di Poli Mata RSUD Pariaman

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui riwayat penyakit diabetes pasien di Poli Mata

RSUD Pariaman

b. Untuk mengetahui pekerjaan pasien di Poli Mata RSUD Pariaman

c. Untuk mengetahui kejadian katarak pada pasien di Poli Mata RSUD

Pariaman

6

Page 7: 77991037-KTI-Katarak

d. Untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit diabetes dengan

kejadian katarak di Poli Mata RSUD Pariaman

e. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian katarak di

Poli Mata RSUD Pariaman

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk instansi pendidikan

Bagi instansi pendidikan, Akademi Keperawatan Pemerintah

Kabupaten Padang Pariaman hasil penelitian ini dapat berguna untuk

penelitian selanjutnya.

2. Untuk penulis

Menambah dan memperluas wawasan penulis dalam melakukan

penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku

perkuliahan dalam metodelogi riset.

3. Untuk responden

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang katarak dan

perawatan terhadap penyakit katarak.

7

Page 8: 77991037-KTI-Katarak

8

Page 9: 77991037-KTI-Katarak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Katarak

1. Pengertian

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,

sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan.

Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi

berkabut/buram. Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang

berfungsi untuk menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan

jaringan yang berada di bagian belakang mata, bersifat sensitif terhadap

cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan

diterima oleh lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya

rangsangan cahaya atau gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls

yang akan diteruskan ke otak melalui saraf penglihatan dan akhirnya akan

diterjemahkan sehingga dapat dipahami. (Ilyas, 2005)

2. Proses terjadinya katarak

Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu :

a. Penumpukan protein di lensa mata

Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein.

Penumpukan protein pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan

pada lensa mata dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retina.

Proses penumpukan protein ini berlangsung secara bertahap, sehingga

pada tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan/gangguan

9

Page 10: 77991037-KTI-Katarak

penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan protein ini akan

semakin meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas

dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab

tersering yang menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut.

b. Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring

dengan pertambahan usia.

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring

dengan pertambahan usia, lensa mata dapat mengalami perubahan

warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini dapat

menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur) pada

seseorang, tetapi tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina.

3. Gejala katarak

Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan

yang terjadi pada lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat,

sehingga gejalanya tidak muncul secara mendadak. Katarak terdiri dari 4

stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur, stadium matur,

dan stadium hipermatur. Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan

lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa

menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak

merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga

cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa

terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering

disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat

10

Page 11: 77991037-KTI-Katarak

membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas

sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh

penderita katarak, seperti :

a. Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

b. Warna terlihat pudar.

c. Sulit melihat saat malam hari.

d. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini

terjadi saat katarak bertambah luas. (Wijayana, 2003)

4. Perawatan terhadap penderita katarak

Penderita katarak lebih banyak ditemukan. Mereka yang

sepanjang hari bekerja dan terpapar langsung oleh sinar matahari seperti

nelayan, memiliki kemungkinan lebih besar terkena katarak.

Karena itu untuk sebaiknya mata selalu dilindungi dari sinar

matahari yang berlebihan agar memperlambat terjadinya gangguan

katarak. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai kacamata gelap atau

kacamata reguler. Ketika mata mulai mengalami gangguan, sebaiknya

segera memeriksakan diri. Dulu, dalam tata laksana, katarak yang

dioperasi adalah katarak yang sudah matang. Sebelum itu biasanya

diabaikan atau justru menunggu sampai penglihatan benar-benar terganggu

untuk mendapat perawatan medis. Tetapi sekarang tidak lagi. Justru ketika

masih muncul gejala, sebisa-bisanya segera diatasi.

Indikasi adanya gangguan pada setiap orang berbeda. Secara

medis, jika terjadi komplikasi, kerusakan sudah matang, atau terjadi

11

Page 12: 77991037-KTI-Katarak

penggelembungan di iris mata, tak bisa ditawar lagi untuk segera periksa.

Biasanya gangguan yang dialami pasien adalah kabur, pandangan

berkabut, ukuran kacamata berubah dengan cepat, mudah silau, pandangan

kabur di tempat terang dan justru tampak jelas di tempat remang.

Prosedur yang sederhana dan layanan ramah bisa membuat

penderita tak takut lagi berhubungan dengan rumah sakit mata. Ada tiga

macam operasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan pasien. Yang

paling umum adalah dengan metode ECCE (Extra Capsular Cataract

Extraction), dengan sayatan kecil tanpa jahitan (Small Incision Suturless

Cataract Surgery, SISCS) atau metode phacoemulsifikasi yang lebih

dikenal dengan istilah laser. Supaya pasien bisa mengerti dengan jelas,

Erry biasanya memakai bolpoin sebagai ukuran.

Jika memakai ECCE, sayatan yang dilakukan selebar bolpoin,

jika menggunakan SISCS seujung bolpoin,” Cara ini dilakukan supaya

pasien tahu apa yang akan terjadi ketika operasi berlangsung. Apalagi

hampir seluruh pasiennya adalah orang tua. Karena operasi ini memakai

anestesi lokal, tidak diperlukan keadaan umum yang terlalu berat.

 Tetapi yang harus diperhatikan adalah pasien harus bebas dari

diabetes. Kalau angkanya masih tinggi harus diturunkan dulu atau justru

memulihkan kondisi hingga diabetesnya jauh berkurang baru menjalani

operasi katarak. Pasien juga tak diperkenankan memiliki tekanan darah

tinggi.

12

Page 13: 77991037-KTI-Katarak

“Lama operasi sekitar 15 menit untuk SISCS dan laser. Tetapi

untuk ECCE hampir setengah jam,” yang paling penting adalah menjaga

kesehatan mata. Asupan vitamin dan antioksidan dipercaya memperlambat

proses aus pada mata. (Erry Dewanto/http://www1.surya. co.id/v2/?

p=3006)

Perawatan Penderita Katarak Sesudah Operasi Laser

a. Lima hari pertama:

1) Air. Bila mandi Tidak boleh kena, wajah dibersihkan dengan

waslap

2) Tidak boleh kena atau kemasukan kotoran (kelilipan).

3) Tidak boleh dikucek, digosok, kena pukulan atau benturan.

b. Dua minggu pertama:

1) Tidak boleh menundukkan kepala, rukuk, sujud, telungkup.

2) Tidak mengangkat benda berat lebih dari 10 kg.

3) Tidak boleh batuk atau bersin terlalu keras.

4) Tidak boleh mengejan terlalu keras.

c. Obat harus diminum teratur sampai habis.

d. Tak ada pantangan makanan kecuali untuk penderita diabetes dan

hipertensi.

e. Penderita sesudah operasi laser harus kontrol pada hari pertama,

ketiga, kesepuluh, dan setelah itu sesuai petunjuk dokter.

f. Penderita sesudah operasi laser bebas total setelah dua minggu.

Perawatan Penderita Katarak Sesudah Operasi SISCS

13

Page 14: 77991037-KTI-Katarak

a. Tidak boleh kena air. Bila mandi, wajah cukup dibersihkan dengan

waslap.

b. Tidak boleh kemasukan kotoran (kelilipan).

c. Tidak boleh dikucek, digosok, terkena benturan atau pukulan.

d. Tidak boleh menundukkan kepala, rukuk, sujud, telungkup.

e. Tidak mengangkat benda berat lebih dari 10 kg.

f. Tidak boleh mengejan terlalu keras.

g. Obat harus diminum teratur sampai habis.

h. Tak ada pantangan makanan kecuali untuk penderita diabetes dan

hipertensi.

i. Penderita sesudah operasi harus kontrol pada hari pertama, ketiga, dan

ketujuh setelah operasi, setelah itu sesuai petunjuk dokter.

j. Penderita sesudah operasi tidur telentang atau miring ke arah mata

yang sehat. Mata yang sakit selalu di atas.

k. Penderita sesudah operasi SISCS bebas total setelah satu bulan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak

1. Diabetes.

Diabetes juga dapat menyebabkan penderita mengalami katarak

atau pandangan menjadi buram akibat rusaknya lensa mata.  Rusaknya

lensa mata ini disebabkan karena gula membentuk suatu lapisan dan

menutup lensa mata sehingga menghalangi cahaya yang masuk ke bola

14

Page 15: 77991037-KTI-Katarak

mata. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi mata dengan cara

menggantikan lensa mata yang rusak dengan lensa plastik.

Katarak umumnya merupakan masalah bagi orang usia lanjut,

tetapi pada penderita Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol dengan baik

katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Diperkirakan proses

terjadinya katarak pada penderita diabetes mellitus adalah akibat

penumpukkan zat-zat sisa metabolisme gula oleh sel-sel lensa mata.

Dalam keadaan kadar gula normal, penumpukkan at-zat sisa ini tidak

terjadi. Bila kadar gula darah meningkat, maka perubahan glukosa oleh

aldose reduktase menjadi sorbitol meningkat. Selain itu perubahan sorbitol

menjadi fruktose relatif lambat dan tidak seimbang sehingga kadar sorbitol

dalam lensa mata meningkat (Ilyas, 2001).

Disusun suatu hipotesa bahwa sarbitol menaikkan tekanan osmose

intraseluler dengan akibat meningkatkan water uptake dan selanjutnya

secara langsung maupun tidak langsung terbentuklah katarak. Pengaruh

klinis yang lama akan mengakibatkan terjadinya katarak lebih dini pada

pasien diabetes dibandingkan dengan pasien non diabetes (Ilyas, 2001).

2. Pekerjaan yang beresiko mengalami paparan sinar ultraviolet berlebihan.

Sinar ultraviolet dari matahari dapat mempercepat kekeruhan pada

lensa mata. Seseorang dengan pekerjaan sehari-hari sering terpapar sinar

ultraviolet meningkatkan faktor risiko katarak, seperti petani, nelayan,

tukang lass dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih banyak menuntut pekerja

berada di bawah terik matahari. Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa

15

Page 16: 77991037-KTI-Katarak

paparan dengan waktu yang lama radiasi ultraviolet, dihubungkan dengan

peningkatan risiko dari katarak sub kapsular. Berbagai penelitian telah

berhasil membuktikan adanya hubungan antara radiasi ultra violet yang

berasal dari sinar matahari dan kejadian katarak

Hasil peneiitian ilmu dasar seperti biokimia, fotokimia dan

bistologi sangat menunjang konsep bahwa radiasi ultra violet dapat

mempercepat proses terjadinya katarak.50"5^ Sinar ultra violet akan diserap

oleh protein lensa terutama asam amino aromatik, yaitu triptofan, fenil

alanin dan tirosin sehingga menimbulkan reaksi foto kiraia dan

menghasilkan fragmen molekul yang disebut radikal bebas, seperti anion

superoksida, hidroksil dan spesies oksigen reaktif seperti hidrogen

peroksida yang semuanya bersifat toksis. Selanjutnya radikal bebas ini

akan menimbulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan senyawa

toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif pada gugus sulfhidril

protein. Reaksi oksidatif akan mengganggu struktur protein lensa sehingga

terjadi cross link antar dan intra protein dan menambah jumlah high

molecular weight protein sehingga terjadi agregasi protein tersebut,

kemudian akan menimbulkan kekeruhan lensa yang disebut katarak.

3. Usia lanjut.

Sebagian besar penyebab terjadinya penyakit katarak karena

bertambahnya usia atau proses degeneratif seseorang. Pada umunya

penyakit ini terjadi pada usia lanjut, data setatistik juga menunjukkan

sekitar 90% penderita katarak berada pada usia diatas 65 tahun. Sekitar

16

Page 17: 77991037-KTI-Katarak

50% orang yang berusia 75 sampai 85 tahun daya penglihatannya

berkurang akibat katarak (Ilyas, 2005).

Sebab para penderita katarak pada awalnya tidak menyadari jika

dirinya terkena penyakit tersebut. Sehingga pada umumnya mereka

menganggap daya penglihatannya berkurang diakibatkan faktor usia.

Makanya mereka enggan untuk berobat atau berkonsultasi kepada dokter.

Hal ini karena penyakit tersebut memang tidak langsung menyerang/

terasa sakitnya. Sebab penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga

penderita tidak merasakannya.

Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada

mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu,

dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya

penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya.

Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan

menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan

kehilangan penglihatannya.

4. Cedera pada lensa mata.

Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh

bubungan bertulang yang kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk

membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi

benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun demikian,

mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera,

kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat.

17

Page 18: 77991037-KTI-Katarak

Cedera mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai

fungsi penglihatan (Ilyas, 2005).

Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga

kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata,

konjungtiva, sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang

(retina dan persarafan). Benturan tumpul juga bisa menyebabkan patah

tulang di sekeliling mata.

Dalam 24 jam pertama setelah terjadinya cedera, darah yang

merembes ke dalam kulit di sekitar mata biasanya menyebabkan memar

(kontusio), biasanya disebut mata hitam. Jika suatu pembuluh darah di

permukaan mata pecah, maka permukaan mata akan menjadi merah.

Perdarahan ini biasanya bersifat ringan.

Kerusakan pada mata bagian dalam seringkali lebih serius

dibandingkan kerusakan pada permukaan mata. Perdarahan di dalam bilik

anterior (hifema traumatik) merupakan masalah yang serius dan harus

segera ditangani oleh dokter spesialis mata. Perdarahan berulang dan

peningkatan tekanan di dalam mata bisa menyebabkan kornea menjadi

merah sehingga penglihatan menjadi berkurang dan meningkatkan resiko

terjadinya glaukoma.

Penyebab cedera permukaan mata lainnya adalah pecahan kaca,

partikel yang terbawa angin dan ranting pohon. Pegawai yang di tempat

kerjanya cenderung banyak memiliki pecahan-pecahan kecil yang

berterbangan di udara, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung.

18

Page 19: 77991037-KTI-Katarak

Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menyebabkan nyeri dan

menimbulkan perasaan ada sesuatu di mata. Gejala lainnya adalah

kepekaan terhadap cahaya, mata merah, perdarahan dari pembuluh darah

pada permukaan mata atau pembengkakan mata dan kelopak mata.

Penglihatan bisa menjadi kabur.

C. Kerangka Teori

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada kerangka teori berikut ini

Gambar 1Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian katarak

(Ilyas, 2001)

D. Kerangka Konseptual

19

Riwayat penyakit Diabetes Melitus

Cedera pada lenas mata

Usia

Kejadian katarak

Pemaparan berlebihan dengan sinar ultraviolet

(pekerjaan)

Page 20: 77991037-KTI-Katarak

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pendekatan sistem variabel independen dan variabel dependen. Yaitu ingin

melihat hubungan variabel independen (penyakit diabetes dan keterpaparan

sinar matahari) dengan variabel dependen (penularan penyakit). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat kerangka konsep dibawah ini:

Variable Independen Variable Dependen

Keterangan diteliti

E. Defenisi Operasional

20

Riwayat diabetes

Kejadian katarak

(Pemaparan berlebihan sinar ultraviolet (Pekerjaan)

Page 21: 77991037-KTI-Katarak

Variabel Pengertian Alat UkurSkala ukur

Hasil Ukur

Riwayat penyakit diabetes

Riwayat penyakit

diabetes yang diderita

oleh responden

Quisioner Ordinal Ya

Tidak

Pekerjaan Pekerjaan/rutinitas

yang ditekuni

responden sehari-hari

Quisioner Ordinal Beresiko

Tidak beresiko

Kejadian katarak

Diagnosa penyakit

katarak yang

ditemukan pada

responden

Quisioner Ordinal Ya

Tidak

F. Hipotesis Penelitian

H0 ditolak, artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel

independent dengan dependen.

H0 diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel

independent dengan dependen

BAB III

21

Page 22: 77991037-KTI-Katarak

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah survey analitik. Survey ini

adalah suatu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Didalam penelitian survey analitk ini

pendekatan yang dipakai adalah cross sectional. Cross sectional adalah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan efek. (Notoadmodjo,2005 : 145).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat melakukan penelitian dilakukan di Poli Mata RSUD Pariaman

dan waktu penelitian direncanakan pada bulan Maret s/d Mei 2011

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek dari penelitian. Sesuai dengan

judul penelitian. Maka yang menjadi populasi adalah pasien yang

berkunjung di Poli Mata di RSUD Pariaman pada tahun 2011 yang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto,1993:102). Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi

yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

secara accidental sampling. Sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2003),

22

Page 23: 77991037-KTI-Katarak

yaitu pengambilan sampel secara langsung di lokasi penelitian pada saat

melakukan penelitian.

Dengan kriteria sampel sebagai berikut:

a. Pasien yang datang berobat ke Poli Mata RSUD Pariaman dengan

keluhan pada mata

b. Bisa tulis baca

c. Bersedia menjadi responden

D. Teknik pengumpulan data.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari kepustakaan, atau

referensi-referensi lain yang mendukung yang menyangkut tentang

permasalahan yang peneliti angkat

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara tidak

meminta secara langsung kepada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini

data sekunder diperoleh dari Poli Mata RSUD Pariaman.

E. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuisioner dengan penyebaran dilakukan pada saat penelitian di Poli Mata

RSUD Pariaman. Kuisioner adalah suatu daftar pertanyaan yang sudah

disusun dengan baik dimana responden tinggal memberikan jawaban atau

tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2002). Disini penulis menyediakan

23

Page 24: 77991037-KTI-Katarak

jawaban dalam bentuk Multiple Choice yang masig-masing jawaban telah

mempunyai nilai. Untuk jawaban ya diber nilai 1 dan untuk jawaban tidak

diberi nilai 0 kemudian responden diminta untuk mengisi jenis pekerjaan.

F. Teknik Pengolahan data.

Teknik pengolahan data dilakukan scecara manual dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Editing, (Pemeriksaan data).

Setelah quisioner diisi dan dikembalikan oleh responden pada peneliti,

maka semua perlanyaan diperiksa kembali apakah semua pertanyaan

sudah di jawab.

2. Coding,

Setelah dipastikan kelengkapan data lalu dilakukan pemberian kode untuk

masing-masing data yang termasuk kategori yang sama.

3. Tabulasi,

Setelah semua data terkumpul dengan baik, data tersebut di Fres dan

diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok menurut subvariasi

penelitian. Menghitung alternatif jawaban responden (skor) setiap jawaban

yang ya diberi nilai 1 dan jawaban yang dianggap tiadk diberi nilai 0.

Kemudian dimasukan kedalam label distribusi frekwensi dan

dipersentasekan.

G. Teknik Analisa Data.

24

Page 25: 77991037-KTI-Katarak

a. Univariat

1. Riwayat diabetes

Dari setiap kelompok jawaban gambaran riwayat penyakit

diabetes, setiap kelompok jawaban dibagi dalam 2 kategori sebagai

berikut.

1) Ya : Bila memiliki riwayat penyakit diabetes

2) Tidak : Bila tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.

2. Keterpaparan ultraviolet

Penilaian terhadap variabel keterpaparan ultraviolet responden dibagi

dalam 2 kategori yang dilihat dari jenis pekerjaan yang ditekuninya,

yaitu

1) Beresiko

2) Tidak beresiko.

3. kejadian katarak

Penilaian terhadap variabel kejadian katarak pada responden, maka

responden dibagi dalam 2 kategori yang dilihat hasi diagnosa, yaitu

1) Ya : mengalami katarak

2) tidak : tidak mengalami katarak

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah untuk mencari ada atau tidaknya hubungan

variable independen dengan variable dependent. Pada analisis inin

digunakan uji chi Square (x²) dengan derajat kepercayaan.α 0,05,dk 1 =

25

Page 26: 77991037-KTI-Katarak

3,841. Hubungan dikatakan bermakna apabila x² hitung > x² tabel,

digunakan rumus :

Keterangan :

keterangan rumus :

x² = chi square yang dicari

Σ = jumlah total

0 = frekuensi observasi

E = frekuensi harapan

(Sumber Arikunto s, 2002)

Untuk mendapatkan hasil kemaknaan perhitungan sebagai berikut :

a. P value < 0,05, maka Ha diterima dan terdapat hubungan riwayat

diabetes dan pekerjaan dengan kejadian katarak di Poli Mata RSUD

Pariaman

b. P value > 0,05, maka Ho diterima dan tidak terdapat hubungan riwayat

diabetes dan pekerjaan dengan kejadian katarak di Poli Mata RSUD

Pariaman

KUESIONER PENELITIAN

26

Σ (0 – E)²x² =

E

Page 27: 77991037-KTI-Katarak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN DI POLI MATA

RSUD PARIAMAN

Data Umum

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Nomor Responden

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Bacalah setiap item pertanyaan dan alternatif jawaban secara seksama

2. Berilah tanda check list pada kotak yang tersedia.

3. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur karena semua jawaban tidak ada

hubungan dengan kegiatan belajar mengajar dan dijamin kerahasiaanya

4. Kuesioner setelah diisi dengan lengkap mohon dikembalikan kepada

peneliti

5. Terima kasih banyak dan selamat mengerjakan.

A. Riwayat Penyakit Diabetes

Apakah Bapak/Ibu menderita diabetes

Ya

Tidak

B. Keterpaparan sinar matahari

Apakah pekerjaan Bapak/Ibu

C. Kejadian katarak

Ya

Tidak

27

Page 28: 77991037-KTI-Katarak

A. PENGETAHUAN

Pengertian

1. Menurut Ibu/Bapak, apa yang dimaksud dengan katarak ?

a. Kekeruhan yang terjadi pada lensa mata (1)

b. Kurangnya daya penglihatan (0)

c. Infeksi yang terjadi pada mata (0)

2. Menurut Ibu/Bapak, katarak merupakan penyakit ?

a. Salah satu penyakit mata yang biasa dialami oleh lansia (1)

b. Penyakit keturunan (0)

c. Penyakit yang disebabkan karena kurang gizi (0)

Penyebab

3. Menurut Ibu/Bapak, penyebab dari katarak traumatik adalah ?

a. Faktor usia (0)

b. Infeksi asap (0)

c. Riwayat trauma/cedera pada mata (1)

4. Menurut Ibu/Bapak, katarak sekunder disebabkan oleh ?

a. Cahaya matahari (0)

b. Polusi udara (0)

28

Page 29: 77991037-KTI-Katarak

c. Penyakit, seperti: penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan

pada mata, atau diabetes melitus (1)

5. Menurut Ibu/Bapak berikut adalah salah satu penyebab terjadinya katarak,

kecuali ?

a. Paparan sinar radiasi (0)

b. Obat yang dikonsumsi dalam jangka panjang (0)

c. Obat tetes mata (1)

6. Menurut Ibu/Bapak merokok bisa menyebabkan katarak ?

a. Tidak, karena merokok tidak ada hubungannya dengan matara (1)

b. Ya, karena asap rokok bisa memicu terjadinya katarak (0)

c. Tidak tahu (0)

7. Menurut Ibu/Bapak penyakit yang bisa memicu terjadinya katarak

adalah?

a. Diabetes melitus (1)

b. Sakit kepala sebelah (migrain) (0)

c Rematik (0)

Gejala

8. Menurut Ibu/Bapak gejala dari katarak adalah?

a. Mata terasa perih (0)

b. Mata tidak bisa melihat di malam hari (0)

c. Penglihatan mulai kabur (1)

9. Menurut bapak/ibu kesulitan dalam penglihatan pada malam hari

merupakan ?

a. Gejala rabun senja (0)

b. Gejala mata sudah rusak (0)

c. Gejala awal mengalami katarak (1)

10. Menurut Ibu/Bapak pada stadium kedua gejala yang ditimbulkan adalah ?

a. Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya (1)

29

Page 30: 77991037-KTI-Katarak

b. Penghilatan masih normal tapi kepala sering merasa pusing (0)

c. Tidak tahan terhadap asap (0)

11. Menurut Ibu/Bapak gejala Penyakit katarak pada umumnya sudah dialami

pada?

a. Usia dewasa (0)

b. Memasuki masa tua (1)

c. Usia remaja akhir (0)

pengobatan

12. Menurut Ibu/Bapak tindakan yang dilakukan apabila mengalami katarak?

a. Operasi katarak (1)

b. Menggunakan obat tetes mata (0)

c. Bersihkan mata dengan air bersih setiap hari (0)

13. Menurut Ibu/Bapak pada saat mata terasa gatal yang dilakukan adalah?

a. Membersihkan mata dengan air (0)

b. Tidak boleh dikucek, digosok, kena pukulan atau benturan (1)

c. Membersihkan mata dengan tisu (0)

14. Menurut Ibu/Bapak pada saat bekerja berat beban yang benda yang

diangkat sebaiknya tidak lebih dari ?

a. 30 kg (0)

b. 10 kg (1)

c. 45 kg (0)

15. Menurut Ibu/Bapak posisi tubuh yang tidak boleh dilakukan adalah ?

a. Menundukkan kepala, berlari, sujud, telungkup (0)

b. Menundukkan kepala, rukuk, sujud, telungkup (1)

c. Menggelengkan kepala, rukuk, sujud, terlentang (0)

30

Page 31: 77991037-KTI-Katarak

16. Menurut Ibu/Bapak salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya

katarak adalah?

a. Mengkonsumsi vitamin C dengan teratur (0)

b. Menggunakan kacamata gelap apabila bekerja di bawah paparan sinar

matahari (1)

c. Mengenakan topi pada siang hari (0)

B. PERAWATAN

1. Setelah operasi apakah ibu Bapak/Ibu mengurangi kegiatan fisik

a. tidak, mengerjakan aktivitas seperti biasa (0)

b. ya, mengerjakan aktifitas biasa tetapi dikurangi. (1)

c. sedikit ditambah, karena merasa bosan di rumah (0)

2. Untuk kesehatan mata setelah operasi, maka ketika bekerja bapak/ibu

melakukannya dengan posisi

a. Berdiri (0)

b. Jongkok (0)

c. Duduk (1)

1. Berapa lama waktu yang Bapak/Ibu habiskan untuk menonton televisi

atau membaca

a. Melakukannya bila perlu tetapi tidak terlalu lama (1)

b. Keseharian lebih banyak waktu dihabiskan di depan televisi (0)

c. Setiap hari, karena tidak ada aktivitas berat yang boleh dilakukan (0)

2. Pada saat mandi biasanya tindakan Bapak/Ibu adalah

a. Pada awal mandi “ Waslap” selanjutnya menggunakan bak mandi

atau pancuran (dengan pembantu). (1)

b. Mandi seperti biasa (0)

c. Mandi dengan menggunakan gayung (0)

31

Page 32: 77991037-KTI-Katarak

3. Pada saat tidur biasanya mata dilindungi dengan

a. perisai pelindung mata (1)

b. dibiarkan terbuka (0)

c. ditutup dengan handuk (0)

4. ketika keluar rumah pada siang hari, biasanya mata dilindungi dengan

a. dibiarkan seperti biasa (0)

b. memakai kacamata transparan/putih (0)

c. mengenakan kacamata hitam. (1)

5. ketika mengambil sesuatu di lantai, posisi badan Bapak/Ibu lakukn

adalah

a. Berlutut atau jongkok. (1)

b. Merunduk (0)

c. Dalam berdiri langsung menundukkan badan (0)

6. Bagaimana posisi tidur Bapak/Ibu pada malam hari.

a. Tidur pada posisi badan mereng ke arah mata yang tidak sakit (1)

b. Tidur telungkup (0)

c. Tidur pada posisi mata yang sakit (0)

7. Pada saat buang air besar, hal yang tidak boleh dilakukan adalah

a. Mengejan pada saat buang air besar (1)

b. Menunda buang air besar (0)

c. Buang air besar harus pagi hari (0)

8. Berapa kg benda yang bapak/ibu pernah angkat ketika setelah operasi

a. kurang dari 7 kg. (1)

b. lebih dari 7 kg (0)

32

Page 33: 77991037-KTI-Katarak

c. semampunya (0)

9. bagaimana cara Bapak/ibu meminum obat yang diberikan oleh dokter

a. sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter (1)

b. ketika merasa ada keluhan sakit di mata saja (0)

c. ketika ingat saja (0)

10. kapan waktu bapak/ibu untuk melakukan kontrol ke rumah sakit

a. pada hari pertama, ketiga, kesepuluh, dan setelah itu sesuai petunjuk

dokter. (1)

b. Setelah seminggu dan setelah itu sesuai petunjuk dokter (0)

c. Ketika ada keluhan di mata saja (0)

15. Bagaiamana menu makan keseharian Ibu/Bapak setelah operasi?

a. Makan yang teratur, hindari lemak dan banyak mengkonsumsi sayur

dan buah (1)

b. Makan seperti biasa, lemak tidak perlu dihindari dan mengkonsmsi

sayur dan buah (0)

c. Menu makan dikurangi (0)

KISI-KISI KUISIONER

VariabelAspek yang

diukurItem Jumlah item

Pertanyaan

pengetahuan

Pengertian katarak

Penyebab katarak

1, 2

3,4,5,6,7

2

5

33

Page 34: 77991037-KTI-Katarak

Gejala katarak

Pengobatan

8,9,10,11

12, 13,14,15, 16

4

5

Perawatan Tindakan yang

dilakukan setelah

operasi katarak

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

11,12,13,14,15

15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN DI POLI MATA

RSUD PARIAMAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah

34

Page 35: 77991037-KTI-Katarak

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

OLEH:

RESKI HADIANIM : 2008518

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

2011

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Reski Hadia NIM : 2008518Judul : hubungan pengetahuan pasien penyakit katarak dengan

perawatan pasca operasi di Poli Mata RSUD Pariaman

Nama Pembimbing : Sandra Dewi, AMK, S.Pd, M.Kes

No Hari/tanggal Bagian yang direvisi Paraf

35

Page 36: 77991037-KTI-Katarak

pembimbing

1

2

3

4

5

DAFTAR PUSTAKA

Aswar, 2000. Validitas dan reliabilitas. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Azrul Azwar, 2004. Katarak pada Usia Lanjut. Jakarta. Bina Persada Pers.

Depkes RI. 2010. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Erry Dewanto / http://www1.surya. co.id/v2/?p=3006

36

Page 37: 77991037-KTI-Katarak

Heri purwanto,2002. Pengantar Perilaku Manusia, Cetakan 1, Surabaya. Penerbit Pustaka Setia

Reza. dalam http//pencegahan_katarak_sedinimungkin/Gizi.net. Diakses tanggal 12/02/2011

Rizatul. 2011. Dalam http://bs-ba.facebook.com/topic. php? uid=63460826642 &topic =8458&post=4 9 495. Diakses tanggal 12/02/2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak

ilyas Sidarta. 2005. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI

Irawan 2008 dalam http://addy1571.wordpress.com/2009/08/23/gambaran-pengetahuaan-kepala-keluarga-tentang-katarak/

Kompas, 2002

Nana Wijayana. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Abadi Tegal

Notoatmodjo, Soekidjo, 2002, Metedologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Metedologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam, 2003. Tantangan Keperawatan Indonesia Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka. Utama. 2008

Rosyhda Azmir. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2005 Jakarta :FKUI

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden

Dengan Hormat,

37

Page 38: 77991037-KTI-Katarak

Saya yang bertanda tanda tangan dibawah ini:

Nama : Reski Hadia

Nim : 2008518

Pendidikan : Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Daerah

Kabupaten Padang Pariaman

Akan mengadakan penelitian dengan judul “hubungan pengetahuan pasien

penyakit katarak dengan perawatan pasca operasi di Poli Mata RSUD Pariaman”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara

sebagai responden, kerahasian imformasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk penelitian.

Apabila saudara menyetujui menjadi responden dan menjawab pertanyaan

dan pernyataan yang peneliti ajukan saya ucapkan terima kasih.

Pariaman, Februari 2011

Penulis

FORMAT PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Setelah membaca penjelasan yang dijelaskan oleh peneliti, saya bersedia

ikut berpatisipasi sebagai responden penelitian yang berjudul “hubungan

38

Page 39: 77991037-KTI-Katarak

pengetahuan pasien penyakit katarak dengan perawatan pasca operasi di Poli

Mata RSUD Pariaman”

Yang dilakukan oleh:

Nama : Reski HadiaNim : 2008518Pendidikan : Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten

Padang Pariaman

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap

saya dan keluarga. Penelitian ini akan menjadi masukan bagi peningkatan

pelayanan keperawatan dan akan dirahasiakan keberadaannya sehingga jawaban

yang saya berikan adalah yang sebenarnya.

Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan setiap pertanyaan

yang saya ajukan berkaitan dengan penelitian ini dan mendapat jawaban yang

memuaskan, dengan ini saya sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Pariaman, …………….2011

(Responden)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

39

Page 40: 77991037-KTI-Katarak

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..........................................................................1

B. Batasan Masalah ..........................................................................6

C. Perumusan Masalah ..........................................................................7

D. Tujuan Penelitian ..........................................................................7

E. Manfaat Penelitian ..........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9

A. Katarak.................................................................................................... 9

B. Pengetahuan............................................................................................ 16

C. Perawatan pasca operasi..........................................................................20

D. Kerangka Konseptual.............................................................................. 22

E. Hipotesis Penelitian................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 25

A. Desain Penelitian.................................................................................. 25

B. Tempat dan waktu penelitian................................................................ 25

C. Populasi dan Sampel............................................................................. 25

D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 26

E. Teknik dan Pengolahan Data................................................................ 26

F. Analisa data........................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

40

Page 41: 77991037-KTI-Katarak

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian katarak di Poli Mata RSUD Pariaman”, akan

diujikan di depan Dewan Penguji pada tanggal … .. April 2011.

41

Page 42: 77991037-KTI-Katarak

Pembimbing :

SANDRA DEWI, AMK, S.Pd, M.KesNIP. 19670115 198812 2 001

Mengetahui Direktur AkperPememerintah Kabupaten Padang Pariaman

Nilma Sari, A.Kep. A, M.Kes NIP. 197206141995032 001

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan judul “hubungan pengetahuan pasien penyakit

katarak dengan perawatan pasca operasi di Poli Mata RSUD Pariaman”

42

i

Page 43: 77991037-KTI-Katarak

Proposal Karya tulis ilmiah ini diajukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Dalam proses penyusunan karya

tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Nilma Sari, A.Kep. A, M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman

2. Ibu Sandra Dewi, AMK, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan

petunjuk yang amat berharga selama penyusunan proposal karya tulis

ilmiah ini.

3. Ns. Lili Fajria, S.Kep, M. Biomed sebagai penguji I dan Ibu Dewi Murni,

AMK, S.Pd sebagai penguji II yang telah memberikan masukan kepada

penulis

4. Dosen-dosen yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dalam

penyempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini.

5. Teristimewa kepada Ibu dan Ayah serta keluarga yang telah memberikan

perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa. Tiada kata yang dapat ananda

rangkaikan, semoga Allah SWT memberikan Rahmat, hidayah, dan

lindunganNya.

43

Page 44: 77991037-KTI-Katarak

6. Rekan-rekan angkatan yang ke-VIII tahun 2007 Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman yang telah ikut berpartisipasi

dalam penyelesaian proposal karya tulis ilmiah ini.

Semoga semua bimbingan, bantuan dan amal kebaikan yang telah diberikan

mendapat imbalan rahmat dan karunia dari Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesmpurnaan baik dari penulisan maupun isi karena dari keterbatasan ilmu,

kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis dengan

senang hati menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.

Pariaman, Februari 2011

Penulis

PENGESAHAN PENGUJI

44

Page 45: 77991037-KTI-Katarak

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ” Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian katarak di Poli Mata RSUD Pariaman” telah

diujikan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 4 April 2011.

Penguji I Armaita, SKM, M.Si

Penguji II Syafridawati, S.ST, M.Si

Penguji III Sandra Dewi, AMK, S.Pd, M.Kes

Mengetahui Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kab. Padang Pariaman

Nilma Sari, A.Kep. A, M.Kes NIP. 197206141995032 001

http://eprints.undip.ac.id/14499/1/2004MIKM2838.pdf

45