72223599-makalah-diare

21
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Diare Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik (EPEC). Budiarti (1997) melaporkan bahwa sekitar 55% anak-anak di Indonesia terkena diare akibat infeksi EPEC. Gejala klinis diare yang disebabkan infeksi EPEC adalah diare yang berair sangat banyak yang disertai muntah dan badan sedikit demam. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.

Upload: vhia-phya

Post on 31-Oct-2014

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 72223599-Makalah-Diare

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Diare

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk

bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri

penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik (EPEC). Budiarti (1997)

melaporkan bahwa sekitar 55% anak-anak di Indonesia terkena diare akibat infeksi

EPEC. Gejala klinis diare yang disebabkan infeksi EPEC adalah diare yang berair sangat

banyak yang disertai muntah dan badan sedikit demam.

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih

dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja

dari penderita. Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6

besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan

penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang

disebabkan infeksi dan keracunan. Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi

lingkungan, dan sebagainya.

B. Etiologi Penyakit Diare

1. Infeksi Bakteri

Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi dan menyebabkan diare, contohnya Campylobacter, Salmonella,

Shigella dan Escherichia coli.

2. Infeksi Virus

Beberapa virus yang menyebabkan diare yaitu rotavirus, Norwalk virus,

cytomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis. 

3. Intoleransi Makanan

Contohnya pada orang yang tidak dapat mencerna komponen makanan seperti

laktosa ( gula dalam susu)

Page 2: 72223599-Makalah-Diare

4. Parasit

Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan menetap

dalam sistem pencernaan. Contohnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan

Cryptosporidium.

5. Reaksi Obat

Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung

magnesium.

6. Penyakit Intestinal

Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti

sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.

C. Gejala Penyakit Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau

lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak

nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran.

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh

infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,

demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit

perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri

otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang

menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

D. Jenis-jenis Diare

1. Diare akut

Diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang ditandai dengan

buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya

(3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus

ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab

diare akut pada anak.

Page 3: 72223599-Makalah-Diare

2. Diare bermasalah

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa,

engan alat rumah tangga. diare ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada

hari kedualergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke

orang atau kontak orang da atau ketiga bar muncul darah, dengan maupun tanpa

lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu

makan dan badan terasa lemah.

3. Diare persisten

Diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten adalah

kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan diare akut.

E. Proses Penularan Penyakit Diare

Agent infeksius yang menyababkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui

jalur fekaloral terutama karena :

1. Menelan makanan yang terkontaminasi (terutama makanan sapihan) atau air.

2. Kontak dengan tangan yamg terkontaminasi.

Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman entero

patogen perut termasuk :

1. Tidak memadainya penyediaan air bersih.

2. Pembuangan tinja yang tidak higienis

3. Vektor

4. Aspek sosial ekonomi.

F. Pencegahan Terjadinya Diare

Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat diare maka diperlukan upaya-

upaya pencegahan sebagai berikut:

1. Menggunakan air bersih

2. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

3. Penggunaan jamban untuk pembuagan tinja

4. Memberikan ASI

5. Memperbaiki makanan pendamping ASI

Page 4: 72223599-Makalah-Diare

6. Memberikan imunisasi campak.

G. Pengobatan Terhadap Penyakit diare

Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan

cara mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi.

Cairan rehidrasi oral yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air

teh encer, sup wortel, air perasan buah, dan larutan gula garam    (LGG). pemakaian

cairan ini lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila

terjadi dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah

satu cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi

dengan elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolit yang ikut hilang bersama

cairan.

Tabel 1. Takaran Pemberian Oralit

Umur Jumlah Cairan

Di bawah 1 thn3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali

mencret

Di bawah 5 thn (anak

balita)

3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali

mencret

Anak diatas 5 thn3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali

mencret

Anak diatas 12 thn &

dewasa

3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali

mencret (1 gelas : 200 cc)

Sumber: www.dinkesjakarta.com

Karena penyebab Diare akut / diare mendadak  tersering adalah Virus,  maka

tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan

sendirinya setelah beberapa hari.  Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati

gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.  Diare akut dapat

Page 5: 72223599-Makalah-Diare

disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman /

cairan yang cukup saja.Dalam hal ini yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat

untuk menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan

tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare

dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran

balik dan akan memperburuk saluran tersebut.  

Page 6: 72223599-Makalah-Diare

BAB II

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI

A. Epidemiologi Diare

Kejadian diare di negara berkembang antara 3,5- 7 episode setiap anak pertahun

dalam dua tahun pertama dan 2-5 episode pertahun dalam 5 tahun pertama kehidupan.

Departemen kesehatan RI dalam surveinya tahun 2000 mendapatkan angka kesakitan

diare sebesar 301/ 1000 penduduk, berarti meningkat dibanding survei tahun 1996

sebesar 280/ 1000 penduduk, diare masih merupakan penyebab kematian utama bayi dan

balita. Hasil Surkesnas 2001 mendapatkan angka kematian bayi 9,4% dan kematian balita

13,2%.

B. Distribusi Penyakit Diare

1. Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Orang (umur)

Sekitar 80% kematian diare tersebut terjadi pada anak dibawah usia    2 tahun.

data terakhir menunjukkan bahwa dari sekitar 125 juta anak usia      0- 11 bulan, dan

450 juta anak usia 1-4 tahun yang tinggal di negara berkembang, total episode diare

pada balita sekitar 1,4 milyar kali pertahun. dari jumlah tersebut total episode diare

pada bayi usia di bawah 0-11 bulan sebanyak 475 juta kali dan anak usia 1-4 tahun

sekitar 925 juta kali pertahun.

Tabel 2. Jumlah Kasus Penyakit Diare Di Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan

Berdasarkan Umur Tahun 2004

Umur (tahun) Jumlah Kasus Kematian (orang)

< 1 tahun 28.946 kasus 20 orang

1 – 4 tahun 57.087 kasus 17 orang

> 5 tahun 91.379 kasus 29 orang

         Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Page 7: 72223599-Makalah-Diare

Berdasarkan pada tabel 3 dapat kita lihat bahwa jumlah kasus diare yang

terjadi di Sulawesi Selatan menurut umur paling banyak terjadi pada usia > 5 tahun

ini karena pada usia tersebut memiliki imun yang rentan terhadap penyakit.Kematian

akibat diare yang paling tinggi terjadi pada umur >5 tahun yakni sebesar 29 orang,

tingginya angka kematian pada usia demikian karena pada balita jumlah makanan

yang dikonsumsi bertambah banyak berupa PMT dan aktivitas  bermain anak yang

dapat menyebabkan imunitas tubuh rendah. 

Tabel 3. Jumlah Kasus Penyakit Diare Di Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan

Berdasarkan Umur Tahun 2005

Umur (tahun) Jumlah Kasus Kematian (orang)

< 1 tahun 27.029 kasus 25 orang

1 – 4 tahun 60.794 kasus 13 orang

> 5 tahun 100.347 kasus 19 orang

         Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Berdasarkan pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah kasus diare pada

tahun 2005 di Sulawesi Selatan berdasarkan umur yang paling tinggi terjadi pada usia

>5 tahun sebesar 100.347 kasus sedangkan kematian yang paling banyak terjadi

berada pada usia <1 tahun yakni sebanyak 25 kematian.

2. Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Tempat

Berdasarkan tempat maka distribusi penyakit diare di Indonesia banyak ditemukan di

propinsi Nusa Tenggara Timur dengan CFR 1,28%. 

Page 8: 72223599-Makalah-Diare

Tabel 4. KLB Diare Per Propinsi Tahun 2005

No Propinsi

Jumlah

Kab

KLB

Jumlah

Letusan

KLB

Jumlah

Penderita

Jumlah

Meninggal

CFR 

(%)

1 NTT 3 15 2194 28 1,28

2 Sulawesi

Tengah1 1 69 13 18,84

3 Lampung 1 2 95 2 2,11

4 Sumatera

Utara2 2 145 6 8,38

5 Maluku

Utara2 2 133 7 5,26

6 Banten 2 5 1371 26 1,90

7 Sumatera

Selatan1 1 95 1 1,05

8 Jawa

Timur1 1 48 0 0,00

9 Papua 1 1 486 37 7,61

10 Jawa

Barat1 1 148 1 0,68

11 NAD 5 8 267 6 2,25

   Sumber: Profil PP & PL 2005

Berdasarkan pada tabel diatas bahwa KLB diare yang palin tinggi yang paling

besar terjadi pada daerah NTT  dengan CFR sebesar 1,28%. Hali ini di sebabakan

tingkat sanitasi masyarakat yang msih rendah, dimana pada daerah NTT tersebut

terjadi kekurangan air, sehingga aktivitas mereka terbatasi dengan minimnya

persediaan air.

Page 9: 72223599-Makalah-Diare

Tabel 5. Cakupan Penemuan Penderita Diare

Di Propinsi Sulawesi Selatan

Kabupaten/KotaJumlah CakupanPenemuan

Penderita Diare

Palopo 146,74 %

Makassar 115,04%

Soppeng 112,63%

Enrekang 111,67%

   Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Berdasarkan pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa cakupan penemuan

penderita diare lebih banyak terdapat di daerah Palopo sebesar 146,74%. Hal ini

karena petugas kesehatan yang aktiv untuk menurunkan angka kejadia diare.

3. Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Waktu

Tabel 6. Cakupan Penderita Diare

Dalam Lima Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Penderita Yang Dilaporkan

2000 4.771.340 penderita

2001 2.873.414 penderita

2002 1.788.492 penderita

2003 1.950.745 penderita

2004 596.050 penderita

   Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Berdasarkan waktu maka distribusi penyakit diare di Indonesia sering

ditemukan pada musim pancaroba (perubahan iklim dari musim hujan ke kemarau),

Page 10: 72223599-Makalah-Diare

sedangkan trend kejadian penyakit diare terjadi pada tahun 2000 yakni sebanyak

4.771.340 penderita.                                                      

Tabel 7. Jumlah Penderita Diare

Dalam Tiga Tahun Terakhir di Sulawesi Selatan

Tahun Jumlah Kasus

(orang)

Jumlah Meninggal

(orang)

CFR (%)

2003 172.742 kasus 73 orang 0,04%

2004 177.409 kasus 66 orang 0,04%

2005 188,168 kasus 57 orang 0,03%

Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Berdasarkan pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa  jumlah penderita diare

yang terbanyak dalam 3 tahun terakhir yakni pada  tahun 2005, sedangkan jumlah

penderita yang meninggal yakni pada tahun 2003 sebesar 73 orang.

C. Frekuensi Penyakit Diare

Angka kesakitan Diare tahun 2000 (survei oleh Subdit Diare, Ditjen PPM-PL)

adalah 301 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,3 kali per tahun. Pada tahun

2003 angka kesakitan Diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan episode

pada balita 1,08 kali per tahun. Cakupan penderita Diare yang dilayani dan dilaporkan

selama lima tahun terakhir cenderung menurun.Sementara itu jumlah penderita diare

yang dapat dihimpun melalui laporan Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL cakupan

penderita Diare dalam lima tahun terakhir ditemukan bahwa jumlah penderita yang

dilaporkan paling tinggi yakni pada tahun 2000 sebesar 4.771.340 penderita, sedangkan

jumlah penderita yang dilaporkan paling rendah yakni pada tahun 2004 sebesar 596.050

penderita.

Page 11: 72223599-Makalah-Diare

Tabel 8. Cakupan Penderita Diare Dalam Lima Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Penderita Yang Dilaporkan

2000 4.771.340 penderita

2001 2.873.414 penderita

2002 1.788.492 penderita

2003 1.950.745 penderita

2004 596.050 penderita

Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL

Page 12: 72223599-Makalah-Diare

BAB III

PEMBAHASAN

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di

negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan

2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini

sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik. Di Indonesia, diare masih merupakan salah

satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan

dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan

kejadian luar biasa (KLB).

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa angka kesakitan

diare berdasarkan propinsi terjadi penurunan dari tahun 1999-2001. Pada tahun 1999 angka

kesakitan diare sebesar 25,63 per 1000 penduduk menurun menjadi 22,69 per 1000 penduduk

pada tahun 2000 dan 12,00 per 1000 penduduk pada tahun 2001 . Sedangkan berdasarkan profil

kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit utama pada

pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di

Rumah Sakit. Berdasarkan data tahun 2003 terlihat bahwa frekuensi kejadian luar biasa (KLB)

penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case

Fatality Rate (CFR) 2,92%. Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi

lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari

Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua

bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia . Banyak

faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di

Indonesia.

Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi

sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas

bakterologis air, dan kondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang

buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai

penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat.

Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli

Page 13: 72223599-Makalah-Diare

terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi

sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini. Hasil penelitian Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) propinsi DKI Jakarta menunjukkan 80 persen sampel air

tanah dari 75 kelurahan memiliki kadar E.coli dan fecal coli melebihi ambang batas.

Laporan Program Pembangunan PBB (UNDP) mengenai status pencapaian Tujuan

Pembangunan Manusia atau MDG di Indonesia mengalami kemunduran. Pada tahun 2015, MDG

mencanangkan 69 persen penduduk Indonesia dapat mengakses air minum yang layak dan 72,5

persen memperoleh layanan sanitasi yang memadai. Faktanya, hanya 18 persen penduduk yang

memiliki akses ke sumber air minum dan sekitar 45 persen mengakses sarana sanitasi yang

memadai .

Di bidang akademis, banyak penelitian mengenai diare yang telah dilakukan oleh

mahasiswa, dosen dan peneliti dalam dua dekade belakangan ini. Setelah dilakukan survei

pendahuluan, hasil di lapangan menunjukkan bahwa penelitian diare terbagi menjadi dua hal

yaitu penelitian faktor risiko penyebab diare dan penelitian upaya pencegahan dan pengobatan

penyakit diare. Selama ini banyak penelitian mengenai faktorfaktor risiko yang menimbulkan

diare namun belum ada penelitian yang komprehensif mengenai faktor-faktor yang menimbulkan

diare pada bayi dan balita di Indonesia.

Diare merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah

penelitian tentang diare cukup banyak. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan pendekatan

meta analisis kuantitatif, untuk melihat topik diare khususnya faktor risiko diare secara

bersamaan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti dari

FKM UI.

Page 14: 72223599-Makalah-Diare

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk

bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa Diare adalah

penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3 atau

lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita.

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama

di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan

dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada

tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur

5 tahun. Hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik. Di Indonesia, diare

masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan

masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi

dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Departemen kesehatan

RI dalam surveinya tahun 2000 mendapatkan angka kesakitan diare sebesar 301/ 1000

penduduk, berarti meningkat dibanding survei tahun 1996 sebesar 280/ 1000 penduduk,

diare masih merupakan penyebab kematian utama bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001

mendapatkan angka kematian bayi 9,4% dan kematian balita 13,2%.

Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang

meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah

(SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah

B. Saran

Perlu dilakukan intervensi terhadap factor lingkungan untuk menurunkan angka

kejadian diare di Indonesia dengan membangun sarana air bersih dan sanitasi dalam

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat.

Berdasarkan data-data tersebut maka dianggap perlu untuk membahas mengenai

persoalan penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi ke dua kematian anak,

sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian

anak akibat diare demi peningkatan kualitas anak.

Page 15: 72223599-Makalah-Diare

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito , Wiku. 2007. FAKTOR RISIKO DIARE PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA: SYSTEMATIC REVIEW PENELITIAN AKADEMIK BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT .Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Amiruddin, Ridwan, dkk. 2007 . CURRENT ISSUE KEMATIAN ANAK ( PENYAKIT DIARE ). Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Epidemiologi Universitas Hasanuddin Makassar

Zein , Umar , Khalid Huda Sagala, Josia Ginting . 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri . Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara