70521233 malpraktek menurut syariat islam

25
MALPRAKTEK

Upload: dian-asri-gumilang-pratiwi

Post on 11-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

Page 1: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

MALPRAKTEK

Page 2: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

MENURUT SYARIAT ISLAM1

Oleh:

Ustazd Anas Burhanuddin, M.A

Download > 180 ebook Islam, Gratis!!!kunjungi….

www.ibnumajjah.wordpress.com

MUQADDIMAH

Berobat merupakan salah satu kebutuhan

vital umat manusia. Banyak orang rela

1 Disalin dari: Majalah As-Sunnah, Edisi Khusus, No. 04-05/ th.XIV, hlm. 67-69.

Page 3: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

mengorbankan apa saja untuk

mempertahankan kesehatannya atau untuk

mendapatkan kesembuhan. Di sisi lain, para

dokter adalah manusia biasa yang tidak

terlepas dari kesalahan. Demikian juga

paramedis yang bekerja di bidang pelayanan

kesehatan. Kemajuan teknologi tidak serta

merta menjamin menutup pintu kesalahan.

Meski pada dasarnya memberikan pelayanann

sebagai pengabdian, mereka juga bisa jadi

tergoda oleh keuntungan duniawi, sehingga

mengabaikan kemaslahatan pasien.

Karenanya, diperlukan aturan yang adil

yang menjamin ketenangan bagi pasien dan

pada saat yang sama memberikan

kenyamanan bagi para profesional bidang

kesehatan dalam bekerja. Tentu Islam sebagai

syariat akhir zaman yang sempurna ini telah

mengatur semuanya. Tulisan sederhana ini

Page 4: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

mencoba menggali khazanah literatur para

ulama Islam dalam hal persoalan yang akhir-

akhir ini mencuat kembali, yakni malpraktek.

PENGERTIAN MALPRAKTEK

Malpraktek berasal dari kata 'malpractice'

dalam bahasa Inggris. Secara harfiah, 'mal'

berarti 'salah', dan 'practice' berarti

'pelaksanaan' atau 'tindakan', sehingga

malpraktek berarti 'pelaksanaan atau tindakan

yang salah'.2 Jadi, malpraktek adalah tindakan

yang salah dalam pelaksanaan suatu profesi.

Istilah ini bisa dipakai dalam berbagai bidang,

namun lebih sering dipakai dalam dunia

kedokteran dan kesehatan. Artikel ini juga

hanya akan menyoroti malpraktek di seputar

dunia kedokteran saja.

2 Kamus Inggris - Indonesia hlm. 371

Page 5: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

Perlu diketahui bahwa kesalahan dokter -

atau profesional lain di dunia medis - kadang

berhubungan dengan etika/akhlak. Misalnya,

mengatakan bahwa pasien harus dioperasi,

padahal tidak demikian. Atau memanipulasi

data foto rontgen agar bisa mengambil

keuntungan dari operasi yang dilakukan. Jika

kesalahan ini terbukti dan membahayakan

pasien, dokter harus mempertanggung-

jawabkannya secara etika. Hukumannya bisa

berupa ta'zzir3, ganti rugi, diyat, hingga

qishash.4

Malpraktek juga kadang berhubungan

dengan disiplin ilmu kedokteran. Jenis

kesalahan ini yang akan mendapat porsi lebih

dalam tulisan ini.

3 Ta'zir: hukuman di luar hudud yang tidak ditentukan syari'ah. Lihat al-Mishbahul Munir hlm. 332

4 Ahkamul Jirahah ath-Thibbiyyah hlm. 301

Page 6: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

BENTUK-BENTUK MALPRAKTEK

Malpraktek yang menjadi penyebab dokter

bertanggung-jawab secara profesi bisa

digolongkan sebagai berikut:

1. Tidak punya keahlian (jahil)

Yang dimaksudkan di sini adalah

melakukan praktek pelayanan kesehatan

tanpa memiliki keahlian, baik tidak

memiliki keahlian sama sekali dalam

bidang kedokteran, atau memiliki sebagian

keahlian tapi bertindak di luar keahliannya.

Orang yang tidak memiliki keahlian di

bidang kedokteran kemudian nekat

membuka praktek, telah disinggung oleh

Nabi وسلم عليه الله يصل dalam sabda beliau:

QٌّبSِط UهV YمV ِمSْن UْعVل YمV ُي \ٌّبY وYل YَطYَّب ِمYْنV َت

aْنSاِمYَض YَوUُهYَف YَكS VَلY َذYل َقYَّب

Page 7: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

Barang siapa yang mengobati orang sakit

dan sebelumnya tidak diketahui memiliki

keahlian, maka ia bertanggung-jawab5

Kesalahan ini sangat berat, karena

menganggap remeh kesehatan dan nyawa

banyak orang, sehingga para Ulama

sepakat bahwa mutathabbib (pelaku

pengobatan yang bukan ahlinya) harus

bertanggung-jawab jika timbul masalah

dan harus dihukum agar jera dan menjadi

pelajaran bagi orang lain.

2. Menyalahi prinsip-prinsip ilmiah

(mukhalafatul ushul al-'ilmiyyah)

Yang dimaksud dengan prinsip ilmiah

adalah dasar-dasar dan kaidah-kaidah

yang telah baku dan biasa dipakai oleh

para dokter, baik secara teori maupun 5 HR. Abu Dawud no. 4575, an-Nasai' no. 4845

dan Ibnu Majah no. 3466. Hadits hasan. Lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 635

Page 8: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

praktek, dan harus dikuasai oleh dokter

saat menjalani profesi kedokteran.6

Para ulama telah menjelaskan kewajiban

para dokter untuk mengikuti prinsip-prinsip

ini dan tidak boleh menyalahinya. Imam

Syafi'I الله رحمه -misalnya-

mengatakan: "Jika menyuruh seseorang

untuk membekam, mengkhitan anak, atau

mengobati hewan piaraan, kemudian

semua meninggal karena praktek itu, jika

orang tersebut telah melakukan apa yang

seharusnya dan biasa dilakukan untuk

maslahat pasien menurut para pakar

dalam profesi tersebut, maka ia tidak

bertanggung-jawab. Sebaliknya, jika ia

tahu dan menyalahinya, maka ia

bertanggung-jawab."7 Bahkan hal ini

6 Al-Mas’uliyyah al-Jinaiyyah lil Athibba' hlm. 1607 Al-Umm 7/65.

Page 9: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

adalah kesepakatan seluruh Ulama,

sebagaimana disebutkan oleh Ibnul

Qayyim الله رحمه .8

Hanya saja, hakim harus lebih jeli dalam

menentukan apakah benar-benar terjadi

pelanggaran prinsip-prinsip ilmiah dalam

kasus yang diangkat, karena ini termasuk

permasalahan yang pelik.

3. Ketidaksengajaan ( khatha')

Ketidaksengajaan adalah suatu kejadian

(tindakan) tanpa ada maksud pelaku

dalam melakukannya. Misalnya, tangan

dokter bedah terpeleset sehingga ada

anggota tubuh pasien yang terluka. Bentuk

malpraktek ini tidak membuat pelakunya

berdosa, tapi ia harus bertanggung-jawab

terhadap akibat yang ditimbulkan sesuai

8 Lihat: Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud hal. 325

Page 10: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

dengan yang telah digariskan Islam dalam

bab jinayat, karena ini termasuk jinayat

khatha' (kejahatan tidak sengaja).

4. Sengaja menimbulkan bahaya (i'tidd')

Maksudnya adalah membahayakan pasien

dengan sengaja. Ini adalah bentuk

malpraktek yang paling buruk. Tentu saja

sulit diterima bila ada dokter atau

paramedis yang melakukan hal ini,

sementara mereka telah menghabiskan

umur mereka untuk mengabdi dengan

profesi ini. Kasus seperti ini terhitung

jarang dan sulit dibuktikan karena

berhubungan dengan isi hati orang.

Biasanya pembuktiannya dilakukan

dengan pengakuan pelaku, meskipun

mungkin juga faktor kesengajaan ini dapat

diketahui melalui indikasi-indikasi kuat

yang menyertai terjadinya malpraktek

Page 11: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

yang sangat jelas. Misalnya, adanya

perselisihan antara pelaku malpraktek

dengan pasien atau keluarganya.

PEMBUKTIAN MALPRAKTEK

Agama Islam mengajarkan bahwa tuduhan

harus dibuktikan. Demikian pula, tuduhan

malpraktek harus diiringi dengan bukti, dan

jika terbukti harus ada pertanggungjawaban

dari pelakunya. Ini adalah salah satu wujud

keadilan dan kemuliaan ajaran Islam. Jika

tuduhan langsung diterima tanpa bukti, dokter

dan paramedis terzhalimi, dan itu bisa

membuat mereka meninggalkan profesi

mereka, sehingga akhirnya membahayakan

kehidupan umat manusia. Sebaliknya, jika

tidak ada pertanggungjawaban atas tindakan

malpraktek yang terbukti, pasien terzhalimi,

Page 12: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

dan para dokter bisa jadi berbuat seenak

mereka.

Dalam dugaan malpraktek, seorang hakim

bisa memakai bukti-bukti yang diakui oleh

syariat sebagai berikut:

1. Pengakuan pelaku malpraktek (iqrar).

Iqrar adalah bukti yang paling kuat, karena

merupakan persaksian atas diri sendiri,

dan ia lebih mengetahuinya. Apalagi dalam

hal yang membahayakan diri sendiri,

biasanya pengakuan ini menunjukkan

kejujuran.

2. Kesaksian ( syahadah ).

Untuk pertanggungjawaban berupa

qishash dan ta'zir, dibutuhkan kesaksian

dua pria yang adil. Jika kesaksian akan

mengakibatkan tanggung jawab materiil,

seperti ganti rugi, dibolehkan kesaksian

satu pria ditambah dua wanita. Adapun

Page 13: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

kesaksian dalam hal-hal yang tidak bisa

disaksikan selain oleh wanita, seperti

persalinan, dibolehkan persaksian empat

wanita tanpa pria. Di samping

memperhatikan jumlah dan kelayakan

saksi, hendaknya hakim juga

memperhatikan bahwa saksi tidak memiliki

tuhmah (kemungkinan mengalihkan

tuduhan malpraktek dari diri pelaku).9

3. Catatan medis.

Yaitu catatan yang dibuat oleh dokter dan

paramedis, karena catatan tersebut dibuat

agar bisa menjadi referensi saat

dibutuhkan. Jika catatan ini valid, ia bisa

menjadi bukti yang sah.

9 Lihat. al-Majmu' 20/256, Taisirul Karim ar-Rahman hlm. 118, Ahkamul jirahah ath-Thibbiyyah hlm. 331.

Page 14: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

BENTUK TANGGUNG-JAWAB MALPRAKTEK

Jika tuduhan malpraktek telah dibuktikan,

ada beberapa bentuk tanggung jawab yang

dipikul pelakunya. Bentuk-bentuk tanggung-

jawab tersebut adalah sebagai berikut:

1. Qishash

Qishash ditegakkan jika terbukti bahwa

dokter melakukan tindak malpraktek

sengaja untuk menimbulkan bahaya

(i'tida'), dengan membunuh pasien atau

merusak anggota tubuhnya, dan

memanfaatkan profesinya sebagai

pembungkus tindak kriminal yang

dilakukannya. Ketika memberi contoh

tindak kriminal yang mengakibatkan

qishash, Khalil bin Ishaq al-Maliki

mengatakan: "Misalnya dokter yang

Page 15: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

menambah (luas area bedah) dengan

sengaja."10

2. Dhaman (tanggung jawab materiil berupa

ganti rugi atau diyat)

Bentuk tanggung-jawab ini berlaku untuk

bentuk malpraktek berikut:

a. Pelaku malpraktek tidak memiliki

keahlian, tapi pasien tidak

mengetahuinya, dan tidak ada

kesengajaan dalam menimbulkan

bahaya.

b. Pelaku memiliki keahlian, tapi menyalahi

prinsip-prinsip ilmiah.

c. Pelaku memiliki keahlian, mengikuti

prinsip- prinsip ilmiah, tapi terjadi

kesalahan tidak disengaja.

d. Pelaku memiliki keahlian, mengikuti

prinsip- prinsip ilmiah, tapi tidak

10 Mukhtashar Khalil hlm. 317

Page 16: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

mendapat ijin dari pasien, wali pasien

atau pemerintah, kecuali dalam keadaan

darurat.

3. Ta'zir berupa hukuman penjara, cambuk,

atau yang lain.

Ta'zir berlaku untuk dua bentuk

malpraktek:

a. Pelaku malpraktek tidak memiliki

keahlian, tapi pasien tidak

mengetahuinya, dan tidak ada

kesengajaan dalam menimbulkan

bahaya.

b. Pelaku memiliki keahlian, tapi menyalahi

prinsip-prinsip ilmiah.11

PIHAK YANG BERTANGGUNG-JAWAB

Tanggung-jawab dalam malpraktek bisa

timbul karena seorang dokter melakukan

11 Ahkamul Jirahah ath-Thibbiyyah hlm. 351

Page 17: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

kesalahan langsung, dan bisa juga karena

menjadi penyebab terjadinya malpraktek

secara tidak langsung. Misalnya, seorang

dokter yang bertugas melakukan pemeriksaan

awal sengaja merekomendasikan pasien untuk

merujuk kepada dokter bedah yang tidak ahli,

kemudian terjadi malpraktek. Dalam kasus ini,

dokter bedah adalah adalah pelaku langsung

malpraktek, sedangkan dokter pemeriksa ikut

menyebabkan malpraktek secara tidak

langsung.

Jadi, dalam satu kasus malpraktek kadang

hanya ada satu pihak yang bertanggung-

jawab. Kadang juga ada pihak lain lain yang

ikut bertanggung-jawab bersamanya.

Karenanya, rumah sakit atau klinik juga bisa

ikut bertanggung-jawab jika terbukti teledor

dalam tanggung-jawab yang diemban,

sehingga secara tidak langsung menyebabkan

Page 18: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

terjadinya malpraktek, misalnya mengetahui

dokter yang dipekerjakan tidak ahli.12

PENUTUP

Demikianlah penjelasan secara singkat

tentang aturan Islam mengenai malpraktek

dalam bidang pelayanan kesehatan. Para

dokter dan paramedis hendaknya takut

kepada Allah qوجَل qعّز dan menjalankan amanat

dengan baik, sehingga terhindar dari berbagai

tanggung-jawab yang memberatkan diri di

dunia sebelum akhirat. Hendaknya mereka

bertawakal kepada Allah qَلttttوج qعّز dalam

menjalankan tugas, karena hanya Allah qوجَل qعّز

yang bisa menghindarkan mereka dari

kesalahan. Semoga Allah melindungi umat

Islam dari marabahaya dan berbagai

keburukan.

12 Ahkamul Jirahah ath-Thibbiyyah hlm. 334

Page 19: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

REFERENSI

1. Ahkamul Jirahah ath-Thibbiyyah, Dr.

Muhammad asy-Syinqithi, Maktabah ash-

Shahabah.

2. Al-Khatha' ath-Thibbi Mafhumuhu wa

Aatsaruhu, Dr. Wasim Fathullah.

3. 'Aunul Ma'bud, al-'Azhim Abadi, Dar Ihya'

at-Turats.

4. Sunan an-Nasa'i, Darul Ma'rifah.

5. Sunan Ibnu Majah, tahqiq Muhammad Fuad

Abdul Baqi, Darul Fikr.

6. Al-Umm, Imam asy-Syafi'i, Dar Qutaibah.

7. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud,

tahqiq Salim al-Hilali, Dar Ibnul Qayyim.

8. Al-Mishbahul Munir, Muassasah ar-Risalah.

9. Kamus Inggris Indonesia, John M. Echols

dan Hassan Shadily, PT Gramedia.

10. Al-Mas’uliyyah al-Jinaiyyah lil Athibba', Dr.

Page 20: 70521233 Malpraktek Menurut Syariat Islam

Usamah Qayid, Darun Nahdhah

al-'Arabiyyah.

http://almanhaj.or.id/content/2836/slash/0/

malpraktek-menurut-syariat-islam/