realisasi tujuan pernikahan menurut syariat...

110
REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA (Penelitian Terhadap Kehidupan Berumah Tangga Pada Masyarakat Di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Mencapai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Mawardi NIM :108044100076 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H / 2015M

Upload: truongthu

Post on 14-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA

(Penelitian Terhadap Kehidupan Berumah Tangga Pada Masyarakat

Di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk

Mencapai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Mawardi

NIM :108044100076

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H / 2015M

Page 2: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA

(Penelitian Terhadap Kehidupan Berumah Tangga Pada Masyarakat

Di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk

Mencapai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Mawardi

NIM : 108044100076

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436H / 2015M

Page 3: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT

ISLAM PADA KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA (Penelitian Terhadap

Kehidupan Berumah Tangga Pada Masyarakat Di Desa Pusaka Rakyat

Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi) telah diujikan dalam Sidang

Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (UIN) pada tanggal 19 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada program

studi Hukum Keluarga.

Page 4: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mawardi

NIM : 108044100076

Program Studi : Hukum Keluarga

Fakultas : Syariah dan Hukum

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini asli hasil karya atau

penelitian saya sendiri dan bukan jiplakan dari hasil karya orang lain.

Bekasi, 30 Januari 2015

Page 5: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

v

ABSTRAK

Mawardi. NIM: 108044100076. Realisasi Tujuan Pernikahan Menurut Syariat

Islam Pada Kehidupan Berumah Tangga ( Penelitian Terhadap Kehidupan

Berumah Tangga di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya Kabuoaten

Bekasi). Konsentrasi Peradilan Agama Program Studi Hukum Keluarga Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H /

2015 M.

Keluarga yang harmonis merupakan tujuan utama dari sebuah perkawinan

yang didambakan setiap pasangan suami isteri. Namun, yang terjadi pada beberapa

pasangan keluarga di desa Pusaka Rakyat, melainkan aneka kekurangan seperti

ekonomi, intervensi dan miskomunikasi antara suami dan isteri. Keharmonisan dalam

rumah tangga itu telah tiada; yang ada hanya percekcokan dan penderitaan lahir batin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas kehidupan berumah tangga

di Desa Pusaka rakyat, faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan

pernikahan menurut syariat Islam, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

tidak tercapainya tujuan pernikahan menurut syariat Islam terhadap keluarga di Desa

Pusaka rakyat.

Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa tujuan pernikahan dalam

Islam adalah untuk menciptakan keluarga yang mawaddah, sakinah dan rahmah.

Percekcokan dalam keluarga dan faktor-faktor lain yang bisa memperburuk keadaan

rumah tangga harus dihindarkan dengan berbagai upaya seperti telah diatur dalam

hukum Islam guna mewujudkan tujuan perka winan di atas.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

dengan sumber data primernya adalah 80 pasangan suami isteri yang terdapat di Desa

Pusaka rakyat dan sumber data sekundernya adalah bagian-bagian tertentu yang

terdapat dalam referensi bidang fiqh munakahat. Dari sumber primer, data

dikumpulkan dengan teknik penyebaran angket dan wawancara. Data kemudian

dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak tercapainya tujuan pernikahan

yang sesuai dengan syariat islam, yaitu tidak tercapainnya keluarga yang sakinah,

mawaddah, dan rahmah pada beberapa keluarga di Desa Pusaka Rakyat , faktor-

faktor yang menimbulkan kekurang harmonisan keluarga di Desa Pusaka rakyat,

adalah faktor ekonomi, seks, intervensi dan komunikasi, menurut hukum Islam Tanpa

Komunikasi yang baik keluarga yang harmonis sulit dpertahankan, sebab mereka

hanya akan menjalani kehidupan berumah tangga dalam suasana ketertutupan,

kesunyian, prasangka yang buruk, kesalahpahaman, bahkan boleh jadi saling

bermusuhan.

Kata kunci : Pernikahan, Keluarga, Rumah Tangga, hak, kewajiban,

Sakinah, Mawaddah, Rahmah, Hamonis.

Pembimbing : Sri Hidayati, M. Ag.

Daftar Pustaka : 1978 s.d 2015

Page 6: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Assalamu‟alaikum, Wr, Wb.

Puji Syukur saya persembahkan kehadirat Allah SWT., atas perkenan-Nya

penulis telah diberikan kekuatan lahir dan batin untuk menulis Skripsi ini. Shalawat

dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW.,

Terwujudnya skripsi ini merupakan satu proses yang panjang dan tidak lepas

dari bantuan banyak pihak, bantuan tersebut sangat besar arti dan nilainya.

Pada kesempatan ini hanya ucapan terima kasih yang mendalam dari

penyusun untuk dihaturkan kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Sri Hidayati, M.Ag, yang telah berkenan meluangkan waktunya

yang berharga untuk membimbing penyusunan skripsi ini.

3. Bapak H. A. Basiq Djalil dan Bapak H. M. Riza Afwi, Lc, MA.,

Selaku penguji skripsi penulis, yang telah memberi masukan untuk

kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak JM. Muslimin, Ph.D., Selaku Dosen penasihat akademik

penulis yang telah banyak memberikan nasihat dan motivasinya untuk

penulis dalam melaksanakan perkuliahan.

Page 7: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

vii

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Hukum Keluarga UIN Jakarta

yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Masyarakat Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten

Bekasi yang telah sudi meluangkan waktunya untuk berwawancara dan

melengkapi dalam pengambilan data penyelesaian skripsi ini.

7. Terima kasih kepada Bapak Drs. H. Abdul Choir dan ibu Hj. Zulaicho

sebagai orang tua penyusun, yang sangat banyak memberikan bantuan

moril, materil, arahan, dan selalu mendoakan keberkahan dan

keselamatan unuk penulis.

8. Kepada kakak-kakakku dan keponakan-keponakanku yang senantiasa

memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu

dalam membantu sekaligus mendukung pembuatan skripsi ini, sekali

lagi disampainkan banyak terima kasih.

Semoga seluruh bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis

selama menyelesaikan skripsi ini, dicatat oleh Allah sebagai bagian amal shaleh

yang akan mengalir di akhirat kelak, dan semoga buah karya penyusun lewat skripsi

ini dapat bermanfaat dan memiliki nilai pengabdian di sisi Allah yang maha

penyayang. aamiin yaa rabbal 'alamin.

Wassalamu‟alaikum, Wr, Wb.

Page 8: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

viii

Bekasi, 30 Januari 2015

Page 9: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

D. Metode Penelitian ....................................................................... 10

E. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERKAWINAN DALAM

ISLAM............................................................................................. 16

A. Pengertian dan Tujuan Pernikahan .............................................. 16

B. Konsep Keluarga Ideal dalam Islam ............................................ 23

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri menurut Hukum Positif .............. 32

D. Hukum meninggalkan Hak dan Kewajiban Suami-Istri ............... 41

Page 10: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

x

BAB III GAMBARAN UMUM DESA PUSAKA RAKYAT KECAMATAN

TARUMA JAYA KABUPATEN BEKASI .................................... 44

A. Profil Desa Pusaka Rakyat .......................................................... 44

B. Eksistensi Desa Pusaka Rakyat ................................................... 48

C. Pemahaman masyarakat tentang Keagamaan dan Hukum Keluarga

................................................................................................... 52

BAB IV TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA DI DESA PUSAKA

RAKYAT KECAMATAN TARUMA JAYA KABUPATEN

BEKASI ........................................................................................... 59

A. Realitas tujuan pernikahan menurut syariat Islam pada kehidupan

berumah tangga ........................................................................... 59

B. Analisis Faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan

pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam ............................... 63

C. Tinjauan Hukum Islam terhadap Penyebab tidak tercapainya

tujuan pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam .................... 73

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 83

A. Kesimpulan ................................................................................. 83

B. Saran-saran ................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1. ANGKET .................................................................................................... I

2. PEDOMAN WAWANCARA ..................................................................... IV

Page 11: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

xi

3. GAMBAR ................................................................................................... V

4. CURRICULUM VITAE ............................................................................ IX

Page 12: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang utuh dan universal, yang memerintahkan

kepada umatnya untuk mendirikan sebuah rumah tangga melalui suatu syariat yaitu

dengan melaksanakan perkawinan terlebih dahulu secara resmi.

Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui penciptaan manusia hidup

dengan berpasang-pasangan (suami-istri) dengan dibarengi perasaan kasih dan

sayang. Dengan demikian, manusia akan merasa tentram dalam kehidupan

keluarganya, sehingga terbentuklah keluarga yang sakinah atau harmonis

sebagaimana yang di cita-citakan oleh ajaran Islam.

Dalam pasal 3 KHI disebutkan pula bahwa perkawinan bertujuan “untuk

mewujudkan kehidupan rumah tangga yang Sakinah, mawaddah dan rahmah”.1

Sebagaiman kita ketahui bahwa yang dinamakan perkawinan adalah suatu

perjanjian perikatan antara suami dan isteri yang sudah barang tentu akan

mengakibatkan timbulnya hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kedua belah pihak.

Jadi yang dimaksud dengan hak di sini adalah sesuatu yang merupakan milik atau

dapat dimiliki oleh suami atau isteri yang diperolehnya dari hasil perkawinan. Hak ini

1 Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), cet. 4, hal.

114

Page 13: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

2

juga dapat dihapus apabila yang berhak rela, apabila haknya tidak dipenuhi atau

dibayar oleh pihak lain. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban adalah hal-hal

yang wajib dilakukan atau diadakan oleh salah seorang dari suami isteri, untuk

memenuhi haknya dari pihak yang lain.2

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 77 ayat (1) menjelaskan bahwa “Suami

istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakan rumah tangga yang sakinah,

mawaddah, dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat”.3 Dengan

demikian menurut Undang-undang bahwa dalam pengelolaan rumah tangga antara

suami dan istri memiliki kewajiban yang sama.

Peranan suami istri sudah digariskan secara baku oleh aturan agama dan

negara. Di mana para istri berperan didalam rumah tangga dan bertanggung jawab

dalam pengelolaan nafkah yang diberikan suaminya, sementara suami mencari nafkah

diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pada intinya, menurut Ibnu Musthafa,4 jika keluarga didalam masyarakat itu

baik, akan baiklah masyarakat itu sebaliknya, jika keluarga itu buruk, maka akan

buruklah masyarakat itu. Untuk menciptakan keluarga yang tentram, senang dan

bahagia tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, tetapi terlebih dahulu

harus menghadapi pahit manisnya kehidupan dunia. Hal tersebut dapat terwujud

2Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, (Yogyakarta:

Liberty, 1998), cet. 4, hlm. 87

3Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, Hal. 132

4Ibnu Musthafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Al-Bayan,1993), hlm. 95.

Page 14: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

3

apabila hubungan dan pergaulan antara anggota keluarga berjalan baik. Hubungan

antara anggota akan bertambah erat jika masing-masing anggota keluarga mengetahui

dan merealisasikan hak-hak dan kewajibannya.

Seorang suami dalam menjalankan kewajibannya, terbagi kedalam dua

bentuk, yaitu pertama kewajiban dalam bentuk materi atau kebendaan, dan kedua

kewajiban dalam bentuk moral spiritual atau bukan kebendaan (imateriil).

Selengkapnya Djauharuddin,5 merinci kewajiban tersebut sebagai berikut:

a. Memberi nafkah lahir dan bathin kepada istri dan anak sesuai dengan

kemampuannya.

b. Memperlakukan isteri dan menghormati keluarga istrinya dengan cara dan

sikap yang baik.

c. Membantu tugas istri terutama dalam hal mendidik dan memelihara serta

membina anak dengan penuh rasa tanggung jawab.

d. Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran

islam.

e. Dapat mengatasi keadaan, mencari solusi dengan cara yang ma‟ruf dan

bijaksana.

f. Berusaha untuk menciptakan ketentraman, kedamaian, dan keruklunan dalam

keluarga.

5Djauharudin, Hak dan Kewajiban Suami Isteri, (Bandung: Mizan, 1991), hlm. 9.

Page 15: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

4

g. Memelihara, memimpin dan membimbing serta membina keluarga agar

menjadi keluarga yang shaleh.

Penanaman dan pembinaan nila-nilai keislaman amat tepat dimulai dari

keluarga. Apabila rumah tangga berdiri di atas landasan taqwa dan seluruh anggota

keluarganya diajak berkhidmat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya terwujudlah

sebuah kekuatan asasi dalam masyarakat. Jika masyarakat menjadi baik karena terdiri

keluarga-keluarga baik, niscaya terbentuklah kekuatan asasi bagi sebuah bangsa.

Untuk itu, maka ide menghadirkan konsep manajemen keluarga, menjadi suatu hal

yang sangat penting.

Abu A‟la Maududi seperti dikutip oleh Kaswan6 menyatakan bahwa keluarga

merupakan lembaga yang penting utama dan fundamental dalam masyarakat manusia

dalam setiap kurun dan zaman manpun. Oleh sebab itu jika sebuah keluarga itu dapat

diibaratkan sebuah bangunan yang tersusun dari berbagai batu bata, maka kumpulan

batu bata yang ada, berhubungna satu sama lain. Bangunan (keluarga) akan kuat bila

batu bata itu tersusun dengan kuat dan kokoh, demikian pula bangunan itu akan

runtuh bila batu batanya rapuh. Begitu pula halnya bangsa, kuat bila segenap keluarga

itu utuh serta kuat, dan bangsa itu akan lemah bila rumah tangga (keluarga) itu rapuh

dan lemah.7

6Kaswan, Membina Keluarga dalam Islam. (Bandung: Pustaka, 1991), hlm. 23.

7Mahmud Syalthout, Aqidah wa al-Syari‟ah, terj. M Yunus, Aqidah dan Syariat Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara), hlm.149.

Page 16: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

5

Karena begitu urgennya peranan keluarga dalam kehidupan rumah tangga

serta bermasyarakat secara umum, maka ia perlu dibangun serta ditata dengan baik

untuk tetap dijaga kelestarian dan keharmonisannya, agar pada akhirnya nanti yang

menjadi tujuan dari pernikahan itu senantiasa ada dalam keluarga itu yaitu rumah

tangga yang sakinah, mawaddah warahmah.

Pada kasus yang terjadi di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya

banyak terjadi ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga misalnya adanya kasus

seorang isteri yang tidak mau melayani suaminya dalam berhubungan biologis

dengan alasan suami sering tidak memberikan nafkah lahir atau biaya hidup dan tidak

pernah memikirkan keadaan keluarganya. Yang lebih parah lagi adalah hak dan

kewajiban lainnya antara pasangan suami istri itu yang kurang dijalankan

sebagaimana mestinya, dan itu diduga menjadi salah satu faktor keluarganya menjadi

kurang harmonis.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kelancaran rumah tangga

dipengaruhi oleh kelancaran dan kestabilan ekonomi. Segala kebutuhan rumah tangga

dapat terpenuhi jika ekonominya lancar tapi sebaliknya kericuhan-kericuhan rumah

tangga dapat sering terjadi yang kadang-kadang diakhiri oleh perceraian, ini

disebabkan oleh masalah ekonomi yang tidak stabil/morat-marit8.

Secara umum, tantangan yang dihadapi oleh sebuah keluarga adalah persoalan

ekonomi (nafkah), karena itu kebahagiaan dan keharmonisan sebuah rumah tangga

8Anonimous,Modul Fasilitator Kursus Calon Pengantin,(Bandung: Departemen Agama,

2002), hlm. 128.

Page 17: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

6

banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi tersebut. Meski sebenarnya masalah

ekonomi tidaklah selalu menjadi faktor utama bagi suatu kebahagiaan. Kenyataan

juga membuktikan bahwa seseorang tidak akan pernah bisa membina suatu

kedamaian dan kebahagiaan hidup berumah tangga hanya bermodalkan cinta dan

kasih sayang semata.

Ketika sepasang laki-laki dan perempuan melangsungkan perkawinan atau

bahkan sebelumnya, sewaktu dalam pertunangan, tentunya sudah terpancar harapan-

harapan dan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu kebahagiaan dan ketentraman serta

kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati bersama. Kemudian, kalau kita

mengamati dan memahami lebih mendalam tentang keluarga, tentunya dalam

keluarga itu terdapat fungsi-fungsi sebagai pengendali roda rumah tangga. Diantara

fungsi-fungsi itu adalah fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi protektif, fungsi

religius, fungsi rekreatif, fungsi afektif, fungsi reproduktif (pelanjut generasi), dan

fungsi edukatif.9

Keadaan keluarga akan kokoh apabila seluruh fungsi di atas berjalan seperti

seharusnya. Apabila pelaksanaan fungsi di atas dihilangkan atau bahkan dikurangi,

maka terjadilah krisis rumah tangga.10

Keluarga tanpa memiliki fungsi reproduktif

akan hilang, keluarga tanpa memiliki fungsi ekonomi akan kacau dan jauh dari

ketentraman, keluarga tanpa fungsi edukatif (menanamkan norma-norma ke-Islam-

an), anak yang lahir dalam keluarga itu tidak akan berhasil untuk disosialisasikan,

9Nina Surtiretna, Bimbingan Seks bagi Remaja, (Bandung: Rosada Karya, 2000), hlm. 173.

10Ibid.

Page 18: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

7

hubungan antara anak dan orang tua akan mengalami gangguan dan ketidakteraturan

dalam rumah tangga.

Dari penjelasan diatas penulis ingin melihat sejauh mana realisasi tujuan

pernikahan menurut syariat Islam pada kehidupan berumah tangga, khususnya di

Kabupaten Bekasi dan dikaitkan dengan KHI Pasal 77 Ayat 1 tentang Hak dan

Kewajiban Suami Isteri, Maka dari itu penulis ingin menuangkan permasalahan ini

serta menguraikanya dalam skripsi yang berjudul: “Realisai Tujuan Pernikahan

Menurut Syariat Islam Pada Kehidupan Berumah tangga. (Penelitian Terhadap

Kehidupan Berumah Tangga di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Taruma Jaya

Kabupaten Bekasi)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Persoalan mengenai realisasi pernikahan menurut syariat Islam sangatlah

menarik dalam menilai kualitas keluarga yang baik. Agar tidak terjadi pembahasan

yang melebar serta tidak ada titik temu pangkal ujungnya, maka dari itu penulis

membatasi permasalahan hanya pada tujuan pernikahan menurut syariat Islam pada

masayarkat di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma jaya kabupaten bekasi.

2. Perumusan Masalah

Page 19: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

8

Undang-undang menjelaskan bahwa “Suami isteri memikul kewajiban yang

luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.11

Tapi ada kasus seorang istri yang tidak mau melayani suaminya dalam

berhubungan biologis dengan alasan suami sering tidak memberikan nafkah lahir atau

biaya hidup dan tidak pernah memikirkan keadaan keluarganya.

Berdasarkan rumusan masalah dan uraian di atas, maka dalam penelitian

skripsi ini penulis menagjukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah tujuan kehidupan berumah tangga masyarakat di desa Pusaka Rakyat

kecamatan Taruma Jaya kabupaten Bekasi sudah sesuai dengan syariat Islam?

2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan kehidupan

berumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam pada masyarakat di desa

Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya kabupaten Bekasi?

3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penyebab ketidak harmonisan

kehidupan berumah tangga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

11Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hlm. 132.

Page 20: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

9

a. Untuk mengetahui apakah tujuan kehidupan berumah tangga

masyarakat di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya kabupaten

Bekasi sudah sesuai dengan syariat Islam

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya

tujuan kehidupan berumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam

pada masyarakat di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya

kabupaten Bekasi

c. Bagaimana tinjauan Hukum Islam Islam terhadap penyebab tidak

tercapainya tujuan pernikahan menurut syariat Islam terhadap keluarga

di Desa Pusaka rakyat?

2. Manfaat Penelitian

Penelitian skripsi ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya teori tentang tathbiq

syari‟ah khususnya pada masyarakat di desa Pusaka Rakyat kecamatan

Taruma Jaya kabupaten Bekasi.

b. Kegunaan Praktis

1) Menambah wawasan peneliti tentang pelaksanaan kehidupan

berumah tangga di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya

Kabupaten Bekasi;

Page 21: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

10

2) Memberi informasi ilmiah mengenai pelaksanaan kehidupan

berumah tangga di desa Pusaka Rakyat kecamatan Tarumajaya

kabupaten Bekasi, faktor-faktor yang menyebabkan tidak

tercapainya tujuan pernikahan yang sesuai dengan syariat islam,

tinjauan hukum Islam terhadap tidak tercapainya tujuan

pernikahan menurut syariat Islam terhadap keluarga di Desa

Pusaka rakyat, dan

3) Sebagai penelitian skripsi Program Studi Hukum Keluarga (Al-

Ahwal Al-Syakhsiyyah), penelitian ini diharapkan menjadi

sumbangan postitif terhadap pengembangan ilmu fikih munakahat

khususnya tentang bagaimana menciptakan keluarga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah.

D. Metode Penelitian

Skripsi ini merupakan penelitian terhadap pelaksanaan kehidupan berumah

tangga dikaitkan dengan tujuan pernikahan menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Penulis membatasi penelitian ini dengan memfokuskan diri terhadap pelaksanaan

kehidupan berumah tangga yang terjadi di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan

Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

1. Metode Pendekatan

Page 22: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

11

Penelitian ini merupakan corak penelitian yang menggabungkan antara

penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan (field research) yaitu menelaah buku-

buku dan tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, juga

melakukan wawancara dan diskusi dengan beberapa responden yaitu beberapa

keluarga yang ada di wilayah penelitian.

Maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian

ilmiah yang didasarkan pada alur berfikir induktif dalam mendekati kebenaran ilmiah.

Berfikir induktif terkait dengan perkembangan generalisasi dari hasil observasi-

observasi yang spesifik. Dengan kata lain, metode penelitian yang akan dilakukan

adalah deskriptif-analitik.

Alur berfikir ini terdiri dari tiga langkah: (1) Pengamatan (observation) adalah

melakukan pengamatan secara cermat ata objek penelitian, (2) Penemuan pola

(finding a pattern) adalah menemukan berbagai pola yang berkaitan dengan objek

penelitian, dan (3) Simpulan tentative-sementara (tentative conclution) adalah

menarik kesimpulan dari berbagai rangkaian dan pola objek penelitian.12

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua jenis sumber data, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

12Earl Babbie, The Practice of Social Research, (Belmont-USA: Wadsworth/Thomson

Learning, 1986), hlm. 33.

Page 23: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

12

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah ungkapan-ungkapan dari

responden yang menggambarkan realitas tujuan pernikahan di Desa responden

terdiri dari Kepala Desa, tokoh masyarakat setempat, dan beberapa pasangan

suami istri yang dijadikan responden.

b. Sumber data sekunder

Yaitu bagian-bagian tertentu dari buku-buku dan kitab fiqh munakahat

serta pendapat ahli hukum yang berhubungan dengan permasalahan yang

diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan.

a. Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mendalami permasalahan yang timbul yang

dijadikan topik penelitian.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan tanya jawab secara lisan dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara langsung. Dalam proses interview ada

dua pihak yang menempati kedudukan berbeda. Satu pihak berfungsi sebagai

pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi sebagai

pemberi informasi atau informan (Responden)13

13 Soemitro Romy H. Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), Hlm.

71.

Page 24: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

13

c. Angket atau Kuisoner

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk

memperoleh informasi tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14

Dalam hal ini penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup

yaitu pertanyaan-pertanyaan, dimana responden tinggal memilih jawaban

yang tersedia, jawaban telah terikat dan responden tidak dapat memberikan

jawaban secara bebas. Metode ini penyusun gunakan untuk mendapatkan data

mengenai Realisasi dan tujuan pernikahan menurut syariat islam pada

masyarakat di desa pusaka rakyat kecamatan taruma jaya kabupaten bekasi.

4. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif

interpretative, yaitu mendeskripsikan pelaksanaan kehidupan berumah tangga di

Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi dengan cara

merekontruksikan dan menghubungkan dengan tujuan pernikahan yang terdapat

dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Langkah yang penulis tempuh adalah menetapkan komponen-komponen

atau aspek-aspek yang akan membentuk pemikiran-pemikiran tersebut sehingga

mendapat gambaran yang detail terutama tentang kehidupan berumah tangga di

Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,Suatu pendekatan praktek. (Jakarta: PT.Rieneka

Cipta,2006), hlm. 153.

Page 25: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

14

a. Menelaah semua data yang terkumpul dari berbagai sumber, baik

sumber primer maupun sumber sekunder;

b. Mengelompokkan seluruh data dalam satuan-satuan sesuai dengan

masalah yang diteliti;

c. Menghubungkan data dengan teori yang sudah dikemukakan dalam

kerangka pemikiran; dan

d. Menafsirkan serta menarik kesimpulan dari data yang dianalisis

dengan memperhatikan rumusan masalah dan kaidah-kaidah yang

berlaku dalam penelitian.

E. Teknik dan Sistematika Penulisan

1. Teknik Penulisan

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi ini

adalah Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Tahun 2012.

2. Sistematika Penulisan

Pendahuluan dalam sub bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitan, teknik dan

sistematika penulisan.

Sedangkan dalam bab dua menjelaskan tentang pengertian dan tujuan

pernikahan, konsep keluarga ideal dalam Islam, hak dan kewajiban suami isteri

Page 26: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

15

menurut hukum islam dan perundang-undangan, hukum meninggalkan hak dan

kewajiban suami isteri.

Dalam bab tiga ini penulis membahas tentang profil desa Pusaka Rakyat,

eksistensi desa Pusaka Rakyat dan pemahaman masyarakat tentang keagamaan

dan hukum keluarga.

Dalam bab empat ini penulis menganalisis tentang realitas tentang

kehidupan berumah tangga di desa Pusaka Rakyat kecamatan Taruma Jaya

bekasi, kemudian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan tidak

harmonisnya kehidupan berumah tangga di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan

Taruma Jaya dan tinjauan hukum Islam terhadap penyebab ketidak harmonisan

kehidupan berumah tangga.

Sedangkan dalam bab terakhir penulis memberikan kesimpulan serta

saran-saran dalam skripsi ini.

Page 27: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERNIKAHAN DALAM ISLAM

A. Pengertian dan Tujuan Pernikahan

1. Pengertian Pernikahan

Perkawinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul. Menurut istilah

Syara‟ ialah Ijab dan Qabul (Akad) yang menghalalkan persetubuhan antara lelaki

dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang ditentukan oleh Islam.1

Menurut Fiqh, nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama

dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna.2 Pernikahan itu bukan hanya untuk

mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga perkenalan antara suatu

kaum dengan kaum yang lainnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.3

1 Syaikh Kamil Muhammad „Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1998)

hal.537

2 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 374

3 Mohd. Idris Ramulyo,S.H, M.H, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara

Peradilan Agama, dan Zakat menurut Hukum Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 1995), Hlm. 43

Page 28: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

17

Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 2 perkawinan adalah suatu pernikahan

yang merupakan akad yang sangat baik untuk mentaati perintah Allah dan

pelaksanaanya adalah merupakan ibadah.4

Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan

masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang

menurut perundang-undangan yang berlaku.5

2. Tujuan Pernikahan

Menurut fitrahnya, manusia dilengkapi tuhan dengan kecenderungan seks

(libido seksualitas).Oleh karena itu, Tuhan menyediakan wadah yang legal untuk

terselenggaranya penyaluran tersebut yang sesuai dengan derajat kemanusiaan. Akan

tetapi, perkawinan tidaklah semata-mata dimaksudkan untuk menunaikan hasrat

biologis tersebut. Kalau hanya itu, tujuan perkawinan memiliki nilai yang sama

dengan perkawinan yang dianut biologi, yaitu mempertemukan jantan dan betina

untuk sekedar memenuhi kebutuhan reproduksi generasi. Perkawinan yang diajarkan

Islam meliputi multiaspek.6

Diantara aspek-aspek tersebut adalah:

1. Aspek personal

4 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), cet.4, hlm.

114

5 YLBH APIK, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, diakses pada

tanggal 12 Desember 2014, http://www.lbh-apik.or.id/uu-perk.htm.

6 Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 15.

Page 29: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

18

a. Penyaluran kebutuhan biologi

Sebagai suatu sunnatullah, manusia selalu hidup berpasangan akibat adanya

daya tarik, nafsu syahwat diantara dua jenis kelamin yang berlainan.Hidup bersama

dan berpasangan tadi tidaklah harus selalu dihubungkan dengan masalah seks

walaupun faktor ini merupakan factor yang dominan.7

Wirjono Projodikoro8 mengatakan, “mungkin saja sebagai kekecualian

kehidupan perkawinan tanpa hubungan seks. ”Hal ini, karena kekuatan melakukan

hubungan seks tidak selalu ada pada setiap orang, disamping seks bukan merupakan

persyaratan perkawinan.

Dalam hal ini, undang-undang membolehkan perkawinan antara dua orang,

yang salah seorang diantaranya atau keduanya sangat lanjut usia. Dalam usia seperti

ini, kemungkinan untuk melakukan hubungan seks kecil. Peraturan juga

membolehkan suatu perkawinan yang salah satunya berada dalam keadaan yang

sangat kritis (in extremis) atau dalam keadaan sekarat.

Tidak diperolehnya keturunan karena ketidakmampuan salah satu pihak bukan

sebab resmi untuk bercerai.Apabla lebih lanjut terjadi, itu hanyalah hak untuk

memilih, yang dapat dipergunakan atau mungkin tidak.

Namun demikian, tak dapat disangkal lagi bahwa faktor hubungan badan ini

merupakan faktor utama. Wirjono Projodikoro dalam buku hukum perkawinan di

7Ibid.

8Wirjono Projodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung: Voorkink Van Hoove, t.th),

hlm. 40.

Page 30: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

19

Indonesia, lebih lanjut mengatakan: “…pada umumnya dapat dikatakan bahwa hal

persetubuhan ini faktor pendorong yang penting untuk hidup bersama tadi, dengan

maksud mendapatkan anak turunan ataupun hanya untuk hawa nafsu belaka. Jadi,

jelaslah bahwa faktor yang satu ini sangat mempengaruhi manusia disamping factor-

faktor lain untuk melakukan perkawinan.”9

b. Reproduksi Generasi

Hal ini, karena akibat yang ditimbulkan dari persetubuhan adalah kehamilan

yang diakhiri dengan kelahiran keturunan. Akan tetapi, persetubuhan diluar

perkawinan jelas dilarang oleh ajaran Islam. Oleh karena itu, meskipun persetubuhan

yang illegal itu membuahkan keturunan, hal itu dianggap tidak ada. Keturunan yang

dimaksud adalah keturunan yang sah melalui perkawinan, seperti yang disabdakan

Rasulullah saw:

ا إ ج جا اج ز جا تز ومزا او إ ز ز إا ا ج ز تىن ر ا تز ز و ج و ا ز إ ىن

Artinya: “Nikahlah kamu, sesungguhnya aku menginginkan darimu umat yang

banyak”.10

Bahkan, Nabi Muhammad Saw menyuruh umatnya untuk memilih wanita yang

subur peranakannya.11

2. Aspek Sosial

9Ibid., hlm. 42.

10Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam., hlm. 17.

11Ibid.

Page 31: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

20

a. Rumah tangga yang baik sebagai fondasi masyarakat yang baik

Perkawinan diibaratkan sebagai ikatan yang sangat kuat, bagaikan ikan

dengan airnya, dan bagaikan beton bertulang yang sanggup menahan getaran gempa.

Kalau kita amati, pada awalnya mereka yang melakukan pernikahan tidak saling

kenal dan kadangkala mereka mendapatkan pasangan yang berjauhan. Akan tetapi,

tatkala memasuki dunia perkawinan, mereka begitu menyatu dalam keharmonisan,

bersatu dalam menghadapi tantangan dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Mahmud Syaltut memperumpamakan keluarga sebagai batu-batu dalam

tembok suatu bangunan. Apabila batu-batu itu rapuh karena kualitas batu itu sendiri

ataupu karena kualitas perekatnya, maka akan rapuhlah seluruh bangunan itu.

Sebaliknya apabila batu-batu serta perekat itu baik, maka akan kokohlah bangunan

tersebut. Keluarga sebagai bagian dari struktur suatu bangsa, mempunyai kontribusi

yang sangat besar terhadap bangsa itu sendiri.Jadi kalau suatu bangsa terdiri atas

kumpulan keluarga yang kokoh, kokoh pulalah bangsa tersebut, tetapi sebaliknya

apabila keluarga sebagai fondasi suatu bangsa itu lemah, lemahlah bangsa tersebut.12

b. Membuat manusia kreatif

Perkawinan juga mengajarkan kepada kita tanggung jawab akan segala akibat

yang timbul karenanya. Dari rasa tanggung jawab dan perasaan kasih saying terhadap

keluarga inilah timbul keinginan untuk mengubah keadaan kea rah yang lebih baik

dengan berbagai cara. Orang yang telah berkeluarga selalu berusaha untuk

12

Mahmud Syaltut, Islam Aqidah wa Al-Syari‟ah, trj. (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 65.

Page 32: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

21

membahagiakan keluarganya. Hal ini mendorongnya untuk lebih kreatif dan

produktif, tidak seperti pada masa lajang.

Sikap tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap lingkungannya.

Sebagai makhluk social, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Jadi,

tatkala berkreasi dan berproduksi, dia pasti akan melibatkan orang lain. Akibatnya

terbentuklah dinamika pribadi-pribadi yang pada gilirannya akan mendinamisasikan

bangsanya.13

3. Aspek Ritual

Ajaran Islam mengenai pernikahan, yang kita pahami dari tujuan, hikmah dan

prinsip-prinsipnya tidak menitikberatkan pada kebutuhan biologis semata dan bukan

sekedar tertib administrasi. Pernikahan adalah bagian syari‟at Islam. Pernikahan

adalah suatu ibadah dan berarti pelaksanaan perintah syari‟, sebagai refleksi ketaatan

makhluk kepada khaliknya, bagian yang tak terpisahkan dari seluruh ajaran agama

dan sama sekali bukan sekedar tertib administrative. Dalam ajaran Islam diterapkan

aturan yang rinci dalam perkawinan, akibat yang mungkin terjadi selama dan

setelahnya terputusnya perkawinan.14

4. Aspek Moral

Seperti kita telah ketahui bahwa libido seksualitas pada dasarnya adalah suatu

fitrah kemanusiaan dan juga fitrah bagi makhluk hidup lainnya.Oleh karena itu, baik

manusia maupun makhluk hidup lainnya sama-sama memerlukan pelampiasan

13Rahmat Hakim., Hukum Perkawinan Islam., hlm. 20.

14Ibid., hlm. 22.

Page 33: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

22

terhadap lawan jenisnya. Jadi, dari segi kebutuhan biologis, manusia dan hewan

mempunyai kepentingan yang sama. Adapun yan membedakannya dalam

melaksanakan kebutuhan tersebut.Manusia dituntut untuk mengikuti aturan atau

norma-norma agama, moralitas agama, sedangkan hewan tidak dituntut demikian.

Jadi, perkawinan adalah garis demarkasi yang membedakan manusia dengan hewan

untuk menyalurkan kepentingan yang sama.15

5. Aspek Kultural

Perkawinan disamping membedakan manusia dengan hewan juga

membedakan antara manusia yang beradab dengan manusia yang biadab, ada juga

antara mansia primitive dan manusia modern.Walaupun pada dunia primitive

mungkin terdapat aturan-aturan perkawinan dipastikan aturan-aturan kita jauh lebih

baik daripada aturan-aturan mereka. Itu menunjukkan bahwa kita mempunyai kultur

yang lebih baik daripada manusia-manusia purba atau primitif.

Apalagi dalam praktek kesehariaan, peristiwa perkawinan sepertinya tidak

cukup dengan persyaratan-persyaratan agamis semata.Hampir diseluruh tempat di

dunia ini, peristiwa keagamaan tersebut selalu dibumbui oleh kultur-kultur okal yang

syarat dengan symbol. Sesuatu yang oleh Islam dibolehkan selama tidak mengarah

pada hal-hal yang terlarang. Bahkan, simbol-simbol keagamaan sering terkubur oleh

15Ibid.

Page 34: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

23

banyaknya muatan lokal yang mewarnai seremonial perkawinan. Apalagi selepas

seremonial tersebut, keduanya akan lebur dalam percampuran budaya.16

B. Konsep Keluarga Ideal Menurut Islam

Keluarga ideal dalam Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah dan

rahmah sebagaimana digambarkan oleh Al-Qur‟an dalam surah Ar-Ruum ayat 21.

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan isteri-

isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,

dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang” (QS. Ar-Ruum:[30]:21).

Keluarga sakinah adalah keluarga bahagia yang penuh dengan ketenangan,

kedamaian dan penuh kasih. Mawaddah adalah cinta birahi. Ia adalah yang pertama

kali menarik seorang pria terhadap seorang wanita, begitupu sebaliknya, suatu tarikan

yang kuat yang mengikat pria dan wanita mendorong untuk berkenalan atau

berpacaran. Itulah naluri cinta birahi yang bersumber pada nafsu libido. Mawaddah

juga bermakna penuh cinta. Dengan demikian mawaddah ialah kelapangdadaan dan

kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Dia adalah cinta plus bukanlah yang

mencintai, sekali hatinya kesal sehingga hatinya pudar bahkan putus. Tetapi yang

16Ibid., hlm 25.

Page 35: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

24

bersemi dalam hati mawaddah, tidak lagi akan memutuskan hubungan seperti yang

terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan karena hatinya yang begitu lapang

dan kosong dari keburukan sehingga pintu-pintunyapun telah tertutup untuk

dihinggapi keburukan lahir dan bathin yang mungkin datang dari pasanganya.

Rahmah dari segi bahasa ialah kasih sayang. Jadi rahmah adalah kondisi

psikologis yang muncul di dalam hati, akibat menyaksikan ketidakberdayaan

sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu dalam

kehidupan keluarga, masing-masing suami isteri akan bersungguh-sungguh bahkan

bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala

sesuatu yang mengganggu dan mengeruhkannya.

Untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah

diperlukan suatu proses yang cukup panjang. Ajaran Islam telah memberikan

petunjuk lengkap untuk mewujudkannya melalui langkah-langkah yang sangat jelas,

yaitu dari segi agama untuk asfek rohani dan dari segi ekonomi dan sosial untuk segi

fisik.17

Agama adalah fondasi utama dari keberlangsungan setiap kegiatan kehidupan.

Hidup tanpa agama yang hak membuat apa yang telah dan akan dicapai tidak akan

memberikan kebaikan, bahkan menjerumuskan manusia ke dalam neraka

sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Thariim ayat 6 yang berbunyi:

17 http:// ariana-myjourney.blogspot.com/2009/04/sakinah-mawaddah-wa-rahmah.html?m=1,

Diakses pada tanggal 1 Januari 2015

Page 36: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

25

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

(QS. At-Tahriim:[66]:6).

Perkawinan tanpa dilandasi oleh agama, adalah bagaikan rumah tangga tanpa

pondasi yang kuat. Artinya bila perkawinan tidak didasari oleh agama dan

pendidikan, maka kekuatan sebuah keluarga mungkin tidak sekuat apabila dilandasi

dengan agama. Dalam ini Islam telah memebrikan petunjuk yang sangat jelas, di

antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah

harus dimulai sejak pemilihan calon isteri atau calon suami. Allah Swt. berfirman

dalam surah An-Nuur ayat 32:

Artinya: ”Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

Page 37: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

26

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui.” (QS. An-Nūr:[24]:32).

Dalam kaitan dengan masalah ini Nabi Muhammad Saw. telah memberikan

ciri-ciri wanita yang baik untuk dijadikan isteri, beliau bersabda:

حدثيناسع داأيباسع داعناأ واعناأيبا:احدثن ا سدد،احدثن احيياعناعب دا هلل حلسبه ،ا اد نه ،ا,ا ن حا مل أةاار عامل هل :اى ةارضيا هللاعنواعنا انيباص اق ل

18ا(ر ها ابخ ري).ا ضف ا ذ تا اد نا تا د ك

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musaddad. Telah menceritakan kepada

kami Yahya dari 'Ubaidillah bahwa dia telah berkata: Telah menceritakan kepadaku

Sa'id bin Abi Sa'id, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw. bahwa

beliau telah bersabda: Perempuan dinikahi karena empat hal: (1) hartanya, (2)

keturunannya, (3) kecantikannya, dan (4) agamanya. Oleh karena itu persuntinglah

perempuan yang beragama, (jika tidak), binasalah kedua tanganmu.”

Kedua, setelah perempuan itu dinikahi, seorang suami tidak boleh tinggal

diam terhadap kepribadian isteri. Meskipun dia sudah baik, seorang suami harus

selalu berupaya untuk meningkatkannya. Apabila isteri itu adalah orang yang saleh,

18Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. 1981. Shahih al-Bukhari, Jilid VII. Mesir:

Dar al-Fikr.

Page 38: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

27

maka itu adalah suatu kenikmatan, anugrah dari Allah. Sebaliknya, jika tidak saleh,

maka merupakan kewajiban suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga untuk

memperbaikinya. Kita wajib berusaha untuk memperbaikinya, tapi para suami pun

harus mengetahui terlebih dahulu bahwa memberikan hidayah (petunjuk) itu adalah

mutlak wewenang Allah dan Allah lah yang sebenarnya memperbaiki keadaan.

Hidayah itu termasuk salah satu anugrah Allah yang diberikan-Nya kepada hamba-

Nya, seperti yang diberikan kepada Nabi Zakaria, sebagaimana dikemukakan dalam

Al-Qur‟an surah Al-Anbiyā ayat 90:

Artinya: “Maka Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepada nya

Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah

orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang

baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah

orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya:[21]:90).

Memperbaiki isteri dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan perhatian untuk memperbaiki berbagai bentuk peribadatannya

kepada Allah;

2. Berusaha untuk memperbaiki aspek keimanan seperti:

Page 39: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

28

a. Menganjurkan untuk melakukan qiyamul lail;

b. Menganjurkan untuk selalu membaca al-Qur‟an;

c. Menyuruh untuk menghapal do‟a-do‟a dan dzikir-dzikir serta

mengingatkannya untuk melakukannya pada waktu-waktu tertentu;

d. Menganjurkan untuk rajin bersedekah;

e. Menganjurkan untuk membaca buku-buku tentang Islam;

f. Menyuruh untuk mendengarkan siaran-siaran TV, radio atau menyetel kaset-

kaset yang bermanfaat;

g. Menyuruh untuk memilih sahabat-sahabat yang baik-baik;

h. Mencegah dia dari melakukan kejahatan dan menutup pintu ke arah itu

dengan cara menjauhkannya dari pergaulan dengan teman0teman yang

berakhlak jelek.19

Ketiga, menjadikan rumah sebagai tempat mengingat Allah. Dengan selalu

dzikir atau mengingat Allah, maka hati akan tentram. Allah berfirman dalam surah

Ar-Ra‟d ayat 28:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram” (QS. Ar-Ra‟d:[13]:28).

19Muhammad al-Munajjid, 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia, trj. (Jakarta: Gema Insani,

1998), hlm. 24-25.

Page 40: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

29

Di samping menggunakan pendekatan agama, untuk mewujudkan keluarga

ideal atau keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, perlu dilakukan

pendekatan ekonomi. Karena indikator dari sebuah keluarga ideal itu tidak cukup

dilihat dari segi keagamaan tepi juga kesejahteraan ekonomi. Tidaklah berlebihan

bahwa kelancaran rumah tangga dipengaruhi oleh kelancaran dan kestabilan

ekonomi. Segala kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi jika ekonominya lancar

tapi sebaliknya kericuhan-kericuhan rumah tangga sering terjadi yang kadang-kadang

diakhiri oleh perceraian, ini disebabkan oleh masalah ekonomi yang tidak

stabil/morat-marit.20

Pada umumnya tantangan yang dihadapi oleh sebuah keluarga adalah

persoalan ekonomi (nafkah), karena itu kebahagiaan dan keharmonisan sebuah rumah

tangga banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi tersebut. Meski sebenarnya masalah

ekonomi bukanlah faktor utama bagi suatu kebahagiaan. Kenyataan juga

membuktikan bahwa seseorang tidak akan pernah bisa membina suatu kedamaian dan

kebahagiaan hidup rumah tangga hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang semata.

Aspek-aspek non-religious berikut ini menjadi unsur penting dari kriteria

keluarga idela dalam Islam.

Pertama aspek ekonomi. Kebutuhan ekonomi sangat penting untuk dipenuhi

bagi terciptanya sebuah keluarga yang ideal. Dalam Al-Qur‟an surah An-Nuur ayat

32 sebagai berikut:

20Anonimous,Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Humaniora Utama Press, 1992), hlm. 128.

Page 41: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

30

Artinya: ”Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui.” (QS. An-Nūr:[24]:32).

Ayat itu menunjukkan bahwa meskipun kesejahteraan ekonomi merupakan

salah satu syarat bagi terwujudnya keluarga yang ideal, tetapi setiap muslim tidak

boleh enggan untuk menikah jika hal itu sudah diinginkannya karena keadaan

ekonomi masih belum memungkinkan atau pendapatn yang ada belum cukup untuk

menafkahi isteri apa lagi dengan anak. Perkawinan yang dilandasi dengan niat yang

ikhlas akan melahirkan kemudahan dalam masalah mencari rizki. Kekurangan dalam

masalah ekonomi akan melahirkan keruntuhan rumah tangga. Data dari berbagai

pengadilan agama di jawa barat menunjukkan bahwa salah satu faktor terkuat yang

melatarbelakangi perceraian adalah faktor ekonomi keluarga yang serba kekurangan.

Kedua, aspek pemenuhan kebutuhan seksual suami isteri. Hasrat biologis

atau keinginan melakukan hubungan seks bagi suami isteri adalah suatu fitrah dan

rahmat yang patut disyukuri. Suami dan isteri harus berhati-hati dalam menyikapi

Page 42: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

31

permasalahan seks, karena pada tingkat tertentu, dari sinilah ketegangan rumah

tangga muncul.

Ketiga, faktor komunikasi. Bahtera keluarga bagaikan sebuah perahu yang

akan berlayar mengarungi luasnya samudera kehidupan. Sudah menjadi kewajaran

ketika dalam perjalanan sebuah rumah tangga terjadi perselisihan kecil, bahkan orang

sering menyebut itu dengan bumbu dalam berumah tangga. Akan tetapi,

permasalahannya bagaimana kita menyikapi perselisihan-perselisihan kecil itu agar

jangan menjadi besar sehingga menjadi malapetaka, dan hanya menjadi bumbu dalam

berumah tangga.

Setiap permasalahan yang dihadapi manusia, sebenarnya pasti ada jalan

keluarnya, dan hal yang penting adalah untuk bisa menemukan jalan keluar dari itu

adalah dengan komunikasi, yaitu didiskusikan, karena walaupun hak seorang suami

sebagai pemimpin untuk ditaati pendapatnya, tidak berarti harus mengabaikan

pendapat atau masukan yang datang dari isteri. Karena, bisa saja justeru pendapat

isteri lebih baik dan bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan keluarga yang

sedang dihadapi.

Jadi keluarga yang ideal atau keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah

adalah keluarga yang segala kebutuhannya baik kebutuhan jasmani maupun ruhani

sudah terpenuhi.

Page 43: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

32

C. Hak dan Kewajiban Suami Isteri menurut Hukum Positif

1. Menurut Undang-Undang Perkawinan

Negara Indonesia merupakan negara yang mendasarkan segala kegiatan

kehidupan pada peraturan perundang-undangan hukum yang berlaku dengan ancaman

akan dikenakan suatu sanksi atau tindakan apabilamelanggarnya.21

Salah satu produk Nasional adalah pada tanggal 7 Januari tahun1974,

disahkannya Undang-undang perkawinan, yaitu Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 1974 yang dimuat dalam lembaran negara Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 1974, tambahan lembaran negara republik Indonesia Nomor 3019

Tahun 1974. Undang-undang perkawinan tersebut pada penerapanya dirasakan sudah

mantap sekalipun masih di perlukan upaya lain untuk mempertahankan eksistensinya

dalam pengakuan hukum perkawinan.22

Adapun dasar hukum dikeluarkanya Undang-undang nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan diantaranya adalah Undang-undang dasar 1945 pasal 5 ayat

1(satu), pasal 20 ayat 1(satu) pasl 27 ayat 1(satu) dan pasal 29. Selain itu sebagai

dasar hukum di keluarkanya undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

adalah ketetapan MPR nomor: IV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar Halauan

Negara (GBHN) yang berisi landasan, modal dasar agama dan kepercayaan terhadap

21R. Badri, perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan dan KUHP, Surabaya: CV.

Amin, 1985, hlm.11

22Ibid

Page 44: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

33

Tuhan Yang Maha Esa, pembinaan keluarga sejahtera dan hukum.23

Sedangkan dasar pertimbangan yang digunakan dalam mengeluarkan Undang-

undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan adalah sesuai dengan falsafah

Pancasila serta cita-cita untuk pembinaan hukum nasional sehingga perlu

dikeluarkanya Undang-undang tentang Perkawinan yang berlaku bagi seluruh warga

Republik Indonesia.24

Undang-undang perkawinan terdiri dari 14 bab dengan 67 pasal. Dalam

Undang-undang perkawinan mengatur hak dan kewajiban suami-isteri dalam bab V

pasal 30 sampai dengan pasal 34.25

Undang-undang perkawinan pasal 30 menyatakan: ”Suami-istri memikul

kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari

susunan masyarakat”.26

Undang-undang perkawinan pasal 31 mengatur tentang kedudukan suami-

isteri yang menyatakan:

1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

23C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu hukum dan Tata Hukum di Indonesia, Cet.ke-18, Jakarta:

Balai pustaka, 1982, hlm 207

`24Ibid, hlm. 208.

25R.subekti dan R.Tjitrosudibyo, Kitab Undang-undang hukum perdata dengan Tambahan

Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-undang Perkawinan, Cet.ke-18, (Jakarta:

pradnyaParamita,1984)., hlm.547-548.

26 YLBH APIK, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, diakses pada

tanggal 12 Desember 2014, http://www.lbh-apik.or.id/uu-perk.htm.

Page 45: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

34

2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

3) Suami adalah kepala rumah tangga dan isteri adalah ibu rumah tangga. Inilah

yang membedakan antara hukum perkawinan dengan Undang-undang hukum

perdata.

Di dalam Undang-undang perkawian menyatakan secara tegas bahwa

kedudukan suami isteri itu seimbang, dalam melakukan perbuatan hukum.Sedangkan

dalam hukum perdata apabila izin suami tidak diperoleh karena ketidak hadiran suami

atau sebab-sebab lainya,pengadilan dapat memberikan izin kepada isteri untuk

menghadap hakim dalam melakukan perbuatan hukum.27

Undang-undang perkawinan mengatakan dengan tegas bahwa suami adalah

kepala rumah tangga, berbeda dengan hukum adat dan hukum Islam.Menurut R.

Wirdjona Prodjodikoro yang dikutip oleh Lili Rasjidi, menyatakan bahwa dalam

hukum adat dan hukum Islam tidak menyatakan secara tegas.28

Kemudian pasal 32 Undang-undang perkawinan menerangkan:

1) Suami-isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tepat.

2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh

suami-isteri bersama.29

Tempat kediaman dalam ayat (1) dalam artian tempat tinggal atau rumah, yang

27Lili Rasjidi, hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaisia dan Indonesia, Cet ke-1,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1991)., hlm.125-126 28Ibid.

29 YLBH APIK, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, diakses pada

tanggal 12 Desember 2014, http://www.lbh-apik.or.id/uu-perk.htm.

Page 46: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

35

bisa di tempati pasangan suami-isteri dan juga anak-anak mereka.

Pasal 30 Undang-undang perkawinan merupakan prolog bagi pasal 32

Undang-undang perkawinan menyatakan bahwa: Suami-isteri memikul kewajiban

yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan

masyarakat. Oleh karena itu, mereka (suami-isteri) harus mempunyai tempat

kediaman yang tetap yang ditentukan bersama, di samping mereka (suami-isteri)

harus saling mencintai, hormat-menghormati dan saling memberi bantuan secara lahir

dan batin. Suami sebagai kepalarumah tangga melindungi istrinya dan memberikan

segala keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuan sang suami.

Demikian pula isteri dia wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-

baiknya.Kemudian apabila salah satu dari keduanya melalaikan kewajibannya,

mereka dapat menuntut ke pengadilan di wilayah mereka berdomisili.30

Hal ini sesuai

dengan pasal 33 dan pasal 34 Undang-undang perkawinan.

Pada pasal 33 Undang-undang perkawinan menerangkan bahwa suami-istri

wajib saling cinta mencintai, hormat-menghormati, setia memberi bantuan lahir batin

yang satu kepada yang lain.31

Sedangkan pasal 34 Undang-undang perkawinan menegaskan:

1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatukeperluan

hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuanya.

30Ibid, hlm. 127.

31 YLBH APIK, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, diakses pada

tanggal 12 Desember 2014, http://www.lbh-apik.or.id/uu-perk.htm.

Page 47: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

36

2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

3) Jika suami atau istrei melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada pengadilan.32

Kewajiban suami dalam pasal 34 ayat (1) menegaskan suami wajib

melindungi isteri dan keluarganya, yaitu memberikan rasa aman dan nyaman, dan

isteri wajib mengurus urusan rumah tangga sebaik mungkin.Jika keduanya

malakukan sesuatu yang akibatnya melalaikan kewajibanya maka baik isteri atau

suaminya maka dapat mengajukan gugatan ke pengadilan.

2. Menurut Kompilasi Hukum Islam

Menurut HM.Tahir Azhari sebagai mana dikutip oleh Eman Sulaeman dalam

hasil penelitianya “hukum kewarisan dalam KHI di Indonesia-studi tentang sumber-

sumber hukum” bahwa yang dimaksud dengan KHI adalah suatu himpunan kaidah-

kaidah hukum Islam yang di susun secara sistematis selengkap mungkin dengan

berpedoman pada rumusan kalimat-kalimat atau pasal-pasal yang lazim digunakan

dalam peraturan perundang-undangan.33

Salah satu sebab kemunculan KHI adalah, karena hukum materiil dari

peradilan Agama masih variatif dalam berbagai kitab fiqih sebagai pedoman dalam

mengambil keputusan oleh para hakim. Hal ini membuka peluang bagi terjadinya

pembangkangan bagi orang yang kalah dalam berperkara seraya menanyakan

32 Ibid

33Eman Sulaeman, Hukum Kewarisan Dalam KHI di Indonesia (Study Tentang sumber-

Sumber Hukum), Semarang: Balai Penelitian IAIN Wali Songo,t.t, hlm.47,t,d.

Page 48: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

37

pendapat yang dipakai dengan menunjukkan kitab lain sebagai penyelesaian perkara

untuk memenangkan perkaranya.34

Inilah sebab kemunculan KHI agar orang dalam berperkara memiliki hukum

positif dan kongkrit, karena pada hakekatnya peradilan Agama itu sendiri telah lahir

dari lebih dari se-abad lamanya.35

Kemunculan Kompilasi Hukum Islam mengatur hak dan kewajiban suami-

isteri dalam bab VII pasal 77 sampai dengan pasal 84.

Pasal 77 Kompilasi Hukum Islam menyatakan:

1. Suami-isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan keluarga yang

sakinah, mawadah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat”.

2. Suami-istri wajib saling cinta-mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi

bantuan lahir batin yang satu dengan yang lain.

3. Suami-isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak

mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasa dan

pendidikan agamanya.

4. Suami-istri wajib memelihara kehormatanya

5. Jika suami atau isteri melalaikan kewajibanya, masing-masing dapat mengajukan

gugatan ke pengadilan agama. 36

Adapun pasal 78 KHI menjelaskan:

34Ibid,hlm.48-50.

35HM. Djamil Latif, Kedudukan dan kekuasaan peradilan agama Di Indonesia,cet ke 1,

Jakarta: bulan Bintang,1983, hlm.9-10.

36 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hlm. 132

Page 49: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

38

1) Suami-istri harus mempunyai kediaman yang sah.

2) Rumah kediaman yang dimaksud oleh ayat (1) ditentukan oleh suami isteri

bersama. 37

Dalam Kompilasi Hukum Islam yang mengatur tentang kedudukan Suami-

isteri terdapat dalam pasal 79, yaitu:

1) Suami adalah kepala rumah tangga dan istri ibu rumah tangga.

2) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama masyarakat.

3) Masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum.

Pasal 80 KHI menjelaskan tentang kewajiban suami terhadap isteri dan

keluarganya, yaitu:

1) Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetapi

mengenai hal-hal urusan rumah- tangga yang penting di putuskan oleh suami-isteri

bersama.

2) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan sesuatu keperluan hidup

berumah tangga sesuai dengan kemampuanya.

3) Suami wajib memberikan pendidikan dan kesempatan belajar pengetahuan yang

berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

4) Sesuai dengan penghasilan suami menanggung:

(a) Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri.

(b) Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.

37 Ibid.

Page 50: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

39

(c) Biaya pendidikan anak.

5) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut dalam ayat (4) huruf a dan b

diatas berlaku sesudah ada tamkin dari istrinya.

6) Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana

tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila isteri nusyuz.38

KHI Pasal 81 terdiri atas empat ayat yang menjelaskan tentang tempat

kediaman yang menyatakan:

1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak-anaknya

atau bekas isteri yang masih dalam masa iddah

2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk isteri selama

dalam ikatan atau dalam iddah talak atau iddah wafat.

3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi isteri dan anak-anaknya

dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram.

Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta

kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah-tangga.

4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya

serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik

berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang

lainnya.39

38 Ibid, hlm. 132-133

Page 51: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

40

Dalam pasal 82 KHI menerangkan tentang kewajiban suami yang beristeri

lebih dari seorang, yaitu:

1) Suami yang mempunya isteri lebih dari seorang berkewajiban memberi

tempat tinggal dan biaya hidup kepada masing-masing isteri secara berimbang

menurut besar kecilnya jumlah keluarga yang ditanggung masing-masing

isteri, kecuali jika ada perjanjian perkawinan.

2) Dalam hal para isteri rela dan ikhlas, suami dapat menempatkan isterinya

dalam satu tempat kediaman.40

Pasal 83 dan pasal 84 KHI menjelaskan tentang kewajiban isteriterhadap

suaminya, yaitu:

Pasal 83

1) Kewajiban utama bagi seorang isteri adalah berbakti lahir dan batin di dalam

batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam

2) Isteri menyelanggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari

dengan sebaik-baiknya.41

Pasal 84

1) Isteri dapat dianggap nusyuz jika Ia tidak mau melaksanakan kewajiban-

kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan

alasan yang sah.

39 Ibid.

40 Ibid, hlm.134

41 Ibid.

Page 52: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

41

2) Selama isteri dalam keadaan nusyuz, kewajiban suami terhadap isterinya

tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal

untuk kepentingan anaknya.

3) Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah isteri

tidak nusyuz.

4) Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari isteri harus didasarkan

atas bukti yang sah.42

Agar tidak dianggap nusyuz maka isteri harus melaksanakan kewajiban dalam

rumah tangga yaitu, berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam batas-batas yang

di benarkan oleh hokum Islam.Di samping itu isteri berkewajiban pula

menyelenggarakan pula dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan

sebaik-baiknya.

D. Hukum Meninggalkan Hak dan Kewajiban Suami-Isteri

Dalam menjaga kelangsungan hidup dan meneruskan keturunannya, manusia

disyariatkan untuk menikah sebagai jalan dalam rangka mewujudkan keluarga yang

sakinah, mawadah dan rahmah.

Sebagai pasangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga, suami isteri

dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawahdah dan rahmah, maka hakdan

kewajiban suami dan isteri harus dijalankan secara proporsional. Dalam kaitannya

dengan hak dan kewajiban suami isteri, baik di dalam Undang-undang perkawinan

42 Ibid.

Page 53: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

42

atau di dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan bahwa suami merupakan kepala

keluarga sedang isteri merupakan ibu rumah tangga.43

Sekalipun suami berperan disektor publik, sedangkan isteri berperan dalam

sektor domestik,44

namun hal tersebut tidak dipahami secara dogmatis.

Dalam kaitannya dengan isteri yang bekerja untuk mencari nafkah, menurut

Sayyid Sabiq yang mengutip pendapat Ibnu Abidin, salah satu ulama Imam Hanafi

berpendapat bahwa apabila istri bekerja untuk mencari nafkah keluarga selama tidak

merugikan hak suami maka hal itu diperbolehkan.45

Hal ini senada dengan para ulama‟ NU dalam hasil muktamarnya yang ke-14

di magelang. Kebolehan istri yang bekerja disamakan dengan mahar,46

yang telah

disebutkan oleh Allah S.W.T. dalam firmanNYA sebagai berikut:

Artinya: ”Kemudian jika (isteri-isteri) menyerahkan kepada kamu sebagiandari mas

kawin itu dengan senang hati makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan)

yang sedap lagi baik akibatnya”(Q.S. An-Nisaa:[4]:4)

43Undang-undang Perkawinan Pasal 31 ayat 3 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 79 ayat1

44Bagus Hariyono, Kekuasaan Isteri Tergantung Suami, Surakarta: Yayasan Pustaka Cakra,

cet.1 2000, hlm.15

45Sayyid Sabyq., Fiqh Sunnah, Jilid 2, (Alih bahasa: Moh. Thalib), Bandung: PT. Al-Ma‟arif,

hlm. 131

46KH.A Azis Masyuri, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar NU, Surabaya: PP, Rabithah

Ma‟hadil islamiyah, 1997, hlm.179

Page 54: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

43

Dalam bukunya Ibrahim Muhammad Al-Jamal terjemahan Anshori Umar

Sitanggal sebagaimana dikutip oleh Azis Masyuri, yakni fiqih wanita dalam kaitanya

dengan hak dan kewajiban suami isteri salah satunya pergi keluar negeri untuk suatu

tugas (bekerja) denganadanya izin oleh pihak yang bersangkutan maka

diperbolehkan. Karenanantinya akan membawa oleh-oleh dan uang yang cukup

banyak.47

Dari uraian tersebut di atas maka pengertian bahwa suami berperan di bidang

publik sedangkan isteri berperan di bidang domestik tidak dipahami secara dogmatis,

diantara suami- isteri dalam sebuah rumah tangga di perbolehkan untuk melakukan

pertukaran peran selama masing-masing pihak tidak merasa terganggu haknya.

47Ibid.

Page 55: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

44

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA PUSAKA RAKYAT KECAMATAN TARUMA

JAYA KABUPATEN BEKASI

A. Profil Desa Pusaka Rakyat

1. Sejarah Keberadaan Desa Pusaka Rakyat

Desa Pusaka Rakyat pada awal berdirinya bersama Desa Suka Mulya

bersamaan dengan berdirinya Kabupaten Bekasi pada tanggal 15 Agustus 1950, yang

bernaung di bawah koordinasi asisten Wedana Kecamatan Cilingcing di kampung

Marunda Kabupaten Daerah Swantara tingkat II Bekasi. Desaka Pusaka Rakyat,

dengan luas wilayah 1.571 Ha. Dengan batas wilayah sebelah utara Desa segera

Makmur dan Kelurahan Cilingcing DKI Jakarta, sebelah selatan Desa Gapura Muka,

sebelah Barat Kampung Rawa Gatel kelurahan Pegangsaan II DKI Jakarta, dan

sebelah timur Desa Pahlawan Setia Babelan Bekasi. Pada saat itu Desa Pusaka

Rakyat terdiri dari beberapa kampung antara lain:

a. Kampung Suka Pura sebelah Barat

b. Kampung Kandang Sampi sebelah Timur

c. Kampung Malaka I, II, III, IV, sebelah Utara

Page 56: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

45

d. Kampung Karang Tengah sebelah Selatan1

Seiring dengan perkembangan laju pertumbuhan penduduk maka atas usul

beberapa tokoh masyarakat desa, maka tahun 1964 Desa Suka Mulya berganti nama

menjadi Desa Pusaka Rakyat. Pertumbuhan tersebut terjadi ketika Desa dipimpin

oleh Alm. H. Nawi dengan tanpa ada penambahan luas wilayah dari luas sebelumnya.

Pada bulan Oktober 1967 dilakukan pemilihan kepala Desa yang pertama setelah

pergantian nama, dari hasil pemilihan tersebut H. Amrullah terpilih secara deifinitive

menjadi kepala Desa Pusaka Rakyat dan berkantor di Kampung Malaka IV.

Pada masa kepemimpinan H. Amrullah ini, kantor Desa dipindahkan ke

Kampung Kandang sapi karena lokasi awalnya dianggap sudah tidak straegis lagi

karena terletak di dalam kampung dengan luas tanah yang tidak standar. Pada tahun

1972 atas inisiatif kepala Desa pada waktu itu, maka kantor kepala Desa dipindahkan

ke kampung Kandang Sapi (sekarang SMPN 200) dengan pertimbangan letaknya ada

di tengah wilayah dan mudah dijangkau dari semua jurusan/arah.

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 45 tahun 1974

tanggal 28 Desember 1974 tentang perubahan atas batas-batas wilayah daerah khusus

Ibu Kota Jakarta dan surat keputusan Menteri Dalam Negeri No. 151 tahuun 1975

tentang pelaksanaan penetapan batas-batas baru secara pasti daerah khusus Ibu Kota

Jakarta dengan daerah tingkat 1 Jawa Barat, maka dalam hal ini Desa Pusaka Rakyat

termasuk Desa yang termasuk dalam Surat Keputusan tadi, akbatnya luas wilayah

1 Selayang pandang Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya, 2013, hlm. 1.

Page 57: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

46

Desa semakin mengkecil karena hampir 85% areal Desa Pusaka Rakyat masuk dalam

wilayah Provinsi DKI Jakarta, dan hanya tersisa 215 hektar dari total 1.572 hektar.2

Oleh karena masih areal tanah dan penduduk maka untuk membentuk menjadi

suatu wilayah Desa, sebagian dari Desa tetangga yang terdekat atau tepatnya Desa

Pahlawan Setia dilimpahkan ke Desa Pusaka Rakyat 519 hektar berikut

penduduknya, dan saat ini Desa Pusaka Rakyat menjadi seluuas 734 hektar termasuk

dalam wilayah Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

Wilayah Desa Pusaka Rakyat adalah wilayah penyatuan dari sebagian wilayah

Desa Pahlwan Setia yang saat ini sangat jauh berbeda perkembangannya dibanding

dengan beberapa tahun sebelumnya. Keadaan ini perlu terus menerus dikembangkan

sejalan dengan perubahan zaman, karena wilayah ini masih mempunyai karakteristik

tersendiri, baik keadaan alam maupun kehidupan masyarakatnya. Dari pola

kehidupan yang statis tradisional kepada tata kehidupan yang dinamis representative

serta upaya menyesuaikan diri kepada kehidupan yang social religius.

Adapun kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Pusaka Rakyat yaitu:

a. H. Amrullah (1967-1975 dan 1976-1985)

b. H. M. Naman (1984-1991 dan 1992-2001)

c. H. Mursalih (2001-2006)

d. Irfan Dadi (2006-2011

2Selayang pandang Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya, 2013, hlm. 4.

Page 58: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

47

e. Abdul Wahid. SE (2011 s/d sekarang)3

2. Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan ekonomi masyarakat Desa Pusaka Rakyat sebagian besar

bekerja sebagai petani namun seiring dengan semakin pesatnya mobilitas penduduk

dan banyaknya pabrik yang dibangun. Di sekitar Desa Pusaka Rakyat yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, jika pada 5 tahun sebelumnya penduduk

mayoritas adalah petani maka kini bergeser menjadi buruh tani dan buruh pabrik,

untuk lebih jelasnya seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini:

NO PEKERJAAN PRESENTASE

1 PETANI 15%

2 BURUH TANI 30%

3 BURUH 25%

4 PEDAGANG 8%

5 PEGAWAI/KARYAWAN 12%

6 LAIN-LAIN 10%

Sumber: Laporan Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

3 Selayang pandang Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya, 2013, hlm. 6

Page 59: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

48

B. Eksistensi Desa Pusaka Rakyat

1. Letak Geografis Desa

Desa Pusaka Rakyat merupakan salah satu Desa yang ada di Kec. Tarumajaya

yang dibatasi oleh beberapa Desa, diantaranya Desa Segera Makmur di sebelah utara,

Desa Setia Asih sebelah timur, Desa Medan Satria di sebelah Selatan dan DKI Jakarta

di sebelah barat. Hal ini menunjukan bahwa eksistensi Desa atau keberadaan Desa

Pusaka Rakyat berada di tengah-tengah wilayah Kecamatan Tarumajaya Bekasi dan

berbatasan langsung dengan Ibu Kota DKI Jakarta.

Sedangkan antara jarak Desa denga usat pemerintahan Kecamatan sejauh 3

Km, pusat pemerintahan kabupaten 50 Km, pusat pemerintahan propinsi 170Km, dan

pusat pemerintahan Ibu Kota Neegara 2 Km, sarana transportasinya menggunakan

seperti, angkot, ojek dan lain-lain.

Keadaan topografi Desa adalah daratan dengan dengan ketinggian tanah dari

permukaan laut sejauh 2 m dpl, ini menunjukan Desa Pusaka Rakyat berdekatan

dengan laut Marunda, sehingga rawan banjir.

Desa ini sekarang mampunyai luas wilayah 734.747 Ha yang terbagi menjadi

empat dusun, yaitu sebagai berikut:

a. Dusun 1 : 276.322 Ha

b. Dusun II : 12.214 Ha

c. Dusun III : 335.211 Ha

Page 60: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

49

d. Dusun IV : 05.122 Ha4

2. Demografi

Keadaan penduduk Desa Pusaka Rakyat cukup padat, Desa ini di diami oleh

sekitar 15.372. hal ini dikarenakan banyak penduduk yang datang dari luar Desa,

sehingga terhitung sampai bulan Desember 2014 Desa didiami oleh sekitar 4.831

kepala keluarga yang terdiri dari 7.736 laki-laki dan 7.636 perempuan, tercatat pula

penduduk yang lahir pada tahun tersebut sekitar 83 jiwa dan kematian mancapai 18

jiwa pada bulan dan tahun tersebut.5

3. Fasilitas Sosial Desa Pusaka Rakyat

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka perlu di

imbangi dengan pembangunan fasilitas sosial baik fisik maupun non fisik, fasilitas

jalan. Kesehatan, sosial, penerangan, air bersih, dan olah raga.

Fasilitas sosial yang mulai ada atau sedang dikerjakan adalah Banjir kanal

Timur (BKT), PNPM Mandiri ataupun oleh lembaga lain yang bersifat swadaya

masyarakat. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang agama disediakan

Madrasah Ibtiddaiyah, Majlis Ta‟lim ataupun lembaga lainnya yang

menyelenggarakan kegiatan Keagamaan di hari-hari besar islam seperi,

menyelenggarakan maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi‟raj, dll. Sedangkan untuk

memelihara keamanan dan kenyamanan masyarakat Desa diadakan kegiatan sistem

4 Laporan Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya 2014, hlm. 2.

5Laporan Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya 2014, hlm. 6

Page 61: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

50

keamanan lingkungan (Pos Kamling), secara bergilir yang dilaksanakkan disetiap RT

dalam masing-masing Dusun.6

4. Administrasi Pemerintahan Desa/Perangkat Desa

Administrasi Desa Pusaka Rakkyat tahun 2014 di titik bertakan pada

administrasi umum yaitu surat masuk dan keluar, adapun jumlah produk surat keluar

dan surat masuk selama bulan januari s/d Desember 2014 sebagai berikut:

Surat Masuk : 113 Nomor

Surat Keluar : 703 Nomor

Pemerintahan Desa Pusaka Rakyat di kepalai oleh Kepala Desa yang dibantu

oleh beberapa staf pemerintahan dengan status pegawai, non pegawai Negeri. Sama

halnya dengan status Kepala Desa sendiri yaitu sebagai pegawai swasta. Perangkat

pemerintahan Desa Rakyat terdiri dari:

Daftar Perangkat Desa

No NAMA PENDIDIKAN JABATAN KET

1 Abdul Wahid. SE SLTA KEPALA DESA ADA

2 H.A.Hafidi SLTA SEK DES ADA

6Laporan Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya 2014, hlm. 8

Page 62: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

51

3 Mardani SLTA KAUR

PEMERINTAHAN

ADA

4 Uci Sanusi SLTA KAUR KESRA ADA

5 Hanafi HN SLTA KAUR UMUM ADA

6 Jojo Sudirjo.SE SI KAURR

KEUANGAN

ADA

7 Eko Karmaji SLTA KAUR EKBANG ADA

8 Alex. S SLTA KAUR TRANTIB ADA

9 H.A.Zarkasi SLTA KADUS I ADA

10 M. Arus SLTA KADUS II ADA

11 M. Zainuddin SLTA KADUS III ADA

12 Ahmad. Djastin SLTA KADUS IV ADA

Sedangkan peranggkat pemerintahan yang ada di Desa Pusaka Rakyat adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Urusan : 7 Orang

2. Kepala Dusun : 4 Orang

Page 63: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

52

3. Staf Desa : 13 Orang

4. Ketua Rukun Warga (RW) : 18 Orang

5. Ketua Rukun Tetangga : 64 Orang

C. Pemahaman Masyarakat tentang Keagamaan dan Hukum Keluarga

Penduduk Desa Pusaka Rakyat mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat

dilihat dari tabel berikut:

No Agama Jumlah Jiwa Persentase

1. Islam 12.297 80%

2. Kristen 1.537 10%

3. Hindu/Budha/Lainnya 1.537 10%

Sumber: Laporan Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Desa Pusaka Rakyat

adalah beragama Islam. Oleh karena itu di Desa Pusaka Rakyat banyak dibangun

fasilitas-fasilitas ibadah umat Islam karena masyarakat muslim mencapai 80%.

Dengan banyaknya fasilitas tersebut idealnya pembinaan pemahaman keagamaan

masyarakat berjalan dengan baik.

Fasilitas-fasilitas keagamaan yang ada di Desa Pusaka Rakyat dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 64: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

53

No Nama Dusun

Fasilitas Keagamaan

Masjid Musholla

Majelis

Taklim

Gereja Lainya

1.

Dusun I (Kp. Karang

Tengah)

1 3 5 0 0

2.

Dusun II (Tambun

Permata)

1 2 4 0 0

3. Dusun III (Bogor) 1 3 5 0 0

4. Dusun IV (Harapan Indah) 1 2 2 0 0

Fasilitas keagamaan yang dibangun seperti mesjid, musholla dan majelis

taklim menjadi sarana bagi masyarakat untuk untuk memperdalam ilmu-ilmu

keagamaan. Selai adanya sarana-sarana keangaan, ditunjang pula dengan banyaknya

kiyai, ustadz dan ustadzah maupun tokoh masyarakat lainnya. Hal ini menjadikan

masyarakan Desa Pusaka Rakyat kental dengan nuansa Islami. Berkenaan dengan

pemahaman masyarakat tentang keagamaan khususnya tentang hak dan kewajiban

suami isteri, berdasarkan hasil pengamatan penulis, pengetahuan tersebut sangatlah

minim.

Page 65: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

54

Hal ini berdasarkan hasil waawancara penulis dengan tokoh masyarakat. Ust.

H. Abidullah Abdullah misalnya, mengatakan bahwa masyarakat Desa Pusaka Rakyat

sangat minim dalam mengetahui dan memahami fikih keluarga khususnya berkaitan

dengan hak dan kewajiban suami isteri. Masyarakat tidak mengetahui secara detail

tentang hak dan kewajiban suami isteri karena para ustadz hanya menyampaikannya

secara umum dan baru sebatas teori tanpa menghiraukan praktik yang terjadi di

masyarakat.7

Beliau juga mengatakan bahwa masyarakat belum menyadari sepenuhnya

bahwa pemenuhan hak dan kewajiban suami isteri adalah kunci dari terbangunnya

keluarga yang harmonis. Selanjutnya beliau pun mengatakan bahwa sebagian para

suami di Desa Pusaka Rakyat memiliki egoisme yang tinggi sehingga banyak

pemperlakukan isteri-isteri mereka semaunya, yang mereka tuntut hannyalah ketaan

isteri tanpa mereka melaksanakan kewajiban sebagai suami secara sempurna.

Hal senada diungkapkan oleh tokoh keagamaan lainnya seperti Ust. Payumi.

Beliau mengatakan bahwa sekalipun masyarakat Desa Pusaka Rakyat telah

mengetahui secara garis besar tentang hak dan kewajiban suami isteri, namun mereka

belum mampu mempraktekannya dalam kehidupan berumah tangga, hal ini terbukti

dengan banyaknya pasangan yang menjalani kehidupan berumah tangga dalam

kadaan tidak harmonis.8

7 Ust. H. Abidullah Wawancara Pribadi, Bekasi, 24 Januari, 2015.

8 Ust. Payumi Wawancara Pribadi, Bekasi, 25 Januari, 2015.

Page 66: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

55

Berbeda dengan Ust. H. Abidullah Abdullah yang mengatakan bahwa faktor

utama yang menjadi penyebab ketidak harmonisan kehidupan berumah tangga di

Desa Pusaka Rakyat adalah egoisme para suami, Ust. Payumi mengatakan bahwa

faktor utama munculnya ketidak harmonisan rumah tangga di Desa Pusaka adalah

faktor kemampuann ekonomi suami dalam memberikan nafkan kepada keluarganya.

Dari persoalam nafkah tersebut menyebabkan tidak terlaksananya kewajiban-kewajin

pasangan suami isteri.

Berkaitan dengan minimnya pengetahuan tentang kewajiban suami

isteri,seorang ibu rumah tangga mengatakan:

“saya melayani suami saya dalam setiap hal apabila suami saya memberikan

nafkah yang cukup bagi keluarganya. Sedangkan bila Minimnya pengetahuan

masyarakat tentang hak dan kewajiban selain karena kurang penjelasan yang

mendalam dari para tokoh agama, juga disebabkan oleh ketidak ingin tahuan

masyarakat itu sendiri mengenai fiqih keluarga. Sejauh ini masyarakat hanya tahu

secara garis besarnya saja maka tidak mengherankan ada pandanngan seperti yang

dikemukakan oleh Jaronah tersebut di atas.

Hal yang sama di alami oleh responden lainnya yaitu Ibu Saomah ketika

penulis mewawancarainya. Ia mengatakan pemahaman agama sangat baik secara

keseluruhan akan tetapi masalah fiqih keluarga hanya sedikit yang memahami karena

para tokoh agama baik kiayi, maupun ustad dan ustadzah. Hanya memberikan

pemahaman terkait fiqih keluarga secara umum saja sebagai berikut penurutannya:

Page 67: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

56

“Saya mengetahui tentang hak dan kewajiban suami isteri, saya tahu dari

beberapa ustadz yang berbicara tentang hak dan kewajiban suami isteri. Tetapi

kebanyakan ustadz hanya memberikan gambaran hukum keluarga secara umum

saja”.9

Senada dengan pendapat di atas, sebut saja Nur, yang mengatakan bahwa

pemahaman masyarakat Desa Pusaka tentang Fiqih keluarga masih minim sehingga

para suami tidak menjalankn kewajibannya sebagai suami dan hal itu menyebabkan

para isteri pun tidak melakukan kewajibanya terhadap suami-suami mereka.

Oleh karena itu menurutnya para tokoh agama harus memberikan pemahaman

yang mendalam mengenai fiqih keluarga dan dalam pelaksanaanya suami dan isteri

wajib melaksanakan kewajibannya masing-masing dengan demikian hak-hak mereka

pun akan terpenuhi. Berikut penuturan ibu Nur:

“Suami saya melaksanakan kewajibannya sebagai seorang kepala keluarga,

maka atas dasar hal tersebut, saya pun melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang

isteri”.10

Sama halnya juga dengan pendapat dari responden lain yaitu ibu wirdah yang

mengatakan bahwa pengetahuan tentang fiqih keluarga masih banyak yang belum

mengetahuii terutama para laki-laki yang sering berbuat semena-mena terhadap

istrinya, oleh karena itu suami wajib mengetahui sehingga tidak menelantarkan

istrinya begitu saja berikut penurutannya:

9 Ibu SR, Responden, Wawancara Pribadi, Bekasi, 27 Januari, 2015.

10 Ibu Nur, Responden, Wawancara Pribadi, Bekasi, 27 Januari 2015

Page 68: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

57

“Suami harus melaksanakan kewajibannya terutama masalah nafkah.

Kehidupan berumah tangga sangat bergantung kepada nafkah tersebut, nafkah sangat

kepada pemenuhan hak dan kewajiban suami isteri dalam berumah tangga.11

Permasalahan seperti ini terkait terjadinya ketidak harmonisan beberapa

keluarga yang disebabkan karena tidak terlaksananya kewajiban suami isteri, yang

penulis ambil dari beberapa responden bahwa minimnya pengetahuan yang diketahui

oleh kebanyakan masyarakat Desa Pusaka Rakyat menjadi salah satu penyebabnya.

Akan tetapi dalam permasalahan agama secara umum sudah banyak yang tahu,

seperti Sholat, puasa, fiqih terkait dengan tharah (bersuci, dan zakat.).

Hal lain yang menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat Desa Pusaka

Rakyat minim pengetahuan tentang hukum keluarga adalah mengenai perceraian.

Sebagian besar kasus penceraian sebagian besar terjadi tidak melalui pengadilan

agama melainkan terjadi secara hukum adat dengan kesepakatan kedua belah pihak

dengan disaksikan oleh pihak keluarga, dengan fenomena ini secara otomatis

ketetapan nafkah untuk istri tidak direalisasikan dekalangan masyarakat Desa Pusaka

Rakyat secara umum, dikarenakan proses perceraian tidak melalui Pengadilan

Agama.

Para istri yang ditalaq pun, tidak mengadukan permasalahan ini kepada yang

pihak yang berwenang, umumnya mereka menyelesaikan permasalahan melalui

kesepakatan dari pihak keluarga saja, permusyawarahan tanpa adanya pengikat

hukum yang pasti terkadang manusia bisa melakukan pelanggaran yang disepakati

11Ibu Wirdah, Responden, Wawancara Pribadi, Bekasi, 27 Januari 2015.

Page 69: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

58

bersama, ini sering dilakukan kepada orang-orang yang melakukan perjanjian di atas

kertas, pelanggaran ini umumnya dilakukan oleh para mantan suami, banyak hal yang

melatar belakangi para mantan suami untuk mengingkari kewajiban ini, di antranya

tidak mampu membayar, tidak ada tuntutan dari pihak istri dan alasan lainnya yang

didasari oleh sikap keegoisan mereka. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran

masyarakat dan tanggung jawab tokoh masyarakat terkait permasalahn ini, sebab

ketidak-tahuan masyarakat tentang fiqih agama dipacu oleh ketidak tahuan masyrakat

mempelajari fiqih keluarga.

Page 70: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

59

BAB IV

TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA KEHIDUPAN

BERUMAH TANGGA DI DESA PUSAKA RAKYAT KECAMATAN

TARUMAJAYA KAUPATEN BEKASI

A. Realitas Tujuan Pernikahan Menurut Syariat Islam Pada Kehidupan

Berumah Tangga

Seperti kita ketahui bahwa setiap keluarga itu terdiri dari beberapa anggota

keluarga, dimana masing-masing anggota keluarga mempunyai tugas sesuai dengan

kedudukan dalam keluarga yang bersangkutan. Pelaksanaan masing-masing peranan

sebagaimana mestinya itu membantu mengukuhkan dan menambah keharmonisan

kehidupan keluarga, membantu anggota keluarga lainnya serta unit keluarga sebagai

suatu kesatuan dalam melaksanakan peranannya masing-masing. Sebaliknya, ketika

salah satu bagian atau anggota keluarga tidak dapat menjelankan fungsinya dengan

baik, maka bangunan rumah tangga akan rapuh dan keharmonisan rumah tangga akan

dapat dirasakan oleh seluruh anggotanya.1

Apabila telah terjadi ketidakharmonisan dalam sebuah rumah tangga, dimana

masing-masing dari suami dan isteri telah keluar dari fungsinya masing-masing,

maka akan mengalami pergeseran nilai, baik dari segi hak dan kewajiban suami

1 Fenna Marliasari, Suami vs Istri, Diakses pada tanggal 1 Januari 2015, http://

fennamarliasari.blogspot.com//suami-vs-istri.html?m=l

Page 71: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

60

terhadap isteri maupun hak dan kewajiban isteri kepada suami dalam menjalankan

bahtera rumah tangga. Keharmonisan rumah tangga sesungguhnya merupakan buah

atau hasil dari pelaksanaan hak dan kewajiban secara utuh oleh seluruh komponen

keluarga.

Mengenai kewajiban dan tanggung jawab seorang suami terhadap isteri

khususnya dalam pemberian nafkah itu tidak boleh dikesampingkan atau ditinggalkan

apabila terjadi konflik yang mengakibatkan ketidakharmonisan sebuah rumah

tangga. Islam telah mengatur bahwa kewajiban pemberian nafkah tetap harus

dilaksanakan oleh seorang suami dalam keadaan bagaimana pun, termasuk kepada

seorang isteri yang telah diceraikan ketika dia masih menjalani masa iddah yang

disebut dengan nafakah iddah. Allah SWT. dalam surat al-Thalaq ayat 1 telah

berfirman:

Artinya: ”Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu

ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan

Page 72: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

61

hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah

kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke

luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum

Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu

tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”

(At-thalaq:[65]:6)

Ayat dapat difahami secara jelas bahwa kewajiban seorang mantan suami

untuk memberikan nafkah dan perumahan kepada mantan isterinya yang baik dalam

menjalankan iddahnya. Selama masa iddahnya para mantan isteri harus terus

dinafkahi dengan baik agar mereka juga dapat menjalankan masa iddahnya sesuai

dengan aturan yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Pendapat para ulama

tersebut didasarkan pada kalimat: “Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah

mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan

perbuatan keji yang terang”.

Di Desa Pusaka Rakyat Kecamatam Tarumajaya berdasarkan hasil wawancara

yang penulis lakukan dengan responden mengenai pemenuhan hak dan kewajiban

pada keluarga, terbukti bahwa pasangan-pasangan tersebut kurang begitu

memperhatikan hak dan kewajiban mereka masing-masing. Banyak diantara

pasangan suami isteri yang memiliki utang akibat suami tidak memberikan nafkah

atau nafkah yang diberikan tidak mencukupi. Bahkan ada suami yang jarang sekali

Page 73: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

62

memberikan nafkah atau biaya hidup terhadap isteri dan keluarganya.2 Menurut hasil

pengamatan penulis, hal itu terbukti sampai sekarang. Dan karena permasalahan

itulah banyak para isteri yang kurang memenuhi kewajibannya terhadap

suaminya.Bentuk penolakan tersebut misalnya isteri tidak mau melakukan hubungan

seksual hanya merupakan respon atau reaksi atas keteledoran suami dalam memenuhi

kewajiban, seperti memberikan nafkah terhadap keluarga. Keadaan seperti itu telah

memaksa para isteri untuk berperan ganda di dalam menjalankan kehidupan rumah

tangganya baik sebagai ayah yang mencari nafkah untuk kebutuhan anaknya

(meskipun anak angkat) dan dia sendiri maupun sebagai ibu yang mengurus dan

mendidik anaknya. Dengan kata lain, dalam kehidupan rumah tangganya, secara

spesifik dalam hal pemenuhan kebutuhan pengurusan anak, isteri harus menjalankan

peran isteri sekaligus peran suami. Keadaan itu cukup memberatkan perjalanan hidup

seorang isteri.

Sebagai seorang suami yang mempunyai tanggung jawab terhadap

keluarganya, sudah semestinya suami memberikan nafkah. Terkadang pula terjadi

intervensi terhadap kehidupan sebuah rumah tangga, intervensi tersebut

mengakibatkan kehidupan rumah tangga tersebut kurang harmonis.3

Faktor lain yang sering mengganggu kehidupan rumah tangga adalah faktor

hubungan seks yang tidak seimbang dan komunikasi yang kurang terjalin dengan

baik. Ketidak puasan dalam hubungan seks biasanya akan mengurangi tingkat

2Ibu DN, Responden, Wawancara tanggal 24 Januari 2015.

3Wawancara dengan I, tanggal 28 April 2015.

Page 74: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

63

keharmonisan rumah tangga begitu juga dengan komunikasi, misalnya karena

komunikasi yang kurang terjalin dengan baik, seorang suami atau isteri yang

memberi kepada kerabatnya akan dianggap salah oleh salah satu pasangannya.

B. Analisis Faktor-faktor Yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Tujuan

Pernikahan Menurut Syariat Islam Pada Kehidupan Berumah Tangga

Perjalanan rumah tangga akan sangat tergantung kepada suami sebagai kepala

rumah tangga dan isteri dengan anak-anak (jika ada) sebagai anggotanya. Atau

diumpakan kepada sebuah kapal laut, suami adalah seorang nakhoda sedangkna anak

dan isterinya adalah penumpang. Dalam kehidupan rumah tangga adalah sangat

penting bagi suami dan isteri untuk bisa mengungkapkan sebab-sebab dan akar

terjadinya ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Sama sekali tidak ada yang

berharap pernikahan yang suci harus tergores oleh permasalahan, apalagi sampai

menyebabkan pertengkaran yang menakutkan. Sama sekali tidak ada yang

menginginkan pernikahan yang kokoh dan kuat harus hancur berantakan. Juga tidak

ada yang mendambakan pernikahan yang suci harus berwarna kelam karena tidak ada

lagi tempat untuk bersatu.

Singkatnya sangat banyak hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya

benturan keras dalam rumah tangga. Sebagian sebab-sebab itu memang tidak

sepatutnya terjadi. Sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Tahu kebaikan dibalik

segala ketetapan-Nya, namun sebagai makhluk-Nya, kita harus berusaha untuk

Page 75: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

64

mempertahankan kehidupan keluarga, jangan sampai hancur berantakan, karen ahal

itu bertentangan dengan semangat Syari‟at Islam.

Demikian halnya dengan keberadaan pasangan pasangan yang ada di Desa

Pusaka Rakyat, sebagaimana setiap keluarga pada hakikatnya masing-masing

mendambakan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Mereka sama sekali tidak

menginginkan keadaan rumah tangganya seperti telah dideskripsikan pada bagian

sebelumnya. Mereka sebagaimana masyarakat Muslim pada umumnya mendambakan

kehidupan rumah tangga yang berjalan normal yang penuh dengan kebahagiaan lahir

dan batin. Tetapi diantara perjalanan hidup rumah tangga mereka ditakdirkan lain;

mereka jauh dari atmospir bahagia atau harmonis; yang ada hanyalah penderitaan-

penderitaan yang berkepanjangan yang dirasakan oleh isteri dan anak.

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan

ketidakharmonisan sebuah rumah tangga. Penyebab ketidakharmonisan dalam rumah

tangga di Desa Puakajaya bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Secara empirik, bagi sebagian besar pasangan suami isteri, ketidaksiapan

ekonomi menjadi faktor penyebab utama terjadinya masalah dalam kehidupan rumah

tangga. Walaupun tingkat keyakinan agama pasangan itu kuat, bahwa Tuhan akan

memurahkan rezekinya kepada mereka setelah menjalani pernikahan, tetapi hal ini

bisa menolak fakta bahwa salah satu penyebab terjadinya masalah dalam rumah

tangga adalah masalah ekonomi. Dalam al-Qur‟an surat al-Nur ayat 32 Allah

berfirman sebagai berikut:

Page 76: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

65

Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui.”(An-Nur:[24]:32)

Konon, menurut cerita orang tua, para isteri tempo dulu yang perkawinannya

tidak bahagia, pada umumnya tidak mempunyai pilihan lain untuk menyelesaikan

kemelut rumah tangga, kecuali tetap hidup bersama suami. Pada masa sekarang, para

isteri yang tidak bahagia bisa melakukan banyak pilihan, antara lain mencari

pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dalam keluarga yang isterinya bekerja di

luar rumah, tingkat ketergantungan terhadap suami menjadi kurang dan hal ini

memungkinkan rumah tangga menjadi lebih rapuh.4

Di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya faktor ekomoni ini pun

menjadi salah satu faktor ketidak harmonisan kehidupan berumah tangga. Hal ini

dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.

4Hendi Suhendi & Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: Pustaka

Setia, 2001), hlm.134

Page 77: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

66

Ketidakhaarmonisan Kehidupan Berumah Tangga Disebabkan karena

Faktor Ekonomi di Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

Faktor Ekonomi Frekuensi Persentasi

Berpengaruh terhadap keharmonisan 56 70%

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 24 30%

Jumlah 80 100%

Faktor Ekonomi Frekuensi Persentasi

Bepengaruh terhadap keharmonisan 56 70%

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 24 30%

Jumlah 80 100%

Data diperoleh berdasarkan Angket yang disebar kepada responden yang

berjumlah 160 orang yang terdiri dari 80 pasangan suami isteri.

Berdasarkan tabel 1 diatas, 56 (70%) responden menyatakan bahwa faktor

ekonomi/nafkah yang diberikan suami terhadap isterinya berpengaruh terhadap

keharmonisan rumah tangga. Sedangkan 24 (30%) responden menyatakan bahwa

faktor ekonomi/nafkah yang diberikan suami tidak berpengaruh terhadap

keharmonisan rumah tangga.

Sebagai deskripsi dari data diatas penulis melakukan wawancara dengan salah

satu pasangan yaitu pasangan D dan I. Sebenarnya, kualitas kehidupan pasangan D

Page 78: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

67

dan I seharusnya relatip cukup, hal ini dapat dilihat dari pekerjaan masing-masing

yang sehari-hari berprofesi sebagai PNS guru SD yang keduanya sudah bergolongan

IV(a). Dalam suasana perekonomian Indonesia seperti sekarang ini, dimana laju

pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih cepat daripada perkembangan lapangan kerja,

sehingga banyak penganggur, bahkan mereka yang sudah bekerja pun banyak yang

di-PHK, pasangan D dan I seharusnya serba cukup dari segi ekonomi untuk hidup.

Bahkan dengan adanya kenaikkan gaji PNS dan pegawai lain mulai Januari 2006

seharusnya kehidupan rumah tangga D dan I semakin mantap, menatap masa depan

dengan penuh optimis.

Tetapi, menurut I (isteri dari D) mengatakan bahwa masalah yang sering

dialaminya adalah justeru yang berkaitan dengan ekonomi keluarga, karena D yang

jarang sekali memberikan gajinya kepada isterinya pada setiap bulannya. I sebagai

isteri tidak pernah diberi tahu, tentang penggunaan uang gaji yang diperoleh

suaminya setiap bulan. Yang jelas, dia tidak pernah memberikan gajinya kepada I

sebagai kewajiban dalam memberikan nafkah terhadap keluarga. Disamping

menderita tidak mendapatkan nafkah, I juga merasa khawatir dan lebih tersiksa oleh

ketidakterusterangan D terhadap dirinya tentang penggunaan uang yang dia peroleh

setiap bulan. Kadang-kadang, I berburuk sangka apakah suaminya memiliki isteri

lain, atau senang berjudi atau bersenang-senang dengan cara lainnya.5

2. Faktor Intervensi

5Wawancara dengan I, tanggal 28 April 2015.

Page 79: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

68

Faktor intervensi juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya masalah

dalam kehidupan rumah tangga. Intervensi dapat berasal dari orang tua suami dan

isteri, juga dapat berasal dari saudara-saudara suami atau isteri yang lebih tua, bahkan

yang muda sekali pun.

Pada masyarakat di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya faktor

intervensi ini pun nenjadi salah satu faktor ketidak harmonisan kehidupan berumah

tangga. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Ketidakhaarmonisan Kehidupan Berumah Tangga Disebabkan karena

Faktor intervensi di Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

Tabel 2

Faktor Intervensi Frekuensi Persentasi

Berpengaruh terhadap keharmonisan 46 57,5%

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 34 42,5%

Jumlah 80 100%

Data diperoleh berdasarkan Angket yang disebar kepada responden yang

berjumlah 160 orang yang terdiri dari 80 pasangan sumi isteri.

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa 46 (57,5%) responden menyatakan bahwa

faktor intervensi berpengaruh terhadap keharmonisan kehidupan rumah tangga.

Sedangkan 34 (42,5%) responden menyatakan bahwa faktor intervensi tidak

berpengaruh terhadap keharmonisan kehidupan rumah tangga.

Page 80: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

69

Seperti halnya yang dialami oleh pasangan T dan R, permasalahan yang

timbul dalam keluarganya itu tidak terlepas dari adanya intervensi yang dilakukan

oleh orang tua dan kerabat dari T, terutama dari ayah T.6 Intervensi mereka terutama

menyangkut keuangan rumah tangga. Sudah seharusnya mereka tidak terlalu ikut

campur pada urusan rumah tangga T dan R, karena mereka sudah memberikan

amanat yang setulusnya sejak berlangsungnya akad nikah. Orang tua cukup

mengawasi dan memberikan saran untuk perbaikkan jika diperlukan. Intervensi

terlalu dalam justeru akan memperkeruh kehidupan rumah tangga anak. Hal itu dapat

menipiskan rasa percaya diri anak yang tengah membangun rumah tangga yang

membutuhkan sikap kemandirian dan percaya diri yang tinggi.

3. Faktor seks

Hasrat biologis atau keinginan melakukan hubungan seks bagi suami isteri

adalah suatu fitrah dan rahmat yang patut disyukuri. Suami dan isteri harus berhati-

hati dalam menyikapi permasalahan seks, karena pada tingkat tertentu, dari sinilah

ketegangan rumah tangga muncul.7

Pada masyarakat di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya faktor seks

ini pun nenjadi salah satu faktor ketidak harmonisan kehidupan berumah tangga. Hal

ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3

6Wawancara dengan T, tanggal 28 April 2015

7 http://Indonesian.irib.ir/islam/keluarga/item/80927_Pentingnya_Pernikahan_Dalam_Islam,

Diakses pada tanggal 2 Januari 2015

Page 81: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

70

Ketidakhaarmonisan Kehidupan Berumah Tangga Disebabkan karena

Faktor sek di Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

Faktor Sex Frekuensi Persentase

Berpengaruh terhadap keharmonisan 42 52,2%

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 36 47,5%

Jumlah 80 100%

Data diperoleh berdasarkan Angket yang disebar kepada responden yang

berjumlah 160 orang yang terdiri dari 80 pasangan sumi isteri.

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa 42 (52,5%) responden menyatakan bahwa

faktor seks berpengaruh terhadap keharmonisan kehidupan rumah tangga. Sedangkan

38 (47,5%) responden menyatakan bahwa faktor seks tidak mempengaruhi

keharmonisan kehidupan rumah tangga. Faktor seks ini (biasanya pelayanan yang

diberikan isteri terhadap suaminya) merupakan kepanjangan dari tidak terlaksananya

kewajiban suami dalam hal pemberian nafkah/faktor ekonomi.

Seperti yang diungkapkan oleh E bahwa kemunculan masalah yang dialami

oleh keluarganya salah satunya adalah masalah seks juga, bahwa Y (isteri E) selalu

bersikap dingin, tidak mau atau enggan sekali untuk melayani hasrat biologis

suaminya.8

8Wawancara dengan E, tanggal 26 Januari 2015.

Page 82: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

71

Memperhatikan macam-macam faktor di atas dapat diambil pemahaman

bahwa masalah yang terjadi dalam pasangan E dan Y di atas semuanya berkaitan

dengan tidak terpenuhinya hak seseorang yang berkedudukan sebagai suami dan

isteri, atau terganggunya hak seseorang dari partnernya.

4. Faktor Komunikasi

Kehidupan keluarga bagaikan sebuah perahu yang akan berlayar mengarungi

luasnya samudera kehidupan. Sudah menjadi kewajaran ketika dalam perjalanan

sebuah rumah tangga terjadi perselisihan kecil, bahkan orang sering menyebut itu

dengan bumbu dalam berumah tangga. Akan tetapi, permasalahannya bagaimana kita

menyikapi perselisihan-perselisihan kecil itu agar jangan menjadi besar sehingga

menjadi malapetaka, dan hanya menjadi bumbu dalam berumah tangga.

Setiap permasalahan yang dihadapi manusia, pasti ada jalan keluarnya, dan

hal yang penting adalah untuk bisa menemukan jalan keluar dari itu adalah dengan

komunikasi, yaitu didiskusikan atau dimusyawarahkan, karena walaupun hak seorang

suami sebagai pemimpin untuk ditaati pendapatnya, tidak berarti harus mengabaikan

pendapat atau masukan yang datang dari isteri. Karena, bisa saja justeru pendapat

isteri lebih baik dan bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan keluarga yang

sedang dihadapi.9

Tabel 4.

9 TRIPOD, Peran Komunikasi (Suami-Istri) dalam mebina keluarga sakinah, Diakses pada

tanggal 1 Januari 2015, http://ukhuwah-i.tripod.com/kelu11.htm

Page 83: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

72

Ketidakhaarmonisan Kehidupan Berumah Tangga Disebabkan karena

Faktor komunikasi di Desa Pusaka Rakyat Tahun 2014

Faktor Komunikasi Frekuensi Persentasi

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 27 33,75%

Tidak berpengaruh terhadap keharmonisan 53 66,25%

Jumlah 80 100%

Data diperoleh berdasarkan Angket yang disebar kepada responden yang

berjumlah 160 yang terdiri dari 80 pasangan sumi isteri.

Misalnya yang terjadi pada pasangan S dan F adalah sebaliknya. S dan F

sudah merasa bahwa permasalahan sudah tidak bisa diselesaikan lagi, maka yang ada

hanya egoisme masing-masing. S tidak mau mendengarkan pendapat F; begitupun F

tidak mau jika terus-terusan selalu menjadi pihak yang disalahkan oleh S. Alhasil,

komunikasi di antara mereka untuk menyelesaikan persoalan rumah tangga menjadi

mandeg, sudah tidak ada harapan bahwa kehidupan rumah tangga mereka akan

membaik. Menurut, istilah I “dah mati-matian” mengusahakan agar kebuntuan dalam

komunikasi menjadi mencair, tapi hasilnya tetap nihil.10

10Wawancara dengan F, tanggal 25 Januari 2015.

Page 84: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

73

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyebab Tidak Tercapainya Tujuan

Pernikahan Yang Sesuai Dengan Syariat Islam Dalam Kehidupan Berumah

Tangga

Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa ketika terjadinya

suatu ikatan perkawinan maka ketika itu pula telah terjadi suatu kesepakatan dari

kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing sebagai

suami isteri. Apalagi setelah hadirnya anak sebagai buah kasih dari ikatan perkawinan

tersebut, sudah pasti kewajiban masing-masing pihak akan bertambah dengan

hadirnya anak tersebut. Ikatan perkawinan adalah ikatan yang sakral yang tidak boleh

dipermainkan dan dikotori oleh masing-masing pihak.11

Dalam setiap tindakan mukallaf, Allah tidak membebani seseorang melainkan

sesuai dengan kemampuan yang telah diberikan Allah kepadanya. Dalam surat al-

Baqarah ayat 286 Allah SWT. berfirman:

11 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, (Yogyakarta:

Liberty, 1998), cet.4, hlm. 87.

Page 85: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

74

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia

mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana

Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah

kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al-Baqarah:[2]:286).

Munculnya masalah dalam sebuah rumah tangga adalah sesuatu yang biasa,

yang membedakannya adalah bagaimana cara kita menyikapinya dan menyelesaikan

masalah tersebut dengan ikhlas dan sabar agar hasil yang diperolehnya itu sesuai

dengan kehendak Allah SWT. yang sudah memberikan petunjuk kepada seluruh

manusia ketika dihadapkan kepada masalah dalam kehidupan ini, yaitu harus

menghadapinya dengan penuh kesabaran, berserah diri kepada Allah dan tetap

berusaha sekuat tenaga.12

Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 155 Allah SWT.

berfirman:

12 Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2

Januari 2015, https://hikmatun.wordpress.com/2007/10/22/konflik-rumahtangga-dan-kaedah-

mengatasinya/

Page 86: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

75

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah

berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Dan sungguh akan Kami berikan

cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Al-

Baqarah:[2]:155)

Kemudian, dalam ayat 156 surat yang sama Allah SWT. berfirman:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:

"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”.” (Al-Baqarah:[2]:156)

Tetapi, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kalau sekiranya terjadi

ketidakharmonisan di antara suami isteri tersebut, apabila suami tidak sanggup

memberi nafkah isterinya, tentu si isteri tidak menerima haknya. Selama dia

merelakannya ini tidak menjadi persoalan, tetapi sebaliknya jika isteri itu tidak

senang dan tidak suka dengan keadaan suaminya seperti itu, maka akan menjadi

masalah besar dan berkepanjangan.

Page 87: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

76

Seluruh kewajiban suami dari mulai membimbing keluarga sampai

menafkahinya itu harus bisa dijalankan dengan sebaiknya dan harus bisa diimbangi

dengan pemenuhan kewajiban oleh isteri agar terjadi sebuah keharmonisan yang

berupa kerjasama dalam rumah tangga untuk bisa mengarungi kehidupan ini dengan

aman, selamat dan bahagia. Akan tetapi, jika kewajiban itu tidak bisa dijalankan

dengan baik oleh masing-masing, yang ada adalah perselisihan atau bahkan mengarah

pada perceraian.13

Demikian pula yang terjadi pada pasangan-pasangan yang tidak harmonis

dalam keluarganya di Desa Pusaka Rakyat, di antara mereka sudah tidak bisa lagi

menjalankan kewajibannya masing-masing secara baik, sehingga sering terjadi

percekcokan yang tidak bisa didamaikan lagi (syiqaq). Islam dalam hal ini

memberikan solusi dengan jalan komunikasi di antara keduanya, apabila di antara

keduanya sudah tidak memungkinkan lagi untuk bisa berdialog, maka bisa memilih

hakam dari masing-masing sebagai penengah untuk bisa mencari jalan keluar dari

perselisihan mereka.14

Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT. dalam surat al-

Nisa ayat 35:

13 Cahaya Islam, “Kewajiban Suami Terhadap Istri”,

https://andrezyrus.wordpress.com/2012/08/29/kewajiban-suami-terhadap-istri/

14 Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2

Januari 2015, https://hikmatun.wordpress.com/2007/10/22/konflik-rumahtangga-dan-kaedah-

mengatasinya/

Page 88: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

77

Artinya: ”Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga

perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya

Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.” (An-Nisaa:[4]:35)

Ayat di atas menerangkan bahwa hakam berfungsi sebagai mediator untuk

bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi di rumah tangga dan niscaya jika para

pihak berkeinginan keras untuk mencapai kemaslahatan, Allah akan memberi taufiq

kepada suami dan isteri.

Jika jalan perdamaian dengan komunikasi tidak berhasil juga, karena

bagaimana pun juga kehidupan rumah tangga itu harus bisa berjalan seiring antara

suami dan isteri, maka apabila tidak bisa beriringan lagi, maka dengan memohon

keridhaan Allah SWT. dibukakannya suatu jalan keluar dari segala kesukaran itu,

yakni dengan jalan thalaq atau perceraian. Mudah-mudahan dengan adanya jalan itu

terjadilah ketertiban dan ketentraman antara kedua belah pihak, dan supaya masing-

masing dapat mencari susunan atau pasangan yang cocok, yang dapat mencapai

segala yang dicita-citakan dalam sebuah perkawinan.

Page 89: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

78

Masalah thalaq, meskipun ia dibolehkan namun karena kelanggengan suatu

perkawinan itu yang diharapkan, maka kebolehan tersebut tidak mutlak, tetapi di

dalamnya mengandung sifat yang tidak disukai oleh Allah SWT. (bersifat makruh).15

Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Abu

Dawud dan al-Hakim:

غضا حلاللا ىلا هللا اطالق:اعنا ناعم اعنا انيباصلىا هللاعل وا سل اق ل

Artinya: “Dari Ibnu „Umar, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: „Perbuatan halal

yang sangat dibenci Allah „Azza wajalla ialah talak”

Apabila dilihat dari kronologis yang terjadi pada pasangan D dan I, mereka

tidak sepenuhnya memiliki keinginan untuk memperbaiki rumah tangga mereka. Itu

terbukti dengan sangat kuatnya keegoisan masing-masing. Suami tidak memberikan

gajinya yang secara otomatis tidak menafkahi isteri secara lahir dan ini dibalas oleh

isteri yang juga egois dengan tidak mau melayani baik sebagai ibu rumah tangga

ataupun sebagai isteri yang melayani kebutuhan batin (bersetubuh). Hal ini

diperparah lagi dengan adanya intervensi orang tua yang seharusnya bisa ikut

menyelesaikan konflik malah memperparah konflik. Maka dari itu, menurut hemat

penulis ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pasangan-pasangan yang tidak

harmonis dalam keluarganya di Desa Pusaka Rakyat,apabila mereka punya i‟tikad

15Dedi Junaedi, Bimbingan Perkawinan, (Jakarta: Akapress, 2002)., hlm. 252.

Page 90: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

79

baik untuk menyelesaikan permasalahan di rumah tangganya, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Komunikasi

Menjalin komunikasi yang baik antara pasangan-pasangan yang tidak

harmonis dalam keluarganya sebagaimana firman Allah. SWT:

لليو ل و ينو و ك ا لو ل الل ذ رو نل تو مل مذ يل ة و ل ذ ذ افةا رر عو اف ا ضذ مل و ق ا و ويل ذ تل و فو ليو هللال

ق ل ا لليو ال و ا قو ل يدة دذ سو

Artinya: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”

Bicarakan segala permasalahan secara damai dan dengan fikiran yang tenang

sehingga akan menghasilkan dialog yang benar-benar keluar dari hati nurani masing-

masing. Sebelum melibatkan orang lain maka harus diusahakan terlebih dahulu oleh

kedua belah pihak, karena yang benar-benar faham permsalahan itu adalah suami dan

isteri itu sendiri.16

2. Menggunakan hakam

16 Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2

Januari 2015, https://hikmatun.wordpress.com/2007/10/22/konflik-rumahtangga-dan-kaedah-

mengatasinya/

Page 91: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

80

Sekiranya perselisihan pasangan-pasangan yang tidak harmonis dalam

keluarganya di Desa Pusaka Rakyat, tersebut sudah tidak bisa lagi membuat mereka

berdialog dengan baik, malah jika itu dilakukan akan semakin tambah ribut, maka

bisa diselesaikan dengan menggunakan hakam. Suami bisa mencari orang yang bisa

dipercaya untuk bisa berdialog dengan wakil dari pihak isteri supaya permasalahan

itu bisa dibicarakan kembali dan setidaknya ada jalan keluar terbaik yang

dihasilkan.17

Dalam surat al-Nisa ayat 35 Allah SWT. berfirman:

Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga

perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya

Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.”(An-Nisaa:[4]:35)

3. Dengan perceraian

Sesungguhnya, dalam Islam tujuan perkawinan adalah terciptanya keluarga

yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Apabila hal itu tidak tercapai malah menjadi

17 Hizbut Tahrir Indonesia, “Islam Solusi Tuntas Masalah Rumah Tangga”, Diakses pada

tanggal 2 Januari 2015, http://hizbut-tahrir.or.id/2013/12/20/islam-solusi-tuntas-masalah-rumah-

tangga-3/

Page 92: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

81

hal buruk bagi suami dan isteri jika perkawinan dipertahankan, maka Allah SWT.

sebagaimana dikemukakan dalam surat al-Baqarah ayat 231 memberikan jalan keluar

yaitu dengan jalan thalaq atau perceraian. Allah SWT. berfirman:

Artinya: “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir

iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka

dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi

kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa

berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah ni'mat Allah

padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al

Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang

diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah:[2]:231)

Page 93: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

82

Hal itu dilakukan untuk mencegah kemadharatan yang terus berlanjut apabila

keadaan rumah tangga sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Hal ini sesuai dengan

kaidah fiqh yang menyebutkan:

اض را لاKemadharatan harus dihilangkan”

18

Pada konteks ini, perceraian diposisikan dengan tujuan yang sebenarnya, yaitu

mencegah kemdharatan yang terus berlanjut apabila perkawinan dipertahankan dan

untuk mencari kemaslahatan di kemudian hari dengan mencari lagi pasangan hidup

yang lebih sesuai sehingga bisa mencapai tujuan dari sebuah perkawinan yaitu

keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.

18A.Jazuli, Ushul Fiqh, Ushul Fiqh. (Bandung: Gilang Aditya Press, 1997), hlm. 37.

Page 94: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merujuk kepada pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kehidupan berumah tangga pada beberapa pasangan keluarga

di Desa Pusaka Rakyat tidak berjalan sesuai dengan syariat islam yaitu

Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah. Hal itu bermula dari Hak dan

Kewajiban yang tidak berjalan dengan baik, seperti kurangnya tanggung

jawab para suami dalam hal pemberian nafkah terhadap keluarga-

keluarga mereka. Disamping itu para suami pun tidak transparan dalam

menggunakan uang yang dihasilkannya. Keadaan seperti itu membuat

para isteri menjadi enggan untuk menunaikan kewajibannya sebagai isteri

termasuk dia selalu menolak untuk diajak berhubungan seks. Jadi, para

suami pun tidak memperoleh haknya untuk mendapatkan berbagai

pelayanan termasuk pelayanan akan pemenuhan kebutuhan seksual dari

isteri-isteri mereka.

2. Faktor-faktor yang yang menimbulkan tidak harmonisnya rumah tangga

beberapa pasangan keluarga di Desa Pusaka Rakyat adalah faktor

Page 95: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

84

ekonomi, seks intervensi dan komunikasi. Faktor ekonomi sebagaimana

tercermin dari kurang terpenuhinya kebutuhan rumah tangga disebabkan

oleh para suami yang jarang memberikan uang belanja kepada para isteri

dari hasil pekerjaannya. Faktor komunikasi yang memperburuk faktor

ekonomi adalah ketidak transparanan para suami dalam menggunakan

uang yang dia peroleh yang juga seharusnya diserahkan kepada para isteri

dan anak-anaknya sebagai nafkah. Akibat kekurangan dalam pemenuhan

hak dan kewajiban terhadap suami-istri kekurang harmonisan keluarga

beberapa pasangan keluarga di Desa Pusaka Rakyat sangat tampak.

Kekurang harmonisan dalam beberapa pasangan tersebut sebenarnya

merupakan perwujudan nyata dari tidak atau kurang terpenuhinya hak dan

kewajiban dalam keluarga. Suami yang tidak menunaikan kewajiban

membuat isteri tidak menerima hak-haknya sehingga dia menderita.

Sebaliknya, isteri tidak menunaikan kewajiban, maka suami tidak bisa

menerima hak-haknya sehingga menderita juga. Dengan demikian

hilanglah atau berkuranglah keharmonisan dalam keluarga pasangan-

pasangan tersebut.

3. Tinjauan hukum Islam terhadap penyebab tidak tercapainya tujuan

pernikahan yang sesuai dengan syariat islam, Salah satu kunci

pembentukan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan Rahmah adalah

komunikasi. Tanpa Komunikasi yang baik keluarga yang harmonis sulit

dpertahankan, sebab mereka hanya akan menjalani kehidupan berumah

Page 96: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

85

tangga dalam suasana ketertutupan, kesunyian, prasangka yang buruk,

kesalahpahaman, bahkan boleh jadi saling bermusuhan.

B. Saran

1. Kepada pasangan-pasangan yang keadaan rumah tangganya tidak

harmonis hendaknya kembali kepada tujuan awal membangun rumah

tangga dan senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing.

2. Kepada tokoh masyarakat hendaknya lebih banyak menyampaikan hal-

hal yang berkaitan dengan kehidupan secara praktis termasuk tentang hak

dan kewajiban suami isteri.

3. Kepada intansi terkait dalam hal ini BP4 hendaknya memberikan

penyuluhan secara terus menerus dan memanfaatkan Kursus Catin

sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran tentang hak dan kewajiban

suami isteri.

Page 97: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

xii

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam. Cet. 4. Jakarta: Akademika Pressindo. 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Prkatek. Jakarta: PT. Rieneka

Cipta, 2006.

Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. 1981. Shahîh al-Bukhârî, Jilid VII. Mesir:

Dar al-Fikr.

Al-Nawawi, Syeikh Muhammad bin Umar. Terjemah „Uqudullujain: Etika Berumah Tangga.

Jakarta: Pustaka Amani. 1999.

Anonimous. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Departemen Agama RI. 1993.

Anonimous. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Departemen Agama RI.

1978.

Anonimous. Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Humaniora Utama Press. 1992

Anonimous. Modul Fasilitator Kursus Calon Pengantin. Bandung: Departemen

Agama. 2002.

Anonymous. Selayang Pandang Desa Pusaka Rakyat Kec. Taruma Jaya. t.t, t.p: 2013.

---------------. Laporan Desa Pusaka Rakyat Kec. Taruma Jaya. t.t, t.p: 2014.

Babbie, Earl. The Practice Of Social Research. Belmont-USA: Wadsworth/Thomson, 1986.

C.S.T. Kasnsil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, cet. 18. Jakarta: Balai

Pustaka, 1982.

Dedi Junaedi. Bimbingan Perkawinan. Jakarta: Akapres. 2002.

Djauharudin. Hak dan Kewajiban Suami Istri. Bandung: Mizan, 1991.

Page 98: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

xiii

Hakim, Rahmat. Hukum Perkawinan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Harun Nasution. Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press. 1985.

Haryono, Bagus. Kekuasaan Istri Tergantung Suami, cet. 1. Surakarta: Yayasan Pustaka

Cakra, 2000.

Husain Ali Turkamani. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam. Terjemahan M.S. Nasrulloh

dan Ahsin M. Jakarta: Pustaka Hidayah. 1988.

Ibnu Musthafa. Keluarga Islam Menyongsong Abad 21. Bandung: Al-Bayan, 1993.

Jazuli, A. Ushul Fiqh. Bandung: Aditya Press. 1997.

Kaswan. Membina Keluarga dalam Islam. Bandung: Pustaka, 1991.

Latif, Djami. Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia, cet. 1. Jakarta:

Bulan Bintang, 1983.

Mahmud Syalthout. Aqidqh dan Syariat Islam (Terjemah). Jakarta: Bumi Aksara. 1994.

Masyuri, A. Azis. Masalah Keagamaan Hasil Muktamar NU. Surabaya: PP. Rabithah

Ma‟hadil Islamiyah. 1997.

Muhammad al-Munajjid. 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia. Terjemahan Abu Fildza M.

Sasaky. Jakarta: Gema Insani, 1998.

Muhammad „Uwaidah, Syaikh Kamil, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998

Nina Surtiretna. Bimbingan Seks Bagi Remaja. Bandung: Rosda Karya. 2000.

R. Badri. Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan dan KUHP. Surabaya: CV.

Amin, 1985.

R. Subekti dan R. Tjitrosudibyo. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan Tambahan

Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Pradnya

Paramita,1984.

Ramulyo, Mohd. Idris. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan

Agama, dan Zakat Menurut Islam. Jakarta: Sinar Grafika, t.t

Page 99: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

xiv

Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Cet.22. Bandung: Sinar Baru, 2010.

Rasjidi, Lili. Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 1991.

Sabyq, Sayyid. Fiqh Sunnah, (Alih Bahasa), Jilid.2. Bandung: PT. Al-Ma‟arif. t.th.

Soemitro, Romy. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, cet. 4. Yogyakarta:

Liberty, 1998.

Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung:

Pustaka Setia. 2001.

Sulaeman, Eman. Hukum Kewarisan Dalam KHI di Indonesia (Studi Tentang Sumber-

Sumber Hukum). Semarang: Balai Penelitian IAIN Wali Songo, t.th.

Projodikoro, Wirjiono. Hukum Perkawinan di Indonesia. Bandung: Voorking Van Hoove,

t.th.

ARTIKEL/WEBSITE

Ariana My Journey, “Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah”. Diakses pada tanggal 1 Januari

2015 dari http://ariana-myjourney.blogspot.com/2009/04/sakinah-mawaddah-wa-

rahmah.html?m=I.

Cahaya Islam. “Kewajiban Suami Terhadap Istri”. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari

https://andrezyruz.wordpress.com/2012/08/29/kewajiban-suami-terhadap-istri/.

Fenna Marliasari. “Suami vs Istri”. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015 dari

http://fennamarliasari.blogspot.com//suami-vs-istri.html?m=I.

Hikmatun. “Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya”. Diakses pada tanggal 2

Januari 2015 dari

https://hikmatun.wordpress.com/200710/22/konflik/rumahtangga/dan/kaedah/mengat

asinya/

Page 100: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

xv

Hizbut Tahrir Indonesia. “Islam Solusi Tuntas Masalah Rumah Tangga”. Diakses pada

tanggal 2 Januari 2015 dari http://hizbut.tahrir.or.id/2013/12/20/islam-solusi-tuntas-

masalah-rumah-tangga--3/.

Indonesian. “Pentingnya Pernikahan Dalam Islam”. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari

http://Indonesian.irib.ir/islam/keluarga/item/80927_pentingnya_pernikahan_dalam_is

lam.

TRIPOD. “Peran Komunikasi (Suami-Istri) Dalam Membina Keluarga Sakinah Mawaddah

Wa Rahmah”. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015 dari http://ukhuwah-

tripod.com/kelu11.htm.

YLBH APIK, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Diakses pada

tanggal 12 Desember 2015 dari http://www.lbh-apik.or.id/uu-perk.htm.

Page 101: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA
Page 102: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

I

ANGKET

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Usia Perkawinan :

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Bapak/ibu yang terhormat maksud dan tujuan pengisian angket (Instrumen

Penelitian) ini adalah mendapatkan gambaran tentang kehidupan berumah

tangga di Desa Pusaka Rakyat Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

2. Dalam menjawab setiap pertanyaan sangat dibutuhkan kejujuran

Bapak/ibu sebagaimana yang telah dirasakan atau dialami, dengan

kejujuran yang Bapak/ibu berikan akan memberikan manfaat bagi

penelitian ini.

3. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu

jawaban yang tersedia.

4. Berikan tanda (X) pada jawaban yang benar-benar Bapak/Ibu alami.

C. Soal Angket

1. Apakah anda mengetahui tentang tujuan penikahan menurut syariat

islam?

a. Ya

b. Tidak

Page 103: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

II

2. Apakah kewajiban anda sebagai suami sudah anda penuhi?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah kewajiban anda sebgai istri sudah anda penuhi?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah keadaan ekonomi yang kurang baik mempengaruhi

keharmonisan rumah tangga anda?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah intervensi pihak lain berpengaruh terhadap keharmonisan

rumah tangga anda?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah kejujuran berpengaruh terhadap keharmonisan rumah tangga

anda?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap keharmonisan rumah

tangga anda?

a. Ya

b. Tidak

Page 104: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

III

8. Apakah hubungan seksual berpengaruh terhadap keharmonisan rumah

tangga anda?

a. Ya

b. Tidak

Dasar Keagamaan

1. Apakah anda sering melaksanakan shalat lima waktu?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda sering menyuruh atau mengajarkan anak anda pelajaran

agama?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda sering dating ke pengajian?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda sering membaca buku-buku islam?

a. Ya

b. Tidak

c.

Page 105: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

IV

PEDOMAN WAWANCARA

Khususnya Tokoh Masyarakat

1. Apa yang anda ketahui tentang tujuan perkawinan menurut syariat islam dan

bagaimana pendapat anda?

2. Menurut anda kenapa kehidupan berumah tangga di desa pusaka rakyat masih

banyak yang tidak harmonis?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keharmonisan keluarga di desa pusaka

rakyat?

4. Bagaimana peran bapak kiyai dalam kehidupan anda?

Page 106: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

V

GAMBAR

Gambar 1: Responden pasangan T dan R.

Page 107: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

VI

Gambar 2: Responden pasangan Y dan E

Page 108: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

VII

Gambar 3: Resonden Pasangan S dan F

Page 109: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

VIII

Gambar 4: Responden Pasangan D dan I

Page 110: REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30446/1/MAWARDI... · REALISASI TUJUAN PERNIKAHAN MENURUT SYARIAT ISLAM PADA

IX

CURRICULUM VITAE

Nama : Mawardi

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 27 Juni 1989

Alamat : Kp. Bogor RT. 09 RW. 03 Desa Pusaka Rakyat

: Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi

No. HP : 085817062014

Nama Ayah : Drs. H. Abdul Choir

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Nama Ibu : Hj. Zulaicho

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Kp. Bogor RT. 09 RW. 03 Desa Pusaka Rakyat

: Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi

Pendidikan :

MI : MI “At-Taqwa 19” Bekasi

MTs : MTs “At-Taqwa 01 Putera” Bekasi

MA : MA “At-Taqwa 01 Putera” Bekasi

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masuk tahun 2008