7. website application

60
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012) ISBN 9786021983706 Website Application 7-1 Penggunaan Aplikasi berbasis Website dalam Pengembangan Sistem Informasi Penduduk Miskin Daerah contoh Kasus di Kabupaten Karo Muhammad Safri Lubis Dosen Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara E-mail: [email protected] Abstrak Pemerintah daerah selain memiliki tanggungjawab menjalankan otonomi daerah juga harus dapat melaksanakan praktik-praktik transparansi dalam seluruh aktifitas dan kegiatan yang dilaksanakannya sehari-hari. Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam aktifitas analisis, rekomendasi, pemantauan, pembuatan program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta pembuatan regulasi berkaitan dengan penduduk miskin daerah. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut, Pemerintah Kabupaten Karo mengembangkan aplikasi berbasis web untuk mengolah data-data yang berhubungan dengan penduduk miskin daerah serta memanfaatkannya untuk pengambilan keputusan-keputusan bagi program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan. Sistem tersebut di desain agar dapat diakses oleh seluruh tingkat manajemen yang ada mulai dari staf data entry, pejabat structural hingga pimpinan tertinggi sesuai dengan tingkat akses yang dimiliki dari masing-masing tingkatan. Database dan informasi tentang penduduk miskin daerah tersebut meliputi informasi detail tentang data keluarga miskin dan perbandingannya dengan data penduduk secara umum yang ada serta dihubungkan dengan variable serta indicator penentu kemiskinan sesuai dengan standarisasi dari BPS, matriks kondisi permasalahan kemiskinan dan upaya penanggulangannya, rekapitulasi permasalahan kemiskinan dan program penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan maupun per bidang atau per jenis program satuam kerja perangkat daerah (SKPD). Semua data tersebut secara sistematis direkam dengan cara aplikasi database berbasis web dengan menggunakan bahasa program PHP dan database MySQL. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dapat ditarik sistematis, tepat waktu, akurat, dan real time. Keywords: aplikasi berbasis website, pemerintah daerah, penduduk miskin. 1. Pendahuluan Dengan telah diberlakukannya UU No. 32 Thn 2004 tentang pemerintahan daerah, maka hak dan tanggung jawab pemerintah daerah makin tinggi baik itu dalam pengelolaan sumber daya alam, manusia dan potensi yang ada. Agar dapat melaksanakan hak dan tanggung jawab tersebut efisien dan efektif, maka organisasi pemerintah daerah harus dapat berlandaskan pada prinsip- prinsip good governance. Pemerintah daerah harus lebih berusaha sendiri dengan kaidah-kaidah yang ada. Untuk itu dilaksanakan pengembangan sebuah sistem manajemen informasi yang berhubungan dengan pelayanan informasi pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan penduduk miskin ini, dengan tujuan agar dapat memberikan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kinerja pelayanan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Diharapkan nantinya output dari data dan informasi tersebut dapat menjadi bahan analisa lebih lanjut terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Karo serta meningkatkan system kerja pemerintahan yang dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan prinsip- prinsip good governance dan e-government yang ada. Pembangunan sebuah aplikasi database berbasis website merupakan salah satu cara agar data dan informasi tersebut dapat terkumpul dengan baik dan maksimal serta menghasilkan berbagai output ataupun laporan yang dapat digunakan untuk seluruh tujuan yang telah dijelaskan diatas. 2. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Penduduk Miskin Daerah Pemerintah Kabupaten Karo merupakan bagian dari pengembangan Sistem Manajemen Informasi di Pemerintah Kabupaten Karo secara keseluruhan. Seperti yang telah diketahui, bahwa Pemerintah Kabupaten Karo sedang mengembangan Sistem Manajemen Informasi secara keseluruhan melalui program

Upload: dony-riyanto

Post on 05-Dec-2014

2.182 views

Category:

Technology


9 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-1

Penggunaan Aplikasi berbasis Website dalam Pengembangan Sistem Informasi Penduduk Miskin Daerah contoh Kasus

di Kabupaten Karo

Muhammad Safri Lubis

Dosen Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara E-mail: [email protected]

Abstrak Pemerintah daerah selain memiliki

tanggungjawab menjalankan otonomi daerah juga harus dapat melaksanakan praktik-praktik transparansi dalam seluruh aktifitas dan kegiatan yang dilaksanakannya sehari-hari. Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam aktifitas analisis, rekomendasi, pemantauan, pembuatan program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta pembuatan regulasi berkaitan dengan penduduk miskin daerah. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut, Pemerintah Kabupaten Karo mengembangkan aplikasi berbasis web untuk mengolah data-data yang berhubungan dengan penduduk miskin daerah serta memanfaatkannya untuk pengambilan keputusan-keputusan bagi program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan. Sistem tersebut di desain agar dapat diakses oleh seluruh tingkat manajemen yang ada mulai dari staf data entry, pejabat structural hingga pimpinan tertinggi sesuai dengan tingkat akses yang dimiliki dari masing-masing tingkatan. Database dan informasi tentang penduduk miskin daerah tersebut meliputi informasi detail tentang data keluarga miskin dan perbandingannya dengan data penduduk secara umum yang ada serta dihubungkan dengan variable serta indicator penentu kemiskinan sesuai dengan standarisasi dari BPS, matriks kondisi permasalahan kemiskinan dan upaya penanggulangannya, rekapitulasi permasalahan kemiskinan dan program penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan maupun per bidang atau per jenis program satuam kerja perangkat daerah (SKPD). Semua data tersebut secara sistematis direkam dengan cara aplikasi database berbasis web dengan menggunakan bahasa program PHP dan database MySQL. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dapat ditarik sistematis, tepat waktu, akurat, dan real time. Keywords: aplikasi berbasis website, pemerintah

daerah, penduduk miskin.

1. Pendahuluan Dengan telah diberlakukannya UU No. 32 Thn

2004 tentang pemerintahan daerah, maka hak dan tanggung jawab pemerintah daerah makin tinggi baik itu dalam pengelolaan sumber daya alam, manusia dan potensi yang ada. Agar dapat melaksanakan hak dan tanggung jawab tersebut efisien dan efektif, maka organisasi pemerintah daerah harus dapat berlandaskan pada prinsip-prinsip good governance. Pemerintah daerah harus lebih berusaha sendiri dengan kaidah-kaidah yang ada. Untuk itu dilaksanakan pengembangan sebuah sistem manajemen informasi yang berhubungan dengan pelayanan informasi pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan penduduk miskin ini, dengan tujuan agar dapat memberikan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kinerja pelayanan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Diharapkan nantinya output dari data dan informasi tersebut dapat menjadi bahan analisa lebih lanjut terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Karo serta meningkatkan system kerja pemerintahan yang dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance dan e-government yang ada. Pembangunan sebuah aplikasi database berbasis website merupakan salah satu cara agar data dan informasi tersebut dapat terkumpul dengan baik dan maksimal serta menghasilkan berbagai output ataupun laporan yang dapat digunakan untuk seluruh tujuan yang telah dijelaskan diatas.

2. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Penduduk

Miskin Daerah Pemerintah Kabupaten Karo merupakan bagian dari pengembangan Sistem Manajemen Informasi di Pemerintah Kabupaten Karo secara keseluruhan. Seperti yang telah diketahui, bahwa Pemerintah Kabupaten Karo sedang mengembangan Sistem Manajemen Informasi secara keseluruhan melalui program

Page 2: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-2

lainnya sehingga nantinya seluruh SKPD yang ada di Pemerintah Kabupaten Karo dapat terhubungkan dengan koneksi jaringan baik dengan menggunakan kabel, wi-fi dan internet ke server utama yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Dengan terkoneksinya seluruh SKPD yang ada, Pemerintah Kabupaten Karo dapat membangun berbagai Sistem Informasi berbasis aplikasi software maupun website yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja dari Pemerintah Kabupaten Karo sendiri atau untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas. Pengembangan Sistem Informasi Penduduk Miskin Daerah Pemerintah Kabupaten Karo ini merupakan salah satu dari aplikasi yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan pengembangan jaringan internal ada. Dengan dikembangkannya aplikasi ini secara jaringan, maka pengumpulan data dan infomasi serta tampilan output dapat berjalan lebih cepat dan efektif, sehingga pekerjaan pembuatan laporan pertanggungjawaban dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat terlaksana lebih cepat dan efisien. Direncanakan aplikasi ini nantinya akan dibangun berbasis web. Diharapkan dengan basis pembangunan yang menggunakan web, seluruh pengguna nantinya dapat menggunakan aplikasi ini lebih mudah dan efisien tanpa memikirkan platform dari operation system yang ada di masing-masing computer klien yang ada. Dalam penggunaannya, klien yang menggunakannya dapat mengaksesnya melalui sambungan jaringan yang telah dibangun. Adapun input yang ada dalam aplikasi tersebut, seperti yang dijelaskan di bawah ini: Modul profil kemiskinan yang ada, kepala

rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, alamat, nomor rumah tangga dbsnya.

Modul Kategori rumah tangga miskin. Modul mutasi/up date profil kemiskinan. Modul 14 (empat belas) dari variabel

kemiskinan dengan kriteria yang dimaksud, modul ini berisikan tentang informasi yang berhubungan dengan empat belas variabel kemiskinan.

Modul variabel dominan yang ada dari data kemiskinan dari masing-masing daerah, mulai dari tingkat rumah tangga, desa/kelurahan, kecamatan dan Kabupaten.

Modul database program-program penanggulangan kemiskinan, modul ini berisikan tentang informasi yang berhubungan dengan berbagai program-program nasional, regional dan local yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan.

Modul database program-program yang telah digunakan dan dilaksanakan.

Modul analisa tentang status rumah tangga miskin, modul ini berisikan tentang informasi yang berhubungan dengan analisa status kemiskinan dihubungkan dengan jumlah keluarga di setiap kelurahan atau desa, kecamatan hingga Kabupaten. Adapun analisa yang dilakukan mulai dari menetapkan permasalahan kemiskinan yang ada, menetapkan indikator kemiskinan berdasarkan jumlah dan presentase rumah tangga miskin, menetapkan tujuan penanggulangan kemiskinan yang ada, menetapkan program/kegiatan upaya penanggulangan dan menetapkan kategori upaya penanggulangan kemiskinan serta menetapkan instansi/badan/dinas terkait dengan upaya penanggulangan yang ada.

Modul database strategi penanggulangan kemiskinan dan pengkategoriannya dalam bidang-bidang tertentu, modul ini berisikan tentang informasi yang berhubungan dengan strategi penanggulangan kemiskinan dan pengkategoriannya dalam bidang-bidang tertentu.

Modul-modul output dan rekapitulasi. Secara umum adapun kriteria dan jenis dari

aplikasi database ini adalah sebagai berikut: Aplikasi dibangun berbasis web. Sesuai dengan blue print pengembangan

teknologi informasi di seluruh wilayah perkantoran yang ada di Pemerintah Kota Medan, maka aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan bahasa PHP dan menggunakan database MySQL

3. Desain dan Pembangunan Aplikasi Bagan alur merupakan gambaran awal dari

rancangan pembangunan sebuah aplikasi berbasis database. Dengan adanya bagan alur ini nantinya digunakan sebagai dasar dari pengembangan aplikasi dan database yang ada. Untuk melihat bagan alur dari aplikasi database ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat secara detail sistem kerja dari aplikasi database yang dibangun untuk mewujudkan seluruh maksud dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk input yang dibangun diusahakan dapat seefisien dan seefektif mungkin sehingga siapapun nantinya operator yang akan memanfaatkan aplikasi database ini dapat memanfaatkannya dengan baik. Sedangkan output yang dikeluarkan berbentuk dua jenis, pertama adalah bentuk output berbasis web yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan browser dan output berbasis excel yang dapat digunakan dan

Page 3: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-3

diolah lebih lanjut untuk keperluan analisa dan laporan yang dibutuhkan. Adapun diagram alur dari sistem adalah sebagai berikut:

Gambar.1. Diagram Alur dari Sistem Informasi

Penduduk Miskin Daerah Pemerintah Kabupaten Karo

Hasil dari bagan alur yang merupakan alur

kerja yang diharapkan dari aplikasi database ini dihasilkan sebuah sitemap dari aplikasi yang dibangun. Adapun site map dari aplikasi tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar.2. Site Map dari Sistem Informasi

Penduduk Miskin Daerah Pemerintah Kabupaten Karo

Pada gambar diatas terlihat bahwa ada dua

jenis content akses yang ada dalam aplikasi ini, yaitu content dengan jenis akses langsung dan content dengan jenis akses tidak langsung. Adapun yang dimaksud dengan content akses langsung yaitu dimana para pengguna tidak memerlukan login untuk masuk ke content-content tersebut. Sedangkan content dengan jenis akses tidak langsung yaitu dimana para pengguna harus

menggunakan login tertentu untuk dapat mengakses content-content tersebut. Adapun content dengan jenis akses langsung yaitu content ’Berita dan Informasi’, ’Latar Belakang’ dan ’File Download’. Adapun jenis dengan akses tidak langsung yaitu ’Database Rumah Tangga Miskin’, ’Laporan-Laporan’ dan ’Control Panel’. Pada content akses tidak langsung ’Databasae Rumah Tangga Miskin’, ada tiga sub content yang memiliki lanjutan halaman yaitu content ’Profil User’, ’Data Rumah Tangga Miskin’ dan ’Informasi yang Berhubungan dengan RTM’. Pada content akses tidak langsung ’Control Panel’, ada dua belas sub content yang memiliki lanjutan halaman yaitu pada ’Berita dan Informasi, ’Profile User/Member’, ’File Download’, ’Latar Belakang’, ’Data Kecamatan dan Kelurahan/Desa’, ’data SKPD’, ’Informasi Analisis Rumah Tangga Miskin’, ’Data Rumah Tangga Miskin’, ’Data Program Penanggulangan Kemiskinan’, ’Data Penduduk’, ’Variabel Kemiskinan’ dan ’Klasifikasi Anak Usia Sekolah’. Sedangkan pada content ’Laporan-Laporan ’ terdiri dari dua sub content yaitu ’Laporan’ dan ’Data Dalam Peta’. Pada sub content ’Laporan’ ada lima belas laporan dalam excel yang dapat dihasilkan yang terdiri dari ’Rekap Data Umum Keluarga Miskin’, ’Data Umum Keluarga Miskin’, Data Umum Keluarga Miskin per Variabel’, ’Data Umum Keluarga Miskin per Variabel Indikator’, ’Matriks Kondisi Permasalahan Kemiskinan dan Upaya Penanggulangannya’, ’Rekapitulasi Permasalah Kemiskinan’, ’Program Penanggulangan Kemiskinan Secara Keseluruhan’, ’Program Penanggulangan Kemiskinan per Bidang’, ’Program Penanggulangan Kemiskinan per Jenis Program’, ’Program Penanggulangan Kemiskinan per SKPD’, ’SKPD Pelaksana’, ’Variabel Interfensi’, ’Data Perbandingan Penduduk Miskin dan Tidak’, ’Data Rekap Anak Usia Sekolah’ dan ’Laporan ber Filter’. Sedangkan pada sub contentn ’Data Dalam peta’ terdiri dari informasi tentang kependudukan seperti total jumlah keluarga, jumlah kepala keluarga laki-laki atau perempuan, jumlah total anggota keluarga, jumlah total anggota keluarga laki-laki atau perempuan, jumlah total rumah tangga miskin, jumlah kepala keluarga miskin laki-laki atau perempuan, total anggota keluarga miskin, total anggota keluarga miskin laki-laki atau perempuan, program pengentasan kemiskinan yang sedang dilaksanakan dan program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan atau desa.

Adapun cara kerja aplikasi tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Page 4: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-4

Gambar 3. Cara Kerja Aplikasi

Aplikasi di bangun dalam bentuk form-form

tabel isian sesuai dengan point-point yang diminta. Aplikasi nantinya akan memberikan output sesuai dengan tampilan yang diminta. Direncanakan data dan informasi tersebut akan dapat di up date setiap tahunnya sesuai dengan bidang-bidang yang ada. Diharapkan dengan adanya aktifitas up date setiap tahun ini, data-data dan informasi yang ada dapat dibandingkan untuk mendapatkan analisa lebih lanjut.

4. Penggunaan dan Pemanfaatan Aplikasi

Sumber informasi data yang ada pada sistem ini akan berasal dari seluruh SKPD yang ada, direncanakan sistem ini nantinya dapat menghubungkan ke seluruh SKPD terkait yang ada. Setiap SKPD nantinya akan menjadi pengguna sistem ini. Untuk itu diperlukan hirarki pengguna informasi yang akan dibagi minimal menjadi 4 bagian. Pemilihan tingkat pengamanan yang bertingkat ini untuk mengantisipasi publikasi dari data dan informasi yang ada dalam sistem. Adapun empat bagian dari tingkat pengamanan tersebut yaitu: Hak akses Level Administrator. Pengguna

aplikasi dengan level Administrator dapat mengakses menu-menu pada halaman control panel. Adapun menu-menu yang dapat diakses adalah menu Berita dan Informasi, Profil User/Member, File Download, Latar Belakang, Data Kecamatan dan Kelurahan/Desa, Data SKPD, Informasi Analisis Rumah Tangga Miskin, Data Rumah Tangga Miskin, Data Program Penanggulangan kemiskinan, Data Penduduk, Variable Kemiskinan, dan Klasifikasi Anak Usia Sekolah.

Hak Akses Level Operator. Pengguna aplikasi dengan level Operator dapat mengakses menu-menu pada halaman Data Rumah Tangga Miskin. Adapun menu-menu yang dapat diakses adalah menu Profile User, data Rumah Tangga Miskin, dan Informasi Rumah Tangga Miskin.

Hak Akses Level Eksekutive. Pengguna aplikasi dengan level Eksekutive dapat mengakses menu-menu pada halaman Control Panel Eksekutive. Adapun menu-menu yang dapat diakses adalah menu Berita dan Informasi, Profil, File Download, Latar Belakang, Data Kecamatan dan Kelurahan/Desa, Data SKPD, Informasi Analisis Rumah Tangga Miskin, Data Rumah Tangga Miskin, Data Program Penanggulangan kemiskinan, Data Penduduk.

Hak Akses Level Administrasi Laporan. Pengguna aplikasi dengan level Eksekutive dapat mengakses menu-menu pada halaman Laporan-Laporan. Adapun menu-menu yang dapat diakses adalah menu Laporan dan Data Dalam Peta. Secara umum adapun desain akhir dan

penjelasan dari tampilan aplikasi dapat dilihat di bawah ini. Secara garis besar terdiri dari splash, tampilan pada beranda utama, tampilan pada halaman user dan tampilan pada halaman control panel. Splash. Splash merupakan tampilan awal

ketika aplikasi database ini diakses pada sebuah browser yang berisikan informasi dari nama dan pemilik aplikasi database ini.

Gambar 4. Tampilan Splash dari Aplikasi Database Beranda Utama. Beranda utama adalah

halaman awal setelah tampilan splash berganti. Isinya menggambarkan seluruh content-content yang ada dalam aplikasi database ini, baik yang bersifat content langsung ataupun content tidak langsung yang hanya dapat diakses jika menggunakan login dan password. Adapun content langsung yang dapat diakses yaitu content ‘berita dan informasi’, ‘latar belakang’ dan ‘file download’. Sedangkan content yang dapat diakses dengan menggunakan login dan password adalah content ‘database rumah tangga miskin’, ‘laporan-laporan’ dan ‘control panel’.

Page 5: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-5

Gambar 5. Tampilan Halaman Beranda Utama dari

Aplikasi Database

Fungsi dari content ‘berita dan informasi’, ‘latar belakang’ dan ‘file download’ adalah merupakan content-content pendukung dari aplikasi ini. Sedangkan isi dari content yang harus menggunakan username dan password merupakan content-content utama dari aplikasi ini.

Halaman menu utama dari masing-masing login ketika masuk ke content ‘Database Rumah Tangga Miskin’. Masing-masing login akan memiliki isi content yang berbeda ketika masing-masing menggunakan loginnya. Khusus untuk login operator akan dapat mengakses seluruh sub content dari content ‘Database Rumah Tangga Miskin’ yang ada seperti tampak pada tampilan di bawah ini. Secara umum ada tiga sub content dari content ‘database Rumah Tangga Miskin’, yaitu sub content ‘profil user’, ‘Data Rumah Tangga Miskin’ dan Informasi Rumah Tangga Miskin’. Masing-masing content ini akan menuju inputan dari sub content database yang ada.

Gambar 6. Tampilan Halaman Menu Utama dari

content ‘Database Rumah Tangga Miskin’ dengan menggunakan login operator

Di bawah ini adalah salah satu contoh tampilan input dari sub content ‘Data Rumah Tangga Miskin’ yang ada pada content ‘database Rumah Tangga Miskin’.

Gambar 7. Tampilan Halaman Menu Utama dari

sub content ‘Data Rumah Tangga Miskin’ yang ada pada content ‘Database Rumah Tangga Miskin’

Halaman menu utama dari masing-masing

login ketika masuk ke content ‘Control Panel’. Masing-masing login akan memiliki isi content yang berbeda ketika masing-masing menggunakan loginnya. Khusus untuk login administrator akan dapat mengakses seluruh sub content dari content ‘Control Panel’ yang ada seperti tampak pada tampilan di bawah ini. Secara umum ada dua belas sub content dari content ‘Control Panel’ seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Tampilan Halaman Menu Utama dari

content ‘Control Panel’ dengan menggunakan login administrator

Di bawah ini adalah salah satu contoh tampilan input dari sub content ‘Data Penduduk’ yang ada pada content ‘Control Panel’.

Page 6: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-6

Gambar 9. Tampilan Halaman Menu Utama dari

sub content ‘Data Penduduk’ yang ada pada content ‘Control Panel’

Halaman menu utama dari masing-masing

login ketika masuk ke content ‘Laporan-Laporan’. Masing-masing login akan memiliki isi content yang berbeda ketika masing-masing menggunakan loginnya. Khusus untuk login administrator laporan akan dapat mengakses seluruh sub content dari content ‘Laporan-Laporan’ yang ada seperti tampak pada tampilan di bawah ini. Secara umum ada dua sub content dari content ‘Laporan-Laporan’ seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 10. Tampilan Halaman Menu Utama dari content ‘Laporan-Laporan’ dengan menggunakan

login administrator laporan

Di bawah ini adalah salah satu contoh tampilan output dari sub content ‘Laporan’ yang ada pada content ‘Laporan-Laporan’.

Gambar 11. Tampilan Halaman Menu Utama dari

sub content ‘Laporan’ yang ada pada content ‘Laporan-Laporan’

5. Laporan dan Output

Secara umum output yang ada terbagi menjadi dua bagian besar yaitu output dalam bentuk table-tabel dan excel serta output dalam bentuk peta. Adapun tampilan dari masing-masing output yang ada dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 12. Tampilan isi dari output berbentuk

tabel

Tampilan diatas merupakan output yang dapat diakses dari sub content ‘Laporan’ dari content ‘Laporan-Laporan’ yang ada. Dari table di atas dapat dikonersikan ke file excel dengan mengklik tombol print yang ada. Adapun tampilan salah satu contoh output dalam bentuk file excel yang ada dapat dilihat di bawah ini.

Page 7: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-7

Gambar 13. Tampilan isi dari output berbentuk

table yang dapat dikonversikan ke file excel

Di bawah ini adalah salah satu tampilan dari output yang berbentuk peta. Informasi yang ada dapat diakses mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga kecamatan dengan informasi yang detail di tingkat desa/kelurahan dan informasi bersifat kumulatif dari seluruh informasi yang ada di tingkat desa/kelurahan untuk tingkat kecamatan.

Gambar 14. Tampilan isi dari output peta

Adapun beberapa kelebihan dari output yang

dihasilkan oleh aplikasi database ini adalah: Aplikasi ini menghasilkan data output untuk

seluruh informasi yang ada sebanyak 15 laporan dengan berbagai filter yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Aplikasi ini dapat menghasilkan data dan informasi yang sangat terperinci dengan adanya penggunaan filter di masing-masing link output yang ada. Sehingga diharapkan dengan adanya filter tersebut data dan informasi yang

dikeluarkan dapat bersifat umum hingga khusus sesuai dengan keinginan si pengguna.

Aplikasi ini dapat menghasilkan data dan informasi setiap tahunnya, jika data dan informasi yang di entry dapat dilakukan setiap tahunnya, aplikasi ini dapat memberikan informasi data setiap tahunnya sehingga direncanakan untuk tahun berikutnya aplikasi database ini dapat langsung memberikan perbandingan perkembangan dari tahun ke tahun khususnya untuk penilaian dari masing-masing parameter yang ada untuk uji serta pengawasan yang dilakukan.

Selain menghasilkan data yang dapat ditampilkan langsung pada aplikasi, aplikasi database ini juga dapat menghasilkan output dan laporan yang bersifat excel. Dengan mengklik tombol print, data yang ditampilkan baik yang sudah difilter atau default dapat dipindahkan ke excel agar dapat diolah lebih lanjut.

Selain informasi berbentuk excel, aplikasi ini dapat menghasilkan informasi berbentuk peta mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga kecamatan sehingga diharapkan informasi yang ditampilkan dapat lebih atraktif dan simple.

6. Kesimpulan dan Saran

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah: Program pengembangan Sistem Informasi

Penduduk Miskin ini merupakan bagian dari pengembangan e-government secara keseluruhan khususnya di Pemerintah Kabupaten Karo.

Program pengembangan sistem informasi ini penerapannya dalam aktifitas sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kinerja pemerintah khususnya pemerintah daerah di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota dalam mengorganisasikan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pengentasan kemiskinan.

Pemilihan aplikasi berbasis website dengan menggunakan bahasa program PHP dan database MySQL merupakan usaha untuk mendukung penerapan blue print pengembangan e-government di pemerintahan Republik Indonesia selain merupakan pilihan terbaik untuk dapat mendukung pengembangan Wireless dan Local Area Networking sebagai basis utama dalam lalulintas data dan informasi secara digital. Dengan penggunaan bahas program PHP diharapkan juga nantinya aplikasi ini dapat dimanfaatkan disegala

Page 8: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-8

platform yang ada dan jika dibutuhkan dapat langsung digunakan melalui browser yang komputer/laptopnya terakses ke jaringan yang ada. Selain itu dengan menggunakan database MySQL diharapkan nantinya data tersebut dapat digunakan atau diolah dengan berbagai aplikasi output apapun jika dibutuhkan dan memudahkan aktifitas pengintegrasian antara aplikasi database ini dengan aplikasi lainnya yang sejenis jika dibutuhkan. Dalam pelaksanaannya ada beberapa saran

dan rekomendasi yang harus dipertimbangkan oleh setiap pemerintah daerah yang akan menerapkan aplikasi ini dalam aktifitas pemerintahannya yaitu: Diharapkan Satuan Kerja Pemerintah Daerah

(SKPD) yang terlibat langsung dalam aktifitas penggunaan aplikasi ini sesuai dengan tingkatannya telah mempersiapkan infrastruktur pendukung seperti minimal satu buah personal komputer atau laptop dan menyediakan tenaga operator dan pengolah data yang dapat berkonsentrasi dan mengerti betul cara kerja dari aplikasi ini serta memiliki dasar pengetahuan di bidang teknologi informasi khususnya di bidang jaringan dan data entry.

Jika dibutuhkan pengelolaan lebih lanjut diharapkan aplikasi ini dapat menjadi dasar pengembangan yang ada. Dengan penggunaan pengembangan aplikasi berbasis website ini memberikan ruang gerak yang cukup besar untuk pengembangan lebih lanjut tanpa mengganggu content-content yang telah ada sehingga nantinya tidak ada pembangunan aplikasi-aplikasi sejenis.

Daftar Pustaka [1]. Didin Nugraha (2003) Mengenal Sistem

Teknologi Informasi [online], available from: http://www.ilmukomputer.com [accesed April 2005].

[2]. Edi Purwono, 2006, Kebijakan dan Prosedur Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Penerbit Andi.

[3]. Karin Afriani, dkk, 2009, Dampak E-government Pada Good Governance: Temuan Empiris dari Kota Jambi [online]. Avalaible from: http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1212/1014 [Accessed September 2010].

[4]. Mas Wigrantoro Roes, 2005, Electronic Government dan Pencegahan Korupsi, Surat Kabar Harian Kompas, 16 Mei 2005, halaman 39, Jakarta.

[5]. Muhammad Safri Lubis, 2006, E-government, Sebuah Prespektif, Surat Kabar Harian Analisa, Mei 2006, Medan.

[6]. Muhammad Safri Lubis, 2006, Sudah Siapkah Kita Mengembangkan E-government, Surat Kabar Harian Analisa, 5-6 Oktober 2006, Medan.

[7]. Onno W. Purbo, 2000, Visi Bangsa Menghadapi Abad 21 [online]. Available from: http://www.ilmukomputer.com [Accesed April 2005].

[8]. Richardus Eko Indrajit, 2002, Electronic Government, Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Yogyakarta: Penerbit Andi.

[9]. Taufik Hasan (20056) Masyarakat Informasi dan kemandirian Bangsa, Majalah e-Indonesia, edisi 07, November-Desember 2005, Jakarta

Page 9: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-9

Using an Online Auction System in Open Source

Rachmat Aulia

Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan

Abstract Trade is a tool which can increase the

economic growing. In current many organizations or companies make business related to sell-buy by online. Normally, online auction is a field which can increase the economic between auctioneers and bidders. The online auction presented in this study is to bring together between sellers and buyers around campus. In addition, this study provided a common prototype of online auction. The concept of online auction is to search the highest bid from each auction already published. This study applied English auction as a type of auction because the auction price more and more become increase. On other hand, the whole process exists in the prototype of online auction this study is translated to visualization by drawing each processes detail into diagram. Keywords : Auction, auctioneers, bidders, English

auction, online auction, trade, bid. 1. Introduction

At the currently era, trade and sale in any kind of aspects growing up where it becomes a strong economics symbol in the world. A lot of countries even enterprises around the world choose economic aspect as a way to increase revenue and prosperity for society or staffs and employers who work in various companies. However, in digital era such nowadays IT role is necessary as a facility to make any aspect go forward and it is very useful especially to develop and improve economic aspect in the future because of information and technology can be a tool for giving a service in doing of link corporation between organizations and companies around the world in term of establishes a good connection and distributes their products to global market.

One of services which support sales of any categories of products or goods through the internet is online auction such as e-bay refers to Weber (2005). In addition, many companies use online auction systems to advertise any kind of auctions to the public so that these companies can sell as fast as many product possible. Online auction is an offer

aimed to auctions in which the concept is to search a winner from the winning price has been determined previously according to pre-defined auction rule (Peng et al., 2003). The online auction system has several properties where it is called as auction scheme (Peng et al., 2003). Actually, these properties exactly required in auction scheme are divided into two: basic and optional. Basic properties include correctness, confidentiality and fairness. Optional properties includes anonymity, privacy, public verifiability, robustness, price flexibility and rule flexibility. Both of these properties are created to make satisfied the requirements of applications and services which supports in undertake online auction that specifically is aimed to make efficiently in term of computation and communication that found in online auction system for the future.

E-bay (EBay. Accessed on 14 January 2008. <http://www.ebay.com>) is a webs application which gives online auction and shopping services in which people and businesses can buy and sell various goods worldwide. Otherwise, auction is a process of buying and selling goods by offering them up for bidding, taking bids, and then selling the items to the winning bidder. From the buyer’s perspectives they want a web-based online system which contains sale of goods, fast access, ease to use user interfaces, constantly changing information, good delivery service, and online payment so that they can shop from their houses.

Online payment is very important in supporting e-auction. When a company or organization tries to establish online auction system it must have connections to the financial institutions such banks. Another issue to consider is how to design and create the online auction system where it is safe. Crime may occur on the e-auction system caused by the lack of the security applied on e-auction.

Therefore, the powerful safety must be included to e-bay in order to prevent something occur causes disadvantage more and unsatisfied among sellers and buyers even for businesses have its online auction service.

Page 10: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-10

2. Problem sells an auction to public When we are studying far from a city, we

cannot find a facility to inform goods auction which real needed by students. But, nowadays there is no service that informing goods auction which is like e-bay where has destination for bargaining some of necessities of student such as selling laptops, vehicles and anything needed by students like household, mobile phone handset, books and so on. In other hand, when the new students come to a place like UUM (University Utara Malaysia) for first time, they had interest for finding a shop which sells goods such car or motorcycle with low cost (second) but still in reasonable condition. Another point which can make strong this problem is when students use the bus facility here. Let’s say that UUM has a transportation problem. For example, a bus service which can pick up its students to their destination around UUM. But, a lit bit of problem can occur such going to bus stop and waiting a bus there that spend a lot of time. In certain time occasionally such as Friday and Saturday there is no available bus when a student is going inside or outside UUM.

Especially for them whom stay outside UUM which is like KACHI College. In addition, another problem comes from sellers and buyers who both of them are exactly student where sellers still do not know whether is there anyone who wants to buy their goods and also happen to buyers when they try to get goods which they think is urgent for them. Rest, these problems can be as current issue in term of bring together among buyers and sellers.

3. The main things in auction The thing that wants to discuss is a

requirement model for an online auction system. Actually the online auction is a service for public sale in which the price which offered is determined by bidding where the thing is sold to the highest bidder. So that anyone can participate in an auction that has a purpose to bid to obtain an item. Rest, if there is a person who offers the highest bid, it could be as a right winner to purchase the item at that price. In addition, auction is a really unique idea because of the concept is like selling or buying from direct person to person or everything is done by person to person. Auction types is divided by three essentially which are; English auction (increasing price); sealed-bid auction (the item and price are determined by auctioneer); and Dutch auction (decreasing price).This system will be presented based on a web. On the other hand, this research also will discuss about a prototype of the

web-based auction system for students and staff in UUM.

4. More theories and review about online auction

An online auction has some features which are

devoted to bidders. One of features that have been identified is a first bidder discount. Weber (2005) explains about how the online auction system gives a discount on the price where a bidder formerly placed a bid for the first time. Actually, this feature is called a discount mechanism and it has two conditions the first condition in holding a bidder receives the discount such as the bidder has to submit the first valid bid and the highest bid in the auction. Moreover, Weber has suggested two types of reservation in the online auction system: maximum and minimum. For the maximum reservation, that means the price should be at least as high the current price in which if there is no bidder then the price is replaced with the reservation price. The minimum reservation refer to two or more bidders then the second highest must be submitted first because it gives an increment than the highest in term of reservation price.

An online payment is a payment facility when buyers want to buy the bids in electronic markets is introduced (Li & Zhang, 2004). This article has a purpose to analyze product attributes, traders’ characteristics and payment attributes in influencing the payment choices in the online auction system. This study is also focusing on the reasonable method to use in online payment, in which previously many online traders could not determine the best payment method in online auction markets. In addition, the prohibit model provides assistance in analyzing the effects of product attributes and traders’ characteristic on payment choice to be investigated.

In developing the online auction the need to understand user behavior is very important. Mizuta & Steiglitz (2000) have explained a simulation of typical online auction which five focused on the duration is fixed, determining the winner’s payment and posting the second-highest price continuously according to goods sold in the online auction with giving attention for user behavior in auctions. Actually, this study is aimed to observe among bidders and snipers, where bidders buy goods during the auction period and snipers wait to bid until the last moments. In other hand, this study is presented so that participants in online auction can revise what is being offered because of the

Page 11: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-11

participants sometimes appear irrational related to auction and price.

E-commerce is a service which provides sale and buying of goods through internet by applying a dynamic pricing strategy and it could be as an important part of online auction references. Chan et al (2001) explained about how to present and design the implementation of multi-access and multi-functional on online auction system. Actually, in this study, Chen et al concern on the implementation of online auction that can be accessed through Web and WAP-enabled devices. This study describes the auction types are English auction; Dutch auction; Yankee auction; sealed bid auction and double auction. The figure 4.1 displays the auction types:

Figure 4.1: Different Auction Types

(Adapted from Chan et al, 2001) In addition, this paper focused on English auction type because mostly of commercial auction services use English auction method when the system ready to be launched.

At the current time, there are many internet auctions using English auction. One of reasons why English auctions is used is because of it can produce a good result in getting a successful bidder. Funasaka et al., (2002) introduced this mechanism to be applied in online auction system over internet. The flow of English auction mechanism is presented as Figure 4.2. Actually, the flow of this auction system begins from auction server which provides a car auction as an example. When several bidders access the server, they will see which auctions are offered there. At same time, let’s say that based on this case, there are four bidders looking at this auction. But, only two bidders submitted the prices to get the auction. Others they are just looking it. Hence, the auction server will determine automatically which bid is going to be a winner when the time for auction advertising is expired. Finally, the selection server sends the bid with new maximum value information to the auction server. Based on this case, the others will receive emails by the selection server to notify them the result of failure to get that auction.

Figure 4.2: The Flow of English Auction Type

(Adapted from Funasaka et al., 2002)

According to Halstead & Becherer (2003), online auction is a service which does marketing over internet to bargain goods or items that gives benefit to sellers and buyers. This study has explained some benefits that already found in online auction specifically for sellers and buyers. The benefit for sellers in online auction consists of selling merchandise quickly, easily and use low cost. In other hand, there are some reasons why sellers pleasant use online auction service to sell their auctions. The reasons are to test price in order to see what the market will bear (Collett, 2000); to acquire new customers (Matchlis, 1998) and keep new customer derive costs low (Warner, 2000); to sell quality including the design of good that sometime give discount for particular goods (Warner, 2000); to involve customers in an interactive sense (Oberndrof, 1999) and to connect with buyers in real time (Reda, 2000). Buyers are users who often access online auction sites. Here, the benefit for buyers consists of buyers can access online auction sites 24 hours that available during seven days a week, can control over price and service / product customization and can purchase by paying lower prices than purchase in any shopping stores.

5. Methodology In designing a system, a methodology has a

role important in analyzing and investigating the way of work of the system when it wants to be established and researched. Some of the methodologies which aimed for designing the system have different processes and phases according to the work flow. Actually, the methodology applied for this e-auction system uses SDLC (System Development Life Cycle) (Searchsoftwarequality, (2008), Webpodia, (2008)).

SDLC is a process used for developing information systems that aimed for activities related to project management by presenting the explanation of phases that include in information system development project. In other hand, this

Page 12: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-12

SDLC is also meant as a conceptual model used for reflecting the processes with explains the steps which found in project management.

Actually, SDLC methodology has several models such as waterfall, Rapid Application Development (RAD), Joint Application Development (JAD), fountain and spiral in giving explanations for each of process activities in the system (Mariosalexandrou, (2008)). The rest, this study will use four phases which comprise system planning and selection, system analysis, system design and system implementation and operation according to (George et al., 2004) in selecting the model which used for this research. The figure related to model used for the SDLC methodology will be displayed in the following:

Figure 5.1 A System Development Life

Cycle refers to (George et al., 2004) 6. Architecture

In developing a system, architecture has an important role to describe the specifications which are required in the system. The architecture can provide clearly information related what components of online auction use and how the process of online auction runs actually. The architecture of this online auction is presented by reflecting main processes detected in online auction so that the notification relevant to this system acceptable well and accurate. Actually the architecture use in this project research will be displayed as follow:

Figure 6.1: Architecture use in online auction

This online auction system uses operating system Linux as the server. All packets are needed for this online auction system already available in Linux such as:

1. Apache web server (version 2.2.4-4 mandriva 2007), include with PHP as language programming and SSL (socket secure layer).

2. Mysql database server (version 5.0.37 mandriva Linux).

3. MTA (mail transfer agent) send mail with version 8.14.0-1 mandriva 2007.

7. Framework

The framework which already designed for this online auction will be presented as follow:

Figure 7.1: Framework designed for this online

auction (Adapted from eSourcingWiki, Maximizing

Potential Benefits in Reverse Auction)

8. Use case diagram This is a modeling diagram which beneficial

applied to analyze the function requirements of a system. This diagram consists of a set of possible sequences of interactions between system and a user in a particular environment and related to a particular goal. In this online auction the use case which had been designed comprise six activities such as user registration, selling an item, gives a bid, manages account, view bids and determines time expired. The complete use case of this online auction will be displayed as below:

Figure 8.1: Use case diagram for

online auction system

Page 13: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-13

9. Implementation of prototype The information is available in this part is to

inform how online auction system works properly. Not at all, the information also will be conveyed by presenting screen shoots in order users will be easier to understandable how this online auction system works as well as easy to evaluate whether this system is designed according to main objective which already mentioned above.

For the first operation, auctioneers need to register in order they have gain access to upload an auction. This step looks like as follow:

Figure 9.1: Main Page (Index)

Figure 9.2: Form of Registration

Figure 9.3: Form of Registration Confirmation

Figure 9.4: Successful Registration

The second operation, auctioneers must login by using username and password which they enter first. When it true, an access granted is derived by them to upload the auction including determine category, subcategory, item name, base price, bid increment, days in auction and manage it. The steps looks like as follow:

Figure 9.5: Form of Sell an Item

Figure 9.6: Form of Payment

Figure 9.7: Form of List of Auctions

The third operation is how bidders allow bidding an auction item. In this step, bidders must have login first before input a bid price. Bidding process will start when bidders click an all item menu displayed on the screen. Next, bidders may look all of auctions and they can select which one of auctions they want to give a bid. Bidding of the auction will be up more and more until the system detects the highest bidder who becomes a winner (owner of auction). Detail information will be displayed for this section as follow:

Figure 9.8: Form of List of Auctions

Page 14: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-14

Figure 9.9: Form of Auction Selected

Figure 9.10: Form of Bidder Login

Figure 9.11: Form of Auction Bidding

The last operation for the online auction system is how auctioneers and bidders manage their account. In this section they can view information related to sales fee recorded, change their account password and edit their profile. In addition, system may different who will login, whether auctioneers or bidders. If logged in is auctioneer, the system will display sales fee recorded when they have selected it. Otherwise, it may not information when bidders have selected it.

Figure 9.12: Form of Account Management

Figure 9.13: Form of Sales Fee Recorded

Figure 9.14: Form of Changing Password

Figure 9.15: Form of Edit Profile

11. Conclusions

Online auctions offer lots of benefits to sellers and the bidders. There are no geographical constraints in online auctions. Sellers and bidders who have Internet access can participate from any part of the world. This reduces the cost of attending an auction and increases the number of bids for each item. As items do not need to be distributed to a central location, it reduces costs and the seller's minimum acceptable price.

In online auctions, items are listed for a number of days, and bids can be placed at any time. This gives purchasers time to search, decide, and then bid for the item. Because of the ease of access, relatively low prices, and broad scope of products and services available, large numbers of bidders participate in the bidding process thus making the auction a success. Because of the large number of bidders, reduced selling costs, and ease of access, the number of sellers also increases with the passage of time. Hence, the process repeat in circle, and as the circle grows, the system becomes larger and more valuable for all auctioneers and bidders.

Page 15: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-15

References Amitava, Noorani, H., & Infosys. (14 November

2007). Maximizing Potential Benefits in Reverse Auction. Retrieved November 24, 2011, from http://www.esourcingwiki.com/ index.php/Maximizing_Potential_Benefits_in_Reverse_Auction

Byfield, B. (2005). Review: Mandriva Linux 2006. Retrieved November 13, 2011, from http://www.linux.com/articles/49327

Chan, H. C. B., HO, I. S. K., & Lee, R. S. T. (2001). Design and implementation of a mobile agent-based auction system. The Pacific Rim Conference on Communications, Computers and signal Processing, Victoria, BC. IEEE. 740-743.

Dong, Y., Li, M., & Wang, Q. (2002). A UML extension of distributed system. The Proceedings of the First International Conference on Machine Learning and Cybernetics, Beijing. IEEE. 476-480.

EBay. (1995). Retrieved November 12, 2011, from http://www.ebay.com/

Funasaka, J., Ishida, K., Amano, K., & Jutori, Y. (2000). An Internet auction method using decentralized selection servers. The Proceedings of the 22 nd International Conference on Distributed Computing Systems Workshops. IEEE. 75-80.

Halstead, D., & Becherer, R. C. (2003). Internet auction sellers: does size really matter? Internet Research: Electronic Networking Application and Policy, 13(3), 183-194.

Kumar, M., & Feldman, S. I. (1998). Internet Auctions. The Proceedings of the 3rd conference on USENIX Workshop on Electronic Commerce Boston, Massachusetts. USENIX Association. 5-5.

Lu, M., Zhao, X., Li, M. (1999), Object-Oriented Requirements Modeling Based on UML, Beijing, IEEE, 133-140.

Li, H., & Zhang, H. (2004). How People Select Their Payment Methods in Online Auctions? An Exploration of eBay Transactions. The Proceedings of the 37th Hawaii International Conference on System Sciences. IEEE Computer Society. 70180.3.

Mizuta, H., & Steiglitz, K. (2000). Agent-Based Simulation of Dynamic Online Auctions. Simulation Conference Proceedings, IEEE. 1772-1777.

Mariosalexandrou. (2002). System Development Life Cycle (SDLC). Retrieved 13 November, 2011, from http://www.mariosalexandrou.

com/methodologies/systems-development-life-cycle.asp

Peng, K., Boyd, C., Dawson, E., & Viswanathan, K. (2003). Five Sealed-bid Auction Models. The Proceedings of the Australasian Information Security Workshop Conference on ACSW frontiers, Adelaide, Australia. Australian Computer Society. 77-86.

SearchSoftwareQuality.com. (15 February 2007). systems development life cycle. Retrieved November 13, 2011, from http://searchsoftwarequality.techtarget.com/sDefinition/0,,sid92_gci755068,00.html

Suyono, H., Nor, K. M., Yusof, S., & Rashid, A. H. A. (2006). Use-case and Sequence Diagram Models for Developing Transient Stability Software. Paper presented at the First International Power and Energy Coference, Putra Jaya, Malaysia. IEEE. 109-113.

Tygar, D. (1998). Auction Types. Retrieved November 13, 2011, from http://www.liu.edu /cwis/cwp/library/workshop/citapa.htm

Weber, I. (2005). Online Auctions: Insights into the First Bidder Discount. The Proceedings of 2005 Symposium on Applications and the Internet Workshops. IEEE. 404-407.

Page 16: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-16

Page 17: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-17

Analisa Perbandingan Aplikasi E-Commerce Open Source Prestashop dan Open Cart

Safitri Juanita

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260, Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak Menurut Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kominfo), "Sudah ada sekitar 45 juta pengguna internet di Indonesia. Angka itu didapat dari pengakses internet di komputer dan ponsel," (DetikInet, 2010), dan berdasarkan data dari penelitian 2011 analisa strategi transaksi bisnis penjualan online sekitar 26,5% konsumen senang belanja online dan tempat yang paling disukai oleh 45,1% konsumen saat berbelanja adalah website dan 21,4% penjual online memasarkan produknya lewat website. Berdasarkan data tersebut disimpulkan para penjual menggunakan aplikasi open source E-Commerce Prestashop dan Opencart sebagai aplikasi untuk membuat website sebagai sarana berjualan online. Dua aplikasi open source ini adalah aplikasi E-Commerce yang paling sering digunakan oleh para pemilik toko online sebagai aplikasi E-Commerce. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik spesifikasi masing-masing aplikasi (dalam hal ini adalah aplikasi prestashop dan opencart) melalui fitur dan kemampuannya (Secara umum), dan kemudahan pengoperasiannya (user friendly) sehingga menjadi bahan referensi bagi para pengguna aplikasi E-Commerce. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan observasi kepada pemilik usaha online yang menggunakan aplikasi open cart atau prestashop. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa 46% responden menggunakan CMS E-Commerce untuk membangun Toko online mereka dan 61% responden lebih menyukai CMS Prestashop di bandingkan CMS Opencart (20%), CMS prestashop lebih disukai di berbagai tahapan mulai dari tahap installasi, konfigurasi sampai tampilan muka. Keunggulan itu antara lain : kemudahan install dipilih oleh 67% responden, kemudahan konfigurasi halaman admin di pilih oleh 71% responden, untuk kemudahan konfigurasi ini di bagi lagi menjadi beberapa tahap : kemudahan tambah produk dipilih oleh 63% responden, kemudahan ganti logo, template dan konfigurasi template di

pilih oleh 77% responden, kemudahan tambah, dan konfigurasi module di pilih oleh 60% responden, kemudahan pencarian free template di pilih oleh 69% responden dan kemudahan pencarian module di pilih oleh 62% responden. Untuk tahap terakhir yaitu tampilan muka, prestashop juga disukai karena di pilih oleh 70% responden karena tampilannya yang memudahkan konsumen. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan kesamaan yang dimiliki oleh Prestashop dan Opencart berdasarkan arsitektur halaman depan yaitu terdapat menu kategori produk, merk produk, kontak admin toko, menu pencarian, menu informasi, menu barang terbaru, menu barang yang paling laku, menu selamat datang. Sedangkan perbedaan tampilan Prestashop dan Opencart adalah pada opencart tidak terdapat menu pilih bahasa, pilih mata uang, menu diskon, menu produk yang paling sering dikunjungi dan menu tags untuk SEO.

1. Pendahuluan Pemanfaatan internet pada masa era

globalisasi ini telah semakin meningkat penggunaannya oleh berbagai kalangan, baik individu maupun kelompok termasuk kalangan organisasi khususnya para pengusaha. Berdasarkan polling yang dilakukan oleh Tokobagus.com tahun 2010 [1], Pengguna internet asal Indonesia ternyata lebih suka membeli sesuatu secara online ketimbang menjual barang melalui internet. Dari total responden yang berjumlah 7522 orang, sebanyak 64% di antaranya (4804 responden) mengaku pernah membeli sesuatu secara online. Sebaliknya, 60% dari responden (4545 orang) ternyata mengaku tidak pernah menjual sesuatu secara online.

Poling Tokobagus ini barangkali bisa menjadi indikasi awal bahwa seperti halnya masyarakat Indonesia pada umumnya, pengguna internet Indonesia juga cenderung lebih konsumtif. Teknologi Internet, sebagai bagian dari kemajuan teknologi, secara dramatis telah membentuk ulang

Page 18: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-18

pasar dan bisnis. Konsumen di seluruh dunia ter-exposed akan cara hidup dan konsumsi baru dan menginginkan banyak dari hal-hal yang mereka lihat. Pola kehidupan berangsur-angsur mengalami perubahan sejak tercipta teknologi internet.

Kegiatan bisnis pun mulai mengadopsi internet sehingga mendukung terciptanya sistem e-business, ecommerce, e-marketing, e-education dan sebagainya. (Budi Sutedjo,2001) [2]. Ada beberapa manfaat internet yang utama diantaranya : 1. Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi

serta integrasi data dan informasi, 2. Efisiensi biaya komunikasi serta waktu

distribusi data dan informasi, 3. Skalabilitas jangkauan jaringan yang mencapai

antar pulau bahkan antar benua. Melihat perkembangan teknologi internet dan

masyarakat Indonesia yang konsumtif, pengusaha menggunakan E-Business, sebagai salah satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing melalui berbagai manfaat yang diberikannya, diantaranya perolehan efisiensi biaya operasi, kecepatan menjangkau pasar, maupun jangkauan geografis usaha yang lebih luas [3] dan menggunakan bagi perorangan, atau kelompok menggunakan E-Commerce untuk menambah penghasilan, dan berdasarkan survey yang dilakukan (safitri,2010) [4] dari 3 lokasi penjualan (facebook, blog, website) 21,4% konsumen lebih sering berkunjung ke website toko online.

Sehingga diperlukan penelitian yang membantu individu, kelompok maupun pengusaha bagaimana memilih software yang tepat untuk membangun aplikasi E-Commerce maupun E-Business yang murah, fitur-fitur lengkap dan user friendly (mudah di gunakan), serta user interface yang menarik bagi pelanggan atau konsumen atau supplier.

2. Landasan Teori

2.1 Content Management System (CMS) Sistem Manajemen Konten. Sebuah alat untuk

mengelola konten, biasanya di situs Web, yang memisahkan desain, interaktivitas, dan konten dari satu sama lain untuk membuatnya lebih mudah bagi admin toko online untuk menambah dan mengubah konten di halaman depan toko [5].

2.2 Prestashop [6] Tahun 2011 Prestashop dinobatkan sebagai

Best Open-Source Business Applications versi PACKT. Pengakuan ini diakui untuk wilayah eropa secara umum dan perancis khususnya. Bukan

sebuah kebetulan jika tahun lalu Prestashop terpilih sebagai open-source software toko online terbaik, banyak fitur-fitur unggulan yang tidak atau belum dimiliki oleh open-source lain.

Hingga saat ini Prestashop telah merilis versi 1.4.5 untuk produksi. Sedang untuk pengembangan sudah ada versi beta 1.5-nya. Sembari menunggu versi 1.5, theme 1.5 telah ada dan kompatibel dengan Prestashop 1.4. Saya sendiri masih memilih menggunakan versi 1.3.1 dengan pertimbangan beberapa modul khas Indonesia yang masih dikembangkan agar kompatibel dengan versi Prestashop terbaru

2.2.1 Keunggulan Prestashop

Berikut ini adalah fitur-fitur yang wajib ada untuk sebuah toko online : (1) Display produk disertai deskripsi dan harga, (2) Display produk terbaru, (3) Display produk terlaris, (4) Display harga promo, (5) Display keranjang belanja, (6) Display merek yang dijual, (7) Display rekening bank untuk pembayaran, (8) Display kontak yang bisa dihubungi, (9) Penghitung stok otomatis, (10) Penghitung ongkos kirim otomatis, (11) Fasilitas komunikasi real time online semacam YM dan Prestashop telah tools toko online gratisan lainnya.

2.3 Opencart Tahun 2011 Opencart dinobatkan sebagai

juara ketiga Best Open-Source Business Applications versi PACKT [7]. Pengakuan ini diakui untuk wilayah eropa secara umum dan perancis khususnya.

Keunggulan Opencart [8] adalah (1) CMS E-Commerce yang simple dan mudah di kustomisasi. Kemudahan tersebut sangat terasa dari mulai proses instalasi, modifikasi tema / tampilan, organisasi produk, sampai proses jual beli barang. (2). Opencart sangat ringan. Ini sangat menguntungkan, karena tentunya toko online kita akan gampang dan cepat untuk diakses. (3). Opencart sudah mendukung SEO. Url di Opencart bisa dimodifikasi sehingga lebih Search Engine Friendly (SEF). (4). Administrasi yang simple. Salah satu kelebihan Opencart adalah secara default dia sudah memiliki fasilitas "Guest Checkout", dimana pembeli tidak harus mendaftar untuk dapat berbelanja. Ini tentunya akan memberikan kemudahan bagi pembeli sehingga diharapkan proses penjualan lebih banyak terjadi. (5). Fitur komplit. Diantaranya adalah adanya gambar tambahan, produk yang terkait, serta review produk oleh customer. (6). Dukungan komunitas.

Page 19: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-19

3. Tinjauan Ringkas Hasil Penelitian Sebelumnya

3.1 Penerapan E-Commerce sebagai upaya meningkatkan persaingan bisnis perusahaan [9]

Penelitian ini dilakukan oleh Luciana Spice Almilia, Lidia Robahi, 2007. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 27 perusahaan di bidang jasa dan dagang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia yang sudah menggunakan layanan E-Commerce sebagai obyek penelitian. Kesimpulan penelitian ini : ada 6 Faktor yang melandasi perusahaan terdorong menggunakan E-Commerce yaitu : (1) mengakses pasar global, (2) mempromosikan produk, (3) membangun merk, (4) mendekatkan pada pelanggan, (5) membantu komunikasi lebih cepat dengan pelanggan, (6) memuaskan pelanggan. Dan berdasarkan analisis deskriptif faktor manfaat ada 2(dua) faktor yaitu yang menjadi manfaat terbesar perusahaan setelah menerapkan E-Commerce : (1) kepuasan konsumen, (2) keunggulan bersaing.

3.2 E-Business : Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. [3]

Penelitian ini dilakukan Emilia Widjaja, pada tahun 2003 di publish di Jurnal Fenomena volume 1 No.2 September 2003. Meneliti apakah E-Business dapat memberikan keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan terhadap pesaingnya. Simpulan penelitian ini adalah ada sejumlah tantangan dan keterbatasan yang harus di atasi saat menggunakan model E-Business diantaranya (1) belum terbentuknya high trust Society, (2) sarana dan prasarana yang belum memadai, (3) keterbatasan SDM, (4) layanan pendukung utama, seperti jasa pos, masih memerlukan pembenahan dan peningkatan, serta (5) adanya tindak kejahatan dan pelanggaran etika dan moralitas yang dilakukan melalui internet.

4. Hasil dan Diskusi

4.1 Gambaran Umum Responden penelitian

Penelitian ini di buat berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, observasi yang dilakukan lewat internet dari Desember 2011 – Januari 2012.

4.2 Perbandingan Aplikasi E-Commerce Open source Prestashop dan Opencart

4.2.1 Toko online yang menggunakan CMS E-

Commerce.

Pada gambar 1 terdapat analisa perbandingan toko online yang menggunakan CMS 46% sedangkan toko online yang tidak menggunakan CMS 54% bisa jadi toko online ini hanya ada di facebook, twitter, ataupun blog.

Gambar 1 : Toko Online Yang Menggunakan CMS E-Commerce

4.2.2 CMS E-Commerce yang digunakan oleh

Toko Online.

Pada gambar 2 dari hasil kuesioner yang disebar, responden yang menggunakan CMS Prestashop (61%). Ini berarti responden lebih menyukai CMS Prestashop dibandingkan CMS Opencart (20%). Walaupun ada juga responden yang pernah memakai kedua CMS tersebut (11%).

Gambar 2 : CMS E-Commerce yang digunakan

oleh Toko online

4.2.3 Alasan memilih menggunakan CMS Prestashop

Gambar 3 mencari alasan kenapa responden

lebih menyukai CMS Prestashop di bandingkan CMS Opencart, dan diketahui bahwa alasan yang paling banyak di pilih adalah mudah di install (23%), mudah konfigure halaman admin (22%), tampilan halaman depan user friendly (20%), memiliki banyak free module (12%), memiliki free template (13%), dan terdapat fitur SEO (10%).

Page 20: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-20

Gambar 3 : Alasan memilih CMS E-Commerce

Prestashop

4.2.4 Alasan memilih menggunakan CMS Opencart.

Gambar 4 mencari alasan responden kenapa

lebih menyukai CMS Opencart di bandingkan CMS Prestashop, dan diketahui bahwa alasan yang paling banyak di pilih adalah mudah di install (23%), tampilan halaman depan user friendly (18%), mudah konfigure halaman admin (17%), memiliki banyak free module (15%), terdapat fitur SEO (15%), dan memiliki free template (12%).

Gambar 4 : Alasan memilih CMS E-Commerce Opencart

4.2.5 Arsitektur Aplikasi CMS Prestashop

Menu-menu yang terdapat pada halaman depan toko online yang dibuat menggunakan CMS Prestashop ada di gambar 5.

Gambar 5 : Arsitektur Halaman Depan CMS E-

Commerce Opencart

4.2.6 Arsitektur Aplikasi CMS Opencart

Menu-menu yang terdapat pada halaman depan toko online yang dibuat menggunakan CMS Opencart ada di gambar 6.

Gambar 6 : Arsitektur Halaman Depan CMS E-

Commerce Opencart

4.2.7 Hasil Perbandingan CMS Prestashop dan Opencart

Hasil perbandingan ini di ambil berdasarkan data kuesioner yang disebarkan oleh peneliti. Pertanyaan dibagi menjadi 3 tahap : tahap pertama membandingkan proses menginstall kedua CMS, tahap kedua adalah membandingkan kemudahan konfigurasi halaman admin, dan tahap ketiga adalah membandingkan halaman depan kedua CMS. Kemudian peneliti membandingkan CMS berdasarkan hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan peneliti yaitu meng-install dan mengkonfigurasi CMS E-Commerce Prestashop dan Opencart, serta melihat toko online yang dibuat menggunakan kedua CMS tersebut. Tahap Pertama 1. Kemudahan install. Responden memilih lebih mudah install CMS Prestashop (67%) dibandingkan install CMS Opencart (33%).

Gambar 7 : Kemudahan Installasi CMS

Tahap Kedua 2. Kemudahan konfigurasi Halaman Admin. Data pada gambar 8 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (71%) lebih mudah

Page 21: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-21

untuk dikonfigurasi halaman adminnya di bandingkan opencart (29%).

Gambar 8 : Kemudahan Installasi CMS

2.1. Halaman admin tambah produk lebih user friendl

Data pada gambar 9 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (63%) lebih mudah di konfigurasi untuk menu tambah produk atau katalog di halaman adminnya di bandingkan opencart (37%).

Gambar 9 : Kemudahan Tambah Produk di

Halaman Admin

2.2. Ganti logo dan template di halaman admin lebih mudah

Data pada gambar 10 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (77%) lebih mudah di konfigurasi untuk menu ganti logo toko online, install template dan mengaktifkan template yang telah di install pada halaman admin di bandingkan opencart (23%).

Gambar 10 : Kemudahan Ganti Logo, install

template dan configurasi template

2.3. Konfigurasi module lebih mudah

Data pada gambar 11 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (60%) karena menu admin lebih mudah untuk install module, dan lebih

mudah saat konfigurasi module di bandingkan opencart (40%).

Gambar 11 : Konfigurasi Module lebih mudah

3. Kemudahan Penambahan fungsi di CMS

3.1. Memiliki banyak free template Data pada gambar 12 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (69%) karena memiliki free template lebih banyak dan lebih mudah di cari di bandingkan opencart (31%).

Gambar 12 : Memiliki Free Template

3.2. Memiliki banyak free module Data pada gambar 13 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (62%) karena memiliki free Module lebih banyak dan lebih mudah di cari di bandingkan opencart (38%).

Gambar 13 : Memiliki Free Module

3.3. Terdapat fitur SEO Data pada gambar 14 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (58%) karena memiliki fitur SEO lebih baik dan mudah digunakan di bandingkan opencart (42%).

Page 22: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-22

Gambar 14 : Kemudahan konfigurasi fitur SEO

Tahap Ketiga 4. Tampilan Halaman Depan User Friendly. Data pada gambar 15 menunjukkan bahwa responden memilih Prestashop (70%) lebih user friendly halaman depan toko online-nya di bandingkan opencart (30%).

Gambar 15 : Halaman depan User Friendly

5. Analisa Perbandingan CMS Opencart dan Prestashop. Pada tahap ini, peneliti mencari kesamaan dan perbedaan CMS Opencart dan Prestashop berdasarkan halaman depan toko online (gambar 5 dan 6).

Tabel 1 Perbandingan arsitektur halaman depan Aplikasi

Kesamaan Prestashop Opencart Pilih Bahasa ada tidak ada Pilih Mata uang ada tidak ada Kategori produk ada ada Merk Produk ada ada Kontak Admin toko ada ada Menu Pencarian ada ada Keranjang belanja ada ada Menu informasi ada ada Menu diskon ada tidak ada Menu barang terbaru ada ada Menu Barang yang paling laku ada ada Menu produk yang paling sering dikunjungi

ada tidak ada

Menu selamat datang ada ada Kategori produk berdasarkan Tags (SEO)

ada tidak ada

5. Kesimpulan

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa : (1) 46% responden menggunakan CMS E-

Commerce untuk membangun Toko online mereka

(2) 61% responden lebih menyukai CMS Prestashop di bandingkan CMS Opencart (20%)

(3) CMS prestashop lebih disukai di berbagai tahapan mulai dari tahap installasi, konfigurasi sampai tampilan muka. Keunggulan itu antara lain : kemudahan install dipilih oleh 67% responden, kemudahan konfigurasi halaman admin di pilih oleh 71% responden, untuk kemudahan konfigurasi ini di bagi lagi menjadi beberapa tahap : kemudahan tambah produk dipilih oleh 63% responden, kemudahan ganti logo, template dan konfigurasi template di pilih oleh 77% responden, kemudahan tambah, dan konfigurasi module di pilih oleh 60% responden, kemudahan pencarian free template di pilih oleh 69% responden dan kemudahan pencarian module di pilih oleh 62% responden. Untuk tahap terakhir yaitu tampilan muka, prestashop juga disukai karena di pilih oleh 70% responden karena tampilannya yang memudahkan konsumen.

(4) Pada tabel 1 juga dapat disimpulkan kesamaan yang dimiliki oleh kedua CMS berdasarkan arsitektur halaman depan yaitu terdapat menu kategori produk, merk produk, kontak admin toko, menu pencarian, menu informasi, menu barang terbaru, menu barang yang paling laku, menu selamat datang. Sedangkan perbedaan tampilan Prestashop dan Opencart adalah pada opencart tidak terdapat menu pilih bahasa, pilih mata uang, menu diskon, menu produk yang paling sering dikunjungi dan menu tags untuk SEO.

Page 23: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-23

Daftar Pustaka [1] Darmawan,Indra.,Pengguna Internet Indonesia

Konsumtif?, url : http://teknologi.vivanews. com/news/read/169054-pengguna-internet-indonesia -konsumtif-. di akses pada tanggal : 5 agustus 2010.

[2] Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perspektif e-Business: Tinjauan Teknis, Manajerial, dan Strategi, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2001.

[3] Widjaja, Emilia., 2003, E-Business: Meningkatkan Daya Saing Perusahaa, Jurnal Fenomena Universitas Islam Indonesia Vol.1 No 2 September 2003

[4] Juanita, Safitri., Analisa strategi bisnis penjualan online, Konferensi Nasional ICT-M Politeknik Telkom Desember 2011 ISSN : 2088-8252.Bandung

[5] Kyrnin, Jennifer ., URL : http://webdesign.about.com/od/content management/g/bldefcms.htm, di akses tgl : 1 Desember 2011

[6] Anonim, Memanfaatkan Keunggulan Prestashop, url : http://www.jakartaweb hosting.com/blog/shared-hosting/ memanfaatkan-keunggulan-prestashop/, tgl.akses : 1 desember 2011

[7] anonim, Welcome to the 2011 Open Source Awards, url : http://www.packtpub.com/open-source-awards-home, di akses tgl : 1 Desember 2011.

[8] Rosid, Mahmud., (Mengapa) Membuat Toko Online dengan Opencart, http://www.ocidbrass.com/2011/04/mengapa-membuat-toko-online-dengan.html. April 2011. di akses tgl:1/12/2011

[9] Almilia, Luciana Spica., Robahi Lidia., Penerapan E-Commerce Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan, Seminar Nasional Teknologi Informasi Di Universitas Sahid (USAHID) Jakarta, Januari 2007. url : http://spicaalmilia.files.wordpress. com/2007/03/artikel-penelitian-penerapan-e-comerce.pdf

Page 24: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-24

Page 25: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-25

Perancangan Proses Seleksi Karbol Tingkat Daerah Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Di TNI Angkatan Udara

(Implementasi : Aplikasi Seleksi Karbol Tingkat Daerah Berbasis Web)

Susana Setya Widi Martyaningrum, Murahartawaty, Yuli Adam P.

Program Studi Sistem Informasi Institut Teknologi Telkom

Abstract Setiap tahunnya TNI Angkatan Udara

melaksanakan proses penerimaan personil salah satunya adalah Karbol yang nantinya akan menjadi perwira dimana perwira bertindak sebagai pengambil keputusan. Namun dengan kriteria seleksi yang ada sekarang ternyata masih ditemukan adanya kecelakan pesawat yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam menjalankan pekerjaan dimana sumber daya manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut salah satunya bersumber dari lulusan Karbol. Yang menjadi permasalahan adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan proses pengambilan keputusan yang cukup lama dikarenakan jumlah pendaftar yang cukup besar. Untuk itu, dalam penelitian ini akan dirancang suatu aplikasi untuk membantu dalam pemilihan calon karbol menggunakan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) terutama pada seleksi tingkat daerah serta dapat membantu dalam penyusunan kriteria yang diperlukan dalam seleksi sehingga didapatkan calon Karbol yang berkualitas. Dengan didapatkannya calon karbol yang berkualitas diharapkan dapat membantu kemajuan organisasi TNI AU terutama dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka menjalankan tugas negara. 1. Pendahuluan

TNI Angkatan Udara merupakan tentara yang menjadi alat pertahanan Negara melalui udara. Peraturan Kasau Nomor Perkasau/83/X/2010 yang menyebutkan bahwa penyediaan prajurit sebagai salah satu fungsi pembinaan personil merupakan rangkaian kegiatan yang memegang peranan penting dalam menjalankan organisasi TNI AU. Regenerasi organisasi TNI AU sebagai institusi pertahanan mantra udara sangat bergantung pada masukan personil yang didapat pada kegiatan penyediaan prajurit. TNI Angkatan Udara sebagai komponen utama sistem pertahanan udara harus diwakili oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Untuk itu perlu pembangunan sumber daya manusia yang terus-menerus sesuai dengan perkembangan organisasi dan tuntunan tugas mendatang. Menurut David E. Bowen dan Edward E. Lawyer (1992), proses seleksi mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas dan performansi dari karyawan. Sedangkan menurut Indah Wijayanti (2010) pada tugas akhir untuk mengetahui pengaruh seleksi pada kinerja karyawan, diketahui bahwa seleksi mempunyai sumbangan sebesar 57,7% terhadap kinerja karyawan Sehingga proses seleksi penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan membangun sebuah organisasi. Seol dan Sarkis (2005), mengungkapkan bahwa kriteria dalam proses seleksi memegang peranan penting dalam mencari karakteristik karyawan. Sedang karakteristik karyawan akan menunjukan performansi kerja dari calon karyawan tersebut nantinya.

Dalam proses seleksi Karbol juga terdapat berbagai kriteria yang digunakan sebagai syarat penilaian dalam proses seleksi. Dari seleksi tersebut, dapat diketahui untuk nilai masing-masing kriteria untuk tiap Karbol sehingga dengan adanya nilai dari kriteria yang diujikan tersebut dapat menjadi pertimbangan ketua panitia seleksi dapat menentukan calon Karbol yang akan diterima. Pada seleksi daerah, materi yang diujikan menyangkut administrasi, skrining POM, kesemaptaan jasmani dan postur, kesehatan dan penelitian personil. Namun pada buku petunjuk teknis penerimaan Karbol AU disebutkan bahwa seorang Karbol AU juga harus memiliki kompetensi akademis dan juga memiliki psikologi yang baik untuk dikembangkan guna mendukung tugas TNI AU. Hal ini menimbulkan kekompleksan dan ketidakjelasan kriteria dalam seleksi daerah tersebut sehingga memungkinkan subjektifitas yang tinggi dalam pemilihan Karbol TNI AU dan menimbulkan proses yang tidak efektif. Oleh karena itu diperlukan peninjauan kembali terutama dalam kriteria penerimaan Karbol. Taylor (1998) dalam jurnal Management Decision mengatakan bahwa AHP menyediakan metode yang sesuai dan efektif untuk

Page 26: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-26

mengevaluasi personil. Seol dan Sarkis (2005) dalam jurnal Managerial Auditing memakai metode AHP untuk membantu organisasi dalam pemilihan internal auditor sehingga lebih efektif. Sehingga metode ini akan dipakai dalam pemilihan calon karbol pada seleksi tingkat daerah.

Yang menjadi permasalahan adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan proses pengambilan keputusan yang cukup lama dikarenakan jumlah pendaftar yang cukup besar. Dengan memperhatikan masalah di atas, maka dibutuhkan suatu aplikasi untuk membantu dalam pemilihan calon karbol terutama pada seleksi tingkat daerah serta dapat membantu dalam penyusunan kriteria yang diperlukan dalam seleksi karbol tingkat daerah sehingga didapatkan calon Karbol yang berkualitas. Dengan didapatkannya calon karbol yang berkualitas diharapkan dapat membantu kemajuan organisasi TNI AU terutama dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka menjalankan tugas negara.

Untuk itu, dalam penelitian ini akan dirancang sebuah aplikasi aplikasi yang menggunakan metode AHP yang dapat membantu dalam pemilihan Karbol pada seleksi daerah di TNI AU.

Dengan adanya penelitian mengenai sistem pemilihan personil pada seleksi Karbol tingkat daerah, manfaat yang diharapkan dari sistem informasi yang akan dirancang antara lain : 1. Didapatkan aplikasi pemilihan calon Karbol

sehingga didapatkan alternatif yang telah terurut sesuai dengan besar nilainya sehingga dapat membantu pembuat keputusan dalam memutuskan personil yang akan diterima menjadi Karbol TNI AU;

2. Meningkatnya kualitas personil Karbol TNI AU sehingga kegiatan organisasi TNI AU dalam usaha pertahanan udara dapat berjalan dengan baik;

3. Untuk evaluasi seleksi Karbol pada tingkat daerah dalam usaha perbaikan kualitas personil.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Proses Seleksi Proses seleksi merupakan rangkaian tahap-

tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Sistem Seleksi yang efektif pada dasarnya memiliki 3 sasaran, yaitu :

1. Keakuratan, artinya kemamapuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat memprediksi kinerja pelamar.

2. Keadilan, artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan diberikan kesempatan yang sama di dalam seleksi. Sistem seleksi yang adil bila : a. Didasarkan pada persyaratan-persyaratan

yang dijalankan secara konsisten. b. Menggunakan standar yang sama untuk

semua pelamar. c. Menyaring pelamar berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang hanya berkaitan dengan pekerjaan saja.

3. Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan manfaat yang diperoleh. Pewawancara dan calon “meyakini” akan suatu sistem seleksi apabila selama proses seleksi pelamar dan pewawancara menggunakan waktu dengan efektif dan baik.

2.2. Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP memberikan kerangka yang

memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang kita alami. Pada dasarnya AHP memecah-mecah situasi yang kompleks dan tak terstruktur ke dalam bagian-bagian komponen kemudian menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki dan memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel dan mensinstesis berbagai pertimbangan tersebut untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Saaty, 1993).

Hierarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia. Mereka melibatkan pengidentifikasian elemen-elemen suatu persoalan, mengelompokan elemen-elemen itu ke dalam beberapa kumpulan yang homogen dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat-tingkat yang berbeda (Saaty, 1993).

3. Pengolahan Data Dan Analisis Kebutuhan Sistem

3.1. Materi Pemeriksaan Calon Karbol 1. Psikologi

a. Potensi kecerdasan b. Stabilitas emosi c. adanya kelainan psikologi

Page 27: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-27

2. Kesehatan a. Anamnese b. Pemeriksaan mata c. Pemeriksaan pendengaran d. Pemeriksaan gigi dan mulut e. Pemeriksaan urine dan darah f. Pemeriksaan paru-paru g. Pemeriksaan badan

3. Pribadi personil a. Aspek pribadi b. Aspek pengaruh c. Aspek pendalaman

4. Kesamaptaan jasmani dan postur a. Pemeriksaan Postur b. Tes lari c. Angkat badan/pull up maksimal 1 menit d. Baring duduk / sit-up maksimal 1 menit e. Tiarap tumpu/ push-up maksimal 1 menit f. Lari angka 8 / shuttle run 3 x 10 meter

bolak balik. g. Tes ketangkasan renang.

5. Akademik a. Jurusan pada waktu SMA. b. Rataan nilai hasil ujian nasional

Tabel 1. Penentuan Hierarki dan Kriteria Pemilihan

Karbol

Kriteria Persentase

Persetujuan Expert

Psikologi 100% 1.1 Potensi kecerdasan 80% 1.2 Stabilitas emosi 100%

1.0

1.3 Keberadaan kelainan psikologi 100% Kesehatan 100%

2.1 Anamnese 100% 2.2 Kesehatan mata 100% 2.3 Kesehatan pendengaran 100% 2.4 Kesehatan gigi dan mulut 100% 2.5 Kesehatan paru- paru 100% 2.6 Kadar darah dan urine 100%

2.0

2.7 Kesehatan badan 100% Pribadi personil 100%

3.1 Aspek pribadi 100% 3.2 Aspek pengaruh 80%

3.0

3.3 Aspek pendalaman 100% Kesamaptaan jasmani dan postur 100%

4.1 Postur tubuh 100% 4.2 Kemampuan renang 100% 4.3 Kemampuan sit-up 100% 4.4 Kemampuan pull up 100% 4.5 Kemampuan push-up 100% 4.6 Kemampuan shuttle-run 100%

4.0

4.7 Kemampuan lari 100% Akademis 100%

5.1 Rataan nilai ujian nasional 100% 5.0 5.2 Jenis jurusan 100%

3.2. Penentuan Bobot Kriteria Untuk menentukan bobot kriteria, responden

expert diminta untuk mengisi kuesioner perbandingan berpasangan untuk menilai antar kriteria. Penelitian ini melibatkan jumlah responden yang lebih dari 1 sedangkan pada matriks perbandingan pada metode AHP hanya menerima nilai tunggal saja untuk setiap kriteria yang dibandingkan sehingga perlu untuk meratakan nilai dari seluruh responden. Untuk meratakan nilai tersebut digunakan rataan geometris sehingga didapatkan rataan penilaian antar kriteria.

Tabel 2. Matriks Perbandingan Kriteria Level 1

Pada Seleksi Karbol

Kriteria PSI KSH PPR KSM AKDPsikologi 1,00 1,00 1,15 1,64 1,32 Kesehatan 1,00 1,00 0,87 1,64 1,89

Pribadi personil 0,87 1,52 1,00 1,43 1,64 Kesamaptaan Jasmani dan

postur 0,61 0,61 0,70 1,00 0,76

Akademik 0,76 0,53 0,61 1,32 1,00 Jumlah 4,24 4,65 4,33 7,04 6,61

Keterangan: PSI : Psikologi KSH : Kesehatan PPR : Pribadi Personil

KSM : Kesamaptaan Jasmani AKD : Akademis

Setelah didapatkan nilai perbandingan masing masing kriteria yang terdapat di level 1 pada hierarki pemilihan Karbol, kemudian dilanjutkan dengan proses normalisasi. Kemudian setelah proses normalisasi, untuk mencari bobot tiap kriteria.

Tabel 3. Matriks Normalisasi Kriteria Level 1

Pada Penilaian Seleksi Karbol

Kriteria PSI KSH PPR KSM AKD Eigen factor

PSI 0,24 0,21 0,27 0,23 0,20 0,23 KSH 0,24 0,21 0,2 0,23 0,29 0,23 PPR 0,21 0,33 0,23 0,20 0,25 0,24 KSM 0,14 0,13 0,16 0,14 0,11 0,14 AKD 0,18 0,11 0,14 0,19 0,15 0,15 Jumlah 1 1 1 1 1 1

Untuk melihat apakah penilaian terhadap

kriteria seleksi Karbol tingkat daerah konsisten maka dilakukan uji konsistensi. Dari hasil pengolahan dengan metode AHP seperti langkah untuk perhitungan bobot kriteria diatas, didapatkan bobot subkriteria pemilihan adalah sebagai berikut.

Page 28: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-28

Tabel 4. Bobot Untuk Setiap Sub Kriteria Pemilihan Calon Karbol

Kriteria Persentase

Persetujuan Expert

Psikologi 1.1 Potensi kecerdasan 0,34 1.2 Stabilitas emosi 0,42

1.0

1.3 Keberadaan kelainan psikologi 0,24 Kesehatan 2.1 Anamnese 0,13 2.2 Kesehatan mata 0,19 2.3 Kesehatan pendengaran 0,12 2.4 Kesehatan gigi dan mulut 0,11 2.5 Kesehatan paru- paru 0,17 2.6 Kadar darah dan urine 0,15

2.0

2.7 Kesehatan badan 0,14 Pribadi personil 3.1 Aspek pribadi 0,45 3.2 Aspek pengaruh 0,27

3.0

3.3 Aspek pendalaman 0,27 Kesamaptaan jasmani dan postur 4.1 Postur tubuh 0,25 4.2 Kemampuan renang 0,10 4.3 Kemampuan sit-up 0,12 4.4 Kemampuan pull up 0,14 4.5 Kemampuan push-up 0,13 4.6 Kemampuan shuttle-run 0,12

4.0

4.7 Kemampuan lari 0,14 Akademis 5.1 Rataan nilai ujian nasional 0.50 5.0 5.2 Jenis jurusan 0.50

3.3. Kebutuhan Fungsional 1. Aplikasi harus dapat mengidentifikasi user dan

hak aksesnya. 2. Aplikasi yang dibuat harus dapat menghitung

dan menampilkan nilai bobot dari setiap kriteria yang digunakan dalam seleksi Karbol tingkat daerah.

3. Aplikasi harus dapat menghitung nilai tiap Karbol dengan cara mengalikan antara nilai input dengan bobot subkriteria dan juga bobot kriteria dari hasil perhitungan dari metode AHP sehingga didapatkan nilai masing-masing subkriteria per pendaftar dimana subkriteria merupakan materi seleksi.

4. Aplikasi yang dibuat harus dapat menjumlahkan nilai subkriteria sehingga didapatkan nilai setiap kriteria per pendaftar dimana kriteria merupakan jenis seleksi kemudian dapat ditentukan kelulusannya untuk seleksi tersebut melalui batas nilai tersebut.

5. Aplikasi yang dibuat harus dapat menjumlahkan total nilai seluruh kriteria dari setiap Karbol yang telah lolos seluruh tahap.

6. Aplikasi harus dapat membantu proses pengambilan keputusan dalam pemilihan

karbol pada tingkat daerah. Aplikasi yang dirancang dapat menghasilkan rekomendasi calon karbol berdasarkan rangking nilai yang diperoleh calon karbol untuk setiap kriteria dalam proses seleksi.

7. Aplikasi yang dibuat harus mampu menampilkan informasi mengenai calon karbol yang diterima pada seleksi daerah.

4. Perancangan Sistem

4.1. Context Diagram

Gambar 1. Diagram Konteks

Dalam sistem pemillihan Karbol, terdapat empat entitas yang terlibat. Entitas pertama adalah admin dimana admin akan memasukan data login untuk masuk ke dalam sistem, data penilaian kriteria, data penilaian subkriteria, data pengelolaan pendaftar dan data pengelolaan pegawai ke dalam sistem kemudian menerima informasi login sebagai hasil dari proses login, informasi dari penilaian kriteria, informasi penilaian subkriteria, informasi pengelolaan pendaftar dan informasi pengelolaan pegawai.

Kemudian entitas kedua yaitu ketua panitia dimana ketua panitia akan memasukan data perubahan status ke dalam sistem kemudian menerima informasi perubahan status pendaftar dan juga laporan penilaian pendaftar dari sistem.

Entitas yang ketiga yaitu tim penilai dimana tim penilai akan memasukan data untuk login, data untuk pengecekan administrasi, data untuk skrining POM, dan data penilaian pendaftar ke dalam sistem kemudian akan menerima informasi login, informasi pengecekan administrasi, data skrining POM, laporan penilaian dari sistem, dan laporan rangking. Entitas yang keempat adalah pendaftar akan memasukan data pendaftaran, form pendaftar untuk mengubah profile pendaftar, dan form login

Page 29: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-29

untuk login ke dalam sistem, kemudian pendaftar akan menerima informasi sebagai hasil dari pendaftaran dari sistem, informasi pendaftar sebagi hasil dari perubahan profile yang dilakukan pendaftar, informasi seleksi yang merupakan status kelulusan dari pendaftar dan informasi login yang merupakan hasil dari proses login yang dilakukan user pendaftar.

4.2. Konstruksi Aplikasi Pengembangan aplikasi pemilihan Karbol

dilakukan sampai pada tahap pembuatan protoype aplikasi. Aplikasi ini dibuat untuk dapat membantu dalam mengambil keputusan dalam pemilihan Karbol. Aplikasi ini dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan database server MySQL dengan Dreamweaver sehingga aplikasi ini dibuat berbasiskan web. Aplikasi berbasis web akan mempermudah proses instal ke server yang telah disediakan sehingga client dapat mengakses web ini.

4.3. Screen Halaman Web 1. Halaman Utama

Gambar 2. Tampilan Halaman Utama

Pada halaman ini ditampilkan seluruh menu dan beberapa menu untuk informasi pendaftaran seperti pengumuman, persyaratan, lokasi seleksi, jadwal seleksi, materi seleksi, penduan untuk seleksi dan link ke web TNI AU. Pada halaman home ini juga

menampilkan informasi dalam penerimaan calon Karbol terbaru dan syarat apa saja yang harus dipenuhi. 2. Halaman Pendaftar

Halaman ini diperuntukkan bagi pendaftar yang ingin mendaftarkan dirinya untuk mengikuti seleksi Karbol tingkat daerah.

Gambar 3. Tampilan Halaman Pendaftar

3. Halaman Menu Seleksi Daerah

Gambar 4. Tampilan Halaman Menu

4. Halaman Penilaian Kriteria Menu ini digunakan untuk mengubah bobot

kriteria maupun subkriteria. Hanya admin yang diperbolehkan untuk mengakses menu ini.

Page 30: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-30

Gambar 5. Tampilan Halaman Penilaian Kriteria

5. Halaman Penilaian Pendaftar

Gambar 6. Tampilan Halaman Penilaian Peserta

Menu ini digunakan untuk memasukan nilai hasil seleksi dari setiap tim. Setiap tim hanya bisa memasukan nilai sesuai dengan posisi yang ditempati pada panitia seleksi daerah.

5. Analisis Hasil Rancangan 5.1. Analisis Bobot Kriteria

Bobot terbesar adalah dimiliki kriteria pribadi personil. Kemudian kriteria kesehatan dan kriteria psikologi memegang peranan yang sama pentingnya kemudian kriteria akademik sedangkan yang terakhir adalah kriteria kesamaptaan jasmani dan postur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam seleksi Karbol tingkat daerah, kriteria yang

terpenting adalah kriteria kesehatan. Kriteria akademik dan psikologi ternyata menempati urutan ke 2 dan ke 4 pada pemilihan Karbol tingkat daerah ini. 1. Kriteria Psikologi

Bobot terbesar adalah dimiliki subkriteria stabilitas emosi. Kemudian kriteria potensi kecerdasan sedangkan yang terakhir adalah subkriteria kelainan psikologi.

2. Kriteria Kesehatan Nilai bobot tertinggi adalah subkriteria kesehatan mata. Kemudian secara berurutan subkriteria kesehatan paru-paru, kadar darah dan urine, kesehatan badan, anamnese, kesehatan pendengaran dan yang terakhir adalah kesehatan gigi dan mulut.

3. Kriteria Pribadi Personil Nilai bobot tertinggi adalah subkriteria aspek pribadi. Kemudian secara aspek pengaruh dan yang terakhir adalah aspek pendalaman.

4. Kriteria Kesamaptaan Jasmani dan Postur Nilai bobot tertinggi adalah postur tubuh. Kemudian secara berurutan subkriteria kemapuan pull-up dan kemampuan lari dengan bobot yang sama, kemampuan push-up, kemampuan sit-up dan kemampuan shuttle-run dengan bobot yang sama dan yang terakhir adalah kemampuan renang.

5. Kriteria Akademik Bobot yang dimiliki seluruh subkriteria akademik sama sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan subkriteria mempunyai prioritas sama antara subkriteria jenis jurusan maupun subkriteria rataan ujian nasional.

5.2. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk

mengetahui perubahan adanya pengaruh perubahan bobot terhadap susunan peringkat alternatif. Analisis sensitifitas dilakukan pada kriteria utama dengan aplikasi Expert Choice dengan menggunakan data alternatif yang sifatnya dummy.

5.3. Kelebihan Sistem 1. Sistem mudah dimengerti dan digunakan. 2. Sistem dapat membantu proses pendaftaran

calon Karbol. 3. Sistem dapat membantu penilaian calon Karbol

pada seleksi tingkat daerah. 4. Sistem dapat melakukan perhitungan penilaian

setiap calon Karbol. 5. Sistem dapat membantu panitia daerah dalam

mengambil keputusan calon Karbol yang diterima.

Page 31: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-31

6. Sistem dapat membantu panitia daerah untuk membuat laporan rekomendasi calon Karbol yang akan diterima berdasarkan rangking dari total nilai seluruh seleksi.

5.4. Kekurangan Sistem 1. Sistem tidak dapat menambah, mengubah

maupun menghapus kriteria dan subkriteria. 2. Penambahan periode dalam sistem dilakukan

melalui database MySQL.

5.3. Analisis Kesiapan Teknologi 1. Perangkat Keras/Hardware

Aplikasi ini akan digunakan oleh beberapa user sehingga membutuhkan server dengan spesifikasi yang telah ditentukan untuk mendukung berfungsinya aplikasi dengan baik. Sedangkan untuk hardware pada client, tidak terlalu diperlukan hardware dengan spesifikasi tinggi.

2. Perangkat Lunak/ Software Aplikasi ini memerlukan browser sebagai tool untuk mengakses. Browser yang telah ada sekarang ini dapat digunakan untuk mengakses.

5.3. Analisis Kesiapan SDM User dari aplikasi ini adalah dari pendaftar,

panitia seleksi tingkat daerah dan disminpers sebagai admin dari sistem pemilihan Karbol. Seluruh user secara umum telah terbiasa menggunakan komputer maupun melakukan akses online sehingga proses sosialisasi dan pembelajaran akan menjadi lebih mudah. Dengan desain aplikasi yang user friendly, user juga tidak terlalu sulit untuk memahami fungsi dari tools yang ada sehingga user mudah untuk menjalankan aplikasi.

6. Penutup

6.1. Kesimpulan a) Kriteria yang dipakai untuk memilih calon

Karbol pada tingkat daerah dibagi menjadi lima kriteria yaitu : 1. Psikologi yang dilaksanakan untuk

mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki potensi serta kemampuan dasar sebagai calon pemimpin.

2. Kesehatan yang bertujuan untuk memperoleh pelamar yang sehat.

3. Pribadi personil yang dilaksanakan untuk memperoleh calon karbol AU yang memiliki sikap mental yang positif dan

tidak diragukan kesetiaan dan ketaatan terhadap Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah Republik Indonesia.

4. Kesamaptaan jasmani dan postur yang dimaksudkan untuk memeperoleh calon Karbol AU yang memiliki kesamaptaan jasmani dan postur tubuh dan ketangkasan yang baik.

5. Akademik dimaksudkan untuk memperoleh calon Karbol AU yang memiliki kemampuan akademis sehingga dapat mengikuti proses belajar selama mengikuti pendidikan dan kedinasan sesuai dengan tugas pekerjaan serta tanggung jawabnya.

b) Berdasarkan hasil pegolahan data dengan metode AHP didapatkan bahwa kriteria yang memiliki prioritas tertinggi sampai yang terendah adalah kriteria pribadi personil dengan bobot 0,24, kemudian psikologi dan kesehatan mempunyai prioritas yang sama besarnya yaitu dengan bobot 0,23. Kemudian kriteria akademik dengan bobot 0,15 dan yang terakhir adalah kriteria kesamaptaan jasmani dan postur dengan bobot sebesar 0, 14.

c) Perancangan aplikasi pemilihan personil pada seleksi Karbol tingkat daerah dilakukan dengan memodelkan proses dengan tools DFD dan memodelkan data dengan Diagram ER. Selanjutnya dibuat konstruksi aplikasi dengan PHP dan MySQL sehingga didapatkan aplikasi yang dapat memenuhi fungsionalitas utama sistem.

6.2. Rekomendasi a) Untuk seleksi Karbol tingkat daerah periode

selanjutnya, kriteria psikologi dan akademik bisa dimasukkan ke dalam materi seleksi.

b) Aplikasi ditambahkan menu untuk manipulasi kriteria dan subkriteria sehingga memudahkan admin jika ada kriteria maupun subkriteria yang berubah.

c) Aplikasi dapat ditambahkan menu untuk pengaturan info seleksi sehingga memudahkan admin untuk mengupdate informasi terbaru seputar seleksi Karbol.

d) Aplikasi dapat dikembangkan sehingga dapat digunakan juga pada pemilihan Karbol pada seleksi tingkat pusat.

Page 32: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-32

Daftar Pustaka

[1] Anonim. Metode Pengembangan Perangkat Lunak. http://imacokladh.wordpress.com/2009/05/21/metodepengembangan perangkat-lunak. Diakes tanggal 8 Desember 2011.

[2] Apriandi, Arief. Pengembangan Perangkat Lunak Degan Model Waterfall. http://blog.ariefapriandi.com/pengembangan-perangkat-lunak-dengan-model-waterfall . Diakes tanggal 8 Desember 2011.

[3] Barhumoz, Asma M.,and Laila M. Al-Sarqi. Implementing The Analytical Hierarchy Process to Recruit Females for The Ministry of Foreign Affairs In Saudi Arabia. Proceedings of International Symposium on The Analytical Hierarchy Process 2011.

[4] Bowen, David E. and Edward E. Lawyer.(1992). Total Quality Oriented Human Resource Management. Los Angeles : CEO of University of Southern California. CEO Publication G 92-1(204).

[5] Cuhls, Kerstin. Delphi Method. http://www.unido.org/fileadmin/import/16959_DelphiMethod.pdf. Diakes tanggal 20 November 2011.

[6] [5] Dermawan, Rizky.(2005).Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan Perencanaan Strategis. Bandung: CV Alfabeta.

[7] Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Indeks. 2006.

[8] Indrajani. Pengantar dan Sistem Basis Data. Jakarta : Media Elex Komputindo. 2011.

[9] Kastowo, Banu. Penentuan Bobot Pada Metode Seleksi Calon Perawat di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process(AHP). IT Telkom.2009.

[10] Ladjamudin, Al-Bahra. Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005.

[11] Lenawati, Mei.(2007). Macromedia Dreamveaver 8 dengan PHP. Yogyakarta: Andi. 2007.

[12] Lukmanul, Hakim. Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP. Yogyakarta: Penerbit Lokomedia. 2008.

[13] MABESAU, Staff Ahli. Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Penerimaan Karbol AUU. Jakarta : Markas Besar TNI AU. 2010.

[14] Meylisa, Raharjeng. Perancangan Sistem Informasi Pemilihan Supplier Menggunakan

Metode AHP di PT.Glostar Indonesia. IT Telkom. 2011.

[15] Olson,David Louis and James F.Courtney, Jr. Decision Support Models and Expert System. New York : Macmillan Publishing Company. 1992.

[16] Puspitasari, Maya dan Moses Laksono Singgih. Analisa dan Perbaikan Sistem Evaluasi Kelayakan Pengambilan Kredit di Bank Syariah X. ITS. 2011.

[17] Rivai, Veithzal Prof, Dr,MBA. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2008.

[18] Saaty, Thomas L. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1993.

[19] Saaty, Thomas L. Multicriteria Decision Making, The Analytical Hierarchy Process. British Library Catalouging in Publication Data. 1988.

[20] Seihan, Sipahi and Timor Mephan. The Analytic Hierarchy Process and Analytic Network Process: An Overview of Applications. Emerald Insight.Journal of Management decision Vol. 48,No. 5, 2010,pp. 775-808

[21] Suryadi, Kadarsah DR.,IR.,Ali Ramdhani IR.,MT. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2000.

[22] Suyitmadi. Berbagai Kemungkinan Penyebab Kecelakaan. http://stta.ac.id/detailberita.php?id=1244424941. Diakses Tanggal 7 Desember 2011.

[23] Taylor, Frank et al. Personal Evaluation with AHP. Emerald Insight. Journal of Management decision 36/10[1998] 679-685.

[24] Wijayanti, Indah. Pengaruh Seleksi Penerimaan Karyawan dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Wangsa Jatra Lestari Pajang Sukoharjo. Skripsi Thesis: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010.

Page 33: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-33

Strategi Implementasi Mobile -Frontend pada Website Resmi Kepemerintahan untuk mendukung kemudahan Akses

Layanan Masyarakat

A. Dony Riyanto, Yoshida Sary

Abstract Mengacu pada Undang-Undang No. 14 tahun

2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik penerapan teknologi informasi sudah diwajibkan kepada Badan Publik untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi untuk mendapatkan informasi publik (kecuali beberapa informasi tertentu). Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Namun seiring dengan kebutuhan akan kemudahan mendapatkan informasi yang semakin meningkat maka sudah selayaknya pemerintah tidak hanya menyajikan informasi dalam bentuk website yang hanya bisa diakses melalui browser desktop tetapi juga dalam bentuk versi mobile, memandang kini pengguna internet mobile sudah semakin berkembang pesat . Dari latar belakang inilah penulis ingin membantu masyarakat umumnya dalam mendapatkan informasi yang dapat diakses secara online melalui media mobile. Dengan demikian akan sangat membantu pemerintah yang ingin menunjukkan ataupun membuat layanan yang baru agar dapat dengan mudah dan cepat diketahui masyarakat. Kata kunci : Mobile Frontend, e-Government,

pemerintah, informasi publik, pelayanan masyarakat

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan perangkat komputasi bergerak

setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan perangkat komunikasi, informasi, multimedia dan hiburan (TIME = Telecommunication, Information, Multimedia and Entertainment), produsen perangkat bergerakpun kini berlomba menghasilkan produk yang inovatif, dengan berbagai pilihan keunggulan dan harga. Hal ini tentu mendorong konsumsi konten dan informasi yang lebih banyak, berkualitas dan terdistribusi luas. Selain dapat mengangkat perekonomian

masyarakat, mulai dari pemegang hak distribusi, pedagang, penyedia konten, penyedia layanan telekomunikasi, layanan internet dan sebagainya, hal ini juga menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan teknologi informasi (digital-divide) di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Handphone dan smartphone saat ini bukan lagi gaya hidup, namun sudah bergeser menjadi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat umum, sekalipun misalnya dengan pekerjaan informal seperti penarik becak dan pekerja rumah tangga, umumnya memiliki handphone. Selain mudah untuk dibawa-bawa, kebutuhan atas telekomunikasi secara intensif-pun dapat terpenuhi. Mulai dari layanan suara, pesan singkat, komunikasi multimedia, obrolan (chat/messenger), diskusi/kolaborasi (group chat/group messenger), agenda/aktivitas/ kolaborasi, akses web, layanan jejaring sosial dan sebagainya. Dalam bidang telekomunikasi, hal ini sering disebut dengan jargon Unified Communication.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga sedang berbenah untuk terus dapat melakukan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance), kepemerintahaan berbasis elektronik (e-Government) dan berbagai upaya pencegahan terjadinya penyimpangan, baik dari internal institusi pemerintah, pelayanan masyarakat, maupun upaya pemberantasan korupsi. Beberapa usaha dilakukan pemerintah, antara lain: penyajian informasi publik melalui media online, penerapan e-government, e-procurement, KTP online, quick-response POLRI, ombudsman online, Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE), dan lain sebagainya. Saat ini sudah banyak pemerintah daerah, dinas dan institusi yang memperhatikan pentingnya penyampaian informasi melalui website resmi, terintegrasi dan terkoordinasi. Demikian juga untuk mendapatkan masukan umpan balik dari masyarakat mengenai pelayanan yang belum diterima maupun keluhan-keluhan lain. Pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk mendorong setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menanyangkan informasi publik melalui web.

Walaupun demikian belum semua tingkat pemerintah daerah sudah dapat menerapkan hal ini dengan baik. Hal ini juga terkait dengan kebijakan

Page 34: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-34

masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan otonomi daerah. Selain itu, berbagai permasalahan juga sering kali timbul dalam usaha penerapannya, antara lain: kesulitan dalam mendapatkan/ melatih sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi, ketersediaan fasilitas yang cukup, kesibukan akibat banyak hal administratif lain yang harus dikerjakan dan mungkin tidak setiap saat berada di depan komputer, dan berbagai permasalahan lainnya.

Secara personil, sebetulnya banyak diantara SDM yang ditunjuk/diberi wewenang untuk menangani hal tersebut memiliki perangkat bergerak seperti handphone atau smartphone. Demikian juga halnya dengan masyarakat. Masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya pelayanan online, terutama masyarakat perkotaan. Tidak menutup kemungkinan juga akan/sudah merambah ke pedesaan dengan program-program dari Kemenkominfo dan dinas terkait. Namun demikian tidak semua masyarakat memiliki komputer, atau mengoperasikan komputer setiap saat dalam aktifitas sehari-hari.

Dalam beberapa survei justru menunjukkan, jumlah pengguna internet melalui media mobile bahkan hampir sama banyaknya dengan pengguna internet aktif dengan komputer. Bagaimana kemudian pemerintah mengadaptasi hal ini? Apakah infrastruktur layanan masyarakat berbasis online yang ada saat ini sudah mendukung akses melalui perangkat mobile selain komputer? Bagaimana menerapkan adaptasi ini tanpa perlu banyak memboroskan APBD/anggaran lain, namun dapat memberikan layanan masyarakat yang baik? Perlu strategi yang tepat untuk itu.

Makalah ini mencoba mengangkat topik tersebut diatas, dengan meneliti dan mencoba mencari konsep dan strategi yang paling tepat untuk mengadaptasi kebutuhan informasi masyarakat, terutama yang hendak melakukan akses layanan kepemerintahaan online menggunakan perangkat mobile sehingga dapat tercapai prinsip layanan masyarakat yang dapat diakses kapan saja, dimana saja, oleh siapa saja, mudah, murah, tepat guna dan tepat biaya, dengan mengambil judul “Strategi Implementasi Mobile Frontend pada Website Resmi Kepemerintahan untuk Mendukung Kemudahan Akses Layanan Masyarakat”.

1.2 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

a. Menemukan pola desain web untuk perangkat mobile yang paling sesuai dengan kondisi website kepemerintahaan saat ini.

b. Menemukan pola implementasi yang paling sesuai, dengan memperhatikan kemudahan adaptasi, tepat guna dan rendah biaya

c. Merumuskan strategi penerapan berdasarkan pola desain dan implementasi yang akan ditemukan.

d. Melakukan kajian singkat akan penggunaan dan tanggapanya di masyarakat pemakai layanan masyarakat secara online.

1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kesiapan website resmi kepemerintahan untuk mengadaptasi tampilan mobile (Mobile -Frontend)?

b. Layanan online kepemerintahan apa saja yang paling sering/perlu diakses oleh masyarakat, terutama melalui perangkat mobile ?

c. Bagaimana strategi yang paling tepat untuk menerapkan Mobile-Frontend untuk layanan-layanan tersebut, sehingga mudah diterapkan di kepemerintahan dan mudah pula diakses oleh masyarakat?

1.4 Batasan Masalah Batasan masalah penelitian ini adalah:

a. Yang termasuk dalam website resmi kepemerintahan dalam makalah ini, disesuaikan dengan definisi dari penyedia layanan dan informasi masyarakat sesuai regulasi yang berlaku.

b. Dari semua website resmi kepemerintahan yang ada, lebih difokuskan pada pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten.

c. Pengamatan dilakukan secara acak, dan dilakukan khusus pada situs web resmi kepemerintahan yang berada di wilayah Sumatera.

2. Landasan Teori

2.1 Definisi Sebelum dapat melakukan pembahasan lebih

lanjut, perlu kiranya didefinisikan dan dibatasi beberapa istilah dalam makalah ini.

2.1.1 Situs Web

Situs web atau sering disingkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat

Page 35: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-35

internet yang dikenal sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai World Wide Web (WWW).

Sebuah situs web secara umum digunakan untuk menyebar luaskan informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan, dan/atau memberikan layanan secara terhubung (online). Layanan dalam situs web sangat beragam dan belum dapat secara pasti dibatasi/dikategorikan, karena perkembangan teknologi yang kerkaitan dengan internet terus berkembang. Tujuan penggunaannya pun sangat beragam, ada yang menjadi portal berita, media jejaring social, email, multimedia, perorangan (blog), komersial, maupun kepemerintahan.

2.1.2 Program E-Government

Program E-Government adalah upaya pemerintah untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang berkaitan yaitu: a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem

manajemen dan proses kerja secara elektronis. b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar

pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Program e-Government ini adalah inisiatif pemerintah dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) no. 03 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government. Didalam Inpres tersebut, kesiapan sebuah instansi pemerintah menuju e-Government dibagi menjadi empat tahapan, yaitu: a. Tahap 1: persiapan b. Tahap 2: pematangan c. Tahap 3: pemantapan d. Tahap 4: pemanfaatan

Di dalam inpres tersebut juga disebutkan beberapa arah pembentukan e-Government yang baik andatar lain: a. Pelayanan yang diberikan melalui situs

pemerintah tersebut, harus oleh sistem manajeman dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah.

b. Harus memiliki strategi yang mapan dan angaran memadai yang dialokasikan untuk

pengembangan egovernment pada masing-masing instansi.

c. Pentingnya faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya untuk mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu.

d. Harus ada upaya kuat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga meningkatkan jangkauan dari layanan publik yang dikembangkan.

2.1.3 Informasi dan Pelayanan Publik

Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Sedangkan yang termasuk dalam badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Dalam hal ini antara lain adalah: Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemkot, DPR/DPRD, SKPD, Polri, TNI, KPU/KPUD, dan lain sebagainya.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atau penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan yang termasuk sebagai penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan publik. Dari definisi ini terlihat bahwa yang termasuk dalam penyelenggara pelayanan publik adalah juga badan publik ditambah dengan unsur-unsur terkait termasuk korporasi dan lembaga independen.

Page 36: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-36

2.1.4 Mobile Frontend Mobile frontend dalam makalah ini adalah

tampilan konten dari sebuah situs web pada sebuah perangkat mobile, yang dapat berupa output dan/atau input, yang ditampilkan oleh aplikasi web browser yang dimiliki oleh masing-masing perangkat sesuai dengan ukuran dan densitas layarnya. Dalam arsitektur aplikasi komputer, sering digunakan istilah frontend dan backend untuk mendefinisikan dua bagian yang terpisah (awal dan akhir, depan dan belakang), yang masing-masing memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Tidak ada definisi khusus untuk memisahkan/ mengelompokkan mana bagian frontend dan mana bagian backend. Dalam aplikasi client-server, sisi klien dapat dikatakan sebagai front-end, sedangkan sisi server dapat dikatakan sebagai back-end. Dalam konten web, Frontend diartikan sebagai konten yang ditampilkan ke pengguna akhir (end-user). Sedangkan backend ditujukan untuk pengguna khusus seperti admin maupun operator khusus lainnya.

Makalah ini menggunakan istilah Mobile Frontend untuk mendefinisikan secara terpisah antara desktop frontend (bagian dari web yang ditampilkan untuk pengguna akhir di komputer personal dan laptop) dan Mobile Frontend . Istilah mobile frontenddi dalam word wide web sering juga disebut dengan istilah lain seperti: mobile interface, Mobile GUI, mobile web design dan sebagainya. Namun penulis berpendapat bahwa penggunaan kata Mobile Frontend lebih tepat, karena istilah tersebut tidak mengambarkan secara rinci apakah konten yang ditampilkan harus berbentuk aplikasi atau tidak, dan apakah ada interaksi untuk input dan output atau tidak. Istilah antarmuka (interface) dan Graphical User Interface (GUI), umumnya dianalogikan dengan rancangan aplikasi yang berupa aplikasi input dan output, terutama jika dikaitkan dengan bidang ilmu Interaksi Manusia dan Komputer. Sedangkan materi yang diteliti dalam makalah ini adalah berupa konten, yang dikirimkan dari server, kemudian ditampilkan oleh aplikasi web browser di klien (perangkat Mobile). Jadi bukan ditekankan pada pembahasan tentang desain aplikasinya, namun lebih kepada kontennya, ketika dibuka di perangkat mobile.

2.1.5 Perangkat Mobile

Perangkat mobile yang dimaksud dalam makalah ini adalah semua perangkat elektronik jinjing, dengan ukuran fisik layar tidak lebih besar dari komputer personal dan/atau komputer jinjing (laptop/ netbook), baik yang memiliki fasilitas komunikasi terpasang maupun terpisah, yang dapat digunakan untuk mengakses situs web,

menggunakan web browser yang tersedia, baik melalui embedded-firmware perangkat tersebut maupun melalui instalasi pada sistem operasi yang terpasang didalam perangkat tersebut. Yang dikategorikan termasuk dalam perangkat mobile dalam hal ini adalah mobile phone (handphone), smartphone, PDA, tablet, network multimedia player, dan sebagainya.

Maximiliano Firtman dalam buku “Programming The Mobile Web” membagi ukuran tampilan perangkat mobile sebagai berikut: a. Low-end devices: 128x160 atau 128x128 pixel b. Mid-end devices group #1: 176x220 atau

176X208 pixel c. Mid-end devices group #2: dan high-end

devices: 240x320 pixel d. Touch enabled high-end devices and smart-

phone: 240x480, 320x480, 360x480, 480x800, 480x800, 480x854, 640x960 pixel

Pada perangkat dengan layar sentuh terbaru umumnya memiliki layar QVGA (Quarter VGA) yaitu 240x320, HVGA (Half VGA) yaitu 320x480 pixel, VGA yaitu 640x480, bahkan sampai dengan resolusi SVGA (800×600 pixel) dan XGA (1024×768 pixel) yang umumnya dimiliki komputer personal dan komputer jinging.

2.1.6 Pola Rancangan

Pola rancangan yang dimaksud dalam makalah ini adalah rancangan tampilan (standard screen patern) yang menjadi acuan dalam merancang situs web, khususnya situs web untuk perangkat mobile . Pola rancangan memuat secara umum susunan menu, isi, judul/kepala (header) dan kaki (footer) sebuah situs web. Secara umum ada beberapa macam pola rancangan. Menurut Theresa Neil dalam situsnya, setidaknya ada 12 hingga 15 pola rancangan secara umum.

Dalam petunjuk teknis kominfo tentang e-Government, ditegaskan bahwa situs-situs web pemerintah daerah harus mampu menerbitkan dokumen yang lebih detail dari situs komersial, karena memiliki tujuan dan persyaratan yang berbeda dan lebih sulit dari situs komersial, sehingga hanya manajemen yang baik yang bisa menyeimbangkan semua prioritas yang diperlukan pengguna.

Disisi lain, merancang situs web untuk perangkat mobile harus memperhatikan banyak hal. Menurut Shanshan Ma dalam situsnya, setidaknya ada 10 perbedaan cara mendesain situs web untuk desktop dan untuk mobile. Antara lain: a. Desain situs web untuk perangkat Mobile harus

mengedepankan isi/konten yang utama. Isi/konten tambahan sebaiknya disusun dalam halaman yang berbeda atau bahkan

Page 37: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-37

disembunyikan. Mengingat keterbatasan resolusi dan kecepatan proses data yang terbatas.

b. Penyusunan isi/konten secara vertikal, tidak seperti umumnya situs web untuk desktop yang disusun horisontal.

c. Memperhatikan panjangnya teks dan besarnya gambar yang ditampilkan

d. Memperhatikan navigasi, kaki (footer) dan sebagainya.

2.2 Legalitas dan Dasar Hukum

Legalitas dan landasan hukum yang menjadi acuan dalam makalah ini antara lain adalah Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik nomor 14 tahun 2008, Undang-undang Pelayanan Publik, Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Instruksi Presiden (inpres) nomor 03 tahun 2003 tentang e-Government, petunjuk teknik (juknis) Kominfo tentang Panduan Penyelenggaraan Situs Web Pemerintah Daerah. 3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Data

Mengumpulkan data-data situs resmi kepemerintahan, struktur kepemerintahan, SKPD, pelayanan publik, regulasi yang berlaku dan sebagainya.

b. Observasi Metode observasi dilakukan dengan cara melihat situs-situs resmi kepemerintahan terutama di wilayah Sumatera seperti Pemprov NAD, Pemprov Sumut, Pemprov Kepri, Pemprov Riau, dan sebagainya. Mengamati desain, menu, materi, hasil tampilan pada komputer maupun perangkat Mobile.

c. Studi Literatur Studi literature dilakukan dengan mencari bahan-bahan artikel yang berkaitan dengan mobile dan desain web pada perangkat mobile dari praktisi-praktisi desain web mobile , buku-buku, peraturan, undang-undang dan regulasi lain yang berkaitan.

d. Wawancara Wawancara dilakukan secara acak namun tidak dalam jumlah besar, disebabkan karena makalah ini lebih menekankan pada strategi teknis, bukan kepada analisa dari hasil survei. Wawancara ditujuan untuk mendapat masukan layanan apa saja yang sering/dibutuhkan masyarakat dan bagaimana penanganannya oleh pemerintah terkait, berkaitan dengan informasi dan pelayanan publik melalui media situs web dan kaitannya dengan akses dari perangkat mobile.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Perkembangan dan Kebutuhan Publik untuk Perangkat Mobile

Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar

perangkat mobile di dunia. Ini dapat dilihat dari menjamurnya perangkat mobile di pasaran dari berbagai merek dan jenis. Pengguna internet di Indonesia juga meningkat. Dari sekian banyak pengguna internet, akses internet dari perangkat mobile menempati posisi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil riset AC Nielsen dalam Southeast Asian Digital Consumer Report tahun 2011, 21% penduduk Indonesia melakukan akses internet, yaitu penduduk yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. Dari angka tersebut, 48% pengguna melakukan akses internet melalui ponsel dan 13% lainnya menggunakan perangkat genggam lainnya. Persentase pengguna mobile ini melampaui semua negara-negara Asia tenggara lainnya. Dan angka ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 53% pada tahun 2012 untuk pengguna internet melalui ponsel, dan 30% dari perangkat genggam lain. Ini jelas menunjukkan postur pengguna internet di Indonesia. Faktor penyebabnya dapat dengan mudah dilihat dari kondisi yang ada, bahwa infrastruktur jaringan berbasis kabel/serat optik masih rendah dan lamban pembangunannya, selain disebabkan oleh hambatan-hambatan lain, sehingga penetrasinya tidak merata.

Menurut laporan bulan Mei 2010 dari Opera, pembuat aplikasi Opera Mini dan Opera Mobile, Indonesia menempati urutan pertama terbesar dunia pengguna aplikasi web browser untuk perangkat mobile ini, mengalahkan Rusia. Dan data berikutnya dari tahun ke tahun, Indonesia mendominasi tiga besar pengguna Opera Mini.

4.2 Kebutuhan Masyarakat Akan Akses Informasi dan Pelayanan Publik

Data-data diatas juga menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan konten yang dapat diakses melalui perangkat mobile akan terus meningkat, bahkan diproyeksikan lebih tinggi dari kebutuhan untuk mengakses situs web melalui komputer personal dan komputer jinjing. Jika dikaitkan dengan program pemerintah dalam hal e-Government, maka badan publik dan penyelenggara pelayanan publik, khususnya yang sudah memiliki dan/atau menyediakan informasi dan pelayanan publik melalui situs web, harus memperhatikan kebutuhan sebagian masyarakat yang masuk dalam pengguna internet melalui perangkat mobile ini.

Page 38: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-38

4.3 Pertumbuhan dan Aksesibilitas Layanan E-Government

4.3.1 Kondisi Saat Ini

Berdasarkan pengamatan, semua situs web yang menjadi bahan observasi sudah memiliki konten yang cukup baik dan diperbaharui antara satu hingga tiga minggu. Dengan jarak antar berita/pengumuman yang satu dengan yang lain bervariasi, bahkan ada juga yang sampai dua bulan bahkan lebih. Konten yang ditampilkan berupa HTML. Beberapa dari situs tersebut memiliki dua atau lebih versi bahasa.

Namun berdasarkan pengamatan tersebut pula didapati belum ada situs yang sudah mendukung mobile frontend. Bahkan beberapa situs web memiliki cacat tampilan ketika diakses melalui perangkat mobile, terutama dengan resolusi kecil. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: standar HTML yang tidak sepenuhnya terpenuhi, penggunaan div dan table yang tidak sempurna, gambar yang berukuran besar, kurang antisipasi ukuran-ukuran relatif (misalnya lebar table yang tetap menggunakan pixel bukan persen) dan lain sebagainya. 4.3.2 Jenis Informasi dan Tujuan Situs Web

Kepemerintahan Jenis informasi yang ditonjolkan umumnya

berupa pengumuman, berita, profil daerah dan beberapa konten lainnya. Dari tampilan tersebut, didapati bahwa belum banyak layanan publik yang sajikan secara online. Layanan-layanan yang ada lebih bersifat khusus seperti webmail, intranet, login user. Hal ini menunjukkan bahwa situs web tersebut baru masuk tahap ke-2 yaitu pematangan, sesuai inpres. 4.3.3 Struktur Menu dan Penyajian Informasi

Menu yang ada umumnya disusun horisontal di bagian atas dan vertikal di bagian samping, baik kanan maupun kiri dari isi. Ini dari menu, secara umum sama, selain informasi diatas, terdapat juga agenda, polling, galeri foto, penghitung jumlah pengunjung (visitor counter), buku tamu, dan lain sebagainya. Beberapa situs web memiliki fungsi khusus misalnya posko bencana/gempa.

4.3.4 Penggunaan Teknologi

Berdasarkan informasi yang didapat melalui HTTP header, diketahui bahwa hampir semua situs web menggunakan Apache Web Server. Dari informasi modul dan dari alamat URL, sebagian besar situs web dipastikan menggunakan PHP sebagai pemrograman web dinamis.

4.4 Strategi Implementasi 4.4.1 Menetapkan Jenis Kelompok Perangkat

Karena keberagaman jenis, resolusi dan densitas layar dari masing-masing perangkat mobile yang digunakan di masyarakat, dan mengingat bahwa tujuan dari implementasi ini adalah untuk menyediakan akses informasi publik dan pelayanan publik bagi masyarakat luas, dan mempertimbangkan efektifitas, tepat biaya dan tepat guna dari program-program TIK pemerintah, maka dapat disarankan agar dibuat kategori/jenis kelompok perangkat mobile sebagai berikut: a. Low-end Mobile (96x64, 128x160 atau 128x128

pixel) b. Smartphone (320 x 240 atau 480x360)

Hal ini dengan berasumsi bahwa ketersediaan perangkat low-end mobile cukup banyak terdapat di masyarakat karena harganya yang relatif murah dan terjangkau bagi masyarakat kecil. Selain itu, untuk masyarakat kelas menengah saat ini sudah cukup banyak yang memiliki smartphone seperti Blackberry, dan beberapa merek lain. Indonesia merupakan salah satu pengguna terbesar smartphone tersebut di dunia. Perbedaan utama dari kategori smartphone dan low-end Mobile ini, selain karena resolusi layar, juga karena keterbatasan komputasi, memori dan perangkat navigasi. Sedangkat untuk perangkat mobile dengan spesifikasi yang lebih tinggi seperti touch screen smartphone dan tablet, tidak termasuk dalam kategori ini. Walaupun jumlah penggunanya di Indonesia meningkat cukup tinggi, namun karena jumlahnya yang relatif kecil dibanding jumlah total pengguna internet, dan kemampuan komputasinya yang jauh lebih tinggi, perangkat-perangkat tidak termasuk kategori karena sudah mampu mengadaptasi tampilan situs web untuk desktop.

4.4.2 Menetapkan Acuan Rancangan

Acuan rancangan digunakan untuk menjadi dasar dari tampilan situs web di berbagai kategori perangkat mobile yang sudah ditentukan diatas. Berdasarkan pengamatan isi dan pertimbangan konten (sesuai regulasi terkait) maka acuan rancangan disarankan untuk dapat disusun dengan pola berikut:

Page 39: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-39

Keterangan:

A. Logo pemerintahan B. Kepala (header) situs web C. Foto kepala kepemerintahan D. Prakata, selayang pandang E. Pengumuman/Berita F. Menu-menu lain G. Link ke situs pemerintahan lain H. Kaki (footer) situs web

Belum ada aturan resmi untuk pola rancangan ini. Namun berdasarkan pengamatan, pola rancangan seperti diataslah yang paling mudah untuk diadaptasi oleh situs-situs web kepemerintahaan, berdasarkan pengamatan dan pertimbangan.

Berikut adalah contoh pola rancangan untuk kategori yang berbeda:

4.4.3 Menentukan Struktur/Jenis Menu Berdasarkan petunjuk teknis, setidaknya ada

enam menu yang ada dalam sebuah situs web kepemerintahan yaitu:

a. Selayang pandang b. Pemerintahan daerah c. Geografi d. Peta wilayah dan Sumberdaya e. Peraturan/kebijakan daerah f. Buku tamu

Berdasarkan hasil pengamatan, isi dari situs web yang paling sering diperbaharui (update) adalah pengumuman, berita dan artikel, selain beberapa isi lain seperti surat kepala pemerintahan (gubernur/walikota/ bupati) dan regulasi. Selain itu juga dibutuhkan fasilitas peta situs dan/atau pencarian untuk membantu keterbatasan navigasi. Berdasarkan hal itu, maka struktur menu yang disarankan setidaknya adalah: a. Pengumuman/berita/artikel b. Regulasi c. Selayang pandang d. Pemerintahan daerah e. Geografi f. Peta wilayah dan sumberdaya g. Peraturan/kebijakan daerah h. Buku tamu i. Pencarian/peta situs

4.4.4 Mendefinisikan Aturan Konten dan Adaptasi Rancangan

Beberapa aturan konten dan adaptasi rancangan yang harus diperhatikan antara lain adalah: a. Logo kepemerintahan harus dibuat dalam

beberapa versi ukuran dan kedalaman warna, agar dapat cukup jelas terlihat ketika diakses dari perangkat mobile dengan resolusi dan kedalaman warna yang berbeda. Jangan mengandalkan mekanisme skala yang dimiliki web browser perangkat mobile.

b. Bagian kepala (header) harus dapat melebar/menyesuaikan lebar 100% termasuk gambar dan layar belakang yang ada didalamnya. Hal ini untuk mencegah tampilan situs web tampak cacat.

c. Gambar di dalam berita/pengumuman/artikel tidak boleh lebih besar dari 200 pixel. Pertimbangan 200 pixel adalah berdasarkan kesimpulan dari para praktisi mobile frontend, sehingga bukan sebuah standar baku. Namun hal itu cukup efektif untuk menghindari gambar tampak tidak jelas.

d. Semua konten tampilan gambar harus dapat dibuat berskala

4.4.5 Penggunaan Standar Web dan

Fleksibilitas Rancangan Berdasarkan pengamatan teknologi yang

digunakan, pertimbangan jenis perangkat mobile

Page 40: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-40

yang tersedia dan sesuai dengan kategori perangkat mobile yang menjadi acuan diatas, maka standar teknologi yang disarankan untuk digunakan dalam membangun mobile frontend adalah XHTML dan CSS. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: a. Jangan menerapkan ukuran lebar baku (fixed

width) dalam mendesain mobile frontend. b. Maksimalkan konten/isi yang desain tampilannya

bersifat penuh (blocking) atau membentuk area tertentu.

c. Maksimalkan penggunaan fasilitas warna layar (background) dan gambar tersusun (tiled) dari CSS untuk menghindari gambar tampat cacat ketika ditampilkan di perangkat mobile beda resolusi layar.

d. Gunakan persen dalam menentukan lebar elemen-elemen situs web.

4.4.6 Menyatukan Rancangan dan Pemasangan

Rancangan disatukan dengan menerapkan mekanisme switching. Mekanisme switching digunakan untuk mendeteksi perangkat mobile yang digunakan untuk mengakses situs web, lalu melakukan pengalihan isi situs web. Mekanisme switching dilakukan dengan mengetahui browser agent dari pengakses situs web, kemudian menggunakan perintah pemrograman seperti PHP atau javacript melakukan pengalihan ke file/konten yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang relative paling mudah adalah dengan berkerjasama dengan penyedia layanan switching online. Cara ini dilakukan dengan menentukan penyedia jasa deteksi dan switching online untuk perangkat mobile. Penyedia jasa deteksi dan switching online ini akan memberikan potongan kode program (source code) dalam berbagai bentuk untuk dipasangkan ke konten/isi mobile frontend yang sudah dibuat. Cara ini relatif mudah namun memiliki kelemahan, antara lain: keterikatan/ketergantungan dari pihak luar, sehingga tidak menjamin kinerja, kesalahan (error), dan prinsip kerahasiaan. Cara lainnya adalah dengan mengimplementasikan sendiri kode program untuk pendeteksi, pengelompokan, dan pengalihan situs web. Hal ini relatif lebih sulit dilakukan, karena membutuhkan kemampuan lebih dalam/teknis, namun tidak melibatkan pihak luar dan tidak perlu berlangganan.

4.4.7 Pengujian

Pengujian dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling akurat adalah dengan mengakses situs web secara langsung menggunakan beberapa perangkat mobile yang berbeda jenis. Tentunya pengujian ini menampilkan hasil secara

akurat, namun butuh biaya dan waktu untuk mengujinya satu persatu. Cara lain adalah dengan menggunakan aplikasi emulasi (emulator). Ada beberapa jenis emulator, ada yang berbentuk aplikasi yang harus terlebih dahulu dipasang (install) di komputer klien, atau pun secara online. Misalnya dengan mengunduh Opera Mini di komputer dan menjalankankan menggunakan Sun Wireless Tool Kit (WTK) atau Java emulator lainnya.

4.4.8 Perawatan dan Pengembangan Lanjutan

Karena perkembangan perangkat mobile begitu cepat dan selalu mengikuti zaman/tren, maka situs web mobile frontend juga harus secara berkala dilakukan perawatan dan pengembangan lanjutan. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: a. Menerima masukan dari pengakses situs, apakah

ada konten yang tidak bisa ditampilkan sempurna di perangkat mereka.

b. Mengukuti demografi dan kebutuhan pengakses situs web.

c. Mengikuti teknologi terbaru misalnya HTML5.

5. Kesimpulan Penerapan mobile frontend semakin mutlak

diperlukan untuk situs web kepemerintahaan, dilihat dari data-data yang ada. Penerapan mobile frontend perlu segera diimplementasikan mengingat implementasinya yang masih sangat rendah, sementara proyeksi kebutuhan masyarakat Indonesia cenderung meningkat cukup tinggi. Strategi yang tepat dapat mengurangi biaya, waktu, dan meningkatkan efisiensi/efektifitas penerapannya. Pemerintah juga perlu mengantisipasi untuk penerapapan e-Government pada tahapan selanjutnya yaitu 3 dan 4, dengan kondisi masa depan.

Page 41: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-41

Daftar Pustaka [1] Moedjiono, Blueprint Aplikasi E-Goverment

Pemerintah Daerah, Departemen KOmunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jakarta, 2003.

[2] Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Goverment

[3] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Page 42: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-42

Page 43: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-43

Implementasi Bisnis Online “Kerajinan Tangan Indonesia” Berbasis Open Source Melalui PrestaShop

Murahartawaty

Program Studi Sistem Informasi Institut Teknologi Telkom

Abstract Di Indonesia, bisnis online telah berhasil

mendapat tempat tersendiri bagi para pelaku bisnis. Dari sekian banyaknya bisnis online di Indonesia, belum banyak bisnis yang memperkenalkan barang barang kerajinan tangan (handy craft), padahal Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya yang tiap-tiap daerah pasti memiliki kerajinan tangan unik yang tentunya memiliki nilai jual tinggi di dunia internasional. Industri kerajinan Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, dan tersedianya website sebagai sarana bisnis online merupakan sarana strategis untuk mempromosikan kerajinan tangan Indonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diimplementasi sebuah website sebagai media bisnis online untuk memasarkan kerajinan tangan asli budaya Indonesia dengan menggunakan perangkat lunak berbasis open source yaitu PrestaShop dengan alasan bahawa PrestaShop memudahkan dalam mengelola toko online dan telah mengadopsi bahasa Indonesia sehingga lebih mudah digunakan dan familiar meskipun dikelola oleh orang awam terhadap teknologi.

1. Pendahuluan Padatnya aktivitas yang dijalani setiap hari

dan terbatasnya waktu luang yang dimiliki menyebabkan sebagian besar masyarakat telah memilih melakukan transaksi bisnis secara online. Selain karena bisa dilakukan dari mana saja, transaksi secara online bisa dilakukan kapan saja dan sangat praktis karena hanya membutuhkan internet sebagai media perantaranya.

Dahulu transaksi bisnis harus dilakukan secara tatap muka (face to face), melibatkan sejumlah fasilitas dan sumber daya fisik (office and paper), dan mempertukarkan barang dan jasa yang terkait dengan uang. Sedangkan, pada saat ini transaksi serupa dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja secara fleksibel (tanpa harus bertemu muka) yang dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik (komputer, personal digital assistant, dan smartphone.) dan internet.

Pembayaran pun dapat melalui mekanisme transfer keuangan, seperti credit card, digital money, dan sebagainya.

Di Indonesia, bisnis online telah berhasil mendapat tempat tersendiri bagi para pelaku bisnis. Berbagai macam bisnis online kini bermunculan di Indonesia dari mulai bisnis makanan, alat-alat olahraga, pakaian, dan masih banyak lagi. Namun, dari sekian banyaknya bisnis online di Indonesia, belum banyak bisnis yang memperkenalkan barang barang kerajinan tangan (handy craft) yang menjadi budaya asli indonesia. Padahal Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya yang tiap-tiap daerah pasti memiliki kerajinan tangan unik yang tentunya memiliki nilai jual tinggi di dunia internasional. Industri kerajinan Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, dan tersedianya website sebagai sarana bisnis online merupakan sarana strategis untuk mempromosikan kerajinan tangan Indonesia. Industri kerajinan dapat dikembangkan sebagai komoditas penting yang mampu bersaing di level internasional.

Segmen pasar kerajinan tangan Indonesia tidak hanya pada negara ASEAN tetapi telah merambah Eropa, Amerika, dan Jepang, masing-masing sebanyak 17 persen. Sisanya tersebar di beberapa negara di ASEAN.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diimplementasi sebuah website sebagai media bisnis online untuk memasarkan kerajinan tangan asli budaya Indonesia dengan menggunakan perangkat lunak berbasis open source yaitu PrestaShop.

PrestaShop merupakan salah satu CMS (Content Management System) untuk pengembangan sebuah toko online dengan sistem kerja yang modern. Alasan pemilihan PrestaShop dikarenakan tools tersebut memudahkan dalam mengelola toko online dan telah mengadopsi bahasa Indonesia sehingga lebih mudah digunakan dan familiar meskipun dikelola oleh orang awam terhadap teknologi. Sebab untuk merancang website bisnis online membutuhkan kemampuan programming PHP atau ASP dan database sehingga kehadiran CMS PrestaShop memberikan

Page 44: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-44

kemudahan untuk merancang dan mengelola bisnis online dengan template yang sifatnya gratis.

PrestaShop dibandingkan dengan perangkat lunak lainnya untuk mengelola Toko Online termasuk yang paling popular dan user friendly karena memiliki fitur-fitur yang cukup lengkap, mudah dipahami, sederhana, gampang, siap pakai, dapat diinstal dengan mudah dalam web hosting, dan tentu saja gratis (open source). Dari sisi pelanggan, PrestaShop mampu memberikan kemudahan dalam mencari produk yang diinginkan, memperoleh informasi detil sebuah produk, dan melakukan transaksi pembelian.

2. Analisis Kebutuhan Sistem

2.1 Identifikasi Proses Bisnis Eksisiting Pada proses bisnis eksisting untuk pembelian handycraft adalah konsumen datang ke toko yang menjual handycraft kemudian memiliih produk kerajinan yang akan dibeli. Dalam toko konvensional terdapat bisa saja terjadi proses tawar menawar harga ataupun tidak ada. Setelah terjadi kesepakatan, lalu konsumen membayar handycraft dan dapat langsung di bawa pulang atau melalui layanan pengiriman ke rumah konsumen. 2.2 Identifikasi Kebutuhan konsumen

Konsumen membutuhkan tempat yang mudah untuk mencari dan membeli handycraft dan tidak perlu datang ke tempat penjualan handycraft tersebut. Hal ini disebabkan oadatnya aktivitas yang dijalani setiap hari dan terbatasnya waktu luang yang dimiliki menyebabkan sebagian besar masyarakat telah memilih melakukan pembelian barang secara online. Untuk itu website bisnis online kerajinan tangan Indonesia merupakan solusi yang representatif untuk menjangkau target konsumen yang kebanyakan merupakan konsumen luar negeri.

2.3 Analisis SWOT Untuk menjalankan sebuah bisnis, diperlukan adanya analisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang akan ditemui. Tabel berikut menunjukkan analisis SWOT terhadap implementasi Bisnis Online Kerajinan Tangan Indonesia.

Tabel 1. Analisis SWOT Bisnis Online Handycraft

O T

S

Suatu kesempatan untuk menjalankan bisnis yang berbeda. Dengan menjual handycraft yang dibantu oleh IT maka dapat memudahkan proses bisnis. Bisa juga memperkenalkan handycraft Indonesia.

Untuk menjual handycraft, khususnya yang keluas negeri memang cukup sulit. Contohnya saja untuk pembayarannya. Tetapi apabila itu dapat diantisipasi maka akan menjadi lebih baik.

W

Biasanya handycraft memang peminatnya adalah orang kalangan menengah ke atas. Jadi cukup sulit juga untuk mencakup semua kalangan. Dengan menggunakan IT ini maka peminat bisa dengan mudah membeli produk-produk yang ada.

Rasa tidak percaya, itu merupakan hal yang bisa terjadi apabila menggunakan bisnis online. Pembeli takut apabila telah membayar, ternyata barang yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan, ataupun barang yang telah dibeli tidak kunjung datang.

2.4 Mekanisme Jual Beli Dalam melakukan transaksi jual beli,

konsumen dapat memilih produk dari katalog produk yang telah disediakan. Apabila telah menemukan dan menentukan produk mana yang ingin dibeli maka konsumen bisa memasukkan ke dalam keranjang belanja. Tetapi sebelum itu, konsumen diharuskan melakukan login terlebih dahulu. Apabila telah memiliki account maka bisa langsung memesan. Dan apabila belum mendaftar maka harus mengisi form pendaftaran terlebih dahulu untuk dapat melakukan pemesanan dan pembelian produk.

Dengan fasilitas member akan memudahkan pihak perusahaan untuk melakukan mekanisme customer relationship management sehingga kepuasan pelanggan dapat tercapai dengan memberikan reward dan bonus untuk setiap pembelian dengan kuantitas tertentu.

Page 45: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-45

2.5 Mekanisme Pembayaran Pelanggan membayar melalui Western Union

dan PayPal untuk segmen mancanegara dan untuk pelanggan lokal Indonesia dapat menggunakan mekanisme transfer melalui fasilitas Jaringan ATM Bersama.

Setelah melakukan transfer, maka konsumen melakukan konfirmasi ke Pihak Perusahaan untuk selanjutnya melakukan proses pengiriman barang dengan menggunakan jasa ekspedisi seperti FedEx dan Tiki/JNE. Biaya pengiriman produk merupakan tanggung jawab konsumen disesuaikan dengan berat produk yang dibeli.

3. Perancangan Sistem

3.1 Identifikasi Kebutuhan Software Aplikasi Bisnis Online yang akan dirancang

dengan spesifikasi minimum untuk perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut. a) WebServer : Apache ver.2.2.13(Unix) b) PHP : PHP version 5.2.* c) Database : MySQL ver. 5.0.81-community d) Desain Web : CMS ( Prestashop ) e) Domain .co.cc f) Web Hosting : 000.webhost.com g) Modul Shipping : FedEx h) Pembayaran : Western Union i) Modul Fan Page melalui Facebook dan Twitter.

3.2 Identifikasi Fungsionalitas Website Website yang dibuat adalah website E-

commerce yang memiliki fungsi untuk melakukan jual beli produk handycraft (kerajinan tangan) asli dari Indonesia. Adapun gambaran umum tentang menu - menu website yang dibuat adalah sebagai berikut: a) Halaman Awal yang merupakan halaman utama

web yang berisi: 1. Categories: Berisi mengenai kategori

kategori handycraft yang terdapat pada web dan disusun berdasarkan jenis handycraft.

2. Viewed Products: Berisi tampilan produk yang dijual.

3. Manufactures: Menu yang memungkinkan customer memilih produk berdasarkan manfacturernya.

4. Facebook FanPage: Merupakan menu untuk member status suka pada usaha ini melalui facebook.

5. Information: Berisi pilihan-pilihan tentang informasi-informasi yang sekiranya berguna

untuk konsumen. Seperti informasi tentang Delivery, Legal Notice, Terms and conditions of use, About us.

6. Link Footer: Berisi link link ke special, new products, terms of condition of use, contact us dan about us.

7. Cart: Merupakan keranjang belanjaan dari customer, berisi produk yang akan dibeli oleh customer.

8. New Products: Berisi produk baru yang ditawarkan.

9. Top Sellers: Berisi produk produk dengan penjualan terlaris.

10. Specials: Produk unggulan dari perusahaan. 11. Featured Products: Berisi penjelasan

mengenai handycraft tertentu. 12. Contacts: Alamat/nomor telepon/ kontak

yang bisa dihubungi langsung oleh customer.

b) Halaman Admin yang berisi: 1. Catalog: Pada menu ini, kita bisa

menambah, mengedit item pada katalog yang ada. Di dalam menu ini kita bisa memberi banyak atribut yang bisa ditambahkan pada produk kita. Pada menu ini pula dapat diatur mengenai supplier dari barang yang ada.

2. Customers: Merupakan menu untuk mengelola anggota yang telah terdaftar pada sistem. Anggota bisa kita lihat alamatnya, memasukkan anggota tersebut kepada grup-grup tertentu, kemudian melihat pembeliannya.

3. Orders: Merupakan menu untuk mengelola order dari customer.

4. Payment: Menu ini berisi pilihan-pilihan untuk mengatur pembayaran yang berupa modul.Berisi pula tentang pembatasan negara-negara yang boleh membeli produk kita dengan modul yang kita miliki.

5. Shipping: Menu ini berisi mengatur tentang pengiriman-pengiriman barang. Pengiriman barang dapat dibatasi dan diberi pada jasa kurir tertentu.

6. Stats: Menu ini memberi informasi kepada kita tentang statistik dari semua aktifitas yang ada di toko kita. Terutama halnya pada pembelian produk.

7. Modules: Merupakan menu inti dari sistem, dimana di sini kita mengatur modul-modul yang ingin kita tambahkan, ubah posisi, dan lainnya.

8. Employees: Merupakan menu untuk mengatur pegawai yang bisa mengakses bagian administrasi web kita dan hak aksesnya pada web kita.

Page 46: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-46

9. Preferences: Merupakan menu untuk pengaturan tampilan, database, kontak, email dan lainnya.

10. Tools: Merupakan menu untuk memberi keleluasaan untuk mengatur bahasa, subdomain, dan sebagainya.

3.2 Desain Aplikasi Gambar berikut menunjukkan desain dengan

menggunakan Use Case untuk Website Bisnis Online Handycraft Indonesia.

Customer

lihat barang

pesan barang

bayar barang

Guest

Gabung Forum

Sign Up

Login

Pil ih Mata Uang

Lihat Kategori

Lihat Manufacturer

Bookmark Site

lihat akun

edit akun

lihat topseller

l ihat produk baru

Gambar 1. Use Case Bisnis Online Handycraft

3.3 Screenshot Aplikasi Tampilan layar pada web dibuat dengan

menggunakan template dari CMS Prestashop. Berikut tampilan layar proses pembelian handycraft di Website dengan mengambil nama perusahaan Arca Indonesia.

a) Tampilan awal web (pilih produk yang

diinginkan)

Gambar 2. Halaman Depan Website

b) Pilih barang yang diinginkan klik add to cart untuk memasukkan semua produk yang diinginkan ke dalam keranjang belanja.

Gambar 3. Proses Pembelian Produk

c) Periksa rincian biaya, tambahkan code voucher jika ada.

Gambar 4. Proses Verifikasi Biaya

d) Login apabila sudah terdaftar, dan buat akun bar apabila belum terdaftar.

Gambar 5. Proses Login dan Registrasi

e) Periksa alamat delivery, update alamat apabila ingin mengganti.

Gambar 6. Proses Verifikasi Alamat Pengiriman

f) Pilih jasa pengiriman (menggunakan FedEx)

Page 47: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-47

Gambar 7. Proses Pemilihan Jasa Pengiriman

g) Proses Pembelian selesai

Gambar 8. Proses Verifikasi Pembelian

4. Analisis Hasil Perancangan

4.1 Analisis Perangkat Lunak Web yang dibuat menggunakan CMS

PrestaShop merupakan aplikasi yang Open Source atau Free dan dapat dijalankan pada semua web browser dan semua jenis Operating System (OS). Berikut adalah kelebihan yang dimiliki oleh PrestaShop. 1) Unlimited kategori, subkategori dan produk; 2) Pembeli bisa menulis review tentang produk; 3) Pemberian diskon untuk pembelian barang

dengan jumlah tertentu; 4) Customize Produk (gambar dan text bisa

diganti); 5) Pembagian pelanggap ke dalam beberapa grup; 6) Bukti pembelian dalam format PDF; 7) Penawaran khusus (diskon, promosi); 8) Pengaturan jumlah minimum pembel;ian 9) Beberapa pilihan metode pembayaran (paypal,

google checkout, transfer bank); 10) Pengaturan ongkos kirim; 11) Statistik produk, penjualan; 12) Penggantian bahasa pada website; 13) Penggantian mata uang beserta kurs; 14) Fitur SEO (meta tag, URL rewrite, google

sitemap);

15) Tingkat keamanan yang baik; 16) Program afiliasi; 17) Template yang bisa dicustomize.

4.2 Analisis Kelebihan Sistem Website Bisnis Onlien Kerajinan Tangan

Indonesia memiliki kelebihan sebagai berikut. 1) Menggunakan CMS yang cukup mudah untuk

dioperasikan oleh Admin; 2) Menggunakan database berbasis MySql yang

merupakan open source, sehingga kita tidak perlu untuk membayar lisensi;

3) Menggunakan Template web yang Free sehingga kita tidak perlu membayar untuk template web yang kita gunakan;

4) Terintegrasi dengan Google Maps, sehingga customer dapat mengecek keberadaan kantor dari Arca Indonesia;

5) Kecepatan akses ke database yang terhitung cepat karena menggunakan MySql.

4.3 Analisis Kekurangan Sistem Website Bisnis Onlien Kerajinan Tangan

Indonesia juga memiliki kelemahan sebagai berikut. 1) Beberapa fitur tidak tersedia karena

menggunakan template yang berbasis free jika dibandingkan dengan template yang berbayar;

2) Penggunaan MySql sebagai database yang kurang cocok jika data yang dimiliki sangat besar atau skala Enteprise.

4.4 Analisis Kesiapan Sumber Daya Manusia

Kesiapan SDM sudah dirasa cukup karena sebelum menjadi seorang admin, terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihan yang secara terperinci dan secara berkala. Sehingga diharapkan seorang admin dapat mengoprasikan sistem penjualan berbasis web secara baik.

5. Kesimpulan Dari aplikasi Website Bisnis Online

Handycraft yang telah dirancang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1) Bisnis untuk penjualan handycraft Indonesia

dapat dilakukan secara online. Dengan menyediakan katalog-katalog produk yang tersedia. Dengan ini penjualan tidak hanya mencakup Indonesia saja, tetapi bisa mencapai luar negeri juga. Kerajinan tangan asal

Page 48: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-48

Indonesia pun bisa terkenal sampai mancanegara.

2) Aplikasi yang dibuat menjadikan pelanggan menjadi nyaman dalam berbelanja handycraft. Pengoperasian web yang mudah, Pembayaran dengan menggunakan Western Union dan Transfer ATM Bersama serta proses pengiriman barang dengan FedEx maupun TIKI/JNE semakin memanjakan pelanggan yang ingin berbelanja handycraft di web ArcaIndonesia.

6. Rekomendasi Aplikasi yang sekarang hanya melayani

pembelian handycraft. Untuk kedepanya disarankan aplikasi dapat melayani pemesanan handycraft sesuai dengan keinginan customer. Jadi customer yang menginginkan barang tertentu atau model handycfrat secara customize dapat terlayani via website.

Daftar Pustaka [1] Abudiyono. MengenalCMS.

http://abudiyono.wordpress.com/2007/10/25/mengenal-cms/. 2007

[2] Priyadi, Andria. Prestashop>>CMS Toko Online Yang Sangat Lengkap. http://www.andriapriyadi.com/prestashop-cms-toko-online-yang-sangat-lengkap/. 2010.

[3] Purbo, Onno Widodo. E-Commerce.http://www.sentralweb.com/2004/08/e-commerce/. 2009.

[4] Timmers, Paul. Electronic Commerce - strategies & models for business-to-business trading, pp.31. http://id.wikipedia.org/wiki/E-bisnis. 2010.

[5] Tirtayasa, Andi Aria. Industri Kerajinan Indonesia salah satu terbaik dunia . http://beritasore.com/2010/11/24/industri-kerajinan-indonesia-salah-satu-terbaik-dunia/. 2010.

Page 49: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-49

Aplikasi M-Pendidikan untuk Pendaftaran Mata Kuliah

Rasudin Abubakar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala

Abstrak Kajian ini merupakan suatu pembangunan

aplikasi M-Pendidikan untuk pendaftaran matakuliah berbasis WAP. Batasan kajian meliputi pendaftaran kursus sarjana di Universitas.. Sistem ini dibangun menggunakan perangkat lunak WML, ASP dan HTML untuk antar muka. IIS digunakan sebagai server web dan server WAP. MySql 4.1. digunakan sebagai basis data. Kaedah pembangunan sistem adalah berdasarkan siklus hidup pembangunan sistem dengan pendekatan kaedah air terjun. Sistem ini meliputi modul-modul pendaftaran mata kuliah, pengguguran mata kuliah. Dengan sistem ini mahasiswa dapat mendaftar matakuliah dengan berapa dimana saja yang dijangkau oleh jaringan telepon genggam. Peralatan yang digunakan hanya perangkat telefon genggam atau PDA yang mendukung teknologi WAP. Key word : WAP, WML, M-education, Courses

registration

1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi terjadi

sangat cepat, pencarian informasi dapat dilakukan dan diperoleh dari berbagai tempat di muka bumi. Hal ini terjadi karena semakin banyak institusi menyediakan system informasi berbasis internet. Dengan semakin murahnya pelayanan internet sudah hal itu menjadi modah diperoleh masyarakat umum.

Telefon genggam serta alat bergerak yang lain merupakan alat komunikasi yang penting dimasa kini. Hampir semua orang sudah memilikinya. Pada umumnya mahasiswa sudah mempunyai model telefon genggam terkini dengan ciri-ciri seperti kamera digital, dan sambungan ke internet. Kini, penggunaan telefon genggam sudah dapat digunakan untuk , menjalankan M-bisnes, M-pemasaran, M-iklan dan M-Pendidikan.

Dengan perkembangan dunia masa kini, membuat orang menginginkan sesuatu informasi disaat mareka menginginkannya, tidak hanya ketika berada di depan komputer saja.. Oleh sebab itu,

teknologi Wireless Application Protocol (WAP) menjadi pilihan utama dalam meyebar luas informasi, komunikasi, berita terkini, dan masih banyak lagi. Telefon genggam adalah peranti yang paling tepat untuk memperoleh informasi secara cepat

Pada tahun 1997, tiga perusahaan telepon seluler seperti Ericsson, Motorola, dan Nokia dan Unwired Planet memperkenalkan WAP Forum (www.wapforum.com), sebuah organisasi nirlaba yang menetapkan standard pelayanan internet untuk pelanggan melalui alat bergerak. Sekarang, banyak vendor memproduksi telefon seluler yang dapat langsung digunakan untuk mengakses Internet tanpa menggunakan komputer. Teknologi WAP (Wireless Application Protocol) merupakan salah satu aplikasi yang memungkin telepon genggam mengakses halaman web walaupun dengan beberapa kekurangan seperti, layar yang kecil, memori yang relative kecil, serta kecepatan akses yang lambat.

Universitas merupakan sebuah institusi yang mempunyai mahasiswa dengan jumlah yang besar. Sebagian mahasiswa berasal dari berbagai daerah yang jauh dari tempat kedudukan kampus. Di awal semester mahasiswa diminta untuk mengisi KRS (kartu rencana studi) yaitu mendaftarkan matakuliah yang akan diikuti pada semester berjalan. Bagi yang tinggal di seputaran kampus, mareka dapat langsung mengisi, tapi bagi yang jauh serta fasilitas internet didaerah sana belum memadai menjadi satu masalah dalam proses pendaftaran matakuliah. Untuk itu dibutukan teknologi baru yaitu dengan mendaftar matakuliah menggunkan telepon genggam melalui fasilitas teknologi WAP.

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan dan pembuatan sistem aplikasi M-Pendidikan untuk pendaftaran mata kuliah menggunkan teknologi WAP. Teknologi ini dapat digunakan oleh mahasiswa yang ingin mendaftar matakuliah atau mengisi KRS hanya dengan menggunkan telefon genggam ataupun PDA (Personal Digital Assistant) yang mendukung teknologi WAP.

Page 50: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-50

2. Metodologi Sistem Aplikasi M-Pendidikan untuk

Pendaftaran matakuliah berdasarkan WAP yang dibangunkan menggunakan pendekatan Analisa dan Reka Bentuk Sistem Berstruktur (Dewitz, 1996) berdasarkan model air terjun (water fall). Dalam pendekatan metodologi tersebut, terdapat lima langkah utama yaitu: Fase Analisis, Fase disain, Fase Pembangunan, Fase Implementasi dan Fasa Pengujian.

3. Perancangan System M-Pendidikan adalah penggunaan perangkat

seluler yang administrasi pendidikan (Berger, S et. al. 2003). M-pendidikan meliputi proses pendaftaran, pengian KRS dan administrasi pendidikan lainnya. Disamping itu, juga termasuk Pelayanan lainnya seperti penyebaran materi perkuliahan, dan pengumuman untuk mahasiswa.

3.1. Sistem Berbasis WAP WAP merupakan standard komunikasi global

secara terbuka antara peranti bergerak dan internet atau aplikasi komputer lainnya. Teknologi berbasis WAP bias membuat perangkat bergerak sepeti hand phone dan PDA mengakses internet.

Wireless Application Protocol atau WAP merupakan standard internasional untuk mengakses web melalui telepon seluler. WAP dihasilkan dari kesepakatan para ahli dan vendor telekomunikasi terkemuka di dunia yang tergabung dalam WAP forum (www.wapforum.org). WAP dibangun sebagai protokol komunikasi bergerak yang tidak bergantung pada peralatan dan sistem tertentu. WAP dikembangkan sebagai bagian sistem 3G di masa depan seperti halnya Bluetooh dan GPRS. WAP merupakan protokol komunikasi bergerak yang terdiri dari beberapa lapisan dan dapat digunakan pada model jaringan tanpa kabel semua model. Gambar 3.1 merupakan arsitektur WAB untuk berbagai jenis teknologi jaringan wireless.

Gambar 3.1. Arsitektur WAP WAP

(Arehart, C. et.al. 2000)

Seperti terlihat pada gambar 3.1. arsitektur rangkaian WAP tetap menggunakan pelayan web (Web Server ) dan protokol HTTP. Namun internet bergerak menggunakan WAP yang memiliki arsitektur yang agak berbeda yaitu dengan tambahan WAP Gateway.. Elemen arsitektur WAP adalah : a. Pelanggan harus terinstal micro broser dalam

perangkat bergeraknya. b. WAP Gateway merupakan sebuah gateway

berfungsi sebagai penterjemah informasi dari content server ke layar telepon atau sebaliknya. WAP Gateway juga boleh berfungsi sebagai proxy. Fungsi WAP Gateway/Proxy antara lain adalah sebagai antarmuka penghubung protokol WAP dengan protokol internet.

c. WAP Server yang juga disebut sebagai aplikasi server yang terdapat beberapa prosedur fungsi dan menyediakan file berjenis WML dan WML Script. (Andersson 2001). Protokol WAP terdiri atas 5 lapisan seperti

ditunjukan pada gambar 3.2 berikut. WAP sudah dijadikan sebagai protocol standard didunia untuk web melalui peralatan bergerak (internet bergerak) dan dijalankan serta diakses melalui berbagai jaringan tanpa kabel. Kelima-lima lapisan protokol WAP tersebut adalah:

Gambar 3.2 Lapisan Protokol WAP

(Andersson 2001)

Setiap protokol yang digunakan dalam system jaringan mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahannya. Hal ini juga terjadi pada protokol WAP adapun kelebihan protokol WAP adalah WAP bersifat terbuka, dengan spesifikasi yang (Biesecker et al, 2003). Sedangkan kekurangan atau kelemahan WAP (Biesecker et al, 2003): 1. Alat bergerak mempunyai layar yang relative

kecil serta ukuran keypad yang kecil 2. Sulit untuk mengupdate sistem operasi. Jika

teknologi berubah maka alat juga diganti. 3. Sokongan WML sangat terbatas untuk format

memformat teks dan gambar.

Page 51: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-51

Sebuah aplikasi WAP dikatakan baik jika memenuhi Beberapa ciri-ciri penting berikut (Hartl et al, ) 1. Mudah digunakan 2. Input melalui keypad relative kurang 3. Hanya menampilkan informasi yang penting

saja 4. Pemrosesan data dilakukan disisi server 5. Koneksi yang kokoh atau kuat

3.2. Wireless markup language (WML) Wireless Markup Language (WML) adalah

bahasa markup yang digunakan untuk menformat laman WAP. Laman WAP adalah dokumen web untuk telefon seluler dan alat bergerak lainnya. Halaman WAP seakan-akan halaman web yang ditampilkan dalam bentuk yang lebih ringkas. Setiap tampilan laman WAP dikenali dibagai kartu (card). Kartu yang berkaitan dibungkus dalam bentuk dek (deck). Satu dukumen WML adalah satu dek.

Ukuran layar piranti tampa kabel yang kecil tidak mampu menampilkan dokumen yang panjang, oleh sebab itu halaman WAP dipecah-pecah kepada kartu yang lebih pendek dan mudah dibaca. Jadi setiap dokumen mempunyai satu dek, setiap dek mempunyai minimum satu kartu. Kartu dalam satu dek dihubungkan menggunakan pautan atau link.

Untuk mengakses WAP sama dengan mengakses internet yaitu membutuhkan browser. Sekarang browser pada internet juga sudah ada versi WAP nya seperti Internet Explorer, Netscape Navigator, Mozilla dan lain-lain. Maka untuk men-browse laman WAP juga diperlukan browser.

4. Hasil dan pengujian Sistem Pada bahagian ini akan dibahas implementasi

sistem yang telah dibangun. Implementasi dibangun dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX sebagai editor bahasa WML atau ASP. Semua file program yang dibangunkan di masukan kedalam direktori c:\inetpub\wwwroot\wap\ dalam server localhost. Untuk mengakses halaman WAP tersebut pada bagian alamat emulator http://localhost/wap/index.asp. Semua halamat WAP diakses dengan menggunakan Openwave V7 Emulator.

Setiap pengguna halamat WAP harus melakukan login terlebih dahulu seperti ditujukan pada gambar 4.1. berikut. Pada bagian login, sistem akan meminta pengguna untuk memasukan nombor matrik dan pasword. Skrin

Gambar 4.1 Halaman Login

Setelah pengguna berhasil login maka akan ditampilkan menu utama. Halaman menu utama memilki berapa pautan sebagaimana gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama

Salah satu link Pada menu utama adalah pendaftaran matakuliah. Paparan pertama yang ditampilkankan adalah nama fakultas, ketika nama fakultas sudah dipilih makan akan ditampilkan semua matakuliah yang dibuka di fakultas tersebut. Sebagaimana ditampilkan pada gambar 4.3 dan 4.4

Gambar 4.3 Tampilan Memilih Fakultas

Gambar 4.4 tampilan daftar mata kuliah

Jika proses pendaftaran satu matakuliah sudah

selesai pengguna dapat mendaftar matakuliah berikutnya, dengan langkah-langsah sama seeprti dengan diatas.

Untuk proses pengguguran mata kuliah. System akan memapilkan terlebih dahulu semua

Page 52: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-52

mata kuliah yang sudah terdaftar. Munu pengguguran matakuliah juga terdapat pada bagian menunu utama. Kemudian pengguna memilih matakuliah mana saja yang akan digugurkan. Tampilan prose pengguran matakuliah ditampilkan pada gambar 4.5 dan 4.6.

Gambar 4.5 Daftar Matakuliah Yang Digugurkan

Gambar 4.8 Informasi jika proses pengguguran

berhasil

5. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dengan adanya system WAP ini pendaftaran

matakuliah sudah dapat dilakukan melalui telepon genggam

2. System WAP yang dimplementasikan meliputi pendaftaran matakuliah serta pengguguran matakuliah,

3. Untuk pengujian system ini menggunkan emulator menggunakan Openwave V7 Emulator.

Daftar Kepustakaan Andersson, C. 2001. GPRS and 3G Wireless

Applications. New York : John Wiley & Sons. Arehart, C. et.al. 2000. Professional WAP.

Birminghamn: Wrox Press Berger, S. Mohr, R. N¨osekabel, H. Sch¨afer, K.J.

2003. Mobile Collaboration Tool for University Education. Proceedings of the Twelfth IEEE International Workshops on Enabling Technologies: Infrastructure for Collaborative Enterprises (WETICE’03)

Biesecker, Keith, Yeung, & Calvin. 2003. Mobile Internet Technologies and Theirs Application to Intelligent Transportation System, MP 2003-20.

Dewitz, S. (1996). Systems Analysis and Design and the Transistion to Objects. San Francisco: Irwin/McGraw-Hill.

Hartl, A. Austaller, G. Kappel, G. Lechleitner, C. Mühlhäuser, M. Reich, S. & Rudisch, R. Gulliver – A Development Environment for WAP Based Application. University of Linz .

http://ifs.unilinz.ac.at/ifs/project/gulliver/papers/www9workshop/

(21 September 2011) Preiser, L.B. 2004. Emerging M-Education Model

Continuing Professional Development. Proceedings of the 9th Word Conference on Continuing Engineering Education 2004, Tokyo.

Shelly, Cashman & Rosenblatt. 2003. Systems Analysis and Design. Fifth Edition. Boston : Thompson.

Sommerville. 2004. Software Engineering. Seventh Edition. San Fransisco : Addison Wesley.

Tarasewich, P. Nickerson, R. C. Warkentin, M. 2002. Issues In Mobile E-Commerce. Communications of the Association for Information Systems 8 : 41-64.

Turban, E., Reiner, R.K., Potter, R.E. 2004. Information Technology. Second Edition. New York : John Wiley & Sons.

Yi Bing Lin, Chlamtac.I. 2001. Wireless and Mobile Network Architectures. New York : John Wiley & Sons.

Wu Chou, Xueshan Shan and J. Jenny Li. 2002. An Architecture of Wireless Web and Dialogue System Convergence for Multimodal Service Interaction Over Converged Networks. IEEE Journal.

Page 53: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-53

Teknologi Open Source, Mobile Programming, Android

Opim Salim Sitompul1)

1) Program Studi Teknologi Informasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU Medan

Jl. Alumni No 3 Kampus USU Medan-20155 e-mail: [email protected]

1. Pendahuluan Teknologi open source telah membawa

kemajuan yang pesat dalam dunia mobile programming. Kemajuan ini terlihat dengan munculnya berbagai perangkat mobile seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer-komputer tablet. Sebagai salah satu produk teknologi open source, Android adalah platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan free (Darcey & Conder, 2010) dan telah membuka era baru di dunia pemrograman mobile. Android ada dimana-mana, tidak saja pada telepon, Android telah mulai masuk ke netbook, Internet tablet, ebook readers, digital photo frames, serta TV dan set-top boxes (STB) yang didukung oleh Google TV. Diramalkan bahwa tidak lama lagi Android akan ada di mobil dan semua tempat-tempat yang lain.

Makalah ini memaparkan beberapa konsep penting tentang teknologi open source, mobile programming, dan Android. Ketiga teknologi ini dapat dilihat sebagai satu rangkaian yang satu sama lainnya saling menunjang. Pemaparan dimulai dari konsep open source yang menawarkan kebebasan bagi para pengguna untuk secara bebas melihat, mengubah, dan mungkin mendistribusikannya kembali dengan tetap mengacu kepada garisan lisensi open source yang ada. Berbicara tentang open source tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang Linux, sebagai salah satu contoh paling terkenal dari teknologi perangkat lunak open source. Linux telah mengilhami berjuta-juta orang di dunia untuk mengembangkan teknologi open source, termasuk diantaranya mobile programming. Android sebagai salah satu perangkat mobile dengan sistem operasi yang berbasis Linux memainkan peranan yang sangat besar dalam menyebarluaskan mobile programming.

2. Teknologi Open Source Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa

pengertian dasar yang berkaitan dengan teknologi open source.

2.1. Pengertian

Teknologi open source didefinisikan sebagai falsafah produksi dan pengembangan yang mengizinkan para pengguna akhir dan pengembang untuk tidak hanya melihat source code dari perangkat lunak, tetapi juga untuk memodifikasinya. Secara umum, istilah open source menjelaskan tentang praktek-praktek di bidang industri dan pengembangan yang mendukung kebebasan mendistribusian kembali dan mengakses sumber-sumber bahan dari suatu produk jadi. Walaupun perangkat lunak bukanlah satu-satunya produk yang diatur dalam lisensi open source, tetapi perangkat lunak adalah produk teknologi open source yang paling populer. Dalam hal perangkat lunak, open source berarti bahwa perangkat lunak komputer tersebut tersedia dalam bentuk source code. Umumnya, source code dan hak-hak tertentu lainnya disediakan bagi pemegang hak cipta (copyright holders) di bawah sebuah lisensi perangkat lunak yang mengizinkan para pengguna untuk mempelajari, mengubah, memperbaiki dan mendistribusikan kembali perangkat lunak tersebut.

Satu isu yang selalu muncul dalam open source ialah yang berkenaan dengan hak cipta yang diberikan ke perangkat lunak asli dan modifikasi yang dilakukan. Sebagian besar persetujuan lisensi open source menggariskan bahwa kepemilikan perangkat lunak tidak pernah dapat dialihkan ke seseorang yang memodifikasi perangkat lunak tersebut. Biasanya hal ini menyebabkan para

Page 54: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-54

pengembang tidak mungkin untuk mengambil sebuah perangkat lunak open source untuk memodifikasi dan kemudian menjualnya. Ada empat jenis kebebasan bagi pengguna perangkat lunak: (http://www.gnu.org) 1) Kebebasan untuk menjalankan program, untuk

tujuan apapun (freedom 0) 2) Kebebasan untuk mempelajari bagaimana cara

bekerjanya program, dan mengadaptasikannya sesuai dengan kebutuhan pengguna (freedom 1). Prasyaratnya adalah akses ke source code.

3) Kebebasan untuk mendistribusikan ulang salinan-salinan untuk membantu masyarakat (freedom 2).

4) Kebebasan untuk memperbaiki program, dan meluncurkan (release) versi perbaikannya kepada publik, sedemikian hingga seluruh komunitas memetik keuntungan (freedom 3). Kembali akses ke source code merupakan prasyarat untuk hal ini.

2.2. General Public License (GPL)

Perangkat lunak yang di-publish ke publik hendaklah berupa free software, yaitu perangkat lunak yang dilepas di bawah lisensi free software. Lisensi yang biasanya digunakan adalah GNU General Public License (GNU GPL), disamping lisensi-lisensi lainnya (lihat: http://www.gnu.org/licenses/license-list.html#SoftwareLicenses). Versi terakhir GNU GPL adalah versi tiga (GPLv3) yang diterbitkan pada 29 Juni 2007. GPL mendukung empat kebebasan perangkat lunak yang dikemukakan di atas, sehingga apabila sebuah program menawarkan semua kebebasan ini kepada pengguna, maka masuklah perangkat lunak itu ke dalam kategori free software. 2.3. Copyright vs CopyLeft

Dalam konteks perlisensian, selain copyright, dikenal satu istilah lain disebut copyleft. Copyleft adalah satu bentuk perlisensian yang dapat digunakan untuk mempertahankan syarat-syarat hak cipta (copyright) untuk pekerjaan-pekerjaan seperti perangkat lunak komputer, dokumen dan seni. Secara umum, hukum copyright digunakan oleh seorang penulis untuk menghalangi orang lain dari mereproduksi, mengadaptasi, atau mendistribusikan salinan-salinan dari pekerjaannya. Tetapi sebaliknya, dengan copyleft seorang penulis

dapat memberi izin kepada setiap orang yang menerima salinan pekerjaannya, untuk mereproduksi, mengadaptasi atau mendistribusikannya dan mensyaratkan bahwa setiap salinan yang dihasilkan atau pengadaptasian itu juga terikat oleh perjanjian lisensi yang sama. 2.4. Lisensi Android

Berkaitan dengan lisensi ini, Android menganut lisensi Apache License, Version 2.0 (Murphy 2011), sebuah lisensi yang ramah-bisnis dimana orang lain dapat secara bebas memperluas dan menggunakannya untuk berbagai keperluan. Dengan lisensi ini beberapa fungsi pustaka open source pihak ketiga yang dibawa kedalam Android, ditulis ulang di bawah syarat-syarat lisensi baru tersebut (Gargenta 2011). Di bawah lisensi ini, diizinkan untuk mereproduksi dan mendistribusikan suatu karya atau derivatifnya dalam medium apapun, dengan atau tanpa modifikasi, dan dalam bentuk source atau object, asalkan memenuhi kriteria yang ditetapkan (lihat http://www.apache.org/licenses/LICENSE-2.0). 3. Mobile Programming

Perangkat mobile sangat sulit untuk dikategorikan satu per satu, apakah termasuk kategori smartphone, perangkat genggam (handheld), netbook atau pemain musik (music player). Akan tetapi secara umum perangkat mobile memiliki beberapa ciri, diantaranya: portabel, personal, dapat dibawa kemana-mana, mudah dan cepat menggunakannya, dan memiliki koneksi ke jaringan (Firtman, 2010).

Membangun program untuk perangkat mobile memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan membangun aplikasi desktop, situs web, atau proses-proses back-end server. Perkakas yang digunakan akan berpenampilan berbeda, kerangka perilaku berbeda, dan keterbatasan-keterbatasan yang berbeda dari apa yang biasa dilakukan dengan program (Murphy, 2011).

3.1. Karakteristik Mobile Programming

Pemrograman di lingkungan perangkat-perangkat mobile, ditandai oleh beberapa keterbatasan yang membedakannya dari pemrograman di lingkungan desktop atau notebook.

Page 55: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-55

Keterbatasan tersebut dapat ditandai dari keadaan-keadaan berikut: a) Layar yang kecil b) Keyboards yang kecil (jika ada) c) Alat penunjuk, jika ada, sangat mengganggu

atau kurang teliti d) Kecepatan CPU dan memori sangat terbatas

dibandingkan dengan desktop dan server yang biasa digunakan.

3.2. Platform Sistem Operasi Mobile A. Apple iOS

iOS adalah sistem operasi mobile untuk perangkat-perangkat yang dikeluarkan oleh Apple yang dibuat berdasarkan Mac OS X, yaitu sistem operasi desktop yang berbasis Unix. iOS pada mulanya dikembangkan untuk sistem operasi iPhone, tetapi kemudian diperluas ke produk-produk Apple lainnya seperti iPod Touch, iPad, dan Apple TV.

B. Symbian OS

Sistem operasi Symbian umum digunakan sebagai platform komputasi yang dirancang untuk perangkat-perangkat smartphone yang saat ini dikelola oleh Accenture. Platform Symbian merupakan penerus Symbian OS dan Nokia Series 60. Nokia membagi perangkat-perangkat berbasis symbiannya menjadi beberapa seri komersial berdasarkan kelompok user yang menggunakannya, yaitu n-series, e-series, dan x-series.

C. BlackBerry OS

BlackBerry OS adalah sebuah sistem operasi khusus yang dikeluarkan oleh Research In Motion (RIM), sebuah perusahaan Canada, untuk perangkat mobile mereka yaitu BlackBerry. Platform BlackBerry sangat terkenal karena dukungan bawaannya pada email korporasi yang dapat melakukan aktivasi wireless dan sinkronisasi dengan berbagai penyedia layanan email.

D. Android

Android adalah sebuah platform perangkat lunak dari Google dan Open Handset Alliance yang berpotensi merevolusi pasar telepon mobile global (Ableson et al., 2009). Android merupakan tumpukan perangkat lunak yang memuat Linux core, sistem operasi multitasking yang berdasarkan

pada konsep mesin virtual yang menjalankan byte code. 4. Mengenal Android

Android adalah satu kumpulan lengkap perangkat lunak yang dapat berupa sistem operasi, middleware, dan aplikasi kunci perangkat mobile. Android terdiri dari satu tumpukan (stack) yang lengkap, mulai dari boot loader, device driver, dan fungsi-fungsi pustaka, hingga perangkat lunak API, termasuk aplikasi dan SDK (Software Development Kit). Jadi, sebenarnya Android bukanlah satu perangkat tertentu, melainkan sebuah platform yang dapat digunakan dan diadaptasikan untuk mendukung berbagai konfigurasi perangkat keras. Walaupun kelas utama perangkat yang didukung oleh Android adalah telepon mobile, tetapi sekarang ini juga digunakan pada electronic book readers, netbooks, tablet, dan set-top boxes (STB) (Collins et al., 2012).

4.1. Sejarah Android

Android diciptakan oleh Andy Rubin sebagai sistem operasi untuk telepon mobile. Andy Rubin bersama tiga orang temannya: Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White, mendirikan Android Inc. di Palo Alto, California, USA pada bulan Oktober 2003 untuk menciptakan perangkat-perangkat mobile yang lebih pintar dan lebih awas terhadap lokasi dan keinginan pemiliknya. Tidak banyak yang diketahui mengenai aktifitas perusahaan ini, kecuali bahwa mereka hanya membangun perangkat lunak untuk telepon mobile (Smith dan Friesen, 2011).

Pada 17 Agustus 2007, Android Inc. diakuisisi oleh Google dan menjadikannya sebagai anak perusahaan, dimana Andy Rubin, Rich Milner, dan Chris White tetap berada di perusahaan. Tindakan Google mengakuisisi perusahaan ini menimbulkan spekulasi bahwa Google akan masuk ke pasar telepon mobile. Setelah akuisisi, tim yang diketuai oleh Rubin mengembangkan sebuah platform telepon mobile yang berbasis kernel Linux versi 2.6.

Motivasi Google untuk mendukung proyek Android kelihatannya adalah agar Android ada dimana-mana dan dengan demikian terciptalah lapangan permainan untuk telepon-telepon mobile. Sebagai sebuah perusahaan media dan model bisnisnya bertumpu pada penjualan iklan, maka

Page 56: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-56

setiap orang yang menggunakan Android dapat diberi layanan tambahan oleh Google dan pendekatan ini cukup adil (fair) karena tidak membebankan pengguna Android dengan biaya lisensi (Gargenta, 2011). Selain itu, perusahaan-perusahaan manufaktur perangkat keras dapat menambahkan perluasan yang diperlukan spesifik terhadap perangkat mereka dan menyesuaikannya dengan Android untuk membedakan produk mereka dari produk-produk lainnya (Lee, 2011).

Namun demikian, spekulasi bahwa Google akan masuk ke pasar telepon mobile pupus dengan diumumkannya Open Handset Alliance pada 5 Nopember 2007. Open Handset Alliance adalah sebuah konsorsium non-profit yang terdiri dari perusahaan-perusahaan operator mobile, pabrik handphone, penyedia layanan wireless, dan lain-lain, diantaranya: Broadcom Corporation, Google, HTC, Intel, LG, Marvell Technology Group, Motorola, Nvidia, Qualcomm, Samsung Electronics, Sprint Nextel, T-Mobile dan Texas Instruments. Aliansi ini bertujuan untuk mengembangkan standar-standar terbuka untuk perangkat mobile. Pada tahun 2008, Open Handset Alliance mengumumkan platform Android dan meluncurkan sebuah program beta untuk para pengembang (Darcey & Conder, 2010).

4.2. Platform Android

Android dibangun di atas Linux. Ada beberapa alasan baik mengapa memilih Linux, di antaranya: portabilitas, sekuriti, dan fitur-fiturnya. Platform Linux yang portabel memungkinkan kompilasi program yang relatif mudah di berbagai arsitektur perangkat keras. Linux memberikan satu level abstraksi perangkat keras sedemikian hingga pengguna tidak perlu mengkhawatirkan fitur-fitur perangkat keras yang mendasari aplikasinya. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pihk ketiga dapat memindahkan Android ke berbagai perangkat. Berkenaan dengan sekuriti, Android memanfaatkan sistem Linus yang memiliki tingkar keamanan yang tinggi. Semua aplikasi Android berjalan sebagai proses linux yang terpisah dengan tingkat perizinan yang diatur oleh sistem Linux. Android juga memanfaatkan beberapa fitur menarik dari Linux seperti manajemen memori, manajemen sumberdaya, dan jaringan (Gargenta, 2011).

Platform Android sepenuhnya dibangun di atas platform open source, mulai dari modul tingkat-rendah Linuxnya hingga ke fungsi-fungsi

pustaka bawaannya, mulai dari kerangka aplikasi hingga ke aplikasi lengkapnya. Sistem operasi Android terdiri dari empat lapisan yang disusun satu sama lainnya berupa tumpukan (stack), yaitu lapisan aplikasi, lapisan kerangka aplikasi, fungsi-fungsi pustaka, dan kernel Linux (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Tumpukan Android

(Sumber: Gargenta, 2011)

Pustaka bawaan pada Android adalah pustaka-pustaka C/C++ yang umumnya berasal dari komunitas open source untuk memberikan layanan yang diperlukan oleh lapisan Aplikasi Android. Beberapa diantaranya adalah pustaka-pustaka yang telah umum digunakan di dunia Internet, seperti WebKit, SQLite, OpenGL, dan Open SSL.

Pada lapisan kernel, Android menggunakan mesin virtual (VM) Dalvik yang dibangun berdasarkan Java Virtual Machine (JVM). Berbeda dengan mesin virtual Java yang merupakan penyelesaian serbaguna untuk semua keperluan, Dalvik didesain khusus untuk perangkat mobile untuk mengantisipasi kendala yang umumnya dihadapi oleh perangkat mobile, yaitu umur batere yang pendek dan rendahnya daya pemrosesan. Selain kendala ini, penggunaan mesin virtual Dalvik juga berkenaan dengan lisensi. Berbeda dengan bahasa pemrograman Java, tools, dan pustakanya yang free, mesin virtual Java bukanlah free sotfware.

4.3. Android dan Java

Untuk menjalankan program di lingkungan Java, pertama-tama program harus ditulis dalam

Page 57: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-57

bahasa pemrograman Java, mengkompilasinya menjadi Java byte code menggunakan kompiler Java, dan menjalankan byte code tersebut pada mesin virtual Java. Pada Android, program juga ditulis dalam bahasa pemrograman Java dan mengkompilasinya menjadi Java byte code menggunakan kompiler yang sama. Akan tetapi, kemudian Java byte code tersebut dikompilasi ulang menjadi Dalvik byte code menggunakan kompiler Dalvik. Byte code Dalvik inilah yang kemudian dijalankan pada mesin virtual Dalvik. Perbedaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Java vs Dalvik

Android Java adalah versi tidak standard dari bahasa pemrograman Java. Android Java umumnya menggunakan Java Standard Edition, tetapi tanpa penggunaan pustaka antarmuka AWT dan Swing. Pustaka antarmuka pemakai yang digunakan oleh Android dibangun khusus untuk Android.

4.4. Kerangka Aplikasi

Kerangka aplikasi merupakan sebuah lingkungan yang dapat digunakan oleh para pengembang untuk melaksanakan pekerjaannya. Pada lapisan inilah para pengembang dapat membangun aplikasi-aplikasi yang kreatif dan

menarik. Pada lapisan ini terdapat berbagai fungsi pustaka Java yang dibangun khusus untuk Android. Selain itu juga terdapat layanan-layanan atau manajer yang memberikan ekosistem kemampuan yang dapat dimanfaatkan oleh aplikasi, misalnya lokasi, sensor, WiFi, dan sistem telepon, dll.

4.5. Aplikasi

Aplikasi adalah berupa sebuah berkas paket aplikasi tunggal (APK). Secara umum, berkas APK terdiri dari tiga komponen utama: kode eksekusi Dalvik, Resources (image, audio/video, berkas layout XML, paket bahasa, dll), dan Native Libraries (fungsi-fungsi pustaka bawaan). Sebelum sebuah aplikasi dapat dipasang di sebuah perangkat dan didistribusikan secara komersial, pengembang terlebih dahulu harus melakukan proses signing dengan mengikuti tata cara yang diberikan pada sebuah dokumen berjudul “Signing Your Application” bagi pengembang Android.

4.6. Versi-versi Android

Sejak peluncuran pertamanya, Android telah mengalami banyak perbaikan (update), dimana versi-versi utamanya, mulai dari versi 1.5, diberi kode nama (codename) satu jenis kue. Pada Tabel 1 diberikan daftar lengkap versi-versi Android hingga peluncuran terakhirnya pada tahun 2011.

Tabel 1. Versi-versi Android Versi

Android Tanggal Peluncuran API Level Nama Kode

1.0 23 September 2008 1 - 1.1 9 Februari 2009 2 - 1.5 30 April 2009 3 CupCake 1.6 15 September 2009 4 Donut 2.0 26 Oktober 2009 5 Éclair

2.01 3 Desember 2009 6 2.1 31 Maret 2010 7

2.2 20 Mei 2010 8 Froyo (Frozen Yoghurt)

2.3 6 Desember 2010 9 Gingerbread 2.3.3 9 Februari 2011 10 3.0 12 Februari 2011 11 Honeycomb 3.1 10 Mei 2011 12 3.2 2 Juli 2011 13

4.0 19 Oktober 2011 14 Ice Cream Sandwich

4.03 16 Desember 2011 15

Page 58: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-58

Seperti terlihat pada Tabel 1, peluncuran sebuah versi update sangat berkaitan dengan level API yang digunakan pada versi tersebut. Informasi tentang level API perlu bagi pengembang untuk menentukan bagaimana mentargetkan aplikasi yang dibangun ke perangkat tertentu berdasarkan versi platform yang digunakan. 4.7. Lingkungan Pemrograman Android

Untuk membangun perangkat lunak aplikasi Android, ada beberapa perkakas (tools) yang diperlukan, mulai dari lingkungan pengembangan, alat-alat bantu pengembangan, kompiler, dll. (Haseman, 2008; Mednieks et al., 2010)

A. Java Development Kit (JDK)

JDK menyediakan perkakas yang diperlukan untuk mengembangkan program Java, misalnya Java compiler yang digunakan oleh IDE dan SDK. Disamping itu, JDK juga memuat Java Runtime Environment (JRE) yang memungkinkan program Java seperti Eclipse, berjalan di sistem yang digunakan. B. Eclipse Integrated Development Environment

(IDE)

Eclipse adalah platform teknologi general purpose yang digunakan untuk membuat IDE berbagai bahasa dan membuat IDE spesifik untuk SDK tertentu serta penggunaan lain di luar perangkat pengembangan perangkat lunak, misalnya memberikan Rich Client Platform (RCP) untuk Lotus Notes dan beberapa aplikasi lain. Walaupun bukan merupakan satu-satunya IDE yang dapat digunakan, Eclipse adalah platform yang paling umum digunakan di lingkungan pengembangan program Android. C. Android SDK

Android Software Development Tools (SDK) adalah sekumpulan file yang terdiri dari pustaka, kode eksekusi, skrip, dokumentasi, dll. Versi SDK hendaklah disesuaikan dengan platform yang digunakan.

D. Build Target

Build Target adalah aplikasi akhir sesuai dengan versi Android yang mendukung bermacam-

macam versi sistem operasi Android dan level API (Aplication Programming Interface). Untuk keperluan ini digunakan SDK dan AVD (Android Virtual Device) Manager.

E. Android Development Toolkit (ADT)

ADT menambahkan fungsionalitas khusus Android pada Eclipse, sehingga Eclipse dapat membangun aplikasi Android, menjalankan Android emulator, terhubung ke layanan debugging pada emulator, menyunting berkas XML Android, membuat paket aplikasi Android (file-file .apk), dan melaksanakan tugas-tugas spesifik Android. 4.8. Android Market

Para pengembang aplikasi Android dimungkinkan untuk memasarkan produknya di Android Market yang dijalankan oleh Google. Walaupun belum sebesar iTunes App Store, pasar Android semakin hari semakin luas hingga saat ini mencapai 70.000 aplikasi dengan rata-rata pertambahan 5.000 aplikasi per bulan. (Hughes, 2011). Android Market adalah cara yang utama bagi pengguna untuk mencari dan memasang aplikasi pada perangkat yang dimilikinya. Siapa saja yang mendaftar dan setuju dengan syarat-syarat yang ada, dapat mengirimkan aplikasinya ke Android Market. Setelah berada di Market, aplikasi-aplikasi tersebut segera tersedia bagi pengguna tanpa melalui proses peninjauan (review). Kemudian pengguna dapat melakukan rating dan memberikan komentar terhadap aplikasi itu. Selain mudah, teknik ini juga memberikan aspek sosial langsung karena rating aplikasi merupakan sejenis seleksi artifisial bagi ekosistem aplikasi. Aplikasi yang paling fit akan tetap hidup dan melaju (Collins et al., 2012). Selain Android Market yang resmi, pengguna juga dapat mendistribusikan aplikasinya di pasar-pasar pihak ketiga (lihat misalnya, http://www.AppBrain.com) dan melalui Web yang dapat diunduh langsung oleh pengguna.

Selain terbukanya kesempatan yang cukup besar untuk memasarkan produk, para pengembang dihadapkan pula dengan ketatnya persaingan yang ada. Selain banyaknya aplikasi yang serupa, para pengembang juga ditantang untuk memenuhi bervariasinya keinginan pengguna. Disamping itu, para pengembang dihadapkan pula pada ketatnya

Page 59: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application  7-59

persaingan antara aplikasi-aplikasi gratis dan aplikasi-aplikasi berbayar. Lebih jauh lagi, pengembang juga harus menghadapi persaingan harga (pricing), sehingga harga aplikasi boleh jadi ditekan hingga ke tingkat US$0.99 yang kelihatan sangat jauh dari pencapaian break even point (BEP), apalagi memperoleh keuntungan. Berdasarkan statistik yang disajikan oleh Androlib.com, distribusi aplikasi berbayar dan aplikasi gratis di Android Market adalah 31.4% aplikasi berbayar dan 68.6% aplikasi gratis dari total 345.674 aplikasi (http://www.androlib.com/appstatsfreepaid.aspx, diakses tanggal 16 Januari 2012). Kategori pasar Android yang paling populer hingga tanggal 15 januari 2012, diperlihatkan pada Gambar 3. (http://www.appbrain.com/stats/android-market-app-categories, diakses 16 Januari 2012).

Gambar 3. Top ten kategori pasar Android

(Sumber: www.AppBrain.com) Khusus untuk aplikasi permainan (games), pada Tabel 2 diperlihatkan pula statistik berbagai kategori yang populer di Android Market. Tabel 2. Android Games (Sumber: www.AppBrain.com)

Dari Gambar 3 dan Tabel 2 terlihat betapa

besarnya peluang yang bisa diraih oleh para pengembang aplikasi di Android Market.

5. Penutup Teknologi open source, mobile programming,

dan Android adalah tiga rangkaian teknologi yang memberikan peluang besar bagi para pemrogram. Berbagai aplikasi menarik dapat dibangun dan dipasarkan di Android Market. Dengan bermodalkan kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, aplikasi-aplikasi yang dikembangkan dapat diterbitkan di pasar dunia dan bersaing secara global. Melalui garisan lisensi Apache 2.0 yang dianut oleh Android, para pengembang diberi kesempatan untuk membangun aplikasi yang bermutu tinggi dan menawarkan aplikasinya di Android Market sebagai aplikasi berbayar. Android bukanlah pionir dalam konsep sistem operasi open source mobile, banyak yang sudah mendahuluinya dan akan banyak pula yang akan muncul setelahnya. Adroid juga tidak menciptakan pendekatan pasar yang digunakannya untuk memberikan akses yang mudah dan tersosialisasi pada aplikasi-aplikasi bagi pengguna. Akan tetapi, Android telah menggabungkan semua hal ini dengan cara yang baru, dengan dukungan konsorsium perusahaan-perusahaan komersial yang sukses dan rekayasa yang solid, dan ini telah menjadikan Android sebagai salah satu sistem operasi mobile yang paling populer dan sukses di dunia saat ini. 6. Referensi Ableson, F., Collins, C., & Sen R. Unlocking

Android. Manning: Greenwich, CT. Collins, C., Galpin, M.D. & Käppler, M. 2012.

Android in Practice. Manning: Shelter Island, New York.

Darcey, L. & Conder, S. 2010. Sams Tech Teach Yourself Android Application Development. Sams: Indiana.

Firtman, M. 2010. Programming the Mobile Web. O’Reilly Media: California.

Gargenta, M. 2011. Learning Android. O’Reilly Media, California.

Haseman, C. 2008. Android Essentials. Apress: New York.

Hughes, J. 2011. Android™ Apps Marketing: Secrets to Selling Your Android App. Que: Indianapolis.

Lee, W.-M. 2011. Beginning Android Tablet Application Development. Wiley: Indiana.

Page 60: 7. website application

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

Website Application 7-60

Mednieks, Z., Dornin, L., Meike, G.L. & Nakamura, M. 2010. Programming Android. O’Reilly Media: California.

Murphy, M.L. 2011. The Busy Coder’s Guide to Android Development, 2nd Edition, CommonsWare: USA.

Smith, D. & Friesen J. 2011. Android Recipes: A Problem-Solution Approach. Apress: New York.