7 star pharmacist
DESCRIPTION
farmasiTRANSCRIPT
PRESKRIPSI
7 STAR PHARMACIST menurut WHO
RIZKI YULIANTY201210410311134
Kelas D
FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015
Tujuh bintang Apoteker menurut WHO, antara lain :
1. Caregiver
Apoteker merupakan pemberi pelayanan dalam pelayanan klinis, analitis,
teknis, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan
pelayanan, Apoteker harus berinteraksi dengan pasien, baik secara individu
maupun kelompok. Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada
sistem pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dan pelayanan farmasi
yang dihasilkan harus bermutu tinggi. Contohnya seperti memberikan
informasi, edukasi dan suatu anjuran kepada pasien atau wali pasien mengenai
obat serta penggunaannya.
2. Communicator
Apoteker memiliki kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien atau
profesi kesehatan yang lain. Oleh karena itu, Apoteker harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang cukup baik, meliputi komunikasi verbal dan
non verbal, mendengar, serta kemampuan menulis dengan menggunakan
bahasa sesuai dengan kebutuhan. Contohnya seperti seorang Apoteker
memberikan informasi mengenai kesehatan dan obat-obatan kepada
masyarakat, harus berpengetahuan dan percaya diri saat berinteraksi dengan
professional kesehatan lainnya dan masyarakat.
3. Decission-maker
Apoteker menjalani pekerjaan berdasarkan pada kecukupan serta keefektifan
dan keefisienan penggunaan sumber daya, serperti sumber daya mausia, obat,
bahan kimia, peralatan, prosedur, dan pelayanan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, kemampuan dan keterampilan Apoteker harus diukur dan dihasilnya
dijadikan dasar dalam menentukan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan.
Contohnya seperti seorang Apoteker memutuskan dispensing, pengganti jenis
sediaan, penyesuaian dosis, penggantian obat jika ditemukan bahaya yang
signifikan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.
4. Leader
Apoteker dituntut memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin, meliputi
keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif, kemampuan untuk
mengkomunikasikan, serta kemampuan mengelola hasil keputusan. Contohnya
sebagai Rektor, Dekan, Direktur rumah sakit, Direktur utama di Industri
farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya.
5. Manager
Apoteker harus efektif dalam mengelola sumber daya dan informasi yang ada.
Selain itu, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim
kesehatan. Lebih jauh lagi, Apoteker harus tanggap terhadap kemajuan
teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi mengenai obat dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan obat. Contohnya sebagai Farmasis manajer
(APA) di Apotek, Kepala instalasi farmasi rumah sakit, Pedagang besar
farmasi (PBF), Manajer QC, Manajer produksi, dan lain-lain harus mampu
mengelola perbekalanfarmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani
dengan optimal dan produktif dalam hal kinerja dan profit.
6. Life-long learner
Apoteker harus senang belajar semenjak kuliah dan semangat belajar selalu
dijaga walaupun sudah bekerja. Hal ini harus dilakukan untuk menjamin bahwa
keahlian dan keterampilannya selalu baru (up-date) dalam melakukan praktek
profesi. Selain itu, Apoteker juga harus mempelajari cara belajar yang efektif.
Contohnya seperti Apoteker disaat masih kuliah, membuat konsep, prinsip, dan
komitmen untuk terus belajar dan harus didukung dengan karir Apoteker.
Belajar bersama teman-teman disaat masih kuliah. Memberikan pendapat
sesuai literatur yang tepat.
7. Teacher
Apoteker memiliki tanggung jawab mendidik dan melatih Apoteker generasi
mendatang. Partisipasinya tidak hanya dalam berbagi ilmu pengetahuan baru,
tetapi juga dalam kesempatan memperoleh pengalaman dan peningkatan
keterampilan. Contohnya seperti menjadi seorang dosen farmasi yang mengajar
dari belum mengenal farmasi sampai memfasihkan tentang farmasi.
Sumber; Firmansyah, Muhammad. 2009. Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi & Kesehatan. Jakarta. Visimedia