per star ke 5

Upload: hida-cahyani

Post on 05-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 per star ke 5

    1/16

    LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK

    PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN PADA SISTEM 3 FASA SECARA BINTANG /

    STAR DENGAN BEBAN SETIMBANG

    NAMA PELAPOR : HIDAYAH CAHYANI G. (13)

    NAMA PARTNER : 1. FINDRI APRILIANTO (11)

    2.FUAD ARDIANSYAH (12)

    3.JEV N.HILGA (14)

    4.M.SYAIFUL FUAD(15)

    KELAS : KE 1D

    PERCOBAAN KE : V

    TANGGAL PERCOBAAN : 21 MEI 2012

    TANGGAL PENYERAHAN : 28 MEI 2012

    PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

    2012

  • 7/31/2019 per star ke 5

    2/16

    LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK

    Pengukuran arus dan tegangan pada sistem 3 fasa secara bintang/star

    dengan beban setimbang

    A. TUJUAN

    1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian listrik dengan sistem 3 fasa secara star/bintang.

    2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan alat power supply,slide regulator, dan R

    load secara benar.

    3. Mahasiswa dapat mengukur besarnya arus line,tegangan fasa dan tegangan line

    menggunakan alat ukur ampermeter dan voltmeter.

    4. Mahasiswa dapat menggunakan dan merangkai voltmeter secara paralel dan

    amperemeter secara seri.

    B. DASAR TEORI

    Pada dasarnya ada dua macam hubungan yang biasa digunakan pada sistem tiga fasa

    (terutama pada beban yang seimbang). Hubungan tersebut adalah hubungan bintang (Y) dan

    hubungan delta ().

    Hubungan Bintang (Y)

    Sistem yang dibahas pada Gambar 5.1 adalah hubungan Y sistem tiga fasa berbeban yang

    dihubung bintang (Y). Pada hubungan Y, tegangan line to line atau tegangan line/jaringan (VL)

    tidak sama dengan tegangan fasa Vp. atau VL = . Tegangan sistem tiga fase

    hubungan bintang terdiri dari empat terminal salah satunya titik nol. Urutan fase ada yang menye-

    but RST , a b c , atau fase I , II , III.

  • 7/31/2019 per star ke 5

    3/16

  • 7/31/2019 per star ke 5

    4/16

  • 7/31/2019 per star ke 5

    5/16

  • 7/31/2019 per star ke 5

    6/16

    C. ALAT DAN BAHAN

    1. Multimeter Analog : 1 buah

    2. Voltmeter : 1 buah

    3. Amperemeter : 1 buah

    4. R-Load : 1 buah

    5. Kabel Spady Panjang : 8 buah

    6. Kabel Spady Pendek : 6 buah

    7. Kabel Spady Sedang : 10 buah

    8. Sumber Tegangan : 1 buah

    9. Slide regulator : 1 buah

  • 7/31/2019 per star ke 5

    7/16

  • 7/31/2019 per star ke 5

    8/16

  • 7/31/2019 per star ke 5

    9/16

    E. HASIL PERCOBAAN

    NoTegangan Saluran

    (V line)

    R1 R2 R3 Arus Fasa (Ip) Tegangan Fasa (Vp)

    Step Step Step terhitung terukur terhitung terukur

    1.

    50 V

    155 155 155 0,18 A 0,17 A 28,86 30

    70 70 70 0,41 A 0,35 A 28,86 30

    50 50 50 0,57 A 0,49 A 28,86 30

    40 40 40 0,72 A 0,65 A 28,86 30

    35 35 35 0,82 A 0,80 A 28,86 30

    30 30 30 0,96 A 0,95 A 28,86 30

    2.

    75 V

    155 155 155 0,27 A 0,28 A 43,30 45

    70 70 70 0,61 A 0,58 A 43,30 45

    50 50 50 0,86 A 0,77 A 43,30 45

    40 40 40 1,08 A 1,08 A 43,30 45

    35 35 35 1,24 A 1,34 A 43,30 45

    30 30 30 1,44 A 1,58 A 43,30 45

    3.

    100 V

    155 155 155 0,37 A 0,36 A 57,73 60

    70 70 70 0,82 A 0,78 A 57,73 60

    50 50 50 1,15 A 1,08 A 57,73 60

    40 40 40 1,44 A 1,42 A 57,73 60

    35 35 35 1,65 A 1,76 A 57,73 60

    30 30 30 1,92 A 2,10 A 57,73 60

    PERHITUNGAN

  • 7/31/2019 per star ke 5

    10/16

    Rumus perhitungan tegangan fasa =

    Rumus Perhitungan Arus Fasa =

    Perhitungan Tegangan Fasa Terhitung

    * untuk V line 50 V tegangan fasa terhitungnya adalah

    =3

    50

    = 28,86

    * untuk V line 75 V tegangan fasa terhitungnya adalah

    =3

    75

    = 43,30

    * untuk V line 100 V tegangan fasa terhitungnya adalah

    =3

    100

    = 57,73

    Perhitungan Arus Fasa Terhitung

    Pada Vp 28,86

    Step 1

    =155

    86,28

    =0,18 A

  • 7/31/2019 per star ke 5

    11/16

    Step 2

    =70

    86,28

    =0,41 A

    Step 3

    =50

    86,28

    =0,57 A

    Step 4

    =40

    86,28

    =0,72 A

    Step 5

    =35

    86,28

    =0,82 A

    Step 6

    =30

    86,28

    =0,96 A

    Pada Vp 43,30

    Step 1

    =155

    30,43

    =0,27 A

  • 7/31/2019 per star ke 5

    12/16

    Step 2

    =70

    30,43

    =0,61 A

    Step 3

    =50

    30,43

    =0,86 A

    Step 4

    = 40

    30,43

    =1,08 A

    Step 5

    =35

    30,43

    =1,24 A

    Step 6

    =30

    30,43

    =1,44 A

    Pada Vp 57,73

    Step 1

    =155

    73,57

    =0,37 A

    Step 2

  • 7/31/2019 per star ke 5

    13/16

    =70

    73,57

    =0,82 A

    Step 3

    =50

    73,57

    =1,15 A

    Step 4

    =40

    73,57

    =1,44 A

    Step 5

    =35

    73,57

    =1,65 A

    Step 6

    =30

    73,57

    =1,92 A

    F.ANALISIS

    Setelah melakukan percobaan dan didapat hasil seperti diatas, terdapat perbedaan nilai yang

    dihasilkan oleh percobaan dengan nilai terhitungnya yaitu tegangan fasa dan arus fasa.

    Tegangan fasa yang terukur pada tegangan sumber 50 volt, step 1 (satu) sampai step 6 (enam)

    sebesar 30 volt, namun bila dihitung menggunakan rumus tegangan fasa maka akan didapat hasil

    sebesar 28,86 volt. Selisih sebesar 1,14 volt. Kemudian tegangan fasa terukur pada tegangan

    sumber 75 volt, step 1(satu) sampai step 6(enam) sebesar 45 volt, namun bila dihitung

    menggunakan rumus tegangan fasa maka akan didapat hasil sebesar 43,3 volt. Selisih sebesar 1,7

  • 7/31/2019 per star ke 5

    14/16

    volt. Kemudian tegangan fasa terukur pada tegangan sumber 100 volt, step 1(satu) sampai step

    6(enam) sebesar 60 volt, namun bila dihitung menggunakan rumus tegangan fasa maka akan

    didapat hasil sebesar 57,73 volt. Selisih sebesar 2,27 volt.

    Selain mengukur tegangan fasa, kami juga melakukan pengukuran arus fasa. Hasil penguku-

    ran yang ditunjukkan pada step 1 (satu) sampai 6(enam) dengan sumber tegangan 50 volt, 75 volt,

    dan 100 volt menunjukkan hasil yang sedikit berselisih dengan arus fasa terhitungnya. Misal pada

    percobaan dengan tegangan sumber 50 volt, arus fasa terukur pada step satu sebesar 0,17 A dan

    arus terhitungnya sebesar 0,18 A , memiliki selisih sebesar 0,01 A. Arus fasa terukur pada step dua

    sebesar 0,35 A dan arus terhitungnya sebesar 0,41 A , memiliki selisih sebesar 0,06 A. Arus fasa

    terukur pada step tiga sebesar 0,49 A dan arus terhitungnya sebesar 0,57 A , memiliki selisih 0,08

    A.Arus fasa terukur pada step empat sebesar 0,65 A dan arus terhitungnya sebesar 0,72 A , memi-liki selisih sebesar 0,07 A. Arus fasa terukur pada step lima sebesar 0,80 A dan arus terhitungnya

    sebesar 0,82 A , memiliki selisih sebesar 0,02 A. Arus fasa terukur pada step enam sebesar 0,95 A

    dan arus terhitungnya sebesar 0,96 A , memiliki selisih sebesar 0,01 A.

    beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai antara pengukuran dan perhitungan

    adalah :

    1. Tegangan dari sumber tegangan (power supply) yang tidak stabil.

    2. Usia dari alat yang digunakan, semakin lama usia alat yang digunakan

    maka keefektifannya akan menurun.

    3. Suhu dari komponen yang bertambah karena semakin panas suhu maka

    nilai yang dihasilkanpun akan berbeda sehingga mempengaruhi pengukuran tegangan.

    4. Panjangnya kabel yang digunakan,sehingga mempengaruhi nilai

    tegangan.Semakin banyak kabel maka bertambah pula tahanannya.

    G. KESIMPULAN

    Setelah melakukan percobaan dan kami analisis, dapat kami simpulkan bahwa :

    1. Pada hubungan Y, tegangan line to line atau tegangan line/jaringan (VL) tidak sama dengan

    tegangan fasa Vp.

  • 7/31/2019 per star ke 5

    15/16

    2. Voltmeter adalah salah satu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik.

    Pemasangan voltmeter harus secara pararel dengan objek hambatan atau alat listrik lain yang

    ingin diukur resistansinya.

    3. Ampermeter adalah Suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus karena menggunakan

    satuan pengukuran yaitu ampere dan pemasangannya secara seri dengan objek hambatan.

    4.Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai antara pengukuran dan perhitungan

    adalah :

    1. Tegangan dari sumber tegangan (power supply) yang tidak stabil.

    2. Usia dari alat yang digunakan, semakin lama usia alat yang digunakan

    maka keefektifannya akan menurun.

    3. Suhu dari komponen yang bertambah karena semakin panas suhu maka

    nilai yang dihasilkanpun akan berbeda sehingga mempengaruhi pengukuran tegangan.

    4. Panjangnya kabel yang digunakan,sehingga mempengaruhi nilai

    tegangan.Semakin banyak kabel maka bertambah pula tahanannya.

  • 7/31/2019 per star ke 5

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Sunarto. 2009.TEKNIK PENGUKRAN KOMPONEN & RANGKAIANELEKTONIKA

    , ( online ) ,

    (http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Teknik_Pengukuran_Komponen_%26_Rangkaian_Elektronika, diakses 20 Februari 2009).

    http://seziajis.blogspot.com/2010/12/bagian-bagian-multimeter.html

    http://www.elektindo.comhttp://www.myniceprofile.com/

    http://seziajis.blogspot.com/2010/12/bagian-bagian-multimeter.htmlhttp://www.elektindo.com/http://www.myniceprofile.com/http://seziajis.blogspot.com/2010/12/bagian-bagian-multimeter.htmlhttp://www.elektindo.com/http://www.myniceprofile.com/