7 kriteria sta

9

Click here to load reader

Upload: kernet-pesawat

Post on 01-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 kriteria STA

BAB I

7 KRITERIA STASIUN PENGAMATAN

1.1 Kondisi dimana dijumpai kontak 2 litologi

Kondisi kontak dua litologi yang dimaksud disini adalah kondisi dimana

terdapat 2 kontak batuan dengan jenis batuan yang berbeda, misalnya kontak

batuan antara batu gamping dengan batuan peridotit pada suatu daerah.

Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil

pembekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari

permukaan bumi sedangkan batu gamping merupakan suatu batuan sedimen.

Gambar 1.1 Foto batas kontak antara batuan batu gamping (A) dan Peridotit (B). batas kontak

ini berarah Timur Barat artinya serah aliran air danau.

1.2 Kondisi dimana terdapat perbedaan morfologi yang mencolok

Kondisi dimana terdapat perbedaan morfologi yang mencolok merupakan

kondisi dimana dijumpai perubahan morfologi yang tiba-tiba. Misalnya dari

dataran yang kita telusuri terus menerus tiba-tiba terdapat suatu perbukitan

terjal, hal ini bisa mengindikasikan bahwa adanya struktur yang menyebabkan

1

Page 2: 7 kriteria STA

blok saling bergeser naik/turun sehingga terjadi suatu perbedaan morfologi

secara tiba-tiba.

Gambar 1.2 Perbedaan elevasi yang sangat mencolok antara daerah sebelah kiri dengan sebelah

kanan garis merah

1.3 Kondisi dimana dijumpai struktur geologi

Struktur geologi merupakan bentuk-bentuk geometri yang terdapat pada

kulit bumi yang terbentuk oleh pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa

tekanan maupun tarikan.

Gambar 1.3 Struktur geologi berupa sesar

2

Page 3: 7 kriteria STA

1.4 Kondisi dimana dijumpai singkapan yang baik/lengkap.

Prosedur pengamatan singkapan yang baik diawali dengan

memperhatikan singkapan dari jarak jauh sehingga seluruh singkapan dapat

teramati dengan pandangan luas, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran struktur secara lebih utuh dan yang terpenting adalah untuk

menentukan pada singkapan bagian mana yang perlu mendapatkan perlakuan

khusus. Langkah pengamatan yang kedua adalah mengamati singkapan dari

jarak dekat. Pengamatan singkapan dari jarak dekat ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran struktur yang lebih detail. Pengamatan struktur tidak

hanya ditujukan pada bentuk geometrinya, namun perlu pula diamati jejak-jejak

yang diakibatkan oleh aktifitas pensesaran, misalnya milonit, breksi sesar, lipatan

seret dsb. Beberapa contoh kasus ini, misalnya :

a). Pengamatan jarak jauh : Tersingkap suatu bentuk lapisan batuan yang terlipat

utuh . Dalam hal ini yang perlu diamati adalah bagaimana bentuk lipatannya,

apakah antiklin atau sinklin, simetri atau tidak, bagaimana ukuran lipatannya

besar atau kecil, bagaimana batas akhir dari struktur lipatan yang tersingkap

tersebut berakhir oleh batas sesar ataukah hilang karena ditutupi oleh batuan

penutup/vegetasi atau menerus ke bawah permukaan. Lebih jauh lagi

apakah lipatan tersebut disertai dengan gejala pensesaran atau tidak,

selanjutnya perlu pula diamati sifat fisik batuan penyusunnya, apakah

bersifat ductile (lentur), brittle (keras) atau kombinasi antara keduanya.

Pengamatan jarak dekat : Apabila batas singkapan tersebut dikontrol oleh

sesar, maka perlu diperhatikan apakah ada jejak-jejak pensesaran, jika ada

bagaimana sifat pergeserannya, apabila dijumpai breksi sesar bagaimana

arah liniasinya, dsb.

b). Dijumpai suatu singkapan batuan di tebing sungai dengan bentuk geometri

strukturnya tidak utuh. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana gambaran umum posisi dan kedudukan lapisan batuannya,

apakah kemiringan lapisannya landai atau relatif horizontal, sedang atau

3

Page 4: 7 kriteria STA

besar. Faktor ini dapat menunjukan tingkat deformasi dan selanjutnya dapat

memperkirakan apakah sipemeta berada pada zona sesar atau tidak.

1.5 Kondisi dimana dijumpai potensi geologi baik positif maupun negative

Kita dapat menjadikan suatu STA pada suatu daerah dengan

memperhitungkan potensi positif dan negatif dari suatu daerah. Potensi positif

merupakan potensi dimana suatu bentang alam geologi membawa sesuatu yang

bisa menguntungkan bagi kehidupan, misalnya adalah suatu daerah berpotensi

positif dijadikan sebagai tempat pariwisata. Potensi negatif merupakan potensi

dimana suatu bentang alam geologi membawa dampak yang merugikan bagi

kehidupan, misalnya adalah suatu daerah berpotensi negatif karena daerah

tersebut berpotensi untuk terjadi suatu bencana tanah longsor.

1.6 Kondisi dimana dapat diamati bentang alam/morfologi di sekitarnya

Pada kondisi ini metode yang sering dipakai adalah metode pengamatan

dengan mata elang dan pengamatan mata katak. Metode pengamatan mata

elang merupakan suatu metode pengamatan singkapan dari suatu ketinggian

terhadap daerah sekitarnya. Metode pangamatan mata katak merupakan suatu

metode pengamatan singkapan dimana kita berada di tempat yang mempunya

elevasi yang rendah dan biasanya singkapan yang diamati mempunyai elevasi

yang lebih tinggi dari posisi kita mengamati. Baik metode mata elang dan metode

mata katak STA yang diamati biasanya mempunyai jarak yang cukup jauh.

1.7 Pada tempat yang jaraknya lebih dari 2-4cm, jarak dipeta.

Pada saat kita berada dilapangan kita bisa menjadikan STA pada suatu

daerah dengan jarak 2-4cm pada peta geologi, peta geologi yang biasa

digunakan adalah peta dengan skala 1:25000 jadi setiap kita mengambil suatu

daerah dengan jarak 2 cm pada peta maka kita perlu berjalan sepanjang 500m

pada kondisi sebenarnya dari STA sebelumnya. Hal ini berlaku walaupun litologi

pada STA yang diamati tersebut sama dengan STA yang sebelumnya.

4

Page 5: 7 kriteria STA

BAB II

HAL-HAL YANG PERLU DICATAT DAN DIREKAM DILAPANGAN

2.1 Morfologi (Morfometri, Morfogenesa)

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan

dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk

bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap

golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi

mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk

kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Dalam hal ini morfologi

mempunyai unsur-unsur berupa morfometri dan morfogenesa.

Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan,

sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga klasifikasi

semakin tegas dengan angka – angka yang jelas.

Tabel 2.1 Pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLE

Kemiringan

lereng (°)

Kemiringan

lereng (%)Keterangan

Klasifikasi

USSSM* (%)

Klasifikasi

USLE*

(%)

< 1 0 - 2 Datar – hampir datar 0 - 2 1 – 2

1 - 3 3 - 7 Sangat landai 2 - 6 2 – 7

3 - 6 8 - 13 Landai 6 - 13 7 – 12

6 - 9 14 - 20 Agak curam 13 - 25 12 - 18

9 - 25 21 - 55 Curam 25 - 55 18 - 24

25 - 26 56 - 140 Sangat curam > 55 > 24

5

Page 6: 7 kriteria STA

> 65 > 140 Terjal

*USSSM = United Stated Soil System Management

USLE = Universal Soil Loss Equation

Morfogenesis ialah semua perubahan bentuk dan letak (lokasi) dari

sebuah atau sekelompok sel atau jaringan.

2.2 Litologi (jenis, tekstur, struktur, komposisi, derajat pelapukan (fresh/lapuk)

Litologi adalah sifat atau ciri dari batauan, terdiri dari struktur, warna,

komposisi mineral, ukuran butir dan tata letak bahan-bahan pembentuknya.

Litologi merupakan dasar penentuan hubungan atau korelasi lapisan-lapisan

pada tambang batubara. Dalam hal ini sesuatu yang dapat membedakan antara

litologi satu dengan litologi yang lain adalah melalui jenis, struktur, komposisi dan

derajat pelapukan dari suatu litologi tersebut.

2.3 Struktur geologi (Struktur primer/skunder,struktur sedimen, pengukuran

dip / kemiringan)

Pemetaan struktur tidak lain adalah melakukan kegiatan lapangan untuk

mendapatkan data-data struktur yang selanjutnya direkam ke dalam peta dasar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan/dikerjakan dalam pemetaan struktur,

adalah :

a. Penelitian lapangan diprioritaskan pada daerah yang diduga dilalui oleh

zona sesar berdasarkan hasil interpretasi foto udara, citra landsat dan

topgrafi. Hal ini perlu dilakukan dengan maksud agar penelitian

lapangan berlangsung relatif cepat, sistematis dan mengenai sasaran.

b. Mengamati, mengukur, mencatat, membuat sketsa singkapan, ploting

data dan menganalisis (analisis sementara) seluruh unsur-unsur

struktur yang nampak pada singkapan tersebut.

2.4 Potensi geologi (tanah longsor, cebakan mineral, tataguna lahan)

6

Page 7: 7 kriteria STA

Potensi geologi merupakan efek atau dampak yang ditimbulkan oleh

suatu bentang alam geologi. Misalnya potensi geologi suatu daerah adalah tanah

longsor, terdapat cebakan mineral, sebagai pemukiman).

7