7 agribusiness - idx.co.id · dari laporan pemerintah daerah (pemda), limbah medis covid-19 di...

1
Penambahan anggaran ter- sebut diperlukan untuk melan- jutkan kegiatan di sektor LHK pada 2020 yang tertunda akibat pandemi Covid-19, seperti reha- bilitasi hutan dan lahan (RHL), pemulihan ekosistem gambut, dukungan pembangunan keta- hanan pangan, dan pembangun- an fasilitas pengolahan sampah untuk pembuatan bahan bakar berbasis sampah (refuse derived fuel/RDF). Demikian disampaikan Men- teri LHK Siti Nurbaya Bakar saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Rabu (24/6). Ketua Komisi IV DPR Sudin yang memimpin rapat tersebut menyatakan bahwa komisinya mendukung penuh penambahan anggaran bagi sektor LHK tahun depan. Bahkan, Komisi IV DPR meminta agar Kementerian LHK memberikan porsi anggaran le- bih besar kepada Ditjen Pengelo- laan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya sehingga bisa fokus pada pengelolaan sampah/limbah medis yang vo- lumenya naik signifikan dengan adanya pandemi Covid-19, pe- nambahan anggaran sedikitnya Rp 100-200 miliar. Siti Nurbaya menuturkan, pagu indikatif anggaran sektor LHK pada 2021 berdasarkan su- rat dari Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Bappenas tertang- gal 19 Mei 2020 adalah Rp 7,56 triliun. Namun anggaran sebesar itu sangatlah tidak cukup meng- ingat banyak kegiatan pada 2020 yang tertunda akibat pandemi Covid-19. Pada 2020, anggaran sektor LHK setelah refocusing menjadi hanya Rp 6,79 triliun. “Untuk itu, kami meminta du- kungan Komisi IV DPR untuk menambah anggaran sektor LHK tahun depan sebesar Rp 5,35 triliun untuk melanjutkan kegiatan tahun ini yang tertun- da,” kata Siti Nurbaya. Penambahan anggaran ter- sebut yang paling besar untuk kegiatan RHL yang pada 2021 ditargetkan mencakup 135 ribu hektare (ha) lahan dengan ke- butuhan dana Rp 2,25 triliun, pembuatan 5 unit RDF Rp 1,25 triliun, dukungan pembangun- an ketahanan pangan nasional terpadu Rp 805,99 miliar. “Ka- lau RDF ini bisa direalisasikan maka hasil listriknya bisa dijual ke unit-unit PT PLN (Persero) di daerah. Sedangkan dalam mendukung ketahanan pangan, kami alankan melalui program perhutanan sosial dan agrofo- restri pada kelompok tani dan pembangunan agroforestri di kesatuan pengelolaan hutan (KPH),” jelas Menteri Siti. Untuk tahun ini, kata Menteri Siti, pihaknya juga telah meng- usulkan penambahan anggaran sedikitnya Rp 500 miliar kepada Kementerian Keuangan, di anta- ranya untuk upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (kar- hutla), revitalisasi gambut, dan penanganan limbah medis. Se- mentara itu, dari total anggaran sektor LHK usai refocusing tahun ini Rp 6,79 triliun penyerapannya 27,61%, penyerapan terbesar di antaranya apada Ditjen Pengen- dalian Perubahan Iklim sebesar 40,26%. “Kami akan kejar terus penyerapan anggaran ini, kena- pa rendah, itu karena persoalan refocusing baru tuntas akhir Mei kemarin,” kata dia. Pengelolaan Limbah Medis Menteri Siti juga mengatakan, pandemi Covid-19 membuat vo- lume limbah medis atau limbah infeksius Covid-19 meningkat. Dari laporan pemerintah daerah (pemda), limbah medis Covid-19 di seluruh Indonesia yang terdiri atas enam region pada 1 Maret-8 Juni mencapai 1.108,54 ton, bisa jadi per 24 Juni 2020 sudah sebe- sar 1.200 ton, volume terbanyak di Region II Jawa dengan volume 478.180 ton yang tersebar di Banten, DKI, Jabar, dan Jatim, dan DIY. “Tidak semua daerah memiliki fasilitas pengolah- an limbah seperti ini, seperti Sumbar, Bengkulu, Kaltara, Gorontalo, Malut, Maluku, Pa- pua, dan Papua Barat. Sejumlah daerah terpaksa menggunakan jasa pengolah limbah dan tidak semua daerah ada jasa seperti ini,” jelas Siti. Karena pengelolaan limbah tersebut tidak bisa sembarang- an, kata Siti, Kementerian LHK sedang dan akan mendukung pembangunan fasilitas penge- lolaan limbah medis. Tahun ini, Kementerian LHK akan membangun fasilitas tersebut di Sumbar, Aceh, Kalsel, NTT, dan NTB. Sedangkan pada 2021- 2024, fasilitas serupa akan diba- ngun di Jambi, Papua Barat, Ka- limantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku, Sumatera Se- latan, dan Kalimantan Utara. Terkait pengelolaan limbah ini, Kementerian LHK terus berkoordinasi dengan BNPB, Kementerian Kesehatan, Per- satuan Rumah Sakit Indonesia, jasa pengelola dan jasa pengang- kutan limbah B3, juga dengan Bappenas dan LIPI. JAKARTA–Kementerian Ke- lautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan penambahan ang- garan sebesar Rp 3,45 triliun untuk tahun depan dari pagu indikatif anggaran KKP 2021 yang ditetapkan Rp 5,68 triliun. Penam- bahan anggaran tersebut karena KKP akan melakukan penguatan pada aspek ketahanan ekonomi pascapandemi Covid-19, sumber daya manusia (SDM), lingkungan hidup, dan stabilitas polhukhan- kam. Tahun ini, anggaran KKP hanya Rp 4,60 triliun setelah dua kali mengalami pemangkasan demi Covid-19. Menteri Kelautan dan Perikan- an Edhy Prabowo menjelaskan, melalui penambahan anggaran, KKP pada 2021 di antaranya akan melakukan pembangunan kawa- san tambak udang berkelanjutan, modernisasi armada perikanan tangkap, pembangunan sarana pra- sarana rantai dingin, melanjutkan pembangunan pasar ikan modern, melakukan padat karya perga- raman, dan pembangunan sentra ekonomi garam rakyat. “Kami butuh tambahan Rp 3,45 triliun, di antaranya untuk memperkuat ketahanan ekonomi di sektor kela- utan dan perikanan usai Covid-19,” kata Edhy saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (23/6). Edhy menuturkan, pemba- ngunan kawasan tambak udang berkelanjutan diharapkan bisa mencetak lebih banyak devisa negara. Hal itu mengingat potensi ekspor udang sangat besar, ke- butuhan udang dunia mencapai 13-15 juta ton per tahun namun kemampuan Indonesia memenuhi pasar tersebut hanya 860 ribu ton per tahun. Padahal saat ini harga udang bisa mencapai Rp 58-60 ribu per kilogram (kg). Karena itu, KKP selain berusaha mening- katkan produktivitas udang milik petambak yang umumnya masih dilakukan secara tradisional, juga mengembangkan pembangunan kawasan udang superintensif. Untuk tahun ini, kata Edhy, ang- garan KKP memang terpangkas dua kali hingga saat ini pagunya tersisa Rp 4,60 triliun. Namun beberapa waktu lalu Kementeri- an Keuangan telah menyetujui penambahan anggaran bagi KKP sebesar Rp 1,02 triliun guna menjaga keberlangsungan usaha di sektor kelautan dan perikanan yang terdampak Covid-19. Ang- garan tersebut digunakan untuk penguatan budidaya perikanan, perikanan tangkap, pengembang- an pelabuhan perikanan, dan pembangunan gudang pendingin (cold storage). Sementara itu, Komisi IV DPR mendukung penambahan pagu anggaran bagi KKP tersebut. Komisi IV DPR juga mendu- kung agar anggaran KKP setiap tahunnya minimal Rp 7 triliun. “Tambahan pagu anggaran KKP juga sangat penting untuk men- dukung program padat karya dan bantuan sosial seperti ke- giatan Gemarikan, Bulan Mutu Karantina, Bulan Bakti Nelayan, Klaster Budidaya Udang, bantuan benih dan pakan mandiri hingga pelatihan dan pendidikan vokasi kepada masyarakat,” kata Ketua Komisi IV DPR Sudin. Komisi VI DPR juga mengapresiasi rea- lisasi anggaran KKP tahun 2019 sebesar 91,73% dari total pagu Rp 5,51 triliun yang terealisasi Rp 5,05 triliun. Dari realisasi anggaran itu, tidak ditemukan pemeriksaan di lingkup KKP yang dimuat dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Se- mester (IHP) II BPK RI Tahun 2019. Laporan keuangan KKP 2017 dan 2018 mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat. Ekspor Benih Lobster Dalam kesempatan itu, Menteri Edhy Prabowo memastikan tidak ada pelanggaran dalam ekspor benih lobster. KKP akan tetap menjalankan Permen KP 12 Ta- hun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Por- tunus spp) di Wilayah Negara Republik Indonesia. Sejauh ini, tidak ditemukan pelanggaran dan Bea Cukai melaporkan kelancaran dan sudah mengikuti semua pro- sedur ekspor benih lobster yang ditetapkan. “Setelah dilakukan pengecekan, tidak ada pelanggar- an dari ekspor benih lobster yang sudah dilakukan. Semua berjalan lancar dan tidak ada masalah, kami sudah bekoordinasi dengan pihak kepabeanan,” ujar dia. Ke- tentuan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk ekspor benih lobster memang masih menung- gu regulasi dari Kementerian Keuangan, namun sudah dihitung besaran PNBP-nya dengan perhi- tungan harga minimal Rp 5.000 per kilogram (kg). Menurut Edhy, proses ekspor benih lobster juga dipastikan transparan, bagi perusahaan yang ingin mengekspor dipersi- lakan mendaftarkan diri asalkan memenuhi persyaratan, di anta- ranya melakukan budidaya dan melibatkan nelayan penangkap benih lobster. Keputusan mem- buka ekspor benih lobster telah melalui kajian ilmiah dan tidak dilakukan serta merta, kepen- tingan nelayan yang selama ini kehilangan pendapatan akibat pelarangan ekspor benih lobster memang menjadi pertimbangan, saat ini sudah terdapat 13 ribu nelayan penangkap lobster yang terdaftar di KKP. (dho/tl) KAMIS 25 JUNI 2020 7 AGRIBUSINESS Antara Edhy Prabowo Oleh Tri Listiyarini JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp 5,35 trili- un untuk sektor LHK tahun depan, sehingga total anggaran sektor tersebut pada 2021 menjadi Rp 12,91 triliun. Siti Nurbaya Bakar KUDUS – Dewan Pimpinan Na- sional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memprediksi harga jual gula petani bakal ter- tekan menyusul masuknya gula impor bersamaan dengan musim giling tebu tahun 2020. Stok gula impor yang terus berdatangan ditambah produksi gula lokal membuat pasokan melimpah. Pedagang sendiri enggan mem- beli gula petani mengingat masih memiliki stok gula impor. Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengatakan, pada awal Juni 2020, harga gula di tingkat petani sudah turun tajam hanya laku Rp 10.800 per kilogram (kg). Sementara pada awal Puasa masih laku Rp 12.500-13.000 per kg, se- dangkan saat ini sudah turun lagi menjadi Rp10.300 per kg sehingga jauh di bawah biaya produksi yang sesuai penghitungan APTRI biaya pokok produksi (BPP) gula tani tahun 2020 rata-rata sebesar Rp 12.772 per kg. “Kami menilai pe- nurunan harga gula musim giling tahun ini lebih cepat, dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan importir menikmati kenaikan har- ga gula sangat tinggi, sementara petani tidak demikian sehingga sangat tidak adil,” ujar dia seperti dilansir Antara, kemarin. Dengan kondisi demikian, dia memperkirakan, harga gula petani akan turun terus sampai batas har- ga acuan pemerintah yang saat ini masih berlaku yakni Rp 9.100 per kg karena musim giling akan terus berlangsung 4-5 bulan ke depan. Sesuai Permendag No 42 Tahun 2016, harga acuan gula di tingkat petani Rp 9.100 per kg, sementara di tingkat konsumen (HET) Rp 13 ribu per kg, kemudian pada 2017 diturunkan menjadi Rp 12.500 per kg. Patokan harga tersebut tetap berlaku dan tidak berubah selama empat tahun dan tahun ini menginjak tahun ke lima. “Kami menilai sudah tidak sesuai dengan biaya produksi yang setiap tahun meningkat, termasuk inflasi juga naik setiap tahun,” ujar dia. Untuk itulah, DPN APTRI berkirim surat kepada Presiden tertanggal 22 Juni 2020 perihal penyelamatan gula tani musim gi- ling tahun 2020. APTRI memohon kepada Presiden untuk berkenan menyelamatkan gula petani yang sekarang cenderung tidak laku sesuai perhitungan produksi dan menaikkan besaran HPP gula tani sesuai harapan petani tebu. “Se- bagimana yang pernah kami sam- paikan pada saat bersilaturahmi dengan Presiden di Istana Negara pada 6 Februari 2019,” ujarnya. Penyampaian surat kepada Presiden, lantaran surat yang ditujukan kepada Menteri Perda- gangan sampai saat ini belum ada tanggapan. Pada hari yang sama, DPN APTRI juga berkirim surat kepada Ketua Komisi VI DPR RI perihal permohonan rapat dengar pendapat (RDP) penyelamatan gula petani. Harapannya, dalam rapat dengar pendapat tersebut pihak DPR akan mengundang Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan perusahaan yang memperoleh izin impor, pedagang gula, dan petani tebu. (tl) Petani Bunga Beralih Tanam Sayuran Petani bunga merawat brokoli yang sengaja ditanam di lahan bunga krisan di dalam rumah kaca miliknya di Sidomulyo, Batu, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). Anjloknya permintaan bunga potong selama pandemi Covid-19 membuat petani bunga di kawasan tersebut memilih untuk membiarkan tanamannya mati dan menggantinya dengan sayuran sembari menunggu situasi normal kembali. PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT UNILEVER INDONESIA Tbk (“Perseroan”) Sesuai dengan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”) dan Pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan menyampaikan panggilan ini kepada Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Jumat, 24 Juli 2020 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever Green Office Park Kav 3 Jalan BSD Boulevard Barat, BSD City Tangerang Waktu : Pukul 09:00 Waktu Indonesia Barat s/d selesai. Mata Acara Rapat: Direksi Perseroan mengajukan hal-hal sebagai berikut untuk dapat dibahas dan memperoleh persetujuan dari para Pemegang Saham Perseroan : 1. Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan dan Persetujuan Atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan atas pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. 2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. 3. Persetujuan atas penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku Perseroan yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan penetapan honorarium Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain terkait penunjukannya. 4. a. Persetujuan atas rencana pengangkatan kembali dan pengangkatan anggota Direksi Perseroan dan perubahan susunan Dewan Komisaris Perseroan. b. Penetapan remunerasi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Penjelasan Tambahan : Mata acara pertama, kedua, ketiga dan keempat butir (b) merupakan mata acara rutin yang dibahas dan diputuskan dalam setiap Rapat Perseroan. Terkait dengan mata acara ke empat butir (a), Perseroan akan membahas mengenai pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang baru, serta pengangkatan kembali para anggota Direksi Perseroan. Catatan untuk diperhatikan : Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19, Perseroan menghimbau Para Pemegang Saham untuk mengikuti arahan dari Pemerintah untuk dapat menaati protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, baik sebelum maupun selama penyelenggaraan Rapat. Perseroan akan menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan Perseroan. Untuk itu, Perseroan akan memfasilitasi penyelenggaraan Rapat sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan. 2. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para Pemegang Saham yang namanya tercatat dengan sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 24 Juni 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah. 3. Demi alasan kesehatan sebagaimana dikemukakan di atas, Perseroan menghimbau Pemegang Saham Yang Berhak yang memiliki saham warkat, untuk memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan Biro Administrasi Efek Perseroan, yaitu PT Sharestar Indonesia (“BAE”) sebagai pihak yang independen untuk mewakili Pemegang Saham untuk hadir dan memberikan suara di dalam Rapat atau dengan cara pemberian kuasa sebagaimana dijelaskan pada butir 6 di bawah ini. Surat Kuasa asli yang telah dilengkapi disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dari pemberi kuasa dapat dikirimkan kepada BAE yang beralamat kantor di Berita Satu Plaza, 7th Floor, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta 12950, Indonesia, Tel. +6221 5277966, Fax. +6221 527 7967 (”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020 selambatnya pukul 16.00 WIB. 4. Perseroan menghimbau kepada Para Pemegang Saham Yang Berhak dengan saham tanpa warkat, yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, untuk memberikan kuasa kepada BAE melalui fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) dalam tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (e-Proxy) dalam proses penyelenggaraan Rapat. E-Proxy dapat dilakukan sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan tanggal 23 Juli 2020 pukul 12.00 WIB. 5. Apabila Pemegang Saham Yang Berhak akan menghadiri Rapat diluar mekanisme eASY.KSEI maka Pemegang Saham dapat mengunduh Surat Kuasa yang terdapat dalam situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. dan memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan BAE untuk hadir dan memberikan suara di dalam Rapat. Harap agar asli Surat Kuasa disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dapat dikirimkan ke Kantor BAE sesuai dengan waktu dan tempat yang disebutkan di dalam butir 3 di atas. Hanya Surat Kuasa yang tervalidasi sebagai Pemegang Saham Yang Berhak yang akan dihitung baik untuk kuorum kehadiran maupun kuorum keputusan yang diambil. 6. Pemegang Saham yang tidak dapat hadir, selain memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan BAE, dapat juga memberikan kuasa kepada pihak lain yang dikehendakinya. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotocopy bukti identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa, dengan ketentuan para anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan boleh bertindak sebagai kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara dan dengan tetap memperhatikan ketentuan pada Pasal 48 POJK 15/2020. Pemegang Saham Perseroan tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda. Formulir Surat Kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan dan akan tersedia sejak Pemanggilan ini diumumkan. 7. Bagi Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang akan tetap hadir secara fisik dalam Rapat, Pemegang Saham wajib mengikuti protokol keamanan dan kesehatan yang ditetapkan Perseroan termasuk dalam hal pembatasan peserta Rapat. Protokol yang ditetapkan Perseroan untuk Rapat tersebut antara lain adalah : a. Demi keamanan dan kesehatan seluruh pihak, Perseroan mensyaratkan setiap Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir secara fisik, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki Surat Keterangan Sehat Bebas dari COVID-19 yang diperoleh dari dokter rumah sakit, puskesmas, atau klinik, berupa pemeriksaan tes usap tenggorokan (PCR/Swab test) dengan hasil negatif pada periode maksimum 7 (tujuh) hari sebelum Rapat; b. Kuota kehadiran fisik di dalam ruangan Rapat sesuai dengan prinsip first come first served sebanyak 50 (lima puluh) orang, termasuk perwakilan dari Perseroan dan Para Penunjang Rapat, sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Menggunakan masker; d. Deteksi dan pemantauan suhu tubuh untuk memastikan Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham tidak sedang memiliki suhu tubuh di atas normal (lebih dari 37,3 °C); e. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang sedang sakit meskipun suhu tubuh masih dalam ambang batas normal tidak diperkenankan masuk ke dalam tempat Rapat; f. Pada saat pendaftaran, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang dapat diunduh pada situs web Perseroan. g. Mengikuti arahan panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing di tempat Rapat baik sebelum Rapat dimulai, pada saat Rapat, maupun setelah Rapat selesai; h. Apabila di tempat Rapat terlihat Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang memiliki atau terlihat bergejala (seperti batuk, demam, flu) maka akan diminta untuk meninggalkan ruang Rapat; i. Perseroan akan melakukan penilaian apakah Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham dapat masuk ke dalam tempat Rapat; j. Perseroan akan mengumumkan kembali apabila terdapat perubahan dan/atau penambahan informasi terkait tata cara pelaksanaan Rapat dengan mengacu kepada kondisi dan perkembangan terkini mengenai penanganan dan pengendalian terpadu untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19; 8. Apabila Pemegang Saham dan atau Kuasa Pemegang Saham memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam butir 7 di atas, maka sebelum masuk ruang Rapat wajib mengikuti prosedur sebagai berikut: a. Pemegang Saham Perorangan menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (“KTP”) atau bukti identitas lainnya. b. Kuasa Pemegang Saham Perorangan menyerahkan: (i) Surat Kuasa yang telah ditentukan Perseroan, (ii) fotokopi KTP atau bukti identitas lainnya. c. Pemegang Saham Badan Hukum atau Kuasa Pemegang Saham Badan Hukum menyerahkan: (i) Surat Kuasa yang telah ditentukan Perseroan, (ii) fotokopi Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir, (iii) fotokopi akta pengangkatan susunan pengurus Perseroan yang terakhir, serta (iv) Surat Kuasa khusus (apabila diperlukan oleh Anggaran Dasar Badan Hukum dimaksud) dikirimkan ke Biro Administrasi Efek Perseroan di alamat yang tercantum pada butir 3 di atas, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020. d. Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (“KTUR”) yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekening efeknya. 11. Perseroan memastikan Pemegang Saham yang tidak dapat hadir atau memilih untuk tidak hadir dalam Rapat dapat melaksanakan haknya dengan cara memberikan kuasa (untuk menghadiri dan memberikan hak suaranya pada setiap agenda Rapat) kepada Pihak independen yang disediakan Perseroan (BAE) dengan mengisi formulir Surat Kuasa yang telah diunggah pada situs web Perseroan dan dapat diunduh pada tautan sebagai berikut https://www.unilever.co.id/. Harap agar asli Surat Kuasa disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dapat dikirimkan ke Kantor BAE sesuai dengan waktu dan tempat yang disebutkan di dalam butir 3 di atas. 12. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan Laporan Tahunan dalam bentuk fisik kepada Pemegang Saham dan Kuasa Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat. 13. Perseroan akan menyediakan bahan-bahan acara Rapat pada setiap Mata Acara Rapat melalui situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. Para Pemegang Saham yang hadir dan atau memberikan kuasa kepada BAE berhak menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan mata acara Rapat yang disampaikan kepada BAE melalui email ke [email protected] atau secara tertulis melalui surat ke Kantor BAE, dengan Subjek “Pertanyaan RUPST Unilever 2020” dan dilengkapi dengan identitas dan jumlah suara, paling lambat diterima 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020. Pertanyaan tersebut sepanjang relevan akan disampaikan dan dibahas dalam Rapat dan dicatat dalam Risalah Rapat yang disusun oleh Notaris dan diumumkan dalam situs web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia. 14. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran Pemegang Saham, Pemegang Saham Perseroan atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 07.30 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 08.30 WIB. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir setelah pukul 08.30 WIB tidak diperkenankan untuk hadir dalam Rapat. 15. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham diwajibkan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat, Tata Tertib yang disiapkan oleh Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan www.unilever.co.id. dan tersedia selama jam dan hari kerja di kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flash disk. Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected]. Tangerang, 25 Juni 2020 Direksi Perseroan

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 AGRIBUSINESS - idx.co.id · Dari laporan pemerintah daerah (pemda), limbah medis Covid-19 di seluruh Indonesia yang terdiri atas enam region pada 1 Maret-8 Juni mencapai 1.108,54

Penambahan anggaran ter-sebut diperlukan untuk melan-jutkan kegiatan di sektor LHK pada 2020 yang tertunda akibat pandemi Covid-19, seperti reha-bilitasi hutan dan lahan (RHL), pemulihan ekosistem gambut, dukungan pembangunan keta-hanan pangan, dan pembangun-an fasilitas pengolahan sampah untuk pembuatan bahan bakar berbasis sampah (refuse derived fuel/RDF).

Demikian disampaikan Men-teri LHK Siti Nurbaya Bakar saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Rabu (24/6). Ketua Komisi IV DPR Sudin yang memimpin rapat tersebut menyatakan bahwa komisinya mendukung penuh penambahan anggaran bagi sektor LHK tahun depan. Bahkan, Komisi IV DPR meminta agar Kementerian LHK memberikan porsi anggaran le-bih besar kepada Ditjen Pengelo-laan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya sehingga bisa fokus pada pengelolaan sampah/limbah medis yang vo-lumenya naik signifikan dengan adanya pandemi Covid-19, pe-nambahan anggaran sedikitnya Rp 100-200 miliar.

Siti Nurbaya menuturkan, pagu indikatif anggaran sektor LHK pada 2021 berdasarkan su-rat dari Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Bappenas tertang-gal 19 Mei 2020 adalah Rp 7,56 triliun. Namun anggaran sebesar itu sangatlah tidak cukup meng-ingat banyak kegiatan pada 2020

yang tertunda akibat pandemi Covid-19. Pada 2020, anggaran sektor LHK setelah refocusing menjadi hanya Rp 6,79 triliun. “Untuk itu, kami meminta du-kungan Komisi IV DPR untuk menambah anggaran sektor LHK tahun depan sebesar Rp 5,35 triliun untuk melanjutkan kegiatan tahun ini yang tertun-da,” kata Siti Nurbaya.

Penambahan anggaran ter-sebut yang paling besar untuk kegiatan RHL yang pada 2021 ditargetkan mencakup 135 ribu hektare (ha) lahan dengan ke-butuhan dana Rp 2,25 triliun, pembuatan 5 unit RDF Rp 1,25 triliun, dukungan pembangun-an ketahanan pangan nasional terpadu Rp 805,99 miliar. “Ka-lau RDF ini bisa direalisasikan maka hasil listriknya bisa dijual ke unit-unit PT PLN (Persero) di daerah. Sedangkan dalam

mendukung ketahanan pangan, kami alankan melalui program perhutanan sosial dan agrofo-restri pada kelompok tani dan pembangunan agroforestri di kesatuan pengelolaan hutan (KPH),” jelas Menteri Siti.

Untuk tahun ini, kata Menteri Siti, pihaknya juga telah meng-usulkan penambahan anggaran sedikitnya Rp 500 miliar kepada Kementerian Keuangan, di anta-ranya untuk upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (kar-hutla), revitalisasi gambut, dan penanganan limbah medis. Se-mentara itu, dari total anggaran sektor LHK usai refocusing tahun ini Rp 6,79 triliun penyerapannya 27,61%, penyerapan terbesar di antaranya apada Ditjen Pengen-dalian Perubahan Iklim sebesar 40,26%. “Kami akan kejar terus penyerapan anggaran ini, kena-pa rendah, itu karena persoalan refocusing baru tuntas akhir Mei kemarin,” kata dia.

Pengelolaan Limbah MedisMenteri Siti juga mengatakan,

pandemi Covid-19 membuat vo-lume limbah medis atau limbah infeksius Covid-19 meningkat. Dari laporan pemerintah daerah (pemda), limbah medis Covid-19 di seluruh Indonesia yang terdiri atas enam region pada 1 Maret-8 Juni mencapai 1.108,54 ton, bisa jadi per 24 Juni 2020 sudah sebe-sar 1.200 ton, volume terbanyak di Region II Jawa dengan volume 478.180 ton yang tersebar di Banten, DKI, Jabar, dan Jatim, dan DIY. “Tidak semua daerah memiliki fasilitas pengolah-an limbah seperti ini, seperti Sumbar, Bengkulu, Kaltara, Gorontalo, Malut, Maluku, Pa-pua, dan Papua Barat. Sejumlah daerah terpaksa menggunakan jasa pengolah limbah dan tidak semua daerah ada jasa seperti ini,” jelas Siti.

Karena pengelolaan limbah tersebut tidak bisa sembarang-an, kata Siti, Kementerian LHK sedang dan akan mendukung pembangunan fasilitas penge-

lolaan limbah medis. Tahun ini, Kementerian LHK akan membangun fasilitas tersebut di Sumbar, Aceh, Kalsel, NTT, dan NTB. Sedangkan pada 2021-2024, fasilitas serupa akan diba-ngun di Jambi, Papua Barat, Ka-limantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku, Sumatera Se-latan, dan Kalimantan Utara. Terkait pengelolaan limbah ini, Kementerian LHK terus berkoordinasi dengan BNPB, Kementerian Kesehatan, Per-satuan Rumah Sakit Indonesia, jasa pengelola dan jasa pengang-kutan limbah B3, juga dengan Bappenas dan LIPI.

JAKARTA–Kementerian Ke-lautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan penambahan ang-garan sebesar Rp 3,45 triliun untuk tahun depan dari pagu indikatif anggaran KKP 2021 yang ditetapkan Rp 5,68 triliun. Penam-bahan anggaran tersebut karena KKP akan melakukan penguatan pada aspek ketahanan ekonomi pascapandemi Covid-19, sumber daya manusia (SDM), lingkungan hidup, dan stabilitas polhukhan-kam. Tahun ini, anggaran KKP hanya Rp 4,60 triliun setelah dua kali mengalami pemangkasan demi Covid-19.

Menteri Kelautan dan Perikan-an Edhy Prabowo menjelaskan, melalui penambahan anggaran, KKP pada 2021 di antaranya akan melakukan pembangunan kawa-san tambak udang berkelanjutan, modernisasi armada perikanan tangkap, pembangunan sarana pra-sarana rantai dingin, melanjutkan pembangunan pasar ikan modern, melakukan padat karya perga-raman, dan pembangunan sentra ekonomi garam rakyat. “Kami butuh tambahan Rp 3,45 triliun, di antaranya untuk memperkuat ketahanan ekonomi di sektor kela-utan dan perikanan usai Covid-19,” kata Edhy saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (23/6).

Edhy menuturkan, pemba-ngunan kawasan tambak udang berkelanjutan diharapkan bisa mencetak lebih banyak devisa negara. Hal itu mengingat potensi ekspor udang sangat besar, ke-

butuhan udang dunia mencapai 13-15 juta ton per tahun namun kemampuan Indonesia memenuhi pasar tersebut hanya 860 ribu ton per tahun. Padahal saat ini harga udang bisa mencapai Rp 58-60 ribu per kilogram (kg). Karena itu, KKP selain berusaha mening-katkan produktivitas udang milik petambak yang umumnya masih dilakukan secara tradisional, juga mengembangkan pembangunan kawasan udang superintensif.

Untuk tahun ini, kata Edhy, ang-garan KKP memang terpangkas dua kali hingga saat ini pagunya tersisa Rp 4,60 triliun. Namun beberapa waktu lalu Kementeri-an Keuangan telah menyetujui penambahan anggaran bagi KKP sebesar Rp 1,02 triliun guna menjaga keberlangsungan usaha di sektor kelautan dan perikanan yang terdampak Covid-19. Ang-garan tersebut digunakan untuk

penguatan budidaya perikanan, perikanan tangkap, pengembang-an pelabuhan perikanan, dan pembangunan gudang pendingin (cold storage).

Sementara itu, Komisi IV DPR mendukung penambahan pagu anggaran bagi KKP tersebut. Komisi IV DPR juga mendu-kung agar anggaran KKP setiap tahunnya minimal Rp 7 triliun. “Tambahan pagu anggaran KKP juga sangat penting untuk men-dukung program padat karya dan bantuan sosial seperti ke-giatan Gemarikan, Bulan Mutu Karantina, Bulan Bakti Nelayan, Klaster Budidaya Udang, bantuan benih dan pakan mandiri hingga pelatihan dan pendidikan vokasi kepada masyarakat,” kata Ketua Komisi IV DPR Sudin. Komisi VI DPR juga mengapresiasi rea-lisasi anggaran KKP tahun 2019 sebesar 91,73% dari total pagu Rp 5,51 triliun yang terealisasi Rp 5,05 triliun. Dari realisasi anggaran itu, tidak ditemukan pemeriksaan di lingkup KKP yang dimuat dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Se-mester (IHP) II BPK RI Tahun 2019. Laporan keuangan KKP 2017 dan 2018 mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat.

Ekspor Benih LobsterDalam kesempatan itu, Menteri

Edhy Prabowo memastikan tidak ada pelanggaran dalam ekspor benih lobster. KKP akan tetap menjalankan Permen KP 12 Ta-hun 2020 tentang Pengelolaan

Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Por-tunus spp) di Wilayah Negara Republik Indonesia. Sejauh ini, tidak ditemukan pelanggaran dan Bea Cukai melaporkan kelancaran dan sudah mengikuti semua pro-sedur ekspor benih lobster yang ditetapkan. “Setelah dilakukan pengecekan, tidak ada pelanggar-an dari ekspor benih lobster yang sudah dilakukan. Semua berjalan lancar dan tidak ada masalah, kami sudah bekoordinasi dengan pihak kepabeanan,” ujar dia. Ke-tentuan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk ekspor benih lobster memang masih menung-gu regulasi dari Kementerian Keuangan, namun sudah dihitung besaran PNBP-nya dengan perhi-tungan harga minimal Rp 5.000 per kilogram (kg).

Menurut Edhy, proses ekspor benih lobster juga dipastikan transparan, bagi perusahaan yang ingin mengekspor dipersi-lakan mendaftarkan diri asalkan memenuhi persyaratan, di anta-ranya melakukan budidaya dan melibatkan nelayan penangkap benih lobster. Keputusan mem-buka ekspor benih lobster telah melalui kajian ilmiah dan tidak dilakukan serta merta, kepen-tingan nelayan yang selama ini kehilangan pendapatan akibat pelarangan ekspor benih lobster memang menjadi pertimbangan, saat ini sudah terdapat 13 ribu nelayan penangkap lobster yang terdaftar di KKP. (dho/tl)

kamis 25 juni 2020

7 AGRIBUSINESS

Antara

Edhy Prabowo

Oleh Tri Listiyarini

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp 5,35 trili-un untuk sektor LHK tahun depan, sehingga total anggaran sektor tersebut pada 2021 menjadi Rp 12,91 triliun.

Siti Nurbaya Bakar

KUDUS – Dewan Pimpinan Na-sional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memprediksi harga jual gula petani bakal ter-tekan menyusul masuknya gula impor bersamaan dengan musim giling tebu tahun 2020. Stok gula impor yang terus berdatangan ditambah produksi gula lokal membuat pasokan melimpah. Pedagang sendiri enggan mem-beli gula petani mengingat masih memiliki stok gula impor.

Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengatakan, pada awal Juni 2020, harga gula di tingkat petani sudah turun tajam hanya laku Rp 10.800 per kilogram (kg). Sementara pada awal Puasa masih laku Rp 12.500-13.000 per kg, se-dangkan saat ini sudah turun lagi menjadi Rp10.300 per kg sehingga jauh di bawah biaya produksi yang sesuai penghitungan APTRI biaya pokok produksi (BPP) gula tani tahun 2020 rata-rata sebesar Rp 12.772 per kg. “Kami menilai pe-nurunan harga gula musim giling tahun ini lebih cepat, dibandingkan

tahun sebelumnya. Sedangkan importir menikmati kenaikan har-ga gula sangat tinggi, sementara petani tidak demikian sehingga sangat tidak adil,” ujar dia seperti dilansir Antara, kemarin.

Dengan kondisi demikian, dia memperkirakan, harga gula petani akan turun terus sampai batas har-ga acuan pemerintah yang saat ini masih berlaku yakni Rp 9.100 per kg karena musim giling akan terus berlangsung 4-5 bulan ke depan. Sesuai Permendag No 42 Tahun 2016, harga acuan gula di tingkat

petani Rp 9.100 per kg, sementara di tingkat konsumen (HET) Rp 13 ribu per kg, kemudian pada 2017 diturunkan menjadi Rp 12.500 per kg. Patokan harga tersebut tetap berlaku dan tidak berubah selama empat tahun dan tahun ini menginjak tahun ke lima. “Kami menilai sudah tidak sesuai dengan biaya produksi yang setiap tahun meningkat, termasuk inflasi juga naik setiap tahun,” ujar dia.

Untuk itulah, DPN APTRI berkirim surat kepada Presiden tertanggal 22 Juni 2020 perihal

penyelamatan gula tani musim gi-ling tahun 2020. APTRI memohon kepada Presiden untuk berkenan menyelamatkan gula petani yang sekarang cenderung tidak laku sesuai perhitungan produksi dan menaikkan besaran HPP gula tani sesuai harapan petani tebu. “Se-bagimana yang pernah kami sam-paikan pada saat bersilaturahmi dengan Presiden di Istana Negara pada 6 Februari 2019,” ujarnya.

Penyampaian surat kepada Presiden, lantaran surat yang ditujukan kepada Menteri Perda-gangan sampai saat ini belum ada tanggapan. Pada hari yang sama, DPN APTRI juga berkirim surat kepada Ketua Komisi VI DPR RI perihal permohonan rapat dengar pendapat (RDP) penyelamatan gula petani. Harapannya, dalam rapat dengar pendapat tersebut pihak DPR akan mengundang Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan perusahaan yang memperoleh izin impor, pedagang gula, dan petani tebu. (tl)

Petani Bunga Beralih Tanam SayuranPetani bunga merawat brokoli yang sengaja ditanam di lahan bunga krisan di dalam rumah kaca miliknya di Sidomulyo, Batu, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). Anjloknya permintaan bunga potong selama pandemi Covid-19 membuat petani bunga di kawasan tersebut memilih untuk membiarkan tanamannya mati dan menggantinya dengan sayuran sembari menunggu situasi normal kembali.

Investor Daily _Size_ 3 Kol x 350 mm_Terbit 25 Juni 2020_Rev-6

PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN

PT UNILEVER INDONESIA Tbk(“Perseroan”)

Sesuai dengan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”) dan Pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan menyampaikan panggilan ini kepada Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Jumat, 24 Juli 2020 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever GreenOfficeParkKav3 JalanBSDBoulevardBarat,BSDCity Tangerang Waktu : Pukul 09:00 Waktu Indonesia Barat s/d selesai.Mata Acara Rapat:Direksi Perseroan mengajukan hal-hal sebagai berikut untuk dapat dibahas dan memperoleh persetujuan dari para Pemegang Saham Perseroan :1. Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan dan Persetujuan Atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan atas pelaksanaan tugas

pengawasan oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.3. Persetujuan atas penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku Perseroan yang akan berakhir pada

tanggal 31 Desember 2020 dan penetapan honorarium Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain terkait penunjukannya.4. a. Persetujuan atas rencana pengangkatan kembali dan pengangkatan anggota Direksi Perseroan dan perubahan susunan Dewan

Komisaris Perseroan. b. Penetapan remunerasi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal

31 Desember 2020.Penjelasan Tambahan : Mata acara pertama, kedua, ketiga dan keempat butir (b) merupakan mata acara rutin yang dibahas dan diputuskan dalam setiap Rapat Perseroan. Terkait dengan mata acara ke empat butir (a), Perseroan akan membahas mengenai pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang baru, serta pengangkatan kembali para anggota Direksi Perseroan.Catatan untuk diperhatikan : SebagaiupayauntukmencegahpenyebaranwabahCOVID-19,PerseroanmenghimbauParaPemegangSahamuntukmengikutiarahandariPemerintahuntukdapatmenaatiprotokolkesehatanpencegahanpenyebaranCOVID-19,baiksebelummaupunselamapenyelenggaraanRapat. Perseroan akanmenjalankan protokol kesehatan pencegahanCOVID-19 yang dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yangditetapkan Perseroan. Untuk itu, Perseroan akan memfasilitasi penyelenggaraan Rapat sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga

iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan.2. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para Pemegang Saham yang namanya tercatat dengan sah dalam

Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 24 Juni 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah.

3. Demi alasan kesehatan sebagaimana dikemukakan di atas, Perseroan menghimbau Pemegang Saham Yang Berhak yang memiliki saham warkat, untuk memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan Biro Administrasi Efek Perseroan, yaitu PT Sharestar Indonesia (“BAE”) sebagai pihak yang independen untuk mewakili Pemegang Saham untuk hadir dan memberikan suara di dalam Rapat atau dengan cara pemberian kuasa sebagaimana dijelaskan pada butir 6 di bawah ini. Surat Kuasa asli yang telah dilengkapi disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dari pemberi kuasa dapat dikirimkan kepada BAE yang beralamat kantor di Berita Satu Plaza, 7th Floor, Jl.Jend.GatotSubrotoKav.35-36,Jakarta12950,Indonesia,Tel.+62215277966,Fax.+62215277967(”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020 selambatnya pukul 16.00 WIB.

4. Perseroan menghimbau kepada Para Pemegang Saham Yang Berhak dengan saham tanpa warkat, yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, untuk memberikan kuasa kepada BAE melalui fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) dalam tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik(e-Proxy)dalamprosespenyelenggaraanRapat.E-Proxydapatdilakukansejaktanggalpemanggilaninisampaidengantanggal23 Juli 2020 pukul 12.00 WIB.

5. Apabila Pemegang Saham Yang Berhak akan menghadiri Rapat diluar mekanisme eASY.KSEI maka Pemegang Saham dapat mengunduh Surat Kuasa yang terdapat dalam situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. dan memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan BAE untuk hadir dan memberikan suara di dalam Rapat. Harap agar asli Surat Kuasa disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dapat dikirimkan ke Kantor BAE sesuai dengan waktu dan tempat yang disebutkan di dalam butir 3 di atas. Hanya Surat Kuasa yang tervalidasisebagaiPemegangSahamYangBerhakyangakandihitungbaikuntukkuorumkehadiranmaupunkuorumkeputusanyangdiambil.

6. Pemegang Saham yang tidak dapat hadir, selain memberikan kuasa kepada salah seorang perwakilan BAE, dapat juga memberikan kuasa kepada pihak lain yang dikehendakinya. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotocopy bukti identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa, dengan ketentuan para anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan boleh bertindak sebagai kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara dan dengan tetap memperhatikan ketentuan pada Pasal 48 POJK 15/2020. Pemegang Saham Perseroan tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda. Formulir Surat Kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan dan akan tersedia sejak Pemanggilan ini diumumkan.

7. BagiPemegangSahamatauKuasaPemegangSahamyangakantetaphadirsecarafisikdalamRapat,PemegangSahamwajibmengikutiprotokol keamanan dan kesehatan yang ditetapkan Perseroan termasuk dalam hal pembatasan peserta Rapat. Protokol yang ditetapkan Perseroan untuk Rapat tersebut antara lain adalah :

a. Demi keamanan dan kesehatan seluruh pihak, Perseroan mensyaratkan setiap Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir secara fisik, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki Surat Keterangan Sehat Bebas dari COVID-19 yang diperoleh dari dokter rumah sakit, puskesmas, atau klinik, berupa pemeriksaan tes usap tenggorokan (PCR/Swab test) dengan hasil negatif pada periode maksimum 7 (tujuh) hari sebelum Rapat;

b. KuotakehadiranfisikdidalamruanganRapatsesuaidenganprinsip first come first served sebanyak 50 (lima puluh) orang, termasuk perwakilan dari Perseroan dan Para Penunjang Rapat, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Menggunakan masker; d. Deteksi dan pemantauan suhu tubuh untuk memastikan Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham tidak sedang memiliki suhu

tubuhdiatasnormal(lebihdari37,3°C); e. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang sedang sakit meskipun suhu tubuh masih dalam ambang batas normal tidak

diperkenankan masuk ke dalam tempat Rapat; f. Pada saat pendaftaran, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang dapat diunduh

pada situs web Perseroan. g. Mengikuti arahan panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing di tempat Rapat baik sebelum Rapat dimulai, pada

saat Rapat, maupun setelah Rapat selesai; h. Apabila di tempat Rapat terlihat Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang memiliki atau terlihat bergejala (seperti batuk,

demam,flu)makaakandimintauntukmeninggalkanruangRapat; i. Perseroan akan melakukan penilaian apakah Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham dapat masuk ke dalam tempat Rapat; j. Perseroan akan mengumumkan kembali apabila terdapat perubahan dan/atau penambahan informasi terkait tata cara pelaksanaan

Rapat dengan mengacu kepada kondisi dan perkembangan terkini mengenai penanganan dan pengendalian terpadu untuk mencegah penyebaranVirusCOVID-19;

8. Apabila Pemegang Saham dan atau Kuasa Pemegang Saham memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam butir 7 di atas, maka sebelum masuk ruang Rapat wajib mengikuti prosedur sebagai berikut:

a. Pemegang Saham Perorangan menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (“KTP”) atau bukti identitas lainnya. b. Kuasa Pemegang Saham Perorangan menyerahkan: (i) Surat Kuasa yang telah ditentukan Perseroan, (ii) fotokopi KTP atau bukti

identitas lainnya. c. Pemegang Saham Badan Hukum atau Kuasa Pemegang Saham Badan Hukum menyerahkan: (i) Surat Kuasa yang telah ditentukan Perseroan, (ii) fotokopi Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir, (iii) fotokopi akta pengangkatan susunan pengurus Perseroan yang terakhir, serta (iv) SuratKuasa khusus (apabila diperlukan olehAnggaranDasarBadanHukumdimaksud) dikirimkan keBiroAdministrasi Efek

Perseroan di alamat yang tercantum pada butir 3 di atas, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020.

d. PemegangSahamyangsahamnyaberadadalampenitipankolektifKSEIdimintauntukmemperlihatkanKonfirmasiTertulisUntukRapat (“KTUR”) yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekening efeknya.

11. Perseroan memastikan Pemegang Saham yang tidak dapat hadir atau memilih untuk tidak hadir dalam Rapat dapat melaksanakan haknya dengan cara memberikan kuasa (untuk menghadiri dan memberikan hak suaranya pada setiap agenda Rapat) kepada Pihak independen yang disediakan Perseroan (BAE) dengan mengisi formulir Surat Kuasa yang telah diunggah pada situs web Perseroan dan dapat diunduh pada tautan sebagai berikut https://www.unilever.co.id/. Harap agar asli Surat Kuasa disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lain dapat dikirimkan ke Kantor BAE sesuai dengan waktu dan tempat yang disebutkan di dalam butir 3 di atas.

12. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran Virus COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan Laporan Tahunan dalam bentuk fisik kepada Pemegang Saham dan Kuasa Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat.

13. Perseroan akan menyediakan bahan-bahan acara Rapat pada setiap Mata Acara Rapat melalui situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. Para Pemegang Saham yang hadir dan atau memberikan kuasa kepada BAE berhak menyampaikan pertanyaanyang relevandenganmataacaraRapat yangdisampaikankepadaBAEmelalui email [email protected] atausecaratertulismelaluisuratkeKantorBAE,denganSubjek“PertanyaanRUPSTUnilever2020”dandilengkapidenganidentitasdanjumlah suara, paling lambat diterima 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 21 Juli 2020. Pertanyaan tersebut sepanjang relevanakandisampaikandandibahasdalamRapatdandicatatdalamRisalahRapatyangdisusunolehNotarisdandiumumkandalamsitus web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia.

14. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran Pemegang Saham, Pemegang Saham Perseroan atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 07.30 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 08.30 WIB. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang hadir setelah pukul 08.30 WIB tidak diperkenankan untuk hadir dalam Rapat.

15. Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham diwajibkan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat, Tata Tertib yang disiapkan oleh Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan www.unilever.co.id. dan tersedia selama jam dan hari kerja di kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flash disk.

Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected].

Tangerang, 25 Juni 2020Direksi Perseroan

Bisnis Indonesia _Size_ 3 Kol x 350 mm_Terbit 25 Juni 2020_Rev-6