68237318-pengembangan-psda
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
1/11
rana Wilayah, dalam Semiloka dan Pelatihan di Universitas Islam Bandung (UNISBA), Bandung, 2 3 Mei 2001
PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR MELALUIPENDEKATAN PENATAAN RUANG *)
Oleh
Direktur Penataan Ruang Wilayah Tengah Ditjen Penataan Ruang Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Pertama-tama, perlu terlebih dahulu diperjelas pengertian
sumberdaya air yang dimaksud di dalam makalah ini, untuk
membedakannya dengan pengertian sumber air, dan air itu
sendiri - sebagai bahan baku potensial yang dimanfaatkan untuk
kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Pembedaan
pengertian terhadap ketiga unsur tersebut akan memberikan
pengertian terhadap pola pengelolaannya.
2. Pengertian sumberdaya air di sini adalah kemampuan dan
kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan
manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis
sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat,
seperti air laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari
keempat jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan merupakan
sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat.
Untuk itu, air permukaan yang umumnya dijumpai di sungai,
danau, dan waduk buatan akan menjadi perhatian utama dalam
diskusi pada kesempatan ini.
1
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
2/11
B. Latar Belakang
3. UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa
pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengertian yang terkandung
di dalam amanat tersebut adalah bahwa negara
bertanggungjawab terhadap ketersediaan dan pendistribusian
potensi sumberdaya air bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan
dengan demikian pemanfaatan potensi sumberdaya air harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi prinsip-
prinsip kemanfaatan, keadilan, kemandirian, kelestarian dan
keberlanjutan.
4. Sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam (natural
resources), di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1999 2004 disebutkan diarahkan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi
dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat
lokal, serta penataan ruang yang pengusahaannya diatur
dengan undang-undang.
5. Berdasarkan hal tersebut dalam salah satu rumusan dari 7
(tujuh) misi penyelenggaraan tugas Departemen Kimpraswil di
dalam mencapai visi Departemen adalah Penyelenggaraan
permukiman, prasarana wilayah dan sumber daya air yang
berwawasan lingkungan dan berdasarkan penataan ruang.
Dengan demikian misi Departemen Kimpraswil ini memberikan
pengertian bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
pembangunan yang diamanatkan oleh GBHN 1999-2004
tentang pengelolaan potensi sumberdaya air harus dilandaskan
pada aspek penataan ruang, yang secara kebetulan bidang
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
3/11
penataan ruang di Departemen Kimpraswil berada dalam satu
Direktorat Jenderal, yakni Direktorat Jenderal Penataan Ruang.
6. Kebijaksanaan dasar yang diterapkan dalam pengelolaansumber daya air adalah:
a. Pengelolaan sumberdaya air secara nasional harus
dilakukan secara holistik, terencana, dan
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan nasional
dan melestarikan lingkungan, untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat dan menjaga kesatuan dan
ketahanan nasional.
b. Pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara
terdesentralisasi dengan berdasar atas daerah
pengaliran sungai (DPS) sebagai satu kesatuan
wilayah pembinaan.
c. Pengelolaan sumber daya air harus berdasar prinsip
partisipasi dengan melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan dalam seluruh aspek
kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan pembiayaan) untuk mendorong
tumbuhnya komitmen semua pihak yang
berkepentingan.
d. Pengelolaan sumber daya air diprioritaskan pada
sungai-sungai strategis bagi perkembangan
ekonomi, kesatuan, dan ketahanan nasional dengan
memperhatikan tingkat perkembangan sosio-ekonomi
daerah, tuntutan kebutuhan serta tingkat pemanfatan
dan ketersediaan air.
e. Masyarakat yang memperoleh manfaat/kenikmatan
atas air dan sumber-sumber air secara bertahap
3
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
4/11
wajib menanggung biaya pengelolaan sumber
daya air (users pay and cost recovery principles).
II. ISSUES PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
7. Secara umum masalah pengelolaan sumberdaya air dapat
dilihat dari kelemahan mempertahankan sasaran manfaat
pengelolaan sumberdaya air dalam halpengendalian banjirdan
penyediaan air baku bagi kegiatan domestik, municipal, dan
industri.
8. Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya
pengelolaan pengelolaan sumberdaya air, sering mendapatkan
hambatan karena adanya pemukiman padat di sepanjang
sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran
sungai karena banyaknya sampah domestik yang dibuang ke
badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya
tampung sungai untuk mengalirkan air yang datang akibat
curah hujan yang tinggi di daerah hulu.
9. Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi
kegiatan rumah tangga, perkotaan dan industri sering
mendapatkan gangguan secara kuantitas dalam arti terjadinya
penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-
lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat
pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber
penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air
baku sering tidak memenuhi standar karena adanya
pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, perkotaan,
dan industri.
10.Dengan diberlakukannya Undang-undang 22/1999 tentang
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
5/11
Otonomi Daerah, masalah pengelolaan sumberdaya air ini
menjadi lebih kompleks mengingat Satuan Wilayah Sungai
(SWS) atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) secara teknis tidak
dibatasi oleh batas-batas administratif tetapi oleh batas-batasfungsional, sehingga dengan demikian masalah koordinasi antar
daerah otonom yang berada dalam satu SWS atau DPS menjadi
sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya air.
11.Perubahan peran Pemerintah dari institusi penyedia jasa
(service provider) menjadi institusi pemberdayaan masyarakat
dan dunia usaha (enabler) agar memiliki kemampuan dalammenyediakan kebutuhan air dan menunjang kegiatan usahanya
secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga perlu adanya
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat pengguna air untuk
mengelola dan melestarikan potensi-potensi sumber daya air.
12.Pengelolaan sumberdaya air menghadapi berbagai persoalan
yang berhubungan berbagai macam penggunaan dari berbagaimacam sektor (pertanian, perikanan, industri, perkotaan, tenaga
listrik, perhubungan, pariwisata, dan lain-lain) baik yang berada
di hulu maupun di hilir cenderung semakin meningkat baik
secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini telah banyak
menimbulkan dispute antar sektor maupun antar wilayah, yang
pada dasarnya merupakan cerminan dari adanya conflict of
interests yang tajam serta tidak berjalannya fungsi koordinasi
yang baik.
13.Memperhatikan adanya ketidakseimbangan jumlah
ketersediaan air diatas, maka jumlah ketersediaan air dan
besarnya kebutuhan akan air perlu dikelola sedemikian rupa
sehingga pemanfaatannya memenuhi kriteria keterpaduan
secara fungsional ruang, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan
5
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
6/11
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air yang memadai untuk
mencapai pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan
berdasarkan strategi pemanfaatan ruang yang banyak
ditentukan oleh karakteristik sumber daya air.
III. KARAKTERISTIK SUMBERDAYA AIR
14.Secara eksplisit karakteristik dasar sumberdaya air antara lain:
a. Dapat mencakup beberapa wilayah administratif
(cross-administrative boundary) dikarenakan oleh
faktor topografi dan geologi
b. Dipergunakan oleh berbagai aktor (multi-stakeholders)
c. Bersifat sumberdaya mengalir (flowing/dynamic
resources) sehingga mempunyai keterkaitan yang
sangat erat antara kondisi kuantitas dengan kualitas,
antara hulu dengan hilir, antara instream dengan
offstream, maupun antara air permukaan dengan air
bawah tanah.
d. Dipergunakan baik oleh generasi sekarang maupun
generasi mendatang (antar generasi).
15.Merupakan bagian siklus alam (daur hidrologi) yang
mengakibatkan ketersediaannya tidak merata baik dalam aspek
waktu, lokasi, kuantitas maupun kualitas.
16.Dewasa ini, air tidak dapat lagi hanya dipandang sebagai
barang sosial (social goods), namun seiring dengan
kaberadaannya yang semakin langka (scarcity), maka air perlu
dipandang sebagai barang ekonomis (economic goods) tanpa
harus melepaskan fungsi sosialnya.
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
7/11
17.Kuantitas dan kualitas air amat bergantung pada tingkat
pengelolaan sumber daya air masing-masing daerah,
keragaman penggunaan air yang bervariasi pertanian, air baku
domestik dan industri, pembangkit tenaga listrik, perikanan, danpemeliharaan lingkungan selain iklim, musim (waktu) serta
sifat ragawi alam (topografi dan geologi) dan kondisi demografi
(jumlah dan penyebaran) serta apresiasi (persepsi) tentang air.
18.Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumberdaya air
merupakan sumberdaya alam yang sangat vital bagi hidup dan
kehidupan mahluk serta sangat strategis bagi pembangunanperekonomian, menjaga kesatuan dan ketahanan nasional
sehingga harus dikelola secara terpadu, bijaksana dan
profesional.
IV. PENATAAN RUANG DALAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
19. Proses penataan ruang mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap kegiatan permukiman dan pengelolaan sumberdaya air.
Mengacu kepada Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang
Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan ruang mencakup
pengembangan lahan, air, udara dan sumberdaya lainnya.
Dengan demikian pengelolaan sumberdaya air adalah bagian daripenataan ruang.
20.Secara prinsip, sasaran strategis pengelolaan potensi
sumberdaya air adalah menjaga keberlanjutan dan ketersediaan
potensi sumberdaya air melalui upaya konservasi dan
pengendalian kualitas sumber air baku. Sasaran strategis
tersebut ditempuh melalui 4 (empat) tahapan yang saling terkait,yaitu perencanaan, pemanfaatan, perlindungan, dan
7
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
8/11
pengendalian.
21.Pendekatan penataan ruang yang bertujuan untuk mengatur
hubungan antar berbagai kegiatan dengan fungsi ruang gunatercapainya pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien,
produktif dan berkelanjutan merupakan pendekatan yang
fundamental di dalam pengelolaan sumberdaya air sebagai
bagian dari sumberdaya alam, terutama di dalam meletakkan
sasaran fungsional konservasi dan keseimbangan neraca air
(water balance).
VI. KONSEPSI PENATAAN RUANG TERPADU UNTUK
SATUAN WILAYAH SUNGAI
Didalam UU Nomor 24/1992 tentang Penataan Ruang, terdapat hirarki
perencanaan berdasarkan skala yang berbeda meliputi : Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota
(RTRWK). Selain itu, dikenal pula adanya rencana-rencana tata ruang
yang sifatnya strategis-fungsional, seperti Rencana Tata Ruang Pulau,
Rencana Tata Ruang Kawasan, hingga Rencana Detail Tata Ruang
Kota.
Untuk skala Nasional, RTRWN memberikan arahan makro dalam
pengelolaan sumber daya air, dimana pengembangan sumber daya
air harus selaras dengan pengembangan kawasan permukiman dan
kawasan andalan. Pengembangan sumber daya air harus
memperhatikan keseimbangan antara supply dan demand dalam
mendukung aktivitas ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut.
Untuk skala Pulau, maka Rencana Tata Ruang Pulau memberikan
arahan bahwa pengembangan sumber daya air harus selaras dengan
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
9/11
sistem kota-kota (pusat-pusat permukiman), mengingat sistem dan
hirarki kota-kota memberikan implikasi pada pola pengembangan
sumber daya air.
Untuk skala Propinsi, RTRWP memberikan arahan bahwa
pengembangan sumber daya air bukan hanya penting untuk
mendukung kawasan permukiman, namun lebih diprioritaskan untuk
mendukung pengembangan kawasan-kawasan strategis dalam
lingkup Propinsi, misalnya kawasan strategis pertanian, industri,
pariwisata, dan sebagainya.
Untuk skala kawasan, misalnya Jabotabek, pengelolaan
sumber daya air dibedakan ke dalam beberapa karateristik
zona yang spesifik, yaitu :
Zona I merupakan zona rendah sepanjang garis pantai,
seringkali banjir, memiliki tanah yang lembek dan
adanya intrusi air laut ke air bawah tanah
Zona II merupakan zona rendah, beresiko banjir, baik
untuk budidaya tanaman pangan, dan air tanah yang
sensitif (rawan) terhadap polusi
Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah
yang relatif tinggi, memiliki slope cukup, kualitas air
tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir, walaupun
kerap tergenang.
Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada
dataran agak tinggi, tidak ada resiko banjir maupun
genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan air
tanah sedikit karena merupakan daerah tangkapan air
(catchment area) bagi zona I, II, dan III.
Zona V merupakan zona pegunungan dengan
kelerengan (slope) yang tinggi dan kecepatan aliran
9
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
10/11
permukaan (fast flowing surface water) yang tinggi
pula
Untuk lingkup Kabupaten dan Kota, Rencana Tata RuangWilayah mengatur alokasi ruang bagi sektor-sektor. Analisa
neraca air (water balance) sangat penting berdasarkan
ketersediaan seluruh potensi sumber daya air serta
kebutuhan akan air (baik untuk sektor, permukiman
perkotaan, maupun perdesaan).
Berdasarkan hirarki penataan ruang dan karakteristik sumberdaya air yang lintas wilayah (cross jurisdiction) dan
pemanfaatannya yang lintas sektor, maka diperlukan mekanisme
koordinasi yang baik. Kasus SWS Ciliwung-Cisadane menunjukkan
bahwa pengelolaan SWS dilakukan oleh 3 (tiga) Propinsi, yakni
DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, serta melibatkan setidaknya
6 (enam) wilayah otonom, yakni Kota DKI Jakarta, Bekasi,
Tangerang, Bogor, serta Kabupaten Bekasi, Tangerang, danBogor. Forum koordinasi bukan hanya beranggotakan unsur-unsur
Pemerintah, namun juga stakeholders lainnya, seperti LSM, dunia
usaha, dan para pengguna air.
VII. KESIMPULAN
Penataan ruang merupakan pendekatan yang sangat fundamental
dalam pengelolaan sumber daya air, dimana proses perencanaan,
pemanfaatan, perlindungan dan pengendalian dilaksanakan secara
terpadu (multi-stakeholders), menyeluruh (hulu-hilir, kuantitas-
kualitas, instream-offstream), berkelanjutan (antar generasi), dan
berwawasan lingkungan (konservasi ekosistem) dengan daerah
pengaliran sungai (satuan wilayah hidrologis) sebagai satu
kesatuan pengelolaan terpadu dengan memperhatikan sistem
-
7/28/2019 68237318-Pengembangan-PSDA
11/11
pemerintahan yang berlaku.
Peran penataan ruang dalam pengelolaan sumber daya air
adalah dalam rangka : (1) menjamin ketersediaan air, baik kualitasmaupun kuantitas, untuk masa kini dan masa mendatang melalui
pengelolaan kawasan konservasi dan pengendalian kualitas air, (2)
koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah untuk mencapai komitmen
bersama (seperti landasan penyusunan program pembangunan), dan
(3) mencegah terjadinya externalities (seperti dampak lingkungan
negatif) yang merugikan masyarakat secara luas.
11