6 metode pengumpulan data

6
METODE PENGUMPULAN DATA 1. Metode Survei sbg metode pengumpulan data primer Data sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis. Sumber data didapat dari instansi lain (dengan wawancara/survey) maupun dari penyebaran kuesioner kepada sekelompok masyarakat untuk mendapatkan data eksternal dan bersifat data primer. Cara ini dilakukan dengan mengikuti kaidah statistika. Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap- cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998) Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Upload: farah-devi-isnanda

Post on 24-Apr-2015

123 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metode pengumpulan data

TRANSCRIPT

Page 1: 6 Metode Pengumpulan Data

METODE PENGUMPULAN DATA

1. Metode Survei sbg metode pengumpulan data primer

Data sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis. Sumber data didapat dari

instansi lain (dengan wawancara/survey) maupun dari penyebaran kuesioner kepada

sekelompok masyarakat untuk mendapatkan data eksternal dan bersifat data primer. Cara

ini dilakukan dengan mengikuti kaidah statistika.

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-

cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan

menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara

yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan

urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai

aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah

aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian

interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara

kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks

actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka

tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Page 2: 6 Metode Pengumpulan Data

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang

baik.

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

2. Pengamatan (Observation) Pengumpulan Data Primer :

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung obyek

(elemen) yang diteliti tanpa mengajukan pertanyaan.

Keuntungan Pengamatan (observasi) :

1) dapat dicatat hal-hal perilaku, pertumbuhan, respons terhadap suatu perlakuan tertentu.

2) dapat memperoleh data dari obyek yang diteliti tanpa melakukan komunikasi verbal.

Kelemahan Pengamatan (Observasi) : 1) kadangkala memerlukan waktu menunggu

yang lama. 2) pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan

secara langsung. 3) ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya melalui

pengamatan karena dianggap tabu, sangat rahasia dan sebagainya.

• Jenis Observasi :

1. Berdasarkan pengumpulan data : a. Observasi Partisipan

(participant 0bservation) : peneliti terlibat langsung dalam aktivitas

(orang) yang diamati. b. Observasi Non partisipan (non participant

observation) : peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-orang yang

sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.

2. Berdasarkan instrumen yang digunakan : a. Observasi

Terstruktur : observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang

apa yang diamati dan dimana tempatnya. b. Observasi Tidak Terstruktur;

observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi.

Page 3: 6 Metode Pengumpulan Data

Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek

penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya

wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan

dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek

dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan

terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan

setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam

aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang

diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering

dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton

menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti

akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari

pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang

disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai

sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap

penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data

yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

3. * Contoh Penerapan Metode Survei sebagai metode pengumpulan data primer

Survey dan pengumpulan data primer dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah

survey opini lembaga yang terkait dengan Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang

Daerah (BKPRD). Tujuan dari metode survey ini pada dasarnya meliputi :

Page 4: 6 Metode Pengumpulan Data

a. Menjaring, memonitor, mengetahui, dan mengungkapkan gambaran tentang

sikap dan aspirasi lembaga atau publik terhadap perkembangan permasalahan

dan isu-isu organisasi yang berkaitan dengan masalah penataan ruang di

daerah.

b. Menyalurkan atau pun memilah persepsi, sikap dan harapan responden tentang

suatu isu baik mengenai kelembagaan maupun masalah penataan ruang.

c. Menyebarkan informasi tentang sikap dan aspirasi lembaga atau publik tentang

isu-isu permasalahan tata ruang dan kelembagaan ke berbagai kalangan

masyarakat yang dipandang memiliki peran dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang.

Model survey yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan adalah wawancara

secara langsung atau dengan kata lain face to face interview.

• Strategi Survey

Dalam proses identifikasi potensi dan permasalahan penyelenggaraan

penataan ruang, kinerja serta operasionalisasi BKPRD di masing-masing propinsi di

seluruh wilayah timur diperlukan strategi tersendiri dalam melaksanakan survey

tersebut. Hal ini mengingat luasnya wilayah studi, keragaman dinas dan instansi yang

terkait dengan lembaga tata ruang di daerah serta muatan substansi questioner yang

harus dapat mencakup semua materi operasionalisasi BKPRD itu sendiri, serta

keterbatasan waktu pelaksanaan pekerjaan. Strategi survey tersebut meliputi :

1) Pembagian Lokasi dan Penjadwalan Pengumpulan Data Guna efektifitas

waktu dan mengoptimalkan proses pencarian data dan informasi berkaitan

dengan operasionalisasi BKPRD, maka strateginya adalah pengumpulan

data dilakukan dengan menyebarkan cek list data dan questioner. Dengan

langkah ini diharapkan wakil-wakil propinsi dapat membawakan data

yang dibutuhkan pada waktu pertemuan yang akan diadakan di daerah

2) Penugasan Tenaga Ahli (Surveyor) dan Tim Supervisi Pusat Dalam

kegiatan sosialisasi ini, tim konsultan akan didampingi Tim Supervisi

Pusat Direktorat Tata Ruang Wilayah Timur Departemen Kimpraswil.

Dinas-dinas dan instansi yang akan diundang dalam kegiatan ini

merupakan obyek yang akan difasilitasi konsultan dalam proses Bantuan

Page 5: 6 Metode Pengumpulan Data

Teknis Operasionalisasi BKPRD (sesuai dengan Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

Ruang Daerah).

3) Bentuk-Bentuk Questioner dan Daftar Wawancara

Bentuk questioner dan daftar wawancara yang akan digunakan untuk

menunjang kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang

kinerja dinas/instansi terkait tata ruang dalam Tim BKPRD-nya yang

meliputi isu dan permasalahan kelembagaan BKPRD, sikap dan aspirasi

lembaga, serta karakteristik isu-isu permasalahan tata ruang pada masing-

masing propinsi di wilayah timur.

• Metode Analisis

Dalam kegiatan ini akan digunakan metode analisis yang dibagi dalam

beberapa tahapan analisis yakni tahap pertama dengan melaksanakan fishbone

analisis (analisa sirip ikan) untuk mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut

tata kerja operasional BKPRD.

Fishbone analisis merupakan metode analisis yang dapat menentukan akar

permasalahan terhadap kinerja suatu lembaga. Dalam kaitan dengan BKPRD ada

beberapa variabel analisis yang akan dipergunakan untuk mewujudkan suatu tata

laksana operasionalnya diantaranya : (1) Peralatan yang menyangkut perangkat lunak

perundangan dibidang tata ruang seperti pola dasar pembangunan, rencana strategis,

rencana operasional,RTRW, RDTR, RTBL, dan peta-peta zonasi, detail lingkungan

dan tata bangunan, termasuk perangkat keras seperti kantor, komputer, kendaraan,

dan lain lain. (2) Materi/Biaya yang menyangkut ketersediaan dan sumber anggaran

yang disediakan untuk kegiatan BKPRD; ((3) Sumber Daya Manusia yang

menyangkut ketersediaan tenaga yang memiliki kompetensi dibidang yang berkaitan

dengan tata laksana BKPRD; (4) Manajemen yang meliputi organisasi,kepemimpinan

dan tata laksana organisasi BKPRD; (5) Lingkungan dan Pemanfaatan Ruang yang

meliputi pola pemanfaatan ruang yang tersedia dan kebutuhan yang diharapkan akan

dipersiapkan; (6) Prosedur dan Perundangan yang menyangkut ketersediaan sistem

operasional dan prosedur kerja BKPRD termasuk ketersediaan peraturan

perundangan.

Page 6: 6 Metode Pengumpulan Data

Tahap kedua adalah memformulasikan tata laksana BKPRD yang diharapkan

dapat lebih meningkatkan kinerja lembaga dari sebelumnya. Metode yang

dipergunakan adalah dengan metode pengumpulan pendapat, pemusatan kebutuhan

dalam lokakarya. Sehingga dihasilkan suatu formulasi tata laksana operasional

BKPRD yang diharapkan dapat dilaksanakan.

Tahap ketiga adalah memformulasikan tata laksana operasional BKPRD dari

hasil lokakarya. Tata laksana operasional inilah yang diharapkan dapat meningkatkan

kinerja BKPRD sesuai dengan harapan bersama.

• Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Berdasarkan lingkup kegiatan dan sasaran serta tujuan yang akan dicapai,

maka disusun suatu tahapan pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahap persiapan, tahap

pengumpulan data hingga tahap analisis serta perumusan pedoman

pelaksanaanBKPRD.

• Persiapan

Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan

pelaksanaan pekerjaan dimulai. Kegiatan persiapan ini terdiri dari beberapa bagian

kegiatan, antara lain : penyusunan rencana kerja, konfirmasi dengan daerah mengenai

status BKPRD propinsi, penyiapan bahan dan alat survey serta penyiapan metodologi

pelaksanaan pekerjaan