6 lube oil system

33
6 Lube Oil System 6.1 Umum Lube oil system menyuplai penyaringaan oli pelumas menuju engine bearing dan beberapa komponen yang memiliki tekanan operasi dan temperatur yang terbatas. 6.1.1 Syarat Umum Oli Pelumas Oli pelumas mengandung zat tambah yang memenuhi fisik dan kimia berdasarkan tabel 6.1.1. oli pelumas tidak boleh mengandung zat tambah dengan temperatur di bawah 140°C (284°F). 6.1.2 Petroleum Lubricating Oil Pada intalasi ini menggunakan ISO VG 32 (S150). Mengacu pada spesifikasi Solar ES 9-224 untuk pelumas lain yang

Upload: jaka

Post on 10-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

oil system oil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil systemoil system

TRANSCRIPT

6 Lube Oil System6.1 UmumLube oil system menyuplai penyaringaan oli pelumas menuju engine bearing dan beberapa komponen yang memiliki tekanan operasi dan temperatur yang terbatas.6.1.1 Syarat Umum Oli PelumasOli pelumas mengandung zat tambah yang memenuhi fisik dan kimia berdasarkan tabel 6.1.1. oli pelumas tidak boleh mengandung zat tambah dengan temperatur di bawah 140C (284F).

6.1.2 Petroleum Lubricating OilPada intalasi ini menggunakan ISO VG 32 (S150). Mengacu pada spesifikasi Solar ES 9-224 untuk pelumas lain yang bisa digunakan. Pada tabel 6.1.2 ISO VG 32 (S150) direkomendasikan untuk iklim dingin sampai tropis.

Menurut ISO VG 32 (S150) Petroleum oil beroperasi pada batas suhu sebagai berikut: Titik didih oli minimum harus 11F (6C) di atas batas suhu . Batas suhu operasi oli, setelah minimal 30 menit mesin bekerja adalah +110F sampai +165F.

6.1.3 Lube Oil SystemLube Oil System dikelompokan menjadi tiga , yaitu: Pre/Post Lube Oil SystemSistem ini menyuplai pelumasan pada engine bearings dan komponen yang digerakan sebelum engine beroperasi dan setelah engine di matikan. Sistem ini berkerja secara independent dari pompa main oil. Dapat di aktifkan oleh control system yang menyediakan pelumasan sementara pada saat pompa main lube oil mengalami kerusakan Main Lube Oil SystemSistem ini menyediakan pelumasan pada engine bearing selama mesin bekerja. Terdiri dari pompa, Pressure and temperature control valve, filter, lube oil cooling system, supply manifolds dan return lines.

Backup Postlube SystemBackup Postlube system merupakan sistem yang menyuplai pelumasan ke engine bearing jika pre/post system rusak.

6.2 Fungsi6.2.1 Pengecekan Pompa Sebelum PelumasanKetika mesin dingin start, kontrol sistem mengecek pompa backup postlube oil dan pompa pre/post lube oil.Kontrol sistem memberi sinyal pada pompa backup postlube oil. Ketika pompa backup postlube oil telah memenhi tekanan minimum yang telah di tentukan, sinyal pompa akan di putus. Jika pompa backup postlube oil tidak memenuhi batas minimum tekanan yang telah di tentukan, pompa di informasikan rusak. Kontrol sistem membatalkan penegecekan pompa prelube lube oil.Setelah tekanan oli menjadi drop, kontrol sistem mengaktifkan pompa pre/post lube oil. Jika pompa mencapai batas minimum tekanan yang di tentukan. , pengecekan pompa telah selesai. Namun jika pompa gagal mencapai batas minimum yang di tentukan atau sinyal terputus, maka pompa akan di informasikan rusak, kontrol sistem akan membatalkan pengecekan. Berdasarkan diagram 6.2.1 di bawah.

6.2.2 PrelubeDalam memenuhi pengecekan pompa prelube lube oil , kontrol sistem akan memulai prelube oli timer. Pada saat prelube, pelumas harus mencapai tekanan yang telah di tentukan pada 30 detik. Setelah 30 detik prelube. Kontrol sistem akan mengijinkan motor bekerja. Jika tekanan pelumas dibawah batas pada saat 30 detik, pompa pre/post lube oil akan di informasikan rusak. Kontrol sistem akan membatalkan test pada crank.

6.2.3 Engine OperatianPada saat mesin mulai beroperasi pompa pre/post lube tidak akan di berikan energi ketika kecepatan mesin lebih besar dari starter dropout setpoint dan pompa pelumasan akan menyediakan tekanan yang cukup. Ketika kecepatan mesin lebih besar dari 5 %Ngp dan temperatur telah tercapai, Backup relay system akan aktif. Backup relay system sebagai pengganti apabila PLC rusak.Apabila pompa pelumasan tidak dapat menyediakan tekanan yang di butuhkan, alarm pompa tekanan rendah berbunyi dan pompa pre/post akan di aktifkan. Jika tekanan minimum tidak dapat terlampaui atau tekanan terlalu rendah, bahan bakar dimatikan sehingga mesin mati ,pompa backup lube oil sistem akan bekerja.6.2.4 Engine ShutdownJika shutdown dimulai setelah mesin telah dicapai motor stater kecepatannya. Pompa pre/postlube oil akan di aktifkan ketika pompa pelumas berhenti bekerja pada tekanan kerja. Setelah bahan bakar di matikan ke mesin. Kontrol sistem mulia dengan postlube timer. Ketika kecepatan mesin mengalami penurunan hingga 5% Ngp , timer akan di mulai.Timer ini akan menjamin pelumasan pada komponen mesin sampai berhenti berputar. Di bawah 5% Ngp, sensor kecepatan tidak dapat menetukan kecepatan mesin. Untuk menetukan waktu pelumasan, kontrol sistem memperkirakan waktu yang di rekomendasikan untuk mesin berhenti berputar. Saat kondisi alarm seperti alarm api, sistem akan membatasi waktu postlube. Jika shutdown tidak dapat dilakukan PLC karena rusak, Backup relay yang bekerja.

6.2.5 postlubeSetelah mesin beroperasi, postlube bergna untuk mendinginkan bearing dan komponen bergerak lainya. Pompa pre/post lube diaktifkan selama waktu dan terus menerus sampai waktu postlube yang di tentukan timer. Jika pompa pre/post lube rusak maka pompa backup akan di aktifkan.Jika api terjadi saat postlube, sistem akan menghentikan postlube beberapa waktu. Setelah waktunya habis , postlube di lanjutkan. Alarm akan berbunyi mengindikasi postlube dlanjutkan dengan api yang terdeteksi.Apabila postlube berhenti diperpanjang. Panas dapat merusak bearing. Jika waktu berhenti postlube melampaui batas, kerusakan bearing akan diinformasikan dan postlube timer akan di reset. Sistem akan mencegah motor start di aktfkan sampai engine lockout timer atau postlube di lanjutkan dan selesai.

6.2.6 Pengecekan pompa setelah pelumasanBackup post lube akan bekerja secara otomatis sekali selama 24 jam pada jam 12 siang. Operator juga dapat mengatur waktu pengecekan. Ketika pompa backup postlube tidak dapat mencapai tekanan yang di tentukan makan alarm akan berbunyi. Apabila setelah pompa di matikan namun masih bekerja , alarm kerusakan transmitter akan berbunyi.

6.3 Komponen6.3.1 Komponen dan PenamaanKomponen di identifikasi dari penamaannya. Penamaan komponen merupakan kode berupa angka atau huruf yang berisi electrical schematic , wiring diagram, dan hydromechanical schematic. Penamaan terletak di depan sheet dari electrical schematics , hydromechanical dan wiring diagram . setiap kode pada komponen terdiri dari tiga elemen :AANXXX, dimanaAA merupakan type dan fungsi di sistemN meupakan lokasi penempatan komponen1. Control console front2. Inside control console3. On turbin package skid4. Motor stater in the motor control center5. Other remote location6. Switchgear7. Inlet air system8. Reserved9. Reserved for hydromechanical componentXXX adalah dua atau tiga digit nomor

6.3.3 Motor ListrikKode : BNXXXMotor listrik digunakan untuk menggerakan pompa oli dan fan pendingin, motor yang digunakan adalah motor DC.

6.3.4 PompaKode : BPNXXXPompa terdiri dari pompa yang ditransmisikan ke motor listrik di atas mounting plate. Pompa ini di gunakan untuk memompa oli dari reservoir.

6.3.5 Aktuator HidrolikKode : CYLNXXXAktuator hidrolik digunakan untuk memposisikan bukaan bleed valve dan variable guide line yang di kontrol oleh sistem.

6.3.6 Flame ArrestorKode : FANXXXFlame Arrestor terpasang pada reseroir vent line, kegunaan komponen ini untuk mencegah oli dari uap oli kembali.

6.3.7 Fixed OrificesKode : FONXXXFixed Orifices digunakan pada sistem pelumas untuk mengontrol debit dan volume aliran pelumas.

6.3.8 Filters/StrainersKode : FSNXXXFilters digunakan untuk mencegah tersumbatnya orifices dan kerusakan komponen lainya. Filters akan menyaring partikel kecil pada pelumasan dan Strainers akan menyaring partikel besar pada sistem pelumasan.

6.3.9 Air /Oil SeparatorKode : FSNXXXAir/Oil Separator di pasang pada reservoir vent line untuk menghilangkan uap air yang di produksi saat operasi.

6.3.10 Pemanas OliKode : HNXXXPemanas oli menghangatkan pelumas di reservoir dan main lube oil manifold. Pemanas menggunakan sistem elektrik yang kontak langsung ke pelumas.

6.3.11 pendingin oliKode : HXNXXXPendingin oli menghilangkan panas pada oli menggunakan sistem konduksi paksa dengan aliran air yang berada di dalam tabung alumunium. Panas akan di hilangkan menggunakan air yang bersirkulasi.6.3.12 Selenoid ValvesKode : LNXXXSelenoid valve adalah katup yang di aktifkan kerana adanya arus listrik untuk mengontrol aliran pelumas ke aktuator .

6.3.13 Level IndicatorKode : LINXXXLevel indicator adalah untuk mengetahhui ketinggian oli di reservoir

6.3.14 PompaKode : PNXXXPompa mengalirkan oli dari reservoir menuju ke mesin dan komponen yang digerakan. Pompa biasanya di hubungkan dari mesin atau langsung ke motor listrik.

6.3.15 Pressure Control ValveKode : PCVNXXXPressure control valve meregulasi sistem pelumas untuk mencegah kerusakan komponen.

6.3.16 Differential Pressure IndicatorKode : PDINXXXDifferential Pressure Indicators digunakan untuk mengukur tekanan yang mengalir pada beberapa komponen pada sistem pelumas pada inlet dan outlet, perbedaan dari kedua pengukuran adalah differential pressure. Tekanan tinggi dapat berarti komponen memutuhkan service.

6.3.17 Pressure IndicatorKode : PINXXXPresure Indicator mengukur tekanan pada sistem pelumas . pengukuran tekanan tidak di transmisikan ke control sistem.6.3.18 Lube oil ReservoirKode : RNXXXLube oil reeservoir di integrasikan dengan package skid. Ini adalah dilengkapi dengan internal baffling,drain dan fill fitings, oil level indicator, switches dan vent system. Reservoir terdapat oli yang menguap selama beroperasi dan ventilasi untuk masuknya uap.

6.3.19 Resistance Temperature DetectorsKode : RTNXXXRTDs mengukur suhu pada berbagai lokasi di sistem pelumas untuk di monitor oleh control system.

6.3.20 Pressure SwitchesKode : SNXXXPressure switches digunakan pada beberapa lokasi untuk memonitor tekanan pada sistem pelumas. Pressure switches untuk memverifikasi operasi sistem pelumasan.

6.3.21 Temperature SwitchesKode : SNXXXTemperature Switches memonitor temperature pada heater agar tidak overheating yang di celupkan pada oli.

6.3.22 Vibration SwitchKode : SNXXXVibration switch memonitor tingkat getaran pada oil coller fan agar mencegah getaran yang berlebih pada fan.

6.3.23 Temperature Control ValveKode : TCVNXXXTemperature control valve untuk mengontrol aliran oli pada oil coler , ketika suhu dingin katup akan terbuka .6.3.24 Temperature IndicatorsKode : TINXXXTemperature Indicators adalah untuk mengetahui suhu pada beberapa lokasi pelumasan yang di koneksikan ke control system.

6.3.25 Level TransmitterKode : TLNXXXLevel transmitter memonitor level pelumas di reservoir yang di konesikan ke control system.

6.3.26 Pressure TransmitterKode : TPNXXXPressure transmitter digunakan untuk memonitor tekanan pada sistem pelumasyang di koneksikan ke control system.

6.3.27 Differential Pressure TransmitterKode : TPDNXXXDifferential Pressure Transmitter di gunakan untuk mentransmisikan perbedaan tekanan pada inlet dan outlet ke control system.

6.3.28 ThermowellsKode : TWNXXXThermowells sebagai penhubung antara sistem pelumas dan sensing element suhu komponen yang di ukur

6.3.29 Check ValvesKode : VCSNXXXCheck valve mencegah aliran pelumas terjadi aliran balik

6.3.30 Hand ValvesKode : VHNXXXHand Valves di gunakan untuk mematikan aliran ketika adanya perawatan pada filter atau komponen lain.

6.3.31 Instrument Isolation Hand ValvesKode : VINXXXInstrument Isolation Hand Valves di gunakan untuk mengurangi tekanan pada aliran yang di matikan untuk perawatan.

6.3.32 Pressure /Temperature Control AssemblyKode : VMFNXXXPressure/Temperature Control Assembly menyediakan pressure control, temperature control dan pembebasan tekanan pada sistem pelumas. Assembly terdiri atas check valves, pressure relief valves dan temperature control valves.

6.3.33 Pressure Relief valvesKode : VRNXXXPressure Relief Valves adalah cadangan untuk pressure control valve gunanya mencegah kerusakan komponen apabila pressure control valve rusak.

6.3.34 Transfer Hand ValveKode : VTNXXXTransfer hand valve di gunakan untuk mengontrol aliran oli ke filter agar dapat menghambat aliran keitka filter yang lain saat maintanance.

6.4 Maintanance RequirementsTerdapat dua tipe perawatan, yaitu : system maintanance dna component maintanance. Untuk system maintanance berdasarkan tabel 6.4.1 dan untuk component maintanance berdasarkan tabel 6.4.2.Jangka waktu yang untuk perawatan di bedakan menjadi: D (day)Perawatan harian termasuk inspeksi untuk mengukur bahwa peralatan sesuai dengan fungsinya untuk memeriksa kebocoran ataupun kerusakan. Parameter yang di periksa harus berupa catatan atau rekaman agar dapat memprediksi kerusakannya. Perawata harian tidak di rekomendasikan untuk mematikan sistem.

M (Month)Perawatan bulanan adalah inspeksi mengukur bahwa beroperasi sesuai funsi untuk mendeteksi kerusakan. Catatan atau rekam jejak inspeksi dapat membantu prediksi kerusakan akan terjadi. Perwatan bulanan direkomendasiakan untuk mematikan sistem.

S (Semiannual 4000 operating hours)Perawatan semiannual merupakan inspeksi yang menekankan pada fungsi yang tepat dan mendeteksi kebocoran atau kerusakan. Berdasarkan jam operasi , perawatan ini di lakukan. Perawatan semiannual di rekomendasikan untuk mematikan sistem.

A (annual 8000 operating hours)Perawatan annual merupakan disassembly komponen dari subsystem untuk di inspeksi dan di catat pada sebuah catatan agar bagian yang rusak menjadi perhatian untuk di perbaiki. Annual direkomendasikan untuk mematikan sistem.

6.4.1 perawatan sistemGunakan tabel d bawah ini untuk perawatan sistem pelumas. Pada tabel di beritahu minimum interval waktu untuk perawatan.NOTES:(1) Filter oli pelumas harus di ganti dan start up strainers harus di buang setelah 100 jam pertama operasi.

6.4.2 Perawatan KomponenTabel di bawah ini adalah daftar komponen yang di rekomendasikan perawatan. Jadawal perwatan dan tambahan informasi terdapat pada tabel.

6.4.3 Prosedur Perawatan PRE/POST LUBE OIL MOTOR DAN POMPAStandar prosedur pembongkaran dan intalasi berdasarkan (B321) Motor dan (P902) Pompa.Pelepasan1. Lepaskan kabel ground dan sambungan listrik pada motor. berikan label pada sambungan listrik.2. Lepaskan inlet dan pipa keluar dai pompa P9023. Jika memungkinkan , ambil pompa P902 dan motor menggunakan hoist, kendurkan terlebih dahulu4. Lepaskan komponen yang menempel pada motor5. Ambil dengan hoist pompa P902Intalasi1. Gunakan hoist untuk mengangkat motor dan pompa P092, pasangkan pada mounting bracket dan kencangkan dengan komponen yang lain2. Torsi pada saat mengencangkan sangat di rekomendasikan3. Lepaskan hoist4. Sambungkan pipa keluar dan inlet ke pompa P9025. Torsi saat pengencangan sesuai yang di anjurkan6. Sambungkan kabel listrik dan lepaskan label.

POMPA/MOTOR ASSEMBLY BACKUP POSTLUBE

Gunakan prosedur untuk melepaskan dan intalasi pompa/motor backup postlube (BP903)

Pelepasan

1. Putuskan saluran kabel ground dan saluran listrik pompa/motor. beri label2. Lepaskan saluran pipa inlet dan keluar dari pompa/motor3. Jika memungkinkan , gunakan hoist untuk mengankat pompa/motor, kedorkan terlebih dahulu4. Lepaskan komponen yang menempel pada pompa/motor pada mounting bracket5. Gunakan hoist untuk mengankat pompa/motor

Instalasi1. Posisikan pompa/motor pada mounting bracket dan pasangkan dengn komponen lain.2. Torsi pada sat pengencangan3. Lepaskan dari hoist4. Sambungkan pada pipa inlet dan keluar5. Torsi pipa hisap dan keluar sesuai ketentuan6. Sambungkan kabel listrik pada pompa/motor , lepaskan label

MAIN LUBE OIL FILTER ASSEMBLY

Sistem dapat bekerja ketika filter di lepaskan . gunakan filter element kit sesuai prosedur pada 6.4.1

1. Main lube filter assembly2. Lube oil filter transfer hand valve (VT901)3. Hand valve (VH903)4. Hand valve (VH902-1)5. Hand valve (VH902-2)6. Hand valve (VH902-3)7. Hand valve (VH902-4)

Pelepasan1. Buka Hand Valve VH903-32. Posisikan perlahan lube oil filter transfer hand valve VT901-2 untuk menutup filter FS9013. Tutup hand valve VH903-34. Pasangkan slang pengering. Lepaskan tutup dari jalur pengeringan dan buka filter pengeringan hand valve (VH902-3 atau VH902-4) untuk melepaskan filter5. Buka fiter bleed hand valve (VH902-1 atau VH902 2 ) untuk melepaskan filter6. Keringkan filter dari oli7. Lepaskan komponen dari filter case cover dengan cross-pattern8. Lepaskan filter case cover dan O-ring9. Lepasan element filter10. Bersihkan filter case cover dan filter dalam

Instalasi1. Pasangkan element filter baru2. Pasangkan filter case O-ring baru3. Pasangkan filter case cover . pasangka komponen lain dan torsi sesuai ketentuan dengan cross-pattern4. Pasangkan kembali tutup pad jalur pengeringan dan tutp hand valve VH902-3 atau VH902-45. Periksa kebocoran dengan mebuka hand valve VT901 perlahan6. Ketika oli terlihat habis tutp bleed hand valve VH902-1 atau VH902-27. Perlahan tempatkan kembali transfer valve VT9018. Jika memungkinkan. Ulangi prosedur untuk filter kedua

ACTUATOR SUPPLY FILTERGunakan prosedur pada actuator supply filter (FS903)

Pelepasan1. Lepasan pada posisi suitable container di bawah filter bowl2. Lepaskan baut dan ring holder dari filter bowl3. Hati hati saat melepaskan filterbowl dari head dengan cara mendorong ke bawah4. Lepaskan filter element dari head juga5. Lepaska O-ring dari head6. Gunakan majun , dan bersihkan bowl dan head filter

Instalasi1. Pasangkan kembali O-ring di head , berikan pelumas2. Pasangkan kembali elemen pada nipple di head3. Pasangkan filter bowl4. Pasangkan ring holder pada filter bowl dan kencangkan bautnya5. Lepaskan label

Filter pompa Post lube backup oilGunakan prosedur pada FS909

Pelepasan1. Selama menahan suitable cotainer di bahwa fiter , lepaskan filter drain plug dan biarkan oli kering ke container2. Setelah oli stop , pasangkan filter drain plug dan kencangkan3. Kendurkan baut bowl dari head dan lepaskan O-ring dan backup ring dari bowl4. Lepaskan flter element dari nipple. Hati hati dengan springnya5. Bersihkan bowl dan pasangkan kembai backup ring dan O-ring6. Pastikan posisi O-ring di dalam bibir dari filter element7. Pasangkan spring dan filter element8. Baut bowl pada head dan kencangkan9. Cek kebocoran ketika mesin di hidupkan10. Lepaskan label

POMPA MAIN LUBE OILGunakan prosedur yang ada untuk pembongkaran dan intalasi pompa main lube oil (P901)

Pelepasan1. Bila di perlukan, pasangkan eyebolts pada housing pompa2. Pasangkan hoist pada eyebolt atau pada housing sesuai ketentuan. Kendorkan baut3. Lepaska tabung dari pompa4. Lepaskan komponen lain, pipa buang dan O-ring dari pompa5. Lepaskan flex coupling, gasket dan pipa hisap6. Lepaskan komponen aksesoris untuk penggerak7. Angkat dengan hoist8. Lepaskan O-ring dari pompa juga

Instalasi1. Bersihkan discharge flange, dan sambungan pada rumah pompa2. Posisikan O-ring pada pompa3. Hoist pompa pada posisi dan pasangkna pompa dengan aksesoris penggerak4. Torsi komponen yang di pasangkan5. Pasagkan flex coupling, gasket dan pipa hisap pada pompa6. Pasangkan O-ring dan pipa keluar7. Torsi pada saat mengencangkan8. Pasang tabung pada pompa9. Lepaskan hoist dari eyebolt atau rumah pompa10. Lepaskan eyebolt pada rumah pompa11. Lepaskan label

6.4.4 Lube oil analysisLube oil anaysis sangat berguna untuk mendeteksi secara mudah masalah dan mengukur kualitas pelumas. Lube oil anaysis mengunakan metode spectrochemical dan physical properties test. Spectrochemical analysis mengukur jumlah unsur metal dan lainya. Physical properties test mengecek kualitas pelumas. Test lain harus menunjang pada oil foaming dan jumlah partikel lain.

Untuk menetapkan kualitas pelumas di pengaruhi oleh unsur metal di dalamnya, unsur metal haru di ketahui agar tahu apakah menigkat , stabil maupun turun. Faktor lain yaiu dari kedaan fisik dan kontaminasi dari luar

SPECTROCHEMICAL ANALYSISWear MetalKarena oli yang beroperasi terpaut waktu penggunaan . pelumas merupakan bagian media kontak permukaan metal dengan meal , maka untuk mengetahui kondisi dari pelumas dengan cara mengukur unsur metal pada pelumas. Adapun pada tabel 6.4.3 dijelaskan sumber metal berada

ContaminantsSilicon dari silicon dioxide merupakan contaminat yang sering ditemukan dan merupakan representasi dari kotoran , pasir dan debu pada oli. Selain dari itu silicon dapat bersumber dari sealer , grease , antifoam dan coolant additives. Jka silicon melebihi dari 5 ppm maka pelumas sudah tidak wajar.

Oil AdditivesZinc, phosphorus, calcium,barium dan magnesium adalah elemen yang di campur pada pelumas. Phosporus dan zinc menjaga lapisan las dan mengurangi gesekan. Calcium,barium dan magnesium mengambil cotaminant particles dan membawanya ke filter untuk dilepaskan dari oli. Pottasium mencegah karat.ZincTipikal oli yang mengandung Zinc sebnayak 600 ppm zinc. Zinc menyebabkan pengendapan dan menyerang lapisan galvanis , oli seperti ini di boleh di gunakan.Coolant AdditivesSodium dan Boron di gunkan untuk mencgah korosi dan anti oxidant mesin reciprocating dan tidak akan keluar dengan gas turbin. Sodium juga masuk melalui sistem sebagai contaminat dari air laut.

PHYSICAL PROPERTIES TESTFuel DilutionTest ini akan mengindikasikan masalah pada kebocoran pompa bahan bakar ke rumah gear.

AirAir berada pada oli pelumas merupaka hal yang tidak wajar. Ketika air diyatakan sebesar 2000 ppm atau lebih, oli pelumas sudah tidak layak , hal ini dapat mengurangi sistem pelumasan

ViskositasViskositas adalah ketahanan kekentalan pelumas yang di berikan pada saat suhu tertentu. Test ini mengindikasi klasifikasi oleh grade, oxidation dan kontaminasi.

Neutralization NumberTest ini untuk mengetahui perubahan relative pada pelumas. Neutralization number di laporkan sebagai Total Acid Number (TAN). Semakin tinggi TAN berarti oli terlalu panas.

Foaming TestFoaming merupakan formasi lapisan bergelembung pada permkaan oli. Foamning dapat menjadi masalah ketika menhambat saluran balik menuju reservoir.

Optical Particle TestTest ini dugunkan untuk mengetahui kebersihan oli.,berdasarkan ISO 4406:1999

Air EntrapmentTerdapat gelembung udara pada oli sehingga dapat menimbulkan masalah berupa kontak fisik antara poros dan bearings dan gigi pada gear. Hal ini dapat menyebabkan getaran dan kavitasi.

Sampling ProceduresPengambilan sampel biasanya di ambil dari saluran pelumas menuju bearing atau di tengah reservoir pada saat oli telah tercampur. Lalu kan di test di laboratorium menggunakan metode spectrochemical analysis dan physical properties test.Setelah oli di test maka akan di beri label, label harus berisi : Tanggal pengambilan Nama company Solar package serial number Jam operasi mesin sejak overhaul Jam sejak terakhir oli di ganti Jumlah oli ditambahkan sejak terakhir sampling Tipe oli yang digunakan Tipe bahan bakar yang di gunakan

Untuk generator sets, oli haru di ambil ketika mesin beroperasi setelah suhu kerja sedang berlangsung.hal ini karena agar memastikan konsetrasi partikel dicapai ke percampuran jalur oli.Untuk kompresor dan mechanical drive sets, sample harus di ambil ketika sistem mati. Karena pada saat matii pelumas berada pada suhu normal dan tidak terjadi overload.

Test ResourcesHasil sample akan bervariasi berdasarkan metoda dan lab yang di gunakan, maka dari itu untuk mendapatakan hasil yang konsisten maka gunakan metoda yang paling effektif dan lab yang sama.

Oil Replacement CriteriaMenggunakan oli baru yang dapat dilakukan berdasrkan kriteria pada tabel 6.4.4

Oil Flushing General InformatioHubungi Solar Turbines Customer Service Department untuk infomasi lebih jelas dan prosedure flushing.

6.4.5 pump pulsing

kemungkinan terjadinya kavitasi: antifoaming dan air entrainment tidak sesuai yang di rekomendasikan Solar hambatan , blokade atau kebocoran pada pipa hisap pompa kecilnya volume tangki oli tidak menyediakan waktu yang cukup untuk udara keluar baffles yang kecil atau hilang di dalam reservoir Flex hoses rusakAerated OilKavitasi dan sistem pulsation di perburuk oleh aerated oil

Lube Oil System BlokagePenyebab utama dari terhambatnya sistem pelumas adalah kerusakan pada check valve .ketika check valve rusak , maka puing dari check valve dapat mehambat saluran hisap.

Air LeaksKebocoran udara dapat menimbulkan gelembung udara pada sistem pelumasan, bahkan jika hanya kebocoran kecil dapat membentuk gelembung banyak. Hal seperti ini biasanya di karenakan kebocoran pada saluran hisap, maka dari itu ganti gasket ,apabila gasket sudah rusak maka harus diganti.