turbine lube oil system

29
TURBINE LUBE OIL SYSTEM (SYSTEM TD) PENDAHULUAN Modul ini sebagian besar merupakan terjemahan dari Operation Manual Volume C61-OM-08 Tab.2 System TD. Modul ini berkaitan erat dengan modul operator Unit 5,6,7 PLTU Suralaya sistem TG yaitu : Main Turbine control fluid system. Sistem ini merupakan salah satu dari banyak sistem yang tergabung dalam Power Convertion System Group menurut IEES. MAKSUD & TUJUAN Penulisan modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan bimbingan praktek bagi operator PLTU turbin lokal dan control room. Operator diwajibkan tahu dan mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengoperasikan sistem TD secara aman dan benar. Modul ini bertujuan agar operator dapat berhasil dalam evaluasi guna memperoleh sertifikat sebagai operator turbin lokal atau operator control room. SASARAN Sasaran modul ini adalah agar operator mampu menjawab seluruh pertanyaan dalam evaluasi pada bagian akhir modul ini termasuk melaksanakan praktek pengoperasian sistem TD. FUNGSI DAN CARA KERJA Sistem minyak pelumas ini dilengkapi beberapa pompa minyak pelumas, sistem auto- stop dan trip untuk memenuhi kebutuhan turbine utama pada kondisi yang berbeda- beda. Jenis pompa minyak pelumas tersebut adalah sebagai berikut :

Upload: alie-bhin-abhu-dhabi

Post on 14-Sep-2015

260 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

turbin

TRANSCRIPT

TURBINE LUBE OIL SYSTEM(SYSTEM TD)PENDAHULUANModul ini sebagian besar merupakan terjemahan dari Operation Manual Volume C61-OM-08 Tab.2 System TD. Modul ini berkaitan erat dengan modul operatorUnit 5,6,7 PLTU Suralaya sistem TG yaitu : Main Turbine control fluid system. Sistem ini merupakan salah satu dari banyak sistem yang tergabung dalam Power Convertion System Group menurut IEES.MAKSUD & TUJUANPenulisan modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan bimbingan praktek bagi operator PLTU turbin lokal dan control room. Operator diwajibkan tahu dan mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengoperasikan sistem TD secara aman dan benar.Modul ini bertujuan agar operator dapat berhasil dalam evaluasi guna memperoleh sertifikat sebagai operator turbin lokal atau operator control room.SASARANSasaran modul ini adalah agar operator mampu menjawab seluruh pertanyaan dalam evaluasi pada bagian akhir modul ini termasuk melaksanakan praktek pengoperasian sistem TD.FUNGSI DAN CARA KERJASistem minyak pelumas ini dilengkapi beberapa pompa minyak pelumas, sistem auto-stop dan trip untuk memenuhi kebutuhan turbine utama pada kondisi yang berbeda-beda. Jenis pompa minyak pelumas tersebut adalah sebagai berikut :Pompa minyak utama (Main Oil Pump)Pompa ini dikopel langsung dengan rotor HP turbine. Desain pompa minyak utama ini adalah 100% MCR. Pompa ini pada kondisi operasi normal mengeluarkan minyak bertekanan yang berfungsi : Mensuplai pelumasan pada bearing-bearing turbine ketika turbine telah mencapai atau mendekati putaran normalnya. Memfungsikan oil ejector yang mensuplai sisi hisap dari MOP. Pompa ini bertipe sentrifugal yang memerlukan tekanan positif pada sisi suction. Menyediakan suplai minyak untuk peralatan thrust bearing trip, yaitu : pelumasan bantalan peralatan over speed trip device peralatan protective trip device emergency trip piston valve EH fluid interface Mendukung sistem turbine generator seal oil back up.Pompa minyak bantu (Auxiliary Oil Pump)Pompa ini digerakkan oleh motor AC, yang berfungsi sebagai suplai pada HP oil. Data auxiliary oil pump ini adalah sebagai berikut :Serial no. : PC-06153-1Type : CSK-2-65Capacity : 510 l/minTotal pressure : 11 kg/cm2Oil temperature : 15-60 oCDischarge size : 65 mmSuction size : 115 mmMotor out-put : 30 kWPutaran : 2950 rpmPompa minyak turning gear (Turning Oil Pump)Pompa ini digerakkan oleh motor AC. Pompa ini berfungsi memberikan tekanan ke suction main oil pump pada saat start awal dan mensuplai minyak pelumas ketika turbine dalam kondisi turning gear ON. Data turning oil pump adalah sebagai berikut :Serial no. : PC-06154-1Type : CSS-200Capacity : 4100 l/minTotal pressure : 3.2 kg/cm2Oil temperature : 15-60 oCDischarge size : 200 mmSuction size : 245 mmMotor out-put : 45 kWPutaran : 1465 rpmPompa pelumas darurat (Emergency Oil Pump)Pompa ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari battery. Pompa ini ber fungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi black-out, dimana tegangan AC hilang. Data EOP adalah sebagai berikut :Serial no. : PC-06155-1Type : CSS-200Capacity : 3900 l/minTotal pressure : 2.9 kg/cm2Oil temperature : 15-60 oCDischarge size : 200 mmSuction size : 245 mmMotor out-put : 37 kWPutaran : 1500 rpmPompa pelumas pengangkat (Jacking Oil Pump)Pompa ini berfungsi untuk mengangkat poros turbine pada saat turbine akan diputar dan sekaligus memberikan pelumasan pada bantalan turbine. Data JOP adalah sebagai berikut :Type : Vane pump TGC-008Capacity : 25 l/minDesign press : 140 kg/cm2Sync. speed : 1500 rpmMotor out-put : 15 kWTotal weight : 1500 kgBAGIAN UTAMA SISTEM MINYAK PELUMAS1. Turning Gear Motor2. Turbine Oil Reservoir Vapor Extractor3. Auxiliary Oil Pump4. Turning Oil Pump5. Emergency Oil Pump6. Jacking Oil Pump A7. Jacking Oil Pump B8. Oil Conditioner Circulating Pump9. Oil Conditioner Vapor Extractor10. Oil Reservoir11. Oil CoolerFILOSOFI SISTEM KONTROL DAN PROTEKSISISTEM KONTROLPada saat start-up dan shut-down, listrik AC memutar gigi pompa minyak dan pompa seal oil back-up dan mensuplai semua kebutuhan minyak untuk bagian sisi masuk pompa minyak utama (MOP), dengan menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengaktifkan sistem overspeed trip, pelumas bearing, turning gear dan seal oil back up untuk generator.Pompa secara otomatis dikendalikan oleh pressure switch dan keduanya akan bekerja pada saat tekanan minyak pada bearing turun menjadi 0.8-0.9 kg/cm2. Jika tekanan minyak bearing turun menjadi 0.6-0.7 kg/cm2 motor DC penggerak pompa diaktifkan oleh pressure switch jalur sistem pelumas turbine.Dan pressure switch yang lain, yang juga dihubungkan dengan jalur minyak bearing berfungsi untuk mencegah turning gear bergerak hingga tekanan minyak bearing mencapai 0.3 kg/cm2, yaitu kondisi dimana titik kontak menutup.PROTEKSIFaktor-faktor yang dapat menyebabkan peralatan trip adalah sbb : Bearing oil pressure low Thrust bearing oil pressure highPrinsip kerja Main Oil Pump secara sederhana :Sisi hisap M O P Sisi tekan ada dua sisi, yaitu melalui ejector ke sisi hisapfront dan rear melalui ejector ke pelumasan mendapat positive bantalan no. 1 ~ 10 dan thrustpress. dari sisi tekannya ke generator. seal oil back up(dikopel langsung ke thrust brg. protective deviceke HP rotor) ke mech. over speed turb. trip ke over speed trip device ke EH emergency trip piston vlv. ke sisi hisap JOP A dan BPrinsip kerja Auxiliary Oil Pump secara sederhana :Sisi hisap A O P Sisi tekan turbine oil reservoir ke gen. seal oil back up ke thrust brg. protective device ke mech. over speed turb. trip ke over speed trip device ke EH emergency trip piston vlv.Prinsip kerja Turning Oil Pump secara sederhana :Sisi hisap T O P Sisi tekan turbine oil reservoir ke sisi hisap MOP ke pelumasan bantalan no. 1 ~10 dan thrust bearing ke sisi hisap JOP A dan B

Prinsip kerja Emergency Oil Pump secara sederhana :Sisi hisap E O P Sisi tekan turbine oil reservoir ke pelumasan bantalan no. 1 ~10 dan thrust bearing ke sisi hisap JOP A dan B

Prinsip kerja Jacking Oil Pump secara sederhana :Sisi hisap J O P Sisi tekan sisi tekan MOP ke bearing / bantalan no. sisi tekan TOP 3, 4, 5, dan 6 saja (LP turbine A & B ) sisi tekan EOP PROSEDUR OPERASI4.1 Persiapan di lokal1. Yakinkan bahwa semua pompa pelumas dalam keadaan stand by dan siap dioperasikan2. Yakinkan isolating valve inlet dan outlet sudah dibuka3. Check apakah minyak pelumas sudah tersedia pada level normal4. Yakinkan tidak ada kebocoran minyak5. Pastikan bahwa lube oil cooler telah dioperasikan6. Pastikan bahwa instrument air telah dioperasikan4.2 Persiapan di Control Room1. Tampilkan layar monitor pompa pelumas yang akan di start/stop2. Check permissive apakah sudah terpenuhi, dengan cara melihat di OIS3. Apakah pompa pelumas yang akan dijalankan sudah tidak ada indikasi fault.4. Bila indikasi fault masih ada, maka breaker harus di-on-kan5. Bila permissive telah siap, informasikan ke lokal, pompa akan di-start6. Start pompa pelumas dengan cara menekan push button start7. Stop pompa pelumas dengan cara menekan push button stop8. Informasikan kembali ke operator lokal bahwa pompa telah dioperasikan dan yakinkan tidak ada kebocoran minyak9. Permissive pompa minyak pelumas adalah : Breaker posisi ON4.3 Start sequence1. Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, untuk menjaga tekanan dalam reservoir minyak dan box bearing tetap negatip (-50 +100 mm H2O)2. Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, buka isolating valve dari turbine oil reservoir ke oil conditioner3. Start oil conditioner circulating pump dari CR4. Start turning oil pump dari CR dan periksa tekanan bearing oil5. On-kan breaker emergency oil pump sebagai back-up6. Pastikan bahwa katup-katup solenoid untuk suplai minyak ke turning gear sudah terbuka dan tekanan minyak lebih besar dari 0.4 kg/cm27. Pastikan bahwa tekanan hisap pompa minyak utama (MOP) pada kondisi normal (0.7 kg/cm2)8. Start aux. oil pump dan pastikan bahwa tekanan HP oil normal9. Setelah pompa minyak start, pastikan level pada turbine oil reservoir sedikit dibawah level normal operasi10. Terdapat 2 oil cooler pada pelumas turbin, dioperasikan bergantian satu dengan yang lainnya.11. Pastikan bahwa close cooling water terpasang pada oil cooler yang sedang beroperasi.12. Inlet/outlet valve pada oil cooler yang sedang stand-by, close cooling water harus terbuka untuk mencegah over pressure13. Posisikan temperature control untuk lubrication oil dalam keadaan auto pada CR dan pastikan temperature di pelumasan dikontrol dengan benar (setting temperature adalah 33 oC selama operasi)14. Pastikan valve suction dan discharge dari jacking oil pump terbuka15. Start satu jacking oil pump dari CR dan posisikan jacking oil pump yang stand-by dalam posisi auto. Pastikan discharge pressure jacking oil pump normal (140 kg/cm2)4.3 Stop sequenceStop aux. oil pump, turning oil pump, jacking oil pump, emergency oil pump secara berturut-turut dan posisikan AUTOSISTEM MONITORING DAN BATASAN OPERASIBeberapa batasan operasi yang harus dipenuhi adalah temperature pendingin minyak dan pressure bearing oil serta thrust bearing oil.Batasan operasiBearing oil pressure low alarm : 0.6 kg/cm2Bearing oil pressure low trip : 0.4 kg/cm2Thrust bearing oil pressure alarm : 2.4 kg/cm2Thrust bearing oil pressure trip : 5.6 kg/cm2Tekanan kerja turbine lube oil system dan kaitannya dengan Protective Device dan EH Fluid System adalah sebagai berikut :UraianTekanan kerja Turbine Lube Oil System (kg/cm2)Keterangan

Lubrication Oil System

Main Oil Pump discharge17 ~ 22At rated speed

Main Oil Pump suction0.7 ~ 1.8At turbine TOP

Main Oil Pump suction0.7 ~ 3.2At rated speed

AC Aux. Oil Pump discharge10 or higherAt turbine center line

AC Turning Oil Pump discharge1.0 ~ 1.8At turbine center line

DC Emergency Oil Pump disch.1.0 ~ 1.8At turbine center line

Relief Valve Setting(Bearing Jacking Oil Pump)140Atur pengangkatan rotor antara 0.1 0.15 mm dengan flow control valve

Bearing Oil1.0 ~ 1.8On Turning Oil Pump(Relief Valve Closed)

Bearing Oil1.2 ~ +0.6 0.2At rated speed(Relief Valve set)

Protective Device

Low Bearing Oil Pressure Trip0.5 +0.10 0.05

Thrust Bearing Trip5.6 +0 0.3

Low Vacuum Trip550 +0 100 mmHg

Overspeed Trip-3330 rpm atau dibawah

EH Fluid System High Press

Unload valve147 +- 3Unload press.

Unload valve118 ~ 123Onload press.

Relief valve165 +- 1

Accumulator Charge Press.80 ~ 88

EH Fluid System Return

Accumulator Charge Press.2

INTERTRIPPING DAN PENGARUHNYA TERHADAP UNIT / PERALATAN LAINNYAPelumas untuk bearing-bearing turbine saat normal operasi disuplai oleh pompa minyak utama (MOP). Jika terjadi bearing oil pressure low atau thrust bearing pressure high, maka turbine akan trip, karena MOP seporos dengan turbine. Dengan demikian, untuk menghindari kerusakan pada bearing-bearing turbine, maka pompa-pompa AOP, TOP, EOP akan start secara automatis.Adapun start auto pompa-pompa tersebut adalah :AOP : 7.5 kg/cm2TOP : 0.75 kg/cm2EOP : 0.55 kg/cm2EVALUASI OJTOperator : Control RoomSistem : Turbine Lube OilKode sistem : TD1. Tuliskan harga normal operasi dari sistem minyak pelumas turbin :1. tekanan pelumas / temperatur metal bantalan2. temperatur pelumas setiap bantalan3. tekanan jacking oil4. temperatur minyak pelumas masuk / keluar cooler1. Tuliskan penyebab dan tindakan yang benar untuk mengatasi setiap gangguan yang muncul pada sistem pelumas turbin :1. masing-masing bantalan temperatur tinggi2. tekanan pelumas bantalan rendah3. main oil tank level rendah1. Lakukan persiapan yang diperlukan untuk menjamin sistem pelumas turbin beroperasi dengan aman :1. pompa pelumas AC / DC siap2. semua isolasi dan peralatan yang tidak beroperasi pada posisi yang benar3. oil conditioner siap4. fire fighting system siap1. Tampilkan layar semua peralatan, indikator yang berhubungan dengan sistem minyak pelumas turbin.Operator : Turbin LokalSistem : Turbine Lube OilKode sistem : TD1. Gambarkan blok diagram sistem minyak pelumas turbin dan peralatannya.1. Tunjukkan lokasi dan teliti ciri-ciri setiap bagian peralatan yang ada pada siste tersebut : 1. Main Oil Pump2. Auxiliary Oil Pump3. Turning Oil Pump4. Emergency Oil Pump5. Jacking Oil Pump6. Oil Cooler7. Oil Reservoir8. Ejector, Oil Vapour Extractor, Filter1. Tuliskan fungsi dari setiap peralatan tersebut di atas.1. Tuliskan harga normal operasi pada : 1. temperatur pelumas keluar pendingin2. tekanan pelumas bantalan turbin generator3. auto start pada pompa pelumas pembantu, pompa pelumas darurat, dan pompa pelumas turning1. Lakukan pemeriksaan awal sebelum sistem minyak pelumas turbin dijalankan.1. Lakukan prosedur untuk mengganti pengoperasian Oil Cooler1. Tuliskan harga normal operasi peralatan berikut (beban unit TGL 100 %) : 1. tekanan dan temperatur minyak pelumas2. temperatur metal1. 8. Lakukan pemeriksaan rutin operasi pada sistem pelumas turbin agar sistem tetap dalam kondisi normal. Steam chest temperature differential accross steam chest wall yang dihitung menggunakan thermocouples dalam dan dangkal.BATASAN OPERASI1. Perbedaan temperatur yang direkomendasi 83 oC 1. Bila steam chest temperature kurang dari 204 oC pada Cold Start Up. Perbedaan temperatur yang diperbolehkan adalah 110 oCALASAN1. Untuk mencegah overstress akibat tekanan yang dapat menimbulkan retak dan kerusakan akibat steam chest.2. Untuk mencegah distorsi yang dapat menyebabkan seret dan tidak beroperasinya valve dengan baikSteam chest temperature sebelum valve transferBATASAN OPERASIBagian dalam dari steam chest harus dipanaskan sampai temperatur jenuh sesuai dengan steam inlet pressure sebelum valve transferALASANUntuk mencegah terjadinya kondensasi air yang dapat mengakibatkan thermal fatique di steam chest dan bagian inlet dari HP turbin oleh thermal shock atau kerusakan pada sudu HP turbin.Laju perubahan bebanBATASAN OPERASI1. Laju perubahan dari steam temperatur tingkat pertama HP turbin harus sekitar 165 oC/H2. Laju perubahan 56 oC/10 menit dapat dibenarkan pada keadaan tertentuALASANUntuk mencegah low cycle fatique rupture karena thermal stress Rotor eccentricity selama turning operationBATASAN OPERASI1. Normal: kurang dari 0,05 mm (TSI)2. Alarm: lebih dari 0,075 mm (TSI)3. Normal: kurang dari 0,025 mm (Pada tiap bearing oil ring)ALASANUntuk mencegah vibrasi berlebih selama rolling turbin Vibrasi turbin di porosBATASAN OPERASI1. Baik: kurang dari 0,075 mm2. Alarm: lebih dari 0,125 mm3. Trip: lebih dari 0,25 mm (double amplitude pada putaran normal) 1. Turbin trip otomatis pada bila batasan trip telah dilampaui pada satu bearing dan alarm pada bearing yang lain.ALASAN1. Untuk mencegah kerusakan fatique pada bany komponen dari turbin-generator2. Untuk mencegah noise berlebih di turbin area3. Untuk mencegah kerusakan bearing4. Untuk mencegah peralatan longgar dan menjaga sensor-sensor instrumenDifferential expansionBATASAN OPERASI1. Alarm: Short - 0,5 mm Long +18,5 mm (TSI)2. Trip otomatis: Short -1,3 mm Long +19,3 mm (TSI)3. Clearance minimum adalah D-dimension pada sudu 5-S dari Generator end pada LP turbinALASANUntuk mencegah gesekan antara bagian yang diam dan bagian yang bergerakPosisi RotorBATASAN OPERASITSI (Berdasarkan pada posisi dari thrust clearance center)1. Alarm: 0,9 mm2. Trip oleh operator: 1,0 mmKegagalan thrust bearing oleh protective device1. Alarm: 2,1 0,1 kg2. Trip otomatis: 5,6 0,3 kgALASANUntuk mencegah kegagalan thrust bearing sehingga dapat terjadi gesekan antara bagian yang diam dan bagian yang bergerak.Perbedaan metal temperature antara Top dan Bottom dari HP-IP turbine outer cylinder (Water induction)BATASAN OPERASI1. Alarm: 42oC2. Trip oleh operator 56oC*) Selama proses Start Up, alarm sering terjadi karena Uneven heating di turbin. Pada kasus ini operator harus memperhatikan agar temperatur tidak naik dengan tiba-tibaALASAN1. Untuk mencegah operasi pada kondisi Water induction yang dapat menyebabkan distorsi pada silinder.2. Distorsi pada silinder dapat diakibatkan oleh bersinggungannya bagian yang diam dan bergerakJournal bearing metal TemperatureBATASAN OPERASI1. Alarm: 107oC2. Trip oleh operator 113oCALASAN1. Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena panas berlebih2. Bila white metal benar-benar meleleh, maka rotor akan berputar diatas permukaan bearing yang keras sehingga kerusakan pada bearing dan rotor dapat terjadiThrust bearing metal TemperatureBATASAN OPERASI1. Alarm: 99oC2. Trip oleh operator 107oCALASAN1. Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena panas berlebih2. Kegagalan thrust bearing dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada bagian dan berputar dan diam akibat gerakan aksial abnormal.Drain Oil Temperatur dari jurnal dan thrust bearingBATASAN OPERASI1. Alarm: 77oC2. 2. Trip oleh operator 85oCALASAN1. Untuk mencegah panas berlebih dari bearing2. Tingginya temperatur oil drain dapat menyebabkan tipisnya lapisan oil film sehingga kontak metal dengan metal dapat terjadi.Bearing oil temperatureBATASAN OPERASI1. Turning operation: 21oC Bearing oil Temp 33oC2. Turbine rolling period: Bearing oil Temp 21oC3. Oil Pump operation: Bearing oil Temp 10oCALASAN1. Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup pada batasan maksimal2. Untuk mencegah over load dari oil pump pada batasan minimalBearing oil PressureBATASAN OPERASI1. Normal: 1,0 1,8 kg/cm22. Alarm: 0,75 kg/cm23. Trip: 0,5 kg/cm2ALASAN1. Untuk mempertahankan flow oil yang cukup ke journal dan thrust bearing2. Untuk mempertahankan temperatur dan kekentalan oil yang cukup ke lapisan film di dalam bearingGland Condenser VacuumBATASAN OPERASI400 500 mmH2O VacALASANUntuk mencegah kebocoran dari turbine gland dan main steam valves glandHP-IP Gland temperatureBATASAN OPERASI1. Perbedaan temperatur antara sealing steam dan turbine rotor di HP-IP gland harus dipertahankan dibawah 110oC2. Pada keadaan tertentu (Cold Start) perbedaan sampai 165oC dapat diperbolehkan3. 3. Sealing steam harus 14oC SuperheatedALASAN1. High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland dan rotor2. Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam casing gland sealLP Gland temperatureBATASAN OPERASI1. Temperatur sealing steam harus dipertahankan antara 120oC 180oC2. Sealing steam harus 14oC Superheated3. Sealing steam dipertahankan sekitar 150oCALASAN1. High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland dan rotor2. Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam casing gland sealEH Oil temperatureBATASAN OPERASIEH Oil temperature disarankan dipertahankan sekitar 40oC 60oCALASAN1. Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup2. Low t: Untuk mencegah overload EH fluid pump dan bergerak lambannya valva actuator3. High limit: Untuk mencegah sealing yang tidak baik sehingga bisa menyebabkan kerusakan saat turbin tripPutaran resonansi (kritis)BATASAN OPERASIJangan menahan turbin-generator pada putaran resonansi (kritis)ALASAN1. Untuk mencegah kerusakan sudu dari resonansi2. Untuk mencegah naiknya amplitudo vibrasi akibat resonansiOperasi pada beban rendahBATASAN OPERASI1. Operasi pada beban kurang dari 5% nominal harus dihindari2. Jika perlu hal-hal berikut harus diperhatikan:2.1. Batasan pada reheat temperatur dan back pressure pada Gambar 6 harus dipertahankan2.2. LP turbin exhaust temp jangan melebihi 80oC2.3. Semua penunjukan instrumen harus dalam batasan yang diperbolehkan khususnya differential expantionALASANUntuk mencegah panas berlebih pada LP turbin dan mencegah bersentuhan antara sudu gerak dan bagian yang diamTurbin beroperasi sebagai motor (tidak berbeban tapi online)Turbin beroperasi sebagai motor dibatasi kurang dari 1 (satu) menitALASANUntuk mencegah panas berlebih pada LP turbin akibat windage dan kontak antara sudu gerak dengan bagian yang diam.Batasan frekwensiBATASAN OPERASIBatasan frekwesi adalah pada 48,5 51,5 HzALASANUntuk mencegah getaran berlebih pada sudu tingkat akhir dari LP turbin sebagai akibat resonansi.Operasi dari turbine drain valveBATASAN OPERASI1. Buka drain valves sebelum start unit dan sampai berbeban 20% beban2. Pada shut down normal, buka drain valve pada beban kurang dari 15%3. Buka drain valve selama shut down sampai turbinnya dinginALASAN1. Untuk membuang semua air yang terbentuk di turbin dan pipa2. Air yang terbentuk di dalam casing yang panas dapat menyebabkan kerusakan dan bersentuhan3. Titik air yang mengenai sudu turbin akan mengakibatkan unbalance dan erosi suduPengoperasian Exhaust sprayBATASAN OPERASI1. Buka spray valve pada putaran lebih dari 600 rpm dan beban kurang dari 5%2. Buka spray valve bila temperature exhaust steam lebih dari 70oCALASANUntuk mencegah panas berlebih di daerah LP turbine.Operasi curtain sprayBATASAN OPERASI1. Buka spray valve pada pembukaan sedang selama LP bypass dalam kondisi open.2. Buka spray valve fully open bila load rejection terjadi.3. Tutup spray valve bila kedua Condensate Pump stopALASAN1. Untuk mencegah baliknya dump steam dari bypass system ke LP Turbine exhaust.2. Untuk mencegah overheating dari LP turbine exhaust3. c. Untuk mencegah efek water hammer selama Condensate pump start Pengoperasian Ventilator valveBATASAN OPERASIUrutan normal Start Up1. Close setelah turbine reset2. Open selama rub check dan close setelah rub check selesai3. Open setelah Valve transfer4. Close setelah syncronKondisi Lain:1. Open pada beban kurang dari 10% load dan HP exhaust metal temperature 370 oC (350 oC Close lagi)2. Open GV close dan ICV open condition3. Open bila Fast Cut Back terjadi4. Open bila melakukan Over speed Protection system5. Open setelah turbin trip atau all valve closeALASAN1. Pembukaan ventilator valve akan menurunkan reneat steam pressure dan mencegah naiknlya HP turbine exhaust temperature akibat windage loss2. Turbin trip otomatis bila HP exhaust steam temperature 500 oCOperasi Turning gearBATASAN OPERASI1. Turning gear dioperasikan sebelum start up dan setelah turbine shut down2. Operasi turning gear harus dilanjutkan setelah shut down selama minimal 48 jam dan initial metal temperature kurang dari 180 oC3. Turning gear harus dioperasikan setiap saat bila ada steam sealing system4. Turning gear lebih baik dioperasikan bila generator terisi dengan Hidrogen5. Dalam keadaan emergency, oil pump dan turning gear dapat distop pada initial stage metal temperature 250 oC6. Dalam keadaan emergency, turning gear hanya dapat distop pada initial stage metal temperature 350 oCALASAN1. Untuk mengurangi rotor bowing yang disebabkan pendinginan rotor yang tidak cukup2. Untuk mempertahankan seal yang baik3. Untuk mencegah overheating dari metal bearing akibat panas dari bagian-bagian yang bertemperatur tinggiVapor extractorBATASAN OPERASIKedua vapor extractor di lubrication oil reservoir dan loop seal tank harus dioperasikan ketika lubrication oil system beroperasiALASANUntuk mencegah bocornya oli dan uap hydrogen dari rumah bearing dan semua komponen drain system Urutan penempatan feed water heater in serviceFeed water heater harus selalu in service dimulai dari LP Heater tekanan paling rendah ke HP Heater tekanan paling tinggiALASAN1. Untuk mengurangi load reduction pada beban tinggi2. Untuk mencegah flow yang abnormal dan pressure ratio di dalam turbineOperasi dengan feed water heater out of serviceBATASAN OPERASI1. Heater yang tidak berdekatan dapat distop bila beban nominal turbin tidak terlampaui2. Tiga heater tekanan paling tinggi dapat out service bila beban nominal turbin tidak terlampaui3. Pengurangan beban sebesar 10% dibawah beban nominal bila heater yang berdekatan out service dengan HP Heater in service. Tambahan pengurangan beban 10% tiap tambahan heater yang berdekatan out serviceALASANUntuk mencegah overstressing dari sudu turbinMSV/ GV stem freedom testBATASAN OPERASIValve stem freedom test dari MSV/GV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 70% dan IMP onALASAN1. Untuk mengecek kondisi operasi dari MSV/ GV2. Untuk mencegah lengketnya MSV/ GV dari deposit yang terbawa dari bocoran uap3. Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valveRSV/ ICV stem freedom testBATASAN OPERASIValve stem freedom test dari RSV/ ICV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 90% dan IMP offALASAN1. Untuk mengecek kondisi operasi dari RSV/ ICV2. Untuk mencegah lengketnya RSV/ ICV dari deposit yang terbawa dari bocoran uap3. Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valveOver Speed Protection control system testBATASAN OPERASI1. Test direkomendasikan dilakukan setiap 6 (enam) bulan bersamaan dengan test mechanical over speed test.2. Test direkomendasikan dilakukan setiap turbin start upALASANUntuk mengecek Over speed protection control system bekerja dengan benar. GV/ ICV menutup dalam waktu yang singkatProtective Device Test di HP turbine pedestalBATASAN OPERASIProtective Device Test harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali tiap bualan:1. Bearing pressure low trip test Alarm: 0,75 0,5 kg/cm2 Trip: 0,5 0,05 kg/cm21. Thrust Bearing oil trip Alarm: 2,1 0,1 kg/cm2 Trip: 5,6 0,3 kg/cm21. Condenser vacuum low test Alarm: 650 25 mmHg Trip: 550 100 mmHg1. Over speed oil trip testCatat oil pressure dan bandingkan dengan normal standar dataALASANUntuk mengecek protective device pada kondisi normalMechanical over speed testBATASAN OPERASITest fugsi dari Mechanical over speed test direkomendasikan pada kondisi interval berikut:1. Setiap 6 (enam) bulan2. Setiap start up, jika turbin telah out service pada periode yang cukup lama3. Jika perbaikan telah dilakukan di governor pedestal* Jika test dilakukan pada saat start up, turbin ditahan selama 4 (empat) jam pada 10% beban dibutuhkan untuk memanaskan rotor turbinALASANUntuk mengecek hal-hal berikut:1. Semua mechanical trip test2. Set point dari mekanisme overspeed trip (kurang dari 111% putaran nominal)3. Fungsi resetTrip solenoid testBATASAN OPERASITrip solenoid harus dites saat turbin out service untuk over speed testALASANUntuk mengecek Trip solenoid test dapat beroperasi dengan baikTest fungsi dari extraction non return valveBATASAN OPERASIFungsi dari extraction non return valve direkomendasikan dites dengan udara seminggu sekaliALASAN1. Untuk mengecek extraction non return valve dapat bekerja dengan baik2. Untuk mencegah masuknya air dari feed water heater ke turbinOil pump auto start testBATASAN OPERASITest auto start dari Oil Pump harus dilakukan sekali seminggu:1. Auxiliary Oil Pump start: 7,5 0,2 kg/cm22. Turning Oil Pump start: 0,85 0,05 kg/cm23. Emergency Oil Pump start: 0,65 0,05 kg/cm24. EH Fluid Pump: 105 3,0 kg/cm2ALASANUntuk menyiapkan oil pump pada keadaan emergencySISTEM INSTRUMEN DAN KONTROL TURBINESistem instrumen dan kontrol turbine unit 5-7 PLTU Suralaya menggunakan sistem Digital Electro Hydraulic Control (DEHC). Sistem ini dimaksudkan untuk megatur aliran uap yang masuk ke turbin.Adapun peralatan kontrol yang ada pada sistem DEHC antara lain : DEHC Cabinet Servo Controller High Pressure Hydraulic SupplierSistem DEHC terdiri dari 2 buah microprocessor yang berbasiskan digital controller yang bekerja secara redundant dengan menggunakan software yang disebut IDOL.Fungsi DEHC dalam pengontrolan turbin antara lain :1. Fungsi control untuk : Speed up control Valve transfer Close all valves Load/frequency control Load limited IMP (Impulse Chamber2. Fungsi Proteksi untuk : Electrical Over Speed Trip (EOST) Over Speed Protection Control (OPC) Initial Pressure Regulator (IPR)3. Fungsi Test untuk : Valve Close Test (GOV, MSV, ICV, RSV) OPC Test Over Speed Trip TestKelengkapan dan pemasangan peralatan instrumen diatas terdapat pada setiap bagian sistem, yaitu pada : Setiap thermometer Pressure gauges Differential pressure gauges Flow switches Sight glass Turbine flow meters dan totalizers Pressure switches