6 indikator insiden qps 7 final

8
QPS 7.1 STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 2 : Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit, dianalisis JUDUL INDIKATOR Kejadian reaksi transfusi pada saat kegiatan transfusi darah TUJUAN Tergambarnya manajemen risiko Bank Darah RS DEFINISI OPERASIONAL Reaksi transfusi akibat transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk : 1. Reaksi alergi 2. Infeksi akibat transfuse 3. Hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai 4. Gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah. Reaksi ini dinyatakan terjadi pada saat 1 jam pertama sejak pemberian darah ALASAN DAN IMPLIKASI Bank Darah bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di Rumah Sakit dan melakukan pemeriksaan crossmatch sebelum darah diberikan kepada Pasien. Unit ini harus selalu memiliki stock darah yang telah aman (non reaktif pada uji saring) yang berasal dari Bank Darah setempat. Bank Darah-RS yang memilki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal dari donor darah sukarela yang memiliki resiko rendah terhadap penyakit infeksi serta melakukan pemeriksaan uji saring. JUMLAH INSIDEN Jumlah kegiatan transfusi darah yang mengakibatkan kejadian reaksi transfusi pada saat transfusi darah dalam satu bulan KRITERIA INKLUSI Pasien yang dilakukan transfusi darah KRITERIA EKSKLUSI - PENCATATAN Setiap ada pasien transfusi (total sampling), oleh staf perawatan pasien dengan format apabila terjadi reaksi transfusi REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh staf Bank Darah ANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Bank Darah AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusi PIC Kepala Bank Darah

Upload: dewa-agung-rat

Post on 09-Feb-2016

482 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 2 : Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit, dianalisis

JUDUL INDIKATOR Kejadian reaksi transfusi pada saat kegiatan transfusi darahTUJUAN Tergambarnya manajemen risiko Bank Darah RSDEFINISI OPERASIONAL Reaksi transfusi akibat transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang

terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk :1. Reaksi alergi2. Infeksi akibat transfuse3. Hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai4. Gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah.

Reaksi ini dinyatakan terjadi pada saat 1 jam pertama sejak pemberian darahALASAN DAN IMPLIKASI Bank Darah bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di Rumah

Sakit dan melakukan pemeriksaan crossmatch sebelum darah diberikan kepada Pasien. Unit ini harus selalu memiliki stock darah yang telah aman (non reaktif pada uji saring) yang berasal dari Bank Darah setempat. Bank Darah-RS yang memilki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal dari donor darah sukarela yang memiliki resiko rendah terhadap penyakit infeksi serta melakukan pemeriksaan uji saring.

JUMLAH INSIDEN Jumlah kegiatan transfusi darah yang mengakibatkan kejadian reaksi transfusi pada saat transfusi darah dalam satu bulan

KRITERIA INKLUSI Pasien yang dilakukan transfusi darahKRITERIA EKSKLUSI -PENCATATAN Setiap ada pasien transfusi (total sampling), oleh staf perawatan pasien dengan

format apabila terjadi reaksi transfusiREKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh staf Bank DarahANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Bank DarahAREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusiPIC Kepala Bank DarahFORMAT PENCATATAN

NONAMA

PASIENNO. RM

JENIS TRANSFUSI

KANTONG KE-REAKSI TRANSFUSI SAAT

TRANSFUSI (ya/tidak)

JIKA ADA REAKSI TRANSFUSI DILAKUKAN

PELAPORAN KE UTD (ya/tidak)

KET JENIS

REAKSI

1 2 3 4 5 6 7 8 9123456789

1011121314dst

Verifikasi :

Page 2: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 3 : Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit, dianalisis

JUDUL INDIKATOR Insiden serius akibat efek samping obatTUJUAN 1. Terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication safety)

2. Terdatanya efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang serta terinformasikan dengan sesegera mungkin kepada dokter

3. Tersedianya data kejadian Efek Samping Obat (ESO)4. Teridentifikasinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya

Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan tingkat keparahan Efek Samping yang terjadi

DEFINISI OPERASIONAL Merupakan kegiatan pemantauan dan pelaporan respon atau reaksi obat yang merugikan/membahayakan dan tidak dikehendaki, terjadi pada dosis lazim/normal untuk profilaksis, diagnosis, terapi atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis

ALASAN DAN IMPLIKASI Pemantauan Efek Samping Obat yang terjadi hendaknya dicatat dan dilaporkan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan sebelum memberikan obat ke pasien. Pada saat teridentifikasi adanya dugaan kejadian Efek Samping Obat (ESO), maka Dokter atau Apoteker atau Perawat mencatat ESO di formulir Monitoring Efek Samping Obat Nasional berwarna kuning yang tersedia di Nurse station di masing-masing ruang perawatan. Pencatatan dilakukan selengkap mungkin sesuai dengan kolom yang ada di formulir MESO tersebut.

JUMLAH INSIDEN Jumlah insiden yang diakibatkan oleh respon atau reaksi obat yang merugikan/membahayakan dan tidak dikehendaki, terjadi pada dosis lazim/normal untuk profilaksis, diagnosis, terapi atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis

KRITERIA INKLUSI Seluruh insiden efek samping obatKRITERIA EKSKLUSI -PENCATATAN Setiap hari, dengan purposive sampling untuk setiap insiden yang dicatat oleh staf

Instalasi Rawat Inap dengan mencatat ESO di formulir Monitoring Efek Samping Obat Nasional berwarna kuning yang tersedia di Nurse station di masing-masing ruang perawatan.

REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat InapANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat InapAREA Instalasi Rawat InapPIC Kepala Instalasi FarmasiFORMAT PENCATATAN

NO

TA

NG

GA

L /

JAM

IN

SID

EN

NAMA PASIEN

NO. RM

NAMA OBAT YANG

MENIMBULKAN EFEK SAMPING

JENIS REAKSI EFEK SAMPING

TINDAK LANJUT EVALUASI KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9123456789

10dst

Verifikasi :

Page 3: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 4 : Semua kesalahan obat yang signifikan, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit, dianalisis

JUDUL INDIKATOR Kesalahan Dispensing Obat oleh FarmasiTUJUAN Tergambarnya Insiden KPRS Nyaris Cedera Kesalahan Dispensing Obat oleh

Farmasi, sehingga tidak menimbulkan cidera kepada pasien yang harus teridentifikasi sebelum obat diberikan kepada pasien.

DEFINISI OPERASIONAL Kesalahan dispensing obat meliputi: salah dalam memberikan jenis obat, salah dalam memberikan dosis, salah orang, dan salah jumlah. Apabila terjadi, insiden ini harus teridentifikasi sebelum obat diberikan kepada pasien (saat distribusi ke ruangan pasien) untuk menghindari cedera kepada pasien.

ALASAN DAN IMPLIKASI Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan kebijakan Instalasi Farmasi RS/Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya tentang Keselamatan Pasien yang meliputi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden.

JUMLAH INSIDEN Jumlah Kesalahan Dispensing Obat oleh Farmasi dalam satu bulanKRITERIA INKLUSI Seluruh obat yang diorder dalam KIO setiap pasienKRITERIA EKSKLUSI Resep obat yang ditundaPENCATATAN Setiap hari, dengan purposive sampling untuk setiap insiden yang dicatat oleh staf

Instalasi Rawat InapREKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat InapANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat InapAREA Instalasi Rawat InapPIC Kepala Instalasi FarmasiFORMAT PENCATATAN

NO

TA

NG

GA

L

NAMA PASIEN

NO. RM

JUMLAH SELURUH OBAT YANG DIORDER

DALAM KIO

JUMLAH OBAT YANG

DISTRIBUSINYA SESUAI ORDER

JUMLAH OBAT YANG TIDAK SESUAI

ORDER

NAMA OBAT YANG TIDAK

SESUAI ORDERKET

1 2 3 4 5 6 7 8 9123456789

1011121314dst

Verifikasi :

Page 4: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 5 : Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan pascaoperasi dianalisis

JUDUL INDIKATOR Ketidaksesuaian Diagnosa Medik Pre dan Post OperasiTUJUAN Mengetahui ketepatan penegakan diagnosa pre operasi oleh dokter ahli

bedah dengan harapan menghindari kesalahan diagnosis DEFINISI OPERASIONAL Ketidaksesuaian Diagnosa Medik Pre dan Post Operasi adalah

ketidakselarasan antara diagnosa yang ditegakkan sebelum dan setelah tindakan operasi yang diukur dengan jumlah pasien. Ketidaksesuaian ini tidak termasuk diagnose banding, dengan memfokuskan pada pasien operasi dan tidak menggunakan pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk diagnostik.

ALASAN DAN IMPLIKASI Ketidakselarasan diagnosa sebelum dan setelah tindakan operasi mengindikasikan kesalahan diagnosis dan kesalahan prosedur operasi.

JUMLAH INSIDEN Jumlah pasien dengan tindakan operasi yang diagnosa pre op tidak sesuai dengan diagnosa post op dalam satu bulan

KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien dengan tindakan operasi KRITERIA EKSKLUSI Pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk diagnostik

Pasien batal atau tunda tindakan operasiPasien dengan tindakan operasi emergency

PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh staf Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK WAREKAPITULASI UNIT Setiap bulan, oleh staf Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK WAANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral (IBS), Kepala OK WAAREA Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK WAPIC Kepala Bidang Pelayanan MedisFORMAT PENCATATAN

NO

TA

NG

GA

L

NAMA PASIEN

NO. RM DIVISI BEDAHDIAGNOSA

PRE-OPDIAGNOSA POST-OP

KET SESUAI

(ya/tidak)

1 2 3 4 5 6 7 8123456789

1011121314dst

Verifikasi :

Page 5: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 6 : Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan penggunaan anestesi dianalisis.

JUDUL INDIKATOR Kejadian de-saturasi O2 pada saat durante Anesthesi pasien dengan General Anasthesi

TUJUAN Mengetahui kemampuan dokter anesthesi dalam melaksanakan prosedur pemantauan pasien General Anesthesi selama durante Anesthesi, untuk menghindari insiden keselamatan pasien dalam hal anethesi.

DEFINISI OPERASIONAL Kejadian de-saturasi O2 pada saat durante Anesthesi pasien dengan General Anasthesi adalah kejadian penurunan nilai saturasi O2 sampai dibawah nilai normal (<90%) selama waktu antara intubasi dan ekstubasi pada pasien General Anasthesi.

ALASAN DAN IMPLIKASI Mencegah terjadinya hipoksia jaringan saat perioperative. Kemampuan dokter anasthesi untuk memantau saturasi oksigen sangan diperlukan untuk memastikan jalannya operasi aman bagi pasien.

JUMLAH INSIDEN Jumlah kejadian de-saturasi O2 pada saat durante Anesthesi pasien dengan General Anasthesi dalam satu bulan

KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien operasi dengan General AnasthesiKRITERIA EKSKLUSI Pasien yang telah mengalami de-saturasi O2 sejak pra-operasiPENCATATAN Setiap hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu), oleh staf Instalasi Bedah Sentral

(IBS), OK IRD, OK WAREKAPITULASI UNIT Setiap bulan oleh staf Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK IRD, OK WAANALISA & PELAPORAN Setiap bulan oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK IRD, OK WAAREA Instalasi Bedah Sentral (IBS), OK IRD, OK WAPIC Kepala Bidang Pelayanan MedisFORMAT PENCATATAN

NONAMA

PASIENNO. RM

TINDAKAN OPERASI

JAM PASIEN DIINTUBASI

(Pk. __.__ WITA)

KEJADIAN DE-SATURASI 02

(ya/tidak)

JAM PASIEN DIEKSTUBASI

(Pk. __.__ WITA)KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9123456789

1011121314dst

Verifikasi :

Page 6: 6 Indikator Insiden Qps 7 Final

QPS 7.1

STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 7 : Kejadian-kejadian lain, seperti wabah penyakit menular

JUDUL INDIKATOR Identifikasi pasien potensial wabah berdasarkan alamat tempat tinggalTUJUAN Tergambarnya distribusi penyakit potensial wabah berdasarkan alamat tempat

tinggal untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan cepat dan tindak lanjutDEFINISI OPERASIONAL Diagnosa penyakit potensial wabah adalah penyakit yang mempunyai resiko

menjadi pandemi dan atau endemi terkait dengan demografi pasien atau tempat terjadinya kasus.

ALASAN DAN IMPLIKASI Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada unit kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan preventif untuk mengurangi penyebaran wabah yang dapat terjadi.

JUMLAH INSIDEN None (distribusi numeric)TARGET NoneKRITERIA INKLUSI Penyakit yang mempunyai resiko menjadi pandemi dan atau endemiKRITERIA EKSKLUSI -PENCATATAN Setiap hari, total sampling, oleh staf RMREKAPITULASI UNIT Setiap bulan oleh staf RMANALISA & PELAPORAN Setiap bulan oleh Kepala Instalasi Rekam MedisAREA Instalasi Rekam MedisPIC Kepala Instalasi Instalasi Rekam MedisFORMAT PENCATATAN Dapat digunakan untuk kasus DHF, Rabies, Dll

NO

TA

NG

GA

L

NAMA PASIEN

NO. RM DIAGNOSA TANGGAL MRS TANGGAL KRS ASAL KABUPATEN KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9123456789

1011121314dst

Verifikasi :