6. faishal a s - xiitkja - laporan praktek 3 (17!02!2014)
DESCRIPTION
laporan praktekTRANSCRIPT
Faishal A S
DYNAMIC ROUTING
Sabtu,, 17 Febuari 2014
XII TKJ A Bpk. Rudi Haryadi, S.T
06
A. Tujuan
- Agar siswa dapat memahami dynamic routing
- Agar siswa dapat mengkonfigurasi dynamic routing pada Cisco Packet Tracer dan
MikroTik OS
- Agar siswa dapat melakukan simulasi routing dynamic secara virtual pada Cisco
Packet Tracer dan MikroTik OS
- Agar siswa dapat memahami jenis-jenis dynamic routing
- Agar siswa dapat membedakan perbedaan antara routing tipe RIP, OSPF dan BGP
B. Pendahuluan
Routing protocol adalah berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah
komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router - router untuk
sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antarrouter. Router menggunakan
informasi ini untuk membangun danmemperbaiki table routingnya. Seperti pada Figure
DR-1 di bawah ini.
Klasifikasi Routing Protocol
Sebagian besar algoritma routing dapat diklasifikasikan menjadi satu dari duakategori
berikut :
1. Distance vector
2. Link-state
3. Hybrid
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-
link lain dalam suatu internetwork. Link-state bertujuan untuk menciptakan kembali
topologi yang benar pada suatuinternetwork. Sedangkan hybrid merupakan gabungan
atribut positif antara distance vector dan link-state.
1. IP routing protocol
Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang
sering digunakan:
a. Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika
terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered
update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil
yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap
route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika
pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri
(informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
b. Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan: Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa
metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi
jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk
konvergen lebih cepat Kekurangan: Membutuhkan basis data yang besar. Lebih
rumit
C. Alat dan Bahan
1. Virtual Box
2. OS MikroTik
D. Langkah Kerja
1. OSPF – BGP
a. Topologi
b. Konfigurasi
1. Router 1
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
2. Router 2
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
3. Router 3
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
c. Pengujian
4. OSPF – RIP
a. Topologi
b. Konfigurasi
1. Router 1
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
2. Router 2
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
3. Router 3
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
c. Pengujian
5. BGP – RIP
a. Topologi
b. Konfigurasi
1. Router 1
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
2. Router 2
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
3. Router 3
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
c. Pengujian
6. TOPOLOGI 3
a. Topologi
b. Konfigurasi
1. Router 1
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
2. Router 2
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
3. Router 3
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
4. Router 4
I. Konfigurasi Address
II. Konfigurasi Routing
III. Melihat Routing
c. Pengujian
I. Router 1
II. Router 3
III. Router 4
5. TOPOLOGI REKAYASA
a. Topologi
b. Konfigurasi
I. Router A
1. Konfigurasi Address
2. Konfigurasi Routing
3. Melihat Routing
II. Router B
1. Konfigurasi Address
2. Konfigurasi Routing
3. Melihat Routing
III. Router C
1. Konfigurasi Address
2. Konfigurasi Routing
3. Melihat Routing
IV. Router D
1. Konfigurasi Address
2. Konfigurasi Routing
3. Melihat Routing
V. Router E
1. Konfigurasi Address
2. Konfigurasi Routing
3. Melihat Routing
c. Pengujian
I. Router A
II. Router D
III. Router E