6-15-1-sm

7
Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap Geriatri (Fita Rahmawati dan kawan-kawan) 23 PROBLEM PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP GERIATRI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Fita Rahmawati 1) , Nany Yusuf Ellykusuma 1) , I Dewa Putu Pramantara 2) , dan Syed Azhar Syed Sulaiman 3) 1) Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi klinik, Fakultas Farmasi UGM, 2) SMF Penyakit Dalam, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 3) School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia ABSTRACT Old age is associated with chronic diseases and disabilities, which in turn require multiple medications. This often complicate diagnosed and appropriate drug therapy. The aim of the study was to determine types and number of inappropriate drug in geriatric patients in Bougenville Ward Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Research type is descriptive. Data taken prospectively during two period, January to February 2006 and Agust to October 2006. The study was conducted in 100 geriatric patients hospitalized with inclusion criteria 65 years old and above and admission into Bougainville ward (interne department) RSUP Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta. Data collecting was conducted through medical record then adjustment of inappropriate drug of choice was identified by pharmacist-physician discussion. Evaluation of the data was carried out descriptively. The result of the study showed that inappropriate drug of choice occurred in 48 cases. This problem include more effective drug available 12 cases, contraindication present 15 cases, dosage form inappropriate 2 cases, condition refractory to drug 1 case, drug not indicated (unsafe) for condition 9 cases, patient received unnecessary multiple drug combination 9 cases. The finding of our study support pharmacist in collaboration between physician-pharmacist-nurse can effectively reduce incidence of Drug Related Problems in geriatric patient. Keywords: geriatric, inappropriate drug therapy, Drug-Related Problems (DRPs) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug-Related Problems (DRPs) yang terjadi pada pasien geriatri di Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60 tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu yaitu bulan Januari Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) terkait dengan pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat terjadi sejumlah 48 kasus. Problem ini meliputi obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat 12 kasus, pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan sebanyak 9 kasus, obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien sejumlah 15 kasus, obat tidak aman bagi kondisi pasien 9 kasus, bentuk sediaan tidak tepat 2 kasus, obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif sejumlah 1 kasus. Untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan

Upload: lita-astriani

Post on 24-Apr-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap Geriatri

(Fita Rahmawati dan kawan-kawan)

23

PROBLEM PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP GERIATRI DI RSUP DR. SARDJITO

YOGYAKARTA

Fita Rahmawati1), Nany Yusuf Ellykusuma1), I Dewa Putu Pramantara2), dan Syed Azhar Syed Sulaiman3)

1)Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi klinik, Fakultas Farmasi UGM, 2)SMF Penyakit Dalam, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta,

3)School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia

ABSTRACT

Old age is associated with chronic diseases and disabilities, which in turn require multiple medications. This often complicate diagnosed and appropriate drug therapy. The aim of the study was to determine types and number of inappropriate drug in geriatric patients in Bougenville Ward Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Research type is descriptive. Data taken prospectively during two period, January to February 2006 and Agust to October 2006. The study was conducted in 100 geriatric patients hospitalized with inclusion criteria 65 years old and above and admission into Bougainville ward (interne department) RSUP Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta. Data collecting was conducted through medical record then adjustment of inappropriate drug of choice was identified by pharmacist-physician discussion. Evaluation of the data was carried out descriptively. The result of the study showed that inappropriate drug of choice occurred in 48 cases. This problem include more effective drug available 12 cases, contraindication present 15 cases, dosage form inappropriate 2 cases, condition refractory to drug 1 case, drug not indicated (unsafe) for condition 9 cases, patient received unnecessary multiple drug combination 9 cases. The finding of our study support pharmacist in collaboration between physician-pharmacist-nurse can effectively reduce incidence of Drug Related Problems in geriatric patient.

Keywords: geriatric, inappropriate drug therapy, Drug-Related Problems (DRPs)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug-Related Problems (DRPs) yang terjadi pada pasien geriatri di Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60 tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu yaitu bulan Januari – Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) terkait dengan pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat terjadi sejumlah 48 kasus. Problem ini meliputi obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat 12 kasus, pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan sebanyak 9 kasus, obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien sejumlah 15 kasus, obat tidak aman bagi kondisi pasien 9 kasus, bentuk sediaan tidak tepat 2 kasus, obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif sejumlah 1 kasus. Untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 23 - 29

24

peningkatan peran aktif farmasis serta kerja sama diantara tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Kata kunci : geriatri, problem pemilihan obat, Drug-Related Problems (DRPs)

PENDAHULUAN

Proporsi orang berusia 60 tahun dan lebih di dunia meningkat lebih cepat dibanding usia lain. Diperkirakan pertumbuhan usia lanjut mencapai 694 juta atau 233 % pada tahun 2025 dari tahun 1970. Pada tahun 2005, diperkirakan terdapat kurang lebih 1,2 milyar orang berusia lebih dari 60 tahun dan pada tahun 2050 akan menjadi 2 milyar dengan 80% diantaranya tinggal di negara berkembang. Indonesia akan menjadi negara kelima setelah Cina, India, Uni Soviet, dan Amerika dengan jumlah populasi usia lanjut terbesar dengan lebih dari 20 juta usia lanjut pada tahun 2020 [1] .

Usia lanjut merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap tekanan, baik tekanan internal maupun eksternal. Beberapa ciri khas dari pasien geriatri adalah jarang didiagnosis dengan hanya satu penyakit saja, mempunyai penyakit kronis yang mudah menjadi akut, serta timbulnya gejala klinis yang tidak sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan 78% usia lanjut menderita tidak kurang dari 4 macam penyakit, 38% menderita lebih dari 6 macam penyakit, dan 13% menderita lebih dari 8 macam penyakit. Banyaknya penyakit yang diderita ini sering menyulitkan seorang dokter membuat diagnosis yang tepat dan memberi pengobatan yang rasional. Sehingga sering dijumpai, dokter meresepkan obat secara berlebihan (over prescribing) atau memberikan obat tidak tepat (incorrect prescribing) pada penderita usia lanjut [2] .

Dalam rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional, farmasis memiliki peran penting terutama dalam mengidentifikasi serta memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat atau Drug Related Problems (DRPs) baik yang bersifat potensial maupun aktual. Drug Related Problems merupakan suatu masalah yang timbul dalam penggunaan obat atau terapi obat yang secara potensial maupun aktual dapat mempengaruhi outcame terapi pasien, meningkatkan biaya perawatan serta dapat menghambat tercapainya tujuan terapi [3].

Munculnya Drug related Problems (DRPs) biasanya dipicu dengan semakin meningkatnya jenis dan jumlah obat yang dikonsumsi pasien (polypharmacy) untuk mengatasi berbagai penyakit yang diderita [4]. The Minessota Pharmaceutical Care Project telah mengidentifikasi adanya 5533 Drug Related Problems (DRPs) pada 9399 pasien umum (tidak hanya pasien lanjut usia). Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 1400 pasien mengalami lebih dari satu kategori Drug Related Problem (DRP) selama masa pengobatan.

Jenis DRPs yang ditemukan misalnya 15 % DRPs diidentifikasi pada pasien yang menerima obat yang salah, 8 % pasien menerima terapi tanpa indikasi yang jelas, 6 % over dosis, 16% menerima dosis subterapi, 21 % pasien mengalami ADR (Adverse Drug Reaction), dan 11 % pasien gagal menerima obat [5].

Hasil Penelitian Rahmawati, dkk pada Maret 2005 mengenai identifikasi DRPs pada 20 pasien geriatri yang menjalani rawat inap di Bangsal Bougenville SMF Penyakit

Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap Geriatri

(Fita Rahmawati dan kawan-kawan)

25

Dalam Rumah Sakit Dr. Sardjito menunjukkan bahwa DRPs muncul pada seluruh kasus yang diambil. Jenis DRPs yang banyak terjadi adalah kategori pemilihan obat yang tidak tepat yang terjadi pada 45 % kasus [6]. Hasil penelitian Wong dkk menyebutkan bahwa hingga 80% pasien usia lanjut diperkirakan mendapatkan terapi yang tidak tepat [7].

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan persentase ketidaktepatan pemilihan obat pada pasien geriatri di Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Parameter pemilihan obat yang tidak tepat meliputi : obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat (ada obat lain yang lebih efektif), pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan, obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien, obat tidak aman bagi kondisi pasien, bentuk sediaan tidak tepat, obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60 tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu yaitu bulan Januari – Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006.

Pengambilan data pengobatan pasien dilakukan melalui kartu rekam medis, kartu catatan pemberian obat yang ditulis oleh perawat, serta dokumen lain yang diperlukan. Data yang diambil adalah: 1. Data umum pasien seperti jenis

kelamin, berat badan, umur

2. Riwayat penyakit dahulu 3. Keluhan yang dialami pasien

selama dirawat di rumah sakit 4. Diagnosa 5. Hasil pemeriksaan baik fisik

maupun laboratorium pasien selama dirawat

6. Pengobatan yang diberikan pasien selama dirawat di rumah sakit.

Identifikasi Drug Related Problem (DRP) terkait dengan pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat terjadi pada 48 kasus dengan jenis dan jumlahnya sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Efektivitas pengobatan sangat ditentukan oleh keputusan pemilihan obat. Pemilihan obat tanpa dasar bukti-bukti ilmiah yang kuat dapat menyebabkan proses penyembuhan penyakit menjadi lebih lambat sehingga memperlama rawat inap dan lebih lanjut menambah biaya pengobatan. Pemilihan obat dapat didasarkan pada standar pengobatan rumah sakit yang telah tersedia, atau guidelines terapi yang dibuat oleh organisasi profesi baik lokal atau internasional.

Pada Tabel 2 disajikan daftar pemilihan obat yang tidak tepat karena terdapat obat lain yang lebih efektif. Dari Tabel 2 terlihat mayoritas pemilihan obat yang tidak tepat terkait dengan penggunaaan antibiotika. Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada pertimbangan utama penyebab infeksi dan faktor pasien. Pemberian antibiotik yang ideal adalah berdasarkan hasil

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 23 - 29

26

pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman, namun dalam praktek sehari-hari pemeriksaan ini jarang dilakukan. Pada infeksi berat yang memerlukan penanganan segera, pemberian antibiotik dapat dimulai sambil menunggu hasil pemeriksaan mekrobiologis dan pemeriksaan kepekaan kuman [8].

Kombinasi obat yang tidak diperlukan adalah penggunaan dua macam obat atau lebih dengan kelas terapi yang sama namun berbeda golongan yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas terapi namun salah satu obat atau lebih dalam kombinasi tersebut sebenarnya tidak diperlukan bagi pasien. Tabel 3 menyajikan daftar kombinasi obat yang tidak diperlukan pasien.

Penggunaan obat yang kontraindikasi bagi pasien geriatri

didasarkan pada Geriatric Dosage Handbook 2002, dan British National Formulary (BNF) 2003. Daftar obat yang pemakaiannya kontraindikasi terhadap pasien geriatri pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4

Penggunaan obat harus mempertimbangkan rasio manfaat dan resiko bagi pasien. Pemilihan obat tidak hanya melihat manfaatnya menyembuhkan penyakit, namun harus selalu disertai pertimbangan kondisi pasien. Obat dikategorikan tidak aman bagi kondisi pasien apabila obat tersebut potensial menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi kondisi pasien atau sudah terbukti menyebabkan efek samping pada pasien. Daftar obat yang tidak aman bagi kondisi pasien geriatri disajikan dalam tabel 5.

Tabel 1

Jenis dan jumlah problem pemilihan obat yang tidak tepat pada pasien geriatri di bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Problem Pemilihan Obat Yang Tidak tepat

Jumlah kasus Persentase

Obat yang diterima pasien bukan merupakan obat yang paling tepat

12 25

Obat dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien

15 31

Obat tidak aman bagi kondisi pasien 9 19

Bentuk sediaan tidak tepat 2 4

Obat yang digunakan sudah merupakan obat yang paling tepat namun pada kasus tersebut tidak efektif

1 2

Pasien menerima kombinasi obat yang tidak diperlukan

9 19

Total 48 100

Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap Geriatri

(Fita Rahmawati dan kawan-kawan)

27

Tabel 2 Daftar obat yang tidak tepat karena terdapat obat lain yang lebih efektif pada pasien geriatri di bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta

Obat yang diberikan Obat yang lebih tepat

Siprofloksasin

Siprofloksasin

Siprofloksasin-Metronidazol

Sefepime Injeksi

Seftriakson Injeksi

Metronidazole

OBH sirup

Parasetamol

Ranitidin (Radin)-Sukralfat

Atrovent

Oral antidiabetikum

Ketoprofen

Pada kasus asma persisten serangan sedang, antibakteri menurut SPM RSUP Dr. Sardito adalah eritromisin, amoksisillin, tetrasiklin, doksisiklin, atau kotrimoksasol.

Pada kasus diare amobiasis pilihan antibiotik adalah Metronidazol.

Pada kasus sepsis pilihan antibiotika adalah Seftriakson-Gentamisin

Antibiotik lain sesuai hasil kultur dan sensitivitas yang telah dilakukan.

Pada kasus ISK terapi lini pertama Gentamisin Injeksi.

Pada kasus sepsis dengan asal infeksi ISK pilihan antibiotika kombinasi Azitromisin dengan sefrtriakson.

Pada kasus batuk tidak berdahak sebaiknya digunakan antitusif (Dekstormetorfan atau kodein).

Pada kasus arthritis gout sebagai antinyeri diberikan NSAID kolkisin, namun karena pasien mengalami gangguan ginjal alternative pengobatan adalah kortikosteroid sistemik (prednisone).

Pada kasus dyspepsia dengan gejala perut sebah terapi utama adalah Metoklopramid/domperidon.

Salbutamol.

Insulin

Analgetik antipiretik lain

Problem pemilihan obat yang tidak

tepat pada pasien geriatri merupakan tantangan bagi farmasis klinik di rumah sakit dalam menjalankan Pharmaceutical Care. Penerapan sistem distribusi obat Unit Dose Dispensing di Bangsal Bougenville RSUP Dr. Sardjito dapat menjadi

kendaraan bagi farmasis untuk lebih meningkatkan perannya sebagai ward pharmacist. Selain itu untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan peningkatan kerja sama diantara tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 23 - 29

28

Tabel 3 Daftar kombinasi obat yang tidak diperlukan pada pasien geriatri di

Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Nama kombinasi Obat yang diberikan

Obat yang tepat

Asetilsistein–Parasetamol (Sistenol)

Furosemid dan spironolakton

Nebulizer Budesonid (Pulmicort), Salbutamol (Ventolin), Ipratropium bromida (Atrovent)

Lisinopril (Noperten), Furosemid (Lasix), Irbesartan

Pada kasus demam dengan fungsi hepar yang masih normal sebaiknya hanya diberikan Parasetamol

Pada kasus ascites, sebagai diuretic dipilih spironolakton, jika tidak berespon baru diberikan kombinasi dengan furosemid

Pada kasus asma persisten sedang terapi utama kombinasi kortikosteroid dosis rendah – sedang dengan inhalasi beta 2 agonis: nebulizer Budesonid (Pulmicort) dan Salbutamol (Ventolin)

Pada kasus hipertensi, tekanan darah pasien sudah terkontrol dengan pemberian Lisinopril (Noperten) - Furosemid (Lasix)

Tabel 4 Daftar obat yang dikontraindikasikan pemakaiannya untuk pasien geriatri di

Bangsal Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Nama obat Kontraindikasi

Asetosal (Thrombo Aspilet)

Attapugit (New Diatab)

Azitromisin

Silostazol (Pletaal)

Estazolam (Esilgan)

Aspar K

Lasix

Captopril

Dopamin

Kodein

Perdarahan

Diare yang disebabkan bakteri

Gangguan hati

Congestive Heart Failure

Pasien yang fungsi pernapasannya tertekan

Insufisiensi renal

Perdarahan

Perdarahan

Hypovolemik

Pneumonia

Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap Geriatri

(Fita Rahmawati dan kawan-kawan)

29

Tabel 5 Daftar obat yang tidak aman bagi kondisi pasien geriatri di Bangsal

Bougenville IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Nama obat yang diberikan Tidak aman pada pasien dengan kondisi

Kaptopril

Furosemid

Irbesartan

Metil prednisolon

Kreatinin serum >3mg/dl atau terjadi peningkatan

kreatinin serum >1mg/dl

Hiperurisemia

Kreatinin serum >3mg/dl

Tukak peptik

KESIMPULAN

Problem pemilihan obat yang tidak tepat pada pasien geriatri merupakan tantangan bagi farmasis klinik di rumah sakit dalam menjalankan pharmaceutical care. Penerapan sistem distribusi obat Unit Dose Dispensing di Bangsal Bougenville RSUP Dr. Sardjito dapat menjadi kendaraan bagi farmasis untuk lebih meningkatkan perannya sebagai ward pharmacist. Selain itu untuk mengurangi kejadian Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri diperlukan peningkatan kerja sama diantara tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmodjo, R.B., Trough Healthy and Active Ageing to Successful Ageing, Naskah Lengkap Konggres Nasional III dan Temu Ilmiah Nasional II Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia, Yogyakarta, 2004,2-10

2. Mustofa, Pemakaian Obat pada Usia Lanjut, Buletin ISFI, Jogjakarta, 1995, 2(2), 1-13

3. Van Mill JWF, Westerlund T, Hersberger KE, Schaefer MA, Drug Related Problem Classification Systems, The Annals of Pharmacotherapy, 2004, 38, p: 859-867.

4. Viktil KK, Blix HS, Moger TA, Reikvam A, Polypharmacy as Commonly Defined is An Indicator of Limited Value in The Assessment of Drug Related Problems, Br J Clin Pharmacol, 2006, DOI:10.111/j.1365- 2125

5. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC, Pharmaceutical Care Practice, Mcgraw- Hill, Health Professions Devinision, 1998.

6. Rahmawati, F, Retnoningtyas, Puspita,D, Pramantara, I.P., Identifikasi Drug Related Problem (DRP) pada Pasien Rawat Inap Geriatri di Bangsal Geriatri Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, Kongres Nasional XVII ISFI dan Kongres Ilmiah XIV Bali 6 –19 Juni 2005

7. Wong, I., Campion, P., Coulton, S., Cross, B., Edmondson, H., Farrin, A.,, Pharmaceutical Care for Elderly Patients Shared between Community Pharmacist and General Practitioners : a Randomized Evaluation. RESPECT (Randomized Evaluation of Shared Prescribing for Elderly People in the Community over Time) (ISRCTN16932128), BMC Health Serve Research 2004, 4:11, http://www.biomedcentral.com/1472- 6963/4/11 2002.

8. RSUP Dr Sardjito, Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito, buku 3, 77, Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2000.