5.analisis faktor-faktor pendorong masyarakat membayar zakat, infaq, dan sedekah (zis) melalui bazda...

119
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI BAZDA SUMATERA UTARA OLEH ANDY RISWAN RITONGA 080501013 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Universitas Sumatera Utara

Upload: rendra-saputra

Post on 20-Jan-2016

662 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENDORONG

MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, DAN

SEDEKAH (ZIS) MELALUI BAZDA SUMATERA UTARA

OLEH

ANDY RISWAN RITONGA

080501013

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong muzakki sehingga melakukan pembayaran dana ZIS melalui BAZDASU. Penelitian ini juga membahas perkembangan pengumpulan dana ZIS selama tahun 2001-2011, serta kendala-kendala yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 muzakki yang memabayar dana ZIS di BAZDASU, menggunakan metode analisis deskriptif dengan bantuan software SPSS 16.0 descriptive analysis. Sedangkan untuk meneliti perkembangan pengumpulan dana ZIS dilakukan dengan menganalisis perkembangan jumlah muzakki, penerimaan, dan penyaluran dana ZIS selama 11 tahun terakhir. Juga menampilkan kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat membayar ZIS tersebut adalah pelayanan, lokasi, teknik pengumpulan dan status BAZDASU. Alasan muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq dan sedekah pada lembaga ini, karena statusnya sebagai lembaga zakat resmi milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat, berinfaq dan bersedekah, BAZDASU harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program unggulannya, guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepanya.

Kata kunci: ZIS, Pelayanan, Lokasi, Teknik Pengumpulan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ABSTRACT

This study aims to determine the driving factors that make payments Muzakki ZIS funds through BAZDASU. This study also discusses the development of ZIS fundraiser for the year 2001-2011, as well as obstacles encountered in the collection BAZDASU ZIS.

This study took a sample of 40 Muzakki the ZIS in BAZDASU to pay funds, using descriptive analysis method with the help of descriptive analysis software SPSS 16.0. While researching the development of fund-raising conducted by analyzing developments ZIS Muzakki number, receipt, and disbursement of funds during the last 11 years ZIS. Also featuring internal and external constraints faced in the collection BAZDASU ZIS.

The results showed that the factors that encourage people to pay ZIS is a service, location and status BAZDASU collection techniques. Muzakki reasons prefer to pay zakat, and alms infaq in these institutions, because of its status as an official charity organization owned by the Government. To increase public awareness of the tithe, and give alms berinfaq, BAZDASU must continue to improve the quality of performance, service, socialization and its superior programs, in order to build a better image BAZDASU for the future. Key words: ZIS, Service, Location, collection techniques.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat beriring salam juga senantiasa tercurah kepada

Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat

Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara”.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai

pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Kedua Orang Tua tercinta, ayahanda Sofyan Suri Ritonga, SH dan ibunda

Siti Onggol, S,pd. Saudara-saudara, abang, kakak, dan adik tercinta,

beserta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan semangat

dan dukungan beserta doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.

2. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc. Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah

memberikan penulis dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam

menyempurnakan skripsi ini dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku

Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris

Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

5. Kepada Bapak DR. Saparuddin Siregar, SE, AK, SAS, M.Ag selaku dosen

pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran pada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi

Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu staf administrasi Fakultas Ekonomi, khususnya

Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah dengan ikhlas melayani

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada pimpinan BAZDASU Bapak Drs. H. Amansyah Nasution, MSP

beserta pegawai-pegawai BAZDASU yang telah membantu dalam proses

penelitian penulis demi menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengaharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa

Ekonomi Pembangunan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 24 Juli 2012 Penulis

Andy Riswan Ritonga 080501013

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 11 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 12 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Zakat………………………………………….......................... 14 2.1.1. Pengertian Zakat………………………………….......... 14

2.1.2. Klasifikasi Zakat…………………………...................... 16 2.1.2.1. Zakat Fitrah……………………………………... 16 2.1.2.2. Zakat Maal (Harta)……………………................. 17 2.1.2.3. Syarat-Syarat Zakat….……………………........... 26 2.1.2.4. Penerima Zakat………………………................... 27 2.1.3. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat………....... 28

2.2. Infaq……………………………….…………………................ 30 2.2.1. Pengertian Infaq……………………….............................. 30

2.3. Sedekah……………………………………………………......... 31 2.3.1 Pengertian Sedekah………………………………………. 31 2.4. Pelayanan Donatur/Muzakki……………………........................ 31

2.4.1 Pengertian Donatur Muzakki............................................... 31 2.4.2 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pelayanan………...... 32

2.4.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan…………………………………. 33 2.5 Lokasi Lembaga Zakat…………………………………………….34

2.6. Peranan Fundraising Zakat……………………………………… 35 2.6.1 Pengertian Fundraising Zakat……………………………… 35 2.6.2 Metode Fundraising Zakat…………………………………. 35 2.6.3 Tujuan Fundraising Zakat………………………………… 36 2.7. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 36

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian............................................................38

3.2. Lokasi Penelitian………………………………………………...38 3.3. Jenis dan Sumber Data..................................................................38 3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................39 3.5. Populasi dan Pemilihan Sampel …….…………………………..40

3.6. Metode Analisis dan Pengelolaan Data........................................40 3.7. Definisi Operasional.....................................................................41

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara…43 4.1.1. Sejarah Singkat Perkembanagan BAZDASU. ……...........43 4.1.2. Profil BAZDASU …………………..................................45 4.1.3. Visi dan Misi BAZDASU ………….................................46 4.1.3.1. Visi………………………………………………46 4.1.3.2. Misi………………………………………………46. 4.1.4. Landasan Hukum Zakat……….........................................47 4.1.4.1 Landasan Agama Islam…………………………..47 4.1.4.2 Landasan Peraturan Perundang-undangan……….48 4.1.5. Kedudukan BAZDASU…………….................................49 4.1.6. Tugas Pokok dab Fungsi BAZDASU…… .......................49 4.1.6.1 Tugas Pokok……………………………...............49 4.1.6.2 Fungsi…………………………………………….50 4.1.7. Tujuan dan Prinsif Pengelolaan BAZDASU……….........51 4.1.8. Program Bantuan dan Pendayagunaan BAZDASU..........52 4.1.9. Struktur Organisasi Pengurus BAZDASU……………….53 4.2. Analisis Data dan Pembahasan………………….........................55 4.2.1. Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin………………………………………... ……….............56 4.2.2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……... .57 4.2.3. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan 59

4.2.4. Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU…………60 4.2.5. Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden………………………………………......62

4.2.6. Hasil Analisis Data dan Deskriftif Penelitian…………….64 4.2.6.1.Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU65

4.2.6.2. Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU66 4.2.6.3. Jarak Tempat Tinggal Responden dengan Lokasi BAZDASU………………………………………..68

4.2.6.4. Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU………………………………………. 70.

4.2.6.5. Prosedur Penyaluran Dana ZIS di BAZDASU….. 72 4.2.6.6. Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU………………………………….. 74 4.2.6.7. Pelayanan yang Diperoleh Responden Dari BAZDASU……………………………….. .. 76

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.3. Analisis Data Perkembangan Pengumpulan ZIS dan Deskriptif Penelitian………………………………………………………….. 78

4.3.1. Perkembangan Jumlah Muzakki BAZDASU………… 78 4.3.2. Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS di BAZDASU……………………………………………. 83

4.3.3. Jumlah Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di BAZDASU…………………........................... 88

4.4. Kendala-kendala yang Dihadapi BAZDASU Dalam Menghimpun Dana Zakat, Infaq, Dan sedekah (ZIS)………………………. 94 4.4.1.Kendala Internal………………………………………... 94 4.4.2. Kendala Eksternal……………………………………… 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 97 5.2. Saran ...................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 101 LAMPIRAN.................................................................................................. 103

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Jumlah Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di Badan

Amil Zakat Daerah Sumatera Utara……………………......... 8 1.2 Jumlah Donatur/Muzakki di Badan Amil Zakat Daerah

Sumatera Utara……………………………………………………. 8

2.1 Nishab Zakat Unta…………………….. ............................... 20 2.2 Nishab Zakat Sapi atau Kerbau…………………………...... 21 2.3 Zakat Kambing dan Domba………………………………… 22 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.......... 56 4.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………. 58 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Pendapatan 59 4.4 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU………..….. 60 4.5 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden…………………………………………................ 62 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi

BAZDASU……… . 65 4.7 Alasan Responden Membayar ZIS di

BAZDASU…………. .. 67 4.8 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi

BAZDASU 69 4.9 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui

BAZDASU…………………………………………………. .. 71 4.10 Prosedur Penyaluran Dana ZIS yang Dirasakan Responden

di BAZDASU………………………………………………. 73 4.11 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU 74 4.12 Pelayanan yang Diperoleh Responden dari BAZDASU…….. 76 4.13 Jumlah Donatur/Muzakki BAZDASU Tahun 20012011…. ... 80 4.14 Jumlah Penerimaan Dana ZIS DAN Non ZIS BAZDASU

Tahun 2001-2011…………………………………………… .. 85 4.15 Jumlah Penyaluran Dana ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011………………………… …….. …………………... 90

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 4.1 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU………..……. 62 4.2 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden………………………………………… .................... 63

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU................ 66 4.4 Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU…………….. 68 4.5 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi BAZDASU.. 70

4.6 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU…………………………………………………….. 72 4.7 Prosedur Penyaluran Dana ZIS yang Dirasakan Responden di BAZDASU………………………………………………….. 74 4.8 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU…. 76 4.9 Pelayanan yang Diperoleh Responden Dari BAZDASU………. 78 4.10 Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS yang Terhimpun Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011……………………………. 88 4.11 Perbandingan Penerimaan dan Penyaluran ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-201…………………….……………………………. 93

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

DAFTAR SINGKATAN

BAZDA = Badan Amil Zakat Daerah BAZDASU = Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara BAZIS = Badan Amil Zakat Infaq Sedekah BAZNAS = Badan Amil Zakat Nasional BAZ = Badan Amil Zakat BPS = Badan Pusat Statistik DPRD = Dewan Perwakilan Rakyat Daerah LAZ = Lembaga Amil Zakat LHAI = Lembaga Harta Agama Islam LPZ = Lembaga Pengelolaan Zakat OPZ = Organisasi Pengelolaan Zakat SPSS = Statistic Product and Service Solution UPZ = Unit Pengumpulan Zakat UU = Undang-Undang ZIS = Zakat Infaq Sedekah

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong muzakki sehingga melakukan pembayaran dana ZIS melalui BAZDASU. Penelitian ini juga membahas perkembangan pengumpulan dana ZIS selama tahun 2001-2011, serta kendala-kendala yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 muzakki yang memabayar dana ZIS di BAZDASU, menggunakan metode analisis deskriptif dengan bantuan software SPSS 16.0 descriptive analysis. Sedangkan untuk meneliti perkembangan pengumpulan dana ZIS dilakukan dengan menganalisis perkembangan jumlah muzakki, penerimaan, dan penyaluran dana ZIS selama 11 tahun terakhir. Juga menampilkan kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat membayar ZIS tersebut adalah pelayanan, lokasi, teknik pengumpulan dan status BAZDASU. Alasan muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq dan sedekah pada lembaga ini, karena statusnya sebagai lembaga zakat resmi milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat, berinfaq dan bersedekah, BAZDASU harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program unggulannya, guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepanya.

Kata kunci: ZIS, Pelayanan, Lokasi, Teknik Pengumpulan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ABSTRACT

This study aims to determine the driving factors that make payments Muzakki ZIS funds through BAZDASU. This study also discusses the development of ZIS fundraiser for the year 2001-2011, as well as obstacles encountered in the collection BAZDASU ZIS.

This study took a sample of 40 Muzakki the ZIS in BAZDASU to pay funds, using descriptive analysis method with the help of descriptive analysis software SPSS 16.0. While researching the development of fund-raising conducted by analyzing developments ZIS Muzakki number, receipt, and disbursement of funds during the last 11 years ZIS. Also featuring internal and external constraints faced in the collection BAZDASU ZIS.

The results showed that the factors that encourage people to pay ZIS is a service, location and status BAZDASU collection techniques. Muzakki reasons prefer to pay zakat, and alms infaq in these institutions, because of its status as an official charity organization owned by the Government. To increase public awareness of the tithe, and give alms berinfaq, BAZDASU must continue to improve the quality of performance, service, socialization and its superior programs, in order to build a better image BAZDASU for the future. Key words: ZIS, Service, Location, collection techniques.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan

kemanusian yang bernilai sosial (Maliyah ijtimah‘iyyah). ZIS memiliki manfaat

yang sangat penting dan strategis dilihat dari sudut pandang ajaran Islam maupun

dari aspek pembangunan kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam

sejarah perkembangan Islam yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah

SAW. Zakat telah menjadi sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki

peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam,

pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan

infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan

sosial masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin, serta bantuan lainnya

(Depag RI, 2007 a:1).

Peranan zakat di atas, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin

di Indonesia yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun

masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya. Di lihat dari fenomena itulah, Indonesia yang

mayoritas penduduknya beragama Islam sebenarnya memiliki potensi yang

strategis dan sangat layak untuk dikembangkan dalam menggerakkan

perekonomian negara. Melalui penggunaan salah satu instrumen pemerataan

pendapatan, yaitu institusi zakat, infaq, dan sedekah (ZIS), di mana zakat, infaq,

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

dan sedekah selain sebagai ibadah dan kewajiban juga telah mengakar kuat

sebagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Islam.

Oleh karena itu, ibadah zakat, infaq, dan sedekah yang telah menjadi

bagian dari kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, didukung dengan besarnya

kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, sehingga dapat

dikatakan Indonesia adalah negara yang memiliki potensi zakat yang cukup besar.

Potensi ini merupakan sumber pendanaan yang dapat dijadikan kekuatan

pemberdayaan ekonomi, pemerataan pendapatan, bahkan akan dapat

menggerakkan roda perekonomian negara. Potensi ini sebelumnya hanya dikelola

oleh individu-individu secara tradisional dan bersifat konsumtif, sehingga

pemanfaatannya belum optimal. Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 38

Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, pelaksanaan pengelolaan zakat di

Indonesia dilakukan oleh Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) yaitu Badan Amil

Zakat (BAZ) yang dibentuk Pemerintah di tingkat nasional, propinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan serta Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk

dan dikelola masyarakat (Depag RI, 2007 a: 1).

Pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah oleh BAZ dan LAZ,

seharusnya dapat memberikan kontribusi terhadap masalah kemiskinan dalam hal

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataannya masih

banyak masyarakat Indonesia yang hidup miskin dan serba kekurangan dan belum

tersentuh oleh hasil distribusi zakat, dikarenakan banyak program LPZ yang

manfaatnya bagi umat belum dirasakan secara signifikan (Depag RI, 2008:3).

Padahal potensi zakat Indonesia di atas kertas luar biasa besar. Secara matematis,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

jika kesadaran berzakat telah tumbuh, maka akan didapat angka minimal sebesar

Rp 19 Triliun per tahun, Angka akan bertambah jika diakumulasikan dengan

pemasukan dari infaq, sedekah, serta wakaf tentunya akan didapat angka yang

lebih besar lagi. Namun, angka di atas masih dalam hitungan kertas saja. Dalam

kenyataannya pada tahun 2007 lalu hanya terkumpul lebih kurang Rp 250 milyar

per tahun, itu artinya hanya 1,3% saja dana zakat yang dapat terkumpul dari

jumlah dana potensial yang ada (Ibid). Di lihat dari persentase jumlah dana zakat

yang berhasil dikumpul oleh BAZ dan LAZ tidak sebanding dengan besarnya

potensi yang ada. Apalagi bila dilihat dari segi jumlah penduduk Indonesia

sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2011

mencapai 30,01 juta jiwa, menurun dibanding tahun 2010 yang mencapai 31,02

juta jiwa. Sumatera Utara berada pada empat besar sebagai provinsi yang jumlah

penduduk terbanyak dari 33 propinsi di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya

mencapai 1,481 juta jiwa. Angka tersebut menurun sedikit dibanding tahun 2010

yang mencapai 1,490 juta jiwa (www.bps.go.id). Dengan status jumlah

masyarakat Islam yang mayoritas, jelas yang paling banyak berada pada garis

kemiskinan adalah masyarakat Islam, sehingga masalah ini menjadi masalah umat

Islam yang harus ditanggung bersama.

Untuk membantu memecahkan masalah kemiskinan melalui institusi ZIS,

diperlukan aturan hukum yang jelas melalui Undang-undang Pengelolaan Zakat.

Dalam UU Pengelolaan Zakat dimaksud disebutkan bahwa tujuan pengelolaan

zakat adalah meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

sesuai dengan tuntutan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata

keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan

sosial serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Kemudian terjadi

perkembangan yang cukup menarik, yang mendukung penghimpunan zakat

dengan lahirnya UU Nomor 17 tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas UU

Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yang antara lain mengatur

tentang pembayaran zakat yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak (Depag

RI, 2007 a:2).

Pengurangan zakat dari laba atau pendapatan sisa kena pajak tersebut

bertujuan agar wajib pajak tidak terkena beban ganda, yakni kewajiban membayar

zakat dan pajak, agar kesadaran membayar zakat diharapkan dapat memacu

kesadaran membayar pajak. Zakat yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak

adalah yang dibayarkan kepada BAZ atau LAZ yang dikukuhkan oleh pemerintah

untuk dapat mengurangkan zakat dari penghasilan kena pajak tersebut. Wajib

pajak harus terdaftar dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terlebih

dahulu (Depag RI, 2007 b:64-65). Oleh karena itu, kewajiban membayar zakat

dan pajak dapat lebih disinergikan, dimana keduanya merupakan sumber

keuangan yang berpotensi besar dalam kegiatan pembangunan ekonomi untuk

kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, zakat yang memiliki peranan besar sebagai sumber

keuangan syariah dalam membantu meningkatkan perbaikan kualitas

kesejahteraan hidup masyarakat. Untuk itu diperlukan penguatan aturan hukum

guna menempatkan kedudukan zakat yang lebih strategis lagi di Indonesia. Salah

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

satu alasan itulah yang mendukung dilakukannya revisi undang-undang dalam

mengatur dan menguatkan kedudukan zakat, serta Lembaga Pengelolaan Zakat

(LPZ) di Indonesia. Pada akhirnya proses amandemen UU No 38 Tahun 1999

tentang pengelolaan zakat telah selesai diamandemen dan disahkan oleh DPR RI

pada tanggal 27 Oktober 2011 lalu. UU hasil amandemen tersebut kemudian

diberi nomor UU Nomor 23 Tahun 2011. Sebuah hasil perumusaan dan

perjuangan panjang bagi pihak-pihak yang peduli terhadap pengelolaan zakat di

Indonesia, akibat dari ketidak setujuan atas UU Nomor 38 Tahun 1999 yang

memberikan LAZ kesempatan yang sama besar dalam mengelola dana zakat.

Terdapat bukti-bukti yang semakin menguat bahwa pada umumnya masyarakat

telah gagal dalam melaksanakan pengelola zakat, dan seharusnya pengelolaan

zakat ini dikembalikan kepada lembaga zakat pemerintah (BAZ). Peningkatan

Pertumbuhan yang besar jumlah dana zakat, infaq, dan sedekah yang berhasil

dikumpulkan oleh LAZ tidak diiringi dengan penurunan tingkat kemiskinan

secara optimal. Oleh sebab itu ada anggapan bahwa lembaga zakat yang dikelola

oleh masyarakat sendiri, belum dapat berjalan dengan baik serta masih syarat

terhadap kepentingan individu dan kelompok.

Dengan adanya Undang-undang baru zakat ini, lebih menguatkan peran

dan fungsi BAZ, yang menegaskan kewajiban LAZ yang di bentuk masyarakat

untuk melaporkan kegiatan pengumpulan dan pendayagunaan zakat yang telah

dilakukannya kepada BAZ (Pasal 19), tetapi bukan kewajiban untuk menyetorkan

dana zakat kepada BAZ. Hal ini bertujuan agar koordinasi LPZ dapat diformalkan

melalui Undang-undang.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Terwujudnya koordinasi Pengelolaan dana zakat yang baik antara BAZ

dan LAZ melalui UU yang baru, menumbuhkan harapan besar dalam menghadapi

tahun 2012, sehingga optimisme peningkatan penerimaan zakat secara nasional

cukup beralasan. Pada tahun 2010, penerimaan zakat nasional mencapai sekitar

Rp 1,5 triliun zakat, sedangkan tahun 2011 lalu mencapai Rp 1,8 triliun atau

mengalami kenaikan 20% dibanding penerimaan tahun 2010. Untuk tahun 2012,

jumlah penerimaan zakat Rp 3-4 triliun sangat mungkin terealisasi asal terpenuhi

dua syarat, yaitu, (1) sistem pengelolaan zakat sesuai UU pengelolaan zakat yang

baru berjalan efektif dipusat dan disemua daerah, dan (2) pelaksanaan pembayaran

zakat sebagai pengurang penghasilan bruto bagi para wajib pajak orang pribadi

yang beragama Islam dapat direalisasikan dengan berbasis sistem IT perpajakan

dan perzakatan (Republika, 22 Desember 2011).

Sementara di Sumatera Utara, menurut Pimpinan Badan Amil Zakat

Daerah Sumatera Utara telah mengumpulkan dana yang berasal dari zakat, infaq

dan sedekah (ZIS) sekitar Rp1,4 miliar hingga pertengahan Agustus 2011 yang

akan disalurkan untuk membantu kaum fakir miskin dan pihak-pihak yang

membutuhkan bantuan. Dengan rincian sebanyak Rp 600 juta berasal dari zakat

dan Rp800 juta dari infaq serta sedekah. Namun sedang diupayakan pengumpulan

ZIS lebih banyak agar dapat membantu kaum fakir miskin dan pihak-pihak yang

membutuhkan bantuan. Pada tahun 2010, Dana ZIS yang terkumpul oleh Bazda

Sumatera Utara mencapai Rp.1,7 milyar dengan rincian Rp.1,2 milyar dari zakat

dan sekitar Rp.450 juta dari infaq dan sedekah (www.waspadaonline.com). Dalam

perkembangan LPZ setelah disahkannya UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Pengelolaan Zakat di Indonesia (kini telah di amandemen menjadi UU Nomor 23

tahun 2011, yang pelaksanaan masih dalam proses sosialisasi). Secara hukum

menetapkan adanya proses pengesahan Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ) (pasal

6) yakni pembentukan Badan Amil Zakat Daerah dilakukan oleh pemerintah

daerah. Dalam rangka melaksanakan amanat UU Pengelolaan Zakat Nomor 38

Tahun 1999 tersebutlah, Pemerintah provinsi Sumatera Utara melalui Surat

Keputusan Gubernur Sumatera Utara sejak tahun 2001 telah membentuk Badan

Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (BAZDASU).

Keberadaan BAZDASU terasa memberikan peran dan tujuan penting bagi

masyarakat dan pemerintah Sumatera Utara, antara lain yaitu (Khoiri, 2010:2): 1.

Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai

dengan tuntutan syariat Islam, 2. Meningkatkan fungsi dan peranan norma

keagamaan dalam upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat dan keadilan

sosial, 3. Meningkatkan pendayagunaan dana zakat, infaq, dan sedekah yang lebih

produktif. Lembaga ini kemudian mulai menjadi lembaga yang dipercaya

masyarakat dan amanah dalam mengelola dana umat. Walaupun demikian masih

terdapat sejumlah permasalahan yang harus dihadapi seperti (Maratua

Simanjuntak, 2006:37-38), masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat

membayar zakat ke lembaga pemerintah, belum meratanya pemahaman dan

kesadaran masyarakat untuk membayar zakat khususnya zakat maal (harta), serta

belum meratanya sosialisasi kebijakan peraturan pemerintah dan UU pengelolaan

zakat, serta permasalahan lainnya yang juga harus dibenahi dalam mewujudkan

pengelolaan zakat yang amanah, profesional, dan transparan. Oleh karena itu

Universitas Sumatera Utara

Page 21: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAZDASU terus berusaha meningkatkan pelayanannya, mulai dari upaya

penghimpunan dan pendayagunaan dana ZIS, serta pengembangan sumber daya

yang ada terus menerus dilakukan.

Perwujudan usaha-usaha BAZDASU mulai terlihat perkembangannya dari

jumlah penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) dari tahun ke tahun.

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir terkumpul dana ZIS sebagai berikut :

Tabel 1.1: Jumlah Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di Badan Amil

Zakat Daerah Sumatera Utara

Sumber: Hasil Wawancara Dengan Pengelola BAZDASU (2012).

Jumlah penerimaan di atas masih terbilang relatif kecil dibanding dengan

potensi ZIS yang diyakini cukup besar yang ada di Sumatera Utara. Apabila

dilihat dari perkembangan jumlah donatur/muzakki yang membayarkan zakat,

infaq, dan sedekah dari tahun ke tahun melalui BAZDASU, dalam kurun waktu

empat tahun terakhir, maka dapat dilihat perkembangannya sebagai berikut :

Tabel 1.2 : Jumlah Donatur/Muzakki di Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara.

Sumber: Data Muzakki BAZDASU.

Tahun

Jumlah Dana Terhimpun Zakat Infaq Sedekah

2007 Rp.1.646.540.450 Rp.433.545.700 Rp. 49.983.350 2008 Rp.1.721.948.800 Rp.140.364.970 Rp. 21.161.625 2009 Rp.1.079.985.288 Rp.228.222.495 Rp.107.701.920 2010 Rp.1.259.213.823 Rp.384.259.190 -

Tahun

Jumlah Donatur/Muzakki Zakat Infaq Sedekah

2007 268 - - 2008 216 - - 2009 220 - - 2010 224 - -

Universitas Sumatera Utara

Page 22: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Data pada tabel di atas, menunjukkan pada tahun 2007 jumlah muzakki

yang menyalurkan zakatnya di BAZDASU sebanyak 268 orang, sedangkan pada

tahun 2008 hanya sebanyak 216 orang atau mengalami penurunan sebesar 19,5%,

dan pada tahun 2009 sebanyak 220 orang atau hanya meningkat sebesar 1,85%,

begitu juga pada tahun 2010 sebanyak 224 orang, yang hanya mengalami

peningkatan 1,8%. Data jumlah donatur yang mendonasikan dana infaq dan

sedekah tidak tersaji pada tabel di atas, hal tersebut dikarenakan BAZDASU tidak

mendata identitas pihak yang menyalurkan infaq dan sedekah secara rapi dan

sistematis. Salah satu alasannya ialah sebagian besar para donatur

menyalurkannya melalui unit-unit pengumpulan zakat (UPZ) serta pada kotak-

kotak infaq yang tersedia di tempat-tempat tertentu yang berkerja sama dalam

pengumpulan infaq dan sedekah dengan BAZDASU, sehingga sulit untuk

mengetahui data identitas donatur secara terperinci.

Sebagai lembaga yang berada di bawah naungan pemerintah Sumatera

Utara, secara struktual hubungan birokrasi dan koordinasi tidak dapat

dihindarkan. Apalagi proses operasional berjalannya BAZDASU dibantu dari

APBD Provinsi Sumatera Utara, bukan menggunakan dana zakat sebagaimana

pengelola zakat pada umumnya (Khoiri, 2010:2). Konsekuensinya BAZDASU

semakin mengedepankan akuntabilitas, kredibilitas dan transparansi. Untuk

melengkapi itu pertanggung jawaban keuangan setiap tahunnya disampaikan

kepada Gubernur Sumatera Utara dan Badan Inspektorat, yang sebelumnya telah

diaudit terlebih dahulu oleh Akuntan Publik sejak tahun 2007, disamping itu juga

pertanggung jawaban kepada umat, baik secara terbuka melalui media massa

Universitas Sumatera Utara

Page 23: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

maupun secara formal di depan anggota DPRD Tk 1 Sumatera Utara. Realitas ini

menunjukkan bahwa mengelola harta zakat tidaklah sesederhana yang

dibayangkan, pengawasan yang melekat serta sanksi pidana merupakan tolak ukur

BAZDASU sebagai LPZ yang teraudit dan terawasi (www.bazdasumut.or.id).

BAZ juga harus memperhatikan kegiatan operasional pengelolaannya

dengan baik, agar masyarakat lebih terpanggil untuk menyalurkan zakat, infaq dan

sedekah tersebut. Untuk itu penulis meneliti apakah yang menjadi faktor-faktor

pendorong masyarakat menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS). Faktor

pendorong itu sendiri menurut penulis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain pelayanan, lokasi, dan Teknik pengumpulan (Fundraising). Melalui pelayanan

yang baik yang diperoleh seorang muzakki, maka diharapkan muzakki akan tetap

menyalurkan dana ZIS kembali ke lembaga zakat tersebut. Faktor lokasi juga

diyakini sebagai pendorong masyarakat untuk menyalurkan dana ZIS pada suatu

lembaga zakat. Jarak dan akses menuju lokasi lembaga zakat dari tempat

tinggal/kegiatan masyarakat dalam hal ini muzakki diyakini cukup berpengaruh

dalam hal menyalurkan dana ZIS secara langsung pada kantor lembaga zakat

tersebut. Begitu juga dengan metode pengumpulan dana ZIS sebagai faktor yang

ikut mendorong masyarakat untuk menyalurkan dana ZIS tersebut. Teknik

pengumpulan atau sering disebut dengan istilah fundraising zakat merupakan

proses kegiatan dalam melakukan penghimpunan dana ZIS ,sehingga masyarakat

termotivasi serta menimbulkan kesadaran dan kepedulian untuk membantu

masyarakat yang hidup dalam kekurangan melalui dana ZIS.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Oleh karena itulah BAZDASU ini merupakan LPZ resmi yang dimiliki

pemerintah, sehingga diharapkan memiliki kelebihan dan keutamaan

dibandingkan LAZ yang dikelola oleh masyarakat, baik dalam hal penghimpunan

maupun pendayagunaan dana ZIS tersebut. Berdasarkan kedudukan dan status

BAZDASU yang sangat potensial sebagai salah satu lembaga zakat yang dikelola

oleh pihak pemerintah, diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat, dan mampu membuat program-program pendayagunaan dana ZIS

yang lebih tepat guna setiap tahunnya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan

lebih memberikan kepercayaan dalam menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU.

Melihat kondisi dan fakta tersebut, sudah seharusnyalah masyarakat

Muslim di Sumatera Utara sebagai muzakki, dan pemerintah provinsi Sumatera

Utara dalam membina dan mengawasi BAZDASU, untuk lebih tergerak lagi

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat membayar zakat, infak, dan sedekah

(ZIS) melalui BAZDASU. Oleh karena itu, dengan dilatar belakangi keadaan

tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan

Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apakah yang mendorong masyarakat membayar zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) melalui BAZDASU ?

Universitas Sumatera Utara

Page 25: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

2. Bagaimana perkembangan pelaksanaan pengumpulan zakat, infaq, dan

sedekah (ZIS), ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah penerimaan, dan

jumlah penyaluran dana ZIS di BAZDASU ?

3. Kendala apakah yang dihadapi BAZDASU dalam menghimpun zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong masyarakat membayar

zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) melalui BAZDASU.

2. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pengumpulan zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS), yang ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah

penerimaan, dan jumlah penyaluran dana ZIS di BAZDASU.

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BAZDASU dalam

menghimpun zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah pusat dan daerah,

khususnya melalui Kementrian Agama dalam membuat peraturan dan

kebijakan untuk meningkatkan pengelolaan, pengumpulan, dan

pendayagunaan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) ke depan.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi kepada

masyarakat tentang perkembangan pelaksanaan pengumpulan dana

Universitas Sumatera Utara

Page 26: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ZIS di BAZDASU, serta dapat berguna juga sebagai bahan masukan

bagi BAZDASU ke depan.

3. Sebagai media pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama perkuliahan, serta membandingkannya dengan kondisi

sebenarnya di dunia nyata. Guna melatih kemampuan dalam

menganalisis secara sistematis.

4. Hasil penelitian juga diharapkan sebagai tambahan ilmu pengetahuan

bagi mahasiswa fakultas ekonomi, terutama mahasiswa program studi

ekonomi pembangunan yang ingin memfokuskan penelitian ini dimasa

yang akan datang.

5. Sebagai bahan studi tambahan terhadap penelitian mengenai zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) yang sudah ada sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zakat

2.1.1 Pengertian zakat

Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang

berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah fiqih, zakat

berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT diserahkan

kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkan

sejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35).

Menurut etimologi syari’at (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah

harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT,

untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang–orang yang berhak menerimanya.

Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalat

sebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan secara

deduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah ibadah

shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran Islam.

Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkan

pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia (Shihab,

2000:135).

“Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadah kepada Allah

dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya, begitu pula supaya

mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah agama yang lurus

(Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apapun yang kamu

usahakan bagi dirimu, tentu akan mendapatkan pahala dari sisi Allah,

Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-

Baqarah: 10)”.

Dari ayat di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat

adalah sebutan untuk jenis barang tertentu yang harus dikeluarkan oleh umat

Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan yang berhak menerimanya sesuai

dengan ketentuan syari’at. Kedua, zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip

kepemilikan harta dalam ajaran Islam yang fundamental, yakni haqqullah (milik

Allah yang dititipkan kepada manusia) dalam rangka pemerataan kekayaan.

Ketiga, zakat adalah ibadah yang tidak hanya berkaitan dengan hubungan

ketuhanan saja tetapi juga mencakup dengan nilai sosial-kemanusiaan yang sering

disebut sebagai ibadah Maliyah ijtima’iyyah (Qardawi, 1996:88-90).

Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkan

keutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist shahih,

misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa

tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan

Allah, mendirikan shalat dan memberikan zakat. Apabila mereka telah melakukan

itu maka terpeliharalah dari padaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak

islam dan hisab mereka atas Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepas

dari pentingnya kewajiban zakat (setelah shalat), di puji orang yang

melaksanakannya dan diancam bagi orang yang meninggalkannya dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

berbagai upaya dan cara (Qaradhawy, 2009:15).

Berdasarkan pengertian serta penjelasan tersebutlah bahwasanya perintah

zakat termasuk salah satu kewajiban yang utama dalam Islam. Dikeluarkan oleh

seorang muslim yang telah berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta

yang dimilikinya, serta dianggap telah mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk

dikeluarkan kewajibanya, demi kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang

berlaku.

2.1.2 Klasifikasi Zakat

Zakat dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu zakat fitrah dan

zakat maal (harta). serta harta yang wajib di keluarkan zakatnya, syarat-syarat

harta yang terkena zakat dan golongan yang berhak menerima zakat.

2.1.2.1 Zakat Fitrah

A. Pengertian

Zakat fitrah itu adalah zakat diri atau pribadi dari setiap muslim yang

dikeluarkan menjelang hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan pada tahun

kedua hijriah yaitu pada bulan ramadhan diwajibkan untuk mensucikan diri dari

orang yang berpuasa dari perbuatan dosa, Zakat fitrah itu diberikan kepada orang

miskin untuk memenuhi kebutuhan mereka agar tidak sampai meminta-minta

pada saat hari raya (Hasan, 2006:107).

B. Syarat-Syarat Dan Nishab Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah kewajiban yang bersifat umum pada setiap pribadi dari

kaum muslimin tanpa membedakan antara orang merdeka dengan hamba sahaya,

antara laki-laki dan perempuan, antara anak-anak dan orang dewasa, dan antara

Universitas Sumatera Utara

Page 30: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

orang kaya dan orang miskin. Maka jelas zakat fitrah itu tidak terikat pada nishab.

Ada dua saja yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Islam

2. Ukuran kewajiban zakat fitrah adalah kelebihan dari makanan orang yang

bersangkutan dan makanan orang yang menjadi tanggungannya pada hari

dan malam hari raya Idul Fitri tersebut.

Cara penyerahan zakat fitrah dapat ditempuh dengan dua cara, adalah sebagai

berikut (Kartika, 2006:23) :

1. Zakat fitrah diserahkan langsung oleh yang bersangkutan kepada fakir

miskin. Apabila ini dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya dan

lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari sebelum shalat Idul

Fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah itu lebih melapangkan

kehidupan mereka.

2. Zakat fitrah diserahkan kepada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu

dilakukan maka sebaiknya diserahkan beberapa hari sebelum hari raya Idul

Fitri agar panitia dapat mengatur distribusinya dengan baik dan tertib

kepada mereka yang berhak menerimanya.

2.1.2.2 Zakat Maal (Harta)

A. Pengertian

Maal (Harta) menurut bahasa ialah segala sesuatu yang diinginkan sekali

oleh manusia untuk menyimpan, memiliki dan dimanfaatkan, sedangkan menurut

syara’ adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan menurut

kebiasaannya (Kartika, 2006:24).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta atau kekayaan serta

penghasilan yang dimiliki oleh seorang muslim yang telah mencapai nishab dan

haulnya. Perhitungan zakat maal menurut nishab, kadar, dan haul yang

dikeluarkan ditetapkan berdasarkan hukum agama.

B. Harta yang wajib di keluarkan zakatnya

Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

pada pasal 4 ayat (2) harta yang wajib dikenakan zakat meliputi :

1. Emas, perak, dan logam mulia lainnya.

2. Uang dan surat berharga lainnya.

3. Perniagaan.

4. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

5. Peternakan dan perikanan.

6. Pertambangan.

7. Perindustrian;.

8. Pendapatan dan jasa, dan

9. Rikaz

Dibawah ini akan dijelaskan harta kekayaan yang wajib dikeluarkan

zakatnya tersebut :

1. Zakat Emas, Perak dan logam Mulia lainnya

Zakat emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai

tersendiri oleh masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk berbagai macam

perhiasan, terutama emas yang dipakai kaum wanita selain sebagai perhiasan

sehari-hari, juga dibuat untuk hiasan dalam rumah tangga. Disamping itu emas

Universitas Sumatera Utara

Page 32: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

dan perak juga dijadikan standar dalam menentukan nishab uang yang wajib

dikeluarkan zakatnya (Hasan, 2006:38).

Nishab zakat emas adalah sebesar 20 dinar atau setara dengan 85 gram

emas murni, sedangkan nishab zakat perak adalah sebesar 200 dirham atau setara

dengan 672 gram perak. Apabila kepemilikan emas dan perak tersebut sudah

mencapai satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya sebasar 2,5 %.

2. Zakat Uang Dan Surat Berharga Lainnya

Uang dan segala jenis bentuk simpanan uang seperti tabungan, deposito,

cek, serta surat berharga seperti saham dan obiligasi termasuk ke dalam kekayaan

wajib dikeluarkan zakatnya. Pendapat yang menyatakan bahwa uang wajib

dikeluarkan zakatnya, sebab saat ini uang menjadi harta yang berharga,

menggantikan kedudukan emas yang tidak lagi diperbolehkan sebagai alat tukar

umum dalam jual beli dan lain sebagainya (Al-Zuhayly, 2000:144).

Nishab zakat uang dan surat berharga setara dengan besar nishab zakat

emas dan perak. Apabila seseorang memiliki jenis harta yang bermacam-macam

dan diakumulasikan jumlahnya telah mencapai atau setara dengan nishab emas,

sebesar 85 gram atau perak 672 gram. Serta kepemilikan harta tersebut telah

mencapai satu tahun, maka dikenakan kewajiban zakat sebesar 2,5 %.

3. Zakat Hasil Perniagaan

Zakat perniagaan ialah zakat yang dikeluarkan dari kekayaan yang

diinvestasikan dan diperoleh dari kegiatan perdagangan, baik yang dilakukan oleh

perseorangan maupun secara kelompok yang wajib dikeluarkan zakatnya setiap

tahun sebagai zakat uang.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Nishab zakat perniagaan atau perdagangan dikeluarkan zakatnya setelah

sampai nishabnya senilai 93,6 gram (Yusuf Qardhahawi mengatakan 85 gram)

dan zakatnya sebesar 2,5 %. Perhitungan dilaksanakan sampai satu tahun kegiatan

dagang. Tidak mesti mulai dari bulan januari dan berakhir pada bulan desember,

oleh karena itu kegiatan mulai berdagang harus dicatat (Hasan, 2006:49-50).

4. Zakat Hasil Peternakan dan Perikanan

Zakat peternakan meliputi hasil dari peternakan hewan baik yang

berukuran besar seperti sapi, kerbau dan unta, yang berukuran sedang seperti

kambing dan domba dan yang berukuran kecil seperti unggas, ikan dan lain-lain.

Perhitungan zakat untuk masing-masing jenis hewan ternak, baik nishab maupun

kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan haulnya yakni satu

tahun untuk setiap jenis hewan.

a. Zakat Unta

Sesuai dengan ijma ulama dan hadist-hadist Rasulullah SAW, maka nishab

unta dan besar zakatnya mulai dari jumlah 5 ekor, dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.1 Nishab Zakat Unta.

Nishab Unta

Banyak Zakat Yang Wajib Dikeluarkan

5-9 Seekor kambing 10-14 2 ekor kambing 15-19 3 ekor kambing 20-24 4 ekorkambing 25-35 Seekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih) 36-45 Seekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 46-60 Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 61-75 Seekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih) 76-90 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 91-120 2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 121-129 3 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 130-139 Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah 2

Universitas Sumatera Utara

Page 34: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 140-149 2 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) di tambah seekor

anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 150-159 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 160-169 4 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 170-179 3 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) di tambah 2

ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) 180-189 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) di tambah 2

ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) 190-199 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah

seekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 200-209 4 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah 5

ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) Sumber: Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (2012).

b. Zakat Sapi atau Kerbau

Sapi dan kerbau yang mulai wajib dibayarkan zakatnya apabila jumlahnya

telah mencapai 30 ekor, dapat dilihat ditabel berikut :

2.2 Tabel Nishab Sapi Atau Kerbau. Nishab Sapi Banyak Zakat Yang Wajib Dikeluarkan 30-39 Seekor sapi jantan betina tabi’ 40-59 Seekor sapi jantan/betina musinnah 60-69 2 ekor sapi jantan/betina tabi’ 70-79 Seekor sapi musinah dan seekor tabi’ 80-89 2 ekor sapi musinnah 90-99 3 ekor tabi' (sapi berumur satu tahun atau memasuki tahun

kedua) 100-109 2 ekor tabi' dan 1 ekor musinnah (sapi berumur satu tahun

atau memasuki tahun ketiga) 110-119 2 ekor musinnah dan 1 ekor tabi' 120-129 3 ekor musinnah atau 4 ekor tabi' 130-160 s/d > setiap 30 ekor, 1 tabi' dan setiap 40 ekor, 1 musinnah

Sumber : Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (2012).

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1

ekor tabi'. Jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor

musinnah.

keterangan : a. Tabi' : sapi berumur 1 tahun (masuk tahun ke-2)

b. Musinnah : sapi berumur 2 tahun (masuk tahun ke-3)

Universitas Sumatera Utara

Page 35: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

c. Zakat Kambing dan Domba

Kambing dan domba yang mulai wajib dibayarkan zakatnya apabila

jumlahnya telah mencapai 40 ekor, dapat dilihat pada tabel berikut :

2.3 Tabel Nishab Kambing dan Domba. Nishab Kambing

Banyak Zakat Yang Wajib Dikeluarkan

40-120 Seekor (berumur 2 tahun) atau domba (berumur 1 tahun) 121-200 2 ekor kambing/domba 201-399 3 ekor kambing/domba 400-499 4 ekor kambing/domba 500-599 5 ekor kambing/domba

Sumber : Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (2012).

Selanjutnya, setiap jumlah tersebut bertambah 100 ekor dan kelipatannya,

maka zakatnya bertambah 1 ekor.

d. Zakat Unggas dan Ikan

Mengenai nishab zakat ialah pada peterrnakan unggas dan perikanan yang

tidak ditetapkan berdasarkan jumlah (ekor) seperti sapi, kambing dan domba,

tetapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab zakat ternak unggas dan

perikanan ialah setara dengan 82 gram emas maka berkewajiban mengeluarkan

zakat sebesar 2,5%. Dengan demikian, usaha ternak unggas dan perikanan dapat

digolongkan kedalam zakat perniagaan (Kartika, 2006:32).

5, Zakat Hasil Pertanian

Zakat hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang

bernilai ekonomis seperti tanaman biji-bijian (padi, jagung, kedelai); umbi-

umbian (ubi, kentang, dll); sayur-sayuran (bawang, cabai, bayam, dll); buah-

buahan (kelapa, pisang, kelapa sawit, dll); tanaman hias (anggrek, cengkeh, dll);

Universitas Sumatera Utara

Page 36: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

rumput-rumputan (sere, bambu, tebu); daun-daunan (teh, tembakau, vanili);

kacang-kacangan (kacang hijau, kedelai, kacang tanah) (Kartika, 2006:28).

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt, “Hai orang-orang yang

beriman, nafkakanlah (ke jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik

dan apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu” (Terjemahan QS.Al-

Baqarah:267).

Nishab zakat hasil pertanian adalah lima wasaq yang jumlahnya setara

dengan 250 kg beras, jika hasil pertanian merupakan makanan pokok seperti

beras, jagung, gandum dan lain-lain, maka nishabnya setara dengan 653 kg gabah

atau 529 kg beras dari hasil pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian berupa

buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga dan lainnya, maka nishab disetarakan

dengan harga nishab makanan pokok yang paling utama di negara tersebut.

Sedangkan kadar zakat hasil pertanian ialah, jika menggunakan air dengan

sistem irigasi dikarenakan menggunakan biaya tambahan, maka kadar zakatnya

adalah 5%. Apabila menggunakan air atau sistem pengairan tanpa mengeluarkan

pembiayaan seperti air hujan, maka kadar zakatnya adalah 10%.

6. Zakat Pertambangan

Zakat pertambangan adalah segala yang dikeluarkan dari hasil bumi yang

dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya

(Hasbi Ash Shiddieqy, 2006:149).

Kewajiban untuk menunaikan zakat pada barang-barang tambang ialah

setiap barang itu selesai diolah dan tidak perlu berlaku sampai satu tahun, asalkan

Universitas Sumatera Utara

Page 37: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

telah mencapai nishab. Nishab pada barang tambang sama dengan emas (85gram)

dan perak (672), sedangkan kadarnya pun sama, yaitu 2,5%.

Di Indonesia sebagian besar barang hasil tambang yang bersifat vital

dikelola langsung oleh pemerintah, dengan demikian sulit untuk

memperhitungkan zakatnya, namun apabila ada pengusaha muslim yang

mendapat kesempatan untuk mengelola tambang apapun jenisnya hendaknya

memperhatikan masalah zakat hasil tambang yang sesuai dengan syariat Islam

(Hasan, 2006:68).

7. Zakat Perindustrian

Dalam kamus bahasa Indonesia industri adalah kegiatan memproses atau

mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya dengan

mesin, yaitu suatu proses pengolahan bahan baku dan yang sejenisnya menjadi

produk atau menjadi jasa yang mempunyai manfaat dan nilai tambah.

Pada zaman sekarang, telah keluar fatwa-fatwa kontemporer (fatawa

mu’ashirah) dan ketetapan dari beberapa ketetapan bersama para ahli fikih tentang

masalah fikih (Majma’ Al-fiqh), yaitu tentang zakat industri. Fatwa-fatwa dan

ketetapan tersebut menjadikan aktivitas perindustrian tunduk kepada zakat.

Seperti, pada fatwa-fatwa seminar problematika zakat kontemporer yang pertama,

yang diadakan oleh Lembaga Zakat Internasional, Bait Al-Zakat Kuwait pada

bulan Rabi’ul Awal 1409 Hijriah atau bertepatan pada bulan Oktober 1988

tentang proyek-proyek industri (www.justanotherwordpress.com).

Universitas Sumatera Utara

Page 38: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Para pakar zakat menyatakan zakat perindustrian dapat dianalogikan sama

dengan zakat perniagaan. Sehingga nishabnya juga sama dengan nishab emas

yaitu 85 gram emas, kadar zakatnya sebesar 2,5 persen. Mencapai nishab pada

setiap akhir tahun, atau setelah berakhirnya rapat umum pemegang saham bagi

zakat para pemegang saham.

8. Zakat Pendapatan dan Jasa Profesi

Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau

keahlian profesionalisme tertentu, baik yang dilakukan bersama dengan orang

atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) yang telah memenuhi

nishab (Hafidhuddin, 1998:103).

Zakat pendapatan dan jasa profesi ialah termasuk dikategorikan dalam

zakat maal. Menurut Yusuf Al Qardhawi, merupakan Al Mal Al Mustafad ialah

kekayaan yang diperoleh oleh seorang muslim melalui bentuk usaha baru yang

sesuai dengan syariat Islam.

Selain yang disebutkan di atas, Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa harta

hasil usaha, yaitu gaji pegawai negeri/swasta, upah karyawan, pendapatan dokter,

insinyur, advokad, konsultan, desainer, pendakwah dan lain-lain, yang

mengerjakan profesi tertentu dan juga pendapatan yang diperoleh dari modal yang

diinvestasikan. Di luar sektor perdagangan seperti mobil, kapal, percetakan, dan

tempat-tempat hiburan dan lain-lain wajib terkena zakat, persyaratannya telah

mencapai satu tahun dan sudah cukup nishabnya (Kartika, 2006:34). Oleh karena

itu menurut pendapat sejumlah ulama dapat disimpulkan, besar nishab zakat

Universitas Sumatera Utara

Page 39: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

pendapatan atau profesi adalah setara dengan 85 gram emas dan jumlah zakat

yang dikeluarkan sebesar 2,5%.

9. Zakat Rikaz

Ibnu Athir menyebutkan dalam An-Nihaya bahwa ma’adin berarti tempat

dari mana kekayaan bumi seperti emas, perak, tembaga dan lain-lainnya keluar,

sedangkan Kanz adalah tempat tertimbunnya harta benda karena perbuatan

manusia. Rikaz mencakup kedua hal di atas, karena rikaz berasal dari kata rakz

yang berarti simpanan, yang kemudian disebut maruz yang berarti disimpan.

Maksud dari benda-benda terpendam di sini ialah berbagai macam harta benda

yang disimpan oleh orang-orang dulu di dalam tanah, seperti emas, perak,

tembaga, dan barang berharga lainnya. Para ahli fikih telah menetapkan bahwa

orang yang menemukan benda tersebut diwajibkan mengeluarkan zakatnya

sebesar seperlima atau 20% (Qardawi, 1996:408-410).

2.1.2.3. Syarat-Syarat Zakat

Menurut pendapat para ulama, harta yang wajib dikeluarkan zakatnya

ialah harta yang dimiliki seorang muslim yang baligh dan berakal yang dimiliki

serta dapat dipergunakan hasil atau manfaatnya.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kewajiban zakat ialah :

1. pemilikan harta yang pasti dan kepemilkan penuh. yaitu harta benda yang akan

dizakatkan berada dalam kekuasaan dan dimiliki oleh si pemberi zakat.

2. Berkembang, yaitu harta tersebut berkembang baik secara alami berdasarkan

sunatullah maupun dikarena usaha manusia.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

3. Melebihi kebutuhan pokok, yaitu harta yang dizakatkan telah melebihi dari

kebutuhan pokok seseorang atau keluarga yang mengeluarkan zakat tersebut

4. Bersih dari utang, yaitu harta yang akan dizakatkan harus bebas dari utang baik

kepada Allah (nazar) maupun utang kepada manusia.

5. Mencapai nishab, yaitu harta tersebut telah mencapai batas jumlah minimal

yang wajib dikeluarkan zakatnya.

6. Mencapai haul, yaitu harta tersebut telah mencapai waktu tertentu untuk

dikeluarkan zakatnya, biasanya berlaku setiap satu tahun.

2.1.2.4. Penerima Zakat

Terdapat delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat

(Mustahik), ialah sebagai berikut :

1. Fakir ialah orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

pokok hidupnya.

2. Miskin ialah orang yang memiliki penghasilan atau pekerjaan namun tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun keluarga yang

ditanggungnya.

3. Amil ialah pengurus zakat baik yang diangkat oleh pemerintah atau masyarakat

dalam melaksanakan penghimpunan zakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat yang membutuhkan.

4. Muallaf ialah orang yang baru memelum agama Islam yang diberikan zakat

untuk memantapkan hati dan keimanan mereka untuk tetap memeluk agama

Islam.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

5. Hamba sahaya ialah orang yang diberikan zakat untuk membebaskan diri

mereka dari perbudakan.

6 Gharim ialah orang yang memiliki utang pribadi yang bukan untuk keperluan

maksiat dan tidak memiliki harta untuk melunasinya.

7. Fisabilillah ialah orang yang melakukan suatu kegiatan yang berada di jalan

Allah, seperti kegiatan dakwah dan sejenisnya.

8. Ibnu sabil ialah orang yang berada dalam perjalanan (Musafir) yang mengalami

kesusahan atau kehabisan bekal dalam perjalanan tersebut.

Adapun yang tidak termasuk ke dalam golongan delapan asnaf tersebut,

termasuk ke dalam golongan yang tidak berhak menerima zakat. Adapun

golongan yang tidak berhak menerima zakat, adalah sebagai berikut :

a. Keturunan atau kerabat keluarga Nabi Muhammad SAW.

b. Kelompok orang kaya yang memiliki harta dengan usaha dan penghasilan .

c. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang berkewajiban membayar

zakat

d. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi

melupakan kewajiban menafkahi keluarga dan orang-orang yang menjadi

tanggungannya.

e. Orang yang musyrik, tidak mempercayai adanya tuhan, dan menolak ajaran

agama.

2.1.3 Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat

Zakat sebagai sumber dana yang potensial yang dapat digunakan dalam

menunjang kesejahteraan masyarakat, jelas memiliki manfaat dan hikmah

Universitas Sumatera Utara

Page 42: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

tersendiri. Menurut Heri Sudarsono (2003:135) dalam bukunya Bank dan lembaga

Keuangan Syariah, manfaat dan hikmah zakat tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Menghindari kesenjangan antara aghniyah dan dhu’afa.

2. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakaan orang jahat.

3. Menjadi unsure penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi.

harta (social distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam

masyarakat.

4. Menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang terdiri atas prinsip-

prinsif : ummat wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan derajat),

ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan takaful ijti’ma (tanggung jawab

bersama).

5. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan

menumbuhkan akhlaq mulia dan mengikis sifat bakhil (kikir).

6. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial

ekonomi dan pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan

solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan pengikat

kebersamaan umat dan bangsa sebagai pengikat batin antara golongan kaya

dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang pemisah antara golongan yang

kuat dengan yang lemah.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

2.2 Infaq

2.2.1 Pengertian Infaq

Berinfaq merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat muslim di Indonesia

yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi

saja, namun juga dilakukan oleh masyarakat yang berpendapatan rendah bahkan

masyarakat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta)

untuk kepentingan sesuatu. Termasuk kedalam pengertian ini, infaq yang

dikeluarkan orang-orang kafir untuk kepentingan agama. sedangkan menurut

terminologi syariah, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau

pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam

(Hafihuddin, 1998:14-15).

Infaq tidak memiliki nishab dan haul seperti zakat, sehingga tidak ada

batasan baik dari segi besaran dan waktu bagi seseorang untuk menginfakkan

hartanya, Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah menunaikan infaq dan

sedekah dengan nilai berapapun juga.

Infaq bukanlah hibah, derma atau anugrah dari orang-orang kaya untuk

orang-orang fakir, tetapi hak dan keutamaan yang besar bagi orang-orang fakir

atas orang-orang kaya, karena mereka adalah sebab pahala yang di dapat oleh

orang-orang kaya (Kartika, 2006:6).

Oleh karena itu, dana yang bersumber dari infaq juga memiliki potensi

yang cukup besar dan dapat dioptimalkan lagi pengelolaannya baik dari segi

Universitas Sumatera Utara

Page 44: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

penghimpunan maupun pendayagunaannya untuk kegiatan-kegiatan yang

produktif bagi pembangunan umat atau kesejahteraan masyarakat.

2.3 Sedekah

2.3.1 Pengertian Sedekah

Sedekah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh individu

atau sekelompok orang dalam bertuk materi atau fisik maupun dalam bentuk non

materi kepada pihak-pihak yang dianggap membutuhkan secara sukarela dengan

mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka

bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi

syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk hukum dan

ketentuan-ketentuannya. Hanya saja infaq berkaitan dengan materi, sedangkan

sedekah memiliki arti yang lebih luas, menyangkut hal yang bersifat nonmaterial

(Hafihuddin, 1998:15).

Oleh karena itu, sering zakat wajib itu dalam Al-Qur’an disebut sebagai

sedekah, sehingga yang perlu diperhatikan, jika seseorang telah dikenakan

kewajiban untuk membayarkan zakat harta dan kekayaannya, tetapi masih

diharapkan untuk melakukan sedekah dan berinfaq.

2.4 Pelayanan Donatur/Muzakki

2.4.1 Pengertian Donatur/Muzakki

Donatur/Muzakki adalah orang, organisasi atau perusahaan yang pernah,

atau masih menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) kepada organisasi

pengelola zakat (OPZ) untuk disampaikan kepada mustahik. Seseorang yang

Universitas Sumatera Utara

Page 45: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

dapat disebut donatur/muzakki apabila ia pernah mendonasikan dana zakat, infaq,

dan sedekah kepada OPZ untuk digunakan dan disalurkan bagi pemberdayaan

mustahik (Depag RI, 2007 A:82). Menurut UU No. 23 Tahun 2011, Muzakki

adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat.

2.4.2 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pelayanan

Untuk dapat memuaskan donatur, maka langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mengetahui profil dan harapan donatur. Pengetahuan profil

donatur berhubungan dengan pengenalan OPZ kepada muzakki. Pengetahuan

tersebut akan bermanfaat dalam memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh muzakki, sehingga tidak melakukan kesalahan dalam

memberikan pelayanan (Depag RI,2007 A:84). Alangkah baiknya lagi pelayanan

yang dapat diberikan lebih dari apa yang diharapkan muzakki. Adapun profil

muzakki pada umumnya adalah :

a. Berusia antara 25-60 tahun

b. Memiliki pemahaman tentang agama Islam yang baik

c. Memiliki penghasilan atau pendapatan menengah keatas

d. Memiliki kepedulian sosial dan kemanusiaan

Sedangkan kebutuhan muzakki adalah :

a. Kesesuain dengan syariat Islam

b. Tanggung jawab dan transparansi pengelolaan

c. Manfaat bagi golongan fakir miskin

e. Pelayanan yang berkualitas

f. Silaturahmi dan komunikasi

Universitas Sumatera Utara

Page 46: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

2.4.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan

Untuk terus dapat meningkatkan pelayanan organisasi pengelolaan zakat

kepada masyarakat terutama kepada para muzakki, maka harus dilaksanakan dan

dikembangkan prinsip-prinsip pelayanan kepada muzakki pada OPZ, yaitu :

a. Memberikan kemudahan dan tidak dipersulit.

b. Memberikan informasi yang diperlukan sebagaimana yang diketahui.

c. Tidak menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi, kecuali atas keinginan

muzakki.

d. Jangan mendesak muzakki dengan sesuatu yang tidak disukai.

e. Jangan berjanji sesuatu yang diyakini tidak mudah untuk dipenuhi.

f. Jangan lupa mengucapkan terima kasih.

g. Berikan kenangan berupa cendramata atau kartu ucapan terima kasih

kepada muzakki.

h. Berikan fasilitas-fasilitas jika mampu disediakan buat muzakki.

i. Jika berbuat kesalahan segeralah minta maaf.

j. Jika muzakki kecewa atau marah, maka tebuslah dengan sesuatu yang

sangat menyenangkan.

2.5 Lokasi Lembaga Zakat

Masyarakat dalam melaksanakan suatu kegiatan ekonomi maupun sosial

sering memperhatikan keamanan, kenyamanan, serta lokasi yang strategis dan

mudah untuk dijangkau, apalagi kegiatan yang berhubungan dengan suatu

transaksi, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Lokasi sering dijadikan sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 47: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

pertimbangan yang utama bagi masyarakat dalam menentukan tempat suatu

kegiatan yang akan dilakukan.

Menurut Tjiptono (2005:147) baik perusahaan jasa maupun konsumen

akan melakukan pertimbangan cermat dalam menetukan tempat atau lokasi. Bagi

perusahaan jasa, lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran

strategis, sedangkan bagi konsumen sendiri pemilihan lokasi dimaksudkan untuk

kemudahan akses dalam menjangkau perusahaan jasa tersebut. Faktor-faktor yang

dianggap menjadi pertimbangan bagi kedua belah pihak, yaitu :

Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau oleh transportasi umum.

1. Visibilitas, yaitu lokasi dan tempat dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandangan yang normal.

2. Lalu lintas (traffic), misalnya kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang

menjadi hambatan seseorang untuk menjangkau lokasi perusahaan.

3. Tempat parkir yang luas, aman, dan nyaman baik untuk roda dua maupun

roda empat.

4. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat untuk memperluas perusahaan.

5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

6. Kompetisi, yaitu kondisi pesaing.

Bagi lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat, seperti halnya

lembaga zakat, semua point di atas sangat baik untuk dijadikan pertimbangan

dalam menentukan lokasi perusahaan yang baik, sedangkan bagi masyarakat point

1 s/d 4 mungkin lebih sesuai dijadikan pertimbangan untuk menentukan lokasi

lembaga zakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

2.6 Peranan Fundraising Zakat

2.6.1 Pengertian Fundraising Zakat

Menurut bahasa fundraising berarti penggalangan dana atau

penghimpunan dana, sedangkan pengertian menurut istilah fundraising merupakan

suatu upaya dan proses kegiatan dalam melakukan penghimpunan dana zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) serta sumber daya lainnya yang diperoleh dari

masyarakat baik secara individu, kelompok, organisasi maupun perusahaan yang

akan disalurkan dan didayagunakan untuk mustahik (Depag RI, 2007 A:66).

Inti dari kegiatan fundraising ialah proses mempengaruhi masyarakat

(Muzakki) agar mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan dana

atau sumber daya lainnya yang bernilai untuk disampaikan kepada masyarakat

yang membutuhkan (Mustahik). Karena fundraising sangat berhubungan dengan

kemampuan lembaga atau seseorang dalam mengajak dan mempengaruhi

masyarakat sehingga termotivasi serta menimbulkan kesadaran dan kepedulian

untuk membantu masyarakat yang hidup dalam kekurangan.

2.6.2 Metode Fundraising Zakat

Metode yaitu cara, bentuk, atau pola yang dilakukan sebuah lembaga

dalam rangka memperoleh dana dari masyarakat, dalam hal ini metode

fundraising zakat harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan, dan

manfaat lebih kepada masyarakat selaku muzakki yang menyalurkan dana melalui

organisasi pengelolaan zakat.

Terdapat dua cara metode fundraising, yaitu sebagai berikut (Depag RI,

2007 A:69) :

Universitas Sumatera Utara

Page 49: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

a. Metode fundraising langsung ialah metode yang menggunakan cara-cara

yang melibatkan partisipasi muzakki secara langsung yaitu dalam bentuk

dimana proses interaksi menghasilkan respon langsung oleh muzakki

untuk menyalurkan dananya setelah mendapatkan promosi dari fundraiser

lembaga zakat.

b. Metode fundraising tidak langsung ialah suatu metode yang menggunakan

cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi muzakki secara langsung, yaitu

bentuk dimana tidak dilakukan dengan langsung mengharapkan respon

donatur seketika, tetapi dilakukan dengan cara promosi yang mengarah

kepada pembentukan citra lembaga zakat yang kuat.

2.6.3 Tujuan Fundraising Zakat

Fundraising zakat memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :

a. Menghimpun dana termasuk barang atau jasa yang memiliki nilai

materil

b. Menghimpun dan memperbanyak muzakki

c. Membangun dan meningkatkan citra lembaga zakat

d. Meningkatkan kepuasan muzakki

e. Menghimpun simpatisan atau pendukung lembaga zakat

2.7 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadhani (2011) yang

berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Zakat,

Infaq dan Shoddaqoh pada Badan Amil Zakat Daerah SUMUT ”. Metode

Universitas Sumatera Utara

Page 50: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang menunjukkan

bahwa perkembangan pengumpulan zakat, infaq dan shoddaqoh mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi

pengumpulan tersebut adalah moment bulan keagamaan, pendapatan dan usia

muzakki. Alasan muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq, dan shoddaqoh

di BAZDA Sumatera Utara, karena BAZDA Sumatera Utara adalah institusi yang

resmi atau legal milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam berzakat, berinfaq dan bershoddaqoh, BAZDA Sumatera Utara harus terus

melakukan sosialisasi zakat.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2012) yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Menggunakan

Jasa Bazis Dalam Penyaluran Zakat di Kota Medan ”. Adapun desain

penelitian ini adalah studi deskriptif, dengan hasil analisis menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat tersebut adalah persepsi

atau pemahaman agama, pelayanan. Alasan muzakki menggunakan BAZDA

Sumatera Utara ini adalah karena banyak sekali kebaikan yang diperoleh dalam

menggunakan BAZDA Sumatera Utara, serta mudahnya persyaratan menjadi

muzakki pada BAZDA Sumatera Utara ini. Sebagian muzakki menyatakan puas

terhadap pelayanan dan manfaat yang diperoleh, sehingga muzakki tetap

menggunakan lembaga ini dalam penyaluran zakatnya. Untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam berzakat BAZDA Sumatera Utara harus terus

melakukan sosialisasi zakat secara komprehenship melalui kegiatan-kegiatan

sosial dan keagamaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB 111

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data atau informasi empiris yang bertujuan untuk memecahkan

permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Akan tetapi tidak semua

penelitian mempunyai hipotesis sehingga pengujian tersebut tidak diperlukan.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang

mendorong masyarakat membayar zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) melalui

BAZDA Sumatera Utara. Dalam penelitian ini masyarakat yang diteliti ialah

masyarakat yang membayar zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di BAZDASU dan

faktor-faktor pendorong membayar ZIS yang diteliti meliputi faktor pelayanan,

faktor lokasi, dan faktor teknik pengumpulan ZIS (Fundraising). Selain itu juga

diteliti kendala apa saja yang dihadapi BAZDASU dalam menghimpun dana

zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun tempat penelitian ini adalah kantor Badan Amil Zakat Daerah

Sumatera Utara, yang berada di Jalan Williem Iskandar Medan. Juga beberapa

kawasan di kota Medan, dimana muzakki BAZDASU bertempat tinggal atau

melakukan kegiatannya.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 52: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari wawancara secara

langsung yaitu kepada para muzakki BAZDASU melalui daftar

Pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, literatur, media

internet, dan bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian,

serta data yang diperoleh dari pengelola BAZDASU.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Wawancara dan Kuesioner. Wawancara yaitu salah satu tehnik

pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai muzakki

BAZDASU. Dalam hal ini, penulis membuat daftar pertanyaan yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan, kuesioner tersebut ditujukan

kepada muzakki BAZDASU. Jawaban atas pertanyaan tersebut digunakan

sebagai data utama dalam mendukung kebenaran data-data yang ada.

2. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang akan diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung ke BAZDASU,

untuk mengetahui perkembangan data jumlah muzakki, jumlah dana ZIS

yang berhasil dihimpun dan yang disalurkan oleh BAZDASU.

3. Library research yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

pengumpulan data-data melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-

tulisan ilmiah, jurnal, artikel. laporan penelitian, dan data elektronik yang

bersifat online (Internet) yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

3.5 Populasi dan Pemilihan Sampel

Dalam penentuan sampel dikemukakan bahwa “apabila subjeknya kurang

dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang maka

dapat diambil persentase antara 10%-15%, 20%-25% (Arikunto, 1994:104).

Besarnya populasi dalam penelitian ini berjumlah 235 orang, yaitu merupakan

jumlah rata-rata muzakki potensial di BAZDASU dalam kurun waktu empat tahun

terakhir (Tabel 1.2). Berdasarkan data ini, peneliti mengambil sampel sebesar

15%, sehingga jumlah sampelnya sebanyak 40 orang responden. Dalam

menentukan sampel, digunakan metode pengambilan sampel dengan Simple

Random Sampling yaitu salah satu metode sampel probabilitas dilakukan dengan

cara acak sederhana, sehingga setiap populasi memiliki kemungkinan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel (Muhammad Teguh, 1999:160). Dalam penelitian

ini cara memilih sampel adalah dengan menggunakan kelipatan ke-10 pada daftar

muzakki yang tersedia, Sedangkan metode pengumpulan data untuk variable di

atas menggunakan self administered survey, yaitu responden diminta untuk

mengisi kuesioner yang diberikan. Perihal Keterbatasan waktu dan untuk

meringankan beban penulis, populasi yang dipilih oleh penulis yaitu para muzakki

BAZDASU yang tinggal di daerah sekitar Medan.

3.6 Metode Analisis dan Pengelolaan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengelolaan data dengan

menggunakan program komputer SPSS 16,0 descriptive analysis. Metode analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 54: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

yang digunakan adalah dengan metode analisis deskriptif, dimana data-data yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan cara tabulasi data, sehingga diperoleh

jumlah dan persentase dari variable yang diteliti, kemudian dilakukan juga dalam

bentuk analisis lain seperti : tabulasi silang (cross tab), table, frekuensi, dan

grafik, agar dapat diperoleh gambaran informasi guna mendapatkan kesimpulan

yang menunjukkan faktor-faktor yang pendorong masyarakat membayar zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) melalui BAZDASU.

3.7 Defenisi Operasional

1. Zakat, infaq, dan sedekah. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan

setiap individu atau badan yang dimiliki seorang muslim apabila telah

mencapai nishab dan haul harta yang dimilikinya, sedangkan infaq dan

sedekah adalah bukan kewajiban dan tidak terikat oleh nishab dan haul.

2. Pelayanan Muzakki adalah tindakan dan kondisi fasilitas yang diterima

oleh donatur/muzakki dalam proses pembayaran zakat, infaq, dan sedekah

(ZIS) melalui BAZDASU.

3. Lokasi adalah jarak dari tempat tinggal/kegiatan muzakki menuju kantor

BAZDASU.

4. Fundraising Zakat adalah suatu proses untuk mempengaruhi masyarakat

agar mau melakukan kegiatan amal dalam bentuk penyerahan dana ZIS

atau bantuan dalam bentuk lainya yang ditujukan kepada masyarakat yang

membutuhkan (Mustahik).

Universitas Sumatera Utara

Page 55: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

5. Muzakki adalah seseorang atau pihak yang pernah dan masih menyalurkan

dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) yang disampaikan kepada masyarakat

yang membutuhkan (Mustahik).

Universitas Sumatera Utara

Page 56: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara.

4.1.1 Sejarah Singkat Perkembangan Badan Amil Zakat Daerah Sumatera

Utara.

Sebelum lahirnya Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk I Sumatera Utara Nomor 119 Tahun

1981 pada tanggal 30 Juni 1981, telah dibentuk satu lembaga yang disebut

Lembaga Harta Agama Islam (LHAI). LHAI ini bertugas sebagai salah satu

jawatan kuasa yang bekerja memimpin dan mengajak umat Islam Sumatera Utara

melaksanakan kewajiban mengeluarkan zakat.

Seterusnya LHAI ini berfungsi dan bertugas memperbaiki nasib fakir

miskin, melaksanakan pembangunan, menjalankan proyek sarana agama Islam,

melaksanakan dakwah dan membina agama Islam, pada saat yang sama juga

menyantuni para amil zakat, petugas agama Islam, yaitu seperti pengurusan

jenazah, penjaga Masjid, dan pengurus wakaf dan sebagainya.

Apabila disimpulkan tugas LHAI begitu besar, di samping berfungsi

sebagai pencatat semua harta agama Islam, memberikan bimbingan, petunjuk

dalam mengatur pemanfaatan, dan pemeliharaan harta agama Islam, juga

mengawasi harta agama Islam diseluruh daerah Sumatera Utara. LHAI kemudian

memiliki fungsi yang sangat penting, oleh karena itu kedudukan lembaga ini

dibina dan diawasi oleh Gubernur Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Pemerintah dan masyarakat Islam merasakan peranan dan fungsi Lembaga

Harta Agama Islam (LHAI) semakin besar, namun dari awal sampai dengan

sepuluh tahun berdirinya tidak diperoleh data perkembangan penerimaannya.

Oleh karena itu, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 1991. Terbentuklah Badan Amil Zakat, Infaq, Sedekah (BAZIS), yang

keberandaannya dibuktikan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk

I Sumatera Utara Nomor 451.5/532 Tahun 1992. Surat ini bertujuan pembentukan

dan pedoman tata kerja Badan Amil Zakat, Infaq, Sedekah (BAZIS) Provinsi

Sumatera Utara, sekaligus pedoman tentang pembentukan dan penetapan susunan

pengurusnya. Dengan demikian Lembaga Harta Agama Islam (LHAI) berubah

menjadi Badan Amil Zakat, Infaq, Sedekah (BAZIS), berdasarkan Surat

Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama serta

dilanjutkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur.

Zakat merupakan sumber keuangan yang sangat berpotensi, yang dapat

dimanfaatkan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh

karena itu diperlukan lagi Undang-undang yang jelas untuk mengatur kedudukan

zakat di Indonesia.

Pada tanggal 23 September 1999 telah disahkannya UU Nomor 38 Tahun

1999 tentang zakat. UU ini bertujuan menyempurnakan pengelolaan zakat pada

UU sebelumnya. Untuk melaksanakan UU No.38 Tahun 1999 tersebut, Menteri

Agama RI mengeluarkan lagi Surat Keputusan (SK) No.581 Tahun 1999 dan

Universitas Sumatera Utara

Page 58: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

mulai berlaku pada tanggal 13 Oktober 1999. SK tersebut disempurnakan lagi

dengan SK Menteri Agama RI No.373 Tahun 2003.

Setelah disyahkannya UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Zakat di Indonesia, maka secara yuridis menetapkan adanya proses pengesahan

Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ) (pasal 6 dan 7) yakni Badan Amil Zakat

(BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang

dibentuk oleh masyarakat dan kemudian dikukuhkan oleh pemerintah. Dalam

rangka mengimplementasikan UU Pengelolaan Zakat tersebut, pemerintah

provinsi Sumatera Utara melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumatera Utara

sejak tahun 2001 telah membentuk Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara

(BAZDASU).

4.1.2 Profil Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (BAZDASU).

Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara adalah institusi resmi pengelola

zakat yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan UU

Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Kehadiran BAZDASU yang

kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera

Utara Nomor : 188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Susunan

Pengurus BAZDASU periode 2010-2013 merupakan mitra pemerintah daerah

Provinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat serta mempermudah pelaksanaan

zakat sesuai dengan syariat Islam.

Dalam pelaksanaan tugasnya yang meliputi pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan

Universitas Sumatera Utara

Page 59: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, maka BAZDASU diharuskan

melaporkan kegiatannya kepada Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi Sumatera Utara pada setiap akhir tahun anggaran selambat-lambatnya

bulan Maret tahun berikutnya. Dalam konteks yang demikian itulah laporan

BAZDASU ini disusun, meliputi laporan pelaksanaan penerimaan dan penyaluran

dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) dan dana non zakat, infaq, dan sedekah yang

dikelola.

4.1.3 Visi dan Misi BAZDASU

4.1.3.1 Visi

BAZDASU mempunyai visi “Menjadi lembaga pengelola zakat yang

amanah, profesional, dan transparan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

ekonomi umat”. Visi BAZDASU ini sangat baik sehingga perlu mendapat

dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkannya, baik itu pemerintah,

muzakki, maupun seluruh masyarakat di Sumatera Utara.

4.1.3.2 Misi

BAZDASU mempunyai 5 Misi yang telah ditetapkan untuk mencapai Visi

yang telah disebutkan di atas. Adapun Misi tersebut ialah :

a. Meningkatkan pengumpulan dan penyaluran dana zakat secara merata.

b. Memberikan pelayanan prima dalam penerimaan dan penyaluran dana

zakat.

c. Mengembangkan manajemen modern dalam pengelolaan zakat.

d. Mendorong peningkatan ekonomi umat.

e. Merubah mustahik menjadi muzakki.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Kelima Misi di atas merupakan cara yang diharapkan dapat tercapai,

sehingga nantinya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya

meningkatkan ekonomi umat di Sumatera Utara.

4.1.4 Landasan Hukum Zakat

4.1.4.1 Landasan Agama Islam

Landasan hukum zakat, dalam hal ini Badan Amil Zakat sebagai OPZ,

memiliki dasar hukum yaitu Al-Qur’an dan Hadist, terjemahannya dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka.

Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Terjemahan QS.At-

Taubah: 103)”.

b. ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah

dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan

yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

(Terjemahan QS.At-Taubah: 60)”.

c. Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi Shallallaahu’alaihi Wa Sallam mengutus

Mu’adz ke Negeri Yaman, ia meneruskan hadist itu dan didalamnya beliau

bersabda : ”Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta

mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan

Universitas Sumatera Utara

Page 61: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

dibagikan kepada orang-orang yang fakir diantara mereka”. (Terjemahan

HR. Bukhari dan Muslim: 621).

4.1.4.2 Landasan Peraturan Perundang-Undangan

a. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang

telah diamandeman menjadi UU No. 23 Tahun 2011. Undang-Undang

No. 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas UU No. 7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan

b. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003, tentang

pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

c. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan

Haji Departemen Agama RI Nomor D-291 Tahun 2000 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Zakat.

d. Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor :

188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Susunan

Pengurus Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara periode 2010-2013.

e. Program kerja penerimaan dan penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah

di BAZDASU.

4.1.5 Kedudukan BAZDASU

a. BAZDASU merupakan lembaga non struktural pemerintah Provinsi

Sumatera Utara yang bergerak dibidang pengadministrasian,

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat, infaq, dan

sedekah.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

b. BAZDASU adalah lembaga publik yang dikelola oleh unsur pemerintah

daerah dan masyarakat.

c. BAZDASU dalam aktivitasnya sehari-hari dipimpin oleh seorang ketua

harian dan dibantu oleh beberapa ketua bidang, yang pada setiap akhir

tahun BAZDASU menyampaikan laporan kegiatannya kepada Gubernur

Sumatera Utara dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara.

4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi BAZDASU

4.1.6.1 Tugas Pokok

Berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, adapun

yang menjadi tugas pokok BAZDASU adalah :

a. Menyelengarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan.

Pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

b. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan

rencana pengelolaan zakat

c. Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi dan

informasi, serta edukasi pengelolaan zakat.

d. Membentuk dan mengukuhkan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) sesuai

dengan wilayah operasional.

Oleh karena itu diharapkan semua tugas pakok tersebut dapat dilaksanakan

secara berkesinambungan, khususnya penguatan dan optimalisasi UPZ yang telah

dibentuk maupun UPZ yang akan dibentuk, guna meningkatan pengumpulan ZIS

yang lebih optimal lagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.1.6.2 Fungsi

Adapun fungsi BAZDASU sebagai LPZ milik pemerintah, adalah sebagai

berikut :

a. Melaksanakan pengumpulan segala jenis zakat, infaq, dan sedekah dari

masyarakat terutama PNS, TNI, dan POLRI.

b. Mendayagunakan hasil pengumpulan ZIS kepada mustahik sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

c. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara berkesinambungan

guna menimbulkan kesadaran berzakat, berinfaq, dan bersedekah yang

pada akhirnya meningkatkan penerimaan ZIS.

d. Melakukan pembinaan pemanfaatan ZIS secara berkesinambungan

kepada para mustahik agar lebih produktif dan lebih terarah.

e. Pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pengumpulan dan

pendayagunaan ZIS.

f. Mengadministrasikan penerimaan, pengeluaran, pendayagunaan ZIS, asset

dan kewajiban BAZDASU dengan berpedoman pada standar keuangan

yang berlaku secara professional dan tranparan.

Untuk itu diharapkan BAZDASU dapat lebih giat lagi menjalankan

pengelolaan ZIS sesuai dengan fungsi yang telah dijelaskan di atas. Terutama

pengoptimalan pengumpulan ZIS dikalangan PNS, TNI, dan POLRI,

mengingat jumlah jumlah dan potensi zakat mereka cukup besar di Sumatera

Utara, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan ZIS yang lebih

besar lagi kedepannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.1.7 Tujuan dan Prinsif Pengelolaan BAZDASU

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan ZIS oleh BAZDASU,

ialah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk menunaikan zakat,

infaq, dan sedekah sesuai tuntutan agama.

b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan dan daya guna zakat, infaq, dan sedekah.

Pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah dilaksanakan dengan beberapa prinsif,

adapun prinsif-prinsif tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Prinsif syariah, bermakna bahwa pengelolaan ZIS didasarkan kepada

syariah dan moral agama.

b. Prinsif kesadaran, bermakna bahwa pengumpulan ZIS diharapkan

mempunyai dampak positif dalam menumbuh kembangkan kesadaran bagi

pengelola, muzakki, dan mustahik untuk melaksanakan kewajibannya.

c. Prinsif manfaat, bermakna bahwa ZIS diharapkan dapat memberi manfaat

terhadap kemaslahatan umat.

d. Prinsif integrasi, bermakna bahwa pengelolaan ZIS terintegrasi antar

berbagai institusi pemerintah, swasta dan masyarakat.

e. Prinsif produktif bermakna bahwa pendayagunaan zakat, infaq, dan

sedekah senantiasa diharapkan secara produktif dan selektif.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.1.8 Program Bantuan dan Pendayagunaan BAZDASU

Adapun program-program bantuan dan pendayagunaan dana zakat, infaq, dan

sedekah (ZIS) di BAZDASU, adalah sebagai berikut (www.bazdasumut.or.id) :

A. Bina Sumut Peduli, yaitu seperti :

1. Bantuan individu dan keluarga miskin untuk sesaat / konsumtif.

2. Bantuan kepada lembaga atau ormas Islam.

3. Bantuan musibah atau bencana alam kebakaran, banjir, gempa bumi,

longsor, dsb.

B. Bina Sumut Sehat, yaitu seperti :

1. Unit kesehatan klinik (LKD) melayani & membantu kaum dhu'afa,

pengobatan gratis di Jl.Bilal No. 150 Medan.

2. Klinik kesehatan Dhu'afa dengan pengobatan gratis.

3. Sunat Massal.

C. Bina Sumut Cerdas, yaitu seperti :

1. Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMU.

2. Bantuan penulisan Skripsi/Tesis bagi mahasiswa S1/S2 yang kurang

mampu.

3. Perpustakaan BAZDA terutama tentang Zakat.

4. Perpustakaan di Mesjid-Mesjid.

D. Bina Sumut makmur, yaitu seperti :

1. Modal bergulir bagi usaha kecil.

2. Usaha ternak di Desa Mesjid - Batang Kuis.

3. Tani Desa Makmur - Tanjung Morawa.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

E. Bina Sumut Taqwa, yaitu seperti:

1. Program bantuan Da'i di desa terpencil minoritas Islam (Da'i

setempat).

2. Biaya Studi bagi calon Da'i sebagai bentuk kaderisasi bagi calon Da'i.

3. Pembinaan Muallaf.

4.1.9 Struktur Organisasi Pengurus BAZDASU

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumatera Utara Nomor

188.44/530/KPTS/2010, tanggal 31 Agustus 2010 tentang Susunan Pengurus

Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara Periode 2010-2013, adalah sebagai

berikut :

A. Dewan Pertimbangan

1. Ketua : Gubernur Sumatera Utara

2. Wakil Ketua : Kakanwil Kementrian Agama Prov. SU

3. Sekretaris : Asisten Kesejahteraan Sosial Setda Prov. SU

4. Wakil Sekretaris : Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. SU

5. Anggota : 1. Prof. DR. H. Abdullah Syah, MA

2. Prof. DR. H. M. Yasir Nasution, MA

3. Drs. H. Nizar Syarif

4. Drs. H. Dalail Ahmad, MA

5. H. Ashari Tambunan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

B. Komisi Pengawasan

1. Ketua : DR. H. Maratua Simanjuntak

2. Wakil Ketua : Drs. H. Jhon Tafbu Ritonga, M.EC

3. Sekretaris : H. Nurdin Lubis,SH,MM

4.Wakil Sekretaris : H. Suhwardi K Lubis, SH, SPN, MH

5.Anggota : 1. H. Gus Irawan, SE, AK, MM

2. Ir. H. Husna Harahap, MBA

3. Drs. H. Dharma Effendy

4. Drs. H. Ashari Tambunan

5. Drs. H. Dalail Ahmad, MA

6. H. Prabudi Said

C. Badan Pelaksana

1. Ketua : Drs. H. Amansyah Nasution, MSP

2. Wakil Ketua : 1. Drs. Hasbullah Lubis, M.SI

2. DR. H. Saparuddin Siregar, SE, Ak, MA

3. Sekretaris : Kabid HAZAWA Kanwil Kemenag Prov. SU

4. Wakil Sekretaris : 1. Drs. H. Syu'aibun, M.Hum

2. Drs. H. Amin Husin Nasution, MA

5. Bendahara : Ir. H. Syahrul Jalal, MBA

6. Wakil Bendahara : Drs. H. Ilyas Halim, M.Pd

Universitas Sumatera Utara

Page 68: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

D. Bidang – Bidang :

I. Bidang Pengumpulan

Kepala : Drs. Nisful Khoiri, M.Ag

Anggota : 1. Muhammad Fendi Leong

2. Drs.H. Musaddad Lubis, MA

II. Bidang Pendistribusian

Kepala : Drs. H. Milhan Yusuf, MA

Anggota : 1. Drs. H. Abdul Hamid Ritonga, MA

2. Drs. H. Bukhori Muslim Nasution, MA

III. Bidang Pendayagunaan

Kepala : Drs. H. Agus Thahir Nasution

Anggota : 1. H. Kamaluddin Siregar, MA

2. H. M. Arifin Umar

IV. Bidang Pengembangan

Kepala : Drs. H. Eddy Syofian, MAP

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Responden penelitian ini berjumlah 40 orang. Responden merupakan

Muzakki BAZDASU. Dimana, responden yang diberikan kuesioner merupakan

muzakki BAZDASU yang tinggal di sekitar Kota Medan. Penulis memperoleh

profil responden dengan mendatangi rumah atau tempat kegiatan/kerja mereka

masing-masing. Muzakki yang menjadi responden diberikan beberapa pertanyaan

dalam bentuk kuesioner dimana nantinya jawaban-jawaban dari pertanyaan

Universitas Sumatera Utara

Page 69: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

tersebut akan disajikan dalam bentuk tabulasi silang (cross tab), tabel, frekuensi,

dan grafik.

4.2.1 Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian ini dapat terlihat perbandingan antara tingkat usia

dengan jenis kelamin responden. Perbandingan Usia dengan jenis kelamin ini

digunakan untuk mengetahui seberapa besar perbandingan antara tingkat usia

laki-laki dan usia perempuan sebagai muzakki di BAZDASU. Dalam Tabel 4.1 ini

diuraikan data responden menurut perbandingan usia dengan jenis kelamin.

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia Keterangan Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan

21 tahun-30 tahun Jumlah 0 1 1 % dari total 0,0 2,5 2,5

31 tahun-40 tahun

Jumlah 4 5 9 % dari total 10,0 12,5 22,5

41 tahun-50 tahun Jumlah 11 5 16 % dari total 27,5 12,5 40,0

51 tahun-60 tahun Jumlah 10 3 13 % dari total 25,0 7,5 32,5

>60 tahun Jumlah 1 0 1 % dari total 2,5 0,0 2,5

Total Jumlah 26 14 40 % dari total 65,0 35,0 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan data antara usia dan jenis kelamin, dapat terlihat bahwa

jumlah muzakki laki-laki lebih banyak dari pada jumlah muzakki perempuan. Hal

ini dapat terlihat dari tabel yang telah disajikan di atas. Jumlah muzakki yang

paling banyak adalah berusia antara 41 tahun-50 tahun, dengan jumlah responden

laki-laki sebanyak 11 orang (27,5%) dan perempuan sebanyak 5 orang (12,5%).

Kemudian disusul dengan responden usia 51 tahun-60 tahun, dengan rincian 10

Universitas Sumatera Utara

Page 70: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

orang (25,0%) responden laki-laki dan sebanyak 3 orang (7,5%) responden

perempuan. Responden Usia 31 tahun-40 tahun sebanyak 4 orang (10,0%)

responden laki-laki dan sebanyak 5 orang (12,5%) responden perempuan.

Muzakki usia 21 tahun-30 tahun yang merupakan responden perempuan

berjumlah 1 orang (2,5%), dan responden laki-laki usia >60 tahun juga sebanyak

1 orang (2,5%).

Tingkat usia di atas merupakan golongan usia produktif, yang jelas

memiliki kewajiban untuk mengeluarkan zakatnya baik dari pendapatan maupun

dari harta yang dimilikinya. Dimana pada penelitian ini usia responden yang

mendominasi sebagai muzakki BAZDASU berusia 41-50 tahun dan berjenis

kelamin laki-laki, namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu terdapat 1

responden perempuan yang berusia 21-30 tahun tetapi sudah memiliki kesadaran

yang tinggi untuk mau membayar zakat ke LPZ.

4.2.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dengan pendidikan manusia akan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup

baik, serta mampu mempengaruhi pekerjaaan dan pendapatannya yang dimiliki

seseorang. Pada Tabel 4.2 diuraikan data responden berdasarkan tingkat

pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Data Primer (2012).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan muzakki

yang membayar dana ZIS didominasi oleh tingkat pendidikan strata (S1, S2, S3)

dengan jumlah muzakki sebanyak 35 orang (87,5%). Kemudian tingkat

SMA/sederajat dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (7,5%). Untuk tingkat

Diploma (D1, D2, D3) dipilih sebanyak 2 responden dengan persentase 5%. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan Strata (S1, S2, S3)

memiliki jumlah yang paling banyak sebagai tingkat pendidikan responden.

Tingkat pendidikan berpengaruh besar terhadap pekerjaan yang dijalani, serta

nantinya akan berdampak pada tingkat pendapatan yang dihasilkan muzakki,

sebagai faktor muzakki menyalurkan dana ZIS melalui LPZ. Pada penelitian ini,

dari total responden yang diteliti dapat dikatakan seluruhnya memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi, hampir 90% responden berpendidikan sarjana baik itu S1,

S2, dan S3.

4.2.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Setiap muzakki di BAZDASU pasti memiliki pekerjaan dan pendapatan.

Pekerjaan dan tingkat pendapatan yang mereka miliki juga bermacam-macam.

Pekerjaan dan tingkat pendapatan diyakini berpengaruh terhadap besar dana ZIS

yang disalurkan muzakki ke lembaga zakat. Berikut ini akan ditampilkan data

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMA/Sederajat 3 7,5

Diploma (D1,D2,D3) 2 5.0 Strata (S1,S2,S3) 35 87,5

Total 40 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 72: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

responden berdasarkan pekerjaan dan pendapatan yang akan diuraikan pada Tabel

4.3.

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Pekerjaan

Keterangan

Pendapatan Total Rp 1 Juta-

3 Juta Rp 3 Juta- 5Juta

Rp 5 Juta- 10Juta

Rp 10 Juta -50 Juta

PNS/ BUMN

Jumlah 3 15 8 0 26 % dari total 7,5 37,5 20,0 0,0 65,5

TNI/POLRI Jumlah 1 0 1 0 2 % dari total 2,5 0,0 2,5 0,0 5,0

Pegawai Swasta

Jumlah 2 1 2 0 5 % dari total 5,0 2,5 5,0 0,0 12,5

Wiraswasta/ Pengusaha

Jumlah 0 0 3 3 6 % dari total 0,0 0,0 7,5 7,5 15,0

Lainnya

Jumlah 0 1 0 0 1 % dari total 0,0 2,5 0,0 0,0 2,5

Total

Jumlah 6 17 14 3 40 % dari total 15,0 42,5 35,0 7,5 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui sebanyak 26 responden (65,5%)

memiliki pekerjaan sebagai PNS/BUMN dengan tingkat pendapatan terbanyak Rp

3 juta-Rp 5 juta per bulan sebesar 15 responden (37,5%). Terdapat 2 responden

(5,0%) yang memiliki pekerjaan sebagai TNI/POLRI yang masing-masing

pendapatannya Rp 1 juta-3 juta dan Rp 5 juta-10 juta, sehingga dapat dikatakan

jumlah TNI/POLRI yang membayar ZIS di BAZDASU sangat sedikit, tidak

sebanding dengan jumlah mereka yang ada di Sumatera Utara khususnya di

Medan. Ini bermakna kesadaran TNI/POLRI untuk membayar zakat di

BAZDASU masih rendah, dan hal ini menjadi tantangan bagi pengelola

BAZDASU meningkat kesadaran mereka terutama bagi yang sudah layak

berzakat. Kemudian responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta

Universitas Sumatera Utara

Page 73: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

sebanyak 5 orang (12,5%), memiliki tingkat pendapatan yang bermacam-macam,

yaitu masing-masing sebanyak 2 responden berpendapatan Rp 1 juta-3 juta dan

Rp5 juta-10 juta, serta 1 responden berpendapatan Rp 3 juta-5 juta. Terdapat 6

responden (15,0) yang memiliki pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pengusaha untuk

pendapatan Rp. 5 juta-10 juta dan Rp. 10 juta-50 juta memiliki jumlah responden

yang sama masing-masing berjumlah 3 orang dengan persentase masing-masing

7,5 %. Terakhir 1 responden memiliki pekerjaan lainnya, sebagai dokter memiliki

pendapatan Rp 3 juta–5 juta dengan persentase 2,5%. Dalam penelitian ini tidak

ditemukan responden yg bekerja sebagai petani, nelayan atau peternak. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden sebagian besar sebagai

PNS/BUMN dan memiliki pendapatan rata-rata Rp 3 juta-5 juta.

4.2.4 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU

Kepercayaan muzakki terhadap suatu lembaga pengelolaan zakat terlihat

pada lamanya seseorang atau badan tersebut menjadi muzakki di lembaga

pengelolaan zakat tersebut. Ketika seseorang sebagai muzakki merasa yakin

dengan lembaga pengelolaan zakat yang mampu memberikan apa yang diinginkan

dan kepuasan bagi muzakki, maka muzakki tersebut tidak akan berpindah ke

lembaga pengelolaan zakat lainnya.

Pada Tabel 4.4 di bawah ini akan terlihat mengenai data responden

berdasarkan lama menjadi muzakki.

Tabel 4.4 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU

Lama Menjadi Muzakki Frekuensi Persentase 1 tahun 0 0,0 2 tahun 2 5,0 3 tahun 5 12,5

Universitas Sumatera Utara

Page 74: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4 tahun 10 25,0 Lainnya 23 57,5 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Jika dilihat dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden

memilih tahun lainnya, mereka telah lama menjadi muzakki di BAZDASU yang

rata-rata mencapai 10-20 tahun. Responden tersebut berjumlah 23 orang dengan

persentase sebesar 57,5%. Kemudian selanjutnya lama menjadi muzakki adalah 4

tahun dengan total responden berjumlah 10 orang (25,0%), Sedangkan untuk lama

responden menjadi muzakki kategori 3 tahun dengan total responden sebanyak 5

orang (12,5%). Untuk kategori lama responden menjadi muzakki 2 tahun, jumlah

responden yang menjadi muzakki di BAZDASU adalah 2 orang dengan

persentase sebesar 5,0%. Oleh karena itu diharapkan BAZDASU dapat

mempertahankan para muzakki yang sudah lama membayarkan zakatnya melalui

lembaga ini, karena pada masa sekarang ini telah terjadi persaingan LPZ untuk

memperoleh muzakki sebagai mitra untuk menyalurkan dana ZIS melalui LPZ

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.1

Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU

4.2.5 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden

Ketika seorang muzakki memilih menyalurkan dana ZIS melalui suatu

lembaga pengelolaan zakat, pasti juga akan memilih salah satu bentuk donasi atau

jenis dana yang ingin disalurkannya kepada mustahik, dalam hal ini melalui

BAZDASU. Ada beberapa jenis dana yang dapat dipilih untuk disalurkan melalui

BAZDASU, diantaranya seperti zakat fitrah, zakal maal/harta, infaq, dan sedekah.

Pada Tabel 4.5 di bawah ini akan dilihat jenis dana yang pernah atau

paling sering disalurkan responden melalui BAZDASU.

Tabel 4.5 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden

Dana yang Disalurkan Frekuensi Persentase Zakat Fitrah 3 7,5

Zakat Maal/Harta 18 45,0 Infaq 16 40,0

Sedekah 3 7,5

Universitas Sumatera Utara

Page 76: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Total 40 100,0 Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat jenis dana yang pernah atau

paling sering di salurkan responden bervariasi. Jenis dana yang pernah atau paling

sering disalurkan responden ialah zakat maal/harta sebanyak 18 orang (45,0%).

Kemudian disusul oleh responden yang memilih infaq sebanyak 16 orang dengan

persentase sebesar 40,0%. Responden yang memilih zakat fitrah dan sedekah

mempunyai jumlah responden yang sama masing-masing sebanyak 3 orang

(7,5%), atau bila digabungkan total responden yang memilih zakat fitrah dan

sedekah sebanyak 6 orang atau dengan persentase sebesar 15,0%.

Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dana jenis dana yang

paling sering disalurkan responden sebagai muzakki ialah zakat maal/harta,

kemudian disusul oleh infaq yang memiliki selisih sedikit. Hal tersebut lebih

jelasnya dapat terlihat pada Gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2

Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden

Universitas Sumatera Utara

Page 77: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.2.6 Hasil Analisis Data dan Deskriptif Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mendorong

masyarakat selaku muzakki menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) melalui

BAZDASU. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor apakah yang dominan

sehingga masyarakat mau menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU. Sama

halnya dengan sub bab yang sebelumnya, berdasarkan data hasil kuesioner di

bawah ini juga diolah melalui program komputer SPSS 16,0 yang disajikan dalam

bentuk tabel, frekuensi, persentase, dan gambar (grafik). Untuk lebih

memudahkan dalam menganalisis suatu penelitian. Berikut ini adalah beberapa

faktor-faktor pendorong masyarakat membayar zakat, infaq, dan sedekah (ZIS)

melalui BAZDASU.

4.2.6.1 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU

Lokasi merupakan faktor penting dalam menentukan letak suatu lembaga

publik/nirlaba seperti lembaga pengelolaan zakat (LPZ), yang bertujuan guna

menghimpun dana dari masyarakat. Oleh karena itu sebelum mendirikan suatu

lembaga pengelolaan zakat harus diperhatikan strategis tidaknya lokasi dan letak

kantor LPZ tersebut didirikan. Syarat untuk mendirikan suatu lembaga zakat pun

pada dasarnya hampir sama dengan badan/lembaga publik pada umumnya yaitu

berada pada lokasi yang strategis, berdekatan dengan pusat kota, mudah terlihat

dan mudah dijangkau oleh masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, berikut tanggapan

muzakki terhadap lokasi BAZDASU yang diuraikan pada Tabel 4.6 :

Universitas Sumatera Utara

Page 78: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU

Tanggapan Responden Terhadap Lokasi

Frekuensi Persentase

Sangat baik dan sangat strategis 2 5,0 Baik dan strategis 19 47,5

Cukup baik dan cukup strategis 13 32,5 Kurang baik dan kurang strategis 6 15,0

Sangat tidak baik dan tidak strategis

0 0,0

Total 40 100,0 Sumber: Data Primer (2012).

Data menunjukkan lokasi BAZDASU. Berdasarkan hasil penelitian dapat

terlihat bahwa Sebesar 47,5% dari total responden mengatakan bahwa lokasi

BAZDASU baik dan strategis. Kemudian untuk tanggapan lokasi cukup baik dan

cukup strategis dipilih sebanyak 13 orang (32,5%) dari total responden yang ada.

Untuk tanggapan lokasi kurang baik dan kurang strategis dipilih oleh 6 respoden

dengan persentase sebesar 15,0%. Tanggapan responden yang menyatakan lokasi

BAZDASU sangat baik dan sangat strategis hanya dipilih 2 orang saja dengan

persentase 5.0%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan lokasi BAZDASU

sudah sesuai dengan syarat lokasi berdirinya suatu lembaga publik/nirlaba, yaitu

lokasi yang baik dan strategis sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat..Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat melalui Gambar 4.3 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 79: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.3

Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU 4.2.6.2 Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU

Setiap masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membayarkan dana ZIS

melalui LPZ yang terbaik, dan dianggap amanah untuk menyalurkan dana ZIS

kepada masyarakat yang membutuhkan (Mustahik). Selain itu pelayanan selama

proses pembayaran yang dirasakan muzakki dengan rasa aman, nyaman, serta

kualitas pelayanan yang sangat baik juga sebagai faktor pendorong yang dirasakan

muzakki nantinya untuk kembali membayarkan dana ZIS ke lembaga zakat

tersebut. Oleh karena itu, sebelumnya muzakki pasti akan melihat dan

membandingkan keunggulan-keunggulan serta kelemahan-kelemahan dari LPZ,

baik itu BAZ maupun LAZ. Cara seperti inilah, maka muzakki akan merasa yakin

dengan keputusan mereka memilih LPZ tersebut. Dalam Tabel 4.7 diuraikan

beberapa alasan responden sebagai faktor pendorong responden selaku muzakki

membayar ZIS melalui BAZDASU.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.7 Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU

Alasan Membayar ZIS Frekuensi Persentase Tehnik transaksi dan cara pembayaran

ZIS yang mudah 5 12.5

Pelayanan yang baik dan memuaskan 3 7,5 Lokasi yang strategis dan terjangkau 5 12,5 Lembaga zakat resmi milik pemerintah 26 65,0

Lainnya 1 2,5 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Hal yang menjadi dasar bagi muzakki memilih BAZDASU ialah karena

BAZDASU merupakan lembaga zakat resmi milik pemerintah. Hal ini dapat

terlihat dengan jumlah responden sebanyak 26 orang dengan persentase sebesar

65,0%. Kemudian faktor tehnik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang mudah.

Hal ini dijadikan sebagai alasan responden membayar ZIS di BAZDASU. Untuk

ini sebanyak 5 orang responden memilihnya dengan persentase sebesar 12,5%.

Sama juga dengan alasan faktor lokasi yang strategis dan terjangkau, sebanyak 5

responden (12,5%) memilih alasan tersebut. Faktor pelayanan yang baik dan

memuaskan juga dipilih responden sebanyak 3 orang (7,5%) sebagai alasan

memilih BAZDASU. Alasan lainnya dipilih 1 responden, yaitu dengan alasan

seperti terdapat keluarga atau teman yang bekerja di BAZDASU, juga menjadi

alasan responden memilih BAZDASU, yang persentasenya hanya 2,5%.

Dari data Tabel 4.7 tersebut, dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50%

muzakki memilih BAZDASU dikarenakan faktor status BAZDASU sebagai

lembaga zakat resmi milik pemerintah. Dalam hal ini keberadaan BAZDASU di

bawah wewenang pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 81: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.4

Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU

4.2.6.3 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi BAZDASU

Lokasi merupakan faktor penting dalam menentukan letak suatu lembaga

publik/nirlaba seperti lembaga pengelolaan zakat (LPZ), yang bertujuan guna

menghimpun dana dari masyarakat. Oleh karena itu sebelum mendirikan sebuah

LPZ harus diperhatikan strategis tidaknya lokasi dan letak kantor LPZ tersebut

didirikan. Syarat untuk mendirikan suatu lembaga zakat pun pada dasarnya

hampir sama dengan badan/lembaga publik pada umumnya yaitu berada pada

lokasi yang strategis, berdekatan dengan pusat kota, mudah terlihat dan mudah di

jangkau oleh masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden tentang jarak tempat

tinggal dengan lokasi BAZDASU, diuraikan pada Tabel 4.8 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 82: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.8 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi BAZDASU

Jarak Tempat Tinggal Dengan Lokasi BAZDASU

Frekuensi Persentase

<1 Km 2 5,0 1,1 Km-5 Km 17 42,5

5,1 Km-10 Km 13 32,5 10,1 Km-15 Km 7 17,5

> 15 Km 1 2,5 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan data di atas yang menunjukkan jarak tempat tinggal

responden dengan lokasi BAZDASU. Responden yang jarak tempat tinggalnya

kurang dari 1 Km ialah sebanyak 2 orang dengan persentase 5,0%. Kemudian

reponden yang jarak tempat tinggal dengan lokasi BAZDASU dipilih paling

banyak oleh responden ialah jarak 1,1 Km- 5 Km sebanyak 17 orang (42,5%) dari

total responden yang ada. Untuk jarak 5,1 Km-10 Km dipilih oleh 13 respoden

dengan persentase sebesar 32,5%. Responden yang jarak tempat tinggalnya paling

jauh dengan lokasi BAZDASU yaitu dipilih oleh 1 orang saja dengan persentase

hanya 2,5%. Responden tersebut berdomisili di Kota Binjai, namun dia tidak

membayarkan langsung zakatnya ke kantor BAZDASU melainkan melalui UPZ

dimana tempat responden tersebut bekerja.

Dari data di atas dapat disimpulkan jarak yang dipilih sebagai ukuran

perbandingan jauh dekatnya tempat tinggal responden dengan lokasi BAZDASU.

Mayoritas responden memilih jarak 1,1 Km-5 Km, yang merupakan jarak yang

masih terjangkau oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat melalui

Gambar 4.5 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 83: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.5

Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi BAZDASU

4.2.6.4 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU

Dalam menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU, para muzakki

diberikan kemudahan, mulai dari proses menjadi muzakki sampai dengan cara

penyaluran dana ZIS ke BAZDASU, guna meningkatkan jumlah penerimaan ZIS.

Oleh karena itu, BAZDASU harus dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan teknologi, dan tehnik-tehnik pengumpulan yang dapat digunakan

masyarakat ketika mendonasikan dana ZIS yang akan disalurkanya melalui

BAZDASU.

Berikut ini dapat dilihat cara penyaluran dana ZIS oleh responden melalui

BAZDASU pada Tabel 4.9 beikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.9 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU

Cara Penyaluran Dana ZIS Frekuensi Persentase Dibayar langsung ke kantor BAZDASU 14 35,0

Transfer via ATM/Bank 5 12,5 Pegawai BAZDASU menjemput

dana ZIS 7 17,5

Dibayar melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) 12 30,0

Lainnya 2 5,0 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat dilihat cara responden menyalurkan

dana ZIS pun bervariasi. Mulai dengan cara dibayarkan langsung ke kantor

BAZDASU sebanyak 14 responden (35,0%). Responden yang melakukan transfer

via ATM/Bank sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar 12,5%. Kemudian

dengan cara Pegawai BAZDASU menjemput dana ZIS dipilih sebanyak 7

responden (17,5%). Kemudian ada juga responden yang membayar ZIS melalui

Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) yang dimiliki BAZDASU dengan total responden

sebanyak 12 orang atau dengan persentase sebesar 30,0%. Sedangkan responden

yang memilih cara lainya, diantaranya menjawab dengan cara dipotong langsung

dari gaji muzakki tiap bulannya, sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar

5,0%.

Berdasarkan urain di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

4.6 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 85: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.6

Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU 4.2.6.5 Prosedur Penyaluran Dana ZIS di BAZDASU.

Lembaga publik seperti halnya lembaga pengelolaan zakat, yang banyak

dipilih oleh masyarakat adalah LPZ yang memberikan kemudahan dalam setiap

kegiatan pembayaran atau penyaluran ZIS melalui lembaga tersebut. Dengan

kemudahan yang diberikan oleh LPZ tersebut akan membuat masyarakat tertarik

untuk kembali menyalurkan dana ZIS ke LPZ tersebut. Dalam hal ini kemudahan

yang diberikan BAZDASU akan membuat banyak muzakki menyalurkan ZIS nya

di BAZDASU. Berikut ini akan diuraikan dalam Tabel 4.10 dan Gambar 4.7 yang

menunjukkan tanggapan responden terhadap prosedur penyaluran dana ZIS di

BAZDASU.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.10 Prosedur Penyaluran Dana ZIS di BAZDASU

Prosedur Penyaluran Dana ZIS Frekuensi Persentase Sangat mudah 4 10,0

Mudah 22 55,0 Cukup mudah 14 35,0 Cukup sulit 0 0,0

Sulit 0 0,0 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa prosedur penyaluran dana

ZIS di BAZDASU sangat mudah dipilih responden sebanyak 4 orang (10,0%).

Untuk prosedur penyaluran mudah dipilih sebanyak 23 responden dengan

persentase 55,0%. Sedangkan untuk prosedur penyaluran yang menyatakan cukup

mudah dipilih sebanyak 14 responden (35,0%). Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa prosedur penyaluran dana ZIS di BAZDASU, yang dirasakan oleh para

muzakki adalah mudah.

Apabila data di atas dicrosstab dengan jarak tempat tinggal responden

dengan lokasi BAZDASU, maka dapat diketahui responden yang paling banyak

memilih tanggapan prosedur yang mudah adalah responden yang jarak tempat

tinggalnya dengan lokasi BAZDASU berjarak 1,1 Km-5 Km, dengan jumlah 8

orang (20%). Ada hal yang menarik dalam penelitian ini dikarenakan terdapat 1

responden (2,5%) yang jarak tempat tinggalnya dengan lokasi BAZDASU

>15Km, memiliki tanggapan terhadap prosedur penyaluran dana ZIS yang mudah.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.7

Prosedur Penyaluran Dana ZIS yang Dirasakan Responden di BAZDASU

4.2.6.6 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU

Kegiatan menyalurkan ZIS oleh muzakki BAZDASU telah menjadi

kewajiban yang secara rutin harus dilakukan. Frekuensi muzakki melakukan

penyaluran ZIS pun bervariasi yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan

atau pendapatan muzakki itu sendiri. Pada Tabel berikut menunjukkan jumlah

frekuensi respoden menyalurkan dana ZIS di BAZDASU, yang akan diuraikan

pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU

Frekuensi Penyaluran Dana ZIS Frekuensi Persentase 1 Kali 0 0,0 2 Kali 3 7,5 3 Kali 3 7,5 4 Kali 10 25,0

Lainnya 24 60,0 Total 40 100,0

Sumber: Data Primer (2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 88: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Berdasarkan pada Tabel 4.11 responden memilih frekuensi lainnya sebagai

pilihan terbanyak dalam jumlah frekuensi menyalurkan dana ZIS. sebanyak 24

orang dengan persentase 60,0%. Jumlah frekuensinya pun bervariasi ada yang

menjawab lebih dari 10 kali, berkali-kali, dan ada yang menjawab rutin setiap

bulannya. Kemudian untuk jumlah frekuensi 4 kali dipilih sebanyak 10 responden

dengan persentase sebesar 25,0%. Untuk jumlah frekuensi 3 kali dan 2 kali,

masing-masing dipilih sebanyak 3 responden dengan persentase masing-masing

pilihan sebesar 7,5%.

Jika data di atas dicrosstab dengan tingkat pendapatan muzakki, maka

dalam penelitian ini dapat diketahui muzakki yang memiliki tingkat penghasilan

menengah ke bawahlah yang paling sering membayarkan ZIS nya melalui

BAZDASU, yaitu muzakki yang berpenghasilan Rp. 3 juta-5 juta sebanyak 11

responden (27,5%) dan muzakki yang berpenghasilan Rp. 5 juta-10 juta sebesar 9

orang, dengan persentase sebesar 22,5%. Begitu juga dengan 3 responden (7,5%)

yang memiliki pendapatan paling tinggi sebesar Rp. 10 juta-50 juta ternyata

memilih jumlah frekuensi lainnya, karena mereka telah berkali-kali

memebayarkan dana ZIS melalui BAZDASU.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

memilih jumlah frekuensi lainnya, karena telah berkali-kali melakukan penyaluran

dana ZIS di BAZDASU. Untuk itu agar lebih jelasnya, akan ditampilkan juga

pada Gambar 4.8 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 89: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.8

Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU

4.2.6.7 Pelayanan yang Diperoleh Responden dari BAZDASU

Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ) yang banyak dipilih oleh masyarakat

adalah LPZ yang dapat memberikan pelayanan yang baik serta memuaskan dalam

setiap kegiatan pembayaran ZIS ke lembaga tersebut. Dengan pelayanan yang

prima yang diberikan oleh sebuah LPZ akan membuat masyarakat tertarik untuk

kembali lagi menyalurkan dana ZIS ke LPZ tersebut.. Berikut ini akan diuraikan

dalam Tabel 4.12 dan Gambar 4.9 di bawah ini yang menunjukkan tanggapan

responden terhadap pelayanan yang diperoleh dari BAZDASU.

Tabel 4.12 Pelayanan yang Diperoleh Responden dari BAZDASU

Pelayanan yang Diperoleh dari BAZDASU

Frekuensi Persentase

Sangat memuaskan 0 0,0 Memuaskan 24 60,0

Cukup memuaskan 15 37,5 Kurang memuaskan 1 2,5 Tidak memuaskan 0 0,0

Total 40 100,0 Sumber: Data Primer (2012) .

Universitas Sumatera Utara

Page 90: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui tanggapan yang paling banyak

dipilih oleh resposden terhadap pelayanan yang diperoleh dari BAZDASU ialah

memuaskan, sebanyak 24 orang (60,0%). Untuk tanggapan cukup memuaskan

dipilih sebanyak 15 responden dengan persentase 37,5%. Sedangkan tanggapan

kurang memuaskan terhadap pelayanan yang diperoleh dari BAZDASU hanya

dipilih sebanyak 1 responden (2,5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pelayanan yang diperoleh dari BAZDASU, yang dirasakan oleh para muzakki

adalah memuaskan.

Apabila data di atas dicrosstab dengan frekuensi responden menyalurkan

dana ZIS di BAZDASU, maka dapat diketahui hasilnya total 15 responden dengan

persentase sebesar 37,5% memilih tanggapan memuaskan, dikarenakan ternyata

para responden tersebut telah berkali-kali menyalurkan dana ZIS di BAZDASU.

Terdapat hal yang menarik dalam penelitian ini, ternyata ada 1 responden (2,5%)

yang menjawab kurang memuaskan terhadap pelayanan yang diperolehnya

melalui BAZDASU, tetapi telah berkali-kali melakukan pembayaran ZIS melalui

lembaga tersebut, namun tidak diketahui alasan apa yang menjadi sebab

responden tersebut merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diperolehnya

dari BAZDASU, padahal dia telah sering menyalurkan ZIS melalui lembaga

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.9

Pelayanan yang Diperoleh Responden Dari BAZDASU

4.3 Analisis Data Perkembangan Pengumpulan ZIS dan Deskriptif Penelitian

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh penulis dari pihak

BAZDASU, sehingga diketahui sejumlah data mengenai perkembangan

pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS). Data yang diperoleh yang

kemudian dapat disajikan ialah data 11 tahun terakhir yaitu data dari tahun 2001

sampai tahun 2011. Data tersebut antara lain yaitu data perkembangan jumlah

donatur/muzakki, jumlah penerimaan, dan penyaluran dana ZIS. Adapun data

pendukung tersebut ialah sebagai berikut :

4.3.1 Perkembangan Jumlah Muzakki BAZDASU

Pada bagian ini akan dijelaskan dalam tabel tentang jumlah

donatur/muzakki BAZDASU. Adapun donatur/muzakki BAZDASU terbagi

menjadi 3 golongan yaitu muzakki zakat, donatur infaq dan donatur sedekah. Data

Universitas Sumatera Utara

Page 92: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

yang diperoleh bersumber dari laporan pertanggung jawaban tahunan dari

pengelola BAZDASU. merupakan data perkembangan dari 11 tahun terakhir.

Dengan pertimbangan data jumlah donatur/muzakki 11 tahun terakhir tersebut

masih tercatat, dan sebagian besar donatur/muzakki tersebut masih aktif dalam

menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU. Berikut akan diuraikan dalam tabel

4.13 dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 93: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.13 Jumlah Donatur/Muzakki BAZDASU Tahun 2001-2011

Tahun

Zakat Infaq Sedekah Frekuensi %

Perubahan %

Jumlah Frekuensi %

Perubahan %

Jumlah Frekuensi %

Perubahan %

Jumlah 2001 182 - 8,11 - - - - - -

2002 180 Turun sebesar

0,84

8,02 - - - - - -

2003 175 Turun sebesar

2,1

7,79 - - - - - --

2004 170 Turun sebesar

2,1

7,57 - - - - - -

2005 172 Naik sebesar

0,84

7,66 - - - - - -

2006 223 Naik sebesar

25,4

9,94 - - - - - -

2007 268 Naik sebesar 18,75

11,94 - - - - - -

2008 216 Turun sebesar

21,8

9,62 - - - - - -

Universitas Sumatera Utara

Page 94: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Sumber : Data Primer (2012).

2009 220 Naik sebesar

1,56

9,8 - - - - - -

2010 224 Naik sebesar

1,56

9,98 - - - - - -

2011 214 Turun sebesar

4,16

9,54 - - - - - -

Jumlah 2244 - 100,0 - - - - - -

Rata-Rata Jumlah

204 - 9,1 - - - - - -

Universitas Sumatera Utara

Page 95: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.13 tentang uraian perkembangan jumlah

donatur/muzakki di atas. Pada jumlah muzakki yang menyalurkan dana zakat

adalah sebanyak 2244 orang dengan jumlah rata-rata sebesar 204 pertahun.

Jumlah muzakki zakat mulai tahun 2001-2005 mengalami perubahan kenaikan

dan penurunan yang relatif kecil, yang persentase perubahannya di bawah 2%.

Dengan rincian jumlah 182, 180,175, 170, 172 orang dan persentase masing-

masing dari total persentase keseluruhan ialah (8,11%), (8,02%), (7,79%),

(7,57%), dan (7,66%). Untuk tahun 2006-2008 mengalami perubahan kenaikan

dan penurunan yang relatif besar, dengan besaran persentase di atas sekitar 20%,

dengan rincian 223, 268, 216 orang dan jumlah persentase muzakki masing-

masing ialah (9,94%), (11,94%), (9,62%). Kemudian pada tahun 2009-2011,

perubahan jumlah muzakki baik kenaikan dan penurunannya juga relative kecil,

dengan persentase perubahan sekitar 4%-2%, dengan jumlah rincian 220,224,214

orang, dan besaran persentase masing-masing ialah (9,8%), (9,98%), (9,54%).

Untuk data perkembangan jumlah donatur yang mendonasikan dana infaq

dan sedekah tidak dapat diuraikan pada tabel 4.13 di atas. Hal tersebut

dikarenakan BAZDASU tidak mendata identitas pihak-pihak yang menyalurkan

infaq dan sedekah secara rapi, terperinci dan sistematis. Salah satu alasannya

dikarenakan sebagian besar para donatur dana infaq dan sedekah menyalurkannya

melalui unit-unit pengumpulan zakat (UPZ) serta pada kotak-kotak infaq yang

tersedia di tempat-tempat tetentu yang berkerja sama dalam pengumpulan infaq

dan sedekah dengan BAZDASU. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui data

identitas donatur secara keseluruhan, lengkap, dan terperinci.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4.3.2 Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS di BAZDASU.

BAZDASU sebagai Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ) di bawah naungan

pemerintah provinsi Sumatera Utara pasti memiliki keunggulan tersendiri

dibanding (LPZ) lainnya. Salah satunya dalam pengumpulan zakat, infaq, dan

sedekah (ZIS) dari masyarakat, di mana dalam pengumpulan tersebut BAZDASU

selain memperoleh penerimaan dari dana ZIS, juga memperoleh dana non ZIS

yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara yang diterima tiap tahunnya.

Guna untuk membiayai kegiatan operasional dalam pengumpulan ZIS. .

Pada bagian ini akan dijelaskan tabel mengenai jumlah penerimaan dana

ZIS dan dana Non ZIS. Data-data dalam tabel tersebut merupakan data selama 11

tahun terakhir mulai dari tahun 2001-2011, yang diperoleh dari pengelola

BAZDASU. Data ini dijadikan sebagai data tambahan untuk lebih

menyempurnakan penulisan ini. Untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah

dana ZIS dan Non ZIS yang terhimpun setiap tahunnya, akan disajikan dalam

Tabel 4.14 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 97: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.14 Jumlah Penerimaan Dana ZIS DAN Non ZIS BAZDASU Tahun 2001-2011.

Tahun

Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS Jumlah Dana Terhimpun (Rp)

(A+B+C+D)

%

Perubahan

Zakat (A)

(Rp)

%

Perubahan

Infaq (B)

(Rp)

%

Perubahan

Sedekah (Rp) (B)

%

Perubahan

Non ZIS

(Rp) (C)

%

Perubahan

2001 402.208.200 - 338.416.489 - 18.210.000 - 120.000.000 - 1.878.834.689 -

2002 1.541.780.290 Naik sebesar 90,59

459.679.139 Naik sebesar 23,91

27.646.055 Naik sebesar 17,31

135.000.000 Naik Sebesar

4,46

2.164.105.484 Naik sebesar 12,69

2003 1.536.385.700 Turun sebesar

0,42

499.727.910 Naik sebesar

7,89

9.687.250 Turun sebesar 32,94

250.000.000 Naik sebesar 34,22

2.295.800.860 Naik sebesar

5,86

2004 1.274.977.450 Turun sebesar 20,78

642.274.860 Naik sebesar 28,11

57.664.025 Naik sebesar

88,0

269.696.975 Naik Sebesar

5,86

2.244.613.310 Turun sebesar

2,27

2005 1.082.774.500 Turun sebesar 15,28

631.587.770 Turun sebesar

2,11

164.813.950 Naik sebesar 196,54

271.039.865 Naik Sebesar

0,34

2.150.216.085 Turun sebesar

4,20

2006 1.204.994.681 Naik sebesar

9,71

665.000.000 Naik sebesar

6,58

100.000.000 Turun sebesar 118,88

300.000.000 Naik Sebesar

8,61

2.269.994.681 Naik sebesar

5,33

2007 1.649.540.150 Naik sebesar

433.545.700 Turun sebesar

49.983.350 Turun sebesar

400.000.000 Naik Sebesar

2.533.069.200 Naik sebesar

Universitas Sumatera Utara

Page 98: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

35,34 45,64 91,74 29,76 11,71

2008 1.721.948.800 Naik sebesar

5,75

140.364.970 Turun sebesar 57,81

21.161.625 Turun sebesar 52,86

400.000.000 Naik sebesar 00,00

2.283.475.395 Turun sebesar 11,11

2009 1.079.985.288 Turun sebesar 51,03

228.222.495 Naik sebesar 17,32

107.701.920 Naik sebesar 158,73

400.000.000 Naik Sebesar 00,00

1.815.909.709 Turun sebesar 20,81

2010 1.259.213.823 Naik sebesar 14,24

384.259.190 Naik sebesar 30,77

- Turun sebesar 197,55

400.000.000 Naik Sebesar 00,00

2.043.473.013 Naik Sebesar 10,12

2011 1.082.339.010 Naik sebesar 14,06

1.161.720.733 Naik sebesar 153,32

42.830.507 Naik sebesar 78,56

750.000.000 Naik Sebesar 104,17

3.036.890.250 Naik Sebesar 44,21

Jumlah 13.836.147. 892 - 5.584.799.256 - 599.698.682 - 3.695.736. 840

- 24.716.381.670 -

% dari Jumlah

55,98 - 22,60 - 2,50 - 15,00 - 100,0 -

Jumlahrata-rata

1.257.831.626 - 507.709.023 - 54.518.062 - 335.976.076 - 2.246.943.788 -

Sumber: Data Primer (2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 99: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penerimaan

dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) serta dana Non ZIS oleh BAZDASU. Mulai

awal terbentuknya BAZDASU sejak 11 tahun terakhir, dari tahun 2001-2011

yaitu untuk zakat sebesar Rp 13.836.147.892, dengan persentase sebesar 55,98%,

dan jumlah rata-rata sebesar Rp 1.257.831.626 setiap tahunnya. Perubahan

persentase kenaikan dan penurunan penerimaan dana zakat terjadi tiap tahunnya.

Persentase perubahan kenaikan yang paling tinggi pada 11 tahun terakhir ini

terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp. 1.649.540.150, yang pada tahun 2006 hanya

Rp. 1.204.994.681, dengan persentase kenaikannya sebesar 35,34%. Untuk

persentase perubahan penurunan dana zakat yang paling tinggi tercatat pada tahun

2009 sebesar Rp.1.079.985.288, mengalami penurunan dengan persentase hingga

51,03%, yang pada tahun sebelumnya jumlah penerimaan zakat sebesar

Rp.1.721.948.800. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dana zakat yang

dihimpun oleh BAZDASU sering mengalami perubahan peningkatan dan

penurunan penerimaan zakat disetiap tahunnya.

Bila dibandingkan dengan dana zakat yang dihimpun oleh BAZDASU,

dana infaq jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan dana zakat. Hal ini

terlihat pada Tabel 4.14 di atas. Penerimaan Dana infaq 11 tahun terakhir mulai

tahun 2001-2011 ialah sebesar Rp 5.584.799.256. Dengan persentase sebesar

22,60% dan rata-rata jumlah sebesar Rp 507.709.023 setiap tahunnya. Untuk

penerimaan dana infaq juga mengalami persentase perubahan kenaikan dan

penurunan setiap tahunnya. Persentase perubahan kenaikan yang paling tinggi

pada 11 tahun terakhir ini terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.161.720.733 yang

Universitas Sumatera Utara

Page 100: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

pada tahun 2010 hanya sebesar Rp. 384.720.733, mengalami persentase kenaikan

sebesar 153,32%. Untuk persentase perubahan penurunan dana infaq yang paling

tinggi tercatat pada tahun 2008 sebesar Rp.140.364970, mengalami penurunan

dengan persentase hingga 57,81%, yang pada tahun sebelumnya jumlah

penerimaan infaq sebesar Rp.433.545.700. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa jumlah dana infaq juga mengalami kenaikan dan penurunan disetiap tahun.

Untuk penerimaan dana sedekah untuk 11 tahun terakhir mulai tahun

2001-2011 ialah sebesar Rp 599.698.682. Dengan persentase hanya sebesar

2,50% dari seluruh total penerimaan, dan rata-rata jumlah sebesar Rp 54.518.062

pada setiap tahunnya. Untuk penerimaan sedekah juga mengalami persentase

perubahan kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Persentase perubahan

kenaikan yang paling tinggi pada 11 tahun terakhir ini terjadi pada tahun 2005

sebesar Rp. 164.813.950, yang pada sebelumnya yaitu tahun 2004 sebesar Rp.

57.664.025, mengalami persentase kenaikan sebesar 88,0%. Untuk persentase

perubahan penurunan sedekah yang paling tinggi tercatat pada tahun 2010 sebesar

Rp. 0,00 mengalami penurunan dengan persentase hingga 197,55%, yang pada

tahun sebelumnya jumlah penerimaan infaq sebesar Rp.107.701.920

Penerimaan dana Non ZIS yang bersumber dari alokasi bantuan APBD

provinsi Sumatera Utara, yang diterima setiap tahunnya. Sejak tahun 2001-2012

dana Non ZIS yang diterima BAZDASU sebesar Rp 3.695.736.840, dengan

persentase sebesar 15,0%, dan rata-rata jumlah sebesar Rp 335.976.076 pada

setiap tahunnya. Untuk penerimaan dana Non ZIS berbeda dengan penerimaan

zakat, infaq, dan sedekah, yang setiap tahunnya terus mengalami jumlah serta

Universitas Sumatera Utara

Page 101: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

persentase kenaikan. Persentase perubahan kenaikan yang paling tinggi pada 11

tahun ini tercatat pada tahun 2011 sebesar Rp. 750.000.000, yang pada 4 tahun

sebelumnya berturut yaitu sejak tahun 2007-2010 sebesar Rp. 400.000.000,

mengalami persentase kenaikan sebesar 104,17%. Oleh karena dapat di simpulkan

dana Non ZIS sebagai dana yang berasal dari bantuan APBD Provinsi Sumatera

Utara terus ditingkatkan guna mendukung kinerja BAZDASU setiap tahunnya.

Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 4.10 berikut

ini :

Gambar 4.10

Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS yang Terhimpun Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011.

4.3.3 Jumlah Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di BAZDASU.

Penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) kepada mustahik terbagi

menjadi 2 jenis bantuan yaitu bantuan produktif dan bantuan konsumtif. Bantuan

Universitas Sumatera Utara

Page 102: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

produktif biasanya digunakan untuk membantu modal bergulir usaha kecil yang

berkembang, program bantuan desa binaan, seperti bantuan peternakan dan

pertanian serta bantuan lainnya. Sedangkan untuk bantuan konsumtif biasanya

digunakan untuk membantu fakir miskin dan yang termasuk ke dalam golongan 8

asnaf lainnya, seperti bantuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, serta

pembinaan Da’i dan lain-lain. Distribusi penyaluran dana ZIS ini sangat

membantu mustahik yang membutuhkan guna meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat yang kurang mampu.

Pada bagian ini juga akan dijelaskan dalam bentuk tabel mengenai data

perkembangan jumlah penyaluran dana ZIS yang terbagi ke dalam 2 jenis bantuan

yaitu bantuan produktif dan bantuan konsumtif yang telah disalurkan oleh

BAZDASU. Sama seperti data yang diambil sebelumnya merupakan data 11

tahun terakhir mulai dari tahun 2001-2011. Untuk lebih jelasnya berikut akan

diuraikan dalam Tabel 4.15 dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 103: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tabel 4.15 Jumlah Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan sedekah (ZIS) Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011

Tahun

Penyaluran Dana ZIS Jumlah Dana ZIS yang disalurkan

(A+B) (Rp)

% Perubahan

Bantuan Produktif (A)

(Rp)

% Perubahan

Bantuan Konsumtif (B)

(Rp)

% Perubahan

2001 208.272.250 - 535.927.734 - 774.199.984 - 2002 323.300.000 Naik

sebesar 44,8

905.540.550 Naik sebesar 26,72

1.228.840.550 Naik sebesar 27,66

2003 539.109.500 Naik sebesar 84,07

1.289.131.150 Naik Sebesar 27,73

1.882.240.650 Naik sebesar 39,75

2004 383.450.372 Turun sebesar 60,64

1.321.998.900 Naik sebesar

2,37

1.705.449.272 Turun sebesar 10,75

2005 176.174.900 Turun sebesar 80,75

1,638.758.950 Naik sebesar 22,89

1.814.933.850 Naik sebesar

6,66 2006 150.333.750 Turun

sebesar 10,06

1.695.251.350 Naik sebesar

4,08

1.845.585.100 Naik sebesar

1,86 2007 103.328.000 Turun

sebesar 18,31

1.932.244.475 Naik sebesar 17,13

2.035.572.475 Naik sebesar 11,55

2008 142.525.783 Naik sebesar

2.245.115.350 Naik sebesar

2.388.641.133 Naik sebesar

Universitas Sumatera Utara

Page 104: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

15,27 22,61 21,48 2009 119.930.000 Turun

sebesar 8,81

1.546.429.095 Turun sebesar 50,51

1.666.359.095 Turun sebesar 43,94

2010 147.402.600 Naik sebesar 10,71

1.143.666.940 Turun sebesar 29,11

1.291.069.540 Turun sebesar 22,83

2011 474.625.800 Naik sebesar 127,48

961.773.650 Turun sebesar 13,14

1.436.399.450 Naik sebesar

8,84 Jumlah 2.823.452.955 - 15.215.838.144 - 18.079.291.099 - Rata-Rata

Jumlah

256.677.541 - 1.383.258.013 - 1.643.571.917 -

% dari Jumlah

15,84 - 84,16 - 100,00 -

Sumber: Data Primer (2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 105: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Berdasarkan pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa jumlah bantuan

produktif yang disalurkan pada 11 tahun terakhir, sejak tahun 2001-2011

sebanyak Rp 2.823.452.955 dengan jumlah rata-rata untuk setiap tahunnya

sebesar Rp 256.677.541. dan besar persentasenya dari total seluruh bantuan ZIS

yang disalurkan ialah 15,84%. Berdasarkan data di atas bantuan produktif juga

mengalami persentase perubahan kenaikan dan penurunan yang relatif tidak

terlalu besar setiap tahunnya. Untuk jumlah penyaluran bantuan konsumtif juga

pada 11 tahun terakhir, sejak tahun 2001-2011 sebanyak Rp 15.215.834.144

dengan jumlah rata-rata untuk setiap tahunnya sebesar Rp 1.383.258.013 dan

besar persentasenya dari total seluruh bantuan ZIS yang disalurkan ialah 84,16%.

Untuk itu, total dana bantuan produktif dan bantuan konsumtif yang disalurkan

dari penerimaan ZIS selama 11 tahun terakhir ialah sebesar Rp. 18.079.291.099,

dengan rata-rata jumlah dana yang disalurkan tiap tahunnya sebesar Rp. 1.643.

571.917.

Berdasarkan data 11 tahun terakhir dari tahun 2001-2011 seperti uraian

tabel di atas, dapat disimpulkan bantuan produktif dan bantuan konsumtif yang

disalurkan dari penerimaan dana ZIS, selalu mengalami persentase perubahan

kenaikan dan penurunan yang relatif tidak terlalu besar setiap tahunnya. Karena

bantuan yang disalurkan sangat tergantung dengan besar dana ZIS yang berhasil

dikumpulkan dari Muzakki untuk di sampai kepada mustahik atau masyarakat

yang membutuhkan. Guna meningkat kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi

masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 106: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Gambar 4.11

Perbandingan Penerimaan dan Penyaluran ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011

Pada Gambar 4.11 di atas dapat dilihat, Perbandingan jumlah penerimaan

BAZDASU yang berhasil dikumpulkan setiap tahunnya lebih besar dibanding

jumlah penyaluran dana ZIS yang disalurkan kepada masyarakat, baik dalam

bentuk bantuan produktif dan konsumtif. Dapat dilihat hanya terjadi satu kali saja

dana ZIS yang di salurkan lebih besar dibanding jumlah penerimaannya, yaitu

pada tahun 2008, sedangkan tahun-tahun lainnya jumlah penerimaan dana ZIS

lebih besar dibanding jumlah dana ZIS yang disalurkan. Bahkan dapat dilihat pada

tahun 2011 dana yang disalurkan hanya mencapai 50% saja dari total penerimaan

BAZDASU. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sisa dana

penerimaan setiap tahunnya tersebut dialokasikan untuk berbagai jenis program

bantuan dan pembinaan lainnya, alokasi dana promosi dan sosialisasi, honor dan

Universitas Sumatera Utara

Page 107: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

gaji pengurus serta pegawai BAZDASU, dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan

BAZDASU lainnya.

4.4 Kendala-kendala yang Dihadapi BAZDASU Dalam Menghimpun Dana

Zakat, Infaq, Dan sedekah (ZIS).

Keberadaan BAZDASU sebagai salah satu lembaga publik/nirlaba di bawah

naungan pemerintah provinsi Sumatera Utara, pasti memiliki keunggulan

tersendiri dibanding Lembaga pengelolaan Zakst (LPZ) lainnya. Namun dapat

diyakini BAZDASU juga memiliki kelemahan yang menjadi kendala-kendala

tersendiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi utama dalam menghimpun dana

ZIS dari masyarakat yang ada di Sumatera Utara.

Adapun yang menjadi kendala-kendala tersebut biasanya berasal dari 2 pihak,

yaitu kendala dari pihak internal maupun kendala dari pihak eksternal. Untuk

lebih lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :

4.4.1 Kendala Internal

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pengelola

BAZDASU, terdapat tiga kendala internal yang dihadapi BAZDASU dalam

menghimpun dana ZIS. Adapun yang menjadi kendala internal tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Keberadaan Sumber daya manusia (SDM) yang kurang berkompetensi

dalam mengelola BAZDASU.

b. Keterbatasan alokasi atau pos dana untuk promosi dan sosialisasi ZIS yang

dimiliki BAZDASU.

Universitas Sumatera Utara

Page 108: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

c. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang kuat dan mengikat

masyarakat untuk membayar dana ZIS melalui BAZDASU.

Untuk itu perlu dilakukannya evaluasi internal BAZDASU secara

berkesinambungan, untuk mengatasi kendala yang terjadi khususnya keberadaan

SDM yang dapat mengelola BAZDASU dengan baik, berpengalaman dan

memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya, serta meninjau alokasi jumlah dana

promosi dan sosialisasi yang telah digunakan selama ini sudah efektif terhadap

pengumpulan dana ZIS. Menyangkut adanya PERDA ditakutkan terjadinya

pertentangan, yang pada akibatnya masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk

melakukan kewajiban zakat, dan sekaligus bertentangan dengan ajaran Islam.

4.4.2 Kendala Eksternal

Sama halnya dengan kendala internal yang telah diuraikan di atas, yang

diperoleh dari hasil wawancara peneliti kepada pengelola BAZDASU, terdapat

tiga kendala eksternal yang dirasakan BAZDASU dalam melakukan pengumpulan

dana ZIS, ialah sebagai berikut :

a. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap BAZ.

b. Masih melekatnya budaya masyarakat, dalam hal ini sebagai muzakki

yang membayar zakat secara langsung kepada Mustahik.

c. Masih dominanya perilaku masyarakat Muslim di Indonesia yang

mengutamakan kewajiban membayar pajak dibandingkan kewajiban

membayar zakat, sehingga pajak lebih menjadi prioritas, yang menjadikan

zakat sebagai beban ganda bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 109: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Oleh karena itu, diharapkan BAZDASU dapat membuktikan kinerja yang

dilakukan LPZ ini berhasil dan mampu mengelola dana ZIS yang dihimpun

dengan dengan baik, serta berhasil mendayagunakan dana ZIS yang dihimpun

tersebut untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi umat, sehingga

kepercayaan masyarakat dapat terbangun kembali untuk mau membayarkan

zakatnya melalui BAZ.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Terdapat 4 faktor pendorong atau alasan yang paling menpengaruhi masyarakat

untuk membayar ZIS melalui BAZDASU, yakni yang menjadi faktor pendorong

pertama adalah status BAZDASU sebagai lembaga zakat resmi milik pemerintah,

faktor pendorong kedua adalah Teknik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang

mudah, kemudian faktor pendorong ketiga ialah pelayanan yang baik dan

memuaskan, dan untuk faktor pendorong keempat ialah lokasi yang strategis dan

mudah dijangkau. Untuk menentukan faktor yang paling dominan dalam

mendorong masyarakat sehingga memutuskan menyalurkan dana ZIS melalui

BAZDASU, ialah dengan cara meminta responden untuk memberi rangking pada

pilihan faktor-faktor tersebut.

2. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola BAZDASU, dapat

diketahui bahwa perkembangan pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS),

ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah penerimaan, dan jumlah penyaluran dana

ZIS mengalami pasang surut baik perubahan dalam hal peningkatan maupun

penurunan yang terjadi setiap tahunnya, tetapi masih didominasi peningkatannya

pada beberapa tahun belakangan ini dibanding pada awal-awal tahun

terbentuknya. Jika dilihat dari jumlah muzakki pada 11 tahun terakhir berdirinya

BAZDASU. Diketahui bahwa jumlah muzakki yang menyalurkan dana zakat

adalah sebanyak 2244 orang dengan jumlah rata-rata sebesar 204 pada tiap

tahunnya, sedangkan. Untuk data perkembangan jumlah donatur yang

Universitas Sumatera Utara

Page 111: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

mendonasikan dana infaq dan sedekah tidak dapat diperoleh jumlah

perkembangannya. Hal tersebut dikarenakan BAZDASU tidak mendata identitas

pihak-pihak yang menyalurkan infaq dan sedekah secara rapi, terperinci dan

sistematis. Salah satu alasannya dikarenakan sebagian besar para donatur dana

infaq dan sedekah menyalurkannya melalui unit-unit pengumpulan zakat (UPZ)

serta pada kotak-kotak infaq yang tersedia di lokasi atau tempat-tempat tertentu

yang berkerja sama dalam pengumpulan infaq dan sedekah dengan BAZDASU.

Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui data identitas donatur secara keseluruhan,

lengkap, dan terperinci.

3. BAZDASU sebagai publik/nirlaba milik pemerintah, yang rentan akan

kepercayaan publik, juga memiliki kendala-kendala dalam pengumpulan dana

ZIS. Kendala – kendala tersebut terdapat dari pihak internal maupun pihak

eskternal. Kendala eksternal tersebut diantaranya ialah: 1. Keberadaan sumber

daya manusia (SDM) yang kurang berkompetensi dalam mengelola BAZDASU.

2. Keterbatasan alokasi atau pos dana untuk promosi dan sosialisasi ZIS yang

dimiliki BAZDASU. 3. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang kuat dan

mengikat masyarakat untuk membayar dana ZIS melalui BAZDASU. Untuk

kendala eksternal ialah: 1. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap

BAZDASU. 2. Masih melekatnya budaya masyarakat, dalam hal ini sebagai

muzakki yang membayar zakat secara langsung kepada Mustahik. 3. Masih

dominanya perilaku masyarakat Muslim yang mengutamakan kewajiban

membayar pajak dibandingkan kewajiban membayar zakat, sehingga pajak lebih

menjadi prioritas, yang menjadikan zakat sebagai beban ganda bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 112: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

4. BAZDASU sebagai LPZ di bawah naungan pemerintah, yang menurut

pengamatan penulis, merupakan LPZ yang lebih terprogram, terencana,

transparan, amanah, obyektif serta akuntabilitas, dibanding dengan beberapa

Lembaga Amil Zakat yang ada di Sumatera Utara. Berdasarkan program kerja dan

sangat potensial sebagai salah satu LPZ yang paling besar di bawah naungan oleh

pihak pemerintah. Terbukti dengan tidak adanya data yang missing dalam

pengumpulannya sesuai Laporan pertanggung jawaban tahunan yang diaudit

setiap tahunnya oleh akuntan publik sejak tahun 2007..

5.2 Saran

1. Keberadaan BAZDASU mampu memberikan kontribusi positif dalam kehidupan

masyarakat, khususnya masyarakan Muslim di Sumatera Utara. Untuk itu

BAZDASU dapat dijadikan sebagai LPZ yang dapat dipercaya dan

mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pengumpulan zakat, infaq,

dan sedekah (ZIS) khususnya di Kota Medan, dan pada umumnya secara

menyeluruh di Sumatera Utara

2. Kepada pengurus dan pengelola BAZDASU agar terus berupaya dalam

meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program

unggulannya. Guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepannya,

untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga lebih mendorong

masyarakat untuk lebih terpanggil menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU.

3. Kepada instansi-instansi terkait seperti pemerintah Provinsi Sumatera Utara,

Kementerian Agama, Badan/Lembaga mitra BAZDASU, Unit Pengumpulan

Universitas Sumatera Utara

Page 113: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Zakat (UPZ), dan lainnya. Untuk dapat membuat kebijakan yang strategis, guna

membantu BAZDASU dalam meningkatkat jumlah penerimaan dana ZIS setiap

tahunnya. Sampai membantu menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang

benar-benar membutuhkan, serta melakukan pengawasan agar dana tersebut dapat

digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 114: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Al-Qur’an

Al-Zuhayly, Wahbah, 2000. Zakat Kajian Berbagai Mahzab, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2007 a. Manajemen Pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2007 b. Pedoman Pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2008. Panduan organisasi pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Hafihuddin, Didin, 1998. Panduan Praktis tentang zakat Infaq dan Sedekah, Gema Insani, Jakarta. Hasan, Ali Muhammad, 2006. Zakat dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Predana Media Group, Jakarta. Hasbi Ash Shiddieqy, Muhammad Tengku, 2006. Pedoman Zakat, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.

Khoiri, Nisful, 2010. Seharusnya Lembaga Zakat Pemerintah Dipercaya. http://bazdasumut.or.id/index.php/component/content/article/14-artikel/25 seharusnya-lembaga-zakat-pemerintah-dipercaya.

Sari, Kartika Elisa, 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT.Grasindo, Jakarta.

Simanjuntak, Maratua, 2006. Buku Profile Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Medan.

Sudarsono, Heri, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta Pres, Yogyakarta.

Shihab, Quraish Muhammad, 2000. Wawasan Al-Quran, Mizan, Bandung.

Teguh, Muhammad, 1999. Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.

Qaradhawy, Yusuf, 2009. Kitab Zakat, Bina Ilmu, Yogyakarta.

Qardawi, Yusuf, 1996. Hukum Zakat, Litera Antar Nusa Dan Mizan, Jakarta.

SKRIPSI

Rahmadhani, Niken Fidyah, 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shoddaqoh pada Badan Amil Zakat Daerah SUMUT. Medan: FE-USU.

Sartika, Dewi, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Menggunakan Jasa Bazis Dalam Penyaluran Zakat di Kota Medan. Medan: FE-USU.

WEBSITE

http;//www.zisindosat.com/menatap-pengelolaan-zakat-setelah-ada-uu baru/.

http://www.zisindosat.com/outlook-pembangunan-zakat-2012.

www.bps.go.id

www.bazdasumut.or.id

www.justanotherwordpress.com

www.waspadaonline.com

Universitas Sumatera Utara

Page 116: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Medan, Juni 2012

Kepada Yth :

Bapak/Ibu Muzakki BAZDASU

Di Medan.

Perihal : KUESIONER PENELITIAN

Dengan hormat, saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya: Andy Riswan Ritonga adalah mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi USU – Medan. Sebagaimana Bapak/Ibu ketahui bahwa salah satu tugas akhir seorang mahasiswa adalah melakukan penelitian akademik guna menulis skripsi.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak/Ibu kiranya bersedia membantu untuk menjadi responden penelitian saya tentang “Analisis Faktor-Fakter Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Melalui Bazda Sumatera Utara”. Saya jelaskan kepada Bapak/Ibu bahwasanya penelitian ini semata-mata hanya untuk keperluan akademik saja.

Besar harapan saya agar kiranya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner ini. Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat

ANDY RISWAN RITONGA

NIM: 080501013

Universitas Sumatera Utara

Page 117: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

Isilah titik-titik di bawah ini atau beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

Identifikasi Responden:

1. Nama :

2. Usia : a. 21 tahun - 30 tahun

b. 31 tahun - 40 tahun

c. 41 tahun - 50 tahun

d. 51 tahun - 60 tahun

e. > 60 tahun

3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

4. Tingkat Pendidikan : a. SD d. Diploma (D1,D2,D3)

b. SMP/Sederajat e. Strata (S1,S2,S3)

c. SMA/Sederajat

5. Pekerjaan : a. PNS/BUMD/BUMN

b. TNI/POLRI

c. Pegawai Swasta

d. Wiraswasta/Pengusaha

e. Lainnya..........

6. Pendapatan perbulan : a. Rp.1 juta – Rp.3 juta

b. Rp.3 juta – Rp.5 juta

c. Rp.5 juta – Rp.10 juta

d. Rp.10 juta – Rp.50 juta

e. > Rp.50 juta

7. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi muzakki di BAZDASU ?

Universitas Sumatera Utara

Page 118: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun d. 4 Tahun e. Lainnya.................

8. Dari manakah Bapak/Ibu mengetahui tentang BAZDASU ?

a. Surat Kabar/Majalah b. Radio/Televisi c. Pengurus/Pegawai BAZDASU d. Teman/keluarga e. Lainnya……

9. Jenis dana apa yang pernah atau paling sering Bapak/Ibu salurkan melalui BAZDASU ?

a. Zakat Fitrah

b. Zakat Maal/Harta

c. Infaq

d. Sedekah

10. Mengapa Bapak/Ibu memilih membayar zakat, infaq, dan sedekah di BAZDASU ?

a. Teknik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang mudah b. Pelayanan yang baik dan memuaskan c. Lokasi yang strategis dan terjangkau d. Lembaga zakat resmi milik pemerintah e. Lainnya………

11. Bagaimana menurut Bapak/Ibu lokasi BAZDASU ?

a. Sangat baik dan sangat strategis b. Baik dan Strategis c. Cukup baik dan cukup strategis d. Kurang baik dan kurang strategis e. Sangat tidak baik dan tidak strategis

12. Berapakah jarak tempat tinggal atau kegiatan Bapak/Ibu dengan lokasi kantor BAZDASU ?

a. < 1 Km

b. 1,1 Km-5 Km

c. 5,1 Km-10Km

d. 10,1 Km-15 Km

e. > 15 Km

Universitas Sumatera Utara

Page 119: 5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara

13. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyalurkan dana zakat, infaq, dan sedekah melalui BAZDASU ?

a. Dibayar langsung ke kantor BAZDASU b. Transfer via ATM/Bank c. Pegawai BAZDASU menjemput dana ZIS d. Dibayar melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) e. Lainya………..

14. Bagaimana prosedur atau cara penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah yang Bapak/Ibu rasakan melalui BAZDASU ?

a. Sangat mudah b. Mudah c. Cukup mudah d. Cukup Sulit e. Sulit

15. Apakah Bapak/ibu pernah diingatkan untuk membayar zakat, infaq, dan sedekah oleh Pengelola BAZDASU ?

a. Iya b. tidak

16. Jika pernah, dengan cara apakah Bapak/Ibu diingatkan ?

a. Di telepon

b. Di surati

c. Di kunjungi langsung

d. Lainnya……….

17. Sudah berapa kali Bapak/ibu menyalurkan dana zakat, infaq, atau sedekah di BAZDASU ?

a. 1 Kali b. 2 Kali c. 3 Kali d. 4 Kali e. Lainnya……..

18. Bagaimana pelayanan yang Bapak/Ibu peroleh dari BAZDASU ?

a. Sangat memuaskan b. Memuaskan c. Cukup memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan

19. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan pembayaran dana zakat, infaq, dan sedekah, selain di BAZDASU ?

Universitas Sumatera Utara