56214739 makalah konsep ketuhanan dalam islam

Upload: oki-endrata-wijaya

Post on 05-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELOMPK AC

MAKALAH

ESENSI AJARAN ISLAM

Disusun oleh: Rizky Heryawan (0712503176) Bayu Nuzulla (0811501436) Fanny Kurniawan (0811500370) Heri Jumain (0811502418) Arif Yohana (0811504166) Kelompok 4

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR TAHUN AKADEMIK 2010/2011

PENDAHULUAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Allah swt berfirman: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS Al-Baqoroh: 163) Ayat ini mengingatkan kita akan inti ajaran agama Islam, yaitu tauhid. Tauhid adalah mengesakan Allah swt, meyakini bahwa tiada sekutu bagi Allah swt. Konsep ajaran tauhid sudah ada semenjak manusia pertama, nabi Adam as diciptakan. Ajaran ini diwariskan secara turun temurun oleh para nabi dan rasul, hingga sampai wahyu kepada nabi Muhammad saw yang juga berisi ajaran tauhid, yang kemudian beliau ajarkan kepada ummatnya hingga ajaran tersebut sampai kepada kita saat ini. Tauhid merupakan syarat seseorang untuk bisa memasuki surga, sebagaimana tersebut dalam rukun Islam yang pertama, yaitu dalam kalimat syahadat. Oleh karena itu, memiliki aqidah yang lurus adalah hal yang teramat penting. Setiap muslim harus memahami konsep konsep aqidah dengan benar. Seiring berkembangnya zaman, berbagai aliran muncul dalam agama Islam. Aliran aliran ini memiliki keyakinan aqidah yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw. Beberapa aliran ini berkembang di sekitar kita dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk membentengi keyakinan kita dari ajaran ajaran yang salah tersebut. Penyusun mengajak pembaca sekalian untuk mengupas tuntas konsep ketuhanan dalam Islam serta mengenal aliran aliran dalam Islam agar kita semua dapat membedakan yang benar dan yang salah, dan mengikuti yang benar. Mudah mudahan makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Cukuplah Allah swt sebagai Pelindung kita, Dialah Penolong dan Pelindung yang terbaik.

Jakarta, 24 Oktober 2010 Penyusun

Esensi Ajaran Islam

2

DAFTAR ISI

I. PENGERTIAN ESENSI AJARAN ISLAM............................................................... II. MUNCULNYA PERBEDAAN PAHAM KEYAKINAN DALAM ISLAM.............

4

8

III. GOLONGAN GOLONGAN DALAM ISLAM........................................................ 1) Ahlussunnah wal Jamaah..................................................................................... 2) Syiah.................................................................................................................... 3) Khawarij.................................. .............................................................................. 4) Murjiah.................................................................................................................

9 9 10 11 11

5) Mutazilah....................................... ....................................................................... 12 6) Qadariyah.............................................................................................................. 13

7) Jabariyah................................................. ............................................................... 14 8) Najariyah............................................................................................................... 9) Musyabihah....................................................... .................................................... 10) Wahabi.................................................................................................................. 11) Ahmadiyah................................................................... ......................................... 14 15 15 16

IV. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

17

Esensi Ajaran Islam

3

I. PENGERITAN ESENSI AJARAN ISLAM

Agama Islam hanya membenarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Agama Islam mengajarkan pengikutnya untuk menyembah hanya kepada 1 tuhan, yaitu Allah Subhanahu wa Taala dan inilah yang menjadi dasar dari essensi ajaran islam Allah swt . tidak memiliki anak maupun tandingan. Allah swt juga tidak diperanakkan karena Dia Maha terdahulu, tidak ada permulaan dan akhir dari eksistensiNya. Intisari,pokok-pokok unsur yang terkandung dalam ajaran islam (esensi ajaran islam),membangun kokoh prinsip dasar dari ajaran islam yang terdiri dari esensi dan juga hal lainya yang saling berhubungan.

II. CAKUPAN ESENSI AJARAN ISLAM SECARA UMUM Sebelum membahas tentang cakupan esensi ajaran islam, terlebih dahulu perlu kita pahami arti dari Islam itu sendiri berasal dari kata turunan yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah SWT) berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari sin lam mim. Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, dan tidak cacat. Dalam uraian tersebut dapat disimpulakn bahwa arti yang dikandung dalam kata Islam adalah kedamaina, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan, ketaatan, dan kepatuhan. Dalam Islam itu sendiri memiliki cakupan umum dalam bahasan makalah ini, yaitu : 1. Akidah 2. Syariah 3. Akhlaq

1. AKIDAH Yang dimaksud dengan aqidah dalam bahasa arab ( dalam bahasa Indonesia ditulis akidah), menurut etimologi adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikan, karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis adalah iman atau keyakinan. Akidah islam (aqidah Islamiyah), karena itu ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran islam. Kedudukannya sangat sentral dan fundamental, karena, seperti telah disebutkan

Esensi Ajaran Islam

4

diatas, menjadi asas dan sekaligus dan sangkutan atau gantungan dalam segala sesuatu dalam Islam. Juga menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim. Islam berawal dari keyakinan kepada Zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah SWT. Allah Maha Esa dalam Zat, sifat, perbuatan, dan wujudNya. Kemahaesaan AllahMaha Esa dalam zat, sifat, disebut Tauhid.

Esensi Ajaran Islam

5

III. GOLONGAN GOLONGAN DALAM ISLAM

Dalam perkembangannya, golongan golongan dalam Islam yang berlainan aqidah semakin banyak bermunculan. Nabi Muhammad saw sendiri telah

memperingatkan keadaan ini semenjak beliau masih hidup. Peringatan tersebut tertuang dalam hadits beliau: Demi Dia Yang menggenggam nyawa Muhammad, umatku akan tepecah menjadi 73 aliran. 1 aliran akan masuk surga dan sisanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, Wahai rasulullah, Aliran apakah yang akan masuk surga itu? Nabi menjawab, Ahlussunnah wal Jamaah . (HR. Thabrani)

Syeikh Sayid Abdurahman bin Muhammad bin Husein bin Umar BaAlawi menerangkan ke73 golongan menurut hadits tersebut dalam kitab karangan beliau yang berjudul Bugyatul Mustarsyidin sebagai berikut:

1. Golongan Ahlussunnah 2. Golongan Syiah 3. Golongan Khawarij 4. Golongan MuTazilah 5. Golongan Murjiah 6. Golongan Najariah 7. Golongan Jabariyah 8. Golongan Musyabihah

1 aliran 27 aliran 20 aliran 20 aliran 5 aliran 3 aliran 1 aliran 1 aliran +

Jumlah:

73 aliran

1) Ahlussunnah wal Jamaah Ahlussunnah adalah satu satunya aliran yang meyakini aqidah Islam secara lurus sesuai apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Nama Ahlussunnah wal Jamaah sendiri memiliki arti pengikut sunnah Nabi Muhammad saw dan para Khulafa ur Rasyidin sahabat beliau. Ahlussunnah adalah golongan yang disebutkan dalam hadits sebagai satu satunya aliran yang pengikutnya akan masuk surga.

Esensi Ajaran Islam

6

Golongan Ahlussunnah dirumuskan oleh Syeikh Abu Hasan Ali Al-Asyari pada abad III Hijriyah sebagai reaksi terhadap kemunculan paham paham aqidah yang sesat pada masa itu. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di Basrah, Iraq pada tahun 260 H. Tokoh besar Ahlussunnah lainnya adalah Syeikh Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidi. Beliau lahir di Desa Maturid, Samarkand pada tahun 333 H. Beliau adalah ulama yang memperinci aqidah Ahlussunnah.

2) Syiah Syiah dalam Bahasa Arab memiliki arti pengikut. Golongan Syiah menyebut diri mereka sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib ra. Golongan Syiah berkeyakinan bahwa khalifah yang sah sepeninggal Nabi Muhammad saw hanyalah Sayidina Ali bin Abi Thalib ra. Pendiri golongan ini adalah Abdullah bin Saba, seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang masuk Islam. Pada masa kekhalifahan Sayidina Utsman bin Affan ra di tahun 30 H, Abdullah bin Saba memeluk agama Islam dan berkunjung ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ia tidak mendapatkan sambutan sebagai tokoh besar sesuai yang diharapkannya dari khalifah sehingga ia menganggap umat Islam tidak menghargainya sebagaimana umat Yahudi menghargainya sebelum ia masuk Islam. Ia menjadi benci terhadap khalifah Utsman bin Affan ra sehingga membangun golongan sendiri dengan paham kekhalifahan Sayidina Utsman bin Affan ra dan 2 sahabat pendahulunya tidak sah, karena mereka merebut tahta khalifah dari Sayidina Ali bin Abi Thalib ra. Keyakinan Syiah yang bertentangan dengan Ahlussunnah adalah sebagai berikut: 1) Pemimpin yang sah pada masa khulafaur rasyidin hanya 1 yaitu Sayidina Ali bin Abi Thalib ra, ketiga sahabat lainnya (Sayidina Abu Bakar ra, Umar ra, dan Utsman ra) adalah pemimpin yang tidak sah karena merebut kekhalifahan dai Sayidina Ali ra. 2) Nabi Muhammad saw tidak digantikan oleh khalifah, melainkan imam -yang juga berkedudukan sebagai pemimpin agama layaknya nabi. Para imam bersifat maksum seperti nabi, tidak pernah berbuat dosa. 3) Roh para imam akan tetap ada dalam diri imam penggantinya secara turun temurun dan suci

Esensi Ajaran Islam

7

4) Pengikut Syiah memiliki syareat untuk taqiyah, yaitu menyembunyikan paham asli mereka dan memperlihatkan keyakinan Ahlussunnah pada dun sehingga hal ia, ini melahirkan kebohongan dalam sikap mereka, dan kebohongan taqiyah ini tidak dosa menurut mereka. 5) Nikah Mutah adalah halal. Nikah Mutah adalah pernikahan tanpa wali dan saksi, yang jangka waktu hubungan pernikahannya ditentukan sesuai kesepakatan antara pengantin pria dan wanita sejak awal. Nikah Mutah membolehkan menikahi siapa saja, lebih dari 4 wanita. Setelah jangka waktu itu habis dan mahar dibayar, hubungan pernikahan berakhir.

3) Khawarij Golongan Khawarij didirikan oleh kumpulan orang orang yang membenci Muawiyah karena ia melawan kekhalifahan yang sah, sekaligus membenci khalifah Ali bin Abi Thalib yang mereka anggap lemah dalam menegakkan kebenaran karena mau diajak berunding damai oleh pihak Muawiyah yang hampir kalah dalam Perang Siffin. Dalam bahasa Arab khawarij memiliki arti keluar, yakni orang orang yang tak memihak Muawiyah maupun khalifah Ali bin Abi Thalib ra. Paham Khawarij yang keliru adalah sebagai berikut: 1) Setiap orang yang tidak setuju dengan paham mereka adalah kafir, dan orang orang kafir halal darahnya. 2) Khalifah Ali bin Abi Thalib ra adalah kafir karena mau menerima ajakan perundingan damai dengan pihak pemberontak pada Perang Siffin, padahal ketika itu sudah hampir memenagkan pertempuran. 3) Muawiyah dan kelompoknya adalah kafir karena telah melawan kekhalifahan Sayidina Ali bin Abi Thalib ra. 4) Semua dosa adalah dosa besar. Setiap orang muslim yang berbuat dosa adalah kafir, wajib diperangi dan boleh dibunuh serta dirampas hartanya. 5) Anak anak orang kafir yang meninggal sebelum baligh akan tetap dimasukkan ke neraka karena mengikuti orang tuanya yang kafir, padahal orang yang belum baligh tidak memiliki dosa.

4) Murjiah Arti Murjiah adalah orang orang yang menangguhkan. Golongan Murjiah adalah orang orang yang menjauhkan diri dari pertikaian politik di awal abad 1

Esensi Ajaran Islam

8

Hijriyah pada masa kekhalifahan Sayidina Ali bin Abi Thalib ra. Ketika mereka dimintai pendapat tentang kemelut politik di saat itu, mereka selalu menjawab, Kita tunggu saja penyelesaian masalah ini sampai di hadapan Tuhan pada saatnya Hisab amal nanti, di situlah nanti kita melihat mana yang benar dan mana yang salah. Lama kelamaan opini ini semakin merembet ke segala hal dan kemudian membentuk pemikiran yang salah tentang aqidah sebagai berikut: 1) Iman itu cukup dengan mengenal hanya Tuhan dan para rasulNya. Setelah beriman seperti itu, maka dosa tidak berpengaruh. Tidak apa apa melakukan dosa atau hal hal yang membuat seseorang menjadi kafir seperti menghina nabi, Quran, dan lain lain, sebagaimana perbuatan baik tidak ada artinya apabila seseorang masih kafir. 2) Orang yang bersalah tidak perlu dihukum di dunia. Cukuplah Allah swt yang memberikan hukuman yang paling adil di akhirat nanti. Sehingga menurut keyakinan ini, hukum syareat Islam dianggap tidak perlu sehingga umat Islam tidak perlu menerapkan syareat Islam dalam kehidupan sehari hari.

5) Mutazilah Mutazilah dalam bahasa Arab berarti orang orang yang memisahkan diri. Nama Mutazilah mengacu pada sebutan untuk pendirinya, Washil bin Atha. Washil bin Atha lahir pada tahun 80 H, beliau adalah murid dari ulama besar di Baghdad, Imam Hasan Bashri. Washil bin Atha menentang pelajaran yang diberikan gurunya berdasarkan Al-Quran dan hadits, serta membuat ajaran baru berdasarkan logika. Golongan Mutazilah adalah orang orang yang lebih mempercayai rasionalitas mereka daripada Al-Quran dan hadits. Sehingga apabila ada ayat AlQuran maupun hadits yang menurut mereka tidak masuk akal, mereka akan memutar mutar maknanya sehingga sesuai dengan akal mereka. Ajaran ajaran Mutazilah yang bertentangan dengan paham Ahlussunnah adalah: 1) Baik dan buruk adalah berdasarkan akal, bukan Al-Quran dan Hadits. Sehingga penilaian benar dan salah menjadi relatif karena akal manusia terus berkembang dan berubah seiring perkembangan budaya dan zaman. 2) Allah tidak memiliki sifat apapun, karena kalau Allah memiliki sifat maka Allah tidak Maha Esa karena akan ada Allah itu sendiri dan sifatNya secara terpisah (contoh Allah Ar-Rahman berarti artinya adalah ada Allah dan ada Sang Maha

Esensi Ajaran Islam

9

Pengasih, keduanya terpisah. Berarti Allah tidak Maha Esa, karena ada Tuhan Allah dan Tuhan Maha Pengasih). 3) Al-Quran adalah makhluk, diciptakan Tuhan. Padahal Al-Quran adalah firman Allah swt, bukan makhlukNya. 4) Orang mumin yang berbuat dosa besar akan dimasukkan ke neraka untuk selama lamanya karena dosa besarnya, namun siksaan diperingan karena orang tersebut beriman sewaktu di dunia. Maka tempat orang itu kelak adalah bukan di neraka, yg siksaannya beratm tapi bukan juga di surga, yang bebas dari siksaan. Tempat mereka adalah di antara surga dan neraka. Ahlussunnah berkeyakinan hanya ada dua tempat di akhirat, yaitu surga dan neraka, tidak ada tempat antara. Sehingga orang mumin yang berbuat dosa bisa saja mendapat ampunan total atas rahmat Allah swt, mendapat pengurangan siksa di neraka karena syafaat rasul saw, atau disiksa sesuai masa hukumannya di neraka kemudian setelah masa hukuman habis orang tersebut dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke surga. 5) Nabi Muhammad saw tidak pernah melakukan perjalanan miraj, yang lokasi tujuannya adalah Sidratul Muntaha, dan hanya ditempuh dalam 1 malam karena , ini adalah sesuatu yang irasional. Padahal dalam hadits diterangkan bahwa rasul saw benar benar menempuh perjalanan itu dengan jasad dan ruhnya dalam alam sadar serta bukan mimpi.

6) Qadariyah Arti Qadariyah adalah paham kuasa. Golongan Qadariyah adalah golongan yang memiliki paham seluruh aktivitas manusia adalah hasil keinginan manusia itu sendiri tanpa ada campur tangan Tuhan. Golongan ini merupakan cabang dari Mutazilah, karena paham Qadariyah lahir dari pemikiran Mutazilah. Paham Qadariyah amat bertentangan dengan keyakinan aqidah Ahlussunnah. Qadariyah meyakini bahwa Allah swt menciptakan manusia, kemudian berlepas tangan setelah itu. Sehingga Allah swt tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh manusia. Allah swt hanya akan melihat dan memperhatikan apa yang diperbuat oleh ciptaanNya tersebut. Hal ini amat berlawanan dengan keyakinan Ahlussunnah, dimana Allah swt adalah Maha Tahu akan semua perbuatan manusia, baik yang sudah, sedang, maupun belum dikerjakan.

Esensi Ajaran Islam

10

7) Jabariyah Jabariyah dalam bahasa Arab memiliki arti keterpaksaan. Golongan Jabariyah adalah golongan yang memiliki keyakinan Seluruh aktivitas manusia merupakan kemauan Tuhan. Manusia tidak dapat melakukan apa apa dan hanya bergerak secara terpaksa mengikuti kehendak Tuhan. Tidak ada konsep ikhtiar dalam keyakinan Jabariyah. Golongan Jabariyah didirikan oleh Jaham bin Safwan sekretaris Harits bin , Sureih, pejabat daerah Khurasan pada era pemerintahan Bani Umayyah. Popularitas Jaham semakin meningkat karena ia giat melakukan orasi menentang paham Qadariyah. Ia menyuarakan keyakinan Ahlussunnah akan seluruh perbuatan manusia pada hakikatnya dijadikan Tuhan karena Tuhan Maha Kuasa. Namun pemikirannya terlalu radikal hingga mencapai kesimpulan bahwa manusia sama sekali tidak melakukan apa apa dan hanya Tuhan yang menggerakkannya. Keyakinan Jabariyah yang menyimpang adalah sebagai berikut: 1) Tidak ada usaha dan ikhtiar manusia. Semua perbuatan manusia adalah dikendalikan Tuhan. Kalau manusia ibadah maka sebenarnya Tuhan-lah yang menggerakkannya, begitu pula kalau manusia berbuat dosa, berarti Tuhan-lah yang berdosa. Maka tidak apa apa manusia berbuat maksiat karena sebenarnya Tuhanlah yang menggerakkannya. 2) Iman cukup hanya dengan diakui dalam hati. Padahal menurut keyakinan Ahlussunnah iman adalah pengakuan dalam hati dan ucapan yang didukung dengan tindakan nyata untuk membuktikannya.

8) Najariyah Golongan Najariyah didirikan oleh murid Basyar Al-Marisi, salah seorang guru besar penganut aliran Mutazilah, yaitu Abu Abdillah Husein bin Muhammad An-Najar. Nama Najariyah mengacu pada gelar pendirinya yaitu An-Najar. Golongan ini didirikan antara 198-218 H pada masa Khalifah Al-Mamun. Paham Najariyah berusaha menggabungkan paham aliran Mutazilah, Syiah, Ahlussunnah, Jabariyah, dan Murjiah menjadi satu. Cara ini tentu menghasilkan kesimpulan kesimpulan yang saling bertentangan sehingga hanya memiliki sedikit pengikut dan pada akhirnya aliran ini punah. Paham Najariyah yang sesat adalah sebagai berikut:

Esensi Ajaran Islam

11

1) Orang mumin yang berbuat dosa dan tidak bertaubat semasa hidupnya pasti akan dimasukkan ke neraka. Padahal menurut Ahlussunnah masih ada kemungkinan orang tersebut tidak masuk ke neraka karena mendapat syafaat dari rasul saw. 2) Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia di surga. Padahal dalam keyakinan Ahlussunnah, orang yang masuk surga akan dapat melihat Allah swt dengan mata kepalanya sendiri sesuai QS Al-Qiyamah: 22-23.

9) Musyabihah Musyabihah dalam bahasa Arab memiliki arti menyerupakan. Golongan Musyabihah adalah orang orang yang menyerupakan Allah swt dengan makhlukNya. Hal ini dikarenakan mereka menafsirkan ayat ayat Quran hanya berdasarkan makna lugasnya, sedangkan banyak sekali ayat ayat Quran yang justru maknanya adalah berupa kiasan. Penafsiran yang salah tersebut menimbulkan keyakinan yang keliru sebagai berikut: 1) Allah swt memiliki tangan seperti manusia, menurut ayat: Tangan Allah di atas tangan mereka (Al-Fath: 10) Padahal ayat tersebut merupakan ungkapan yang bermakna kias. Arti sebenarnya adalah: Kekuasaan Allah di atas kekuasaan mereka (Al-Fath: 10) 2) Allah swt duduk di atas tahta Arasy sebagaimana seorang Raja duduk di atas kursi raja, menurut ayat: Allah Ar-Rahman duduk di atas Arasy (Thaha: 5) Padahal arti kiasan ayat tersebut yang seharusnya adalah: Allah Ar-Rahman menduduki (menguasai) Arasy (Thaha: 5) 3) Allah swt memiliki tubuh yang bercahaya, berdasarkan ayat: Allah adalah cahaya langit dan bumi (An-Nur: 35) Padahal arti kiasan sebenarnya dari ayat tersebut adalah: Allah adalah pemberi petunjuk di langit dan di bumi (An-Nur: 35)

10) Wahabi Paham Wahabi didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Nama Wahabi mengacu pada nama orang tua pendiri aliran ini, yaitu Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Desa Ainiyah, sebuah desa kecil di jazirah Arab, pada tahun 1115 H. Pemikirannya lahir dari literatur para tokoh Islam sesat dari masa masa

Esensi Ajaran Islam

12

sebelumnya. Aliran Wahabi cenderung bersikap radikal dan mengkafirkan orang orang yang tidak setuju dengan fatwa fatwa mereka. Fatwa fatwa keliru Wahabi adalah sebagai berikut: 1) Ziarah kubur hukumnya haram, karena umat Islam tidak boleh berdoa meminta kepada selai Allah swt, apalagi meminta kepada orang yang sudah mati. Padahal menurut paham Ahlussunnah ziarah kubur bukan berarti memohon pada ahli kubur yang diziarahi, melainkan mengunjungi makam makam orang shaleh yang sudah meninggal. Hal ini ditujukan untuk mengingatkan kita akan jasa mereka yang telah berkontribusi terhadap perkembangan Islam semasa hidup mereka, mendoakan kebaikan mereka, dan memohon pada Allah swt agar kita dapat melakukan amal yang lebih bernilai seperti mereka. 2) Perayaan maulid nabi adalah mengada ada dan hukumnya haram karena tidak ada contoh langsung dari Nabi Muhammad saw sendiri. Padahal isi acara perayaan maulid nabi adalah berdoa bersama untuk meneladani kehidupan beliau saw dan sama sekali tidak mengandung hal hal musyrik yang dilarang agama.

11) Ahmadiyah Nama Ahmadiyah diambil dari nama pendirinya yaitu Mirza Gulam Ahmad. Mirza Gulam Ahmad lahir di Desa Qadiyan, Punjab, Pakistan-pada tahun 1836 M. Mirza Gulam Ahmad menobatkan dirinya sebagai nabi setelah Nabi Muhammad saw. Pernyataan ini lahir dari pengaruh ajaran Syiah yang berkembang pesat di daerahnya ketika itu. Dalam keyakinan Syiah, kenabian dan kerasulan belum putus. Imam imam mereka adalah para penerus kenabian Muhammad saw dan masih menerima wahyu Tuhan. Paham sesat Ahmadiyah adalah sebagai berikut: 1) Mirza Gulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah-adalah nabi. Padahal nabi tereakhir adalah nabi Muhammad saw. 2) Perintah berjihad hanyalah untuk berjuang secara lisan. Padahal menurut paham Ahlussunnah jihad adalah segala bentuk usaha untuk memperjuangkan agama Allah swt, baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan lainnya.

Esensi Ajaran Islam

13

IV. DAFTAR PUSTAKA

KH. Siradjuddin Abbas. 1995. Itiqad Ahlussunnah Wal-Jamaah. Jakarta: Pustaka Tarbiyah.

Esensi Ajaran Islam

14