56149097-p-4-daster

3

Click here to load reader

Upload: maranatha-yohanes-sinaga

Post on 14-Aug-2015

358 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

p4 daster

TRANSCRIPT

Page 1: 56149097-P-4-daster

PRAKTIKUM IV

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT SETELAH PEMBERIAN

DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA DARAH

A. TUJUAN

Agar mahasiswa mampu menetapkan dan menghitung parameter farmakokinetik obat

setelah pemberian dosis tunggal berdasarkan data kadar obat dalam darah / plasma lawan

waktu.

B. DASAR TEORI

Parameter farmakokinetik adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari

model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya didalam darah,

urin, dan atau cairan hayati lainnya. Darah banyak digunakan dalam uji karena darah

merupakan tempat yang paling cepat dicapai obat, darah juga merupakan tempat yang logis

bagi penetapan kadar obat karena darahlah yang mengambil obat dari tempat absorbsi,

menyebabkan ke tempat distribusi / aksi, serta membuangnya ke organ eliminasi.

Kegunaan menetapkan parameter farmakokinetik suatu obat adalah untuk mengkaji

kinetika absorbsi, distribusi, dan eliminasi di dalam badan. Hasil kajian ini memiliki arti

penting dalam penetapan aturan dosis. Parameter farmakokinetika yang dapat digunakan

untuk mengkaji kinetika absorbsi suatu obat diantaranya adalah tetapan kecepatan absorbsi

( Ka ), luas daerah di bawah kurva ( AUC ), dan fraksi obat yang diabsorbsi ( fa ).

Sedangkan untuk mengkaji kinetika distribusi adalah Volume distribusi ( Vd dan Vss ). Dan

untuk kinetika eliminasi adalah klirens ( Clt ), tetapan kecepatan eliminasi ( Ke ), dan waktu

paruh eliminasi ( t½ ).

Cara perhitungan parameter – parameter farmakokinetik tersebut dapat dihtung stelah

diperoleh data kadar obat dalam darah / plasma lawan waktu. Data intervena juga diperlukan

untuk menghitung parameter farmakokinetika obat setelah pemberian oral untuk mengetahui

Fa. Parameter Fa ini didapat dari hasil pembagian AUC oral dengan AUC intravena.

Parameter farmakokinetika terdiri dari :

1. Parameter Primer

Parameter primer adalah parameter yang harganya secara langsung dipengaruhi oleh

variable fisiologis yang berupa :

a. Volume distribusi ( Vd )

Tidak memiliki makna visiologis. Merupakan parameter yang dapat mengaitkan

konsentrasi plasma dengan jumlah obat didalam tubuh. Semakin besar harga Vd maka

obat akan tersebar makin luas dalam tubuh.

Vd = dosisCp

Jika Cp kecil maka Vd besar. Jika obat terikat pada protein plasma, maka Cp besar dan

Vd kecil.

Page 2: 56149097-P-4-daster

b. Klirens ( Cl )

Klirens adalah kemampuan tubuh untuk membersihkan obat tanpa mempermasalahkan

mekanisme prosesnya. Cl juga dapat diartikan sebagai volume cairan yang dibersihkan

dari obat setiap satuan waktu. Harga Klirens semakin tinggi makan menunjukkan obat

semakin cepat dieliminasi. Organ yang berperan dalam proses ini adalah hati dan

ginjal terutama nefron.

Cl = Kel x Vd

c. Kecepatan Absorbsi ( Ka )

Kecepatan absorbsi adalah tetapan kecepatan absorbsi yang ditentukan oleh :

Variabel internal

Meliputi survace area ( luas permukaan absorbsi ), perfusi darah, kecepatan

peristaltik usus, dan kecepatan pengosongan lambung.

Variabel eksternal

Meliputi sifat obat itu sensiri ( lipofilik atau hidrofilik ) dan makanan serta

minuman.

2. Parameter Sekunder

Harganya tergantung pada parameter primer. Parameter sekunder terdiri dari waktu paruh

( t ) yaitu ½ waktu yang dipergunakan oleh sejumlah obat untuk berkurang menjadi

setengahnya, dan F eliminasi.3. Parameter Turunan

Parameter turunan tidak hanya tergantung pada parameter primer, tetapi juga besaran –

besaran lainnya. Parameter turunan terdiri dari AUC ( Area Under Curve ) yaitu suatu

ukuran dari bioavailabilitas suatu obat. AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang

dapat mencapai sirkulasi sistemik. Nilai AUC yang tinggi menunjukkan bioavailabilitas

yang semakin tinggi. Selain itu ada fraksi obat yang diabsorbsi ( Fa ), dan Vss.

Agar nilai – nialai farmakokinetik obat dapat dipercaya, maka metode penetapan

kadar harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

1) Selektif atau spesifik

Selektif atau spesifik adalah kemampuan suatu metode untuk membedakan suatu obat

dari metabolitnya, obat lain ( dalam kasus tertentu yang berkaitan ), dan kandugan

endogen cuplikan hayati.

2) Sensitif atau Pek

Berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur oleh suatu metode analisis yang

digunakan.

3) Teliti ( accuracy ) dan tepat ( precision )

Ketelitian ( accuracy ) adalah kemampuan suatu metode untuk memberikan hasil

pengukuran sedekat mungkin dengan nilai sesungguhnya.

4) Cepat dan efisien.