531_doc_1.pdf
TRANSCRIPT
0
PROGRAM INSENTIF
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (PKPP)
KEMETERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2012
LAPORAN KEMAJUAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMANENAN AIR
HUJAN UNTUK PENGAIRAN RUANG TERBUKA
HIJAU KAWASAN PERKOTAAN
JENIS RISET :
PAKET INSENTIF HASIL LITBANG : PROTOTYPE TEKNOLOGI
Peneliti Utama : Dr. Ir. Arie Herlambang, M.Si
Anggota :
1. Drs. Satmoko Yudo, M.Eng 2. Ir. Setiyono, MS 3. Ir. Petrus Nugro Rahardjo, M.Sc 4. Drh. Diah Asri Erowati, M.Kes
PUSAT TEKNOLOGI LINGKUNGAN
BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA ALAM
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2012
1
KATA PENGANTAR
Perubahan penggunaan lahan dari suatu kawasan yang belum terbangun
menjadi kawasan terbangun akan menyebabkan berkurangnya kawasan terbuka.
Perubahan ini telah nyata memberikan dampak terhadap berkurangnya zone
penyerapan alami, akibatnya jika hujan turun maka air hujan akan dengan cepat
berubah menjadi limpasan. Air hujan yang seharusnya mendapat kesempatan untuk
meresap secara alami kedalam tanah, hilang atau berkurang karena menjadi
limpasan.
Belajar dari kondisi masa kini dimana wilayah resapan air semakin berkurang,
serta keinginan untuk melestarikan lingkungan maka dipandang perlu untuk mulai
membangun prasarana untuk menampung air hujan dan meresapkan air hujan
melalui sumur resapan.
Kegiatan Pengembangan Teknologi Pemanenan Air Hujan Untuk Pengairan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan bertujuan untuk 1). Untuk mengurangi
limpasan air permukaan dan restorasi sumber daya air tanah melalui sumur resapan
buatan, 2). Mengembalikan zone infiltrasi dan perkolasi yang hilang karena
kepentingan pembangunan melalui sumur resapan, 3). Melakukan sosialisasi cara
pemanenan air hujan dengan contoh bangunan sumur resapan di sekolah sebagai
salah satu sarana pendidikan terhadap siswa.
Dalam Laporan Kemajuan ini berisi perkembangan pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan dan rencana kegiatan berikutnya.
Demikian kami sampaikan laporan kemajuan kegiatan ini, atas perhatian dan
kerjasama semua pihak kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 25 Mei 2012
Mengetahui,
Direktur Pusat Teknologi Peneliti Utama,
Lingkungan,
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Eng. Dr. Ir. Arie Herlambang, MS.
2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1.Latar Belakang 3
1.2.Pokok Permasalahan 5
1.3.Tujuan dan Sasaran 7
1.4. Metodologi Pelaksanaan 8
1.4.1.Lokus Kegiatan 8
1.4.2.Fokus Kegiatan 8
1.4.3.Bentuk Kegiatan 8
1.5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 9
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 10
2.1. Pengelolaan Administrasi Manajerial 10
2.1.1. Perencanaan Anggaran 10
2.1.2. Pengelolaan Anggaran 10
2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset 11
2.2. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 11
2.2.1. Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 11
2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja 13
2.2.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja 14
2.3. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 16
2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 16
2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 17
2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan – Program 18
2.4. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 18
2.4.1. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 18
2.4.2.Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 20
2.4.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasiul Litbangyasa 20
2.4.4. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 21
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT 22
3.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja 22
3.2. Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program 22
3.3. Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 23
3.4. Rencana Pengembangan ke Depan 23
BAB IV PENUTUP 24
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Upaya pemanfaatan air hujan sudah banyak dilakukan dibanyak negara.
Teknologi yang digunakan juga merupakan teknologi sederhana dan dapat dengan
mudah diimplementasikan dan dilakukan di masyarakat. Pemanen Air Hujan (PAH)
dari air yang jatuh diatas genting merupakan sebuah cara sederhana untuk
mengumpulkan air bersih. Cara menangkap air hujan dengan model tersebut dapat
dilakukan dengan mengkombinasikan antara menampung air hujan kedalam bak
penampung dan meresapkan air limpahannya kedalam tanah melalui Sumur
Resapan (SURES). Jika budidaya pembuatan PAH dan SURES dimasyarakatkan,
maka penggunanya akan mendapat sejumlah manfaat antara lain : 1). Sebagai
sumber air yang murah untuk penyiraman tanaman pada ruang terbuka hijau dan
meningkatkan sanitasi lingkungan, seperti menjaga kebersihan fasilitas toilet umum,
sekolah dan gedung-gedung perkantoran, serta dengan tambahan sedikit fasilitas
pengolahan air sederhana dapat pula digunakan untuk sarana penyedian air siap
minum (ARSINUM), 2). Pengendalian air limpasan (run off) pada saat hujan lebat,
terutama pada wilayah-wilayah yang sering terjadi genangan dan banjir, 3).
Penambahan jumlah cadangan air tanah melalui SURES yang dimasukkan melalui
overflow dari PAH dan 4). Penghematan biaya dalam pengadaan air bersih dan air
minum, serta 5). Meningkatkan citra penggunanya dalam peningkatan efisiensi
pemanfaatan sumberdaya air.
Konsep tersebut dituangkan kedalam Pengembangan Teknologi Pemanenan
Air Hujan Untuk Pengairan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Ide ini
dilatarbelakangi oleh permasalahan umum yang terjadi diberbagai wilayah di
Indonesia, terutama di DKI Jakarta, yaitu kekurangan kawasan terbuka hijau,
peningkatan harga air bersih akibat biaya proses pengolahan yang meningkat (akibat
pencemaran) dan kelangkaan sumberdaya air, penyusutan cadangan air tanah,
meningkatnya jumlah genangan air dan banjir musiman serta masuknya intrusi air
asin kedalam sistem akuifer. Konsep yang ditawarkan sekaligus untuk mendukung
upaya Pemerintah Kota tentang kewajiban melakukan konservasi sumberdaya air
4
dan peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya air seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Sumberdaya Air Nomor 7 Tahun 2007.
Air tanah merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Air tanah dapat dijumpai atau terdapat dalam suatu lapisan yang disebut
akuifer. Pembuatan sumur baik gali maupun bor harus mencapai lapisan akuifer ini
jika tidak maka debit air akan kecil. Untuk keperluan mendapatkan air dalam jumlah
banyak biasanya dapat dilakukan dengan mengambil air di beberapa lapisan
sekaligus.
Lapisan akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki
gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi karst.
Lapisan ini merupakan lapisan yang porus terdiri dari pasir sampai gravel. Ketebalan
lapisan ini umumnya bervariasi dalam suatu kondisi ketebalannya dapat lebih dari 10
m. Lapisan akuifer ditinjau dari sistemnya terdiri dari akuifer tak tertekan, akuifer semi
tertekan dan akuifer tertekan. Akuifer dataran pantai pada umumnya berkembang
sebagai daerah pemukiman yang padat (misal Jakarta) hal ini disebabkan karena
akuifer daerah ini merupakan sumber air tanah yang sangat penting bagi daerah kota
daerah tersebut. Air tanah di daerah tersebut disamping dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan kota juga digunakan untuk pertanian.
Pemakaian air tanah harus mempertimbangkan faktor kelestarian air tanah,
yang meliputi faktor kualitas dan kuantitas air. Salah satu cara mempertahankan
kuantitas air tanah adalah dengan menerapkan sumur resapan. Keuntungan yang
dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah: 1. Dapat menambah
jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah limpasan.
Peningkatan kapasitas Infiltrasi dengan penerapan sumur resapan diperlukan
untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah. Adanya sumur resapan
akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang
semula jatuh keatas permukaan genteng disalurkan melalui talang air kemudian
ditampung kedalam tangki penampung, limpasan air yang keluar dari tangki
penampung kemudian dimasukkan kedalam sumur resapan.
Untuk mendapatkan air hujan dalam jumlah banyak maka beberapa talang
dari rumah digabung menjadi satu, kemudian disalurkan melalui pipa untuk dialirkan
kedalam bak penampung air. Untuk rumah-rumah yang dibangun dengan sistem
kopel, saluran air dapat digabung menjadi satu atau secara komunal, air hujan
5
dialirkan dengan pipa air dibawa ke bak penampung air hujan. Dengan
menggunakan sistem komunal tersebut jumlah air hujan yang dapat ditampung akan
menjadi lebih banyak sehingga akan dapat memenuhi bak penampung air yang
disediakan.
1.2. POKOK PERMASALAHAN
Perubahan penggunaan lahan dari suatu kawasan yang belum terbangun
menjadi kawasan terbangun akan menyebabkan berkurangnya kawasan terbuka.
Perubahan ini telah nyata memberikan dampak terhadap berkurangnya zone
penyerapan alami, sehingga jika hujan turun maka air hujan akan dengan cepat
berubah menjadi limpasan. Air hujan yang tadinya mempunyai kesempatan untuk
meresap kedalam tanah oleh akibat perubahan penggunaan lahan kesempatan
meresap kedalam tanah menjadi hilang atau berkurang.
Pengurangan cadangan air tanah sebagai akibat dari pemakaian air tanah
tidak dapat lagi diganti oleh meresapnya air hujan kedalam tanah. Untuk alasan ini,
maka diperlukan suatu usaha meresapkan air hujan ke dalam tanah baik secara
alami maupun artifisial (buatan). Kegiatan meresapkan air hujan kedalam tanah ini
bukanlah tanpa alasan, kita patut bangga bahwa Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta telah mengeluarkan SK Gubernur No 115 Tahun 2001 tentang pembuatan
sumur resapan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Keputusan ini bersifat
Wajib bagi penanggung jawab bangunan. Yang dimaksud dengan penaggung jawab
bangunan tersebut adalah Pemilik/penyewa bangunan baik perorangan maupun
badan hukum yang diberi hak atau kuasa untuk menempati atau mengelola
bangunan tersebut.
Sumur resapan adalah sistem resapan buatan yang dapat menampung air
hujan yang langsung melalui atap atau pipa talang bangunan dapat berbentuk
sumur, kolam resapan saluran porus dan sejenisnya. Kedudukan sumur resapan
dalam siatu siklus hidrologi dapat dilihat pada Gambar 1. Proses terjadinya resapan
dimulai dari bagian air hujan yang mengalir melalui saluran penghubung. Proses
meresapkan air hujan dengan mekanisme sumur resapan disebut juga dengan
resapan buatan.
6
Proses resapan secara alami terjadi pada daerah-daerah yang porus misalnya
sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang terbuka, Hutan, halaman rumah
yang tidak tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya akan
membasahi tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan
tersebut jatuh pada daerah yang berpori maka akan meresap kedalam tanah sebagai
air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai
memasuki daerah akuifer dan akhirnya menjadi air tanah.
Gambar 1. Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan
Belajar dari kondisi masalah yang ada serta tuntutan keadaan untuk
melestarikan lingkungan maka dipandang mulai membangun sarana untuk
menampung air hujan dan meresapkan limpahan air hujan kedalam sumur resapan
sekaligus untuk mensukseskan program Gubernur sebagaimana yang telah diatur
dalam SK 68/2005 tersebut. Sumur resapan merupakan salah satu cara konservasi
air tanah. Caranya dengan membuat bangunan berupa sumur yang berfungsi untuk
memasukkan air hujan kedalam tanah.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan sumur resapan adalah:
1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang
masuk ke dalam tanah.
7
2. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah
sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga
dapat mencegah intrusi air laut.
3. Mereduksi dimensi jaringan drainase dapat sampai nol jika diperlukan.
4. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah.
6. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk mengurangi limpasan
permukaan sehingga dapat mencegah banjir.
7. Mencegah terjadinya penurunan tanah.
8. Melestarikan teknologi tradisionil.
1.3. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan kegiatan :
1. Restorasi sumber daya air tanah melalui peningkatan sumur resapan buatan
secara gravitasi dengan menggunakan sumur resapan.
2. Sosialisasi cara pemanenan air hujan dan sumur resapan melalui dunia
pendidikan.
Sasaran kegiatan :
1. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya sumur resapan dalam
perbaikan kualitas air tanah dan mengurangi potensi banjir atau genangan.
2. Membangun bangunan pemanenan air hujan dan sumur resapan di sekolah-
sekolah, sebagai sarana percontohan dan pendidikan, yang dapat
disebarluaskan melalui anak didik dan sosialisasi kepada masyarakat di
sekitarnya.
3. Melakukan sosialisasi peningkatan peresapan dengan menggunakan biopori,
terutama pada wilayah-wilayah public disekitar sekolahan dengan cara
bergotong royong melibatkan masyarakat sekitar.
8
1.4. METODOLOGI PELAKSANAAN
Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi Pembangunan,
2. Sosialisasi Pembangunan di Lokasi Kegiatan,
3. Penentuan lokasi Pembangunan,
4. Persiapan bahan dan peralatan,
5. Persiapan Tenaga Kerja,
6. Persiapan peralatan,
7. Pelaksanaan Pembangunan,
8. Pelatihan dan penyuluhan,
9. Pengamatan, evaluasi dan monitoring.
1.4.1. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini di wilayah Kota Depok, Jawa Barat.
1.4.2. Fokus Kegiatan
Kegiatan ini difokuskan kepada :
a. Membangun penampungan air hujan,
b. Membangun sumur resapan,
c. Membangun unit pengolahan air siap minum.
1.4.3. Bentuk Kegiatan
a. Membangun penampungan air hujan (PAH). Penampungan Air Hujan ini
didisain dengan volume 10 m3, dilengkapi dengan sistem penyaringan
yang berupa saringan pasir dan kerikil dan flotasi. Sistem penyaringan ini
diharapkan mampu menyaring daun-daun, debu atau pasir yang jatuh di
atap genting, sehingga tidak masuk ke dalam PAH. PAH ini dapat
dimanfaatkan sebagai air minum dan air bersih untuk digunakan untuk
keperluan mandi, cuci.
b. Membangun sumur resapan. Jika hujan yang jatuh cukup lebat, maka PAH
sudah penuh, airnya akan mengalir kedalam sumur resapan. Kedalaman
lubang sumur resapan sekitar 3 meter, dengan kontruksi terbuat dari bis
beton, sepanjang 2,5 meter dan resapan sekitar 0,5 meter. Bidang resapan
9
terletak dibagian dasar, tanpa bis beton, agar bis beton di atasnya tidak
melorot diberi penyangga batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil
dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi kebuntuan.
c. Membangun unit pengolah air minum. Air dari bak penampung air hujan
dipompa ke unit ARSINUM yang terdiri dari pompa air baku, statix mixer,
filter multi media, filter penukar ion, cartridge filter, sterilisator ultra violet
dan post catridge filter untuk diolah menjadi air minum.
1.5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk kegiatan
penampungan air hujan dan sumur resapan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan Pemda Depok dan survai untuk menentukan
lokasi percontohan.
2. Lokasi percontohan dipilih adalah lokasi sekolah/pesantren, yang
mempunyai atap luas, tidak banyak terganggu pepohonan, lokasinya baik
untuk wilayah resapan dan curah hujannya memadai, serta bersedia untuk
dijadikan lokasi percontohan.
3. Persiapan administrasi dan pembangunan fisik,
4. Perancangan sistem PAH, SURES dan ARSINUM,
5. Persiapan peralatan dan tenaga kerja,
6. Pembuatan talang untuk menangkap/mengumpulkan air hujan.
7. Pembuatan tempat PAH dan Sumur Resapan
8. Pemasangan Instalasi untuk pemanfaatan air hujan menjadi air siap minum,
termasuk pompa dan saringannya.
9. Perapihan Lahan.
10. Penyuluhan dan pelatihan penggunaan peralatan bagi operator dan siswa
setempat.
11. Serah terima peralatan.
10
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI MANAJERIAL
Pengelolaan administrasi manajerial dibagi dalam uraian sebagai berikut:
2.1.1. Perencanaan Anggaran
Besar anggaran yang direncanakan dalam kegiatan ini adalah Rp. 250.000.000,-
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dengan rincian :
NO. URAIAN JUMLAH
1. Honor Terkait dgn Output Kegiatan 146.800.000
2. Bahan-bahan & Peralatan 0
1. Sumur Resapan 2.837.500
2. Pemanenan Air Hujan 42.500.000
3. Unit ARSINUM 38.777.500
3. Biaya Perjalanan 6.250.000
4. Analisa Kualitas Air 3.000.000
5. ATK 5.335.000
6. Lain-lain 4.500.000
JUMLAH 250.000.000
2.1.2. Pengelolaan Anggaran
NO. URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1. Honor Terkait dgn Output Kegiatan 146.800.000 24 % Cair
2. Bahan-bahan & Peralatan
1. Sumur Resapan 2.837.500 100% cair
2. Pemanenan Air Hujan 42.500.000 SPK
3. Unit ARSINUM 38.777.500 SPK
3. Biaya Perjalanan 6.250.000
4. Analisa Kualitas Air 3.000.000
5. ATK 5.335.000 100% cair
6. Lain-lain 4.500.000
JUMLAH 250.000.000 16,8% - 48,8%
Pengelolaan anggaran untuk kegiatan ini selain untuk honor peneliti (24%)
telah dicairkan juga untuk pembelian bahan-bahan dan peralatan unit penampung air
11
hujan, sumur resapan dan unit pengolahan air siap minum, sebagian masih dalam
pengurusan administrasi keuangan. Secara umum penyerapan anggaran diharapkan
pada akhir Mei dapat dicairkan sekitar 49%. Sehingga pembangunan unit dapat
dilaksanakan.
2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset
Hasil pembangunan unit akan diimplementasikan di salah satu pesantren yang
berada di Kota Depok. Setelah pembangunan penampung air hujan, sumur resapan
dan unit pengolah air siap minum, maka dilakukan penyuluhan dan pelatihan bagi
pengelola alat2 tersebut.
Sehingga diharapkan pengelola yang terbentuk dapat melakukan perawatan
dan pengoperasian peralatan tersebut. Jadi pengelolaan peralatan yang telah
dibangun (aset) sepenuhnya diserahkan kepada pesantren.
2.2. METODE PROSES PENCAPAIAN TARGET KINERJA
2.2.1. Kerangka Metode Proses Pencapaian Target Kinerja
Metode proses untuk mencapai target kinerja dalan kegiatan ini ada 9 tahapan
yaitu:
1. Administrasi
Tahapan ini adalah melakukan pengurusan administrasi seperti pembuatan
program manual, penetapan personil, koordinasi internal & eksternal,
penentuan lokasi, dll.
2. Sosialiasasi Kegiatan
Melakukan penjelasan & eksposes kegiatan serta sosialisasi kegiatan kepada
Pemerintah daerah Kota depok dan pesantren dengan menyiapkan materi
sosialisasi serta melakukan penyuluhan Penampung Air Hujan, Sumur
resapan dan pengolahan air hujan menjadi air minum.
3. Disain Alat
Pada tahapan ini melakukan disain alat penampung air hujan, sumur resapan
dan unit pengolahan air hujan siap minum.
4. Pembangunan Alat
12
Tahapan ini melakukan pembangunan alat penampung air hujan, sumur
resapan dan alat pengolah air hujan siap minum.
5. Uji Coba
Setelah melakukan pembangunan alat, maka dilakukan ujicoba peralatan
sehingga peralatan yang telah terpasang dapat berjalan dengan baik.
6. Pelatihan
Setelah alat berjalan dengan baik, maka dilakukan pelatihan bagi pengguna
dan operator dalam mengoperasikan alat serta pemeliharaannya.
7. Serah Terima
Tahapan berikutnya dari pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan serah
terima penggunaan dan pemeliharaan alat kepada pihak pesantren.
Diharapkan dengan penempatan alat ini dapat menjadi percontohan yang
dapat ditiru oleh pihak lain dalam merestorasi sumber daya air serta
mencegah banjir.
8. Pelaporan
Tahapan terakhir dari kegiatan ini adalah membuat laporan yang terdiri dari
Laporan kemajuan dan laporan akhir.
Gambar 2. Kerangka metode proses pencapaian target kinerja.
13
2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja
Dalam kegiatan ini indikator keberhasilan dalam pencapaian kinerja dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Administrasi
- Buku Program Manual,
- SK Personil,
- Dokumen/surat kepada Pemda Depok,
- Dokumen/risalah rapat dengan Pemda Depok.
2. Sosialiasasi Kegiatan
- Materi sosialiasi.
- Materi Penyuluhan.
- Brosur dan Poster.
3. Disain Alat
- Disain alat penampung air hujan (PAH),
- Disain alat sumur resapan (SURES),
- Disain alat pengolahan air hujan siap minum (ARSINUM).
4. Pembangunan Alat
- Peralatan PAH, SURES dan ARSINUM
- Alat PAH, SUMUR dan ARSINUM terpasang.
5. Uji Coba
- Peralatan PAH, SURES dan ARSINUM berjalan dengan baik dan normal.
6. Pelatihan
- Operator dapat mengoperasikan dan merawat alat PAH, SURES dan
ARSINUM dengan baik.
- Standard Operation Procedure/SOP (Buku Panduan Operasional Alat)
7. Serah Terima
- Berita acara serah terima
8. Pelaporan
- Laporan kemajuan,
- Laporan Akhir.
14
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja
No Uraian Kegiatan Output / Indikator
1 Administrasi
- Pembuatan Program Manual Buku Program Manual
- Penetapan resmi personil SK Personil
- Koordinasi internal Dokumen
- Koordinasi eksternal Dokumen
- Penentuan lokasi Dokumen
2 Sosialisasi kegiatan
- Persiapan materi sosialisasi Materi
- Penyuluhan PAH dan SURES Brosur, Poster
3 Disain Alat
- Penetapan desain Disain
- Pembuatan detail desain Disain Detil
4 Tahap Pembangunan
- Pembelian peralatan PAH, SURES& ARSINUM
Peralatan
- Install dan pemasangan unit Alat Terpasang
5 Uji coba dan serah terima
- Pengujian unit PAH, SURES & ARSINUM
Alat Bekerja baik
- Pelatihan dan serah terima unit SOP, Sertifikat
6 Pelaporan
- Laporan kemajuan Buku/Dokumen
- Laporan akhir Buku/Dokumen
2.2.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
Perkembangan capaian kegiatan sampai saat (bulan Mei 2012) ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
- Tahap administrasi sebagian besar telah dilaksanakan (87,%) dan berjalan
dengan baik, meskipun tahap koordinasi dengan pihak Pemda Kota Depok
masih terus berlangsung.
- Tahap Sosialisasi telah menyiapkan materi sosialiasasi dan penyuluhan
serta sudah dibuatkan brosur-brosurnya. Pelaksaaan sosialisasi baru
tahap penyebaran brosur dan akan dilaksanakan minggu terakhir bulan
Mei 2012.
- Tahap Disain telah dilaksanakan pembuatan disain alat PAH, SURES dan
ARSINUM.
- Tahap Pembangunan, sampai akhir bulan Mei 2012 yang telah
dilaksanakan pembelian peralatan SURES. Untuk pembelian peralatan
15
lainnya (PAH & ARSINUM) masih menunggu pencairan baru tahap SPK
(Surat Perintah Kerja).
Secara umum perkembangan capaian target sampai pada akhir bulan Mei
2012 sudah mencapai sekitar 52%.
Tabel 2. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
No Uraian Kegiatan Output / Indikator Bobot (%)
Realisasi s.d Mei 2012
Kemajuan thd Total Pekerjaan
(%)
1 Administrasi 5 87,5 4,38
- Pembuatan Program Manual Buku Program Manual 1 100
- Penetapan resmi personil SK Personil 1 100
- Koordinasi internal Dokumen 1 100
- Koordinasi eksternal Dokumen 1 75
- Penentuan lokasi Dokumen 1 75
2 Sosialisasi kegiatan 5 50 2,50
- Persiapan materi sosialisasi Materi 2 100
- Penyuluhan PAH dan SURES Brosur, Poster 3
3 Disain Alat 25 100 25,00
- Penetapan desain Disain 5 100
- Pembuatan detail desain Disain Detil 5 100
4 Tahap Pembangunan 50 40 20,00
- Pembelian peralatan PAH, SURES& ARSINUM
Peralatan 25 80
- Install dan pemasangan unit Alat Terpasang 25 -
5 Uji coba dan serah terima 10 - 0,00
- Pengujian unit PAH, SURES & ARSINUM
Alat Bekerja baik 15 -
- Pelatihan dan serah terima unit SOP, Sertifikat 10 -
6 Pelaporan 5 - 0,00
- Laporan kemajuan Buku/Dokumen 1 -
- Laporan akhir Buku/Dokumen 2 -
Total 100 51,88
16
2.3. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN-PROGRAM
2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
Dalam kegiatan ini terdapat 5 (lima) lembaga yang terkait dalam pelaksanaan
pengembangan teknologi pemanfaatan air hujan.
1. Kementerian RISTEK sebagai pemberi program insentif PKPP dan melakukan
pemantauan pelaksanaan kegiatan PKPP serta menerima laporan pelaksanaan
kegiatan tsb.
2. BPPT sebagai lembaga pelaksana kegiatan PKPP melakukan perencanaan,
pengawasan dan pemantauan pembangunan alat, melakukan sosialisasi dan
ekspose kegiatan kepada Pemkot Depok, memberikan pelatihan kepada mitra
pengelola alat, memberikan laporan kemajuan kegiatan kepada RISTEK.
3. PEMERITAHAN KOTA DEPOK sebagai pembina dan penanggung jawab
wilayah melakukan penentuan MITRA untuk lokasi percontohan alat dan
pengelolaannya.
4. MITRA (Alternatif Sekolah atau Pesantren) sebagai penerima hasil kegiatan
program insentif PKPP. Hasil kegiatan berupa alat percontohan akan
ditempatkan di lokasi MITRA dengan harapan dapat menjadi bahan ilmu
pendidikan tentang pentingnya pemanfaatan air hujan sebagai restorasi
sumberdaya air dan mencegah banjir.
Gambar 3. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
17
2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
Indikator-indikator keberhasilan dari koordinasi kelembagaan di uraikan
seperti di bawah ini:
1. RISTEK
- Terserapnya dana program insetif PKPP 100%
- Hasil Evaluasi Pelaksanaan Laporan Kemajuan.
- Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan.
2. BPPT
- Penyerapan dana 100% kegiatan program insentif PKPP
- Rencana Kegiatan Program
- Terlaksananya pembangunan PAH, SURES & ARSINUM dengan baik
- PEMKOT DEPOK mendukung kegiatan ini dan menentukan MITRA
- MITRA sebagai pengelola mengerti cara operasional dan pemeliharaan
alat,
- Penyerahan laporan kemajuan dan laporan akhir.
3. PEMKOT DEPOK
- Bersedia sebagai pembina dalam pelaksanaan program PKPP di wilayah
DEPOK
- Menyetujui dan mendukung tujuan dan maksud kegiatan yang akan
dilaksanakan,
- Menentukan MITRA sebagai pengelola dan pemelihara untuk penempatan
alat,
- Pelaksanaan pembangunan alat berjalan dengan baik.
4. MITRA (Sekolah atau Pesantren)
- Menerima program insentif PKPP dengan penempatan percontohan alat
PAH, SURES dan ARSINUM,
- Bersedia mengoperasikan alat-alat tersebut,
- Bersedia memelihara peralatan tersebut,
- Bersedia melakukan sosialisasi kepada siswa dan masyarakat umum
lainnya.
18
2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
Perkembangan koordinasi antar lembaga sampai akhir Mei 2012 dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. RISTEK
- Telah dikeluarkan dana program PKPP sampai akhir Mei 2012 sebesar
49%.
- Evaluasi Laporan Kemajuan
2. BPPT
- Telah diserap dana program PKPP sampai akhir Mei 2012 sebesar 49%,
- Rencana kegiatan program,
- Koordinasi, sosialisasi, dan ekspose kegiatan ke PEMKOT DEPOK dan
MITRA,
- Penyerahan laporan kemajuan kegiatan.
3. PEMKOT DEPOK
- Bersedia sebagai pembina dalam pelaksanaan program PKPP di wilayah
DEPOK
- Menyetujui dan mendukung tujuan dan maksud kegiatan yang akan
dilaksanakan,
- Menentukan MITRA sebagai pengelola dan pemelihara untuk penempatan
alat,
4. MITRA (Sekolah atau Pesantren)
- Akan dilakukan ekspose dan sosialisasi tujuan dan maksud kegiatan yang
akan dilaksanakan di lokasi Mitra,
2.4. KERANGKA PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA
2.4.1. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Pemanfaatan hasil litbangyasa kegiatan ini dapat dibuat kerangka sebagai
berikut:
BPPT sebagai pelaksana kegiatan litbangyasa maka hasil-hasil kegiatan ini akan
dimanfaatkan oleh beberapa pihak antara lain:
19
1. Pemerintah Kota Depok
- Sebagai penanggungjawab wilayah berhak mengetahui tujuan dan
maksud kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayahnya.
- Hasil kegiatan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau acuan
pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas lingkungan khususnya
peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya air.
- Dengan adanya prototype hasil kegiatan di wilayahnya maka akan menjadi
bahan percontohan bagi pemerintah daerah lainnya.
2. Mitra (Sekolah atau Pesantren)
- Sebagai mitra yang langsung menerima hasil litbangyasa yang dapat
mengoperasikan dan merawat alat tersebut, maka secara langsung
mereka dapat memanfaatkan teknologi tersebut.
- Secara umum hasil litbangyasa tersebut menjadi sarana pembelajaran
bagi siswa dalam memperoleh ilmu atau teknologi dalam meningkatkan
kualitas lingkungan.
- Dengan adanya alat percontohan tersebut dapat dijadikan sarana
pendidikan bagi anak didik sekolah lainnya dan disosialisasikan kepada
masyarakat luas.
3. Jurnal Ilmiah / e-jurnal
- Hasil litbangyasa secara rutin akan selalu dipublikasikan pada satu atau
beberapa jurnal ilmiah yang terakreditasi.
- Hasil litbangyasa yang telah dipublikasikan dapat menjadi referensi bagi
para peneliti atau perekayasa yang peduli akan lingkungan.
- Hasil litbangyasa yang telah dipulikasikan pada sebuah jurnal ilmiah akan
dimuat secara online/e-jurnal pada salah satu Homepage BPPT. Sehingga
diharapkan penyebaran publikasi hasil litbangyasa ini menjadi lebih luas
dan mudah diakses.
4. Media cetak/media elektronik
- Salah satu media yang merupakan cara sosialisasi/penyebaran hasil
litbangyasa kepada masyarakat luas yang dilakukan secara periodik.
- Berita atau acara yang menampilkan pengembangan dan inovasi teknologi
sangat diminati oleh masyarakat karena dapat menjadi sarana
pengetahuan yang dapat ditiru dengan cepat.
20
Gambar Kerangka pemanfaatan hasil litbangyasa
2.4.2. Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Beberapa strategi untuk pemanfaatan hasil kegiatan ini antara lain :
a. Membangun PAH, SURES dan ARSINUM supaya berjalan dengan
baik, sehingga pengguna dapat melihat hasilnya dengan baik,
b. Membuat Standard Operation Procedure (SOP) sehingga pengguna
dapat mengoperasikan dan merawat peralatan dengan benar.
c. Membuat karya tulis ilmiah hasil litbangyasa untuk dipublikasikan ke
jurnal ilmiah terakreditasi,
d. Membuat brosur-brosur hasil kegiatan litbangyasa untuk dibagikan
kepada siswa-siswa serta masyarakat luas.
e. Membuat poster hasil kegiatan litbangyasa serta untuk menjelaskan
pentingnya menjaga lingkungan khususnya sumberdaya air tanah.
f. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk terus
mengembangkan dan mensosialisasikan hasil litbangyasa.
2.4.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Beberapa indikator keberhasilan dari pemanfaatan hasil kegiatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah menjadikan teknologi ini (hasil litbangyasa) menjadi acuan
dalam membangun sarana penampung air hujan dan sumur resapan serta
pengolahan air hujan siap minum di wilayahnya.
21
2. Sekolah atau pesantren sebagai penerima dapat mengoperasikan dan
merawat teknologi hasil litbangyasa dengan baik dan benar serta dapat
mensosialisasikan kepada sekolah dan pesantren lainnya dengan baik.
3. Siswa dan masyarakat luas mengerti dan dapat menjelaskan bagaimana
proses dan manfaat dari hasil litbangyasa yang telah dibangun.
4. Masyarakat luas dapat mengaplikasikan dalam pembuatan penampungan air
hujan, membuat sumur resapan dan membangun alat pengolah air siap
minum.
5. Hasil kegiatan litbangyasa terpublikasi di salah satu jurnal ilmiah yang telah
terakreditasi dan dapat diakses melalui internet dengan mudah (e-jurnal).
Siapapun dapat melihat/retrieve ataupun mendownload dengan cepat dan
tanpa biaya apapun.
4. Hasil kegiatan litbangyasa dapat memperbaiki kualitas air tanah dan
mengurangi potensi banjir atau genangan di wilayah tersebut.
5. Hasil kegiatan litbangyasa dapat memperbaiki kualitas kesehatan manusia
dengan memperbaiki kualitas air hujan menjadi air minum.
2.4.4. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Perkembangan sampai saat ini akhir Mei 2012 dalam pemanfaatan hasil
kegiatan litbangyasa dapat diuraikan sebagai berikut:
- Tujuan dan Sasaran kegiatan di koordinasikan dengan Pemerintah Kota
Depok dan salah satu Pesantren di Depok.
- Kegiatan saat ini sudah menghasilkan perencanaan dan disain alat
penampung air hujan (PAH), sumur resapan (SURES) dan alat
pengolahan air hujan menjadi siap minum (ARSINUM).
- Kegiatan sampai saat ini sudah dalam tahap pembelian peralatan yang
dibutuhkan dalam pembuatan PAH, SURES dan ARSINUM.
22
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT
3.1. RENCANA PELAKSANAAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
Pelaksanaan pencapaian target kegiatan ini direncanakan dalam 8 (delapan)
bulan kerja terhitung dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Oktober 2012.
Uraian pelaksanaan pencapaian target adalah sebagai berikut :
- Rencana pelaksanaan pada bulan Juni s.d. Juli 2012 melakukan
pembangunan unit PAH, SURES dan ARSINUM
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
I ADMINISTRASI
PENETAPAN RESMI PERSONIL X
KORDINASI INTERNAL X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
KORDINASI EKTERNAL X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
PENENTUAN LOKASI X X
II SOSIALISASI KEGIATAN
PERSIAPAN MATERI SOSIALISASI X X
PENYULUHAN PAH DAN SURES X X X X X X X X X X X X X X X X
III PERENCANAAN
PENETAPAN DESAIN X
PEMBUATAN DETAIL DESAIN X X X
IV TAHAP PEMBANGUNAN 50 X X X X X X X X X X X X X X X X X X
V UJI COBA & SERAH TERIMA 25 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
VI PELAPORAN
Laporan Pendahuluan X X
Laporan Interim X X
Laporan Draft Final X X X X X X
Laporan Akhir X X X X X X X X X X X X X X X
TOTAL (%) 100
TOTAL (Rp) 250.000.000
550 25
12.500.000 12.500.000 25.000.000 125.000.000 62.500.000 12.500.000
5
MEIBobot (%)
10
5
5
10
5
5
KEGIATANNOFEBRUARI MARET APRIL AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBERJULIJUNI
3.2. RENCANA KOORDINASI KELEMBAGAAN-PROGRAM
Rencana yang akan dilaksanakan dalam koordinasi kelembagaan adalah
sebagai berikut:
- Koordinasi bersama Pemkot Depok akan dilakukan kembali dengan agenda
ekspose sosialisasi kegiatan kepada BAPPEDA Depok untuk pelaksanaan
kegiatan selanjutnya.
- Koordinasi dengan Mitra dengan agenda ekspose kegiatan dengan pihak
Yayasan.
23
3.3. RENCANA PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA
Rencana yang akan dilakukan untuk pemanfaatan hasil litbangyasa antara
lain :
- Menyusun dokumen untuk digunakan sebagai panduan pelaksanaan
kegiatan seperi buku manual petunjuk penggunaan dan operasional alat,
- Menyusun dokumen untuk pembuatan brosur dan poster.
- Menyusun materi sosialisasi dan penyuluhan.
3.4. RENCANA PENGEMBANGAN KE DEPAN
Perencanaan pengembangan kegiatan yang akan datang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Jangka Pendek :
- Kegiatan ini merupakan Pilot percontohan nyata yang dapat dimanfaatkan
langsung oleh pengguna.
- Sebagai sarana untuk peningkatan sanitasi lingkungan
- Sebagai pengendali genangan yang dapat muncul disekitar bangunan.
Jangka Panjang :
- Dapat dilakukan dalam skala besar (volume tampung 1000 sd 1500 m3)
yang dapat dilakukan di gedung-gedung besar yang mempunyai atap luas,
sebagai cadangan air dan pengendali genangan dan banjir pada suatu
wilayah.
- Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya air dengan air
hujan sebagai alternatif sumberdaya air yang selama ini kurang
dimanfaatkan secara langsung.
24
BAB IV. P E N U T U P
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas sumberdaya air tanah dengan
membuat sumur resapan dan menampung air hujan untuk dimanfaatkan sebagai air
siap minum.
Perkembangan pelaksanaan kegiatan ini secara administrasi penyerapan
anggaran pada akhir bulan Mei 2012 sudah mencapai 49%, fokus dari penyerapan
ini adalah mempersiapkan peralatan untuk segera dibangun. Sedangkan
pelaksanaan kegiatan secara umum sudah mencapai 52%.
Pelaksanaan koordinasi dengan Pemerintah Kota Depok sudah masuk dalam
agenda perencanaan kegiatan Bappeda Depok untuk dapat segera dilaksanakan
implementasinya.
Rencana pelaksanaan kegiatan berikutnya adalah melakukann pembangunan
alat penampung air hujan, sumur resapan dan alat pengolah air hujan siap minum.
Melakukan pelatihan, sosialisasi dan penyuluhan kepada operator dan siswa-siswa
lainnya.
Rencana pemanfaatan hasil litbangyasa akan disusun karya tulis ilmiah untuk
dipublikasikan ke jurnal ilmiah terakreditasi. Pembuatan brosur dan poster adalah
bagian dari penyebaran hasil litbangyasa kepada siswa dan masyarakat umum
lainya.
Demikian Laporan Hasil Kegiatan Pengembangan Teknologi Pemanenan
Air Hujan Untuk Pengairan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan ini dibuat,
atas perhatian dan kerjasasama semua pihak kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Apabila ada kata-kata yang salah kami mohon maaf serta kami
menerima saran dan kritik yang membangun.