52308728-eb46369ed01
TRANSCRIPT
Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Balok dan
Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan
Daerah Propinsi Jawa Tengah
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
Nama : Rinouw Astria Widodo
NIM : 5150402033
Program Studi : Teknik Sipil S1
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Balok dan
Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah” telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Hari : Jum’at
Tanggal : 29 Juni 2007
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE Drs. Tugino, M.T. NIP. 132 134 676 NIP. 131 763 887
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Mei 2007
Panitia Ujian Ketua Sekretaris Drs. Lashari, M.T. Drs. Henry Apriyatno, M.T. NIP. 131 741 402 NIP. 131 658 240
Tim Penguji Penguji I Penguji II Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE Drs. Henry Apriyatno, M.T. NIP. 132 134 676 NIP. 131 658 240
Penguji III
Drs. Tugino, M.T. NIP. 131 763 887
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES Ketua Jurusan Teknik Sipil Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Drs. Lashari, M.T. NIP.130 875 753 NIP. 131 741 402
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jika engkau menolong jalanNya, niscaya Dia akan menolong dan melancarkan
jalanmu
Tak ada satu sisi hidup yang berjalan “mundur” kecuali semuanya harus
diperjuangkan agar bisa tetap “maju”
Always do it and praying to your God
You cannot escape the responsiblity of tomorow by evading it today
(Abraham Lincoln)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan selalu saya cintai
2. Untuk Mas Arie, Mas Radik, Mas Zaeni yang selalu
membantu, mengajarkan dan menuntun dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Dan spesial untuk sohib-sohib ”Galaksy”(Okik, Rizal,
Bowo) yang selalu memberikan semangat dan arti
perjuangan hidup.Cayooo..!!
4. Dan orang yang selalu memberikan semangat bagiku
dalam cinta dan kasihnya. Alh.jazakillahukhoiro
5. Sahabat-sahabatku ”Youth of XP”. We always together.
Alh.jazakumullohukhoiro
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan ’02 Teknik Sipil
”Dont Forget!!We Will Fight At Future. for me, us and
all”
7. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan
membantu dalam kehidupanku.
v
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi dengan judul “Aplikasi Value Engineering pada Struktur Balok dan
Pondasi Untuk Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah ”.
Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan
program studi Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Selama proses penulisan Skripsi ini penulis menyadari banyak sekali
kekurangan dan hambatan, akan tetapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga proses penulisan skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
2. Drs. Lashari, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang,
3. Drs. Henry Apriyatno, M.T, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
4. Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE, dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini,
5. Drs. Tugino, M.T, dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini,
vi
6. Drs. Kamid Idris, M.T, dosen wali Teknik Sipil S1 angkatan 2002,
7. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
8. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik serta
memberikan dukungan, semangat dalam pendidikan dan kehidupan yang
indah. Terima kasih atas doa-doanya selama ini,
9. Ustoyo, Zaeni dan Radik yang telah semangat dalam menyelesaikan tugas
akhir. Risal, Okik dan Bowo, terima kasih atas semangatnya. Civilian ’02
we must strugle,
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, Juni 2007
Penulis
vii
SARI
Rinouw Astria Widodo. 2007. Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci : Value Engineering, Optimasi.
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung bertingkat sering kali memberikan suatu nilai bangunan yang besar walaupun secara kualitatif ataupun struktural bangunan itu dinilai biasa-biasa saja. Hal ini bukan semata-mata kekurangan dari perencana, akan tetapi lebih pada kekurang efektifan dan keefisienan penggunaan bahan-bahan yang memiliki kualitas hampir sama, tapi dari segi biaya lebih dipandang ekonomis justru kurang diperhatikan. Value Engineering merupakan salah satu bidang keilmuan dari teknik sipil yang secara inti berfungsi untuk memberdayagunakan suatu cara atau metode guna mengoptimalisasi biaya yang terjadi dalam pembangunan suatu gedung/proyek. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana pengaruh aplikasi Value Engineering terhadap optimasi biaya pada proyek pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan beberapa bahan dan material untuk pengoptimalan biaya proyek. Mengetahui nilai penghematan (saving) setelah dilakukan analisa Value Engineering.
Pada penelitian ini penganalisisan Value Engineering difokuskan pada item pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi dan item struktur atas yaitu balok. Dengan menghadirkan beberapa alternatif yang masing-masing ditinjau dari segi penggunaan materialnya. Untuk item pekerjaan pondasi digunakan beberapa alternatif penggunaan tiang pancang dengan dimensi yang berbeda. Dalam proyek ini digunakan jenis pondasi minipile dengan dimensi ∆32x32x32, kemudian dengan daya dukung yang sama maka dihadirkan pondasi tiang silinder dengan Ø 300, Ø 350 dan tiang persegi 20x20. Untuk item pekerjaan beton bertulang yang dalam proyek ini digunakan beton dengan mutu K 275, kemudian dihadirkan 3 alternatif penggunaan mutu beton lain yaitu beton mutu K 225, K 250 dan K 300, yang kesemuanya dikaji hanya untuk pekerjaan balok.
Hasil penelitian didapat nilai penghematan (saving) untuk item pekerjaan pondasi dari berbagai alternatif yaitu : biaya yang harus keluarkan untuk pekerjaan pondasi existing (∆32x32x32) adalah Rp. 213.587.573,00, sedangkan untuk alternatif penggunaan bahan lain yaitu tiang pancang Ø 300 sebesar Rp. 180.601.760,70 berselisih Rp.32.985.812,23, penggunaan tiang dengan Ø 350 sebesar Rp. 196.188.987,70 berselisih Rp. 17.398.585,30, penggunaan tiang persegi 20x20 sebesar Rp. 159.640.139,00, berselisih Rp. 53.947.434,00. Sedangkan untuk pekerjaan struktur balok yang dalam existing digunakan mutu beton K275 didapat biaya sebesar Rp.148.800.055,30, penggunaan mutu beton K 225 sebesar
Rp.126.480.069,00 berselisih Rp.22.319.986, penggunaan mutu beton K 250 sebesar Rp.127.047.200,80 berselisih Rp.21.752.854,20, penggunaan mutu beton K 300 sebesar Rp.127.866.100,90 berselisih Rp.20.999.999.96, sehingga dari hasil penelitian ini didapatkan total penghematan dari item pekerjaan pondasi dan balok adalah sebesar Rp.76.267.420,00
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing ....................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii
Motto dan Persembahan ........................................................................................ iv
Kata Pengantar ...................................................................................................... v
Sari ........................................................................................................................ vii
Daftar Isi................................................................................................................ viii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiii
Daftar Notasi ......................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Uraian umum ....................................................................................... 7
B. Value Engineering ............................................................................... 7
ix
C. Perekayasaan Struktur ......................................................................... 10
1. Struktur Pondasi .......................................................................... 10
2. Struktur Atas ............................................................................... 17
D. Analisa Fungsional .............................................................................. 19
E. Cost Model .......................................................................................... 24
F. Analisa Perangkingan.......................................................................... 28
1. Perangkingan Metode Zero-One ................................................... 28
2. Metode Matrik ............................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Uraian .................................................................................................. 31
B. Jenis Penelitian .................................................................................... 31
C. Tempat Penelitian................................................................................ 32
D. Proses Penelitian ................................................................................. 32
1. Tahapan Persiapan ........................................................................ 33
2. Data ............................................................................................... 33
3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 34
4. Analisa Data .................................................................................. 35
E. Kedudukan Value Engineering ........................................................... 44
BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN DAN ANALISA PROYEK
A. Latar Belakang Proyek ........................................................................ 48
B. Data Proyek ......................................................................................... 49
1. Situasi Dan Lokasi Proyek ............................................................ 49
2. Data Teknik Proyek....................................................................... 50
x
3. Data Adminstrasi ........................................................................... 50
4. Struktur Organisai Proyek ............................................................. 51
C. Study Value Engineering .................................................................... 52
1. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Pondasi ......................... 54
2. Study VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas ............................... 55
D. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Pondasi ........................ 56
1. Tahap Informasi ............................................................................ 57
2. Tahap Spekulasi ............................................................................ 59
3. Tahap Analisa................................................................................ 75
4. Tahap Pengembangan ................................................................... 79
5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... 79
E. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Atas ............. 80
1. Tahap Informasi ............................................................................ 81
2. Tahap Spekulasi ............................................................................ 84
3. Tahap Analisa................................................................................ 100
4. Tahap Pengembangan ................................................................... 104
5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... 104
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 107
B. Saran ..................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Tabel Kriteria Fungsi .................................................................. 28
Tabel 2.2 Penilaian Zero-One terhadap fungsi 1 ......................................... 30
Tabel 2.3 Penilaian Existing dan Alternatif yang muncul ............................ 31
Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi ..................................................... 38
Tabel 4.1 Data Informasi Teknik Proyek .................................................... 56
Tabel 4.2 Data Informasi Pekerjaan Pondasi ............................................... 57
Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi ............................................... 58
Tabel 4.4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif ........... 60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi dan Penulangan Pile Cap ....... 61
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan Perhitungan ................................ 73
Tabel 4.7 Rekapitulasi Harga Pekerjaan ..................................................... 74
Tabel 4.8 Analisa Fungsi ............................................................................ 76
Tabel 4.9 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 77
Tabel 4.10 Penilaian dengan zero-One ......................................................... 78
Tabel 4.11 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B ............................ 79
Tabel 4.12 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C ............................ 79
Tabel 4.13 Penilaian dengan Zero-One Terhadap fungsi D ........................... 80
Tabel 4.14 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 80
Tabel 4.15 Informasi Teknik Proyek ............................................................ 84
Tabel 4.16 Informasi Pekerjaan Beton Struktur ............................................ 85
Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur .............................................. 85
Tabel 4.18 Alternatif Design ........................................................................ 87
Tabel 4.19 Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE .................... 101
xii
Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok ....................................... 103
Tabel 4.21 Penilaian Bobot Sementara ......................................................... 104
Tabel 4.22 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI A ......................... 104
Tabel 4.23 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap FungsI B ......................... 106
Tabel 4.24 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi C.......................... 106
Tabel 4.25 Penilaian Dengan Zero-One Terhadap Fungsi D ......................... 107
Tabel 4.26 Penganalisaan Metode Zero-One ................................................ 107
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Pondasi Tiang untuk Tanah Keras dan Tanah Dangkal ............ 12
Gambar 2.2 Pondai Untuk Penahan Tanah ................................................... 13
Gambar 2.3 Pondasi Untuk Jembatan .......................................................... 14
Gambar 2.4 Flowchart Perencanaan Struktur Balok .................................... 19
Gambar 2.5 Contoh Diagram FAST Fungsi Struktur Jembatan .................. 23
Gambar 2.6 Contoh Model Untuk Bangunan Umum ................................. 25
Gambar 2.7 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................ 27
Gambar 3.1 Siklus Perekayasaan Struktur .................................................. 45
Gambar 3.2 Flowchart Penelitian ............................................................... 46
Gambar 4.1 Lokasi Proyek .......................................................................... 48
Gambar 4.2 Struktur Organisasi ................................................................... 51
Gambar 4.3 Fase Study Value Engineering .................................................. 52
Gambar 4.4 Perbandingan Harga Pekerjaan ................................................ 74
Gambar 4.5 Perbandingan Harga Setelah di VE ........................................... 101
xiv
DAFTAR NOTASI
q = Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2)
Aujng = Luas permukaan ujung tiang (m2)
f = Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan selimut tiang
(kN/m2)
Aslmt = Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L
O = Keliling tiang (m)
Aperlu = luas yang dibutuhkan
As = luas tulangan
a1,a2 = tebal pondasi
B = lebar penampang pondasi
b = lebar penampang
d = tinggi efektif
Ø = diameter Pondasi
HP = harga pekerjaan
HSP = harga satuan pekerjaan
Vol = Volume tiap pekerjaan
φ = faktor reduksi
ρaktual = rasio penulangan aktual
As = luas tulangan
ρ = rasio penulangan
Cad = Biaya Langsung (cost of direct architect)
Cal = Biaya Buruh (cost of labour architect)
xv
Cas = Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect)
Cao = Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect)
Cap = Keuntungan Dari Architect (profit of architect)
Cai = Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect)
Caoh = Biaya Overhead (overhead cost architect)
Ccc = Biaya Kontraktor (cost profit)
Ccp = Keuntungan Kontraktor (contractor profit)
Cre = Biaya Real Estate (cost of real estate )
Ccd = Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0
Ccl = Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor)
Ccm = Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor )
Cco = Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor)
Ccoh = Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor )
Crel = Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate )
Cref = Biaya Legal /Hukum (cost of legal)
Com = Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and
maintenance)
Como = Biaya Overhead Dari Operasi Dan Pemeliharaan (cost of overhead
operation maintenance)
Cd = Biaya Disain (cost of design)
Cac = Biaya Arsitek (cost of architectural)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Analisis Perhitungan Struktur Pondasi
Lampiran B Analisis Perhitungan Struktur Balok
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, dimana batas antar negara makin terbuka,
produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka mereka
yang bekerja dengan prinsip “doing the right things” (efficient) dan “doing
things right” (effective) yang akan memenangkan persaingan dan merebut
pasaran yang pada gilirannya akan menikmati hasil usahanya lebih dulu dan
lebih baik.
Seperti halnya dalam dunia teknik sipil yang juga mengalami
perkembangan cukup pesat, diiringi dengan makin meningkatnya inovasi-
inovasi guna mengaplikasikan prinsip-prinsip diatas, yang diawali dengan
munculnya berbagai macam alternatif baru dalam suatu pembangunan
konstruksi gedung bertingkat (High Rise Building), jembatan bentang panjang
hingga manajemen konstruksi guna didapatkan sebuah kontruksi yang
berkualitas, arsitektural dan efisien.
Dalam perkembangan konstruksi ada dua jenis bahan struktur yang paling
umum digunakan, yaitu baja dan beton bertulang atau penggabungan kedua
jenis bahan tersebut. Dalam awal pembangunan suatu proyek perencana dan
konsultan Value Engineering perlu melakukan penetapan-penetapan berupa
item yang akan dipakai untuk semua bagian struktur dengan
memperhitungkan faktor aman dan ekonomis. Dan biasanya penentuan
1
2
masing-masing item struktur ditentukan dengan menggunakan beberapa
software komputer sebagai alat penunjangnya.
Konstruksi gedung yang diambil disini ialah proyek pembangunan
gedung perpustakaan propinsi Jawa Tengah yang dibangun oleh PT. UNICO
UTAMA JAYA ini terdiri dari 4 lantai dengan menggunakan pondasi tiang
pancang sebagai komponen penopang struktur bangunan atas dan
menggunakan mutu beton K 275 untuk semua item pekerjaan struktur beton
bertulangnya. Dan dari semua pekerjaan beton bertulang ini, yang diambil
adalah untuk pekerjaan balok struktur karena pada item ini mempunyai nilai
atau bobot yang sangat besar dibandingkan item-item pekerjaan yang lainnya,
hal itu disebabkan pemakaian atau penggunaan beberapa materialnya yang
dirasakan penulis kurang begitu efektif dan efisien sehingga mengakibatkan
pembengkakan terhadap biaya yang dikeluarkan.
Hal ini tentu saja menjadikan biaya/harga total keseluruhan menjadi
sangat besar. Dengan alasan seperti itu diperlukan suatu cara dalam bentuk
perekayasaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan biaya pembangunan
proyek tersebut, yang didalam dunia teknik sipil biasa disebut rekayasa nilai
atau Value Engineering.
Value Engineering adalah suatu usaha teknik manajemen yang
menggunakan pendekatan-pendekatan secara sistematis dan terorganisir, dan
diarahkan untuk menganalisa fungsi yang diperlukan dengan biaya serendah-
rendahnya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan
pemeliharaan dari proyek tersebut. Dan sesuai dengan peraturan Departemen
3
Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta
Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan
lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering.
Dalam Value Engineering digunakan suatu metode evaluasi yang
menganalisis teknik dan nilai dari suatu proyek, dimana dalam hal ini dicari
suatu alternatif-alternatif baru dengan tujuan menghasilkan biaya yang lebih
efisien dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat
mengidentifikasi dan mengoptimalkan biaya-biaya itu serta usaha yang tak
perlu. Dengan mengadakan improvement (perbaikan) terhadap Value produk
tersebut tanpa mengurangi sedikitpun quality, safety dan sebagainya
Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, yang melatarbelakangi untuk
diadakannya suatu penelitian dengan dilakukan penganalisisan VE pada
proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa
Tengah. Maka dengan dilakukan penelitian dengan penganalisaan VE,
diharapkan akan diperoleh suatu nilai efisiensi serta efektifitas dari gedung
tersebut dengan munculnya cost saving.
B. Perumusan Masalah
Penggunaan bahan atau material penyusun konstruksi tiap-tiap segmen
pekerjaan yang kurang efisien mengakibatkan bertambah besar biaya yang
harus dikeluarkan. Sehingga diperlukan suatu pengkajian ulang dengan
memilih alternatif yang lain guna didapatkan nilai yang lebih optimal.
Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk
diteliti yaitu : bagaimana pengaruh perekayasaan segmen struktur bangunan
4
yang dalam hal ini adalah segmen struktur pondasi dan balok terhadap biaya
total proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi
Jawa Tengah setelah dilakukan analisis Value Engineering dengan didasarkan
atas aplikasi software SAP 2000 versi 8.08?
C. Pembatasan Masalah
Analisa Value Engineering seharusnya dilakukan pada semua bagian
(segmen) pekerjaan yang memungkinkan dilakukan efisiensi ataupun
perubahan-perubahan design yang dapat mereduksi biaya tanpa merubah
fungsi dasar elemen tersebut, akan tetapi karena keterbatasan waktu maka
analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan yang
memiliki nilai atau bobot pekerjaan yang besar. Maka dalam penelitian ini
dilakukan pembatasan terhadap permasalahan yang akan dikaji sehingga
penulisan lebih terfokus. Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1 Analisis Value Engineering (VE) dilakukan pada segmen bangunan
struktur bawah yaitu pada struktur pondasi dan segmen bangunan atas
yaitu struktur balok.
2 Perhitungan kekuatan struktur didasarkan atas aplikasi software SAP
2000 versi 8.08 dengan disesuaikan dengan keadaan asli dilapangan
(perencanaan).
3 Pembebanan dari pembangunan gedung untuk input data SAP
didasarkan atas Peraturan Pembebanan Indonesia 1983
5
4 Karena keterbatasan pengetahuan dilapangan maka penganalisaan
hanya dilakukan sebatas perbandingan biaya sesuai dengan
penggunaan material saja.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1 Dapat mengangkat tema Value Engineering baik secara teoritis
maupun praktis, yaitu dengan menampilkan contoh kasus berupa
proyek riil pada tahap perencanaan gedung.
2 Mengetahui alternatif-alternatif bahan yang dapat digunakan untuk
pengaplikasian Value Engineering terhadap segmen struktur bawah
yaitu pondasi.
3 Mengetahui nilai cost saving atau biaya pengurangan dari alternatif-
alternatif material yang digunakan dalam analisis VE pada semua
segmen baik segmen atas yaitu balok atau segmen bawah yaitu
pondasi.
4 Mengetahui perbandingan biaya total dari proyek sebelumnya setelah
dilakukan perekayasa nilai (VE).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
yang bermanfaaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di
antaranya adalah :
1 Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner,
perencana maupun pelaksana mengenai biaya pelaksanaan proyek
6
terkait dengan alternatif penggunaan material yang digunakan untuk
mendapatkan nilai optimasi dari suatu proyek pembangunan suatu
gedung itu.
2 Mengetahui penggunaan software SAP 2000 sebagai sarana untuk
perencanaan bangunan.
3 Mengetahui cara perhitungan rencana anggaran biaya dari suatu
proyek yang didasarkan atas SNI yang berlaku di Indonesia.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Umum
Proyek pembangunan kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
merupakan asset penting bagi masyarakat Jawa Tengah, karena bukan hanya
sebagai salah satu pendukung sarana dan fasilitas kota semarang yang begitu
besar dan megah saja akan tetapi sekaligus menjadi ikon perkembangan
dalam dunia pendidikan, khususnya bagi masyarakat kota Semarang atau
untuk masyarakat Propinsi Jawa Tengah pada umumnya.
Pembangunan gedung yang dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya
Rp. 3.578.660.000,00 memang dirasakan penulis adalah nilai yang sangat
besar mengingat gedung ini nantinya difungsikan sebagai gedung perkantoran
saja, sehingga menjadi suatu ide pemikiran untuk dilakukan penganalisaan
terkait masalah biaya pembangunan gedung tersebut dengan cara
perekayasaan nilai atau Value Engineering
B. Value Engineering
Value engineering adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa
teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan : pemilik,
perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing
dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan utuk menghasilkan
mutu dan biaya serendah-rendahnya yaitu dengan batasan fungsional dan
7
8
tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha
yang tidak diperlukan atau kurang mendukung (Donomartono, 1999).
Definisi lain mengatakan bahwa Value Engineering adalah suatu
pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang optimal dari setiap biaya
yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk menganalisa
fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga yang tidak
perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau pelaksanaan,
pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain (Dell’Isola, 1974).
Value Engineering ( VE ) adalah. suatu pendekatan bersifat kreatif dan
sistematis yang bertujuan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas,
kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat
yang diinginkan oleh konsumen (Miles, 1961)
Dalam diktat ajar perkuliahan Universitas Negeri Semarang disebutkan
bahwa Aplikasi Value Engineering biasa digunakan pada tahap perencanaan
maupun pada tahap pelaksanaan. Akan tetapi perlu ditekankan kembali
bahwa Value Engineering bukanlah :
a. Suatu revisi desain yang diperlukan untuk mengoreksi kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh perencana maupun mengoreksi
perhitungannya.
b. Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun
pemotongan harga dengan mengurangi penampilan.
c. Kontrol kualitas ataupun pemeriksaan ulang dari perencanaan proyek.
9
Sedangkan dalam mengidentifikasi biaya-biaya dan usaha-usaha yang
tidak perlu dalam penerapan Value Engineering tidaklah mudah, karena ada
beberapa faktor yang menyebabkan biaya dan usaha tersebut tidak terihat
oleh team (pemilik, perencana maupun pelaksana), diantaranya :
a. Terbatasnya waktu yang diberikan dalam proses perencanaan.
b. Kurang dan keterlambatan informasi.
c. Kekurangan kreatifitas dalam mengembangkan wawasan atau gagasan
baru.
d. Kurang tepatnya konsep yang dipakai.
e. Tidak memilih cara kerja yang efisien.
f. Masih belum cepat tanggap terhadap perubahan atau perkembangan.
g. Masih memiliki sifat kerja sendiri-sendiri antara perencana dan
pemilik.
h. Tidak mau mendapat saran.
i. Perubahan kebijaksanaan dan keadaan politik.
j. Kurangnya penghargaan kepada pelaku kegiatan.
k. Hubungan masyarakat dan lingkungan yang kurang serasi.
Akibat dari biaya-biaya dan kondisi yang tidak perlu itu, maka
kebutuhan akan aplikasi Value Emgineering sangat diperlukan dan terus
meningkat akhir-akhir ini, hal itu disebabkan karena ;
a. Biaya konstruksi yang meningkat.
b. Kurangnya sumber dana dalam pembangunan.
c. Suku bunga yang tinggi.
10
d. Inflasi yang meningkat setiap tahun.
e. Kemajuan teknologi yang meningkat pesat maupun metoda
pembangunannya.
C. Perekayasaan Struktur
1. Struktur Pondasi
Struktur Pondasi merupakan bagian dari bangunan yang berada di
bawah permukaan tanah maka termasuk bangunan struktur bawah.
Struktur pondasi terbagi atas beberapa jenis/macam yaitu pondasi footplat
(dangkal), pondasi sumuran atau pondasi tiang pancang, ketiga jenis
pondasi tersebut masing-masing mempunyai karakteristik dan tingkat
kemanfaatan yang berbeda-beda.
Pondasi footplat biasa dipergunakan terhadap struktur yang
mempunyai tingkat beban atas pondasi yang relatif kecil dan tanah yang
berada pada bangunan mempunyai daya dukung yang relatif kecil atau
dangkal, maka pondasi footplat ini biasa disebut dengan istilah pondasi
dangkal(Lashari, 2004).
Sedangkan Pondasi tiang pancang dan sumuran biasa digunakan
untuk tanah yang mempunyai tingkat daya dukung relatif sedang atau
bahkan sangat dalam. Maka keduanya biasa disebut dengan pondasi
dalam(Lashari, 2004).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur
pondasi (Hanggoro, 2005) adalah :
11
a. Ekonomi.
b. Adequate safety (Fs) yang meliputi : kapasitas daya dukung tanah,
gaya gesek tanah.
c. Penurunan tanah karena beban.
d. Perubahan cuaca yang relatif kecil tidak ekstrim.
e. Permasalahan konstruksi yang meliputi : kestabilan tanah, getaran,
muka air tanah dll.
f. Efek atau imbas terhadap lingkungan.
Untuk memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung tanah dan (c)
penurunan tanah, maka perlu dilihat terlebih dahulu seberapa besar beban
yang akan didukung oleh tanah. Jika tanah pendukung sangat kompresibel
dan terlalu lemah mendukung struktur atas maka penggunaan pondasi
tiang sangat disarankan. Selain itu, faktor (a) ekonomis dan (f) dampak
lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa
sistem pondasi yang masih memenuhi persyaratan (b) kapasitas dukung
tanah dan (c) penurunan tanah.
Adapun dalam pembangunan Gedung kantor Perpustakaan Daerah
Jawa Tengah ini direncanakan dengan menggunakan pondasi tiang
pancang. Hal itu dikarenakan keadaan tanah keras yang menopang
bangunan ini sangat dalam.
Akan tetapi apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras
melalui lapisan lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung
tiang harus diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara
12
tiang depan tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis
data tanah yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data
laboratorium.
Adapun jenis pondasi tiang pancang akan lebih dijelaskan pada
beberapa sub bab dibawah ini diantaranya adalah :
a. Prinsip Dan Aplikasi Pondasi Tiang
Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur atas untuk kondisi-
kondisi sebagai berikut( Hanggoro, 2005) :
1) Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah
mendukung struktur atas. Dalam hal ini pondasi tiang diperlukan
untuk meneruskan beban kedalam lapisan tanah keras (bedrock).
Jika pondasi tiang tidak mencapai tanah keras, maka beban struktur
atas akan ditahan oleh friksi antara tiang dan tanah. (Gambar 2.1)
Gambar 2.1
2) Jika pondasi harus menahan beban horizontal. Pondasi dalam dapat
menahan momen dan vertikal secara bersamaan (gambar 2.2) .
13
Contohnya adalah pondasi untuk gedung tinggi, jembatan, dermaga
dsb.
Gambar 2.2
3) Pada tanah yang ekspansif. Tanah yang ekspansif dapat mengalami
pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) tergantung
kepada kondisi kadar airnya.
4) Pondasi harus menahan uplift forces. Hal ini misalnya terjadi pada
basement dengan muka air tanah yang tinggi.
5) Adanya erosi tanah pada abutment dan pier jembatan (Gambar 2.3).
14
Gambar 2.3
6) Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. Pondasi tiang dapat
digunakan sebagai perkuatan lereng atau sekaligus sebagai pondasi
bangunan yang berdiri di atas tanah berlereng.
b. Perhitugan Beban Aksial Kolom
Apabila tiang pancang dipancang sampai tanah keras melalui lapisan
lempung, maka untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang harus
diperhitungkan terhadap perlawanan ujung dan gesekan antara tiang depan
tanah. Perhitungan daya dukung tanah tergantung pada jenis data tanah
yang ada yaitu berdasarkan hasil sondir dan berdasarkan data laboratorium.
Untuk penghitungan beban aksial yang terjadi pada pondasi akibat beban
kolom ada beberapa ketentuan dalam penggunaan rumus daya dukung
ultimit, tergantung dengan jenis tanah yang menopang pondasi tersebut,
dalam (Wesley,1977), disebutkan kapasitas ijin untuk tiang yang dipancang
sampai lapisan tanah pasir :
15
( ) ( )5
.
3
. OTfAujungqcQijin +=
Untuk pemancangan tiang pada tanah lempung, Wesley (1977)
menyarankan penggunaan faktor aman yang lebih besar dari tiang dalam
pasir. Dalam (Suryolelono, 1994) untuk pemancangan tiang pada tanah
lempung dapat digunakan rumus :
( ) ( )10
.
5
. OTfAujungqcQijin +=
Akan tetapi biasanya pemancangan tiang pada tanah lempung jika ujung
tiang mencapai tanah keras dapat digunakan rumus :
( ) ( )10
.
3
. OTfAujungqcQijin +=
dimana ; Qultimit = Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)
Qujung = Tahanan ujung tiang (kN)
Qfriksi = Tahanan gesek tiang (kN)
Keterangan :
q = Kapasitas dukung tanah padaujung tiang (KN/m2)
Aujng = Luas permukaan ujung tiang (m2)
f = Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah
dengan selimut tiang (kN/m2)
Aslmt = Luas permukaan selimut tiang (m2) = O. L
O = Keliling tiang (m)
L = Panjang tiang (m)
16
Sedangkan dalam mekanisme perhitungan daya dukung pondasi ijin
digunakan faktor aman (S.F) yang diperlukan untuk memprediksi
besarnya kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (Qijin) berdasarkan prediksi
nilai Qultimit. Alasan diperlukannya faktor aman dalam mendesain
pondasi tiang antara lain (Hanggoro, 2005) adalah :
1) Untuk memberikan keamanan terhadap tidak kepastian metode
hitungan yang digunakan.
2) Untuk memberikan keamanan terhadap penyerderhanaan profil
tanah serta parameternya yang digunakan dalam desain.
3) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang
tunggal atau kelompok tiang masih dalam batas toleransi.
4) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara
tiang-tiang masih dalam batas toleransi.
c. Mekanisme Transfer Beban Pondasi
Mekanisme transfer beban dari tiang ke dalam tanah adalah sangat
kompleks. Beban pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang
(Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat pembebanan tiang,
perpindahan tiang ke arah bawah diperlukan untuk memobilisasi tahanan
gesek tiang (Qfriksi). Tanpa memperhatikan jenis tanah, jenis tiang dan
dimensinya, besarnya perpindahan relatif ini biasanya tidak melebihi 0,5 cm
meskipun ada yang sampai mendekati 1,0 cm.
Perpindahan ujung tiang yang dibutuhkan agar tahanan ujung tiang
(Qujung) termobilisasi seluruhnya lebih besar daripada gerakan yang
17
dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek tiang (Qfriksi) secara
penuh. Secara umum tahanan gesek tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi
lebih awal daripada tahan ujungnya (Qujung).
Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang,
panjang tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya,
saat awal pembebanan, sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek
tiang (Qfriksi) pada tiang bagian atas.
Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban
yang lebih besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai
maksimum, sebagian beban akan didukung oleh tahanan ujung tiang
(Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana pergerakan vertikal tiang
terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang sedikit, maka tidak
ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang (Qfriksi) dan
tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.
2. Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002).
Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan struktur atap balok,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting, yang dalam
penulisan tugas akhir ini perekayasaan dilakukan hanya pada pekerjaan
struktur balok saja.
Pada perencanaan balok terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
terutama masalah bentang teoritis dan dimensi balok itu sendiri. Peraturan
18
untuk balok adalah sama dengan untuk pelat, bentang teoritisnya dianggap
sama dengan bentang bersih L antara bidang muka tumpuan ditambah
setengah dari panjang perletakan yang diperlukan pada tiap tepi (Vis, 1987)
Secara umum perencanaan balok dalam kontruksi gedung tinggi balok
diisyaratkan sekitar 1/15 sampai 1/10 panjang bentang sedangkan pilihan
lebar balok diisyaratkanh selebar 2/3 sampai 1/3 tinggi rencana balok dan
juga kriteria lendutan yang timbul haruslah memenuhi syarat h lebih atau
sama dengan 1 / 25 sampai 1 / 33 sehingga jika perencanaan balok
memenuhi persyatan diatas balok dikatakan aman ( Vis, 1987)..
Adapun diagram perencanaan balok akan di sajikan dalam Gambar
2.4 dibawah ini :
19
Tentukan syarat tumpuan
Tentukan bentang teoritis
Taksir ukuran penampang
Gambar 2.4 Flow chart perencanaan struktur balok
Sumber : Vis, 1987
Hitung beban
Hitung momen lentur
Hitung reaksi perletakan
Hitung tulangan
Ukuran balok dan tulangan memadai
20
C. Analisa Fungsional
Pengertian analisa fungsi merupakan suatu pendekatan untuk
mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan
karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau proyek dapat
bekerja atau dijual. Menurut Ir. Julianus H, MSIE (1995) fungsi adalah
kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk
memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu.
Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan fungsi
sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan
tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari suatu produk
tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai kegunaan sama
sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan
untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai nilai yang baik. Analisa
fungsi bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasikan fungsi - fungsi essensial ( sesuai dengan
kebutuhan ) dan menghilangkan fungsi – fungsi yang tidak diperlukan.
2. Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen – komponen
yang dapat menghasilkan komponen – komponen yang diperlukan.
Menurut Miles (1961) dalam berfikir kreatif dari analisa fungsi akan
timbul suatu pertanyaan–pertanyaan yang dapat digambarkan atau umum
diaplikasikan sebagai berikut :
1. Apa tujuan proyek itu ?
2. Apa fungsinya ?
21
3. Berapa biayanya ?
4. Berapa biaya minimalnya ?
5. Apakah ada alternatif dengan jenis pekerjaan yang sama ?
6. Apakah ada alternatif biaya ?
7. Apadah fungsi – fungsi yang bisa dihilangkan sebagian ?
8. Apakah yang bisa menyebabkan dihilangkan?
9. Apakah dengan menggunakan itu mendukung nilai bangunan ?
Walau pertanyaan–pertanyaan diatas begitu sederhana, tetapi akan sulit
untuk dijawab dan butuh waktu yang lama untuk menjawab secara tepat dan
benar jika keadaan proyek termasuk dalam kategori proyek besar.
Kemudian setelah diketahui beberapa item permasalahan yang akan
dikaji maka langkah selanjutnya ditentukan perbandingan antara cost dan
worth, dimana cost adalah biaya yang harus dibayar untuk item pekerjaan
tertentu ( diestimasikan oleh perencana ) dan worth adalah biaya minimal
untuk suatu item pekerjaan tetapi fungsi pekerjaan tetap dipenuhi ( biaya
rendah yang diperoleh setelah ide diketemukan tetapi fungsinya tetap )
Cara yang dianggap paling efektif didalam analisis fungsi Value
Engineering adalah dengan metode FAST (Functional Analysis System
Techniques). Yang digambarkan secara sistematis dalam bentuk diagram
bagan yang saling berkaitan satu sama lain dan diatur secara bertahap untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi serta menggambarkan kaitan antara fungsi-
fungsi. Beberapa istilah fungsi pada metode FAST, yaitu :
1. Fungsi Utama
22
Fungsi bebas yang menggambarkan kegiatan utama yang harus
ditampilkan pada sistem.
2. Fungsi Sekunder
3. Fungsi Ukuran (sekunder)
Tergantung fungsi lain yang lebih tinggi tingkatannya.
4. Fungsi Jalur Kritis
Semua fungsi yang secara berurutan menggambarkan “Bagaimana
(How)” dan “Mengapa (Why)” dari fungsi lain pada urutan tersebut.
5. Fungsi Tingkat Tinggi
Fungsi yang terletak di bagian paling kiri Diagram FAST.
Fungsi Dasar merupakan fungsi tingkat tinggi dalam batasan lingkup
masalah.
6. Fungsi Tingkat Rendah
Fungsi yang terletak pada bagian paling kanan dari fungsi lain pada
diagram FAST.
Dalam diagram FAST ini dapat diketahui fungsi sikwensial dan
hubungan konkuresinya satu sama lain, baik secara horisontal maupun secara
vertikal yang semuanya merupakan fungsi pendukung dari fungsi utama dan
fungsi sikwensial dari fungsi beroder tinggi dan beroder rendah, dengan
pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa ( How and why ). Untuk
lebih jelasnya metode FAST dapat dilihat pada gambar 2.5 yang
menjelaskan hubungan fungsi untuk kontruksu jembatan didasarkan atas
fungsi primernya yaitu untuk melewatkan lalulintas.
23
Bagaimana (How) Mengapa (Why)
Ruang Lingkup Kajian Garis lingkup tinggi Garis lingkup rendah
= Garis fungsi kritis Gambar 2.5 Contoh Diagram FAST Fungsi struktur Jembatan
Meneruskan beban ke tanah
Mendukung beban kontruksi
Menahan beban
Membagi berat
Mendukung beban kontruksi
Mendukung lalulintas
Menyalurkan beban
Memberikan rasa aman
Memberikan Penerangan
23
24
D. Cost Model
Dalam pengertiannya Cost Model merupakan suatu model atau gambaran
yang difungsikan untuk memaparkan analisa biaya-biaya yang akan muncul
dari suatu kegiatan proyek dari berbagai unsur/item pekerjaan(Dell’isola,
1962)
Didalam penyusunan anggaran suatu proyek dilakukan dengan cara
membuat estimasi anggaran terlebih dahulu, lalu dengan analisa fungsi dalam
Value Engineering (VE) didapatkan alternatif yang kesemuanya
mengeliminasi biaya-biaya yang tidak perlu dan akhirnya dapat mereduksi
biaya proyek secara keseluruhan. Dibawah ini akan digambarkan contoh cost
model untuk gedung (gambar 2.6) dan adalah contoh bagan dari suatu cost
model untuk mengetahui biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik atau
pemberi tugas untuk gedung yang standar pada (gambar 2.7).
Dengan adanya cost model memungkinkan untuk mempermudah untuk
menganalisa semua biaya-biaya baik langsung atau tidak langsung yang akan
timbul pada masa kontruksi sehingga akan menjadi panduan atau acuan
dalam usaha untuk menganalisa biaya-biaya itu dengan Value Engineering
25
Gambar 2.6. Cost Model Untuk Bangunan Umum
Sumber : Peurifoy,R.l, Estimating Construction Costs, New York, Mc. Graw Hill Book Company, Third Edition
Total biaya Ct=Cd+Cp+Cc
B.desain Cd=Cac+Cap
B. Konstruksi Cp:Ccc+Ccp+Cre
B.operasi Cc:Com+Comi
Keuntungan Ccp
B.arsitek Cac=Cad+Cai
Keuntungan Cap
B.Lsng Cad=cal+cas=cao
Buruh Cal
Sub.kontrktr Cas
B.Tak lsg Cal=Cao
Overhead Cao
Lain-lain Cao
B.Kontraktor Ccc:Ccd+Ccr
B. O&P Com:Coml+Comm
+Ccmu+Como
B real cost Cre: Crei
B.langsung Ccd:Ccl+Ccm+Cco+Ccs
B.tak lsg Ccl:Cco
B Tanah Crel: Cref
Buruh Ccl
Bahan Ccm
Lain-lain Cco
Sub.Kontr Cas
Over head Cco
B Hutan Cref
B.Tak lsg Comi:Como
OH O & P Como
Buruh Coml
Bahan Comm
Utiliti Ccmu
Lain-lain Como
25
26
Keterangan gambar (notasi gambar 2.6)
Cd = Biaya Disain (cost of design)
Cac = Biaya Arsitek (cost of architectural)
Cad = Biaya Langsung (cost of direct architect)
Cal = Biaya Buruh (cost of labour architect)
Cas = Biaya Sub Kontraktor (cost of sub contractor architect)
Cao = Biaya Lain-Lain (cost of pthers-architect)
Cap = Keuntungan Dari Architect (profit of architect)
Cai = Biaya Tidak Langsung(indirect cost architect)
Caoh = Biaya Overhead (overhead cost architect)
Ccc = Biaya Kontraktor (cost profit)
Ccp = Keuntungan Kontraktor (contractor profit)
Cre = Biaya Real Estate (cost of real estate )
Ccd = Biaya Langsung Kontraktor ( direct cost contraktor0
Ccl = Biaya Buruh Kontraktor (cost of labour kontraktor)
Ccm = Biaya Bahan Kontraktor( cost of material contractor )
Cco = Biaya Lain-Lain Kontraktor (cost of material contractor)
Ccoh = Biaya Overhead Kontraktor ( cost of pverhead kontraktor )
Crel = Biaya Tanah Real Estate(cost of land real estate )
Cref = Biaya Legal /Hukum (cost of legal)
Com = Biaya Operasi Dan Pemeliharaan (cost of operation and
maintenance)
27
Normal Sistem Spesial
Sistem Lain
Umum
Eletrical Mechanical
Pemipaaan
HC
Pmdm. kbkran
Arsitek
Dinding luar
Kons.Internal
Finishing dalam
Trans. Vertikal
Alat
Kond.Spec
Kondisi Umum
Horisontal
Vertikal
Struktur
Abnormal
Pondasi
Gambar 2.7 Cost Model Untuk Gedung Standar
Sumber : Peurifoy,R.l, Estimating Construction Costs, New York, Mc. Graw Hill Book Company, Third Edition
27
Gedung Standar
B. lapangan Syarat &spec,.umum
Sistem dasar
28
E. Analisa Perangkingan
Analisa perangkingan ialah suatu cara yang digunakan dalam
perekayasaan untuk mengkaji lebih dalam semua alternatif yang dihadirkan
baik secara kualitatif atau kuantitatif.
Dalam analisa perangkingan dilakukan dengan 2 (dua) cara yang disajikan
saling berkaitan yaitu :
1. Perangkingan Metode Zero – One
Sebelum kegiatan penilaian dilakukan maka terlebih dahulu ditentukan
kriteria yang menjadi dasar penilaian untuk semua alternatif. Dengan dihitung
bobot sementara untuk masing-masing alternatif tersebut. Penghitungan bobot
alternatif ini didasarkan atas rumus dalam (Julianus, 1995) :
=arangkingjumlahangk
ilikiingyangangkarangk dimx 100
Untuk penentuan angka rangking dilakukan dengan cara terbalik
tergantung jumlah fungsi yang dihadirkan dan perangkingan diberi nilai yang
tertinggi untuk fungsi yang diprioritaskan (tabel .
Tabel 2.1 Kriteria Fungsi Alternatif
No Fungsi Angka rangking bobot Ket
1 Biaya 3 50 Prioritas tertinggi
2 Pelaksanaan cepat 2 33.33 Prioritas sedang
3 Mudah 1 16.67 Prioritas rendah
Jumlah angka rangking 6 100
29
Kemudian setelah didapatkan angka bobot diatas maka dilakukan analisa
selanjutnya yaitu dengan metode Zero-One. Menurut Ir. Julianus H, MSIE
(1995) metode Zero-One adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang
bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi – fungsi (Kriteria).
Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi “lebih
penting” atau “kurang penting” terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang “lebih
penting” diberi nilai satu (One), sedangkan nilai yang “kurang penting” diberi
nilai nol (Zero)(tabel 2.2). Kemudian dengan menghadirkan referensi
perbandingan maka akhirnya didapatkan indeks untuk masing-masing kriteria
yang nantinya menjadi parameter perhitungan dalam penentuan nilai
pengambilan keputusan untuk masing-masing alternatif berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan. Keuntungan metode ini adalah mudah dimengerti dan
pelaksanaannya cepat dan mudah.
Preferensi alternatif untuk kriteria biaya adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi A A > B : A > C B B < A : B > C C C < A : C < B
Preferensi alternatif untuk kriteria mudah adalah sebagai berikut dst ;
Alternatif Preferensi A A > B : A > C B B < A : B > C C C < A : C < B
30
Tabel 2.2 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi 1 (biaya)
Alternatif A B C Jumlah Indeks
A
B
C
X
0
0
1
X
0
1
1
X
3
2
1
3/6
2/6
1/6
JUMLAH 4 1
Keterangan :
1 = Lebih penting
2 = Kurang penting
X = Fungsi yang sama
Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan mengumpulkan
fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun dalam suatu matriks
zero–one yang berbentuk bujursangkar. Kemudian dilakukan penilaian fungsi-
fungsi secara berpasangan, sehingga ada matriks akan terisi x. Nilai-nilai pada
matriks ini kemudian dijumlah menurut baris dan dikumpulkan pada kolom
jumlah.
Sebagai contoh untuk matriks diatas pada baris 1 kolom 2 bernilai 1,
artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2 kolom 1
bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah A, B,dan C
(berdasarkan jumlah nilai).
Akhirnya pemakaian metode zero-one ini digunakan secara terus
menerus untuk semua alternatif terhadap fungsi yang dimilikinya hingga
diketahui nilai indeksnya. Lebih detailnya akan dijabarkan dalam BAB 4.
31
2. Penilaian Akhir alternatif dan existing (Pembobotan)
Kemudian setelah diperoleh nilai indeks dan bobot sementara dari semua
kriteria untuk alternatif yang dipakai maka dilakukan pembobotan akhir
dengan matrik evaluasi. Bagian dari metode ini yaitu untuk mengetahui nilai
prioritas dari suatu item yang dihadirkan adalah dengan metode penilaian
alternatif dan Existing.
Seperti halnya contoh di bawah ini dalam tabel yaitu :
Tabel 2.3 Penilaian Exiting dan Alternatif yang Muncul
No. Alternatif
Kriteria Total Ket 1 2 3
bobot 50 33,33 16,67 1 Alt A indeks indeks indeks indeks
x x x Σx Bobot
2 Alt B indeks indeks indeks indeks
x x x Σx Bobot
3 Alt C indeks indeks indeks indeks
x x x Σx Bobot
Dari tabel diatas nilai dari x didapat dengan hasil perkalian indeks dengan
bobot sementara. Dan hasil total dari total (Σx) menjadi bobot kesemuanya
alternatif yang berfungsi menjadi suatu alat untuk mengambil keputusan yang
dapat menggabungkan kriteria kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif
(dapat diukur).
Selain itu dengan adanya pembobotan dengan cara perbandingan nilai
existing dan alternatif nanti bertujuan agar pembaca tahu bahwa dalam
penganalisaan VE untuk suatu pembangunan konstruksi dengan menghadirkan
alternatif-alternatif tertentu ternyata mempunyai tingkat kelemahan ataupun
kelebihan yang berbeda dilihat dalam segi yang lain.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Uraian
Secara garis besar metodologi yang diterapkan pada analisis VE gedung
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, adalah :
1. Pengumpulan data dan metode perhitungan awal pada fase atau tahapan
(informasi, kreatif, analisa, pengembangan, rekomendasi dan
implementasi.)
2. Pengolahan data yang ada dengan modifikasi perhitungan yang akan
dibahas.
3. Analisa perencanaan penggunaan bahan, dimensi, dan biaya yang
diterapkan pada pengoperasian komputer sebagai alat bantu tanpa merubah
mutu dan penampilan suatu proyek.
4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui berapa biaya penghematan
yang terjadi (cost saving).
B. Jenis Penelitian
Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti
menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi
kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang ( Natsir, 2003 ).
32
33
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas ( Maxfield, 1930 ). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok,
lembaga, maupun masyarakat.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal
yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari
pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah yang bertempat di jalan Sriwijaya No. 29 A Semarang.
D. Proses Penelitian
Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian,
diantaranya :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah suatu tahap dimana peneliti mencari atau
mengumpulkan data-data mengenai proyek terutama masalah spesifikasi
proyeknya, yang dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada
dinas/instansi terkait yang menangani semua kegiatan konstruksi. Setelah
34
mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi
proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan.
Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku
pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum (DPU)
dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan tambahan pengetahuan.
2. Data
Dalam menghitung dan membuat desain serta anggaran biaya digunakan
program komputer, seperti program SAP 2000 versi 8.08, Program Excel dan
sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
2, yaitu Data primer dan data sekunder, yang kesemuanya akan dijabarkan
sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan
analisis Value Engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis dari
proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana
Kerja dan Syarat (RKS).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input
dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya
data mengenai daftar harga survey material, pekerja, dan alat yang
diperoleh dilapangan, data tentang peraturan-peraturan bangunan gedung
35
dari Departemen Pekerjaan Umum dan data-data lainnya yang dapat
dijadikan referensi dalam menganalisis VE.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Metode Pengambilan Data Primer
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada pemilik
proyek, konsultan maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek
tersebut guna mengetahui keberadaan sisi langsung proyek.
b. Metode Pengambilan Data Sekunder
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansi-
instansi atau perusahaan-perusahaan yang dianggap berkepentingan.
Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan,
persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja,
instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan, (seperti
BPIK, Dinas KIMTARU dan lain-lain) dan perusahaan-perusahaan
lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.
4. Analisis Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE untuk
menghasilkan adanya suatu pengurangan biaya atau saving cost. Analisis VE
dilakukan tiga tahap, yaitu :
36
1) Tahapan Informasi
Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan
informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang
akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut
kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan pada
tahap informasi antara lain adalah :
a.) Nama proyek
b.) Lokasi proyek
c.) Pemilik proyek
d.) Nilai proyek
e.) Luas bangunan
f.) Spesifikasi obyek studi.
Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap
informasi adalah sebagai berikut :
a.) Pengulangan desain informasi
Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang
menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang
termasuk didalam obyek studi, yaitu :
(1) Gambar-gambar perencanaan
(2) Spesifikasi biaya
(3) Perkiraan biaya
(4) Pendekatan desain
(5) Perhitungan desain/ konstruksi
37
(6) Data -data kondisi setempat
(7) Jadwal kegiatan, dan lain-lain.
Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat
dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu
deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya.
b.) Penentuan sasaran studi
Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target
penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari
keseluruhan elemen obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas
bagian dan elemen yang ada sebagai sasaran studi tersebut.
c.) Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum
Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut,
maka dapat dipilih elemen – elemen obyek studi yang mempunyai
potensi penghematan optimum dengan metoda perbandingan (rasio)
antara biaya asal dan target biaya, dan perhatian diutamakan kepada
rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan Cost Matrix Model yang
menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian pekerjaan
(bobot).
d.) Analisa fungsi
Analisa fungsi di sini digunakan cara FAST (Functional Analisys
System Technique) yaitu analisa dengan membuat diagram analisa
fungsi dengan menguraikan tiap elemen menjadi komponen
38
pembentuk sesuai fungsinya untuk meneliti bagian mana yang
mempunyai fungsi utama dan fungsi sekunder.
Demikian akan dipaparkan contoh tabel 3.1 penganalisisan fungsi
pada tahap informasi (information phase) untuk pekerjaan pondasi :
Tabel 3.1 Tabel Paparan Fase Informasi
no descrip
tion
function cost worth comment
Verb Noun Kind
1. Poer
2. Sloof
3. Pondasi
TOTAL
2) Tahapan Kreatif
Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting
dalam mengembangkan ide-ide untuk membuat alternatif-alternatif dari
elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara
sistematis
Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya :
a.) Bahan atau material
Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan semakin
banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan kriteria
mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan berkembangnya kemajuan
teknologi jenis bahan yang mempunyai fungsi yang sama dapat dibuat
atau dicetak dengan mutu dan kualitas yang hampir sama juga.
39
Hanya karena memiliki merk atau lisensi yang berbeda, maka harga
bahan tersebut menjadi berbeda. Dengan demikian, maka pemilihan
alternatif bahan dapat dilakukan dalam analisis VE. Pencarian bahan
dengan mutu, kualitas dan fungsi yang sama dengan rencana awal tapi
dengan harga lebih rendah dapat dilakukan
b.) Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai cara atau
metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara menyelesaikan suatu
pekerjaan hanya mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat
sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang
lebih canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya
alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang dapat
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi bangunan,
sehingga pekerjaan dapat cepat selesai.
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi
bangunan yang dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat
sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan
dikerjakan menggunakan alat-alat yang lebih modern.
Maka analisis VE dalam hal metode pelaksanaan dapat dilakukan,
karena semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan. Jadi, nantinya
40
dapat dipilih alternatif metode pekerjaan mana yang dapat membuat
pekerjaan cepat selesai dari jadwal yang sudah direncanakan.
c.) Waktu pelaksanaan pekerjaan
Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah mempunyai
jadwal (schedule) pelaksanaan dalam perencanaan time schedule.
Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat
dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal
tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan, menambah
jumlah tenaga kerja dan lain-lain.
Dengan demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dalam
analisis VE dapat dimunculkan bersamaan dengan pemilihan alternatif
cara atau metode pelaksanaan pekerjaan.
3) Tahapan Analisa
Tujuan tahapan ini adalah :
a.) Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alteratif yang
muncul selama tahapan spekulatif
b.) Memperkirakan nilai uang untuk setiap alternatif.
c.) Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang
paling besar untuk penghematan biaya.
Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan
eliminasi ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut
41
dari segi keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi
penghematan biaya untuk setiap ide yang dievaluasi.
Pemilihan dapat dilakukan dengan metode zero-one. Kemudian
dibuatkan suatu ranking hasil penilaiannya.
4) Hasil Analisa
Hasil analisa ini dibagi 2 (dua) tahap, yaitu :
a.) Tahap Pengembangan
Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan
mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.
Langkah-langkah tahapan pengembangan adalah sebagai beriku t:
(1) Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain.
(2) Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif.
(3) Memberikan rekomendasi setiap apa yang terlibat di dalamnya.
b.) Tahapan Rekomendasi
Memberikan rekomendasi yang dapat berupa presentasi secara
tertulis atau lisan dari alternatif yang sudah dipilih dalam usulan tim VE
untuk ditujukan kepada semua pihak, baik pemilik, perencana maupun
pelaksana. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif
yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan
5) Tahapan Implementasi
Pada tahap terakhir VE ini mencakup laporan akhir/ringkasan akhir
yang berisikan dokumen akhir yang berlaku dan telah disetujui pemilik
42
proyek untuk dilaksanakan oleh kontraktor dan diawasi bersama
pengawas.
Tapi sebelum disetujui oleh pemilik proyek biasanya laporan akhir ini
dipresentasikan (tahapan sebelumnya) kepada semua pihak yang nantinya
terlibat agar dapat memahami alternatif / usulan perubahan secara singkat,
jelas, cepat dan cermat langsung mengambil langkah-langkah keputusan
dan jalan pemecahannya yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak
merugikan salah satu pihak. Pada tahap paling akhir dari pengawasan VE
adalah membuat evaluasi proses kontrol dari apa yang telah dipilih dan
disepakati.
E. Kedudukan Value Engineering Dalam Organisasi Proyek
Sebagai badan konsultan tersendiri, konsultan Value Engineering dapat
diterapkan pada posisi dan waktu tertentu dalam organisasi proyek. Meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan bahwa konsultan VE disertakan pada setiap
posisis pada organisasi proyek dan sepanjang waktu selama proses pembangunan
berlangsung.
Dalam hal ini posisi VE bertindak sebagai anggota dari konsultan Manajemen
Konstruksi (MK). Pada posisi ini konsultan VE bertugas membuat analis kegiatan
proyek dan bersama-sama dengan konsultan MK memberi saran kepada pemilik,
perencana dan kontraktor tentang aspek biaya proyek, baik pada tahap
perencanaan maupun tahap pelaksanaan proyek. Adapun keuntungan
menempatkan konsultan VE pada konsultan Manajemen Konstruksi adalah :
43
1. Terjadi komunikasi yang baik antara pemilik, konsultan VE dan konsultan
MK tentang manajemen dan kontrol biaya, administrasi proyek dan
perencanaan oleh konsultan perencana.
2. Team VE leluasa bertugas memonitor dari tahap pengembangan desain
hingga tahap akhir perencanaan, desain dan mengontrol pelaksanaan VE
pada tahap pelaksanaan pekerjaan proyek.
3. Administrasi pembiayaan proyek lebih sederhana (tanpa merubah alokasi
anggaran yang sudah ada).
Sedangkan kerugiannya adalah :
Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan VE oleh pemilik,
harus melalui konsultan Manajemen Konstruksi lebih dahulu.
Dalam proses pelaksanaan penelitian pada penulisan tugas akhir ini yang telah
banyak dijelaskan diatas, maka akan dipaparkan secara garis besar siklus
perekayasaan struktur (gambar 3.1) dan urutan kerja pada masing masing item
yang akan dikaji/penelitiannya (gambar 3.2)
44
GAMBAR 3.1 Siklus Perekayasaan Struktur
Sumber : diktat ajar Perkuliahan Unversitas Negeri Semarang
MULAI
Konsep Reduksi Biaya
Work Breakdown Struktur
Elemen Struktur
Struktur Atas Struktur Pondasi Struktur Atap
Alternatif Terbaik
Rekomendasi Terbaik
Perbandingan biaya
SELESAI
45
Gambar 3.2 Flow Chart Penelitian Sumber : diktat ajar Perkuliahan Unversitas Negeri Semarang
Tidak
Kecukupan data Ya
BAB IV
Start
Permasalahan
Tujuan Penelitian
Hipotesa
Studi Pustaka • Peraturan • Literature • Internet
Pengumpulan data
Data Primer • Gambar • RAB • RKS
Data Sekunder • Daftar analisa
pekerjaan (BOW, SNI)
• Data bahan / material • dll
Analisa data
Kesimpulan dan saran
Stop
46
BAB IV
APLIKASI PERHITUNGAN DAN ANALISA PROYEK DENGAN VE
A. Latar Belakang Proyek
Dewasa ini, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
telah banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, yaitu semakin
bertambahnya tingkat kebutuhan akan membaca, belajar, dan informasi bagi
pelajar, mahasiswa maupun masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung seperti pembangunan gedung kantor Perpustakaan untuk Propinsi
Jawa Tengah. Banyak fungsi atau manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya
pembangunan gedung ini diantaranya selain dapat dimanfaatkan sebagai kantor
Perpustakaan juga sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dan ilmu
pengetahuan.
Sehingga dengan dibangunnya gedung ini menambah satu predikat baik
khususnya dalam bidang pendidikan, keilmuan dan teknologi untuk masyarakat
Jawa Tengah.
Dengan adanya Gedung kantor Perpustakaan tersebut maka diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkan seoptimal mungkin sebagai tempat untuk
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan secara luas dan mudah.
46
47
B. Data Proyek
1. Situasi Dan Lokasi Proyek
Proyek pembangunan Gedung Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah ini,
secara geografis terletak di Jl. Sriwijaya 29.A Semarang.
Adapun batas – batas bangunan sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Jl. Sriwijaya
b. Sebelah Timur : Kompleks Gedung Wanita
c. Sebelah Selatan : Gedung Kesenian
d. Sebelah Barat : Gedung Perpustakaan lama
Sumber : penulis
Gambar 4.1 Lokasi Proyek
48
2. Data Teknik Proyek
Adapun data teknik Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Jawa
Tengah adalah :
a. Jenis Pondasi : Tiang Pancang ∆ 32x32x32 K 350
b. Struktur Bangunan : Beton Bertulang + Kuda-kuda Baja ringan
c. Atap Bangunan : Genting
d. Jumlah lantai : 4 Lantai
e. Tinggi Bangunan : + 21.00 m
f. Luas Tanah : 3200 m2
g. Luas Bangunan : 1089 m2
h. Beton tak bertulang menggunakan campuran 1pc : 3ps : 5split (In Situ)
j. Beton bertulang mutu K 275 (struktur) K175 (praktis) sesuai dengan
standard SNI 1991 (Ready Mix)
k. Besi beton dipakai dari mutu U24 untuk polos, dan U39 untuk ulir
dengan kemampuan tekuk 180 derajat
3. Data Administrasi
Besarnya dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan keseluruhan
pembangunan dan renovasi ini sebesar Rp3.578.660.000,00 (Tiga milyar
lima ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus enam puluh ribu rupiah).
Yang sepenuhnya berasal dari dana APBD TA 2005.
49
4. Struktur Organisasi Proyek
Organisasi adalah sekumpulan orang atau badan hukum dengan
pembagian kerja yang jelas, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Dalam organisasi, masing-masing personil
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri(Handoko, 2005).
Pelaksanaan kegiatan memerlukan suatu koordinasi yang baik dan
adanya saling pengertian antara unsur satu dengan yang lain, sehingga dapat
memperlancar pekerjaan (Handoko, 2005).. Adapun hal-hal yang dapat
memperlancar pekerjaan antara lain :
a. Saling menjaga hubungan baik antar sesama anggota
b. Masing-masing pihak bertanggung jawab atas pekerjaannya
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Gedung Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah adalah :
a. Pemilik proyek (Owner)
b. Konsultan perencana
c. Konsultan pengawas
Dalam pelaksanaan proyek, ketiga unsur tersebut harus menjalin
kerjasama yang baik sesuai dengan proposal kerja dan tanggung jawabnya
masing-masing, selain itu masing-masing pihak harus menciptakan suasana
kerja yang serasi dan harmonis antara pihak yang satu dengan yang lainnya
sehingga didapatkan hasil seperti yang diharapkan.
50
Ketiga unsur tersebut bekerja sesuai dengan peraturan dan tata tertib
yang berlaku dan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati
bersama oleh keempat unsur tersebut di atas.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Proyek
Pembangunan Gedung Kantor PERPUSDA
C. Study Value Engineering
Study Value Engineering dimaksudkan untuk mencari dan menentukan item-
item pekerjaan proyek yang sekiranya cukup signifikan untuk dianalisa dengan
metode Value Engineering. Akan tetapi karena keterbatasan data dan informasi
yang diperoleh, maka studi Value Engineering dilakukan hanya pada 2 (dua) item
berbobot potensial (nilai anggaran) yang terdiri dari :
51
1. Studi VE pada item pekerjaan pondasi.
2. Studi VE pada item pekerjaan struktur atas yaitu balok.
Sedangkan aplikasi Value Engineering dilakukan meliputi beberapa fase
diantaranya :
Gambar 4.3. Fase Study Value Engineering
Sumber : diktat ajar perkuliahan Unversitas Negeri Semarang
Adapun beberapa alasan mengapa dilakukan perekayasaan VE pada item
tersebut adalah :
1) Perekayasaan dilakukan pada item yang mempunyai nilai atau bobot
pekerjaan yang cukup besar dibandingkan dengan item yang lainnya.
2) Diasumsikan bahwa konsultan VE berada pada posisi sebagai tim dari
pihak MK ( sebagai koordinator) dan melakukan tugasnya pada awal
Fase Informasi
Fase Spekulatif
Fase Analisa
Fase Rekomendasi
- Berisi Informasi umum
- Kriteria Design - Analisa fungsi
- Pembobotan Kriteria
- Penilaian perbandingan
- Untung rugi - Rencana awal - Usulan - Dasar pertimbangan
Final
Pemunculan alternatif
52
masa perencanaan dan bekerjasama dengan tim perencana sebelum
kontraktor melaksanakan pekerjaannya.
3) Analisa dilakukan terhadap perencanaan struktur dengan satu atau
beberapa alternatif pembanding untuk menentukan pilihan yang
terbaik.
1. Studi VE Pada Item Pekerjaan Struktur Pondasi
Dalam analisa perekayasaan VE pada proyek pembangunan gedung ini,
salah satu elemen yang mempunyai nilai yang potensial untuk dilakukan
rekayasa adalah elemen pekerjaan struktur bawah yaitu pondasi. Karena dalam
proyek ini elemen pondasi ini mempunyai nilai (bobot) yang cukup besar
yaitu 6 % dari biaya total keseluruhan proyek.
Dan pada proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah ini memiliki elemen struktur pondasi yang
menggunakan mini pile dengan ukuran ∆ 32 x 32 x 32 dengan mutu beton K
350 (f’c 28).
Sehingga dengan terbatasnya referensi, dalam penulisan tugas akhir ini
dihadirkan beberapa alternatif pemakaian pondasi tiang pancang dengan mutu
yang sama akan tetapi dengan dimensi tiang yang bervariasi yaitu tiang
silinder dengan diameter 300, diameter 350, dan tiang persegi dimensi 20 x
20, yang diambil dari hasil pendataan observasi dan survei langsung
dilapangan.
2. Studi VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas
53
Pada proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi
Jawa Tengah item pekerjaan struktur atas adalah satu bagian pekerjaan yang
mempunyai bobot pekerjaan yang tertinggi yaitu sekitar 20 % dari biaya total
proyek, sehingga sangat potensial untuk dilakukan analisa Value Engineering.
Pekerjaan struktur atas ini meliputi : kolom, pelat lantai, dan balok.
Akan tetapi dalam tugas akhir ini penulis hanya menyajikan struktur balok
sebagai bagian segmen yang akan dilakukan perekayasaan nilai berdasarkan
comparation/perbandingan nilai antara existing dan alternatif design yang
dihadirkan.
Pada perencanaan awal, semua elemen ini menggunakan beton
konvensional dengan mutu K 275 (f’c 23). Untuk itu dalam analisa VE pada
elemen struktur atas ini, akan dihadirkan alternatif perekayasaan dengan cara
mendesign kembali beton konvensional yang dipakai yaitu menggunakan
beton dengan mutu K 225 (f’c 18), K250 (f’c 21), dan mutu K 300 (f’c 25).
Alasan penggunaan beton masing-masing mutu ini yaitu karena kesemuanya
mutu beton diatas lazim digunakan di pembangunan gedung bertingkat atau
berdasarkan survey dilapangan dan masing-masing mempunyai kualitas yang
hampir sama ketika dipakai dalam proyek.
Perhitungan kembali atau analisa beton dengan masing-masing mutu ini
dibantu dengan menggunakan program komputer SAP 2000 versi 8.08 dengan
pendekatan asumsi dan tahapan analisa yang akan dijabarkan dalam penulisan
tugas akhir ini.
54
D. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Pondasi
Dalam proyek pembangunan gedung kantor Perpustakaan Daerah Propinsi
Jawa Tengah, pada item pekerjaan struktur bawah termasuk diantaranya adalah
struktur pondasi, memiliki alokasi biaya yang cukup besar dari pembiayaan total
sehingga sangat potensial untuk dilaksanakan perekayasaan Value Engineering.
Hal atau permasalahan yang menjadikan mengapa struktur pondasi sangat
potensial untuk dilakukan perekayasaan VE yaitu :
1) Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung ini, untuk biaya
pekerjaan pondasi ini membutukan alokasi biaya yang cukup besar yaitu 6
% dari biaya keseluruhan.
2) Penggunaan tiang pancang dengan tiap kolom utama memiliki 9 tiang
segitiga dimensi 32 x 32 x 32. Hal ini dirasakan penulis kurang optimal
sehingga diperlukan analisa dengan menggunakan jenis pondasi lain
dengan dihitung berdasarkan daya dukung yang sesuai.
3) Masing-masing titik kolom utama membutuhkan 9 titik tiang pancang
dengan kapasitas total beban yang relatif sedang.
4) Digunakan beberapa alternatif pilihan dengan mengganti dimensi yang
telah ada, akan tetapi tetap mengandalkan mutu, kekuatan, daya dukung,
kemudahan pelaksanaan dan yang terpenting adalah masalah biaya
penghematannya.
5) Untuk pekerjaan pondasi tidak dipengaruhi oleh bentuk arsitektur karena
berada didalam tanah, akan tetapi dicari nilai optimalisasi dengan
55
mengasumsikan penggunaan jenis tiang dengan masing-masing dimensi
yang berbeda.
1. TAHAP INFORMASI
Dalam item pekerjaan pondasi tahapan ini dihadirkan berbagai macam
informasi dan data-data dalam pembangunan proyek ini yang disebut sebagai
Informasi Teknis Proyek
Tabel 4.1. Data Informasi Teknis Proyek
URAIAN DATA TEKNIS PROYEK
Kriteria Design Perencanaan pondasi menggunakan pondasi tiang
dengan daya dukung terhadap beban struktur atas
yang besar.
Pondasi di-design dengan pondasi jenis end bearing
pile karena mencapai tanah keras
Kondisi tanah
dilapangan
Tanah proyek termasuk dalam klasifikasi tanah
sedang yaitu : tanah lempung dengan kedalaman
tanah keras sepanjang 10 meter dari permukaan
tanah(lampiran A-2).
Kondisi sosial
lapangan
Keadaan pemukiman dan gedung sekitar sangat
dekat, hanya berjarak beberapa meter saja.
Unsur-unsur Design Untuk struktur gedung utama direnanakan 10 titik
pancang dengan masing-masing titik berjumlah 9
tiang ditambah 3 titik untuk gedung tambahan yang
berjumlah 4 tiang, jadi total pemancangan adalah 102
buah (dalam denah lampiran A-37)
Sumber : Rencana Kerja Dan Syarat
56
Tabel 4.2. Data Informasi Pekerjaan Pondasi
Proyek Pembangunan Gedung Perpusda
TAHAP INFORMASI
No. Sumber Informasi Data Yang Diterima
1. Buku-buku tentang VE
Landasan teori mengenai penerapan VE
Prosedur penerapan VE
2. Buku-buku analisa RAB
Penghitungan RAB untuk masing-masing mutu beton
3. PT.Wijaya Karya Data spesifikasi teknis tiang pancang pra tekan
Daftar harga beberapa jenis tiang pancang
4. PT.Paton Buana Semesta
Data spesifikasi teknis tiang pancang pra tekan
Daftar harga beberapa jenis tiang pancang
Sumber : survey
b.) Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi
Tabel 4.3 Analisa fungsi Pekerjaan Pondasi
Proyek pembangunan gedung
Perpusda
ANALISA FUNGSI
No.
Uraian Verb Noun Kind Cost
x 1000
Worth
x 1000
Ket
1. Pond.Pancang Mendukung Beban P - - VE 2. Lantai kerja Meneruskan Kegiatan S - - Tidak 3. Pas.Bt.Ksng Meneruskan Beban S - - Tidak 4. Pilecap Meneruskan Beban P - - VE
TOTAL - -
� Keterangan : P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur
pendukung unsur primer )
57
Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item
pekerjaan (aplikasi metode fast)
� Angka-angka dalam kolom Cost dan Worth untuk item yang tidak di VE didapat dari
rencana anggaran biaya dari perencanaan awal
� Pada pekerjaan pondasi pancang dan pile cap akan ditampilkan dalam tahap analisa
karena item ini adalah item yang akan dilakukan VE
� Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa
VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat
(worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi.
� Analisa secara lengkap akan ditampilkan dalam tahap Analisa.
2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan
sejumlah ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam
keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal.
Selain Itu ide alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari
perencanaan awal, baru setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi
biaya dan ide-ide yang kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang
optimal dari fungsi item yag diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang
memungkinkan untuk dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut.
Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis menoba menghadirkan beberapa
alternatif pengganti dari elemen struktur bawah yaitu pondasi yang didalam
proyek ini mengunakan jenis pondasi pancang (minipile) dengan dimensi ∆
58
32x32x32 dengan beberapa jenis pondasi lain dengan dimensi atau ukuran yang
berbeda yaitu pondasi tiang pancang silinder dengan diameter 300 mm, tiang
pancang silinder dengan diameter 350 mm dan tiang pancang minipile persegi
dengan dimensi 20 x 20 cm. Sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide
ini diharapkan diperoleh penghematan harga yang cukup signifikan.
a. Alternatif Design
Tabel 4.4 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Design Alternatif
ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Propinsi Jateng
Item pekerjaan struktur
Fungsi : Memperkuat struktur
No. Usulan Keuntungan Kelemahan
1. Penggunaan tiang pre-cast silinder dengan dimensi 300 mm
Tidak Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Mempunyai Mutu Terjamin Tak perlu galian Karena dimensi tak bersudut maka lebih mempermudah proses pemancangan
Memerlukan ruang kerja yang besar Pada saat masa konstruksi pemancangan Mengganggu bangunan sekitar
2
Penggunaan tiang silinder dengan dimensi 350 mm
Tidak Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Tak perlu galian Mutu terjamin Menghasilkan daya dukung yang lebih
Memerlukan ruang kerja yang yang besar Mengganggu bangunan sekitar pada saat pemancangan Proses pemancangan akan lebih sulit karena dimensi lebih besar dari alternatif 1
59
besar dari alternatif 1 Harga relatif lebih mahal
No. Usulan Keuntungan Kerugian
3.
Penggunaan tiang persegi dengan dimensi 20 x 20
Tidak Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Tak perlu galian Mutu sama dengan alternatif 1 & 2 Harga relatif lebih murah dari elternatif ke-1 dan ke-2
Memerlukan ruang kerja yang besar Menghasilkan daya dukung yang relatif kecil Mengganggu bangunan sekitar pada saat proses pemancangan
b. Penganalisaan Value Engineering
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software SAP 2000 pada
item pekerjaan pondasi, didapat hasil rekapitulasi analisa pondasi(tabel 4.5)
untuk berbagi macam dimensi tiang pancang (detail perhitungan dapat dilihat
dalam lampiran A-28) adalah sebagai berikut :
60
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Dan Penulangan Pile Cap
No. Pondasi
Tebal
(th)
Dimensi
Pile cap
Penulangan
Atas Bawah
1. Tiang pancang ∆ 32x32x32 100 250x250 15D25 7D25
2. Tiang pancang silinder Ø 300 100 240x150 13D25 6D25
2. Tiang pancang silinder Ø 350 100 220x220 10D25 5D25
2. Tiang pancang persegi 20x20 100 230x160 12D25 6D25
1 Penggunaan Tiang Pancang Segitiga Dengan Dimensi 32 x 32 x 32
(Existing)
Pada perencanaan existing jenis pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi
tiang pancang dengan dimensi 32 x 32 x 32, dengan spesifik tiang berdasarkan
hasil survey (pendataan lapangan) yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang segitiga 32 x 32 x 32 sesuai dengan data
adalah 29.3 Ton (dalam lampiran A-36).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 92.000,00/m1.
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00
61
a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)
1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang : 90 tiang pancang (lampiran A-9)
Panjang Tiang pancang : 10 m
Harga tiang pancang 32 x 32 x 32 yaitu : Rp.92.000,00
Jumlah biaya bahan adalah : 90 x 10 x Rp92.000,00 = Rp. 82.800.000,00
2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 90 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 90 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 90 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 90 x Rp. 30.000,00
= Rp. 2.700.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
62
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi existing adalah Rp.
98.700.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007(lampiran B-4)
(a) Campuran beton
1 M3 cor beton Portland semen 388,000 Kg Rp 675,00 Rp 417.900,00 Pasir beton 0,650 m3 Rp 120.000,00 Rp 78.000,00 Koral beton 0,650 m3 Rp 120.000,00 Rp 78.000,00 Pekerja 6,000 Hari Rp 25.000,00 Rp 150.000,00 Tukang 1,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 35.000,00 Kepala Tukang 0,100 Hari Rp 40.500,00 Rp 4.050,00 Mandor 0,300 Hari Rp 35.000,00 Rp 10.500,00
Jumlah Rp 602.400,00
(b) Pembesian
1 KG besi beton Besi beton polos/ulir 1,05 Kg Rp 6.000,00 Rp 6.300,00 Kawat bendrat 0,015 Kg Rp 7.500,00 Rp 112,50 Pekerja 0,007 Hari Rp 22.500,00 Rp 157,50 Tukang besi 0,007 Hari Rp 35.000,00 Rp 245,00 Kepala Tukang besi 0,0007 Hari Rp 40.000,00 Rp 28,00 Mandor 0,0003 Hari Rp 35.000,00 Rp 10,50
Jumlah Rp 6.853,50
63
(c) Begesting
1 M2 Bekisting dengan papan Kayu terentang 0,040 M3 Rp 500.000,00 Rp 20.000,00 Minyak bakesting 0,200 ltr Rp 18.000,00 Rp 3.600,00 Paku 0,400 Kg Rp 7.500,00 Rp 3.000,00 Balok kayu 0,015 M3 Rp 750.000,00 Rp 11.250,00 Plywood t 9 mm 0,350 lbr Rp 136.000,00 Rp 47.600,00 Dolken kayu 2,000 12 Rp 12.000,00 Rp 24.000,00 Pekerja 0,300 Hari Rp 22.500,00 Rp 6.750,00 Tukang 0,330 Hari Rp 35.000,00 Rp 11.550,00 Kepala Tukang 0,033 Hari Rp 40.000,00 Rp 4.125,00 Mandor 0,006 Hari Rp 35.000,00 Rp 210,00
Jumlah Rp 129.280,00
Maka biaya untuk 1 m3 beton bertulang pada Pile Cap adalah
No. Uraian Koeff. Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton
cor beton 1,000 M3 Rp 602.400,00 Rp 602.400,00
besi 170,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.165.095,00
bekesting 1,600 M2 Rp 44.244,48 Rp 70.791,17
Jumlah Rp 1.838.286,17
Keterangan : Perhitungan koefisen Pembesian & Bekesting(lampiran A-28)
Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah :
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya
Beton pile cap M3 62.5 Rp1.838.201.2 Rp 114.887.573,00
Jumlah Pekerjaan Pile Cap Rp 114.887.573,00
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp.114.887.573,00
+ Rp.98.700.000,00 = Rp. 213.587.573,00
64
2 Penggunaan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 300
Pada perencanaan alternatif jenis pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi
tiang pancang dengan dimensi 300 mm), dengan spesifikasi tiang berdasarkan
hasil survey yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah rata-
rata 65-72 Ton (lampiran A-34).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 170.000,00/m1(lampiran A-33).
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1(lampiran A-32)
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00
a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)
2) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang : 60 tiang pancang.(lampiran A-14)
Panjang Tiang pancang : 10 m
Harga tiang pancang : Rp. 170.000,00/m1.
Jumlah biaya bahan : 60 x 10 x Rp170.000,00
: Rp 102.000.000,00
65
2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 60 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 60 x10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp.30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 60 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 60 x Rp. 30.000,00
= Rp. 1.800.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300
adalah Rp. 117.000.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007
66
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton
cor beton 1,000 M3 Rp 602.400,00 Rp 602.400,00
besi beton 146,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.000.611,00
bekesting 3,700 M2 Rp 44.244,48 Rp 163.704,58
JUMLAH Rp 1.766.715,58
Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya Beton pile cap m3 36 Rp1.766.715,19 Rp 63.601.760,70
JUMLAH PEKERJAAN PILE CAP Rp 63.601.760,70
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan Pile Cap adalah Rp. 117.000.000,00
+ Rp 63.601.760,70 = Rp. 180.601.760,70
3 Penggunaan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 350
Untuk alternatif digunakan yaitu jenis pondasi tiang pancang dengan dimensi
350, dengan spesifik tiang berdasarkan hasil survey (pendataan dilapangan) yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah rata-
rata 85-93 Ton sesuai dengan kelas masing-masing tiang (lampiran A-
34).
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga tiang pancang adalah Rp. 220.000,00/m1(lampiran A-33).
d.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1(lampiran A-32).
67
e.) Harga mob demobilitas alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00
a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)
1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang : 5 tiang pancang/titik(lampiran A-18)
Jumlah titik pondasi : 10 titik
Panjang Tiang pancang : 10 m
Harga tiang pancang : Rp.220.000,00/m1
Jumlah biaya bahan adalah : 50x10xRp220.000,00 = Rp 110.000.000,00
2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 50 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 50 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 11.700.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00, jumlah titik pengelasan
adalah 50 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 50 x Rp. 30.000,00
= Rp. 1.500.000,00
68
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 350
adalah Rp. 124.700.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007.
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ;
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton
Cor beton 1,000 M3 Rp 602.400,00 Rp 602.400,00
besi 116,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 795.006,00
bekesting 1,800 M2 Rp 44.244,48 Rp 79.640,06
JUMLAH Rp 1.477.046,06
Sehingga Biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah ;
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi dan pile cap adalah Rp. 124.700.000 +
Rp. Rp71.488.987,68 = Rp. 196.188.987,70
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya
Beton pile cap m3 48.4 Rp1.477.045,20 Rp71.488.987,68
JUMLAH PEKERJAAN BETON PILE CAP Rp71.488.987,68
69
4 Penggunaan Tiang Pancang persegi Dengan Dimensi 20 x 20
Dalam alternatif ke-3 digunakan yaitu jenis pondasi tiang pancang dengan
dimensi 20 x 20, dengan spesifik tiang berdasarkan hasil survey yaitu :
a.) Daya dukung tiang pancang silinder sesuai dengan data adalah rata-
rata 26.8 Ton (lampiran A-36) sesuai dengan kelas masing-masing
tiang.
b.) Pemesanan panjang tiang yaitu berdasarkan hasil uji kekerasan tanah
(sondir test) yaitu dengan kedalaman 10 m
c.) Harga upah pancang yaitu Rp.13.000,00/m1
d.) Harga tiang pancang adalah Rp. 82.000,00/m1(lampiran A-32).
e.) Harga mob demobilitras alat pancang yaitu Rp. 1.500.000,00
a. Penghitungan Estimasi Biaya (RAB)
1) Harga Bahan
Jumlah tiang pancang : 10 tiang pancang/titik (lampiran A-23 )
Jumlah titik : 10 titik
Panjang Tiang pancang : 10 m
Harga tiang pancang 20x20 yaitu : Rp.82.000,00/m1
Jumlah biaya bahan adalah : 100 x 10 x Rp82.000,00 = Rp
82.000.000,00
70
2) Upah Tenaga Kerja
Upah pekerja /m1 adalah Rp.13.000,00
Sedangkan panjang tiang tertanam rata-rata 10 m, dengan jumlah tiang
pancang 100 titik, maka ;
Jumlah biaya untuk membayar upah pekerja yaitu :
= 100 x 10 x Rp. 13.000,00
= Rp. 13.000.000,00
3) Biaya lain-lain
(a) Biaya pengelasan adalah Rp. 30.000.00 jumlah titik pengelasan
adalah 100 joint, jadi jumlah biaya yaitu
= 100 x Rp. 30.000,00
= Rp. 3.000.000,00
(b) Biaya mob demobilisasi alat pancang adalah Rp 1.500.000,00
(untuk wilayah semarang)
Sehingga total pembiayaan pemancangan pondasi tiang diameter 300
adalah Rp. 99.500.000,00
4) Biaya Beton Bertulang Pile Cap
Dipakai beton dengan mutu K225 yang dicetak ditempat (in situ) dan
dengan analisa harga satuan berdasarkan atas SNI harga satuan pekerjaan
untuk wilayah kota Semarang tahun 2007
71
Maka biaya untuk 1 M3 beton bertulang pada Pile Cap adalah ;
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton
cor beton 1,000 M3 Rp 602.400,00 Rp 602.400,00
besi beton 137,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 938.929,50
bekesting 2,100 M2 Rp 44.244,48 Rp 92.913,41
Jumlah Rp 1.634.242,91
Sehingga biaya Pekerjaan Beton Pile Cap adalah ;
No. Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya
Beton pile cap M3 36.8
Rp1.634.242,90 Rp 60.140.138,72
JUMLAH PEKERJAAN PILE CAP Rp 60.140.138,72
Jumlah total biaya pekerjaan pondasi adalah Rp. 99.500.000,00 + Rp. Rp Rp
60.140.139.01= Rp. 159.640.139
Dari analisa perhitungan biaya diatas maka dapat dibuat tabel perbandingan
harga dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.4. untuk item pondasi setelah dilakukan
VE
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisa dan perhitungan
No. Pondasi Tebal
(th)
n tiang
(jmlh)
Dimensi
Pile Cap
PENULANGAN
Atas Bawah
1. Tiang pancang ∆ 32x32x32 100 9 250x250 15D25 7D25
2. Tiang pancang silinder Ø 30 100 6 240x150 13D25 6D25
2. Tiang pancang silinder Ø 35 100 5 220x220 10D25 5D25
2. Tiang pancang persegi 20x20 100 10 230x160 12D25 6D25
72
213,59180,60 196,19
159,64
0,0050,00
100,00
150,00
200,00250,00Harga
(dalam juta rupiah)
∆32x3x32(existing)
Ø300 Ø350
20x20
Jenis Pondasi
Diagram Perbandingan BiayaExisting Vs Alternatif
Tabel 4.7 Rekapitulasi Harga Pekerjaan
No. Jenis Pondasi Harga Total (Rp)
Selisih terhadap
existing setelah di VE (Rp)
Ket
1. Tiang Pancang pratekan segitiga dengan dimensi
32 x 32 x 32
213.587.573,00 - Existing
2. Tiang Pancang pratekan silinder dengan Ø 300
180.601.760,70 32.985.812,23 Alternatif
1
3. Tiang Pancang pratekan silinder dengan Ø 350
196.188.987,70 17.398.585,30 Alternatif
2
4. Tiang Pancang pratekan persegi dengan dimensi
20 x 20
159.640.139,00 53.947.434,00 Alternatif
3
Gambar 4.4. Perbandingan Harga Pekerjaan
73
Gambar diatas menunjukan grafik perbandingan antara biaya existing dengan
biaya yang timbul akibat adanya alternatif, sedangkan nilai perbandingan ini
disajikan hanya untuk pekerjaan yang dilakukan analisa VE saja yaitu pekerjaan
pondasi pancang dan pile cap.
3. TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap
semua alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode
sehingga diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai
dalam proses perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik dari beberpa alternatif yang ditinjau disamping masalah pembiayaan.
Analisa yang akan dilakukan meliputi :
a. Analisa Fungsi
b. Analisa Rangking
Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi
untuk menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu
segmen pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam tahapan analisa fungsi ini
dijelaskan fungsi dari item pekerjaan pondasi yang disajikan dalam kata kerja
(verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan bahwa item tersebut
adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung saja atau sekunder,
sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item baik item yang
dilakukan VE ataupun tidak.
74
Tabel 4.8. Analisa Fungsi
Proyek pembangunan gedung
Perpusda
ANALISA FUNGSI
No. Uraian Verb Noun Kind Cost(Rp)
x1000
Worth(Rp)
x1000
Ket
1. Pond.Pancang Mendukung Beban P 98700 99500 VE
2. Lantai kerja Meneruskan Kegiatan S 1149 1149 Tidak
3. Pas.Bt.Ksng Meneruskan Beban S 3755 3755 Tidak
4. Pilecap Meneruskan Beban P 114887 60140 VE
TOTAL 214736 160789
Perhitungan cost/worth = 335.1160789
214736=
Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur
primer )
Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak
diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Untuk pekerjaan pemancangan pondasi biaya awal perencanaan adalah
Rp. 3,00214.736.57 untuk semua segmen dalam item pondasi dapat
dilakukan penghematan dengan tanpa mengurangi mutu pondasi dengan
dihadirkannya alternatif yang lain.
2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan alternatif pengganti
tiang persegi 20x20 adalah Rp. 53.947.434,00
75
3) Dan untuk sub item yang lainnya(tidak trcetak tebal), tidak dilakukan
perekayasaan VE karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan.
4) Maka dengan dihadirkannya alternatif tiang pancang dimensi 20x20
tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp. 53.947.434,00 dengan
rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.335, dengan angka ini berarti
terjadi penghematan pada pengusulan alternatif.
b. Analisa Rangking dengan metode Zero-One dan Indeks
Setelah dihadirkan beberapa alternatif diatas maka akan dianalisa
kelayakan penggunaan alternatif itu dengan menghadirkan beberapa kriteria
yang berasal dari kualifikasi penulis dan nantinya menjadi dasar pertimbangan
yang lain terkait penggunaan alternatif tersebut
Tabel 4.9. Penilaian Bobot Sementara
No Fungsi Angka rangking bobot Ket
1 Penghematan Biaya (A) 4 40 Prioritas tertinggi
2 Kualitas (B) 3 30 Prioritas tinggi
3 Waktu (C) 2 20 Prioritas sedang
4 Pelaksanaan (D) 1 10 Prioritas rendah
Jumlah angka rangking 10 100
Ket : perhitungan bobot menggunakan rumus
=arangkingjumlahangk
ilikiingyangangkarangk dimx 100
76
Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk
semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai
acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif.
Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut
;
Alternatif Preferensi Keterangan 20 x 20 (I) I > II : I > III Alt I lebih baik dari Alt II & III Ø300 (II) II < I : II > III Alt II lebih baik dari III Ø 350 (III) III < I : III < II Alt I Kurang baik dari Alt I & II
Tabel 4.10 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi A (Penghematan biaya)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
0
0
1
X
0
1
1
X
2
1
0
2/3
1/3
0
JUMLAH 3 1
Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan 20 x 20 (I) I = II : I = III Alt I sama dengan Alt II & III Ø300 (II) II = I : II = III Alt II sama dengan Alt I & III Ø 350 (III) III = I : III = II Alt III sama dengan Alt I & II
Tabel 4.11 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B (Kualitas)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
1
1
1
X
1
1
1
X
2
2
2
2/6
2/6
2/6
JUMLAH 6 1
77
Preferensi alternatif untuk kriteria Waktu (C) adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan 20 x 20 (I) I < II : I < III Alt I kurang baik dari Alt II & III Ø300 (II) II > I : II > III Alt II lebih baik dari Alt II & III Ø 350 (III) III > I : III < II Alt I lebih baik dari Alt I & II
Tabel 4.12 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C (Waktu)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
1
1
0
X
0
0
1
X
0
2
1
0
2/3
1/3
JUMLAH 3 1
Preferensi alternatif untuk kriteria Pelaksanaan (D) adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan I I > II : I > III Alt I lebih baik dari Alt II & III II II < I : II > III Alt I I kurang baik dari Alt I III III < I : III < II Alt III kurang baik dari Alt I & II
Tabel 4.13 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi D (Pelaksanaan)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
0
0
1
X
0
1
1
X
2
1
0
2/3
1/3
0
JUMLAH 3 1
78
Tabel 4.14. penganalisaan metode Zero-One
No. Alternatif
Kriteria
Total Ket A B C D
bobot 40 30 20 10 1 Alt I 2/3 2/6 0 2/3 indeks 20X20 26.67 10 0 6.67 43.34 Bobot 2 Alt II 1/3 2/6 2/3 1/3 indeks Ø300 13.3 10 13.33 3.33 39.96 Bobot 3 Alt III 0 2/6 1/3 0 indeks Ø350 0 10 6.67 0 16.67 Bobot
Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan
metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat
diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan tiang pancang dengan dimensi
20x20 mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan
alternatif yang lain yaitu penggunaan tiang pancang silinder dengan diameter
300 (II) mempunyai bobot 39.96 dan 350 (III) dengan bobot 16.67.
Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya,
kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan
penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang
dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang
dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan
tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.
4 Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak
dicamtumkan analisa untuk tahapan pengembangan sehingga tidak diperlukan
79
analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan
pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek.
5 Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan pondasi, penulis merekomendsikan
satu alternatif penggunaan material khususnya untuk item pekerjaan pondasi
adalah sebagai berikut :
a.) Rencana Awal
Pada item pekerjaan pondasi existing digunakan jenis pondasi tiang
pancang (minipile) dengan dimensi ∆ 32x32x32 dengan jumlah kebutuhan
tiang pancang yaitu 90 buah tiang pancang. Sehingga kebutuhan biaya yang
dihasilkan adalah Rp. 3,00213.587.57 (untuk pondasi pancang dan pile cap)
dari kebutuhan biaya keseluruhan pekerjaan pondasi senilai 3,00214.736.57 .
b.) Usulan
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan ulang struktur dengan dibantu
denagan penggunaan program sap 2000 versi 8.08, maka dengan beban
bangunan dan spesifikasi tanah yang sama, penulis merekomendasikan
penggunaan tiang pancang (minipile) dengan tiang persegi dimensi 20x20.
Alasannya selain memiliki mutu beton yang sama, tiang ini juga lebih efisien
dalam kaitannya pada masalah biaya karena kebutuhan tulangan dan volume
pada pile cap lebih sedikit.
80
c.) Dasar Pertimbangan
Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi
penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain
sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu :
1) Penghematan masalah biaya.
2) Kualitas yang lebih tinggi.
3) Waktu pelaksanaan yang cepat.
4) Pada pelaksanaan digunakan tenaga yang relatif sedikit.
d.) Penghematan Biaya
Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya tiang persegi
dimensi 20x20 cm sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh penulis,
maka akan terjadi penghematan biaya sebesar Rp. 53.947.434,00.
E. Analisa Value Engineering Untuk Pekerjaan Struktur Atas
Dalam pembangunan suatu proyek terutama gedung, item pekerjaaan struktur
adalah item pekerjaan yang mempengaruhi sebagian besar aspek bangunan,
terutama aspek biaya. Karena pada sebagian besar proyek konstruksi, item
pekerjaan ini memiliki alokasi biaya yang cukup besar dari pembiayaan total dan
item pekerjaan yang ada, sehingga menjadi alasan untuk dilaksanakan
perekayasaan Value Engineering dengan menghadirkan suatu alternatif yang lebih
efektif untuk dipergunakan.
81
Alasan lain yang menyebabkan untuk dilakukan perekayasaan VE adalah
dari pekerjaan ini, banyak menyebabkan pembengkakan biaya pelaksanaan karena
kurang optimumnya perencanaan struktur. Pada penganalisaan struktur pada
proyek ini lebih difokuskan pada balok. Hal ini dikarenakan struktur balok dalam
proyek ini begitu komplek, variatif dan menghasilkan alokasi biaya pekerjaan
yang cukup besar.
1. TAHAP INFORMASI
Pada proses perekayasaan Value Engineering, tahapan ini adalah tahap
pertama yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi item pekerjaan yang
akan ditinjau dengan cara mengumpulkan sebanyak mungkin data dan informasi
yang mendukung proses perekayasaan :
a.) Informasi Teknis Proyek
Tabel 4.15 Informasi Teknis Proyek
URAIAN DATA TEKNIS PROYEK
Kriteria Design Struktur Beton :
1 Mutu beton K 275 untuk beton struktur dan K
175 untuk beton paktis.
2 Beban yang diperhitungkan :
a) Beban hidup 400 kg/m2.
b) Beban Angin 40 kg/m2 (atap)
3. Menggunakan peraturan pembebanan
bangunan rumah dan gedung 1983
82
Unsur-Unsur
Design
Struktur beton menggunakan pelat, balok anak dan
portal ( balok dan kolom induk )
Ketinggian portal :
• Lantai 1 ± 0.00 m
• Lantai 2 ± 4.96 m
• Lantai 3 ± 8.60 m
• Lantai 4 ± 12.20 m
Sumber : Rencana Kerja Dan Syarat
b.) Informasi Pekerjaan Beton Struktur
Tabel 4.16 Informasi Teknis Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Perpusda
TAHAP INFORMASI
No. Sumber Informasi Data Yang Diterima
1. Buku-buku tentang VE Landasan teori mengenai penerapan VE
Prosedur penerapan VE
2. Buku-buku analisa RAB
Penghitungan RAB untuk masing-masing mutu beton
83
c.) Analisa Fungsi Pekerjaan Struktur
Tabel 4.17 Analisa Fungsi Pekerjaan Balok struktur
Proyek pembangunan gedung
Perpusda
ANALISA FUNGSI
No. Uraian Verb Noun Kind Cost (Rp)
x 1000
Worth (Rp)
x1000
Ket
1. Beton Menahan Tekan P - - VE
2. Tulangan Menahan Tarik P - - VE
3. Bekesting Memberi Bentuk P - - VE
Total - -
Keterangan :
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur
primer )
Verb dan Noun adalah fungsi penjelas untuk masing-masing item pekerjaan
(aplikasi metode fast)
� Analisa fungsi diatas hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dilakukan analisa
VE saja dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda terukur. Nilai manfaat
(worth) belum bisa ditanpilkan biayanya, karena dilakukan pada tahap spekulasi.
� Analisa secara lengkap akan ditampilkan dalam tahap Analisa.
2. TAHAP SPEKULASI
Pada tahapan spekulatif dalam perekayasaan VE berisi pemunculan sejumlah
ide alternatif dari semua segmen yang dilihat dengan berbagai macam
keunggulan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih optimal, selain itu, ide
84
alternatif ini juga dihadirkan sebagai pembanding dari perencanaan awal, baru
setelah itu dilakukan penganalisaan terutama dari segi biaya dan ide-ide yang
kurang mendukung atau memberikan hasil yang kurang optimal dari fungsi item
yang diinginkan akan disisihkan, sedangkan ide yang memungkinkan untuk
dilakukan penghematan dapat dianalisa lebih lanjut.
Dalam ide pemunculan alternatif ini penulis mencoba menghadirkan
beberapa alternatif pengganti dari elemen struktur yaitu struktur balok dengan
membandingkan mutu beton perencananaan awal dengan beberapa mutu yang
lain, sehingga dengan adanya pemunculan beberapa ide ini diperoleh
penghematan harga yang cukup signifikan
A. Alternatif Design
Dalam pemaparan alternatif design dibawah ini dijelaskan beberapa
keuntungan ataupun kerugian penggunaan alternatif dan existing yang
kesemuanya berdasarkan kualifikasi penulis, yang nantinya menjadi dasar
pertimbangan lain pemakaian alternatif itu sendiri.
Tabel 4.18 Alternatif Design
ALTERNATIF DESIGN
Proyek Perpustakaan Daerah Propinsi Jateng
Item pekerjaan struktur
Fungsi : Memperkuat struktur
No. Usulan Keuntungan Kelemahan
1 Penggunaan mutu beton tetap yaitu K 275 (existing) dan dimensi struktur tetap
Pengerjaan campuran beton akan mudah dan sederhana Pelaksanaan mudah
Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Harga cukup mahal
85
Mutu terjamin
2 Menggunakan beton kenvensional dengan mutu K 225, dengan dimensi balok tetap
Pengerjaan campuran beton akan lebih mudah dari pada alternatif yang lain Harga relatif lebih murah
Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Mutu lebih rendah dibandingkan dengan alternatif-alternatif yang lain Rendahya mutu tentu saja mempengaruhi mutu dari bangunan itu sendiri terkait masalah kekuatan bangunan menahan beban
3. Menggunakan beton dengan mutu K 250, dengan dimensi balok utama diperkecil menjadi 30 x 70 dan balok melintang 25 x 40
Pengerjaan campuran beton mudah Mutu terjamin Harga relatif lebih murah
Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek
4
.
Menggunakan beton dengan mutu K 300, dengan dimensi balok utama diperkecil menjadi 30 x 70 dan balok melintang 25 x 40
Pengerjaan campuran beton akan lebih sulit dari pada yang pertama Mutu lebih terjamin dari pada alternatif 2 dan 3 Mutu makin tinggi menjadikan kualitas bangunan lebih baik daripada alternatif sebelumnya
Terpengaruh dengan kondisi cuaca dan lingkungan proyek Lebih mahal
86
a. STRUKTUR BETON BERTULANG EXISTING MUTU K 275
Dalam perencanaan gedung Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
menggunakan beton dengan mutu K 275 atau dengan f’c 23 mpa, untuk
menghitung estimasi biaya dan kebutuhan waktu setiap pekerjaan struktur beton
bertulang digunakan yang akan dijabarkan dalam uarian berikut ini :
1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menghitung harga satuan pekerjaan setiap 1M3 beton bertulang
disesuaikan berdasarkan estimasi biaya perencanaan dengan digunakan analisa
dengan SNI harga satuan tahun 2007, yaitu :
Pekerjaan beton bertulang campuran mutu K 275
a.) Campuran beton
Beton K 275 (ready mix)
1,000 M3 Rp 425.000,00 Rp 425.000,00
Tenaga Pekerja 6,000 Hari Rp 25.000,00 Rp 150.000,00 Tukang 1,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 35.000,00 Kepala Tukang 0,100 Hari Rp 40.500,00 Rp 4.050,00 Mandor 0,300 Hari Rp 35.000,00 Rp 10.500,00
Jumlah Rp 624.550,00
87
b.) Pembesian
1 Kg besi beton Besi beton polos/ulir 1,050 Kg Rp 6.000,00 Rp 6.300,00 Kawat bendrat 0,015 Kg Rp 7.500,00 Rp 112,50 Pekerja 0,007 Hari Rp 22.500,00 Rp 157,50 Tukang besi 0,007 Hari Rp 35.000,00 Rp 245,00 Kepala Tukang besi 0,001 Hari Rp 40.000,00 Rp 28,00 Mandor 0,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 10,50
Jumlah Rp 6.853,50
c.) Bekesting
1 M2 Bekisting dengan papan Kayu terentang 0,040 M3 Rp 500.000,00 Rp 20.000,00 Minyak bakesting 0,200 ltr Rp 18.000,00 Rp 3.600,00 Paku 0,400 Kg Rp 7.500,00 Rp 3.000,00 Balok kayu 0,015 M3 Rp 750.000,00 Rp 11.250,00 Plywood t 9 mm 0,350 lbr Rp 136.000,00 Rp 47.600,00 Dolken kayu 2,000 12 Rp 12.000,00 Rp 24.000,00 Pekerja 0,300 Hari Rp 22.500,00 Rp 6.750,00 Tukang 0,330 Hari Rp 35.000,00 Rp 11.550,00 Kepala Tukang 0,033 Hari Rp 40.000,00 Rp 4.125,00 Mandor 0,006 Hari Rp 35.000,00 Rp 210,00
Jumlah Rp 129.280,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok
(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton =265,000(lampiran B-10)
(b) Koefisien begesting =8,000(lampiran B-12)
88
RAB struktur balok utama (B2)
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu:
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya
1 Beton balok B2 Lt.2 M3 15,96 Rp2.794.683,34 Rp 44.603.146,11
2 Beton balok B2 Lt.3 M3 11,4 Rp2.794.683,34 Rp 31.859.390,08
3 Beton balok B2 Lt.4 M3 11,4 Rp2.794.683,34 Rp 31.859.390,08
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2 Rp 108.321.926,26
(2) Pekerjaan balok B3 ;
(a) Koefisien besi beton = 160,000(lampiran B-11)
(b) Koefisien begesting =10,000(lampiran B-12)
RAB struktur balok B3
No. Uraian Koeff Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 M3 beton K 275
Cor beton 1,000 M3 Rp 624.550,00 Rp 624.550,00
besi beton 160,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.219.923,00
bekesting 10,000 M2 Rp 44.244,48 Rp 442.444,80
JUMLAH Rp 2.286.917,80
No. Uraian Koeff Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K 275
Cor beton 1,000 M3 Rp 624.550,00 Rp 624.550,00
besi beton 265,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.816.177,50
bekesting 8,000 M2 Rp 44.244,48 Rp 353.955,84
JUMLAH Rp 2.794.683,34
89
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3 yaitu:
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B3 Lt.2 M3 5,81 Rp2.286.917.80 Rp 13.292.709,71
2 Beton balok B3 Lt.3 M3 5,81 Rp2.286.917.80 Rp 13.292.709,71
3 Beton balok B3 Lt.4 M3 5,81 Rp2.286.917.80 Rp 13.292.709,71
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3 Rp 39.878.129,14
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang
dengan mutu beton K 275 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp108.321.926,26 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp39.878.129,14 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 275 adalah
Rp.148.800.055,30
b. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-1) DENGAN MUTU
K 225
Analisa Value Engineering untuk pekerjaan struktur direncanakan
menggunakan alternatif konstruksi beton dengan mutu beton struktur K 225
dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 225 sangat lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Penggunaan beton mutu K 225 ini memungkinkan terjadi pengurangan
harga, karena penggunaan beton existing yang digunakan adalah beton
dengan mutu K 275. Sehingga diharapkan akan terjadi penghematan
(saving)
90
1) Estimasi Biaya Anggaran Biaya (RAB)
Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.) Biaya per m3 beton mutu K 225 adalah Rp.405.000,00(lampiran B-1)
b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah
pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 (lampiran B-1)
c.) Campuran beton
Beton K 225 1,000 M3 Rp405.000,00 Rp405.000,00
Pekerja 6,000 Hari Rp 25.000,00 Rp 150.000,00
Tukang 1,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 35.000,00
Kepala Tukang 0,100 Hari Rp 40.500,00 Rp 4.050,00
Mandor 0,300 Hari Rp 35.000,00 Rp 10.500,00
Jumlah Rp 604.550,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok
(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-13)
(b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-15)
RAB untuk balok B2
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K 225
Cor beton 1,000 m3 Rp 604.550,00 Rp 604.550,00
besi beton 244,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.809.324,00
bekesting 8,000 m2 Rp 44.244,48 Rp 353.955,84
JUMLAH Rp 2.767.829,00
91
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaaan balok B2 yaitu
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Rp2.767.829,00 Rp 38.638.892,84
2 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp2.767.829,00 Rp 27.595.255,13
3 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 Rp2.767.829,00 Rp 27.595.255,13
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2 Rp 93.829.403,10
(2) Pekerjaan balok B3;
(a) Koefisien besi beton = 187,000(lampiran B-14)
(b) Koefisien begesting = 11,000(lampiran B-15)
RAB untuk Balok B3
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K 225
Cor beton 1,000 m3 Rp 604.550,00 Rp 604.550,00
besi beton 187,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.274.751,00
bekesting 11,000 m2 Rp 44.244,48 Rp 486.689,28
JUMLAH Rp 2.365.990,28 Sumber : analisa
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3 yaitu ;
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B3 Lt.2 m3 4,6 Rp 2.365.990,28 Rp 10.883.555,29
2 Beton balok B3 Lt.3 m3 4,6 Rp 2.365.990,28 Rp 10.915.081,39
3 Beton balok B3 Lt.4 m3 4,6 Rp 2.365.990,28 Rp 10.915.081,39
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3 Rp 32.650.665,85 Sumber : analisa
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang
dengan mutu beton K 225 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
92
Rp93.829.403,10 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp32.650.665,85 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 225 adalah
Rp126.480.069,00
c. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-2) MUTU K 250
Analisa Value Engineering untuk pekerjaan struktur juga direncanakan
menggunakan alternatif konstruksi beton yang lain yaitu dengan mutu beton
struktur K 250 dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 250 masih lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Penggunaan beton mutu K 250 ini memungkinkan terjadi pengurangan
harga, karena beton yang existing yang digunakan adalah beton dengan
mutu K 275. Sehingga diharapkan akan terjadi penghematan (saving).
(3) Mutu beton ini cukup efektif untuk pembangunan gedug bertingkat terkait
dengan kualitasnya.
1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)
Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.) Biaya untuk per m3 beton mutu K 225 adalah
Rp.415.000,00(lampiran B-1)
b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan
jumlah pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 meter (lampiran
B-1)
93
c.) Campuran beton
Beton mutu K 250 1,000 M3 Rp 415.000,00 Rp 415.000,00
Pekerja 6,000 Hari Rp 25.000,00 Rp 150.000,00
Tukang 1,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 35.000,00
Kepala Tukang 0,100 Hari Rp 40.500,00 Rp 4.050,00
Mandor 0,300 Hari Rp 35.000,00 Rp 10.500,00
Jumlah Rp 614.550,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Balok
(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien bersi beton= 244,000 (lampiran B-15)
(b) Koefisien begesting =8.000 (lampiran B-17)
RAB untuk balok utama B2
No. Uraian Koeff Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K 250
Cor beton 1,000 m3 Rp 614.550,00 Rp 614.550,00
besi beton 244,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.809.192,00
bekesting 8,000 m2 Rp 44.244,48 Rp 353.955,84
JUMLAH Rp 2.777.697,84
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu ;
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Rp 2.777.697,84 Rp 38.026.683,43
2 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp 2.777.697,84 Rp 27.693.647,46
3 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 Rp 2.777.697,84 Rp 27.693.647,46
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2 Rp 93.413.978,36
94
(2) Pekerjaan balok B3 ;
(a) Struktur balok utama (B2) = 187,000(lampiran B-16)
(b) Struktur balok utama (B3) = 11.000(lampiran B-17)
RAB untuk balok B3
No. Uraian Koeff Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton k 250
Cor beton 1,000 M3 Rp 614.550,00 Rp 614.550,00
besi beton 187,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.281.604,50
bekesting 11,000 M2 Rp 44.244,48 Rp 486.689,28
JUMLAH Rp 2.382.843,78
Jadi jumlah biaya utnuk pekerjaan struktur balok B3
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B3 Lt.2 m3 4,6 Rp 2.382.843,78 Rp 10.961.081,39
2 Beton balok B3 Lt.3 m3 4,6 Rp 2.382.843,78 Rp 10.961.081,39
3 Beton balok B3 Lt.4 m3 4,6 Rp 2.382.843,78 Rp 10.961.081,39
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3 Rp 32.883.244,16
Jadi menurut perhitungan anggaran biaya diatas pengunaan beton bertulang
dengan mutu betok K 250 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp94.163.956,78dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp32.883.244,16 Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 250 adalah
Rp127.047.200,80
95
d. STRUKTUR BETON BERTULANG (Alternatif Ke-3) DENGAN MUTU
K 300
Analisa Value Engineering untuk pekerjaan struktur direncanakan
menggunakan alternatif konstruksi beton dengan mutu beton struktur yang lain
yaitu dengan K 300 dengan berbagai alasan teknis berupa :
(1) Penggunaan beton dengan mutu K 300 masih lazim digunakan untuk
pembangunan konstruksi gedung bertingkat.
(2) Mutu beton ini lebih tinggi dibandingkan dengan mutu beton existing yaitu
275, sehingga memungkinkan untuk bisa memperkecil dimensi balok dan
diharapkan akan terjadi penghematan atau (saving).
1) Estimasi Anggaran Biaya (RAB)
Berdasarkan data survey dan observsi dilapangan diketahui bahwa ;
a.) Biaya untuk per m3 beton mutu K 300 adalah Rp.435.000,00
(lampiran B-1)
b.) Biaya pemakaian pompa beton Rp.1.400.000,00 / m3 dengan jumlah
pipa yang dibutuhkan adalah 7 batang @ 3 meter (lampiran B-1)
96
c.) Campuran beton
Beton mutu K 300 1,000 m3 Rp 435.000,00 Rp 435.000,00
Pekerja 6,000 Hari Rp 25.000,00 Rp 150.000,00
Tukang 1,000 Hari Rp 35.000,00 Rp 35.000,00
Kepala Tukang 0,100 Hari Rp 40.500,00 Rp 4.050,00
Mandor 0,300 Hari Rp 35.000,00 Rp 10.500,00
Jumlah Rp 634.550,00
d.) Penghitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk balok
(1) Pekerjaan balok B2 ;
(a) Koefisien besi beton = 244,000(lampiran B-18 )
(b) Koefisien begesting = 8,000(lampiran B-18.1)
RAB untuk balok utama B2
No. Uraian Koeff Sat, Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K300
Cor beton 1,000 m3 Rp 634.550,00 Rp 634.550,00
besi beton 264,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.809.192,00
bekesting 8,000 m2 Rp 44.244,48 Rp 353.955,84
JUMLAH Rp 2.793.697,84
Jadi biaya untuk pekerjaan struktur balok B2 yaitu ;
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B2 Lt.2 m3 13,96 Rp 2.793.697,84 Rp 39.000.021,85
2 Beton balok B2 Lt.3 m3 9,97 Rp 2.793.697,84 Rp 27.853.167,46
3 Beton balok B2 Lt.4 m3 9,97 Rp 2.793.697,84 Rp 27.853.167,46
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B2 Rp 94.706.356,78
97
(2) Pekerjaan balok B3 ;
(a) Kofisien besi beton = 187,000(lampiran B-18 )
(b) Koefisien begesting = 11,000 (lampiran B-18.1)
RAB untuk balok B3
No. Uraian Koeff Sat. Harga Satuan Jumlah Harga
1 m3 beton K300
Cor beton 1,000 m3 Rp 634.550,00 Rp 634.550,00
besi beton 187,000 Kg Rp 6.853,50 Rp 1.281.604,50
bekesting 11,000 m2 Rp 44.244,48 Rp 486.689,28
JUMLAH Rp 2.402.843,78
Jadi jumlah biaya untuk pekerjaan struktur balok B3
No. Uraian Pekerjaan Sat. Vol. Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Beton balok B3 Lt.2 m3 4,6 Rp 2.402.843,78 Rp 11.053.081,39
2 Beton balok B3 Lt.3 m3 4,6 Rp 2.402.843,78 Rp 11.053.081,39
3 Beton balok B3 Lt.4 m3 4,6 Rp 2.402.843,78 Rp 11.053.081,39
JUMLAH PEKERJAAN BALOK B3 Rp
33.159.244,16
Jadi menurut perhitungan anggran biaya diatas pengunaan beton bertulang
dengan mutu betok K 300 diperoleh harga untuk balok utama sebesar
Rp94.706.356,78 dan untuk balok melintang / portal memanjang diperoleh harga
Rp33.159.244,16. Jumlah total biaya pekerjaan balok mutu K 300 adalah
Rp127.866.100,9
98
Grafik Perbandingan Biaya Existing Vs Alternatif
Rp126,48 Rp148,80 Rp127,05 Rp127,86
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
K 275 (Existing)
Mutu Beton
K 225 K 275 K 250 K 300
Harga (Dalam juta)
K225
Berdasarkan analisa diatas maka akan dipaparkan perbandingan biaya yang
terjadi setelah dilakukan analisa VE
Tabel 4.19. Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Analisa VE
Gambar 4.5. Perbandingan Harga setelah di VE
Sumber : Analisa
3 TAHAP ANALISA
Pada tahapan analisa dalam perekayasaan VE berisi analisa terhadap semua
alternatif yang muncul dengan menggunakan berbagai macam metode sehingga
diperoleh suatu angka prioritas terhadap alternatif yang akan dipakai dalam proses
perekayasaan. Artinya adalah untuk mendapatkan alternatif yang terbaik dari
beberapa alternatif yang ditinjau. Pada tahap analisa ini terdiri dari :
No. MUTU BETON Biaya (Rp) Selisih setelah di VE Ket
1. Beton mutu K 225 126.480.069,00 22.319.986,00 Alt 1
2. Beton mutu K 250 127.047.200,80 21.752.854,20 Alt 2
3. Beton mutu K 275 148.800.055,30 -(existing)- existing
4. Beton mutu K 300 127.866.100,90 20.999.999,96 Alt 3
99
a. Analisa Fungsi
b. Analisa Rangking
Analisa Fungsi adalah satu bagian dari tahapan analisa yang berfungsi untuk
menganalisa semua fungsi-fungsi dari item-item pekerjaan dalam satu segmen
pekerjaan yang akan dianalisa VE, dalam hal ini untuk pekerjaan struktur balok,
dalam tahapan analisa fungsi ini dijelaskan fungsi dari item pekerjaan balok yang
disajikan dalam kata kerja (verb) atau kata benda (nouns), kind yang menunjukan
bahwa item tersebut adalah item primer ataukah item itu hanya item pendukung
saja atau sekunder, sedangkan cost dan worth menunjukkan nilai biaya item
original dan VE.
Berikut akan dijabarkan beberapa analisa sebagai bentuk perolehan angka
prioritas dari semua alternatif :
a. Analisa Fungsi
Tabel 4.20 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok
Proyek pembangunan gedung
Perpusda
ANALISA FUNGSI
No. Uraian Verb Noun Kind Cost (Rp)
x 1000
Worth (Rp)
x1000
Ket
1. Beton Menahan Tekan P 35093.464 28837.035 VE
2. Tulangan Menahan Tarik P 89508.089 60250.489 VE
3. Bekesting Memberi Bentuk P 21431.057 18715.475 VE
Total 146034.60 107821.714.
Cost/worth : 146034.60 / 107821.714= 1.35
Keterangan :
100
P adalah unsur item pekerjaan yang dianggap primer (utama)
S adalah unsur item pekerjaan yang dianggap sekunder (unsur pendukung unsur primer )
Dari tabel analisa fungsi diatas untuk fungsi pekerjaan pondasi seperti tampak
diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Untuk pekerjaan balok dengan mutu K-275 biaya awal perencanaan
adalah Rp.148.800.055,30 dapat dilakukan penghematan dengan tanpa
mengurangi mutu pondasi dengan dihadirkannya alternatif yang lain.
2) Penghematan terbesar yang bisa diperoleh dengan digunakan alternatif
pengganti yaitu beton mutu K 225 adalah Rp.126.480.069,00, dengan
selisih biaya tersaving sebesar Rp.22.319.986,00
3) Dan untuk sub item yang lainnya, tidak dilakukan perekayasaan VE
karena dilihat dari nilainya tidak terlalu signifikan.
4) Maka dengan dihadirkannya alternatif yaitu penggunaan beton mutu K
225 tersebut biaya proyek dapat tersaving sebesar Rp.22.319.986,00
dengan rasio biaya/nilai untuk item ini adalah 1.35, ini berarti terjadi
penghematan.
101
b. Analisa Rangking
Tabel 4.21. Penilaian Bobot Sementara
No Fungsi Angka rangking bobot Ket
1 Penghematan Biaya (A) 4 40 Prioritas tertinggi
2 Kualitas (B) 3 30 Prioritas tinggi
3 Finishing (C) 2 20 Prioritas sedang
4 Kemudahan Pelaksanaan
(D) 1
10 Prioritas rendah
Jumlah angka rangking 10 100
Ket : perhitungan bobot menggunakan rumus
=arangkingjumlahangk
ilikiingyangangkarangk dimx 100
Kemudian setelah diketahui bobot, maka dilakukan penganalisaan untuk
semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyaji sebagai
acuan kepentingan dan kekurangpentingan masing-masing alternatif.
Preferensi alternatif untuk kriteria Penghematan Biaya (A) adalah sebagai berikut;
Alternatif Preferensi Keterangan K 225 (I) (I) > (II) : (I) > (III) Alt I Lebih baik dari Alt II &III K 250 (II) (II) < (I) : (II) > (III) Alt II kurang baik dari Alt I K 300 (III) (III) < (I) : (III) < (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II
102
Tabel 4.22 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi A (Penghematan biaya)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
0
0
1
X
0
1
1
X
2
1
0
2/3
1/3
0
JUMLAH 3 1
Preferensi alternatif untuk kriteria Kualitas (B) adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan K 225 (I) (I) < (II) : (I) < (III) Alt I kurang baik dari Alt II &III K 250 (II) (II) > (I) : (II) < (III) Alt II Lebih baik dari Alt I K 300 (III) (III) > (I) : (III) > (II) Alt III kurang baik dari Alt I & II
Tabel 4.23 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi B (Kualitas)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
1
1
0
X
1
0
0
X
0
1
2
0
1/3
2/3
JUMLAH 3 1
Preferensi alternatif untuk kriteria Finishing (C)adalah sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan K 225 (I) (I) = (II) : (I) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III K 250 (II) (II) = (I) : (II) = (III) Alt I sama dengan Alt II & III K 300 (III) (III) = (I) : (III) = (II) Alt I sama dengan Alt II & III
103
Tabel 4.24 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi C (Waktu)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
1
1
1
X
1
1
1
X
2
2
2
2/6
2/6
2/6
JUMLAH 6 1
Preferensi alternatif untuk kriteria Kemudahan Pelaksanaan/pembuatan (D) adalah
sebagai berikut ;
Alternatif Preferensi Keterangan I I > II : I > III Alt I lebih baik dari Alt II & III II II < I : II > III Alt II Kurang baik dari Alt I III III < I : III < II Alt III Kurang baik dari Alt I & II
Tabel 4.25 Penilaian dengan Zero-One terhadap fungsi D (Pelaksanaan)
Alternatif I II III Jumlah Indeks
I
II
III
X
0
0
1
X
0
1
1
X
2
1
0
2/3
1/3
0
JUMLAH 3 1
104
Tabel 4.26. penganalisaan metode Zero-One
No. Alternatif
Kriteria
Total Ket A B C D
bobot 40 30 20 10 1 Alt I 2/3 2/6 0 2/3 indeks K 225 26.67 10 0 6.67 43.34 Bobot 2 Alt II 1/3 2/6 2/3 1/3 indeks K 250 13.3 10 13.33 3.33 39.96 Bobot 3 Alt III 0 2/6 1/3 0 indeks K 275 0 10 6.67 0 16.67 Bobot
Pada tahap penganalisaan rangking digunakan perangkingan dengan
metode matrik evaluasi (lihat tabel 4.14). sehingga dari hasil analisa dapat
diketahui bahwa alternatif I yaitu penggunaan beton dengan mutu K 225
mempunyai keunggulan bobot total 43.34 dibandingkan dengan alternatif yang
lain yaitu penggunaan beton dengan mutu K 250 (II) mempunyai bobot 39.96
dan K 300 (III) dengan bobot 16.67.
Nilai bobot tersebut didapatkan berdasarkan kriteria penghematan biaya,
kualitas yang baik, efektifitas waktu dan kemudahan pelaksanaan dengan
penggunaan tenaga yang lebih sedikit. Dengan analisa rangking ini, nilai yang
dihasilkan akan menjadi nilai kelayakan penggunaan alternatif yang
dikembangkan berdasarkan parameter dari penulis dalam sistem pekerjaan
tersebut. Dan nantinya akan dipaparkan lebih lanjut dalam fase rekomendasi.
4 Tahap Pengembangan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penganalisaan Value Engineering tidak
dicantumkan analisa untuk tahapan pengembangan sehingga tidak diperlukan
105
analisa life cycle cost untuk perhitungan biaya-biaya operasional dan
pemeliharaan atau biaya lain yang timbul pasca pembangunan proyek akibat
dihadirkannya beberapa alternatif diatas..
5 Tahap Rekomendasi
Tahap rekomendasi pada item pekerjaan atas yang difokuskan untuk pekerjaan
struktur balok, penulis merekomendasikan satu alternatif penggunaan material
adalah sebagai berikut :
a.) Rencana Awal
Pada item pekerjaan beton bertulang dalam proyek ini menggunakan beton
bertulang dengan mutu K 275 (existing). Terutama untuk pekerjaan struktur
balok yang terdiri atas balok utama dengan dimensi balok 30x80 dan balok
portal (melintang) dengan dimensi balok 25x50.
b.) Usulan
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan struktur dengan dibantu
denagan penggunaan program SAP 2000 versi 8.08, maka penulis
merekomendasikan penggunaan beton K 225 yang diterapkan dalam pekerjaan
beton bertulang dengan memperkecil dimensi balok utama dimensi balok
30x80 menjadi 30x70 dan balok portal (melintang) dengan dimensi balok
25x40.
106
c.) Dasar Pertimbangan
Dengan beberapa nilai pembobotan yang didasarkan atas kualifikasi
penulis (dalam analisa rangking) maka dipaparkan dasar pertimbangan lain
sebagai dasar pengambilan item terekomendasi diantaranya yaitu :
1) Penghematan masalah biaya akibat perubahan mutu beton
2) Kualitas yang baik.
3) Finishing.
4) Pelaksanaan pekerjaan yang mudah terkait dengan penggunaan mutu
beton.
d.) Penghematan Biaya
Dengan menggunakan alternatif kedua yaitu digunakannya beton bertulang
dengan mutu beton K 225 sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh
penulis maka akan terjadi penghematan sebesar Rp.22.319.986,00
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa Value Engineering untuk pembangunan gedung kantor
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Aplikasi Value Engineering diterapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai bobot/nilai cukup besar dan signifikan, mulai dari pekerjaan
beton bertulang, pondasi dan item lainnya, yang berpengaruh sangat besar
terhadap biaya total keseluruhan proyek.
2. Berdasarkan hasil analisa Value Engineering untuk item struktur pondasi
yaitu dengan cara mengganti dan mengomparasi penggunaan dimensi
pondasi tiang pancang yaitu pondasi tiang pancang dengan dimensi
∆32x32x32 diganti tiang pancang persegi dimensi 20x20 cm,
menghasilkan penghematan nilai/biaya sebesar Rp. 53.947.434,00 dari
biaya awal sebesar Rp. 213.587.573,00
3. Berdasarkan hasil analisa Value Engineering untuk item struktur atas yaitu
balok, dengan cara mengganti penggunaan mutu beton perencanaan yaitu
mutu beton K 275 dengan mutu K 225 didapatkan penghematan (saving)
sebesar Rp.22.319.986,00 dari biaya awal sebesar Rp.148.800.055,30.
4. Setelah dilakukan analisa Value Enggineering dari kedua item pekerjaan
baik item pondasi ataupun balok dihasilkan penghematan total sebesar
Rp.76.267.420,00
107
108
5. Sebagai media penunjang perekayasaan Value Engineering dapat dipakai
software SAP 2000 versi 8.08 untuk mere-design perencanaan struktur
dengan didasarkan data pendukung yang biasa digunakan dalam proyek
pembangunan suatu gedung.
B. Saran
Berdasarkan analisa dan buah pemikiran dari penulis maka dapat disampaikan
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam kaitannya usaha perekayasaan nilai
pembangunan suatu gedung yang bertemakan optimasi diantaranya yaitu :
1. Dalam usaha perekayasaan Value Engineering sebaiknya dilakukan untuk
semua item pembangunan gedung yang mempunyai bobot biaya yang
besar, sehingga dihasilkan penghematan yang optimal.
2. Agar pelaksanaan perekayasaan VE lebih bervariasi maka sebaiknya
digunakan alternatif yang lebih banyak dan luas, mengingat saat ini
muncul berbagai macam bahan yang lebih murah, mudah dan bermutu.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga diteliti mengenai aplikasi Value
Engineering untuk tenaga kerja dan waktu pelaksanaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah
Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Anonim, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Anonim, 2002. Pedoman standar perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Anonim, 2007. Informasi Harga Satuan. Balai Pengujian Dan Informasi
Konstruksi, Semarang A. Z, Zainal, 2003. Menghitung Biaya Bangunan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Suharto, Iman Ir. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta Bush, V.G., 1983. Manajemen proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta Hardiyatmo, H.C., 2001. Teknik Fondasi II. PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta Isworo dkk., 1998. Value Engineering Changes Proposal Pembangunan
Gedung Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas akhir JTS. Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Ibrahim, Bachtiar H. 1994. Rencana dan Estimate Real Of Cost. Jakarta:
Bumi Aksara Dell’isla. Alphonse, Value Engineering in the contruction industry. Kusuma, Gideon H, Ir. M.Eng. 1993, Desain Struktur Beton Bertulang di
Daerah Rawah Gempa, Erlangga, Jakarta Vis, W.C., 1987. Perhitungan dan Perencanaan Sederhana untuk Beton
Bertulang. Erlangga, Jakarta Barrie, D., Poulson, B., 1984. Manajemen Kontruksi Profesional. Alih
Bahasa Sudinarto, 1990. Edisi Kedua, Erlangga, jakarta Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan
Biaya pada Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur
Balok Beton Pratekan. Tugas Akhir JTS. Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Suryolelono, K. B., 1994. Teknik Pondasi Bagian II. Nafiri, Yogyakarta Lashari., 2004. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi 1. Universitas Negeri
Semarang Hanggoro., 2005. Paparan Mata Kuliah Teknik Pondasi II. Universitas
Negeri Semarang Handoko., 2005. Tugas Laporan Kerja Praktek. Universitas Negeri
Semarang Diktat perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Institut Teknologi
Nasional tahun 1995 Diktat Perkuliahan Value Engineering Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang tahun 2005
LEMBAR KONSULTASI Judul skripsi : Aplikasi Value Engineering Untuk Optimasi
Biaya Proyek Pembangunan Gedung Kantor
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah
Nama : Rinouw Astria W
NIM : 5150402033
Pembimbing :
NIP :
No. Tanggal Keterangan Paraf
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
• Lampiran A 1-4 : Data Tanah Proyek
• Lampiran A 5-6 : Denah Pondasi
• Lampiran A 7 : Rekapitulasi Gaya Reaksi
• Lampiran A 8-31 : Perhitungan Item Pekerjaan Pondasi
• Lampiran A 32-36 : Data Tiang Pancang
Lampiran B
• Lampiran B 1 : Daftar Harga Beton
• Lampiran B 2-6 : SNI Harga Satuan
• Lampiran B 7-8 : Rekapitulasi Luas Tulangan
• Lampiran B 9-18 : Perhitungan Item Pekerjaan Balok
• Lampiran B 19-23 : Denah Balok
• Lampiran B 24-33 : Output Tulangan Hasil SAP
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
PERHITUNGAN KOEFISIEN TULANGAN A. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton
Bertulang Dengan Mutu K 275
⇒ Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 80
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas : 2099.179 mm2 (8D19)
Luas tulangan bawah : 1395.733 mm2 (5D19)
Begel : 2D10-7.5
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.8 = 0.24
Volume : 0.24 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m, jumlah 13
Maka ;berat besi utama adalah = 13*2.23 kg/m
= 28.99 kg
Tulangan begel digunakan 2φ10-7.5
Panjang begel = 25+25+75+75= 200 =2 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 15.7
100 +
=14 begel
Berat besi begel = 2*2*0.617*14 =34.552 kg
Per m’ balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 28.99 + 34.552
= 63.542 kg
Per m3 balok 30/80 =
24.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
24.0
1*(63.542) = 265 kg
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
⇒ Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 50
Luas tulangan atas :3D19
Luas tulangan bawah :3D19
Begel :D10-10
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.5 = 0.125
Volume : 0.125 x 1 = 0.125 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 6
Maka ;berat besi utama adalah = 6*2.23 kg/m
= 13.38 kg
Tulangan begel digunakan φ10-10
Panjang begel = 20+20+45+45= 130 =1.3 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 110
100 +
=11 begel
Berat besi begel = 1.3*0.617*11 =8.823 kg
Per m’ balok 25/50 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 13.38 + 8.823
= 22.203 kg
Per m3 balok 25/50 =
125.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
125.0
1*(22.203) =178 kg
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/80 panjang (l) = 9.5 m
Volume = 0.3* 0.8 * 9.5 = 2.28 m3
80 Keliling = (0.8*2+0.3)*9.5 = 18.05 m’
per m3 = vol
1=
28.2
1=0.43
30 Koefisien begesting = 0.43* 18.05 = 8.00
Koefisien begesting pada balok 25/50 panjang (l) = 5.5 m
Volume = 0.25* 0.5 * 5.5 = 0.6875 m3
50 Keliling = (0.5*2+0.25)*5.5 = 6.875 m’
per m3 = vol
1=
6875.0
1=1.45
25 Koefisien begesting = 1.45* 6.875 = 10.00
B. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton
Bertulang Dengan Mutu K 225
⇒ Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :7D19
Luas tulangan bawah :4D19
Begel :2D10-7.5
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.21 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 11*2.23 kg/m
= 24.53 kg
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
Tulangan begel digunakan 2φ10-7.5
Panjang begel = 25+25+65+65= 180 =1.8 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 15.7
100 +
=14 begel
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg
Per m’ balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 24.53+ 31.09
= 55.62 kg
Per m3 balok 30/70 =
21.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
21.0
1*(55.62) =264 kg
⇒ Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 40
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :3D19
Luas tulangan bawah :2D19
Begel :D10-10
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan φ10-10
Panjang begel = 20+20+35+35= 110 =1.1 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
Jumlah begel = 110
100 +
=11 begel
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg
Per m’ balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg
Per m3 balok 25/40 =
1.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
1.0
1*(18.61) =186 kg
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m
Volume = 0.3* 0.7 * 9.5 = 1.995 m3
70 Keliling = (0.7*2+0.3)*9.5 = 16.15 m’
per m3 = vol
1=
995.1
1=0.50
31 Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m
Volume = 0.25* 0.4 * 5.5 = 0.55 m3
40 Keliling = (0.4*2+0.25)*5.5 = 5.775 m’
per m3 = vol
1=
55.0
1=1.81
25 Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
C. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton
Bertulang Dengan Mutu K 250
⇒ Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :7D19
Luas tulangan bawah :4D19
Begel :2D10-7.5
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 20.07 kg
Tulangan begel digunakan 2φ10-7.5
Panjang begel = 25+25+65+65= 180 =1.8 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 15.7
100 +
=14 begel
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg
Per m’ balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 20.07+ 31.09
= 51.16 kg
Per m3 balok 30/70 =
24.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
21.0
1*(51.16) =244 kg
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
⇒ Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 40
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :3D19
Luas tulangan bawah :2D19
Begel :D10-10
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan φ10-10
Panjang begel = 20+20+35+35= 110 =1.1 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 110
100 +
=11 begel
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg
Per m’ balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg
Per m3 balok 30/80 =
1.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
1.0
1*(18.61) =187 kg
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m
Volume = 0.3* 0.7 * 9.5 = 1.995 m3
70 Keliling = (0.7*2+0.3)*9.5 = 16.15 m’
per m3 = vol
1=
995.1
1=0.50
32 Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m
Volume = 0.25* 0.4 * 5.5 = 0.55 m3
40 Keliling = (0.4*2+0.25)*5.5 = 5.775 m’
per m3 = vol
1=
55.0
1=1.81
25 Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00
D. Penghitungan Koefisien Tulangan Dan Begesting Balok Beton
Bertulang Dengan Mutu K 300
⇒ Balok Utama Dengan Dimensi 30 X 70
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :7D19
Luas tulangan bawah :2D19
Begel :2D10-7.5
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.3 x 0.7 = 0.21
Volume : 0.21 x 1 = 0.24 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 9
Maka ;berat besi utama adalah = 9*2.23 kg/m
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
= 20.07 kg
Tulangan begel digunakan 2φ10-7.5
Panjang begel = 25+25+65+65= 180 =1.8 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 15.7
100 +
=14 begel
Berat besi begel = 2*1.8*0.617*14 =31.09 kg
Per m’ balok 30/70 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 20.07+ 31.09
= 51.16 kg
Per m3 balok 30/80 =
24.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
21.0
1*(51.16) =244 kg
⇒ Balok Melintang Dengan Dimensi 25 X 50
Berdasarkan aplikasi dari software SAP 2000, didapat ;
Luas tulangan atas :3D19
Luas tulangan bawah :2D19
Begel :D10-10
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Luas penampang : b x h = 0.25 x 0.4 = 0.100
Volume : 0.100 x 1 = 0.100 m3
Pembesian
Digunakan tulangan utama dengan diameter φ 19 dengan berat 2.23
kg/m., jumlah 5
Maka ;berat besi utama adalah = 5*2.23 kg/m
= 11.15 kg
Tulangan begel digunakan φ10-10
LampiranLampiranLampiranLampiran Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)Struktur atas (balok)
Panjang begel = 20+20+35+35= 110 =1.1 m
Berat begel φ10 = 0.617 kg/m
Jumlah begel = 110
100 +
=11 begel
Berat besi begel = 1.1*0.617*11 =7.46 kg
Per m’ balok 30/80 adalah berat besi utama + Berat besi begel
= 11.15 + 7.46
= 18.61 kg
Per m3 balok 30/80 =
1.0
1*( berat besi utama + Berat besi begel
=
1.0
1*(18.61) =187 kg
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada balok 30/70 panjang (l) = 9.5 m
Volume = 0.3* 0.7 * 9.5 = 1.995 m3
70 Keliling = (0.7*2+0.3)*9.5 = 16.15 m’
per m3 = vol
1=
995.1
1=0.50
33 Koefisien begesting = 0.50* 16.15 = 8.00
Koefisien begesting pada balok 25/40 panjang (l) = 5.5 m
Volume = 0.25* 0.4 * 5.5 = 0.55 m3
40 Keliling = (0.4*2+0.25)*5.5 = 5.775 m’
per m3 = vol
1=
55.0
1=1.81
25 Koefisien begesting = 1.81* 5.775 = 11.00
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
I. Penghitungan Daya Dukung Tiang Pancang
Diketahui : Qc = 225 Kg/cm2
Tr = 240 Kg/cm2 (berdasarkan data sondir tanah )
Mencari daya dukung ijin tiang
Qijn = 10
.
3
. OTrAQc + (Suryolelono :1994)
Yaitu rumus pemancangan yang diisyaratkan dalam tanah lempung yang
mencapai tanah keras.
Dimana : A = Luas Permukaan Ujung Tiang Pancang (m2)
O = Keliling Tiang (m)
Jika Dipergunakan Tiang Pancang Segitiga Dengan ∆∆∆∆ 32 X 32 X 32 Cm
A = 0,5 x alas x t
= 0,5 x 32 x 27.713
= 443.41 cm2
O = 3xsisi
= 3x32
= 96 cm
Daya Dukung Ijin :
Qijn = 10
.
3
. OTrAQc +
= 10
96.240
3
443,41.225 +
= 26604.6+1872
= 28476 Kg = 28.476 Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult) untuk beton
K 275
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = 7,0.Qijin
P
= 7,0.56,35
233.46
= 9 tiang
Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan
adalah 9 buah dengan dimensi ∆ 32 X 32 X 32 maka desain pile cap dapat
dipilih dengan susunan P
1 2 3
96 kolom 50 x 50
4 5 6 x 250
y
7 8 9
250
sumber : penulis
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan
sebagai berikut ;
Qi = ( ) ( )22
..
y
YMx
x
XMy
n
P
Σ±
Σ± dimana xΣ = 0.9215m2
yΣ = 0.9215 m2
n = jumlah tiang
x = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
y = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x
ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
Σx2 = jumlah kuadrat absis – absis tiang pancang
Σy2 = jumlah kuadrat ordinat – ordinat tiang pancang
Q1= ( ) ( )9215.0
96.0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 +−±−−±
Q1= 22.82+3.99-13.32
= 13.49 T
Q2= ( )9215.0
96.0.24,130
9
46.233 +−±±
= 22.18-0-13.34
= 8.84 T
Q3= ( ) ( )9215.0
96.0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 −±−±
= 22.18-2.83-13.37
= 5.55 T
Q4= ( ) ( )9215.0
0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 −±−−±
= 22.18+3.99+0
= 26.17 T
Q5= ( ) ( )9215.0
0.24,13
9215.0
0.72,2
9
46.233 −±−±
= 22.18+0+0
= 22.18 T
Q6= ( ) ( )9215.0
0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 −±−−±
= 22.18+2.833
= 25.013 T
Q7= ( ) ( )9215.0
96.0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 −−±−−±
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
= 22.18+3.99+13.79
= 59.96T
Q8= ( ) ( )9215.0
96.0.24,13
9215.0
0.72,2
9
46.233 −−±−±
= 22.18+0+13.79
= 34.89T
Q9= ( ) ( )9215.0
96.0.24,13
9215.0
96,0.72,2
9
46.233 −−±−±
= 22.18+3.99+13.79
= 33.13 T
Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya
Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom = 50 x 50 cm
Beban Aksial Kolom = 233.46 T
Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x13.49 = 18.86 T Qu7= 1,4x59.96 =83.94 T
Qu2= 1,4x8.84 = 12.37 T Qu8= 1,4x34.89 =48.84 T
Qu3= 1,4x5.55 = 7.77 T Qu9= 1,4x33.13 =46.38 T
Qu4= 1,4x26.17 = 36.63 T
Qu5= 1,4x22.18 = 31.05 T
Qu6= 1,4x25.01= 35.014T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 80 cm
Vu Pons = Pu
= 303.498 T
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Keliling bidang kritis geser pons(bo)
bo = 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+700)+2(500+700)
=4800 mm
φ Vc pons = 0,6x0,33√f’cxboxd (Mpa)
= 0.6x0.33√18.67x4800x800
= 328251.132 N
= 328,5251.T Vu Pons <φ Vc pons..OK!
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 80+15+selimut beton +0.5*φtul
Dipakai tebal pile cap (th) = 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=171.9 Tm = 17190000 kg.cm
B = 250 cm
D = 80 cm
F’c = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai β1
Jika fc≤300 kg/cm2 maka β1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka β1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai β1< 0,65 maka nilai β1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai β1=0,85
Mn=8,0
Mu=
8,0
17190000=21487500
K=xfcxBxd
Mn
85,02=
7.18685,080250
214875002 xxx
=0.084
F=1- k21− = 0.087
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Fmax=fy
x
+6000
45001β=
39006000
450085.0
+x
=0.38
F≤ Fmax Tul. Tunggal
Perhitungan Tulangan Tunggal
As = fy
cxFFxBxdx '85.0
=3900
7.18685.080250087.0 xxxx
= 70.80
minρ = 0,0025(untuk plat)
Asmin = minρ xBxd = 0.0025x250x80 =50 cm2
Digunakan As dipasang diameter tulangan D25dengan jumlah tulangan
AØ= xDxπ25,0 =4.90 cm
Jumlah tulangan (As) = 70.80/4.90=15D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15% x B x d=7D25
Jika Dipergunakan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 30 Cm
A = 0.25 x 3.14 x D2
= 0.25 x 3.14 x 30 x 30
= 706.5 m2
O = 3.14 x D
= 3.14 x 30
= 94.2 m
Daya Dukung Ijin :
Qijn = 10
.
3
. OTrAQc +
= 10
94.2240
3
706.5225 xx +
= 52987.5+2260.8
= 55248.3 Kg = 55.2483Ton
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = 7,0.Qijin
P
= 7,0*248.55
46.233
= 6.03Bh 6 bh
Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan
adalah 6 buah Ø 30 maka desain pile cap dapat dipilih dengan susunan
1 2 3
90 150 Kolom 50 x 50
4 5 6
240
sumber : penulis
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan
sebagai berikut ;
Qi = ( ) ( )22
..
y
YMx
x
XMy
n
P
Σ±
Σ± dimana xΣ =3.24 m2
yΣ =1.215 m2
Σx2 = jumlah kuadrat absis – absis tiang pancang
Σy2 = jumlah kuadrat ordinat – ordinat tiang pancang
n = jumlah tiang
x = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
y = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x
ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
Q1= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
9,0.72,2
6
46.233 −±−−±
= 38.91+0.75-4.9
= 34.76T
Q2= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
0.72,2
6
46.233 −±−±
= 38.91-4.9
= 34.01T
Q3= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
9,0.72,2
6
46.233 −±−±
= 38.91-0.75-4.9
= 33.26 T
Q4= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
9,0.72,2
6
46.233 −−±−−±
= 38.91+0.75+4.9
= 44.76 T
Q5= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
0.72,2
6
46.233 −−±−±
= 38.91+4.9
= 43.81T
Q6= ( ) ( )215.1
45.0.24,13
24.3
9,0.72,2
6
46.233 −−±−±
= 38.91-0.75+4.9
= 43.06T
Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya
Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom = 50 x 50 cm
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Beban Aksial Kolom = 233.46 T
Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4x233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x34.76 = 48.66 T
Qu2= 1,4x34.01 = 47.61T
Qu3= 1,4x33.26 = 46.56T
Qu4= 1,4x44.76 = 62.66T
Qu5= 1,4x43.81 = 61.33T
Qu6= 1,4x43.06= 60.28T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons = Pu
= 303.498 T
Keliling bidang kritis geser pons(bo)
bo = 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
= 5000 mm
φ Vc pons = 0,6x0,33√f’cxboxd (Mpa)
=0.6x0.33√18.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T Vu Pons <φ Vc pons..OK!
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 70 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xφtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=137.646 Tm = 13764600 kg.cm
B = 240 cm
D = 750 cm
F’c = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai β1
Jika fc≤300 kg/cm2 maka β1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka β1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai β1< 0,65 maka nilai β1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai β1=0,85
Mn=8,0
Mu=
8,0
13764600=17205750
K=xfcxBxd
Mn
85,02=
7.18685,075240
172057502 xxx
=0.080
F=1- k21− = 0.0834
Fmax=fy
x
+6000
45001β=
39006000
450085.0
+x
=0.38
F≤ Fmax Tul. tunggal
Perhitungan Tulangan Tunggal
As = fy
cxFFxBxdx '85.0
=3900
67.1885.0752400834.0 xxxx
= 61.147 cm2
minρ = 0,0025(untuk plat)
Asmin = minρ xBxd = 0.0025x240x75 =45 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
AØ= xDxπ25,0 =4.90cm
Jumlah tulangan (As) = 61.147/4.9=13D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=6D25
Jika Dipergunakan Tiang Pancang Silinder Dengan Diameter 35 Cm
A = 0.25 x 3.14 x D2
= 0.25 x 3.14 x 35 x 35
= 961.625 m2
O = 3.14 x D
= 3.14 x 35
= 109.9 m
Daya Dukung Ijin :
Qijn = 10
.
3
. OTrAQc +
= 10
109.9.240
3
961.625.225 +
= 72121.875+2637.6
= 74759.475 Kg = 74,759475Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult)
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)
Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = 7,0.Qijin
P
= 7,0*121.72
233.46
= 4.6 tiang = 5 tiang
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah ...
buah dengan dimensi 35 desain pile cap dapat dipilih dengan susunan
1 2 Kolom 50x50
3 220
75 4 5
s 1.41s s
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan
sebagai berikut ;
Qi = ( ) ( )22
..
y
YMx
x
XMy
n
P
Σ±
Σ± dimana xΣ = 2.19 m2
yΣ = 2.19 m2
n = jumlah tiang
x = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
y = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x
ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
Σx2 = jumlah kuadrat absis – absis tiang pancang
Σy2 = jumlah kuadrat ordinat – ordinat tiang pancang
Q1= ( ) ( )19.2
74,0.24,13
19.2
74,0.72,2
5
46.233 −±−−±
= 46.69+0.91-4.47
= 43.12 T
Q2= ( ) ( )19.2
74,0.24,13
19.2
74,0.72,2
5
46.233 −±−±
= 46.69-0.91-4.47
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
= 41.31T
Q3= ( ) ( )19.2
0.24,13
19.2
0.72,2
5
46.233 −±−±
= 46.69-0-0
= 46.69 T
Q4= ( ) ( )19.2
74,0.24,13
19.2
74.0.72,2
5
46.233 −−±−−±
= 46.69+0.91+4.47
= 52.072 T
Q5= ( ) ( )19.2
74,0.24,13
19.2
74,0.72,2
5
46.233 −−±−±
= 46.69-0.91+4.47
= 50.25 T
Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya
Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom = 50 x 50 cm
Beban Aksial Kolom = 233.46 T
Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4x233.46
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x41.91= 58.67 T
Qu2= 1,4x39.45= 55.23 T
Qu3= 1,4x38.91 = 55.87 T
Qu4= 1,4x53.93 = 75.5 T
Qu5= 1,4x51.47 = 72.05 T
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons = Pu
= 303.498 T
Keliling bidang kritis geser pons(bo)
bo = 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
=5000 mm
φ Vc pons = 0,6x0,33√f’cxboxd (Mpa)
=0.6x0.33√18.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T Vu Pons <φ Vc pons..OK!
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xφtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap
momen terhadap titik berat kolom
Mu=110.662 Tm = 11066200 kg.cm
B = 220 cm
D = 75 cm
F’c = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai β1
Jika fc≤300 kg/cm2 maka β1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka β1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai β1< 0,65 maka nilai β1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai β1=0,85
Mn=8,0
Mu=
8,0
11066200=13832750
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
K=xfcxBxd
Mn
85,02=
7,18685,075220
138327502 xxx
=0.07
F=1- k21− = 0.073
Fmax=fy
x
+6000
45001β=
39006000
450085.0
+x
=0.38
F≤ Fmax Tul. tunggal
Perhitungan Tulangan Tunggal
As = fy
cxFFxBxdx '85.0
=3900
7.18685.075220073.0 xxxx
= 49.085 cm2
minρ = 0,0025(untuk plat)
Asmin = minρ xBxd = 0.0025x220x75 =41.25 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan
AØ= xDxπ25,0 =4.9 cm
Jumlah tulangan (As) = 49/4.9=10D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=5D25
Jika Dipergunakan Tiang Pancang Persegi dengan dimensi 20x20
A = S2
= 20x20
= 400 m2
O = 4 x S
= 4 x 20
= 80 m
Daya Dukung Ijin :
Qijn = 10
.
3
. OTrAQc +
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
= 10
80.240
3
400225 +x
= 30000+1920
= 31920 Kg = 31.920Ton
Kebutuhan tiang pancang berdasarkan beban ultimit tiang (Pult)
P = 233.46T (data gaya reaksi SAP 2000)
Mx = -13.2491 Tm
MY = -2.72 Tm
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tiang
Jika jarak tiang ditentukan 3 D maka nilai efisiensi tiang kelompok adalah 0,7
Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF = 3
Maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah (n) = 7,0.Qijin
P
= 7,0*920.31
233.46
= 10 tiang
Distribusi Beban Kolom Ke Masing-Masing Tiang
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah tiang yang dibutuhkan adalah ...
buah dengan dimensi 35 desain pile cap dapat dipilih dengan susunan
1 2 3
160 kolom 50x50
4 5 6 7
8 9 10
230
Sumber : Suryolelono;1994
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Sedangkan distribusi beban kolom ke masing-masing tiang dirumuskan
sebagai berikut ;
Qi = ( ) ( )22
..
y
YMx
x
XMy
n
P
Σ±
Σ± dimana xΣ = 3.24m2
yΣ = 1.63 m2
n = jumlah tiang
x = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
y = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu x
ny = banyak tiang pancang dalam satu baris dalam sumbu y
Σx2 = jumlah kuadrat absis – absis tiang pancang
Σy2 = jumlah kuadrat ordinat – ordinat tiang pancang
Q1= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
6,0.72,2
10
46.233 −±−−±
= 23.346+0.5-4.22
= 19.622 T
Q2= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
0.72,2
10
46.233 −±−±
= 23.346-4.22
= 19.126T
Q3= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
6,0.72,2
10
46.233 −±−±
= 23.346-0.5-4.22
= 18.626 T
Q4= ( ) ( )63.1
0.24,13
24.3
9,0.72,2
10
46.233 −±−−±
= 23.346+0.75-0
= 24.096 T
Q5= ( ) ( )63.1
0.24,13
24.3
3,0.72,2
10
46.233 −±−−±
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
= 23.346-0.25+0
= 23.596 T
Q6= ( ) ( )63.1
0.24,13
24.3
3,0.72,2
10
46.233 −±−±
= 23.346-0.75-0
= 22.59 T
Q7= ( ) ( )63.1
0.24,13
24.3
9,0.72,2
10
46.233 −±−±
= 23.346+0.75-0
= 24.096 T
Q8= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
6,0.72,2
10
46.233 −−±−−±
= 23.346+0.75+4.22
= 28.316 T
Q9= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
0.72,2
10
46.233 −−±−±
= 23.346+0+4.22
= 27.566 T
Q10= ( ) ( )63.1
52,0.24,13
24.3
6,0.72,2
10
46.233 −−±+−±
= 23.346-0.75+4.22
= 26.816 T
Menghitung Tinggi Pile Cap Dan Penulangannya
Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser pons
diperlukan data perhitungan sebagai berikut ;
Dimensi kolom = 50 x 50 cm
Beban Aksial Kolom = 233.46 T
Mutu beton yang digunakan adalah beton bertulang mutu K 225 dan mutu
tulangan adalah Fy = 390 Mpa
Beban kolom ultimate Pult = 1.4*233.46
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
= 303.498
Beban per pile ultimate
Qu1= 1,4x19.622= 27.47T
Qu2= 1,4x19.126= 26.77 T
Qu3= 1,4x18.626 = 26.07 T
Qu4= 1,4x24.096 = 33.73 T
Qu5= 1,4x23.596 = 33.03 T
Qu6= 1,4x22..59= 21.626 T
Qu7= 1,4x24.096 = 33.73 T
Qu8= 1,4x28.316 = 39.64 T
Qu9= 1,4x27.566 = 38.59 T
Qu10= 1,4x26.816 = 37.53 T
Pengecekan Terhadap Geser Pons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 75 cm
Vu Pons = Pu
= 303.498 T
Keliling bidang kritis geser pons(bo)
bo = 2(b+d)+2(h+d)
= 2(500+750)+2(500+750)
=5000 mm
φ Vc pons = 0,6x0,33√f’cxboxd (Mpa)
=0.6x0.33√18.67x5000x750
= 3208253.059 N
= 320.825 T Vu Pons <φ Vc pons..OK!
Pengecekan Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan terhadap geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk
d= 75 tiang pancang berada dalam bidang geser yang terbentuk
Maka tebal pile cap (th) = 75+15+selimut beton +0.5xφtul
Dipakai tebal pile cap 100 cm
Perhitungan Tulangan Pile Cap
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
momen terhadap titik berat kolom
Mu=128.25 Tm = 12825000 kg.cm
B = 230 cm
D = 75 cm
F’c = 225 Mpa
Fy = 390 Mpa
Mencari nilai β1
Jika fc≤300 kg/cm2 maka β1= 0.85
fc>300 kg/cm2 maka β1= 0.85-0.0008 (fc-300)
jika nilai β1< 0,65 maka nilai β1= 0,65
untuk fc =225 maka nilai β1=0,85
Mn=8,0
Mu=
8,0
12825000=16031250
K=xfcxBxd
Mn
85,02=
7,18685,075230
160312502 xxx
=0.078
F=1- k21− = 0.081
Fmax=fy
x
+6000
45001β=
39006000
450085.0
+x
=0.38
F≤ Fmax Tul. tunggal
Perhitungan Tulangan Tunggal
As = fy
cxFFxBxdx '85.0
=3900
7.18685.075230081.0 xxxx
= 57.1328 cm2
minρ = 0,0025(untuk plat)
Asmin = minρ xBxd = 0.0025x230x75 =43.125 cm2
Digunakan Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan
AØ= xDxπ25,0 =4.9 cm
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Jumlah tulangan (As) = 57.1328/4.9=12D25
Untuk tulangan atas (As) = 0,15%xBxd=6D25
II. PERHITUNGAN KOEFISIEN PENULANGAN PILE CAP (K 2 75)
Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Dan Penulangan Pile Cap
No. Pondasi Tebal
(th)
n tiang
(jmlh) Dimensi
PENULANGAN
Atas Bawah
1. Tiang pancang ∆ 32x32x32 100 9 250x250 15D25 7D25
2. Tiang pancang silinder Ø 30 100 6 240x150 13D25 6D25
2. Tiang pancang silinder Ø 35 100 5 220x220 10D25 5D25
2. Tiang pancang persegi 20x20 100 10 230x160 12D25 6D25
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan
Sumber : analisa
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan
∆32x32x32 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui ::
Dimensi pile cap : 250x250
Tulangan yang dipergunakan :15D25 & 7D25
Berat tulangan : Ø25 = 3.85 kg/m
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Jumlah tulangan atas =15x3.85=57.75 kg
Jumlah tulangan atas =7x3.85=26.95 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =5.0
1x(57.75+26.95)
= 170 kg
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 32x32x32
Volume = 1x2.5 x 2.5 = 6.25 m3
250 Keliling = (2.5x2+2x2.5)x1 = 10 m’
per m3 = vol
1=
25.6
1=0.16
Koefisien begesting = 0.16* 10= 1.600
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan Ø30
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap : 240x150
Tulangan yang dipergunakan :13D25 & 6D25
Berat tulangan : Ø25 = 3.85 kg/m
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Jumlah tulangan atas =13x3.85=50.05 kg
Jumlah tulangan atas =6x3.85=23.1 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =5.0
1x(57.75+26.95)
= 146 kg
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang Ø30
Volume = 1x 1.5 x 2.4 = 2,1 m3
240 Keliling = (2x2.4+1.5x2)x2.5 = 18.05 m’
per m3 = vol
1=
1.2
1=0.47
150 Koefisien begesting = 0.47x 5= 3.7
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan Ø35
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Dimensi pile cap : 220x220
Tulangan yang dipergunakan :10D25 & 5D25
Berat tulangan : Ø25 = 3.85 kg/m
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Jumlah tulangan atas =10x3.85=57.75 kg
Jumlah tulangan atas =5x3.85=26.95 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Pembesian per 0.5 =5.0
1x(57.75+26.95)
= 116 kg
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang Ø35
Volume = 1x 2.2 x2.2 = 4.84 m3
100 Keliling = (2x2.2+2.2x2)x1 = 8.8 m’
per m3 = vol
1=
84.4
1=0.2
Koefisien begesting = 0.2x 8.8= 1.80
Menghitung koefisien tulangan untuk penggunaan tiang silinder dengan
20x20 Berdasarkan perhitungan diatas diketahui :
Dimensi pile cap : 230x160
Tulangan yang dipergunakan :12D25 & 6D25
Berat tulangan : Ø25 = 3.85 kg/m
o Perhitungan Koefisien Tulangan
Jumlah tulangan atas =12x3.85=46.2 kg
Jumlah tulangan atas =6x3.85=23.1 kg
Tebal pile cap adalah 100 cm =0.5 m
Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Item Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan PondasiItem Pekerjaan Pondasi
Pembesian per 0.5 =5.0
1x(57.75+26.95)
= 137 kg
o Perhitungan Koefisien Begesting
Koefisien begesting pada pile cap pondasi tiang 20x20
Volume = 1x 1.6 x 2.3 = 3.68 m3
230 Keliling = ((1.6x2+(2.3x2))x2.5 = 7.8 m’
per m3 = vol
1=
68.3
1=0.27
160 Koefisien begesting = 0.27* 7.8= 2.10