5.2 mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama.ppt

28
Kompetensi Dasar 5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama

Upload: m-amin-spd

Post on 01-Feb-2016

114 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Kompetensi Dasar5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama

Memahami drama berarti memahami Jalan cerita beserta penokohanya khususnya dalam perwatakan. Mengevalu- asi pemeran tokoh berarti memberikan apresiasi dan penilaian mengenai pemeran. Dalam hal ini, kita dapat mengungkapkan kelebihan dan kekurangan seseorang dalam

Memerankan tokoh dalam drama. Evaluasiterhadap pemeranan berkaitan dengankarakter, penjiwaan, ekspresi, suara,dankemampuan aktingnya. Perilaku tokoh berkaitan dengan perwatakanya. Watak tokoh harus konsisten dari awal hingga akhir drama.watak yang dimiliki tokoh harus memung-kinkan menjalin menjalin pertikaian yangberkembang mencapai klimaks.

Penokohan harus memiliki watak ataukarakter yang kuat dan kontradiktifsatu sama lain. Perbedaan watak atauperilaku tokoh inilah yang mampu menghidupkan cerita dalam drama.watak para tokoh digambarkan dalamtiga dimensi. Penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dansosiologis.

Fragmen Abunawas Abunawas, Maharaja dari NegeriAntahberantah yang sangat dikasihi dandihormati oleh rakyatnya, mempunyaiseorang putra, Abundari namanya.pangeran adalah putra mahkota kerajaan.pada suatu hari pangeran datang menghadap raja.

Abundari : Ayahanda Baginda Raja,selama putramu bodoh ini menantikan saat menggantikan Ayahanda Baginda, apa yang harus hamba lakukan untuk mempersiapkan diri?Abunawas: Anakku Pangeran, seorang raja harus dihormati dan disayangi oleh rakyatnya, kalau tidak,

maka tiada gunanya ia menjadi raja. Maka itu jagalah dirimu baik-baik, jangan melakukan apa-apa supaya kau tetap bersih dan tak ternoda, sampai saatnya nanti kau menggantikanku.

Baginda sehat sekali dan panjangumurnya. Dua puluh lima tahun kemudian beliau meninggal dalam usia lanjut, dandigantikan oleh putra mahkotanya, yaituAbundari.

Abundari : Terima kasih Tuhan. Ini hari adalah hari di mana aku resmi menjadi Maharaja, resmi menggantikan ayahanda. Ayahanda semoga kau tenang di alam sana.

Baginda raja yang baru ini sejak semula tidak pernah tahu dan tidak pernahmau tahu sama sekali bagaimana memerin-tah negerinya, karena terlalu lama berdiam diri. Terlalu asyik dengan dirinya sendirisehingga lupa kalau ia harus mulai mempersiapkan diri untuk memerintah sebuah negeri tanpa didampingi lagi olehAyahandanya.

Abundari : Mahapatih, tolong siapkan semua keperluanku. Besok pagi-pagi sekali aku akan berlibur kenegeri Syam bersama permaisuri untuk beberapa bulan. Kabarnya pantai disana begitu indah. Nanti semua urusan negeri ini kuserahkan sepenuhnya padamu.

Mahapatih : Daulat Baginda. Tapi, apakah tidak terlalu cepat rencana Baginda untuk berlibur ke negeri Syam. Bukankah baru saja beberapa hari baginda duduk disinggasana ini.

Abundari : Paman Patih. Yang jadi raja itu aku bukanya dirimu. Jadi, yang berhak menentukan ini dan itu juga aku, bukanya kamu. Mengerti!

Mahapatih : Ampun Baginda, maafkan kelancangan hamba. Hamba hanya bermaksud menging- atkan paduka. Tidak ada maksud lainya, Baginda. Sekali lagi maaf Baginda, kalau perkataan hamba kurang berkenan di hati Baginda.

Abundari : Sudah, sudah. Aku tidak mau lagi dengar alasan. Yang jelas semua perlengkapan dan pengawal sudah siap untuk keperluanku berlibur ke negeri Syam.

Mahapatih : Daulat Baginda, semua siap dilaksanakan.Abundari : Oh … ya, sebelum aku pergi berlibur, ada beberapa hal yang perlu kusampaikan pada para menteri. Hari ini aku umumkan untuk diketahui oleh rakyat seluruh negara, bahwa inflasi di dalam negeri mulai saat ini sudah berakhir.

Praktis kejadian itu membuat para abdidalem kerajaan saling pandang, tidak aham mengapa rajanya mengeluarkanpengumuman seperti itu … Belu genapsetahun Abundari menjadi maharaja,kerajaan diambil alih oleh seorang pangeran dari istri ketiga Baginda Almarhum. (Sumber: Dongeng kuno oleh Andreas A.

Danandjaya,2001)

Selain dapat mengidentifikasi unsur naskah dan pementasan drama sertadapat memerankan tokoh dalam drama dengan baik, kalian juga harus dapat mengevaluasi pemeranan tokoh dalampementasan drama yang kalian saksikan.evaluasi terhadap pemeranan dapatkalian tujukan pada bagian akting yangmeliputi ekspresi dan gerak tubuh; suarasuara yang meliputi volume; artikulasi,

Intonasi; keluwesan dan ketepatan karakter yang diperankan, sertapenghayatan terhadap isi naskah. Pemeranan tokoh dalam naskahdrama di atas akan tampak lebih tepat dan menarik apabila dalammemerankan tokoh, seorang pemeranmemerhatikan aspek-aspek pemeranan,sebagaimana disebutkan di atas.

Contoh penerapan aspek-aspek tersebutterhadap naskah fragmen Abunawasdapat kalian lihat melalui uraian berikut.1. Pelafalan, aspek pelafalan menekankan kejelasan lafal atau ucapan-ucapan dalam dialog. Dalam hal ini jangan sampai ada bagian dialog atau kata yang tidak jelas pengucapanya,

Sehingga menimbulkan kerancuan pemaknaan atau menjadi kurang enakdidengar. Contoh: kata ayahanda(dialog ke-1 Abundari), jangan sampaidiucapkan menjadi ayaanda; kataanakku (dialog ke-1 abunawas)diucapkan dengan huruf [k] dabel,jangan sampai dibaca anaku, dan Sebagainya.

2. Intonasi, aspek intonasi berkaitan dengan nada dialog, penekanan dialog terhadap kata-kata yang dianggap penting, dan pembedaan nada bentuk dialog tanya, seruan, perintah,permohonan,dan sebagainya. Contoh: kalimat “Paman Patih …” (dialog ke-4 Abundari) diucapkan tegas atau dengan nada tinggi sebagai ungk- apan kesal atau marah, dan sebagainya.

3. Mimik, aspek mimik berkaitan dengan ekspresi raut muka yang menampakkan karakter; misalnya gembira,sedih,takut, dan sebagainya. Contoh: dalam dialog Mahapatih ke-2 “Ampun Baginda …”, sebaiknya disertai mimik atau ekspresi wajah agak takut, hormat, memohon maaf, dan sebagainya.

4. Kinesik, Aspek kinesik menekankan pada dialog yang berupa bisikan. Biasanya aspek kinesik digunakan sebagai dialog dengan pendengar atau penonton,dialog tersembunyi yang tidak untuk diketahui tokoh lain, dan dialog dengan muatan tema atau karakter tertentu. Pada

naskah diatas, aspek kinesik dapat diterapkan

pada ungkapan narator.

5. Penghayatan, aspek penghayatan meliputi kedalaman pemaknaan terhadap isi dialog, karakter tokoh,dan karakter keadaan atau situasi (susah, senang, dan sebagainya).

Setelah menyaksikan pemntasan drama tersebut, kalian dapat mengevaluasi

pemeranan tokoh-tokohnya, seperti contoh

berikut.

1. Pelafalan Andika sebagai tokoh abundari kurang bagus. Beberapa kata dilafalkan dengan tidak tepat, sehingga dialog kurang jelas. Misalnya saat melafalkan kata permaisuri diucapkan permesuri; kata beberapa diucapkan bebrapa; dan kata inflasi diucapkan infasi. Adapun pelafalan Rio sebagai Abunawas dan Danur sebagai Mahapatih sudah

tepat.

2. Mimik Rio sebagai Abunawas saat mengucapkan dialog “Anakku Pangeran, …” kurang tepat. Dialog tersebut seharusnya diucapkan dengan mimik atau ekspresi wajah sedih, khawatir, tetapi wibawa. Namun, ekspresi wajah Rio tegang dan sedikit marah.

Adapun mimik Andika sebagai Abundari saat mengucapkan dialog “Paman Patih, yang jadi Raja itu aku, bukanya …” sangat tepat. Dialog tersebut diucapkan Andika dengan ekspresi wajah marah.3. Secara umum, penghayatan Rio, Andika, dan Danar cukup baik. Hanya saat meng- capkan dialog “Anakku Pangeran, …” Momok Rio kurang tepat.