505 validasi luas lahan dan profil tambak di kabupaten...

6
505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten Berau (Mudian Paena) VALIDASI LUAS LAHAN DAN PROFIL TAMBAK DI KABUPATEN BERAU Mudian Paena, Hasnawi, dan Akhmad Mustafa Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Peningkatan produksi perikanan harus didukung oleh ketersediaan data yang akurat, informasi inovasi teknologi yang sesuai, media alih teknologi, sarana dan prasarana. Keempat hal tersebut membutuhkan perhitungan estimasi yang tepat. Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang tepat dan sesuai dibutuhkan data luas tambak aktual. Data luas tambak di Kabupaten Berau sudah ada namun masih perlu divalidasi mengingat data yang ada belum memberikan gambaran keakuratannya karena tidak menjelaskan metode pengambilan datanya. Pemanfaatan teknik penginderaan jauh dan SIG dalam menentuan luas tambak dianggap lebih efektif karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, hemat biaya, dan mengurangi pekerjaan teresterial. Selain itu data yang dihasilkan dari teknik ini dapat disajikan secara spasial dalam bentuk peta sehingga dapat dilakukan evaluasi dan pemantauan pola distribusi tambak dan kemungkinan perubahannya. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data luas tambak terbarukan di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data citra satelit ALOS akuisisi 2008, dipadukan dengan survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sembaliung adalah 7.114,1 ha dimana sebesar 95-100% profil tambaknya masih belum teratur dan masih banyak sisa-sisa akar dan batang pohon mangrove. Disamping itu desain, tata letak dan konstruksi tambak yang baik dan benar belum diaplikasikan. KATA KUNCI: validasi luas, profil tambak, Kabupaten Berau PENDAHULUAN Kabupaten Berau yang terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Berdasarkan data tahun 2009 tercatat bahwa luas lahan tambak di Kabupaten Berau mencapai 3.564,9 ha dengan produksi 309,3 ton (Anonim, 2009). Dari data tersebut menunjukkan bahwa rerata produksi hanya 86,76 kg/ ha, produksi tersebut pun belum dibedakan berdasarkan jenis komoditas yang dibudidayakan. Dengan demikian maka masih terdapat kemungkinan untuk meningkatkan produksi. Peningkatan produksi perikanan harus didukung oleh ketersediaan data yang akurat dan informasi inovasi teknologi yang sesuai serta media alih teknologi selain sarana dan prasarana. Keempat hal tersebut membutuhkan perhitungan estimasi yang tepat. Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang tepat dan sesuai dibutuhkan data luas tambak aktual. Dengan luas tambak tersebut dapat ditentukan jumlah pupuk, pakan, dan komponen produksi lain selama satu musim atau siklus budidaya. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan data luas tambak menjadi sangat penting. Perubahan luas tambak disebabkan oleh perubahan empat faktor yaitu perubahan penggunaan dan penutup lahan, perubahan profil pantai, perubahan kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar, keempat faktor perubahan ini terus berjalan seiring dengan perubahan waktu. Mustafa dan Tarunamulia (2009), validasi data luas tambak dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan data terbaru luasan tambak yang ada dan perubahan luasan secara periodik. Perubahan penggunaan lahan dibeberapa tempat menunjukkan bahwa lahan tambak terdesak oleh perkembangan kota sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Mamuju, perubahan profil pantai terutama pada pantai-pantai tumbuh oleh karena sedimentasi telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan baru untuk pembangunan tambak sebagimana yang terjadi di muara Sungai Saddang kabupaten Pinrang (Paena, 2008), sedangkan perubahan kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar telah menjadi bukti pembukaan besar-besaran lahan tambak di Sulawesi Selatan pada tahun 1990-an karena keberhasilan budidaya udang windu (Mustafa et al., 2010. Fenomena

Upload: doankhanh

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten Berau (Mudian Paena)

VALIDASI LUAS LAHAN DAN PROFIL TAMBAK DI KABUPATEN BERAU

Mudian Paena, Hasnawi, dan Akhmad MustafaBalai Riset Perikanan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan produksi perikanan harus didukung oleh ketersediaan data yang akurat, informasi inovasiteknologi yang sesuai, media alih teknologi, sarana dan prasarana. Keempat hal tersebut membutuhkanperhitungan estimasi yang tepat. Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang tepat dansesuai dibutuhkan data luas tambak aktual. Data luas tambak di Kabupaten Berau sudah ada namun masihperlu divalidasi mengingat data yang ada belum memberikan gambaran keakuratannya karena tidakmenjelaskan metode pengambilan datanya. Pemanfaatan teknik penginderaan jauh dan SIG dalam menentuanluas tambak dianggap lebih efektif karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, hemat biaya, dan mengurangipekerjaan teresterial. Selain itu data yang dihasilkan dari teknik ini dapat disajikan secara spasial dalambentuk peta sehingga dapat dilakukan evaluasi dan pemantauan pola distribusi tambak dan kemungkinanperubahannya. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data luas tambak terbarukan di KabupatenBerau Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data citra satelit ALOS akuisisi2008, dipadukan dengan survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tambak di KecamatanPulau Derawan dan Sembaliung adalah 7.114,1 ha dimana sebesar 95-100% profil tambaknya masih belumteratur dan masih banyak sisa-sisa akar dan batang pohon mangrove. Disamping itu desain, tata letak dankonstruksi tambak yang baik dan benar belum diaplikasikan.

KATA KUNCI: validasi luas, profil tambak, Kabupaten Berau

PENDAHULUAN

Kabupaten Berau yang terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satukabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Berdasarkan data tahun2009 tercatat bahwa luas lahan tambak di Kabupaten Berau mencapai 3.564,9 ha dengan produksi309,3 ton (Anonim, 2009). Dari data tersebut menunjukkan bahwa rerata produksi hanya 86,76 kg/ha, produksi tersebut pun belum dibedakan berdasarkan jenis komoditas yang dibudidayakan. Dengandemikian maka masih terdapat kemungkinan untuk meningkatkan produksi. Peningkatan produksiperikanan harus didukung oleh ketersediaan data yang akurat dan informasi inovasi teknologi yangsesuai serta media alih teknologi selain sarana dan prasarana. Keempat hal tersebut membutuhkanperhitungan estimasi yang tepat. Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang tepatdan sesuai dibutuhkan data luas tambak aktual. Dengan luas tambak tersebut dapat ditentukanjumlah pupuk, pakan, dan komponen produksi lain selama satu musim atau siklus budidaya.Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan data luas tambak menjadi sangat penting. Perubahan luastambak disebabkan oleh perubahan empat faktor yaitu perubahan penggunaan dan penutup lahan,perubahan profil pantai, perubahan kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar, keempat faktorperubahan ini terus berjalan seiring dengan perubahan waktu. Mustafa dan Tarunamulia (2009),validasi data luas tambak dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan data terbaru luasan tambakyang ada dan perubahan luasan secara periodik.

Perubahan penggunaan lahan dibeberapa tempat menunjukkan bahwa lahan tambak terdesakoleh perkembangan kota sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Mamuju, perubahan profil pantaiterutama pada pantai-pantai tumbuh oleh karena sedimentasi telah dimanfaatkan oleh masyarakatsetempat sebagai lahan baru untuk pembangunan tambak sebagimana yang terjadi di muara SungaiSaddang kabupaten Pinrang (Paena, 2008), sedangkan perubahan kebutuhan masyarakat danpermintaan pasar telah menjadi bukti pembukaan besar-besaran lahan tambak di Sulawesi Selatanpada tahun 1990-an karena keberhasilan budidaya udang windu (Mustafa et al., 2010. Fenomena

Page 2: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 506

inipun terjadi hampir diseluruh wilayah pesisir Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Berau. Dengandemikian maka luas tambak yang ada di Kabupaten Berau perlu divalidasi kembali mengingat selaindata yang ada belum memberikan gambaran keakuratannya karena belum menjelaskan metodepengambilan data serta kemungkinan adanya empat faktor perubahan tersebut di atas.

Perhitungan luas tambak aktual dapat dilakukan dengan dua metode umum yaitu sensus danteresterial. Metode sensus memiliki kelebihan terutama hemat dalam waktu dan biaya tetapikelemahan yang mungkin terjadi adalah munculnya bias data yang sangat besar. Metode teresterialmemiliki kelebihan, data yang dihasilkan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, sedangkankelemahannya memerlukan waktu survei yang lama dengan kebutuhan dana yang sangat besar.Oleh karena itu, metode ini hanya efektif pada daerah yang sempit (Paena et al, 2007).Metode teresterial umumnya dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), sementara itu lahantambak yang ada di Kabupaten Berau belum sepenuhnya telah diukur oleh BPN sementara itupembukaan lahan tambak di Kabupaten Berau semakin intensif.

Perkembangan dan kemajuan teknologi telah memberikan dampak pada munculnya metode baruuntuk menghitung luasan tambak, metode tersebut adalah pemanfaatan teknik penginderaan jauhdan sistem informasi geografis (SIG). Pemanfaatan teknik penginderaan jauh dan SIG dalam menentuanluas tambak dianggap lebih efektif karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, hemat biaya, danmengurangi pekerjaan teresterial. Selain itu data yang dihasilkan dari teknik ini dapat disajikansecara spasial dalam bentuk peta sehingga dapat dilakukan evaluasi dan pemantauan pola distribusitambak dan kemungkinan perubahannya. Dengan demikian data hasil kajian ini dapat dimanfaatkanuntuk memvalidasi data luas tambak (Paena et al., 2007). Selanjutnya dikatakan bahwa, data yangakurat dan aktual mengenai luas tambak serta pola perkembangan spasialnya akan memberikandampak positif pada semua stakeholder budidaya tambak. Hal ini penting terutama dalam perencanaanjumlah dan kualitas teknologi yang diterapkan serta sarana produksi lainnya, pemilihan manajemendan kemungkinan skala pengelolaan, ketepatan perencanaan anggaran dan rekayasa keuntungan,perencanaan penggunaan dan alih fungsi lahan serta rencana pembangunan makro.

Pemanfaatan teknik pengeinderaan jauh dan SIG semakin populer digunakan terutama untukevaluasi lahan secara spasial. Beberapa penelitian yang memanfaatkan SIG telah dilakukan di beberapadaerah antara lain di Kabupaten Pinrang (Paena et al., 2007), Kepulauan Togean (Utojo et al., 2007),Kabupaten Luwu (Paena et al., 2008), Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka (Panjtara et al.,2008), perairan Kecamatan Moro Kabupaten Riau (Radiarta et al., 2008), Sulawesi Utara (Sudrajat etal., 2008), Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan SIG dapat memberikan solusidalam pengembangan wilayah (keruangan).

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data luas tambak terbarukan di Kabupaten BerauProvinsi Kalimantan Timur.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Bahan yang digunakandalam penelitiaN adalah Citra ALOS akuisisi tahun 2008 dan peta administrasi Kabupaten Berau. Alatyang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lapangan, GPS (Garmin 12 XL) dan perahu (spitboat). Sedangkan software yang digunakan untuk melakukan analisis spasial adalah Er Mapper 7.3dan Arc View 3.3. Data yang dibuthkan dalam penelitian ini terbagi atas (1) data primer yang meliputiposisi (grid) beserta atributnya serta hasil wawancara tidak terbimbing yang dilakukan selama surveiberlangsung, dan (2) data sekunder, meliputi berbagai informasi pendukung dari instansi terkait danliteratur yang ada hubungannya dengan lokasi dan topik penelitian.

Prosedur penelitian dibedakan atas tiga tahapan yaitu; tahap pertama adalah pembuatan petakerja; peta kerja dibuat dengan memanfaatkan software Er Mapper 7.3 dan Arc View 3.3 dan petaadministrasi hasil digitasi, dimana citra ALOS terlebih dahulu dianalisis untuk menentukan kompositwarna yang ideal sehingga kenampakan obyek tambak atau yang diduga tambak dapat dikenalidengan mudah terutama secara visual mengingat citra yang digunakan memiliki resolusi 10 meter.Dengan resolusi demikian maka petakan tambak yang umumnya lebih besar dari resolusi tersebutdengan jelas dapat dikenali pada layar komputer. Langkah selanjutnya adalah citra komposit tersebut

Page 3: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

507 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten Berau (Mudian Paena)

digabung dalam layer yang sama dengan peta administrasi dengan menggunakan Arc View sehinggaterbentuk projek. Selanjutnya dilakukan layout dengan menambahkan toponomi secukupnya hinggamenghasilkan peta kerja. Tahap kedua adalah survei lapangan; survei dilakukan dengan mengunjungisentra-sentra budidaya yang ada, terutama yang tersebar di pulau-pulau kecil yang terletak diKecamatan Pulau Derawan dan Sambaliung. Data posisi dan atributnya merupakan data utama yangdicatat selama survei, selain wawancara. Selanjutnya adalah tahap ketiga; dimana data posisi dilapangan ditampilkan dalam satu layar dengan citra. Tampilan tersebut akan membantu dalammenganalisis lokasi tambak yang sesungguhnya sebelum proses digitasi dilakukan. Proses digitasidilakukan disetiap lokasi tambak dengan identitas yang berbeda pada setiap lokasi, tujuannya adalahuntuk memudahkan perhitungan luas baik berdasarkan pulau maupun kecamatan. Poligon hasildigitasi selanjunya dilayout untuk menghasilkan peta sebaran tambak di Kecamatan Pulau Derawandan Sambaliung Kebupaten Berau tahun 2010.

HASIL DAN BAHASAN

Luas tambak di Kabupaten Berau pada tahun 2010 tepatnya di Kecamatan Kepulauan Derawandan Sembaliung mencapai 7.114,1 ha (Tabel 1 dan Gambar 1). Dari jumlah tersebut, hanya 535,702ha (7,53%) yang berada di daratan utama sedangkan 92,46% (6.578,398 ha) terdapat di pulau-pulau.Dari 10 pulau yang ada maka pulau Lungsurannaga merupakan pulau yang memiliki luas tambakterbesar mencapai 2.551,296 ha atau sekitar 35,86% dari total luas tambak yang ada, dan sebarantambak yang paling sedikit terdapat di Pulau Nakal sekitar 161,553 ha atau sekitar 2,27% dari totalluas tambak yang ada.

Bersadarkan análisis spasial yang dilakukan dapat diketahui luas masing-masing pulau yang adadi Kabupaten Berau berikut persentasi luas yang dimanfaatkan untuk lahan tambak. Total luas pulaumencapai 33.452,828 ha, pulau Lunsurannaga merupakan pulau terluas dengan luas mencapai7.509,010 ha atau sekitar 22,44% dari total luas pulau yang ada, sedangkan pulau terkecil adalahPulau Tidung dengan luas 327,872 ha atau hanya 0,98%. Pulau Nakal merupakan pulau yang memilikiperbandingan terbesar antara luas pulau dengan luas tambak dimana dari total luas pulau telahtermanfaatkan sebagai tambak sebesar 41,997%, sedangkan pulau Telasua merupakan pulau yangmemiliki persentasi terendah yaitu 3,147% yang telah dimanfaatkan untuk tambak. Data tersebutjuga memberikan gambaran bahwa dari total luas pulau telah dimanfaatkan sebagai tambak sebesar19,773%.

Tabel 1. Sebaran dan luas tambak yang ada di Kecamatan Pulau Derawan dan SambaliungKabupaten Berau tahun 2010

Kasai-Teluk Semanting 139,00Pulau Badak-Badak 177,38 1.150,39 0,15 15,42Pulau Tidung 57,34 327,87 0,17 17,49Pulau Tempurung 279,46 1.344,14 0,21 20,79Pulau Kolowan 856,36 6.242,07 0,14 13,72Pulau Guntung/Derawan 1.115,33 3.895,02 0,29 28,63Pulau Telasau 33,27 1.057,13 0,03 3,15Pulau Soadangbesar 1.001,35 6.239,86 0,16 16,05Pulau Nakal 161,55 384,68 0,42 42,00Pulau Pagat 345,06 5.302,66 0,07 6,51Pulau Lungsurannaga 2.551,30 7.509,01 0,34 33,98Daerah I yang disurvei 396,70Total luas 7.114,10 33.452,83 1,98 19,80

Nama daerahLuas tambak

(ha)Luas pulau

(ha)Luas tambak

per luas pulaupersen

tambak/luas

Page 4: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 508

Data luas yang diperoleh dari dinas terkait menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengandata yang diperoleh dari hasil penelitian (Tabel 2). Jika membandingkan data luas tahun 2009 makaterdapat perbedaan luas tambak mencapai 3.403,4 ha. Data luas pada 10 tahun terakhir, tidakmenyajikan data luas tahun 2004 sedangkan data tahun 2003 dan tahun 2005 hanya menyajikandata potensi.

Seluruh tambak yang ada di Kabupaten Berau memiliki profil sebagai tambak tradisionalsebagaimana yang dijumpai pada umumnya tambak-tambak tradisional di Indonesia, dimana setiappetakan dapat mencapai luas di atas 25 ha, walaupun telah ada yang dipetakan secara teratur namun

Gambar 1. Peta sebaran tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sembaliung KabupatenBerau pada tahun 2010

Tabel 2. Data perkembangan luas tambak, produksi dan nilai produksiKabupaten Berau

2000 511,4 27,5 579.510.0002001 1.100,7 52,2 1.418.800.0002002 1.147,5 68,2 1.956.100.0002003 20.850,0 92,0 - 2004 -  -  - 2005 20.850,0 162,7 3.473.650.0002006 3.542,9 218,0 4.785.950.0002007 3.564,9 309,3 6.580.500.0002008 3.624,9 349,0 6.867.000.0002009 3.710,7 309,2 7.448.100.000

TahunLuas lahan

(ha)Produksi

(ton)Nilai produksi

(Rp x1.000)

Page 5: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

509 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten Berau (Mudian Paena)

pesrsentasenya hanya mencapai 5-10% dari total luas tambak, 95-100% belum teratur dan belumbersih. Tambak yang ada umumnya belum bersih dari bekas akar dan pohon mangrove, disisi lainpembukaan lahan terus dilakukan. Secara teknik umumnya tambak yang ada di Kabupaten Beraubelum menerapkan rekayasa tambak yang benar. Menurut Mustafa (2008), salah satu faktor pentingyang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya tambak adalah rekayasa tambak yangmencakup desain, tata letak dan konstruksi tambak. Selanjutnya dijelaskan bahwa secara umumdesain tambak merupakan perencanaan bentuk tambak yang meliputi ukuran panjang dan lebarpetakan, kedalaman, ukuran pematang, ukuran berm, dan ukuran saluran keliling serta ukuran danletak pintu air. Tata letak suatu unit tambak harus memenuhi tujuan untuk menjamin kelancaranmobilitas operasional sehari-hari, menjamin kelancaran dan keamanan pasokan air sertapembuangannya, dan menekan biaya konstruksi tanpa mengurangi fungsi teknis dari unit tambakyang dibangun.

Bersadarkan luas, profil dan rekayasa tambak maka perlu ditetapkan model pengembangan danpengelolaan tambak yang ada di Kabupten Berau, selain belum tertata dengan baik sesuai denganpengelolaan tambak yang baik dan benar juga karena laju pembukaan lahan untuk tambak sangattinggi yang kemungkinannya dapat menurunkan kualitas lingkungan dimasa mendatang.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan:1. Luas tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sembaliung Kabupaten Berau mencapai 7.114,1

ha dan luas total pulau-pualunya adalah 33.452,828 ha.2. Profil tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sambaliung Kabupaten Berau, seluruhnya masih

tradisional dan hanya 5 – 10 % yang petakannya teratur, dan sekitar 95-100% tambaknya masihterdapat bekas akar dan pohon mangrove.

3. Desain, tata letak dan konstruksi tambak yang baik dan benar belum seluruhnya dapatdiaplikasikan oleh pembudidaya.

Perlu dibuat model pengelolaan dan pengembangan budidaya tambak di Kabupaten Berau,mengingat intensitas pembukaan lahan baru sangat intensif dilakukan, selain itu belum diterapkannyarekayasa teknik tambak ang baik dan benar.

DAFTAR ACUAN

Anonim, 2009. Laporan tahunan. Dinas Perikanan dan Kelautan. Pemerintah Kabupaten Berau ProvinsiKalimantan Timur. 64 hal.

Anonim, 2009. Laporan statistik perikanan Kabupaten Berau. 66 hal.Mustafa, A dan Tarunamulia, 2009. Penentuan luas, potensi dan kesesuaian lahan tambak di Sulawesi

Selatan melalui pemanfaatan data satelit penginderaan jauh. Media Akuakultur 3 (2): 93-103.Mustafa, A. 2008. Disain, tata letak, dan konstruksi tambak. Media Akuakultur 3 (2): 166-174.Mustafa, A., Sapo, I., Paena, M., 2010. Studi penggunaan produk kimia dan biologi pada budidaya

udang váname (Litopenaeus vannamei) di tambak Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. JurnalRiset Akuakultur 5 (1): 115-133.

Paena, M., Mustafa, A., Hasnawi dan Rachmansyah, 2007. Validasi lahan tambak di Kabupaten PinrangProvinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasigeografis. Jurnal Riset Akuakultur 2 (3): 329-343.

Paena, M., Mustafa, A., Hasnawi dan Rachmansyah, 2008. Validasi luas periodik dan penentuan luaspotensi tambak di Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan teknologipenginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Jurnal Riset Akuakultur 3 (1): 137-146.

Paena, M., 2008. Pemanfaatan teknik penginderaan jauh dan sisitem informasi geografis untukmemantau perubahan profil pantai akibat sedimentasi di muara Sungai Saddang Kabupaten Pinrang,Sulawesi Selatan. Media Akuakultur 3 (2): 175-180.

Panjtara, B., Utojo, Aliman dan Mangampa, M., 2008. Kesesuaian lahan budidaya tambak di Kecamatanwatubangga Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Jurnal Riset Akuakultur 3 (1): 123-135.

Page 6: 505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten ...bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-018.pdf · Untuk mendapatkan data jumlah sarana dan prasarana yang

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 510

Radiarta, I.N., Prihadi, T.H, Saputra, A., Haryadi, J. dan Johan,O., 2008. Penentuan lokasi budidayarumput laut (Eucheuma spp) berdasarkan parameter lingkungan di perairan Kecamatan MoroProvinsi Kepulauan Riau. Jurnal Riset Akuakultur 3 (1): 123-135.

Sudrajat, A., Saputra, A., Prihadi, T.H dan Hidayat, A., 2008. Kajian potensi kawasan budidaya laut diProvinsi Sulawesi Utara dengan pendekatan sistem informasi geografis. Teknologi PerikananBudidaya. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Hal 401-414.

Utojo, Mansyur, A., Mustafa, A., Hasnawi dan Tangko, AM., 2007. Pemilihan lokasi budidaya ikan,rumput laut dan tiram mutiara yang ramah lingkungan di Kepulauan Togean Sulawesi Tengah.Jurnal Riset Akuakultur 2 (3): 303-318.