distribusi karakteristik kimia tanah tambak di...

16
997 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Kamariah, Ruzkiah Asaf, dan Mat Fahrur Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Kabupaten Pohuwato merupakan daerah pesisir Provinsi Gorontalo yang sektor perikanannya cukup menjanjikan untuk diusahakan dan dikembangkan dengan potensi pertambakan yang cukup luas yaitu 9.000 ha dan lahan tambak 3.284 ha dengan produksi 1.534,60 ton (DKP Kabupaten Pohuwato, 2010). Kualitas tanah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tambak, sehingga Identifikasi distribusi karakteristik tanah memiliki peran penting dalam banyak sistem bio-lingkungan termasuk lingkungan tambak. Penentuan titik pengukuran dan pengambilan contoh tanah secara acak sederhana pada 68 titik dan masing-masing pada dua kedalaman tanah yang berbeda yaitu 0-20 cm dan 50- 70 cm. Sebanyak 17 karakteristik kimia tanah diukur di lapangan dan dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tekstur tanah tambak di Kabupaten Pohuwato adalah kategori lempung berpasir dengan rata-rata merupakan tanah tambak sulfat masam dengan karakteristik kimia tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif heterogen. Karakteristik kimia tanah secara distribusi vertikal dari dua kedalaman yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nilai dari karakteristik kimia tanah yang diukur, disebabkan oleh adanya perlakukan yang menyebabkan nilai kedalaman 0-20 cm lebih tinggi daripada 0-50 cm. Pola distribusi spasial yang menunjukkan kemasaman tanah memiliki distribusi spasial yang relatif sama, demikian juga halnya dengan karakteristik tanah yang menunjukkan kandungan unsur hara tanah. Salah satu daerah yang memiliki karakteristik kimia tanah yang rata-rata bernilai tinggi adalah di Kecamatan Randangan. Pengelolaan tanah tambak di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik kimia tanah tambak, sehingga produktivitas tambak yang diharapkan dapat tercapai KATA KUNCI: distribusi karakteristik, tanah, tambak, Kabupaten Pohuwato PENDAHULUAN Kabupaten Pohuwato merupakan daerah pesisir Provinsi Gorontalo yang sektor perikanannya cukup menjanjikan untuk diusahakan dan dikembangkan. Daerah ini memiliki potensi pertambakan yang cukup luas yaitu 9.000 ha dan lahan tambak 3.284 ha dengan produksi 1.534,60 ton (DKP Kabupaten Pohuwato, 2010). Budidaya tambak merupakan usaha perikanan dengan memanfaatkan kawasan pesisir yang mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja, dan perolehan devisa Negara. Budidaya tambak di Kabupaten Pohuwato terdapat pada beberapa kecamatan di antaranya: Kecamatan Paguat, Duhiadaa, Wonggarasi, Randangan, Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat. Berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan RI No. KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Pohuwato telah ditetapkan sebagai lokasi pengembangan Kawasan Minapolitan di Indonesia dengan Komoditas andalan untuk budidaya tambak adalah udang. Secara geografis, Kabupaten Pohuwato terletak antara 0,27 dan 1,01o Lintang Utara dan 121,23 dan 122,44o Bujur Timur dengan batas-batas wilayah administratif, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah), sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong (Provinsi Sulawesi Tengah) dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boalemo (Provinsi Gorontalo), dengan luas wilayah 4.244,31 km2 (DKP Kabupaten Pohuwato, 2010). Kualitas tanah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tambak. Kualitas tanah adalah faktor produksi utama dalam budidaya tambak sebab dapat mempengaruhi

Upload: phunglien

Post on 10-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

997 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI KABUPATEN POHUWATOPROVINSI GORONTALO

Kamariah, Ruzkiah Asaf, dan Mat FahrurBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Pohuwato merupakan daerah pesisir Provinsi Gorontalo yang sektor perikanannya cukupmenjanjikan untuk diusahakan dan dikembangkan dengan potensi pertambakan yang cukup luas yaitu9.000 ha dan lahan tambak 3.284 ha dengan produksi 1.534,60 ton (DKP Kabupaten Pohuwato, 2010).Kualitas tanah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tambak, sehinggaIdentifikasi distribusi karakteristik tanah memiliki peran penting dalam banyak sistem bio-lingkungantermasuk lingkungan tambak. Penentuan titik pengukuran dan pengambilan contoh tanah secara acaksederhana pada 68 titik dan masing-masing pada dua kedalaman tanah yang berbeda yaitu 0-20 cm dan 50-70 cm. Sebanyak 17 karakteristik kimia tanah diukur di lapangan dan dianalisis di laboratorium. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa secara umum tekstur tanah tambak di Kabupaten Pohuwato adalah kategorilempung berpasir dengan rata-rata merupakan tanah tambak sulfat masam dengan karakteristik kimiatanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif heterogen. Karakteristik kimia tanah secaradistribusi vertikal dari dua kedalaman yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nilai dari karakteristikkimia tanah yang diukur, disebabkan oleh adanya perlakukan yang menyebabkan nilai kedalaman 0-20 cmlebih tinggi daripada 0-50 cm. Pola distribusi spasial yang menunjukkan kemasaman tanah memiliki distribusispasial yang relatif sama, demikian juga halnya dengan karakteristik tanah yang menunjukkan kandunganunsur hara tanah. Salah satu daerah yang memiliki karakteristik kimia tanah yang rata-rata bernilai tinggiadalah di Kecamatan Randangan. Pengelolaan tanah tambak di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalosebaiknya disesuaikan dengan karakteristik kimia tanah tambak, sehingga produktivitas tambak yangdiharapkan dapat tercapai

KATA KUNCI: distribusi karakteristik, tanah, tambak, Kabupaten Pohuwato

PENDAHULUAN

Kabupaten Pohuwato merupakan daerah pesisir Provinsi Gorontalo yang sektor perikanannyacukup menjanjikan untuk diusahakan dan dikembangkan. Daerah ini memiliki potensi pertambakanyang cukup luas yaitu 9.000 ha dan lahan tambak 3.284 ha dengan produksi 1.534,60 ton (DKPKabupaten Pohuwato, 2010). Budidaya tambak merupakan usaha perikanan dengan memanfaatkankawasan pesisir yang mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat, penyedialapangan kerja, dan perolehan devisa Negara. Budidaya tambak di Kabupaten Pohuwato terdapatpada beberapa kecamatan di antaranya: Kecamatan Paguat, Duhiadaa, Wonggarasi, Randangan,Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat. Berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan RI No.KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Pohuwato telah ditetapkansebagai lokasi pengembangan Kawasan Minapolitan di Indonesia dengan Komoditas andalan untukbudidaya tambak adalah udang.

Secara geografis, Kabupaten Pohuwato terletak antara 0,27 dan 1,01o Lintang Utara dan 121,23dan 122,44o Bujur Timur dengan batas-batas wilayah administratif, sebelah utara berbatasan denganKabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah), sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelahbarat berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong (Provinsi Sulawesi Tengah) dan sebelah timurberbatasan dengan Kabupaten Boalemo (Provinsi Gorontalo), dengan luas wilayah 4.244,31 km2(DKP Kabupaten Pohuwato, 2010).

Kualitas tanah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tambak.Kualitas tanah adalah faktor produksi utama dalam budidaya tambak sebab dapat mempengaruhi

Page 2: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

998Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

kualitas air, proses biologis dan rekayasa tambak (Boyd, 1995; Sammut, 1999). Kualitas tanah telahumum dipertimbangkan dalam evaluasi kesesuaian lahan untuk budidaya tambak (Muir dan Kapetsky,1988; Boyd, 1995; Treece, 2000; Salam et al., 2003; Karthik et al., 2005; Mustafa et al., 2007).Distribusi spasial Karakteristik tanah memiliki suatu peran penting dalam banyak sistem bio-lingkungan (Rossi et al., 1992; Zuo et al., 2008; Dong et al., 2009; Akbarzadeh dan Taghizadeh-Mehrjardi, 2010; Zare-Mehrjardi et al., 2010). Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuanuntuk mengetahui Distribusi karakteristik kimia tanah baik secara vertikal maupun spasial agarpengelolaan tanah dapat dilakukan sesuai dengan karakteristiknya.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di kawasan pesisir yaitu di Kecamatan Paguat,Duhiadaa, Wonggarasi, Randangan, Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat, KabupatenPohuwato, Provinsi Gorontalo.

Pengambilan dan Pengukuran Contoh Tanah

Sebanyak 68 titik pengamatan dan pengambilan contoh tanah yang terdiri dari dua kedalamanyaitu pada kedalaman 0-20 cm dan 50-70 cm diambil secara acak sederhana dan merupakan dataprimer. Contoh tanah diambil dengan menggunakan bor tanah, sisa tumbuhan segar, kerikil, cangkangdan kotoran lainnya dibuang dan bongkahan besar dikecilkan dengan tangan.

Peubah kualitas tanah yang diukur langsung di lapangan adalah pHF (pH tanah yang diukur dilapangan) dengan pH-meter (Watling et al., 2004), pHFOX (pH tanah yang diukur di lapangan setelahdioksidasi dengan hidrogen peroksida (H2O2) 30%) dengan pH-meter (Watling et al., 2004), danpotensial redoks dengan redox-meter (Essington, 2004). Adapun untuk peubah kualitas tanah lainnyayang selanjutnya akan dianalisis di Laboratorium Tanah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau(BRPBAP) di Maros, maka contoh tanah yang ada secepatnya dimasukkan dalam kantong plastik danselanjutnya dimasukkan dalam cool box yang diberi es (Watling et al., 2004). karena adanya contohtanah yang tergolong tanah sulfat masam, contoh tanah diovenkan pada suhu 80-85oC selama 48jam (Ahern et al., 2004), sedangkan contoh tanah lainnya dikeringudarakan untuk analisis bahanorganik metode Walkley dan Black sesuai petunjuk Sulaeman et al., (2005). Setelah kering, contohtanah dihaluskan dengan cara ditumbuk pada lumpang porselin dan diayak dengan ayakan ukuranlubang 2 mm dan selanjutnya dianalisis. Peubah kualitas tanah sulfat masam yang dianalisis meliputipHKCl (pH dari ekstrak KCl) (McElnea dan Ahern, 2004a), pHOX (McElnea dan Ahern, 2004b), SP (sulfurperoksida) (Melville, 1993; McElnea dan Ahern, 2004c), SKCl (sulfur yang diekstrak dengan KCl) (Melville,1993; McElnea dan Ahern, 2004d), SPOS (SP-SKCl) (Ahern dan McElnea, 2004), TPA (Titratable PeroxideAcidity atau sebelumnya dikenal dengan Total Potential Acidity) (McElnea dan Ahern, 2004b), TAA(Titratable Actual Acidity atau sebelumnya dikenal dengan Total Actual Acidity) (McElnea dan Ahern,2004a), TSA (Titratable Sulfidic Acidity atau sebelumnya dikenal dengan Total Sulfidic Acidity) (TPA-TAA)(McElnea dan Ahern, 2004b) dan pirit (Ahern et al., 1998a, 1998b), Fe dengan spektrofotometer(Menon, 1973).

Penyajian Data

Distribusi vertikal tanah disajikan dalam bentuk tabel untuk dua kedalaman yaitu kedalaman 0-20 cm dan 50-70 cm dan distribusi spasial tanah disajikan dalam bentuk peta spasial untuk beberapapeubah kualitas tanah.

HASIL DAN BAHASAN

Umumnya tanah tambak di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo didominasi tanah sulfatmasam yang beasosiasi dengan tanah gambut yang dicirikan oleh indikator yang dijumpai di lapanganbaik berupa indikator biologi yaitu adanya vegetasi paku laut, nipah, api-api dan mangrove sertaadanya gundukan tanah hasil galian kepiting lumpur maupun pengukuran pHF dan pHFOX yang diukurlangsung di lapangan, di mana pHF - pHFOX umumnya bernilai tinggi.

Page 3: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

999 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

Distribusi karakteristik kimia tanah tambak di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, secaravertikal dapat dilihat pada Tabel 1. dan secara spasial (horizontal) dapat dilihat pada Gambar 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.

Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alatevaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tekstur tanahmenunjukkan perbandingan relatif antara pasir (sand) berukuran 2 mm–50 mikron, debu (silt)berukuran 50–2 mikron dan liat (clay) berukuran <2 mikron. Tekstur merupakan sifat yang sangatpenting karna berpengaruh pada sifat–sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besardapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar (dominan pasir) dan tanah berteksturhalus (dominan liat). Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat sedangkantanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karnamemiliki permukaan yang lebih luas. Tanah–tanah berliat memiliki persentase porus yang lebihbanyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).

Pada umumnya tekstur tanah tambak di kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo di dominasioleh lempung berpasir yaitu sekitar 45% dan sebagian ada yang bertekstur lempung berdebu, pasirberlempung, lempung, lempung liat berpasir, lempung berliat, liat dan liat berpasir seperti terlihatpada Gambar 1. Tekstur tanah tersebut memiliki porus yang lebih besar sehingga bahan organik daripenebangan lahan mangrove yang berubah menjadi lahan tambak berpengaruh sampai pada lapisantanah yang lebih dalam.

Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah  air.  Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanahmaka semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah tersebut, sehingga kadar airdalam tanah menjadi rendah. Selain itu tanah ini juga mempunyai akumulasi liat pada horizonbawah permukaan tanah, sehingga mengurangi daya serap air dan meningkatkan aliran permukaanserta aerasi tanah

Distribusi Vertikal

Nilai koefisien variasi tanah tambak di Kabupaten Pohuwato bervariasi dari terendah pada pHF

(3,758%) dan tertinggi pada TAA (900%) untuk kedalaman tanah 0-20 cm (Tabel 1), sedangkan nilaikoefisien variasi terendah juga pada pHF (4,082%) dan tertinggi pada TAA (361%) untuk kedalaman50-70 cm (Tabel 1). Hasil yang sama telah dilaporkan untuk tanah tambak di Kabupaten Luwu,Provinsi Sulawesi Selatan (Mustafa et al., 2010) ; Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan(Rachmansyah & Mustafa, 2011), dan Goh et al. (1998) yang menyatakan bahwa koefisien variasikarakteristik tanah di Sabah (Malaysia) dapat melebihi 100% pada seri tanah yang sama. Berdasarkan

Gambar 1. Grafik persentase tekstur tanah tambak diKabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo

Page 4: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1000Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

klasifikasi yang ditetapkan oleh Essington (2004) maka tanah tambak di Kabupaten Pohuwato, ProvinsiGorontalo tergolong variabilitas tinggi atau relatif heterogen dengan kedalaman 0-0,2 m dan 0,5-0,7 m. Seperti dikatakan oleh Essington (2004) bahwa karakteristik tanah relatif tinggi variabilitasnyaterhadap lokasi pada bentang lahan dan kedalaman tanah. Variabilitas tinggi dari karakteristik tanahdalam seri tanah yang sama juga telah dilaporkan di Semenanjung Malaysia oleh Law & Tan (1977).

pHF adalah pH tanah yang diukur di lapangan dalam kondisi tanah jenuh dengan air, sedangkanpHFOX adalah pH tanah yang diukur di lapangan setelah dioksidasi sempurna dengan H2O2 (hidrogenperoksida) 30% (Ahern & Rayment, 1998). pHF bernilai rata-rata 6.92 pada kedalaman 0-20 cm dan6.86 pada kedalaman 50-70 cm. Sedangkan pHFox pada kedalaman 0-20 cm bernilai 3,84 dan padakedalaman 20-50 cm bernilai 2,95. pH pada kedalaman 0-20 cm lebih tinggi daripada kedalaman 50-70 cm diduga sebagai akibat proses pencucian secara alami dalam jangka waktu yang relatif lamayang membuang senyawa penyebab kemasaman pada permukaan tanah. Selain itu pengelolaantanah seperti pengapuran menyebabkan tingginya pHF tanah di permukaan (Mustafa & Sammut,2011). Tambak produktif mempunyai pH tanah antara netral sampai basa

Nilai rata-rata potensial redoks pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato, pada kedalaman 0-20 cm adalah -105 mV, pada kedalaman 50-70 cm adalah 95 mV, Potensial redoks menggambarkankondisi tanah yang teroksidasi atau tereduksi. Potensial redoks adalah hasil pengukuran kuantitatifuntuk menginformasikan suatu indeks diagnostik dari tingkat anaerobik atau anoksia tanah (Patrick& Delaune, 1977). Parameter redoks merupakan parameter yang mengindikasikan kualitas tanahtambak. Suatu senyawa dapat teroksidasi oleh oksigen atau pelepasan ion negatif bila terdapatoksigen yang tersedia. Pada keadaan anaerob, bakteri reduktor melakukan dekomposisi bahan organikdengan mereduksi senyawa lain seperti Mn, Fe dan Sulfat. Tingginya tingkat reduksi ini menunjukkanbesarnya tingkat reaksi anaerob di dalam tanah. Semakin tinggi nilai redoks akan semakin baik. Nilaiyang optimal untuk tanah tambak adalah > 250 mV (Direktorat Pembudidayaan, 2003). Nilai potensialredoks yang terendah menunjukkan bahwa sedimen berada dalam keadaan tereduksi dan bersifatanaerob, memiliki kemungkinan besar bersifat toksik. Potensial redoks terendah berkaitan dengan

Tabel 1. Kualitas Tanah Tambak pada Kedalaman 0-20 cm dan 50-70 cm di KecamatanPohuwato Kabupaten Gorontalo

Min Maks Rata-rata Koefisien variasi

Min Maks Rata-rata Koefisien variasi

pHF 5,47 7,55 6,92 3,758 6,39 7,14 6,86 4,082

pHFOX 1,34 7,22 3,84 59,635 1,01 7,49 2,95 74,576

pHF-pHFOX 0,33 4,13 3,08 73,052 -0,35 5,35 3,90 57,436

Potensial redox -171 249 -105 -137,143 -233 181 -95 -170,526

Bahan Organik (%) 0 10,42 8,05 99,379 0 25,12 8,60 99,419

N.Total (%) 0,02 0,33 0,26 96,154 0,04 0,73 0,18 94,444

C/N 0 18,33 19,37 93,443 0 19,959 27,79 63,332

P2O5 0 110,57 40,38 86,751 0 153,67 28,09 96,76

Fe 4,5 4876,5 2419,4 85,091 17 4774 2989,7 67,191

TPA (mol H+/ton) 0 856 432,7 111,139 0 1463 604,2 96,408

TAA (mol H+/ton) 0 24 0,1 900 0 0 4,4 361,364

TSA (mol H+/ton) 0 855,52 432,7 111,139 0 1463 604,1 96,408

SKCl (%) 0,1 0,68 0,39 71,795 0,13 1,16 0,53 83,019

SP (%) 0,21 3,16 1,67 80,838 0,15 4,56 2,15 68,372

SPOS (%) -0,03 2,67 1,29 87,597 0 3,59 1,61 70,807

Pyrite (%) 0 3,82 1,93 111,399 0 653 2,70 96,296

Kedalaman 0-20 cm Kedalaman 50-70 cmPeubah

Page 5: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1001 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

proses oksidasi yang terjadi. Proses reduksi ion Fe3+ menjadi Fe2+ sangat berpengaruh terhadaplaju penurunan potensial redoks atau Eh. Pada prinsipnya makin lama tambak tersebut digenangi,maka makin besar tingkat reduksinya dan makin besar pula kelarutan ion Fe3+ menjadi ion Fe2+.Secara fisik tanah sedimen yang tereduksi tampak hitam, karena terdapat senyawa besi Fe2+. Padakondisi tersebut akumulasi bahan organik yang berlebihan cenderung sulit terdekomposisi. Femerupakan unsur hara esensial yang dapat berada pada konsentrasi toksik pada tanah-tanah asam.Konsentrasi Fe3+ yang tinggi terjadi pada tanah dengan pH di bawah 3,5, sedangkan Fe2+ terdapatpada tanah tergenang (Tood, 1980).

Bahan organik pada kedua kedalaman hampir sama yaitu rata-rata 8,05% pada kedalaman 0-20cm dan 8,60% pada kedalaman 50-70 cm. Menurut Boyd et al. (1998), persentasi bahan organik yangideal untuk budidaya udang adalah 6-9%. Bahan organik tanah tambak dapat berpengaruh terhadapkestabilan tanah, konsumsi oksigen, sumber unsur hara dan kesesuaian habitat dari dasar tambak.Kandungan bahan organik dapat mempengaruhi kesuburan tambak, tetapi bila jumlahnya berlebihandapat membahayakan kehidupan dan populasi ikan dan udang yang dibudidayakan.

Nilai rata-rata kandungan nitrogen total pada tanah tambak pada kedalaman 0-20 adalah 0,26%dan 20-40 cm adalah 0,18% (Tabel 1.). Berdasarkan kriteria penilaian hasil analisis tanah (Eviati danSulaeman, 2009), nilai yang diperoleh tergolong sedang pada kedalaman 0-20 cm dan rendah padakedalaman 20-40 cm. Namun demikian nilai C/N rasio tergolong tinggi. Parameter kualitasterdekomposisi cepat adalah C/N <20% dan N>1,6%. Berdasarkan data dari Tabel 1. dapat dilihatbahwa nilai C/N rata-rata di bawah 20% dan nilai N lebih besar dari 1,6%, yang menunjukkan bahwadaerah tambak di Kabupaten Pohuwato kualitas bahan organiknya terdekomposisi dengan cepat.Hal tersebut dapat diduga karena adanya penutup/penggunaan lahan tertentu seperti kawasanmangrove yang dapat menjadi penyebab adanya kandungan bahan organik tanah seperti tersebutsebelumnya.

Fosfat tersedia dalam tanah sebagai P2O5 pada kedalaman 0-20 cm dan 50-70 cm) menunjukkannilai yang rendah. Ketersediaan fosfat lebih besar 60 mg/L dalam tanah tambak dapat digolongkansebagai slight atau tergolong baik dengan faktor pembatas yang sangat mudah diatasi. (Karthik et al.,2005). Kandungan fosfat tanah yang relatif rendah, sebagai akibat dari Fe dan Al tanah yang dapatmenyebabkan PO4 menjadi tidak tersedia. Pada tanah yang pHnya rendah, PO4 diikat secara kuatoleh Fe dan Al dalam bentuk FePO4 atau AlPO4 yang tidak larut (Kselik et al., 1992; Tu et al., 1993;Mustafa & Sammut, 2007; Moriarty, 2010).

Kondisi kemasaman pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato, Privinsi Gorontalo semakindiperkuat dengan tingginya konsentasi besi (Fe) pada kedua kedalaman. Kandungan besi ferro biasanyaterdapat berlebihan pada lahan sulfat masam yang tergenang dan kosentrasinya bisa mencapai ribuanmg/L dalam larutan tanah (Abdurachman dan Suriadikarta, 2000; Boyd, 1995). Haanhart dan Ni(1992), menunjukkan bahwa kelarutan Fe2+ di dalam tanah sulfat masam mengikuti pola kondisiredoks tanah dimana kelarutan Fe2+ meningkat pada saat nilai redoks tanah turun dan pada saatnilai redoks tanah naik (kondisi oksidasi) maka kondisi Fe2+ menjadi rendah.

Kandungan pirit yang tinggi di dapatkan pada daerah yang memiliki nilai pH yang rendah sebagaiakibat dari bekas lahan mangrove dan adanya pengaruh dari pasang surut sehingga meninggalkanendapan liat dari sungai begitu pula dari akar bakau. Sesuai Noor (2004) menyatakan bahwa endapanliat yang berasal dari serat sisa akar vegetasi bakau mengandung pirit yang tinggi. Juga sebagaiakibat kandungan bahan organik yang merupakan sumber karbon bagi bakteri dalam pembentukanpirit. Menurut Breeman (1993) dan White et al. (1997), bahwa konsentrasi pirit (FeS2) pada tanahmasam yang teroksidasi menghasilkan asam sulfat yang merupakan asam kuat dan mampumeningkatkan kemasaman secara mendadak dalam tambak dan berdampak pada menurunnya kualitaslingkungan. Dengan kondisi tersebut menandakan bahwa tambak memiliki tingkat produktivitasrendah dan agar dapat di manfaatkan dengan baik diperlukan usaha dengan meremediasi untukmengurangi kemasaman tambak tersebut.

Selain itu hasil pengukuran peubah yang juga menggambarkan kemasaman tanah yaitu TAA, TPAdan TSA diperoleh rata-rata nilai TSA adalah 432,7 mol H+/ton pada kedalaman 0-20 cm dan 604,1mol H+/ton pada kedalaman 50-70 cm (Tabel 1). Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa TSA di

Page 6: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1002Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

tambak Kabupaten Pohuwato, termasuk tinggi, adanya peningkatan TSA dari kedalaman 0-20 cmdengan kedalaman 50-70 cm menunjukkan adanya pencucian pada lapisan atas yang mengakibatkantanah pada lapisan bawah memiliki nilai TSA yang lebih tinggi.

Sebagai sumber kemasaman yang penting pada tanah sulfat masam, maka sulfur yang diukurdalam bentuk SPOS tanah telah digunakan oleh Ahern et al. (1998) untuk menentukan kebutuhankapur bagi tanah masam. Hasil analisis menunjukkan rata-rata SPOS pada kedalaman 0-20 cm adalah1,29% dan pada kedalaman 50-70 cm adalah 1,61% sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tambakdi Kabupaten Pohuwato memiliki nilai SPOS yang rendah.

Distribusi Spasial.

Distribusi spasial pHF, pHFOX dan pHFOX-pHF masing-masing di sajikan pada Gambar 2, 3 dan 4.

Dari Gambar 2. tersebut di atas terlihat bahwa di daerah randangan memiliki pHF lebih tinggidibandingkan daerah yang lain yaitu berkisar pada nilai 6.5 – 7.3. Tanah dengan pH 7, mengandungbanyak garam Natrium dan Fosfor, sehingga dapat mendukung pertumbuhan alga dasar (kelekap).Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tambak di daerah Pohuwato Gorontalo masih dapatdikatakan sebagai tambak produktif, karena memiliki nilai rata-rata pHF mendekati 7.

Distribusi spasial pHFox ditunjukkan pada peta Gambar 3., Nilai dari pHFox merupakan indikatoruntuk mengetahui kecepatan oksidasi yang terjadi pada tanah, hal ini erat kaitannya dengan prosesoksidasi dalam tanah, karena Pirit yang semula stabil dan tidak berbahaya pada kondisi anaerobatau tergenang, akan teroksidasi bila kondisi berubah menjadi aerob. Menurunnya permukaan airtanah akibat pembuatan saluran drainase primer-sekunder-tersier menyebabkan oksigen masuk kedalam pori tanah dan akan mengoksidasi pirit membentuk asam sulfat, ion hidrogen dan Fe3+. Apabilaoksidasi pirit berlangsung cepat maka akan terbentuk mineral jarosit berupa bercak-bercak karatanberwarna kuning jerami (Dent,1986; Langenhoff, 1986). Kecepatan oksidasi pirit oleh Fe3+ sangatdipengaruhi oleh pH, karena Fe3+ hanya larut pada nilai pH di bawah 4 dan Thiobacillus ferrooxidansyang dapat mengoksidasi ion besi tidak tumbuh pada pH yang tinggi.

Besi oksida dan pirit di dalam tanah mungkin secara fisik berada pada tempat yang berdekatan,namun ada tidaknya reaksi di antara mereka sangat dipengaruhi oleh kelarutan Fe3+. Kecepatanoksidasi pirit cenderung bertambah dengan menurunnya pH tanah. Dari hal tersebut dapat diketahuibahwa daerah-daerah yang memiliki konsentarsi pHFOX rendah akan dapat mengakibatkan terjadinyaproses oksidasi dengan kecepatan oksidasi berdasarkan nilai pH di bawah 4. Dari data yang diperolehdapat dikatakan bahwa daerah Pohuwato merupakan daerah yang memiliki nilai rata-rata di bawah4, kecuali pada daerah randangan memiliki nilai pHFOX tinggi. Hal ini disebabkan oleh lahan tambak

Gambar 2. Peta distribusi spasial pHF pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Page 7: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1003 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

merupakan lahan hutan mangrove yang baru dibuka, sehingga memiliki keadaan tanah yang asam.Menurut Kordi et.al. (2010), Lahan hutan mangrove yang baru dibuka untuk tambak umumnya memilikikeadaan tanah asam. tanah-tanah yang asam di daerah payau muncul karena beberapa hal. biasanyapada tanah-tanah pantai yang baru terbentuk seringkali ion-ion pirit terakumulasi. Selama tanahyang mengandung pyrit ini muncul, tanah demikian sangat peka terhadap perubahan yang kecilsekalipun. Bila lahan tambak diairi, pyrit akan teroksidasi dan menghasilkan asam sulfurik atau asamsulfat yang menyebabkan keasaman tanah menjadi sangat rendah. Keasaman tanah yang rendahdapat berasal dari keasaman air tambak yang sangat rendah karena pencucian dasar tambak atauoleh aliran air hujan dari pematang. Tanah-tanah asam dapat pula menyebabkan rendahnyaproduktivitas tambak. asam sulfurik yang terbentuk karena teroksidasinya pirit akan mempengaruhimineral-mineral tanah. Tanah asam sulfat tidak baik untuk lokasi tambak. Namun, untukmenjadikannya produktif dan dapat digunakan, kita perlu melakukan pengapuran. Denganpengapuran, sifat keasaman tanah akan rusak sehingga pH tanah naik menjadi netral atau basa

Nilai pHF-pHFOX sering digunakan sebagai salah satu peubah kualitas tanah untuk mengetahuipotensi kemasaman dari tanah . Nilai pHF-pHFOX berkisar rata-rata 3,08 dan 3,90, dengan nilai minimum

Gambar 3. Peta distribusi spasial pHFOX pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Gambar 4. Peta distribusi spasial pHF-pHFOX pada tanah tambak di KabupatenPohuwato, Provinsi Gorontalo

Page 8: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1004Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

pHF-pHFOX pada kedalaman 0-20 cm adalah 0,33, maksimum 4,13, pada kedalaman 50-70 cm, memilikinilai pHF-pHFOX minimum adalah -0,35 dan maksimum 5.35. Hal ini memperjelas bahwa tanah tambakdi Kabupaten Pohuwato tergolong tanah sulfat masam.

Secara umum tanah tambak di Kabupaten Pohuwato tergolong dalam kondisi tereduksi sehinggapotensial redoks bernilai negatif (Gambar 5). Hal ini sebagai akibat pengambilan contoh tanahdilakukan pada tambak yang sementara dalam proses budidaya, baik budidaya udang maupun ikanbandeng secara monokultur maupun polikultur antara ikan bandeng dan rumput laut, sehinggatambak dalam keadaan tergenang air.

Pola distribusi spasial kandungan bahan organik (Gambar 6.) juga memiliki pola yang sama denganpHF-pHFOX. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kemasaman tanah di tambak Kabupaten Pohuwato,selain berasal dari pirit juga berasal dari bahan organik. Diduga kandungan bahan organik yangtinggi ini berasal dari lahan mangrove yang dijadikan tambak. Daun yang gugur adalah penyumbangterbesar bahan organik di sedimen hutan mangrove (Koch, 2005). Penguraian bahan organik dapat

Gambar 5. Peta distribusi potensial redoks pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Gambar 6. Peta distribusi spasial bahan organik pada tanah tambak di KabupatenPohuwato, Provinsi Gorontalo

Page 9: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1005 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

menghasilkan asam-asam humat yang menyebabkan pH tanah menjadi lebih rendah. Kualitas bahanorganik dibedakan berdasarkan kemampuan terdekomposisi yaitu, terdekomposisi cepat, penyediaanunsur hara kurang, sehingga kontribusi ke bahan organik juga kurang. Sedangkan yang terdekomposisilambat, ketersediaan unsur hara lebih lama dan kontribusi ke bahan organik lebih besar.

Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial. Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalamtanah berasal dari pupuk, air hujan, bahan organik tanah, pengikatan oleh mikroorganisme dari Nudara. Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnyasetelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah. Nitrogen terdapat di dalamtanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O danunsur N. Dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahanmineral mengalami imobilisasi. Nitrogen tanah secara umum dapat dibagi dalam dua bentuk yaituorganik dan anorganik. Bentuk organik merupakan bagian terbesar, bentuk anorganik dapat berbentukNH4, NO2-, NO3-, N2O dan NO. Sedangkan gas N2 hanya dapat dimanfaatkan oleh bakteri Rhizobium(Hakim et al, 1986). Nitrogen berada dalam bentuk NH4+ dan NO3-, ion-ion ini dalam tanah berasaldari pupuk yang ditambahkan serta dekomposisi bahan organik. Sehingga dekomposisi bahan organikmerupakan sumber utama nitrogen dalam tanah dan dapat juga berasal dari air atau air irigasi(Hakim et al, 1986). ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh sifat dan ciri-ciri tanah serta ciri-ciridari unsur hara itu sendiri. Faktor tanah yang mempengaruhi ketersediaan nitrogen dalam tanahadalah bahan organik, kemasaman tanah dan tipe liat. Hasil penguraian bahan organik menjadisumber nutrien bagi mikroorganisme dalam tanah dapat langsung dimanfaatkan oleh plankton.Karbon Merupakan sumber energi bagi mikroorganisme, sedangkan nitrogen dalam bahan organiklebih banyak sebagai nitrogen organik, selain dalam bentuk nitrat dan amonium. Nitrogen dalambentuk nitrat dimanfaatkan fitoplankton sebagai sumber nutrien. Diketahui bahwa bahan organikpada tambak di kabupaten pohuwato adalah bernilai tinggi hal tersebut juga menunjukkan bahwanitrogen pada tambak di kabupaten pohuwato (Gambar 7.) tersedia dengan baik karena telah dijelaskansebelumnya, bahwa bahan organik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaannitrogen dalam tanah.

Distribusi spasial P tersedia dalam bentuk P2O5 di Kabupaten Pohuwato (Gambar 8.) terlihat bahwasebagian tambak di Kecamatan Popayato, Kecamatan Randangan dan Kecamatan Duhiadaa tergolongtinggi sebagai akibat pemberian pupuk yang cukup banyak yang melebihi dosis yang dianjurkan.Sumber fosfat yang dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisa-sisa tanamandan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi fosfor anorganik dilakukan oleh

Gambar 7. Peta distribusi spasial N total pada tanah tambak di KabupatenPohuwato, Provinsi Gorontalo

Page 10: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1006Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006).Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk anorganiknya adalah senyawa Ca,Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang salah satunya berasal mikroorganisme dantersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebihsedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO2 di dalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetapsukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalamtanah dapat diartikan sebagai P-tanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asamsitrat. P-organik dengan proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik. Pengaruh CO2 terhadapfosfor tanah adalah sebagai berikut :

Ca3(PO4)2 + 4 H2O + 4 CO2 Ca(H2PO4)2 + 2 Ca(HCO3)2

P- tidak larut P larut dalam air

Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukanbahan organik. Walaupun sumber fosfor didalam tanah mineral cukup banyak, tetapi masih tetapbisa terjadi kekurangan fosfor. Pasalnya, sebagian besar fosfor terikat secara kimia oleh unsur lainsehingga menjadi senyawa yang sangat sukar larut dalam air. Ketersediaan fosfor didalam tanahditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah,fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi dan fosfat almuniumsehingga tidak dapat digunakan. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium.Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan. KisaranpH tanah yg optimum bagi ketersediaan P-tanah adalah 5.5–7.0. Pada tanah dengan pH rendah,retensi terjadi karena adanya reaksi fosfat dengan Fe, Al dan oksida hidratnya. Pada tanah dengan pHtinggi, retensi fosfat terjadi karena reaksi fosfat dengan Ca dan Mg dan karbonatnya. Tingkatkejenuhan fosfat dalam tanah atau jumlah fosfat yg telah difiksasi oleh tanah sangat menentukanbesarnya fiksasi fosfat dari pupuk P. Rasio R2O3 : P2O5 merupakan ukuran jumlah fosfat yg ada dalamtanah terhadap jumlah oksida Fe dan Al. Nilai rasio yang besar, berarti tanah miskin fosfat atau nilaikejenuhan fosfat rendah; sehingga fiksasi fosfat dari pupuk P sangat besar. Oleh karenanya tanah-tanah yag dipupuk fosfat dosis tinggi selama bertahun-tahun kemungkinan akan mereduksi dosispupuk P saat ini, menggunakan lebih banyak fosfat yg ada dalam tanah dan kombinasi keduanya.

Besi merupakan salah satu unsur yang banyak dijumpai pada lingkungan tanah, tetapi konsentrasibesi terlarut umumnya sangat rendah pada lingkungan tanah aerob. Kandungan besi berkisar mulaikurang dari 0,05 % dalm tanah bertekstur kasar sampai lebih 10% pada tanah-tanah melapuk lanjutseperti oxisol yang banyak di jumpai di daerah tropika. Siklus besi dicirikan oleh adanya oksidasi

Gambar 8. Peta distribusi spasial P2O5 pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Page 11: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1007 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

dan reduksi senyawa besi dalam tanah. Namun, mineralisasi besi dari besi terikat organik danpelarutan besi dari senyawa anorganik oleh mikroorganisme juga merupakan proses penting. OksidasiFe2+ secara kimiawi berjalan sangat cepat pada kondisi aerob pada pH> 3 dan ini merupakan rantaioksidasi besi yang utama pada kebanyakan lingkungan tanah. Pada kondisi asam besi fero (Fe2+)dapat dioksidasi menjadi besi feri (Fe3+) oleh bakteri khemoautotrof seperti Thiobacillus ferrooxidans.Reaksi yang dilakukan oleh bakteri ini adalah :

12FeSO4 + 3O2 + 6H2O 4Fe2(SO4)3 + 4Fe(OH)3.

Pada tanah-tanah yang beraerasi baik, Fe3+ merupakan bentuk besi yang dominan. AktifitasFe3+ dalam larutan tanah pada kondisi aerob adalah rendah. Pada pH 7 aktivitas Fe3+ dalam larutantanah menjadi sekitar 10-17 M (Lindsay, 1979). Aktivitas terus menurun dengan kenaikan pH.Sebagaimana kita ketahui bahwa ada tidaknya reaksi besi oksida dan pirit di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kelarutan Fe3+, dari hal tersebut maka dapat dikatakan, jika daerah tambak diKabupaten Pohuwato (Gambar 9.) yang memiliki nilai pH rendah akan mengakibatkan aktivitas Fe3+dalam tanah akan meningkat. Kadar Fe biasanya tinggi pada tanah sulfat masam (Attanandana &vacharotayan, 1984 )

Pirit (FeS2) merupakan ciri utama dari tanah sulfat masam. Faktor-faktor yang mempengaruhipembentukan pirit adalah jumlah bahan organik, suhu sedimen, pasokan SO4 dan bikarbonat sertasuasana anaerob dan kandungan Fe (Dent, 1986). Tanah sulfat masam mempunyai pH rendah,kandungan yang bersifat toksis H+, Al, Fe (III), dan Mn tinggi. Keadaan ini diikuti dengan P tersediadan kejenuhan basa yang rendah serta kekahatan hara-hara lainnya (Andriesse & Sukardi 1990).Reaksi oksidasi pirit menurut Boyd (1982) adalah sebagai berikut:1) FeS2 + H2O + 3,5 O2 FeSO4 + H2SO4

2) 2 FeSO4 + ½ O2 + H2SO4 Fe2(SO4)3 + H2O3) FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O 15 FeSO4 + 8 H2SO4

Produksi ferri sulfat dari ferro sulfat sangat besar karena proses pembentukannya dipercepat olehaktivitas bakteri Thiobacillus ferrooxidans (No. 2), dan pada kondisi yang masam reaksi pirit denganferri sulfat (No. 3) berlangsung sangat cepat. Ferri sulfat juga dapat terhidrolisis sehingga menambahkemasaman seperti diperlihatkan reaksi berikut:

Fe2(SO4)3 + 6 H2O 2 Fe(OH)3 + 3 H2SO4

Asam sulfat akan melarutkan sejumlah besar logam-logam berat antara lain Al, Mn, Zn, dan Cu.Dengan demikian aliran permukaan (run off) atau air rembesan (sepage) dari galian tanah berpirit

Gambar 9. Peta distribusi spasial Fe pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Page 12: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1008Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

mencapai kemasaman sangat tinggi dan berisi ion-ion yang berpotensi sebagai racun. Menurut Widjaja-Adhi (1986), di dalam lumpur yang anaerob, pirit tidak membahayakan karena stabil, tetapi bilalumpur itu mengering, potensial redoks (Eh) meningkat dan pirit tidak lagi stabil. Pirit diubah menjadiasam sulfat oleh bakteri Thiobacillus thiooxidans.

Kemasaman potensial sulfur (TSA) (Gambar 11) diperoleh dari kemasaman potensial total (TPA)dikurangi kemasaman aktual total (TAA). Kemasaman potensial total merupakan kemasaman tanahyang dapat berkembang dari oksida sulfida dalam tanah, yaitu jumlah maksimum kemasaman tanahyang dapat berkembang dari tanah tereduksi setelah tanah dioksidasi sempurna. Besarnya Kemasamanpotensial total biasanya jauh melebihi dari kemasaman aktif (Hakim et al., 1986; Tan, 1982). MenurutBrady dalam Tan (1982) bahwa pada tanah liat yang mengandung bahan organik tinggi dapat mencapai50.000 – 100.000 kali lebih besar dari kemasaman aktif. Kemasaman tanah dapat merubah populasidan aktivitas jasad mikro yang berperanan dalam transformasi N, S, dan P dalam tanah. Kemasaman

Gambar 10. Peta distribusi spasial Pirit pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Gambar 11. Peta distribusi spasial TSA pada tanah tambak di Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo

Page 13: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1009 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

yang tinggi dari oksidasi sulfida dapat berpengaruh terhadap munculnya unsur-unsur yang beracun.Nilai pH (H2O) semakin rendah kelapisan bawah. Reaksi tanah (pH) dalam air menunjukkan jumlahH+ dalam larutan tanah. Peningkatan kemasaman tanah pada lapisan bawah karena pengangkutanbahan-bahan asam pada lapisan atas akibat dari gerakan air pasang surut dan digantikan oleh airyang tidak masam. Untuk lokasi non pasang surut peningkatan kemasaman diduga karena pencucianbahan-bahan asam ke lapisan bawah. Terjadinya penurunan pH setelah tanah dioksidasi sempurnamenunjukkan bahwa di dalam tanah terdapat senyawa S yang dapat teroksidasi menghasilkan ionH+ dan SO42- yang mengakibatkan pH tanah turun, juga terdapatnya asam-asam organik. Sulfurmerupakan bagian yang penting disamping besi-besi lainya dalam proses pembentukan pirit.Terbentuknya pirit (FeS2) menurut Breemen dan Pons (1982) adalah sebagai berikut :

Fe2O3 (s) + 4 SO42(aq) + 8 CH2O + ½ O2 2 FeS2 (s) + 8 HCO3-(aq) + 4 H 2O

Bila pirit ini mengalami peristiwa oksidasi maka kemasaman tanah akan meningkat, karenamenghasilkan asam sulfat. Kandungan pirit ini merupakan ukuran bagi kemasaman potensial menurutreaksi (Konsten dan Sarwani, 1992) :

FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O Fe(OH)3 + 2 SO42 + 4 H+

Semakin tinggi kandungan pirit dalam tanah, semakin banyak dihasilkan ion H+ yang menyebabkankemasaman tanah. Menurut Konsten & Brinkman (1988) bahwa semakin tinggi kemasaman potensialtotal semakin tinggi pula kandungan pirit atau sulfida dalam tanah.

SPOS merupakan nilai yang dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan kapur pada tanah tambak,dalam hal penentuan kebutuhan kapur hal yang paling penting diketahui adalah bobot volumetanah. Bobot volume tanah yang tinggi umumnya dijumpai pada tanah yang memiliki bahan organikyang rendah. Bahan organik adalah faktor utama yang mempengaruhi bobot volume tanah, terutamapada tanah yang tidak terganggu (Pitty, 1979). Terdapat hubungan yang sangat erat antara kandunganbahan organik dan bobot volume tanah pada tanah sulfat masam, dimana kandungan bahan organiktinggi, dijumpai tanah dengan bobot volume rendah (Mustafa, 2007). Hal lain yang dapat menentukankebutuhan kapur yaitu nilai pHF-pHFOX dan pirit, semakin tinggi nilai tersebut maka kebutuhan kapurjuga meningkat, jadi dapat dikatakan bahwa nilai SPOS berkaitan dengan nilai pHF-pHFOX dan pirit.

KESIMPULAN

Tekstur tanah tambak di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo adalah kategori tanah lempungberpasir yang berpengaruh terhadap karakteristik kimia tanah tambak daerah tersebut. Rata-rata

Gambar 12. Peta distribusi spasial SPOS pada tanah tambak di KabupatenPohuwato, Provinsi Gorontalo

Page 14: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1010Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

tambak di daerah Kabupaten pohuwato tergolong tanah sulfat masam dengan karakteristik kimiatanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif heterogen dengan nilai koefisienvariasi yang melebihi 36%. Karakteristik kimia tanah secara distribusi vertikal dari dua kedalamanyang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nilai dari karakteristik kimia tanah yang diukur,disebabkan oleh adanya perlakukan yang menyebabkan nilai kedalaman 0-20 cm lebih tinggi daripada0-50 cm. Karakteristik kimia tanah yang menunjukkan kemasaman tanah memiliki pola distribusispasial yang relatif sama dan demikian juga halnya dengan karakteristik kimia tanah yang menunjukkankandungan unsur hara tanah juga memiliki pola distribusi spasial yang relatif sama. Salah satudaerah di Kabupaten Pohuwato yang memiliki karakteristik kimia yang rata-rata bernilai tinggi adalahdi Kecamatan Randangan. Pengelolaan tanah yang dilakukan di tambak Kabupaten Pohuwato ProvinsiGorontalo sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik kimia tanah yang di peroleh, yang tergambarpada pola distribusi spasial dari masing-masing karakteristik kimia tanah, sehingga produktivitastambak yang diharapkan dapat tercapai.

DAFTAR ACUAN

Ahern, C.R. & McElnea, A.E. 2004. Calculated sulfur parameters. In: Acid Sulfate Soils LaboratoryMethods Guidelines. Queensland Department of Natural Resources, Mines and Energy, Indooroopilly,Queensland, Australia. pp. B11-1-B11-2.

Ahern, C.R., McElnea, A. and Baker, D.E. 1998a. Peroxide oxidation combined acidity and sulfate. In:Ahern, C.R., Blunden , B. and Stone, Y. (eds.), Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. AcidSulfate Soil Management Advisory Committee, Wollongbar, NSW. pp. 4.1-4.17.

Ahern, C.R., McElnea, A. and Baker, D.E. 1998b. Total oxidisable sulfur. In: Ahern, C.R., Blunden, B.and Stone, Y. (eds.), Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. Acid Sulfate Soil ManagementAdvisory Committee, Wollongbar, NSW. pp. 5.1-5.7.

Ahern, C.R. and Rayment, G.E. 1998. Codes for acid sulfate soils analytical methods. In: Ahern, C.R.,Blunden , B. and Stone, Y. (eds.), Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. Acid Sulfate SoilManagement Advisory Committee, Wollongbar, NSW. pp. 3.1-3.5.

Akbarzadeh, A. and Taghizadeh-Mehrjardi, R. 2010. Spatial Distribution of Some Soil Properties,Using Geostatistical Methods in Khezrabad Region (Yazd) of Iran. ProEnvironment, 3: 100–109.

Andriesse, W.M. dan M. Sukardi 1990. Survey Compound Introduction, Objection and Outline.Workshop on Acid Sulfate Soil in the Humid Tropics, Bogor. Indonesia. 20-22 November. p 10-17.

Attanandana, T. And S. Vacharotayan, 1984. Rock phosphate utilization on acid sulphate soilof Thailand.Ecology and Management of Problem Soil inAsia. FFTC Book Series No. 27.

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Fish Pound Culture. Elsevier Sci. Publication Co.,Amsterdam

Boyd, C.E. 1995. ottom Soil, Sediment, and Pond Aquaculture. Chapman and Hall, New York. 348 pp.Boyd, C.E., Massaut, L. & Wedding, L.J. 1998. Towards reducing environmental impacts of pond

aquaculture. INFOFISH International, 2(98): 27 – 33.Breemen, V.N, and L.J. Pons. 1982. Factors influencing the formation of poten tial acidity in tidal

swamps. Proceeding of the Bangkok Symposium on Acid Sulphate Soils.International Institute forLand Reclamation and Improvement. Netherlands.

Breemen N van. 1993. Environmental aspects of acid sulphate soils. Di dalam: Dent DK and vanMensvoort MEF. (ed). Selected Paper of the Ho Chi Minh City Symposium on Acid Sulphate Soils;Vietnam, March 1992. hlm.391 -402

Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils: A Baseline for Research and Development. ILRI Publication 39.International Institute for Land Reclamation and Improvement, Wageningen. 204 pp.

Direktorat Pembudidayaan, 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Udang. Program IntensifikasiPembudidayaan Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta

DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kabupaten Pohuwato. 2010. Laporan Tahunan Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Pohuwato Tahun 2010. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pohuwato,Marisa, 47 hlm.

Dong, X.W., Zhang, X.K., Bao, X.L. and Wang, J.K. 2009. Spatial distribution of soil nutrients after the

Page 15: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1011 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013

establishment of sand-fixing shrubs on sand dune. Plant Soil Environment, 55(7): 288–294Eviati dan Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Petunjuk Teknis Edisi 2.

Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 234 hlm.

Essington, M.E. 2004. Soil and Water Chemistry: An Integrative Approach. CRC Press, Boca Raton.534 pp.

Goh, K.J., Kee, K.K. and Chew, P.S. 1998. Soil fertility status of some common soils in Sabah, Malaysia.In: Aziz, B. and Husni, A.M.S. (eds.), Proceedings of the Soil Science Conference of Malaysia. MalaysianSociety of Soil Society, Kuala Lumpur. pp. 1-16.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong Dan H.H.Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. hlm. 488.

Hanhart, K. and D. V. Ni. 1992. Water Management of the rice field at Hoa An, Mekong Delta, Vietnam.Dalam D. L. Dent and M. E. F. Van Mesvoort (Ed). Selected Papers of the Ho Chi Minh City Symposiumon Acid Sulphate Soils. ILRI publ. No. 53. Wageningen, The Netherland.

Hardjowigeno. S. 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian Bumi. Kreasi Wacana.

Jakarta.Karthik, M., Suri, J., Saharan, N. and Biradar, R.S. 2005. Brackish Water Aquaculture Site Selection in

Palghar Taluk, Thane district of Maharashtra, India, Using the Techniques of Remote Sensing andGeographical Information System. Aquacultural Engineering, 32: 285-302.

Koch, B.P. 2005. Organic Matter Pathways in a Mangrove System in Northen Brazil – Chemical Tracers ofMajor Sources under the Influence of Sedimentation and Biological Degradation. Center for TropicalMarine Ecology, Bremen. 109 pp.

Konsten, C.J.M., and R. Brinkman. 1988. A field laboratory method to determine total poten tial andactual acidity in acid sulphate soils. Dalam Selected Papers on The Dakar Symposium on AcidSulphate Soil. International Institute for Land Reclamatio n and Improvement. Netherlands.

Konsten, C.J.M. and M. Sarwani. 1992. Actual and potential acidity and related chemical characteristicsof acid sulphate soils in Pulau Petak, Kalimantan. In Workshop on Acid Sulphate Soil in the HumidTropic. Bogor. Indonesia.

Kordi K, M. Ghufran H. (2010), Nikmat Rasanya, Nikmat Untungnya - Pintar Budidaya Ikan di    TambakSecara intensif. Lily publisher. Yogyakarta

Kselik, R.A.L., Smilde, K.W., Ritzema, H.P., Subagyono, K., Saragih S., Damanik M., and Suwardjo, H.1992. Integrated research on water management. soil fertility and cropping systems on acidsulphate soils in South Kalimantan. Indonesia. In: Dent. D.L. and van Mensvoort. M.E.F. (eds.).Selected Papers of the Ho Chi Minh City Symposium on Acid Sulphate Soils. ILRI Publication 53.International Institute for Land Reclamation and Improvement. Wageningen. pp. 177-194.

Law, W.M. and Tan, M.M. 1977. Chemical properties of some Peninsular Malaysian soil series. In:Proceedings of Chemistry and Fertility of Tropical Soils. Malaysian Society of Soil Society, Kuala Lumpur.pp. 180-191.

McElnea, A.E. and Ahern, C.R. 2004a. KCl extractable pH (pHKCl) and titratable actual acidity (TAA). In:Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. Queensland Department of Natural Resources,Mines and Energy, Indooroopilly, Queensland, Australia. pp. B2-1-B2-3.

McElnea, A.E. and Ahern, C.R. 2004b. Peroxide pH (pHOX), titartable peroxide acidity (TPA) and excessacid neutralising capacity (ANCE). In: Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. QueenslandDepartment of Natural Resources, Mines and Energy, Indooroopilly, Queensland, Australia. pp.B3-1-B3-7.

McElnea, A.E. and Ahern, C.R. 2004c. Sulfur-peroxide oxidation method. In: Acid Sulfate Soils LaboratoryMethods Guidelines. Queensland Department of Natural Resources, Mines and Energy, Indooroopilly,Queensland, Australia. pp. B7-1-B7-2.

McElnea, A.E. and Ahern, C.R. 2004d. Sulfur 1M KCl extraction (SKCl). In: Acid Sulfate Soils LaboratoryMethods Guidelines. Queensland Department of Natural Resources, Mines and Energy,

Page 16: DISTRIBUSI KARAKTERISTIK KIMIA TANAH TAMBAK DI …bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/FITA-030-1.pdf · tanah tambak tergolong memiliki variabilitas tinggi atau relatif

1012Distribusi karakteristik kimia tanah tambak ... (Kamariah)

Indooroopilly, Queensland, Australia. pp. B8-1-B8-2.Menon, R.G. 1973. Soil and Water Analysis: A Laboratory Manual for the Analysis of Soil and Water.

Proyek Survey O.K.T. Sumatera Selatan, Palembang. 190 pp.Moriarty, D.J.W. 2010. Sulphide and phosphate problems in shrimp ponds. AQUA Culture Asia Pacific

6(5):42-45.Muir, J. F. and Kapetsky, J.M. 1988. Site selection decisions and project cost: the case of brackish

water pond systems. In: Aquaculture Engineering Technologies for the Future. Hemisphere PublishingCorporation, New York. pp. 45-63.

Mustafa, A. 2007. Improving Acid Sulfate Soils for Brackish Water Ponds in South Sulawesi, Indonesia.Ph.D. Thesis. The University of New South Wales, Sydney. 418 pp

Mustafa, A. and Sammut, J. 2007. Effect of different remediation techniques and dosages of phosphorusfertilizer on soil quality and klekap production in acid sulfate soil-affected aquaculture ponds.Indonesian Aquaculture Journal, 2(2): 141-157.

Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT RajaGrafindoPersada, Jakarta. 238 hlm.

Patrick, W.H.Jr. and Delaune, R.D. 1977. Chemical and biological redox systems affecting nutrientavailability in the coastal wetlands. Geoscience and Man, 18: 131 137.

Pitty, A.F. 1979. Geography and Soil Properties. Methuen & Co. Ltd.,London.Rao, N. S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Penerbit UI. Jakarta.Rossi, R.E., Mulla, D.J., Journel, A.G. and Franz, E.H. 1992. Geostatistical tools for modeling and

interpreting ecological spatial dependence. Ecological Monographs, 62: 277–314.Salam, M.A., Ross, L.G. and Beveridge, C.M.M. 2003. A comparison of development opportunities for

crab and shrimp aquaculture in southwestern Bangladesh, using GIS modeling. Aquaculture, 220:477-494.

Sammut, J. 1999. Amelioration and management of shrimp ponds in acid sulfate soils: key researchableissues. In: Smith, P.T. (ed.), Towards Sustainable Shrimp Culture in Thailand and the Region. ACIARProceedings No. 90. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra. pp. 102-106.

Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.Subandi. 2007. Teknologi Produksi dan Strategi Pengembangan. Iptek Tanaman Pangan 2(1) :12 -25.Sulaeman, Suparto and Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.

Diedit oleh: Prasetyo, B.H., Santoso, D. & Widowati, L.R. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 136 hlm.Tan, K.H. 1982. Principle of Soil Chemistry. Marcel Dekker, Inc. New York.Tood, D.K. 1980. Ground Water Hydrology. New York: John Wiley and Sons.Treece, G.D. 2000. Site selection. In: Stickney, R.R. (ed.), Encyclopedia of Aquaculture. John Wiley &

Sons, Inc., New York. pp. 869-879.Tu, S.X., Guo,Z.F., and Chen, S.S. 1993. Transformation of applied phosphorus in a calcareous fluvisol.

Pedosphere 3:277-283.Watling, K.M., C.R. Ahern and K.M. Hey. 2004. Acid sulfate soil field pH test. In: Acid Sulfate Soils

Laboratory Methods Guidelines. Queensland Departement of Natural Resources, Mines and Energy,Indooroopilly, Queensland, Australia. P. H1-1-H1-4.

White, I., Melville, M.D., Wilson, B.P. and Sammut, J. 1997. Reducing acidic discharges from coastalwetlands in eastern Australia. Wetlands Ecology and Management 5: 55-72.

Widjaja-Adhi, IPG. 1986. Pengelolaan lahan rawa pasang surut dan lebak. Jurnal Penelitian danPengembangan Pertanian V(1) : 1-9

Zuo, X.A., Zhao, H.L., Zhao, X.Y., Zhang, T.H., Guo, Y.R., Wang, S.K. and Sam, D. 2008. Spatial patternand heterogeneity of soil properties in sand dunes under grazing and restoration in Horqin SandyLand, Northern China. Soil and Tillage Research, 99: 202–212.