50%-fixed-bab 5 neraca massa dan energi pp hidrogen
DESCRIPTION
bab skripsiTRANSCRIPT
BAB V
NERACA MASSA DAN ENERGI
Untuk menentukan kapasitas peralatan pabrik serta kebutuhan energi suatu
pabrik, diperlukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi yang
masuk dan keluar dari suatu peralatan. Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam
penentuan spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan
sesuai dengan jumlah massa yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan
ditentukan oleh jumlah massa yang harus ditangani.
5.1 Neraca Massa
Neraca massa merupakan penerapan dari pada prinsip kekekalan massa pada
satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ”massa tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Perubahan dapat terjadi bila terjadi
perubahan energi, tetapi dalam reaksi kimia perubahan massa kecil sekali
sehingga prinsip kekekalan massa dapat diperlakukan. Hukum kekekalan massa
tidak berlaku pada reaksi-reaksi fusi dan fisi dimana perubahan massa jauh lebih
besar dari pada reaksi kimia biasa.
5.1.1 Persamaan Neraca Massa
Dalam penentuan neraca massa dari suatu sistem atau peralatan diperlukan
adanya batasan-batasan dari sistem yang ditinjau. Perhitungan neraca massa pada
sistem kontinyu dianggap dalam keadaan tunak (steady state). Aliran proses yang
mempunyai lebih dari satu komponen, perhitungan neraca masanya dilakukan
pada masing-masing komponen disamping perhitungan neraca massa total.
Persamaan umum untuk setiap sistem proses yang terjadi dapat ditulis:
Massa keluar = massa masuk + generasi – konsumsi – akumulasi (5.1)
Untuk proses steady state dan tidak terjadi reaksi kimia maka akumulasi,
generasi dan konsumsi adalah nol. Sehingga persamaan neraca massanya dapat
dituliskan:
Massa keluar = Massa masuk (5.2)
5.1.2 Langkah-langkah Pembuatan Neraca Massa
Menurut Himmeblau (1982) langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembuatan neraca massa adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan.
2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan pada
diagram tersebut.
3. Memeriksa apakah ada komposisi atau massa pada setiap aliran yang
langsung dapat diketahui atau dihitung.
4. Menetapkan dasar perhitungan, semua perhitungan bahan atau komponen
harus didasarkan pada dasar yang sama.
5. Jumlah besaran yang diketahui harus dihitung tidak boleh melebihi jumlah
persamaan neraca bahan independen yang ada.
6. Jika jumlah persamaan neraca massa bahan yang diketahui melebihi, perlu
dipilih persamaan-persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan.
7. Membuat persamaan sesuai dengan jumlah yang tidak diketahui.
8. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan yang belum diketahui.
Di samping itu juga dikenal cara perhitungan neraca massa menurut
Reklaitis (1976), yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan.
2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan dalam
diagram tersebut.
3. Menentukan derajat kebebasan atau degree of freedom dari masing-masing
proses dan proses secara keseluruhan.
4. Meyusun persamaan untuk menyelesaikan persoalan.
5. Menyelesaikan persamaan yang dimulai dari proses yang derajat
kebebasannya sama dengan 0 (nol).
6. Selanjutnya disusun tabel derajat kebebasan yang baru untuk menyelesaikan
persamaan yang derajat kebebasannya sama dengan nol, begitu seterusnya
sehingga semua persamaan dapat diselesaikan.
5.2 Neraca Energi
Neraca energi merupakan persamaan matematika yang menyatakan
hubungan antara energi masuk dan energi keluar sistem. Prinsip dasar yang
digunakan sesuai dengan prinsip dasar kekekalan energi, yaitu ”energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Konsep neraca energi menurut
Himmelblau (1982) pada dasarnya sama dengan konsep neraca massa, yaitu:
E = E1 – E0 (5.3)
Keterangan:
E = akumulasi energi
E1 = energi masuk
E0 = energi keluar
Persamaan energi pada proses-proses industri biasanya dapat
disederhanakan untuk proses-proses tanpa akumulasi (steady state), sehingga
Persamaan 5.3 diatas menjadi lebih sederhana, yaitu:
E1 = E0 (5.4)
Istilah-istilah yang sering dijumpai pada perhitungan neraca energi adalah:
1. Entalpi (H), merupakan jumlah energi dalam dan perkalian antara tekanan
dan volume, perubahan entalpi merupakan panas yang diserap atau panas
yang dikeluarkan oleh dan dari sistem.
2. Kapasitas panas (Cp), merupakan energi yang dibutuhkan oleh suatu zat
untuk menaikkan suhu 1C, energi ini dapat diberikan dengan cara
pemindahan panas dalam suatu proses tertentu.
3. Panas reaksi dan panas standar, merupakan perubahan entalpi sebelum dan
sesudah reaksi terjadi, panas reaksi terjadi pada tekanan 1 atm dan
temperatur 25C.
4. Panas pembentukan standar, merupakan panas reaksi yang khusus, panas
yang diperlukan untuk pembentukan senyawa dari unsurnya.
5. Panas sensibel, merupakan panas yang dibutuhkan untuk menaikkan atau
menurunkan temperatur suatu zat tanpa merubah fasanya.
6. Panas laten, merupakan panas yang dibutuhkan untuk merubah fasa suatu
zat tanpa menaikkan atau menurunkan temperaturnya.
Untuk hasil perhitungan neraca massa dan energi pada tiap alat dapat dilihat
pada Tabel 5.1 dan seterusnya pada Subbab 5.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa
dan Subbab 5.4 Hasil Perhitungan Neraca Energi, sedangkan contoh perhitungan
neraca massa dan energi untuk masing-masing peralatan disajikan pada Lampiran
A dan B.
5.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa
Perhitungan neraca massa pada Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit adalah seperti di bawah ini:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kilogram/jam (kg/jam)
Waktu operasi : 300 hari
Kapasitas produksi : 27.000 ton/tahun atau 3.750 kg/jam
5.3.1 Primary Belt Conveyor (BC-101)
Fungsi : Membawa TKKS (serbuk) dari feedstock storage (ST-101) ke
feedstock bucket elevator (BE-101).
Gambar 5.1 Alur neraca massa pada primary belt conveyor (BC-101)
F1 outTKKS
F1 inTKKS
Tabel 5.1 Neraca massa pada primary belt conveyor (BC-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F1 in TKKS 30.000 F1 out TKKS 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.3.2 Feedstock Bucket Elevator (BE-101)
Fungsi : Membawa TKKS dari primary belt conveyor (BC-101) ke feedstock
hooper (H-101).
Gambar 5.2 Alur neraca massa pada feedstock bucket elevator (BE-101)
Tabel 5.2 Neraca massa pada feedstock bucket elevator (BE-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F1 out TKKS 30.000 F1 out’ TKKS 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.3.3 Feedstock Hooper (H-101)
Fungsi : Menampung TKKS dari feedstock bucket elevator (BE-101) dan
menjatuhkannya ke dalam feedstock chipper (CP-101).
Gambar 5.3 Alur neraca massa pada feedstock hooper (H-101)
F1 out’
TKKS
F1 out
TKKS
F2
TKKS
F1 out’
TKKS
Tabel 5.3 Neraca massa pada feedstock hooper (H-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F1 out’ TKKS 30.000 F2 TKKS 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.3.4 Feedstock Chipper (CP-101)
Fungsi : Menghancurkan TKKS yang berasal feedstock hooper (H-101)
sehingga menjadi serbuk berukuran 7 cm.
Gambar A.4 Alur neraca massa pada feedstock chipper (CP-101)
Tabel 5.4 Neraca massa pada feedstock chipper (CP-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F3 TKKS (serbuk) 30.000 F2 TKKS (serbuk) 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.3.5 Feedstock Silo (SL-101)
Fungsi : Menampung TKKS serbuk untuk keperluan harian.
Gambar 5.5 Alur neraca massa pada feedstock silo (SL-101)
F4
TKKS (serbuk)
F3
TKKS (serbuk)
F3
TKKS (serbuk)
F2
TKKS
Tabel 5.5 Neraca massa pada feedstock silo (SL-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F3 TKKS (serbuk) 30.000 F4 TKKS (serbuk) 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.5.6 Secondary Belt Conveyor (BC-102)
Fungsi : Membawa TKKS (serbuk) dari feedstock silo (SI-101) ke feedstock
rotary (RD-101).
Gambar 5.6 Alur neraca massa pada secondary belt conveyor (BC-102)
Tabel 5.6 Neraca massa pada secondary belt conveyor (BC-102)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)F4 in TKKS (serbuk) 30.000 F4 out TKKS (serbuk) 30.000
Total 30.000 Total 30.000
5.5.7 Feedstock Rotary Dryer (RD-101)
Fungsi : Menghilangkan kandungan moisture (air) dari TKKS dengan
menggunakan steam.
Gambar 5.7 Alur neraca massa pada feedstock rotary dryer (RD-101)
F4 out
TKKS:Moisture (air) = 30,60%
Volatile matter (gas) = 35,80%Ash (abu) = 10,90%
Fixed carbon = 22,70%
F7
H2O
F6
TKKS:Moisture (air) = 0,00%Volatile matter (gas) = 51,59%Ash (abu) = 15,71%Fixed carbon = 32,71%
F5
Steam
F4 out
TKKS (serbuk)
F4 in
TKKS (serbuk)
Tabel 5.7 Neraca massa pada feedstock rotary dryer (RD-101)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F4 out
Moisture 9.180,00
F6
Moisture 0,00Volatile matter 10.740,00 Volatile matter 10.740,00Ash 3.270,00 Ash 3.270,00Fixed carbon 6.810,00 Fixed carbon 6.810,00Total 30.000,00 Total 20.820,00
F5Steam 9.110,64
F7H2O 18.290,64
Total 9.110,64 Total 18.290,64Total 39.110,64 Total 39.110,64
5.5.8 Indirectly Heated Gasifier (R-201)
Fungsi : Mengubah TKKS menjadi gas sintesis (syngas) dengan menggunakan
steam dan media olivin yang dicampur MgO.
Gambar 5.8 Alur neraca massa pada indirectly heated gasifier (R-201)
F15
Olivin = 99,77%MgO = 0,23%
F6
Volatile matter = 51,59% Fixed carbon = 15,71%
Ash (abu) = 32,71%
F18
H2O = 1,39%Volatile matter:-CO = 0,76%-CO2 = 0,23%-H2 = 0,43%-CH4 = 0,28%-C2H6 = 0,01%-C2H2 = 0,01%
F14
Steam
-C2H4 = 0,08%-C6H6 = 0,002%-NH3 = 0,01%-H2S = 0,001%- Tar = 0,41%Olivin = 94,91%MgO =0,22%Char = 1,27%
F16
Olivin = 99,77% MgO = 0,23%
Tabel 5.8 Neraca massa pada indirectly heated gasifier (R-201)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F6
Volatile matter 10.740,00
F18
H2O 8.328,00Ash 3.270,00 CO 4.530,13Fixed carbon 6.810,00 CO2 1.373,65Total 20.820,00 H2 2.563,64
F14Steam 8.328,00 CH4 1.649,66Total 8.328,00 C2H6 31,15
F15
Olivin 562.140,00 C2H2 44,03MgO 1.308,00 C2H4 467,19Total 563.448,00 C6H6 13,96
F16
Olivin 5.678,18 NH3 34,37MgO 13,21 H2S 7,52Total 5.691,39 Tar 2.470,20Total 598.287,39 Olivin 567.818,18
MgO 1.321,21Char 7.609,80Total 590.677,59Total 598.287,39
5.5.9 Primary Gasifier Cyclone (CY-201)
Fungsi : Memisahkan 99% char, 99% olivin dan 99% MgO dari aliran syngas.
Gambar 5.9 Alur neraca massa pada primary gasifier cyclone (CY-201)
F20
Char = 1,32%Olivin = 98,45%MgO = 0,23%
F19
H2O = 30,53%Volatile matter:-CO = 16,61%-CO2 = 5,04%-H2 = 9,40%-CH4 = 6,05%-C2H6 = 0,11%-C2H2 = 0,16%-C2H4 = 1,71%-C6H6 = 0,05%-NH3 = 0,13%-H2S = 0,03%
F18
H2O = 1,39%Volatile matter:
-CO = 0,76%-CO2 = 0,23%
-H2 = 0,43%-CH4 = 0,28%
-C2H6 = 0,01%-C2H2 = 0,01%-C2H4 = 0,08%
-C6H6 = 0,002%-NH3 = 0,01%
-H2S = 0,001%
-Tar = 0,41%Olivin = 94,91%
MgO = 0,22%Char = 1,27%
-Tar = 9,05%Olivin = 20,81%MgO = 0,05%Char = 0,28%
Tabel 5.9 Neraca massa pada primary gasifier cyclone (CY-201)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F18
H2O 8.328,00
F19
H2O 8.328,00CO 4.530,13 CO 4.530,13CO2 1.373,65 CO2 1.373,65H2 2.563,64 H2 2.563,64CH4 1.649,66 CH4 1.649,66C2H6 31,15 C2H6 31,15C2H2 44,03 C2H2 44,03C2H4 467,19 C2H4 467,19C6H6 13,96 C6H6 13,96NH3 34,37 NH3 34,37H2S 7,52 H2S 7,52Tar 2.470,20 Tar 2.470,20Olivin 567.818,18 Olivin 5.678,18MgO 1.321,21 MgO 13,21Char 7.609,80 Char 76,10Total 590.677,59 Total 27.280,99Total 598.262,69
F20
Olivin 562.140,00MgO 1.308,00Char 7.533,70Total 570.981,70Total 598.262,69
5.5.10 Secondary Gasifier Cyclone (CY-202)
Fungsi : Memisahkan seluruh char, olivin dan MgO dari aliran syngas.
Gambar 5.10 Alur neraca massa pada secondary gasifier cyclone (CY-202)
F21
Char = 1,32%Olivin = 98,45%MgO = 0,23%
F26
H2O = 38,71%Volatile matter:-CO = 21,06%-CO2 = 6,39%-H2 = 11,92%-CH4 = 7,67%-C2H6 = 0,14%-C2H2 = 0,20%-C2H4 = 2,17%-C6H6 = 0,06%-NH3 = 0,16%-H2S = 0,03%-Tar = 11,48%
F19
H2O = 30,53%Volatile matter:-CO = 16,61%-CO2 = 5,04%
-H2 = 9,40%-CH4 = 6,05%
-C2H6 = 0,11%-C2H2 = 0,16%-C2H4 = 1,71%-C6H6 = 0,05%-NH3 = 0,13%-H2S = 0,03%
-Tar = 9,05%Olivin = 20,81%
MgO = 0,05%Char = 0,28%
Tabel 5.10 Neraca massa pada secondary gasifier cyclone (CY-202)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F19
H2O 8.328,00
F26
H2O 8.328,00CO 4.530,13 CO 4.530,13CO2 1.373,65 CO2 1.373,65H2 2.563,64 H2 2.563,64CH4 1.649,66 CH4 1.649,66C2H6 31,15 C2H6 31,15C2H2 44,03 C2H2 44,03C2H4 467,19 C2H4 467,19C6H6 13,96 C6H6 13,96NH3 34,37 NH3 34,37H2S 7,52 H2S 7,52Tar 2.470,20 Tar 2.470,20Olivin 5.678,18 Total 21.513,50MgO 13,21
F21
Char 76,10Char 76,10 Olivin 5.678,18Total 27.280,99 MgO 13,21
Total 27.280,99 Total 5.767,49Total 27.280,99
5.5.11 Char Combustor (R-202)
Fungsi : Membakar char (arang) hasil gasifikasi TKKS pada indirectly heated
gasifier (R-201) serta memanaskan media panas (olivin).
Gambar 5.11 Alur neraca massa pada char combustor (R-202)
F20
Char = 1,32%Olivin = 98,45%
MgO = 0,23%
F22
Udara panas:-O2 = 20,05%-N2 = 79,95%
F24
Gas panas:-CO = 1,27%-CO2 = 2,00%-SO2 = 0,05%-N2 = 9,05%-NO = 0,02%-H2 = 0,01%-H2O = 0,08%
F21
Char = 1,32%Olivin = 98,45%
MgO = 0,23%
Olivin = 87,31%MgO = 0,20%
Tabel 5.11 Neraca massa pada char combustor (R-202)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F20
Char 7.533,70
F24
CO 8.276,79Olivin 562.140,00 CO2 13.006,39MgO 1.308,00 SO2 323,39Total 570.981,70 N2 58.834,93
F21
Char 76,10 NO 151,59Olivin 5.678,18 H2 60,64MgO 13,21 H2O 545,72Total 5.767,49 Olivin 567.818,18
F22
O2 14.754,73 MgO 1.321,21N2 58.834,93 Total 650.338,84Total 73.589,65 Total 650.338,84
Total 650.338,84
5.5.12 Primary Combustor Cyclone (CY-203)
Fungsi : Memisahkan 99% olivin dan MgO dari aliran gas panas.
Gambar 5.12 Alur neraca massa pada primary combustor cyclone (CY-203)
F24
Gas panas:-CO = 1,27%-CO2 = 2,00%-SO2 = 0,05%-N2 = 9,05%-NO = 0,02%-H2 = 0,01%-H2O = 0,08%
Olivin = 87,31%MgO = 0,20%
F25
Gas panas:-CO = 9,53%
-CO2 = 14,97%-SO2 = 0,37%-N2 = 67,71%-NO = 0,17%-H2 = 0,07%
-H2O = 0,63%
Olivin = 6,53%MgO = 0,02%
F15
Olivin = 99,77%MgO = 0,23%
Tabel 5.12 Neraca massa pada primary combustor cyclone (CY-203)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F24
CO 8.276,79
F25
CO 8.276,79CO2 13.006,39 CO2 13.006,39SO2 323,39 SO2 323,39N2 58.834,93 N2 58.834,93NO 151,59 NO 151,59H2 60,64 H2 60,64H2O 545,72 H2O 545,72Olivin 567.818,18 Olivin 5.678,18MgO 1.321,21 MgO 13,21Total 650.338,84 Total 86.890,85
Total 650.338,84F15
Olivin 562.140,00MgO 1.308,00Total 563.448,00
Total 650.338,84
5.5.13 Secondary Combustor Cyclone (CY-204)
Fungsi : Memisahkan seluruh olivin dan MgO dari aliran gas panas.
Gambar 5.13 Alur neraca massa pada secondary combustor cyclone (CY-204)
F25
Gas panas:-CO = 9,53%-CO2 = 14,97%-SO2 = 0,37%-N2 = 67,71%-NO = 0,17%-H2 = 0,07%-H2O = 0,63%
Olivin = 6,53%MgO = 0,02%
F16
Olivin = 99,77%MgO = 0,23%
F9
Gas panas:-CO = 10,19%
-CO2 = 16,02%-SO2 = 0,40%-N2 = 72,46%-NO = 0,19%-H2 = 0,07%
-H2O = 0,67%
Tabel 5.13 Neraca massa pada secondary combustor cyclone (CY-204)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F25
CO 8.276,79
F9
CO 8.276,79CO2 13.006,39 CO2 13.006,39SO2 323,39 SO2 323,39N2 58.834,93 N2 58.834,93NO 151,59 NO 151,59H2 60,64 H2 60,64H2O 545,72 H2O 545,72Olivin 5.678,18 Total 81.199,45MgO 13,21
F16
Olivin 5.678,18Total 86.890,85 MgO 13,21
Total 86.890,85 Total 5.691,39Total 86.890,85
5.5.14 Primary Tar Reformer (R-203)
Fungsi : Mengkonversi CO, CO2, CH4, C2H6, C2H2, C2H4, C6H6, NH3 menjadi
H2 dengan menggunakan steam dan katalis.
Gambar 5.14 Alur neraca massa pada primary tar reformer (R-203)
F26
H2O = 38,71%CO = 21,06%CO2 = 6,39%H2 = 11,92%CH4 =7,67%
C2H6 = 0,14%C2H2 = 0,20%C2H4 = 2,17%C6H6 = 0,06%NH3 = 0,16%H2S = 0,03%
Tar = 11,48%
F28
H2O = 33,45%CO = 28,42%CO2 = 14,09%H2 = 12,64%CH4 = 5,30%C2H6 = 0,01%C2H2 = 0,02%
C2H4 = 0,94%C6H6 = 0,02%NH3 = 0,01%H2S = 0,03%N2 = 0,10%Tar = 4,96%
F70
Steam
Tabel 5.14 Neraca massa pada primary tar reformer (R-203)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F26
H2O 8.328,00
F28
H2O 8.328,00CO 4.530,13 CO 7.076,18CO2 1.373,65 CO2 3.509,28H2 2.563,64 H2 3.147,56CH4 1.649,66 CH4 1.319,73C2H6 31,15 C2H6 3,11C2H2 44,03 C2H2 4,40C2H4 467,19 C2H4 233,60C6H6 13,96 C6H6 4,19NH3 34,37 NH3 3,44H2S 7,52 H2S 7,52N2 0,00 N2 25,47Tar 2.470,20 Tar 1.235,10Total 21.513,50 Total 24.897,58
F31H2O 3.384,08 Total 24.897,58Total 3.384,08
Total 24.897,58
5.5.15 Secondary Tar Reformer (R-204)
Fungsi : Mengkonversi CO, CO2, CH4, C2H6, C2H2, C2H4, C6H6, NH3 menjadi
H2 dengan menggunakan steam dan katalis.
Gambar 5.15 Alur neraca massa pada secondary tar reformer (R-204)
F28
H2O = 33,45%CO = 28,42%
CO2 = 14,09%H2 = 12,64%CH4 =5,30%
C2H6 = 0,01%C2H2 = 0,02%C2H4 = 0,94%C6H6 = 0,02%NH3 = 0,01%H2S = 0,03%
N2 = 0,10%Tar = 4,96%
F30
H2O = 30,18%CO = 25,44%CO2 = 24,81%H2 = 12,94%CH4 = 3,83%C2H6 = 0,001%C2H2 = 0,002%
C2H4 = 0,42%C6H6 = 0,005%NH3 = 0,001%H2S = 0,03%N2 = 0,10%Tar = 2,24%
F71
Steam
Tabel 5.15 Neraca massa pada secondary tar reformer (R-204)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F28
H2O 8.328,00
F30
H2O 8.328,00CO 7.076,18 CO 7.019,80CO2 3.509,28 CO2 6.845,19H2 3.147,56 H2 3.569,70CH4 1.319,73 CH4 1.055,78C2H6 3,11 C2H6 0,31C2H2 4,40 C2H2 0,44C2H4 233,60 C2H4 116,80C6H6 4,19 C6H6 1,26NH3 3,44 NH3 0,34H2S 7,52 H2S 7,52N2 25,47 N2 28,02Tar 1.235,10 Tar 617,55Total 24.897,58 Total 27.590,72
F71H2O 2.693,14 Total 27.590,72Total 2.693,14
Total 27.590,72
5.5.16 CO Converter (R-401)
Fungsi : Mengkonversi CO menjadi CO2 dan H2 dengan menggunakan steam
dan katalis.
Gambar 5.16 Alur neraca massa pada CO converter (R-401)
F45
H2O = 25,94%CO2 = 55,68%H2 = 12,68%CH4 = 3,29%C2H6 = 0,001%C2H2 = 0,001%
C2H4 = 0,36%C6H6 = 0,004%NH3 = 0,001%H2S = 0,02%N2 = 0,09%Tar = 1,92%
F72
Steam
F42
H2O = 30,18%CO = 25,44%CO2 =24,81%H2 = 12,94%CH4 = 3,83%
C2H6 = 0,001%C2H2 = 0,002%C2H4 = 0,42%
C6H6 = 0,005%NH3 = 0,001%
H2S = 0,03%N2 = 0,10%
Tar = 2,24%
Tabel 5.16 Neraca massa pada CO converter (R-401)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F42
H2O 8.328,00
F45
H2O 8.328,00CO 7.019,80 CO2 17.876,31CO2 6.845,19 H2 4.071,12H2 3.569,70 CH4 1.055,78CH4 1.055,78 C2H6 0,31C2H6 0,31 C2H2 0,44C2H2 0,44 C2H4 116,80C2H4 116,80 C6H6 1,26C6H6 1,26 NH3 0,34NH3 0,34 H2S 7,52H2S 7,52 N2 28,02N2 28,02 Tar 617,55Tar 617,55 Total 32.103,45Total 27.590,72 Total 32.103,45
F72H2O 4.512,73Total 4.512,73
Total 32.103,45
5.5.17 CO2 Absorber (C-401)
Fungsi : Menghilangkan CO2 dan H2S dari syngas dengan menggunakan larutan DEA (dietanolamin).
Gambar 5.17 Alur neraca massa pada CO2 absorber (C-401)
F53
H2O
F47
H2O = 25,94%CO2 = 55,68%
H2 = 12,68%CH4 = 3,29%
C2H6 = 0,001%C2H2 = 0,001%
C2H4 = 0,36%C6H6 = 0,004%NH3 = 0,001%
H2S = 0,02%N2 = 0,09%
Tar = 1,92%
F49
(C2H4OH)2NH
F52
H2O = 58,57%H2 = 28,63%CH4 = 7,42%C2H6 = 0,002%C2H2 = 0,003%
C2H4 = 0,82%C6H6 = 0,01%NH3 = 0,002%N2 = 0,20%Tar =4,34%
F51
(C2H4OH)2NH2HCO3 = 99,95%(C2H4OH)2NH2HS = 0,05%
Tabel 5.17 Neraca massa pada CO2 absorber (C-401)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F50
H2O 8.328,00
F54
H2O 8.328,00CO2 17.876,31 H2 4.071,12H2 4.071,12 CH4 1.055,78CH4 1.055,78 C2H6 0,31C2H6 0,31 C2H2 0,44C2H2 0,44 C2H4 116,80C2H4 116,80 C6H6 1,26C6H6 1,26 NH3 0,34NH3 0,34 N2 28,02H2S 7,52 Tar 617,55N2 28,02 Total 14.219,62Tar 617,55
F55
(C2H4OH)2NH2HCO3 67.848,72Total 32.103,45 (C2H4OH)2NH2HS 30,74
F52(C2H4OH)2NH 42.682,59 Total 67.879,45Total 42.682,59 Total 82.099,08
F53H2O 7.313,04Total 7.313,04
Total 82.099,08
5.5.18 DEA Regenerator (C-402)
Fungsi : Memisahkan CO2 dan H2S dari rich DEA dengan menggunakan
steam.
Gambar 5.18 Alur neraca massa pada DEA regenerator (C-402)
F51
(C2H4OH)2NH2HCO3 = 99,99%(C2H4OH)2NH2HS = 0,01%
F56
CO2 = 54,996%H2S = 0,005%H2S = 44,999%
F54
SteamF49
(C2H4OH)2NH
Tabel 5.18 Neraca massa pada DEA regenerator (C-402)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F51
(C2H4OH)2NH2HCO3 67.848,72F49
(C2H4OH)2NH 42.682,59(C2H4OH)2NH2HS 30,74 Total 42.682,59Total 67.879,45
F56
CO2 17.876,31
F54H2O 7.317,02 H2S 7,52Total 7.317,02 H2O 14.630,05
Total 75.196,47 Total 32.513,88Total 75.196,47
5.5.19 Knock Out Drum (D-401)
Fungsi : Memisahkan syngas (top product berfase gas) dari kondensat (bottom
product berfase cair).
Gambar 5.19 Alur neraca massa pada knock out drum (D-401)
F52
H2O = 58,57%H2 = 28,63%CH4 = 7,42%
C2H6 = 0,002%C2H2 = 0,003%C2H4 = 0,82%C6H6 = 0,01%
NH3 = 0,002%N2 = 0,20%
Tar = 4,34%
F57
Top ProductH2O = 6,42%H2 = 72,40%CH4 = 18,66%C2H6 = 0,01%C2H2 = 0,01%C2H4 = 1,99%C6H6 = 0,002%NH3 = 0,01%N2 = 0,50%Tar = 0,01%
F58
Bottom ProductH2O = 92,18%H2 = 0,42%CH4 =0,18%C2H6 = 0,0003%C2H2 = 0,0001%C2H4 = 0,07%C6H6 = 0,01%NH3 = 0,001%N2 = 0,002%Tar = 7,14%
Tabel 5.19 Neraca massa pada knock out drum (D-401)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F52
H2O 8.328,00
F57
H2O 357,65H2 4.071,12 H2 4.035,01CH4 1.055,78 CH4 1.040,14C2H6 0,31 C2H6 0,29C2H2 0,44 C2H2 0,44C2H4 116,80 C2H4 110,83C6H6 1,26 C6H6 0,12NH3 0,34 NH3 0,28N2 28,02 N2 27,78Tar 617,55 Tar 0,49Total 14.219,62 Total 5.573,04
Total 14.219,62
F58
H2O 7.970,35H2 36,11CH4 15,64C2H6 0,02C2H2 0,005C2H4 5,97C6H6 1,13NH3 0,06N2 0,24Tar 617,06Total 8.646,59
Total 14.219,622
5.5.20 Pressure Swing Adsorption (V-401 A/B/C/D)
Fungsi : Menyerap komponen lain selain hidrogen dengan menggunakan
dessicant molecular sieve.
Gambar 5.20 Alur neraca massa pressure swing adsorption (V-401 A/B/C/D)
F60
H2
F57
Top ProductH2O = 6,42%H2 = 72,40%
CH4 = 18,66%C2H6 = 0,01%C2H2 = 0,01%C2H4 =1,99%
C6H6 = 0,002%NH3 = 0,01%
N2 = 0,50%Tar = 0,01%
F61
H2
Tabel 5.20 Neraca massa pada pressure swing adsorption (V-401 A/B/C/D)Masuk Keluar
Aliran Komponen F (kg/jam) Aliran Komponen F (kg/jam)
F57
H2O 357,65
FTerserap
H2O 357,65H2 4.035,01 H2 40,35CH4 1.040,14 CH4 1.040,14C2H6 0,29 C2H6 0,29C2H2 0,44 C2H2 0,44C2H4 110,83 C2H4 110,83C6H6 0,12 C6H6 0,12NH3 0,28 NH3 0,28N2 27,78 N2 27,78Tar 0,49 Tar 0,49Total 5.573,04 Total 1.578,37
Total 5.573,04F60
H2 557,81Total 557,81
F61H2 3.436,85Total 3.436,85
Total 5.573,04