5 valuasi nilai ekonomi total kawasan mangrove … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar...

27
5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE MUARA ANGKE 5.1 Pendahuluan Kawasan pesisir Muara Angke memiliki nilai strategis sebagai kawasan lindung, kawasan permukiman, perkantoran dan wisata di wilayah Jakarta Utara khususnya dan umumnya wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kebutuhan ruang dan lahan, serta aktivitas pembangunan yang terus meningkat di wilayah DKI Jakarta mendorong semakin meningkatnya tekanan dan permasalahan bagi pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke. Meningkatnya pencemaran dan perusakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta yang disebabkan faktor alam dan faktor manusia, telah mempengaruhi manfaat dan fungsi kawasan mangrove Muara Angke. Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, memiliki fungsi fisik, ekologi dan sosial ekonomis yang cukup tinggi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Secara fisik, keberadaan ekosistem mangrove dapat berfungsi sebagai penahan abrasi dan penjerap sedimen dan penahan angin. Fungsi ekologi yang menonjol dari ekosistem mangrove adalah sebagai habitat keanekaragaman hayati (burung, mamalia, reptilia, amphibia dan biota air, serta jenis-jenis tumbuhan), menciptakan iklim mikro, memelihara dan memperbaiki kualitas air (mereduksi keberadaan polutan atau zat pencemar lainnya, mencegah intrusi air laut), tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground), dan tempat berkembangbiak (nursery ground) bagi jenis biota air. Sedangkan secara sosial ekonomi, ekosistem mangrove berfungsi sebagai sumber bahan makanan, tempat mencari ikan dan biota air lainya, serta memiliki nilai penting bagi hasil hutan non kayu (obat-obatan), dan wisata alam (pendidikan, penelitian dan wisata). Keberadaan kawasan mangrove Muara Angke (478 ha) di wilayah pesisir Pantai Utara Jakarta, semakin penting bagi pendukung keberlanjutan pembangunan DKI Jakarta. Namun demikian kondisi tersebut tidak banyak disadari oleh parapihak (stakeholders), dikarenakan belum tersedianya data informasi kuantitatif tentang nilai-nilai (manfaat dan fungsi) kawasan mangrove Muara Angke. Oleh karena itu penilaian terhadap nilai ekonomi total ( Total

Upload: dangnhan

Post on 03-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN

MANGROVE MUARA ANGKE

5.1 Pendahuluan

Kawasan pesisir Muara Angke memiliki nilai strategis sebagai kawasan

lindung, kawasan permukiman, perkantoran dan wisata di wilayah Jakarta Utara

khususnya dan umumnya wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kebutuhan

ruang dan lahan, serta aktivitas pembangunan yang terus meningkat di wilayah

DKI Jakarta mendorong semakin meningkatnya tekanan dan permasalahan bagi

pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke. Meningkatnya pencemaran dan

perusakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta yang disebabkan

faktor alam dan faktor manusia, telah mempengaruhi manfaat dan fungsi kawasan

mangrove Muara Angke.

Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui, memiliki fungsi fisik, ekologi dan sosial ekonomis yang cukup

tinggi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Secara fisik, keberadaan

ekosistem mangrove dapat berfungsi sebagai penahan abrasi dan penjerap

sedimen dan penahan angin. Fungsi ekologi yang menonjol dari ekosistem

mangrove adalah sebagai habitat keanekaragaman hayati (burung, mamalia,

reptilia, amphibia dan biota air, serta jenis-jenis tumbuhan), menciptakan iklim

mikro, memelihara dan memperbaiki kualitas air (mereduksi keberadaan polutan

atau zat pencemar lainnya, mencegah intrusi air laut), tempat mencari makan

(feeding ground), tempat memijah (spawning ground), dan tempat

berkembangbiak (nursery ground) bagi jenis biota air. Sedangkan secara sosial

ekonomi, ekosistem mangrove berfungsi sebagai sumber bahan makanan, tempat

mencari ikan dan biota air lainya, serta memiliki nilai penting bagi hasil hutan non

kayu (obat-obatan), dan wisata alam (pendidikan, penelitian dan wisata).

Keberadaan kawasan mangrove Muara Angke (478 ha) di wilayah pesisir

Pantai Utara Jakarta, semakin penting bagi pendukung keberlanjutan

pembangunan DKI Jakarta. Namun demikian kondisi tersebut tidak banyak

disadari oleh parapihak (stakeholders), dikarenakan belum tersedianya data

informasi kuantitatif tentang nilai-nilai (manfaat dan fungsi) kawasan mangrove

Muara Angke. Oleh karena itu penilaian terhadap nilai ekonomi total (Total

Page 2: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

142

Economic Value) kawasan mangrove Muara Angke dapat dipergunakan sebagai

masukan bagi pemangku kepentingan dalam mewujudkan pengelolaan mangrove

Muara Angke berkelanjutan.

Pengertian nilai atau value, khususnya yang menyangkut barang jasa yang

dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, bisa berbeda, tergantung sudut

pandang ilmu yang digunakan. Dari sisi ekologi, nilai dari hutan mangrove bisa

berarti pentingnya hutan mangrove sebagai tempat reproduksi spesies ikan

tertentu atau untuk fungsi ekologis lainnya. Dari sisi teknik, nilai hutan mangrove

bisa berarti sebagai pencegah abrasi dan banjir. Perbedaaan konsep nilai tersebut

dapat menyulitkan pemahaman mengenai pentingnya suatu ekosistem. Oleh

karena itu diperlukan suatu persepsi yang sama untuk penilaian ekosistem tersebut

(Fauzi 2004).

Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem memiliki multi manfaat yang

sangat berguna bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Manfaat hutan

mangrove dikawasan Muara Angke bisa di kelompokkan menjadi beberapa

kategori, yaitu direct use value (manfaat langsung), inderect use value (manfaat

tidak langsung, option value (nilai manfaat pilihan) dan bequest value (nilai

manfaat pewarisan). Kawasan hutan mangrove Muara Angke Jakarta merupakan

kawasan hutan mangrove yang pengelolaannya berada di bawah Kementrian

Kehutanan dalam hal ini adalah Balai Konservasi Sumberdaya Alam DKI Jakarta

dan Dinas Kehutanan dan Pertanian DKI Jakarta. Areal Suaka Margasatwa Muara

Angke dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk berada dibawah pengelolaan

Kementrian Kehutanan, sedangkan yang masuk kedalam pengelolaan Dinas

Kehutanan DKI Jakarta adalah Kawasan Hutan Lindung, Areal Pembibitan,

kawasan Jalur Hijau dan jalan tol.

Disamping kawasan hutan mangrove, terdapat areal tambak (150,30 ha)

yang terdiri atas tambak BRKP-KKP (Balai Riset Kelautan dan Perikanan-

Kementrian Kelautan dan Perikanan) (57,30 ha) dan tambak masyarakat (93,00

ha). Kawasan tambak ini masih aktif dikelola untuk budidaya ikan bandeng

(Chanos chanos) dan hasil ikutan udang alam (Penaeus sp) dan ikan mujair.

Page 3: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

143

5.2 Profil Responden

5.2.1 Responden CVM (Contingent Valuation Method)

Dalam pendekatan CVM yang dilakukan untuk melakukan estimasi

penilaian barang lingkungan non market khususnya di kawasan mangrove DKI

Jakarta dengan melibatkan responden sebanyak 130 orang. Responden dengan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 102 orang atau sebanyak 78%, sedangkan

perempuan sebanyak 28 orang (12%). Responden merupakan kepala keluarga

dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal

Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan,

Kotamadya Jakarta Utara. Kriteria responden yang digunakan adalah responden

yang menjadi warga di Kecamatan Penjaringan khususnya warga di keluruhan

tersebut di atas. Responden merupakan kepala rumah tangga dalam sebuah rumah

tangga yang tidak terbatas pada jenis kelamin lak-laki. Rumah tempat tinggal

responden mulai dari responden dengan jarak rumah dengan terdekat dengan

pantai Teluk Jakarta hingga warga masyarakat dengan jarak yang relatif jauh dari

pantai teluk Jakarta. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana

kesediaan untuk membayar (Willingness To Pay) dan WTA (Willingness To

Accept) warga masyarakat atas keberadaan fungsi jasa ekosistem mangrove

Jakarta dimana memiliki nilai tidak hanya tangible tetapi juga intangible seperti

penjerap dan penyerap polutan, mengurangi laju abrasi pantai, mengurangi

dampak rob/gelombang pasang dan mengurangi intrusi air laut.

Tingkat pendidikan responden bervariasi dari mulai SD hingga perguruan

tinggi. Dari hasil penelitian responden dalam penelitian ini memiliki tingkat

pendidikan SD/MI sebanyak 32,25%, SLTP/MTs sebanyak 35,27%,

SMA/SMK/MA sebanyak 47,36%, diploma sebanyak 6,4%, dan perguruan tinggi

sebanyak 1,1% serta responden yang tidak sekolah sebanyak 9,7%. Pendidikan

tingkat menengah mendominasi latar belakang pendidikan responden. Dengan

demikian responden merupakan individu yang cukup logis, relevan, dan rasional

untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Umur rata-rata responden

adalah 38 tahun. Usia tersebut merupakan usai matang dan produktif untuk

memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan dari peneliti. Dengan demikian bias

jawaban yang kemungkinan disebabkan oleh umur bisa dikurangi.

Page 4: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

144

Gambar 18 Persentase tingkat pendidikan responden.

Pekerjaan responden menunjukkan jenis pekerjaan yang beragam. Dari

hasil penelitian ini latar belakang pekerjaan responden paling banyk berprofesi

sebagai pedagang/wirausaha sebanyak 42% dari jumlah responden. Kemudian

disusul pekerjaan petani/nelayan/kuli bangunan sebanyak 17% dengan dominansi

pekerjaan di sektor perikanan sebagai nelayan dengan pekerjaan sambilan sebagai

kuli bangunan. Responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak

15%, karyawan swasta sebanyak 16%, pegawai negeri sipil sebanyak 6%, dan 4%

freelance. Pekerjaan responden akan memberikan pengaruh pada besaran dari

nilai WTA dan WTP seseorang. Berdasarkan latar belakang responden dalam

penelitian ini menunjukkan keberagaman latar belakang responden memang

dengan profesi sebagai pedagang/wirausaha mendominasi dari latar belakang

pekerjaan responden.

Page 5: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

145

Gambar 19 Pekerjaan responden.

5.2.2 Responden TCM (Travel Cost Method)

Responden TCM merupakan responden pengunjung wisata mangrove DKI

Jakarta di Teluk Jakarta. Respoden ini merupakan pengunjung di wisata mangrove

TWA Angke Kapuk, Suaka Margasatwa Muara Angke dan Ekowisata Tol

Sudyatmo. Jumlah responden sebanyak 90 orang dengan jumlah responden untuk

setiap wisata mangrove DKI Jakarta sebanyak 30 orang. Rata-rata umur

responden adalah 34 tahun. Usia tersebut merupkan usia sangat produktif dan

matang sehingga responden sangat memahami setiap pertanyaan dan memberikan

jawaban secara rasional.

Secara umum pengunjung berasal dari Jabotabek dengan persentase

pengunjung berasal dari Jakarta sebanyak 67% berasal dari Jakarta (Dominan

Jakarta Utara), kemudian disusul Tangerang dan Bogor berturut-turut sebanyak

11% dan 10% dan Bekasi dan Depok berturut-turut masing-masing sebanyak 8%

dan 4%.

5.2.3 Profil Wisata Mangrove DKI Jakarta

Keberadaan mangrove di teluk Jakarta telah menjadi salah satu tujuan

wisata Jakarta khususnya Jakarta Utara. Mangrove mampu memberikan atraksi

Page 6: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

146

alam yang menarik bagi masyarakat sehingga banyak masyarakat yang ingin

mengunjungi dan menyaksikannya. Pemanfaatan kawasan hutan mangrove Teluk

Jakarta sebagai kawasan wisata yang terbuka untuk umum terletak di TWA

Angke Kapuk, Suaka Margasatwa dan Kawasan Ekowisata Tol Sudyatmo.

Keberadaan hutan lindung dan suaka margasatwa mangrove yang telah

dikembangkan menjadi kawasan wisata alam belum Angke Kapuk cukup dikenal

oleh masyarakat se-Jabodetabek. Kebanyakan masyarakat yang mengetahui

keberadaan mangrove tersebut adalah masyarakat sekitar pesisir/pantai teluk

Jakarta, pemerhati mangrove, pelajar sekolah, dan masyarakat dari kalangan

akademisi. Dari hasil penelitian menunjukkan masyarakat Jakarta yang

melakukan kunjungan wisata ke kawasan ini berasal dari Jakarta Utara. Hanya

sebagian kecil berasal dari Jakarta Barat dan wilayah Jakarta lainnya. Namun

kunjungan wisata yang berasal dari kota-kota sekitar Jakarta seperti Bogor,

Bekasi, Tangerang, dan Depok relatif banyak. Pengunjung dari Bogor kebanyakan

kalangan akademisi atau mahasiswa yang melakukan field trip, penelitian dan

pengamatan mangrove, sedangkan pengunjung lainnya adalah kalangan pelajar

dan orang yang ingin melakukan kegiatan refreshing dan berwisata mangrove.

Taman Wisata Alam Angka Kapuk merupakan salah satu kawasan

mangrove dengan status kawasan milik Kementrian Kehutanan yang telah

dimanfaatkan sebagai salah satu kawasan untuk tujuan wisata. Saat ini kawasan

ini pengelolaannya diberikan kepada PT. Murindra Karya Lestari melalui

mekanisme ijin pinjam pakai kawasan untuk pengembangan dan pemanfaatan

wisata alam mangrove. Kawasan TWA Angke Kapuk telah menjadi salah satu

kawasan pengembangan ekowisata mangrove yang sangat menarik dan

profesional. Pengelolaan kawasan oleh pihak swasta menjadikan kawasan ini

salah satu tujuan wisata di Jakarta khususnya Kotamadya Jakarta Utara.

Page 7: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

147

Gambar 20 Tingkat pendidikan responden TWA Angke Kapuk.

Responden dalam TCM ini memiliki umur rata-rata 32 tahun. Asal

pengunjung kebanyakan dari Jakarta. Tingkat pendidikan responden pengunjung

wisata TWA Angke Kapuk terbanyak dengan latar belakang pendidikan sarjana.

Dari gambar 20 menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan responden cukup

representatif dan menunjukkan dominansi pada responden dengan tigkat

pendidikan yang cukup baik. Hal ini akan menghasilkan data yang disebabkan

oleh bias pendidikan akan tereduksi.

PT Murindra Karya Lestari telah menginvestasikan banyak uang untuk

menyulap dan merekonstruksi ulang menjadi kawasan wisata yang sangat

memadai dan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan

wisata. Kawasan ini menyediakan fasilitas tidak hanya obyek pemandangan alam

saja tetapi dilengkapi fasilitas seperti camping ground, auditorium, villa, wisata

air (dayung, kayak dan perahu karet). Wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas

masjid, mushola, arena bermain bagi anak-anak, dan fasilitas ruang outbond serta

kantin.

Page 8: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

148

Tabel 47 Fasilitas dan sarana prasarana penunjang wisata mangrove DKI Jakarta

Fasilitas TWA Angke

Kapuk

Suaka

Margasatwa

Muara Angke

Ekowisata Tol

Soedyatmo

Hutan

Lindung

Tempat ibadah ada (masjid dan

mushola) Tidak ada tidak ada

Tidak

ada

Tempat Parkir

ada sangat

memadai untuk

parkir dalam

jumlah yang banyak

Tidak ada.

Berhadapan

langsung

dengan jalan raya

ada sangat memadai

untuk parkir dalam

jumlah yang banyak

Tidak

ada

Toilet

ada. Dalam

jumlah yang

relatif banyak

ada. Cuma 1

bangunan saja

ada. Cuma ada 1

bangunan saja

Arena bermain anak-

anak

ada. cukup

memadai dan

menarik

tidak ada tidak ada Tidak

ada

Kawasan untuk

bersantai dan istirahat ada Ada Ada

Tidak ada

Outbond

tidak ada.

Namun

diberikan izin dan terdapat

lokasi untuk

outbond dengan luasan yang

relatif besar

Tidak ada

tidak ada. Namun diberikan izin dan

terdapat lokasi untuk

outbond dalam luasan

yang terbatas

Tidak

ada

Gapura/Pintu Gerbang Ada Ada Ada Tidak

ada

Papan Petunjuk

informasi Ada Ada Ada

Tidak

ada

Penginapan

ada. Sangat

memadai dan

sangat bagus

dsalam bentuk

villa dan cottage

Tidak ada Tidak ada Tidak

ada

Camping ground

ada. Dalam bentuk

bangunan

permanen

Tidak ada

ada. Tidak dalam bentuk permanen dan

pengelola juga tidak

menyediakan

penyewaan tenda

Tidak

ada

Kantin/restoran Ada Tidak ada

Tidak ada, tetapi

terdapat pedagang kaki

lima

Tidak

ada

Jembatan pengamatan

ada. Skaligus sebagai jalan

menuju

camping ground

yang di bagian di atas air

ada tapi dalam

kondisi rusak

ada dalam kondisi yang

sangat baik

Tidak

ada

Wisata/olahraga air

(kayak, perahu)

ada. Berbagai

jenis perahu dan

kayak

Tidak ada Tidak ada Tidak

ada

Wisata pemancingan tidak ada Ada Ada Tidak

ada

Harga Tiket

Tertinggi (Rp.

10.000 dengan komposisi Rp.

8000 PT

Murindra dan

Rp. 2000 untuk BKSDA)

sedang (Rp.

3500) Murah (Rp. 500)

Tidak

ada

Wisata pendidikan Ada Ada Ada Ada

Page 9: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

149

Fasilitas TWA Angke

Kapuk

Suaka

Margasatwa

Muara Angke

Ekowisata Tol

Soedyatmo

Hutan

Lindung

(Penanaman mangrove,

pengamatan burung dan

satwa)

Sumber: data primer

Kawasan TWA Angke Kapuk yang telah dikembangkan dan dikelola oleh

PT. Murindra Karya Lestari juga dilengkapi dengan jalur wisata pengamatan

burung, jalur pengamatan mangrove, dan mangrove jungle tracking. Dengan

demikian fasilitas dan layanan jasa pariwisata yang disajikan oleh PT. Murindra

Karya Lestari untuk pengembangan dan pemanfaatan lestari TWA Angke Kapuk

melalui pariwisata sangat lengkap dan memadai. Wajar bilamana harga tiket

relatif lebih mahal dibandingkan dengan kawasan wisata mangrove di teluk

Jakarta lainnya (Suaka Margasatwa dan Ekowisata Tol Sedyatmo).

Lokasi TWA Angke Kapuk yang sangat dekat dengan hunian mewah

Pantai Indah Kapuk mendorong tingginya kunjungan wisata ke lokasi ini.

Kawasan ini banyak dijadikan sebagai tujuan dan lokasi olahraga bagi masyarakat

TWA Angke Kapuk. Hal ini bisa dilihat dari persepsi responden terhadap

keberadaan TWA Angke Kapuk (Gambar 21).

Gambar 21 Persepsi responden terhadap lokasi wisata TWA Angke Kapuk.

Dari persepsi responden menunjukkan cukup baik dimana sejumlah 19

responden menyatakan persepsi mengenai lokasi wisata TWA Angke Kapuk

menarik dan sebanyak 5 responden menyatakan persepsi sangat menarik. Hal ini

wajar dan sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa fasilitas, desain, dan atraksi

Page 10: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

150

alam yang ditawarkan oleh TWA Angke menarik untuk dikunjungi dan dilihat

lagi. Hal ini didukung oleh pernyataaan responden dalam penelitian ini

menunjukkan ketertarikannya untuk mengunjungi lagi pada kesempatan waktu

yang lain.

5.2.4 Ekowisata Tol Soedyatmo

Responden di lokasi wisata ini sebayak 30 orang. Pengunjung lokasi

wisata ini yang menjadi responden kebanyakan berasal Jabodetabek dengan

pengunjung dominan berasal dari Jakarta. Umur rata-rata responden adalah 37

tahun. Umur tersebut merupakan usia produktif dan matang dalam berpikir dan

bertindak sehingga dimungkinkan responden akan memberikan jawaban yang

cukup rasional dan obyektif.

Ekowisata Mangrove Tol Soedyatmo merupakan salah satu kawasan

mangrove yang dikembangkan sebagai salah satu obyek tujuan wisata di beberapa

ruas jalan tol Soedyatmo. Kawasan ini dikelola oleh Dinas Pertanian, Kehutanan,

dan DKI Jakarta. Kawasan ini menawarkan atraksi alam berupa vegetasi

mangrove dengan berbagai jenis. Kawasan ini memiliki kondisi yang cukup baik.

Salah satu lokasi yang menarik di kawasan wisata ini adalah jembatan

pengamatan mangrove yang mengitari mangrove di sekitar kawasan ini yang

bersebelahan dengan tol Soedyatmo. Di kawasan ini vegetasi mangrove tumbuh

dengan sangat baik dengan teknik Guludan yang ditanam di atas air tergenang

atau bekas tambak. Sebagian lagi vegetasi mangrove tumbuh dengan baik di

sepanjang jalur pejalan kaki di dalam kawasan ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan pengelola Ekowisata

Tol Soedyatmo bahwa para pengunjung Ekowisata Tol Soedyatmo kebanyakan

dengan tujuan untuk memancing ikan di sekitar guludan-guludan dan mangrove.

Hampir sedikit sekali wisatawan yang benar-benar melakukan kunjungan dalam

rangka menikmati sajian wisata alam mangrove. Namun dalam penelitian ini latar

belakang responden berasal dari kalangan akademisi yang melakukan kunjungan

lapangan ke mangrove, sehingga tingkat pendidikan responden dalam penelitian

dengan menggunakan metode TCM kebanyakan dengan latar belakang tingkat

pendidikan sarjana (Gambar 22).

Page 11: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

151

Gambar 22 Tingkat pendidikan responden TCM di Ekowisata Tol Soedyatmo.

Fasilitas dan sarana prasarana penunjang wisata ini kurang memadai dan

tidak lengkap seperti TWA Angke Kapuk. Fasilitas dan sarana prasarana di lokasi

ekowisata ini hanya sebatas jembatan pengamatan, WC/toilet dengan jumlah

terbatas dan tidak memiliki kantin. Penjaja makanan dan minuman hanya

ditawarkan oleh pedagang kaki lima. Lokasi wisata ini juga menyediakan tempat

untuk dijadikan arena outbond dan camping ground, meskipun tidak menyediakan

fasilitas outbond dan camping.

Gambar 23 Persepsi responden terhadap lokasi wisata Ekowisata Tol Soedyatmo.

Persepsi responden terhadap lokasi wisata ini sangat baik. Hal ini

dicerminkan dari hasil wawancara dengan respoden sebanyak 14 orang

menyatakan persepsi kawasan wisata ini menarik dan 11 responden menyatakan

sangat menarik (Gambar 23). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh murahnya

Page 12: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

152

harga tiket masuk ke kawasan ini hanya sebesar Rp. 500, tetapi mendapatkan

sajian atraksi alam yang cukup menarik. Selain itu, fasilitas juga cukup tersedia

dengan baik. Meskipun sangat berbeda jauh dengan fasilitas sarana prasarana

yang disediakan pengelola TWA Angke Kapuk.

5.2.5 Suaka Margasatwa Muara Angke

Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan salah satu kawasan lindung

dibawah pengelolaan BKSDA DKI Jakarta. Kawasan ini tidak banyak pengunjung

yang datang karena kondisi dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata sangat

terbatas. Kawasan ini juga dalam kondisi yang sangat buruk dimana

membutuhkan rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan.

Lokasi kawasan ini yang berhadapan langsung dengan jalan raya

menjadikan kawasan ini kurang diminati oleh pengunjung. Kawasan ini juga tidak

memiliki lokasi parkir kendaraan bermotor bagi pengunjungnya sehingga mampu

mempengaruhi persepsi dan motivasi masyarakat untuk mengunjunginya. Selain

itu, kawasan suaka margasatwa Angke Kapuk yang bersebelahan dengan sungai

Angke juga tercium bau tidak sedap. Polusi udara di sekitar kawasan ini juga

mempengaruhi masyarakat untuk datang mengunjunginya.

Gambar 24 Tingkat pendidikan responden TCM Suaka Margasatwa Muara Angke.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan pengelola Suaka

Margasatwa Muara Angke bahwa pengunjung dalam 3 tahun terakhir semakin

menurun jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh semakin rendahnya kualitas wisata

Page 13: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

153

Suaka Margasatwa Muara Angke. Minimnya dana pemeliharaan dan pengelolaan

menjadikan kawasan ini kondisinya semakin memburuk.

Banyak bangunan yang sudah rusak dan rapuh. Pada beberapa titik juga

membahayakan para pengunjung untuk menikmati lokasi wisata ini. Apalagi

ditambah kondisi lingkungan sekitar. Hal yang sangat menganggu kenyamanan

pegunjung lokasi ini adalah polusi udara yang ditandai dengan bau tidak sedap

dari Sungai Kali Angke. Sungai Angke yang berwarna hitam dan ditutupi oleh

sampah pada permukaannya mengurangi nilai estetika dari lokasi ini. Hal ini pada

akhirnya akan mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap lokasi ini.

Gambar 25 Persepsi responden terhadap lokasi wisata Suaka Margasatwa

Muara Angke.

Hasil wawancara dengan petugas dan pengelola kawasan wisata ini juga

sesuai dengan hasil wawancara dengan responden dalam penelitian ini yang

tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Gambar 24. Responden di kawasan

wisata ini memberikan penilaian yang relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

jawaban persepsi responden yang menyatakan lokasi wisata ini hanya “biasa

saja”, sebaliknya responden tidak ada satupun yang menyatakan ketertarikannya

terhadap lokasi wisata ini (Gambar 25).

5.3 Analisis Nilai Ekonomi Total

Nilai ekonomi total kawasan mangrove Muara Angke, merupakan jumlah

dari keseluruhan nilai penggunaan langsung, nilai penggunaan tidak langsung.

Dan nilai non-penggunaan. Nilai penggunaan langsung meliputi nilai pemanfaatan

Page 14: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

154

ikan, cacing, wisata alam, obat-obatan. Nilai penggunaan tidak langsung adalah

nilai pemijahan, nilai penahan abrasi, penahan interusi, serta nilai penyerapan

karbon. Sedangkan nilai non penggunaan adalah nilai keberadaan.

5.3.1 Direct Use Value (Nilai Manfaat Langsung)

Nilai ekonomi langsung/direct use value adalah sumberdaya mangrove

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar atau

kebutuhan ekonomi, misalnya untuk memenuhi kebutuhan ikan masyarakat, kayu

bakar, pangan, obat-obatan dan pendapatan berupa uang. Lokasi survei untuk

mengetahui estimasi nilai manfaat langsung dari kawasan hutan mangrove Muara

angke adalah: Hutan Lindung Angke, Suaka Margasatwa, Tol Sedyatmo, Taman

Wisata Alam, Arboretum, Transmisi PLN dan Cengkareng Drain dengan luas

total 327,7 ha.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa manfaat langsung yang

dihasilkan dari kawasan hutan mangrove Muara Angke saat ini adalah

pemanfaatan cacing, ikan dan kepiting, memancing, wisata serta pendidikan dan

penelitian, serta tambak bandeng dengan hasil ikutan udang alam. Estimasi nilai

total pemanfaatan langsung di kawasan hutan mangrove Muara Angke adalah

Rp. 19.103.256.000. Rincian untuk masing-masing bentuk pemanfaatan disajikan

pada penjelasan dibawah ini.

a. Pemanfaatan Cacing

Pemanfaatan cacing di kawasan hutan mangrove Muara Angke hanya

ditemukan pada lokasi Hutan Lindung Angke. Metode yang dipergunakan untuk

menghitung estimasi nilai ekonomi pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara

Angke sebagai tempat mengambil cacing adalah metode penghitungan nilai pasar

aktual. Jenis cacing yang dimanfaatkan adalah cacing laut yang akan

dimanfaatkan sebagai umpan memancing. Jumlah pencari cacing yang

diwawancara adalah 6 orang, dengan hasil tangkapan 1,75 gelas/orang/hari setara

dengan 70 cup/orang/hari, dengan frekuensi penangkapan cacing setiap hari.

Harga untuk satu cup cacing adalah Rp. 2000, yang dijual kepada para

pemancing. Dengan mengalikan jumlah cacing yang diambil selama satu tahun

Page 15: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

155

dengan harga cacing maka diketahui estimasi nilai ekonomi dari pemanfaatan

cacing di kawasan hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 306.600.000/tahun

atau Rp. 6.849.866/ha/tahun. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada

lampiran 3.

b. Pemanfaatan Ikan dan Kepiting

Sama halnya dengan pemanfaatan cacing, pemanfaatan ikan dan kepiting

di kawasan hutan mangrove Muara Angke hanya terdapat di lokasi sekitar Hutan

Lindung Angke. Metode yang dipergunakan untuk menghitung estimasi nilai

ekonomi pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat

pemanfaatan ikan dan kepiting adalah metode penghitungan nilai pasar aktual.

Jumlah nelayan yang diwawancara sebanyak 4 orang dengan hasil tangkapan ikan

rata-rata sebanyak 1,5 kg/hari dengan frekuensi penangkapan ikan setiap hari.

Jumlah pencari kepiting yang diwawancarai sebanyak 2 orang dengan hasil

tangkapan rata-rata 6 ekor (1,2 kg)/orang per hari dengan frekuensi penangkapan

setiap hari. Harga jual ikan adalah Rp.20.000/hari sedangkan harga kepiting

adalah Rp.35.000/kg. Dengan mengalikan jumlah ikan dan kepiting yang

diperoleh selama satu tahun, maka dapat diketahui estimasi nilai ekonomi

pemanfaatan ikan dan kepiting dari kawasan hutan mangrove Muara Angke

sebesar Rp. 74.460.000/tahun atau Rp.1.663.539/ha/tahun. Perhitungan secara

terperinci bisa dilihat pada Lampiran 4.

c. Pemanfaatan Untuk Memancing

Pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara Angke untuk tempat

memancing ikan hanya ditemui di lokasi Tol Sedyatmo. Metode yang

dipergunakan untuk menghitung estimasi nilai ekonomi pemanfaatan kawasan

hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat memancing adalah Travel Cost

Method (Biaya Perjalanan). Kegiatan memancing dilakukan di kolam-kolam yang

ada di areal Tol Sedyatmo yang dikelola oleh masyarakat. Jumlah kolam tersebut

adalah 10 unit, dengan jumlah rata-rata pemancing 3 orang pada hari biasa,

sedangkan jumlah pemancing pada hari libur berjumlah 6 orang. Harga tiket rata-

rata untuk mesuk ke pemancingan tersebut adalah Rp. 10.000. Mayoritas

Page 16: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

156

pemancing berasal dari sekitar Kecamatan Penjaringan, dengan moda transportasi

yang digunakan sepeda motor. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh para

pemancing adalah Rp.18.000/satu kali memancing. Estimasi nilai ekonomi di

duga dengan cara mengalikan jumlah pemancing dalam satu tahun dengan

pengeluaran/biaya yang dikeluarkan oleh pemancing. Berdasarkan perhitungan

tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke

sebesar Rp. 393.120.00 per tahun atau Rp.4.116.440/ha/tahun. Perhitungan secara

terperinci bisa dilihat pada Lampiran 5.

d. Pemanfaatan untuk Wisata

Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dimanfaatkan untuk wisata

berlokasi di Tol Sedyatmo dan Taman wisata Alam (TWA). Metode yang

dipergunakan untuk menduga estimasi nilai ekonomi manfaat kawasan hutan

mangrove Muara Angke sebagai tempat wisata adalah Travel Cost Method

(TCM). Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola, jumlah

pengunjung objek wisata Tol Sedyatmo adalah 12.000 orang pertahun, sedangkan

jumlah pengunjung objek wisata TWA adalah 16.517 per tahun. Mayoritas

pengunjung ke dua objek wisata tersebut berasal dari Jabotabek. Rata-rata jumlah

pengeluaran pengunjung TWA adalah Rp. 97.222/orang/hari, sedangkan rata-rata

pengeluaran pengunjung objek wisata Tol Sedyatmo adalah Rp.

124.433/orang/hari. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dipergunakan untuk biaya

tiket, transportasi, makan minum, pendamping, dokumentasi dan biaya

menggunakan atraksi khusus (khusus TWA). Berdasarkan data tersebut diketahui

bahwa estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke yang

berlokasi di di TWA adalah Rp.1.605.848.181/ tahun atau Rp.

16.087.439/ha/tahun. Sedangkan untuk objek wisata Tol Sedyatmo adalah Rp.

1.493.200.000 atau Rp. 15.635.602 /ha/tahun. Dengan demikian estimasi nilai

ekonomi total kawasan hutan mangrove Muara Angke dari pemanfaatan wisata

adalah Rp. 3.099.048.181/tahun, atau Rp. 31.723.041/ha/th. Perhitungan secara

terperinci bisa dilihat Lampiran 6.

Page 17: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

157

e. Pendidikan dan Penelitian

Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dimanfaatkan untuk

pendidikian dan penelitian berlokasi di Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke.

Metode yang dipergunakan untuk menduga estimasi nilai ekonomi manfaat

kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat pendidikan dan penelitian

adalah Travel Cost Method (TCM). Jumlah pengunjung SM Muara Angke pada

tahun 2011 adalah 2.735 orang. Dari jumlah pengunjung tersebut, 99% berasal

dari Jabotabek, sedangkan sisanya berasal dari Jawa Tengah. Biaya untuk tiket

masuk adalah Rp. 3000 per orang/kunjungan, biaya makan dan minum rata-rata

Rp. 15.000 dan biaya transportasi yang diperlukan rata-rata Rp. 15.000 untuk

pengunjung dari Jakarta, Rp. 20.000 untuk pengunjung dari Tangerang, Rp.

25.000 untuk pengunjung dari Bekasi/Depok, Rp. 35.000 untuki pengunjung dari

Bogor dan Rp. 400.000 untuk pengunjung yang berasal dari Jawa Tengah.

Berdasarkan data tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan hutan

mangrove Muara Angke dari pemanfaatan pendidikan dan penelitian sebesar

Rp. 120.891.250/tahun atau 4.831.785/ha/tahun.

f. Pemanfaatan untuk Tambak

Disamping kawasan hutan mangrove Muara Angke (327,7 ha) juga

terdapat kawasan tambak yang dimanfaatkan sebagai areal budidaya ikan bandeng

dengan hasil ikutan udang alam. Luas tambak yang di kelola oleh BRKP DKP

adalah 57,3 ha dengan jumlah pemilik/pengelola sebanyak 20 orang, sedangkan

luas tambak yang dikelola masyarakat (tambak rakyat) berjumlah 93 ha dengan

jumlah pemilik/pengelola sebanyak 45 orang. Metode untuk menghitung estimasi

nilai ekonomi hutan mangrove Muara angke untuk pemanfaatan tambak adalah

metode pasar aktual. Dengan demikian, estimasi nilai ekonomi dihitung dengan

cara mengalikan keuntungan bersih dari budidaya tambak/ha dengan luasan

kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dijadikan sebagai lahan tambak.

Asumsi yang digunakan dalam perhitungan tersebut adalah periode panen

sebanyak 3 kali per tahun, produksi rata-rata bandeng pertahun 458,4 ton untuk

tambak DKP dan 744 ton/tahun untuk tambak milik rakyat. Produksi rata-rata

udang alam dari tambak DKP adalah 111,45 ton/tahun, sedangkan dari tambak

Page 18: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

158

rakyat sebanyak 180,89 ton. Harga rata-rata bandeng adalah Rp. 15.000/kg dan

harga rata-rata udang adalah Rp. 50.000/kg. Biaya investasi Rp. 114.666.667/ha

dan biaya operasional Rp. 71.920.000/ha/tahun. Berdasarkan asumsi tersebut

diperoleh estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai

tempat tambak sebesar Rp. 5.541.196.500 untuk tambak DKP dan

Rp. 8.993.565.000 untuk tambak milik rakyat. Dengan demikian estimasi nilai

total dari hutan mangrove Muara Angke dari pemanfaatan sebagai lokasi tambak

adalah Rp. 14.534.761.500.

5.3.2 Indirect Use Value (Nilai Manfaat Tidak Langsung)

Manfaat tidak langsung dari hutan mangrove adalah manfaat yang tidak

secara langsung dapat memberikan manfaat dalam bentuk uang atau pemenuhan

kebutuhan manusia. Manfaat tidak langsung dari hutan mangrove Muara Angke

yang diukur atau di nilai manfaat ekonominya adalah: manfaat hutan mangrove

sebagai penahan abrasi, penahan intrusi air laut, penyerap karbondioksida,

penjerap (filter) limbah, penyedia unsur hara, spawning dan nursery ground, juga

manfaat hutan mangrove sebagai penghasil oksigen. Berdasarkan hasil

perhitungan estimasi nilai ekonomi manfaat tidak langsung untuk manfaat-

manfaat diatas diperoleh nilai sebesar Rp. 79.732.453.719 per tahun. Rekapitulasi

estimasi nilai ekonomi untuk masing-masing manfaat tidak langsung yang

dihasilkan oleh hutan mangrove Muara Angke disajikan pada Tabel 48-56.

Berikut ini adalah penjelasan tentang estimasi nilai ekonomi dari manfaat tidak

langsung kawasan hutan mangrove Muara Angke secara terperinci.

a. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

Penahan Abrasi

Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang mempunyai nilai manfaat

sebagai penahan abrasi berada di lokasi Hutan Lindung Angke, Suaka

Margasatwa, TWA dan Cengkareng Drain. Metode yang dipergunakan untuk

menduga nilai ekonomi dari manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi

adalah replacement cost (biaya pengganti) berupa biaya pembangunan

beton/tembok penahan gelombang yang setara dengan fungsi mangrove sebagai

penahan abrasi. Berdasarkan standar biaya pembuatan tembok pemecah

Page 19: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

159

gelombang yang bersumber dari Sub Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Utara tahun

2011, biaya pembuatan tembok penahan gelombang adalah Rp. 1.460.000/ meter,

biaya pemeliharaan Rp. 1 Milyar/km dan biaya operasional Rp. 500. Juta/tahun.

Berdasarkan hasil pengukuran, panjang garis pantai/sungai yang ditumbuhi

mangrove di hutan lindung adalah sepanjang 5 km, di TWA sepanjang 2 km, di

Suaka Margasatwa sepanjang 1 km dan di Cengkareng Drain sepanjang 3 km.

Dengan demikian, total nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke

setara dengan biaya pembangunan, biaya pemeliharaan dan biaya operasional

tembok pemecah gelombang sepanjang 11 km. Asumsi umur pakai tembok

penahan gelombang yang digunakan adalah 20 tahun. Dengan perhitungan

tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke sebesar

Rp. 4.959.000.000/ tahun. Data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 48.

Sedangkan perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 48 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai

penahan abrasi

Komponen Hutan

Lindung

Suaka

Margasatwa TWA

Cengkareng

Drain Total

Luas (ha) 44,76 25,02 99,82 28,39

Nilai

Ekonomi

Rp/th 1.845.000.000 769.000.000 1.038.000.000 1.307.000.000 4.959.000.000

Rp/ha/th 73.800.000 38.450.000 25.950.000 48.407.407 186.607.407

b. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

Penahan Intrusi Air Laut

Salah satu fungsi dari hutan mangrove adalah menekan laju intrusi air laut,

sehingga kerusakan hutan mangrove merupakan salah satu penyebab masuknya

air laut ke dalam akuifer sehingga air tawar menjadi payau atau asin. Hal ini

berdampak pada menurunnya konsumsi air tanah, dan kebutuhan air masyarakat

di subsitusi dengan cara membeli air dari penjual air keliling. Berdasarkan data

neraca air Jakarta tahun 2005, sumber air utama masyarakat adalah air tanah

(46%) dan sisanya berasal dari PDAM. Kebutuhan rata-rata air bersih di wilayah

Jakarta adalah 150 liter/orang/hari. Untuk menghitung estimasi nilai ekonomi

hutan mangrove Muara Angke dalam mencegah/mengurangi intrusi air laut

digunakan metode perubahan konsumsi air masyarakat. Dengan kata lain, berapa

Page 20: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

160

biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membeli air, akibat dari intrusi air

laut yang terjadi.

Perhitungan nilai ekonomi manfaat hutan mangrove sebagai penahan

intrusi air laut mencakup wilayah yang terpengaruh, yaitu Kecamatan

Penjaringan, Cengkareng dan Kalideres. Berdasarkan data BPS tahun 2010,

jumlah penduduk di ketiga wilayah tersebut adalah 655.476 jiwa terdiri dari

184.738 Kepala Keluarga (KK). Asumsi yang digunakan dalam perhitungan

adalah: Skenario penurunan konsumsi air tanah memakai dua asumsi, yaitu

penurunan sebesar 5% (rendah) dan tinggi (15%), harga air Rp.1000/derigen (20

liter), dan kemampuan mangrove dalam mengurangi intrusi air laut sama (tanpa

memperhitungkan kerapatan). Berdasarkan asumsi tersebut diperoleh estimasi

nilai ekonomi total manfaat kawasan hutan mangrove sebagai pencegah intrusi air

laut sebesar Rp. 61.905.643.208/tahun atau Rp. 188.909.500/ha/th. Data

selengkapnya disajikan pada Tabel 49. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat

pada Lampiran 8.

Tabel 49 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai

penahan intrusi

Komponen Hutan lindung Suaka

Margasatwa Tol Sedyatmo TWA Arboretum PLN

Cengkareng draine

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 Nilai

Ekonomi

Rp/th 8.455.589.228 4.726.515.694 18.040.857.267 18.856.946.308 1.985.438.847 4.477.155.154 5.363.140.710

Rp/ha/th 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 Total

Rp/th 61.905.643.208

Total

Rp/ha/th 188.909.500

c. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

Sebagai Penyerap Karbon

Estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke di hitung

dengan menggunakan metode transfer benefit. Asumsi yang digunakan adalah

potensi mangrove di lokasi-lokasi kawasan hutan mangrove Muara Angke

sebesar 20% dari potensi karbon di hutan mangrove Batu Ampar Kalimantan

Tengah, kecuali di lokasi TWA hanya 5% dari potensi karbon hutan mangrove di

Batu Ampar. Potensi karbon di hutan mangrove Batu Ampar adalah 82,3 ton/ha,

Page 21: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

161

asumsi potenisi harga karbon ditingkat Internasional sebesar US$ 15 ton, nilai

tukar Rp. 9400/1US$. Daur pengelolaan dihitung selama 20 tahun. Estimasi nilai

ekonomi penyerapan karbon dihitung dengan cara mengalikan potensi serapan

karbon per tahun dengan harga karbon. Berdasarkan perhitungan tersebut

diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke dalam menyerap

karbon sebesar Rp. 29.339.723/tahun atau Rp. 727.000/ha/tahun. Data

selengkapnya disajikan pada Tabel 50. Perhitungan secara terpeerinci bisa dilihat

pada Lampiran 9.

Tabel 50 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai

penyerap karbon

Komponen Hutan

lindung

Suaka

Margasatwa

Tol

Sedyatmo

TWA Arboretum PLN Cengkareng

draine

Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7

Nilai

Ekonomi

Rp/th 5.194.085 2.903.396 11.082.107 2.895.853 1.219.612 2.750.219 3.294.461 29.339.732

Rp/ha/th 116.043 116.043 116.043 29.011 116.043 116.043 116.043 727.000

d. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

Sebagai Penjerap Limbah

Hutan mangrove yang terjaga dengan baik memiliki kemampuan yang

tinggi dalam menjerap atau sebagai filter polutan atau limbah yang berasal dari

berbagai aktivitas industri/manusia. Rusaknya hutan mangrove akan berdampak

pada menurunnya peran tersebut, sehingga akan menyebabkan peningkatan

akumulasi limbah/zat pencemar di laut yang menyebabkan menurunnya kualitas

perairan. Menurunnya kualitas perairan akan berdampak negatif terhadap

kelangsungan budidaya perairan, salah satunya budidaya kerang hijau. Beberapa

kajian ilmiah menyebutkan bahwa kerang hijau di Perairan Jakarta telah tercemar

oleh logam berat, sehingga produktivitasnya berkurang dan bahkan berbahaya

untuk dikonsumsi. Berdasarkan fakta tersebut, maka estimasi nilai manfaat

ekonomi mangrove sebagai penjerap karbon akan dihitung dengan menggunakan

pendekatan perubahan produktivitas kerang hijau di Perairan Jakarta. Pengepul

kerang hijau tersebar di daerah Angke, Cilincing, Kalibaru dan Dadap. Jumlah

produksi kerang hijau dihitung berdasarkan jumlah kerang yang dikumpulkan

Page 22: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

162

oleh para pengepul, dengan asumsi bahwa kerang tersebut berasal dari bagan-

bagan yang ada disekitar kawasan hutan mangrove Muara Angke.

Jumlah pengepul nyang diwawancarai sebanyak 30 orang, dengan

produksi 155 kg/hari untuk pengepul kecil dan 1,2 ton/hari untuk pengepul besar.

Biaya untuk memproduksi berupa biaya perebusan, pengupasan, kayu, es dan

tawas sebesar Rp. 4.167/kg, sedangkan harga jual Rp.15.000/kg. Dengan adanya

limbah diasumsikan bahwa produksi kerang hijau berkurang 85% dan terjadi

selama 2 kali per bulan. Estimasi nilai ekonomi mangrove sebagai penjerap

limbah diperoleh dengan cara mengalikan penurunan produksikerang hijau akibat

limbah dengan harga jual kerang hijau setelah dikurangi dengan biaya produksi.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan

mangrove Muara Angke sebesar Rp. 3.798.873.064 per tahun. Data selengkapnya

disajikan pada Tabel 51. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran

10.

Tabel 51 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai

penjerap limbah

Komponen Hutan

lindung

Suaka

Margasatwa

Tol

Sedyatmo TWA Arboretum PLN

Cengkareng

draine Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7

Nilai

Ekonomi

Rp/th 518.881.777 290.045.176 1.107.086.902 1.157.166.644 121.837.522 274.743.032 329.112.012 3.798.873.064

Rp/ha/th 11.592.533 11.592.533 11.592.533 11.592.533 11.592.533 11.592.533 11.592.533

e. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

Sebagai Penyedia Unsur Hara

Salah satu fungsi dari hutan mangrove adalah menyediakan unsur hara

(nutrisi) yang berguna bagi stabilitas siklus makanan di perairan sekitarnya.

Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove sebagai penyedia unsur hara

dilakukan dengan pendekatan biaya pengganti. Biaya pengganti yang digunakan

adalah biaya pengganti untuk membeli pupuk yang setara dengan unsur Nitrogen

dan Phospor yang terkandung di dalam mangrove. Hasil kajian Soekarjo (1995)

menyebutkan bahwa guguran serasah di kawasan mangrove Muara Angke sebesar

13,08 ton/ha/th, yang setara dengan nilai Phospor 2 kg/ha/tahun dan Nitrogen 148

kg/ha/tahun. Nilai manfaat ekonomi penyedia unsur hara dihitung dalam bentuk

Page 23: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

163

urea dan pupuk Sp-36. Faktor konversi yang unsur Nitrogen menjadi Pupuk Urea

sebesar 2,221714, sedangkan faktor konversi Phospor menjadi Pupuk SP-36

sebesar 2,776949. Harga non subsidi Pupuk Urea diasumsikan Rp. 4.000/kg

sedangkan harga Pupuk SP-36 diasumsikan Rp. 3.750/kg.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan

mangrove Muara Angke sebesar Rp. 491.710.245 per tahun. Data selengkapnya

disajikan pada Tabel 52. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada

Lampiran 11.

Tabel 52 Estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai

penyedia unsur hara

Komponen Hutan

lindung

Suaka

Margasatwa

Tol

Sedyatmo

TWA Arboretu

m

PLN Cengkareng

draine

Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7

Nilai

Ekonomi

Rp/th 67.161.888 37.542.235 143.296.700 149.778.812 15.770.139 35.561.589 42.598.883 491.710.245

Rp/ha/th

f. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

Sebagai Tempat Pemijahan dan Asuhan

Estimasi nilai ekonomi mangrove sebagai daerah pemijahan dan asuhan

menggunakan metode atau pendekatan biaya pengganti, yaitu dihitung

berdasarkan nilai pembuatan dan pemeliharaan budidaya perikanan tambak.

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah bahwa tambak seluas 1 hektar memiliki

fungsi pemijahan dan asuhan biota laut yang setara nilainya dengan 1 hektar lahan

hutan mangrove. Biaya pembuatan dan pemeliharaan tambak sebesar Rp. 31,4

juta mencakup biaya perbaikan tambak, pembangunan pintu air, pembuatan

rumah jaga dan biaya peralatan budidaya. Pembuatan 1 hektar tambak di hutan

mangrove akan menghasilkan 287 kg ikan atau udang, namun hilangnya 1 hektar

mangrove menyebabkan kerugian 480 kg ikan atau udang/tahun. Berdasarkan

asumsi yang dibangun tersebut, diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan hutan

mangrove Muara Angke sebagai tempat pemijahan dan asuhan sebesar

Rp. 12.276.761.822/tahun. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 53.

Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 12.

Page 24: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

164

Tabel 53 Estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke

sebagai tempat pemijahan

Komponen Hutan

lindung Suaka

Margasatwa Tol

Sedyatmo TWA Arboretum PLN

Cengkareng draine

Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7

Nilai

Ekonomi

Rp/th 1.676.862.439 937.334.659 3.577.756.289 3.739.598.348 393.740.530 887.883.045 1.063.586.512 12.276.761.822

Rp/ha/th 37.463.415 37.463.416 37.463.417 37.463.418 37.463.419 37.463.420 37.463.421

g. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke

Sebagai Penghasil Oksigen

Metode yang dipergunakan untuk menghitung nilai ekonomi mangrove

sebagai penghasil oksigen adalah metode transfer benefit Estimasi nilai ekonomi

mangrove sebagai penghasil oksigen didekati dengan potensi oksigen yang

diproduksi mangrove melalui proses fotosintesis. Pendugaan potensi oksigen

didekati melalui persamaan kimia fotosintesis, berdasarkan pada potensi

kandungan karbon mangrove. Harga Oksigen didekati dengan harga oksigen

untuk membantu pernafasan pasien yang sakit yaitu sebesar Rp. 85.000/m3.

Potensi mangrove dalam menghasilkan Oksigen adalah 0,499 m3/ha/tahun.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan

hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 10.723.977/tahun. Data selengkapnya

disajikan pada Tabel 54. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada

Lampiran 13.

Tabel 54 Estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai

penghasil oksigen

Komponen Hutan

lindung

Suaka

Margasatwa

Tol

Sedyatmo TWA Arboretum PLN

Cengkareng

draine Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7

Nilai

Ekonomi

Rp/th 1.898.495 1.061.223 4.050.633 1.058.466 445.782 1.005.236 1.204.162 10.723.997 Rp/ha/th 42.415 42.415 42.415 10.604 42.415 42.415 42.415

5.3.3 Nilai Pilihan Hutan Mangrove Muara Angke Jakarta

Manfaat pilihan hutan mangrove Muara Angke di dekati dengan

menggunakan manfaat nilai keanekaragaman hayati (biodiversity). Asumsi yang

digunakan adalah hasil kajian Ruitenbeek (1992) yang menyebutkan bahwa nilai

biodiversitas hutan mangrove adalah US$ 1.500/km2 atau sekitar US$ 15/ha.

Page 25: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

165

Dengan asumsi kurs dolar yang digunakan adalah Rp.9400/1 US$, diperoleh

estimasi nilai manfaat pilihan dari hutan mangrove Muara Angke sebesar

Rp. 46.205.700 per tahun. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 55.

Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 14.

Tabel 55 Nilai ekonomi manfaat pilihan hutan mangrove Muara Angke

Komponen Hutan

lindung Suaka

Margasatwa Tol

Sedyatmo TWA Arboretum PLN

Cengkareng draine

Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7 Nilai

Ekonomi

Rp/th 6.311.160 3.527.820 13.465.500 14.074.620 1.481.910 3.341.700 4.002.990 46.205.700

Rp/ha/th 141.000 141.000 141.000 141.000 141.000 141.000 141.000

5.3.4 Manfaat Pewarisan Hutan Mangrove Muara Angke

Nilai pewarisan adalah nilai yang didasarkan pada suatu keinginan

individu atau masyarakat untuk mewariskan kewasan konservasi kepada generasi

yang akan datang. Bagi kawasan hutan mangrove Muara Angke nilai warisan

adalah korbanan yang diberikan masyarakat yang hidup saat ini untuk menjaga

kelestarian kawasan hutan mangrove Muara Angke agar tetap utuh untuk

diberikan kepada generasi yang akan datang. Nilai pewarisan dari suatu kawasan

hutan, dapat diestimasi dari jumlah bibit bakau yang dihasilkan.

Berdasarkan penelitian Suryono (2006), jumlah bibit yang dapat

dihasilkan dari hutan mangrove Muara Angke pada lokasi hutan lindung seluas

44,76 ha adalah 10.000 bibit per tahun. Dengan asumsi bahwa jumlah bibit yang

dihasilkan di semua lokasi sama dengan jumlah bibit yang dihasilkan oleh hutan

lindung, dan harga bibit mangrove dengan kisaran ± Rp.3.500/ batang, maka

diperoleh estimasi nilai ekonomi manfaat pewarisan kawasan hutan mangrove

Muara Angke sebesar Rp. 35.000.000 per tahun. Data selengkapnya disajikan

pada Tabel 56. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 56 Estimasi nilai ekonomi manfaat pewarisan hutan mangrove Muara

Angke

Komponen Hutan

lindung

Suaka

Margasatwa

Tol

Sedyatmo

TWA Arboretum PLN Cengkareng

draine

Total

Luas (ha) 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 327,7 Nilai

Ekonomi

Rp/th 4.780.592 2.672.261 10.199.878 10.661.276 1.122.521 2.531.279 3.032.194 35.000.000

Rp/ha/th 106.805 106.805 106.805 106.805 106.805 106.805 106.805

Page 26: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

166

5.3.5 Estimasi Nilai Ekonomi Manfaat Keberadaan Hutan Mangrove

Muara Angke

Nilai keberadaan adalah nilai yang bukan dihasilkan dari institusi pasar

dan tidak ada kaitannya dengan fungsi perlindungan asset produktif atau proses

produksi secara langsung maupun tidak langsung. Nilai keberadaan kawasan

hutan mangrove Muara Angke adalah nilai yang diberikan masyarakat baik itu

penduduk setempat maupun pengunjung terhadap kawasan tersebut atas manfaat

spiritual, estetika dan kultural. Estimasi nilai keberadaan dari hutan mangrove

Muara Angke di dasarkan pada penelitian Suryono (2006), dimana berdaarkan

penelitian tersebut, didapatkan hasil estimasi nilai ekonomi dari keberadaan hutan

mangrove Muara Angke sebesar Rp. 791.311.418,20/tahun atau

4.393.489/ha/tahun. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 16.

5.4 Pembahasan Nilai Ekonomi Total Kawasan Mangrove Muara Angke

Nilai manfaat total hutan mangrove Muara Angke adalah merupakan

penjumlahan nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai pilihan,

nilai pewarisan dan nilai keberadaaan. Perhitungan jumlah nilai manfaat total

didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Antara nilai-nilai tersebut tidak terdapat saling tumpang tindih (duplikasi

penilaian)

2. Masing-masing nilai bersifat non rivalry terhadap nilai lain sehingga penilaian

terhadap suatu nilai tidak mempengaruhi (menambah atau mengurangi nilai

yang lain

3. Terhadap sebagian kawasan atau seluruh kawasan tersebut tidak dilakukan

konversi yang menyebabkan perubahan secra signifikan.

Berdasarkan seluruh penjumlahan terhadap nilai dari seluruh manfaat yang

terdapat pada hutan mangrove Muara Angke diperoleh estimasi nilai manfaat total

sebesar Rp 100.009.463.994 data selengkapnya disajikan pada Tabel 55.

Memperhatikan nilai manfaat total kawasan mangrove Muara Angke,

terlihat bahwa nilai manfaat tidak langsung (80,03 %) jauh lebih besar

dibandingkan nilai manfaat langsung (19,20 %). Apabila dibandingkan dengan

hasil penelitian Santoso,N (2008) di kawasan hutan mangrove Batu Ampar

Kalimantan Barat yang menunjukkan bahwa nilai manfaat langsung (47 %) dan

Page 27: 5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE … · dalam rumah tangga masyarakat yang tersebar Kelurahan Penjaringan, Tegal Alur, Kamal Muara, Pluit, dan Kapuk Muara, Kecamatan

167

nilai manfaat tidak langsung (39 %) dari nilai ekonomi total kawasan mangrove,

maka terlihat bahwa nilai ekonomi kawasan mangrove Muara Angke

mendominasi dari komponen nilai ekonomi total. Hal ini terjadi karena kondisi

hutan mangrove Batu Ampar masih memiliki potensi kayu yang cukup tinggi dan

masyarakat sekitar membutuhkan nilai manfaat langsung tersebut (kayu, ikan).

Sedangkan kondisi hutan mangrove Muara Angke DKI Jakarta telah mengalami

degradasi, potensi kayu rendah dan tidak dapat dimanfaatkan, serta kondisi

lingkungan dan masyarakat lebih memerlukan manfaat tidak langsung dari

keberadaan kawasan mangrove Muara Angke.

Tabel 57 Estimasi nilai total hutan mangrove Muara Angke (478 ha)

No Manfaat Nilai

Persentase Rp/ha/th Rp/tahun

1 Manfaat langsung 58.294.953 19.103.256.000 19,10

2 Manfaat tidak langsung 244.228.535 80.033.690.876 80,03 3 Nilai pilihan 141.000 46.205.700 0,05

4 Manfaat pewarisan 106.805 35.000.000 0,03

5 Manfaat keberadaan 2.414.743 791.311.418,2 0,79

6 Total 305.186.036 100.009.463.994 100

5.5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai ekonomi total kawasan mangrove Muara Angke adalah sebesar Rp.

100.009.463.994,-. Nilai ini diperoleh dari nilai manfaat langsung

pemanfaatan ikan, cacing, wisata alam), nilai manfaat tidak langsung

(penahan abrasi, penahan interusi, penghasil oksigen, pengurai

danpenjerap polutan, tempat mencari makan/memijah/daerah asuhan),

nilai manfaat pilihan, nilai manfaat pewarisan dan nilai manfaat

keberadaan.

2. Kebijakan pemanfaatan kawasan mangrove Muara Angke perlu

mempertimbangkan nilai ekonomi total kawasan mangrove. Dalam

mewujudkan pegelolaan mangrove Muara Angke Berkelanjutan,

pemerintah DKI Jakarta perlu tetap menetapkan status kawasan mangrove

sebagai Kawasan Hijau Lindung.