makalah kapuk jadi

28
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN TEBU, TEMBAKAU DAN SERAT PROSPEK DAN BUDIDAYA TANAMAN KAPUK Disusun Oleh : 1. Rembulan Marchelita H0710089 / AGT.B 2. Reza Grahito Nugroho H0710091 / AGT.B 3. Ria Amelia H0710092 / AGT.B

Upload: farensa-ikman-dedi-setiawan

Post on 09-Feb-2016

931 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: makalah kapuk jadi

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN TEBU, TEMBAKAU DAN SERAT

PROSPEK DAN BUDIDAYA TANAMAN KAPUK

Disusun Oleh :

1. Rembulan Marchelita H0710089 / AGT.B

2. Reza Grahito Nugroho H0710091 / AGT.B

3. Ria Amelia H0710092 / AGT.B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: makalah kapuk jadi

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang

tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae. Berasal dari bagian utara dari

Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas

C. pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika. Klasifikasi

kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Bombacaceae

Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra L. Gaertn

Meskipun berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, juga Karibia dan Afrika,

kapuk randu juga dengan mudah dapat ditemukan di wilayah Asia, seperti

Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Kapuk (Ceiba pertandra) atau randu (Sunda/Jawa) dan kapo (Madura)

umumnya tumbuh di kawasan pinggir pantai serta lahan-lahan dengan

ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (dpl). Kapuk randu kurang

menghendaki tanah yang berpasir. Syarat tumbuh tanaman kapuk adalah

membutuhkan musim kering yang panjang namun tidak terlalu kering.

Hubungan antara curah hujan di beberapa daerah penghasil kapuk di pulau

Jawa, menunjukkan bahwa curah hujan pada periode kering menentukan saat

berbunga dan pembentukan buah. Jenis pohon ini mulai berbunga dan berbuah

pada usia 5-6 tahun dengan masa panen dilakukan setelah biji-biji kapuk

berwarna kuning kelabu. Tanaman perkebunan ini berbeda dengan kapas yang

Page 3: makalah kapuk jadi

dihasilkan dari tanaman kapas yang digunakan untuk bahan baku tekstil atau

pakaian lainnya. Secara tradisional, kapuk digunakan sebagai bahan pembuat

atau pengisi kasur dan saat ini dikembangkan aneka jenis keperluan lainnya.

Sejumlah data menyebutkan tahun 1936-1937 ekspor kapuk Indonesia

mencapai 28,4 juta kg/tahun. Seiring dengan minimnya peningkatan nilai

tambah kapuk menyebabkan budidaya terus menurun. Tidak ada dukungan

sarana dan teknologi memadai serta minimnya permodalan semakin

memerosotkan kapuk. Akibatnya kualitas dan produksi kapuk semakin

menurun. Pada awal 1990-an, data yang ada menyebutkan luas areal tanaman

kapuk sekitar 600 ribu ha, jumlah ini pun terus menurun.

Tanaman kapuk di beberapa tempat di Indonesia telah diusahakan secara

intensif. Misalnya di Pulau Jawa dilereng Gunung Muria (Pati) disekitar

Weleri, antara Semarang dan Pekalongan, di daerah Pandaan antara Gunung

Arjuno dan Penanggungan dan antara Pare dan Ngantang yaitu jalan dari

Kediri menuju ke Malang. Di Sulawesi kapuk didapati dibagian selatan Danau

Tempe dekat Sengkang, dibagian selatan dan timur Gunung Lompobattang

sekitar Jeneponto dan Bantaeng, kemudian disekitar Tanette dan pulau Muna.

Tanaman kapuk di Indonesia dikembangkan oleh rakyat, perkebunan swasta

dan perkebunan pemerintah (BUMN).

Page 4: makalah kapuk jadi

II. PEMBAHASAN

A. Prospek Tanaman Kapuk

Serat buah, batang, dan daun merupakan komoditas serat alam yang sangat

prospektif di masa mendatang karena komoditas tersebut memiliki keunggulan

untuk bahan baku berbagai industri dan kontribusinya dalam penyelamatan

lingkungan. Tanaman yang menghasilkan serat buah adalah kapuk. Serat buah,

batang dan daun merupakan komoditas serat alam yang sebelumnya kurang

memperoleh perhatian, baik oleh pemerintah, petani, maupun pengusaha.

Namun pada saat ini dan dimasa yang akan datang, komoditas serat alam

merupakan komoditas yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai

bahan baku berbagai industri. Sebagai informasi salah satu kegunaan

komoditas serat buah kapuk adalah untuk tekstil (Sudjindro, 2004).

Tiap bagian dari tanaman kapuk randu memiliki manfaat dan potensi yang

sangat besar, mulai dari kayu, daun, bunga, buah, biji hingga kulit buah.

a. Bagian kayu dari tanaman kapuk randu dapat digunakan untuk pembuatan

kertas, pintu, furniture, kotak dan mainan.

b. Daun dari tanaman kapuk randu dapat digunakan sebagai makanan ternak

dan dapat memperbaiki tanah.

c. Bunganya merupakan sumber madu yang bagus dan bunga kapuk randu ini

dapat digunakan sebagai obat tradisional di Asia Tenggara untuk penyakit

demam, batuk, serak dan lain sebagainya.

d. Buah Ceiba petandra merupakan sumber serat kapuk, dapat digunakan

sebagai bahan dasar matras, bantal, hiasan dinding, pakaian pelindung,

penahan panas dan suara.

e. Kulit buah digunakan sebagai pengganti bahan kertas untuk pembuatan

kertas di Jawa Timur. Bagian kulit ini kaya akan potassium dan abu

sehingga dapat digunakan sebagai pupuk, membuat baking soda dan sabun.

Kulit kering digunakan sebagai bahan bakar (Rama.P.dan Ray.H, 2007).

Disamping itu kapuk merupakan salah satu tanaman yang berpotensi

menghasilkan minyak. Setiap gelondong buah kapuk mengandung 26% biji,

Page 5: makalah kapuk jadi

sehingga setiap 100 kg gelondong kapuk akan menghasilkan 26 kg limbah biji.

Aplikasi kapuk seed oil diantaranya adalah :

a. Kosmetik

b. Minyak goreng

c. Campuran minyak goreng

d. Margarine vegetable

e. Oil additive lubricant

f. Bio-fuel

g. Bio-diesel

h. Pengawetan ikan tuna,daging dll.

Perkebunan merupakan sub sektor yang mampu bertahan dari goncangan

krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 - 1998. Kapuk randu

merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sudah sejak lama

diperdagangkan sebagai salah satu sumber serat alami. Serat alami yang sering

digunakan diantaranya adalah serat rami, serat nanas, eceng gondok, jute,

kenaf, abaca, kapas, jerami dan serat kelapa. Serat alam tersebut mempunyai

berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga aplikasi hasil dari

proses manufaktur tersebut akan berbeda-beda (Adji, 2006). Menurut hasil

pengamatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia, negara

Indonesia merupakan pengekspor kapuk terbesar di dunia dengan jumlah

mencapai 28.400 ton serat atau 85% kebutuhan serat kapuk dunia. Potensi ini

seharusnya membuat prospek dan budidaya kapuk semain meningkat. Namun

pada tahun 2003 ekspor serat kapuk menurun menjadi 1.496 ton serat.

Penurunan ekspor kapuk antara lain disebabkan :

a. banyaknya kapuk tua yang tidak produktif

b. penebangan kapuk tanpa diimbangi peremajaan

c. meningkatnya penggunaan serat kapuk dalam negeri

d. persaingan dengan bahan sintetis seperti karet busa

e. selain itu penurunan ekspor kapuk Indonesia disebabkan kalah bersaing

dalam harga dengan Thailand yang lebih murah.

Page 6: makalah kapuk jadi

Untuk meningkatkan ekspor serat kapuk antara lain dengan meningkatkan

produktivitas dan tetap mempertahankan kualitas serat kapuk yang baik

Varietas unggul yang telah dilepas Balittas untuk mendukung pengembangan

kapuk adalah Muktiharjo 1 (MH 1), Muktiharjo 2 (MH 2), dan Togo B dari tipe

Karibea yang dilepas pada tahun 2006 dan sesuai untuk usaha tani monokultur,

serta Muktiharjo 3 (MH 3) dan Muktiharjo 4 (MH 4) dari tipe yang sama yang

sesuai untuk program penghijauan dan konservasi lahan yang dilepas pada

tahun 2007. Menilik berbagai manfaat dan kemampuan yang dihasilkan oleh

kapuk dan utamanya sebagai tanaman penghasil serat maka dapat dikatakan

bahwa tanaman kapuk memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan.

B. Budidaya Tanaman Kapuk

Untuk mengjasilkan kapuk dengan produksi yang tinggi dan kualitas yang

baik, maka duperlukan proses budidaya yang tepat. Sebelum melakukan

budidaya tanaman kapuk, kita harus terlebih dahulu mengenal tanaman kapuk,

atau biasa disebut kapuk randu. Dengan mengenal karakteristik dan syarat

hidup kapuk maka kita dapat menentukan cara budidaya yang tepat. Tanaman

kapuk diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Bombacaceae

Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra L. Gaertn

Tanaman kapuk memiliki perakaran tunggang, batangnya berbentuk

silinder, halus dan berwarna abu-abu serta terdapat duri-duri yang melekat

pada batang serta mempunyai banyak cabang. Daunnya tersusun dari 5-9 helai

Page 7: makalah kapuk jadi

daun mempunyai panjang 7-8 cm dan lebarnya 1,35 cm serta berkhasiat

menghilangkan bekas luka,mengobati panas dalam dan menyuburkan Rambut.

Buahnya berkayu, halus dan mempunyai warna hijau muda. Buah yang

masak berwarna coklat keruh dan akan pecah dan terbuka dipohon setelah

daunnya berguguran. Didalam buah tersebut terdapat bijinya berbentuk bulat

seperti kacang polong berwarna coklat dan terdapat kapas yang seperti serat

disekelilingnya. Di dalam buah kapuk terdapat seratbut kapuk, biji dan hati

kapuk.

Tanaman kapuk digolongkan menjadi dua klon, yaitu: (1) klon Caribean

(caribaca), terdiri dari kapuk Suriname dan kapuk Congo; dan (2) klon Indica

(kapuk jawa), terdiri dari kapuk randu biasa dan kapuk randu alas. Tanaman

kapuk dari klon caribean dicirikan oleh pohon yang besar dan tinggi, warna

batang hijau tua, dameter batang mencapai 30 cm dan tinggi mencapai 50m.

Tanaman kapuk klon caribean berdaun lebat, tahan terhadap benalu dan

produksi buahnya dapat mencapai 2000 gelondong/pohon/tahun. Di Indonesia,

klon caribean ini tidak banyak ditanam. Tanaman kapuk klon karibean ini

pertumbuhannya lebih kuat dan tahan terhadap serangan hama penyakit

dibanding klon indica.

Tanaman kapuk klon indica banyak terdapat di Indonesia. Di Indonesia,

klon ini lebih dekenal dengan sebutan kapuk “Jawa”. Klon indica ini banyak

dibudayakan di daerah Asia. Secara umum, klon indica mempunyai ciri-ciri

kanopi sempit, benuk pohonnya kecil dan rendah, batangnya tidak berduri,

daya tumbuhnya agak lemah, daunnya jarang, berbuah teratur sepanjang tahun

dan produksi buahnya mencapai 6000 gelondong/ tahun. Buah dari kapuk klon

indica berukuran sedang, dengan panjang 14-18 cm, serat kapuk berwarna

kuning keputih-putihan dan buahnya tidak pecah walaupun telah masak.

Saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai jenis kapuk hasil

persilangan dari klon indica dan caibean. Persilangan ini dilakuakn untuk

mendapatkan tanaman dengan sifat unggul dari kedua klon dan dapat

memberikan keuntungan besar bagi usaha tani. Beberapa jenis persilangan

kapuk diantaranya: Kapuk varietas Mukti Harjo, gebangan, Togo, dan lain-lain

Page 8: makalah kapuk jadi

yang msing-masing mempunyai keunggulan masing-masing. Pemilihan jenis

tanaman kapuk yang akan ditanam tentu disesuaikan dengan kondisi

lingkungan dan perhitungan ekonomi.

Budidaya tanaman kapuk harus memperhaikan kondisi lahan yang akan

ditanami. Untuk memilih kondisi lahan yang tepat untuk budidaya tanaman

kapuk, kita harus mengetahui syarat tumbuh dari tanaman kapuk itu sendiri.

Pohon kapuk dapat tumbuh di dataran rendah sampai dengan 900 m dpl. Pada

musim kering yang panjang tetapi jangan terlalu kering. Curah hujan pada

periode kering menentukan saat berbunga dan pembentukan buah. Dalam

periode tersebut jumlah curah hujan tiap bulan yang kurang dari 100 mm

sebaiknya tidak lebih dari empat bulan, sedangkan jumlah hujan seluruhnya

sedikitnya 150 mm dan setinggi-tingginya 350 mm, dengan jumlah hari

sedikitnya 10 hari dan setinggi-tingginya 25 hari.

Budidaya kapuk meliputi tiga hal pokok yaitu: pembibitan, penanaman di

kebun dan pemeliharaan tanaman. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan

saling menunjang. Penanganan yang baik akan menghasilkan tanaman yang

baik dan mempermudah penanaman di kebun juga mempermudah

pemeliharaan tanaman di lapang. Oleh karena itu, ketiganya harus dilakukan

dengan baik dan terpadu.

1. Pembibitan

Pembibitan adalah kegiatan menyemaikan biji atau bagian lain(bagian

vegetative) hingga menjadi bibit siap tanam di kebun. Untuk mendapatkan

bibit kapuk yang baik, dianjurkan menggunakan bibit yang berasal dari hasil

okulasi. Bibit yang berasal dari hasil okulasi berbuah lebih cepat daripada

bibit generatif. Bibit hasil okulasi berbuah pada umur 3-4 tahun, sedangkan

bibit generatif berbuah pada umur 6-8 tahun. Buah dari bibit generatif tidak

menentu, ukuran tanamna tidak seragam dan produksinya rendah. Tanaman

dari bibit hasil okulasi hasilnya dapat diandalkan karena sama dengan

induknya yang diambil dari tanaman unggul.

Penangkaran dengan biji didahului dengan persemaian. Pada pembuatan

pesemaian kapuk yang penting adalah pengerjaan tanah. Permukaan

Page 9: makalah kapuk jadi

bedengan dibuat merata dan pembuangan air mudah dilakukan, karena air

yang menggenang berakibat fatal bagi tanaman yang masih muda. Jarak

tanam di bedengan 20 cm x 20 cm dengan memakai 3 biji per lubang,

kemudian setelah sebulan disisakan satu tanaman yang terbaik. Cara lainnya

dengan disebar dalam bak-bak yang kemudian dipindahkan ke bedengan,

sehingga diperoleh tanaman yang rata dan tumbuh baik, tetapi apabila ada

gangguan hama kumbang Nisotra, pada tanaman kapuk muda daunnya habis

termakan.

Benih yang telah tumbuh menjadi bibit harus dijaga pertumbuhannya

hingga dipindah tanamkan ke kebun. Teknik pemeliharaan bibit meliputi

penyiraman, pemupukan, pengaturan naungan, penyiangan dan pendangiran

juga pengendalian hama penyakit. Penyiraman bedengan dapat dilakukan

tiap pagi dan sore secara teratur dengan gembor berlubang halus.

Pemupukan diberikan pupuk kimia NPK untuk meningkatkan

pertumbuhan bibit. Pupuk SP36 dan KCl diberikan dengan pupuk dasar

dengan dosis 1 gram SP36 dan 2 gram KCl setiap pohon. Sedangkan pupuk

urea diberikan sebagai pupuk susulan 15 hari setelah tanam benih dengan

dosis 2gram setiap pohon, dan diberikan 40 HST dengan dosis 3 gram per

pohon.

Naungan dapat diberikan dengan pemberian atap yang dapat menutup

tanaman. Naungan tersebut harus dibuka pada pagi dan sore yang cerah agar

bibit mendapat sinar matahari yang cukup. Penyiangan persemaian

dialkukan seperlunya jika ada gulma yang tumbuh, begitu juga pendangiran

dilakukan apabila tanah tempat persemaian telah memadat.

Bibit tanaman kapuk sangat rentan terhadap serangan hama dan

penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman kapuk di persemaian

adalah golonggan cendawan. Sebagai contoh, penyakit busuk kaki hitam

yang disebabkan oleh cendwan Phytoptora parasitica, penyakit bususk akar

yang disebabkan oleh cendawan Pyhium pernisiosium. Untuk

mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cendawan dapat digunakan

Page 10: makalah kapuk jadi

fungisida. Penggunaan insektisida maupun herbisida juga kadang

dibutuhkan untuk mengetasi serangan hama dan gulma.

2. Penanaman bibit di kebun

Tanaman kapuk pada umumnya dapat dipindahkan ke lapangan setelah

umur satu tahun di persemaian, setinggi kira- kira satu meter. Saat tanam

bibit di kebun sebaiknya dilakukan pada awal sampa pertengahan musim

penghujan atau pada bulan Oktober/November- Desember/ Januari. Waktu

tanam tersebut dianjurkan untuk lahan tanpa irigasi teknis. Pemindah

tanaman dari persemaian ke lahan sebaiknya dilakukan pada sore hari

setelah pukul 15.00 atau pagi hari sebelum pukul 09.00

Penanaman bibit di lahan tidak selelu berjalan dengan lancar. Kesalahan

teknis pada saat penanaman bibit dapt membuat bibit tumbuh kerdil, rusak,

maupun mati. Bibit yang seperti itu tentu perlu diganti, kita menyebutnya

penyulaman. Waktu penyulaman yang baik sama dengan waktu penanaman

yaitu sebelum pukul 09.00 pagi atau setelah pukul 15.00.

3. Pemeliharaan tanaman

Selama tanaman berada di kebun, baik saat masih bibit, masa vegetative

maupun selama masa produktif, tanaman kapuk perlu dirawat dengan baik

agar dapat terus beproduksi dan menghasilkan produksi kapuk berkualitas.

Pemeliharaan tanaman kapuk sendiri sebenarnya tidak terlalu rumit

dikarenakan tanaman kapuk meru pakan tanaman tahunan. Perawatan kapuk

meliputi empat hal pokok yaitu: pemupukan, pengairan, penyiangan, dan

pengendalian hama penyakit.

Pemupukan tanaman kapuk dilakukan dengan memberikan baik pupuk

organic maupun anorganik. Pupuk organic berupa pupuk kandang diberikan

bersamaan dengan pengolahan tanah. Sedangkan pemupukan dengan pupuk

anorgaik diberikan secara susulan yang dosisnya disesuaikan dengan umur

tanaman. Waktu dan dosis pemupukan pada tanaman kapuk dapat dilihat

pada table dibawah ini :

Page 11: makalah kapuk jadi

Umur Tanaman

Urea(g/tnm)

SP36(g/tnm)

KCl(g/tnm)

Pupuk Kandang (kg/tnm)

0 HST - - 5 52-3 Bulan 15 - - -Tahun I 45 15 10 10Tahun II 150 60 10 10Tahun III 300 150 15 15Tahun IV 600 450 15 15Tahun V dst 1100 900 20 20

Pemupukan dilakukan dengan cara diletakkan pada parit yang dibuat

melinkar di sekelilig tanaman dengan jarak selebar tajuk dari batang

tanaman, setelah itu parit ditimbun tanah kembali. Kedalaman parit untuk

menempatkan pupuk sekitar 30-40 cm. Pada pemupukan dasar, pupuk

kandang diberikan dengan cara dicampurkan dengan tanah lapisan atas.

Selain pemberian pupuk organic dan anorganik, lahan tanaman kapuk

juga dapat ditanami jenis tanaman leguminosa yang dapat megikat unsur N

udara. Penanaman eguminosa disamping dapat menjadi pupuk hijau juga

dapat mengurangi erosi. Jenis tanaman leguminosa yang dapat ditanam di

lahan kapuk adalah lamtoro, gamal(untuk jenis Legum Tree Crops/LTC)

dan colopogonium(untuk jenis Legum Cover Crop/LCC). Penanaman

tanaman jenis LCC ataupun LTC harus sudah dilakukan satu tahun sebelum

penanaman kapuk. Penanaman LTC dilakukan di bibir teras, sedangkan

penanaman LCC dilakukan di bidang olah.

Pengairan pada budidaya kapuk lebih banyak dibutuhkan pada saat

pembibitan yaitu mulai menyemai benih, penempelan mata entres, sampai

bibit dapat dipindahtanamkan ke kebun. Pengairan untuk tanaman kapuk

yang sudah dewasa tidak banyak dibutuhkan. Curah hujan yang cukup

sepanjang tahun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman

kapuk. Namun jika curah hujan kurang maka perlu dilakukan pengairan.

Penyiangan pada kebun kapuk dilakukan sesuai kebutuhan. Penyiagan

dilakukan apabila pertumbuhan gulma di kebun sudah dirasa mengganggu.

Upaya perlindungan tanaman kapuk dari serangan hama penyakit wajib

dilakukan karena serangan hama dan penyakit dapat merusak tanaman dan

Page 12: makalah kapuk jadi

menurunkan kualitas dan kuantitas produksi. Perlindungan tanaman dari

hama dan penyakit dilakukan secara terpadu dan berkala. Ada dua cara

perlindungan tanaman dari hama dan penyakit yang dilakukan, yaitu cara

preventif dan cara kuratif.

Perlindungan secara preventif adalah tindakan pencegaha yang

dilakukan sebelum tanaman terseranga hama dan penyakit. Pengendalian

secara preventif dapat dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif,

tanam tepat waktu, pengairan dengan air yang sehat, dan pembersihan

lingkungan dari tanaman pengganggu. Melakukan pengendalian secara

preventif dapat menekan biaya produksi dan menghindari kerugian.

Pengendalian secara kuratif adalah tindakan yang diakuakan untuk

mengobati tanaman yang telah terinfeksi oleh hama penyakit dan

mengendalikan hama penyakit yang menyerang pertanaman.

Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dapat dilakukan dengan

cara biologis, mekanis dan kimiawi. Pengendalian biologis dilakukan

dengan penggunaan musuh alami hama. Pengendalian secara mekanis

dilakukan dengan membunuh hama secara langsung maupun menebas

bagian tanaman yang sakit dan membakarnya. Pengendalian secara kimiawi

dilaukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti pestisida

maupun atraktan. Pestisida dapat digunakan dalam pengendalian hama,

namunperlu diingat dalam penggunaanya harus sesuai dengan aturan

sehingga tidak mencemari lingkungan.

Tanaman kapuk tidak banyak mendapat gangguan hama atau penyakit

kecuali gangguan parasit dari keluarga Loranthaceae. Parasit ini disebarkan

oleh beberapa jenis burung tertentu, yang memakan buah-buah benalu dan

meninggalkannya berupa biji pada tangkai kapuk, karena adanya cairan

yang lekat. Apakah biji tersebut akan berkecambah, tergantung pada

tanaman inang. Tanaman kapuk Jawa (Indika) sangat peka terhadap benalu,

sebaliknya tipe karibea mempunyai daya resistensi yang lebih besar. Cara

mengatasinya adalah membersihkan kemudian menjaga agar pohon-pohon

tetap bersih dari benalu.

Page 13: makalah kapuk jadi

4. Panen

Panen dilakukan dengan memetik buah kapuk yang telah matang.

Kematangan buah kapuk biasanya ditandai dengan perubahan warna buah

yang menjadi kecoklat-coklatan, buah sudah Nampak kering, dan ujung

buah sudah pecah. Namun, ciri-ciri kematangan buah pada masing-masing

klon kapuk dapat berbeda. Pemetikan dilakukan dengan menggunaka galah

yang bagian ujungnya diberi arit untuk memudahkan memangkas tanaman.

Gelondong yang jatuh ke tanh harus segera diambil agar tidak terserang

rayap dan menjadi lembab. Panen dilakukan setahun sekali dengan

pemetikan yang berkala karena buah kapuk tidak dapat matang semua

secara bersamaan.

Kapuk klon indica berbunga pada bulan Juni-Juli sedangkan klon

caribea berbunga pada bulan maret-April. Pada saat terjadi pembungaan

tanaman kapuk akan menggugurkan daun secara keseluruhan. Pengguguran

daun berlangsung selama 4-6 minggu begitu juga dengan proses

pembungaan berlangsung 4-6 minggu. Selanjutnya, buah akan matang 4-5

bulan setelah pembuahan. Dengan demikian, buah apuk klon indica dipetik

pada bulan Oktober-November dan buah kapuk klon caribea dipetik pada

bulan Juli-Agustus.

C. Pasca Panen Kapuk

Buah-buahan kapuk yang telah dipanen masih harus diproses lebih lanjut

unutk dapat digunakan oleh konsumen. Kegiatan penanganan pasca panen

kapuk yang harus dilakukan adalah :

1. Pemisahan gelondong

Pemanenan buah kapuk secara tidak sengaja sering pula terpetik buah

kapuk yang kulitnya masih hijau dan belum cukup masak atau buah kapuk

yang kulitnya masih hijau tetapi sudah cukup masak. Disamping itu

mungkin juga terdapat buah-buah kapuk yang terserang oleh hama. Oleh

sebab itu, gelondong buah-buah kapuk yang dipetik harus dipisah-pisahkan

agar memudahkan pengklasifikasian kelas mutu serat kapuk. Pemisahan

gelondong buah kapuk dibagi menjadi empat kelompok sebagai berikut :

Page 14: makalah kapuk jadi

a. Kelompok I : gelondong buah kapuk yang sudah tua, utuh dan tidak

terserang hama/penyakit dan kering.

b. Kelompok II : gelondong buah kapuk yang sudah tua tetapi tidak utuh

karena cacat oleh hama seperti berlubang dan kering.

c. Kelompok III : gelondong buah kapuk yang kulitnya masih hijau tetapi

buah sudah cukup masak, utuh dan tidak cacat.

d. Kelompok IV : gelondong buah kapuk yang masih hijau, belum masak

dan buah masih muda. Buah kapuk kelompok IV ini sebaiknya dibuang.

2. Penjemuran gelondong

Buah-buah kapuk yang telah dikelompokan dalam kelas mutu dijemur

di bawah sinar matahari. Penjemuran harus dilakukan di tempat terbuka

sepanjang hari selama 3 hari pada keadaan cuaca yang cerah. Gelondong

buah kapuk yang dijemur harus dihindarkan dari hujan. Penjemuran

gelondong ini bertujuan untuk mengeringkan kulit buah kapuk agar mudah

dikelupas sehingga kulit kapuk dan isinya (serat kapuk dan bijinya) mudah

untuk dipisahkan.

Penjemuran gelondong buah kapuk dilakukan dengan cara di lantai

bersemen. Penjemuran gelondong buah kapuk tidak boleh dihamparkan di

atas tanah karena dapat menurunkan kualitas kapuk. Selama gelondong

buah kapuk tersebut dijemur harus dilakukan pembalikan seperlunya agar

kulitnya kering secara merata.

3. Pemecahan gelondong

Buah-buah kapuk yang telah kering harus segera dikelupas kulitnya dan

dipisahkan dari serat kapuk serta hatinya. Cara melakukan pemecahan

gelondong atau buah kapuk sangat sederhana. Para petani umumnya

memecah gelondong buah kapuk secara manual. Caranya, buah kapuk yang

telah kering dipecah dari bagian ujungnya lalu direntangkan hingga buah

menjadi pecah. Kemudian serat kapuk dipisahkan dari hati kapuk sehingga

diperoleh kapuk odolan. Kapuk odolan ini masih terdapat biji kapuk.

Pemecahan gelondong harus dilakukan di dalam ruangan agar kapuk odolan

yang telah diperoleh tidak beterbangan diterpa angin.

Page 15: makalah kapuk jadi

4. Pemisahan serat kapuk dari bijinya

Pemisahan serat kapuk dari bijinya dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Kapuk odolan dijemur di lantai bersemen dengan ketebalan sekitar 10

cm. Di atas lantai semen dipasang dipasang kelambu atau jaring yang

diikatkan pada kerangka bambu dengan ketinggian 60-75 cm sehingga

terdapat ruangan di bawahnya untuk mencegah kapuk beterbangan.

b. Setelah dijemur selama 1 jam, kapuk odolan bagian atas akan

mengembang. Kapuk odolan yang sudah mengembang tersebut disabet-

sabet dengan tongkat yang bercabang hingga biji kapuk terpisah dari

serat kapuk. Di pabrik, pemisahan serat kapuk dari bijinya biasanya

dilakukan dengan menggunakan mesin.

c. Serat kapuk yang telah dipisah dari biji-bijinya dikumpulkan dan dijemur

lagi selama 1 hari hingga sungguh-sungguh kering. Serat kapuk yang

telah bersih dan kering tersebut siap untuk dikemas berdasarkan

klasifikasinya.

Page 16: makalah kapuk jadi

5. Klasifikasi serat kapuk

Menurut Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) Bogor dan Lembaga

Kapuk yang dikutip oleh Setiadi, klasifikasi kapuk dibagi menjadi 7 kelas mutu

kapuk seperti pada tabel berikut :

Karakteristik

Syarat

MutuI

MutuII

Mutu

III

Mutu

IV

Mutu

V

Mutu

VI

Mutu

VII

1. Warna Putih bersih Putih Cukup

putihCukup putih

Kurang putih

Putih kekuning-kuningan

Kekuning-kuningan

2. Keutuhan serat Utuh Cukup

utuhKurang

utuhKurang

utuhKurang

utuhKurang

utuhKurang

utuh3. Kadar kotoran

%(bobot/bobot) maksimal

1 1,5 2 3 5 6 7

4. Aroma Tidak bau

Tidak bau

Tidak bau

Tidak bau

Sedikit berbau apek

Sedikit berbau apek

Sedikit berbau apek

5. Lapisan Rapi Rapi Rapi Rapi Kurang rapi

Kurang rapi

Kurang rapi

6. Kadar air % (bobot/bobot) maksimal

12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5

6. Pengepakan

Fungsi pengepakan adalah untuk mengemas serat kapukke dalam suatu

wadah sedemikian rupa sehingga dapat menudahkan pengangkutan. Serat

kapuk yang telah bersih dari biji-biji kapuk dipres. Selanjutnya serat kapuk

dibungkus atau dikemas atau dibal dalam suatu wadah seberat 40-60 kg.

Wadah yang biasa digunakan untuk mengemas/mengepak serat kapuk

adalah karung plastik. Kemasan juga dapat dilakukan dalam ukuran kecil

tergantung pada keperluan pemasaran. Kemasan dapt berukuran 5 kg, 10 kg,

15 kg dan lain-lain.

7. Pemasaran

Pemasaran hasil merupakan tahap akhir dalam usaha tani yang

bertujuan untuk mendapatkan uang. Kegiatan pemasaran dimulai dari titik

produsen ke konsumen. Pemasaran suatu produk dapat dilakukan melalui

Page 17: makalah kapuk jadi

beberapa lembaga pemasaran yang berperan menjualkan barang kepada

konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut sangat berpengaruh

terhadap arus distribusi barang dan tingkat harga yang diterima oleh petani

ataupun tingkat harga yang harus dibayar oleh konsumen.

Pemasaran akan efisien apabila didalam memasarkan suatu barang

hingga sampai ke konsumen hanya sedikit melibatkan lembaga pemasaran.

Dengan melibatkan sedikit lembaga pemasaran dalam memasarkan barang,

maka harga penawaran yang bisa diperoleh petani akan lebih tinggi dan

harga penawaran yang ditawarkan ke konsumen bisa lebih rendah atau pada

tingkat harga yang layak. Dengan demikian pemasaran yang hanya sedikit

melibatkan lembaga pemasaran dapat menguntungkan kedua belah pihak

(petani dan konsumen). Bagi petani, pendapatan usaha tani yang diperoleh

tinggi dan bagi konsumen harga yang harus dibayar tidak mahal.

Dalam perdagangan kapuk, lembaga pemasaran yang terlibat

memasarkan kapuk adalah tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang

besar, pedagang pengecer (pasar dan toko) dan industri (industri mobil,

otomotif dan elektronika). Berikut digambarkan skema pemasaran kapuk

yang dapat dijadikan pedoman untuk menyusun program pemasaran yang

efisien menurut kondisi setiap petani produsen.

Page 18: makalah kapuk jadi

Skema Pemasaran

Dari skema tersebut di atas, petani dapat memperoleh harga yang tinggi

apabila dapat memperpendek jalur pemsaaran. Misalnya petani langsung

menjual barangnya ke eksportir, industri, atau pedagang pengecer seperti

pasar-pasar atau toko-toko. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam

memasarkan suatu produk adalah penentuan harga. Pada usaha di bidang

pertanian, petani umumnya sangat lemah dalam menentukan harga jual

karena haega komoditas pertanian (termasuk kapuk) di pasaran berubah-

ubah. Pada saat tertentu, harga kapuk dapat melonjak tinggi atau bahkan

merosot sangat rendah.

Petani

Pedagang Pengumpul

Pengrajin/ Pengodol

Pedagang Besar

Pedagang Pengecer (Pasar, Toko)

Konsumen

EksportirIndustri(Mebel, Automotif

dan elektronik)

Page 19: makalah kapuk jadi

DAFTAR PUSTAKA

Fendy R. Paimin. 1993. Okulasi Tingkatkan Produksi Kapuk. dalam : Trubus. No. 285. Tahun XXIV, Jakarta.

Juanda, Dede dan Cahyono Bambang. 1999. Kapuk Budidaya dan Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

Setiadi. 1983. Bertanam Kapuk Randu. Penebar Swadaya. Jakarta.