5. promkes indoor

11
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN INSOMNIA PUSKESMAS BAITURRAHMAN 1. Latar Belakang Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan/atau mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup. Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut, seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis hyperarousal. Bahkan, 19

Upload: suci-rahmi

Post on 12-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

promkes

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Promkes Indoor

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATANINSOMNIA PUSKESMAS BAITURRAHMAN

1. Latar Belakang

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang

untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.

Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas

di siang hari. Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur

dan/atau mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17% di antaranya

mengakibatkan gangguan kualitas hidup.

Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek.

Dalam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut

sebagai gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks

situasional stres akut, seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini

biasanya hilang ketika stressor hilang atau individu telah beradaptasi dengan

stressor. Namun, insomnia sementara sering berulang ketika tegangan baru atau

serupa muncul dalam kehidupan pasien

Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh

mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih,

dengan konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan

fisiologis hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien

dengan insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.

Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti

berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan

kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat

dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada

populasi umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya

kinerja pekerjaan dan sosial.

2. Tempat, Waktu Kegiatan dan Peserta

Kegiatan penyuluhan Lumpuh Layu Akut dilakukan pada tanggal:

Hari / Tanggal : Selasa, 30 Juni 2015

Waktu : 09.00 WIB

19

Page 2: 5. Promkes Indoor

Tempat : Puskesmas Baiturrahman

Topik : Insomnia

Peserta :Pasien yang berada diruang tunggu Puskesmas

Baiturrahman.

3. Metode Penyuluhan

Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :

a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta

Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu

menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi

disampaikan.

b. Penyampaian Materi

Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa

leaflet. Dan disela materi penyaji memberikan kesempatan bertanya jika ada

materi yang tidak dimengerti.

c. Penutup

Setelah penyampaian materi, penyaji memberikan kesempatan peserta untuk

bertanya.

4. Materi Penyuluhan

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang

untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.

Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau

mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu

bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi

individu.

Kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak

nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi, Insomnia adalah gejala kelainan

dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur

walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Insomnia bukan suatu penyakit,

tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan

emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Insomnia dapat

20

Page 3: 5. Promkes Indoor

mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan suasana hati tetapi juga kesehatan,

kinerja dan kualitas hidup.

Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya

berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti

kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis

adalah setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat

dikaitkan dengan berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien

dengan predisposisi yang mendasari untuk insomnia.

Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari

sejumlah gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya

menjadi prediksi sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan,

ketergantungan alkohol, ketergantungan obat, dan bunuh diri.

A. Klasifikasi Insomnia

Insomnia Primer

Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau

susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita

insomnia. Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur

seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.

Insomnia Sekunder

Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya

kondisi medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia

dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain

itu masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat

menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1

dari 10 orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga

dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu

penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun

penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang

menderita insomnia.

21

Page 4: 5. Promkes Indoor

B. Etiologi Insomnia

Stres. Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga

dapat membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk

tidur. Peristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau

penyakit dari orang yang dicintai, perceraian atau kehilangan pekerjaan,

dapat menyebabkan insomnia.

Kecemasan dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan

kimia dalam otak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.

Obat-obatan. Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur,

termasuk beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat

alergi, stimulan (seperti Ritalin) dan kortikosteroid.

Kafein, nikotin dan alkohol. Kopi, teh, cola dan minuman yang

mengandung kafein adalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakan

stimulan yang dapat menyebabkan insomnia. Alkohol adalah obat

penenang yang dapat membantu seseorang jatuh tertidur, tetapi mencegah

tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun di tengah

malam.

Kondisi Medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan

bernapas dan sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk

mengalami insomnia lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa gejala

tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan insomnia akibat artritis, kanker,

gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal reflux disease

(GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh

atau pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama

sirkadian tubuh, sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak

sebagai jam internal, mengatur siklus tidur-bangun, metabolisme, dan suhu

tubuh.

'Belajar' insomnia. Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatir berlebihan

tentang tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh

tertidur. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika

mereka berada jauh dari lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka

22

Page 5: 5. Promkes Indoor

tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka menonton TV atau

membaca.

C. Tanda dan Gejala

Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari

Sering terbangun pada malam hari

Bangun tidur terlalu awal

Kelelahan atau mengantuk pada siang hari

Iritabilitas, depresi atau kecemasan

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Peningkatan kesalahan dan kecelakaan

Ketegangan dan sakit kepala

Gejala gastrointestinal

D. Gaya Hidup dan Pengobatan Dirumah

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia :

Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur

Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.

Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.

Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.

Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan

pernapasan atau beribadah

Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur

pada malam hari.

Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari

kebisingan

Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit

setiap hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.

Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin

Menghindari makan besar sebelum tidur

Cek kesehatan secara rutin

5. Tanya jawab

23

Page 6: 5. Promkes Indoor

1. Apakah penyakit ini merupakan penyakit keturunan?

Tidak. Penyakit ini bukan penyakit keturunan. Hanya saja penyakit ini

diakibatkan oleh perubahan pola tidur yang berubah atau akibat masalah psikis

yang mengganggu jam tidur.

2. Mengapa penyakit ini sering terjadi pada anak remaja?

Remaja cenderung memiliki banyak kegiatan lain yang membuat jam tidur

malam menjadi bergeser dari sebelumnya. Misalnya jam tidur pada masa kanak-

kanak pukul 22.00 WIB, namun seiring berjalan waktu dengan segala aktivitas

dan tugas membuat jam tersebut berubah sehingga jam tidur bergeser lebih larut

malam, sehingga jam tidur yang awal sudah tidak terbiasa sehingga pada waktu

tersebut mereka belum bias tertidur.

3. Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.

Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.

Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.

Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan

pernapasan atau beribadah

Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur

pada malam hari.

Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari

kebisingan

24

Page 7: 5. Promkes Indoor

Dokumentasi

Banda Aceh, 30 Juni 2015Disetujui,

Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II

dr. Laura Machnum dr. Nurul Fajri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001

Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman

Nurmiati SP, MKMNip. 19770422 200012 2 001

25