5. komposisi
DESCRIPTION
KomposisiTRANSCRIPT
KOMPOSISI
Komposisi adalah pengorganisasian elemen-elemen visual
dalam frame. Frame merupakan ukuran secara rill bagi penonton
televisi dari apa yang dilihat dan didengar melalui pesawat televisi.
Komposisi yang baik adalah aransemen dari unsur-unsur gambar
untuk membentuk satu kesatuan yang serasi (harmonis) secara
keseluruhan.
Komposisi gambar pada dasarnya tidak mempunyai aturan-
aturan yang mutlak. Dalam buku Produksi Acara Televisi
(1994:114), Darwanto Sastro Subroto menyatakan :
Sebenarnya masalah komposisi gambar pada dasarnya tidak
dapat dipelajari secara khusus, sebab komposisi merupakan
sesuatu yang benar-benar enak ditonton, baik untuk kita sendiri
maupun orang lain, karena itu semakin sering kita mengamati
obyek-obyek yang erat hubungannya dengan masalah komposisi
gambar, seperti sering menonton film, pameran lukisan, pameran
fotografi, majalah-majalah bergambar, niscaya kita akan terbawa
untuk mendalami masalah komposisi tadi dan kemudian akan
tumbuh cita rasa kita tentang masalah ini, sehingga akhirnya kita
mampu mengevaluasi obyek-obyek yang kita tonton dan akhirnya
kita mengetahui bagaimana komposisi yang baik.
Namun dalam melakukan komposisi, seorang cameraman
dapat mengacu pada metode tertentu yaitu :
1. Golden Mean
Apabila layar televisi dibagi menjadi tiga bagian baik secara
horizontal dan vertikal, maka di keempat titik pertemuan dari
garis-garis tersebut menjadi area yang cocok untuk
menempatkan elemen yang menjadi pusat perhatian. Metode
inilah yang disebut golden mean. Metode ini bisa digunakan
untuk pengkomposisian dua buah obyek.
Gambar 18. Komposisi golden mean
2. Triangulation
Metode ini menempatkan obyek kedalam suatu bentuk
segitiga. Point atau obyek penting diletakkan di puncak segitiga
agar bisa menarik perhatian.
Point atau obyek penting yang menjadi perhatian harus
didukung dengan elemen lainnya dalam frame. Metode
triangulation memberikan kesan kuat dan seimbang.
Gambar 19. Metode triangulation
Menurut Peter Jones dalam bukunya “The Technique of
Television Cameraman”(1974:79), komposisi yang baik dapat
dibangun dengan memperhatikan beberapa hal yaitu :
1. Massa
Massa memiliki pengertian penggambaran berat dari
obyek, seseorang atau kelompok. Massa akan menangkap dan
menahan perhatian melalui penggambaran bobot beratnya.
Pada frame kadang terdapat beberapa elemen gambar,
misalnya pengambilan gambar simple shot seorang pembaca
berita. Didalam frame tersebut terdapat elemen lainnya yaitu
meja dan setting lain dalam background-nya, sehingga elemen-
elemen massa dari obyek-obyek tersebut harus dirangkai atau
diatur dalam sebuah shot agar dapat tercipta gambar yang seimbang dan
tidak mengganggu obyek yang penting.
A B
Gambar 20. Penggambaran massa
Pada A properti background letaknya terlalu simetris
karena tiga elemen massa berada di satu garis. Sehingga
gambar terlihat monoton, gambar B penempatan tiga
elemen tidak terlalu simetris tetapi keseimbangan
massanya baik.
2. Garis
Garis di sini dapat diartikan sebagai kontur
sesungguhnya dari sebuah obyek atau hanya sebuah garis
imajiner saja. Garis dapat menyampaikan atmosfer
sesungguhnya dalam scene.
Untuk komposisi yang efektif, garis-garis sesungguhnya tidak boleh
membagi gambar ke dalam bagian yang sama besar. Garis lurus tidak boleh
sejajar dengan salah satu pinggir bingkai agar tidak monoton.
Gambar 21. Penggambaran garis
Pada gambar kiri didominasi oleh garis yang
sejajar dengan pinggir bingkai, komposisi kurang
menarik. Gambar kanan dengan mengubah angle
menciptakan garis diagonal yang bisa
menambah kesan kedalaman (depth)
Gambar 22. Garis diagonal
Garis diagonal yang terlalu dominan membuat
pusat perhatiannya tidak jelas dan membingungkan
3. Tone
Tone disini diartikan sebagai terang gelap. Dengan
mengatur terang gelapnya gambar maka dapat menambah
kesan artistik dalam sebuah komposisi. Cameraman hanya
dapat mengontrol sedikit tone yang terdapat dalam scene,
karena pada dasarnya untuk menciptakan tone adalah tugas
dari set designer (penata artistik) atau lighting director. Tone
dapat berfungsi untuk menegaskan obyek yang menjadi pusat perhatian.
A B
Gambar 23. Penggambaran tone
Kedua gambar diatas identik tetapi dengan cahaya
bisa merubah pusat perhatian, gambar A pusat
perhatian pada orang sedangkan pada gambar B pusat
perhatiannya pada anjing.
4. Kedalaman
Gambar televisi merupakan gambar dua dimensi karena
itu diperlukannya kreatifitas untuk memberikan kesan tiga
dimensi pada gambar tersebut agar lebih hidup.
Kedalaman (depth) bisa diperoleh melalui pengaturan
camera angle, camera blocking, dan elemen visual lain
yang mendukung produksi (penataan properti, dekorasi,
penataan cahaya). Pemanfaatan foreground (latar depan),
middleground (latar tengah), background (latar
belakang) juga bisa menambah kesan tiga dimensi. Jika
dalam frame terdapat lebih dari satu bidang kedalaman maka
akan lebih menarik dan lebih hidup.
Gambar 24. Kesan kedalaman
Gambar kiri terlihat monoton, gambar kanan lebih menarik
karena menciptakan kedalaman sehingga membuat kesan
tiga dimensi
Untuk mendapatkan komposisi yang baik, menurut Darwanto
Sastro Subroto dalam bukunya Produksi Acara Televisi (1994 : 14),
diantaranya yaitu :
1. Layar televisi sangat terbatas karena itu dapat
memanfaatkan keterbatasan layar tadi, dengan cara
menunjukkan sesuatu yang jelas dan sering melakukan
pergantian shot akan membantu.
2. Layar televisi konvensional mempunyai aspek ratio 3:4, bila
ingin menunjukkan obyek secara jelas, harus selalu
berpedoman pada aspek ratio.
3. Gambar pada layar televisi hanya dua dimensi, karena itu
hanya dengan kreatifitas gambar yang dihasilkan mempunyai
kesan tiga dimensi, sehingga lebih hidup, misalnya dengan
memanfaatkan efek lampu, penggunaan foreground,
middleground dan background.
4. Gambar yang dihasilkan kamera akan berkurang 10% setelah
diterima pada pesawat penerima, karena itu harus hati-hati
dalam penempatan gambar di dalam bingkai agar gambar
yang baik tidak terpotong.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pedoman dalam menentukan
komposisi :
1. Garis dan bentuk adalah elemen yang bisa menciptakan ruang
kedalaman dan kedinamisan sehingga menjadikan gambar
tampak lebih hidup. Misalnya garis horizontal akan memberikan
suasana tenang dan membentuk cakrawala. Garis vertikal
seperti pohon dan gedung pencakar langit akan memberikan
atmosfer yang lebih dinamis. Garis diagonal juga akan
memberikan kekuatan pada gambar. Garis lengkung juga bisa
memberikan kesan yang menakjubkan.
2. Triangulasi : mengarahkan pandangan mata ke pusat perhatian
(center of interest) dengan mengikuti rumus pertigaan,
membangun komposisi lebih balance, maka subyek-subyek kecil
yang menempati ruang yang lebih luas akan tampak dominan
dan memperkuat kedalaman gambar.
3. Memperhatikan obyek yang mengganggu gambar dengan
menaikkan atau menurunkan posisi kamera untuk mendapatkan
sudut pengambilan gambar yang tepat sekaligus menonjolkan
subyek dari latar belakang yang seragam.
4. Menempatkan bingkai atau frame alami.
5. Menemukan garis, bentuk dan tema-tema yang berulang untuk
menciptakan semacam ritme.