5 hasil dan pembahasan - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal...

15
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Daerah Penangkapan Ikan dan Kawasan Penambangan Pasir Laut Daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Serang dapat digolongkan ke dalam tiga cluster daerah penangkapan ikan, yaitu daerah penangkapan ikan dengan kedalaman 0-5 meter (cluster satu), daerah penangkapan ikan dengan dengan kedalaman 5–10 meter (cluster dua), dan daerah penangkapan ikan dengan kedalaman 10–15 meter (cluster tiga). Ketiga cluster caerah penangkapan ikan ini kesemuanya tumpang tindih dengan kawasan penambangan pasir yang diizinkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Tumpang tindihnya daerah penangkapan ikan dengan kawasan penambangan pasir mengakibatkan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan selalu berupaya menghindari kapal keruk yang sedang beroperasi agar tidak terjadi tabrakan ataupun turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal keruk. Kejadian ini membuat Nelayan melakukan upaya penangkapan pada daerah yang sangat dekat dengan pantai dengan resiko hasil tangkapan sangat terbatas dan berukuran kecil atau melakukan penangkapan yang lebih jauh dari pantai melampaui kapal keruk yang sedang beroperasi sehingga membutuhkan bahan bakar yang lebih dari keadaan normal. 5.2 Produksi Rajungan Produksi Rajungan sebelum adanya penambangan pasir laut di Kecamatan Tirtayasa pada Tahun 2002 mencapai 180,4 ton, Pada Tahun 2003 dengan dimulainya penambangan pasir pada bulan september produksi rajungan di kecamatan Tirtayasa mencapai 62,34 ton. Pada bulan september 2003 dimulai penambangan pasir laut oleh PT. Jet Star. Penambangan pasir laut terus berlangsung hingga tahun 2005. Seiring dengan penambangan pasir laut, upaya penangkapan rajungan oleh nelayan juga terus berlangsung. Nelayan terpaksa melakukan penangkapan rajungan pada perairan dekat pantai atau jauh ketengah menghindari kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. Sesekali

Upload: hoangkhue

Post on 27-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Daerah Penangkapan Ikan dan Kawasan Penambangan Pasir Laut

Daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Serang dapat digolongkan ke

dalam tiga cluster daerah penangkapan ikan, yaitu daerah penangkapan ikan dengan

kedalaman 0-5 meter (cluster satu), daerah penangkapan ikan dengan dengan

kedalaman 5–10 meter (cluster dua), dan daerah penangkapan ikan dengan

kedalaman 10–15 meter (cluster tiga). Ketiga cluster caerah penangkapan ikan ini

kesemuanya tumpang tindih dengan kawasan penambangan pasir yang diizinkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang.

Tumpang tindihnya daerah penangkapan ikan dengan kawasan penambangan

pasir mengakibatkan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan selalu berupaya

menghindari kapal keruk yang sedang beroperasi agar tidak terjadi tabrakan ataupun

turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal keruk. Kejadian ini membuat

Nelayan melakukan upaya penangkapan pada daerah yang sangat dekat dengan pantai

dengan resiko hasil tangkapan sangat terbatas dan berukuran kecil atau melakukan

penangkapan yang lebih jauh dari pantai melampaui kapal keruk yang sedang

beroperasi sehingga membutuhkan bahan bakar yang lebih dari keadaan normal.

5.2 Produksi Rajungan

Produksi Rajungan sebelum adanya penambangan pasir laut di Kecamatan

Tirtayasa pada Tahun 2002 mencapai 180,4 ton, Pada Tahun 2003 dengan

dimulainya penambangan pasir pada bulan september produksi rajungan di

kecamatan Tirtayasa mencapai 62,34 ton. Pada bulan september 2003 dimulai

penambangan pasir laut oleh PT. Jet Star. Penambangan pasir laut terus berlangsung

hingga tahun 2005. Seiring dengan penambangan pasir laut, upaya penangkapan

rajungan oleh nelayan juga terus berlangsung. Nelayan terpaksa melakukan

penangkapan rajungan pada perairan dekat pantai atau jauh ketengah menghindari

kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. Sesekali

Page 2: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

58

dilakukan penangkapan rajungan tepat pada lokasi pengerukan ketika kapal keruk

kembali ke Jakarta membawa muatan pasir laut. Pada kondisi demikian, tahun 2004

produksi rajungan bersamaan dengan berlangsungnya penambangan pasir laut di

Kecamatan Tirtayasa mencapai 50,2 Ton.

-

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

bula

n

apr

jul

oct

jan'

03 apr

jul

oct

jan'

04 apr

jul

oct

jan'

05

produksirajungan (ton)produksi pasirlaut (M3)

0

100000

400000

300000

200000

600000

500000

prod

uksi

pas

ir la

ut (M

3 )

prod

uksi

raju

ngan

(ton

)

Gambar 8. Produksi rajungan dan pasir laut

Produksi rajungan setiap tahunnya semakin menurun meskipun rajungan dapat

tertangkap sepanjang tahun dan produksi bulanan pada tiap–tiap tahun tidak memiliki

pola. Pada kenyataan di lapangan, produksi rajungan di Kecamatan Tirtayasa

berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Nelayan akan berhenti melakukan

penangkapan rajungan ketika musim udang ataupun musim ikan tiba.

5.3 Produksi Rajungan Sebelum dan Setelah Penambangan Pasir Laut

Produksi rajungan sebelum dilakukan penambangan pasir cukup tinggi pada

tahun 2000 sampai dengan tahun 2002. Pada tahun 2002 produksi rajungan mencapai

180,4 ton. Pada tahun 2003 sampai dengan bulan Agustus kecenderungan menurun

dan pada akhirnya pada bulan September dilakukan penambangan pasir laut. Pada

bulan September tahun 2003 sampai dengan tahun 2004 produksi rajungan semakin

menurun. Kondisi penurunan produksi pada saat dilakukannya penambangan pasir

Page 3: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

59

laut dibandingkan dengan produksi sebelum dilakukan penambangan pasir laut

dilakukan uji T dengan taraf α 5% untuk mengetahui apakah terjadi penurunan yang

signifikan.

Hasil uji T menunjukan bahwa t hitung memiliki nilai 2,187 sedangkan t tabel

memiliki nilai 2,100 , oleh karena t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ho : u1

= u2 ditolak dan berarti terjadi penurunan produksi rajungan yang signifikan pada

saat setelah dilakukan penambangan pasir laut dibandingkan dengan produksi

rajungan sebelum penambangan pasir laut.

5.4 Kualitas Produksi Rajungan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di peraiaran

Kabupaten Serang sebelum terjadi penambangan pasir laut yaitu pada bulan Maret

hingga April 2003 oleh Suadela (2004) didapatkan rata –rata Panjang karapas (CL)

rajungan sebesar 5,59 cm ± 0,68 sedangkan rata-rata lebar karapas (CW) rajungan

mencapai 11,56 cm ± 1,24 dan rata-rata berat tubuh rajungan 121,75 gram ± 50,19 .

Pada saat penambangan pasir laut dilakukan didapat rata-rata panjang karapas (CL)

rata-rata 5,04 cm ± 0,96 cm sedangkan rata–rata lebar karapas (CW) sebesar 10,3 cm

± 1,9 cm dan rata-rata berat tubuh (BW) sebesar 92,69 gram ± 71,58 gram.

Perbandingan rata-rata panjang karapas (CL) , lebar karapas (CW) dan berat tubuh

(BW) sebelum penambangan pasir laut dan setelah penambangan pasir laut terdapat

perbedaan yang semakin mengecil hal ini berarti secara kualitas baik panjang karapas

(CL) , lebar karapas (CW) dan berat tubuh (BW) rajungan pada saat penambangan

pasir laut terjadi penurunan kualitas.

Page 4: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

60

Tabel 20. Perbandingan kualitas rajungan

Dimensi Ukuran Rata-rata + SD

CL, cm 5,59 + 0,68

CW, cm 11,56 + 1,24

Sebelum Penambangan

BW, gram 121,75 + 50,19

CL, cm 5,04 + 0,96

CW, cm 10,3 + 1,9

Setelah Penambangan

BW, gram 92,69 + 71,58

Sumber : Data hasil pengolahan

5.5 Ijin Pertambangan dan Produksi Pasir Laut

Sebelum diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah pusat telah

mengeluarkan ijin Kuasa Pertambangan (KP) Pasir laut kepada enam perusahaan.

Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah maka dengan alasan kepentingan

daerah dalam hal pengelolaan potensi Sumber Daya Alam (SDA) agar potensi bisa

dimanfaatkan secara optimum namun lingkungan dapat terkendali maka Pemerintah

Daerah Kabupaten Serang mengkaji ijin yang telah dikeluarkan pemerintah pusat.

Pengkajian dan penerbitan ijin oleh daerah didasarkan aturan dan landasan hukum

yang ada baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemohon ijin

pertambangan pasir laut mengajukan permohonan kepada bupati. Kemudian

diteruskan kepada dinas terkait untuk melakukan pengkajian administrasi. Apabila

secara administrasi dapat diterima maka dinas bersama tim teknis melakukan kajian

teknis. Apabila secara teknis dapat diterima maka dinas terkait memberikan

rekomendasi kepada bagian hukum untuk dipersiapkan ijin pertambangan . Ijin

Pertambangan diterbitkan setelah ditandatangani oleh Bupati.

Page 5: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

61

TEKNIS

K3

LINGKUNGAN

STUDI KELAYAKAN

AMDALEKSPLOITASIPENGOLAHANPENGANGKUTANPENJUALAN

SKIP-Teristis

-Studi Literatur

-Fotogramatis(Foto udara, satelit)

Fisik, Ekonomi, Budaya

Perencanaan Tambang(Sistem, Alat, Volume)

KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)

Tugas & fungsi :

1.Mengawasi kegiatan tambang

2. Mediator antara perusahaan dgn pemerintahSarana

SDM

Operasinal

Unsur yg diperiksa:

1. Adm ( Buku Tambang)

2. Teknis

3. Lingkungan

4. K3

EKSPLORASI

AMDAL, RKL & RPL

- Baku Mutu

- Ambang Batas

-Pengawasan

-Menghentikan kegiatan tambang

PELAKSANA INSPEKSI

TAMBANG (PIT)

Gambar 9. Mekanisme pengelolaan pertambangan

PEMOHON BUPATI DINAS TIM TEKNIS

DITOLAK

BAGIAN HUKUM

DITERIMA

SURAT IJIN PERTAMBANGAN DAERAH

Gambar 10. Skema pengurusan ijin pertambangan daerah

Page 6: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

62

Pemerintah Kabupaten Serang telah mengeluarkan ijin kuasa pertambangan kepada beberapa perusahaan. Perusahaan yang telah memiliki ijin ekploitasi dan telah melakukan penambangan pasir laut adalah P.T. Jet Star yang memulai operasi penambangan pada bulan September 2003. Adapun produksi Pasir Laut sampai dengan bulan Maret 2005 seperti dalam Gambar 7. Berdasarkan hasil eksplorasi, luas penyebaran pasir mencapai 12.185.000 m3 dengan ketebalan rata-rata 3.81 m. Cadangan terukur sebesar 28.647.316 m3 serta dari perhitungan cadangan tersebut didapat cadangan tertambang sebesar 47.047.835 m3. 5.6 Biofisik Perairan Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang. Simanjuntak (2002) menyatakan bahwa sebelum adanya penambangan pasir laut, hasil penelitian berdasarkan kadar fosfat, nitrat dan silikat maka perairan Teluk Banten dan sekitarnya dikategorikan perairan yang subur dan kualitas air laut masih baik sehingga layak digunakan untuk usaha bidang perikanan dan budidaya biota laut lainnya. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Rencana Penambangan Pasir Laut di Kawasan Laut Utara Kabupaten Serang dinyatakan bahwa penambangan pasir laut akan memberikan dampak pada aspek biologi dan fisik perairan dengan kategori dampak negatif penting. Hal tersebut akan menjadikan kondisi lingkungan biofisik yang menurun dan harus diantisipasi.

Proses penambangan pasir laut menyebabkan endapan lumpur yang bercampur dengan pasir laut ikut tersedot dan dikembalikan ke laut. Material lumpur yang bercampur dengan air laut akan menimbulkan padatan terlarut. Lamanya padatan ini menyebar menyebabkan kekeruhan. Berdasarkan kedalaman perairan 15 – 20 m dan kecepatan arus 22,5 cm/detik maka kekeruhan terjadi sampai dengan 6 jam dan sebaran mencapai 4,5 km. Penambangan pasir laut juga menambah kedalaman dasar laut yang mempengaruhi energi gelombang sehingga menjadi bertambah besar. Penambangan pasir skala besar dan terus menerus dalam periode waktu yang cukup lama serta aktivitas pemulihan kembali kondisi lahan dan lingkungan bekas penggalian pasir laut berjalan dengan lambat akan merubah fisik perairan sehingga

Page 7: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

63

mempengaruhi biota laut beserta habitatnya. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas lingkungan perairan di lokasi penambangan pasir oleh PT. Jet Star dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di lokasi penambangan.

No Parameter Satuan Baku Mutu Lokasi penambangan

Fisika

1 Warna TCU < 50 20

2 Bau Alami Alami Alami

3 Kekeruhan NTU < 30 94.3

4 TSS mg/l < 80 140

5 TDS mg/l - 18310

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, 2004

Penambangan pasir laut memberikan pengaruh terhadap tingginya nilai kekeruhan dan TSS. Nilai kedua parameter tersebut sudah melebihi baku mutu air untuk biota laut yaitu 94,3 NTU untuk nilai kekeruhan dan 140 mg/l untuk TSS. Volume galian pasir laut yang dihasilkan dari aktivitas penambangan pasir PT. Jet Star di wilayah perairan Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang adalah 500 m3 per jam atau 10.000 m3 per hari (asumsi operasional suction Cutter Dredger adalah 20 jam per hari). Sedangkan material galian lain yang dibuang kembali ke perairan adalah 3300 m3 per hari, terdiri dari air laut 3.000 m3/hari dan lumpur 300 m3/ hari. Ketika proses penggalian pasir berlangsung, Suction Cutter Dredger akan menyedot apapun yang berada di bawahnya dengan kekuatan tinggi, termasuk jika di wilayah penyedotan pasir laut tersebut terdapat wilayah pemijahan dan pembesaran ikan serta habitat hidup biota atau sumberdaya hayati laut lainnya, seperti jasad renik

Page 8: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

64

(plankton, nekton), terumbu karang dan padang lamun. Seluruh isi laut akan ditarik ke atas dan sesampainya diatas kemudian dipilah-pilah. Pasirnya akan diambil, sedangkan lumpur, air dan lainnnya dibuang kembali ke laut. Bertebaranlah limbah pengerukan yang berisi lumpur dan jasad renik serta material lainnya yang ikut terhisap selama proses penggalian dan pemuatan berlangsung. Berbagai jasad renik yang ikut tersedot, secara otomatis ikut menjadi penyebab munculnya bau busuk yang mengganggu dan biasanya menjadi penyebab terjadinya plankton booming (penyuburan perairan). Kejadian ini terus berulang dan tidak meninggalkan waktu sedikitpun bagi laut dan berbagai satwa lainnya untuk bernafas di air yang jernih. Kondisi perairan dengan kekeruhan dan kadar TSS yang tinggi akan

mengganggu ikan dan biota laut lainnya dalam proses bernafas karena butiran-butiran

pasir yang teraduk tersebut dapat menutupi organ pernafasan ikan yaitu insang.

Kondisi ini dapat berakibat pada : 1) kematian ikan karena kesulitan dalam bernafas;

dan 2) perpindahan atau migrasi besar-besaran ikan, udang dan biota laut lain menuju

tempat dengan kondisi lingkungan perairan yang lebih bersih, lebih sehat dan tidak

mengganggu keberlangsungan hidupnya.

5.7 Regresi Produksi Pasir Laut Terhadap Produksi Rajungan

Hasil analisis regresi produksi pasir laut terhadap produksi rajungan didapat

persamaan regresi Y=1,37 – 0.237X1 + 0,365X2 dengan koefisisen korelasi 0,36 ;

koefisien determinasi 0,13 dan koefisien determinasi yang disesuaikan 0,017.

Mengacu kepada nilai koefisen determinasi berarti perubahan produksi rajungan

dapat dijelaskan sebesar tiga belas persen (13%) oleh produksi pasir laut, sedangkan

delapan puluh tujuh persen (87%) disebabkan oleh variabel lainnya. Variabel lain

yang dapat mempengaruhi produksi rajungan adalah jumlah alat tangkap dan jumlah

biaya operasional. Persamaan regresi produksi pasir laut terhadap produksi rajungan

menunjukan kurva yang negatif, hal tersebut menunjukan setiap kenaikan produksi

pasir laut akan menurunkan produksi rajungan, meskipun laju penurunan tersebut

belum memberikan pengaruh yang signifikan.

Page 9: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

65

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 2 4 6

produksi pasir laut (M3)

prod

uksi

raju

ngan

(ton

)produksi rajungan(ton)Predicted produksirajungan (ton)Linear (produksirajungan (ton))

Gambar 11. Regresi produksi pasir laut terhadap produksi rajungan

5.8 Perubahan Surplus Produsen

Salah satu dampak yang dikeluhkan oleh stakeholders akibat penambangan

pasir laut adalah kekhawatiran atas berubahnya kesejahteraan nelayan setempat yang

merupakan pemanfaat sumberdaya perikanan yang berada pada wilayah-wilayah

sekitar penambangan. Penambangan pasir laut dapat menimbulkan eksternalitas

(dampak) yang bisa saja bersifat welfare enhanching (meningkatkan kesejahteraan)

maupun akibat penambangan pasir laut adalah yang bersifat welfare reducing.

Seberapa besarnya perubahan kesejahteraan yang bersifat welfare reducing terhadap

para nelayan, dihitung dengan mengukur perubahan surplus produsen (nelayan).

Fauzi (2004) mendefinisikan surplus produsen sebagai pembayaran yang

paling minimum yang bisa diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya untuk

memproduksi komoditas. Surplus produsen dapat juga dianggap sebagai surplus yang

bisa diperoleh oleh pemilik sumberdaya atau asset yang produktif pada saat

pendapatan dari sumberdaya melebihi biaya pemanfaatannya. Dalam kasus

perikanan, surplus produsen merupakan surplus yang diterima oleh nelayan atas

ekstraksi sumberdaya ikan.

Page 10: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

66

Dampak perubahan surplus produsen akibat penambangan pasir laut di daerah penelitian dihitung berdasarkan data primer dan data sekunder untuk perikanan di wilayah yang terkena penambangan pasir laut. Data sekunder terlebih dahulu disagregasi untuk memisahkan alat tangkap yang beroperasi di daerah penambangan pasir laut dengan alat tangkap yang beroperasi di luar daerah penambangan pasir laut. Kurva supply perikanan rajungan dalam penelitian ini tidak diketahui, maka perhitungan surplus produsen di proxy berdasarkan surplus penerimaan. Perhitungan surplus produsen didasarkan pada produksi perikanan untuk komoditas atau alat tangkap dominan serta diperkirakan mengalami perubahan produksi karena adanya penambangan pasir laut, yaitu rajungan, ikan, dan udang. Analisis terhadap produktivitas alat tangkap dilakukan terhadap jaring rajungan, bubu, jaring bondet, jaring udang, jaring rampus. Komponen-komponen untuk menghitung surplus produsen ini adalah: 1. Hasil tangkapan (rata-rata) per trip (kg/trip) 2. Jumlah armada penangkapan 3. Harga komoditas perikanan (Rp/kg) 4. Jumlah hari melaut 5. Biaya operasional per trip (Rp/trip); biaya bahan bakar, perbekalan.

Berdasarkan data primer dan sekunder, maka diperoleh surplus untuk

rajungan pada kondisi sebelum penambangan dan pada saat penambangan seperti

tertera pada Tabel 22.

Tabel 22 Dampak penambangan terhadap perubahan surplus produsen (rupiah)

Sumber : Data hasil pengolahan

PRODUKSI

RAJUNGAN

SEBELUM

PENAMBANGAN

FASE

PENAMBANGAN

PERUBAHAN

SURPLUS

DESA LONTAR

DESA SUSUKAN

9.846.075.000

1.635.690.000

1.001.700.000

433.440.000

8.844.375.000

1.202.250.000

JUMLAH 11.481.765.000 1.435.140.000 10.046.625.000

Page 11: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

67

Pada Desa Lontar sebelum adanya penambangan pasir laut, hasil tangkapan

rajungan pada saat musim rajungan mencapai 50 kg/trip dan di luar musim mencapai

15 kg/trip. Setelah adanya penambangan pasir laut hasil tangkapan rajungan pada saat

musim rajungan mencapai 8 kg/trip dan di luar musim mencapai 4 kg/trip. Jumlah

trip atau hari melaut musim rajungan mencapai 18 hari sedangkan diluar musim

rajungan jumlah hari melaut mencapai 174 hari dalam 1 tahun. Jumlah armada yang

melakukan penangkapan rajungan mencapai 265 kapal. Harga jual rajungan sebesar

Rp. 12.500,-/kg. Biaya operasional penangkapan sebesar Rp. 35.000,-/trip.

Berdasarkan variabel-variabel tersebut maka dihitung total penerimaan dan total

biaya variabel. Selisih antara total penerimaan dan total biaya variabel merupakan

surplus produsen. Biaya penangkapan pada musim rajungan sebesar Rp. 700,-/kg dan

diluar musim rajungan sebesar Rp.2.333,-/kg. Cara perhitungan yang sama dilakukan

pada Desa Susukan sehingga didapat perhitungan surplus produsen sebelum dan

setelah penambangan pasir laut.

Surplus produsen untuk rajungan pada keadaan sebelum penambangan

sebesar Rp. 11.481.765.000,- sedangkan surplus produsen pada saat penambangan

sebesar Rp 1.435.140.000,- sehingga terjadi perubahan (penurunan) surplus sebesar

Rp. 10.046.625.000,- atau sebesar 88%.

Menurut Saraswati (2005), nilai ekonomi pasir laut di Kabupaten Serang sebesar

Rp. 109.705.150.000,- per tahun, dengan demikian bila dibandingkan perubahan surplus

produsen rajungan terhadap nilai ekonomi pasir laut diperoleh nilai sebesar 9%. Gambar

12 menampilkan perbandingan surplus produsen.

Page 12: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

68

01000000

20000003000000

40000005000000

60000007000000

80000009000000

10000000RIBU RUPIAH

Ds. LONTAR Ds. SUSUKAN

SEBELUM PENAMBANGANSETELAH PENAMBANGAN

Gambar 12. Surplus produsen sebelum dan setelah penambangan

Namun demikian sebenarnya sangat sulit untuk menentukan, apakah

perubahan surplus ini benar-benar terjadi karena penambangan pasir laut. Beberapa

nelayan menyatakan bahwa sepanjang tahun 2004 merupakan periode paceklik yang

panjang. Sebagian besar nelayan menyatakan bahwa telah terjadi penurunan produksi

sejak beberapa tahun terakhir, namun penurunan produksi tersebut dianggap

penurunan yang wajar akibat fluktuasi musiman.

Berdasarkan data produksi perikanan, baik produksi perikanan Kabupaten Serang

maupun Kecamatan Tirtayasa sejak tahun 1998 hingga 2003, terdapat

kecenderungan menurunnya produksi rajungan.

5.9 Implikasi Kebijakan

Pemberian ijin kuasa pertambangan pasir laut di Kabupaten Serang

didasarkan kepada Peraturan Daerah No 1 tahun 2003 tentang ijin pengusahaan

Page 13: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

69

pertambangan umum. Perda No 1 Tahun 2003 memasukan pasir laut dengan

kategori sebagai bahan galian C. Perda tersebut memiliki kelemahan bila diterapkan

pada usaha penambangan pasir laut karena pada pasal 21 ayat 4 disebutkan bahwa

luas wilayah ekploitasi maksimal 100 hektar. Pada kenyataan saat ini setiap kuasa

pertambangan yang diberikan oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Serang

luasnya mencapai puluhan ribu hektar. Mempertimbangkan kelemahan tersebut,

apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Serang tetap pada kebijakan mengekploitasi

pasir laut sebaiknya membuat peraturan daerah khusus mengenai pengusahaan pasir

laut yang mengacu pada peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir. Hal

tersebut sangat diperlukan karena wilayah laut merupakan perairan umum dan

berbagai pihak memiliki kepentingan atas perairan tersebut.

Hal lain yang menjadi masalah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Serang

belum memiliki peraturan daerah mengenai tata ruang laut dan pesisir sehingga

Pemerintah Daerah belum memiliki kebijakan mengenai zonasi-zonasi laut yang

mengatur wilayah fishing ground, penambangan pasir laut ataupun zonasi laut untuk

kepentingan lainnya. Melihat kondisi tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Serang

perlu segera membuat peraturan daerah tentang tata ruang laut dan pesisir yang

memuat kebijakan zonasi untuk kepentingan berbagai pihak yang dapat mengatur dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Community development sebagai upaya pemberdayaan masyarakat diberikan

oleh perusahaan yang melakukan penambangan pasir, tetapi besaran nilai dana dan

teknis pengelolaannya belum ada pedoman atau aturan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Daerah. Produksi perikanan tangkap di Kecamatan Tirtayasa semakain

menurun terlebih dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang

memberikan ijin penambangan pasir laut. Penambangan pasir laut telah menyebabkan

pola penangkapan yang dilakukan oleh nelayan berubah, khususnya ketika kapal

penambang pasir laut beroperasi. Nelayan Kecamatan Tirtayasa biasanya melakukan

penangkapan secara oneday fishing dengan memasang jaring atau bubu pada sore hari

dan setelah itu kembali kedarat untuk melakukan aktivitas lainnya. Waktu tempuh

yang diperlukan untuk dapat sampai pada lokasi fishing ground hanya berkisar 30 –

Page 14: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

70

60 menit. Pada pagi hari nelayan kembali ke laut untuk menarik jaring atau bubu.

Semenjak adanya penambangan pasir laut, nelayan melakukan penangkapan pada

lokasi yang lebih dekat ke pantai atau jauh melewati daerah fishing ground yang

biasa dituju. Ketika melakukan penangkapan lebih dekat ke pantai, nelayan tidak

merubah pola penangkapan, tetapi hasil yang didapat adalah rajungan dengan ukuran

yang relatif lebih kecil sehingga nilai jual rajungan semakin murah dibawah harga

yang layak. Ketika nelayan melakukan penangkapan pada perairan melewati fishing

ground yang biasa dituju, pola penangkapan nelayan berubah. Nelayan pergi melaut

pada pagi hari untuk memasang jaring atau bubu dan mengangkatnya kembali setelah

terendam 3-4 jam. Hal tersebut diulangi dua atau tiga kali dalam satu trip

penangkapan sehingga mereka tidak lagi kembali kedarat dengan meninggalkan

jaring sebagaimana biasa dilakukan. Nelayan yang melakukan penangkapan pada

fishing ground lebih jauh mendapat hasil tangkapan yang relatif lebih banyak dan

berkualitas serta harga jual rajungan yang relatif lebih baik, tetapi belum tentu lebih

ekonomis karena nelayan yang melakukan penangkapan pada lokasi fishing ground

lebih jauh tersebut membutuhkan bahan bakar dan perbekalan yang lebih banyak pula

sehingga biaya operasional melaut menjadi lebih tinggi. Nelayan Kecamatan

Tirtayasa berupaya mengatasi tingginya biaya operasional dengan menggunakan

bahan bakar yang tidak semestinya sebagai pengganti solar. Bahan bakar pengganti

tersebut berupa campuran 8 – 10 liter minyak tanah dengan satu liter olie bekas.

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang sampai saat ini belum mengeluarkan

aturan khusus mengenai alat tangkap, oleh karena itu di perairan Kabupaten Serang

cukup banyak beroperasi alat tangkap yang kurang ramah lingkungan seperti gardan,

arad dan lampara dasar yang dimodifikasi menjadi mini trawl. Berbagai program

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang melalui Dinas Perikanan dan Kelautan untuk

nelayan telah banyak dilakukan seperti pemberian bantuan alat tangkap, mesin perahu

dan pemasangan rumpon dengan sumber pembiayaan APBN maupun APBD. Namun

seringkali pemberian bantuan tersebut kurang tepat sasaran dan kurang tepat guna.

Kurang tepat sasaran dikarenakan bantuan tersebut diterima oleh masyarakat yang

tidak berhak, dan kurang tepat guna karena bantuan alat misalnya jaring sering tidak

Page 15: 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · turut terhisapnya alat tangkap nelayan oleh kapal ... kapal keruk pasir laut yang sedang melakukan operasi pengerukan. ... (asumsi

71

sesuai dengan apa yang biasa digunakan oleh nelayan pada perairan Kabupaten

Serang. Pemberian bantuan yang kurang tepat sasaran dan kurang tepat guna menjadi

sia-sia bahkan terkadang menjadi masalah baru. Program subsidi untuk perikanan

tangkap saat ini baru diberikan kepada pengelola tempat pelelangan ikan untuk

menampung ikan hasil tangkapan nelayan. Hal tersebut dilakukan untuk menjadikan

harga ikan stabil pada kisaran harga yang layak. Program tersebut untuk menaikan

posisi tawar nelayan yang selama ini lebih sering dikendalikan para juragan atau

pemilik modal. Program lainnya berupa bantuan peningkatan modal usaha perikanan

saat ini masih berjalan melalui kegiatan PEMP (pemberdayaan ekonomi masyarakat

pesisir ) bersumber dana APBN. Program PEMP juga telah berhasil membangun

SPDN di Kecamatan Anyer dan rencana saat ini akan dibangun SPDN di Kecamatan

Tirtayasa.