5-bab 2

35
BAB II PEMBAHASAN 2.1. ANATOMI GIGI PERMANEN POSTERIOR Premolar Rahang Atas a. Premolar 1 Rahang Atas Merupakan gigi k-4 dari midline. Gigi ini tumbuh menggantikan gigi sulung dm 1 pada rahang atas. Bentuknya: Occlusal : hexagonal Proximal : trapezium Buccal : pentagonal Memiliki 2 cusp yang sama besar Memiliki 2 akar Gigi ini mengalami kalsifikasi pada usia 1,5 sampai 1,75 tahun. Email telah terbentuk pada usia 5-6 tahun. Erupsi terjadi di usia 10- 11 tahun, dan akarnya akan sempurna pada usia 11-13 tahun. Aspek buccal Jarak occluso-cervicalnya lebih pendek daripada gigi-gigi anterior Buccal cusp tip condong ke arah distal (mesio occluso slope lebih panjang) Memiliki bucal cusp ridge Memiliki mesio buccal dan disto buccal developmental depression Aspek lingual Ukuran mesiodistal mahkotanya lebih kecil daripada di sisi buccal Lingual cusp tipnya condong ke arah mesial Lingual cusp tip lebih rendah daripada buccal cusp tip Aspek Mesial

Upload: nidya-paramita

Post on 11-Aug-2015

184 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

IKD

TRANSCRIPT

Page 1: 5-BAB 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ANATOMI GIGI PERMANEN POSTERIOR

Premolar Rahang Atas

a. Premolar 1 Rahang Atas

Merupakan gigi k-4 dari midline. Gigi ini tumbuh menggantikan gigi sulung dm 1 pada

rahang atas. Bentuknya:Occlusal : hexagonalProximal : trapeziumBuccal : pentagonalMemiliki 2 cusp yang sama besarMemiliki 2 akar

Gigi ini mengalami kalsifikasi pada usia 1,5 sampai 1,75 tahun. Email telah terbentuk pada

usia 5-6 tahun. Erupsi terjadi di usia 10-11 tahun, dan akarnya akan sempurna pada usia 11-13

tahun.

Aspek buccalJarak occluso-cervicalnya lebih pendek daripada gigi-gigi anteriorBuccal cusp tip condong ke arah distal (mesio occluso slope lebih panjang)Memiliki bucal cusp ridgeMemiliki mesio buccal dan disto buccal developmental depression

Aspek lingualUkuran mesiodistal mahkotanya lebih kecil daripada di sisi buccalLingual cusp tipnya condong ke arah mesialLingual cusp tip lebih rendah daripada buccal cusp tip

Aspek MesialMemiliki mesial marginal groove yang melintasi mesial marginal ridgeMemiliki mesial concavity yang merupakan cekungan pada bagian tengah dari 1/3 cervical mahkota dan akar

Aspek distalDistal marginal ridgenya lebih mengarah ke cervicalCervical linenya terlihat agak datar

Page 2: 5-BAB 2

Aspek occlusalLebih lebar sisi bucco-lingual daripada mesio-distalnya

Permukaan occlusal

Gigi ini memiliki 2 cusp, yaitu buccal cusp dan lingual cusp, dengan buccal cusp yang lebih

tajam, panjang, memonjol, dan lebar. Kedua cusp memiliki 4 ridge dan 4 bidang inklinasi. Memiliki

buccal triangular ridge dan lingual triangular ridge yang bertemu di central groove dan membentuk

transversal ridge apabila dilihat dari aspek occlusal. Memiliki mesial triangular fossa dan distal

triangular fossa dengan distal triangular fossa berukuran lebih kecil.

Akar

Premolar 1 rahang atas memiliki akar yang berbeda di antara gigi premolar lainnya karena

umumnya memiliki 2 akar, sedangkan premolar lain hanya memiliki akar tunggal. Pada premolar

yang memiliki 2 akar, akar buccalnya lebih besar daripada akar lingual.

Pulpa

Dari sisi proksimal akan terlihat 2 pulp horns (tanduk pulpa).

b. Premolar 2 Rahang Atas

Merupakan gigi ke-5 dari midline yang tumbuh menggantikan gigi sulung molar 2.

Memiliki bentuk yang sebagian besar sama dengan premolar 1 rahang atas, dengan sedikit

perbedaan yaitu :Mahkotanya berbentuk lebih bulat dan lebih kecilTinggi kedua cusp (buccal dan lingual) hampir samaTidak memiliki mesial concavityUmumnya memiliki 1 akar

Gigi ini mengamlami kalsifikasi pada usia 2 – 2,25 tahun, dengan pertumbuhan enamel yang

selesai pada usia 6-7 tahun. Gigi ini akan erupsi pada usia 10-12 tahun, dan pertumbuhan akarnya

akan selesai pada usia 12-14 tahun. Beberapa perbedaan premolar 1 rahang atas dan premolar 2

rahang atas:

Aspek buccalBuccal cuspnya tidak sepanjang dan seruncing premolar 1Cusp tipnya mengarah ke mesial (disto occlusal slopenya lebih panjang)

Page 3: 5-BAB 2

Aspek LingualCusp lingualnya relatif lebih panjang daripada cusp lingual pada premolar 1 rahang atas

Aspek MesialKedua cuspnya hampir sama tinggiTidak memiliki mesial marginal groove dan mesial concavity

Aspek oklusalMahkotanya terlihat lebih bulatCentral groovenya umumnya lebih pendek dan tidak teratur

Akar

Premolar 2 rahang atas memiliki akar tunggal, dengan apex yang cenderung condong ke arah distal.

Premolar Rahang Bawah

a. Premolar 1 Rahang Bawah

Gigi premolar 1 rahang bawah merupakan gigi ke-4 dari midline yang menggantikan gigi

sulung dm 1 rahang bawah.

Bentuk dan fungsiMemiliki 2 cusp yaitu cusp buccal dan cusp lingual (cusp buccal fungsional saat oklusi sedangkan cusp lingualnya nonfungsional)Apabila dilihat dari aspek occlusal maka terlihat seperti diamondDari aspek buccal dan lingual terlihat berbentuk pentagonalDari aspek proksimal terlihat seperti jajaran genjang

Gigi premolar 1 rahang bawah mengalami kalsifikasi saat usia ¾-2 tahun dengan email

lengkap pada usia 5-6 tahun. Gigi ini mengalami erupsi saat usia 10-12 tahun, dengan akar lengkap

pada usia 12-13 tahun.

Aspek buccalBuccal cusp tipnya condong ke arah mesial (disto occlusal slope lebih panjang)

Page 4: 5-BAB 2

Aspek lingualLingual cuspnya jauh lebih kecil, sehingga bidang occlusalnya miring ke arah lingualLingual cusp tipya pendek dan condong ke arah mesialTerdapat mesio lingual developmental groove

Aspek mesialTerlihat inklinasi tepi buccal yang condong kea rah lingual (terlihat pada seluruh gigi posterior)Dari buccal cusp tip ke lingual cusp tip membentuk sudut 45o

Aspek distalMemiliki distal marginal groove

Aspek occlusalBagian mesial terlihat lebih kecil daripada bagian distalSisi mesial terlihat agak convex atau hampir lurusBuccal cusp tip, lingual cusp tip, dan transversal ridge lebih condong ke mesial

Permukaan occlusal

Gigi ini memiliki 2 cusp dengan cusp buccal yang jauh lebih besar daripada cusp lingual.

Kedua cusp memiliki 4 cusp ridge dan 4 bidang inklinasi. Memiliki buccal dan lingual triangular

ridge yang bertemu di central groove dan membentuk transversal ridge.

Akar

Normalnya memiliki 1 akar yang lurus dan apexnya tajam. Permukaan buccal dan lingual

akarnya convex, sedangakn permukaan mesial dan distal agak datar.

b. Premolar 2 Rahang Bawah

Merupakan gigi ke-5 dari midline yang tumbuh menggantikan gigi sulung dm 2 rahang bawah.

Bentuk dan fungsiMahkotanya lebih besar dari premolar 1 rahang bawahMemiliki 2 tipe mahkota, yaitu mahkota dengan 2 cusp dan mahkota dengan 3 cuspDari aspek occlusal mahkota dengan 2 cusp akan terlihat bulat, sedangkan mahkota dengan 3 cusp terlihat persegi

Page 5: 5-BAB 2

Gigi ini mulai mengalami kalsifikasi pada usia 2 ¼-2 ½ tahun, dan memiliki email yang

lengkap pada usia 6-7 tahun. Gigi premolar 2 rahang bawa akan mengalami erupsi pada usia 11-12

dan memiliki akar yang lengkap pada usia 13-14 tahun.

Beberapa perbedaan premolar 2 rahang bawah dengan premolar 1 rahang bawah :

Aspek buccalBuccal cusp tipnya lebih pendek dan lebih tumpul

Aspek lingualCusp lingualnya lebih tinggi daripada cusp lingual premolar 1, sehingga tinggi bucal cusp tip dan lingual cusp tipnya hampir samaPada tipe 3 cusp akan terlihat buccal cusp, mesio lingual cusp, dan disto lingual cusp. Terlihat lingual groove yang memisahkan mesio lingual cusp dan disto lingual cusp

Aspek mesialBuccal cusp tipnya tidak berada pada sumbu gigi, tetapi lebih ke arah buccal

Aspek distalPada tipe 3 cusp, kedua puncak mesio lingual cusp dan disto lingual cuspnya tampak

Aspek occlusalPada tipe 3 cusp akan terlihat groove yang berbentuk Y, memiliki 3 pit, dan tidak memiliki transversal ridgePada tipe 2 cusp akan terlihat groove yang berbentuk U, dan memiliki 2 pit. Dapat juga terlihat groove berbentuk H, yang juga memiliki 3 pit.

Akar

Gigi premolar 2 rahang bawah memiliki akar yang umunya tunggal, meruncing ke apex, dan

terdapat sedikit inklinasi ke arah distal. Akar ini lebih panjang dari pada akar pada premolar 1

rahang bawah, namun masih lebih pendek apabila dibandingkan dengan akar-akar premolar pada

rahang atas.

Molar Rahang Atas

* P r n Pol r RP n Pol r RPe bedaa a da a

Page 6: 5-BAB 2

MOLAR RAHANG ATAS MOLAR RAHANG BAWAH

Ukuran buko-lingual mahkota lebih besar dari

ukuran mesio-distal

Ukuran buko-lingual mahkota lebih kecil

daripada ukuran mesiod-distal

Mempunyai oblique ridge Tidak ada oblique ridge

Mempunyai 4 cusp utama dengan lingual cusp

yang ukurannya jelas berbeda (DLC paling

kecil)

Mempunyai 4 atau 5 cusp utama dan kedua cusp

lingual ukurannya seimbang

DLC jelas paling kecil/ hanya berupa ridge/

tidak ada

Ukuran MLC dan DLC seimbang

Terdapat 1 BDG yang memisahkan MBC dan

DBC

Terdapat 1 atau 2 BDG

Terdapat DLG yang memisahkan MLC dan

DLC

Terdapat LG yang memisahkan MLC dan DLC

Pola developmental groove = huruf H Pola developmental groove --< atau +

Mempunyai 3 akar; 2 akar bukal dan 1 akar

palatal

Mempunyai akar; mesial dan distal

Karakteristik umum molar rahang atasErupsi 6 bulan-1 tahun setelah molar mandibulaMerupakan gigi permanen pertama yang erupsi pada gigi maksilaLebih lebar secara buccolingual daripada mesiodistalOutline crown tampak oklusal berbentuk rhomboidal (jajar genjang)Outline crown tampak proksimal berbentuk trapezoidalBiasanya memiliki 4 cusp, 2 pada bukal dan 2 pada lingualTerdapat oblique ridge, kecuali pada molar 3. Oblique ridge terbentuk dari penyatuan triangular ridge pada cusp distobuccal dengan distal cusp ridge pada cusp mesolingual Mempunyai 3 cabang akar (trifurcated) : mesiobuccal, distobuccal, lingual. Akar lingual biasanya yang paling besar dan paling panjangSemakin distal molar atas, makin bervariasi ukuran, bentuk, dan curvature akarnya, juga semakin less divided/divergen.

a. Molar 1 MaksilaErupsi umur 6-7 tahun (akar sempurna pada umur 9-10), merupakan gigi nonsuccedenousMerupakan gigi paling besar pada rahang atasDari semua molar atas, M1 merupakan molar yang kurang bervariasi dibandingkan yang lain

Page 7: 5-BAB 2

Berkembang dari 5 lobes : 2 bukal, 3 lingual. Memiliki 4 cusp mayor dan 1 cusp minor tambahan (carabelli)Akarnya lebih besar dan lebih terbagi disbanding M2, panjangnya 2x mahkotaUrutan akar bds besar dan panjag : akar lingual, akar mesiobuccal, akar distobuccalPulp cavity nya mempunyai 1 pulp horn untuk setiap cusp mayor, sehingga mempunyai 4 pulp horn3 pulp canal utama, masing2 1 tiap akar, kadang 4 pulp canal dengan 2 pada akar mesiobuccal

Buccal viewUkuran mesiodistal mahkota paling lebarMBC dan DBC tingginya seimbangApex akar MB segaris dengan puncak MBCAkar menyebar

Lingual view DLC cukup besar dan jelasTerdapat 5th cuspAkar lingual lebar

Proximal view Profil akar MB dan akar lingual melebar keluar dari profil mahkota

Occlusal viewOutlinenya square-rhumboidSetiap cusp mayor memiliki 1 triangular ridge dan 3 cusp ridgeUrutan cusp dari yang terbesar : MLC > MBC > DBC > DLC > carabelliCusp carabelli terdapat di permukaan lingual dari MLCTerlihat jelas oblique ridge (dari DBC ke MLC)

b. Molar 2 MaksilaErupsi umur 12-13 (akar sempurna umur 14-16), nonsuccedenousTerdapat banyak sekali variasi, terutama pada ukuran DLCBerkembang dari 4 lobes. Memiliki 4 cusp : 2 bukal, 2 lingual. Dapat juga memiliki 3 cuspAkar lebih kecil dari M1, tingginya sama/lebih panjang, kurang divergent dan lebih parallel.Akal lingual masih yang paling besar dan panjang, tapi lebih lurus dan kurang berinklinasi ke buccal disbanding akar lingual M1Pulp cavity terdiri dari 1 kamar pulpa dan 3 kanal pulpa utama. Setiap cusp mayor biasanya memiliki 1 pulp horn, jadi totalnya ada 4 pulp horn

Buccal viewUkuran MD mahkota lebih kecil dari M1DBC agak lebih pendek dari MBC

Page 8: 5-BAB 2

Apex akar MB segaris dengan pertengahan mahkotaKedua akar bukal lebih berdekatan

Lingual view DLC lebih kecil dibanding M1Tidak ada 5th cuspAkar lingual lebih sempit

Mesial view Kedua akar bukal hamper sama panjang dan inklinasi ke distalJarak kedua akar bukal lebih dekat

Occlusal viewAda 2 tipe bentuk outline oklusal

Rhomboid : tipe yang lebih sering, mirip M1 tapi lebih tajamHeart-shaped : DLC sangat kecil/tidak ada, mirip M3 atas

c. Molar 3 maksilaErupsi umur 17-21 (akar sempurna umur 18-25)Merupakan molar terkecil dan paling variatif di permanen dentitionLebih kecil dari semua aspek dibanding M2, dan lebih membulatAkar berfusi sebagian atau seluruhnya, sehingga tampak seperti single rootPulp cavity memiliki 1 kamar pulpa dan 3 kanal pulpa. Bila akar berfusi jadi 1, kanal pulpa nya juga 1. Jumlah pulp horns bervariasi tergantung jumlah cusp

Buccal viewUkuran MD mahkota paling kecil dibanding molar atas lainnyaDBC jauh lebih pendek dari MBCAkar jelas berinklinasi ke distal, dan berfusi

Lingual view DLC sering tidak adaTidak ada cusp ke-5Akar lingual paling ramping dibanding M1 dan M2

Occlusal view Terdapat 2 tipe outline oklusal, yang paling sering adalah heart-shaped, sehingga hanya terdiri dari 3 cusp, tanpa DLC atau ada tapi sangat kecilOblique ridge lebih pendek dari M1

Page 9: 5-BAB 2

Pol r R n P wa aha g a ah

ASPEK BUKAL

MOLAR 1 MOLAR 2 MOLAR 3

Ukuran MD mahkota paling

lebar

Ukuran MD mahkota lebih kecil

dari M1

Ukuran MD mahkota paling

kecil

Mempunyai 3 cusp bukal :

MBC, DBC, DC

Mempunyai 2 cusp bukal :

MBCdan DBC

Ada yang seperti M1 atau M2

Ada 2 BDG: MBDG dan DBDG1 BDG 1 atau 2 BDG

Akar relative vertical dan jarak

kedua akar bukal jauh

Akar berinklinasi ke distal dan

jarak kedua akar bukal lebih

dekat

Akar lebih pendek, berfusi, dan

jelas brinklinasi ke distal

ASPEK LINGUAL

MOLAR 1 MOLAR 2 MOLAR 3

Mahkota jelas menyempit ke

servikal

Mahkota tidak terlalu

menyempit ke servikal

Tidak menyempit ke servikal

ASPEK MESIAL/DISTAL

MOLAR 1 MOLAR 2 MOLAR 3

Akar mesial lebar Akar mesial tidak selebar M1 Seperti M2

Dari distal tampak cusp distal Dari distal tidak ada DC Seperti M1 atau M2

ASPEK OKLUSAL

MOLAR 1 MOLAR 2 MOLAR 3

Outline = pentagonal Outline = rectangular Outline = ovoid

Pola dev. Groove = --< Pola DG = + Pola DG tidak jelas

Mahkota mengecil ke lingual

dan distal, tidak simetris

Mahkota hampir simetris Mahkota membulat

Page 10: 5-BAB 2

2.2. SEMEN KEDOKTERAN GIGI (sebagai basis)

2.2.1 SEMEN SENG FOSFAT

KOMPOSISI

Semen seng fosfat tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Komposisi bubuk & cairan

m s n Pm s n P tuPa i g a i g ai

Komposisi Persentase

Powder

ZnO

MgO (menurunkan suhu reaksi)

SiO2 (filler)

Bi2O3 (smoothness, ↑ setting time)

BaO2, Ba2SO4, CaO

90.2

8.2

1.4

0.1

0.1

Liquid

H3PO4 (free)

H3PO4 (dikombinasikan dengan Al & Zn)

Al (buffer, ↓ reaktivitas liquid)

Zn (buffer, ↓ reaktivitas liquid)

air

38.2

16.2

2.5

7.1

36.0

Reaksi Setting

Saat powder dan liquid bertemu, reaksi kimia dimulai. Permukaan partikel bubuk akan larut

oleh cairan asam, dan menghasilkan reaksi ekostermal. Saat semen seng fosfat sudah set, maka akan

terdiri dari jaringan seng fosfat (dari liquid) yang mengelilingi partikel seng oksida (bubuk).

Page 11: 5-BAB 2

FUNGSIbasis restorasi logambahan lutingmelekatkan pita orthodontikbahan restorasi sementara

MANIPULASI

Ada beberapa hal yang diperhatikan agar mampu memperoleh semen dengan sifat-sifat yang

sesuai:Mixing Slab

Temperatur mixing slab harus cukup rendah untuk menyerap panas dari reaksi kimia dari

semen. Suhu mixing slab yang dianjurkan adalah 18o-24oC pada kelembaban kamar (sekitar 40-50%

pada suhu kamar).

Rasio Powder/Liquid

Rasio powder/liquid yang semakin besar akan mempercepat setting time, dengan sifat-sifat

material yang meningkat pula.

Liquid

Liquid mampu menyerap atau mengeluarkan air. Kelebihan air akan mempercepat setting,

kekurangan air akan memperlambat setting. Jaga agar tempat liquid selalu tertutup rapat.

Prosedur Mixing

Pertama campurkan sedikit bubuk ke liquid. Ini akan mengurangi panas yang dihasilkan.

Aduk dengan menggunakan cement spattle & aduk secara meluas. Kemudian campurkan bubuk

yang lebih banyak ke liquid. Setelah itu campurkan lagi sejumlah kecil bubuk untuk menjaga

tingkat konsistensi semen. Waktu pengadukan berkisar antara 60-90 detik.

Metode Slab Beku

Digunakan untuk merekatkan pita orthodontik. Glass slab dimasukkan ke kulkas/freezer

pada suhu 6oC atau -10oC. Campuran semen dibuat dengan meningkatkan bubuk 50%-75%

dibandingkan prosedur normal. Keuntungannya adalah working time yang lebih panjang (4-11

menit) dan setting time yang lebih pendek (lebih pendek 20%-40%) setelah diletakkan dalam mulut.

SIFAT-SIFAT

a. Konsistensi

Page 12: 5-BAB 2

Untuk luting, cukup cair, semen masih menempel pada spatula saat spatula diangkat setinggi 2-3 cm dari campuran semen.Untuk basis, konsistensi seperti dempulUntuk perekat pita orthodontik, konsistensi diantara kedua tipe konsistensi luting dan basis

b. Kekentalan

Secara umum, kekentalan awal campuran akan meningkat jika suhu saat mencampur lebih

tinggi. Dua menit setelah mixing kekentalan akan jauh meningkat. Karena itu setelah mixing, semen

harus dengan cepat diaplikasikan.

c. pH. Tiga menit setelah mixing, pH mencapai 4.2. Setelah 1 jam maka pH akan naik menjadi

sekitar 6. Dan 48 jam setelah mixing pH akan mendekati 7.

d. Konduktivitas thermal & elektris

Semen seng fosfat adalah insulator panas dan insulator listrik yang baik. Namun jika terjadi

kontaminasi air, maka sifat insulator listrik semen akan jauh berkurang.

P P t l ne ifa ai

SIFAT BESAR

Ketebalan film maksimum 25 mikron

Waktu setting netto 2.5 – 8.0 menit

Compressive strength 96-133 MPa

Tensile strength 3.1-4.5 MPa

Modulus elastisitas 9.3-13.4 GPa

Erosi asam, maksimum 0.1 mm/jam

Kandungan arsenik larut-asam 2 mg/kg

Kandungan timbal larut-asam 100 mg/kg

Kelarutan dalam air (maksimum) 0.2 % dalam 24 jam

Page 13: 5-BAB 2

2.2.2. SEMEN SENG POLIAKRILAT

KOMPOSISI

Semen seng poliakrilat disediakan dalam bentuk bubuk dan liquid. Atau bisa juga

disediakan dalam bentuk bubuk yang dicampur dengan air. Liquid terdiri dari larutan asam

poliakrilik 32%-42% yang kadang ditambahkan asam tartar untuk stabilisasi. Sementara bubuk

terdiri dari seng oksida & magnesium oksida. Bubuk untuk dicampur dengan air memiliki partikel

oksida yang diselubungi asam poliakrilik 15%-18%.

FUNGSILuting restorasi logamBasisPerlekatan pita orthodontik

REAKSI SETTING

Semen yang sudah set terdiri dari gel seng poliakrilat yang mengikat partikel seng oksida.

Ikatan terjadi melalui interaksi elektrostatik. Reaksi setting akan melambat pada suhu dingin dan

menjadi lebih cepat pada suhu panas.

MANIPULASI

Powder/liquid ratio biasanya adalah 1:1 sampai 2:1. Untuk semen yang dicampur dengan air

rasio powder/liquidnya adalah 5:1. Mixing dilakukan sampai didapat konsistensi yang seperti krim.Keluarkan liquid segera, taruh di atas mixing slabMix selama 30-60 detik, bagi powder menjadi 2 bagian

PP PTPPP PTF F

SIFAT BESAR

Ketebalan film maksimum 25 mikron

Waktu setting netto 2.5 – 8.0 menit

Compressive strength 57-99 MPa

Tensile strength 3.6-6.3 MPa

Modulus elastisitas 4.0-4.7 GPa

Erosi asam, maksimum 0.1 mm/jam

Kandungan arsenik larut-asam 2 mg/kg

Kandungan timbal larut-asam 100 mg/kg

Page 14: 5-BAB 2

Kekuatan ikatan pada dentin 2.1 MPa

Kelarutan dalam air (maksimum) <0.05 % dalam 24 jam

2.2.3. EUGENOL SENG-OKSIDA (ZOE)

FUNGSIBasisRestorasi sementaraLuting

KPPPPPPPP

Bahan % berat

BubukSeng oksidaWhite rosin (mengurangi brittleness)Seng stearat (plasticizer)Seng asetat (menaikkan kekuatan)

69.0

29.3

1.0

0.7

Liquid (ZOE)EugenolOlive oil 85.0

15.0

REAKSI SETTING

Reaksi setting terjadi ketika 2 molekul eugenol bereaksi dengan ZnO untuk membentuk

seng eugenolate. Reaksi ini harus disertai dengan adanya air. Nantinya semen yang sudah set terdiri

dari matriks seng eugenolate yang mengikat partikel seng oksida. Reaksi ini dipercepat dengan

kenaikan suhu dan kelembaban.

SIFAT-SIFATKetebalan film, untuk sementasi berkisar antara 25-40 mikronWaktu setting, berkisar antara 4-10 menitKekuatan tekanan:Untuk sementasi, 35 MPaUntuk basis, 25 MPaUntuk lining, 5 MPaDisintegrasi semen, dalam waktu 24 jam sekitar 1.5% - 2.5% semen terdisintegrasi

Page 15: 5-BAB 2

2.2.4 GIC

GIC juga bisa digunakan sebagai basis pada kedokteran gigi. GIC yang digunakan untuk

basis adalah GIC tipe III. GIC seperti diketahui disediakan dalam bentuk bubuk dan liquid, kapsul,

atau pasta. Bubuk terutama terdiri atas kalsium fluoroaluminosilikat glass. Liquidnya adalah asam

poliakrilat.

Klasifikasi GIC

Type I – Luting

Use : sementasi

Setting rate : fast set

Powder : liquid ratio 1,5:1

Radioopaque

Film thickness : 20µ atau kurang

Type II-1 – Restorative

Use : restorasi estetik

Powder : liquid ratio 3:1 or lebih besar

Radioopaque

Type II-2 – Restorative Reinforced

Use : untuk restorasi yang membutuhkan kekuatan

Setting rate : fast set

Powder : liquid ratio 3:1 or greater

Radioopaque

Type III – Lining or Base

Lining

Use : lining

Powder : liquid ratio 1,5:1

Radioopaque

Base – dentine substitute

Use : basis

Page 16: 5-BAB 2

Setting rate : fast set

Powder : liquid ratio 3:1 or lebih

Radioopaque

Manipulasi

Kavitas yang akan ditumpat dipersiapkan sehalus mungkin. Asam Poliakrilat 10%

diletakkan selama 10 detik.

Bersihkan dengan air (water spray) selama 10 detik. Lalu keringkan permukaan kavitas,

namun harus masih dalam keadaan lembab.

Letakkan GIC yang telah dimanipulasi, baik secara handmixing maupun mixing machine ke

kavitas, menggunakan syringe.

Letakkan matriks, untuk mendapatkan adaptasi yang baik antara tumpatan dengan email dan

dentin, tunggu sampai mengeras. Lalu bersihkan kelebihan GIC di sekitar kavitas.

Lepaskan matriks dan lindungi tumpatan dengan resin sealant untuk mempertahankan

keseimbangan air.

Haluskan tumpatan, jika diperlukan dengan menggunakan slowly rotating bur steel tanpa

menggunakan semprotan air/ udara.

Periksa daerah gingival margin, agar jangan ada sealant yang berlebih.

Evaluasi tumpatan setelah 1 minggu, haluskan kembali apabila diperlukan.

2.3. MATERIAL RESTORASI LOGAM DIRECT – AMALGAM

2.3.1. KOMPOSISI

PlloP m l m t r m nP lowP opp r lloPa a ga e bagi e adi c e a

(P n un n Pu < PPP n P opp r P lloP (PPPPPPPPPa d ga da highce aAlloy Bentuk Partikel Elemen (%)

AgSnCuZnInPd

Low opp rc e

Page 17: 5-BAB 2

Irreguler atau sferis

63-70 26-28 2-5 0-2 0 0

High CopperAdmixed reguler

Admiexed unikomposissional

Unikomposisional

IregulerSferisIregulerSferisSferis

40-7040-6552-5352-5340-60

26-300-3017-1817-1822-30

2-3020-4029-3029-3013-30

0-20-1000

0000

0-5

00-10.30.30-1

2.3.2. AMALGAMASI

Triturasi/amalgamasi adalah proses mixing dimana amalgam dicampur dengan merkuri

cair untuk membasahi permukaan partikel supaya terjadi reaksi antara merkuri dan alloy. Reaksi ini

pada prinsipnya adalah reaksi permukaan. Reaksi awal berjalan dengan cepat, namun reaksi selesai

dalam hitungan hari atau bahkan minggu, dan hal ini ditunjukkan dengan perubahan sifat mekanis

sesuai waktu. Amalgamasi pada low copper alloy dan high copper alloy berbeda. Perbedaannya

yaitu:

Low-copper alloy

Amalgam alloy dicampur dengan merkuri liquid untuk membasahi partikel sehingga

reaksi terjadi. Merkuri berdifusi ke dalam partikel perak(Ag) dan timah (Sn) dan akan

membentuk campuran Ag-Hg(fase gamma 1 sekitar 54-56%), dan Sn-Hg(fase gamma 2

sekitar 11-13%). Selain itu juga terbentuk fase gamma unreacted(27-35%) karena jumlah

liquid merkuri yang tidak mencukupi untuk bereaksi. Reaksi kimianya secara sederhana:

ᵧ (Ag3Sn) + Hg → ᵧ(Ag3Sn) + ᵧ1 (Ag2Hg3) +ᵧ2(Sn7-8Hg)

High-copper Alloy

Amalgamasi pada high copper akan mengeliminasi fase gamma 2 (Sn-Hg). Fase gamma

2 memiliki sifat yang lemah dan mudah korosi. Maka dari itu high-copper lebih kaku.

Karena kandungan tembaga yang tinggi terdapat Ag-Cu(eutetic). Setelah merkuri

berdifusi dan larut dalam partikel-partikel akan membentuk fase-fase seperti reaksi low-

copper alloy, hanya saja high copper alloy terdapat Ag-Cu.

Reaksi kimianya secara sederhana terdiri dari dua reaksi. Reaksi pertama yaitu:

Page 18: 5-BAB 2

ᵧ (Ag3Sn) + Ag-Cu(eutetic) + Hg → ᵧ(Ag3Sn) + ᵧ1 (Ag2Hg3) +ᵧ2(Sn7-8Hg) + Ag-

Cu(eutetic)

Kemudian terjadi reaksi berikutnya dimana fase gamma 2 akan dieliminasi oleh tembaga

dan membentuk fase eta prime (Cu6Sn5).

ᵧ2(Sn7-8Hg) + Ag-Cu(eutetic) → ἡ(Cu6Sn5) + ᵧ1 (Ag2Hg3) + Ag-Cu (eutetic)

2.3.3. MANIPULASI

Perbandingan alloy dan merkuri

Proporsinya bisa 1:1 atau kurang dari 1:1. Persentase merkuri bisa bervariasi dari 43%-54%.

Biasanya ada kapsul yang terdiri dari powder dan liquid dengan proporsi tertentu. Ukurannya

bermacam-macam mulai dari 400, 600, 800, atau 1200 mg alloy.

Mixing amalgam

Dengan menggunakan amalgamator/triturator. Alat ini ada yang mampu diatur kecepatan

dan waktu mixing. Alloy low-copper butuh triturasi dengan kecepatan rendah, sebaliknya high-

copper alloy butuh triturasi kecepatan tinggi. Biasanya produsen produk alloy akan memberi

rekomendasi waktu dan kecepatan yang dibutuhkan untuk proses triturasi.

P t tr tur s P s s P t rP aa i a i bi a aae a di

ov rtr tur t on t u un rtr tur t onP P r nP e i a i a a de i a i i i a

nt r l nPa a a ai

Sifat Undertrituration Overtrituration

Penampakan Crumbly, gelap Cenderung soupy

Working time Bertambah Berkurang

Kekuatan tekan dan tarik Turun Naik atau turun (pada alloy

sferis)

Creep (deformasi permanen

akibat beban yang statis)

Turun Naik

Kondensasi

Page 19: 5-BAB 2

Kondensasi dilakukan setelah amalgam diletakkan ke kavitas. Saat kondensasi, terjadi

adaptasi massa amalgam ke dinding kavitas dan terjadi pengeluaran merkuri dari tambalan. Makin

banyak merkuri maka sifat tambalan akan makin lemah. Kondensasi bisa dilakukan secara mekanis

atau manual.

Untuk kondensasi manual, digunakan amalgam condenser dengan ujung bulat, segitiga,

oval, dll. Untuk kavitas kecil gunakan ujung condenser yang kecil, untuk kavitas besar gunakan

ujung kondenser besar. Kondensasi dilakukan secara vertikal dan lateral. Kondensasi mekanis

dilakukan untuk kondensasi pada alloy ireguler yang butuh gaya kondensasi lebih besar.

Kadar Merkuri dan Kontaminasi Air

Makin tinggi kadar merkuri maka sifat amalgam akan menurun. Merkuri lebih banyak

terdapat pada tepi restorasi, karena itu kavitas harus diisi secara berlebih baru kemudian di-carve

untuk membuang merkurinya.

Kontaminasi air pada mixing atau kondensasi akan menyebabkan ekspansi berlebihan pada

material tambalan. Karena itu saat menambal kavitas dan amalgam harus bebas kontaminasi saliva.

Finishing dan Polishing

Setelah dikondensasi, ada proses finishing & polishing. Finishing dilakukan dengan carving

dan burnishing. Polishing dilakukan dengan brush berputar.

2.3.4. SIFAT-SIFATCompressive strength

Sifat yang paling baik dari amalgam karena amalgam tahan terhadap tekanan (compress),

tetapi lemah terhadap tarikan(tension) dan gesekan(shear). Desai kavitas harus

meminimalisasikan terjadinya tarikan dan gesekan pada amalgam.Rigiditas

Penting untuk restorasi daerah yang menerima beban kunyah tinggi. High-copper lebih kaku

dari low-copper.Creep

Jika amalagam mendapatkan tekanan secara terus menerus, dia akan mengalami deformasi

secara terus menerus juga. Low-copper memiliki creep yang lebih tinggi dari high-copper.Dimensional Change

Page 20: 5-BAB 2

Pada 20 menit pertama, amalgam mengalami kontraksi dan setelah 6-8 jam mulai

mengalami ekspansi yang pada akhirnya berhenti mengalami ekspansi setelah 24 jam.Corrosion

Pada low-copper, fase gamma 2 menyebabkan terjadinya korosi karena memiliki corrosion

resistance yang rendah. Sedangkan pada high copper, yang menyebabkan korosi adalah fase

eta prime, namun fase eta prime memiliki corrosion resistance tinggi. Korosi yang

berlebihan akan mengakibatkan terjadinya porositas, kehilangan kekuatan, dan

menghasilkan produk metal dalam mulut.

2.4. RADIOANATOMI GIGI POSTERIOR

2.4.1. GigiEnamel termineralisasi 90%, memperlihatkan gambaran yang lebih radiopaque dibandingkan jaringan lain karena enamel merupakan bagian paling padat di tubuh manusia.Dentin termineralisasi 75%, tampak kurang radiopaque dibandingkan enamel.Cementum termineralisasi 50%, umumnya tidak terlihat pada gambaran radiografis karena sulit dibedakan dengan gambara radiografis dentin dan lapisannya sangat tipis.Pulpa merupakan jaringan lunak sehingga tidak terlihat secara radiografik. Yang tampak adalah rongga berisi jaringan pulpa, yaitu saluran akar dan kamar pulpa, yang tampak radiolusen dari pusat mahkota hingga ujung apical akar gigi.

2.4.2. Jaringan PenopangLamina dura merupakan tulang kortikol yang membatasi soket akar gigi. Gambaran berupa garis radioopak tipis mengelilingi akar gigi dan ruang periodontal, langsung berhubungan dengan korteks tulang yang meliputi puncak tulang interdental (alveolar crest).Alveolar crest (puncak tulang interdental) tulang spongiosa yang diliputi oleh tulang kortikal tipis yang berada diantara dua akar gigi yang bertetangga, kelanjutan dari lamina dura. Bentuk puncak tulang alveolar di daerah anterior : segitiga ujung meruncing, sedangkan di posterior : permukaan mendatar. Gambaran radiografisnya berupa garis radiopak.Periodontal Ligamen Space berada diantara akar gigi dan lamina dura, tampak sebagai rongga berupa garis radiolusen tipis memanjang mengelilingi akar gigi dengan tebal yang sama.

Periodontal ligamen terdiri dari jaringan lunak (sebagian besar adalah kolagen), sehingga

secara radiografik tidak tampak.

Page 21: 5-BAB 2

Cancellous bone/trabecular bone/spongiosa terletak diantara tulang kortikal di kedua rahang. Terdiri dari radiopak (trabekula) yang mengelilingi radiolusen (ruang sumsum tulang/intermedullary).

Perbedaan pola trabekula:rahang atas trabekula berbentuk seperti jala (#)rahang bawah trabekula berbentuk seperti tangga (=)

Urutan kepadatan sumsum tulang dari yang terpadat: anterior maksila, posterior maksila,

anterior mandibula, posterior mandibula.

2.4.3. Struktur anatomi pada maksilaIntermaxillary Suture/ Sutura Medianan Palatina berupa garis tipis radiolusen yang memanjang dari alveolar crest diantara gigi central insisiv menuju bagian posterior hard palatum. Merupakan persatuan palatum kanan dan kiri.

Anterior Nasal Spine berupa segitiga radiopak di pertengahan rahang atas, kurang lebih 1,5 -

2 cm diatas alveolar crest.Nasal fossa berupa daerah radiolusen (air-filled) disebelah kanan dan kiri septum nasalis, yang didasari oleh garis radioopak yang berada di daerah lateral dari anterior nasal spine. Umumnya tampak pada maksila sentral insisiv.

Foramen insisivum berupa radiolusen berbentuk bulat atau elips dengan diameter 2mm-1cm. Berada di daerah midline anterior rahang atas, diantara atau sedikit diatas dari akar kedua gigi insisivus satu.

Superior Kanalis Nasolakrimal Foramina radiolusen bulat atau oval diatas apeks central incisors. Berada di lateral nasal septum dan posterior dari anterior nasal spine.

Page 22: 5-BAB 2

Lateral Fossa/ Insisiv Fossa cekungan tulang pada maksila di dekat apical gigi insisivus 2. Berupa daerah radiolusen.

Jaringan lunak hidung sering tampak pada radiogram periapikal gigi incisivus atas. Berupa bayangan radiopak berbatas jelas tumpang tindih dengan akar2 gigi insisiv atas.

Nasolacrimal Canal berupa radiolusen bulat atau oval diatas apeks caninus.

Sinus maksilaris merupakan rongga berisi udara, sehingga akan tampak radiolusen. Radiolusensi ini dapat terdiri dari lobus2 dibatasi oleh tulang yang merupakan dinding sinus maksilaris berupa garis radioopak tipis, meluas dari daerah apical premolar sampai dengan daerah molar 2 atau molar 3. Pada beberapa keadaan, rongga sinus dapat meluas sampai ke daerah interdental gigi, di daerah puncak tulang alveolar.

10. Prosesus Zygomatik dan Zygomatic Bone

Tampak berupa pita radiopak berbentuk huruf “U”, sering bertumpang tindah dengan

akar2 gigi molar. Arcus Zygomatik merupakan daerah radiopak yang memanjang yang

menyambung dengan prosesus zygomatik (pita U).

Nasolabial Fold berupa garis radioopak di sekitar gigi premolar.Pterygoid Plates berupa daerah radioopak.

2.4.4. Struktur Anatomis pada Mandibula

Page 23: 5-BAB 2

1) Simfisis

Berupa garis radiolusen di garis tengah rahang antara decidual central incisivus. Sutura ini berfusi

di akhir umur 1 tahun, setelah itu tidak terlihat lagi dalam hasil radiografis. Jika radiolusensi ini

ditemukan pada manusia dewasa, maka dikatakan abnormal dan terjadi fracture atau cleft.

SHAPE \* MERGEFORMAT

2) Genial tubercles

Berada di permukaan lingual dari mandibula bagian anterior dan di sekitar midline. Tampak di

daerah akar-akar gigi incicivus 1 bawah, berbentuk bulatan radiopak dengan bulatan kecil

radiolusen di pertengahannya yang merupakan radiolusensi foramen lingualis.

SHAPE \* MERGEFORMAT

3) Mental ridge

Tampak berupa pita radiopak dengan lebar dan kepadatan yang bervariasi. Tampak bertumpang

tindih dengan akar-akar gigi anterior rahang bawah. Gambaran dari mental ridge terlihat jelas saat

pancaran sinar diarahkan paralel dengan permukaan mental tubercle (bisecting acting technique)

SHAPE \* MERGEFORMAT

4) Mental fossa

Page 24: 5-BAB 2

Merupakan penurunan pada aspek labial dari mandibula yang memanjang secara lateraldari midline

dan berada di atas mental ridge. Hampir mirip dengan submandibular fossa.

SHAPE \* MERGEFORMAT

5) Foramen mentalis

Tidak selalu tampak pada radiogram. Bila tampak, terlihat berupa radiolusensi kecil dengan batas

tidak jelas di daerah apikal gigi premolar rahang bawah. Bentuknya dapat bulat, oval maupun tidak

beraturan. Lokasinya terletak di daerah apikal gigi kaninus sampai premolar 2.

SHAPE \* MERGEFORMAT SHAPE \* MERGEFORMAT

6) Kanalis Mandibularis

Tampak berupa pita radiolusen yang dibatasi oleh kedua garis radiopaktipis yang merupakan

dinding kanalis. Ujung apikal gigi molar 3 dapat tampak berkontak atau bertumpang tindih dengan

kanalis.

SHAPE \* MERGEFORMAT

7) Nutrient canals

Berisi jaringan neurovaskuler, berupa garis radiolusen dengan lebar yang sama berjalan vertikal ke

arah apikal gigi atau ke daerah interdental gigi incicivus bawah.

SHAPE \* MERGEFORMAT

8) Mylohyoid ridge

Terletak di daerah permukaan lingual mandibula. Tampak berupa garis radiopak tebal yang

melintang dari regio apikal gigi molar 3 ke daerah apikal premolar di bwah linea oblik eksterna.

Page 25: 5-BAB 2

9) Submandibular gland fossa

Pada permukaan lingual mandibula di regio molar tepat di bawah ridge mylohyoid sering tampak

adanya cekungan tulang. Pada cekungan ini terletak kelenjar submandibula. Tampak berupa

radiolusen di daerah apikal gigi molar, dibatasi oleh mylohloid ridge di bagian superior, di bagian

inferior oleh tepi bawah mandibula.

SHAPE \* MERGEFORMAT

10) Eksternal oblique ridge

Tampak berupa garis radiopak melintang di regio molar 3 ke arah antero-inferior sampai dengan

daerah molar 1.

SHAPE \* MERGEFORMAT

11) Inferior border of the mandible

Berupa pita radiopak

Page 26: 5-BAB 2

12) Coronoid process

Berupa segitiga radiopak di regio posterior molar 3

2.4.5. Material Kedokteran Gigi

Pada radiograf, terlihat pula material kedokteran gigi seperti bahan restoratif. Material-

material ini memiliki gambaran tertentu, apakah gambaran itu radiopaque atau radiolusen.Material radiolusen silikat (tp sudah jarang digunakan), komposit (biasanya untuk gigi anterior), porselen (biasanya digabung dengan metallic coping).Material radiopak restorasi komposit, sealant, stainless steel pin, cement, base, amalgam, gold foil, cast gold, nonprescious alloy, dan gutha percha (material untuk mengisi tooth canal saat terapi endodontic.

2.4.6. Evaluasi Mutu RadiografEvaluasi mutu radiograf diperlukan untuk menentukan apakah suatu radiograf dapat

diinterpretasi atau tidak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan mutu suatu radiograf:

Pastikan objek tercakup dan berada di tengah radiograf. Maksudnya objek tercakup adalah batas luar objek tersebut berada di dalam radiograf.Pastikan kontras, ketajaman, dan detil radiograf baik. Lihat daerah yang tidak ada stuktur anatomisnya (yang gelap/hitam), perhatikan apakah daerah itu hitam atau abu-abu atau malah putih dll. Bila daerah tersebut hitam gelap, maka kontras suatu radiograf itu baik.Pastikan daerah interdental terlihat jelas. Daerah interdental maksudnya adalah daerah di antara gigi yang bersebelahan dan tampak radiolusen pada radiograf.Pastikan cusp bukal dan cusp palatal/lingual terletak sebidang. Maksudnya adalah, cusp bukal dan cusp palatal/lingual berada pada keadaan sebenarnya. Pada gigi posterior RA, cusp bukal lebih tinggi sekitar 1-2 mm dari cusp palatal/lingual. Pada gigi posterior RB, cusp bukal lebih tinggi sekitar 0,5-1,5 mm dari cusp palatal/lingual.

Page 27: 5-BAB 2

Pastikan distorsi yang terjadi itu minimal.Distorsi adalah perubahan dari keadaan suatu benda yang sesungguhnya. Ini disebabkan karena kesalahan saat proses pengambilan foto rontgen. Misalnya karena pasien bergerak saat difoto sinar-X. Distorsi dibedakan menjadi distorsi vertikal dan distorsi horizontal. Distorsi vertikal ditandai dengan “cusp bukal dan cusp palatal/lingual yang tidak terletak sebidang”. Sementara distorsi horizontal ditandai dengan gigi yang tumpang tindih dengan gigi sebelahnya sehingga ”ruang interdental tidak tampak jelas”.